PSIKOSIS (3A)

15
SKIZOFRENIA Kriteria Diagnosis A. Gejala-gejala yang khas : 2 atau lebih dari gejala berikut yang bermakna dalam periode 1 bulan (atau kurang jika berhasil diterapi): 1. waham. 2. halusinasi. 3. pembicaraan yang janggal (mis. Sering derailment atau incohorensia). 4. perilaku janggal atau katatonik 5. adanya gejala negatif (spt afek datar,alogia,abulia). *Hanya satu dari kriteria A yang diperlukan jika waham- nya janggal atau jika halusinasinya berupa suara yang terus menerus mengomentari tingkah laku atau pikiran yang bersangkutan atau berisi 2 (atau lebih) suara-suara yang saling bercakap-cakap. B. Disfungsi sosial atau pekerjaan: 1 atau lebih dari area fungsional utama menunjukkan penurunan nyata di bawah tingkat yang dicapai sebelum onset dalam suatu rentang waktu yang bermakna sejak onset gangguan (atau bila onset pada masa anak-anak atau remaja terdapat kegagalan pencapaian tingkat interpersonal, akademik atau okupasi lainnya) seperti pekerjaan, hubungan interpersonal atau perawatan diri. . C. Durasi: tanda-tanda gangguan terus berlanjut dan menetap sedikitnya 6 bulan. Periode 6 bulan ini meliputi 1 bulan gejala-gejala fase aktif yang memenuhi kriteria A (atau kurang bila berhasil diterapi) dan dapat juga mencakup fase prodromal atau residual. Selama berlangsung. fase prodormal atau residual ini, tanda-tanda gangguan dapat bermanifestasi hanya sebagai gejala-gejala negatif saja atau lebih dariatau=2 dari gejala-gejala dalam kriteria A dalam bentuk yang lebih ringan

description

psychosis

Transcript of PSIKOSIS (3A)

Page 1: PSIKOSIS (3A)

SKIZOFRENIA

Kriteria Diagnosis

A.    Gejala-gejala yang khas : 2 atau lebih dari gejala berikut yang bermakna dalam periode 1 bulan (atau kurang jika berhasil diterapi):

1. waham.2. halusinasi.3. pembicaraan yang janggal (mis. Sering derailment atau incohorensia).4. perilaku janggal atau katatonik5. adanya gejala negatif (spt afek datar,alogia,abulia).

*Hanya satu dari kriteria A yang diperlukan jika waham-nya janggal atau jika halusinasinya berupa suara yang terus menerus mengomentari tingkah laku atau pikiran yang bersangkutan atau berisi 2 (atau lebih) suara-suara yang saling bercakap-cakap.

B.     Disfungsi sosial atau pekerjaan: 1 atau lebih dari area fungsional utama menunjukkan penurunan nyata di bawah tingkat yang dicapai sebelum onset dalam suatu rentang waktu yang bermakna sejak onset  gangguan (atau bila onset  pada masa anak-anak atau remaja terdapat  kegagalan pencapaian tingkat interpersonal, akademik atau okupasi lainnya) seperti pekerjaan, hubungan interpersonal atau perawatan diri.  .  

C.     Durasi: tanda-tanda gangguan terus berlanjut dan menetap sedikitnya 6 bulan. Periode 6 bulan ini meliputi 1 bulan gejala-gejala fase aktif yang memenuhi kriteria A (atau kurang bila berhasil diterapi) dan dapat juga mencakup fase prodromal atau residual. Selama berlangsung. fase prodormal atau residual ini, tanda-tanda gangguan dapat bermanifestasi hanya sebagai gejala-gejala  negatif saja atau lebih dariatau=2 dari gejala-gejala dalam kriteria A dalam bentuk yang lebih ringan (seperti kepercayaan –kepercayaan  ganjil, pengalaman perseptual yang tidak biasa).

D.    Penyingkiran skizofektif dan gangguan mood: Gangguan skizoafektif dan mood dengan gambaran psikotik dikesampingkan karena : (1) tidak ada episode depresi, mania atau campuran keduanya yang terjadi bersamaan dengan gejala-gelala fase aktif, (2) jika episode mood terjadi intra fase aktif maka perlangsungannya relatif singkat dibanding periode fase aktif dan residual.

E.     Penyingkiran kondisi medis dan zat: Gangguan ini bukan disebabkan oleh efek fisiologis langsung dari suatu zat (seperti obat-obatan medikasi atau yang disalah gunakan) atau oleh suatu kondisi medis umum. 

F.      Hubungan dengan suatu gangguan perkembangan pervasif: Jika terdapat riwayat autistik atau gangguan pervasif lainnya maka tambahan diagnosa skizofernia hanya dibuat bila juga

Page 2: PSIKOSIS (3A)

terdapat delusi atau halusinasi yang menonjol dalam waktu sedikitnya 1 bulan (atau kurang jika berhasil diterapi).

Klasifikasi berdasarkan perjalanannya (longitudinal;hanya dipakai setelah minimal 1 tahun berlalu  semenjak onset  dari gejala-gejala fase aktif pertama):

-      Episodik dengan gejala-gejala residual interepisode (episode ditandai dengan keadaan kekambuhan dari gejala-gejala psikosis) juga tentukan jika disertai gejala-gejala negatif yang menonjol.

-      Episodik tanpa gejala-gejala residual interepisode. -      Kontinyu (gejala-gejala psikosis jelas ada sepanjang periode observasi) juga tentukan jika

disertai gejala-gejala negatif yang menonjol. -      Episode tunggal dengan remisi parsial; juga tentukan jika disertai gejala-gejala negatif yang

menonjol.-      Episode tunggal dengan remisi penuh -      Pola lainnya atau yang tidak ditentukan.

Tipe PARANOIDSuatu tipe skizofrenia yg memenuhi kriteria:

A.    Preokupasi dgn 1 ataulebih waham atau sering berhalusinasi auditorik.B.     Gejala2 berikut tidak menonjol: pembicaraan atau perilaku yang janggal atau katatonik atau afek

datar atau inappropriate.

Tipe KACAU (DISORGANIZED)Suatu tipe skizofrenia yg memenuhi kriteria:A.    Semua gejala berikut menonjol:1.     pembicaraan yang janggal.2.     perilaku yang janggal.3.     afek datar atau inappropriate.B.     Kriteria tipe katatonik tidak terpenuhi.

Tipe KATATONIKSuatu tipe skizofrenia dimana gambaran klinisnya didominasi ole 2 ataulebih hal2 berikut:

1. imobilitas motorik yg dibuktikan dgn catalepsy (termasuk waxy flexibility) atau stupor.2. aktfitas2 motorik yg berlebihan (yg tampak tak bertujuan dan tidak dipengaruhi oleh stimuli

external).3. negativisme yg nyata (yg tampaknya penolakan tanpa motif thd semua perintah atau

mempertahankan suatu postur kaku melawan usaha untuk menggerakannya) atau mutisme.4. gerakan spontan yg aneh spt melakukan postur tertentu (berlagak spontan yg inappropriate atau

postur ganjil),gerakan stereotipik,menojolnya manerisme atau  menyerigai.5. echolalia atau echopraxia.

Page 3: PSIKOSIS (3A)

Tipe tak tergolongkanSuatu tipe skizofrenia yg memenuhi kriteria A tapi tidak memenuhi kriteria tipe Paranoid,Kacau atau katatonik.

Tipe RESIDUALSuatu tipe skizofrenia yg memenuhi kriteria:

A.    tidak aadanya penonjolan waham2, halusinasi2, pembicaraan yang janggal, perilaku janggal atau katatonik.

B.     Adanya bukti perlangsunan gangguan spt yang ditunjukan olehgejala2 negatif dlm kriteria A skizofrenia dlm bentuk yg lebih lemah (keyakinan2 aneh,pengalaman2 persepsi yg tidak biasanya).

PEMERIKSAAN PENUNJANG

Pemeriksaan laboratorium, seperti pemeriksaan darah dan skrining ada tidaknya kecanduan obat bius yang sering memberikan gejala yang sama dengan schizophrenia. Dokter juga bisa melakukan pemeriksaan CT Scan dan MRI otak,  untuk mengetahui ada tidaknya kelainan di otak.

Pemeriksaan psikologis. Dokter akan menanyakan tentang pikiran, perasaan, ada tidaknya waham (delusion), sikap/ perilaku, keinginan untuk bunuh diri atau melakukan kekerasan.

DIAGNOSIS BANDING

Lesi anatomis, misalnya tumor otak Penyakit metabolic, misalnya Wilson disease yaitu kelainan biosintesis heme Penyakit endokrin, yaitu hipotiroid, hipertiroid, Addison disease, dan Cushing syndrome Penyakit infeksi, misalnya influenza, Lyme disease, hepatitis C, dan ensefalitis dapat

menyebabkan perubahan status mental. Penyakit lain-lain, yaitu Alzheimer disease, Defisiensi vitamin, yaitu defisiensi vitamin B-1 (thiamin) dan defisiensi vitamin B-12 (folate)

TERAPI

Terapi psikososial, terdiri dari terapi individual yaitu melatih manajemen stress dan membantu untuk mengidentifikasi tanda-tanda relaps , training skill sosial, dukungan dari keluarga dan kerabat dekat sangat penting untuk penyembuhan skizofrenia.

Obat-obatan antipsikotik, typical antipsikotik (chlorpromazine, fluphenazine, haloperidol, perphenazine) dan atypical antipsikotik (risperidone, ziprasidone, olanzapine, dan lain-lain)

Page 4: PSIKOSIS (3A)

Gangguan waham menetapPengertian

Gangguan waham adalah keyakinan seseorang yang berdasarkan penilaian realitas yang salah. Keyakinan ini salah dan kuat dipertahankan walaupun tidak diyakini oleh orang lain dan bertentangan dengan realitas sosial.

Gangguan waham menetap ialah gangguan psikotik fungsional dengan gejala utama adanya waham yang berlangsung lama sebagai satu-satunya gejala klinis yang khas atau menonjol, tetapi tidak dapat digolongkan sebagai gangguan mental organik, skizofrenia, gangguan afektif atau gangguan jiwa lainnya.

Penyebab

Penyebab waham belum pasti. Tetapi menurut teori psikogenik freud: gangguan waham timbul karena digunakannya mekanisme pembelaan ego jenis proyeksi, denial, dan reaction formation. Sedangkan menurut teori sosiologik cammeron: akibat 7 situasi lingkungan yaitu iri hati, cemburu, curiga, terisolasi, kurang dihargai, situasi sadis, dan situasi baru.

Gejala

Gejala utama adalah waham yang menonjol; dan tidak bizzare, artinya waham tentang situasi yang dapat terjadi pada kehidupan nyata dan dikembangkan secara logis dan sistematis. Respon emosi dan perilaku individu dengan gangguan ini sangat serasi dengan wahamnya. Dapat ada halusinasi tetapi tidak menonjol.

Waham kebesaran: individu meyakini bahwa ia memiliki kebesaran atau kekuasaan dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan misalnya “saya ini di departemen kesehatan lho” atau “saya punya tambang emas”.

Waham curiga; individu meyakini bahwa ada seseorang atau kelompok yang berusaha merugikan dirinya dan diucapkan berulang kali, tetapi tidak sesuai kenyataan. Contoh”saya tahu seluruh saudara saya ingin menghancurkan hidup saya karena mereka iri dengan kesuksesan saya.”

Waham agama: individu memiliki keyakinan terhdap suatu agama secara berlebihan dan diucapkan berualng kali, tetapi tidak sesuai dengan kenyataan. “kalau saya mau masuk surga, saya harus menggunakan pakaian putih setiap hari”

Waham somatic: individu meyakini bahwa tubuh atau bagian tubuhnya terganggu atau terserang penyakit dan diucapkan berulang kali. “saya sakit kanker” (kenyataannya pada lab tidak ditemukan tanda kanker)

Waham nihilistic: meyakini bahwa dirinya sudah tidak ada didunia/ meninggal dunia. “Ini kan alam kubur ya, semua yang ada disini adalah roh-roh”

Pemeriksaan dan diagnosis

Page 5: PSIKOSIS (3A)

Anamnesis: auto dan heteroanamnesis Pemeriksaan fisik: pemeriksaan internistik; neurologik dan laboratorium: urin, toksikologi; test

psikologi; MMPI Kunjungan rumah, sekolah, atau tempat kerja

Diagnosis dibuat berdasarkan kriteria diagnosis PPDGJ III adalah sbb:a. Waham merupakan satu-satunya ciri khas klinis atau gejala yang paling menonjol.

Wham-waham tersebut harus ada setidaknya 3 bulan lamanya dan harus bersifat khas pribadi (personal) dan bukan budaya setempat.

b. Gejala-gejala depresif atau episode depresif yang lengkap mungkin terjadi secara intermiten dengan syarat bahwa waham tersebut menetap pada saat-saat tidak terdapat gangguan afektif itu.

c. Tidak ada penyakit organik/otakd. Tidak ada halusinasi auditorik atau hanya kadang-kadang saja dan bersifat sementarae. Tidak ada riwayat penyakit skizofrenia termasuk sisi paranoia, psikosis paranoia,

keadaan paranoid, parafrenia.

Diagnosis banding

Gangguan kepribadian paranois Gangguan skizofrenia paranoid Gangguan mental organik Gangguan psikotik akut lainnya dengan predominan waham

Penatalaksanaan

Secara somatoterapi, psikoterapi, manipulasi lingkungan. Rawat inap diperlukan bila potensi berbahaya atau agresif, ada ide atau bunuh diri.

Somatoterapi: perbaikan keadaan umum, pemberian obat golongan neuroleptika, antagonis reseptor dopamin khususnya pimozide peroral sehari 2 kali 4-8 mg atau antagonis serotonin-dopamin. Obat lainnya: -Chlorpromazine: dosis dewasa 400-600 mg/hari dibagi dalam 1-4 dosis. Anak: 0,5-1mg/kb/dosis tiap 4-6 jam. Sediaan: tablet 25 mg dan 100 mg.-thioridazine, -haloperidol,- clozapine -olanzapin.

Psikoterapi. Psikoterapi insight-oriented biasanya kontraindikasi. Sebaiknya dilakukan psikoterapi suportif dan intervensi kognitif-behaviour. Tidak menjelek-jelekan atau membantah wahamnya, tetapi mendorong perilaku-perilaku yang positif.

Manipulasi lingkungan dengan membimbing keluarga bagaimana mereka harus bersikap.

Schizoaffective Disorder

Page 6: PSIKOSIS (3A)

1. Definisi dan Pengenalan

Gangguan schizoafektif dapat didefinisikan sesuai dengan Diagnostic and Statistical

Manual of Mental Disorders, Fifth Edition (DSM-5) criteria atau International

Classification of Diseases , Revisi Kesepuluh ( ICD - 10 ) coding . Ini adalah penyakit

mental yang membingungkan yang memiliki kedua ciri dari skizofrenia ( misalnya ,

halusinasi , delusi , dan pemikiran menyimpang) dan ciri dari gangguan mood

( misalnya , depresi atau manik ).

DSM - 5 criteria untuk gangguan skizoafektif adalah sebagai berikut:

Sebuah periode terganggu penyakit di mana ada episode mood mayor (depresi

atau manic) bersamaan dengan kriteria A untuk skizofrenia ; episode depresi

mayor harus mencakup perasaan depresi

Delusi atau halusinasi selama setidaknya dua minggu, bahkan ketika gejala

gangguan mood berada di bawah kendali

Gejala yang memenuhi kriteria untuk episode mood utama yang tampak

sebagian dari total durasi dari bagian aktif dan residual dari penyakit

Gangguan tidak disebabkan oleh efek dari zat ( misalnya , penyalahgunaan obat

atau obat ) atau kondisi medis lain

Patofisiologi pasti gangguan schizoaffective tidak diketahui, tetapi mungkin

melibatkan ketidakseimbangan neurotransmitter di otak. Kelainan neurotransmitter

serotonin, norepinefrin, dan dopamin bisa berperan dalam gangguan ini. Berkurangnya

volume hipokampus, kelainan thalamus, dan kelainan white-matter telah dicatat pada

pasien dengan gangguan skizoafektif.

Orang-orang yang masih muda dengan gangguan schizoaffective cenderung

memiliki subtipe bipolar, sedangkan orang-orang yang lebih tua cenderung memiliki

subtipe depresi. Secara keseluruhan, gangguan tersebut mempengaruhi lebih banyak

perempuan dibandingkan laki-laki, mungkin sebagian karena lebih banyak perempuan

memiliki subtipe depresi yang bertentangan dengan subtipe bipolar. Pria dengan

Page 7: PSIKOSIS (3A)

gangguan schizoaffective cenderung menunjukkan sifat antisosial dan perilaku berbeda

dengan ciri-ciri kepribadian lainnya.

2. Gejala

Gejala gangguan schizoafektif bervariasi dari orang ke orang. Gangguan mood

adalah salah gangguan bipolar ( bipolar -jenis gangguan schizoafektif ) atau depresi

( depresi -jenis gangguan schizoafektif ). Ciri psikotik dan gangguan mood dapat terjadi

pada waktu yang sama atau mungkin muncul dan mematikan bergantian.

Tanda dan gejala gangguan schizoaffective dapat mencakup, antara lain :

Delusi

Halusinasi , seperti mendengar suara-suara

Episode depresi mood mayor

Kemungkinan periode suasana hati manik atau peningkatan mendadak dalam

energi dan perilaku yang di luar menampilkan karakter

Gangguan fungsi pekerjaan dan sosial

Masalah dengan kebersihan dan penampilan fisik

Pikiran paranoid dan ide-ide

Berbicara sangat cepat sehingga orang lain tidak dapat memotong pembicaraan

Suasana hati yang terlalu baik, atau depresi atau sensitif

Masalah dengan tidur

Masalah dengan konsentrasi

Sedih atau putus asa

Perubahan nafsu makan dan energi

Bicara tidak teratur yang tidak logis

Orang dengan gangguan schizoaffective berada pada peningkatan risiko:

Isolasi sosial

Pengangguran

Gangguan kecemasan

Page 8: PSIKOSIS (3A)

Penyalahgunaan alkohol atau zat lainnya

Masalah kesehatan yang signifikan

Bunuh diri

3. Diagnosis

Untuk dapat didiagnosis dengan gangguan schizoaffective, seseorang harus memenuhi

kriteria dalam Manual Diagnostik dan Statistik Gangguan Mental (DSM). Ini adalah

panduan yang diterbitkan oleh American Psychiatric Association, digunakan oleh

penyedia layanan kesehatan mental untuk mendiagnosa kondisi mental.

DSM - 5 criteria untuk gangguan skizoafektif adalah sebagai berikut:

Sebuah periode terganggu penyakit di mana ada episode mood mayor (depresi

atau manic) bersamaan dengan kriteria A untuk skizofrenia ; episode depresi

mayor harus mencakup perasaan depresi

Delusi atau halusinasi selama setidaknya dua minggu, bahkan ketika gejala

gangguan mood berada di bawah kendali

Gejala yang memenuhi kriteria untuk episode mood utama yang tampak

sebagian dari total durasi dari bagian aktif dan residual dari penyakit

Gangguan tidak disebabkan oleh efek dari zat ( misalnya , penyalahgunaan obat

atau obat ) atau kondisi medis lain

4. Differential Diagnosis

Amphetamine-Related Psychiatric Disorders

Bipolar Affective Disorder

Brief Psychotic Disorder

Cocaine-Related Psychiatric Disorders

Cushing Syndrome

Depression

Hallucinogens

HIV Disease

Page 9: PSIKOSIS (3A)

Hyperparathyroidism

Phencyclidine (PCP)-Related Psychiatric Disorders

Schizophrenia

5. Treatment

Pengobatan terdiri dari kedua farmakoterapi dan psikoterapi. Pasien yang

berpotensi bunuh diri , membunuh , atau cacat parah harus dirawat di unit rawat inap

psikiatri . Rawat inap adalah wajib bagi pasien yang berbahaya untuk dirinya sendiri

atau orang lain dan untuk pasien yang tidak bisa mengurus diri sendiri. Tidak ada diet

khusus direkomendasikan untuk pasien dengan gangguan skizoafektif . Kegiatan harus

dibatasi jika pasien merupakan bahaya bagi diri sendiri atau orang lain. Akan tetapi, jika

memungkinkan pasien harus didorong untuk melanjutkan rutinitas normal mereka dan

memperkuat keterampilan sosial mereka.

Farmakoterapi

Secara umum, dokter meresepkan obat untuk meredakan gejala psikotik ,

menstabilkan mood dan mengobati depresi . Satu-satunya obat yang disetujui oleh

Food and Drug Administration khusus untuk pengobatan gangguan schizoaffective

adalah paliperidone ( Invega ) yang merupakan obat antipsikotik

Namun, sejumlah obat yang disetujui untuk pengobatan kondisi kesehatan mental

lainnya juga dapat membantu untuk gangguan skizoafektif . Obat-obat ini termasuk :

1.AntipsikotikDokter meresepkan obat ini untuk mengobati gejala psikotik , seperti delusi ,

paranoia dan halusinasi . Selain paliperidone ( Invega ) , obat antipsikotik lain yang

mungkin diresepkan termasuk clozapine ( Clozaril ) , risperidone ( Risperdal ) ,

olanzapine ( Zyprexa ) dan haloperidol ( Haldol ) .

2. Mood-stabilizing medications

Page 10: PSIKOSIS (3A)

Ketika gangguan schizoaffective adalah tipe bipolar, stabilisator mood dapat tingkat

keluar pasang surut gangguan bipolar , juga dikenal sebagai manik depresi . Orang

dengan gangguan bipolar mengalami episode manic dan perasaan depresi . Contoh

Mood-stabilizing medications termasuk lithium ( Lithobid ) dan divalproex

( Depakote ) . Antikonvulsan seperti carbamazepine ( Carbatrol , Tegretol , lain-lain)

dan valproate ( Depacon ) juga dapat digunakan untuk menstabilkan mood mereka .

3. AntidepresanKetika depresi adalah gangguan mood yang mendasari , antidepresan dapat

mengobati perasaan sedih, putus asa , atau kesulitan dengan tidur dan konsentrasi .

Obat umum termasuk citalopram ( Celexa ) , fluoxetine ( Prozac ) dan escitalopram

( Lexapro ).

Psikoterapi

Selain obat, psikoterapi, juga disebut Talk Therapy, dapat membantu menormalkan

pola pikir, mengajarkan keterampilan sosial dan mengurangi isolasi sosial.

Psikoterapi dan konselingMembangun trusting relationship pada terapi dapat membantu orang dengan

gangguan schizoaffective lebih memahami kondisi mereka dan merasa penuh harapan

tentang masa depan mereka.

Family or group therapyPengobatan dapat lebih efektif ketika orang dengan gangguan schizoaffective dapat

mendiskusikan masalah mereka kehidupan nyata dengan orang lain. Hal ini juga dapat

membantu mengurangi isolasi sosial.