PSORIASIS Iriefaughn Last

download PSORIASIS Iriefaughn Last

of 24

Transcript of PSORIASIS Iriefaughn Last

  • 8/13/2019 PSORIASIS Iriefaughn Last

    1/24

    BAB I

    PENDAHULUAN

    1.1. Pendahuluan

    Kata psoriasis berasal dari bahasa Yunani psora yang berarti gatal.

    Psoriasis merupakan suatu penyakit kulit yang bersifat kronik residif dengan

    gambaran klinik bervariasi. Kelainan ini dikelompokkan dalam penyakit

    eritroskuamosa dan ditandai bercak-bercak eritema berbatas tegas, ditutupi oleh

    skuama tebal berlapis-lapis berwarna putih mengkilat seperti mika disertai

    fenomena tetesan lilin, tanda auspitz dan fenomena kobner.

    Penyakit ini secara klinis tidak mengancam jiwa dan tidak menular tetapi

    timbulnya dapat terjadi pada bagian tubuh manapun sehingga dapat menurunkan

    kualitas hidup seseorang bila tidak dirawat dengan baik.

    Penyebab psoriasis tidak diketahui, tetapi faktor genetik dapat

    mempengaruhi timbulnya penyakit ini. Beberapa faktor dapat memicu timbulnya

    psoriasis, yaitu stress, konsumsi alkohol, merokok, sinar matahari, adanya

    penyakit sistemik seperti infeksistreptococcusdan HIV serta faktor

    endokrin.Pada psoriasis vulgaris terjadi percepatan proliferasi sel-sel epidermis

    dibandingkan sel-sel pada kulit normal. Pergantian epidermis hanya terjadi dalam

    3-4 hari sedangkan turn over epidermis normalnya adalah 28-56 hari. Psoriasis

    juga sering dikatakan sebagai penyakit kelainan sel imun dimana sel T menjadi

    aktif, bermigrasi ke dermis dan memicu pelepasan sitokin (TNF-, pada

    umumnya) menyebabkan terjadinya inflamasi dan produksi sel kulit yang cepat.

    Ada beberapa tipe psoriasis yaitu meliputi psoriasis plak, psoriasis

    pustular, psoriasis guttata, psoriasis eritroderma, dan pada lokasi tertentu seperti

    psoriasis scalp, psoriasis fleksular, psoriasis pada mukosa oral, psoriasis kuku, dan

    psoriasis arthritis. Psoriasis plak atau dikenal juga sebagai

    psoriasis vulgaris merupakan tipe yang paling sering dijumpai, ditemukan sekitar

    80-90% dari penderita psoriasis.

  • 8/13/2019 PSORIASIS Iriefaughn Last

    2/24

    BAB II

    TINJAUAN PUSTAKA

    2.1. Definisi

    Psoriasis adalah ganggguan kulit yang ditandai dengan plaque, bercak,

    bersisik yang dikenal dengan nama penyakit papulosquamoas.

    ( Price, 1994)

    Psoriasis merupakan penyakit radang kulit kronik dan rekuren / kambuhan,

    ditandai dengan adanya bercak-bercak kemerahan dengan sisik putih yang kasar

    dan tebal.

    (httt//www.sinarharapan.co.id)

    Psoriasis adalah penyakit inflamasi kulit yang bersifat kronik dan rekuren, yang

    khas ditandai dengan papula atau plak eritematosa, kering, batas tegas dan tertutup

    skuama tebal berlapis-lapis, berwarna putih keabu-abuan atau putih seperti perak /

    mika.

    Psoriasis adalah penyakit inflamasi non infeksius yang kronik pada kulit dimana

    produksi sel-sel epidermis terjadi dengan kecepatan 6-9 x lebih besar daripada

    kecepatan sel normal.

    (Smeltzer, Suzanne)

    Psoriasis adalah masalah kulit di mana bagian kulit menjadi radang dan ditutupi

    sisik berwarna perak atau kelabu pada siku, lutut dan kulit kepala.

    Psoriasis adalah suatu penyakit radang kulit yang kronis. Penyakit ini ditandai

    dengan bercak-bercak merah dengan sisik kasar dan tebal. Penyakit tersebut

    dianggap sebagai suatu penyakit gangguan kekebalan tubuh, yang dipengaruhi

    terutama oleh sel T (salah satu jenis sel darah putih). Sel T yang teraktivasi akan

    berinteraksi dengan sel kulit (terutama keratinosit) dan mengakibatkan

    pembentukan kulit yang tebal dan bersisik.

    (www.suarapembaharuan.com)

    Psoriasis adalah sejenis penyakit kulit kronis yang tidak menular, sering kambuh,

    yang disebabkan oleh proses autoimun dan kadang-kadang dapat diturunkan.

  • 8/13/2019 PSORIASIS Iriefaughn Last

    3/24

    Psoriasis adalah sejenis penyakit kulit yang penderitanya mengalami proses

    pergantian kulit yang terlalu cepat. Biasanya bentuk kulit bersisik. Kemunculan

    penyakit ini terkadang untuk jangka waktu lama atau timbul/hilang, penyakit ini

    secara klinis sifatnya tidak mengancam jiwa dan tidak menular tetapi karena

    timbulnya dapat terjadi pada bagian tubuh mana saja sehingga dapat menurunkan

    kualitas hidup serta mengganggu kekuatan mental seseorang bila tidak dirawat

    dengan baik.

    (www.psoriasis.or.id)

    2.2. Epidemiologi

    Kasus psoriasis sering dijumpai secara universal di berbagai belahan

    dunia. Prevalensi kasus psoriasis pada berbagai populasi bervariasi dari 0,1%

    hingga 11,8% berdasarkan laporan yang dipublikasikan. Di Eropa insiden

    tertinggi yang dilaporkan, yaitu Denmark (2,9%) dan Faeroe Island (2,8%),

    dengan prevalensi rata-rata dari Eropa Utara sekitar 2%. Di Amerika Serikat

    prevalensinya berkisar dari 2,2% sampai 2,6% dengan hampir 150.000 kasus baru

    yang didiagnosis setiap tahunnya. Pada bangsa berkulit hitam misalnya di Afrika

    jarang dilaporkan demikian pula bangsa Indian di Amerika. Sementara insiden

    psoriasis di Asia hanya 0,4%.

    Dalam sebuah survey besar USA, usia rata-rata penderita adalah 28 tahun,

    sedangkan di Cina dilaporkan rata-rata usia penderita adalah 36 tahun. Telah

    dilaporkan bahwa 35% dari kasus penyakit onset sebelum usia 20 tahun dan 58%

    sebelum 30 tahun. Dalam sebuah penelitian di Jerman, psoriasis memiliki dua

    puncak onset yaitu puncak onset pertama pada masa remaja dan dewasa muda (16

    hingga 22 tahun) dan puncak onset kedua pada usia lanjut (57 hingga 60 tahun).

    Laki-laki dan perempuan memiliki prevalensi yang sama untuk terjadinya

    psoriasis vulgaris. Sebuah penelitian di Jerman menunjukkan awal penyakit

    psoriasis puncaknya terjadi pada onset usia 22 tahun pada pria dan 16 tahun pada

    wanita.

    Di Indonesia sendiri prevalensi penderita psoriasis mencapai 1-3 persen

    (bahkan bisa lebih) dari populasi penduduk Indonesia. Jika penduduk Indonesia

    saat ini berkisar 200 juta, berarti ada sekitar 2-6 juta penduduk yang menderita

    http://www.psoriasis.or.id/http://www.psoriasis.or.id/http://www.psoriasis.or.id/http://www.psoriasis.or.id/
  • 8/13/2019 PSORIASIS Iriefaughn Last

    4/24

    psopriasis yang hanya sebagian kecil saja sudah terdiagnosis dan tertangani secara

    medis. Di RSUPN Dr. Cipto Mangunkusumo, selama tahun 2000 sampai 2001,

    insiden psoriasis mencapai 2,3 %.

    2.3. Etiologi

    Penyebab psoriasis tidak diketahui, tetapi faktor genetik berperan dalam

    penyakit ini. Bila orang tuanya tidak menderita psoriasis risiko mendapatkan

    psoriasis 12%, sedangkan jika salah satu orang tuanya menderita psoriasis maka

    resikonya mencapai 34-39%.

    Walaupun sebagian besar penderita psoriasis timbul secara spontan,

    namun pada beberapa penderita dijumpai adanya faktor pencetus antara lain:

    1. Trauma

    Psoriasis pertama kali timbul pada tempat-tempat yang terkena trauma,

    garukan, luka bekas operasi, bekas vaksinasi, dan sebagainya. Kemungkinan

    hal ini merupakan mekanisme fenomena Koebner. Khas pada psoriasis timbul

    setelah 7-14 hari terjadinya trauma.

    2. Infeksi

    Pada anak-anak terutama infeksi Streptokokus hemolitikus sering

    menyebabkan psoriasis gutata. Psoriasis juga timbul setelah infeksi kuman

    lain dan infeksi virus tertentu, namun menghilang setelah infeksinya sembuh.

    3. Iklim

    Beberapa kasus cenderung menyembuh pada musim panas, sedangkan pada

    musim penghujan akan kambuh.

    4. Faktor endokrin

    Insiden tertinggi pada masa pubertas dan menopause. Psoriasis cenderung

    membaik selama kehamilan dan kambuh serta resisten terhadap pengobatan

    setelah melahirkan. Kadang-kadang psoriasis pustulosa generalisata timbul

    pada waktu hamil dan setelah pengobatan progesteron dosis tinggi.

    5. Sinar matahari

    Walaupun umumnya sinar matahari bermanfaat bagi penderita psoriasis namun

    pada beberapa penderita sinar matahari yang kuat dapat merangsang timbulnya

  • 8/13/2019 PSORIASIS Iriefaughn Last

    5/24

    psoriasis. Pengobatan fotokimia mempunyai efek yang serupa pada beberapa

    penderita.

    6. Metabolik

    Hipokalsemia dapat menimbulkan psoriasis.

    7. Obat-obatan

    Antimalaria seperti mepakrin dan klorokuin kadang-kadang dapat memperberat

    psoriasis, bahkan dapat menyebabkan eritrodermia.

    Pengobatan dengan kortikosteroid topikal atau sistemik dosis tinggi dapat

    menimbulkan efek withdrawal.

    Lithium yang dipakai pada pengobatan penderita mania dan depresi telah

    diakui sebagai pencetus psoriasis.

    Alkohol dalam jumlah besar diduga dapat memperburuk psoriasis.

    Hipersensitivitas terhadap nistatin, yodium, salisilat dan progesteron dapat

    menimbulkan psoriasis pustulosa generalisata.

    Berdasarkan penelitian para dokter, ada beberapa hal yang diperkirakan

    dapat memicu timbulnya Psoriasis, antara lain adalah :

    1. Garukan/gesekan dan tekanan yang berulang-ulang , misalnya pada saatgatal digaruk terlalu kuat atau penekanan anggota tubuh terlalu sering pada

    saat beraktivitas. Bila Psoriasis sudah muncul dan kemudian

    digaruk/dikorek, maka akan mengakibatkan kulit bertambah tebal.

    2. Obat telan tertentu antara lain obat anti hipertensi dan antibiotik.3. Mengoleskan obat terlalu keras bagi kulit.4. Emosi tak terkendali.5. Makanan berkalori sangat tinggi sehingga badan terasa panas dan kulit

    menjadi merah , misalnya mengandung alkohol.

    2.4. Patogenesis

    Psoriasis juga sering dikatakan sebagai penyakit kelainan sel imun dimana

    sel T menjadi aktif, bermigrasi ke dermis dan memicu pelepasan sitokin (TNF-,

    pada umumnya) menyebabkan proliferasi keratinosit, angiogenesis dan terjadinya

    kemotaksis dari sel-sel radang dalam dermis dan epidermis. Sel langerhans juga

  • 8/13/2019 PSORIASIS Iriefaughn Last

    6/24

    berperan pada imunopatogenesis psoriasis. Terjadinya proliferasi epidermis di

    awali dengan adanya pergerakan antigen, baik eksogen maupun endogen oleh sel

    Langerhans. Pada psoriasis pembentukan epidermis (turn over time) lebih cepat,

    hanya 3 - 4 hari sedangkan pada kulit normal lamanya 27 hari.

    2.5. Macam-macam Psoriasis

    Berdasarkan bentuk lesi, dikenal bermacam-macam psoriasis antara lain:

    1.

    2.

    3.

    4.

    5.

    6.

    7.

    8.

    9.

    Psoriasis punctata

    Psoriasis folikularis

    Psoriasis guttata

    Psoriasis numularis

    Psoriasis girata

    Psoriasis anularis

    Psoriasis diskoidea

    Psoriasis ostracea

    Psoriasis rupioides

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    :

    Lesi sebesar jarum pentul atau milier.

    Lesi dengan skuama tipis terletak pada

    muara folikel rambut.

    Lesi sebesar tetesan air.

    Lesi sebesar uang logam.

    Lesi sebesar daun.

    Lesi melingka berbentuk seperti cincin

    karena adanya involusi dibagian

    tengahnya.

    Lesi merupakan bercak solid yang

    menetap.

    Lesi berupa penebalan kulit yang kasar

    dan tertutup lembaran-lembaran

    skuama mirip kulit tiram.

    Lesi berkrusta mirip rupia sifilitika.

    Berdasarkan lokalisasi lesi maka dikenal bentuk psoriasis atipik seperti:

    1. Psoriasis digitalis atau interdigitalis.

    2. Lesi verukosa terutama di tungkai bawah.

    3. Lesi dengan distribusi seperti sarung tangan atau kaos kaki.

    4. Psoriasis fleksural atau inversus bila lesi didapatkan di daerah fleksor atau

    lipatan-lipatan tubuh misalnya lipat paha, aksila, lipatan di bawah payudara

    dan lainnya.

  • 8/13/2019 PSORIASIS Iriefaughn Last

    7/24

    5. Psoriasis seboroik bila lesi didapatkan di daerah seboroik seperti kulit

    kepala, alis mata, belakang telinga dan sebagainya.

    Tipe-tipe psoriasis, yaitu:

    1. Psoriasis vulgaris: bentuk ini ialah jenis yang paling umum karena itudisebut vulgaris, dinamakan pula tipe plak karena lesi-lesinya berbentuk

    plak. Tempat predileksinya seperti yang telah diterangkan di atas.

    2. Psoriasis putulosa: gejala awalnya ialah kulit yang nyeri disertai gejalaumum berupa demam, mudah capek, mual, dan nafsu makan menurun.

    Kelainan kulit psoriasis yang telah ada makin merah. Setelah beberapa jam

    timbul agak bengkak dan bintil-bintil bernanah pada bercak merah

    tersebut. Kelainan-kelainan semacam itu akan terus muncul dan dapat

    menjadi eritroderma.

    3. Psoriasis eritroderma: dapat disebabkan oleh pengobatan topikal yangterlalu kuat atau oleh penyakitnya sendiri yang meluas. Biasanya kelainan

    kulit yang khas untuk psoriasis tidak tampak lagi karena terdapat

    kemerahan dan bersisik tebal yang menyeluruh. Ada kalanya kelainan

    kulit psoriasis masih tampak samar-samar, yakni lebih merah dan kulitnya

    lebih meninggi.

    4. Psoriasis kuku: menyerang dan merusak kuku. Permukaan kuku tampaklekukan-lekukan kecil. Jenis ini termasuk yang bandel, sehingga penderita

    sulit sembuh.

    5. Psoriasis artritis: penyakit ini dapat pula disertai peradangan pada sendi,sehingga sendi terasa nyeri, membengkak dan kaku, persis seperti gejala

    rematik. Pada tahap ini, penderita harus segera ditolong agar sendi-

    sendinya tidak sampai keropos.

    2.6. Manifestasi Klinik

    Lesi psoriasis vulgaris berupa plak eritematous, berbatas tegas, simetris,

    kering, tebal dengan ukuran yang beragam serta dilapisi oleh skuama tebal

    berlapis-lapis dan berwarna putih seperti mika. Plak eritematous yang tebal

  • 8/13/2019 PSORIASIS Iriefaughn Last

    8/24

    menandakan adanya hiperkeratosis, parakeratosis, akantosis, pelebaran pembuluh

    darah dan inflamasi. Tempat predileksi lesi psoriasis yaitu pada scalp, ekstensor

    lengan, kaki, lutut, siku, dorsum manus dan dorsum pedis (skor PASI 4,3).

    Keluhan yang dirasakan adalah gatal dan kadang rasa panas yang membuat pasien

    merasa tidak nyaman. Bentuk kelainan bervariasi : lentikuler, numular atau plakat

    dapat berkonfluensi.

    Lesi psoriasis memiliki empat karakteristik yaitu:

    (1) bercak-bercak eritem yang meninggi (plak) dengan skuama di atasnya.

    Eritema sirkumskripta dan merata, tetapi pada stadium lanjut sering

    eritema yang ditengah menghilang dan hanya terdapat dipinggir

    (2) skuama berlapis-lapis, kasar, dan berwarna putih seperti mika dan

    transparan,

    (3) pada kulit terdapat eritema mengkilap yang homogen dan terdapat

    perdarahan kecil jika skuama dikerok (Auspitz sign)

    (4) ukuran lesi bervariasi-lentikuler, numuler, plakat.

    Kelainan kuku ditemukan pada 25-50% pasien dengan psoriasis.

    Perubahan pada kuku ini 2 kali lebih sering terjadi pada usia lebih dari 40 tahun,

    pada pasien dengan psoriasis sedang hingga berat atau pada pasien yang telah

    menderita psoriasis lebih dari 50 tahun. Tanda yang paling umum dari psoriasis

    kuku ini adalahpittingselain itu juga perubahan warna lokal yang spesifik yaitu

    bercak berwarna kuning atau coklat disebabkan karena debris seluler di bawah

    kuku. Psoriasis pada kuku mengenai matrix, lempeng kuku, dan hyponychium.

    Pada psoriasis terdapat fenomena yang khas yaitu fenomena tetesan lilin

    dimana bila lesi yang berbentuk skuama dikerok maka skuama akan berubah

    warna menjadi putih yang disebabkan oleh karena perubahan indeks bias. Auspitz

    sign ialah bila skuama yang berlapis-lapis dikerok akan timbul bintik-bintik

    pendarahan yang disebabkan papilomatosis yaitu papilla dermis yang

    memanjang tetapi bila kerokan tersebut diteruskan maka akan tampak

    pendarahan yang merata. Fenomena kobner ialah bila kulit penderita psoriasis

    terkena trauma misalnya garukan maka akan muncul kelainan yang sama dengan

    kelainan psoriasis.

  • 8/13/2019 PSORIASIS Iriefaughn Last

    9/24

    2.7. Pemeriksaan Penunjang

    Gambaran laboratorium penderita psoriasis tidak menunjukkan angka yang

    spesifik dan tidak ditemukan pada semua pasien psoriasis. Kelainan terutama

    terdapat pada pasien pustular generalisata dan psoriasis eritroderma. Asam urat

    serum menunjukkan peningkatan sampai 50% dan biasanya berhubungan dengan

    luasnya lesi dan aktifitas penyakit serta beresiko berkembang jadi arthritis gout.

    Stadium lesi yaitu lesi awal, lesi yang berkembang dan lesi lanjut. Pada

    awalnya terjadi perubahan pada permukaan dermis saja berupa dilatasi kapiler dan

    edema papilla dermis dan infiltrasi limfosit yang mengelilingi pembuluh darah.

    Limfosit akan meluas sampai bagian bawah epidermis yang akhirnya akan

    mengalami spongiosis. Lesi psoriasis lanjut ditandai oleh akantosis dengan

    pemanjangan rete riges, hilangnya lapisan granular, parakeratosis dengan adanya

    netrofil pelebaran pembuluh darah di papilla dermis, mitosis suprabasal, penipisan

    suprapapillari plate dan sebukan sel radang ringan terdapat pada dermis dan atau

    papilla dermis.

    2.8. Diagnosis Banding

    Psoriasis dapat di diagnosis banding dengan beberapa penyakit lain yang

    diantaranya ada yang juga tergolong dermatosis eritroskuamosa, yaitu :

    1. Dermatosis seboroik

    Gambaran klinis yang khas pada dermatitis seboroik ialah skuama yang

    berminyak dan kekuningan dan berlokasi di tempat-tempat yang seboroik.

    Psoriasis berbeda dengan dermatitis seboroik karena terdapat skuama yang

    berlapis-lapis berwarna putih seperti mika disertai tanda tetesan lilin dan Auspitz.

    Tempat predileksinya juga berbeda. Dermatitis seboroik biasanya pada alis, sudut

    nasolabial, telinga, daerah sternum dan fleksor. Sedangkan psoriasis banyak

    terdapat pada daerah-daerah ekstensor, yaitu siku, lutut danscalp.

    2. Pitiriasis rosea

    Pitiriasis berarti skuama halus. Hal ini berbeda dengan proriasis dimana

    skuamanya tebal. Tanda khas pada Pitiriasis rosea yaitu adanya lesi awal berupa

  • 8/13/2019 PSORIASIS Iriefaughn Last

    10/24

    herald patch, umumnya di badan, solitar, berbentuk oval dan anular, diameternya

    kira-kira 3 cm. Lesi berikutnya timbul 4-10 hari setelah lesi pertama, memberi

    gambaran yang khas, sama dengan lesi pertama hanya lebih kecil, susunannya

    sejajar dengan kosta, hingga menyerupai pohon cemara terbalik. Tempat

    predileksi pada badan, lengan atas bagian proksimal dan paha atas.

    3. Liken planus

    Gejala klinis sangat gatal, umumnya setelah satu atau beberapa minggu

    setelah kelainan pertama timbul diikuti oleh penyebaran lesi. Tempat predileksi

    yang paling sering yaitu pada pergelangan tangan bagian fleksor atau lengan

    bawah. Kelainan yang khas terdiri atas papul yang poligonal, berskuama, datar

    dan berkilat. Kadang-kadang ada cekungan di sentral. Garis-garis anyaman

    berwarna putih. Terdapat fenomena Kobner.

    2.9. Diagnosis

    Diagnosis psoriasis biasanya ditegakkan berdasarkan anamnesis dan

    gambaran klinis lesi kulit. Pada kasus-kasus tertentu, dibutuhkan pemeriksaan

    penunjang seperti pemeriksaan laboratorium darah dan biopsi histopatologi.

    Pemeriksaan penunjang yang paling umum dilakukan untuk

    mengkonfirmasi suatu psoriasis ialah biopsi kulit dengan menggunakan

    pewarnaan hematoksilin-eosin. Pada umumnya akan tampak penebalan epidermis

    atau akantosis serta elongasi rete ridges. Terjadi diferensiasi keratinosit yang

    ditandai dengan hilangnya stratum granulosum. Stratum korneum juga mengalami

    penebalan dan terdapat retensi inti sel pada lapisan ini yang disebut dengan

    parakeratosis. Tampak neutrofil dan limfosit yang bermigrasi dari dermis.

    Sekumpulan neutrofil dapat membentuk mikroabses Munro. Pada dermis akan

    tampak tanda-tanda inflamasi seperti hipervaskularitas dan dilatasi serta edema

    papila dermis. Infiltrat dermis terdiri dari neutrofil, makrofag, limfosit dan sel

    mast.

    Selain biopsi kulit, abnormalitas laboratorium pada penderita psoriasis

    biasanya bersifat tidak spesifik dan mungkin tidak ditemukan pada semua pasien.

    Pada psoriasis vulgaris yang luas, psoriasis pustular generalisata, dan eritroderma

  • 8/13/2019 PSORIASIS Iriefaughn Last

    11/24

    tampak penurunan serum albumin yang merupakan indikator keseimbangan

    nitrogen negatif dengan inflamasi kronis dan hilangnya protein pada kulit.

    Peningkatan marker inflamasi sistemik seperti C-reactive protein, -2

    makroglobulin, dan erythrocyte sedimentation rate dapat terlihat pada kasus-kasus

    yang berat. Pada penderita dengan psoriasis yang luas dapat ditemukan

    peningkatan kadar asam urat serum. Selain daripada itu penderita psoriasis juga

    menunjukkan gangguan fungsi lipid (peningkatan high density lipoprotein), rasio

    kolesterol-trigliserida serta plasma apolipoprotein-A1. Pada beberapa studi ang

    dilakukan akhir-akhir ini, tampak peningkatan kadar prolaktin serum pada

    penderita psoriasis dibandingkan kelompok kontrol.

    2.10. Penentuan derajat keparahan penyakit

    Mengukur derajat keparahan atau perbaikan klinis pada psoriasis

    tampaknya merupakan hal yang mudah, tetapi pada kenyataannya hal ini

    menimbulkan banyak kesulitan. Diperlukan pengukuran objektif yang terpercaya,

    valid, dan konsisten. Untungnya lesi pada psoriasis biasanya cukup jelas secara

    klinis dan oleh sebab itu relatif mudah untuk melakukan kuantifikasi tetapi

    sayangnya kuantifikasi sederhana pada lesi bukan merupakan suatu penilaian yang

    lengkap pada derajat keparahan, sebab dampak lesi psoriasis berbeda pada

    penderita yang satu dengan lainnya. Konsensus oleh American Academy of

    Dermatology menyatakan bahwa setiap penentuan keparahan psoriasis

    membutuhkan perhatian khusus pada pengaruhnya terhadap kualitas hidup

    penderita. Salah satu tehnik yang digunakan untuk mengukur derajat keparahan

    psoriasis yaitu dengan menggunakan Psoriasis Area and Severity Index (PASI).

    PASI merupakan kriteria pengukuran derajat keparahan yang paling sering

    digunakan. Berupa suatu rumus kompleks yang diperkenalkan pertama kali dalam

    studi penggunaan retinoid pada tahun 1978. PASI menggabungkan elemen pada

    presentasi klinis yang tampak pada kulit berupa eritema, indurasi dan skuama.

    Setiap elemen tersebut dinilai secara terpisah menggunakan skala 0 - 4 untuk

    setiap bagian tubuh: kepala dan leher, batang tubuh, ekstremitas atas dan

    ekstremitas bawah. Penilaian dari masing-masing tiga elemen kemudian

  • 8/13/2019 PSORIASIS Iriefaughn Last

    12/24

    dijumlahkan, selanjutnya hasil penjumlahan masing-masing area tubuh dikalikan

    dengan skor yang didapat dari skala 1 - 6 yang merepresentasikan luasnya area

    permukaan yang terlibat pada bagian tubuh tersebut. Skor ini kemudian dikalikan

    dengan faktor koreksi yang terdapat pada tiap area tubuh (0.1 untuk kepala dan

    leher, 0.2 untuk ekstremitas atas, 0.3 untuk batang tubuh, dan 0.4 untuk

    ekstremitas bawah). Akhirnya skor dari keempat area tubuh ditambahkan

    sehingga menghasilkan skor PASI. Kemungkinan nilai tertinggi PASI adalah 72

    tetapi nilai ini secara umum dianggap hampir tidak mungkin untuk dicapai.

    Berdasarkan nilai skor PASI, psoriasis dapat dibagi menjadi psoriasis ringan (skor

    PASI 16).

    Oleh karena kompleksitas skor PASI tersebut, maka bukan merupakan suatu

    hal yang mengejutkan jika skor ini jarang digunakan pada praktek klinis. Skor

    PASI merupakan suatu sistem penilaian yang digunakan untuk tujuan penelitian.

    Pada uji klinis, persentase perubahan pada PASI dapat digunakan sebagai titik

    akhir penilaian terapi psoriasis. The United States Food and Drug Administration

    (FDA) menggunakan 75% perbaikan pada skor PASI sebagai penilaian respon

    terapi pada pasien psoriasis.

    Beberapa kesulitan dalam penggunaan skor PASI diantaranya; kesulitan

    dalam menentukan skor serta kurangnya korelasi dengan hasil akhir yang

    dilaporkan oleh pasien sendiri. Pengukuran luas permukaan tubuh bersifat tidak

    konsisten diantara para peneliti, sehingga menyebabkan variabilitas inter observer

    yang signifikan. Hal terpenting lainnya, skor PASI tidak secara jelas

    memperkirakan dampak dari penyakit terhadap pasien. Beberapa penelitian yang

    menilai korelasi antara PASI dengan kualitas hidup penderita telah menunjukkan

    konsistensi yang rendah.

    Beberapa variasi dari PASI telah dikembangkan untuk memperbaiki

    kelemahan ini serta untuk mengurangi waktu dan usaha yang diperlukan dalam

    melakukan penilaian. Salah satu variasi yang menarik adalah meminta pasien

    melakukan PASI modifikasi terhadap dirinya sendiri. Penilaian ini disebut Self

    Administered PASI (SAPASI). SAPASI memiliki korelasi yang baik dengan

  • 8/13/2019 PSORIASIS Iriefaughn Last

    13/24

    PASI serta responsive terhadap terapi. SAPASI khususnya memberikan manfaat

    pada studi epidemiologi berskala besar dimana penilaian oleh dokter terhadap

    semua pasien dianggap tidak praktis.

    2.11. Penatalaksanaan

    Psoriasis merupakan suatu penyakit dengan penatalaksanaan yang

    kompleks. Meskipun penyakit ini tidak dapat disembuhkan, beberapa terapi yang

    ada saat ini dapat meminimalisir lesi-lesi kulit dan gejala-gejala lainnya. Sebagian

    besar penderita tidak pernah mencapai suatu keadaan remisi yang bebas terapi.

    Pemilihan terapi untuk psoriasis harus diperhatikan derajat keparahan penyakit,

    lokasi psoriasis, tipe psoriasis, riwayat penyakit yang pernah diderita, gaya hidup,

    usia dan jenis kelamin, dan obat psoriasis yang tersedia.

    Faktor pencetus harus tetap dihindari meskipun pasien dalam keadaan

    diterapi. Strategi pengobatan psoriasis dapat dibagi menjadi tiga langkah yaitu

    langkah pertama adalah terapi topikal (apabila luas permukaan yang terkena

    kurang dari 20 persen), langkah kedua adalah fototerapi dan langkah ketiga adalah

    obat sistemik (apabila luas lesi melebihi 20 persen luas permukaan lesi).

    1. Topikal

    Terapi-terapi topikal yang digunakan untuk penatalaksanaan psoriasis

    meliputi preparat ter, kortikosteroid topikal, antralin, calcipotriol, derivate vitamin

    D topikal dan analog vitamin A, imunomodulator topikal (takrolimus dan

    pimekrolimus), dan keratolitik (seperti asam salisilat). Terapi-terapi tersebut

    merupakan pilihan untuk penderita-penderita dengan psoriasis plak yang terbatas

    atau menyerang kurang dari 20% luas permukaan tubuh. Terapi

    topikal digunakan secara tunggal atau kombinasi dengan agen topikal lainnya

    atau dengan fototerapi.

    a) Preparat ter

    Preparat ter biasanya kurang efektif jika digunakan tunggal. Hasilnya akan

    lebih baik jika dikombinasikan dengan terapi sinar ultraviolet. Preparat ter

    berfungsi sebagai anti proliferasi dan anti inflamasi.

  • 8/13/2019 PSORIASIS Iriefaughn Last

    14/24

    Preparat ter yang berasal dari fosil biasanya kurang efektif, sehingga yang

    biasa digunakan adalah yang berasal dari kayu atau batubara. Ter dari batubara

    lebih efektif dari kayu, tapi kemungkinan dapat juga memberikan iritasi yang

    besar. Pada psoriasis yang telah menahun lebih baik digunakan ter yang berasal

    dari batubara, dan untuk yang akut biasanya digunakan ter yang berasal dari kayu.

    Folikulitis adalah efek samping utama dari ter batubara. Iritasi dan alergi

    jarang terjadi dan meskipun ter batubara telah terbukti menjadi karsinogen dalam

    percobaan hewan, karsinoma hanya diprovokasi oleh aplikasi klinis yang jarang

    terjadi.

    Konsentrasi yang biasa digunakan 2-5% dimulai dengan konsentrasi

    rendah jika tidak ada perbaikan maka dapat ditingkatkan. Untuk meningkatkan

    hasil pengobatan maka daya penetrasinya harus dipertinggi dengan cara

    menambahkan asam salisilat 3-5%.

    b) Kortikosteroid topikal

    Kortikosteroid topikal yang digunakan dalam bentuk cream, salep dan

    lotion. Kortikosteroid kelas I digunakan maksimal selama 2 minggu. Terapi

    kortikosteroid dikenal sebagai anti-inflamasi, anti-proliferatif, dan imunosupresif.

    Obat ini merupakan jenis yang paling banyak dipakai untuk pengobatan psoriasis

    ringan atau terbatas. Dalam suatu penelitian terhadap para spesialis kulit di

    Amerika Serikat terlihat 85% responden memilihnya sebagai pilihan pertama. Di

    Indonesia, kortikosteroid topikal tersedia dalam bentuk salep, krim, dan solusio.

    Pada kulit kepala, muka dan daerah lipatan digunakan krim, dan ditempat

    lain digunakan salep. Pada daerah muka, lipatan, dan genitalia eksterna dipilih

    potensi sedang misalnya Triamcinolon acetoninide. Jika diberikan potensi kuat

    pada mata dapat memberikan efek samping diantaranya teleangiektasis,

    sedangkan di lipatan berupa stria attrifikans. Pada batang tubuh dan ekstremitas

    digunakan salep dengan potensi kuat bergantung pada lama penyakit. Jika telah

    terjadi perbaikan maka potensinya harus dikurangi.

    c) Antralin

  • 8/13/2019 PSORIASIS Iriefaughn Last

    15/24

    Antralin merupakan obat lama untuk mengobati psoriasis ringan sampai

    sedang. Antralin mempunyai efek anti mitotik dan menghambat beberapa enzim

    yang terlibat di dalam proliferasi epidermal.

    Obat ini dikatakan efektif tetapi bersifat iritatif dan kekurangan lainnya

    ialah mewarnai kulit dan pakaian. Konsentrasi 0,1 sampai 1% dengan kontak

    singkat (15-30 menit) untuk mencegah iritasi. Digunakan setiap hari mampu

    membersihkan lesi psoriasis. Efek samping yang dijumpai adalah iritasi. Sediaan

    ini banyak diterima oleh pasien karena pemakaiannya malam hari. Penyembuhan

    dalam 3 minggu. Untuk penggunaan 24 jam dapat digunakan 0,1%, jika tidak

    terdapat efek samping konsentrasinya dapat ditingkatkan, setiap3-4 hari, dan

    maksimum sampai 1%. Antralin digunakan hanya pada plak yang kronik.

    Pengobatan psoriasis dengan antralin memberikan efek yang maksimal ketika

    dikombinasikan dengan UVB.

    d) Calcipotriol

    Calcipotriol merupakan sintetik dari vitamin D, preparatnya berupa salep

    atau krim. Calcipotriol merupakan pilihan utama atau kedua dalam pengobatan

    psoriasis. Walaupun tidak seefektif kortikosteroid superpoten, obat ini hanya

    memiliki sedikit efek samping. Obat ini mampu mengobati psoriasis ringan

    sampai sedang. Mekanisme kerja sediaan ini adalah anti-proliferasi keratinosit,

    menghambat proliferasi, dan meningkatkan diferensiasi sel, juga menghambat

    produksi sitokin yang berasal dari keratinosit maupun limfosit. Respon terapi

    terlihat setelah dua minggu pengobatan, respons maksimal baru terlihat setelah 6-

    8 minggu. Reaksi iritasi dapat mengawali keberhasilan terapi, tetapi ada pula yang

    tetap teriritasi dalam pemakaian ulangan. Walaupun lesi dapat menghilang

    sempurna, tetapi eritema dapat bertahan. Untuk meredakan proses iritasi,

    calcipotriol dapat dikombinasikan dengan kortikosteroid superpoten.

    e) Tazaroten

    Tazaroten merupakan molekul retinoid asetelinik topikal, efeknya

    menghambat proliferasi dan normalisasi dari differensiasi keratinosit dan

    menghambat inflamasi. Indikasinya diberikan pada psoriasis sedang sampai berat,

    dan terutama diberikan pada daerah badan. Tazaroten tersedia dalam bentuk gel

  • 8/13/2019 PSORIASIS Iriefaughn Last

    16/24

    dan krim dengan konsentrasi 0,05%-0,1%. Bila dikombinasikan dengan steroid

    topikal potensi sedang dan kuat maka akan mempercepat penyembuhan dan

    mengurangi iritasi. Efek sampingnya adalah iritasi berupa gatal dan rasa terbakar,

    dan eritema pada 30% pada kasus yang bersifat fotosintesis. Tazaroten digunakan

    satu kali dalam sehari pada kulit yang kering, dapat digunakan sebagai monoterapi

    atau dikombinasikan dengan obat lain seperti steroid topikal pada lokasi plak

    psoriasis.

    f) Emolien

    Terapi topikal apapun yang dipakai, penetrasi akan lebih baik dan terapi

    lebih efektif, jika terlebih dahulu skuama psoriasis yang kering dikendurkan

    (loosen), dilunakkan (soften) dan atau dilepaskan, yaitu dengan menggunakan

    moisturizer dan emolien. Efek emolien adalah melembutkan permukaan tubuh

    selain lipatan, juga pada ekstremitas atas dan bawah. Biasanya digunakan salep

    dengan bahan dasar vaselin, fungsinya juga sebagai emolien dengan akibat

    meninggikan daya penetrasi bahan aktif. Emolien yang lain adalah lanolin dan

    minyak mineral. Jadi emolien sendiri tidak mempunyai efek antipsoriasis.

    2. Sistemik

    a. Metotreksat

    Metotrexat adalah antagonis asam folat yang menghambat dihydrofolat

    reduktase. Sintesis DNA terhambat setelah pemakaian Metoteksat akibat

    penurunan tiamin dan purin. Metotreksat menekan reproduksi sel epidermal,

    sebagai anti inflamasi dan immunosupresif sehingga kontraindikasi pada pasien

    dengan infeksi sistemik. Metotreksat biasanya dipakai bila pengobatan topikal dan

    fototerapi tidak berhasil. Obat ini terbukti merupakan obat yang efektif

    dibandingkan dengan obat oral lainnya. Metotreksat berespon baik dalam

    pengobatan psoriasis arthritis. Obat ini juga diberikan dalam jangka panjang pada

    psoriasis berat dan efektif untuk mengontrol psoriasis pustulosa dan psoriasis

    eritroderma. Metotreksat mampu menekan proliferasi limfosit dan produksi

    sitokin.

  • 8/13/2019 PSORIASIS Iriefaughn Last

    17/24

    Cara pemberian mula-mula diberikan tes dosis inisial 5 mg untuk

    mengetahui apakah ada gejala sensitivitas atau gejala toksik. Jika terjadi efek yang

    tidak dikehendaki maka diberikan dosis 3 x 2,5 mg dengan interval 12 jam dalam

    seminggu dengan dosis total 7,5 mg. Jika tidak tampak perbaikan dosis dinaikkan

    2,5 mg 5 mg per minggu. Cara lain dengan diberikan i.m 7,5 mg-25 mg dosis

    tunggal setiap minggu.

    Toksisitas sum-sum tulang belakang merupakan efek samping yang akut,

    sebaliknya hepatotoksisitas adalah efek samping jangka panjang. Dengan

    demikian metotreksat tidak boleh diberikan pada pasien dengan gangguan hati dan

    alkoholisme. Sebelum memberikan metotreksat, fungsi hati, ginjal, dan sistem

    hematopoetik pasien harus dalam kondisi yang baik.

    b. Acitretin

    Acitretin merupakan bentuk metabolit dari Etretinat. Etretinat disetujui

    untuk pengobatan psoriasis tetapi karena keberadaannya dalam jaringan tubuh

    persisten, memungkinkan terjadi teratogenitas tetapi acitretin memiliki waktu

    paruh yang lebih cepat dibandingkan etretinat.

    Dosis optimal penggunaan acitretin pada orang dewasa adalah 25-50

    mg/hari. Toksisitas yang dapat timbul pada penggunaan acitretin adalah

    hipervitaminosis A. Efek samping yang umum adalah kulit dan membran mukosa

    kering, xerofthalmia, dan kerontokan rambut. Acitretin bersifat teratogen dan

    dapat menyebabkan kelainan bawaan. Efek samping sistemik yang sering terjadi

    adalah kenaikan lipid serum terutama trigliserida. Efek samping yang juga

    mungkin muncul adalah osteoporosis, kalsifikasi ligamen, dan hiperostosis

    skeletal. Pemakaian obat dengan pemantauan yang teliti dapat mengurangi efek

    samping.

    c. Siklosporin

    Siklosporin merupakan pengobatan yang sangat efektif pada penyakit

    psoriasis. Obat ini menghambat calcineurin fosfatase dan transkripsi IL-2 pada sel

    T, juga menghambat presentasi antigen oleh sel Langerhans dan degranulasi sel

    mast yang dimana hal itu berkontribusi pada patogenesis terjadinya psoriasis.

  • 8/13/2019 PSORIASIS Iriefaughn Last

    18/24

    Siklosporin dalam bentuk mikroemulsi lebih baik diserap oleh lambung daripada

    jenis sebelumnya. Dosis rendah 2,5 mg/kgBB/hari dipakai sebagai terapi awal

    dengan dosis maksimum 4 mg/kgBB/hari.

    Hipertensi dan disfungsi ginjal adalah efek samping yang harus

    diperhatikan dalam penggunaan silosporin. Efek samping ini merupakan akibat

    dari berkurangnya aliran darah ke ginjal dan efek toxic pada sel-sel ginjal.

    Perubahan anatomik yang dapat terjadi antara lain fibrosis intestinal, atrofi

    tubular, arteriolpati. Biasa terjadi pada pasien yang mengkonsumsi siklosporin

    jangka panjang ( 1 tahun).

    Efek samping umum yang mungkin muncul adalah intoleransi

    gastrointestinal yang bermanifestasi diare, mual, muntah, nyeri abdominal dan

    penekanan sumsum tulang. Siklosporin sangat efektif untuk segala bentuk

    psoriasis tetapi dengan mempertimbangkan berbagai efek samping dan kurangnya

    pengalaman, obat ini jarang dipakai oleh dermatologis. Bersifat nerotoksik dan

    hepatotoksik.

    3. Fototerapi

    Sinar ultravioet mempunyai efek menghambat mitosis, sehingga dapat

    digunakan untuk pengobatan psoriasis. Cara yang terbaik adalah dengan

    penyinaran secara alamiah, tetapi sayang tidak dapat diukur dan jika berlebihan

    maka akan memperparah psoriasis. Karena itu, digunakan sinar ultraviolet

    artifisial, diantaranya sinar A yang dikenal sebagai UVA. Sinar tersebut dapat

    digunakan secara tersendiri atau berkombinasi dengan psoralen (8-

    metoksipsoralen, metoksalen) dan disebut PUVA, atau bersama-sama dengan

    preparat ter yang dikenal sebagai pengobatan cara Goeckerman. PUVA efektif

    pada 85 % kasus ketika psoriasis tidak berespon terhadap terapi yang lain.

    Karena psoralen bersifat fotoaktif, maka dengan UVA akan terjadi efek

    sinergik. Diberikan 0,6 mg/kgBB secara oral 2 jam sebelum penyinaran

    ultraviolet. Dilakukan 2x seminggu, kesembuhan terjadi 2-4 kali pengobatan.

    Selanjutnya dilakukan pengobatan rumatan (maintenance) tiap 2 bulan. Efek

    samping overdosis dari fototerapi berupa mual, muntah, pusing dan sakit kepala.

  • 8/13/2019 PSORIASIS Iriefaughn Last

    19/24

    Adapun kanker kulit (karsinoma sel skuamosa) yang dianggap sebagai resiko

    PUVA masih kontroversial.

    2.12. Komplikasi

    Komplikasi dari psoriasis antara lain :

    1. Psoriasis PustulosaKadang-kadang diatas makula eritematosa pada psoriasis timbul pustula-

    pustula kecil dengan ukuran 1-2 mm. keadaan ini dikenal dengan psoriasis

    pustula.

    Ada 2 bentuk psoriasis pustulosa:

    a. Psoriasis pustulosa generalisata (bentuk Von Zumbusch).

    Bentuk ini bersifat akut, merupakan bentuk sistemik dari psoriasis

    dengan ciri eritematosa disertai demam dan gejala penyakit sistemik

    yang lain. Pustul dapat timbul diatas lesi psoriasis atau pada kulit sehat

    yang mengalami eritema sebelumnya. Lesi ini menyebar dengan cepat

    dan timbulnya bergelombang. Pustul yang timbul tersusun berkelompok

    atau diskret.

    Kuku menebal dan pecah-pecah karena adanya nanah. Mukosa mulut

    dan lidah dapat mengalami kelainan. Kematian terjadi karena toksik atau

    infeksi.

    b. Psoriasis pustulosa lokalisata (bentuk Barber)

    Bentuk ini bersifat kronik dan sangat resisten terhadap pengobatan.

    Biasanya menyerang telapak tangan dan telapak kaki serta distribusinya

    simetris. Lesi berupa pustul diatas plak eritematosa, berskuama. Pustul

    yang masih baru berwarna kuning, kemudian berubah menjadi kuning

    kecoklatan dan bila postula mengering berwarna coklat gelap. Akhirnya

    pustul yang kering ini mengelupas. Kadang-kadang timbul rasa gatal

    tetapi lebih sering timbul keluhan seperti rasa terbakar.

    2. Psoriasis arthritisBiasanya mengenai sendi-sendi interfalangeal distal dari jari tangan dan kaki.

    Pada stadium akut, sendi yang terserang menjadi bengkak, keras dan sakit.

  • 8/13/2019 PSORIASIS Iriefaughn Last

    20/24

    Bila berlangsung lama dapat menimbulkan kerusakan tulang dan synovial

    eusion, menyebabkan pemendekan tulang dan hal ini mengakibatkan

    pergerakan sendi menjadi sulit, jari memendek dan kaku dalam posisi fleksi.

    Secara rotgenologik tampak sendi yang atrofi dengan permulaan osteoporosis

    diikuti peningkatan densitas tulang, penyempitan rongga persendian dan erosi

    permukaan sendi.

    3. Psoriasis eritrodermaPsoriasis yang kronik dan luas dengan perjalanan penyakit yang lama dapat

    berkembang menjadi eritoderma. Seluruh permukaan tubuh menjadi merah

    dan tertutup skuama putih yang halus. Umumnya bentuk ini timbul akibat

    pemakaian obat topikal atau penyinaran yang berlebihan.

    Biasanya sulit diobati dan bila pengobatan berhasil maka erupsi eritoderma

    menghilang dan lesi psoriasis yang khas akan muncul kembali.

    2.13. Prognosis

    Prognosis baik jika mendapat terapi yang efektif namun angka

    kekambuhan dan perbaikan spontan tidak dapat diduga sebelumnya. Jarang

    dilaporkan kematian karena kasus ini, tetapi biasanya angka kesakitan pasien akan

    meningkat akibat seringnya kekambuhan dari penyakit.

  • 8/13/2019 PSORIASIS Iriefaughn Last

    21/24

    BAB III

    KESIMPULAN

    3.1. Kesimpulan

    Psoriasis merupakan dermatosis yang sering dijumpai, bersifat kronik

    residif. Kasus psoriasis sering djumpai secara universal di berbagai belahan dunia.

    Di Indonesia sendiri secara prevalensi jumlah penderita psoriasis mencapai 1-3 %

    (bahkan bisa lebih) dari populasi penduduk Indonesia. Sampai sekarang

    etiopatogenesis psoriasis belum diketahui secara pasti, tetapi diperkirakan ada dua

    komponen patogenesis psoriasis, yaitu infiltrasi sel-sel radang di dermis dan

    hiperplasia epidermis.

    Berbagai faktor pencetus pada psoriasis diantaranya stres psikis, infeksi

    lokal, trauma, endokrin, gangguan metabolik, obat, alkohol, dan merokok. Lesi

    kulit yang pertama kali timbul biasanya pada tempat yang mudah terkena trauma

    seperti pada siku, lutut, sakrum, kepala, dan genitalia berupa makula eritematous

    yang berbentuk bulat, tertutup skuama tebal. Skuama ini selalu menunjukkan

    gambaran menebal yang konstan dan perlekatannya kendor. Pada psoriasis

    terdapat fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner(isomorfik).

    Pengobatan psoriasis terbagi tiga, terdiri dari pengobatan topikal, sistemik

    dan fototerapi. Prognosis psoriasis adalah baik. Meskipun tidak dapat

    disembuhkan, tetapi dapat dikontrol dengan pengobatan yang rutin dan teratur.

    Meskipun psoriasis tidak menyebabkan kematian, tetapi bersifat residif. Sehingga

    diperlukan pemberian edukasi kepada penderita tentang bagaimana psoriasis itu

    dan bagaimana menghindari faktor pencetus yang memungkinkan terjadinya

    psoriasis.

  • 8/13/2019 PSORIASIS Iriefaughn Last

    22/24

    DAFTAR PUSTAKA

    1. Menter A, et al. Guidelines of care for the management ofpsoriasis and psoriatic arthritis. J Am Acad Dermatol 2008;58:826-50.)

    2. Doengoes, E, Marilynn. (2000). Rencana Asuhan Keperawatan, Edisi 3,EGC: Jakarta.

    3. Price, Wilson. (1995). Patofisiologi, Edisi 4, EGC: Jakarta.4. Smeltzer, Suzanne. (2002). Buku Ajar Keperawatan Medikal Bedah,

    Edisi 8, Volume 3, EGC: Jakarta.

    5. Http/www.compas.com.6. Http/www.dermatology.com.7. Http/www.indomedia.com.8. Http/www.medikaholistik.com.9. Http/www.nuansamedia.com.10.Http/www.psoriasis.or.id.11.Http/www.republika.com.12.Http/www.suarapembaruan.com.13.Http/www.threeinone.cjb.net.

  • 8/13/2019 PSORIASIS Iriefaughn Last

    23/24

    Referat

    PSORIASIS

    Penyaji oleh:

    Dr. Irfan

    PUSKESMAS PANGKALAN BALAI BANYUASIN

    PALEMBANG

    2014

  • 8/13/2019 PSORIASIS Iriefaughn Last

    24/24