askep polip

11
ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN POLIP HIDUNG By : Sudiono Skep Ns

description

askep polip

Transcript of askep polip

Page 1: askep polip

ASUHAN KEPERAWATAN KLIEN DENGAN POLIP HIDUNG

By :Sudiono Skep Ns

Page 2: askep polip

A. DEFINISIPolip nasi adalah massa lunak yang tumbuh di dalam

rongga hidung. Kebanyakan polip berwarna putih bening atau keabu – abuan, mengkilat, lunak karena banyak mengandung cairan (polip edematosa). Polip yang sudah lama dapat berubah menjadi kekuning – kuningan atau kemerah – merahan, suram dan lebih kenyal (polip fibrosa).

Polip yang berasal dari sinus maksila sering tunggal dan tumbuh ke arah belakang, muncul di nasofaring dan disebut polip koanal.

Page 3: askep polip

B. ETIOLOGIPolip hidung biasanya terbentuk sebagai akibat reaksi hipersensitif atau reaksi alergi pada mukosa hidung. Polip berasal dari pembengkakan lapisan permukaan mukosa hidung atau sinus, yang kemudian menonjol dan turun ke dalam rongga hidung oleh gaya berat. Polip banyak mengandung cairan interseluler dan sel radang (neutrofil dan eosinofil) dan tidak mempunyai ujung saraf atau pembuluh darah

Faktor predisposisi terjadinya polip antara lain : 1. Alergi terutama rinitis alergi. 2. Sinusitis kronik.3. Iritasi.4. Sumbatan hidung oleh kelainan anatomi seperti deviasi septum dan hipertrofi konka.

Page 4: askep polip

C. PatofisiologiPada tingkat permulaan ditemukan edema mukosa

yang kebanyakan terdapat di daerah meatus medius. Kemudian stroma akan terisi oleh cairan interseluler, sehingga mukosa yang sembab menjadi polipoid. Bila proses terus berlanjut, mukosa yang sembab makin membesar dan kemudian akan turun ke dalam rongga hidung sambil membentuk tangkai, sehingga terbentuk polip.

Page 5: askep polip

Polip di kavum nasi terbentuk akibat proses radang yang lama. Penyebab tersering adalah sinusitis kronik dan rinitis alergi. Dalam jangka waktu yang lama, vasodilatasi lama dari pembuluh darah submukosa menyebabkan edema mukosa. Mukosa akan menjadi ireguler dan terdorong ke sinus dan pada akhirnya membentuk suatu struktur bernama polip. Biasanya terjadi di sinus maksila, kemudian sinus etmoid. Setelah polip terrus membesar di antrum, akan turun ke kavum nasi.

Page 6: askep polip

D. Diagnosa Keperawatan Yang Mungkin Muncul1. Nyeri Akut berhubungan dengan agen injuri2. Bersihan jalan nafas tidak efektif3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan4. Resiko infeksi

Page 7: askep polip

No. Intervensi Rasional1 2 31 · Kaji tingkat nyeri klien

· Jelaskan sebab dan akibat nyeri pada klien serta keluarganya

· Ajarkan tehnik relaksasi dan distraksi

· Observasi tanda tanda vital dan keluhan klien

· Kolaborasi dngan tim medis

- Terapi konservatif :

a. obat Acetaminopen; Aspirin, dekongestan hidung

· Mengetahui tingkat nyeri klien dalam menentukan tindakan selanjutnya

· Dengan sebab dan akibat nyeri diharapkan klien berpartisipasi dalam perawatan untuk mengurangi nyeri

· Klien mengetahui tehnik distraksi dan relaksasi sehinggga dapat mempraktekkannya bila mengalami nyeri

· Mengetahui keadaan umum dan perkembangan kondisi klien.

· Menghilangkan /mengurangi keluhan nyeri klien

E. PERENCANAAN KEPERAWATAN1. Nyeri akutTujuan : nyeri berkurang atau hilangKriteria hasil :- Klien mengungkapakan nyeri yang dirasakan berkurang atau hilang- Klien tidak menyeringai kesakitan

Page 8: askep polip

No. Intervensi Rasional1 2 31 Mandiri

· Kaji bunyi atau kedalaman pernapasan dan gerakan dada.

· Catat kemampuan mengeluarkan mukosa/batuk efektif

· Penurunan bunyi nafas dapat menyebabkan atelektasis, ronchi dan wheezing menunjukkan akumulasi sekret

· Sputum berdarah kental atau cerah dapat diakibatkan oleh kerusakan paru atau luka bronchial

· Berikan posisi fowler atau semi fowler tinggi

· Bersihkan sekret dari mulut dan trakea

· Pertahankan masuknya cairan sedikitnya sebanyak 250 ml/hari kecuali kontraindikasi

· Posisi membantu memaksimalkan ekspansi paru dan menurunkan upaya pernafasan

· Mencegah obstruksi/aspirasi

· Membantu pengenceran sekret

2 Kolaborasi

· Berikan obat sesuai dengan indikasi mukolitik, ekspektoran, bronkodilator

· Mukolitik untuk menurunkan batuk, ekspektoran untuk membantu memobilisasi sekret, bronkodilator menurunkan spasme bronkus dan analgetik diberikan untuk menurunkan ketidaknyamanan

2. Bersihan jalan nafas tidak efektifTujuan : Bersihan jalan nafas menjadi efektifKriteria : Frekuensi nafas normal, tidak ada suara nafas tambahan, tidak menggunakan otot pernafasan tambahan, tidak terjadi dispnoe dan sianosis

Page 9: askep polip

No Intervensi Rasional1 2 31 Mandiri

· Pastikan pola diit biasa pasien, yang disukai atau tidak disukai

· Membantu dalam mengidentifikasi kebutuhan/kekuatan khusus.

· Awasi masukan dan pengeluaran dan berat badan secara periodik

· Berguna dalam mengukur keefektifan nutrisi dan dukungan cairan

· Dorong makan sedikit dan sering dengan makanan tinggi kalori dan tinggi karbohidrat

· Auskultasi bising usus, palpasi/observasi abdomen

· Memaksimalkan masukan nutrisi tanpa kelemahan yang tak perlu/kebutuhan energi dari makanan banyak dan menurunkan iritasi gaster

3. Ketidakseimbangan nutrisi kurang dari kebutuhanTujuan : Menunjukkan peningkatan nafsu makan.Kriteria : Peningkatan masukan makanan, tidak ada penurunan berat badan lebih lanjut

Page 10: askep polip

No Intervensi Rasional1 2 31 Mandiri

· Tingkatkan cuci tangan yang baik oleh pemberi perawatan dan pasien.

· Pertahankan teknik aseptik ketat pada prosedur / perawatan luka.

· Berikan perawatan kulit, perianal, dan oral dengan cermat.

· Dorong perubahan posisi / ambulasi yang sering.

· Pantau suhu, catat adanya menggigil dan takikardi dengan / tanpa demam.

· Pantau / batasi pegunjung.

Kolaborasi

· Berikan antiseptik topikal ; antibiotik sistemik.

· Mencegah kontaminasi silang / kolonisasi bakterial.

· Menurunkan risiko kolonisasi / infeksi bakteri.

· Menurunkan risiko kerusakan kulit / jaringan dan infeksi.

· Meningkatkan sirkulasi darah dan mencegah decubitus pencetus infeksi.

· Adanya proses inflamasi / infeksi membutuhkan evaluasi pengobatan

· Membatasi pemajanan pada bakteri / infeksi.

· Mungkin digunakan secara propilaktik untuk menurunkan kolonisasi atau untuk pengobatan proses infeksi lokal

4. Resiko infeksiTujuan : infeksi tidak adaKriteria : Mengidentifikasi perilaku untuk mencegah / menurunkan risiko infeksi. Meningkatkan penyembuhan luka, bebas eritema, dan demam.

Page 11: askep polip

Terima Kasih &

Selamat Belajar