Referat Herpes Zooster - Nia utari
Transcript of Referat Herpes Zooster - Nia utari
-
7/23/2019 Referat Herpes Zooster - Nia utari
1/17
BAB I
PENDAHULUAN
Herpes Zooster telah dikenal sejak zaman Yunani kuno. Herpes Zooster
disebabkan oleh virus yang sama dengan varisela, yaitu virus varisela Zooster. Herpes
Zooster ditandai dengan adanya nyeri hebat unilateral serta timbulnya lesi vesikuler
yang terbatas pada dermatom yang dipersarafi serabut saraf spinal maupun ganglion
serabut saraf sensorik dan nervus kranialis.
Insiden Herpes Zooster tersebar merata di seluruh dunia, tidak ada perbedaan
angka kesakitan antara pria dan wanita. Angka kesakitan meningkat dengan
peningkatan usia. iperkirakan terdapat antara !,"#$ per !%%% orang per tahun. &ebih
dari '(" kasus berusia di atas $% tahun dan kurang dari !%) kasus berusia di bawah '%
tahun.
*atogenesis Herpes Zooster belum seluruhnya diketahui. +elama terjadi
varisela, virus varisela Zooster berpindah tempat dari lesi kulit dan permukaan
mukosa ke ujung saraf sensorik dan ditransportasikan seara sentripetal melalui
serabut saraf sensoris ke ganglion sensoris. *ada ganglion terjadi infeksi laten, virus
tersebut tidak lagi menular dan tidak bermultiplikasi, tetapi tetap mempunyai
kemampuan untuk berubah menjadi infeksius. Herpes Zooster pada umumnya terjadi
pada dermatom sesuai dengan lokasi ruam varisela yang terpadat. Aktivasi virus
varisela Zooster laten diduga karena keadaan tertentu yang berhubungan dengan
imunosupresi, dan imunitas selular merupakan faktor penting untuk pertahanan
pejamu terhadap infeksi endogen.
-omplikasi Herpes Zooster dapat terjadi pada !%#!$) kasus, komplikasi yangterbanyak adalah neuralgia paska herpetik yaitu berupa rasa nyeri yang persisten
setelah krusta terlepas. -omplikasi jarang terjadi pada usia di bawah % tahun, tetapi
hampir sepertiga kasus terjadi pada usia di atas /% tahun. *enyebaran dari ganglion
yang terkena seara langsung atau lewat aliran darah sehingga terjadi Herpes Zooster
generalisata. Hal ini dapat terjadi oleh karena defek imunologi karena keganasan atau
pengobatan imunosupresi.
!
-
7/23/2019 Referat Herpes Zooster - Nia utari
2/17
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1 DEFINISI
Herpes Zooster adalah infeksi viral kutaneus pada umumnya melibatkan kulit
dengan dermatom tunggal atau yang berdekatan.Herpes Zooster merupakan hasil dari
reaktivasi virus varisela Zooster yang memasuki saraf kutaneus selama episode awal
hiken po0.1irus ini tidak hilang tuntas dari tubuh setelah infeksi primernya dalam
bentuk varisela melainkan dorman pada sel ganglion dorsalis sistem saraf sensoris
yang kemudian pada saat tertentu mengalami reaktivasi dan bermanifestasi sebagai
Herpes Zooster.
2.2 EPIDEMIOLOGI
Herpes Zooster terjadi seara sporadis sepanjang tahun tanpa prevalensi
musiman. 2erjadinya Herpes Zooster tidak tergantung pada prevalensi varisela, dan
tidak ada bukti yang meyakinkan bahwa Herpes Zooster dapat diperoleh oleh kontak
dengan orang lain dengan varisela atau herpes. +ebaliknya, kejadian Herpes Zooster
ditentukan oleh faktor#faktor yang mempengaruhi hubungan host#virus.
3aktor resiko utama adalah disfungsi imun selular. *asien imunosupresif
memiliki resiko '% sampai !%% kali lebih besar terserang Herpes Zooster daripada
individu imunokompeten pada usia yang sama. Immunosupresif kondisi yang
berhubungan dengan risiko tinggi dari Herpes Zooster termasuk 4humanimmunodeficiency virus5HI16, transplantasi sumsum tulang, leukimia dan limfoma,
'
-
7/23/2019 Referat Herpes Zooster - Nia utari
3/17
penggunaan kemoterapi pada kanker, dan penggunaan kortikosteroid. Herpes Zooster
adalah infeksi oportunistik terkemuka dan awal pada orang yang terinfeksi dengan
HI1, dimana awalnya sering ditandai dengan defisiensi imun. Herpes Zooster
mungkin merupakan tanda paling awal dari perkembangan penyakit AI+ pada
individual dengan resiko tinggi. engan demikian, infeksi HI1 harus
dipertimbangkan pada individu yang terkena Herpes Zooster.
3aktor lain melaporkan meningkatnya resiko Herpes Zooster termasuk jenis
kelamin perempuan, trauma fisik pada dermatom yang terkena, gen interleukin !%
polimorfisme, dan ras kulit hitam.7pisode kedua dari Herpes Zooster jarang terjadi
pada orang imunokompeten dan serangan ketiga sangat jarang terjadi. 8rang yang
menderita lebih dari satu episode mungkin akan mengalami immunocompromised.
*asien imunokompeten yang menderita beberapa episode seperti penyakit Herpes
Zooster mungkin menderita infeksi virus herpes simpleks Zoosteriform 5H+16 yang
berulang.
1irus penyebab Herpes Zooster dapat diisolasi dari vesikel dan pustula pada
Herpes Zooster tanpa komplikasi sampai 9 hari setelah munulnya ruam, dan untuk
waktu yang lebih lama pada individu dengan immunocompromised. *asien dengan
Herpes Zooster tanpa komplikasi dermatomal munul untuk menyebarkan infeksi
melalui kontak langsung dengan lesi. *asien dengan Herpes Zooster dapat
menularkan infeksi seara aerosol, sehingga tindakan penegahan penularan melalui
udara, serta penegahan kontak diperlukan untuk pasien tersebut.
2.3 PATOGENESIS
1arisela sangat menular dan biasanya menyebar melalui droplet respiratori.
1irus 1arisela Zooster bereplikasi dan menyebar ke seluruh tubuh selama kurang
lebih ' minggu sebelum perkembangan kulit yang erupsi. *asien infeksius sampai
semua lesi dari kulit menjadi krusta. +elama terjadi kulit yang erupsi, 1irus 1arisela
Zooster menyebar dan menyerang saraf seara retrograde untuk melibatkan ganglion
akar dorsalis di mana ia menjadi laten. 1irus berjalan sepanjang saraf sensorik ke
area kulit yang dipersarafinya dan menimbulkan vesikel dengan ara yang sama
dengan aar air. 1irus 1arisela Zooster terjadi dari reaktivasi dan replikasi 1irus
1arisela Zooster pada ganglion akar dorsal saraf sensorik. &atensi adalah tanda utama
virus 1arisela Zooster dan tidak diragukan lagi peranannya dalam patogenitas. +ifat
latensi ini menandakan virus dapat bertahan seumur hidup pada hospes dan pada suatu
"
-
7/23/2019 Referat Herpes Zooster - Nia utari
4/17
saat masuk dalam fase reaktivasi yang mampu sebagai media transmisi penularan
kepada seseorang yang rentan. :eaktivasi mungkin karena stres, sakit immunosupresi,
atau mungkin terjadi seara spontan. 1irus kemudian menyebar ke saraf sensorik
menyebabkan gejala prodormal dan erupsi kutaneus dengan karakteristik yang
dermatomal. Infeksi primer 1irus 1arisela Zooster memiu imunitas humoral dan
seluler, namun dalam mempertahankan latensi, imunitas seluler lebih penting pada
Herpes Zooster. -eadaan ini terbukti dengan insidensi Herpes Zooster meningkat
pada pasien HI1 dengan jumlah ; menurun, dibandingkan dengan orang normal.
-
7/23/2019 Referat Herpes Zooster - Nia utari
5/17
*enyebab reaktivasi tidak diketahui pasti tetapi biasanya munul pada keadaan
imunosupresi. Insidensi Herpes Zooster berhubungan dengan menurunnya imunitas
terhadap 1irus 1arisela Zooster seara spesifik.
*ada masa reaktivasi virus bereplikasi kemudian merusak dan terjadi
peradangan ganglion sensoris.1irus menyebar ke sumsum tulang belakang dan batang
otak, dari saraf sensoris menuju kulit dan menimbulkan erupsi kulit vesikuler yang
khas. *ada daerah dengan lesi terbanyak mengalami keadaan laten dan merupakan
daerah terbesar kemungkinannya mengalami Herpes Zooster.
+elama proses varisela berlangsung, 1irus 1arisela Zooster lewat dari lesi
pada kulit dan permukaan mukosa ke ujung saraf sensorik menular dan dikirim seara
sentripetal, naik ke serabut sensoris ke ganglia sensoris. i ganglion, virus
membentuk infeksi laten yang menetap selama kehidupan. Herpes Zooster terjadi
paling sering pada dermatom dimana ruam dari varisela menapai densitas tertinggi
yang diinervasi oleh bagian 5oftalmik6 pertama dari saraf trigeminal ganglion sensoris
dan tulang belakang dari 2! sampai &'. epresi imunitas selular akibat usia lanjut,
penyakit, atau obat#obatan mempermudah terjadinya reaktivasi.
unulnya lenting#lenting keil yang berkelompok.
'. &enting#lenting tersebut berubah menjadi bula#bula.
". ?ula#bula terisi dengan airan limfe, bisa peah.
. 2erbentuknya krusta 5akibat bula#bula yang peah6.
$. &esi menghilang.
$
-
7/23/2019 Referat Herpes Zooster - Nia utari
6/17
sekelompok vesikel @ vesikel dalam bentuk bervariasi
vesikel berumbilikasi dan membentuk krusta
sekelompok vesikel @ vesikel berkonfluens pada kasus inflamasi berat
vesikel peah menjadi krusta dan mungkin dapat menjadi 4sar jika inflamasi berat
/
-
7/23/2019 Referat Herpes Zooster - Nia utari
7/17
2.4 GEJALA KLINIS
1arisela biasanya dimulai dengan demam prodromal virus, nyeri otot, dan
kelelahan selama ! sampai ' hari sebelum erupsi kulit. Inisial lesi kutaneus sangat
gatal, makula dan papula eritematosa pruritus yang dimulai pada wajah dan menyebar
ke bawah. *apula ini kemudian berkembang epat menjadi vesikel keil yang
dikelilingi oleh halo eritematosa, yang dikenal sebagai 4tetesan embun pada kelopak
mawar 5 dew drop on rose petal 6. +etelah vesikel matang, peah membentuk
krusta. &esi pada beberapa tahapan evolusi merupakan karakteristik dari varisela.
>anifestasi dari Herpes Zooster biasanya ditandai dengan rasa sakit yang
sangat dan pruritus selama beberapa hari sebelum mengembangkan karakteristik
erupsi kulit dari vesikel berkelompok pada dasar yang eritematosa.
-
7/23/2019 Referat Herpes Zooster - Nia utari
8/17
lebih berat dan bertahan lama pada orang yang lebih tua., dan lebih ringan dan
berdurasi pendek pada anak @ anak.
ermatom yang terlibat biasanya tunggal dermatom, dorsolumbal merupakan
lokasi yang paling sering terlibat 5$%)6, diikuti oleh trigeminal oftalmika, kemudian
servikal dan sakral. 7kstremitas merupakan lokasi yang paling jarang terkena.
-eterlibatan saraf kranial ke $ berhubungan dengan kornea. *asien seperti ini
harus dievaluasi oleh dokter spesialis mata. 1arian lain adalah Herpes Zooster yang
melibatkan telinga atau mangkuk konkhal yaitu sindrom Ramsay-Hunt.+indrom ini
harus dipertimbangkan pada pasien dengan kelumpuhan nervus fasialis, hilangnya
rasa pengeapan, dan mulut kering dan sebagai tambahan lesi Zoosteriform di telinga.
+eara klasik, erupsi terlokalisir ke dermatom tunggal, namun keterlibatan dermatom
yang berdekatan dapat terjadi, seperti lesi meluas dalam kasus Zooster-diseminata.
Zooster bilateral jarang terjadi, dan harus meningkatkan keurigaan pada
imunodefisiensi seperti HI1 ( AI+.
1arian dari herpes zoster =
!. Herpes zoster oftalmius, disebabkan oleh infeksi abang pertama nervus
trigeminus,sehingga menimbulkan kelainan pada mata, disamping itu juga
abang kedua dan ketiga menyebabkan kelainan kulit pada daerah
persyarafannya.
'. Herpes zoster abortif, artinya penyakit ini berlangsung dalam waktu yang
singkat dan kelainan kulitnya hanya berupa beberapa vesikel dan eritem
". Herpes zoster generalisata, kelainan kulitnya unilateral dan segmental
ditambah kelainan kulit yang menyebar seara generalisata berupa vesikel
yang solitary dan ada umbilikasi. -asus ini terutama terjadi pada orang tua
yang kondisi fisiknya sangat lemah,misalnya pada penderita limfoma
malignum.
Menurut lo!"# le"#n$!% Her&e" 'oo"ter (#)!*# +en,!(#-
1. Herpes Zooster oftalmikus
Herpes Zooster oftalmikus merupakan infeksi virus Herpes Zooster yang mengenai
bagian ganglion gasseri yang menerima serabut saraf dari abang ophtalmius saraf
trigeminus 5B.16, ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.
Infeksi diawali dengan nyeri kulit pada satu sisi kepala dan wajah disertai gejala
konstitusi seperti lesu, demam ringan.
-
7/23/2019 Referat Herpes Zooster - Nia utari
9/17
sebelum kelainan kulit timbul. 3otofobia, banyak kelar air mata, kelopak mata
bengkak dan sukar dibuka.
Herpes Zooster oftalmikus sinistra.
2. Herpes Zooster fasialis
Herpes Zooster fasialis merupakan infeksi virus Herpes Zooster yang mengenai
bagian ganglion gasseri yang menerima serabut saraf fasialis 5B.1II6, ditandai erupsi
herpetik unilateral pada kulit.
Herpes Zooster fasialis dekstra.
3. Herpes Zooster rakialis
Herpes Zooster brakialis merupakan infeksi virus Herpes Zooster yang mengenai
pleksus brakialis yang ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.
Herpes Zooster brakialis sinistra.
!. Herpes Zooster torakalis
Herpes Zooster torakalis merupakan infeksi virus Herpes Zooster yang mengenai
pleksus torakalis yang ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.
D
-
7/23/2019 Referat Herpes Zooster - Nia utari
10/17
Herpes Zooster torakalis sinistra.
". Herpes Zooster lumalis
Herpes Zooster lumbalis merupakan infeksi virus Herpes Zooster yang mengenai
pleksus lumbalis yang ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.
#. Herpes Zooster sakralis
Herpes Zooster sakralis merupakan infeksi virus Herpes Zooster yang mengenaipleksus sakralis yang ditandai erupsi herpetik unilateral pada kulit.
Herpes Zooster sakralis dekstra.
2. DIAGNOSIS
iagnosis Herpes Zooster pada anamnesis didapatkan keluhan berupa
neuralgia beberapa hari sebelum atau bersama#sama dengan timbulnya kelainan kulit.
Adakalanya sebelum timbul kelainan kulit didahului gejala prodromal seperti demam,
pusing dan malaise. -elainan kulit tersebut mula#mula berupa eritema kemudian
berkembang menjadi papula dan vesikula yang dengan epat membesar dan menyatu
sehingga terbentuk bula. Isi vesikel mula#mula jernih, setelah beberapa hari menjadi
keruh dan dapat pula berampur darah. Eika absorbsi terjadi, vesikel dan bula dapat
menjadi krusta.
alam stadium pra erupsi, penyakit ini sering diranukan dengan penyebab
rasa nyeri lainnya, misalnya pleuritis, infark miokard, kolesistitis, apendisitis, kolik
renal, dan sebagainya. Bamun bila erupsi sudah terlihat, diagnosis mudah ditegakkan.
-arakteristik dari erupsi kulit pada Herpes Zooster terdiri atas vesikel#vesikel
!%
-
7/23/2019 Referat Herpes Zooster - Nia utari
11/17
berkelompok, dengan dasar eritematosa, unilateral, dan mengenai satu dermatom.
+eara laboratorium, pemeriksaan sediaan apus tes 2zank membantu
menegakkan diagnosis dengan menemukan sel datia berinti banyak. emikian pula
pemeriksaan airan vesikula atau material biopsi dengan mikroskop elektron, serta tes
serologik. *ada pemeriksaan histopatologi ditemukan sebukan sel limfosit yang
menolok, nekrosis sel dan serabut saraf, proliferasi endotel pembuluh darah keil,
hemoragi fokal dan inflamasi bungkus ganglion. *artikel virus dapat dilihat dengan
mikroskop elektron dan antigen virus Herpes Zooster dapat dilihat seara
imunofluoresensi.
Apabila gejala klinis sangat jelas tidaklah sulit untuk menegakkan diagnosis.
Akan tetapi pada keadaan yang meragukan diperlukan pemeriksaan penunjang antara
lain=
!. Isolasi virus dengan kultur jaringan dan identifikasi morfologi dengan
mikroskop elektron.
'. *emeriksaan antigen dengan imunofluoresen
". 2est serologi dengan mengukur imunoglobulin spesifik
2./ DIANOSIS BANDING
!. Herpes simpleks Zoosteriform = karena Herpes Zooster dapat munul di daerah
genital.
'. *emphigus dan bulosa lainnya yang melepuh tapi tidak ada distribusi
dermatomal klasik.
". >ollusum ontagiosum dengan papul putih atau kuning dengan umbilikasi
sentral yang disebabkan oleh po0 virus. &esinya lebih lunak dan tidak ada
dasar eritem seperti Zooster.
. +abies dapat munul dengan rash pustul yang tidak tebatas pada dermatom
dan mengikuti jaringan laba @ laba.
$.
-
7/23/2019 Referat Herpes Zooster - Nia utari
12/17
2.0 KOMPLIKASI
!. Beuralgia paska herpeti
Beuralgia paska herpetik adalah rasa nyeri yang timbul pada daerah bekas
penyembuhan. Beuralgia ini dapat berlangsung selama berbulan#bulan sampai
beberapa tahun. -eadaan ini enderung timbul pada umur diatas % tahun,
persentasenya !% # !$ ) dengan gradasi nyeri yang bervariasi. +emakin tua
umur penderita maka semakin tinggi persentasenya.
'. Infeksi sekunder
*ada penderita tanpa disertai defisiensi imunitas biasanya tanpa komplikasi.
+ebaliknya pada yang disertai defisiensi imunitas, infeksi HI1, keganasan,
atau berusia lanjut dapat disertai komplikasi. 1esikel sering manjadi ulkus
dengan jaringan nekrotik.
". Zooster trigeminalis
Herpes Zooster bisa menyerang setiap bagian dari saraf trigeminus, tetapi
paling sering terkena adalah bagian oftalmika.
-
7/23/2019 Referat Herpes Zooster - Nia utari
13/17
$. +indrom :amsay Hunt
+indrom :amsay Hunt terjadi karena gangguan pada nervus fasialis dan
otikus, sehingga memberikan gejala paralisis otot muka 5paralisis ?ell6,
kelainan kulit yang sesuai dengan tingkat persarafan, tinitus, vertigo,
gangguan pendengaran, nistagmus, nausea, dan gangguan pengeapan.
/. *aralisis motorik
*aralisis motorik dapat terjadi pada !#$) kasus, yang terjadi akibat perjalanan
virus seara kontinuitatum dari ganglion sensorik ke sistem saraf yang
berdekatan. *aralisis ini biasanya munul dalam ' minggu sejak munulnya
lesi. ?erbagai paralisis dapat terjadi seperti= di wajah, diafragma, batang
tubuh, ekstremitas, vesika urinaria dan anus. Fmumnya akan sembuh spontan.
2. PENATALAKSANAAN
Pen*o)!t!n U+u+
+elama fase akut, pasien dianjurkan tidak keluar rumah, karena dapat menularkan
kepada orang lain yang belum pernah terinfeksi varisela dan orang dengan defisiensi
imun.
Fsahakan agar vesikel tidak peah, misalnya jangan digaruk dan pakai baju yang
longgar. Fntuk menegah infeksi sekunder jaga kebersihan badan.
Pen*o)!t!n Ku"u"
A.S#"te+#
A.!. 8bat Antivirus
8bat yang biasa digunakan ialah asiklovir dan modifikasinya, misalnya
valasiklovir dan famsiklovir. Asiklovir bekerja sebagai inhibitor BA
polimerase pada virus. Asiklovir dapat diberikan peroral ataupun
intravena. Asiklovir +ebaiknya pada " hari pertama sejak lesi munul.
osis asiklovir peroral yang dianjurkan adalah $GC%% mg(hari selama 9
hari, sedangkan melalui intravena biasanya hanya digunakan pada pasien
yang imunokompromise atau penderita yang tidak bisa minum obat. 8bat
lain yang dapat digunakan sebagai terapi Herpes Zooster adalah
!"
-
7/23/2019 Referat Herpes Zooster - Nia utari
14/17
valasiklovir. 1alasiklovir diberikan "G!%%% mg(hari selama 9 hari, karena
konsentrasi dalam plasma tinggi. +elain itu famsiklovir juga dapat
dipakai. 3amsiklovir juga bekerja sebagai inhibitor BA polimerase.
3amsiklovir diberikan "G'%% mg(hari selama 9 hari.
Fntuk neuralgia pasaherpetik belum ada obat pilihan, dapat dioba
dengan akupungtur
>enurut 3A, obat pertama yang dapat digunakan untuk nyeri
neuropatik pada neuropati perifer diabeti dan neuralgia pasaherpetik
ialah pregabalin. osis awalnya ialah ' 0 9$ mg sehari,setelah "#9 hari
bila responnya kurang dapat dinaikkan menjadi ' 0 !$% mg sehari. osis
maksimumnya /%% mg sehari
A.'. Analgetik
Analgetik diberikan untuk mengurangi neuralgia yang ditimbulkan oleh
virus Herpes Zooster. 8bat yang biasa digunakan adalah asam
mefenamat. osis asam mefenamat adalah !$%% mg(hari diberikan
sebanyak " kali, atau dapat juga dipakai seperlunya ketika nyeri munul.
A.". -ortikosteroid
Indikasi pemberian kortikostreroid ialah untuk +indrom :amsay Hunt.
*emberian harus sedini mungkin untuk menegah terjadinya paralisis.
Yang biasa diberikan ialah prednison dengan dosis "G'% mg(hari, setelah
seminggu dosis diturunkan seara bertahap. engan dosis prednison
setinggi itu imunitas akan tertekan sehingga lebih baik digabung dengan
obat antivirus.
B. Pen*o)!t!n to!l
2erapi topikal seperti krim 7>&A, lidokain pathes, dan krim apsaiin
dapat digunakan untuk neuralgia paska herpes. +olutio ?urrow dapat
digunakan untuk kompres basah. -ompres diletakkan selama '% menit
beberapa kali sehari, untuk maserasi dari vesikel, membersihkan serum dan
krusta, dan menekan pertumbuhan bakteri. +olutio *ovidone# iodine sangat
membantu membersihkan krusta dan serum yang munul pada erupsi berat
!
-
7/23/2019 Referat Herpes Zooster - Nia utari
15/17
dari orang tua.Aylovir topikal ointment diberikan kali sehari selama !%
hari untuk pasien imunokompromised yang memerlukan waktu
penyembuhan jangka pendek.
2. POGNOSIS
Infeksi primer herpes virus merupakan penyakit yang dapat sembuh
spontan,biasanya berlangsung selama !#' minggu. -ematian dapat terjadi pada masa
neonates, anak dengan malnutrisi berat, kasus meningo#ensefalitis, dan eksema
herpetikum yang berat, diluar keadaan ini biasanya prognosis baik. >ungkin sering
ditemukan serangan berulang,tetapi serangan ulang tersebut jarang berat, keuali
serangan ulang pada mata yang dapat menyebabkan timbulnya jaringan parut pada
kornea dan menimbulkan kebutaan.
!$
-
7/23/2019 Referat Herpes Zooster - Nia utari
16/17
BAB III
KESIMPULAN
Herpes Zooster adalah penyakit yang disebabkan oleh infeksi virus varisela#
Zooster yang menyerang kulit dan mukosa, infeksi ini merupakan reaktivasi virus
yang terjadi setelah infeksi primer.
?erdasarkan lokasi lesi, Herpes Zooster dibagi atas= Herpes Zooster
oftalmikus, fasialis, brakialis, torakalis, lumbalis, dan sakralis. >anifestasi klinis
Herpes Zooster dapat berupa kelompok#kelompok vesikel sampai bula di atas daerah
yang eritematosa. &esi yang khas bersifat unilateral pada dermatom yang sesuai
dengan letak syaraf yang terinfeksi virus.
iagnosa Herpes Zooster dapat ditegakkan dengan mudah melalui anamnesis
dan pemeriksaan fisik. Eika diperlukan dapat dilakukan pemeriksaan laboratorium
sederhana, yaitu tes 2zank dengan menemukan sel datia berinti banyak.
*ada umumnya penyakit Herpes Zooster dapat sembuh sendiri 5self limiting
disease6, tetapi pada beberapa kasus dapat timbul komplikasi. +emakin lanjut usia,
semakin tinggi frekuensi timbulnya komplikasi.
!/
-
7/23/2019 Referat Herpes Zooster - Nia utari
17/17
DAFTA PUSTAKA
Aisah, +iti. '%%C.Herpes Zoster' Ilmu penyakit kulit dan kelamin. 7disi ke #$.
3akultas kedokteran Indonesia. Eakarta = ?alai penerbit 3- FI. Hal !!%#!!'
Ali Asra. 1ariella Zooster virus 51Z16. In = ermatology a *itorial :eview. Bew
York = >