Pneumothoraks
-
Upload
jonathan-jeffry-pratama -
Category
Documents
-
view
209 -
download
4
description
Transcript of Pneumothoraks
PNEUMOTHORAKS
A. DEFINISIPneumothorax adalah keadaan dimana terdapat udara atau gas dalam cavum
pleura menyebabkan kolapsnya paru. Pada kondisi normal, cavum pleura tidak terisi
udara sehingga paru-paru dapat leluasa mengembang terhadap rongga dada.
Insidensi pneumotoraks sulit diketahui karena episodenya banyak yang tidak
diketahui. Namun dari sejumlah penelitian yang pernah dilakukan menunjukkan
bahwa pneumotoraks lebih sering terjadi pada penderita dewasa yang berumur sekitar
40 tahun. Laki-laki lebih sering daripada wanita, dengan perbandingan 5 : 1. Pada
pria, resiko pneumothorax spontan akan meningkat pada perokok berat dibanding
non perokok. Pneumothorax spontan sering terjadi pada usia muda, dengan insidensi
puncak pada dekade ketiga kehidupan (20-40 tahun). Sementara itu, pneumothorax
traumatik dapat disebabkan oleh trauma langsung maupun tidak langsung pada
dinding dada, dan diklasifikasikan menjadi iatrogenik maupun non-iatrogenik.
Pneumothorax iatrogenik merupakan tipe pneumothorax yang sangat sering terjadi.
Sesuai perkembangan di bidang pulmonologi telah banyak dikerjakan pendekatan
baru berupa tindakan torakostomi disertai video (VATS = video assisted thoracoscopy
surgery), ternyata memberikan banyak keuntungan pada pasien-pasien yang
mengalami pneumotoraks relaps dan dapat mengurangi lama rawat inap di rumah
sakit.
Di RSUD Dr. Soetomo, lebih kurang 55% kasus pneumothorax disebabkan
oleh penyakit dasar seperti tuberculosis paru aktif, tuerkulosis paru disertai fibrosis
atau emfiesema local, bronkotis kronis dan emfiesema. Selain karena penyakit
tersebut di atas, pneumothorax pada wanita dapat terjadi saat menstruasi dan sering
berulang. Keadaan ini disebut pneumothorax katamenial yang disebabkan oleh
endometriosis di pleura. Kematian akibat pneumothorax lebih kurang 12%.
B. ANATOMI PLEURA
Pleura merupakan lapisan pembungkus paru (pulmo). Dimana antara pleura
yang membungkus pulmo dextra et sinistra dipisahkan oleh adanya mediastinum.
Pleura dari interna ke externa terbagi atas 2 bagian :
a. Pleura visceralis / pulmonis, yaitu pleura yang langsung melekat pada permukaan
pulmo.
b. Pleura parietalis, yaitu bagian pleura yang beratasan dengan dinding thorax.
Kedua lapisan ini saling berhubungan pada hilus pulmonale sebagai
ligamentum pulmonale (pleura penghubung). Diantara kedua lapisan pleura terdapat
sebuah rongga yang disebut dengan cavum pleura ini terdapat sedikit cairan pleura
yang berfungsi agar tidak terjadi gesekan antar pleura ketika proses pernafasan.
Pleura parietal bedasarkan letaknya terbagi atas :
a. Cupula pleura (pleura cervicalis) :
Merupakan pleura parietalis yang terletak diatas costa I namun tidak melebihi
dari collum costae nya. Cupula pleura terletak setinggi 1-1,5 inchi di atas 1/3 medial
os.clavicula.
b. Pleura parietalis pars diafraghmatica :
Pleura yang menghadap ke diafraghma permukaan thoracal yang dipisahkan oleh
fascia endothoracica.
c. Pleura parietalis pars mediastinalis (medialis) :
Pleura yang menghadap ke mediastinum/ terletak di bagian medial dan
membentuk bagian lateral dari mediastinum
Refleksi Pleura
a. Refleksi vertebrae :
Pleura costalis melanjut sebagai pleura mediastinalis di depan columna
vertebralis membentuk refleksi vertebrae yang membentang dari SIC I-XII.
b. Refleksi costae :
Pleura costalis melanjut sebagai pleura diaphramatica membentuk refleksi costae.
c. Refleksi sternal :
Pleura costalis melanjut sebagai pleura mediastinalis di belakang dari os.sternum
membentuk refleksi sternal.
d. Pleura mediastinalis melanjut sebagai pleura diaphragma.
Garis Refleksi Pleura
Garis refleksi pleura antara dextra dan sinistra terdapat perbedaan, yakni ;
a. Garis refleksi pleura dextra :
Garis refleksi dimulai pada articulation sternoclavicularis dextra lalu bertemu
kontralateralateralnya di planum medianum pada angulus ludovichi/ angulus Louis
setinggi cartilage costae II. Lalu berjalan ke caudal sampai di posterior dari procesus
Xiphoideus pada linea mediana anterior/ linea midclavicularis, menyilang costae X
pada linea axillaris media dan menyilang cartilage costa XII pada collum costaenya.
b. Garis refleksi pleura sinistra :
Garis refleksi dimulai pada articulation sternoclavicularis sinistra lalu bertemu
kontralateral nya di planum medianum pada angulus ludovichi/ angulus Louis setinggi
cartilage costae II. Lalu berjalan turun sampai cartilage costa IV dan membelok di tepi
sternum lalu mengikut cartilage costa VIII pada linea midclavicularis dan menyilang
costae X pada linea axillaris anterior dan menyilang costa XII pada collum costaenya.
Vaskularisasi pleura
Pleura parietal divaskularisasi oleh Aa. Intercostalis, a.mammaria, a.musculophrenica.
Dan vena-venanya bermuara pada system vena dinding thorax. Sedangkan pleura
visceralisnya mendapatkan vskularisasi dari Aa. Bronchiales(1).
Innervasi Pleura
a. Pleura parietalis pars costalis diinervasi oleh Nn. Intercostalis
b. Pleura paritalis pars diaphramatica bagian perifer diinervasi oleh Nn. Intercostales,
sedangkan bagian central oleh n.phrenicus
c. Pleura visceralis diinervasi oleh serabut afferent otonom dari plexus pulmonalis(1).
C. FISIOLOGI PLEURA
Fungsi mekanis pleura adalah meneruskan tekanan negative thorax kedalam
paru-paru yang elastic dapat mengembang. Tekanan pleura pada waktu istirahat
(restting pressure) dalam posisi tiduran adalah -2 sampai -5 cm H2O; sedikit
bertambah negative di apex sewaktu posisi berdiri. Sewaktu inspirasi tekanan
negative meningkat menjadi -25 sampai -35 cm H2O.
Selain fungsi mekanis, seperti telah disinggung diatas, cavum pleura steril
karena mesothelial bekerja melakukan fagositosis benda asing; dan cairan yang
diproduksinya bertindak sebagai lubrikans.
Cairan cavum pleura sangat sedikit, sekitar 0,3 ml/ kg, bersifat hipoonkotik
dengan kosentrasi protein 1g/ dl. Gerakan pernafasan dan gravitasi kemungkinan
besar ikut mengatur jumlah produksi dan resorbsi cairan cavum pleura. Resobsi
terjadi terutama pada pembuluh limfe pleura parietalis, dengan kecepatan 0,1 sampai
0,15 ml/kg/jam.
D. ETIOLOGI
Etiologi trauma thorax kebanyakan diakibatkan oleh kecelakaan lalu lintas
yang umumnya berupa trauma tumpul. Trauma tajam terutama disebakan oleh
tikaman dan tembakan. Trauma pada bagian ini juga sering disertai dengan cedera
pada tempat lain misalnya abdomen, kepala, dan ekstremitas sehingga merupakan
cedera majemuk. Tersering disebabkan oleh ruptur spontan pleura visceralis yang
menimbulkan kebocoran udara ke rongga thorax. Pneumothorax dapat terjadi
berulang kali.
Udara dalam kavum pleura ini dapat ditimbulkan oleh:
a. Robeknya pleura visceralis sehingga saat inspirasi udara yang berasal dari
alveolus akan memasuki kavum pleura. Pneumothorax jenis ini disebut sebagai
closed pneumothorax. Apabila kebocoran pleura visceralis berfungsi sebagai
katup, maka udara yang masuk saat inspirasi tak akan dapat keluar dari kavum
pleura pada saat ekspirasi. Akibatnya, udara semakin lama semakin banyak
sehingga mendorong mediastinum kearah kontralateral dan menyebabkan
terjadinya tension pneumothorax.
b. Robeknya dinding dada dan pleura parietalis sehingga terdapat hubungan antara
kavum pleura dengan dunia luar. Apabila lubang yang terjadi lebih besar dari 2/3
diameter trakea, maka udara cenderung lebih melewati lubang tersebut
disbanding traktus respiratorius yang seharusnya. Sehingga udara dari luar masuk
ke kavum pleura lewat lubang tadi dan menyebabkan kolaps pada paru ipsi
lateral. Saat ekspirasi, tekanan rongga dada meningkat, akibatnya udara dari
kavum pleura keluar melalui lubang tersebut, kondisi ini disebut sebagai open
pneumothorax.
E. PATOFISIOLOGI
Secara garis besar kesemua jenis pneumothorax mempunyai dasar patofisiologi
yang hampir sama. Pneumothorax spontan terjadi karena lemahnya dinding alveolus
dan pleura visceralis. Apabila dinding alveolus dan pleura visceralis yang lemah ini
pecah, maka akan nada fistel yang menyebabkan udara masuk ke cavum pleura.
Mekanismenya pada saat inpirasi rongga dada mengembang, disertai pengembangan
cavum pleura yang kemudian menyebabkan paru dipaksa ikut mengembang seperti
balon yang dihisap. Pengembangan paru menyebabkan tekanan intraaveolar menjadi
negatif sehingga udara luar masuk. Pada pneumothorax spontan, paru-paru kolaps,
udara inspirasi bocor masuk ke cavum pleura sehingga tekanan intrapleura tidak
negatif. Pada saat ekspirasi mediastinal ke sisi yang sehat. Pada saat ekspirasi
mediastinal kembali lagi ke posisi semula. Proses yang terjadi ini dikenal dengan
mediastinal flutter.
Pneumothorax ini terjadi biasanya pada satu sisi, sehingga respirasi paru sisi
sebaliknya masih bisa menerima udara secara maksimal dan bekerja dengan
sempurna.
Terjadinya hipereksansi cavum pleura tanpa disertai gejala pre-shock atau
shock dikenal dengan simple pneumothorax. Berkumpulnya udara pada cavum pleura
dengan tidak adanya hubungan dengan lingkungan luar dikenal dengan closed
pneumothorax. Pada saat ekspirasi, udara juga tidak dipompakan balik secara
maksimal karena elastic recoil dari kerja alveoli tidak bekerja sempurna. Akibatnya
bilamana proses ini semakin berlanjut, hipereksansi cavum pleura pada saat inspirasi
menekan mediastinal ke sisi yang sehat dan saat ekspirasi udara terjebak pada paru
dan cavum pleura karena luka yang bersifat katup tertutup terjadilah penekanan vena
cava, shunting udara ke paru yang sehat, dan obstruksi jalan napas. Akibatnya dapat
timbullah gejala pre-shock atau shock oleh karena penekanan vena cava. Kejadian ini
dikenal dengan tension pneumothorax.
Pada open pneumothorax terdapat hubungan antara cavum pleura dengan
lingkungan luar. Open pneumothorax dikarenakan trauma penetrasi. Perlukaan dapat
inkomplit (sebatas pleura parietalis) atau komplit (pleura parietalis dan visceralis).
Bilamana terjadi open pneumothorax inkomplit pada saat inspirasi udara luar akan
masuk kedalam kavum pleura. Akibatnya paru tidak dapat mengembang karena
tekanan intrapleural tidak negatif. Efeknya akan terjadi hiperekspansi cavum pleura
yang menekan mediastinal ke sisi paru yang sehat. Saat ekspirasi mediastinal
bergerser kemediastinal yang sehat. Terjadilah mediastinal flutter. Bilamana open
pneumothorax komplit maka saat inspirasi dapat terjadi hiperekspansi cavum pleura
mendesak mediastinal kearah yang sehat dan saat ekspirasi udara terjebak pada cavum
pleura dan paru karena luka yang bersifat katup tertutup. Selanjutnya terjadilah
penekanan vena cava, shunting udara ke paru yang sehat, dan obstruksi jalan nafas.
Akibatnya dapat timbullah gejala pre-shock atau shock oleh karena penekanan vena
cava, yang dapat menyebabkan tension pneumothorax.
DISKUSI
Pneumotoraks adalah suatu keadaan dimana terdapat udara pada rongga potensial
diantara pleura visceral dan pleura parietal. Berdasarkan etiologinya, pneumotoraks dibagi
menjadi penumotoraks spontan, pnemotoraks trauma, dan penumotoraks iatrogenik.
Pneumotoraks trauma adalah pneumotoraks yang disebabkan oleh trauma yang secara
langsung mengenai dinding dada, bisa disebabkan oleh benda tajam seperti pisau,atau
pedang, dan juga bisa disebabkan oleh benda tumpul. Mekanisme terjadinya pneumotoraks
trauma tumpul, akibat terjadinya peningkatan tekanan pada alveolar secara mendadak,
sehingga menyebabkan alveolar menjadi ruptur akibat kompresi yang ditimbulkan oleh
trauma tumpul tersebut, pecahnya alveolar akan menyebabkan udara menumpuk pada pleura
visceral, menumpuknya udara terus menerus akan menyebabkan pleura visceral rupture atau
robek sehingga menimbulkan pneumotorak. Jika pada mekanisme terjadinya pneumotoraks
pada trauma tajam disebabkan oleh penetrasi benda tajam tersebut pada dinding dada dan
merobek pleura parietal dan udara masuk melalui luka tersebut ke dalam rongga pleura
sehingga terjadi pneumotoraks.
Gambaran radiologi yang terlihat pada pasien ini yaitu: batas pleura visceral terlihat,
hemidiafragma yang terkena meninggi, corakan bronkovaskular tidak terlihat, tampak garis
fraktur pada costa I-IV depan dekstra dan terlihat deep sulcus sign pada hemitoraks dekstra.