refarat-refleks-bayi

27
REFERAT MARET 2015 “ REFLEKS-REFLEKS PADA BAYI” Nama : Nita Rachmawati No. Stambuk : N 111 14 041 Pembimbing : dr. Suldiah, Sp.A DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAK FAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKO RUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATA PALU

description

gv

Transcript of refarat-refleks-bayi

REFERAT MARET 2015

REFLEKS-REFLEKS PADA BAYI

Nama:Nita RachmawatiNo. Stambuk:N 111 14 041Pembimbing:dr. Suldiah, Sp.A

DEPARTEMEN ILMU KESEHATAN ANAKFAKULTAS KEDOKTERAN UNIVERSITAS TADULAKORUMAH SAKIT UMUM DAERAH UNDATAPALU2015

BAB IPENDAHULUANMengkaji status neurologis merupakan salah satu bagian penting pada pemeriksaan fisik bayi baru lahir. Pemeriksaan neurologis pada neonatus seharusnya dilakukan pada semua bayi, baik yang sehat maupun yang sakit. Pada bayi sehat dilakukan dilakukan pemeriksaan neurologis untuk meyakinkan orang tua, bahwa bayi benar tidak menderita kelainan neurologis. Pada bayi yang sakit pemeriksaan neurologis dilakukan untuk menetukkan diagnosis etiologis, sekedar penilaian keadaan neurologis, pengobatan dan prognosis. 2,4Keuntungan pemeriksaan neurologis pada neonatus adalah : Neonatus dengan kelainan neurologis sedang sampai berat dapat diidentifikasi Kelainan neurologis akut lebih cepat ditentukan daripada yang kronik Neonatus dengan risiko dapan diindentifikasi dan diamati lebih baik Dengan evaluasi neurologis secara serial dapat diketahui berat dan lamanya penyakit Kebanyakan pemeriksaan neurologis terjadi selama evaluasi sistem tubuh, seperti mendapatkan refleks-refleks yang terdapat pada bagian tubuh setempat dan dapat mengidentifikasisertamengobservasipostur,tonusotot,kontrolkepala,dangerakan.Salah satu jenis pemeriksaannya adalah Pemeriksaan neurologis refleks bayi baru lahir memberi informasi kondisi kematangan bayi. Banyak perilaku refleks yang bermanfaat untuk mempertahankan hidup, misalnya refleks menghisap dan refleks membuka mulut (rooting). Sementara itu refleks lain seperti tersedak, bersin dan batukmerupakan refleks pernafasan atau mekanisme pengamanan. Pengkajian ini harus dilakukan sedini mungkin dan dilakukan dilingkungan yang hangat dan terang. 2,4

Bayi yang baru lahir memiliki refleks-refleks fisiologis yang normalnya akan muncul pada bayi sehat. Refleks-refleks ini khusus hanya muncul pada bayi-bayi yang baru lahir danmenghilang pada usia-usia tertentu.Fungsinya adalahsebagai perlindungan dan pertahanan diri. 2Refleks mengatur gerakan gerakan bayi yang baru lahir. Sifat refleks ini adalah otomatis dan diluar kendali bayi yang baru lahir tersebut. Refleks ini merupakan reaksi yang inheren (built in) terhadap rangsangantertentu dan bayi bayi kecil secara otomatis akan memberikan respons penyesuaian diri terhadap lingkungan mereka, sebelum mereka memiliki kesempatan untuk belajar lebih banyak. 2,4

BAB IITINJAUAN PUSTAKA

A. DEFINISIGerak Refleks adalah respons yang spontan terhadap suatu rangsang tanpa melibatkan koordinasi otak. Gerak Refleks sangat penting untuk perlindungan tubuh terhadap berbagai aktifitas yang berhubungan dengan pergerakan, sikap tubuh, dan pergerakan bermacam organ dalam tubuh. Refleks baru dapat terjadi bila didukung oleh adanya lengkung refleks. Lengkung Refleks terdiri dari reseptor, saraf sensorik, sumsum tulang belakang, saraf motorik. Efektor, dan otot.1,2Refleks pada bayi merupakan gerakan primitif yang tak terkontrol atau gerakan involuntary. gerakan ini tidak diajarkan, tapi ada dalam diri bayi secara biologis, bahkan mungkin sejak di kandungan. 2B. FISIOLOGIS GERAK REFLEKSSistem motorik, sensorik dan reflek merupakan suatu sistem kompleks yang salingberhubungan. Sistem motorik bermanifestasi dalam gerakan otot,sistem sensoris menempatkan manusia berhubungan dengan sekitarnya (sensasi). Sedangkan refleks merupakan jawaban involuntar dari rangsangan. Untuk menggerakkan ototyang tidakhanya melibatkan sistem motorik saja tetapi juga sistem sensorik dan refleks. 1Prinsip kegiatan system saraf ditampilkan dalam bentuk kegiatan gerak refleks. Dengan adanya gerak refleks dimungkinkan terjadinya kerja yang baik dan tepat antara berbagai organ dari individu dan hubungan individu dengan sekelilingnya. Refleks merupakan reaksi organisme terhadap perubahan lingkungan baik di dalam maupun di luar organisme. Secara embriologi perkembangan system saraf diawali dengan penebalan ectoderm pada garis middorsal. Perubahan ini disebut neural palate., tubuh membentuk lekukan saraf (neural groove) dan penonjolan saraf (neural crest), selanjutnya menjadi neural tube. Ujung nostral neural tube membentuk tiga pembesaran berupa vesikel yang kemudian disebut prosensefalon atau forebrain, mensesefalon atau midbrain, dan rombensefalon atau hindbrain. Pada perbatasan telensefalon dan diensefalon terdapat sepasang evaginasi yang akan membentuk retina dan nervus optikus. 1,5 System saraf mempunyai tiga fungsi yang saling tumpang tindih: input sensoris, integrasi, dan output motoris. Input adalah penghantaran atau konduksi sinyal dan reseptor sensoris, misalnya sel-sel pendeteksi cahaya di mata, ke pusat integrasi. Integrasi adalah proses penerjemahan informasi yang berasal dari stimulus reseptor sensoris oleh lingkungan. Kemudian dihubungkan dengan respon tubuh yang sesuai. Sebagian besar integrasi dilakukan dalam system saraf pusat yaitu otak dan sumsum tulang belakang (pada vertebrae). Output motoris adalah penghantaran sinyal dari pusat integrasi, yaitu SSP, ke sel-sel efektor, sel-sel otot atau sel kelenjar yang mengaktualisasikan respon tubuh terhadap stimulus tersebut . system saraf tersusun atas dua jenis sel yang utama : neuron dan sel-sel pendukung disebut juga glia , yang memberikan struktur dalam system saraf serta melindungi, menginsulasi, dan secara umum membantu neuron.1 Medulla spinalis atau sumsum tulang belakang bermula pada medulla oblongata, menjulur kea rah kaudal melalui foramen magnum, dan berakhir diantara vertebrae lumbalis pertama dan kedua. Disini medulla spinalis meruncing sebagai konus medularis, dan kemudian sebuah sambungan tipis dari pia mater disebut filum terminale, yang menembus kantung dura meter, bergerak menuju koksigis. Sumsum tulang belakang berukuran panjang sekitar 45cm ini, pada bagian depannya dibelah sebuah fisura anterior yang dalam, sementara bagian belakang dibelah sebuah fisura yang sempit. Pada sumsum tulang belakang terdapat dua penebalan, yaitu penebalan servikal dan penebalan lumbal. Dari penebalan ini, pleksus-pleksus saraf bergerak guna melayani anggota badan atas dan bawah dan fleksus dari daerah toraks membentuk saraf-saraf interkostalis. 1,5 Gerak refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh dan terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar, misalnya menutup mata pada saat terkena debu, menarik kembali tangan dari benda panas yang menyakitkan yang tersentuh tanpa sengaja. Gerak refleks dapat dihambat oleh kemauan sadar, misalnya bukan saja tidak menarik tangan dari benda panas bahkan dengan sengaja menyentuh permukaan benda panas itu. Saraf-saraf spinal. Tiga puluh satu saraf sumsum tulang belakang muncul dari segmen-segmen medulla spinalis melalui dua akar, akar anterior dan akar posterior. Serabut saraf motorik membentuk akar entrior yang berpadu dengan serabut saraf sensorik pada akar posterior guna bersama membentuk saraf spinalis gabungan. Penyatuan ini terjadi sebelum serabut saraf itu melintasi foramen intervertebrali, tetapi segera setelah itu membagi diri lagi menjadi serabut primer anteriordan serabut primer posterior. Serabut primer posterior melayani kulit dan otot punggung sedang serabut primer anterior membentuk berbagai cabang yang menjadi fleksus saraf anggota gerak dan membentuk saraf-saraf interkostalis pada daerah toraks. 1,2,4,5 Mekanisme gerak refleks merupakan suatu gerakan yang terjadi secara tiba-tiba diluar kesadaran kita. Refleks fleksor, penarikan kembali tangan secara refleks dari rangsangan yang berbahaya, merupakan suatu reaksi perlindungan. Refleks ekstensor (polisinaps), rangsangan dari reseptor perifer yang dimulai dari fleksi pada anggota badan yang juga berkaitan dengan ekstensi anggota badan. Gerak refleks merupakan bagian dari mekanisme pertahanan tubuh dan terjadi jauh lebih cepat dari gerak sadar. Misalnya, menutup mata pada saat terkena debu. Untuk terjadinya gerak refleks maka dibutuhkan struktur sebagai berikut : organ sensorik yang menerima impuls misalnya kulit. Serabut saraf sensorik yang menghantarkan impuls tersebut menuju sel-sel ganglion radiks posterior dan selanjutnya serabut sel-sel akan melanjutkan impuls-impuls menuju substansi pada kornu posterior medulla spinalis. Sumsum tulang belakang menghubungkan antara impuls menuju kornu anterior medulla spinalis. Sel saraf menerima impuls dan menghantar impuls-impuls ini melalui serabut motorik. Organ motorik melaksanakan rangsangan karena dirangsang oleh impuls saraf motorik. 1,4

Alur terjadinya gerak refleks :

C. Jenis-jenis Refleks Pada Bayi a. Refleks menghisap (sucking reflex)Bayi akan melakukan gerakan menghisap ketika menyentuhkan puting susu ke ujung mulut bayi. Refleks menghisap terjadi ketika bayi yang baru lahir secara otomatis menghisap benda yangditempatkan di mulut mereka. Refleks menghisap memudahkan bayi yang baru lahir untuk memperoleh makanan sebelum mereka mengasosiasikan puting susu dengan makanan. Menghisap adalah refleks yang sangat penting pada bayi. Refleks ini merupakan rute bayi menuju pengenalan akan makanan. Kemampuan menghisap bayi yang baru lahir berbeda beda. Sebagian bayi yangbaru lahir menghisap dengan efisien dan bertenaga untuk memperoleh susu,sementara bayi-bayi lain tidak begitu terampil dan kelelahan bahkan sebelum mereka kenyang. Kebanyakan bayi yang baru lahir memerlukan waktu beberapa minggu untuk mengembangkan suatu gaya menghisap yang dikoordinasikan dengan cara ibu memegang bayi, cara susu keluar dari botol atau payudara,serta dengan kecepatan dan temperamen bayi waktu menghisap. Refleks menghisap adalah suatu contoh refleks yang muncul saat lahir dan kemudian akan menghilang seiring dengan usia bayi. 3,5,6,

b. Refleks mencari (rooting reflex)Refleks ini mendorong bayi menemukan payudara ibu untuk menyusu. sentuh pipi bayi dengan jari telunjuk, Maka ia akan segera menengok kearah telunjuk sambil membuka mulutnya seperti hendak menyusu. Jika bibir bawah bagian tengah disentuh, bayi pun akan membuka mulutnya. Refleks menghisap dan mencari menghilang setelah bayi berusia sekitar 3 hingga 4 bulan. Refleks digantikan dengan makan secara sukarela. Refleks menghisap dan mencari adalah upaya untuk mempertahankanhidup bagi bayi yang baru lahir, karena dengan begitu dia dapat menemukan susu ibuuntuk memperoleh makanan. 3,5,6

c. Refleks menggenggam (palmar grasp reflex) Bayi secara spontan menggenggam jari orang dewasa saat jari tersebut menyentuh dan ditekankan pada bagian telapak tangan bayi. Gerak ini mempersiapkan bayi pada gerak menggenggam yang bertujuan.Caranya; Bayi ditidurkan dalam posisi supinasi, kepala menghadap ke depan dan tangan dalam keadaan setengah fleksi. Dengan memakai jari telunjuk, pemeriksa menyentuh sisi luar tangan menuju bagian tengah telapak tangan secara cepat dan hati-hati, sambil menekan permukaan telapak tangan bayi.Refleks Palmar graps ini dikatakan positif apabila didapatkan fleksi seluruh jari bayi memegang tangan pemeriksa. Refleks Palmar graps asimetris menunjukkan adanya kelemahan otot-otot fleksor jari tangan yang dapat disebabkan akibat adanya palsi fleksus brachialis inferior. Refleks Palmar graps ini dijumpai sejak lahir dan menghilang setelah usia 6 bulan. Refleks palmar graps yang menetap setelah usia 6 bulan khas dijumpai pada penderita cerebral palsy. 3,5,6 d. Refl eks Extrusion.Pada saat lidah disentuh atau ditekan, bayi berespon dengan mendorongnya keluar reflex akan hilang pada usia 4 bulan.e. Refleks tonic neckDisebut juga posisi menengadah, muncul pada usia satu bulan dan akan menghilang pada sekitar usia lima bulan. Ketika kepala bayi diarahkan pada salah satu sisi pada saat ia sedang berbaring, maka bayi berbaring pada posisi fencing- salah satu tangan diletakkan didepan mata, pada sisi dimana kepala diarahkan. Tangan lainnya tetap rileks. Gerak ini mempersiapkan bayi pada gerak meraih yang bertujuan. Caranya; bayi ditidurkan dalam posisi supinasi, kemudian kepalanya diarahkan menoleh ke salah satu sisi. Refleks tonic neck dikatakan positif apabila lengan dan tungkai yang dihadapi/ sesisi menjadi hipertoni dan ekstensi, sedangkan lengan dan tungkai sisi lainnya/ dibelakangi menjadi hipertoni dan fleksi. Reflek Tonic neck yang masih mantap pada bayi berusia 4 bulan harus dicurigai abnormal. Dan apabila masih bisa dibangkitkan setelah berusia 6 bulan atau lebih harus sudah dinggap patologi. Gangguan yang terjadi biasanya pada ganglion basalis. 3,5,6

f. Refleks moro (moro reflex)Refleks moro timbul akibat dari rangsangan yang mendadak. Cara melihat refleks moro yaitu; Bayi dibaringkan terlentang, kemudian diposisikan setengah duduk dan disanggah oleh kedua telapak tangan pemeriksa, secara tiba-tiba tapi hati-hati kepala bayi dijatuhkan 30-40o (merubah posisi badan bayi secara mendadak). Refleks moro juga dapat ditimbulkan dengan menimbulkan suara keras secara mendadak ataupun dengan menepuk tempat tidur bayi secara mendadak.Refleks MORO dikatakan positif bila terjadi abduksi-ekstensi ke empat ekstremitas dan pengembangan jari-jari, kecuali pada falangs distal jari telunjuk dan ibu jari dalam keadaan fleksi. Gerakan itu segera diikuti oleh adduksi-fleksi ke-empat ekstremitas.Refleks moro asimetri menunjukkan adanya gangguan sistem neuromuskular, antara lain fleksus brachialis. Apabila asimetri terjadi pada tangan dan kaki, harus dicurigai adanya hemiparesio. Selain itu juga perlu dipertimbangkan bahwa nyeri yang hebat akibat fraktur klavikula atau humerus juga dapat memberikan hasil refleks moro asimetri. Sedangkan refleks moro menurun dapat ditemukan pada bayi dengan fungsi SSP yang tertekan. Misalnya pada bayi yang mengalami hipoksia, perdarahan intrakranial dan laserasi jaringan otak akibat trauma persalinan, juga pada bayi hipotoni, hipertoni dan prematur. Refleks moro menghilang setelah bayi berusia lebih dari 6 bulan. 3,5,6 g. Refleks berjalan dan melangkah (stepping)Pada saat bayi dipegang dalam posisi diberdirikan dan kakinya dibiarkan menyentuh permukaan yang datar maka bayi akan mengangkat kakinya secara bergantian. Gerak ini mempersiapkan bayi untuk berjalan.Caranya; Bayi dipegang pada daerah toraks dengan kedua tangan pemeriksa. Kemudian pemeriksa mendaratkan bayi pada posisi berdiri di atas tempat periksa. Pada bayi yang berusia kurang dari 3 bulan, salah satu kaki yang menyentuh alas periksa akan berjingkat, sedangkan pada usia lebih dari 3 bulan akan menapakkan kakinya. Kemudian diikuti oleh kaki lainnya dan kaki yang sudah menyentuh alas periksa akan berekstensi seolah-olah melangkah untuk melakukan gerakan berjalan secara otomatis. Reflek berjalan tidak dijumpai atau negatif pada bayi cerebral palsy, mental retardasi, hipotoni, hipertoni, dan keadaan dimana fungsi SSP tertekan. Menurun setelah 1 minggu dan akan hilang sekitar 2 bulan. 3,5,6

h. Refleks merangkak (crawling)Jika ibu atau seseorang menelungkupkan bayi baru lahir, bayi membentuk posisi merangkak karena saat di dalam rahim kakinya tertekuk kearah tubuhnya. Reflex hilang kira-kira usia 6 minggu. 5,6

i. Refleks BabinskiMengelus bagian luar telapak kaki mulai dari tumit dan melewati lingkaran kaki menyebabkan jari-jari hiperekstensi dan hallux ke dorsofleksi. Refleks ini berlanjut hingga bayi berusia 8 bulan dan menghilangs etelah mencapai 9-12 bulan. 3,5,6 j. Eyeblink ReflexRefleks gerakan seperti menutup dan mengejapkan mata. Fungsi : melindungi mata dari cahaya dan benda-benda asing permanen dalam kehidupan Jika bayi terkena sinar atau hembusan angin, matanya akan menutup atau dia akan mengejapkan matanya. 4,5

k. Refleks Plantar GrapsCaranya; Bayi ditidurkan dalam posisi supinasi kemudian ibu jari tangan pemeriksa menekan pangkal ibu jari bayi di daerah plantar.Refleks plantar graps dikatakan positif apabila didapatkan fleksi plantar seluruh jari kaki. Refleks ini, dijumpai sejak lahir, mulai menghilang pada usia 9 bulan dan pada usia 10 bulan menghilang sama sekali. Refleks plantar graps negatif dijumpai pada bayi dengan kelainan pada medulla spinalis bagian bawah. 3,5,6

l. Reflleks SnoutCaranya; dilakukan perkusi pada daerah bibir atas. Refleks snout dikatakan positif apabila didapatkan respon berupa bibir atas dan bawah menyengir atau kontraksi otot-otot di sekitar bibir dan bawah hidung. Refleks snout ini dijumpai sejak lahir dan menghilang setelah usia 3 bulan. Refleks snout yang menetap pada anak besar, menunjukkan adanya regresi SSP. 3,5,6m. Refleks Terjun (Parachute)Caranya; Bayi dipegang pada daerah toraks dengan kedua tangan pemeriksa dan kemudian diposisikan selah-olah akan terjun dengan posisi kepala lebih rendah dari kaki. Refleks terjun dikatakan positif apabila kedua lengan bayi diluruskan dan jari-jari kedua tangannya dikembangkan seolah-olah hendak mendarat dengan kedua tangannya. Refleks terjun tidak dipengaruhi oleh kemampuan visual, karena pada bayi buta dengan fungsi motorik normal akan memberikan hasil yang positif. Refleks terjun mulai tampak pada usia 8 9 Bulan dan menetap. Reflek terjun negatif bila dijumpai pada bayi tetraplegi atau SSP yang tertekan. 3,5,6

BAB IIIKESIMPULAN Mengkaji status neurologis merupakan salah satu bagian penting pada pemeriksaan fisik bayi baru lahir. Pemeriksaan neurologis pada neonatus seharusnya dilakukan pada semua bayi, baik yang sehat maupun yang sakit. Pada bayi sehat dilakukan dilakukan pemeriksaan neurologis untuk meyakinkan orang tua, bahwa bayi benar tidak menderita kelainan neurologis. Pada bayi yang sakit pemeriksaan neurologis dilakukan untuk menetukkan diagnosis etiologis, sekedar penilaian keadaan neurologis, pengobatan dan prognosis. Jenis-Jenis Reflekspada bayi dan usia menghilangnya : Refleks MORO 6 bulan Refleks EYE BLINK Permanen Refleks ROOTING 3-4 bulan Refleks SUCKING Permanen Refleks Memegang (GRASP)- PALMAR 6 bulan- PLANTAR 9-10 bulan Refleks SNOUT 3 bulan Refleks TONIC NECK 5-6 bulan Refleks Berjalan (STEPPING) 12 bulan Refleks BABINSKY 9-12 bulan Refleks Terjun (PARACHUTE) Seterusnya ada.

DAFTAR PUSTAKA

1. Buranda, Theopilus. Anatomi Umum. Makassar : Fakultas Kedokteran UNHAS. 20082. Maryunani, Anik. Buku Saku Asuhan Bayi Baru Lahir Normal. Jakarta: Trans Info Media Stright, Barbara R. 2005.3. Darto Suharso. Pemeriksaan Neurologi Pada Bayi dan Anak. Surabaya ; 20054. Suriadi. Asuhan keperawatan pada anak edisi 2. Jakarta. 20105. Soetomenggolo,taslim. Buku Ajar Neurologi anak . Ikatan Dokter Anak Indonesia. Jakarta. 20006. Behrman . Ilmu kesehatan anak vol 1 edisi 5.Jakarta : EGC. 2000