polip serviks

11
A. Definisi Polip serviks adalah tumor jinak berupa adenoma maupun adenofibroma yang tumbuh menonjol dan bertangkai, tumbuh di permukaan mukosa serviks ataupun pada saluran endoserviks dan biasanya menonjol keluar dari mulut serviks. B. Etiologi/ Patofisiologi Etiologi dari polip serviks belum diketahui pada beberapa kasus, namun ada beberapa teori yang menspekulasi etiologi polip serviks. Pertumbuhan polip merupakan implikasi dari degenerasi hiperplastik fokal di daerah serviks, yang merupakan reaksi sekunder dari inflamasi serviks lalu berikutnya akibat stimulasi hormonal seperti estrogen, kongesti pembuluh darah pada canalis cervicalis. Polip tersusun atas stroma jaringan ikat vaskuler dan dilapisi oleh kolumner, skuamosumkolumner atau epitel skuamosa. Kejadian polip sering dihubungkan dengan hiperplasia endometrial, yang menunjukkan adanya keterlibatan faktor estrogen yang berlebihan. Polip serviks dapat mengakibatkan perdarahan abnormal. Perdarahan dapat terjadi saat jeda antar menstruasi, setelah berhubungan seksual dan setelah menstruasi. C. Morfologi Polip Serviks Morfologi polip serviks biasanya lembut, berwarna kemerahan dan berbentuk seperti jari. Biasanya memiliki

description

polip serviks

Transcript of polip serviks

A. DefinisiPolip serviks adalah tumor jinak berupa adenoma maupun adenofibroma yang tumbuh menonjol dan bertangkai, tumbuh di permukaan mukosa serviks ataupun pada saluran endoserviks dan biasanya menonjol keluar dari mulut serviks.

B. Etiologi/ PatofisiologiEtiologi dari polip serviks belum diketahui pada beberapa kasus, namun ada beberapa teori yang menspekulasi etiologi polip serviks. Pertumbuhan polip merupakan implikasi dari degenerasi hiperplastik fokal di daerah serviks, yang merupakan reaksi sekunder dari inflamasi serviks lalu berikutnya akibat stimulasi hormonal seperti estrogen, kongesti pembuluh darah pada canalis cervicalis. Polip tersusun atas stroma jaringan ikat vaskuler dan dilapisi oleh kolumner, skuamosumkolumner atau epitel skuamosa. Kejadian polip sering dihubungkan dengan hiperplasia endometrial, yang menunjukkan adanya keterlibatan faktor estrogen yang berlebihan.Polip serviks dapat mengakibatkan perdarahan abnormal. Perdarahan dapat terjadi saat jeda antar menstruasi, setelah berhubungan seksual dan setelah menstruasi.

C. Morfologi Polip ServiksMorfologi polip serviks biasanya lembut, berwarna kemerahan dan berbentuk seperti jari. Biasanya memiliki tangkai yang pendek, namun beberapa dapat memiliki dasar yang lebar. Namun sebagian lainnya dapat memiliki tangkai yang panjang hingga keluar dari canalis cervicalis. Epitel yang melapisinya biasanya merupakan epitel endoserviks yang pada beberapa kasus dapat pula mengalami metaplasia menjadi semakin kompleks. Bagian ujung polip dapat mengalami nekrosis serta mudah berdarah. Maka dari itu sebenarnya polip harus ditegakkan apakah polip tersebut suatu adenoma, sarcoma botriodes, adenokarsinoma serviks ataupun mioma melalui pemeriksaan histologic setelah dilakukan pengangkatan.Polip endoserviks biasanya berwarna merah, dengan ujung seperti nyala api, fragil, dan bervariasi dalam ukuran, dari beberapa mm hingga mencapai lebar 3 cm dan panjang beberapa cm (gambar 1). Polip seringkali tumbuh diendoserviks yang berbatasan dengan ektoserviks, berbasis lebat, dan mengandungjaringan ikat fibrosa. Karena sering terjadi ekstravasasi darah ke jaringan, maka sering terjadi perdarahan pada kelainan ini. Infiltrasi sel-sel radang menyebabkan leukorea.Polip ektoserviks berwarna agak pucat atau merah daging, lunak, dan tumbuh melingkar atau memanjang dari pedikel. Polip ini tumbuh di area porsio dan jarang sekali menimbulkan perdarahan sebagaimana polip endoserviks atau degenerasi polipoid maligna. Secara mikroskopis, jaringan polip ektoserviks lebihbanyak mengandung serat fibrosa di banding polip endoserviks. Polip ektoserviks memiliki atau bahkan tidak mengandung kelenjar mukosa. Bagian luar polip ektoserviks dilapisi oleh epitel stratifikatum skuamosa.Perubahan sel menjadi ganas dapat terjadi, terutama pada polip ektoserviks yang disertai inflamasi kronik, yang sering menyebabkan nekrosis di bagian ujungpolip. Insidensi degenerasi maligna dari polip ektoserviks diperkirakan kurang dari 1%. Karsinoma sel skuamosa merupakan yang tersering, meskipunadenokarsinoma juga pernah dilaporkan.Struktur polip memiliki vaskularisasi yang adekuat, sehingga bila terjadi torsi atau trauma (saat koitus) dapat terjadi perdarahan. Selain itu, dapat pula terjadi infeksi dan inflamasi yang cukup berpotensi meluas ke organ-organ sekitar. Karena setiap polip memiliki kemungkinan untuk berdegenerasi maligna, maka pemeriksaan sitologi perlu dilakukan setelah polip dieksisi ataudiekstirpasi.

D. Diagnosis Polip ServiksDiagnosis polip serviks dibuat dengan cara menginspeksi serviks menggunakan spekulum. Jika terdapat perdarahan harus dilakukan pemeriksaan untuk menyingkirkan kelainan, terutama keganasan serviks dan endometrium. Gejala dari polip serviks biasanya intermenstrual bleeding , postcoital bleeding, leukorea , hipermenorrhea dan tidak terasa nyeri.

1. Gejala dan TandaPolip serviks sering kali tidak bergejala, namun perlu dipertimbangkanbila ternyata terdapat riwayat:-Leukorea-Perdarahan di luar siklus menstruasi-Perdarahan setelah koitus-Perdarahan setelah menopause-Perdarahan intermenstrual atau paska-koitus dengan hipermenorea merupakan gejala umumuntuk polip serviks.- Pada kasus infertilitas wanita juga patut dilacak apakah terdapatadanya peradangan serviks atau polip.

Polip serviks tampak sebagai massa kecil, merah, dan tampak seperti jari yang keluar melalui kanal serviks dan biasanya berukuran panjang 1-2 cm dandiameter 0,5-1 cm. Umumnya, polip ini teraba lunak bila dilakukan pemeriksaan menggunakan jari.

2. Pemeriksaan RadiologiPolip yang terletak jauh di endoserviks dapat dievaluasi melaluipemeriksaan histerosalfingografi atau sonohisterografi dengan infus salin. Biasanya, hasil pemeriksaan ini memberikan hasil yang bermakna dalam mengetahui adanya polip atau kelainan lainnya.

3. Pemeriksaan LaboratoriumSitologi vagina dapat menunjukkan adanya tanda infeksi dan sering kali ditemukan sel-sel atipik. Pemeriksaan darah dan urin tidak terlalu banyakmembantu menegakkan diagnosis.

4. Pemeriksaan KhususPolip yang terletak jauh di kanal endoserviks tidak dapat dinilai melalui inspeculo biasa, tetapi dapat dilakukan pemeriksaan khusus menggunakan speculum endoserviks atau histeroskopi. Seringkali polip endoserviks ditemukan secara tidak sengaja pada saat dilakukan pemeriksaan perdarahan abnormal. Pemeriksaan ultrasonografi dilakukan untuk menyingkirkan adanya massa atau polip yang tumbuh dari uterus.

E. Diagnosis BandingMassa polipoid yang tampak tumbuh dari serviks tidak selalu didiagnosis sebagai polip serviks. Adenokarsinoma endometrium atau sarkoma endometrial dapat tumbuh di bagian mulut rahim, dan sering kali kelainan ini menyebabkanperdarahan dan leukorea lebih sering. Pada dasarnya, polip serviks tidak sulit dibedakan dengan bentuk kelainan polipoid lainnya secara inspeksi. Bentukpertumbuhan ulseratif dan atipik merupakan ciri mioma submukosa pedenkel kecil atau polip endometrial yang tumbuh di bagian bawah uterus. Biasanya kelainan ini menyebabkan dilatasi serviks, dan keluar melalui OUE menyerupaipolip. Hasil konsepsi, misalnya desidua, dapat mendorong keluar serviks sehinggamenyerupai jaringan polipoid.Mioma geburt merupakan mioma pedunkulata submukosa yang memiliki tangkai. Bersumber dari rongga rahim dan dapat keluar sampai ke vagina melalui canalis cervicalis. Sedangkan polip serviks merupakan suatu adenoma ataupun adenofibroma yang berasal dari mukosa endoserviks. Tangkainya dapat panjang hingga keluar dari OUE. Epitel yang melapisi biasanya adalah epitel endo yang dapat juga mengalami metaplasia menjadi semakin kompleks. Bagian ujung polip dapat mengalami nekrosis sehingga membuatnya mudah berdarah. Hal inilah yang membedakannya dari Mioma Geburt dimana bagian yang mudah berdarah bukan merupakan ujung mioma tapi merupakan endometrium yang mengalami hyperplasia akibat pengaruh ovarium, selain itu juga terjadi atropi endometrium di atas mioma submukosa. Selain mioma geburt, Endometrial sarcoma, adenocarcinoma, condylomata, submukosa myoma, polypoid carcinoma juga termasuk diagnosis banding pada beberapa kasus.

F. Faktor Resiko :Kemungkinan terjadinya polip serviks akan meningkat ketika wanita tersebut menderita:1. Diabetes Mellitus2. Vaginitits berulang3. Servisitis4. Usia reproduksi terutama usia 40 tahun hingga 50 tahun5. Wanita hamil

G. KomplikasiPolip serviks dapat terinfeksi, biasanya oleh kelompok Staphylococcus, Streptococcus, dan jenis patogen lainnya. Infeksi serius biasanya terjadi setelah dilakukan instrumentasi medik untuk menegakkan diagnosis atau setelah membuang polip. Antibiotik spektrum luas perlu diberikan bila tanda awal infeksi telah tampak. Inisiasi atau eksaserbasi salfingitis akut dapat terjadi sebagai konsekuensi polipektomi.

H. Penatalaksanaan-Dilakukan ekstirpasi pada tangkainya-Dilakukan curettage sehingga seluruhnya dapat dikeluarkan-Hasil pemeriksaan menentukan terapi lebih lanjut

Sebagian besar polip serviks dapat dihilangkan di poliklinik atau tempatpraktik. Hal ini karena sebagian besar polip serviks berukuran kecil. Teknikpembuangan polip serviks yang berukuran kecil umumnya tidak sulit. Biasanya dengan cara memfiksasi pedikel menggunakan hemostat atau instrumentpemfiksasi lain kemudian memutar pedikel hingga lepas. Perdarahan yang terjadibiasanya sedikit. Polip serviks yang berukuran besar biasanya dilakukan eksisi di ruang operasi. Pada tindakan ini, pasien perlu di anestesi dan selama eksisidilakukan, perdarahan harus dikontrol.Bila serviks lunak dan berdilatasi, sedangkan polip cukup besar, maka histeroskopi harus dilakukan, terlebih lagi bila pedikel sukar dilihat. Eksplorasi serviks dan kavum uteri menggunakan histeroskop dilakukan untukmengidentifikasi adanya polip lain di daerah itu. Seluruh jaringan yang diambilperlu diperiksa secara histoPA untuk menilai secara spesifik apakah massapolipoid berdegenerasi jinak, pre-maligna, atau malignansi. Bila dari hasil pemeriksaan sekret serviks ditemukan profil sel-sel infektif, atau secara klinis dan laboratoris mengarah kepada infeksi, maka pemberian antibiotik dianjurkan untuk kasus ini.Sebelumnya pasien dipuasakan 8 jam, lalu dipasangi infus glukosa. Pasien diposisikan litotomi, lalu dilakukan pemeriksaan dalam untuk menentkan besar dan letak uterus serta ada tidaknya kelainan pada uterus dan organ adneksa. Pasien diberikan drip oksitosin 10 IU untuk kontraksi dinding uterus dan mencegah kemungkinan perforasi uterus. Setelah itu pasang speculum sims posterior dan anterior. Pasang tenaculum pada serviks jam 11 dan jam 1, lalu lepas speculum anterior, sedangkan speculum posterior dipegang oleh asisten. Kemudian anastesi lidocain diinjeksikan pada fornix dextra dan sinistra sebanyak 2 ml (40 mg) yang diencerkan dalam 2 ml NaCl. Dilakukan pemuntiran polip dengan menggunakan klem ovarii. Selanjutnya sondase dilakukan untuk mengetahui seberapa panjangnya cavum uteri dan arahnya anteflexi ataukah dorsoflexi. Lalu dilakukan dilatasi canalis cervicalis dengan busi hegar dari nomor yang terkecil namun tidak boleh lebih dari busi nomor 12 pada multipara. Lalu kuretasi dilakukan boleh dengan kuret tajam maupun tumpul, searah dengan jarum jam.Setelah kuretase pasien diberikan terapi berbagai macam obat untuk profilaksis dan pencegahan perdarahan dan berupa suplemen zat besi. Yaitu yang pertama amoxicillin diberikan sebagai profilaksis. Lalu asam mefenamat diberikan sebagai analgesic. Sulfas ferrous diberikan sebagai suplemen zat besi dan dikombinasikan dengan pemberian vitamin C untuk membantu meningkatkan penyerapan zat besi. Yang terakhir metergin diberikan agar kontraksi uterus tetap terjaga dan mencegah perdarahan.

I.PrognosisPengangkatan polip merupakan tindakan yang cukup kuratif, biasanya keluhan sudah dapat teratasi sepenuhnya, namun tetap harus diwaspadai jika sebelumnya polip sudah terinfeksi terlebih dahulu karena bisa menjadi salpingitis.