Pneumonia Pada Anak

24
MAKALAH PNEUMONIA PADA ANAK Disusun oleh: 1. Tri Gunandar 2. Diah Clarashinta 3. Desemti Shinta Melati 4. Robi Julian Pratomo 5. Asditya Darma 6. Jenab Saputri 7. Ardi Rachman Fauzi STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH

description

PNEUMONIA PADA ANAK ADALAH

Transcript of Pneumonia Pada Anak

Page 1: Pneumonia Pada Anak

MAKALAH

PNEUMONIA PADA ANAK

Disusun oleh:

1. Tri Gunandar

2. Diah Clarashinta

3. Desemti Shinta Melati

4. Robi Julian Pratomo

5. Asditya Darma

6. Jenab Saputri

7. Ardi Rachman Fauzi

STIKES AL-IRSYAD AL-ISLAMIYYAH

CILACAP

2013/2014

Page 2: Pneumonia Pada Anak

A.  DEFINISI

Pneumonia adalah salah satu penyakit infeksi saluran pernafasan bagian bawah. Pada penyakit

infeksi saluran pernafasan akut, sekitar 15-20% ditemukan pneumonia ini. Pneumonia

merupakan suatu peradangan alveoli atau padaparenchyma paru yang terjadi pada anak. Definisi

lainnya adalah pneumonia merupakan suatu sindrom (kelainan) yang disebabkan agen infeksius

seperti virus, bakteri, mycoplasma (fungi), dan aspirasi substansi asing, berupa radang paru-paru

yang disertai eksudasi dan konsolidasi.

B. ETIOLOGI

-     streptococcus pneumonia melalui droplet

-     Staphylococcus aureus melalui slang infuse

-     Pneumococcus  aerugenisa dan enterobakter melalui ventilator

-     H.Influenzae

-     Mycoplasma (pada anak yang relatif besar)

-     adenovirus, Rhinovirus, Rubela, Varisela

-     Aspirasi benda asing

C. KLASIFIKASI

Secara klinis, pneumonia dapat terjadi baik sebagai penyakit primer maupun sebagai komplikasi

dari beberapa penyakit lain. Secara morfologis pneumonia dikenal sebagai berikut:

1.     Pneumonia lobaris, melibatkan seluruh atau satu bagian besar dari satu atau lebih lobus

paru. Bila kedua paru terkena, maka dikenal sebagai pneumonia bilateral atau “ganda”.

Page 3: Pneumonia Pada Anak

2.     Bronkopneumonia, terjadi pada ujung akhir bronkiolus, yang tersumbat oleh eksudat

mukopurulen untuk membentuk bercak konsolidasi dalam lobus yang berada didekatnya, disebut

juga pneumonia loburalis.

3.     Pneumonia interstisial, proses inflamasi yang terjadi di dalalm dinding alveolar

(interstisium) dan jaringan peribronkial serta interlobular.

Pneumonia lebih sering diklasifikasikan berdasarkan agen penyebabnya yaitu:

1.     Pneumonia virus, lebih sering terjadi dibandingkan pneumonia bakterial. Terlihat pada

anak dari semua kelompok umur, sering dikaitkan dengan ISPA virus, dan jumlah RSV untuk

persentase terbesar. Dapat akut atau berat. Gejalanya bervariasi, dari ringan seperti demam

ringan, batuk sedikit, dan malaise. Berat dapat berupa demam tinggi, batuk parah, prostasi. Batuk

biasanya bersifat tidak produktif pada awal penyakit. Terdengar sedikit mengi atau krekels saat

auskultasi.

2.     Pneumonia atipikal, agen etiologinya adalah mikoplasma, terjadi terutama di musim gugur

dan musim dingin, lebih menonjol di tempat dengan kondisi hidup yang padat penduduk.

Mungkin tiba-tiba atau berat. Gejala sistemik umum seperti demam, mengigil (pada anak yang

lebih besar), sakit kepala, malaise, anoreksia, mialgia. Yang diikuti dengan rinitis, sakit

tenggorokan, batuk kering, keras. Pada awalnya batuk bersifat tidak produktif, kemudian

bersputum seromukoid, sampai mukopurulen atau bercak darah. Krekels krepitasi halus di

berbagai area paru.

3.     Pneumonia bakterial, meliputi pneumokokus, stafilokokus, dan pneumonia streptokokus,

manifestasi klinis berbeda dari tipe pneumonia lain, mikro-organisme individual menghasilkan

gambaran klinis yang berbeda. Awitannya tiba-tiba, biasanya didahului dengan infeksi virus,

toksik, tampilan menderita sakit yang akut , demam, malaise, pernafasan cepat dan dangkal,

batuk, nyeri dada sering diperberat dengan nafas dalam, nyeri dapat menyebar ke abdomen,

menggigil, meningismus.

Berdasarkan usaha terhadap pemberantasan pneumonia melalui usia, pneumonia dapat

diklasifikasikan:

1.     Usia 2 bulan – 5 tahun

Page 4: Pneumonia Pada Anak

a.     Pneumonia berat, ditandai secara klinis oleh sesak nafas yang dilihat dengan adanya tarikan

dinding dada bagian bawah.

b.     Pneumonia, ditandai secara klinis oleh adanya nafas cepat yaitu pada usia 2 bulan – 1 tahun

frekuensi nafas 50 x/menit atau lebih, dan pada usia 1-5 tahun 40 x/menit atau lebih.

c.     Bukan pneumonia, ditandai secara klinis oleh batuk pilek biasa dapat disertai dengan

demam, tetapi tanpa tarikan dinding dada bagian bawah dan tanpa adanya nafas cepat.

2.     Usia 0 – 2 bulan

a.     Pneumonia berat, bila ada tarikan kuat dinding dada bagian bawah atau nafas cepat yaitu

frekuensi nafas 60 x/menit atau lebih.

b.     Bukan pneumonia, bila tidak ada tarikan kuat dinding dada bagian bawah dan tidak ada

nafas cepat.

D. FAKTOR RISIKO PNEUMONIA PADA ANAK

1.     Status gizi buruk, menempati urutan pertama pada risiko pneumonia pada anak balita,

dengan tiga kriteria antopometri yaitu BB/U, TB/U, BB/TB. Status gizi yang buruk dapat

menurunkan pertahanan tubuh baik sistemik maupun lokal juga dapat mengurangi efektifitas

barier dari epitel serta respon imun dan reflek batuk.

2.     Status ASI buruk, anak yang tidak mendapat ASI yang cukup sejak lahir ( kurang 4 bulan)

mempunyai risiko lebih besar terkena pneumonia. ASI mengandung kekebalan penyakit infeksi

terutama pneumonia.

3.     Status vitamin A, pemberian vitamin A pada anak berpengaruh pada sistem imun dengan

cara meningkatkan imunitas nonspesifik, pertahanan integritas fisik, biologik, dan jaringan

epitel. Vitamin A diperlukan dalam peningkatan daya tahan tubuh, disamping untuk kesehatan

mata, produksi sekresi mukosa, dan mempertahankan sel-sel epitel.

4.     Riwayat imunisasi buruk atau tidak lengkap, khususnya imunisasi campak dan DPT.

Pemberian imunisasi campak menurunkan kasus pneumonia karena sebagian besar penyakit

Page 5: Pneumonia Pada Anak

campak menyebabkan komplikasi dengan pneumonia. Demikian pula imunisasi DPT dapat

menurunkan kasus pneumonia karena Difteri dan Pertusis dapat menimbulkan komplikasi

pneumonia.

5.     Riwayat wheezing berulang, anak dengan wheezing berulang akan sulit mengeluarkan

nafas. Wheezing terjadi karena penyempitan saluran nafas (bronkus), yang disebabkan oleh

adanya infeksi. Secara biologis dan kejadian infeksi berulang ini menyebabkan terjadinya

destruksi paru, keadaan ini memudahkan pneumonia pada anak.

6.     Riwayat BBLR, anak dengan riwayat BBLR mudah terserang penyakit infeksi termasuk

pneumonia karena daya tahan tubuh rendah.

7.     Kepadatan penghuni rumah, rumah dengan penghuni yang padat meningkatkan risiko

pneumonia dibanding dengan penghuni sedikit. Rumah dengan penghuni banyak memudahkan

terjadinya penularan penyakit saluran pernafasan.

8.     Status sosial ekonomi, ada hubungan bermakna antara tingkat penghasilan keluarga dengan

pendidikan orang tua terhadap kejadian pneumonia anak.

E. TANDA DAN GEJALA

1.     Demam tinggi, sering tampak sebagai tanda infeksi yang pertama. Paling sering terjadi pada

usia 6 bulan – 3 tahun dengan suhu mencapai 39,50 – 40,50 C bahkan dengan infeksi ringan.

Mungkin malas dan peka rangsang atau terkadang eoforia dan lebih aktif dari normal, beberapa

anak bicara dengan kecepatan yang tidak biasa.

2.     Batuk, sesak nafas

3.     Bunyi pernafasan, seperti mengi, mengorok. Auskultasi terdengar mengi, krekels.

4.     Keluaran nasal (ingus), mungkin encer dan sedikit (rinorea) atau kental dan purulen,

bergantung pada tipe dan atau tahap infeksi.

5.     Penggunaan otot bantu pernafasan, retraksi intercosta

Page 6: Pneumonia Pada Anak

6.     Sakit tenggorokan, merupakan keluhan yang sering terjadi pada anak yang lebih besar.

Ditandai dengan anak akan menolak untuk minum dan makan per oral.

7.     Sakit kepala, malaise, myalgia

8.     Nyeri abdomen

9.     Anoreksia, muntah.

10. Diare, biasanya ringan, diare sementara tetapi dapat menjadi berat. Sering menyertai infeksi

pernafasan. Khususnya karena virus.

F. PATOFISIOLOGI

Jalan nafas secara normal steril dari benda asingdari area sublaringeal sampai unit paru paling

ujung. Paru dilindungi dari infeksi bakteri dengan beberapa mekanisme:

1.       filtrasi partikel dar hidung.

2.       pencegahan aspirasi oleh reflek epiglottal.

3.       Penyingkiran material yang teraspirasi dengan reflek bersin.

4.       Penyergapan dan penyingkiran organisme oleh sekresi mukus dan sel siliaris.

5.       Pencernaan dan pembunuhan bakteri oleh makrofag.

6.       Netralisasi bakteri oleh substansi imunitas lokal.

7.       Pengangkutan partikel dari paru oleh drainage limpatik.

Infeksi pulmonal bisa terjadi karena terganggunya salah satu mekanisme pertahanan dan

organisme dapat mencapai traktus respiratorius terbawah melalui aspirasi maupun rute

hematologi. Ketika patogen mencapai akhir bronkiolus maka terjadi penumpahan dari cairan

edema ke alveoli, diikuti leukosit dalam jumlah besar. Kemudian makrofag bergerak mematikan

sel dan bakterial debris. Sisten limpatik mampu mencapai bakteri sampai darah atau pleura

viseral.

Page 7: Pneumonia Pada Anak

Jaringan paru menjadi terkonsolidasi. Kapasitas vital dan pemenuhan paru menurun dan aliran

darah menjadi terkonsolidasi, area yang tidak terventilasi menjadi fisiologis right-to-

left shunt dengan ventilasi perfusi yang tidak pas dan menghasilkan hipoksia. Kerja jantung

menjadi meningkat karena penurunan saturasi oksigen dan hiperkapnia.  

Page 9: Pneumonia Pada Anak

H. KOMPLIKASI

-     Gangguan pertukaran gas

-     Obstruksi jalan nafas            

-     Gagal pernafasan, pleural effusion ( bacterial pneumonia)

I. PEMERIKSAAN PENUNJANG

1.     Pemeriksaan laboratorium

a.     Leukosit, umumnya pneumonia bakteri didapatkan leukositosis dengan predominan

polimorfonuklear. Leukopenia menunjukkan prognosis yang buruk.

b.     Hitung darah lengkap dan hitung jenis untuk menetapkan adanya anemia, proses inflamasi,

infeksi.

c.     AGD untuk mengevaluasi status kardiopulmoner sehubungan dengan oksigenasi.

2.     Pemeriksaan Bakteriologis

a.     Kultur darah, cairan pleura untuk menetapkan agen penyebab seperti virus dan bakteri.

b.     Biopsi paru

c.     Bronkoskopi digunakan untuk melihat dan memanipulasi cabang-cabang utama dari

trakheobronkial, jaringan yang diambil untuk uji diagnostik secara terapetik digunakan untuk

menetapkan dan mengangkat benda asing

3.     Pemeriksaan imunologis : titer antibody terhadapa virus dengan teknik: Conunter Immunoe

Lectrophorosis, ELISA, latex agglutination, atau latex coagulation.

4.     Foto thorax, digunakan untuk melihat adanya infeksi di paru-pa u dan status pulmoner

(untuk mengkaji perubahan pada paru)

Page 10: Pneumonia Pada Anak

5.     Tes fungsi paru digunakan untuk mengevaluasi fungsi paru, menetapkan luas dan beratnya

penyakit dan membantu mendiagnosis keadaan.

J. TERAPI

1.     Antibiotik sesuai hasil biakan seperti: Penisilin, Amoksisilin, Kombinasi flukosasillin dan

gentamisin atau sefalospirin, eritromisin,

2.     Terapi suportif

 Terapi Oksigen 1-2 lt/mnt

 Humidifikasi dengan nebulizer

 Fisioterpi dada

 IVFD dekstrose 10%:NaCl 0,9%= 3:1, KCL 10 mEq/500 ml cairan. Jumlah cairan sesuai berat

badan, kenaikan suhu, dan status hidarsi

 Jika sesak tidak terlalu hebat, dapat dimulai makanan enteral bertahap melalui selang ngt

dengan feeding drip

 Jika sekresi lendir berlebihan dapat diberikan inhalasi dengan normal salin dan beta agonis

untuk memperbaiki transfor mukosilier

 Pemberian kortikosteroid pada fase sepsis berat

 Obat inotropik

 Drainase empiema

 Koreksi gangguan keseimbangan asam basa dan elektrol

Page 11: Pneumonia Pada Anak

ASUHAN KEPERAWATAN

1. PENGKAJIAN

Riwayat pasien: Panas, batuk, nasal discharge, perubahan pola makan, kelemahan, Penyakit

respirasi sebelumnya,perawatan dirumah, penyakit lain yangdiderita anggota keluarga di rumah

Pemeriksaan Fisik: Demam, dispneu, takipneu, sianosis, penggunaan otot pernapasn tambahan,

suara nafas tambahan, rales, menaikan sel darah putih (bakteri pneumonia), arterial blood gas, X-

Ray dada

Psikososial dan faktor perkembangan: Usia, tingkat perkembangan, kemampuan memahami

rasionalisasi intervensi, pengalaman berpisah denganm orang tua, mekanisme koping yang

diapkai sebelumnya, kebiasaan (pengalaman yang tidak menyenangkan, waktu tidur/rutinitas

pemberian pola makan, obyek favorit)

Pengetahuan pasien dan keluarga: Pengalaman dengan penyakit pernafasan, pemahaman akan

kebutuhan intervensi pada distress pernafasan, tingkat pengetahuan kesiapan dan keinginan

untuk belajar.

2. DIAGNOSA KEPERWATAN

No

Diagnosa keperawatan Tujuan dan Kriteria Hasil Intervensi

1 Bersihan jalan nafas tidak efektif

b/d inflamasi dan obstruksi jalan

nafas

Definisi : Ketidakmampuan untuk membersihkan sekresi atau obstruksi dari saluran pernafasan untuk mempertahankan kebersihan jalan nafas.

Batasan Karakteristik :

Dispneu, Penurunan suara nafas

NOC :

Respiratory status : Ventilation

Respiratory status : Airway patency

Kriteria Hasil :

Mendemonstrasikan batuk efektif dan suara nafas yang bersih, tidak ada sianosis dan dyspneu (mampu bernafas dengan mudah, tidak ada

NIC :

Airway suction

Pastikan kebutuhan oral / tracheal suctioning

Auskultasi suara nafas sebelum dan sesudah suctioning.

Informasikan pada klien dan keluarga tentang suctioning

Minta klien nafas dalam sebelum suction dilakukan.

Berikan O2 dengan menggunakan nasal

Page 12: Pneumonia Pada Anak

Orthopneu

Cyanosis

Kelainan suara nafas (rales, wheezing)

Kesulitan berbicara

Batuk, tidak efekotif atau tidak ada

Mata melebar

Produksi sputum

Gelisah

Perubahan frekuensi dan irama nafas

Faktor-faktor yang berhubungan:

Lingkungan : merokok, menghirup asap rokok, perokok pasif-POK, infeksi

Fisiologis : disfungsi neuromuskular, hiperplasia dinding bronkus, alergi jalan nafas, asma.

Obstruksi jalan nafas : spasme jalan nafas, sekresi tertahan, banyaknya mukus, adanya jalan nafas buatan, sekresi bronkus, adanya eksudat di alveolus, adanya benda asing di jalan nafas.

pursed lips)

Menunjukkan jalan nafas yang paten (klien tidak merasa tercekik, irama nafas, frekuensi pernafasan dalam rentang normal, tidak ada suara nafas abnormal)

Mampu mengidentifikasikan dan mencegah factor yang dapat menghambat jalan nafas

untuk memfasilitasi suksion nasotrakeal

Gunakan alat yang steril sitiap melakukan tindakan

Anjurkan pasien untuk istirahat dan napas dalam setelah kateter dikeluarkan dari nasotrakeal

Monitor status oksigen pasien

Ajarkan keluarga bagaimana cara melakukan suksion

Hentikan suksion dan berikan oksigen apabila pasien menunjukkan bradikardi, peningkatan saturasi O2, dll.

Airway Management

Buka jalan nafas, guanakan teknik chin lift atau jaw thrust bila perlu

Posisikan pasien untuk memaksimalkan ventilasi

Identifikasi pasien perlunya pemasangan alat jalan nafas buatan

Pasang mayo bila perlu

Lakukan fisioterapi dada jika perlu

Keluarkan sekret dengan batuk atau suction

Auskultasi suara nafas, catat adanya suara tambahan

Lakukan suction pada mayo

Kolaborasi pemberian bronkodilator bila perlu

Berikan pelembab udara Kassa basah NaCl Lembab

Atur intake untuk cairan

Page 13: Pneumonia Pada Anak

mengoptimalkan keseimbangan.

Monitor respirasi dan status O2

2 Defisit Volume cairan b/d intake oral tidak adekuat, takipneu, demam

Definisi : Penurunan cairan intravaskuler, interstisial, dan/atau intrasellular. Ini mengarah ke dehidrasi, kehilangan cairan dengan pengeluaran sodium

Batasan Karakteristik :

- Kelemahan

- Haus

- Penurunan turgor kulit/lidah

- Membran mukosa/kulit kering

- Peningkatan denyut nadi, penurunan tekanan darah, penurunan volume/tekanan nadi

- Pengisian vena menurun

- Perubahan status mental

- Konsentrasi urine meningkat

- Temperatur tubuh meningkat

- Hematokrit meninggi

- Kehilangan berat badan seketika (kecuali pada third spacing)

Faktor-faktor yang berhubungan:

NOC:

Fluid balance

Hydration

Nutritional Status : Food and Fluid Intake

Kriteria Hasil :

Mempertahankan urine output sesuai dengan usia dan BB, BJ urine normal, HT normal

Tekanan darah, nadi, suhu tubuh dalam batas normal

Tidak ada tanda tanda dehidrasi, Elastisitas turgor kulit baik, membran mukosa lembab, tidak ada rasa haus yang berlebihan

Fluid management

Timbang popok/pembalut jika diperlukan

Pertahankan catatan intake dan output yang akurat

Monitor status hidrasi ( kelembaban membran mukosa, nadi adekuat, tekanan darah ortostatik ), jika diperlukan

Monitor vital sign

Monitor masukan makanan / cairan dan hitung intake kalori harian

Lakukan terapi IV

Monitor status nutrisi

Berikan cairan

Berikan cairan IV pada suhu ruangan

Dorong masukan oral

Berikan penggantian nesogatrik sesuai output

Dorong keluarga untuk membantu pasien makan

Tawarkan snack ( jus buah, buah segar )

Kolaborasi dokter jika tanda cairan berlebih muncul meburuk

Atur kemungkinan tranfusi

Persiapan untuk tranfusi

Page 14: Pneumonia Pada Anak

- Kehilangan volume cairan secara aktif

- Kegagalan mekanisme pengaturan

3 Intoleransi aktivitas b/d

isolasi respiratory

Intoleransi aktivitas b/d

fatigue

Definisi : Ketidakcukupan energu secara fisiologis maupun psikologis untuk meneruskan atau menyelesaikan aktifitas yang diminta atau aktifitas sehari hari.

Batasan karakteristik :

a. melaporkan secara verbal adanya kelelahan atau kelemahan.

b. Respon abnormal dari tekanan darah atau nadi terhadap aktifitas

c. Perubahan EKG yang menunjukkan aritmia atau iskemia

d. Adanya dyspneu atau ketidaknyamanan saat beraktivitas.

Faktor factor yang berhubungan :

Tirah Baring atau imobilisasi

NOC :

Energy conservation

Self Care : ADLs

Kriteria Hasil :

Berpartisipasi dalam aktivitas fisik tanpa disertai peningkatan tekanan darah, nadi dan RR

Mampu melakukan aktivitas sehari hari (ADLs) secara mandiri

NIC :

Activity Therapy

Kolaborasikan dengan Tenaga Rehabilitasi Medik dalammerencanakan progran terapi yang tepat.

Bantu klien untuk mengidentifikasi aktivitas yang mampu dilakukan

Bantu untuk memilih aktivitas konsisten yangsesuai dengan kemampuan fisik, psikologi dan social

Bantu untuk mengidentifikasi dan mendapatkan sumber yang diperlukan untuk aktivitas yang diinginkan

Bantu untuk mendpatkan alat bantuan aktivitas seperti kursi roda, krek

Bantu untu mengidentifikasi aktivitas yang disukai

Bantu klien untuk membuat jadwal latihan diwaktu luang

Bantu pasien/keluarga untuk mengidentifikasi kekurangan dalam beraktivitas

Sediakan penguatan positif bagi

Page 15: Pneumonia Pada Anak

Kelemahan menyeluruh

Ketidakseimbangan antara suplei oksigen dengan kebutuhan

Gaya hidup yang dipertahankan.

yang aktif beraktivitas

Bantu pasien untuk mengembangkan motivasi diri dan penguatan

Monitor respon fisik, emoi, social dan spiritual

Energy Management

Observasi adanya pembatasan klien dalam melakukan aktivitas

Dorong anal untuk mengungkapkan perasaan terhadap keterbatasan

Kaji adanya factor yang menyebabkan kelelahan

Monitor nutrisi dan sumber energi tangadekuat

Monitor pasien akan adanya kelelahan fisik dan emosi secara berlebihan

Monitor respon kardivaskuler terhadap aktivitas

Monitor pola tidur dan lamanya tidur/istirahat pasien

4 Defisit pengetahuan b/d

perawatan anak pulang

NOC :

Kowlwdge : disease process

Kowledge : health Behavior

Kriteria Hasil :

Pasien dan keluarga menyatakan pemahaman tentang penyakit, kondisi, prognosis dan program pengobatan

NIC :

Teaching : disease Process

Berikan penilaian tentang tingkat pengetahuan pasien tentang proses penyakit yang spesifik

Jelaskan patofisiologi dari penyakit dan bagaimana hal ini berhubungan dengan anatomi dan fisiologi, dengan cara yang tepat.

Gambarkan tanda dan gejala yang biasa

Page 16: Pneumonia Pada Anak

Pasien dan keluarga mampu melaksanakan prosedur yang dijelaskan secara benar

Pasien dan keluarga mampu menjelaskan kembali apa yang dijelaskan perawat/tim kesehatan lainnya

muncul pada penyakit, dengan cara yang tepat

Gambarkan proses penyakit, dengan cara yang tepat

Identifikasi kemungkinan penyebab, dengna cara yang tepat

Sediakan informasi pada pasien tentang kondisi, dengan cara yang tepat

Hindari harapan yang kosong

Sediakan bagi keluarga atau SO informasi tentang kemajuan pasien dengan cara yang tepat

Diskusikan perubahan gaya hidup yang mungkin diperlukan untuk mencegah komplikasi di masa yang akan datang dan atau proses pengontrolan penyakit

Diskusikan pilihan terapi atau penanganan

Dukung pasien untuk mengeksplorasi atau mendapatkan second opinion dengan cara yang tepat atau diindikasikan

Eksplorasi kemungkinan sumber atau dukungan, dengan cara yang tepat

Rujuk pasien pada grup atau agensi di komunitas lokal, dengan cara yang tepat

Instruksikan pasien mengenai tanda dan gejala untuk melaporkan pada pemberi perawatan kesehatan, dengan cara yang tepat

DAFTAR PUSTAKA

Betz, Cecily, 1997, Buku Saku Keperawatan Pediatri, jakarta, EGC

Page 17: Pneumonia Pada Anak

Closkey JC & Bulechek. 1996. Nursing Intervention Classification. 2nd ed. Mosby Year Book.

Johnson M, dkk. 2000. Nursing Outcome Classification (NOC). Second edition. Mosby.

Mansjoer, Arif, 2000, Kapita Selekta Kedokteran, ed-3, jakarta, Media Auskkulapius FK UI

NANDA, 2001, Nursing Diagnosis: Definition & Classification 2051-2006, Philadelphia, North American Nursing Diagnosis Association

Ngastiyah. 1997. Perawatan Anak Sakit. Jakarta: EGC

Price, Sylvia A, 1995, Patofisiologi: Konsep klinis proses-proses penyakit, Jakarta, EGC.

Suriadi, Rita Yulianni. 2005. Asuhan Keperawatan pada Anak Edisi 2. Jakarta: Sagung Seto