PPT tetanus shila.ppt

download PPT tetanus shila.ppt

of 39

Transcript of PPT tetanus shila.ppt

  • 8/11/2019 PPT tetanus shila.ppt

    1/39

  • 8/11/2019 PPT tetanus shila.ppt

    2/39

    Nama Penderita : An. AZ Jenis kelamin : Laki-laki

    Umur : 6 tahun

    Agama : Islam

    Suku : Jawa Alamat : Jl. Kapten A Haq, Rajabasa

  • 8/11/2019 PPT tetanus shila.ppt

    3/39

    Riwayat Penyakit

    Keluhan utama : kejang

    Keluhan tambahan : kaku seluruhtubuh, mulut sulit membuka

  • 8/11/2019 PPT tetanus shila.ppt

    4/39

    3 hari SMRS pasien mengeluhkan tangan dan kaki sebelahkirinya kaku dan sulit digerakkan. Pasien jugamengeluhkan mulutnya sulit membuka. 2 hari SMRS pasienmengeluhkan seluruh tubuhnya kaku. 1 hari SMRS keluhanpasien semakin memberat dengan mulut yang hanya dapatdibuka 1 jari dan kejang yang terjadi jika pasien disentuh.

    Kejang terjadi pada seluruh tubuh, pada saat kejang gigiterkunci, mulut mencucu, mimik wajah seperti tertarik,punggung terangkat dan seluruh tubuhnya kaku. Sebelum,saat dan setelah kejang pasien sadar. Kejang terjadisekitar 15 detik dan berulang kali terjadi dalam sehari.Kejang tidak diawali oleh demam. Pasien tidak

    mengeluhkan mual ataupun muntah. Pasien juga tidakmengalami BAB cair sebelumnya. 2 hari setelah dirawat diRS, pasien mengeluh telinga kanannya terasa agak nyeridan keluar cairan merah kehitaman dari liang telingakanan. Riwayat terluka akibat benda tajam, sepertitertusuk paku tidak ada.

  • 8/11/2019 PPT tetanus shila.ppt

    5/39

    Riwayat Penyakit Dahulu

    Pasien sebelumnya tidak pernah mengalami sakit seperti ini.

    Riwayat keluar cairan dari telinga sebelumnya (-)

    Riwayat terkena benda tajam (-)

    Riwayat kejang demam (-), epilepsi (-)

    Riwayat Penyakit Keluarga

    Di keluarga pasien tidak ada yang pernah mengalami keluhan yang

    sama.

  • 8/11/2019 PPT tetanus shila.ppt

    6/39

    Riwayat kehamilan

    Selama hamil ibu pasien tidak pernah sakit.Pemeriksaan kehamilan ANC teratur di bidansetiap bulan sampai usia kehamilan 7 bulan,setelah memasuki usia kehamilan 8 bulan,

    pemeriksaan dilakukan dua kali sebulan.

    Riwayat Persalinan

    Ibu melahirkan dengan persalinan pervaginamdengan bantuan bidan. Bayi lahir cukup bulan,langsung menangis, tidak cacat. Berat badanlahir 2200 gram, panjang badan 45 cm. Pasienmerupakan anak pertama.

  • 8/11/2019 PPT tetanus shila.ppt

    7/39

    Riwayat Imunisasi

    B C G : 1 x, umur 1 bulan, scar(+)

    D P T : 3 x, umur 2 - 3 - 4 bulan(Booster : 6 tahun)

    Polio : 4 x, umur 0- 2 - 3 - 4bulan

    Campak : 1 x, umur 9 bulan Hepatitis B : 4 x, umur 0-2-3-4 bulan

    Kesan : Imunisasi lengkap

  • 8/11/2019 PPT tetanus shila.ppt

    8/39

    Status Present

    Keadaan umum : Tampak sakit sedang

    Kesadaran : Compos Mentis

    Nadi : 85 x/menit

    Pernafasan : 26 x/menit

    Suhu : 36,8 C Berat Badan Awal : 19 kg

    Berat Badan Sekarang : 19 kg

    Tinggi Badan : 112 cm

    Lingkar lengan : 16 cm

    Status gizi : Persentase BB/U19/21 x 100% = 90%Persentase TB/U 112/116 x 100% = 96% Persentase BB/TB90/96 x 100% = 93,75%

    Kesan : Gizi baik

  • 8/11/2019 PPT tetanus shila.ppt

    9/39

    Kelainan mukosa kulit subkutan yang

    menyeluruh

    Pucat : - Sianosis : - Ikterus : - Perdarahan : -

    Edema : - Turgor Kulit : baik Pembesaran KGB : (-)

  • 8/11/2019 PPT tetanus shila.ppt

    10/39

    KEPALA Muka : lonjong, simetris, oedema (-), risus

    sardonicus (+) Rambut : hitam, tidak mudah dicabut, pertumbuhan

    merata Ubun-ubun besar : sudah menutup

    Kulit Kepala : Tidak ada kelainan Mata : konjungtiva anemis, sklera anikterik, pupil

    isokor, reflek cahaya (+/+), fotofobia (-) Telinga : Normal, simetris, sekret merah kehitaman

    pada telinga kanan, bengkak (-) Hidung : Bentuk normal, septum tidak deviasi,

    sekret (-) Mulut : Mulut mencucu, trismus

  • 8/11/2019 PPT tetanus shila.ppt

    11/39

    LEHER

    Bentuk : Simetris Trakhea : Di tengah KGB : Tidak teraba pembesaran Kaku kuduk : (+)

    THORAK

    Bentuk : normochest, simetris Retraksi suprasternal, substernal,

    intercostals, subcostal (-)

  • 8/11/2019 PPT tetanus shila.ppt

    12/39

    ANTERIOR POSTERIOR

    SINISTRA DEXTRA SINISTRA DEXTRA

    Inspeksi

    Pergerakan nafas =

    dextra

    Pergerakan nafas =

    sinistra

    Pergerakan nafas =

    dextra

    Pergerakan nafas =

    sinistra

    Palpasi

    Vocal fremitus simetris

    Ekspansi simetris

    Vocal fremitus simetris

    Ekspansi simetris

    PerkusiSonor Sonor Sonor Sonor

    Auskultasi

    Vesikuler

    Wheezing (-)

    Ronkhi (-)

    Vesikuler

    Wheezing (-)

    Ronkhi (-)

    Vesikuler

    Wheezing (-)

    Ronkhi (-)

    Vesikuler

    Wheezing (-)

    Ronkhi (-)

  • 8/11/2019 PPT tetanus shila.ppt

    13/39

    JANTUNG

    - Inspeksi : Iktus kordis tidak terlihat - Palpasi : Iktus kordis teraba sela iga 5

    midclavicula sinistra - Perkusi : Batas jantung normal

    - Auskultasi : Bunyi jantung I - II reguler,murmur (-), gallop (-)

    ABDOMEN

    Inspeksi : Perut datar, simetris, opistotonus (+)

    Auskultasi : Bising usus (+) normal Palpasi : rigiditas abdomen (+), hepar dan

    lien sulit dinilai, nyeri tekan (-) Perkusi : timpani

  • 8/11/2019 PPT tetanus shila.ppt

    14/39

    GENITALIA EXTERNA

    - Kelamin : tidak ada kelainan

    EKSTREMITAS

    Superior : Oedem -/-, sianosis -/-, akralhangat

    Inferior : Oedem -/-, sianosis -/-, akral

    hangat

  • 8/11/2019 PPT tetanus shila.ppt

    15/39

    Penilaian Superior

    dextra/sinistra

    Inferior

    dextra/sinistra

    Gerak Aktif/aktif Aktif/aktif

    Kekuatan otot 5/5 5/5

    Tonus Normotonus/normo

    tonus

    Normotonus/norm

    otonus

    Klonus -/- -/-

    Atropi Eutropi/eutropi Eutropi/eutropi

  • 8/11/2019 PPT tetanus shila.ppt

    16/39

    Refleks Fisiologis

    Refleks Biseps : (+/+) Refleks Trisep : (+/+) Refleks Patella : (+/+) Refleks Achilles : (+/+)

    Refleks Patologis

    Refleks Babinsky : (-/-) Refleks Chaddock : (-/-) Refleks Oppenheim : (-/-) Rangsang Meningeal Kaku kuduk : (+) Brudzinsky I : (-) Brudzinsky II : (-) Kernig : (-)

  • 8/11/2019 PPT tetanus shila.ppt

    17/39

    Darah Rutin (04-09-2014) Hb : 12,3 g/dl LED : 45% Leukosit : 10.600/uL Difft Count : 0/0/0/63/30/7

    Kimia Darah (04-09-2014) Natrium : 141 mmol/L Kalium : 5,8 mmol/L Kalsium : 8,6 mmol/L Klorida : 106 mmol/L

    Pemeriksaan anjuran : Kultur bakteri Pemeriksaan LCS

  • 8/11/2019 PPT tetanus shila.ppt

    18/39

    DIAGNOSIS BANDING Tetanus

    Meningitis

    Hipokalsemia

    DIAGNOSIS KERJA

    Tetanus

  • 8/11/2019 PPT tetanus shila.ppt

    19/39

    Non Medikamentosa Bed rest Tidak menyentuh pasien karena dapat

    menyebabkan kejang rangsang

    Medikamentosa KAEN-3A XX gtt/menit Diazepam 8 x 2 mg Metronidazole 3 x 350 mg

    Ampicillin 3 x 500 mg ATS 10.000 IU (IM) dan 10.000 IU (IV) Luminal 2 x 40 mg

  • 8/11/2019 PPT tetanus shila.ppt

    20/39

    ANAMNESISPasien laki-laki berusia 6 tahun datang dengan

    keluhan kejang sejak 1 hari SMRS. Kejangmerupakan salah satu manifestasi dari beberapa

    penyakit, meliputi penyakit neurologis ataupuninfeksi. Kejang bersifat spastik dapat ditemukanpada penyakit rabies, tetanus dan hipokalsemia.Pada pasien ini ditegakkan diagnosa tetanuskarena pada anamnesis diketahui bahwa pasien

    sadar sewaktu kejang dan terdapat riwayat keluarcairan merah kehitaman yang merupakan sumberinfeksi tetanus pada pasien ini

  • 8/11/2019 PPT tetanus shila.ppt

    21/39

    PEMERIKSAAN FISIK

    Dan pada pemeriksaan fisik, pada anak ditemukantrismus (kekakuan M. maseter sehingga pasien

    sukar membuka mulut), risus sardonikus(kekakuan otot mimik sehingga dahi mengkerut,mata agak tertutup dan sudut mulut tertarikkeluar dan ke arah bawah) dan opistotonus

    (kekakuan otot yang menunjang tubuh sepertiotot punggung, otot leher, otot badan dan trunkmuscle) serta kejang rangsang. Tidak terdapat

  • 8/11/2019 PPT tetanus shila.ppt

    22/39

    PEMERIKSAAN PENUNJANG

    Pemeriksaan penunjang yang dilakukan adalah darahlengkap dengan adanya peningkatan nilai leukosityaitu 10.600/ul. Menurut kepustakaan akan

    didapatkan nilai leukosit yang tinggi pada kasustetanus. Pemeriksaan biakan luka perlu dilakukanpada kasus tersangka tetanus. Namun demikian,kuman C. tetanidapat ditemukan pada luka orangyang tidak mengalami tetanus dan ditemukan padakultur pasien tetanus. Hasil kultur yang positif

    sekalipun harus disertai gejala klinis yangmendukung diagnosis tetanus. Hanya sekitar 30%kasus tetanus yang memiliki kultur C. tetaniyangpositif.

  • 8/11/2019 PPT tetanus shila.ppt

    23/39

    TatalaksanaTerapi yang diberikan adalah diazepam dan

    luminal untuk mengatasi kejang. Sedangkan,pemilihan antibiotik yaitu metronidazole sudah

    tepat. Menurut kepustakaan, metronidazoldiberikan secara IV dengan dosis 15 - 30mg/kgBB/hari dibagi tiap 8-12 jam selama 7-10hari. Pada pasien ini diberikan dosis 350 mg per8 jam. Berat badan pasien 19 kg dan dosis

    tersebut masih termasuk dalam rentang dosis 15- 30 mg/kgBB/hari sehingga dosis pemberiannyasudah tepat.

  • 8/11/2019 PPT tetanus shila.ppt

    24/39

    PROGNOSA Prognosis pasien ini adalah dubia ad bonam

    karena pada pasien ini telah diberikan terapiyang adekuat sehingga sudah tidak adakejang dan trismus berkurang. Denganpenanggulangan yang cepat dan tepat,prognosis semakin baik dan menurunkanangka kematian.

  • 8/11/2019 PPT tetanus shila.ppt

    25/39

  • 8/11/2019 PPT tetanus shila.ppt

    26/39

    Clostridium tetani gram positif

    Berbentuk Spora, dan vegetatif.

    Tidak invasif dan terlokalisir pada jaringan yang rusak

    Bentuk spora terdapat pada tanah, rumput, kayu,kotoran hewan dan manusia.

    Bentuk vegetatif membutuhkan suasana anaerobpada luka dan jaringan nekrosis.

    Bentuk vegetatif memproduksi eksotoksin

    neurotoksin tetanospasmin dan tetanolysmin. Toksin inilah yang menimbulkan gejala gejala

    penyakit tetanus.

  • 8/11/2019 PPT tetanus shila.ppt

    27/39

    Clostridium tetanimasuk ke dalam tubuh manusia melaluiluka. Bentuk spora berubah menjadi bentuk vegetatifdalam suasana luka yang anaerob.

    Kuman tidak menyebar. Tetapi mengeluarkan ekotoksin,yaitu tetanolisin dan tetanospasmin.

    Tetanolisin dapat menghancurkan sel darah merah

    menambah optimal kondisi lokal untuk berkembangnyabakteri.

    Tetanospasmin: protein toksik terhadap sel saraf.diabsorbsi oleh end organ saraf di ujung saraf motorik.

    transport akson retrograd atau aliran darah menuju SSP. Bila telah mencapai susunan saraf pusat dan terikat

    dengan sel saraf, toksin tersebut tidak dapat dinetralkanlagi.

  • 8/11/2019 PPT tetanus shila.ppt

    28/39

  • 8/11/2019 PPT tetanus shila.ppt

    29/39

    Kekakuan dimulai pada tempat masuknyakuman atau pada otot masseter (trismus),

    toxin masuk ke sumsum tulang belakang kekakuan berat otot lurik pada dada, perut

    dan mulai timbul kejang.

    toksin mencapai korteks serebri, menderitaakan mulai mengalami kejang umum yang

    spontan.

  • 8/11/2019 PPT tetanus shila.ppt

    30/39

    Masa inkubasi: bervariasi antara 2 hari ataubeberapa minggu bahkan beberapa bulan, padaumumnya 8 12 hari.

    Suhu tubuh normal hingga subfebris Tetanus lokal otot sekitar luka kaku Tetanus generalisata

    Trismus: sulit/tidak bisa membuka mulut Rhesus sardonicus Kaku otot kuduk, perut, anggota gerak Sukar menelan

    Opistotonus Kejang dalam keadaan sadar dan nyeri hebat. Sekujur tubuh berkeringat.

  • 8/11/2019 PPT tetanus shila.ppt

    31/39

    pada anak

    Stadium 1, dengan gejala klinis berupa trisnus (3 cm)belum ada kejang rangsang, dan belum ada kejangspontan.

    Stadium 2, dengan gejala klinis berupa trismus (3 cm),

    kejang rangsang, dan belum ada kejang spontan. Stadium 3, dengan gejala klinis berupa trismus (1 cm),

    kejang rangsang, dan kejang spontan.

    Stadium klinis pada orang dewasa. Terdiri dari : Stadium 1 : trisnus

    Stadium 2 : opisthotonus Stadium 3 : kejang rangsang Stadium 4 : kejang spontan

  • 8/11/2019 PPT tetanus shila.ppt

    32/39

    Diagnosis Klinis

    Pewarnaan gram

    Komplikasi Anoksia otak

    fraktur vertebra

    Aspirasi, penumonia

    Low intake, Dehidrasi Disfungsi otonom: hiper/hipotensi, hiperhidrosis

    Kematian

  • 8/11/2019 PPT tetanus shila.ppt

    33/39

    Debridemen dan rawat luka Imunisasi aktif.

    Imunisasi Pasif.

    Antibiotik

  • 8/11/2019 PPT tetanus shila.ppt

    34/39

    1. Pemberian antitoksin tetanus2. Penatalaksanaan luka

    3. Pemberian antibiotika

    4. Penanggulangan kejang5. Perawatan penunjang

    6. Pencegahan komplikasi

  • 8/11/2019 PPT tetanus shila.ppt

    35/39

    Pemberian antitoksin tetanus. selama 2 5 hari berturut turut ATS : 10.000 20.000 IU IM (dewasa) dan 10.000 IU IM (anak), HTIG : 3.000 IU 6000 IU IM (dewasa) dan 3000 IU IM (anak).

    Penatalaksanaan luka. Cross Incision dan debridemen luka segera.

    Rawat terbuka untuk mencegah keadaan anaerob. Bila perlu di sekitar luka dapat disuntikan ATS.

    Pemberian antibiotika. Penisilin Penisilin sebesar 1,2 juta IU/8 jam IM (dewasa) selama 5

    hari. 50.000 IU/kg BB/hari (anak), dilanjutkan hingga 3 haribebas panas.

    Tetrasiklin 4x 500 mg/hari (dewasa). 40 mg/KgBB/hari (anak),dibagi dalam 4 dosis.

    Metronidazol 3 x 1 gram IV.

  • 8/11/2019 PPT tetanus shila.ppt

    36/39

    Ruang isolasi karena suara dan cahaya dapatmenimbulkan serangan kejang. Pemberian anti kejang

    Fenobarbital (Luminal) A: Mula mula 60 100 mg IM,kemudian 6 x 30 mg per oral. Maksimum 200 mg/hari. D:3 x 100 mg IM

    Klorpromazin (Largactil) A: 4 6 mg/kg BB/hari, mula mula IM, kemudian per oral. D: 3 x 25 mg IM

    Diazepam (Valium) A: Mula mula 0,5 1 mg/kg BB IM,kemudian per oral 1,5 4 mg/kg BB/hari, dibagi dalam 6dosis. 3 x 10 mg IM Atau 0,2-0,5 mg/kg BB IV bila kejang.

    Klorhidrat. A: 3 x 500 100 mg per rectal midazolam 2-3 mg / jam

    Bila belum teratasi, muscle relaxant + ventilatorICU

  • 8/11/2019 PPT tetanus shila.ppt

    37/39

    tirah baring, oksigen, bersihkan jalan nafas secara teratur,

    cairan infus dan diet per sonde

    Monitoring kesadaran, TTV, trismus, asupan/ keluaran, elektrolit

    konsultasikan ke bagian lain bila perlu.

  • 8/11/2019 PPT tetanus shila.ppt

    38/39

    anoksia otak dengan pemberian antikejang, sekaligus mencegah

    laringospasme, jalan napas yang memadai, bila perlu lakukan

    intubasi (pemasangan tuba endotrakheal) atau

    lakukan rakheotomi berencana, pemberian oksigen. pneumonia

    membersihkan jalan napas yang teratur,pengaturan posisi penderita berbaring, pemberian

    antibiotika. fraktur vertebra: pemberian antikejang yang

    memadai.

  • 8/11/2019 PPT tetanus shila.ppt

    39/39

    faktor yang memperburuk: masa inkubasi yang pendek,

    stadium penyakit yang parah

    penderita yang lanjut usia, neonatus,

    kenaikan suhu yang tinggi, pengobatan yang lambat,

    adanya komplikasi seperti status konvulsivus, gagaljantung, fraktur vertebra, pneumonia.