3-Rekaman Refleks Membaca

9
MEREKAM REFLEKS GERAKAN MATA SAAT MEMBACA A. Tujuan Praktikum A.1 Tujuan kegiatan a) Praktikan dapat merekam refleks gerakan mata saat membaca dengan menggunakan alat perekam elektro-okulograph (EOG). b) Praktikan dapat menganalisis dan menginterpretasi hasil rekaman gerakan mata saat membaca. A.2 Kompetensi khusus a) Mahasiswa praktikan dapat merekam refleks gerakan mata saat membaca dengan menggunakan alat perekam elektro-okulograph (EOG). b) Mahasiswa praktikan dapat menganalisis dan menginterpretasi hasil rekaman gerakan mata saat membaca. B. Landasan Teori Bola mata sebagai indera penglihatan dapat bergerak ke segala arah dalam orbitnya untuk memperluas medan penglihatan. Gerakan bola mata tersebut sering disebut gerakan mata berputar (sirkuler) namun dalam praktek gerakan mata tersebut dibagi dalam gerakan mata secara horizontal dan vertikal. Dalam keadaan normal kedua bola mata (kanan dan kiri) selalu bergerak searah atau disebut gerakan mata konyugatif. Oleh karena itu, untuk merekam gerakan bolamata cukup dilakukan perekaman satu bola mata saja (salah satu). Penempatan elektrode perekam untuk merekam gerakan mata horizontal, pada kedua canthus temporal, sedangkan untuk gerakan vertikal di atas dan di bawah mata. Gerakan bolamata dapat direkam karena bolamata merupakan suatu dipol listrik yang dapat bergerak. Hal ini disebabkan antara kornea dan retina terdapat beda potensial yang tetap (steady); kornea bermuatan positif terhadap retina dan beda potensial ini akan tetap berada biarpun mata dikeluarkan (eksisi) dari kantung Petunjuk Praktikum Biologi Lanjut --- | 21

description

Petunjuk Praktikum Rekaman Refleks Membaca

Transcript of 3-Rekaman Refleks Membaca

MEREKAM REFLEKS GERAKAN MATA SAAT MEMBACAA. Tujuan Praktikum

A.1 Tujuan kegiatan

a) Praktikan dapat merekam refleks gerakan mata saat membaca dengan menggunakan alat perekam elektro-okulograph (EOG).

b) Praktikan dapat menganalisis dan menginterpretasi hasil rekaman gerakan mata saat membaca.

A.2 Kompetensi khusus

a) Mahasiswa praktikan dapat merekam refleks gerakan mata saat membaca dengan menggunakan alat perekam elektro-okulograph (EOG).

b) Mahasiswa praktikan dapat menganalisis dan menginterpretasi hasil rekaman gerakan mata saat membaca.

B. Landasan Teori

Bola mata sebagai indera penglihatan dapat bergerak ke segala arah dalam orbitnya untuk memperluas medan penglihatan. Gerakan bola mata tersebut sering disebut gerakan mata berputar (sirkuler) namun dalam praktek gerakan mata tersebut dibagi dalam gerakan mata secara horizontal dan vertikal. Dalam keadaan normal kedua bola mata (kanan dan kiri) selalu bergerak searah atau disebut gerakan mata konyugatif. Oleh karena itu, untuk merekam gerakan bolamata cukup dilakukan perekaman satu bola mata saja (salah satu). Penempatan elektrode perekam untuk merekam gerakan mata horizontal, pada kedua canthus temporal, sedangkan untuk gerakan vertikal di atas dan di bawah mata.Gerakan bolamata dapat direkam karena bolamata merupakan suatu dipol listrik yang dapat bergerak. Hal ini disebabkan antara kornea dan retina terdapat beda potensial yang tetap (steady); kornea bermuatan positif terhadap retina dan beda potensial ini akan tetap berada biarpun mata dikeluarkan (eksisi) dari kantung mata. Berbeda dengan EKG, karena beda potensial ini bukan suatu fenomena elektro-fisiologik yang berkala. Beda potensial ini akan hilang bilamana retina rusak.Refleks merupakan fenomena stimulus-respons yang dapat terjadi tanpa disadari. Lengkung refleks (reflex arc) merupakan unit fungsional sederhana dari fungsi sistem nervosum. Lengkung refleks terdiri atas beberapa komponen yaitu: reseptor (penerima rangsang), neuron sensoris, neuron motoris, dan efektor (otot). Jenis dan macam reseptor syaraf banyak sekali sebagai contoh: pada kulit (panas, dingin, sentuh, nyeri), pada persendian (pacini), pada tendo (alat Golgi), dan pada otot skelet (muscle spindle).Berdasarkan banyaknya sambungan neuron (sinapsis), maka dapat dibedakan menjadi refleks monosinaptik, disinaptik, dan polisinaptik. Refleks monosinaptik jika memiliki 1 sambungan neuron, disipnatik jika terdiri dari 2 sambungan neuron, dan disebut polisinaptik jika terdiri dari lebih dari 2 sambungan neuron.Dengan menempatkan dua elektroda pada garis yang tegak lurus pada sumbu kornea-retina, maka potensial korneo-retinal ini akan meimbulkan fluktuasi potensial yang sesuai dengan gerakan bola mata. Disebabkan karena kornea atau retina, yang berbeda polaritas muatannya akan mendekati atau menjauhi kedua elektrode tersebut sesuai dengan gerakan bolamata. Fluktuasi potensial yang timbul pada kedua elektrode pengukur tersebut dapat direkam secara elektro-fisiologik. Hingga dapat dikatakan bahwa elektro-okulografi ialah: merubah kualitas gerakan bolamata menjadi kuantitas beda potensial yang direkam pada koordinat Cartesian.

Membaca

Hambatan Membaca Cepat

Karena berbagai kemungkinan mencoba berusaha untuk dapat membaca cepat. Berbagai usaha telah dilakukan tetapi belum berhasil. Padahal setiap orang berpotensi untuk dapat membaca cepat. Ada beberapa kesalahan yang umumnya dilakukan orang ketika membaca cepat, antara lain:

1) Sub Vokalisasi

Ini dimaksud ketika membaca cepat mulut dan hati sama-sama ikut berujar. Biasanya kendala ini muncul ketika mengulangi bacaan, mengeluarkan suara.2) Finger PantingIni merupakan kesalahan dalam membaca cepat yang disebut finger panting. Dalam perkembangannya parapakar membaca cepat justru memperbolehkan teknik membaca capat menggunakan petunjuk (pointer).3) Regresi (Regretio)Secara tidak sadar membaca kadang-kadang mata tertuju pada kata-kata atau kalimat yang sudah dibaca. Ada kalanya ketika membaca pikiran atau otak memikirkan bacaan yang lalu atau hal-hal lain.Model Membaca CepatSebelum berlatih membaca cepat, kita harus paham beberapa model membaca cepat. Ada 2 model yang dapat digunakan dalam membaca, yaitu:1) Model Line by LineModel ini disebut juga dengan model garis per garis. Membaca model ini kalimat dalam bahan bacaan dibaca secara berurutan dari baris pertama hingga akhir secara berurutan.2) Model SpiralKetika kita membaca bacaan yang dibaca tidak seluruh isi bacaan dibacanya, tetrapi dibaca secara gigjak atau spiral.

Tenik Membaca Cepat

Untuk dapat membaca cepat memang perlu teknik tertentu. Secara umum ada 2 teknik membaca yaitu:1) Teknik ScanningMembaca scanning adalah membaca suatu informasi dimana bacaan tersebut dibaca secara loncat-loncat dengan melibatkan asosiasi dan imajinasi.2) Teknik Skimming

Membaca skimming adalah membaca secara garis besar untuk mendapatkan gambaran umum isi buku. Teknik ini biasanya dilakukan ketika mencari suatu yang khusus dalam teks.Langkah-langkah Membaca Cepat

Sebelum melatih membaca, perlu dipahami beberapa langkah membaca cepat yaitu:1) Langkah pertama adalah persiapanTahap persiapan ini dimulai dari membaca judul. Judul yang ditafsirkan dengan asosiasi dan imajinasi serta pengalaman yang telah dialami. Hubungan pengalaman atau wawasan dengan judul bahan bacaan yang akan dibaca, kemudian yang perlu diperhatikan lagi yaitu huruf cetak tebal atau miring.2) Langkah kedua pelaksanaanJika telah melaksanakan tahap persiapan, maka sudah dapat membayangkan gambaran umum isi bacaan dalam buku yang akan dibaca.

Latihan Membaca Cepat

Untuk menguasai ketrampilan membaca cepat perlu adanya:

3) Melatih otot mata. Otot mata dapat dilakukan dengan gerakan bola mata dalam keadaan.

4) Melatih pheripel mata. Dapat dilakukan dengan cara pandangan matra mengikuti perakan telunjuk di depan mata.

5) Melatih pernafasan. Dapat dilakukan dengancara tarik nafas panjang secara perlahan.C. Metode Praktikum

C.1 Jenis kegiatan: ObservasiC.2 Objek pengamatan: hasil rekaman membaca ProbandusC.3 Bahan dan Alat:

a) Elektro-okulograph (EOG)

b) Elektroda Perekamc) Gel Elektrodad) Kapas Alkohole) Teks dalam bacaan bahasa Indonesia dan bahasa InggrisC.4 Prosedur Percobaan:

a) Kepekaan rekam EOG 0,15 mV/cm

b) Kecepatan rekam 25 mm/detik

c) Frekuensi rekam 0-30 Hz

d) Membersihkan kulit di canhtus lateralis mata dengan kapas alkohol untuk menghilangkan kotoran yang dapat mengganggu sensitifitas rekam sebelum elektroda perekam dipasang.

e) Mengoleskan pasta perekam (gel elektroda) untuk memudahkan hantaran listrik.

f) Memasang elektroda perekam pada canthus lateralis mata kanan = merah, dan pada mata kiri = hitamg) Mempersiapkan probandus untuk membaca

h) Probandus membacai) Menganalisis hasil rekaman gerakan mata saat membaca.

D. Hasil Percobaan:

Tabel 1. Hasil Analisis Rekaman Gerakkan Bola Mata Saat MembacaProbandusTeks Bahasa IndonesiaTeks Bahasa Inggris

Baris Ke -BanyakFiksasiDurasi Membaca (s)Baris Ke -Banyak FiksasiDurasi Membaca (s)

Kode namaII

IIII

IIIIII

IVIV

VV

VIJumlah

VII

Jumlah

Tabel 2. Rekap Hasil Analisis Rekaman Gerakkan Bola Mata Saat MembacaNamaVariabelTeks Bahasa IndonesiaTeks Bahasa Inggris

KodeFiksasi keseluruhan

Fiksasi per baris

Durasi Waktu (s) keseluruhan

Durasi Waktu (s) per baris

Tabel 3. Rekap Hasil Analisis Rekaman Gerakkan Bola Mata Saat MembacaNamaTeks Bahasa IndonesiaTeks Bahasa Inggris

Fiksasi per barisDurasi per baris (detik)Fiksasi per barisDurasi per baris (detik)

Kode Nama 1

Kode Nama 2

Kode Nama 3

Kode Nama 4

Durasi membaca per baris= Lama waktu membaca keseluruhan (det)/banyaknya baris

Jumlah fiksasi perbaris= Jumlah Fiksasi keseluruhan/Banyaknya barisE. PembahasanF. Kesimpulan:

G. Daftar PustakaDjukri dan Heru Nurcahyo. (2011). Petunjuk Praktikum Biologi Lanjut. Yogyakarta: Program Pascasarjana UNY.

Gabriel. (1996). Fisika Kedokteran. Jakarta: Buku Kedokteran EGC

Lampiran

Gerakan mata ke kanan dan ke kiri terekam ke atas dan ke bawah

Gerakan mata mengikuti gerakan bandul terekam ke atas dan ke bawah dengan pola seperti gelombang

Gerakan mata saat membaca teks bacaan terekam ke atas dan ke bawah dengan pola seperti tangga

Gerakan mata saat membaca teks bacaan terekam dengan pola seperti tangga tetapi terdapat artefak berupa gerakan jerky (jelalatan).

Baris I

Baris II

Baris III

Baris IV

Baris V

Return Sweep

Fiksasi

Jerky (jelalatan)

Petunjuk Praktikum Biologi Lanjut --- | 28