LAPORAN REFLEKS

54
BAB I PENDAHULUAN I. Latar Belakang Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf. Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yakni gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensoris, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor. Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis terhadap rangsangan,tanpa memerlukan control dari otak.Jadi dapat dikatakan gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu. Pada gerak refleks,impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas,yaitu dimulai dari reseptor penerima rangsang,kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat saraf, diterima oleh sel saraf penghubung(asosiasi) tanpa diolah dalam otak langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor,yaitu otot dan 1

description

makalah

Transcript of LAPORAN REFLEKS

Page 1: LAPORAN REFLEKS

BAB I

PENDAHULUAN

I. Latar Belakang

Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan

penghantaran impuls oleh saraf. Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun

ada pula gerak yang terjadi tanpa disadari yakni gerak refleks. Impuls pada gerakan

sadar melalui jalan panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensoris, dibawa ke otak

untuk selanjutnya diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa

tanggapan, dibawa oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh

efektor.

Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis

terhadap rangsangan,tanpa memerlukan control dari otak.Jadi dapat dikatakan

gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu.

Pada gerak refleks,impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas,yaitu dimulai

dari reseptor penerima rangsang,kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat

saraf, diterima oleh sel saraf penghubung(asosiasi) tanpa diolah dalam otak langsung

dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor,yaitu otot dan

kelenjar.Jalan pintas ini disebut lengkung refleks.Gerak refleks dapat dibedakan atas

refleks otak bila saraf penghubung(asosiasi) berada di dalam otak.

II. Tujuan Percobaan

Adapun tujuan dari percobaan ini adalah :

1. Mempelajari cara-cara pemeriksaan refleks-refleks yang fisiologis pada

manusia.

2. Melihat ada tidaknya gangguan konduksi impuls pada system saraf.

BAB II

1

Page 2: LAPORAN REFLEKS

TINJAUAN PUSTAKA

Baik disadari maupun tidak,tubuh kita selalu melakukan gerak.

Bahkanseseorang yang tidak memiliki kesempurnaan pun akan tetap melakukan

gerak. Saat kita tersenyum,mengedipkan mata atau bernapas sesungguhnya

telah terjadi gerak yang disebabkanoleh kontrasi otot.

Gerak terjadi begitu saja. Gerak terjadi melalui mekanisme rumit dan

melibatkan banyak bagian tubuh.Terdapat banyak komponen – komponen tubuh

yang terlibat dalam grak iniBaik itu disadari maupun tidak disadari.

Gerak adalah suatu tanggapan tehadap rangsangan baik itu dari dalam

tubuh maupun dari luar tubuh. Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat

sederhana untuk menjelaskan penghantaran impuls oleh saraf.

Dan dalam melakukan gerak tubuh kita melakukan banyak koordinasi

dengan perangkat tubuh yang lain.Hal ini menunjukkan suatu kerja sama yang

siergis.

Kita dapat bayangkan diri kita berada dalam sebuah lorong yang gelap

Semua indera kita pun akan siap siaga.Telinga pasti akan mendengar segala

sesuatu sehalus apa pun. Kemudian kita menabrak sesuatu. Dalam keadaan

seperti itu diri kita pasti refleks melompat bahkan akan menjerit.Denyut jantung

akan cepat dan secara refeks kita pun berlari. Begitulah salah satu contoh gerak

refleks yang terjadi pada diri kita.

Seluruh mekanisme gerak yang terjadi di tubuh kita tak lepas dari peranan

system saraf. Sistem saraf ini tersusun atas jaringan saraf yang di dalamnya

terdapat sel-sel saraf atau neuron. Meskipun system saraf tersusun dengan

sangat kompleks,tetapi sebenarnya hanya tersusun atas 2 jenis sel,yaitu sel saraf

dan sel neuroglia.

Adapun berdasarkan fungsinya system saraf itu sendiri dapat dibedakan atas

tiga jenis :

2

Page 3: LAPORAN REFLEKS

1. Sel saraf sensorik

Sel saraf sensorik adalah sel yang membawa impuls berup rangsangan dari

reseptor (penerima rangsangan), ke system saraf pusat (otak dan sumsum

tulang belakang).SEl saraf sensorik disebut juga dengan sel saraf

indera,karena berhubungan dengan alat indra.

  2. Sel saraf Motorik

Sel saraf motorik berfungsi membawa impuls berupa tanggapan dari susunan

saraf pusat (otak atau sumsum tulang belakang) menuju to atau kelenjar tubuh.

Sel saraf motorik disebut juga dengan sel saraf penggerak,karena berhubungan

erat dengan otot sebagai alat gerak.

3. Sel saraf penguhubung

Sel saraf penguhubung disebut juga dengan sel saraf konektor,hal ini

disebabkan karena fungsinya meneruskan rangsangan dari sel saraf sensorik

ke sel saraf motorik.

Namun pada hakikatnya sebenarnya system saraf terbagi menjadi du

kelompok besar :

1. Sistem saraf sadar

Adalah system saraf yang mengatu tau mengkoordinasikan semua kegiatan

yang dapat diatur menurut kemauan kita.Contohnya,melempar

bola,berjalan,berfikir,menulis,berbicara dan lain-lain.

Saraf sadar pun terbagi menjadi dua :

a.Saraf pusat

3

Page 4: LAPORAN REFLEKS

terdiri dari :

- Otak

Merupakan pusat kesadaran,yang letaknya di rongga tengkorak.

- Sumsum tulang belakang

Sumsum tulang belakang berfungsi menghantarkan impuls (rangsangan)

dari dan ke otak,serta mengkoordinasikan gerak refleks. Letaknya pada ruas-

ruas tulang belakang,yakni dari ruas – ruas tulag leher hingga ke ruas-ruas

tulang pinggang yang kedua. Dan dalam sumsum ini terdapat simpul – simpul

gerak refleks.

b. Saraf Tepi

Sistem saraf tepi terdiri dari sarfa-saraf yang berada di luar system saraf

pusat (otak dan sumsum ulang belakang). Artinya system saraf tepi

merupakan saraf yang menyebar pada seluruh bagian tubuh yang melayani

organ-organ tubh tertentu,sepeti kulit,persendian,otot,kelenjar,saluran darah

dan lain-lain.

 2. Susunan saraf tak sadar.

- Susunan saraf simpatis

- Susunan saraf parasimpatis

Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi

tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan

panjang, yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya

diolah oleh otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa

oleh saraf motor sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.

4

Page 5: LAPORAN REFLEKS

Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis

terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan

gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu.

Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk. Dimana gerak refleks ini

merupakan gerak yang dihasilkan oleh jalur saraf yang paling sederhana. Jalur saraf

ini dibentuk oleh sekuen dari neuron sensorik ,interneuron, dan neuron motorik, yang

mengalirkan impuls saraf untuk tipe refleks tertentu. Gerak refleks yang paling

sederhanahanya memerlukandua tipe sel saraf, yaitu neuron sensorik dan neuron

motorik. Gerak refleks bekerja bukanlah dibawah kesadaran dan kemauan seseorang.

Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu dimulai

dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke pusat

saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak

langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot

atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan

atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya,

gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang

belakang bila set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang

misalnya refleks pada lutut

Refleks adalah jawaban (respons)motorik atas perangsangan sensorik.

Refleks itu dibagi dalam:

1.a.Refleks tendon (1) refleks regang (“muscle stretch reflex”)

(2) refleks periost.

b.Refleks kulit(permukaan)

2.Refleks patologik.

Cara memeriksa refleks:

Sewaktu memeriksa refleks penderita,hendaklah kita perhatikan supaya

5

Page 6: LAPORAN REFLEKS

1).Penderita itu berada dalam keadaan rileks(santai).

2).Tonus otot hendaknya dalam keadaan optimal(jadi anggota tubuh yang diperiksa

hendaknyalah dalam kedudukan tertentu).

3).Rangsang regang hendaknyalah cukup memadai (artinya perkusi itu harus cukup

keras).Diantara refleks tendon dan refleks kulit terdapat suatu perbedaan yang cukup besar.:

Refleks tendon Refleks kulit

1.Timbul dengan satu pukulan

2.Respons dari refleks ini adalah

kontraksi fasik dari suatu otot.

3.Respons diperlambat,bila terdapat

banyak perhatian dari penderita.

4.Refleks dapat timbul secara terus

menerus.

5.Pada lesi U.M.N:refleks ini akan

memperlihatkan hiper refleksi.

1.Timbul dengan sumasi rangsang

2.Respons:kontraksi tenik dari otot-

otot(mis: dari otot dinding perut)

3.Respons dipermudah,dipergiat,bila

terdapat banyak perhatian dari penderita.

4.Bila dirangsang secara terus-menerus

lama kelamaan refleks ini menajdi sukar

untuk ditimbulkan.

5.Pada lesi UM.N:refleks ini jadi

negative

Struktur Kumparan Otot

Tiap kumparan otot terdiri tidak lebih dari 10 serat otot yang terbungkus oleh

selubung jaringan ikat. Kumparan otot mempunyai serat yang lebih bersifat

embrional dengan gambaran garis lintang yang kurang jelas disbanding dengan serat

otot biasa. Serat kumparan otot ini dinamakan serat serat intrafusual, yang merupakan

unit kontraktil biasa. Serat intrafusual otot, karena ujung-ujung kumparan otot

melekat pada tendo di ujung-ujung otot, atau disamping serat ekstrafusual

Persarafan Timbal Balik

Eksitasi satu kelompok jenis otot sering di hubungkan dengan inhibisi

kelompok yang lain. Misalnya, jika suatu reflex regang merangsang suatu otot, secara

6

Page 7: LAPORAN REFLEKS

serentak ia menginhibisi otot-otot antagonis. Ini adalah fenomena inhibisi timbale

balik, dan mekanisme neuronal yang menyebabkan hubungan timbale balik, dan

mekanisme neuronal yang menyebabkan hubungan timbale balik ini disebut

persarafan timbale balik. Demikian pula, hubungan timbale balik ada diantara kedua

sisi medulla spinalis seperti ditunjukkan oleh reflex fleksor dan ekstensor yang

diuraikan diatas.

Dibawah ini kita akan melihat bahwa prinsip persarafan persarafan timbale

balik juga penting dalam kebanyakan reflex medulla spinalis yang berguna untuk

pergerakan, karena ia membantu menyebabkan gerakan ke belakan dari ekstremitas

yang berlawanan, dan ia menyebabkan gerakan bergantian diantara kaki depan dan

kaki belakang.

1.Refleks Fisiologik

Refleks fisiologik yang diperiksa secara rutin adalah :2

a.Refleks lengan

1.Refleks biseps(busur refleks melalui C5-C6)

Lengan penderita dibengkokkan pada siku.Lantas palu refleks kita ketokkan

pada tendonM,biseps sedikit di bawah lipatan siku.Bila positif,maka akan tampak

kontraksi dari M,biseps.

2.Refleks triceps(busur refleks melalui C7-C8)

Kedudukan lengan adalah sama dengan waktu kita memeriksa refleks

biseps.Kita perkusi tendon dari M triceps.Bila refleks triceps ini adalah positif,maka

akan tampak ada kontraksi dari M,triceps.

b.Pada tubuh

1.Refleks dinding perut

Refleks dinding perut dapat diperlihatkan hanya pada manusia.Refleks ini

tidak terdapat pada kera dan binatang lain.Untuk menimbulkan refleks ini,penderita

harus tidur terlentang dengan kedua lengan di samping tubuhnya.

7

Page 8: LAPORAN REFLEKS

Ujung gagang palu refleks kita lantas digoreskan pada dinding perut

itu.Penggoresan ini kita lakukan dari lateral kemedial,berturut-turut pada perut bagian

atas,tengah, dan bawah.

Refleks dinding perut ini kita bedakan lagi dalam refleks epigastrik(T8-T9),refleks

mesogastrik(T10),refleks hipogastrik(T11-T12).

c.Pada Tungkai

1.Refleks lutut (L2-L3-L4)

Refleks westhpal ini adalah lebih populer dengan nama singkatan K.P.R(Knee

pes refleks)

Untuk menimbulkan rfleks ini ,maka:

a.Penderita yang duduk,kaki yang hendak diperiksa hendaknya diletakkan diatas lutut

kaki yang satu lagi.

b.Pada penderita yang berbaring terlentang,dokter itu harus meletakkan tangannya di

bawah lutut penderita,sehingga kaki yang hendak diperiksa berada dalam keadaan

fleksi,namun harus dijaga supaya tumit kaki itu masih tetap berada(menyentuh)di atas

tempat tidur.Kemudian kita lakukan perkusi pada ligamentum patellae.Untuk

mengetahui apakah itu K.P.R tersebut positif atau tidak,hendaklah kita perhatikan

apakah ada atau tidak ada kontraksi dari M.kuadriseps femoris.K.P.R itu dikatakan

positif bila terlihat ada kontraksi dari M.kuadriceps femoris.

2.Refleks Achilles(refleks tumit).(s1).

Refleks ini di klinik lebih terkenal dengan singkatan A.P.R(Achilles pees refleks)

Untuk menimbulkan reflek ini maka:

a.Pada penderita yang duduk,kita suruh berlutut di atas tempat tidur.Berlutut ini

hendaknyalah sedemikian rupa,sehingga kedua kakinya menonjol melewati pinggir

dari tempat tidur tersebut.

b.Pada penderita yang berbaring,kita lakukan fleksi pada sendi panggul dan pada

sendi lutut penderita dengan cara memegang dan sedikit mengangkat kaki penderita

serta sekaligus melakukan dorsofleksi pada kaki tersebut,sehingga tendon achilles

tampak tegang.

8

Page 9: LAPORAN REFLEKS

2.Refleks Patologik

Refleks patologik adalah gerakan refleks yang tidak ditemukan pada orang

sehat.Jadi dalam keadaan normal refleks patologik itu tidak dapat

diperlihatkan.Refleks patologik yang akan dibicarakan adalah:

a.Pada anggota atas:

1.Refleks Hoffmann-Tromner

b.Pada anggota bawah:

1.a.Refleks Babinski

b.Refleks Chaddock

c.Refleks Oppenheim

d.Refleks Gordon

e.Refleks Schafer

2.a.Refleks Rossolimo

b.Refleks Mendel-Bechterew

3.a.Klonus Kaki

b.Klonus paha

a.Refleks anggota atas

Refleks Hoffmann-Tromner

Untuk menimbulkan refleks ini,maka kita lakukan ekstensi pada jari tengah

penderita dan kemudian kita”petik”pada kuku jari tengah tersebut.

b.Pada anggota bawah

1.Kelompok Babinski serta variant-variantnya.

a.Refleks Babinski:

Refleks ini untuk pertama kali diuraikan oleh Babinski dari polandia

dalam tahun 1896.Refleks ini adalah khas bagi suatu lesi pada tractus

piramidalis.Refleks ini tidak dapat ditimbulkan pada orang sehat,kecuali pada

bayi,yang berumur kurang dari satu tahun.

b.Refleks Chaddock:

9

Page 10: LAPORAN REFLEKS

Untuk menimbulkan refleks ini,kita goreskan ujung palu pada kulit di

bawah dari maleolus eksternus.Goresan itu kita lakukan dari bawah ke atas.Refleks

Chaddock ini kita namakan positif,bila timbul dorsofleksi dari ibu jari yang disertai

oleh pemekaran dari jari-jari yang lain.

c.Refleks Oppenheim:

Untuk menimbulkan refleks ini,maka dengan jempol dan ibu jari

telunjuk kita urut tulang betis(tibia) itu dari atas ke bawah.Refleks oppenheim itu kita

namakan positif ,bila tampak ada dorsofleksi dari ibu jari kaki yang disertai dengan

pemekaran dari jari-jari lain.

d.Refleks Gordon

Untuk menimbulkan refleks ini ,maka kita pijat otot betis

penderita.Kita katakan,bahwa refleks Gordon adalah positif,bila tampak ada

dorsofleksi dari ibu jari kaki penderita yang disertai dengan pemekaran dari jari-jari

kaki lain.

e.Refleks Schafer:

Untuk menimbulkan refleks ini maka kita pijat tendon Achilles

penderita.Kita katakan positif bila tampak ada dorsofleksi dari ibu jari kaki penderita

yang disertai pemekaran dari jari-jari kaki lain.

2.Kelompok Rossolimo/Mendel Bechterew

Bila refleks ini menjadi positif maka kita akan melihat timbulnya fleksi dari

jari-jari kaki.Refleks Rossolimo dan Mendel-Bechterew akan menjadi positif bila ada

lesi dari tractus piramidalis.

3.Kelompok Klonus.

Salah satu contoh gerakan refleks yang biasa tejadi adalah tes refleks pada

pupil. Pupil pada umumnya memiliki rata-rata ukuran, bentuk, dan reaksi yang sama

terhadap rangsang cahaya langsung jika berada dalam keadaan berakomodasi (fokus

jarak dekat). Pupil juga diperiksa dengan suatu tes yang dikenal dengan sebutan tes

refleks cahaya. Dimana cahaya dijatuhkan langsung ke mata. Jika salah satu pupil

berdilatasi secara paradoks sebagai respon terhadap cahaya, maka mata tersebut

10

Page 11: LAPORAN REFLEKS

dikatakan memiliki APD. Keadaan ini memberikan suatu dugaan kuat adanya

gangguan retina extensive atau gangguan nervus optic, walaupun beberapa kondisi

lain juga dapat memproduksi APD.

REFLEKS REGANG OTOT

Refleks regang dinamik dan refleks regang statik

Reflek regang dinamik

Dicetuskan oleh sinyal dinamik yang kuat,yang dijalarkan dari ujung primer

kumparan otot akibat regangan otot yang berlangsung cepat.Jadi,bila otot tiba-tiba

diregang,maka akan ada sinyal yang kuat pada otot yang sama dari tempat sinyal tadi

keluar.Jadi fungsi refleks ini adalah untuk melawan perubahan panjang otot yang

mendadak,sebab kontraksi otot akan melawan regangan tadi.Refleks regangan

dinamik ini akan berakhir dalam waktu seperdetik sesudah otot diregang hingga

mencapai panjangnya yang baru,namun kemudian akan dilanjutkan oleh refleks

regang statik yang lebih lemah dalam waktu yang lama.Refleks ini dicetuskan oleh

sinyal yang terus-menerus dikeluarkan oleh reseptor statik yang dijalarkan oleh ujung

primer dan ujung sekunder.Makna refleks regang statik adalah bahwa refleks ini

terus-menerus menimbulkan kontraksi otot selama otot tetap dalam keadaan terlalu

panjang.Kontraksi otot sebaliknya akan melawan kekuatan yang menimbulkan

panjang yang berlebihan.

Refleks regang negatif

Bila otot-otot tiba-tiba memendek,maka tentu akan timbul efek yang

berlawanan akibat penurunan impuls saraf dari kumparan.Bila otot telah tegang,maka

setiap pelepasan beban yang memendekkan otot akan lebih menyebabkan timbulnya

refleks dinamik dan refleks statik yang sifatnya menghambat otot daripada refleks

eksitasi.Jadi refleks regang negatif ini akan membawa pemendekan otot dengan cara

yang sama seperti refleks regang positif melawan pemanjangan otot.Oleh karena

itu,kita dapat melihat bahwa refleks regang ini cenderung untuk mempertahankan

keadaan stabil panjang otot.

11

Page 12: LAPORAN REFLEKS

Refleks Tendo Golgi organ golgi membantu mengatur ketegangan otot.

Organ tendo golgi,seperti diselubungi oleh reseptor-reseptor yang dilewati

oleh seberkas kecil serat tendo otot.Organ tendo seperti halnya reseptor primer yang

terdapat dalam kumparan otot,mempunyai respons dinamik dan respons

statik,dimana responsnya sangat kuat sewaktu tegangan otot tiba-tiba

meningkat(respon dinamik),namun dalam waktu seperdetik akan menjadi tenang dan

turun ke keadaan yang letup yang menetap sehingga hampir sesuai dengan beasarnya

tegangan otot(respons statik).Jadi organ tendo golgi akan segera mengirimkan

informasi cepat sesuai dengan tiap segmen yang kecil dari setiap otot ke sistem saraf.

Refleks Fleksor dan refleks menarik diri.

Dalam bentuk klasiknya,refleks fleksor dapat dicetuskan paling kuat dengan

cara merangsang ujung-ujung serat nyeri,misalnya dengan tusukan jarum atau rasa

panas yang dengan beberapa alasan sering kali disebut refleks nosiseptif atau secara

lebih sederhana dengan sebutan refleks nyeri.Perangsangan pada reseptor raba

adakalanya dapat menimbulkan refleks fleksor yang lebih lama dan lebih lemah.

Bila beberapa bagian tubuh selain salah satu anggota,gerak dirangsang dengan

rangsangan yang sangat menyakitkan maka bagian ini,dengan pola yang serupa,akan

menarik diri dari stimulus tersebut,namun meskipun pada dasarnya merupakan

refleks yang sama,refleks ini mungkin hanya terbatas pada fleksor otot saja.Oleh

karena itu,kebanyakan pola refleks tipe ini di berbagai daerah tubuh yang berbeda

disebut refleks menarik diri(withdrawal).

Refleks Ekstensor silang.

Kira-kira 0,2 sampai 0,5 detik sesudah suatu stimulus menimbulkan refleks

fleksor pada salah satu anggota tubuh,maka anggota tubuh yang lain akan mulai

memanjang.Keadaan ini disebut Refleks ekstensor silang(Crossed extensor

reflex).Ekstensi yang terjadi pada anggota tubuh menjauhi objek yang menyebabkan

stimulus nyeri pada anggota tubuh yang menarik diri.

12

Page 13: LAPORAN REFLEKS

Refleks menggaruk (Scratch reflex)

Refleks medulla yang penting dan khusus pada beberapa binatang adalah

refleks menggaruk,dimana refleks ini dipicu oleh sensasi gatal dan sensasi

geli.Refleks ini melibatkan dua macam fungsi:

1.Indera posisi yang akan memudahkan cakarnya untuk menemukan tempat iritasi

yang tepat di permukaan tubuh dan

2.Gerakan menggaruk kian kemari(to-and-fro scratching movement).

Refleks Fleksi

Hubungan dengan hasil dari rangsang nyeri di refleks withdrawal pada

anggota tubuh ke tingkat pencegahan dan rangsang dari dan terus ke bagian dan

bagian dalam dari koneksi.

Refleks Memendek

Untuk megurangi tegangan di otot dengan membuat kontraksi di serat

intrafusal dan aktifitas dari otot spindles dengan pemeliharaan dari sifat di dalam otot.

Ada beberapa refleks pada bayi, diantaranya:

1. Refleks menghisap, terjadi ketika baru lahir otomatis menghisap benda yang

didekatkan ke mulut mereka, Refleks ini memudahkan bayi untuk memperoleh

makanan sebelum mereka dapat mengasosiasikan puting susu dengan makanan.

Ketika usia mereka bertambah, bayi sering menghisap sesuatu yang tidak

berhubungan dengan makanan seperti ibu jari, dot, tapi pada usia setahun kebanyakan

bayi menghentikan perilaku ini. Ayah-Bunda tidak perlu kawatir bila si kecil

menghisap jari atau tinju mereka

2. Refleks mencari, ketika pipi bayi disentuh maka sebagai respon dia akan

memalingkan kepalanya kearah benda yang menyentuhnya, dan jelas upayanya untuk

13

Page 14: LAPORAN REFLEKS

mencari sesuatu yang dihisap.

3. Refleks moro, respon tiba-tiba pada bayiakibat suara atau gerakan yang

mengejutkan, ia akan melengkungkan punggungnya, melempar kepala ke belakang

dan merentangkan tangan serta kakinya

4. Refleks menggenggam, terjadi ketika sesuatu menyentuh telapak tangan bayi. Bayi

akan merespon dengan menggenggam secara kuat. Refleks ini semakin berkurang di

bulan ketiga, ia akan memperlihatkan genggaman yang lebih spontan, misalnya

melihat sesuatu yang bergerak secara visual di depan matanya (mainan gantung), ia

akan mencoba meraih dan menggenggamnya. Jika motoriknya semakin terlatih, maka

ia akan mulai melakukan pengamatan terhadap benda-benda itu.

5. Refleks babinski, ketika telapak kaki mereka diusap maka jari kaki akan melebar

dan memutar-mutarkan kakinya.

Refleks yang muncul perlahan melemah mulai usia 3 bulan dan pada akhirnya

menghilang seiring dengan perkembangan motorik kasar dan motorik halusnya yang

semakin mantab.

Persarafan Respirokal (timbale balik)

Bila etrjadi reflex regang, otot antagonis akan relaksasi. Fenomena ini

disebabkan oleh persarafan respirokal. Impuls serat dari kumparan otot protagonis,

akan menimbulkan inhibisi postsinaps neuron motorik otot antagonisnya. Jaras ini

bersinaps bisinaps kolateral dari serat. Ia masuk medulla spinalisdan bersinaps

14

Page 15: LAPORAN REFLEKS

dengan interneuron inhibisi yang akan langsungbersinaps dengan neuron motorik

yang mempersarafi otot antagonis.

Refleks Regang Otot (inverse stretch reflex)

Semakin kuat otot diregangkan, sampai batas tertentu,semakin kuat kontraksi

refleksnya. Akan tetapi, bila tegangan menjadi makin kuat, kontraksi akan berhenti

tiba-tiba dan otot relaksasi. Relaksasi sebagai responterhadap regangan yang

berlebihan dinamakan reflex regang berbalik atau inhibisi autogenic.

Reseptor untuk reflex regang berbalik terdapat pada organ tendo Golgi.

Reseptor ini terdiri atas anyaman tonjolan ujung saraf diantara fasikula tendo. Ada 3-

25 serat otot untuk tiap reseptor tendo ini.

Refleks merupakan sebuah tindakan refleks juga dikenal sebagai

refleks,adalah hampir secara seketika dan gerakan dalam menanggapi dorongan.

Dalalm banyak konteks, khususnya yang berkaitan dengan manusia, akibat tindakan

yang mediated melalui refleks ARC, ini tidak selalu benar lain binatang, maupun

tidak berlaku kasual penggunaan istilah refleks.

Refleks dapat dilatih seperti saat mengulang motor tindakan selama praktek

olahraga, atau hubungan antara stimulus dengan autonomic reaksi selama klasik

lengkap.refleks manusia yang diuji sebagai bagian dari pemeriksaan neurologi untuk

menilai kerusakan dan berfungsi dari pusat dan sekeliling sistem saraf.

Refleks tendon

Refleks tendon memberikan informasi mengenai integritas dari pusat dan sekeliling

sistem saraf. Pada umumnya, yang menunjukkan penurunan refleks pokoknya

masalah dan atau hidup yang berlebihan refleks satu pusat.

Biceps reflex (C5, C6)

15

Page 16: LAPORAN REFLEKS

Brachioradialis reflex (C5, C6, C7)

Extensor digitorum reflex (C6, C7)

Triceps reflex (C6, C7, C8)

Patellar reflex or knee-jerk reflex (L2, L3, L4)

Ankle jerk reflex (Achilles reflex) (S1, S2)

Plantar reflex or Babinski reflex (L5, S1, S2)

Mekanisme yang disengaja ARC.termasuk gambar yang interneuron di monosynaptic

patella

Sementara refleks diatas adalah menodorng mekanis, istilah h-refleks merujuk

kepada sejalan refleks mendoronh elektrik,dan tonik akibat getaran yang mendorong

oleh getaran.

Refleks pada bayi

Bayi baru lahir memiliki jumlah refleks yang tidak dilihat pada orang dewasa yang

disebut primitif refleks.

16

Page 17: LAPORAN REFLEKS

1. Asymmetrical tonik keher refleks

2. Refleks pegang

3. Tangan ke mulut refleks

4. Mono refleks

5. Menetek

6. Simetris tonik leher refleks

7. Tonik sukar refleks

Terjadinya gerak biasa dan gerak refleks

Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan

penghantaran impuls oleh saraf.

Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi

tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang,

yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh

otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor

sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.

Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis

terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan

gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu.

Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk.

Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu

dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke

pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak

langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot

atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan

atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya,

17

Page 18: LAPORAN REFLEKS

gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang

belakang bila set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang

misalnya refleks pada lutut.

Gbr. Lengkung refleks yang menggambarkan mekanisme

jalannya impuls pada lutut yang dipuku

Sistem saraf pusat

18

Page 19: LAPORAN REFLEKS

Sistem saraf pusat meliputi otak (ensefalon) dan sumsum tulang belakang

(Medula spinalis). Keduanya merupakan organ yang sangat lunak, dengan fungsi

yang sangat penting maka perlu perlindungan. Selain tengkorak dan ruas-ruas tulang

belakang, otak juga dilindungi 3 lapisan selaput meninges. Bila membran ini terkena

infeksi maka akan terjadi radang yang disebut meningitis.

Ketiga lapisan membran meninges dari luar ke dalam adalah sebagai berikut.

1. Durameter; merupakan selaput yang kuat dan bersatu dengan tengkorak.

2. Araknoid; disebut demikian karena bentuknya seperti sarang labah-labah. Di

dalamnya terdapat cairan serebrospinalis; semacam cairan limfa yang mengisi sela

sela membran araknoid. Fungsi selaput araknoid adalah sebagai bantalan untuk

melindungi otak dari bahaya kerusakan mekanik.

3. Piameter. Lapisan ini penuh dengan pembuluh darah dan sangat dekat dengan

permukaan otak. Agaknya lapisan ini berfungsi untuk memberi oksigen dan nutrisi

serta mengangkut bahan sisa metabolisme.

Otak dan sumsum tulang belakang mempunyai 3 materi esensial yaitu:

1. badan sel yang membentuk bagian materi kelabu (substansi grissea)

2. serabut saraf yang membentuk bagian materi putih (substansi alba)

3. sel-sel neuroglia, yaitu jaringan ikat yang terletak di antara sel-sel saraf di dalam

sistem saraf pusat

Walaupun otak dan sumsum tulang belakang mempunyai materi sama tetapi

susunannya berbeda. Pada otak, materi kelabu terletak di bagian luar atau kulitnya

(korteks) dan bagian putih terletak di tengah. Pada sumsum tulang belakang bagian

tengah berupa materi kelabu berbentuk kupu-kupu, sedangkan bagian korteks berupa

materi putih.

19

Page 20: LAPORAN REFLEKS

1. Otak

Otak mempunyai lima bagian utama, yaitu: otak besar (serebrum), otak tengah

(mesensefalon), otak kecil (serebelum), sumsum sambung (medulla oblongata), dan

jembatan varol.

a. Otak besar (serebrum)

Otak besar mempunyai fungsi dalam pengaturan semua aktifitas mental, yaitu

yang berkaitan dengan kepandaian (intelegensi), ingatan (memori), kesadaran, dan

pertimbangan.

Otak besar merupakan sumber dari semua kegiatan/gerakan sadar atau sesuai

dengan kehendak, walaupun ada juga beberapa gerakan refleks otak. Pada bagian

korteks serebrum yang berwarna kelabu terdapat bagian penerima rangsang (area

sensor) yang terletak di sebelah belakang area motor yang berfungsi mengatur

gerakan sadar atau merespon rangsangan. Selain itu terdapat area asosiasi yang

menghubungkan area motor dan sensorik. Area ini berperan dalam proses belajar,

menyimpan ingatan, membuat kesimpulan, dan belajar berbagai bahasa. Di sekitar

kedua area tersebut dalah bagian yang mengatur kegiatan psikologi yang lebih tinggi.

Misalnya bagian depan merupakan pusat proses berfikir (yaitu mengingat, analisis,

berbicara, kreativitas) dan emosi. Pusat penglihatan terdapat di bagian belakang.

20

Page 21: LAPORAN REFLEKS

Gbr. Otak dengan bagian-bagian penyusunnya

2. Otak tengah (mesensefalon)

Otak tengah terletak di depan otak kecil dan jembatan varol. Di depan otak

tengah terdapat talamus dan kelenjar hipofisis yang mengatur kerja kelenjar-kelenjar

endokrin. Bagian atas (dorsal) otak tengah merupakan lobus optikus yang mengatur

refleks mata seperti penyempitan pupil mata, dan juga merupakan pusat pendengaran.

Gbr. Otak dan kegiatan-kegiatan yang dikontrolnya

21

Page 22: LAPORAN REFLEKS

3. Otak kecil (serebelum)

Serebelum mempunyai fungsi utama dalam koordinasi gerakan otot yang

terjadi secara sadar, keseimbangan, dan posisi tubuh. Bila ada rangsangan yang

merugikan atau berbahaya maka gerakan sadar yang normal tidak mungkin

dilaksanakan.

4. Jembatan varol (pons varoli)

Jembatan varol berisi serabut saraf yang menghubungkan otak kecil bagian

kiri dan kanan, juga menghubungkan otak besar dan sumsum

tulang belakang.

5. Sumsum sambung (medulla oblongata)

Sumsum sambung berfungsi menghantar impuls yang datang dari medula

spinalis menuju ke otak. Sumsum sambung juga mempengaruhi jembatan, refleks

fisiologi seperti detak jantung, tekanan darah, volume dan kecepatan respirasi, gerak

alat pencernaan, dan sekresi kelenjar pencernaan.

Selain itu, sumsum sambung juga mengatur gerak refleks yang lain seperti

bersin, batuk, dan berkedip.

6. Sumsum tulang belakang (medulla spinalis)

Pada penampang melintang sumsum tulang belakang tampak bagian luar

berwarna putih, sedangkan bagian dalam berbentuk kupu-kupu dan berwarna kelabu.

Pada penampang melintang sumsum tulang belakang ada bagian seperti sayap

yang terbagi atas sayap atas disebut tanduk dorsal dan sayap bawah disebut tanduk

ventral. Impuls sensori dari reseptor dihantar masuk ke sumsum tulang belakang

22

Page 23: LAPORAN REFLEKS

melalui tanduk dorsal dan impuls motor keluar dari sumsum tulang belakang melalui

tanduk ventral menuju efektor. Pada tanduk dorsal terdapat badan sel saraf

penghubung (asosiasi konektor) yang akan menerima impuls dari sel saraf sensori dan

akan menghantarkannya ke saraf motor.

Pada bagian putih terdapat serabut saraf

asosiasi. Kumpulan serabut saraf membentuk

saraf (urat saraf). Urat saraf yang membawa

impuls ke otak merupakan saluran asenden

dan yang membawa impuls yang berupa

perintah dari otak merupakan saluran

desenden. Gbr. Penampang melintang sumsum

tulang belakang

Sistem saraf tepi

Sistem saraf tepi terdiri dari sistem saraf sadai dan sistem saraf tak sadar

(sistem saraf otonom). Sistem saraf sadar mengontrol aktivitas yang kerjanya diatur

oleh otak, sedangkan saraf otonom mengontrol aktivitas yang tidak dapat diatur otak

antara lain denyut jantung, gerak saluran pencernaan, dan sekresi keringat.

23

Page 24: LAPORAN REFLEKS

Gbr. Saraf tepi dan aktivitas-aktivitas yang dikendalikannya

1. Sistem Saraf Sadar

Sistem saraf sadar disusun oleh saraf otak (saraf kranial), yaitu saraf-saraf

yang keluar dari otak, dan saraf sumsum tulang belakang, yaitu saraf-saraf yang

keluar dari sumsum tulang belakang.

24

Page 25: LAPORAN REFLEKS

Saraf otak ada 12 pasang yang terdiri dari:

1. Tiga pasang saraf sensori, yaitu saraf nomor 1, 2, dan 8

2. lima pasang saraf motor, yaitu saraf nomor 3, 4, 6, 11, dan 12

3. empat pasang saraf gabungan sensori dan motor, yaitu saraf nomor 5, 7, 9, dan

10.

Saraf otak dikhususkan untuk daerah kepala dan leher, kecuali nervus vagus yang

melewati leher ke bawah sampai daerah toraks dan rongga perut. Nervus vagus

membentuk bagian saraf otonom. Oleh karena daerah jangkauannya sangat luas maka

nervus vagus disebut saraf pengembara dan sekaligus merupakan saraf otak yang

paling penting.

Saraf sumsum tulang belakang berjumlah 31 pasang saraf gabungan. Berdasarkan

asalnya, saraf sumsum tulang belakang dibedakan atas 8 pasang saraf leher, 12

pasang saraf punggung, 5 pasang saraf pinggang, 5 pasang saraf pinggul, dan satu

pasang saraf ekor.

Beberapa urat saraf bersatu membentuk jaringan urat saraf yang disebut pleksus.

Ada 3 buah pleksus yaitu sebagai berikut.

a. Pleksus cervicalis merupakan gabungan urat saraf leher yang mempengaruhi

bagian leher, bahu, dan diafragma.

b.Pleksus brachialis mempengaruhi bagian tangan.

c. Pleksus Jumbo sakralis yang mempengaruhi bagian pinggul dan kaki.

 2. Saraf Otonom

Sistem saraf otonom disusun oleh serabut saraf yang berasal dari otak maupun

dari sumsum tulang belakang dan menuju organ yang bersangkutan. Dalam sistem ini

terdapat beberapa jalur dan masing-masing jalur membentuk sinapsis yang kompleks

25

Page 26: LAPORAN REFLEKS

dan juga membentuk ganglion. Urat saraf yang terdapat pada pangkal ganglion

disebut urat saraf pra ganglion dan yang berada pada ujung ganglion disebut urat

saraf post ganglion.

Sistem saraf otonom dapat dibagi atas sistem saraf simpatik dan sistem saraf

parasimpatik. Perbedaan struktur antara saraf simpatik dan parasimpatik terletak pada

posisi ganglion. Saraf simpatik mempunyai ganglion yang terletak di sepanjang

tulang belakang menempel pada sumsum tulang belakang sehingga mempunyai urat

pra ganglion pendek, sedangkan saraf parasimpatik mempunyai urat pra ganglion

yang panjang karena ganglion menempel pada organ yang dibantu.

Fungsi sistem saraf simpatik dan parasimpatik selalu berlawanan (antagonis).

Sistem saraf parasimpatik terdiri dari keseluruhan "nervus vagus" bersama cabang-

cabangnya ditambah dengan beberapa saraf otak lain dan saraf sumsum sambung.

Refleks menarik diri

Refleks menarik diri merupakan refleks polisinaptik yang khas, yang terjadi

sebagai jawaban terhadap rangsang noksius,biasanya nyeri,di kulit atau dijaringan

subkutan serta otot.

Rasa yang timbul adalah kontraksi otot fleksor dan ekstensor sehingga bagian yang

terangsang mengalami fleksi dan menarik diri dari rangsangan tersebut.

Manfaat refleks menarik diri

Refleks fleksor dapat ditimbulkan dengan rangsangan tanam dikulit tatau

dengan peregangan otot,tetapi respon fleksor kuat yang disetai gerakan mearik diri

26

Page 27: LAPORAN REFLEKS

hanya dibangkitakan oleh rangsangan noksius atau rangsangan yang berbahaya bagi

hewan tersebut. Karena itu, rangsangan ini disebut rangsang nosiseptif.

Mekanisme patella refleks

Merupakan tendon patella dengan pallu urat daging hanya dibawah lutut yang

membentang quadriceps tendon. Trayek ini merangsang indera receptors yang

memicu sebiah afferent doronngan dalam indera neuron sinapses langsung dengan

motor neuron yang melakukan dorongan yang efferen ke quadriceos femur,memicu

kontraksi.

Refleks ini membantu menjaga sikap dan keseimbangan yang memungkinkan

satu untuk merjalan tanpa sadar berpikir tentang setiap langkah.

27

Page 28: LAPORAN REFLEKS

BAB III

METODOLOGI PERCOBAAN

III.1 Alat dan bahan

1. Palu perkusi

2. Lampu senter

3. Kapas

4. Jarum

III.2 Cara Kerja

a. Refleks Kulit Perut

Membaringkan orang yang dicoba dengan kedua lengan terletak lurus di

samping badan.Menggores kulit daerah abdomen dari lateral ke arah

umbilikalis. Respon yang akan terjadi berupa kontraksi otot dinding perut.

b. Reflek Kornea

Menyediakan kapas yang digulung menjadi bentuk silinder halus. Orang yang

dicoba menggerakkan bola mata ke lateral yaiutu dengan melihat ke salah satu

sisi tanpa menggerakkan kepala. Menyentuh dengan hati-hati sisi kontralateral

kornea dengan kapas. Respon berupa kidipan mata secara cepat.

c. Refleks Cahaya

Menjatuhkan cahaya senter pada pupil salah satu orang yang dicoba. Respon

berupa konstriksi pupil homolateral dan kontra lateral. Mengulangi percobaan

pada mata lain.

d. Refleks Perios Radialis

Lengan bawah orang yang dicoba setengah difleksikan pada sendi siku dan

tangan sedikit dipronasikan. Mengetuk periosteum pada ujung distal os radii.

Respon berupa fleksi lengan bawah pada siku dan supinasi tangan.

e. Refleks Periost Ulnaris

28

Page 29: LAPORAN REFLEKS

Lengan bawah setengah difleksikan pada sendi siku dan tangan antara pronasi

dan supinasi. Mengetuk pada periost Prosessus stiloideus. Respon berupa

pronasi tangan.

f. Knee Pess Refleks (KPR)

Orang yang dicoba duduk pada tempat yang agak tinggi sehingga kedua

tungkai akan tergantung bebas atau orang coba berbaring terlentang dengan

fleksi tungkai pada sendi lutut. Mengetuk tendo patella dengan hammer

sehingga terjadi ekstensi tungkai disertai kontraksi otot kuadriseps.

g. Achilles Pess Refleks (APR)

Tungkai difleksikan pada sendi lutut dan kaki didorsofleksikan. Mengetuk

pada tendo Achilles sehingga terjadi plantar fleksi dari kaki dankontraksi otot

gastroknemius.

h. Refleks Biseps

Lengan orang coba setengah difleksikan pada sendi siku. Ketukan pada tendo

otot bisepes akan menyebabkan fleksi lengan pada siku dan tampak kontraksi

otot biseps.

i. Otot Triseps

Lengan bawah difleksikan pada sendi siku dan sedikit dipronasikan. Ketukan

pada tendo otot triseps 5 cm di atas siku akan menyebabkan ekstensi lengan

dan kontraksi otot triseps.

j. Withdrawl Refleks

Lengan orang yang dicoba diletakkan diatas meja dalam keadaan ekstensi.

menusuk dengan hati-hati dan cepat kulit lengan dengan jarum steril, sehalus

mungkin agar tidak melukai orang yang dicoba. Respon berupa fleksi lengan

tersebut menjauhi stimulus.

29

Page 30: LAPORAN REFLEKS

BAB IV

HASIL DAN PEMBAHASAN

IV.1 Hasil Pengamatan

PERCOBAAN HASIL PENGAMATAN

Refleks kulit perut + ( terjadi kontraksi otot dinding perut)

Refleks kornea + ( terjadi kedipan mata dengan cepat)

Refleks cahaya + ( terjadi gerakan pupil yang homolateral)

Refleks periost radialis+ ( terjadi gerakan fleksi lengan dan supinasi

tangan)

Refleks periost ulnaris + ( terjadi gerakan pronasi tangan)

Knee pess refleks- ( tidak terjadi kontraksi otot kuadriseps dan

ekstensi tungkai)

Achilles pess refleks- ( tidak terjadi kontraksi otot gastroknemius

dan fleksi dari kaki)

Biseps refleks- ( tidak terjadi fleksi lengan dan kontraksi otot

biseps)

Triseps refleks- ( tidak terjadi ekstensi lengan dan kontraksi

otot trisep)

Withdrawl refleks+ ( terjadi fleksi lengan yang menjauhi

stimulus)

30

Page 31: LAPORAN REFLEKS

IV.2 Pembahasan

a. Refleks Kulit Perut

Jalannya impuls saraf pada refleks kulit perut adalah :

Rangsangan → Neuron afferent → Interneuron afferent → Medula spinalis →

Neuron efferent (N. 11 Obypogastrius) → Konraksi otot perut.

Pada percobaan ini, orang coba digores perutnya pada daerah abdomen dari

lateral kearah umbikulus. Respon yang timbul yaitu berupa kontraksi otot dinding

perut.

b. Refleks Kornea

Jalannya impuls saraf pada refleks kornea adalah :

Rangsangan → Limbus kornea → N. Opthalmicus → Pons → N. Abducens →

Palpebra superior.

Pada percobaan ini, orang coba harus menggerakkan bola matanya ke lateral

tanpa menggerakkan kepalanya. Dengan menggunakan gulungan silinder halus

kapas yang steril, sisi kontralateral kornea disentuh. Respon yang timbul yaitu

berupa kedipan mata secara cepat.

c. Refleks Cahaya

Jalannya impuls saraf pada refleka cahaya ini adalah :

Retina → N. Opticus → Mesencepalon → N. Occulomotoris → M. Constrictor

pupillae

Pada percobaan ini, cahaya dari lampu senter disorotkan ke mata orang coba

maka pupil mata akan berkontraksi homolateral. Karena jika salah satu pupil

berdilatasi secara paradoks sebagai respon terhadap cahaya, maka mata tersebut

dikatakan memiliki APD. Keadaan ini memberikan suatu dugaan kuat adanya

gangguan retina extensive atau gangguan nervus optic, walaupun beberapa

kondisi lain juga dapat memproduksi APD.

d. Refleks Periost Radialis

Jalannya impuls saraf pada refleka periost radialis ini adalah :

Periosteum os radii → N. Radialis → L5-L6 → N. Radialis → M. Plexus

31

Page 32: LAPORAN REFLEKS

Pada percobaan ini, lengan bawah orang coba setengah difleksikan pada sendi

siku dan tangan sedikit dipronasikan. Selanjutnya periosteum diketuk dengan

menggunakan palu perkusi pada ujung distal os radii. Respon yang dihasilkan

berupa fleksi lengan bawah pada siku dan supinasi tangan.

e. Refleks Periost Ulnaris

Jalannya impuls saraf pada refleks periost ulnalis ini adalah :

Periost processus stiloideus → N. Medianus → C5-Th1 → N. Medianus →

Pronasi.

Pada pencobaan ini, palu perkusi diketukkan pada bagian periost processus

stiloideus di bagian lengan bawah yang setengah difleksikan pada sendi siku dan

tangan antara pronasi dan supinasi dan respon yang seharusnya dihasilkan berupa

gerakan pronasi tangan.

f. Knee Pess Refleks

Jalannya impuls saraf pada knee pess refleks ini adalah :

Tendo Patella → N. Femuralis → L2-L1 → N. Femuralis → M Quadriseps.

Pada percobaan ini, palu perkusi diketukkan pada tendo patella dan respon yang

seharusnya dihasilkan yaitu terangkatnya tungkai kaki dan adanya kontraksi dari

otot quadriseps. Namun pada percobaan ini tidak menghasilkan respon apapun.

Hal ini disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya yaitu ketukan palu perkusi

yang tidak tepat pada ujung distal os radii, tekanan ketukan palu perkusi yang

terlalu pelan, orang coba yang hiposensitif, dll.

g. Achilles Pess Refleks

Jalannya impuls saraf pada archilles pess refleks ini adalah :

Tendo achilles → N. Tibia → S1-S2 → N. Tibia → M. Gastrocoemius.

Pada pecobaan ini, palu perkusi diketukkan pada gastrocnemius dan orang coba

harus dalam relaksasi yang sempurna namun respon yang seharusnya berupa

fleksi dari kaki dan kontraksi otot gastrocnemius tidak ditemukan, hal ini juga

disebabkan oleh beberpa faktor pada percobaan knee pess refleks.

h. Refleks Biseps

32

Page 33: LAPORAN REFLEKS

Jalannya impuls saraf pada refleks biseps ini adalah :

Tendo otot biseps → N. Musculocutaneus → C5-C6 → N. Musculocutaneus →

Otot biseps.

Pada percobaan ini, palu pekusi diketukkan pada tendo otot biseps dan seharusnya

akan menghasilkan respon berupa fleksi lengan pada siku dan kontraksi otot

biseps. Namun pada percobaan ini tidak terjadi respon apapun. Faktor yang

menyebabkan hal ini terjadi sama pada kedua percobaan diatas yaitu faktor

hiposensitif, tekanan palu perkusi, posisi ketukan palu perkusi, dll.

i. Refleks triseps

Jalannya impuls saraf pada reflek triseps ini adalah :

Tendo otot triseps → N. Radialis → C6-C8 → N. Radialis → Otot triseps.

Pada percobaan ini, palu perkusi diketukkan pada tendo dari otot triseps, namun

tidak terjadi respon sama sekali, hal ini juga disebabkan oleh faktor-faktor

sebelumnya.

j. Withdrawl refleks

Jalannya impuls saraf pada withdrawl refleks ini adalah :

Kulit lengan → Neuron afferen → Interneuron afferen → Medulla spinalis →

Neuron efferen→ Efektor.

Pada percobaan ini, menggunakan jarum yang steril untu menusuk secara tiba-tiba

orang coba dan respon yang dihasilkan berupa fleksi lengan menjauhi stimulus.

Dalam melakukan semua percobaan di atas, adapun hal-hal yang akan

melancarkan dan menyempurnakan pelaksanaan praktikum, diantaranya : orang coba

harus relaksasi dengan sempurna, harus ada ketegangan optimal dari otot yang akan

diperiksa, dan pemeriksaan dengan menggunakan hammer dengan fleksi pada sendi

tangan dan kekuatan yang sama sehingga respon yang diharapkan dapat timbul.

33

Page 34: LAPORAN REFLEKS

Tabel Fungsi Saraf Otonom

Parasimpatik Simpatik

mengecilkan pupil

menstimulasi aliran ludah

memperlambat denyut jantung

membesarkan bronkus

menstimulasi sekresi kelenjar

pencernaan

mengerutkan kantung kemih

memperbesar pupil

menghambat aliran ludah

mempercepat denyut jantung

mengecilkan bronkus

menghambat sekresi kelenjar

pencernaan

menghambat kontraksi kandung

kemih

Terjadinya gerak biasa dan gerak refleks

Gerak merupakan pola koordinasi yang sangat sederhana untuk menjelaskan

penghantaran impuls oleh saraf.

Gerak pada umumnya terjadi secara sadar, namun, ada pula gerak yang terjadi

tanpa disadari yaitu gerak refleks. Impuls pada gerakan sadar melalui jalan panjang,

yaitu dari reseptor, ke saraf sensori, dibawa ke otak untuk selanjutnya diolah oleh

otak, kemudian hasil olahan oleh otak, berupa tanggapan, dibawa oleh saraf motor

sebagai perintah yang harus dilaksanakan oleh efektor.

Gerak refleks berjalan sangat cepat dan tanggapan terjadi secara otomatis

terhadap rangsangan, tanpa memerlukan kontrol dari otak. Jadi dapat dikatakan

gerakan terjadi tanpa dipengaruhi kehendak atau tanpa disadari terlebih dahulu.

Contoh gerak refleks misalnya berkedip, bersin, atau batuk.

34

Page 35: LAPORAN REFLEKS

Pada gerak refleks, impuls melalui jalan pendek atau jalan pintas, yaitu

dimulai dari reseptor penerima rangsang, kemudian diteruskan oleh saraf sensori ke

pusat saraf, diterima oleh set saraf penghubung (asosiasi) tanpa diolah di dalam otak

langsung dikirim tanggapan ke saraf motor untuk disampaikan ke efektor, yaitu otot

atau kelenjar. Jalan pintas ini disebut lengkung refleks. Gerak refleks dapat dibedakan

atas refleks otak bila saraf penghubung (asosiasi) berada di dalam otak, misalnya,

gerak mengedip atau mempersempit pupil bila ada sinar dan refleks sumsum tulang

belakang bila set saraf penghubung berada di dalam sumsum tulang belakang

misalnya refleks pada lutut.

35

Page 36: LAPORAN REFLEKS

BAB V

PENUTUP

V.1 KESIMPULAN

Gerak reflek disebabkan karena pengaruh ransangan yang datang dari

luar tubuh dimana jalannya tidak sampai ke otak. Pada umunya gerak refleks

berlangsung terhadap stimulus dari luar dan berlangsung dengan cepat atau

tiba-tiba. Gerakan terjadi juga diluar kesadaran kita (tidak didasarkan

kemauan).

Seperti yang telah dijelaskan pada bab teori diatas,jalan dari gerak

reflak ini adalah mulai dari stimulus diterima reseptor, kmudian impus

tersebut dibawa oleh saraf sensorik menuju sum-sum tulang belakang,

kemudian impul dilanjutkan oleh saraf motorik, kemudian diterima oleh

efektor maka terjadilah respon/tanggapan.

V.2 SARAN

- Semoga waktu untuk mengerjakan laporan dapat ditambah.

36

Page 37: LAPORAN REFLEKS

DAFTAR PUSTAKA

1. Terjadinya gerak biasa dan gerak refleks. Available from :

www.ilmupedia . com . Accessed: 17 november 2008

2. Gerak refleks pada manusia. Available from:

www.wordpress.com.Accessed: 17 november 2008.

3. Refleks. Available from: www.wikipedia.ac.id . Accesed:17 november 2008.

4. Patellar reflex. Available from: www.wikipedia.ac.id. Accessed: 17

november 2008.

5. Reflex. Available from: www.wikipedia.ac.id. Accessed: 17 november 2008

6. Gary A.Thibodeau,Phd,KevinT.Patton,Phd.Anatomy&Physiology. Sixth

edition.

7. William F.Ganong. Medical physiology. Twenty-first edition.

8. William F.Ganong. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 20

9. Arthur C.Guyton. Fisiologi manusia dan mekanisme penyakit. Edisi III

37