Referat kehamilan Kembar
Click here to load reader
-
Upload
andhiky-raymonanda-madangsai -
Category
Documents
-
view
69 -
download
12
description
Transcript of Referat kehamilan Kembar
REFERAT
KEHAMILAN KEMBAR
OLEH :
Andhiky R. Madangsai
0915012
PEMBIMBING :
dr. Dani, M.Kes
BAGIAN ILMU KESEHATAN MASYARAKAT
FAKULTAS KEDOKTERAN
UNIVERSITAS KRISTEN MARANATHA
BANDUNG
2014
1
DAFTAR ISI
HALAMAN JUDUL.............................................................................................................1
DAFTAR ISI…………………….........………………………………………………….....2
DAFTAR GAMBAR………………………………………………………………………3
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................4
BAB II KEHAMILAN KEMBAR...........................................................................5
2.1 Definisi................................................................................................5
2.2 Epidemiologi.......................................................................................5
2.3 Etiologi dan Faktor Predisposisi.........................................................................................8
2.4 Klasifikasi...........................................................................................10
2.5 Pencegahan…….................................................................................11
2.6 Fakta dan Mitos Unik…...….........................................................................................11
BAB III KESIMPULAN............................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA……………………….........……………………………………....15
2
DAFTAR GAMBAR
GAMBAR 1 ……………………………………………………………………………..6
GAMBAR 2 ……………………………………………………………………………..7
3
BAB I
PENDAHULUAN
Pada 3 dekade terakhir angka kelahiran ganda atau multipel telah meningkat. Pada tahun
2009, terdapat 16 kasus kelahiran kembar dari total 100 kelahiran hidup di inggris dan wales. Hal
ini menunjukkan peningkatan jumlah kasus jika dibandingkan pada tahun 1980, dimana hanya
terdapat 10 kasus kelahiran kembar dari total 1000 kelahiran hidup. Sedangkan di Amerika
serikat juga meningkat secara signifikan. Hampir 3 % dari seluruh kehamilan adalah kehamilan
multipel. Peningkatan jumlah kehamilan multifetal yang signifikan ini sering dikaitkan dengan
penggunaan teknik reproduksi bantuan, termasuk fertilisasi in vitro (IVF). Sekitar lebih dari 24
% kesuksesan prosedur IVF menghasilkan kehamilan kembar dan 5 % diantaranya merupakan
triplet atau lebih.
Peningkatan ini merupakan masalah dalam kesehatan masyarakat. Komplikasi pada
Kehamilan multifetus lebih sering terjadi baik pada ibu maupun pada bayi. Terbatasnya ukuran
uterus ibu menyebabkan usia kehamilan pada kehamilan multifetus umumnya lebih singkat
daripada kehamilan tunggal, yaitu rata-rata berusia 37 minggu sehingga meningkatkan risiko
komplikasi malformasi juga mortalitas perinatal. Begitu pula komplikasi maternal meningkat
dengan adanya gestasi multipel. Pada penelitian Cunningham F, terhadap lebih dari 1500
kehamilan ganda ditemukan penigkatan risiko preeklamsi, perdarahan postpartum dan kematian
ibu sampai dua kali lipat.
Wanita yang menjalani terapi infertilitas harus diberitahukan mengenai tingginya angka
kehamilan multipel pada terapi yang ia jalani dan juga mengenai semua risiko dan
komplikasinya baik dalam bidang medis maupun sosial sehingga wanita dan keluarganya di
harapkan mampu merencanakan kehamilannya dengan bijaksana.
4
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 Definisi
Kehamilan multifetus atau ganda atau kembar adalah suatu kehamilan dengan dua
janin atau embrio atau lebih dalam satu gestasi. Kehamilan dengan dua janin disebut
kehamilan kembar, tiga janin disebut triplet, empat janin disebut kuadriplet dan lima
janin disebut quintiplet dan seterusnya.
2.2 Epidemiologi
Pada 3 dekade ini telah terjadi peningkatan Kehamilan multifetal. Menurut
Cunningham F. Peningkatan Jumlah manusia yang lahir kembar di dunia ini diperkirakan
lebih kurang sebanyak 125 juta jiwa pada tahun 2006 (1.9% dari populasi dunia). Angka
kelahiran multipel dizigotik di Amerika Utara yaitu lebih kurang 1:83 konsepsi dan
kembar tiga atau triplet 1:8000 konsepsi. Perkiraan insidensi kehamilan multipel secara
tradisional yaitu: kehamilan ganda 1:80, triplet 1:802 = 1:6400, sedangkan kembar empat
atau quadruplet dan seterusnya 1:803 = 1:512,000.
Angka kejadian kehamilan multipel menurut hukum Hellin dinyatakan dalam
perbandingan antara kehamilan ganda dan tunggal adalah 1: 89, untuk triplet 1 : (89)2,
untuk kuadruplet 1 : (89)3 dan seterusnya.
Insiden kehamilan kembar monozigotik di USA cenderung konstan berkisar 4 dari
1000 kelahiran dan sebagian besar tidak berhubungan dengan usia ibu, ras atau paritas
dan terjadi secara random genetik.
Hal ini berlawanan dengan kembar dizigotik yang insidennya bervariasi diantara
berbagi macam ras, dan berpengaruh juga dari usia ibu (peningkatan dari yang usia >20
tahun insidennya 3 per 1000 sampai 14 per 1000 pada wanita usia 35-40 tahun) serta
jumlah paritas. Angka kelahiran kembar dizigotik tertinggi pada African Americans (10-
40 per 1000 kelahiran), diikuti oleh Caucasians (7-10 per 1000 kelahiran) and Asian
Americans (3 per 1000 kelahiran).
5
Grafik 1.1 Angka kelahiran kembar
Sumber: Cunningham F.1
Grafik 1.2 angka kelahiran multipel triplet atau lebih
6
Sumber: Cunningham F.1
2.3 Etiologi dan faktor Predisposisi
Janin yang kembar lebih sering terjadi akibat fertilisasi dua buah ovum yang
terpisah (ovum ganda, kembar dizigot atau kembar "fraternal"). Sekitar sepertiga di
antara kehamilan kembar berasal dari ovum tunggal yang dibuahi, dan selanjutnya
membagi diri menjadi dua buah struktur serupa, masing-masing dengan kemampuan
untuk berkembang menjadi ovum tunggal tersendiri (kehamilan monozigot atau kembar
"identik"). Salah satu atau kedua proses dapat terlibat dalam pembentukan fetus dengan
jumlah yang lebih besar.
Faktor resiko untuk kemungkinan terjadinya kehamilan kembar dapat dibagi
menjadi secara natural dan hasil induksi. Secara natural faktor resiko tersebut adalah
riwayat keluarga yang merupakan kembar dizigotik, ras, bertambahnya paritas dan usia
maternal, dan ukuran fisik ibu. Sedangkan yang secara induksi adalah induksi ovulasi
dan fertilisasi in vitro.
Faktor Predisposisi
1) Ras
7
Frekuensi kelahiran janin multipel memperlihatkan variasi yang nyata di antara
berbagai ras yang berbeda. Myrianthopoulos (1970) menemukan kehamilan bayi kembar
pada satu dari setiap 100 kehamilan diantara wanita kulit putih dan satu dari 79
kehamilan wanita kulit hitam. Kehamilan diantara orang timur atau oriental tidak begitu
sering terjadi.
Hasil survei pada salah satu komunitas di Nigeria menunjukkan kehamilan
multipel terjadi setiap 20 kehamilan. Perbedaan ini mungkin merupakan akibat variasi ras
terhadap tingkat follicle-stimulating hormone (FSH).
2) Hereditas
Pada kehamilan multipel, riwayat dari keluarga ibu lebih penting daripada ayah.
Penelitian menurut Cunningham F, terhadap suatu komunitas menemukan bahwa wanita
yang merupakan kembar dizigotik melahirkan anak kembar 1 kali per 58 kelahiran.
Sedangkan wanita yang bukan anak kembar tetapi bersuami yang merupakan kembar
dizigotik melahirkan anak kembar 1 kali per 116 kehamilan. Hal ini disebabkan oleh
pelepasan ovum multipel pada wanita sifatnya diturunkan.
3) Usia maternal dan paritas
Kemungkinan kehamilan multipel meningkat dari 0 saat pubertas, dan mencapai
puncak pada usia 37 tahun saat stimulasi hormon maksimal meningkatkan
kemungkinan terjadinya pelepasan ovum ganda. Penurunan insidensi setelah usia ibu
melewati 37 tahun kemungkinan karena deplesi dari folikel Graaf.
4) Nutrisi
Ibu dengan postur tubuh besar dan tinggi, lebih besar kemungkinan untuk
mendapatkan kehamilan kembar daripada ibu dengan postur pendek dan kecil.
Suatu penelitian menurut Cunningham F menunjukkan hubungan antara nutrisi
ibu dan kejadian kehamilan multipel. Wanita yang lebih tinggi dan berat mempunyai
kemungkinan mengalami kehamilan multipel 20-30% lebih tinggi daripada wanita yang
pendek dengan nutrisi kurang.
8
5) Gonadotropin endogen
Angka kehamilan kembar dizigot yang lebih tingggi pernah dikemukakan untuk
wanita yanng hamil dalam waktu 1 bulan sesudah menghentikan pemakaian kontrasepsi
oral, naum ini tidak berlaku untuk bulan – bulan berikutnya (Rothman, 1977). Salah satu
kemungkinan untuk menimbulkan peningkatan yang nampak nyata adalah pelepasan
gonadotropin hipofise dalam jumlah yang lebih besar daripada lazimnya selama siklus
spontan yang pertama setelah penghentian kontrasepsi.
6) Terapi Infertilitas
Induksi ovulasi dengan menggunakan FSH dengan korionik gonadotropin atau
clomiphene citrate meningkatkan kemungkinan terjadinya kehamilan multipel. Insidensi
kehamilan multipel pada terapi gonadotropin konvensional 16-40%. Terapi superovulasi
yang meningkatkan kemungkinan kehamilan dengan cara mengambil folikel multipel
menghasilkan 25-30% kehamilan multipel.
Faktor risiko fetus multipel setelah stimulasi ovarium dengan menggunakan hMG
yaitu peningkatan level estradiol pada hari penyuntikkan gonadotropin serta konsentrasi
dan pergerakkan sperma.1
7) Assisted Reproductive technology
Teknik seperti ART yang dirancang untuk meningkatkan kemungkinan kehamilan
dapat pula meningkatkan kemungkinan kehamilan multipel. Mekanismenya masih
kontroversial, diantaranya termasuk beberapa faktor yaitu: induksi ovulasi, keadaan
kultur in vitro, mikromanipulasi terhadap zona pelusida dan riwayat pasien. Umumnya
pada pasien yang melakukan superovulasi, fertilisasi in vitro dimasukkan 2-4 embrio ke
dalam uterusnya sehingga semakin besar risiko terjadinya kehamilan multipel.
Pada wanita dengan faktor risiko tertentu dapat dicurigai sebagai kehamilan
kembar. Sebagai faktor penentu kehamilan kembar, genotip ibu jauh lebih penting
daripada genotip ayah. Frekuensi kelahiran janin multipel memperlihatkan variasi yang
nyata di antara berbagai ras yang berbeda. Kehamilan kembar di antara orang-orang
9
Timur atau Oriental tak begitu sering terjadi. Sebagai contoh, di antara lebih dari 10 juta
kehamilan yang diperiksa di Jepang, ternyata kehamilan kembar ditemukan hanya satu
pada setiap 155 kelahiran. Perbedaan ras yang nyata ini merupakan akibat keragaman
pada frekuensi terjadinya kehamilan kembar dizigot. Bertambahnya usia maternal dan
paritas pada insiden kehamilan kembar telah diperlihatkan dengan jelas oleh Waterhouse
(1950). Untuk setiap peningkatan usia sampai sekitar 40 tahun atau paritas sampai 7,
frekuensi kehamilan kembar akan meningkat.
2.4 Klasifikasi
2.4.1.2 Kembar dizigotik
Kembar dizigotik merupakan produk dari dua ovum dan dua sperma. Kedua ovum
dilepaskan dari folikel yang berbeda, atau dari satu folikel tetapi sangat jarang, pada
waktu yang hampir bersamaan. Kembar dizigotik atau fraternal dapat mempunyai jenis
kelamin dan golongan darah yang sama ataupun berbeda. Kemiripan diantara kembar
dizigotik menyerupai kemiripan pada saudara kandung.
2.4.1.1 Kembar monozigotik
Kembar monozigotik merupakan prduk dari satu ovum dan satu sperma. Terbentuknya
kembar monozigotik diperkirakan merupakan hasil dari keterlambatan perkembangan
normal pada ovum yang sudah dibuahi. Hal ini dapat disebabkan oleh keterlambatan
transpor ovum melalui tuba fallopi karena penggunaan agen progestasional dan
kontrasepsi kombinasi serta karena trauma minor pada blastocyst selama assisted
reproductive technology (ART).
Kembar monozigotik selalu mempunyai jenis kelamin yang sama, tetapi
perkembangannya lebih lanjut dapat berbeda tergantung dari waktu preimplantasinya.
Biasanya, kembar monozigotik mempunyai karakteristik fisik (kulit, warna mata dan
rambut, bentuk tubuh) serta genetik (golongan darah, grup serum, haptoglobin,
kecocokan pada skin graft) yang sama dan terkadang mereka merupakan gambaran
cermin dengan yang lain (dominansi tangan kanan dan kiri, dll). Meskipun demikian
sidik jari pada anak kembar monozigotik tidak sama. Triplet monozigot merupakan hasil
dari pembelahan berulang dari satu ovum yang disebut juga supertwinning.
10
2.5 Pencegahan kehamilan multipel
Penggunaan agen yang menginduksi ovulasi bahkan oleh tenaga ahli sekalipun
dapat berisiko menyebabkan kehamilan multipel, contohnya: penggunaan clomiphene
citrate meningkatkan kemungkinan kehamilan multipel sebesar 5-10%.
Berbagai bentuk ART seperti induksi ovulasi dan fertilisasi in vitro dan
menyebabkan kehamilan multipel dimana jumlah janin begitu banyak sehingga
memperkecil harapan hidup. Saat hal ini terjadi dapat dilakukan reduksi kehamilan atau
untuk mencegahnya dengan membatasi jumlah embrio yang di transfer. Tindakan ini
dilegalkan di Inggris. Namun untuk di indonesia saat ini tindakan tersebut termasuk
ilegal, sehingga yang dapat dilakukan hanya lah dengan menghindari faktor predisposisi.
2.6 Fakta dan Mitos unik
Rekor Kembar terbanyak dalam 1 kali melahirkan
Rekor dunia melahirkan bayi terbanyak di pegang oleh seorang ibu asal India,
yang melahirkan 11 anak sekaligus. Rekor anak kembar ini tercatat dalam Guinness Book
of World Records disertai bukti bahwa terjadi kelahiran 11 bayi kembar di India dari
seorang Ibu sekaligus, pada tanggal 11 november 2011.
Rekor melahirkan kembar terbanyak
Rekor ini dipegang oleh istri pertama dari Feodor Vassilyev (1707-1782), seorang
petani dari daerah Shuya, Rusia. Dia melahirkan 16 pasang bayi kembar, 7 bayi triplets
(kembar tiga), dan 4 bayi quadruplets (kembar empat).
Fakta dan Mitos
1. Sejarah Keluarga
Apakah dalam keluarga anda terdapat sejarah kelahiran kembar? Ibu anda, saudara
kandung, paman, sepupu dengan kelahiran kembar?
Mitos ini benar, Jika ibu anda atau garis ibu ke atas memiliki sejarah kelahiran kembar,
maka anda akan memiliki gen dengan kecenderungan hiperovulasi yaitu pelepasan sel
telur secara berlebihan yang akan meningkatkan kemungkinan mengandung anak
kembar.
11
2. Gemuk dan Tambah Berat Badan.
Suatu penelitian menurut Cunningham F menunjukkan hubungan antara nutrisi ibu dan
kejadian kehamilan multipel. Wanita yang lebih tinggi dan berat mempunyai
kemungkinan mengalami kehamilan multipel 20-30% lebih tinggi daripada wanita yang
pendek dengan nutrisi kurang
3. Tunggu Sampai Usia Lebih Tua
Maksudnya adalah bahwa wanita yang berusia lebih tua akan memiliki kemungkinan
lebih besar memiliki anak kembar dibanding wanita yang lebih muda. Diperkirakan
puncak pada usia 37 tahun saat stimulasi hormon maksimal meningkatkan kemungkinan
terjadinya pelepasan ovum ganda. 17 persen ibu dengan usia di atas 45 tahun memiliki
peluang mengandung anak kembar. Tungu lima tahun lagi maka peluangnya akan
menjadi 1 banding 9. Tetapi bagaimanapun juga mengandung pada usia tua akan
meningkatkan resiko termasuk resiko keguguran dan meningkatnya kadar gula selama
kehamilan. Sebagai tambahan bayi akan lebih banyak kemungkinan mengalami kelainan
kromosom.
4. Makin Banyak Kembar
Sekali anda mengandung kembar, maka pada kehamilan berikut anda akan memiliki
kemungkinan mengandung bayi kembar lebih besar. Sebagai perkiraan ibu bayi kembar
akan memiliki kemungkinan empat kali lipat mengandung kembar pada kehamilan
berikutnya dibanding yang belum pernah mengandung.
5. Diet: Ubi dan Susu
Memang belum terbukti secara medis, tetapi pada etnis Yoruba di Afrika Barat terbukti
dengan kelahiran kembar tertinggi di seluruh dunia. Diketahui bahwa pada jenis ubi-
ubian seperti ubi dan kentang mengandung zat kimia yang mampu memicu terjadinya
hiperovulasi Namun masih kontroversial karena belum ada penelitian resminya.. Sebagai
tambahan bahwa penelitian tahun 2006 pada wanita yang mengkonsumsi susu lebih
banyak akan memiliki kemungkinan mengandung anak kembar, Tapi belum dapat
dipastikan tingkat keberhasilannya.
12
6. Ke Dokter Spesialis Fertilitas
Teknologi reproduksi berkembang sangat pesat yang memungkinkan kelahiran kembar
lebih tinggi. Obat tertentu dapat menstimulasi ovulasi, tetapi kehamilan kembar juga
dapat dilakukan dengan cara sistem bayi tabung. Sistem ini tidak hanya mencangkokkan
embrio pada ibu tetapi juga mempertinggi kemungkinan tumbuhnya janin multipel.
7. Keluarga Besar/paritas
Makin tinggi Paritas makin besar kemungkinan. Makin banyak anak yang anda miliki
makin mungkin anda mengalami kehamilan kembar. Tpi masih kontroversial karena Tak
seorangpun mengetahui dibutuhkan berapa kali hamil sehingga ibu dapat mengandung
kembar.
8. Mengandung Saat Menggunakan Kontrasepsi Pil
Mengatur kehamilan dengan konsumsi pil sangat efektif sampai 99,9 persen. Tetapi 0,01
persennya adalah kemungkinan kehamilan kembar. Beberapa kehamilan masa konsumsi
pil kontrasepsi terjadi karena kurang konsisten dalam mengkonsumsi pil tersebut,
sehingga ketidakteraturan tersebut akan memicu perilaku hormon yang berubah-ubah
yang dapat mengakibatkan hiperovulasi.
9. Faktor Keberuntungan
Kembar identik (monozigot twin) adalah sesuatu yang misterius; tak seorangpun mampu
meramalkan bahwa sel telur akan memecahkan diri menjadi janin kembar.
BAB III
KESIMPULAN
13
Kehamilan multifetus atau ganda atau kembar adalah suatu kehamilan dengan dua janin atau
embrio atau lebih dalam satu gestasi. Dalam kurun waktu 3 dekade telah terjadi peningkatan
signifikan dari angka kejadian kehamilan multifetus. Banyak faktor yang mempengaruhi angka
kejadian kehamilan multifetus, salah satunya adalah karena ada kemajuan teknologi dalam
bidang reproduksi yang diikuti dengan peningkatan penggunaan teknologi tersebut. Faktor lain
yang juga berpengaruh besar adalah faktor genetik, dimana genetik ibu lebih berperan dominan.
Masih banyak mitos-mitos yang kontroversial di masyarakat mengenai cara mendapatkan anak
kembar. Oleh karena itu dibutuhkan penelitian lebih lanjut mengenai kebenaran mitos-mitos
tersebut agar tidak membahayakan para ibu yang akan mengandung.
DAFTAR PUSTAKA
14
1. Cunningham FG, Gant NF, Leveno KJ, Gilstrap III LC, Haunt JC, Wenstrom KD. Williams obstetrics, 23 edition. New York, McGraw-Hill, 2010, p 766-804.
2. Malone, Fergal D and Mary E. D’Alton. Multiple Gestation in Maternal – Fetal Medicine.
5th Ed. London : Saunders. 513 - 533.
3. Deborah, A. Kehamilan multifetus. Bandung, bagian/SMF Obstetri dan Ginekologi FK
Unpad-RSUP Dr. Hasan Sadikin.2003
4. Neilson, JP. Bajoria, R. Multiple Pregnancy. Turnbulls Obstetric 3rd ed. London. Churchill
Livingstone. 2001
5. Anonymus. ibu lahirkan sebelas anak. www.centoone.com/news. Diakses 9 oktober 2014
6. Keith LG, Lopez-Zeno JA, Luke B. twin gestation In : Sciarra JJ ed, Gynecology and
Obstetri, vol 2, rev ed, Philadelphia, JB. Lippincott Company. 2011; 75:1-14
15