Responsi Psoriasis

30
Responsi PSORIASIS VULGARIS Oleh : Tri Suci Ramadhani, S.Ked. G 0007166 Penguji : dr. Suci Widhiati, Sp.KK, M.Sc 0

description

psoriasis

Transcript of Responsi Psoriasis

Page 1: Responsi Psoriasis

Responsi

PSORIASIS VULGARIS

Oleh :

Tri Suci Ramadhani, S.Ked.

G 0007166

Penguji :

dr. Suci Widhiati, Sp.KK, M.Sc

KEPANITERAAN KLINIK ILMU KESEHATAN KULIT DAN KELAMIN

FAKULTAS KEDOKTERAN UNS/RSUD Dr. MOEWARDI

S U R A K A R T A

2012

0

Page 2: Responsi Psoriasis

STATUS RESPONSI

ILMU PENYAKIT KULIT DAN KELAMIN

Pembimbing : dr. Suci Widhiati, Sp.KK, M.Sc

Nama Mahasiswa : Tri Suci Ramadhani, S.Ked.

NIM : G0007166

PSORIASIS

DEFINISI

Psoriasis ialah penyakit yang penyebabnya autoimun, bersifat kronik

dan residif, ditandai dengan adanya bercak-bercak eritema berbatas tegas

dengan skuama yang kasar, berlapis-lapis dan transparan; disertai fenomena

tetesan lilin, auspitz, dan kobner.1

SINONIM

Psoriasis juga disebut psoriasis vulgaris berarti psoriasis yang biasa,

karena ada psoriasis yang lain, misalnya psoriasis pustulosa.1

EPIDEMIOLOGI

Penyakit ini dapat ditemukan diseluruh dunia dengan angka kesakitan

yang berbeda dari satu tempat ke tempat yang lain. Pada bangsa yang berkulit

hitam seperti di Afrika jarang ditemukan.4

Angka kesakitan penyakit ini di Amerika dilaporkan sebesar 1%, Jerman

1,3%, Denmark 1,7%, Inggris 1,7%, dan Swedia 2,3%. Di Indonesia belum ada

angka kesakitan yang jelas untuk penyakit ini.4

Penyakit ini dapat mengenai semua kelompok umur, walaupun pada bayi

dan anak-anak jarang, dan tidak ada perbedaan antara laki-laki dan wanita. Umur

rata-rata waktu gejala pertama timbul pada laki-laki 29 tahun dan wanita 27

tahun.4

1

Page 3: Responsi Psoriasis

Insiden pada kulit putih lebih tinggi daripada orang kulit berwarna. Di

Eropa dilaporkan sebanyak 3-7%, di Amerika Serikat 1-2%, sedangkan di Jepang

0,6%. Pada bangsa berkulit hitam, misalnya di Afrika, jarang dilaporkan,

demikian pula bangsa indian di Amerika.1

ETIOPATOGENESIS

Penyebab psoriasis belum jelas, tetapi yang jelas adalah pembentukan

epidermis dipercepat.2

Faktor genetik juga berperan. Bila orangtuanya tidak menderita psoriasis

maka risiko mendapat psoriasis 12%, sedangkan jika salah satu orangtuanya

menderita psoriasis risikonya mencapai 34-39%. Berdasarkan awitan penyakit

dikenal dua tipe: psoriasis tipe I dengan awitan dini bersifat familial, psoriasis tipe

II dengan awitan lambat bersifat nonfamilial. Hal lain yang menyokong adanya

faktor genetik ialah bahwa psoriasis berkaitan dengan HLA. Psoriasis tipe I

berhubungan dengan HLA-B13, B17, Bw57 dan Cw6. Psoriasis tipe II berkaitan

dengan HLA-B27 dan Cw2, sedangkan psoriasis pustulosa berkorelasi dengan

HLA-B27.1

Faktor imunologik juga berperan. Defek genetik pada psoriasis dapat

diekspresikan pada salah satu dari tiga jenis sel, yakni limfosit T, sel penyaji

antigen (dermal) atau keratinosit. Keratinosit psoriasis membutuhkan stimuli

untuk aktivasinya. Lesi psoriasis matang umumnya penuh dengan sebukan

limfosit T pada dermis yang terutama terdiri atas limfosit T CD4 dengan sedikit

sebukan limfosit dalam epidermis. Sedangkan pada lesi baru umumnya lebih

banyak didominasi oleh limfosit T CD8. Pada lesi psoriasis terdapat sekitar 17

sitokin yang produksinya bertambah. Sel langerhans juga berperan pada

imunopatogenesis psoriasis. Terjadinya proliferasi epidermis diawali dengan

adanya pergerakan antigen, baik eksogen maupun endogen oleh sel langerhans.

Pada psoriasis pembentukan epidermis (turn over time) lebih cepat, hanya 3-4

hari, sedangkan pada kulit normal lamanya 27 hari. Nickoloff (1998)

berkesimpulan bahwa psoriasis merupakan penyakit autoimun lebih dari 90%

kasus dapat mengalami remisi setelah diobati dengan obat-obatan imunosupresif.1

2

Page 4: Responsi Psoriasis

Berbagai faktor pencetus pada psoriasis yang disebut dalam kepustakaan,

diantaranya adalah stres psikik, infeksi fokal, trauma (fenomena kobner),

endokrin, gangguan metabolik, obat juga alkohol dan rokok. Stres psikik

merupakan faktor pencetus utama. Infeksi fokal mempunyai hubungan erat

dengan salah satu bentuk psoriasis yaitu psoriasis gutata, sedangkan hubungannya

dengan psoriasis vulgaris tidak jelas. Pernah dilaporkan kasus-kasus psoriasis

gutata yang sembuh setelah diadakan tonsilektomi. Umunya infeksi disebabkan

oleh streptokokus. Faktor endokrin rupanya mempengaruhi perjalanan penyakit.

Puncak insiden psoriasis pada waktu pubertas dan menopause. Pada waktu

kehamilan umumnya membaik, sedangkan pada masa pascapartus memburuk.

Gangguan metabolisme, misalnya hipokalsemia dan dialisis telah dilaporkan

sebagai pencetus. Obat yang umumnya dapat menyebabkan residif adalah beta-

adrenergic blocking agents, litium, antimalaria, dan pengehentian mendadak

kortikosteroid sistemik.1

Berdasarkan penelitian, ada beberapa hal yang diperkirakan dapat

memicu timbulnya Psoriasis, antara lain adalah :

Garukan/gesekan dan tekanan yang berulang-ulang, misalnya pada saat

gatal digaruk terlalu kuat atau penekanan anggota tubuh terlalu sering

pada saat beraktivitas. Bila Psoriasis sudah muncul dan kemudian

digaruk/dikorek, maka akan mengakibatkan kulit bertambah tebal.

Obat oral tertentu antara lain obat anti hipertensi dan antibiotik.

Mengoleskan obat terlalu keras bagi kulit.

Emosi tak terkendali.

Sedang mengalami infeksi saluran nafas bagian atas, yang keluhannya

dapat berupa demam, nyeri menelan, batuk dan beberapa infeksi lainnya.

Makanan berkalori sangat tinggi sehingga badan terasa panas dan kulit

menjadi merah , misalnya mengandung alkohol.6

GEJALA KLINIK

Keadaan umum tidak dipegaruhi, kecuali pada psorisasi yang menjadi

eritroderma. Sebagian pasien mengeluh gatal ringan. Tempat predileksi pada kulit

3

Page 5: Responsi Psoriasis

kepala, perbatasan daerah dahi dan rambut, ekstremitas bagian ekstensor terutama

siku serta lutut dan daerah lumbosakral.5

Kelainan ulit terdiri atas bercak-bercak eritema yang meninggi dengan

skuama diatasnya. Eritema berbatas tegas dan merata, tapi pada stadium

penyembuhan sering eritema yang ditengah menghilang dan hanya terdapat di

pinggir. Skuama berlapis-lapis, kasar dan berwarna putih seperti mika, serta

transparan. Besar kelainan bervariasi mulai dari lentikular, numular sampai plakat

dan dapat berkonfluensi. Jika seluruhnya atau sebagian besar lentikular disebut

psoriasis gutata, biasanya terdapat pada anak-anak dan dewasa muda dan

umumnya terjadi setelah adanya infeksi akut oleh streptokokok.5

Pada psoriasis terdapat fenomena tetesan lilin, Auspitz dan Kobner

(isomorfik). Kedua fenomena yang disebut lebih dahulu dianggap khas,

sedangkan yang terakhir tidak khas, hanya kira-kira 47% yang positif dan didapati

pula pada penyakit lain, misalnya liken planus dan veruka plana juvenilis.5

Fenomena tetesan lilin ialah skuama yang berubah warna menjadi putih

setelah digores, seperti lilin yang digores, akibat berubahnya indeks bias cahaya

pada lapisan skuama. Cara menggores dapat dilakukan dengan pinggir gelas alas.

Pada fenomena auspitz tampak serum atau darah yang berbintik-bintik akibat

papilomatosis. Cara mengerjakannya sebagai berikut : skuama yang berlapis-lapis

tersebut dikerok dengan pinggir gelas alas hingga skuama habis. Pengerokan

harus dilakukan secara perlahan-lahan karena jika terlalu dalam tidak akan tampak

perdarahan yang berbintik-bintik, melainkan perdarahan yang merata. Trauma

pada kulit normal pasien psoriasis, misalnya garukan dapat menyebabkan kelainan

yang sama dengan kelainan psoriasis dan disebut fenomena kobner.5

Psoriasis juga dapat menyebabkan kelainan kuku, yakni sebanyak kira-kira

50%, yang khas adalah pitting nail (nail pit) berupa lekukan-lekukan miliar.

Kelainan yang tak khas adalah kuku yang keruh, tebal, bagian distalnya terangkat

karena terdapat lapisan tanduk dibawahnya dan onikolisis.5

Selain menimbulkan kelainan pada kulit dan kuku, penyakit ini dapat pula

menyebabkan kelainan pada sendi. Umumnya bersifat poliartikular, tempat

predileksi pada sendi interfalangs distal. Banyak terdapat pada usia 30-50 tahun.

4

Page 6: Responsi Psoriasis

Sendi membesar, kemudian terjadi angkilosis dan lesi kistik sub korteks. Kelainan

pada mukosa jarang ditemukan dan tidak penting untuk diagnosis sehingga tidak

penting untuk dibicarakan.5

JENIS – JENIS PSORIASIS

1. Psoriasis Pustular

Kasus Psoriasis Pustular (PUHS-choo-ler) terutama banyak ditemui

pada orang dewasa. Karakteristik dari penderita PUHS-choo-ler ini

adalah timbulnya Pustules putih (blisters of noninfectious pus) yang

dikelilingi oleh kulit merah. Pus ini meliputi kumpulan dari

sel darah putih yang bukan merupakan suatu infeksi dan juga tidak

menular. Bentuk psioriasis yang pada umumnya tidak biasa ini

mempengaruhi lebih sedikit dari 5 % dari seluruh penderita psoriasis.6

Psoriasis ini, bisa terkumpul dalam daerah tertentu pada tubuh,

contohnya, pada tangan dan kaki. Psoriasis Pustular juga dapat ditemukan

menutupi hampir seluruh tubuh, dengan kecenderungan membentuk suatu

siklus reddening (membuat kulit merah) yang diikuti oleh pembentukan

pustules dan scaling.6

Psoriasis Pustular dapat muncul secara tiba-tiba sebagai tanda awal

dari psoriasis, atau psoriasis plak dapat berubah menjadi psoriasis

pustular. Psoriasis Pustular dipicu oleh pengobatan secara internal,

penggunaan obat oles yang membuat kulit menjadi iritasi, terlalu banyak

terkena sinar UV, kehamilan, obat steroid yang diminum, diinjeksi,

infeksi, stres emosi dan tidak mengikuti pengobatan yang teratur dan

berhenti secara tiba-tiba atau obat oles yang keras. Ada beberapa tipe

psoriasis pustular yang berbeda. Walaupun jalur dari tipe psoriasis

pustular dapat tersebar luas dari individu ke individu lainnya, perawatan

yang bisa membantu telah tersedia. Pengobatan secara injeksi diberitakan

kemungkinan dapat menjadi pengobatan yang efektif untuk merawat

penderita psoriasis pustular, setelah dipelajari dan diakui. Pengobatan

secara injeksi telah dipelajari dan sukses untuk pengobatan psoriasis tipe

plak yang kronis.6

5

Page 7: Responsi Psoriasis

2. Eritroderma psoriasis

Tipe psoriasis ini sangat berbahaya, seluruh kulit penderita menjadi

merah matang dan bersisik, fungsi perlindungan kulit hilang, sehingga

penderita mudah terkena infeksi.6

3. Psoriasis Guttate

Psoriasis Guttate (GUH-tate) adalah salah satu bentuk dari

psoriasis yang mulai timbul sejak waktu anak-anak atau remaja. kata

guttate berasal dari bahasa latin yang berarti “jatuh” (drop).6

Bentuk psoriasis ini menyerupai bintik-bintik merah kecil di kulit.

bercak (lesions) guttate biasanya timbul pada badan dan kaki. Bintik-

bintik ini biasanya tidak setebal atau bersisik seperti bercak-bercak

(lesions) pada psoriasis plak.6

Psoriasis Guttate kadang-kadang timbul secara tiba-tiba. Berbagai

kondisi diketahui menjadi pencetus timbulnya psoriasis guttate, termasuk

infeksi saluran pernafasan atas, infeksi streptococcal, amandel, stres, luka

pada kulit dan penggunaan obat-obatan tertentu (termasuk anti-malaria dan

beta-bloker). Infeksi streptococcal pada tenggorokan (strep throat)

biasanya merupakan salah satu pencetus psoriasis guttate. Strep throat bisa

terjadi tanpa gejala dan tetap bisa menimbulkan psoriasis guttate.6

4. Psoriasis Inverse

Inverse psoriasis ditemukan pada ketiak, pangkal paha, dibawah

payudara, dan di lipatan-lipatan kulit di sekitar kemaluan dan panggul.

Tipe psoriasis ini pertama kali tampak sebagai bercak (lesions) yang

sangat merah dan biasanya berkaitan dengan psoriasis plak. Bercak itu

bisa tampak licin dan bersinar. Psoriasis Inverse sangat (particularly

irritating) menganggu karena iritasi yang disebabkan garukan dan keringat

karena lokasinya di lipatan-lipatan kulit dan daerah sensitif. Terutama

sangat mengganggu bagi penderita yang gemuk dan yang mempunyai

lipatan kulit yang dalam.6

5. Psoriasis Kuku

6

Page 8: Responsi Psoriasis

Menyerang dan merusak kuku, di bagian bawah kuku tumbuh

banyak sisik seperti serbuk, jenis ini termasuk yang sulit untuk

disembuhkan bagi penderita.6

6. Psoriasis Plak

Hampir 80% dari penderita psoriasis adalah tipe Psoriasis plak

yang secara ilmiah sisebut juga psoriasis vulgaris (yang berarti umum).

Tipe plak ini bersifat meradang pada kulit menimbulkan bercak merah

yang dilapisi dengan kulit yang tumbuh berwarna keperakan yang umum

nya akan terlihat pada sekitar alis, lutut, kepala (seperti ketombe), siku

juga bagian belakang tubuh sekitar panggul serta akan meluas kebagian-

bagian kulit lainnya.6

Pada awal timbulnya bintik merah yang berangsur-angsur

membesar menjadi bercak merah yang disebut plak atau bercak yang

kemudian tumbuh dengan lebih cepat menutupi bercak merah dengan kulit

yang berwarna putih keperakan (berpetak-petak) yang terjadi dari sel-sel

kulit yang mati, yang akan terus menerus terlepas dari kulit yang terkena

radang psoriasis plak tersebut. Pada umumnya kulit-kulit yang terkena

psoriasis akan sangat kering juga terasa perih, gatal dan terkelupas.6

7. Psoriasis Scalp

Psoriasis tipe ini tampak pada batas rambut, kepala (seperti

ketombe), kening, sekitar leher juga di belakang telinga, berupa seperti

sisik kulit atau serbuk.6

8. Psoriatik Arthritis

Timbul dengan peradangan sendi, sehingga sendi terasa nyeri,

membengkak dan kaku, sama persis seperti gejala rematik. Pada tahap ini,

penderita harus segera ditolong agar sendi-sendinya tidak sampai terjadi

pengeroposan.6

DIAGNOSIS

Diagnosis psoriasis tidak dapat ditegakkan hanya pada gambaran

histopatologi saja, tetapi hendaknya didasarkan pada gambaran klinik secara

7

Page 9: Responsi Psoriasis

keseluruhan. Pola pembentukan sisik yang khas dari psoriasis biasanya dengan

mudah dapat dikenali, sehingga tidak diperlukan pemeriksaan diagnostik khusus.8

Untuk memperkuat diagnosis bisa dilakukan biopsi kulit. Psoriasis

memberi gambaran histopatologik yang khas, yakni parakeratosis dan akantosis.

Pada stratum spinosum terdapat kelompok leukosit yang disebut abses munro.

Selain itu terdapat papilomatosis dan vasodilatasi di subepdermis.8

DIAGNOSIS BANDING

1. Dermatitis seboroika

Biasanya menunjukkan kulit yang berminyak tanpa skuama yang berlapis-

lapis.

2. Lues stadium II (psoriasiform)

Skuma berwarna coklat tembaga dan sering disertai demam pada malam hari

(dolores nocturnal), STS positif.

3. Pitiriasis rosea

Biasanya berjalan subakut, skuama tidak berlapis-lapis dan eflorensi berupa

eritema berbentuk lonjong sesuai dengan garis lipatan kulit.2

PENATALAKSANAAN

Dalam kepustakaan terdapat banyak cara pengobatan. Pada pengobatan

psoriasis gutata yang biasanya disebabkan oleh infeksi di tempat lain, setelah

infeksi tersebut diobati umumnya psoriasisnya akan sembuh sendiri.

Obat-obat yang paling banyak digunakan untuk mengobati lesi kulit pada

psoriasis adalah:

1. Obat-obat topikal

Emolien

Ter

Asam salisilat

Steroid topikal

Ditranol (antralin)

Analog vitamin D (misalnya kalsipotriol, takalsitol)

8

Page 10: Responsi Psoriasis

Analog vitamin A

Radiasi sinar ultraviolet

2. Obat-obat sistemik

PUVA (psoralen + ultraviolet A)

Retinoid

Sitotoksik, misalnya metotreksat, azatioprin, hidroksikarbamid

(hidroksiurea)

Steroid sistemik

Siklosporin

Pepatah lama mengatakan bahwa ada banyak cara untuk mengobati suatu

penyakit, tetapi tidak satupun yang bekerja secara sempurna. Hal ini memang

benar-benar terjadi pada psoriasis. Walaupun masing-masing cara pengobatan bisa

bermanfaat pada beberapa pasien, tetapi semuanya disertai kompromi terhadap

keamanan, efektivitas atau kenyamanan. Banyak pasien memerlukan obat-obatan

yang berbeda untuk tempat-tempat yang berbeda dan pada saat-saat yang berbeda.

1. Terapi topikal

Banyak obat-obatan bisa digunakan secara topikal untuk menimbulkan

suatu remisi atau perbaikan. Sebagian besar aman, tetapi membuat pasien menjadi

bosan untuk menggunakannya, karena obat-obatan ini harus terus dipakai

berbulan-bulan, bahkan tidak dapat ditentukan sampai kapan.

a. Emolien

Emolien yang berupa parafin baik putih maupun kuning atau lanolin dapat

dipakai untuk mengendalikan pembentukan skuama.

b. Asam salisilat

Asam salisilat merupakan bahan keratolitik dan bisa mengurangi pembentukan

skuama. Bahan ini dapat digunakan dalam bentuk campuran dengan ter dan

juga dalam kombinasi dengan steroid topikal yang tersedia dalam bentuk

preparat-preparat komersial.

c. Ter

9

Page 11: Responsi Psoriasis

Ter sudah dipergunakan selama bertahun-tahun, terutama dalam kombinasi

dengan radiasi UV. Bentuk preparat yang paling efektif adalah ekstrak dari ter

batu bara kasar. Walaupun banyak usaha sudah dilakukan untuk memurnikan

ter agar dapat lebih diterima secara kosmetis, tetapi bentuk yang paling efektif

masih tetap yang berwarna paling hitam, paling berbau menyengat dan tampak

paling kotor. Oleh karena itu, tidak banyak pasien yang memakai ter untuk

pemakaian rutin yang luas. Akan tetapi, ter yang dicampurkan dengan minyak

untuk mandi atau dalam campuran salep dapat bermanfaat dan sangat

bermanfaat untuk kelainan pada kulit kepala.

d. Steroid topikal

Steroid topikal tidak dapat menyembuhkan psoriasis secara tuntas, tetapi dapat

meredakannya. Beberapa dermatolog mengatakan bahwa mereka tidak pernah

menggunakan steroid topikal untuk psoriasis, karena adanya risiko yang

mungkin terjadi (dapat menyebabkan timbulnya ’britle’ psoriasis). Akan tetapi,

apabila digunakan untuk penyakit yang dalam keadaan stabil dan pada kulit

kepala serta daerah fleksor, obat-obatan ini dapat bermanfaat.

e. Ditranol (antralin)

Ditranol dapat mengubah plak-plak psoriasis menjadi tampak seperti kulit

normal. Cara kerjanya belum diketahui. ’Regimen ingram’ –suatu kombinasi

dari ditranol, ter, dan radiasi UV- telah digunakan selama bertahun-tahun:

sebagian besar pasien dapat menjadi bersih dari plak psoriasis dalam waktu

sekitar 3 minggu dengan pengobatan setiap hari. Seharusnya, ditranol dibiarkan

berada dikulit selama 24 jam, tetapi pengobatan dengan kontak singkat sudah

cukup untuk memberikan hasil yang sama.

Ditranol tampaknya bekerja paling baik dalam bentuk pasta lassar (tepung, zink

oksida, dan asam salisilat dalam parafin lunak putih), tetapi juga tersedia dalam

bentuk krim atau salep. Mulailah dengan konsenrasi yang rendah (0,1%) dan

naikkan bila perlu.

Komplikasi yang utama adalah terjadinya perubahan warna kulit (akibat

oksidasi dari cat) dan kulit menjadi terbakar. Perubahan warna kulit biasanya

bersifat sementara, tetapi mungkin tertinggal bekas-bekas permanen pada

10

Page 12: Responsi Psoriasis

tempat mandi, tempat tidur, dan pakaian. Rasa seperti terbakar akibat ditranol

bisa menjadi sangat tidak menyenangkan, terutama bila terdapat disekitar mata.

Pasien harus diajari untuk memakai ditranol dengan hati-hati.

f. Analog-analog vitamin D dan Vitamin A

Kalsipotriol dan takalsitol yang merupakan analog vitamin D dapat bekerja

dengan baik, dan dengan cepat memperoleh posisi sebagai bagian dari

penanganan rutin. Analog vitamin A lebih disenangi oleh sebagian ahli, tetapi

umumnya kurang efektif. Terdapat sejumlah kecil efek samping lokal akibat

kedua kelompok analog (walaupun analog vitamin D bisa membakar wajah dan

daerah fleksor), tetapi kadar kalsium darah dapat terganggu apabila analog

vitamin D dipakai dalam jumlah yang besar, sedangkan kepada pasien yang

memakai analog vitamin A hendaknya dianjurkan untuk tidak hamil, karena

adanya efek teratogenik.

g. Radiasi ultraviolet

Penggunaan terapi dengan sinar UV telah dikenal baik, sedangkan panjang

gelombang yang paling efektif adalah dalam kisaran medium (UVB). UVB

harus digunakan dengan hati-hati karena juga bisa menyebabkan kulit menjadi

terbakar. Dosis yang diperlukan pasien adalah yang hanya bisa menimbulkan

eritema pada kulit tanpa menjadi terbakar. Secara bertahap dosis kemudian

dinaikkan. Penyinaran biasanya dilakukan dua kali seminggu, sampai kulit

menjadi bersih. Penambahan ter bisa membuat UVB lebih efektif. UVB secara

teoritik bersifat karsinogenik (sebagaimana juga ter) dan yang mengejutkan

adalah bahwa pada beberapa penderita psoriasis berkembang kanker kulit.

2. Terapi sistemik

a. Psoralen + ultraviolet A (PUVA)

Psoralen membentuk ikatan kimia dengan DNA jika ada radiasi UV. Yang

paling banyak digunakan adalah 8-metoksipsoralen, yang biasanya

diminum 2 jam sebelum dilakukan pemaparan dengan sinar UV

gelombang panjang (UVA), yang pada awalnya dilakukan 2 kali

seminggu. Kacamata pelindung dipake untuk mencegah terjadinya

11

Page 13: Responsi Psoriasis

kerusakan pada mata. Untuk mengurangi risiko ini, sekarang beberapa

klinik merendam kulit pasien ke dalam larutan psoralen. Terdapat risiko

jangka panjang yang signifikan berupa terjadinya keratosis dan kangker

epitel akibat kedua bentuk tindakan tersebut.

b. Obat-obat sitotoksik

Sitotoksik yang paling efektif dan digunakan secara luas adalah

metotreksat, yang meupakan antagonis dari asam folat. Sebagian psoriasis

berhasil diobati dengan dosis 7,5-20 mg sekali seminggu. Obat-obat yang

lain mencakup azatioprin dan hidroksikarbamid atau hidroksiurea.

Semua obat-obatan sitotoksik memiliki efek samping yang tidak

diharapkan, terutama supresi pada sumsum tulang. Hal ini jarang terjadi

pada penggunaan metotreksat, tetapi mungkin timbul dalam bentuk reaksi

idiosinkrasi yang tidak adanya hubungannya dengan besarnya dosis.

Masalah utama pada pengggunaan metotreksat adalah adanya efek

hepatotoksik, terutama terjadinya fibrosis pada penggunaan yang lama.

Alkohol tampaknya dapat mengeksaserbasi terjadinya kecenderungan

tersebut. Pada pasien-pasien muda perlu dilakukan tindakan biopsi hati

secara reguler. Metotreksat juga menghambat spermatogenesis dan juga

bersifat teratogenik. Karenanya, obat ini hanya digunakan pada pasien

dengan kelainan yang berat.

c. Retinoid

Derivat-derivat vitamin A dapat dipakai pada pasien psoriasis. Yang

paling sering digunakan adalah asitretin. Retinoid menyebabkan terjadinya

berbagai efek samping, rambut rontok, hiperlipidemia, abnormalitas tes

fungsi hati, dan efek teratogenik.

d. Steroid sistemik

Pada psoriasis yang sangat berat, steroid kadang-kadang perlu diberikan,

tetapi tidak boleh digunakan tersendiri.

e. Siklosporin

Obat imunosupresif ini bekerja dengan sangat baik, bahkan pada psoriasis

yang sangat berat. Obat ini bersifat nefrotoksik dan harganya mahal.3

12

Page 14: Responsi Psoriasis

KOMPLIKASI

Dapat menyerang sendi menyebabkan arthritis psoriasis

Psoriasis pustlosa

Pada eritema timbul pustule miliar. Bila menyerang telapak tangan dan kaki

serta ujung jari disebut psoriasis pustule tipe barber. Namun bila pustule

timbul pada lesi psoriasis dan juga kulit diluar lesi dan disertai gejala sistemik

berupa panas/rasa terbakar disebut tipe zumbusch. Yang terakhir ini

berprognosis kurang baik.

Psoriasis eritroderma

Bila lesi psoriasis terdapat diseluruh tubuh, dengan skuama halus dan gejala

konstitusi berupa badan terasa pana-dingin.2

PROGNOSIS

Psoriasis tidak/jarang mengancam jiwa tapi sulit diobati, bersifat kronik residif.

Onset dini dan riwayat keluarga atas penyakit ini kurang dipertimbangkan sebagai

indikator prognosis. Faktor lingkungan (khususnya sinar matahari dan cuaca

panas) membantu meringankan gejala penyakit. Metotreksat, PUVA, siklosporin,

retinoid oral, dan terapi biologis semuanya membantu mencegah remisi kasus

psoriasis yang berat.7

Daftar Pustaka

1. Adhi Djuanda, dkk. Dermatosis Eritroskuamosa. Dalam : Ilmu Penyakit Kulit

dan Kelamin. Edisi V. Balai Penerbit FKUI. Jakarta. 2007 ; 189-195.

13

Page 15: Responsi Psoriasis

2. R.S. Siregar. Dermatosis Eritroskuamosa. Dalam: Atlas Berwarna Saripati

Penyakit Kulit. Penerbit Buku Kedokteran EGC. Jakarta. 1992. 107-9.

3. Robin Graham-Brown dan Tony Burns. Psoriasis. Dalam : Lecture Notes

Dermatologi. Edisi VIII. Penerbit Erlangga. Jakarta. 2002. 78-89.

4. Siregar RS. Psoriasis. Dalam : Marwali Harahap. Ilmu Penyakit Kulit.

Hipokrates. Jakarta. 2000 ; 116-26.

5. Erdina H.D. Pusponegoro. Dermatosis Eritroskuamosa. Dalam: Kapita Selekta

Kedokteran. Edisi III Jilid 2. Media Aesculapius FKUI. Jakarta. 2000. 116-20.

6. Anonim. Psoriasis. http://www.psoriasisindonesia.org/psoriasis.php 2008

7. Harvey Lui. Psoriasis, Plaque.

http://www.emedicine.com/derm/TOPIC365.HTM 2008

8. Anonim. Psoriasis.

http://www.medicastore.com/apotik_online/obat_kulit/psoriasis.htm. 2008

STATUS PENDERITA

I. IDENTITAS PENDERITA

14

Page 16: Responsi Psoriasis

Nama : Ny. W

Umur : 56 tahun

Jenis kelamin : Perempuan

Agama : Islam

Pekerjaan : Ibu rumah tangga

Alamat : Mojosari 2/2 Bekonang, Mojolaban, Sukoharjo

Tanggal pemeriksaan : 3 Oktober 2012

No. RM : 926951

II. ANAMNESIS

A. Keluhan Utama

Gatal di kaki dan tangan

B. Riwayat Penyakit Sekarang

Pasien mengeluhkan gatal di tangan dan kaki sejak kurang lebih 10

tahun yang lalu. Gatal disertai munculnya bercak kemerahan di tangan dan

kaki. Kemudian pasien berobat ke RSDM diberi obat minum dan salep.

Pasien mengaku dengan pengobatan tersebut keluhannya membaik.

Dua tahun yang lalu pasien mengeluhkan penyakit kulit ini kambuh

kembali. Timbul bercak hampir seluruh tubuh, tidak disertai munculnya

nanah. Kemudian pasien diopname selama 4 hari. Saat itu pasien mengaku

keluhannya membaik dan diperbolehkan pulang.

Kurang lebih 1 bulan yang lalu muncul bercak serupa di tangan,

kaki, dan punggung. Bercak tersebut diakui sangat gatal dan mengganggu

aktivitas. Selama 1 bulan ini pasien belum mengobati keluhannya dan baru

memeriksakan diri ke RSDM.

C. Riwayat Penyakit Dahulu :

Riwayat sakit serupa : (+) 10 tahun yang lalu

Riwayat atopi : disangkal

Riwayat DM : disangkal

15

Page 17: Responsi Psoriasis

Riwayat hipertensi : disangkal

D. Riwayat Penyakit Keluarga

Riwayat sakit serupa : disangkal

Riwayat atopi keluarga : disangkal

Riwayat DM : disangkal

Riwayat hipertensi : disangkal

E. Riwayat Kebiasaan

Pasien biasa mandi 2x sehari dan memakai handuk sendiri dengan

sumber air PDAM. Ganti pakaian luar 1x sehari dan pakaian dalam 2x

sehari.

F. Riwayat Sosial Ekonomi

Penderita seorang ibu rumah tangga yang tinggal bersama suami dan

3 orang anaknya.

III.PEMERIKSAAN FISIK

A. Status Generalis

1. Keadaan umum : baik, compos mentis, gizi kesan cukup

Vital Sign : Tensi : 120/90

mmHg

Respirasi rate : 18x/menit

Nadi : 72x/menit

Suhu : afebril

2. Kepala : dalam batas normal

3. Mata : dalam batas normal

4. Hidung : dalam batas normal

5. Mulut : dalam batas normal

6. Leher : dalam batas normal

7. Punggung : lihat status lokalis

8. Dada : lihat status lokalis

16

Page 18: Responsi Psoriasis

9. Abdomen : lihat status lokalis

10. Gluteus : dalam batas normal

11. Inguinal & urogenital : dalam batas normal

12. Ektremitas atas : lihat status lokalis

13. Ektremitas bawah : lihat status lokalis

B. Status Dermatologis

Regio antebrachii dextra et sinistra, abdomen, dorsum, cruris dextra et

sinistra :

Tampak plak eritema, berbatas tegas, multipel, diskret dengan skuama

yang berlapis-lapis, permukaan kasar. Tanda auspitz (+).

IV. PEMERIKSAAN PENUNJANG

Tidak dilakukan

V. USULAN PEMERIKSAAN

Pemeriksaan histopatologi

Pemeriksaan Lab Fungsi Hepar, Ginjal

VI. DIAGNOSIS BANDING

Psoriasis Vulgaris

Dermatitis seboroika

Pitiriasis Rosea

VII. DIAGNOSIS KERJA

Psoriasis Vulgaris

VIII.TERAPI

A. Nonmedikamentosa :

Edukasi pasien mengenai :

Menjaga kesehatan dan kekebalan tubuh

17

Page 19: Responsi Psoriasis

Menghindari garukan pada tempat lesi dan bagian tubuh lain

Sebisa mungkin menghindari sinar matahari, misalnya dengan

memakai topi atau baju panjang bila sedang di luar rumah.

B. Medikamentosa

Topikal : R/ Asam Salisilat 3 %

Boor lanolin 5 gr

Urea 10 % 10 gr

mfla pulv da in pot No I

2 dd ue

Sistemik : Metotreksat 2,5 mg tab, 2 dd tab I selama 14 hari

Interhistin tab, 2 dd tab I

IX. PROGNOSIS

Ad vitam : baik

Ad sanam : jelek

Ad fungsionam : baik

Ad kosmetikam : dubia et bonam

18

Page 20: Responsi Psoriasis

Foto Klinis

19