tes refleks

22
BAB I PENDAHULUAN Medula spinalis memiliki lokasi strategis antara otak dan serat aferen dan eferen susunan saraf tepi; lokasi ini memungkinkan medula spinalis memenuhi dua fungsi primernya: (1) berfungsi sebagai penghubung untuk transmisi informasi antara otak dan bagian tubuh lainnya dan (2) mengintegrasikan aktivitas refleks antara masukan aferen dan eferen tanpa melibatkan otak. Jenis aktivitas ini disebut refleks spinal. Sebuah refleks disebut refleks spinal bila pusat integrasi lengkung refleksnya di medula spinalis. Sedangkan pusat integrasi refleks kranial adalah batang otak. Secara umum, refleks dibagi menjadi refleks somatik dan refleks otonom/visceral. Efektor dari refleks somatik adalah otot skelet. Misalnya refleks kornea (mengejap) merupakan refleks somatic karena efektornya adalah otot palpebra dan orbicularis oculi. Sedangkan efektor dari refleks otonom adalah otot polos, kelenjar, dan otot jantung. Misalnya ketika diberitahu oleh sistem saraf aferen bahwa tekanan darah turun, SSP akan mengirim perintah yang sesuai ke jantung dan pembuluh darah untuk meningkatkan tekanan darah normal. Demikian juga ketika 1

description

tes reflets

Transcript of tes refleks

BAB IPENDAHULUAN

Medula spinalis memiliki lokasi strategis antara otak dan serat aferen dan eferen susunan saraf tepi; lokasi ini memungkinkan medula spinalis memenuhi dua fungsi primernya: (1) berfungsi sebagai penghubung untuk transmisi informasi antara otak dan bagian tubuh lainnya dan (2) mengintegrasikan aktivitas refleks antara masukan aferen dan eferen tanpa melibatkan otak. Jenis aktivitas ini disebut refleks spinal. Sebuah refleks disebut refleks spinal bila pusat integrasi lengkung refleksnya di medula spinalis. Sedangkan pusat integrasi refleks kranial adalah batang otak.Secara umum, refleks dibagi menjadi refleks somatik dan refleks otonom/visceral. Efektor dari refleks somatik adalah otot skelet. Misalnya refleks kornea (mengejap) merupakan refleks somatic karena efektornya adalah otot palpebra dan orbicularis oculi. Sedangkan efektor dari refleks otonom adalah otot polos, kelenjar, dan otot jantung. Misalnya ketika diberitahu oleh sistem saraf aferen bahwa tekanan darah turun, SSP akan mengirim perintah yang sesuai ke jantung dan pembuluh darah untuk meningkatkan tekanan darah normal. Demikian juga ketika diberitahu bahwa panas tubuh meningkat berlebih maka SSP mendorong sekresi keringat oleh kelenjar keringat. Penguapan keringat membantu mendinginkan tubuh ke suhu normal. Refleks juga dapat diklasifikasikan berdasarkan asal, yaitu refleks sederhana, atau dasar, yaitu respons inheren, tanpa dipelajari, misalnya menarik tangan dari benda panas yang membakar; dan refleks yang didapat atau terkondisi, yang terjadi karena latihan dan belajar, misalnya gerakan menarik pedal rem saat mengemudi kendaraan(1).

BAB IIPEMBAHASAN

2.1 DEFINISIRefleks adalah setiap respon yang terjadi secara otomatis tanpa upaya sadar(1). Sifat RefleksSifat penting dari Refleks:1. Refleks bersifat cepatRefleks umumnya melibatkan beberapa interneuron dan keterlambatan sinaptik yang minimum.2. Refleks bersifat involunter Refleks terjadi tanpa disengaja, sering terjadi tanpa kesadaran kita, dan sulit untuk ditahan. Dengan adanya stimulus, respon akan terjadi secara otomatis. 3. Refleks bersifat stereotipRefleks terjadi pada dasarnya dengan cara yang sama setiap kali; respon yang terjadi dapat diprediksi(2).

2.2 MEKANISME REFLEKSJalur jalur saraf yang terlibat dalam melaksanakan aktivitas refleks dikenal sebagai lengkung refleks (arkus refleks), yang biasanya mencakup lima komponen dasar: 1. Reseptor 2. Jalur Aferen3. Pusat integrasi 4. Jalur eferen5. efektorReseptor berespon terhadap rangsangan, yaitu perubahan fisik atau kimiawi dalam lingkungan reseptor yang dapat dideteksi. Sebagai respon terhadap rangsangan tersebut, reseptor menghasilkan potensial aksi yang dipacarkan oleh jalur aferen ke pusat integrasi untuk diolah. Instruksi dari pusat integrasi ini disalurkan melalui jalur eferen ke efektor (otot atau kelenjar) yang melaksanakan respon yang diinginkan(1).

Gambar 1. Arkus refleks(1)

Pada refleks somatik banyak melibatkan reseptor peregangan (stretch receptor) pada otot yang disebut muscle spindles. Tangan dan kaki memiliki 100 atau lebih muscle spindle per gram otot. Muscle spindle memberikan otak dengan umpan balik yang dibutuhkan untuk mengatur ketegangan di otot rangka. Muscle spindle sekitar 4 sampai 10 mm panjang, meruncing pada ujungnya, dan tersebar di seluruh bagian. Muscle spindle mengandung 3 sampai 12 serat otot dan serabut saraf, semua dibungkus dalam kapsul fibrosa. Serat otot dalam muscle spindle disebut intrafusal fibers, dan semua otot selain intrafusal fiber disebut ekstrafusal fiber. Hanya dua ujung serat intrafusal memiliki sarkomer dan mampu berkontraksi. Bagian tengah bertindak sebagai reseptor peregangan. Terdapat dua jenis dari serat intrafusal: nuclear chain fiber, yang memiliki satu file inti diarea noncontractile, dan nuclear bag fiber, yang sekitar dua kali lebih panjang dan memiliki inti berkumpul di thick midregion. Muscle spindle memiliki tiga jenis serabut saraf:1. Serat aferen primer, yang berakhir pada annulospiral endings yang berkumpul antara nuclear chain fiber dan nuclear bag fiber. Serat aferen ini merespon terutama untuk timbulnya peregangan otot.2. Serat aferen sekunder, dibungkus terutama di sekitar ujung nuclear chain fiber. Serat aferen sekunder merespon terutama untuk peregangan yang berkepanjangan.3. Gamma () motor neuron, yang berasal dari tanduk ventral dari medula spinalis dan menuju ujung kontraktil dari intrafusal fiber. Selain gamma motor neuron terdapat alpha () motor neuron, yang menginervasi ekstrafusal fiber. Gamma motor neuron menyesuaikan ketegangan di muscle spindle. Ketika otot lebih pendek, neuron motorik merangsang ujung serat intrafusal berkontraksi sedikit.Hal ini membuat serat intrafusal kencang dan responsif setiap saat. Tanpa umpan balik ini, gelondongan akan menjadi lembek ketika otot rangka dipersingkat. Umpan balik ini jelas sangat penting, karena motor neuron merupakan sekitar sepertiga dari semua serabut motorik dalam saraf tulang belakang(2)Gambar 2. Muscle spindle(2)

Gambar 3. Muscle spindle dan serat aferen dan eferen(3)

Gambar 4. Arkus refleks pada refleks somatik(3)

2.3 TINGKAT JAWABAN REFLEKSJawaban Refleks dapat dibagi menjadi atas beberapa tingkat, yaitu:-(negatif): tidak ada Refleks sama sekali: kurang jawaban, jawaban lemah+: jawaban normal++: jawaban berlebihan, Refleks meningkatPada Refleks yang meninggi, daerah tempat memberikan rangsang biasanya bertambah luas.Refleks yang meninggi tidak selalu berarti adanya gangguan patologis, tetapi bila Refleks pada sisi kanan berbeda dari sisi kiri, besar sekali kemungkinan bahwa hal ini disebabkan oleh keadaan patologis(4).Hiperefleksia sering diiringi oleh klonus.Tanda ini adalah gerak otot reflektorik, yang bangkit secara berulang-ulang selama perangsangan masih berlangsung. Klonus ada dua yaitu klonus kaki dan klonus patella. Klonus kaki dibangkitkan dengan cara tungkai diletakkan dalam fleksi dilutut kemudian kaki didorsofleksikan secara maksimal dan dipertahankan dalam posisi itu sementara waktu. Jika ada klonus kaki maka kaki akan berselingan dorsofleksi dan plantarfleksi. Klonus pada lutut, dibangkitkan dengan cara kita memegang patella penderita kemudian didororng dengan cepat kearah distal. Bila terdapat klonus akan terlihat kontraksi ritmik kuadricep yang mengakibatkan gerakan bolak-balik dari patella(5).Tanggapan Refleks Abnormal menyiratkan abnormal dari otot, arkus Refleks, atau pusat motorik yang lebih tinggi. Para Refleks yang paling penting dalam diagnosis klinis: bisep ( C5 - C6 ) , bra - chioradialis ( C5 - C6 ) , trisep ( C7 - C8 ) , adduktor ( L2 - L4 ), quadriceps ( L2 / 3 - L4 ) , posteriortibial ( L5 ) , dan refleks Achilles ( S1 - S2 )(6).

2.4 JENISJENIS REFLEKS Dalam Praktek sehari-hari terdapat tiga jenis refleks yang penting dalam pemeriksaan neurologi klinis, yaitu Refleks dalam dan Refleks superfisial, dan Refleks patologis.1. Refleks Dalam (Refleks renggang otot)Refleks dalam timbul oleh regangan otot yang disebabkan oleh rangsangan, sehingga otot berkontraksi. Refleks dalam juga dinamai Refleks renggang otot (muscle stretchRefleks). Nama lain bagi Refleks dalam ini adalah Refleks tendon, Refleks periostal, Refleks miotatik, dan Refleks fisiologis.Refleks fisiologis antara lain; Refleks glabella, Refleks masseter, Refleks biceps, Refleks triceps, Refleks radius, Refleks ulna, Refleks fleksor jari-jari, Refleks dalam dinding perut, Refleks patella (kniepeesRefleks), Refleks achilles (AchillespeesRefleks).2. Refleks SuperfisialRefleks ini timbul karena terangsangnya kulit atau mukosayang mengakibatkan berkontraksinya otot yang ada dibawahnya atau di sekitarnya.Bukan karena teregangnya otot seperti pada Refleks dalam.Refleks superfisial antara lain; Refleks kornea, Refleks dinding perut superfisialis, Refleks kremaster, Refleks anus superfisialis. 3. Refleks PatologisGerak otot reflektorik dapat ditimbulkan pada setiap orang yang sehat. Inilah yang dinamakan refleks fisiologik. Pada kerusakan UMN, dapat dilihat adanya refleks-refleks yang tidak dapat dibangkitkan pada orang-orang sehat. Maka dari itu refleks tersebut dinamakan refleks patologis. (neurologi klinis hitam). Refleks patologis ada beberapa macam antara lain; Refleks Babinski, Refleks chadock, Refleks Gordon, Refleks Oppenheim, Refleks gonda, Refleks Schaefer, Refleks Hoffman-trommer, garsp Refleks, snout Refleks(4).

2.5 CARA PEMERIKSAANRefleks Fisiologis Refleks glabella,Pukulan singkat pada daerah sekitar supraorbitalis mengakibatkan kontraksi singkat keda otot orbicularis okuli.Pada lesi perifer nervus fasialis, refleks ini berkurang atau negatif, sedangkan pada sindrom Parkinson refleks ini sering meninggi. Refleks masseter, Penderita disuruh membuka mulutnyasedikit dan telunjuk pemeriksa ditempatkan melintang di dagu.Setelah itu, telunjuk diketok dengan hammer yang mengakibatkan berkontraksinya otot maseter sehingga mulut merapat. Refleks biceps, Pemeriksa memegang lengan pasien yang disemilfleksikan sambil menempatkan ibu jari diatas tendon otot biceps.Ibu jari kemudian diketok, hal ini mengakibatkan gerakan fleksi lengan kebawah. Pusat refleks ini terletak di C5-C6.

Gambar 5. Pusat refleks biceps dan triceps(7) Refleks triceps, Pemeriksa memegang lengan bawah pasien yang difleksikan setengah. Setelah itu, diketuk pada tendon insersi m.triceps,yang berada sedikit diatas olecranon. Sebagai jawabannya lengan bawah mengadakan gerakan ekstensi. Lengkung refleks melalui nervus radialis yang pusatnya terletak di C6-C7. Refleks radius, Lengan bawah difleksikan serta dipronasikan sedikit.Kemudian diketuk pada procesus stiloideus radius. Sebagai jawaban lengan bawah akan berfleksi dan bersupinasi. Lengkung refleks melalui nervus radialis yang pusatnya terletak di C5-C6.

Refleks ulna, Lengan bawah disemifleksi dan semi pronasi.Kemudian diketuk pada prosesus stiloideus dan ulna.Hal ini mengakibatkan gerakan pronasi pada lengan bawah dan kadang-kadang juga gerakan aduksi pada pergelangan tangan.Lengkung refleks, melalui nervus medianus yang pusatnya di C5-Th1. Refleks fleksor jari-jari, Tangan pasien yang ditumpukan pada dasar yang agak keras disupinasikan dan jari-jari yang difleksikan sedikit.Telunjuk pemeriksa ditempatkan menyilang pada permukaan volar falag jari-jari.Kemudian telunjuk pemeriksa diketok. Pada keadaan normal, jari-jari pasien akan berfleksi enteng demikian juga faalang akhir ibu jari. Pada lesi pyramidal, fleksi jari-jari lebih kuat. Refleks dalam dinding perut, Dinding perut pasien, yang disuruh berbaring, ditekan sedikit dengan jari telunjuk atau dengan penggaris, kemudian diketok. Otot dinding perut akan berkontraksi. Lengkung refleks ini melalui Th6-Th12. Refleks patella (kniepeesRefleks), Pada pemeriksaan refleks ini, tungkai difleksikan dan digantungkan, misalnya pada tepi tempat tidur.Kemudian, diketok pada tendon muskulus kuadrisep femoris, di bawah atau di atas patella (biasanya di bawahnya patella). Kuadriseps femoris akan berkontraksi dan mengakibatkan gerakan ekstensi tungkai bawah. Lengkung refleks ini melalui L2, L3, L4.

Gambar 6. Pusat refleks patella dan achilles(7) Refleks achilles (AchillespeesRefleks).Tungkai bawah difleksikan sedikit, kemudian kita pegang kaki pada ujungnya untuk memberikan sikap dorsofleksi ringan pada kaki.Setelah itu, tendon Achilles diketok.Hal ini mengakibatkan berkontraksinya m. trisep sure dan memberikan gerak plantar fleksi pada kaki.Lengkung refleks ini melalui S1, S2.

Refleks Superfisial Refleks kornea, Kornea mata disentuh dengan sepotong kapas yang ujungnya dibuat runcing.Hal ini mengakibatkan dipejamkannya mata (m. orbicularis oculi).Pada gangguan nervus V sensorik, refleks ini negatif atau berkurang.Sensibilitas kornea dipersarafi oleh nervus V.sensorik cabang oftalmik. Refleks kornea juga akan menghilang atau berkurang bila terjadi kelumpuhan m. orbicularis oculi, yang dipersarafi nervus VII (fasialis). Refleks dinding perut superfisialis, Refleks ini dibangkitkan dengan jalan menggores dinding perut dengan benda yang agak runcing. Bila positif, maka otot (m. rektus abdominis) akan berkontraksi. Refleks superisialis dinding perut sering negatif pada wanita normal yang banyak anak(sering hamil), yang dinding perutnya lembek, demikian juga pada orang gemuk dan lanjut usia, juga pada bayi yang berusia 1 tahun. Refleks kremaster,Refleks ini dibangkitkan dengan jalan menggores atau menyentuh bagian medial pangkal paha.Terlihat skrotum berkontraksi.Pada lesi traktus piramidalis, refleks ini negatif. Refleks ini negatipada orang yang lanjut usia, pederita hidrokel, varikokel, dan epididymitis. Lengkung refleks melalui L1, L2. Refleks anus superfisialis. Bila kulit di sekitar anus diragsang, misalnya dengan tusukan ringan atau goresan, hal ini mengakibatkan otot sfingter eksternus berkontraksi.Lengkung refleks ini melalui S2-S4, S5.

Gambar 7. Pemeriksaan refleks superfisialis(4)Refleks Patologis Refleks Babinski, Penderita disuruh berbaring dan istirahat dengan tungkai diluruskan.Kita pegang pergelangang kaki tetap ditempatnya.Untuk merangsang dapat digunakan benda yang agak runcing.Goresan dilakukan pada telapak kaki bagian lateral, mulai dari tumit menuju pangkal jari.Jika reaksi positif, kita dapatkan gerakan dorso fleksi ibu jari, yang dapat disertai gerak mekarnya jari-jari lainnya. Refleks chadock,Rangsang diberikan dengan menggoreskan bagian lateral maleolus Refleks Gordon, Memencet otot betis Refleks Oppenheim,Mengurut dengan kuat tibia dan otot tibialis anterior.Arah mengurut ke distal. Refleks gonda, Menekan satu jari kaki dan kemudian melepaskannya. Refleks Schaefer,Memencet tendon Achilles. Refleks Hoffman-trommer,Tangan penderita kita pegang pada pergelangan dan jari-jarinya disuruh lemaskan.Kemudian jari tengah penderita kita jepit diantara telunjuk dan jari tengah kita.Dengan ibu jari kita gores-kuat (snap) ujung jari tengah penderita.Hal ini mengakibatkan fleksi jari telunjuk, serta fleksi dan aduksi ibu jari, bila refleks positif. Garsp refleks,Refleks genggam merupakan hal normal pada bayi sampai usia kira-kira 4 bulan. Pada orang normal, bila telapak tangan digores kita tidak mendapatkan gerakan.Dalam keadaan patologis, misalnya pada lesi di lobus frontalis, didapatkan reaksi (fleksi jari) yang nyata.Penggoresan telapak tangan mengakibatkan tangan digenggamkan, dan menggenggam alat yang digunakan sebagai penggores.Hal ini dinamai refleks genggam. Snout refleks.Ketukan hammer pada tendo insertion m. orbicularis oris maka akan menimbulkan refleks menyusu. Menggaruk bibir dengan tounge spatel akan timbul refleks menyusu. Normal pada bayi, jika positif pada dewasa akan menandakan lesi UMN bilateral(4).

Gambar 8. Pemeriksaan refleks patologis(5)

BAB IIIKESIMPULAN

Secara umum, refleks dibagi menjadi refleks somatik dan refleks otonom/visceral. Refleks adalah setiap respon yang terjadi secara otomatis tanpa upaya sadar. Sifat penting dari Refleks: Refleks bersifat cepat, Refleks bersifat involunter, dan bersifat stereotip. Jalur jalur saraf yang terlibat dalam melaksanakan aktivitas refleks dikenal sebagai lengkung refleks (arkus refleks), yang biasanya mencakup lima komponen dasar: 1. Reseptor, 2. Jalur Aferen, 3. Pusat integrasi, 4. Jalur eferen, 5. Efektor Jawaban Refleks dapat dibagi menjadi atas beberapa tingkat, yaitu:-(negatif): tidak ada Refleks sama sekali: kurang jawaban, jawaban lemah+: jawaban normal++: jawaban berlebihan, Refleks meningkat Hiperefleksia sering diiringi oleh klonus.Tanda ini adalah gerak otot reflektorik, yang bangkit secara berulang-ulang selama perangsangan masih berlangsung. Klonus ada dua yaitu klonus kaki dan klonus patella. Dalam Praktek sehari-hari terdapat tiga jenis refleks yang penting dalam pemeriksaan neurologi klinis, yaitu Refleks dalam dan Refleks superfisial, dan Refleks patologis.

DAFTAR PUSTAKA

1.Sherwood L. FISIOLOGI MANUSIA. 6 ed. Jakarta: EGC; 2011.2.Saladin:. Anatomy & Physiology: The Unity of Form and Function. USA: The McGrawHill Companies; 2003.3.John T. Hansen P, Bruce M. Koeppen M, PhD. Atlas of Neuroanatomy and Neurophysiology. 295 North St., Teterboro NJ 07608: Icon Custom Communications; 2002.4.Lumbantobing PDdSM. NEUROLOGI KLINIK Jakarta: Penerbit FKUI 2012.5.Prof. DR. Mahar Mardjono, Sidharta PDP. NEUROLOGI KLINIS DASAR Jakarta: PT. Dian Rakyat; 2008.6.Reinhard Rohk amm MD. Color Atlas of Neurology. New York: Thieme Stuttgart; 2004.7.Duus P. Diagnosis Topik Neurologi. Jakarta: EGC. 9 p.

1