Referat-Karsinoma-Nasofaring

25
KARSINOMA NASOFARING Disediakan oleh Hans Mohamed Asri Bin Mohamed Zaini, S.Ked 11 2013 193 Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit THT-KL Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Dosen Pembimbing dr. Iwan Hentantyo, Sp.THT-KL Departement Ilmu THT-KL RSU Bhakti Yudha, Depok

description

KNF

Transcript of Referat-Karsinoma-Nasofaring

KARSINOMA NASOFARING

Disediakan olehHans Mohamed Asri Bin Mohamed Zaini, S.Ked11 2013 193Kepaniteraan Klinik Ilmu Penyakit THT-KLFakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Dosen Pembimbingdr. Iwan Hentantyo, Sp.THT-KLDepartement Ilmu THT-KLRSU Bhakti Yudha, Depok

Anatomi• Anterior -------Rongga hidung• Posterior -----Dasar tengkorak dan

vertebra• Inferior ------- Orofaring dan palatum

molle• Lateral -------Tuba Eustachius, torus

tubarius,• fosa Rosenmuller (lokasi paling

sering)• Sangat berhubungan dengan

foramen dasar tengkorak• Mukosa---- jaringan epitel --- asal

KNF• epitel skuamosa bertingkat• epitel torak bertingkat semu• ----- kelenjar liur, struktur limfoid

Epidemiologi• China selatan Guang Dong Prevalensi : 40-50 per 100.000 pddk/thn• Indonesia Prevalensi : 4,7 per 100.000 pddk/thn• Umur : 30 – 50 thn ( termuda 2 thn,tertua 87 thn)• Laki-laki : perempuan : 2-3 :1

Epidemiologi• Ras: Mongoloid --China > imigran China > Amerika utara• Letak geografis ( China selatan,Hongkong,

Taiwan,Kenya,Filipina,Singapura,Tunisia,Sudan,Uganda dan Indonesia.• Genetik : HLA (human leucocyte antigen) HLA tipe A2, Bw46,B17/ Bw58,DR3,DR9 HLA A2 ---resiko tertinggi terkena KNF jika terpapar zat

karsinogenik Di China Selatan : HLA Bw46 dan B17resiko 10 kali

u/menderita KNF Bw46 onset KNF lambat ( usia >30 thn) B17 onset KNF cepat

Epidemiologi• Lingkungan 1.Virus:-Epstein-Barr-titer antivirus EB -----WHO tipe II &III - Human Papiloma Virus (HPV) -----WHO tipe III 2.Faktor ras dan genetik

3. Faktor geografik4. Faktor kimia dan lingkungan5.Faktor imunologik6. Radang kronis daerah nasofaring

Histopatologi

• MakroskopikBentuk Ulseratif :- Lesi kecil disertai jar.

Nekrotik- Mudah infiltrasi ke jar.

Sekitar- Sering pd ddg posterior/

fosa rosen muller

Histopatologi

• Bentuk noduler/lobuler- Spt anggur/ polipoid tanpa

ulserasi- Sering daerah tuba E- meluas dr tuba ke ruang

maksilofaring dan menekan N V2- Menekan palatum molle &

menjalar ke daerah petrosfenoid di basis kranii

Histopatologi

• Bentuk eksofitik- Pd satu sisi nasofaring- Tdk ada ulserasi- Kadang bertangkai,licin- Pd atap nasofaring & dapat

memenuhi rongga nasofaring- Menekan palatum molle,

msk ke ro. Hidung ,sinus maksila & orbita- Menekan saraf bila tumor

sangat besar.

Histopatologi

Mikroskopisa) Perubahan pra keganasan

Metaplasia skuamosa dan hiperplasia dari sel-sel nasofaring merupakan keadaan yang paling bermakna untuk terjadinya KNF.

b) Perubahan patologik pada mukosa nasofaring• Reaksi radang

tukak mukosa yang mengandung sejumlah leukosit PMN, sel Plasma dan Eosinofil. Pada peradangan kronis akan dijumpai limfosit dan jaringan fibrosis.

• HiperplasiaSedang hyperplasia jaringan limfoid dapat terjadi dengan atau tanpa proses radang.

• MetaplasiaSering terlihat metaplasia pada epitel kolumnar nasofaring berupa perubahan kearah epitel skuamosa bertingkat.

• Neoplasiaterlihat adanya perubahan epitel dari karsinoma in situ pada dinding posterior nasofaring.

Gejala dan tanda klinis• Hidung : tersumbat, epistaksis, ingusan• Telinga : otore, gangguan pendengaran ,tinitus,otalgia• Mata : Diplopia, proptosis• Neurologi : nyeri saraf, kelumpuhan saraf (N III,IV,V,VI----

for.laserum---penjalaran petrosfenoid, N IX,X,XI,XII ----- for. Jugulare -----penjalaran retroparotidian

Gejala dan tanda klinis• Metastasis KGB leher homo/kontralateral/bilateral• Metastasis jauh secara limfogen danhematogen : spina

vertebra torakalumbal,femur, hati,paru, ginjal dan limpa.• Nasofaringoskopi : massa berbenjol atau ulserasi.

Klasifikasi Tumor nasofaring TNM UICC(Union Internationale Contre le Cancer 2002)

Tumor primer – T• T0 : tumor primer tidak terlihat• T1 : tumor terbatas pd nasofaring• T2 : tumor meluas ke jar. Lunak

T2a : Tumor meluas ke orofaring dan /atau rongga hidung tanpa perluasan ke parafaring. T2b : Tumor dgn perluasan ke parafaring• T3 : Tumor menginvasi struktur tulang dan/ atau sinus paranasal.• T4 : Tumor meluas ke intrakranial dan atau terkena saraf kranial,fosa infratemporal,hipofaring,orbita,atau ruang mastikator

Klasifikasi Tumor nasofaring TNM UICC 2002….

Kelenjar limf regional-N• N0 : Tidak ada metastasis ke kel.limf regional• N1 : Metastasis unilateral pada kel.limf, ukuran ≤ 6 cm, diatas fossa supraklavikula.• N2 : Metastasis bilateral pada kel. Limf, ukuran ≤6 cm, diatas fossa supraklavikula• N3: Metastasis pd kel.limf,ukuran >6 cm atau pada fossa supraklavikula

Klasifikasi Tumor nasofaring TNM UICC 2002….

Metastasis jauh –M• M0 : Tidak terdapat metastasis jauh• M1 : terdapat metrastasis jauh

Klasifikasi Tumor nasofaring TNM UICC(Union Internationale Contre le Cancer 2002)

Stadium klinik :• I : T1 N0 M0• IIA : T2a N0 M0• IIB : T1 N1 M0 T2a N1 M0 T2b N0,N1 M0• III : T1 N2 M0 T2a,T2b N2 M0 T3 N0,N1,N2 M0• IVA : T4 N0, N1,N2 M0• IVB : setiap T N3 M0• IVC : setiap T setiap N M1

Terapi• Radioterapi: pilihan utama - Tumor primer :200 cgy/ hr atu 5 kali /mgg ( 6000 – 6600 cgy ) - Metastasis KGB leher : 6000 cgy - Bila tdk ada metastasis KGB leher : profilaksis 4000 cgy - Bila terjadi residu dan kekambuhan pg tumor primer:

Brachiterapi (radiasi interna)

Terapi…….

• Kemoterapi : - Sbg terapi penyelamat : KNF stadium lanjut dgn metastasis

jauh dan pada kasus kekambuhan - jenis sitostatik : metotrexat, vincristin, platamin, bleomicin,

fluorourasil,cyclophospamide dan cisplatin• Terapi sandwich kombinasi kemoterapi dgn radioterapi.

Terapi…….

• Pembedahan -Tumor primer : residu dan rekurens (bila tumor sdh mendapat radiasi dgn dosis maximum). Pendekatan : - Fossa infra temporal - Transparotid temporal bone - Transmaksila - Transmandibula - Transpalatal - Metastasis KGB leher: bila tidak dapat dikontrol dgn

radioterapi dan kemoterapi, tetapi tumor primer dapat dikontrol.------Diseksi Leher

Prognosis

• Spt pd keganasan lain• Faktor yg mempengaruhi prognosis : - Stadium penyakit: dini lebih baik dr lanjut - Gambaran histopatologi: WHO III lebih baik dari WHO I & II - Usia : Usia < 40 thn lebih lama bertahan hidup. - Kelamin : perempuan lebih bertahan hidup

dari laki-laki. - Jenis pengobatan.

KESIMPULAN DAN SARAN

• Kesimpulan KNF merupakan tumor ganas daerah kepala dan leher yang

terbanyak ditemukan di Indonesia. Guangdong, terjadi pada usia rata-rata 40-50 tahun dan

perbandingan antara pria dan wanita adalah 3:1. Etiologi KNF antara lain: infeksi virus, faktor ras dan genetic, faktor

geografik, faktor kimia dan lingkungan, faktor imunologik, radang kronis daerah nasofaring.

Diagnosis pasti serta stadium tumor dapat ditegakkan melalui tahap:anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan nasofaring, biopsi nasofaring, pemeriksaan Patologi Anatomi, pemeriksaan radiologi, pemeriksaan neuro-oftalmologi serta pemeriksaan serologi.

Radioterapi masih merupakan pengobatan utama KNF dan pengobatan tambahan : diseksi leher, pemberian tetrasiklin, faktor transfer, interfeon, kemoterapi, seroterapi, vaksin dan antivirus.

Prognosis KNF dipengaruhi oleh keberadaan tumor primer

•SaranDiperlukan pembelajaran lebih lanjut mengenai karsinoma

nasofaring.Pengenalan dini KNF hendaknya lebih disosialisasikan mengingat

eratnya hubungan dengan prognosis.Perlunya kerjasama yang baik dari berbagai disiplin yang terkait

dalam penatalaksanaan KNF.

Sekian Terima KasihAtas perhatiannya jazakallahukhairan