24. PSIKOSIS

download 24. PSIKOSIS

of 50

Transcript of 24. PSIKOSIS

PSIKOSIS

Arlisa Wulandari Fakultas Kedokteran Universitas Jend A Yani 2010

Definisi Psikosis : kondisi adanya hendaya berat dalam menilai realitas ( gross impairment in reality testing ) gangguan persepsi gangguan pikiran kesalahan dalam menafsirkan / menilai kenyataan disekitarnya

Psikosis menyebabkan : terganggunya kemampuan individu melakukan kegiatan harian terganggunya kemampuan individu melakukan pekerjaan terganggunya kemampuan individu bersosialisasi dengan lingkungan terganggunya kemampuan individu mengurus diri

dalam dalam dalam dalam

Gejala klasik adalah, adalah, Terganggunya kemampuan dalam menilai realitas ( autistik ) Halusinasi Waham ( delusi ) Ilusi Psikosis dapat berdiri sendiri atau timbul sebagai akibat dari gangguan atau penyakit lain.

Psikosis dapat terjadi pada berbagai macam kondisi : Gangguan Mental Organik Gangguan Mental dan Perilaku Akibat Penggunaan Zat Psikoaktif Skizofrenia Gangguan Skizoafektif Gangguan Skizotipal Gangguan Waham Gangguan Suasana Perasaan ( Gangguan Depresi Berat dengan gejala psikotik )

GANGGUAN MENTAL ORGANIKMenurut PPDGJ-III / ICD X (WHO), al PPDGJ

Demensia : - Demensia Alzheimer - Demensia Vaskular - Demensia pada penyakit lain Sindroma Amnestik Organik bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif lain Delirium bukan akibat alkohol dan zat psikoaktif lain Gangguan mental lain, Gangguan kepribadian dan perilaku akibat kerusakan / disfungsi otak dan penyakit fisik

GMOPRIMER : penyakit, cedera, penyakit, cedera, trauma langsung pada otak SEKUNDER : penyakit /gg sistemik menyerang otak

DISFUNGSI OTAK gangguan kognitif DIAGNOSIS GMO DITEGAKKAN DENGAN CARA :Membuktikan / menunjukan terdapatnya faktor organik spesifik (penyakit, cedera atau rudapaksa ) yang dinilai penyakit, secara etiologi berhubungan dengan gangguan mental itu atas dasar riwayat penyakit, pemeriksaan fisik atau lab penyakit,

Evaluasidari gangguan kognitif MMSE ( Mini Mental State Examination )

Orientasi Registrasi Atensi dan kalkulasi Recall ( pemanggilan kembali ) Tes bahasa Konstruksi

Total score min < 25 < 20

: 30 : suspek adanya gangguan : definitif adanya gangguan

DELIRIUMan impairment of consciousness, a sudden onset (hours or consciousness, days) a brief and fluctuating course, and a rapid improvement disease, - Delirium is a syndrome, not a disease, to have many causes,central and systemic, acute confusional state, acute systemic, brain syndromes, metabolic encephalopathy, toxic psychosis, and acute brain failure. - (l) the clinical need to identify and treat the underlying cause and - (2) the need to alert the development of delirium related alert develop complications. Such complications include accidental injury because of the patients clouded consciousness or impaired coordination or the unnecessary use of restraints.

The major causes of delirium: central nervous system disease systemic disease (for example, cardiac failure) intoxication or withdrawal from pharmacological or toxic agents When evaluating a delirious patient, the clinician should assume that any drug the patient has taken may be causatively relevant to the delirium. Pathophysiological mechanisms have been sugested for delirium Neurotransmitter hypothesized to be involved in delirium is acetylcholine, acetylcholine, and neuroanatomical area is the reticular formation. formation. The delirium associated with alcohol withdrawal has been associated with hypeactivity of the locus ceruleus and its noradrenergic noradrenergic neurons. Other neurotransmitters that have been implicated are serotonin and glutamate. glutamate.

Diagnostic guidelines

It may occur at any age but is most common after the age of 60 years. The delirious state is transient and of fluctuating intensity; most cases recover within 4 weeks or less. Delirium lasting, with fluctuations, for up to 6 months is not uncommon

For a definite diagnosis, symptoms, mild or severe, should be present in each one of the following areas: (a)impairment of consciousness and attention (b)global disturbance of cognition (c)psychomotor disturbances hypo or hyperactivity (d) disturbance of the sleep - wake cycle cycle (e) emotional disturbances ( depression, anxiety or fear, irritability, euphoria, apathy, or wondering perplexity )

Clinical Features :

Arousal Orientation rientation Language and Cognition Perception Mood Associated Symptoms

Treatment The primary goal is to treat the underlying condition that is causing the delirium. The other important goal of treatment is the provision of physical. sensory, and environmental support. Usually,delerious patients are helped by having a friend or a relative in the room or by the presence of a regular sitter.

Pharmacological Treatment Treatment are psychosis and insomnia The drug of choice for psychosis is Haloperidol . Phenothiazines should be avoided delirious patients, because those drugs are associated significant anticholinergic effect Insomnia is best treated with either benzodiazepines with short half-lives or with halfhydroxyzine . Benzodiazepines with long half lives and barbiturates should be avoided unless they are being used as part of the treatment for the underlying disorder ( for example, alcohol withdrawal

DEMENTIADementia is a syndrome due to disease of the brain, usually of a chronic or progressive nature Disturbance of multiple higher cortical functions, including memory, thinking, orientation, comprehension, calculation, learning capacity, language, and judgement. This syndrome occurs in Alzheimer's disease, in disease, cerebrovascular disease, and in other conditions disease, primarily or secondarily affecting the brain. brain.

Dementia produces an appreciable decline in intellectual functioning, and usually functioning, some interference with personal activities of daily living, such as washing, dressing, living, eating, personal hygiene, excretory and toilet activities. Itself will depend largely on the social and cultural setting in which the patient lives.

Epidemiology Dementia is essentially a disease of the aged. Of Americans over the age of 65, about 5 percent have severe dementia, and 15 percent have mild dementia.

50 to 60 percent have dementia of the Alzheimer's type. have type. The second most common type of dementia is vascular dementiadementia-account for 15 to 30 percent of all dementia cases. Other dementia 1 to 5 percent of all By the year 2030 an estimated 20 percent of thethepopulation will be more than 65 years old.

Etiology Dementia has many causes : Dementia of the Alzheimer's Type Alois Alzheimer in 1907, Senile plaques, Amyloid precursor protein. Neurotransmitter abnormalities. Other potential causes. Vascular Dementia Binswanger'sdisease. Pick's Disease CreutzfeldtCreutzfeldt-Jakob Disease Huntington's Disease Parkinson's Disease HIVHIV-Related Dementia Head Trauma-Related Dementia TraumaDementia can be a sequela of head trauma

Clinical Features : Memory Impairment Orientation Language Impairment Personality Changes Psychosis Other Impairments Psychiatric Neurological Catastrophic reaction Sundowner syndrome

Diagnosis Diagnostic guidelines : A decline in both memory and thinking which is sufficient to impair personal activities of daily living Difficult to attend to more than one stimulus at a time, and to shift the focus of attention from one topic to another. A double diagnosis of delirium superimposed upon dementia is common .

TreatmentSome cases of dementia are regarded as treatable The general treatment approach provide supportive medical care, emotional support for the patients and their families, the maintenance of the patient's physical health, . symptomatic treatment Particular attention must be provided to caretakers and family members When the diagnosis of vascular dementia is made, take care of risk factors Pharmacological Treatments Currently available treatments psychoactive drugs Tetrahydroaminoacridine (Tacrine)

SKIZOFRENIAEpidemiologi Diperkirakan 1% penduduk AS > 300.000 episode akut SR per tahun. tahun. Prevalensi tertinggi kota besar Di RSJ Cisarua 90% penderita kronik SR

Batasan / Pengertian

SR merupakan campuran simptom + dan Simptom + y Waham : keyakinan yang kacau, salah tafsir kacau, tentang persepsi / pengalamannya (Waham kejar, kejar, somatik, keagamaan, curiga) somatik, keagamaan, curiga) y Halusinasi : halusinasi dengar,lihat y Bicara : berlebih dan kacau y Tingkah laku : kacau, agitasi, katatonik kacau, agitasi,

Simptom yAfek datar

: intensitas ekspresi emosional terbatas yAlogia : kecepatan produktivitas pikiran dan bicara terbatas yAvolition : memulai tingkah laku yang bertujuan tertentu terbatas, lamban terbatas, yAnhedonia : kegembiraan kurang yAtensi : perhatian terganggu

Simptom lainnya: lainnya: Gangguan berpikir abstrak, pikiran stereotipi, pasif, abstrak, stereotipi, pasif,

menarik diri

Etiologi Neurotransmiter : Hipotesis dopamin Penyakit dan obat obatan dopamin menimbulkan simptom + Aktivitas dopaminergik SR karena antipsikotik memblok reseptor dopamin pasca sinaptik (D2)

Faktor keturunan : Hipotesis genetik kembar monozygot 4 X dizigotik Kembar monozygot : 61-86% 61Kembar dizigotik : 2-15% 2Saudara tiri : 0.9-1.8% 0.9Saudara kandung : 7-15% 7Satu ortu SR : 7-16% 7Kedua ortu SR : 40-68% 40Faktor hubungan antar keluarga dan sosial Faktor sosio ekonomi

Gejala

Saanin - Kepribadian prepsikotik skizoid - Pengaburan emosi : Afek tidak wajar / datar, kaku datar, Afek bertentangan - Disorganisasi proses berpikir - Waham dan halusinasi - Perubahan dan tingkah laku - Perubahan bicara

Kusumanto Setyonegoro - Autisme - Ambivalensi - Gangguan aktivitas - Gangguan afek - Gangguan asosiasi - Gangguan atensi

Kurt Schneider Schneider

Primer - Mendengar pikiran sendiri - Mendengar komentar tingkah lakunya - Halusinasi somatik - Pikirannya seolah olah dikontrol - Pikirannya menyebar ke oranglain - Perbuatannya dikontrol / dipengaruhi pihak lain - Waham Sekunder : - Halusinasi - Bingung - Gangguan afek - Penumpulan emosi

PPDGJ IIIGejala gejala khas : a. Thought eco, insertion / withdrawal dan thought broadcasting b. Waham dikendalikan, waham pengaruh dikendalikan, c. Halusinasi yang mengomentari perilaku pasien, pasien, halusinasi dari salah satu bagian tubuh. tubuh. d. Waham keagamaan / politik, waham kebesaran / politik, super. e. Halusinasi yang menetap f. Arus pikiran yang terputus, interpolasi inkoherensi, terputus, inkoherensi, neologisme g. Katatonik : gaduh gelisah, flexibilitas cerea, negativisme gelisah, cerea, dan stupor. h. Gejala negativ apatis, blocking, emosi tumpul/ tak wajar. apatis, tumpul/ wajar. i. Hilangnya minat, tak bertujuan, malas, berdiam diri, minat, bertujuan, malas, diri, menarik diri

Diagnosa SR ditegakkan bila : - Satu gejala amat jelas/ dua gejala kurang jelas dari a-d atau paling sedikit dua gejala dari e-h ae- Waktu 1bulan untuk gejala khas ( tidak termasuk fase prodormal)

JENIS JENIS SKIZOFRENIA 1 SR Paranoid- timbul 30 tahun, orang tegang, selalu hati tahun, tegang, hati - kriteria SR harus dipenuhi - waham harus menonjol : waham kebesaran, kebesaran, waham cemburu, waham curiga, waham kejar, cemburu, curiga, kejar, waham hubungan, waham pengaruh, waham hubungan, pengaruh, hipokondris dan depresif waham tersistematik - Halusinasi dengar : suara mengancam,menakutkan atau menuduh, memerintah menuduh, Halusinasi pembauan, pengecapan, sexual, pembauan, pengecapan, halusinasi visual kurang menonjol - Gangguan afektif, dorongan kehendak, afektif, kehendak, pembicaraan, pembicaraan, gejala katatonik relatif tidak nyata

2. SR Hebefrenik- timbul pada remaja / dewasa muda 15-25 tahun) 15- tahun) - waham dan halusinasi tidak menonjol, sifat menonjol, mengambang, mengambang, terputus putus - disorganisasi proses berpikir, pembicaraan tak berpikir, menentu - emosi dangkal, tak wajar dangkal, - senyum sendiri, cekikikan sendiri, - grimace, manerisme, pranks. manerisme, - perilaku : hampa tujuan, hampa perasaan tujuan,

3. SR Katatonik - Timbul pada usia 15-30 tahun 15- Bervariasi antara hiperkinesis dan stupor automatisme dan negativisme Kriteria SR + Klinis : - kegelisahan, hiperkinese kegelisahan, - Stupor, mutisme

-berpose bizarre -negtivisme -rigiditas -flexibilitas cerea -automatisme perintah, perseverai kata/kalimat perintah, kata/ (echolali), echopraksi echolali),

DD/ gejala katatonik : -penyakit otak -gangguan metabolik -alkohol, obat obatan alkohol,

4. SR Residual- stadium kronis : progresi stadium awal stadium lanjut dengan gejala jangka panjang - episode psikotik/ SR : gejala menonjol, psikomotor psikotik/ menonjol, menurun, menurun, aktivitas menurun, emosi tumpul, pasif, menurun, tumpul, pasif, inisiatif - , kualitas dan isi pembicaraan menurun, menurun, komunikasi memburuk, perawatan diri dan kinerja memburuk, sosial memburuk - >1 tahun waham halusinasi menurun, timbul gejala menurun, SR - tidak terdapat demensia, gangguan otak organik/ demensia, organik/ depresi kronis

5. SR Simplex- perkembangan tingkah laku aneh secara perlahan dan progresif - kinerja menurun dan tidak mampu memenuhi tuntutan masyarakat - waham dan halusinasi - gejala SR Residual tanpa didahului gejal psikotik nyata - pendiam, malas, tanpa tujuan gelandangan pendiam, malas,

PROGNOSA Onset lebih akut , prognosa lebih baik Presipitasi jelas, prognosa baik jelas, Onset makin muda, prognosa jelek muda,

GANGGUAN SKIZOAFEKTIF: Gangguan yang episodik dengan geala afektif dan SR sama sama menonjol dalam episode yang sama atau dalam beberapa hari yang satu sesudah yang lain - Klinis : halusinasi dan waham tidak serasi dengan afek - Tidak memenuhi kriteria SR dan episode manik atau depresif - Sebagian penduduk mengenal episode skizoafektif berulang, baik yang manik, depresif, atau campuran - Prognosa : biasanya sembuh sempurna, terutama yang lebih ke tipe manik, dan kadang kadang berkembang ke keadaan defek atau sisa. Secara umum lebih baik daripada tipe SR lainnya.

Jenis : 1. Gangguan skizoafektif tipe manik

- gejala SR dan manik sama sama menonjol dalam satu episode - afek : elasi, kegelisahan, iritabilitas, agresiv, hargadiri meningkat, ide / waham kebesaran, kejar, bizarre. - pikiran disiarkan atau diganggu - kekuatan tak dikenal sedang mengendalikan dirinya - halusinasi bermacam macam - suasana perasaan meningkat nyata atau tidak begitu mencolok disertai iritabilitas dan kegelisahan yang tinggi. - penyembuhan umumnya dalam beberapa minggu

2. Gangguan skizoafektif tipe depresif- gejala SR dan depresi terdapat bersama secara menonjol pada satu episode - gejala depresi : retardasi, insomnia, energi hilang, nafsu makan menurun, berat badan menurun, minta menurun, konsentrasi berkurang, rasa bersalah, putus asa, pikiran bunuh diri. - cenderung berlangsung lebih lama dan prognosa kurang baik di banding tipe manik

3. Gangguan Skizoafektif tipe campuran : Gejala SR dan gejala afektif bipolar campuran secara bersama-sama bersama-

GANGGUAN SKIZOTIPAL- berjalan kronis dan intensitasnya berfluktuasi, onset tidak pasti - individu mempunyai hubungan dengan penderita SR ( genetik) - diandai salahsatu tersebut dibawah : a. afek tak wajar / menyempit b. perilaku aneh, eksentrik c. hubungan sosial buruk d. kepercayaan aneh, pikiran magis e. ide paranoid f. ilusi, depersonalisasi g. pemikiran samar samar, sirkumstansial, penuh kiasan, sangat rinci, ruwet h. episode menyerupai psikotik, bersifat sementara , dengan ilusi kuat, halusinasi dengar dan gagasan mirip waham.

GANGGUAN WAHAM- ditandai oleh perkembangan waham baik tunggal maupun sistem berlangsung lama atau seumur hidup - waham sering berupa waham kebesaran, waham kejar, waham hipokondri, waham kecemburuan - orang lain berpendapa bahwa dirinya berbau atau homoseks - depresif yang intermiten - olfaktorik atau taktil

- halusinasi dengar yang timbul sewaktu waktu dan sementara sampai usia lanjut - waham dihubungkan dengan situasi kehidupan waham kejar pada anggota kelompok minoritas - diluar sistem waham afek, pembicaraan dan perilakunya adalah normal - waham menetap saat tanpa gangguan suasana perasaan - tanpa ada riwayat gejala SR - waham berlangsung minimal 3 bulan

Gangguan Waham Terinduksi - jarang terjadi - waham yang dialami dua orang atau lebih yang mempunyai hubungan emosional yang erat - hanya seorang psikotik (SR), waham terinduksi pada yang lain dan menghilang bila dipisahkan - waham bersifat : kronis, kejar, kebesaran

TERAPIANTI PSIKOTIK Penggunaan : Skizofrenia, Skizoafektif, Skizofrenia, Skizoafektif, Gangguan Waham

Digolongkan menjadi : A. Gol. Antagonis Dopamin ( Anti Psikotik Tipikal) Gol. Tipikal) - Phenothiazine : Aliphatic ( Chlorpromazine), Piperazine ( Fluphenazine, Trifluoperazine, Fluphenazine, Trifluoperazine, Pherphenazine), Pherphenazine), Piperidine ( Thioridazine) Thioridazine) - Thioxanthene : Thiothixene - Dibenzoxazepine : Loxapine - Dihydroindole : Molindone - Butyrophenon : Halloperidol, Droperidol Halloperidol, - Diphenylbutylpiperidine : Pimozide - Alkaloid Rauwolfia : Reserpine Golongan ini bekerja melalui blokade terhadap reseptor Dopamin D2. Beberapa macam obat juga mempunyai aktivitas anti histamin, anti kolinergik, dan histamin, kolinergik,

B. Gol. Antagonis Serotonin-Dopamin ( Anti Gol. SerotoninPsikotik Atipikal) Atipikal) Benzisoxazole : Risperidone Dibenzodiazepine : Clozapine, Quetiapine Clozapine, Thienobenzodiazepine : Olanzapine Benzisothiazolyl piperazine : Ziprazidone

Golongan ini bekerja melalui blokade terhadap reseptor Dopamin dan Serotonin.

Efek Samping - Neurologik : sedasi epileptogenik ( menurunkan ambang kejang) kejang) gangguan ekstrapiramidal (distonia akut, akut, akathisia, akathisia, sindroma parkinsonisme, diskinesia parkinsonisme, tardif) tardif) - Kardiovaskular : perubahan EKG hipotensi orthostatik - Gastrointestinal ( obstructive jaundice) - Gangguan fungsi seksual - Hematologik ( Agranulositosis ) - Endokrin ( peningkatan sekresi prolaktin) prolaktin) - Peningkatan BB - Sindroma Neuroleptika Maligna