Psoriasis
-
Upload
sulhan-sinarli -
Category
Documents
-
view
100 -
download
2
description
Transcript of Psoriasis
Panduan Praktik Klinis
SMF : ILMU KULIT DAN KELAMIN
RSUD SIDOARJO, SIDOARJO
2012 – 2014
PSORIASIS
1. Pengertian
(Definisi)
Psoriasis adalah penyakit peradangan kulit yang kronik residif
ditandai oleh plak eritematosa, diatasnya terdapat skuama kasar,
transparan, berlapis-lapis,disertai adanya fenomena tetesan lilin,
Auspitz, dan koebner.
Psoriasis dapat timbul pada semua usia, tetapi jarang pada usia
kurang dari 10 tahun, sering muncul antara usia 15 dan 30 tahun.
2. Anamnesis Psoriasi tipe plak
- Bentuk psoriasis yang paling banyak.
- Plak eritematosa berbatas tegas dengan skuama berwarna
keperakan, tebal dan transparan yang lepas dibagian tepid an
lekat dibagian tengah adalah karakteristik tetapi tidak harus
ada.
- Daerah yang terkena biasanya:
Siku, lutut, sacrum, kepala, celah intergluteal, palmar, dan
plantar, kadang-kadang genitalia juga terkena.
Psoriasi Guttata
- Onset mendadak yang biasanya terjadi setelah infeksi
streptokokal pada saluran pernafasan atas.
- Bentuk seperti tetesan air, plak merah muda dengan skuama.
- Biasanya ditemukan pada badan dan ekstremitas.
Psoriasis pustularis generalisata dan lokalisata
Generalisata
- Juga disebut psoriasis Von Zumbush
- Secara khas ditandai oleh pustul steril yang mengenai
sebagian besar area tubuh dan ekstremitas.
- Pada kasus yang berta pustul dapat bergabung dan
membentuk kumpulan pus (lake of pustul).
- Fungsi perlindungan kulit hilang dan pasien rentan terhadap
infeksi, hilangnya cairan dan nutrient.
- Sering disertai dengan gejala sistemik missal demam dan
malaise.
- Dapat membahayakan kehidupan.
Lokalisata
- Pustul terlokalisasi pada palmar dan plantar.
- Pustul dapat terletak diatas plak.
- Sangat menganggu karena kesulitan menggunakan tangan
atau kaki.
Psoriasis eritroderma
- Generalisata, berat, eritema yang luas dengan skuama yang
dapat mengenai sampai 100% luas permukaan tubuh.
- Fungsi perlindungan kulit hilang dan pasien rentan terhadap
infeksi, temperature tubuh yang tak dapat terkontrol,
hilangnya cairan dan nutrient.
- Sering disertai dengan gejala sistemik yaitu demam dan
malaise.
- Dapat membahayakan kehidupan
Diagnosa
Riwayat
- Usia awitan bimodal : 16-22 tahun dan 57-60 tahun.
- Infeksi, terutama streptokokus dapat memicu atau
mengeksaserbasi penyakit.
- Obat (missal litium, antimalaria, alcohol, β-bloker) dapat
memicu penyakit.
- Riwayat pengobatan dan pembedahan.
- Review riwayat keluarga, sosial, dan gejala.
3. Pemeriksaan Fisik Diagnosa bisanya dapat dibuat dari penampilan klinis plak.
Inspeksi semua area tubuh terutama permukaan ekstensor,
badan, perineum, kepala, kuku, sendi, serta daerah prominen
lain.
4. Kriteria Diagnosis Klinis
Tanda dan gejala
Psoriasi tipe plak
- Bentuk psoriasis yang paling banyak.
- Plak eritematosa berbatas tegas dengan skuama berwarna
keperakan, tebal dan transparan yang lepas dibagian tepid an
lekat dibagian tengah adalah karakteristik tetapi tidak harus
ada.
- Daerah yang terkena biasanya:
Siku, lutut, sacrum, kepala, celah intergluteal, palmar, dan
plantar, kadang-kadang genitalia juga terkena.
Psoriasi Guttata
- Onset mendadak yang biasanya terjadi setelah infeksi
streptokokal pada saluran pernafasan atas.
- Bentuk seperti tetesan air, plak merah muda dengan skuama.
- Biasanya ditemukan pada badan dan ekstremitas.
Psoriasis pustularis generalisata dan lokalisata
Generalisata
- Juga disebut psoriasis Von Zumbush
- Secara khas ditandai oleh pustul steril yang mengenai
sebagian besar area tubuh dan ekstremitas.
- Pada kasus yang berta pustul dapat bergabung dan
membentuk kumpulan pus (lake of pustul).
- Fungsi perlindungan kulit hilang dan pasien rentan terhadap
infeksi, hilangnya cairan dan nutrient.
- Sering disertai dengan gejala sistemik missal demam dan
malaise.
- Dapat membahayakan kehidupan.
Lokalisata
- Pustul terlokalisasi pada palmar dan plantar.
- Pustul dapat terletak diatas plak.
- Sangat menganggu karena kesulitan menggunakan tangan
atau kaki.
Psoriasis eritroderma
- Generalisata, berat, eritema yang luas dengan skuama yang
dapat mengenai sampai 100% luas permukaan tubuh.
- Fungsi perlindungan kulit hilang dan pasien rentan terhadap
infeksi, temperature tubuh yang tak dapat terkontrol,
hilangnya cairan dan nutrient.
- Sering disertai dengan gejala sistemik yaitu demam dan
malaise.
Dapat membahayakan kehidupan
Diagnosa
Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik.
Riwayat
- Usia awitan bimodal : 16-22 tahun dan 57-60 tahun.
- Infeksi, terutama streptokokus dapat memicu atau
mengeksaserbasi penyakit.
- Obat (missal litium, antimalaria, alcohol, β-bloker) dapat
memicu penyakit.
- Riwayat pengobatan dan pembedahan.
- Review riwayat keluarga, sosial, dan gejala.
Pemeriksaan fisik
- Diagnosa bisanya dapat dibuat dari penampilan klinis plak.
- Inspeksi semua area tubuh terutama permukaan ekstensor,
badan, perineum, kepala, kuku, sendi, serta daerah prominen
lain.
Tes diagnosis
- Mungkin diperlukan untuk penyakit yang sulit atau atipik.
- Tidak ada petanda serologis atau tes laboratorium yang
patognomonik untuk psoriasis.
- Biopsy kulit, studi serologis sifilis, kultur bakteri, HLA
typing, pemeriksaan mikroskopis (KOH), dsb dapat
digunakan untuk membedakan psoriasis dari penyakit yang
lain.
5. Diagnosis Riwayat penyakit dan pemeriksaan fisik.
Riwayat
- Usia awitan bimodal : 16-22 tahun dan 57-60 tahun.
- Infeksi, terutama streptokokus dapat memicu atau
mengeksaserbasi penyakit.
- Obat (missal litium, antimalaria, alcohol, β-bloker) dapat
memicu penyakit.
- Riwayat pengobatan dan pembedahan.
- Review riwayat keluarga, sosial, dan gejala.
Pemeriksaan fisik
- Diagnosa bisanya dapat dibuat dari penampilan klinis plak.
- Inspeksi semua area tubuh terutama permukaan ekstensor,
badan, perineum, kepala, kuku, sendi, serta daerah prominen
lain.
Tes diagnosis
- Mungkin diperlukan untuk penyakit yang sulit atau atipik.
- Tidak ada petanda serologis atau tes laboratorium yang
patognomonik untuk psoriasis.
- Biopsy kulit, studi serologis sifilis, kultur bakteri, HLA
typing, pemeriksaan mikroskopis (KOH), dsb dapat
digunakan untuk membedakan psoriasis dari penyakit yang
lain.
6. Diagnosis Banding 1. Sifilis psoriasiformis
2. Dermatitis seboroik
3. Parapsoriasis
7. Pemeriksaan
Penunjang
Bila sangat perlu biopsy kulit
Pemeriksaan ASTO
Pemeriksaan factor rhematoid
Foto rontgen tulang sendi
8. Terapi Non medikamentosa
A. Edukasi pasien
- Edukasi terhadap pasien dan keluarga merupakan kunci
penting untuk keberhasilan penatalaksanaan.
- Pasien harus disadarkan bahwa terapi hanya akan mengontrol
psoriasis tetapi tidak menyembuhkannya.
- Yakinkan pasien bahwa psoriasis banyak dijumpai dan tidak
menular.
- Diskusikan berbagai pilihan terapi, efek samping dan hasil
yang diharapkan.
- Diskusikan kemungkinan factor penyebab eksaserbasi.
Prinsip Terapi
Pilihan terapi sangat individual
Sebagian besar pasien akan mendapatkan terapi multiple
simultan.
Dokter haru memahami semua pilihan terapi sehingga terapi yang
tepat dapat dipilih untuk masing-masing pasien.
Pertimbangan berikut akan mempengaruhi pilihan dan frekuensi
terapi :
- Keparahan, luas permukaan tubuh yang terkena, region tubuh
yang terkena.
- Pengaruh psoriasis pada kualitas hidup.
- Derajat gangguan psikologis yang disebabkan oleh penyakit.
- Rasio resiko vs keuntungan harus dipertimbangkan untuk
masing-masing rejimen terapi.
- Adanya komorbiditas missal penyakit hepar, hipertensi.
- Kenyamanan pasien.
- Biaya terapi.
B. Fototerapi/fotokemoterapi
- Foto terapi biasanya digunakan pada pasien dengan psoriasis
generalisata sedang sampai berat dengan luas permukaan
tubuh yang terkena > 10 % (termasuk psoriasis guttata) atau
terdapat gejala mitigating lain.
- Kontraindikasi : pengobatan radiasi sinar pengion penyakit
dengan fotosensitif misalnya lupus eritematous, xeroderma
pigmentous, porfiria, pengguna obat-obat bersifat
fotosensitizer : antara lain griseofulvin dan diuretika, pasien
dengan riwayat terapi arsenik, pasien melanoma, kanker kulit
nonmelanoma multiple. Kontraindikasi tambahan untuk
PUVA: penyakit hati, pemakai siklosporin atau metroteksat,
hamil dan menyusui.
- Perhatian khusus: pasien tipe kulit 1-2, atopic, eritroderma
(vasodilatasi luas), mudah terbakar, pasien tidak tahan panas
atau tidak kuat berdiri.
- Toksisitas: akut : eritema, pruritus, terbakar kulit ; kronis:
photoaging , lentigen, telangiektasia, secara teoritis
mempunyai resiko tinggi terhadap keganasan. Toksisitas
tambahan PUVA : akut: mual dan muntah, pusing dan sakit
kepala, bula, onikolisis akibat sinar, melanokia,; kronis:
fotokarsinogenis untuk kaukasia tipe kulit I-III setelah 200
penyinaran.
- Lubrikan dan emolian diperlukan untuk meningkatkan
dayaguna fototerapi.
- Jika memungkinkan, kulit yang tidak disinar harus dilindungi
dengan tabir surya.
- Lindungi daerah payudara, okular, dan genital selama sesi
fototerapi.
- Monitoring: sebelum terapi: penapisan kanker kulit, katarak,
dan pada masa terapi evaluasi kulit keseluruha, awasi efek
samping.
Ultraviolet B (UVB) broadband (BB)
- Efek: penyembuhan awal terlihat setelah 4 minggu terapi,
kulit bersih (clearance) dapat tercapai setelah 20-30 terapi,
terapi pemeliharaan (maintenance) dapat memperpanjang
masa remisi. Laju remisi 5% setahun.
- Dosis awal: menurut tipe kulit 20-60mJ/cm2 atau 50%
minimal erythemal dose (MED), dosis dinaikkan 5-30mJ/cm2
atau ≤25% MED awal, penyinaran 3-5 kali/seminggu.
Ultraviolet B (UVB) narrowband(NB)
- Efek : penyembuhan awal terlihat setelah 8-10 terapi, kulit
bersih dapat tercapai setelah 15-20 terapi, terapi pemeliharaan
dapat memperpanjang masa remisi. Laju remisi 38% setahun.
- Dosis awal : menurut tipe kulit 130-400mJ/cm2 atau 50%
minimal erythemal dose (MED), dosis dinaikkan
15-65mJ/cm2 atau ≤ 10% MED awal, penyinaran 3-5
kali/minggu.
- UVB dapat dikombinasikan dengan:
o Analog Vit D topical
o Coal tar topical
o PUVA
o Retinoid (dosis fototerapi harus direndahkan)
o Metroteksat (dapat digunakan dosis kumulatif rendah)
PUVA
- Efek: penyembuhan awal terlihat dalam satu bulan terapi,
89% pasien mendapatkan perbaikan plak dalam 20-25 kali
terapi selama 5.3-11.6 minggu. Terapi pemeliharaan tidak
ditetapkan, masa remisi 3-12 bulan.
- Dosis: 8-metoksi psoralen, 0,4-0,6mg/KgBB diminum peroral
60-120 menit sebelum disinar UVA. Kaca mata bertabir
ultraviolet diperlukan untuk perlindungan diluar rumah 12
jam setelah minum psoralen. Dosis UVA menurut tipe kulit
0.5-3.0J/cm2, dosis dinaikkan 0.5-1.5 J/cm2, penyinaran 2-3
kali seminggu.
- PUVA dapat dikombinasikan dengan
o Retinoid oral (mempunyai efek sinergis, dapat
digunakan dosis rendah)
o Metroteksat (hanya dapat digunakan untuk psoriasis
berat)
o Analog Vit D
o Steroid topikal
o UVB
Soak/ bath PUVA
- Dapat digunakan pada pasien dengan psoriasis lokalisata,
terutama palmar dan plantar.
- Merupakan alternative pada pasien dengan psoriasis
generalisata yang tidak dapat mentoleransi psoralen oral.
- Efek : penyembuhan awal terlihat dalam satu bulan terapi,
89% pasien mendapatkan perbaikan plak dalam 30 kali terapi
selama 5-12 minggu. Terapi pemeliharaan tidak ditetapkan,
masa remisi 3-12 bulan.
- Dosis : 0.1% 8 metoksipsoralen dalam emolien, dioles 30
menit sebelum sinar, 50mg 8-metoksi psoralen dalam 100L
air, dioles 20-30 menit sebelum. Dosis UVA menurut tipe
kulit 0.5-3.0J/cm2, penyinaran 2-3 kali seminggu.
Laser 308-nm excimer
- Studi pendahuluan menunjukkan bahwa laser excimer dapat
ditoleransi dengan baik dan efektif untuk terapi psoriasis tipe
plak lokalisata.
Medikamentosa
A. Terapi Topikal
Emolien:
- Bagian penting dari terapi psoriasis, terutama pada fase non-
akut.
- Efek: melembutkan dan menghaluskan stratum korneum
(soften and smoothen), dengan cara mekanisme trapping
sehingga menurunkan kecepatan hilangnya air transepidermal
o Petrolatum, minyak mineral meningkatkan efikasi
fototerapi
o Beberapa emolien (missal yang mengandung asam)
mungkin mengiritasi kulit yang inflamasi.
- Pilihan pasien dan daerah lesi menentukan formula yang akan
digunakan, misalnya petrolatum, paraffin cair, minyak
mineral, gliserin, dsb.
Kortikosteroid
- Pilihan terapi untuk psoriasis pada wajah, hairline, daerah
postaaurikuler dan lipatan.
- Efek : anti inflamasi, vasokonstriksi dan menurunkan
turnover sel (sitostatik), sehingga kortikosteroid potensi
sedang dan kuat lebih sesuai untuk psoriasis oleh karena efek
sitostatiknya.
- Dosis : dapat dipakai 1-2 kali sehari, dapat dokombinasi
dengan obat topical lain, foto terapi dan obat sistemik.
- Takifilaksis (toleransi yang cepat) dan efek samping pada
terapi jangka lama membatasi pemakaian kortikosteroid.
Gunakan secara bijaksana untuk mencapai keuntungan
maksimal dengan efek samping minimal.
Pilihan sediaan bergantung pada lokasi lesi yang akan diterapi
, usia pasien, keparahan lesi, potensi (stoughton-Cornell).
Skalp: lotion, spray, solusio dan gel lebih dipilih karena dapat
digosokkan pada scalp.
Wajah : potensi rendah, hindari poten-superpoten.
Lipatan tubuh: potensi rendah bentuk krim atau gel.
Palmar dan plantar: steroid potensi sangat poten, hanya
sedikit efektif.
- Flare-up psoriasis dapat terjadi setelah steroid dihentikan,
terapi kortikosteroid harus diturunkan perlahan.
- Digunakan sebagai kombinasi dengan bahan yang ditoleransi
lebih baik.; tingkatkan potensi kortikosteroid saat flare-up dan
tapering jika dalam remisi.
Biasanya digunakan kombinasi dengan : analog Vit D dan
retinoid topical.
Ditranol (Antralin)
- Terapi efektif untuk psoriasis plak, memperlambat kecepatan
proloferasi populasi sel stem sehingga jadi keratinisasi
normal.
- Efek : efikasi rendah bila merupakan monoterapi
dibandingkan dengan kortikosteroid atau kalsipotriol.
- Dosis : kontak cepat diawali dengan 1%
- Pewarnaan dan iritasi
- Tidak sesuai untuk daerah yang luas dari lesi kecil, daerah
lipatan atau wajah.
- Kehamilan kategori C: anak dapat dipakai dengan perhatian
intensif.
Keratolitik
- Asam salisilat adalah keratolitik yang paling sering
digunakan.
- Efek : tidak ada data apabila dipakai secara tunggal dengan
kombinasi tacrolimus atau mometason furoate mempunyai
potensi perbaikan lebih tinggi dibandingkan dengan
pemberian tacrolimus dan mometason tunggal.
- Efek samping / kontraindikasi : bila pemakaian lebih dari
20% permukaan tubu, penyerapan sistemik dapat terjadi,
terutama pada pasien yang mengalami fungsi hati ataupun
fungsi ginjal. Asam salisilat dapat mengurang evikasi UVB,
karena asam salisilat mempunyai efek tabir.
- Asam salisilat dapat dipakai pada kehamilan, hindari
pemakaian pada anak-anak, karena efek penyerapan pada
kulit yang besar.
Retinoid (topical)
- Tazaroten merupakan retinoid topikal yang efektif utnuk
psoriasis.
- Dapat digunakan untuk psoriasis tipe ringan-sedang yang
melibatkan ≤20% luas permukaan tubuh.
- Efek dan dosis : memperantai diferensiasi dan proliferasi sel.
Lebih dari 50% perbaikan terlihat pada 63% dan 50% pasien
yang diobati tazaroten masing-masing 0,1% gel dan 0,05%
gel, seklai sehari selama 12 minggu. Dibandingkan dengan
315 pasien yang diobati vehikulum. Dalam 12 minggu lesi
menghilang pada 50-51% pasien yang diterapi tazaroten
dengan konsentrasi masing-masing 0.1 % dan 0.05 %
- Paling baik dikombinasikan dengan kortikosteroid
- Efek samping dan kontraindikasi iritasi pada lesi dan
sekitarnya bersifat sensititizer.
- Kehamilan dan menyususi : kategori X, anak-anak tidak ada
data < 18 tahun.
- Awitan lambat dan jika digunakan sebagai teori tunggal dapat
menimbulkan iritasi kulit (dermatitis retinoid), sehingga
digunakan dalam kombinasi dengan kortikosteroid topical.
- Dapat dikombinasikan dengan kortikosteroid topical.
Analog Vit D
- Preparat yang tersedia adalah kalsipotriol dan kalsitriol
- Dapat digunakan untuk jangka lama
- Efektif untuk psoriasis plak kronik ringan-sedang, mungkin
tidak sesuai dengan psoriasis inflamasi.
- Efek: 70-74% pasien diobati dengan salep kalisipotriol atau
kalsipotrein menghasilkan 75% perbaikan atau bahkan sangat
baik dinamdingkan dengan placebo yang hanya 18-19 %.
Untuk pemakain pada skalp kalsipotriol atau kalsiprotein
memperbaiki psoriasis skalp 60% pasien dibandingkan
dengan placebo yang hanya 17%. Bila dikombinasikan
dengan betametason dalam 4 minggu berhasil memberikan
psoriasis 48% pasien plak psoriasis sedang dan berat, 16,5%
bila hanya kalsipotriol, 26,3% bila hanya betametason, dan
7,6% dengan placebo. Kombinasi kalsipotriol dengan
betametason sekali sehari dalam 52 minggu berhasil
memberikan psoriasis tanpa efek samping.
- Dosis: kalsipotriol 2 kali sehari, kalsipotriol kombinasi
dengan betametason sekali sehari.
- Aksi onset lambat:, efek mungkin tak tampak dalam 6-8
minggu.
- Reaksi samping/kontraindikasi: iritasi, peningkatan kadar
kalsium serum terutama bila diberikan 100 gram/hari,
fotosensitif tetapi bisa dikombinasi dengan foto terapi UVB,
efek samping kortikosteroid topical bila dikombinasi dengan
betametason. Kehamilan; kategori C; anak-anak; aman.
- Dapat dikombinasikan dengan terapi lain :
o Kortikosteroid topikal
o UVB
o PUVA (kalsipotriol harus diaplikasikan setelah
paparan UVA karena UVA menginaktifasi
kalsipotriol)
o Siklosporin A
o Metroteksat
o Retinoid oral
Tar
- Efektif digunakan pada plak kronik pada psoriasis ringan-
sedang
- Efek: menekan sintesis DNA pada epidermis, dapat
menyebabkan folikulitis steril. Pengobatan dengan 1% losio
col tar lebih baik dibandingkan dengan ekstrak 5% col tar.
- Kurang disenangi pasien karena berbau / masalah pruritus.
- Dapat digunakan tunggal atau sebagisn tar bath, atau
diaplikasikan langsung pada plak psoriasis (hindari wajah dan
fleksura/lipatan)
- Lebih sering digunakan sebagai etrapi untuk kulit kapla
dengan kortikosteroid atau kombinasi dengan UVB (terapi
Goeckerman)
B. Terapi Sistemik
Metroteksat
- Antimetabolit yang dapat digunakan pada pasien yang gagal
dengan terapi topikal dan fotokemoterapi.
- Obat yang paling digunakan pada psoriasis sedang-berat
(psoriasis yang mengenai > 30% luas permukaan tubuh)
- Sangat efektif etrutama untuk terpi jangka lama psoriasis
berat termasuk psoriasis eritroderma dan psoriasis pustularis.
- Efek: 36% pasien etrkendali dengan 7.5mg/minggu secara
oral, dosis dinaikkan bila perlu, PASI 75 dicapai setelah 16
minggu.
- Dosis: diberikan sebagai dosis oral tunggal mingguan. Dosis
dapat ditingkatkan secara bertahap sampai menghasilakan
respon pengobatan yang optimal: dosis maksimal tidak boleh
melebihi 30mg/minggu, dosis bisa diturunkan serendah
mungkin sampai jumlah yang dibutuhkan secara memadai
dapat mengendalikan psoriasis dengan penambahan obat
topikal. Dianjurkan untuk melakukan dosis uji
2.5-5mg/minggu. Pemakainan dapat berlangsung sepanjang
tidak memberikan toksisitas hati dan sumsum tulang dengan
pemantauan yang memadai. Pemberian asam folat 1-5mg
perhari secara oral, kecuali pada hari pemberian metroteksat,
akan mengurangi efek samping.
- Toksisitas: peningkatan nilai fungsi hati (bila 2 kali pantau
lebih sering: 3 kali lipat turunkan dosis dan bila lebih dari 5
kali lipat hentikan pemberian). Anemia aplastik, leukopeni,
trobositopeni, pneumonitis interstitial, stomatitis ulcerative,
mual, muntah, diare, lemah, cepat lelah, menggigil, demam,
pusing, menurunnya ketahanan, terhadap infeksi, ulserasi dan
perdarahan lambung,, fotosensitif dan alopesia.
- Interaksi obat : obat hepatotoksik misalnya barbiturate,
sulfametoksazol, NSAIS, penisilin, trimetroprim.
- Biopsi hati delakukan setelah pemberian metroteksat 3.5-4
gram dikuti setiap 1-1.5 gram. Pasien dengan resiko
kerusakan hati, biopsi hati dipertimbangkan setelah
pemberian metroteksat 1-1.5 gram.
- Kontraindikasi absolute: hamil, menyususi, alkoholisme,
penyakit hati kronik, sindroma imunodefisiensi, hiplopasia
sumsum tulang belakang, leucopenia, trombositopenia,
anemia yang beramakna, hipersensitif terhadap metroteksat.
Kontraindikasi relatif : abnormalitas fungsi rena, hepar,
infeksi aktif, obesitas dan diabetes militus.
- Pemantauan: riwayat penyakit, pemeriksaan fisik,
pemeriksaan laboratorium: darah lengkap, fungsi hati dan
renal, biopsy sesuai anjuran, pemeriksaan kehamilan, uji HIV,
PPD, foto thoraks.
- Dapat dikombinasikan dengan:
o UVB
o PUVA
o Retinoid
o siklosporin
Siklosporin
- efektif untuk psoriasis rekalsitran tipe plak sedang sampai
berat, dewasa, ninimmunocompromised, psoriasis
palmoplantar.
- Efek : 36% dan 65% pasien berhasil dengan dosis masing-
masing 3 dan 5 mg/KgBB/Hari selama 8 minggu.
Keberhasilan meningkat 50-70% pasien dengan dosis yang
sama hanya waktu yang lebih panjang 8-16 minggu dan dapat
mencapai melenyapkan lesi psoriasis 75% (PASI 75)
- Dosis: 2.5-5mg/KgBB/hari dosis terbagi. Dosis dikurangi 0.5-
1.0 mg/KgBB/hari bila sudah berhasil, atau mengalami efek
samping. Pengobatan dapat diulang setelah masa istirahat
tertentu, dan dapat berjalan selama, 1-2 tahun, selama tidak
ada efek samping.
- Pemakaian jangka lama (>12 tahun) tidak dianjurkan karena
dapat menyebabkan nefroksisitas dan kemungkinan
keganasan.
- Kontraindikasi: berasamaan dengan pemberian
imunosupresan lain (metroteksat lain, PUVA, UVB, tar batu
bara, radioterapi), fungsi renal terganggu, keganasan,
hipersensitif terhadap siklosporin, hindari vaksin, perhatian
seksama bila diberikan pada pasien dengan infeksi berat juga
diabetes militus tidak terkontrol.
- Toksisitas: gangguan fungsi ginjal, hipertensi, keganasan,
nyeri kepala, hipertrikosis, hyperplasia gingival, akne
memburuk, mual, muntah, mialgi, flulike syndrome, letargi,
hipertrigliserida, hipomagnesium, hiperkalemi,
hiperbilirubinemia, meningkatnya resiko infeksi dan
keganasan.
- Jika memungkinkan rotasi penggunaannya dengan terapi lain
atau gunakan periode kambuh yang berat.
- Interaksi obat: menginduksi / menghambat sitokrom P450
3A4. Menurunkan pembuangan (clearence) digoxin,
prednisone, strain, diuretic (potassium sparing), tiazid, vaksin
hidup, NSAID, grapefruit.
- Monitoring: pemeriksaan fisik, tensi, ureum, keratin,
urinalisis, PPD, fungsi hati, pola lipid, magnesium, asam urat,
dan potassium, uji kehamilan.
- Kehamilan kategori C menyusui: kontraindikasi, anak-anak
hanya bisa psoriasis berat.
- Pernah digunakan dengan kombinasi :
o Analog Vit D topical
o Metotreksat (menurunkan dosis efektif lebih rendah
pada ke 2 obat)
Retinoid
- Asetretin oral pilihan pada psoriasis dapat digunakan sebagai
monoterapi untuk psoriasis pustular dan psoriasis eritroderma.
Efek menguntungkan terjadi jauh lebih lambat jika digunakan
untuk psoriasis tipe plak dan guttatae tetapi sangat baik jika
dikombinasikan dengan PUVA dan UVB (diperlukan dalam
dosis rendah)
- Dosis : 10-50 mg/hari, untuk mengurang efek samping lebih
digunakan dalam dosis rendeh dengan kombinasi misalnya
UV dengan radiasi rendah.
- Kontraindikasi: perempuan reproduksi, gangguan fungsi hati
dan ginjal.
- Toksisitas: kheilitis, alopesi, xerotic, pruritus, mulut kering,
paronikia, parestesia, sakit kepala, pseudomotor serebri,
nausea, nyeri perut, nyeri sendi, mialgia, hipertrigliserida,
fungsi hati abnormal.
- Interaksi obat: meningkatkan efek hipoglikemik
glibenklamid, menganggu pil kontrasepsi: microdosed
progrestin, hepatotoksik, reduksi ikatan protein dari fenitoin,
dengan tetrasiklin meningkatkan tekanan intracranial.
- Monitoring : riwayat penyakit, pemeriksaan fisik, kombinasi
dengan turunan Vit A lainnya
- Retinoid sangan teratogenik dan cenderung untuk menetap
pada jaringan tubuh.
- Dapat dikombinasikan dengan UVB, PUVA, metroteksat,
siklosporin.
Hidroksiurea
- Antimetabolit yang dapat efektif sebagai monoterapi,
meskipun kurang efektif dari pada obat sistemik lain.
- Diindikasikan untuk pasien yang gagal terhadap terapi
topical, UVB, tidak dapat mentoleransi PUVA, metroteksat,
atau terapi sistemik lain.
- Hamper separuh dari pasien yang mempunyai perbaikan
penyakit dengan terapi hidroksiurea menunjukkan toksisitas
sumsum tulang dengan leukopeni atau trombositopeni.
Mikofenolat mufetil
- Banyak pasien mencapai remisi jangka lama tetapi mungkin
perlu 12 minggu untuk melihat efek maksimal.
- Karena obat ini adalah immunnosupresan, terdapat resiko
kecil untuk terjadinya penyakit limfropoliferatif dan
keganasan noncutaneus.
- Dapat digunakan dalam kombinasi dengan siklosporin
sehingga dosis siklosporin dapat di taper off selama remisi
penyakit.
Sulfasalazin
- Efek berguna pada psoriasis tipe plak sedang-berat
Kefektifan cenderung lebih rendah dari pada obat sistemik
lain.
- Efek samping biasa dijumpai tetapi cenderung tidak terlalu
berat dan reversible.
Agen biologic
Alefacept
- Alefacept adalah obat imunosupresi yang dapat digunakan
pada psoriasis plak kronik sedang-berat
- Aksi : menghambat aktifasi sel T
- Cukup efektif pada penyakit sedang-berat dan pada beberapa
kasus menyebabkan remisi lama.
- Keamanan pada pemakaian jangka lama belum diketahui.
- Jangan digunakan bersamaan dengan obat imunosupresi lain
atau fototerapi
Efalizumab dan obat biologic lain
- Merupakan obat imunosupresi yang dapat digunakan pada
pasien psoriasis kronik tipe plak sedang-berat
- Aksi: menghambat aktifasi sel T
- Cukup relatif pada penyakit sedang-berat tetapi lamanya
terapi belum ditetapkan
- Jangan digunakan bersamaan dengan obat imunisupresi lain
atau fototerapi.
9. Edukasi Di beri penjelasan tentang penyakitnya
10. Prognosis Ad vitam : dubia ad bonam
(bila ditangani dengan cepat dan tepat)
Ad sanationam : dubia ad bonam
(bila ditangani dengan cepat dan tepat)
Ad fungsionam : dubia ad bonam
(bila ditangani dengan cepat dan tepat)
11. Tingkat Evidens IV
12. Tingkat
Rekomendasi
A
13. Penelaah Kritis 1. ……………………………………………………………………
2. ……………………………………………………………………
3. ……………………………………………………………………
4. ……………………………………………………………………
5. ……………………………………………………………………
14. Indikator Medis …………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
………………………………………………………………………....
…………………………………………………………………………
…………………………………………………………………………
15. Kepustakaan 1. Panduan Pelayanan Medis Dokter Spesialis Kulit dan
Kelamin.
2. Pedoman Diagnosis Dan Terapi Ilmu Penyakit Kulit dan
Kelamin.
Sidoarjo, ……………………….2012
Ketua Komite Medik Ketua SMF …………………………….
Dr. M. Tauhid Rafii, SpM ………………………………………….
NIP. 19580505 198610 1 005 NIP.
Direktur RSUD Sidoarjo
Dr. Eddy Koestantono M., MM
NIP. 19551008 198801 1 001