Perencanaan Pembangunan Rumah Sakit Orthopedi

304
PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT ORTHOPEDI “ORTHO SATRIA MEDIA” SOKARAJA-PURWOKERTO Jl. Supardjo Roestam, Sokaraja T U G A S A K H I R Diajukan sebagai Syarat untuk Menyelesaikan Studi Diploma Tiga guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Teknik Disusun oleh : Asep Wijayanto (5150303008) Ma’ruf Nurdiansah (5150303017) Jurusan :Teknik Sipil FAKULTAS TEKNIK UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG 2006

description

PERENCANAAN RS

Transcript of Perencanaan Pembangunan Rumah Sakit Orthopedi

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT ORTHOPEDI

“ORTHO SATRIA MEDIA” SOKARAJA-PURWOKERTO

Jl. Supardjo Roestam, Sokaraja

T U G A S A K H I R

Diajukan sebagai Syarat untuk Menyelesaikan Studi Diploma Tiga

guna Memperoleh Gelar Ahli Madya Teknik

Disusun oleh :

Asep Wijayanto (5150303008)

Ma’ruf Nurdiansah (5150303017)

Jurusan :Teknik Sipil

FAKULTAS TEKNIK

UNIVERSITAS NEGERI SEMARANG

2006

ii

HALAMAN PENGESAHAN

Laporan Tugas Akhir ini telah dipertahankan di hadapan sidang penguji Tugas

Akhir Fakultas Teknik Universitas Negeri Semarang.

Pada hari : Jum’at

Tanggal : 22 September 2006

Oleh:

Asep Wijayanto 5150303008

Ma’ruf Nurdiansah 5150303017

Pembimbing: Drs. Bambang Sugiarto NIP. 131931828 Penguji II: Penguji I: Drs. Sucipto, M.T Drs. Bambang Sugiarto NIP. 131931829 NIP. 131931828 Ketua Jurusan Ketua Program Studi Teknik Sipil: Diploma III Teknik Sipil: Drs. Lashari, M.T Drs. Tugino, M.T NIP. 131471402 NIP. 131763887 Dekan Fakultas Teknik

Prof. Dr. Soesanto NIP. 130875753

iii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN

MOTTO

Barang siapa merintis jalan mencari ilmu, maka akan dimudahkan baginya

jalan menuju surga ( Al – Hadits )

Jangan takut menghadapi kesulitan, karena orang yang takut menghadapi

kesulitan tak akan pernah menemukan kemudahan ( Sabar Budiman )

Seseorang tak akan pernah mendapatkan indahnya fajar tanpa melewati

gelapnya malam ( Kahlil Gibran )

Ditengah kebahagiaan besar, jangan menjajikan apapun. Di tengah

kemarahan besar, jangan menjawab surat apapun. (Pepatah Cina)

Jika Anda selalu berjaga-jaga terhadap sesuatu yang tak terduga, Anda

akan jarang kecewa.(John Woods)

PERSEMBAHAN

Tugas Akhir ini saya persembahkan kepada :

Ayah dan ibu tercinta yang begitu besar kasih sayang dan

pengorbanannya.

Bapak Drs. Bambang Sugiyarto yang dengan penuh kesabaran

memberikan bimbingan dalam penyusunan laporan ini.

Kakak dan keponakan–keponakanku yang sangat aku sayangi.

Sahabat-sahabatku D3 Teknik Sipil 2003 yang aku banggakan.

Temanku PKL Garuda yang telah banyak memberikan bantuan dan

motivasi.

Teman-temanku yang tidak dapat disebutkan satu persatu.

iv

KATA PENGANTAR

Puji syukur penulis panjatkan kepadaAllah SWT, karena dengan rahmat-

Nya yang melimpah akhirnya penulis dapat menyelesaikan Tugas Akhir ini.

Penyusunan Tugas Akhir ini dimaksudkan untuk memenuhi persyaratan

untuk menyelesaikan pendidikan jenjang diploma 3 (tiga) Teknik Sipil Fakultas

Teknik Universitas Negeri Semarang.

Selama proses penyususnan ini penulis telah mendapatkan banyak bantuan

dari berbagai pihak. Oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis mengucapkan

terima kasih kepada :

1. Bapak Prof. Dr. Soesanto, MPd, selaku Dekan Fakultas Teknik Universitas

Negeri Semarang.

2. Bapak Drs. Lashari, M.T, selaku Ketua Jurusan Teknik Sipil.

3. Bapak Drs. Tugino,M.T, selaku Ketua Program Studi Teknik Sipil Diploma 3.

4. Bapak Drs. Bambang Sugiyarto, selaku Dosen Pembimbing penulis selama

penyusunan Tugas Akhir ini.

5. Semua pihak yang telah membantu.

Penulis menyadari bahwa di dalam penulisan proyek Tugas Akhir ini masih

jauh dari sempurna. Semua itu karena keterbatasan penulis sebagai manusia biasa.

Harapan penulis semoga karya tulis ini berguna bagi pihak-pihak yang

memerlukan.

Semarang, September 2006

Penulis

v

DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL ……………………………………………………...... i

HALAMAN PENGESAHAN ………………………………………………. ii

MOTTO DAN PERSEMBAHAN ………………………………………….. iii

KATA PENGANTAR ……………………………………………………..... v

DAFTAR ISI ……………………………………………………................... vi

BAB I PENDAHULUAN

A. Judul Tugas Akhir……………………………………………………...... 1

B. Deskripsi Proyek ……………………………………………………....... 1

C. Maksud dan Tujuan Proyek Akhir ……………………………………… 3

D. Ruang Lingkup Penulisan ………………………………………………. 4

E. Metodologi Penelitian…………………………………………………… 4

F. Sistematika Penulisan …………………………………………………… 6

BAB II DASAR-DASAR PERENCANAAN

A. Uraian Umum ……………………………………………………............ 8

B. Kriteria dan Azaz-azaz Perencanaan ……………………………………. 8

C. Dasar-Dasar Perencanaan ………………………………………………. 12

D. Sistem Perhitungan Struktur ……………………………………………. 13

E. Spesifikasi Material dan Bahan ………………………………………… 15

F. Langkah-langkah Perhitungan Struktur ………………………………… 23

BAB III PERHITUNGAN STRUKTUR

A. Prosedur Perhitungan Struktur ………………………………………… 25

B. Perhitungan Beban Gempa …………………………………………….. 27

C. Perencanaan Plat ……………………………………………………..... 33

D. Perhitungan Balok ……………………………………………………… 54

E. Perhitungan Kolom …………………………………………………….. 77

F. Perhitungan Pondasi Footplat…………………………………………… 82

BAB IV RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

A. Syarat-Syarat Umum ……………………………………………………. 89

B. Syarat-syarat Administrasi ……………………………………………… 103

vi

C. Syarat-syarat Teknis ……………………………………………………. 114

BAB V RENCANA ANGGARAN DAN BIAYA

A. Rekapitulasi Anggaran dan Biaya ……………………………………… 230

B. Rencana Anggaran dan Biaya ………………………………………….. 231

C. Harga Satuan Pekerjaan ………………………………………………… 234

D. Harga Bahan dan Upah …………………………………………………. 245

E. Perhitungan Volume Pekerjaan ………………………………………… 246

F. Time Schedule dan Kurva S …………………………………………….. 286

BAB VI PENUTUP

A. Kesimpulan ……………………………………………………............... 287

B. Saran ……………………………………………………......................... 288

DAFTAR PUSTAKA ……………………………………………………..... 289

LAMPIRAN

1

BAB I

PENDAHULUAN

A. Judul Tugas Akhir

Judul tugas akhir ini adalah Perencanaan Pembangunan Rumah Sakit

Orthopedi “Ortho Satria Media” Sokaraja-Purwokerto yang berlokasi di

Jalan Supardjo Roestam, Sokaraja.

B. Deskripsi Proyek

1. Latar Belakang Proyek

Rumah Sakit adalah salah satu saran pelayanan masyarakat yang

keberadaannya sangat diperlukan saat ini. Secara garis besar rumah sakit

bertujuan untuk memberikan pelayanan di bidang kesehatan bagi

masyarakat. Meningkatnya kesadaran masyarakat akan pentingnya

kesehatan, dan semakin banyaknya berbagai masalah kesehatan yang

terjadi seiring dengan perkembangan jaman. Untuk mengimbangi

perkembangan jaman tersebut, maka pihak manajemen rumah sakit

berusaha untuk meningkatkan pelayanan kepada masyarakat dengan cara

memperluas dan melengkapi fasilitas-fasilitas yang ada. Berhubung

dengan selesainya masa sewa pada bangunan yang lama, maka pihak

manajemen rumah sakit mendirikan bangunan baru dengan status hak

milik, di mana fungsi dan fasilitas dari bangunan gedung yang baru

tersebut lebih baik dari bangunan yang lama.

2

Tujuan utama dibangunnya pembangunan proyek gedung Rumah

Sakit Orthopedi ini adalah untuk lebih memberikan kenyamanan dan

pelayanan kepada masyarakat luas. Pada bangunan sebelumnya fasilitas-

fasilitas yang ada ditempatkan pada ruang-ruang yang tempatnya sangat

terbatas termasuk juga ruang rawat inap untuk para pasien. Pada proyek

pembangunan Rumah Sakit Orthopedi yang baru ini fasilitas-fasilitas

yang ada lebih diperlengkapi.

2. Nama dan Lokasi Proyek

Nama proyek adalah Proyek Pembangunan Rumah Sakit Orthopedi

“Ortho Satria Media Sokaraja-Purwokerto. Adapun lokasi dari proyek

tersebut berada di Jalan Soeparjo-Roestam Sokaraja Purwokerto dengan

bata-batas sebagai berikut :

a. Sebelah Utara : Komplek Perumahan

b. Sebelah Timur : Area Persawahan

c. Sebelah Selatan : Gudang Semen Gresik

d. Sebelah Barat : Jl. Suparjo Roestam / SMU Yos Sudarso

Sokaraja

Untuk memudahkan dalam memahami lokasi proyek, maka batas-

batas lokasi proyek dapat dijelaskan dalam gambar sebagai berikut :

3

Gambar 1.1. Denah Lokasi Proyek Pembangunan Rumah Sakit Orthopedi

“Ortho Satria Media” Sokaraja-Purwokerto

C. Maksud dan Tujuan Proyek Akhir

Proyek Akhir ini dimakdudkan untuk menerapkan materi perkuliahan

yan telah diperoleh ke dalam bentuk penerapannya secara utuh. Penerapan

materi yang telah diperoleh diaplikasikan dengan merencanakan suatu

bangunan gedung bertingkat, minimal 3 lantai. Dengan merencanakan suatu

bangunan bertingkat ini diharapkan mahasiswa dapat mempereroleh

JL. SU

PAR

JO R

OE

STA

M

T B

LOKASI PROYE

GUDANG SEMEN GRESIK

SMU YOS SUDARSO

KE PURWOKERTO

KE SOKARAJA

JL PERUMAHAN

U

S

4

pengetahuan yang memadai dan diharapkan mampu merencanakan bangunan

yang lebih kompleks lagi.

D. Ruang Lingkup Penulisan

Dalam penulisan Proyek Akhir ini, penulis hanya menekankan pada

permasalahan dari sudut pandang ilmu teknik sipil, yaitu pada bidang

perencanaan struktur yang meliputi:

1. Perhitungan perencanaan yang meliputi;

a. Perencanaan plat lantai dan plat atap.

b. Perencanaan tangga ramp.

c. Perencanaan balok.

d. Perencanaan kolom.

e. Perencanaan pondasi.

2. Rencana Kerja dan Syarat (RKS).

3. Rencana Anggaran dan Biaya (RAB).

Adapun untuk permasalahan lainnya di luar lingkup ilmu teknik sipil

hanya dibahas secara garis besarnya saja.

E. Metodologi Penelitian

Di dalam pengumpulan data untuk Proyek Akhir ini, penulis

menggunakan dua macam sumber data, yaitu :

1. Data Primer

5

Data primer adalah data yang diperoleh melalui peninjaun langsung

di lapangan. Sumber data primer terdiri dari :

a. Pengamatan langsung di lapangan selama masa kerja praktek di

proyek pembangunan Rumah Sakit Orthopedi, Sokaraja, Purwokerto

terhadap berbagai masalah dan cara pelaksanaan selama di proyek.

b. Mengadakan tanya jawab langsung dengan semua pihak yang terlibat

dalam pelaksanaan proyek pembangunan Rumah Sakit Orthopedi,

Sokaraja, Purwokerto tersebut.

c. Foto-foto pelaksanaan yang diambil oleh penulis selama melakukan

kerja praktek di proyek pembangunan Rumah Sakit Orthopedi,

Sokaraja, Purwokerto.

d. Uraian pelaksanaan pembangunan yang diamati oleh penulis selama

melakukan kerja praktek.

2. Sumber Data Sekunder

Data sekunder adalah data pendukung yang dipakai dalam

pembuatan Proyek Akhir ini. Adapun sumber data sekunder terdiri dari :

a. Data-data bestek, RKS ( Rencana Kerja Sementara dan Syarat-syarat),

beserta gambar kerja.

b. Buku-buku literatur atau studi literatur dan catatan kuliah yang ada

hubungannya dengan segala sesuatu yang penulis perlukan dalam

penyusunan Proyek Akhir ini.

Adapun metode pengumpulan data yang dilakukan adalah:

1. Metode Observasi

6

Metode observasi dilakukan untuk mengumpulkan data-data primer

melalui peninjauan dan pengamatan langsung di lapangan. Observasi

dilakukan saat melakukan kegiatan Kerja Praktek yang telah dilaksanakan

pada proyek yang sama pada tanggal 25 Juli sampai dengan 25 September

2005.

2. Metode Studi Pustaka

Metode studi pustaka dilakukan dengan mengambil data-data dari

literatur yang relevan, maupun standar yang diperlukan dalam perencanaan

suatu bangunan. Pengumpulan data dilakukan melalui perpustakaan atau

pun instansi-instansi yang terkait.

F. Sistematika Penulisan

Untuk mempermudah pemahaman secara teknis maupun non teknis

tentang Perencanaan Pembangunan Rumah Sakit Orthopedi “Ortho Satria

Media” Sokaraja-Purwokerto, maka dalam penyusunan Proyek Akhir ini

dibuat sistematika penyusunannya.

Secara garis besar, Proyek Akhir ini disusun kedalam 5 bab yang terdiri

dari :

BAB I : PENDAHULUAN

Berisi Judul Tugas Akhir; Deskripsi Proyek; Maksud dan Tujuan

Proyek Akhir; Ruang Lingkup Penelitian; Metodologi Penelitian;

dan Sistematika Penulisan Tugas Akhir.

7

BAB II : DASAR-DASAR PERENCANAAN

Berisi Uraian Umum; Kriteria dan Azaz-azaz Perencanaan;

Dasar-Dasar Perencanaan; Sistem Perhitungan Struktur;

Spesifikasi Material dan Bahan; dan Langkah-langkah

Perhitungan Struktur.

BAB III : PERHITUNGAN STRUKTUR

Berisi Perhitungan Plat Lantai dan Plat Atap; Perhitungan Tangga

Ramp; Perhitungan Balok; Perhitungan Kolom; Perhitungan

Sloof; dan Perhitungan Pondasi.

BAB IV : RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

Berisi Syarat-Syarat Umum; Syarat-syarat Administrasi; dan

Syarat-syarat Teknis.

BAB V : RENCANA ANGGARAN DAN BIAYA

Berisi Perhitungan Volume Pekerjaan; Harga Satuan Pekerjaan;

Rekapitulasi Anggaran dan Biaya Proyek; dan Time Schedule dan

Kurva S.

BAB VI : PENUTUP

DAFTAR PUSTAKA

LAMPIRAN

8

BAB II

PERENCANAAN

A. Uraian Umum

Pada tahap perencanaan struktur gedung Rumah Sakit Orthopedi

Sokaraja ini perlu dilakukan study literatur untuk menghubungkan satuan

fungsional gedung dengan sistem struktur yang akan digunakan, disamping

untuk mengetahui dasar-dasar teorinya. Pada jenis gedung tertentu,

perencanaan sering kali diharuskan menggunakan suatu pola akibat syarat-

syarat fungsional maupun strukturnya. Hal ini merupakan salah satu faktor

yang menentukan, misal pada situasi yang mengharuskan bentang ruang

yang besar serta harus bebas kolom, sehingga akan menghasilkan beban

yang harus dipikul oleh balok yang lebih besar pula.

Studi literatur yang dimaksud agar dapat memperoleh hasil

perencanaan yang optimal dan aktual. Dalam bab ini akan dibahas konsep

pemilihan sistem struktur dan konsep perencanaan/ design struktur

bangunannya, seperti denah, pembebanan atas dan struktur bawah serta

dasar-dasar perhitungan.

B. Kriteria dan Azaz-azaz Perencanaan

Perencanaan pembangunan Gedung Rumah Sakit Orthopedi Sokaraja-

Purwokerto ini diharuskan memenuhi beberapa kriteria perencanaan,

9

sehingga konstruksi bangunan tersebut sesuai yang diharapkan, dan tidak

terjadi kesimpang-siuran dalam bentuk fisiknya.

Adapun kriteria-kriteria perencanaan tersebut, yaitu :

1. Harus memenuhi persyaratan teknis

2. Dalam setiap pembangunan harus memperhatikan persyaratan teknis

yaitu bangunan yang didirikan harus kuat untuk menerima beban yang

akan dipikulnya baik itu beban sendiri gedung maupun beban yang

berasal dari luar seperti beban hidup, beban angin dan beban gempa.

Bila persyaratan teknis tersebut tidak diperhitungkan maka akan

membahayakan orang yang berada didalam bangunan dan juga bisa

merusak bangunan itu sendiri. Jadi dalam perencanaan harus

berpedoman pada peraturan-peraturan yang berlaku dan harus

memenuhi persyaratan teknis yang ada.

3. Harus memenuhi persyaratan ekonomis

4. Dalam setiap pembangunan, persyaratan ekonomis juga harus

diperhitungkan agar tidak ada aktivitas-aktivitas yang mengakibatkan

membengkaknya biaya pembangunan sehingga akan menimbulkan

kerugian bagi pihak kontraktor. Persyaratan ekonomis ini bisa dicapai

dengan adanya penyusunan time schedule yang tepat, pemilihan bahan-

bahan bangunan yang digunakan dan pengaturan serta pengerahan

tenaga kerja yang profesional. Dengan pengaturan biaya dan waktu

pekerjaan secara tepat diharapkan bisa menghasilkan bangunan yang

berkualitas tanpa menimbulkan pemborosan.

10

5. Harus memenuhi persyaratan aspek fungsional

6. Hal ini berkaitan dengan penggunaan ruang. Biasanya hal tersebut akan

mempengaruhi penggunaan bentang elemen struktur yang digunakan.

7. Harus memenuhi persyaratan estetika

8. Agar bangunan terkesan menarik dan indah maka bangunan harus

direncanakan dengan memperhatikan kaidah-kaidah estetika. Namun

persyaratan estetika ini harus dikoordinasikan dengan persyaratan

teknis yang ada untuk menghasilkan bangunan yang kuat, indah, dan

menarik. Jadi dalam sebuah perencanaan bangunan harus diperhatikan

pula segi artistik bangunan tersebut.

9. Harus memenuhi persyaratan aspek lingkungan

10. Setiap proses pembangunan harus memperhatikan aspek lingkungan

karena hal ini sangat berpengaruh dalam kelancaran dan kelangsungan

bangunan baik dalam jangka pendek (pasca pembngunan). Persyaratan

aspek lingkungan ini dilakukan dengan mengadakan analisis terhadap

dampak lingkungan disekitar bangunan tersebut berdiri. Diharapkan

dengan terpenuhinya aspek lingkungan ini dapat ditekan seminimal

mungkin dampak negatif dan kerugian bagi lingkungan dengan

berdirinya Gedung Rumah Sakit Othopedi Sokaraja-Purwokerto ini.

11. Harus memenuhi aspek ketersediaan bahan di pasaran

12. Untuk memudahkan dalam mendapatkan bahan-bahan yang dibutukan

maka harus diperhatikan pula tentang aspek ketersediaan bahan

dipasaran. Dengan kata lain sedapat mungkin bahan-bahan yang

11

direncanakan akan dipakai dalam proyek tersebut ada dan lazim

dipasaran sehingga mudah didapat.

Selain kriteria-kriteria perencanaan juga harus diperhatikan azaz-azaz

perencanaan, yaitu :

1. Pengendalian Biaya

Pengendalian biaya dalam suatu pekerjaan konstruksi

dimaksudkan untuk mencegah adanya pengeluaran yang berlebihan

sehingga sesuai dengan perhitungan RAB (Rencana Anggaran Biaya)

yang telah ditetapkan. Biaya pelaksanaan harus dapat ditekan sekecil

mungkin tanpa mengurangi kualitas dan kuantitas pekerjaan. Dalam hal

ini erat kaitannya dengan pemenuhan persyaratan ekonomis.

a. Pengendalian Mutu

Pengendalian mutu dimaksudkan agar pekerjaan yang dihasilkan

sesuai dengan persyaratan yang telah ditetapkan dalam Rencana Kerja

dan Syarat-syarat teknis. Kegiatan pengendalian mutu tersebut dimulai

dari pengawasan pengukuran lahan, pengujian tanah dilapangan

menggunakan alat sondir dan boring serta uji tekan beton. Mutu

bahan-bahan pekerjaan yang digunakan dalam pembangunan sudah

dikendalikan oleh pabrik pembuatnya. Selain itu juga diperlukan

pengawasan pada saat bangunan tersebut sudah mulai digunakan,

apakah telah sesuai dengan yang diharapkan atau belum.

b. Pengendalian Waktu

12

Pengendalian waktu pelaksanaan pekerjaan dalam suatu

proyek bertujuan agar proyek tersebut dapat diselesaikan sesuai

dengan time schedule yang telah ditetapkan. Untuk itu dalam

pelaksanaan pekerjaan harus dilakukan penjadwalan-penjadwalan

pekerjaan dengan teliti agar tidak terjadi keterlambatan waktu

penyelesaian proyek.

c. Pengendalian Tenaga Kerja

Pengendalian tenaga kerja sangat diperlukan untuk

mendapatkan hasil pekerjaan yang baik sesuai jadwal. Pengendalian

dilakukan oleh pengawas (mandor) secara terus menerus atau

berkala. Dari pengawasan tersebut dapat diketahui kemajuan dan

keterlambatan pekerajaan yang diakibatkan kurangnya tenaga kerja

maupun menurunnya efisiensi kerja yang berlebihan. Jumlah tenaga

kerja juga harus dikendalikan untuk menghindari terjadinya

penumpukan pekerjaan yang menyebabkan tidak efisiensinya

pekerjaan tersebut serta dapat menyebabkan terjadinya pemborosan.

C. Dasar-dasar Perencanaan

Dalam perhitungan perencanaan bangunan ini digunakan standar yang

berlaku di Indonesia, antara lain:

1. Plat Atap dan Plat Lantai

Perencanaan plat didasarkan pada peraturan SK SNI T-15-1991-03

dan Pedoman Beton 1989. Untuk merencanakan plat beton bertulang yang

13

perlu dipertimbangkan tidak hanya pembebanan namun juga ukuran dan

syarat– syarat tumpuan.

Pada proyek pembangunan Gedung Rumah Sakit Orthopedi

Sokaraja-Purwokerto ini tebal plat atap dan plat lantai direncanakan 12 cm

dengan perencanaan plat dengan menggunakan metode elastis.

2. Balok

Perencanaan balok didasarkan pada persyaratan SK SNI T-15-1991-

03 yaitu:

a. Syarat–syarat tumpuan yang dipertimbangkan adalah:

− Tumpuan jepit penuh

− Tumpuan jepit sebagian

3. Kolom

Menurut SK SNI T-15-1991-03 untuk merencanakan kolom yang

diberi beban lentur dan beban aksial ditetapkan koefisien reduksi bahan

(φ) = 0,65.

4. Pondasi

Pondasi yang dipergunakan pada konstruksi ini adalah pondasi foot

plat.

D. Sistem Perhitungan Struktur

Dalam perencanaan pembangunan gedung Rumah Sakit Orthopedi

Sokaraja-Purwokerto ini, perhitungan mekanika struktur menggunakan

14

program SAP 2000. Perhitungan ini digunakan untuk memudahkan mencari

jumlah tulangan. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam perhitungan

mekanika ini adalah

1. Plat dianggap sebagai membran dan semua beban yang ada pada plat

dianggap sebagai beban merata.

2. Balok hanya menumpu beban dinding yang ada di atasnya dan beban

hidup balok dianggap nol, karena telah ditumpu oleh plat.

Sebelum melakukan perhitungan mekanika terlebih dahulu kita harus

menghitung beban-beban yang bekerja pada eleman struktur antara lain:

1. Beban Gempa Statik

Beban gempa yang hanya memperhitungkan beban dari gedung

itu sendiri.

2. Beban Gempa Dinamik

Beban gempa yang memperhitungkan beban yang ada di sekitar

gedung.

3. Beban Mati

Beban yang diambil dari elemen struktur beserta beban yang ada

di atasnya.

4. Beban Hidup

Diambil dari PPIUG (Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk

Rumah dan Gedung) 1983 untuk bangunan gedung.

15

E. Spesifikasi Material dan Bahan

Dalam suatu pelaksanaan proyek bangunan diperlukan suatu persyaratan

dalam pemilihan material yang akan digunakan dan juga peralatan yang

dipakai untuk melaksanakan proyek. Pemakaian bahan bangunan dalam

Proyek Pembangunan Rumah Sakit Orthopedi Sokaraja disesuaikan dengan

spesifikasi yang telah disyaratkan, sehingga dapat memenuhi standar

pemakaian yang sesuai dengan pekerjaan yang direncanakan. Material dan

peralatan yang dipakai harus mendapat persetujuan dari direksi pengawas

proyek.

Kekuatan dari suatu bangunan tidak hanya ditentukan oleh perhitungan

pada saat perencanaan tetapi juga ditentukan oleh kualitas material yang akan

digunakan. Material yang akan digunakan harus sesuai dengan standar dan

spesifikasi yang telah ditentukan sebelumnya agar diperoleh hasil sesuai yang

direncanakan.

Penyediaan bahan bangunan harus disesuaikan dengan kebutuhan bahan

bangunan yang ada di lapangan sehingga dapat dihindari penyimpanan yang

terlalu lama dari bahan bangunan tersebut agar kualitas mutu dari bahan

bangunan yang akan digunakan dalam suatu proyek dapat terjaga dengan baik.

Selain itu harus diperhatikan pula tentang cara penyimpanan bahan bangunan

yang baik serta diperhatikan juga kemampuan daerah sendiri dalam mensuplai

bahan bangunan yang dibutuhkan, agar didapat kemudahan dalam hal

transportasinya menuju ke lokasi tempat proyek tersebut.

16

1. Semen

Dalam adukan beton, semen berfungsi sebagai bahan pengikat untuk

merekatkan butir-butir agregat agar terbentuk suatu massa yang kompak

dan padat dalam konstruksi beton bertulang. Selain itu semen juga

berfungsi untuk mengisi rongga-rongga diantara butiran agregat.

Adapun syarat semen secara fisik yang baik digunakan meliputi

semen harus benar-benar kering / tidak mengandung air (tidak

menggumpal). Hal ini disebabkan karena semen akan berikatan dengan air,

sehingga semen tersebut tidak layak digunakan.

Dalam penyimpanan semen, harus memenuhi syarat sebagai berikut:

a. Pada pemakaian semen yang dibungkus, penimbunan semen yang

didatangkan baru tidak boleh dilakukan di atas timbunan semen yang

sudah ada dan pada umumnya pemakaian semen harus dilakukan

menurut ukuran pengirimannya

b. Gudang tempat penyimpanan semen berada pada tempat yang baik

sehingga semen terlindung dari kelembaban dan keadaan cuaca lain

yang merusak. Lantai tempat penyimpanan berjarak minimal 30 cm

dari permukaan tanah. Semen dalam kontong-kantong tidak boleh

ditumpuk lebih tinggi dari 2 m.

17

c. Apabila semen telah disimpan lama dan mutunya diragukan, maka

sebelum dipakai harus dibuktikan terlebih dahulu bahwa semen

tersebut masih dapat digunakan.

2. Air

Pemakaian air yang bersih dalam pelaksanaan proyek terutama untuk

pembuatan dan perawatan beton sangat penting untuk diperhatikan.

Penggunaan air secara sembarang dapat mengakibatkan kerusakan pada

campuran beton sehingga kekuatan beton jadi berkurang. Terutama jika air

tersebut mengandung garam dan lumpur, karena garam dapat

menyebabkan korosi pada baja tulangan sedangkan lumpur dapat

menurunkan mutu beton.

Berdasarkan Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 Bab 3 Pasal

3.6 disebutkan bahwa air yang digunakan untuk pekerjaan pengecoran

tidak boleh mengandung unsur-unsur minyak, asam, alkali, garam-garam,

bahan-bahan organis atau bahan-bahan lain yang merusak beton dan atau

baja tulangan. Air yang digunakan dalam proyek ini berasal dari air sumur

yang terdapat di lokasi proyek dengan cara air tersebut dipompa.

3. Agregat Halus

Agregat halus yang digunakan dalam suatu proyek harus disesuaikan

dengan persyaratan yang tercantum dalam Peraturan Beton Bertulang

Indonesia 1971 Bab 3 Pasal 3.3, antara lain :

18

a. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang tajam dan keras.

Butir-butir agregat halus harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau

hancur oleh pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan

hujan.

b. Agregat halus tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 5 %.

Apabila kadar lumpur melampaui 5 %, maka agregat halus harus

dicuci.

c. Agregat halus tidak boleh mengandung bahan-bahan organis terlalu

banyak.

d. Agregat halus harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam

besarnya dan apabila diayak di atas ayakan 4 mm harus terdapat sisa

minimum 2 % berat, apabila diayak di atas ayakan 1 mm harus

terdapat minimum 10 % berat, apabila diayak di atas ayakan 0,25 mm

harus terdapat sisa minimum yang berkisar antara 80 % dan 95 %

berat.

e. Pasir laut tidak boleh dipakai sebagai agregat halus untuk semua mutu

beton, kecuali dengan petunjuk-petunjuk dari lembaga pemeriksaan

bahan-bahan yang diakui.

4. Agregat Kasar

Agregat kasar untuk beton dapat berupa kerikil sebagai hasil

desintegrasi alami dari batuan–batuan atau berupa batu pecah yang

diperoleh dari pemecahan batu. Pada umumnya yang dimaksudkan dengan

agregat kasar adalah agregat dengan besar butir lebih dari 5 mm. Beberapa

19

persyaratan yang harus dipenuhi dalam pemakaian agregat kasar sesuai

dengan Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971 Bab 3 Pasal 3.4, antara

lain adalah:

a. Agregat kasar harus bersifat kekal, artinya tidak pecah atau hancur oleh

pengaruh-pengaruh cuaca, seperti terik matahari dan hujan.

b. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang keras dan tidak

berpori.

c. Agregat kasar tidak boleh mengandung zat-zat yang dapat merusak

beton, seperti zat-zat yang relatif alkali.

d. Agregat kasar tidak boleh mengandung lumpur lebih dari 1 %

(ditentukan terhadap berat kering). Yang dimaksud dengan lumpur

adalah bagian – bagian yang dapat lolos ayakan 0,063 mm. Apabila

kadar lumpur melalui 1 % maka agregat kasar harus dicuci.

e. Agregat kasar harus terdiri dari butir-butir yang beraneka ragam

besarnya dan apabila diayak diatas ayakan 4 mm harus terdapat sisa

antara 90 % dan 98 % berat.

5. Baja Tulangan

Baja tulangan adalah batang baja berbentuk polos atau berbentuk ulir

(deform) berfungsi untuk menahan gaya tarik pada komponen struktur.

Baja tulangan yang dipakai dalam suatu proyel ada 2 jenis yaitu baja

tulangan polos dan baja tulangan ulir. Baja tulangan polos adalah batang

baja yang permukaan sisi luarnya rata tidak bersirip atau berulir.

20

Sebelum digunakan, baja tulangan tersebut harus sudah diperiksa dan

disetujui direksi pengawas proyek selaku wakil dari owner, untuk

menghindari terjadinya kesalahan dalam hal panjang dan diameter

tulangan. Adapun syarat penyimpanan baja setelah sampai di lokasi proyek

adalah :

a. Disimpan dalam tempat yang kering dan tidak langsung menyentuh

tanah.

b. Harus bebas dari kotoran-kotoran, karat, minyak, dan yang lainnya agar

tidak mengurangi daya lekat terhadap beton.

c. Sebaiknya dilakukan pencegahan untuk menimbun baja tulangan di

udara terbuka untuk jangka waktu yang lama.

d. Harus diberi tanda yang jelas dan disimpan secara terpisah antara

berbagai jenis baja tulangan sehingga tidak mungkin saling tertukar.

Fungsi baja tulangan dalam suatu konstruksi adalah untuk menahan

gaya tarik yang terjadi akibat adanya pembebanan yang bekerja pada

konstruksi tersebut karena mengingat sifat beton yang tidak kuat dalam

menahan gaya tarik sehingga perlu dipadukan dengan baja tulangan untuk

menambah kekuatan dalam menahan gaya tarik. Beton yang telah diberi

baja tulangan disebut dengan beton bertulang.

Sedangkan baja tulangan yang dipakai untuk menahan gaya geser

disebut beugel atau sengkang. Sengkang dipasang mengelilingi baja

tulangan sehingga seolah-olah mengikat baja tulangan di dalam. Bentuk

21

sengkang bermacam-macam tergantung dari perencanaan, bentuknya dapat

berupa segiempat atau lingkaran.

6. Beton Ready Mix

Beton ready mix adalah adukan beton siap pakai yang dibuat di

pabrik (Bacthing Plant) dengan mutu sesuai dengan pesanan dan

persyaratan yang ditetapkan. Tujuan pemakaian beton ready mix adalah

untuk mendapatkan kemudahan di dalam pelaksanaan proyek, yaitu

kontraktor tidak lagi harus menyediakan peralatan maupun lahan di dalam

proyek untuk pembuatan adukan beton dalam volume yang besar.

Beton ready mix didatangkan langsung ke proyek dengan

menggunakan mixer truck dalam bentuk adukan beton yang siap tuang.

Beton ready mix yang dipakai dalam proyek ini dipesan dari PT. Varia

Usaha Beton dengan mutu beton K.225 yang artinya campuran beton yang

digunakan harus menghasilkan kuat tekan karakteristik σbk = 225 kg/cm2.

7. Bekisting

Dalam proyek menggunakan bekisting konvensional yaitu bekisting

yang terbuat dari kayu kruing dan bengkirai dengan ukuran minimal 5/7

dan dilapisi dengan multiplek setebal 9 mm untuk papan bekisting kolom

dan balok. Sedangkan untuk balok landasan memakai kayu kruing dengan

ukuran 6/12 yang digunakan pada bekisting pelat lantai dan balok. Kayu

yang digunakan dalam pembuatan bekisting harus kering agar tidak

menyusut, lurus, kuat, dan tidak mudah retak.

22

Pada saat pemasangan bekisting, perlu diperhatikan hal-hal sebagai

berikut :

a. Semua bekisting harus diberi penguat sehingga dalam pelaksanaan

pengecoran kedudukan bekisting tidak berubah.

b. Bekisting harus stabil sehingga tidak mengalami perubahan bentuk

pada saat menahan beban-beban sementara.

c. Bekisting harus rapat untuk menghindari keluarnya air semen dan

adukan beton.

d. Pemasangan bekisting harus sedemikian rupa sehingga waktu

pembongkarannya tidak merusak struktur bangunan seperti: dinding,

kolom, balok.

e. Bekisting yang digunakan harus bersih dari kotoran-kotoran yang

melekat sebelum pekerjaan pengecoran.

8. Batu Bata

Batu bata berfungsi sebagai material pembuat dinding pada

bangunan. Adapun syarat syarat yang harus dipenuhi, antara lain :

a. Dibakar sempurna dan merata dengan ciri – ciri berwarna merah tua.

b. Memiliki sudut siku yang runcing.

c. Permukaannya kasar.

d. Tidak cacat, retak dan pecah.

e. Berukuran seragam dan sama.

Penggunaan batu bata harus memperhatikan persyaratan yang ada,

yaitu :

23

a. Sebelum digunakan batu bata harus disiram air agar udara yang

terdapat pada pori – pori batu bata dapat keluar sehingga dapat

mencegah retak – retak pada dinding.

b. Untuk pemasangan ½ batu yang luasnya melebihi 12 m2 harus diberi

kerangka penguat (kolom praktis).

c. Dalam proses pengeringan harus dibasahi air minimal 7 hari.

d. Lubang dinding diatas kusen yang bentangnya lebih dari 1m diperkuat

dengan balok dari beton bertulang.

9. Kawat Baja

Kawat beton di lapangan lebih dikenal dengan bendrat adalah kawat

yang terbuat dari baja lunak dengan diameter minimal 1 mm. Kawat ini

berfungsi untuk mengikat baja tulangan agar tetap pada tempatnya dan

tidak bergeser.

F. Langkah-langkah Perhitungan Struktur

1. Dasar Perhitungan

Dalam perhitungan perencanaan pembangunan Gedung Rumah

Sakit Orthopedi Sokaraja-Purwokerto ini digunakan standar

perhitungan yang didasarkan pada ketentuan yang berlaku di Indonesia

antara lain:

1. Pedoman Beton (1989).

24

2. Tata Cara Perhitungan Struktur Beton untuk Bangunan Gedung, SK

SNI T-15-1991-03.

3. Pedoman Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987.

4. Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung

1987.

2. Klasifikasi Pembebanan Rencana

Pembebanan rencana diperhitungkan berdasarkan Pedoman

Perencanaan Pembebanan untuk Rumah dan Gedung 1987.

Pembebanan diperhitungkan sesuai dengan fungsi ruangan yang

direncanakan pada gambar rencana.

Besarnya muatan–muatan tersebut adalah sebagai berikut :

a. Massa jenis beton bertulang : 2400 kg/m 3

b. Berat plafon dan penggantung (gpf) : 18 kg/m 2

c. Tembok batu bata (1/2) batu : 250 kg/m 2

d. Beban hidup untuk tangga : 300 kg/m 2

e. Beban hidup untuk fasilitas umum : 250 kg/m 2

f. Adukan dari semen, per cm tebal : 500 kg/m2

g. Penutup lantai, per cm tebal : 24 kg/m2

Kombinasi beban gempa diperhitungkan untuk zone 4 yang

berlaku di kota Purwokerto.

Combo (comb) = beban total untuk menahan beban yang telah dikalikan

dengan faktor beban atau momen dan gaya dalam yang

25

berhubungan dengannya.

DL (dead load) = beban mati atau momen dan gaya dalam yang

berhubungan dengan beban mati.

LL (live load) = beban hidup atau momen dan gaya dalam yang

berhubungan dengan beban hidup.

Q (quake) = beban gempa atau momen dan gaya gaya yang

berhubungan dengan beban gempa.

Adapun kombinasi pembebanan sebagai berikut:

1. Comb 1 = 1 DL + 0,5 LL

2. Comb 2 = 1,2 DL + 1,6 Q

3. Comb 3 = 1,05 (DL + LL + Q)

4. Comb 3 = 1,05 (DL + LL - Q)

25

BAB III

PERHITUNGAN STRUKTUR

A. Prosedur Perhitungan Struktur

Untuk perhitungan struktur menggunakan program SAP 2000 (Structure

Analysis Program) dengan versi 7.42. Adapun langkah-langkah

perhitungannya adalah sebagai berikut :

1. Penggammbaran model bangunan secara 3 dimensi.

2. Pendefinisian material dan bahan yang digunakan, yaitu material dari

beton dengan menggunakan mutu beton (fc) 22,5 Mpa dan baja tulangan

dengan mutu baja (fy) 300 Mpa untuk baja ulir dan 240 Mpa untuk baja

polos.

3. Pendefinisian ukuran frame dan shell yang dipakai.

4. Pendefinisian jenis pembebanan yang dipakai. Ada 3 jenis beban yang

bekerja, yaitu beban mati dengan faktor pengali 1 (dengan anggapan berat

struktur ikut dihitung dalam program SAP), beban hidup, dan beban

gempa dengan faktor pengalinya masing-masing 0. Selanjutnya

memasukan kombinasi pembebanan yang dipakai, seperti yang telah

diuraikan pada bab 2.

5. Untuk beban gempa dimasukkan sesuai dengan wilayah gempa masing-

masing daerah, yang pada kasus ini menggunakan waktu getar struktur

pada wilayah gempa 3 pada menu Define kemudian Response Spectrum

Functions.

26

6. Selanjutnya memasukkan response spectrum cases, sesuai dengan wilayah

3 dengan faktor pengali 9,81 (percepatan grafitasi) pada input response

spectrum spectra, pada U1, U2, dan U3.

7. Mengisian material frame dan shell yang digunakan.

8. Setelah semua material diisi, kemudian memasukkan beban-beban yang

bekerja, yaitu beban gempa pada joints, serta beban mati dan beban hidup

pada shell.

9. Setelah semua data diisi dengan lengkap, selanjutnya program dirunning

dalam mode 3 dimensi.

10. Setelah selesai, kemudian output dicetak. Untuk shell dipilih shell forces

yang digunakan untuk menghitung tulangan pada plat, frame forces

digunakan untuk menghitung tulangan pada frame, dan joints reaction

digunakan untuk menghitung pondasi.

Adapun besarnya beban yang bekerja yaitu :

a. Beban mati terdiri dari :

− Berat spesi = 0,21 kN/m2

− Berat keramik = 0,24 kN/m2

− Berat plafond + penggantung = 0,18 kN/m2

= 0,63 kN/m2

(dari Peraturan Muatan Indonesia)

b. Beban hidup besarnya 5 kN (dari Peraturan Muatan Indonesia untuk

plat).

27

c. Beban gempa dihitung berdasarkan berat total bangunan yang

diuraikan pada sub bab selanjutnya.

10. Setelah semua data input dimasukkan, selanjutnya data tersebut dirunning

dalam mode 3 dimensi. Adapaun output yang digunakan adalah shell

forces untuk menghitung penulangan plat, frame forces untuk menghitung

penulangan balok dan kolom, serta joints reactions untuk menghitung

pondasi.

B. Perhitungan Beban Gempa

Untuk perhitungan beban gempa dihitung dengan mencari berat sendiri

dari struktur. Untuk daerah Purwokerto berdasarkan Pedoman Perencanaan

Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung 1987, termasuk dalam wilayah

gempa 3.

1. Berat Bangunan Total

a. Berat lantai 3

Beban Mati

- Plat = 746x0,12x2400 = 214.848 kg

- Balok Induk

Balok 25x50 = 245,2x0,25x0,50x2400 = 73.560 kg

Balok 20x40 = 205,1x0,20x0,40x2400 = 39.379 kg

- Balok Anak = 101,7x0,175x0,25x2400 = 10.679 kg

- Kolom

Kolom 30x40 = 43x1,8x0,3x0,4x2400 = 29.722 kg

28

Kolom Φ 80 = 0,5x1,8x8x2400 = 17.280 kg

- Dinding = 127x1,8x250 = 57.150 kg

- Plafond = 746x18 = 13.428 kg +

Berat Total = 456.046 kg

Beban Hidup

- qh atap = 100 kg/m2

- koefisien reduksi = 0,8

Wh = 0,8x746x100 = 59.680 kg

Berat total = Wm + Wh

= 456.046 + 59.680

= 515.726 kg

b. Berat Lantai 2

Beban Mati

- Plat = 1061x0,12x2400 = 305.568 kg

- Balok Induk

Balok 25x50 = 289,1x0,25x0,50x2400 = 86.730 kg

Balok 30x60 = 296,2x0,30x0,60x2400 = 127.958 kg

- Balok Anak = 143,7x0,20x0,30x2400 = 20.693 kg

- Kolom

Kolom 30x40 = 43x1,8x0,3x0,4x2400 = 29.722 kg

Kolom 40x50 = 67x1,8x0,4x0,5x2400 = 57.888 kg

Kolom Φ 80 = 0,5x3,6x8x2400 = 34.560 kg

- Dinding = 177x3,6x250 = 159.300 kg

29

- Plafond = 1061x18 = 19.098 kg +

Berat Total = 841.517 kg

Beban Hidup

- qh lantai = 500 kg/m2

- koefisien reduksi = 0,8

Wh = 0,8x1061x500 = 424.400 kg

Berat total = Wm + Wh

= 850157 + 424.400

= 1.274.577 kg

c. Berat Lantai 1

Beban Mati

- Plat = 1121x0,12x2400 = 322.848 kg

- Balok Induk

Balok 25x50 = 304,1x0,25x0,50x2400 = 91.230 kg

Balok 30x60 = 308,2x0,30x0,60x2400 = 133.142 kg

- Balok Anak = 148,7x0,20x0,30x2400 = 21.413 kg

- Kolom

Kolom 40x50 = 67x1,8x0,4x0,5x2400 = 57.888 kg

Kolom 45x60 = 70x1,8x0,45x0,6x2400 = 81.648 kg

Kolom Φ 80 = 0,5x3,6x8x2400 = 34.560 kg

- Dinding = 187x3,6x250 = 168.300 kg

- Plafond = 1121x18 = 20.178 kg +

Berat Total = 930.843 kg

30

Beban Hidup

- qh lantai = 500 kg/m2

- koefisien reduksi = 0,8

Wh = 0,8x1061x500 = 424.400 kg

Berat total = Wm + Wh

= 930.843 + 424.400

= 1.355.243 kg

Berat total bangunan = W1+W2+W3

= 1.355.243 + 1.274.577 + 515.726

= 3.145.546 kg

2. Waktu Getar Bangunan

Rumus empiris untuk portal beton adalah

Tx = Ty = 0,06 H ¾

H = ketinggian sampai puncak dari bangunan utama struktur gedung

= 6 + 3,6 +3,6

= 13,2 m

Tx = Ty = 0,06 H ¾

= 0,06 x 13,2 ¾

= 0,4155 detik

3. Koefisien gempa dasar (C)

Menurut pembagian wilayah gempa Indonesia, Purwokerto termasuk

wilayah gempa 3.

31

Untuk Tx = Ty = 0,4155 detik, zone 3 dan jenis tanah keras

diperoleh Tx = Ty = 0,05 detik.

4. Distribusi gaya geser horizontal akibat gempa

Vx = Vy = C x I x K x Wt

= 0,05 x 1,5 x 1 x 3.145.546 kg

= 235.915,95 kg

= 235,9 ton

Untuk Tiap Portal Tingkat hi Wi Wi x hi Fi, x, y

0,25 Fi, x 0,20 Fi, y

3 13,2 515.726 6.807,58 59,10 14,775 11,820

2 9,6 1.274.577 12.235,94 106,22 26,555 21,244

1 6 1.355.243 8.131,46 70,59 17,648 14,118

Σ 3.145.546 27.174,98

3,0 1,0 0,5 2,0

0,15

0,10

0,07

0,05

Tanah lunak

Tanah keras

32

14,775 t

26,555 t

17,648 t

PORTAL ARAH X

1,820 t

21,244 t

14,118 t

PORTAL ARAH Y

33

C. Perencanaan Plat

Untuk perencanaan plat, momen yang bekerja pada plat dihitung dengan

menggunakan SAP 2000, kemudian dihitung penulangannya. Dalam

perencanaan Plat digunakan data-data teknis sebagai berikut:

- Mutu Beton (fc) = 22,5 Mpa

- Mutu Baja (fy) = 240 Mpa

- Tebal plat = 12 cm

1. Plat Lantai

a. Plat Tipe 1 (500x300)

Dari hasil analisa srtuktur diambil plat nomor 7 dengan hasil

output:

- Momen tumpuan arah x = 4,45 kNm

- Momen lapangan arah x = 3,12 kNm

- Momen tumpuan arah y = 8,48 kNm

- Momen lapangan arah y = 4,52 kNm

Penulangan plat lantai

- P (selimut beton) = 20 mm

- Asumsi tulangan utama

Arah x , Dx = 10 mm

Arah y, Dy = 10 mm

- Tinggi Efektif

Arah x, dx = h – p – Dx/2 = 120 – 20 – 10/2 = 95 mm

Arah y, dy =h – p – Dx – Dy/2 =120 – 20 – 10 – 10/2 = 85 mm

34

Menghitung penulangan plat lantai

Digunakan lebar (b) = 1m = 1000 mm dan θ = 0,8

Tulangan lapangan arah x

Momen lapangan arah x = 3,12 kNm

ρ min = 00475.0240

14.114.1==

fy

ρ maks = 036.0600

60085.075.0 1 =⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛+

×××

fyfyfc β

m = 55.125.2285.0

24085.0

=fc

fy

Rn = Mpadb

Mu 432.09510008.0

12.322 =

××=

φ

ρ perlu =

00182.0240

432.055.1221155.12

12111=⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡ ××−−=⎥

⎤⎢⎣

⎡−−

fyRnm

m

Dipakai ρ = 0.00475

ρ min ≤ ρ perlu ≤ ρ maks = 0.00475 ≤ 0.00475 ≤ 0.036 oke!

Chek luas penampang tulangan

Diasumsi digunakan tulangan berdiameter 10 mm (D10)

Dyh dx dy

Dx

35

Luas tulangan (ΔD10) = 41 .π. d2 =

41 . 3,14. 102 = 78,5 mm2

untuk luas tampang (As Lx) = ρperlu . b . dx

= 0,00475 . 1000 . 95

= 451.25 mm2

Jumlah tulangan (n) = 10D

AslxΔ

= 5,7825.451 = 5,75 ~ 6 batang

spasi antar tulangan = 1

1000−n

= 16

1000−

= 200 mm

Jadi dipakai D10-200

As = ΔD10. n = 78,5 . 6 = 471 mm2 > 451.25 mm2 (Ok!)

Tulangan tumpuan arah x

Momen tumpuan arah x = 4,45 kNm

ρ min = 00475.0240

14.114.1==

fy

ρ maks = 036.0600

60085.075.0 1 =⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛+

×××

fyfyfc β

m = 55.125.2285.0

24085.0

=fc

fy

Rn = Mpadb

Mu 616.09510008.0

45.422 =

××=

φ

ρ perlu =

00261.0240

616.055.1221155.12

12111=⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡ ××−−=⎥

⎤⎢⎣

⎡−−

fyRnm

m

Dipakai ρ = 0.00475

36

ρ min ≤ ρ perlu ≤ ρ maks = 0.00475 ≤ 0.00475 ≤ 0.036 oke!

Chek luas penampang tulangan

Diasumsi digunakan tulangan berdiameter 10 mm (D10)

Luas tulangan (ΔD10) = 41 .π. d2 =

41 . 3,14. 102 = 78,5 mm2

untuk luas tampang (As Tx) = ρperlu . b . dx

= 0,00475 . 1000 . 95

= 451.25 mm2

Jumlah tulangan (n) = 10D

AsTxΔ

= 5,7825.451 = 5,75 ~ 6 batang

spasi antar tulangan = 1

1000−n

= 16

1000−

= 200 mm

Jadi dipakai D10-200

As = ΔD10. n = 78,5 . 6 = 471 mm2 > 451.25 mm2 (Ok!)

Tulangan lapangan arah y

Momen lapangan arah y = 4.52 kNm

ρ min = 00475.0240

14.114.1==

fy

ρ maks = 036.0600

60085.075.0 1 =⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛+

×××

fyfyfc β

m = 55.125.2285.0

24085.0

=fc

fy

Rn = Mpadb

Mu 782.08510008.0

52.422 =

××=

φ

37

ρ perlu =

00328.0240

782.055.1221155.12

12111=⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡ ××−−=⎥

⎤⎢⎣

⎡−−

fyRnm

m

Dipakai ρ = 0.00475

ρ min ≤ ρ perlu ≤ ρ maks = 0.00475 ≤ 0.00475 ≤ 0.036 oke!

Chek luas penampang tulangan

Diasumsi digunakan tulangan berdiameter 10 mm (D10)

Luas tulangan (ΔD10) = 41 .π. d2 =

41 . 3,14. 102 = 78,5 mm2

untuk luas tampang (As Ly) = ρperlu . b . dx

= 0,00475 . 1000 . 85

= 403.75 mm2

Jumlah tulangan (n) = 10D

AsLyΔ

= 5,7875.403 = 5,14 ~ 6 batang

spasi antar tulangan = 1

1000−n

= 16

1000−

= 200 mm

Jadi dipakai D10-200

As = ΔD10. n = 78,5 . 6 = 471 mm2 > 451.25 mm2 (Ok!)

Tulangan tumpuan arah y

Momen tumpuan arah y = 8,48 kNm

ρ min = 00475.0240

14.114.1==

fy

ρ maks = 036.0600

60085.075.0 1 =⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛+

×××

fyfyfc β

38

m = 55.125.2285.0

24085.0

=fc

fy

Rn = Mpadb

Mu 467.18510008.0

48.822 =

××=

φ

ρ perlu =

00637.0240

467.155.1221155.12

12111=⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡ ××−−=⎥

⎤⎢⎣

⎡−−

fyRnm

m

Dipakai ρ = 0.00637

ρ min ≤ ρ perlu ≤ ρ maks = 0.00475 ≤ 0.00637 ≤ 0.036 oke!

Chek luas penampang tulangan

Diasumsi digunakan tulangan berdiameter 10 mm (D10)

Luas tulangan (ΔD10) = 41 .π. d2 =

41 . 3,14. 102 = 78,5 mm2

untuk luas tampang (As Ty) = ρperlu . b . dx

= 0,00637 . 1000 . 85

= 541.45 mm2

Jumlah tulangan (n) = 10D

AsTxΔ

= 5,7845.541 = 6.89 ~ 7 batang

spasi antar tulangan = 1

1000−n

= 17

1000−

= 150 mm

Jadi dipakai D10-150

As = ΔD10. n = 78,5 . 7 = 549.5 mm2 > 541.45 mm2 (Ok!)

b. Plat Tipe 2 (300x300)

Dari hasil analisa srtuktur diambil plat nomor 180 dengan hasil

output:

39

- Momen tumpuan arah x = 11.55 kNm

- Momen lapangan arah x = 10.30 kNm

- Momen tumpuan arah y = 7.49 kNm

- Momen lapangan arah y = 3.57 kNm

Penulangan plat lantai

- P (selimut beton) = 20 mm

- Asumsi tulangan utama

Arah x , Dx = 10 mm

Arah y, Dy = 10 mm

- Tinggi Efektif

Arah x, dx = h – p – Dx/2 = 120 – 20 – 10/2 = 95 mm

Arah y, dy =h – p – Dx – Dy/2 =120 – 20 – 10 – 10/2 = 85 mm

Menghitung penulangan plat lantai

Digunakan lebar (b) = 1m = 1000 mm dan θ = 0,8

Tulangan lapangan arah x

Momen lapangan arah x = 3,12 kNm

ρ min = 00475.0240

14.114.1==

fy

ρ maks = 036.0600

60085.075.0 1 =⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛+

×××

fyfyfc β

Dyh dx dy

Dx

40

m = 55.125.2285.0

24085.0

=fc

fy

Rn = Mpadb

Mu 427.19510008.0

30.1022 =

××=

φ

ρ perlu =

00619.0240

427.155.1221155.12

12111=⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡ ××−−=⎥

⎤⎢⎣

⎡−−

fyRnm

m

Dipakai ρ = 0.00619

ρ min ≤ ρ perlu ≤ ρ maks = 0.00475 ≤ 0.00619 ≤ 0.036 oke!

Chek luas penampang tulangan

Diasumsi digunakan tulangan berdiameter 10 mm (D10)

Luas tulangan (ΔD10) = 41 .π. d2 =

41 . 3,14. 102 = 78,5 mm2

untuk luas tampang (As Lx) = ρperlu . b . dx

= 0,00619 . 1000 . 95

= 588.05 mm2

Jumlah tulangan (n) = 10D

AsLxΔ

= 5,7805.588 =7.49 ~ 8 batang

spasi antar tulangan = 1

1000−n

= 18

1000−

= 140 mm

Jadi dipakai D10-140

As = ΔD10. n = 78,5 . 8 = 628 mm2 > 588.05 mm2 (Ok!)

Tulangan tumpuan arah x

Momen tumpuan arah x = 11.55 kNm

41

ρ min = 00475.0240

14.114.1==

fy

ρ maks = 036.0600

60085.075.0 1 =⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛+

×××

fyfyfc β

m = 55.125.2285.0

24085.0

=fc

fy

Rn = Mpadb

Mu 600.19510008.0

55.1122 =

××=

φ

ρ perlu =

00697.0240

600.155.1221155.12

12111=⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡ ××−−=⎥

⎤⎢⎣

⎡−−

fyRnm

m

Dipakai ρ = 0.00697

ρ min ≤ ρ perlu ≤ ρ maks = 0.00475 ≤ 0.00697 ≤ 0.036 oke!

Chek luas penampang tulangan

Diasumsi digunakan tulangan berdiameter 10 mm (D10)

Luas tulangan (ΔD10) = 41 .π. d2 =

41 . 3,14. 102 = 78,5 mm2

untuk luas tampang (As Tx) = ρperlu . b . dx

= 0,00697 . 1000 . 95

= 662.15 mm2

Jumlah tulangan (n) = 10D

AsTxΔ

= 5,7815.662 = 8.435 ~ 9 batang

spasi antar tulangan = 1

1000−n

= 19

1000−

= 120 mm

Jadi dipakai D10-120

42

As = ΔD10. n = 78,5 . 9 = 706.5 mm2 > 662.15 mm2 (Ok!)

Tulangan lapangan arah y

Momen lapangan arah y = 3.57 kNm

ρ min = 00475.0240

14.114.1==

fy

ρ maks = 036.0600

60085.075.0 1 =⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛+

×××

fyfyfc β

m = 55.125.2285.0

24085.0

=fc

fy

Rn = Mpadb

Mu 618.08510008.0

57.322 =

××=

φ

ρ perlu =

00261.0240

618.055.1221155.12

12111=⎥

⎤⎢⎣

⎡ ××−−=⎥

⎤⎢⎣

⎡−−

fyRnm

m

Dipakai ρ = 0.00475

ρ min ≤ ρ perlu ≤ ρ maks = 0.00475 ≤ 0.00475 ≤ 0.036 oke!

Chek luas penampang tulangan

Diasumsi digunakan tulangan berdiameter 10 mm (D10)

Luas tulangan (ΔD10) = 41 .π. d2 =

41 . 3,14. 102 = 78,5 mm2

untuk luas tampang (As Ly) = ρperlu . b . dx

= 0,00475 . 1000 . 85

= 403.75 mm2

Jumlah tulangan (n) = 10D

AsLyΔ

= 5,7875.403 = 5,145 ~ 6 batang

43

spasi antar tulangan = 1

1000−n

= 16

1000−

= 200 mm

Jadi dipakai D10-200

As = ΔD10. n = 78,5 . 6 = 471 mm2 > 403.75 mm2 (Ok!)

Tulangan tumpuan arah y

Momen tumpuan arah y = 7.49 kNm

ρ min = 00475.0240

14.114.1==

fy

ρ maks = 036.0600

60085.075.0 1 =⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛+

×××

fyfyfc β

m = 55.125.2285.0

24085.0

=fc

fy

Rn = Mpadb

Mu 296.18510008.0

49.722 =

××=

φ

ρ perlu =

00560.0240

296.155.1221155.12

12111=⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡ ××−−=⎥

⎤⎢⎣

⎡−−

fyRnm

m

Dipakai ρ = 0.00560

ρ min ≤ ρ perlu ≤ ρ maks = 0.00475 ≤ 0.00560 ≤ 0.036 oke!

Chek luas penampang tulangan

Diasumsi digunakan tulangan berdiameter 10 mm (D10)

Luas tulangan (ΔD10) = 41 .π. d2 =

41 . 3,14. 102 = 78,5 mm2

untuk luas tampang (As Ty) = ρperlu . b . dx

= 0,00560 . 1000 . 85

44

= 476.0 mm2

Jumlah tulangan (n) = 10D

AsTxΔ

= 5,78

476 = 6.06 ~ 7 batang

spasi antar tulangan = 1

1000−n

= 17

1000−

= 150 mm

Jadi dipakai D10-150

As = ΔD10. n = 78,5 . 7 = 549.5 mm2 > 476.0 mm2 (Ok!)

c. Plat Tipe 3 (600x300)

Dari hasil analisa srtuktur diambil plat nomor 154 dengan hasil

output:

- Momen tumpuan arah x = 7.03 kNm

- Momen lapangan arah x = 6.78 kNm

- Momen tumpuan arah y = 7.99 kNm

- Momen lapangan arah x = 7.24 kNm

Penulangan plat lantai

- P (selimut beton) = 20 mm

- Asumsi tulangan utama

Arah x , Dx = 10 mm

Arah y, Dy = 10 mm

- Tinggi Efektif

Arah x, dx = h – p – Dx/2 = 120 – 20 – 10/2 = 95 mm

Arah y, dy =h – p – Dx – Dy/2 =120 – 20 – 10 – 10/2 = 85 mm

Dy

h dx dy

Dx

45

Menghitung penulangan plat lantai

Digunakan lebar (b) = 1m = 1000 mm dan θ = 0,8

Tulangan lapangan arah x

Momen lapangan arah x = 6.78 kNm

ρ min = 00475.0240

14.114.1==

fy

ρ maks = 036.0600

60085.075.0 1 =⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛+

×××

fyfyfc β

m = 55.125.2285.0

24085.0

=fc

fy

Rn = Mpadb

Mu 939.09510008.0

78.622 =

××=

φ

ρ perlu =

00401.0240

939.055.1221155.12

12111=⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡ ××−−=⎥

⎤⎢⎣

⎡−−

fyRnm

m

Dipakai ρ = 0.00475

ρ min ≤ ρ perlu ≤ ρ maks = 0.00475 ≤ 0.00475 ≤ 0.036 oke!

Chek luas penampang tulangan

Diasumsi digunakan tulangan berdiameter 10 mm (D10)

Luas tulangan (ΔD10) = 41 .π. d2 =

41 . 3,14. 102 = 78,5 mm2

untuk luas tampang (As Lx) = ρperlu . b . dx

= 0,00475 . 1000 . 95

46

= 451.25 mm2

Jumlah tulangan (n) = 10D

AslxΔ

= 5,7825.451 = 5,75 ~ 6 batang

spasi antar tulangan = 1

1000−n

= 16

1000−

= 200 mm

Jadi dipakai D10-200

As = ΔD10. n = 78,5 . 6 = 471 mm2 > 451.25 mm2 (Ok!)

Tulangan tumpuan arah x

Momen tumpuan arah x = 7.03 kNm

ρ min = 00475.0240

14.114.1==

fy

ρ maks = 036.0600

60085.075.0 1 =⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛+

×××

fyfyfc β

m = 55.125.2285.0

24085.0

=fc

fy

Rn = Mpadb

Mu 974.09510008.0

03.722 =

××=

φ

ρ perlu =

00416.0240

974.055.1221155.12

12111=⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡ ××−−=⎥

⎤⎢⎣

⎡−−

fyRnm

m

Dipakai ρ = 0.00475

ρ min ≤ ρ perlu ≤ ρ maks = 0.00475 ≤ 0.00475 ≤ 0.036 oke!

Chek luas penampang tulangan

Diasumsi digunakan tulangan berdiameter 10 mm (D10)

47

Luas tulangan (ΔD10) = 41 .π. d2 =

41 . 3,14. 102 = 78,5 mm2

untuk luas tampang (As Tx) = ρperlu . b . dx

= 0,00475 . 1000 . 95

= 451.25 mm2

Jumlah tulangan (n) = 10D

AsTxΔ

= 5,7825.451 = 5,75 ~ 6 batang

spasi antar tulangan = 1

1000−n

= 16

1000−

= 200 mm

Jadi dipakai D10-200

As = ΔD10. n = 78,5 . 6 = 471 mm2 > 451.25 mm2 (Ok!)

Tulangan lapangan arah y

Momen lapangan arah y = 4.52 kNm

ρ min = 00475.0240

14.114.1==

fy

ρ maks = 036.0600

60085.075.0 1 =⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛+

×××

fyfyfc β

m = 55.125.2285.0

24085.0

=fc

fy

Rn = Mpadb

Mu 782.08510008.0

52.422 =

××=

φ

ρ perlu =

00328.0240

782.055.1221155.12

12111=⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡ ××−−=⎥

⎤⎢⎣

⎡−−

fyRnm

m

Dipakai ρ = 0.00475

48

ρ min ≤ ρ perlu ≤ ρ maks = 0.00475 ≤ 0.00475 ≤ 0.036 oke!

Chek luas penampang tulangan

Diasumsi digunakan tulangan berdiameter 10 mm (D10)

Luas tulangan (ΔD10) = 41 .π. d2 =

41 . 3,14. 102 = 78,5 mm2

untuk luas tampang (As Ly) = ρperlu . b . dx

= 0,00475 . 1000 . 95

= 451.25 mm2

Jumlah tulangan (n) = 10D

AsLyΔ

= 5,7825.451 = 5,75 ~ 6 batang

spasi antar tulangan = 1

1000−n

= 16

1000−

= 200 mm

Jadi dipakai D10-200

As = ΔD10. n = 78,5 . 6 = 471 mm2 > 451.25 mm2 (Ok!)

Tulangan tumpuan arah y

Momen tumpuan arah y = 7.24 kNm

ρ min = 00475.0240

14.114.1==

fy

ρ maks = 036.0600

60085.075.0 1 =⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛+

×××

fyfyfc β

m = 55.125.2285.0

24085.0

=fc

fy

Rn = Mpadb

Mu 003.18510008.0

24.722 =

××=

φ

49

ρ perlu =

00429.0240

003.155.1221155.12

12111=⎥

⎤⎢⎣

⎡ ××−−=⎥

⎤⎢⎣

⎡−−

fyRnm

m

Dipakai ρ = 0.00429

ρ min ≤ ρ perlu ≤ ρ maks = 0.00475 ≤ 0.00475 ≤ 0.036 oke!

Chek luas penampang tulangan

Diasumsi digunakan tulangan berdiameter 10 mm (D10)

Luas tulangan (ΔD10) = 41 .π. d2 =

41 . 3,14. 102 = 78,5 mm2

untuk luas tampang (As Ty) = ρperlu . b . dx

= 0,00473 . 1000 . 85

= 402.05 mm2

Jumlah tulangan (n) = 10D

AsTyΔ

= 5,7805.402 = 5.12 ~ 6 batang

spasi antar tulangan = 1

1000−n

= 16

1000−

= 200 mm

Jadi dipakai D10-200

As = ΔD10. n = 78,5 . 6 = 471.0 mm2 > 502.05 mm2 (Ok!)

2. Plat Tangga

Dari hasil analisa srtuktur diambil plat nomor 1 dengan hasil

output:

- Momen tumpuan arah x = 11,52 kNm

- Momen lapangan arah x = 1,11 kNm

50

- Momen tumpuan arah y = 1,87 kNm

- Momen lapangan arah y = 3,11 kNm

Penulangan plat lantai

- P (selimut beton) = 20 mm

- Asumsi tulangan utama

Arah x , Dx = 10 mm

Arah y, Dy = 10 mm

- Tinggi Efektif

Arah x, dx = h – p – Dx/2 = 120 – 20 – 10/2 = 95 mm

Arah y, dy =h – p – Dx – Dy/2 =120 – 20 – 10 – 10/2 = 85 mm

Menghitung penulangan plat lantai

Digunakan lebar (b) = 1m = 1000 mm dan θ = 0,8

Tulangan lapangan arah x

Momen lapangan arah x = 1,11 kNm

ρ min = 00475.0240

14.114.1==

fy

ρ maks = 036.0600

60085.075.0 1 =⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛+

×××

fyfyfc β

m = 55.125.2285.0

24085.0

=fc

fy

Dyh dx dy

Dx

51

Rn = Mpadb

Mu 154.09510008.0

11.122 =

××=

φ

ρ perlu =

00064.0240

154.055.1221155.12

12111=⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡ ××−−=⎥

⎤⎢⎣

⎡−−

fyRnm

m

Dipakai ρ = 0.00475

ρ min ≤ ρ perlu ≤ ρ maks = 0.00475 ≤ 0.00475 ≤ 0.036 oke!

Chek luas penampang tulangan

Diasumsi digunakan tulangan berdiameter 10 mm (D10)

Luas tulangan (ΔD10) = 41 .π. d2 =

41 . 3,14. 102 = 78,5 mm2

untuk luas tampang (As Lx) = ρperlu . b . dx

= 0,00475 . 1000 . 95

= 451.25 mm2

Jumlah tulangan (n) = 10D

AslxΔ

= 5,7825.451 = 5,75 ~ 6 batang

spasi antar tulangan = 1

1000−n

= 16

1000−

= 200 mm

Jadi dipakai D10-200

As = ΔD10. n = 78,5 . 6 = 471 mm2 > 451.25 mm2 (Ok!)

Tulangan tumpuan arah x

Momen tumpuan arah x = 11,52 kNm

ρ min = 00475.0240

14.114.1==

fy

52

ρ maks = 036.0600

60085.075.0 1 =⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛+

×××

fyfyfc β

m = 55.125.2285.0

24085.0

=fc

fy

Rn = Mpadb

Mu 596.19510008.0

52.1122 =

××=

φ

ρ perlu =

00695.0240

596.155.1221155.12

12111=⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡ ××−−=⎥

⎤⎢⎣

⎡−−

fyRnm

m

Dipakai ρ = 0.00475

ρ min ≤ ρ perlu ≤ ρ maks = 0.00475 ≤ 0.00695 ≤ 0.036 oke!

Chek luas penampang tulangan

Diasumsi digunakan tulangan berdiameter 10 mm (D10)

Luas tulangan (ΔD10) = 41 .π. d2 =

41 . 3,14. 102 = 78,5 mm2

untuk luas tampang (As Tx) = ρperlu . b . dx

= 0,00695 . 1000 . 95

= 660.25 mm2

Jumlah tulangan (n) = 10D

AsTxΔ

= 5,7825.660 = 8.41 ~ 9 batang

spasi antar tulangan = 1

1000−n

= 19

1000−

= 120 mm

Jadi dipakai D10-120

As = ΔD10. n = 78,5 . 9 = 706.5 mm2 > 660.25 mm2 (Ok!)

Tulangan lapangan arah y

53

Momen lapangan arah y = 3.11 kNm

ρ min = 00475.0240

14.114.1==

fy

ρ maks = 036.0600

60085.075.0 1 =⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛+

×××

fyfyfc β

m = 55.125.2285.0

24085.0

=fc

fy

Rn = Mpadb

Mu 538.08510008.0

11.322 =

××=

φ

ρ perlu =

00227.0240

538.055.1221155.12

12111=⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡ ××−−=⎥

⎤⎢⎣

⎡−−

fyRnm

m

Dipakai ρ = 0.00475

ρ min ≤ ρ perlu ≤ ρ maks = 0.00475 ≤ 0.00475 ≤ 0.036 oke!

Chek luas penampang tulangan

Diasumsi digunakan tulangan berdiameter 10 mm (D10)

Luas tulangan (ΔD10) = 41 .π. d2 =

41 . 3,14. 102 = 78,5 mm2

untuk luas tampang (As Ly) = ρperlu . b . dx

= 0,00475 . 1000 . 85

= 403.75 mm2

Jumlah tulangan (n) = 10D

AsLyΔ

= 5,7875.403 = 5,14 ~ 6 batang

spasi antar tulangan = 1

1000−n

= 16

1000−

= 200 mm

54

Jadi dipakai D10-200

As = ΔD10. n = 78,5 . 6 = 471 mm2 > 451.25 mm2 (Ok!)

Tulangan tumpuan arah y

Momen tumpuan arah y = 1.78 kNm

ρ min = 00475.0240

14.114.1==

fy

ρ maks = 036.0600

60085.075.0 1 =⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛+

×××

fyfyfc β

m = 55.125.2285.0

24085.0

=fc

fy

Rn = Mpadb

Mu 308.08510008.0

78.122 =

××=

φ

ρ perlu =

00065.0240

308.055.1221155.12

12111=⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡ ××−−=⎥

⎤⎢⎣

⎡−−

fyRnm

m

Dipakai ρ = 0.00475

ρ min ≤ ρ perlu ≤ ρ maks = 0.00475 ≤ 0.00475 ≤ 0.036 oke!

Chek luas penampang tulangan

Diasumsi digunakan tulangan berdiameter 10 mm (D10)

Luas tulangan (ΔD10) = 41 .π. d2 =

41 . 3,14. 102 = 78,5 mm2

untuk luas tampang (As Ty) = ρperlu . b . dx

= 0,00475 . 1000 . 85

= 403.75 mm2

55

Jumlah tulangan (n) = 10D

AsTyΔ

= 5,7875.403 = 5,14 ~ 6 batang

spasi antar tulangan = 1

1000−n

= 16

1000−

= 200 mm

Jadi dipakai D10-200

As = ΔD10. n = 78,5 . 6 = 471 mm2 > 451.25 mm2 (Ok!)

D. Perhitungan Balok

1. Balok 350/200 (B1)

a. Data-data balok

- Tinggi balok (h) : 350 mm

- Lebar balok (b) : 200 mm

- Selimut beton (p) : 40 mm

- Diameter tul. utama : 12 mm

- Diameter tul. sengkang : 8 mm

- Mutu baja (fy) : 300 Mpa

- Mutu beton (fc) : 22.5 Mpa

- Tinggi efektif, d = h – p - ∅ tul. Sengkang – ½ ∅ tul. utama

= 350 – 40 – 8 – 6

= 296 mm

Dari hasil analisis dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh

data-data sebagai berikut :

M tumpuan = - 30860000 Nmm (frame 130)

M lapangan = + 20280000 Nmm

56

b. Penulangan balok

- Penulangan balok tumpuan

M = 30860000 Nmm

ρ min = 0038.0300

14.114.1==

fy

ρ maks = 027.0600

60085.075.0 1 =⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛+

×××

fyfyfc β

m = 69.155.2285.0

30085.0

=fc

fy

Rn = Mpadb

Mu 202.22962008.0

3086000022 =

××=

φ

ρ perlu =

00782.0300

202.269.1521169.15

12111=⎥

⎤⎢⎣

⎡ ××−−=⎥

⎤⎢⎣

⎡−−

fyRnm

m

Dipakai ρ = 0.00782

ρ min ≤ ρ perlu ≤ ρ maks = 0.00380 ≤ 0.00782 ≤ 0.027 oke!

As = ρ . b . d

= 0,00782. 200. 296

= 462.944 mm2

Jumlah tulangan (n) = 12D

AsΔ

= 1.113

944.462

= 4.093 ~ 5 batang

200

350

57

Dipakai 5D 12 (Δ = 663.70 mm2)

As’ = 0,5 . As

= 0,5 . 462.944

= 231.47 mm2

Jumlah tulangan (n) = 12D

AsΔ

= 10.11347.231

= 2.04 ~ 3 batang

Dipakai 3D12 (Δ = 339.30 mm2)

Cek spasi (s) = (200-(2x25)-(2x10)-(5x12))/2

= 35 mm ≥ 25 mm oke!

- Penulangan balok lapangan

M = 20280000 Nmm

Rn = Mpadb

Mu 447.12962008.0

2028000022 =

××=

φ

ρ perlu =

00502.0300

447.169.1521169.15

12111=⎥

⎤⎢⎣

⎡ ××−−=⎥

⎤⎢⎣

⎡−−

fyRnm

m

Dipakai ρ = 0.00502

As = ρ . b . d

= 0,00502. 200. 296

= 297.184 mm2

Jumlah tulangan (n) = 12D

AsΔ

200

350

58

= 10.113184.297

= 2.63 ~ 3 batang

Dipakai 3D 12 (Δ = 339.30 mm2)

As’ = 0,5 . As

= 0,5 . 294.184

= 147.42 mm2

Jumlah tulangan (n) = 12'

DAs

Δ

= 10.11342.147

= 1.303 ~ 2 batang

Dipakai 2D12 (Δ = 226.20 mm2)

Cek spasi (s) = (200-(2x25)-(2x10)-(5x12))/2

= 35 mm ≥ 25 mm oke!

c. Perhitungan tulangan geser

Vu = 13,71 kN

Ukuran balok 350/20 cm

Vn = φ

Vu = kN85,226,071,13

=

Vc = 1/6 . fc . b . d

= 1/6 . 5.22 . 200 . 296 . 10-3

= 46.80 kN

Vs = (Vn – Vc) = (22.85 – 46.80)

59

= -23.95 kN

Karena Vs ≤ 0, maka secara teoritis tidak memerlukan tulangan

geser.

Digunakan sengkang ∅ 8 – 200 mm.

2. Balok 500/250 (B2)

a. Data-data balok

- Tinggi balok (h) : 500 mm

- Lebar balok (b) : 250 mm

- Selimut beton (p) : 40 mm

- Diameter tul. utama : 16 mm

- Diameter tul. sengkang : 10 mm

- Mutu baja (fy) : 300 Mpa

- Mutu beton (fc) : 22.5 Mpa

- Tinggi efektif, d = h – p - ∅ tul. Sengkang – ½ ∅ tul. utama

= 500 – 40 – 10 – 8

= 442 mm

Dari hasil analisis dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh

data-data sebagai berikut :

M tumpuan = - 80840000 Nmm (frame 78)

M lapangan = + 72640000 Nmm

b. Penulangan balok

- Penulangan balok tumpuan

60

M = 80840000 Nm

ρ min = 0038.0300

14.114.1==

fy

ρ maks = 027.0600

60085.075.0 1 =⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛+

×××

fyfyfc β

m = 69.155.2285.0

30085.0

=fc

fy

Rn = Mpadb

Mu 069.24422508.0

8084000022 =

××=

φ

ρ perlu =

00732.0300

069.269.1521169.15

12111=⎥

⎤⎢⎣

⎡ ××−−=⎥

⎤⎢⎣

⎡−−

fyRnm

m

Dipakai ρ = 0.00732

ρ min ≤ ρ perlu ≤ ρ maks = 0.00380 ≤ 0.00732 ≤ 0.027 oke!

As = ρ . b . d

= 0,00732. 250. 442

= 808.86 mm2

Jumlah tulangan (n) = 16D

AsΔ

= 10.201

860.808

= 4.022 ~ 5 batang

Dipakai 5D 16 (Δ = 1005.30 mm2)

As’ = 0,5 . As

= 0,5 . 808.86

250

500

61

= 404.43 mm2

Jumlah tulangan (n) = 16D

AsΔ

= 10.20143.404

= 2.011 ~ 4 batang

Dipakai 4D16 (Δ = 603.20 mm2)

Cek spasi (s) = (250-(2x25)-(2x10)-(5x16))/3

= 33 mm ≥ 25 mm oke!

- Penulangan balok lapangan

M = 72640000 Nmm

Rn = Mpadb

Mu 859.14422508.0

7264000022 =

××=

φ

ρ perlu =

00653.0300

859.169.1521169.15

12111=⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡ ××−−=⎥

⎤⎢⎣

⎡−−

fyRnm

m

Dipakai ρ = 0.00653

As = ρ . b . d

= 0,00653. 250. 442

= 721.565 mm2

Jumlah tulangan (n) = 16D

AsΔ

= 10.201565.721

= 3.58 ~ 4 batang

250

500

62

Dipakai 4 D 16 (Δ = 804.20 mm2)

As’ = 0,5 . As

= 0,5 . 721.565

= 360.7825 mm2

Jumlah tulangan (n) = 16'

DAs

Δ

= 10.201

7825.360

= 1.794 ~ 2 batang

Dipakai 2D16 (Δ = 402.20 mm2)

Cek spasi (s) = (250-(2x25)-(2x10)-(5x16))/3

= 33 mm ≥ 25 mm oke!

c. Perhitungan tulangan geser

Vu = 34.65 kN

Ukuran balok 500/250 cm

Vn = φ

Vu = kN75.576,065.34

=

Vc = 1/6 . fc . b . d

= 1/6 . 5.22 . 250 . 442 . 10-3

= 87.35 kN

Vs = (Vn – Vc) = (57.75 – 87.35)

= -29.6 kN

Karena Vs ≤ 0, maka secara teoritis tidak memerlukan tulangan

geser.

63

Digunakan sengkang ∅ 10 – 200 mm.

3. Balok 600/300 (B3)

a. Data-data balok

- Tinggi balok (h) : 600 mm

- Lebar balok (b) : 300 mm

- Selimut beton (p) : 40 mm

- Diameter tul. utama : 16 mm

- Diameter tul. sengkang : 10 mm

- Mutu baja (fy) : 300 Mpa

- Mutu beton (fc) : 22.5 Mpa

- Tinggi efektif, d = h – p - ∅ tul. Sengkang – ½ ∅ tul. utama

= 600 – 40 – 10 – 8

= 542 mm

Dari hasil analisis dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh

data-data sebagai berikut :

M tumpuan = - 228720000 Nmm (frame 975)

M lapangan = + 147480000 Nmm

b. Penulangan balok

- Penulangan balok tumpuan

64

M = 228720000 Nm

ρ min = 0038.0300

14.114.1==

fy

ρ maks = 027.0600

60085.075.0 1 =⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛+

×××

fyfyfc β

m = 69.155.2285.0

30085.0

=fc

fy

Rn = Mpadb

Mu 244.35423008.0

22872000022 =

××=

φ

ρ perlu =

01192.0300

244.369.1521169.15

12111=⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡ ××−−=⎥

⎤⎢⎣

⎡−−

fyRnm

m

Dipakai ρ = 0.01192

ρ min ≤ ρ perlu ≤ ρ maks = 0.00380 ≤ 0.01192 ≤ 0.027 oke!

As = ρ . b . d

= 0,01192. 300. 542

= 1938.192 mm2

Jumlah tulangan (n) = 16D

AsΔ

= 10.201192.1938

= 9.637 ~ 10 batang

Dipakai 10 D 16 (Δ = 2010.6 mm2)

As’ = 0,5 . As

= 0,5 . 1938.192

600mm

300

65

= 969.096 mm2

Jumlah tulangan (n) = 16'

DAs

Δ

= 10.201

096.969

= 4.818 ~ 6 batang

Dipakai 6 D16 (Δ = 1005.30 mm2)

Cek spasi (s) = (300-(2x25)-(2x10)-(5x16))/4

= 37,5 mm ≥ 25 mm oke!

- Penulangan balok lapangan

M = 147480000 Nmm

Rn = Mpadb

Mu 091.25423008.0

14748000022 =

××=

φ

ρ perlu =

00739.0300

091.269.1521169.15

12111=⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡ ××−−=⎥

⎤⎢⎣

⎡−−

fyRnm

m

Dipakai ρ = 0.00739

As = ρ . b . d

= 0,00739. 300. 542

= 1201.614 mm2

Jumlah tulangan (n) = 16D

AsΔ

= 10.201614.1201

= 5.97 ~ 6 batang 600mm

66

Dipakai 6 D 16 (Δ = 1206.40 mm2)

As’ = 0,5 . As

= 0,5 . 1201.614

= 600.807 mm2

Jumlah tulangan (n) = 16'

DAs

Δ

= 10.201

807.600

= 2.98 ~ 3 batang

Dipakai 3 D16 (Δ = 603.20 mm2)

Cek spasi (s) = (300-(2x25)-(2x10)-(6x16))/2

= 67 mm ≥ 25 mm oke!

c. Perhitungan tulangan geser

Vu = 113.58 kN

Ukuran balok 600/300 cm

Vn = φ

Vu = kN3.1896,058.113

=

Vc = 1/6 . fc . b . d

= 1/6 . 5.22 . 300 . 542 . 10-3

= 128.54 kN

Vs = (Vn – Vc) = (189.3 – 128.54)

= 60.76 kN

Karena Vs ≥ 0 maka perlu tulangan geser.

Digunakan sengkang ∅ 10 (Av = 157 mm2)

300

67

S =Vs

fxdAv .. = 76.60

10.300.542.157 3−

= 420.148 mm

Ditentukan syarat sengkang maksimal

Tumpuan : (1/2 .d) = (1/2. 542) = 271 mm

Lapangan : (1/4. d) = (1/4. 542) = 135.5 mm

Jadi digunakan tulangan sengkang :

Tumpuan : ∅ 10 – 150 mm

Lapangan : ∅ 10 – 150 mm

Digunakan sengkang ∅ 10 – 150 mm

4. Balok 300/200 (B4)

a. Data-data balok

- Tinggi balok (h) : 300 mm

- Lebar balok (b) : 200 mm

- Selimut beton (p) : 40 mm

- Diameter tul. utama : 12 mm

- Diameter tul. sengkang : 8 mm

- Mutu baja (fy) : 300 Mpa

- Mutu beton (fc) : 22.5 Mpa

- Tinggi efektif, d = h – p - ∅ tul. Sengkang – ½ ∅ tul. utama

= 300 – 40 – 8 – 6

= 246 mm

68

Dari hasil analisis dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh

data-data sebagai berikut :

M tumpuan = - 20370000 Nmm (frame 933)

M lapangan = + 19920000 Nmm

b. Penulangan balok

- Penulangan balok tumpuan

M = 20370000 Nm

ρ min = 0038.0300

14.114.1==

fy

ρ maks = 027.0600

60085.075.0 1 =⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛+

×××

fyfyfc β

m = 69.155.2285.0

30085.0

=fc

fy

Rn = Mpadb

Mu 103.22462008.0

2037000022 =

××=

φ

ρ perlu =

00744.0300

103.269.1521169.15

12111=⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡ ××−−=⎥

⎤⎢⎣

⎡−−

fyRnm

m

Dipakai ρ = 0.00744

ρ min ≤ ρ perlu ≤ ρ maks = 0.00380 ≤ 0.00744 ≤ 0.027 oke!

As = ρ . b . d

= 0,00744. 200. 246

= 366.048 mm2

300

69

Jumlah tulangan (n) = 12D

AsΔ

= 10.113048.366

= 3.23 ~ 4 batang

Dipakai 4 D 12 (Δ = 452.40 mm2)

As’ = 0,5 . As

= 0,5 . 366.048

= 183.024 mm2

Jumlah tulangan (n) = 12'

DAs

Δ

= 10.113024.183

= 1.61 ~ 2 batang

Dipakai 2 D12 (Δ = 226.20 mm2)

Cek spasi (s) = (300-(2x25)-(2x10)-(4x12))/2

= 41 mm ≥ 25 mm oke!

- Penulangan balok lapangan

M = 19920000 Nmm

Rn = Mpadb

Mu 057.22462008.0

1992000022 =

××=

φ

ρ perlu=

00727.0300

057.269.1521169.15

12111=⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡ ××−−=⎥

⎤⎢⎣

⎡−−

fyRnm

m

Dipakai ρ = 0.00727

70

As = ρ . b . d

= 0,00727. 200. 246

= 357.684 mm2

Jumlah tulangan (n) = 12D

AsΔ

= 10.113684.357

= 3.16 ~ 4 batang

Dipakai 4 D 12 (Δ = 452.40 mm2)

As’ = 0,5 . As

= 0,5 . 357.684

= 178.842 mm2

Jumlah tulangan (n) = 12'

DAs

Δ

= 10.113842.178

= 1.58 ~ 2 batang

Dipakai 2 D12 (Δ = 226.20 mm2)

Cek spasi (s) = (300-(2x25)-(2x10)-(4x12))/2

= 41 mm ≥ 25 mm oke!

c. Perhitungan tulangan geser

Vu = 12.94 kN

Ukuran balok 300/200 cm

Vn = φ

Vu = kN56.216,094.12

=

200

300

71

Vc = 1/6 . fc . b . d

= 1/6 . 5.22 . 200 . 246 . 10-3

= 38.89 kN

Vs = (Vn – Vc) = (21.56 – 38.89)

= -17.33 kN

Karena Vs ≤ 0, maka secara teoritis tidak memerlukan tulangan

geser.

Digunakan sengkang ∅ 8 – 200 mm.

5. Balok 400/200 (B5)

a. Data-data balok

- Tinggi balok (h) : 600 mm

- Lebar balok (b) : 300 mm

- Selimut beton (p) : 40 mm

- Diameter tul. utama : 16 mm

- Diameter tul. sengkang : 10 mm

- Mutu baja (fy) : 300 Mpa

- Mutu beton (fc) : 22.5 Mpa

- Tinggi efektif, d = h – p - ∅ tul. Sengkang – ½ ∅ tul. utama

= 400 – 40 – 10 – 8

= 342 mm

72

Dari hasil analisis dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh

data-data sebagai berikut :

M tumpuan = - 45810000 Nmm (frame 224)

M lapangan = + 41820000 Nmm

b. Penulangan balok

- Penulangan balok tumpuan

M = 45810000 Nm

ρ min = 0038.0300

14.114.1==

fy

ρ maks = 027.0600

60085.075.0 1 =⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛+

×××

fyfyfc β

m = 69.155.2285.0

30085.0

=fc

fy

Rn = Mpadb

Mu 447.23422008.0

4581000022 =

××=

φ

ρ perlu =

00875.0300

447.269.1521169.15

12111=⎥

⎤⎢⎣

⎡ ××−−=⎥

⎤⎢⎣

⎡−−

fyRnm

m

Dipakai ρ = 0.00875

ρ min ≤ ρ perlu ≤ ρ maks = 0.00380 ≤ 0.00854 ≤ 0.027 oke!

As = ρ . b . d

= 0,00875. 200. 342

= 598.5 mm2

200

400

73

Jumlah tulangan (n) = 16D

AsΔ

= 10.2015.598

= 2.97 ~ 3 batang

Dipakai 3 D 16 (Δ = 603.20 mm2)

As’ = 0,5 . As

= 0,5 . 598.5

= 299.25 mm2

Jumlah tulangan (n) = 16'

DAs

Δ

= 10.20125.299

= 1.48 ~ 2 batang

Dipakai 2 D 16 (Δ = 402.20 mm2)

Cek spasi (s) = (200-(2x25)-(2x10)-(3x16))/2

= 27 mm ≥ 25 mm oke!

- Penulangan balok lapangan

M = 41820000 Nmm

Rn = Mpadb

Mu 234.23422008.0

4182000022 =

××=

φ

ρperlu=

00794.0300

234.269.15211

69.1512

111=

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡ ××−−=

⎥⎥⎦

⎢⎢⎣

⎡−−

fyRnm

m

Dipakai ρ = 0.00794

74

As = ρ . b . d

= 0,00794. 200. 342

= 543.096 mm2

Jumlah tulangan (n) = 16D

AsΔ

= 10.201

096.543

= 2.70 ~ 3 batang

Dipakai 3 D 16 (Δ = 603.20 mm2)

As’ = 0,5 . As

= 0,5 . 543.096

= 271.548 mm2

Jumlah tulangan (n) = 16'

DAs

Δ

= 10.201548.271

= 1.35 ~ 2 batang

Dipakai 2 D16 (Δ = 402.20 mm2)

Cek spasi (s) = (200-(2x25)-(2x10)-(3x16))/2

= 27 mm ≥ 25 mm oke!

c. Perhitungan tulangan geser

Vu = 29.07 kN

Ukuran balok 400/200 cm

Vn = φ

Vu = kN45.486,007.29

=

200

300

75

Vc = 1/6 . fc . b . d

= 1/6 . 5.22 . 200 . 342 . 10-3

= 54.07 kN

Vs = (Vn – Vc) = (48.45 – 54.07)

= -5.62 kN

Karena Vs ≤ 0, maka secara teoritis tidak memerlukan tulangan

geser.

Digunakan sengkang ∅ 10 – 200 mm.

6. Balok 250/175 (B6)

a. Data-data balok

- Tinggi balok (h) : 600 mm

- Lebar balok (b) : 300 mm

- Selimut beton (p) : 40 mm

- Diameter tul. utama : 10 mm

- Diameter tul. sengkang : 6 mm

- Mutu baja (fy) : 300 Mpa

- Mutu beton (fc) : 22.5 Mpa

- Tinggi efektif, d = h – p - ∅ tul. Sengkang – ½ ∅ tul. utama

= 250 – 40 – 6 – 5

= 199 mm

Dari hasil analisis dengan menggunakan program SAP 2000 diperoleh

data-data sebagai berikut :

76

M tumpuan = - 2980000 Nmm (frame 1147)

M lapangan = + 1540000 Nmm

b. Penulangan balok

- Penulangan balok tumpuan

M = 2980000 Nm

ρ min = 0038.0300

14.114.1==

fy

ρ maks = 027.0600

60085.075.0 1 =⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛+

×××

fyfyfc β

m = 69.155.2285.0

30085.0

=fc

fy

Rn = Mpadb

Mu 537.01991758.0

298000022 =

××=

φ

ρ perlu =

00181.0300

537.069.1521169.15

12111=⎥

⎤⎢⎣

⎡ ××−−=⎥

⎤⎢⎣

⎡−−

fyRnm

m

Dipakai ρ = 0.00380

ρ min ≤ ρ perlu ≤ ρ maks = 0.00380 ≤ 0.00380 ≤ 0.027 oke!

As = ρ . b . d

= 0,00380. 175. 199

= 132.335 mm2

Jumlah tulangan (n) = 10D

AsΔ

= 50.78335.132

200

400

77

= 1.68 ~ 2 batang

Dipakai 2 D 10 (Δ = 157.00 mm2)

As’ = 0,5 . As

= 0,5 . 132.335

= 66.1675 mm2

Jumlah tulangan (n) = 10'

DAs

Δ

= 50.78

1675.66

= 0.84 ~ 2 batang

Dipakai 2 D 10 (Δ = 157.00 mm2)

Cek spasi (s) = (200-(2x25)-(2x10)-(2x10))

= 110 mm ≥ 25 mm oke!

- Penulangan balok lapangan

M = 1540000 Nmm

Rn = Mpadb

Mu 277.01991758.0

154000022 =

××=

φ

ρperlu=

00093.0300

277.069.1521169.15

12111=⎥

⎤⎢⎣

⎡ ××−−=⎥

⎤⎢⎣

⎡−−

fyRnm

m

Dipakai ρ = 0.00093

As = ρ . b . d

= 0,00093. 175. 199

78

= 32.387 mm2

Jumlah tulangan (n) = 10D

AsΔ

= 50.78

387.32

= 0.41 ~ 2 batang

Dipakai 2 D 10 (Δ = 157.00 mm2)

As’ = 0,5 . As

= 0,5 . 32.387

= 16.193 mm2

Jumlah tulangan (n) = 10'

DAs

Δ

= 50.78

193.16

= 0.20 ~ 2 batang

Dipakai 2 D10 (Δ = 157.00 mm2)

Cek spasi (s) = (200-(2x25)-(2x10)-(2x10))

= 110 mm ≥ 25 mm oke!

c. Perhitungan tulangan geser

Vu = 3.32 kN

Ukuran balok 250/175 cm

Vn = φ

Vu = kN53.56,032.3

=

Vc = 1/6 . fc . b . d

= 1/6 . 5.22 . 175 . 199 . 10-3

200

300

79

= 27.53 kN

Vs = (Vn – Vc) = (5.53 – 27.53)

= -22 kN

Karena Vs ≤ 0, maka secara teoritis tidak memerlukan tulangan

geser.

Digunakan sengkang ∅ 6 – 200 mm.

E. Perhitungan Kolom

1. Kolom 450/600

Diperkirakan selimut beton 40 mm, diameter tulangan utama Φ 22

mm dan diameter sengkang Φ 10 mm. Dari hasil analisis struktur

diperoleh:

P = 1132,04 kN = 1132040 N

V = 142,07 kN = 142070 N

M= 327,97 kNm = 327970000 Nmm

Penulangan Kolom

Kontrol eksentrisitas kolom (e) =

mmbPM 3005,0712,289

1132040327970000

=⟨==

d = 600 – 40 – 10 – 11 = 539 mm

Cb = mmdfy

33.359539300600

600600

600=×

+=×

+

Ab = Cb x β

= 359.33 x 0.85

80

= 305.430

Pnb = Ab x b x 0,85 x fc

= 305.430 x 600 x 0.85 x 22,5

= 3504809,25 kN

Prb = 0,65 x 3504809.25

= 2278126,01 kN > P

Kontrol keluluhan baja

d’ = 40 + 10 +10 = 60 mm

εy = 0015.0102

3005 =×

=Esfy

ε’s = 0025.0003.033.359

6033.359=×

−=×

− EbCb

dCb

ε’s > εy, maka baja desak sudah luluh, dipakai fy = 300 Mpa.

Mnb = Ccb (h/2-a/2) + Tsb (h/2-d’) + Ccb (h/2-d’)

= 3504809,25 (370/2-305.430/2) + 2 Tsb (450/2-60)

327970000 = 3504809,25 (185-152,715) + 2 Tsb (225-60)

Tsb = 650961,31

Ast = 287.2169300

31.650961 mmfy

Tsb==

Ast = 2169,87 < 0,01 b d = 0,01 x 450 x 539 = 2425,5 mm2

Dipakai As = 2425,5 mm2

Digunakan 8 D22, As = 3041,00 mm2 > 2425,50 mm2

Penulangan Geser kolom

Vu = 142,07 kN

81

Ukuran balok 600/450 cm

Vn = φ

Vu = kN78,2366,007,142

=

Vc = 1/6 . fc . b . d

= 1/6 . 5.22 . 450 . 539 . 10-3

= 191,75 kN

Vs = (Vn – Vc) = (236,78 – 191,75)

= 45,03 kN

Karena Vs ≥ 0 maka perlu tulangan geser.

Digunakan sengkang ∅ 10 (Av = 157 mm2)

S = Vs

fxdAv .. = 03,45

10.300.539.157 3−

= 563,78 mm

Ditentukan syarat sengkang maksimal

S maks : 300 mm

Jadi digunakan tulangan sengkang ∅ 10 – 150 mm

2. Kolom 600/600

Diperkirakan selimut beton 40 mm, diameter tulangan utama Φ 22

mm dan diameter sengkang Φ 10 mm. Dari hasil analisis struktur

diperoleh:

P = 522,79 kN = 522790 N (frame 559)

V = 214,28 kN = 214280 N

82

M= 912,16 kNm = 912160000 Nmm

Penulangan Kolom

Kontrol eksentrisitas kolom (e)

= mmbPM 3005,079,1744

522790912160000

=⟩==

d = 600 – 40 – 10 – 11 = 539 mm

Cb = mmdfy

33,359539300600

600600

600=×

+=×

+

Ab = Cb x β

= 359,33 x 0.85

= 305,43

Pnb = Ab x b x 0,85 x fc

= 305,43 x 800 x 0.85 x 22,5

= 4673130 kN

Prb = 0,65 x 467313

= 3037534,5 kN > P

Kontrol keluluhan baja

d’ = 40 + 10 +10 = 60 mm

εy = 0015.0102

3005 =×

=Esfy

ε’s = 0025.0003.033,359

6033,359=×

−=×

− EbCb

dCb

ε’s > εy, maka baja desak sudah luluh, dipakai fy = 300 Mpa.

Mnb = Ccb (h/2-a/2) + Tsb (h/2-d’) + Ccb (h/2-d’)

83

= 4673130 (520/2-305,43/2) + 2 Tsb (520/2-60)

912160000 = 4673130 (260-152,72) + 2 Tsb (260-60)

Tsb = 1027066.53

Ast = 256,3423300

53,1027066 mmfy

Tsb==

Ast = 3423,56 < 0,01 b d = 0,01 x 600 x 539 = 3234,0 mm2

Dipakai As = 3423,56 mm2

Digunakan 8 D25, As = 3927,00 mm2 > 3423,56 mm2

Penulangan Geser kolom

Vu = 214,28 kN

Ukuran balok 600/600 cm

Vn = φ

Vu = kN13,3576,028,214

=

Vc = 1/6 . fc . b . d

= 1/6 . 5.22 . 600 . 539 . 10-3

= 255,67 kN

Vs = (Vn – Vc) = (357,13 – 255,67)

= 101,46 kN

Karena Vs ≥ 0 maka perlu tulangan geser.

Digunakan sengkang ∅ 10 (Av = 157 mm2)

S = Vs

fxdAv .. = 46,101

10.300.539.157 3−

= 250,22 mm

Ditentukan syarat sengkang maksimal

S maks : 300 mm

84

Jadi digunakan tulangan sengkang ∅ 10 – 150 mm

F. Perhitungan Pondasi Footplat

1.50 m

1.50 m

0,5 m

1,50 m

Dari analisa perhitungan sap 2000 diperoleh data sebagai berikut:

Pu : 446,7393 kN (joints 1)

Mx : 820,7437 kNm (joints 1)

Berdasarkan data penyelidikan tanah diperoleh data bahwa tegangan ijin tanah

pada kedalaman 4,20 m adalah sebesar 5 kg per cm2. Dengan angka keamanan

85

0,6 maka tegangan ijin tanah yang dipakai adalah sebesar 3 kg per cm2

(3x9,81x104 = 294,30 kN/m2)

a. Menentukan tebal pondasi

Tebal telapak pondasi (h) diambil 0,50 m

b. Perhitungan tegangan izin netto (σnetto) akibat beban yang bekerja

Timbunan tanah diatas pondasi diabaikan

- Tegangan izin tanah (Qu) = 294,30 kN/m2

- Berat pondasi = h . gb = 0,50 . 24 = 12,00 kN/m2

- Berat urugan = (Df – h) . γ = (4,2 – 0,5) x 18 = 66,60 kN/m2

σ netto = 216,10 kN/m2

c. Perhitungan dimensi bidang dasar pondasi

A perlu = 2067,210,216

7393,446 mPu

netto

==σ

Dipilih pondasi bentuk bujursangkar, maka lebar pondasi =

m44,1067,2 =

Jadi dipakai pondasi ukuran (A) = (1,50 x 1,50) m

d. Perhitungan tegangan netto ( uσ netto) akibat beban berfaktor

uσ netto = A

Pu =

50,150,17393,446×

= 198,55 kN/m2

e. Kontrol kekuatan geser

- Tebal pondasi (h) = 500 mm

- Selimut beton (P) = 70 mm

86

- Diameter tulangan (D) = 20 mm

- Tinggi efektif (d) = h – p – D – D/2

= 500 – 70 – 20 – 10

= 400 mm

Untuk aksi dua arah

- Gaya geser berfaktor (Vu)

Vu = uσ netto . [luas beban geser - ( A dasar pondasi – A dasar

kritis)]

Luas beban geser = B . L

A dasar pondasi = d + b kolom

A dasar kritis = d + h kolom

Vu = uσ netto . [(B . L) – ((d + b kolom) . (d + h kolom))]

= 198,55 . [(1,50 . 1,50) – ((0,4 + 0,6) . (0,4 + 0,6))]

= 198,55 . 1.25

= 248,1875 kN = 248,19 kN

- Gaya geser nominal (φ Vc)

φ Vc = φ . 1/3 . bo . d . fc

bo = 2 (d + b kolom) + 2 ( d + h kolom)

φ Vc = φ . 1/3 . 2 (d + b kolom) + 2 (d + h kolom) . d . fc

87

= 0,6 . 1/3 . 2 ( 400 + 600) + 2 (400 + 600) . 400 . 5.22

= 1265311,06 N = 1265 kN

φ Vc = 1265 kN ≥ Vu = 248,19 kN

tebal plat mencukupi untuk memikul gaya geser, sehingga tulangan

geser tidak perlu diperhatikan.

Untuk aksi satu arah

- Gaya geser berfaktor pada penampang kritis (Vu)

x

1.50 m

y

1.50 m

x = y = ⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ −

2bkolomB - d = ⎟

⎠⎞

⎜⎝⎛ −

26,050,1 - 0,4 = 0,05 m

Vu = nettoσ . luas beban geser

= nettoσ . ⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ −

2bkolomB - d . B

= 198,55 . 0,05 . 1,50

Vu = 14,89 kN

88

- Kuat geser nominal beton

φ Vc = φ 1/6 . bw . d . fc ; bw = B

= 0,6 . 1/6 . 1500 . 400 . 5,22

= 284604,99 N = 284,60 kN

φ Vc = 284,60 kN ≥ Vu = 14,89 kN

jadi tebal plat mencukupi untuk memikul gaya geser, sehingga

tulangan geser tidak perlu diperhitungkan.

f. Menentukan momen akibat beban berfaktor

Momen pada penampang kritis (sisi kolom luar)

Mu = ½ . nettoσ . 2

2⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ − bkolomL . B

= ½ . 198,55 . 2

26,050,1⎟⎠⎞

⎜⎝⎛ − . 1,50

= 30,15 kNm

g. Perhitungan luas tulangan lentur

K perlu = 2.. dbMu

φ = 2

6

400.1500.8,010.15,30 = 0,15

ρ min = 0038.0300

14.114.1==

fy

ρ maks = 027.0600

60085.075.0 1 =⎟⎟

⎞⎜⎜⎝

⎛+

×××

fyfyfc β

89

m = 69.155.2285.0

30085.0

=fc

fy

Rn = Mpadb

Mu 157,040015008.0

10.15,302

6

2 =××

ρ perlu =

00053.0300

157,069.1521169.15

12111=⎥⎦

⎤⎢⎣

⎡ ××−−=⎥

⎤⎢⎣

⎡−−

fyRnm

m

Dipakai ρ = 0.00380

ρ min ≤ ρ perlu ≤ ρ maks = 0.00380 ≤ 0.00380 ≤ 0.027 oke!

As perlu = ρ . b . d

= 0,00380 . 1500 . 400

= 2280 mm2

luas tulangan permeter lebar:

As = B

ASperlu = 50,1

2280 = 1520 mm2

∆D20 = 314,20 mm2

jumlah tulangan (n) = 20D

ASΔ

= 20,314

1520 = 4,84 ~ 5 batang

chek luas tulangan

dipakai 5 D 20

AS1 = 1570,80 mm2

AS1 = 1570,80 mm2 ≥ AS = 1520 mm2 (ok!)

90

Jarak antar tulangan (s)

BAS

sD 120

s

2,314 = 1500

80,1570

1570,80 . s = 471300

s = 300,03 mm ~ 300 mm

jadi dipakai D20 - 300

89

BAB IV

RENCANA KERJA DAN SYARAT-SYARAT

A. SYARAT – SYARAT UMUM

PASAL 1. PERATURAN UMUM

Tata laksana dalam penyelenggaraan bangunan ini dilaksanakan berdasarkan

peraturan-peraturan sebagai berikut:

1. Undang-undang No. 18 tahun 1999 tentang Jasa Konstruksi.

2. Keputusan Presiden RI No. 17 tahun 2000 tentang Pedoman Pelaksanaan

APBN dan Keputusan Presiden RI No. 80 tahun 2003 tentang Pedoman

Pelaksanaan Pengadaan Barang / Jasa Instalasi Pemerintah.

3. SKB Menteri Keuangan dan Menteri Negara Perencanaan Pembangunan

Nasional/Ketua BAPPENAS

Nomor : 05/2./2262

2000//42DS

AS−− tanggal 3 Mei 2000

4. SEB. BAPPENAS dan Menteri Keuangan Republik Indonesia.

Nomor : 1999/21//07

1999/01/./181ASE

VID−

tanggal 11 Januari 1999

5. SK. Direktur Jenderal Cipta Karya Dep. UN. NO. 295/KPTS/CK/1997

tanggal 1 April 1997 tentang Pedoman Operasional Penyelenggaraan

Pembangunan Bangunan Gedung Negara.

6. Pedoman dari Direktur Jendral Cipta Karya Dep. PU dan Tenaga Listrik

tentang Tata Cara Penyelenggaraan Pembangunan Bangunan Gedung Negara

Tahun 1973 – 1974.

90

7. SK. Menteri Pu. No. 61/KPTS/1981, tanggal 10 Maret 1981 tentang Prosedur

Pokok Pengadaan Bangunan Gedung Negara.

8. Keputusan Menteri PU RI No. 147/KOTS/1991 tentang Pedoman Pelaksanaan

Evaluasi Penawaran Kontrak Harga Satuan pada Penunjukan Langsung

Pengadaan Jasa Konstruksi, tanggal 28 Maret 1991.

9. Peraturan daerah setempat.

10. Sertifikat oleh LPJK yang sudah diregistrasi.

PASAL 2. PEMBERI TUGAS PEKERJAAN

Pemberi Tugas pekerjaan ini adalah Pemimpin Proyek Kegiatan Pembangunan

Rumah Sakit Orthopedi “Ortho Satria Media” Sokaraja – Purwokerto.

PASAL 3. DIREKSI PEKERJAAN

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini yang bertindak sebagai direksi adalah pengelola

proyek yang terdiri :

1. Pengelola Administrasi dan Keuangan proyek dari unsur pemegang mata

anggaran.

2. Pengelola Teknik adalah Unsur Teknik Proyek.

PASAL 4. KONSULTAN PERENCANA

1. Perencana untuk pekerjaan ini adalah PT. Ortho Satria Media, Jl. Dr. Angka

No.20 Purwokerto Telp: ( 0281) 6716679.

91

2. Perencana berkewajiban untuk berkonsultasi dengan pihak proyek pada tahap

perencanaan dan penyusunan dokumen pelaksanaan.

3. Perencana berkewajiban mengadakan pengawasan berkala (dua minggu

sekali).

4. Perencana tidak dibenarkan merubah ketentuan-ketentuan pelaksanaan

pekerjaan sebelum mendapat izin dari Pemberi Tugas.

5. Bilamana perencana menjumpai kejanggalan-kejanggalan dalam pelaksanaan

atau menyimpang dari bestek, supaya segera memberitahukan kepada Pemberi

Tugas.

PASAL 5. KONSULTAN PENGAWAS

Konsultan Pengawas untuk pekerjaan ini adalah PT. ORTHO SATRIA MEDIA

1. Dalam pelaksanaan sehari-hari di tempat pekerjaan, sebagai supervisi di

lapangan adalah konsultan pengawas.

a. Konsultan Pengawas tidak dibenarkan merubah ketentuan-ketentuan

pekerjaan sebelum mendapatkan izin dari Pemberi Tugas.

b. Bilamana Konsultan Pengawas menjumpai kejanggalan-kejanggalan

dalam pelaksanaan atau penyimpangan dari bestek, supaya segera

memberitahukan kepada Pemberi Tugas.

2. Konsultan Pengawas diwajibkan menyusun rekaman pengawasan selama

pekerjaan berlangsung dari 0 % - 100 % disampaikan kepada Pemberi Tugas.

92

PASAL 6. PEMBORONG/KONTRAKTOR

Perusahaan berstatus badan hukum yang usaha pokoknya adalah melaksanakan

pekerjaan pemborongan bangunan yang memenuhi syarat-syarat administrasi,

teknis dan biaya, yang ditetapkan oleh Pemberi Tugas/Pengguna Jasa untuk

melaksanakan pekerjaan pembangunan tersebut setelah diadakan penunjukan

langsung untuk pekerjaan ini.

PASAL 7. PEMBERIAN PENJELASAN

1. Pemberian penjelasan (aanwijzing) akan dilaksanakan pada:

a. Hari :

b. Tanggal :

c. Waktu :

d. Tempat :

2. Berita acara pemberian penjelasan (aanwijzing) dapat diambil pada:

a. Hari :

b. Tanggal :

c. Waktu :

d. Tempat :

PASAL 8. PENUNJUKAN LANGSUNG

1. Penunjukan langsung akan dilakukan dengan cara penunjukan langsung sesuai

Keputusan Presiden No. 80 Tahun 2003.

93

2. Pemasukan surat penawaran dilakukan paling lambat pada:

a. Hari :

b. Tanggal :

c. Waktu :

d. Tempat :

3. Pembukaan surat penawaran akan dilakukan pada:

a. Hari :

b. Tanggal :

c. Wakyu :

d. Tempat :

4. Wakil Pemborong yang mengikuti / menghadiri penunjukan langsung ini

harus membawa surat kuasa bermaterai Rp. 6000,- dari Direktur Pemborong

dan bertanggung jawab penuh.

PASAL 9. SAMPUL SURAT PENAWARAN

1. Sampul surat penawaran ukuran 25 x 40 cm warna putih dan tidak tembus

pandang.

2. Sampul surat penawaran yang sudah berisi surat penawaran lengkap dengan

lampiran-lampirannya supaya ditutup (dilem) dan diberi lak pada 5 tempat,

dan tidak diberi kode, cap, cicin, atau kop perusahaan ataupun kose-kode

lainnya.

94

3. Sampul surat penawaran di sebelah kiri atas dan di sebelah kanan bawah

supaya ditulis sebagai berikut

DOKUMEN PENUNJUKAN LANGSUNG

PEKERJAAN PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT ORTHOPEDI “ORTHO

SATRIA MEDIA” SOKARAJA-PURWOKERTO

Hari : ……….

Tanggal : ……….

Waktu : ……….

Tempat : ……….

PASAL 10. PERSYARATAN PENAWARAN

1. Penawaran yang diminta adalah penawaran sama sekali lengkap menurut

gambar, ketentuan-ketentuan RKS serta berita acara aanwijzing.

2. Surat-surat yang dibuat oleh Pemborong harus dibuat di atas kertas kop

perusahaan untuk nama perusahaan/pemborong dan harus ditanda tangani dan

dicap serta di bawah tanda tangannya supaya disebutkan nama terangnya.

3. Bilamana surat penawaran tidak ditandatangani oleh Direktur Pemborong

sendiri harus dilampiri :

95

a. Surat kuasa dari Direktur Pemborong yang bersangkutan bermaterai Rp.

6000,- diberi tanggal dan cap perusahaan terkena pada meterai tersebut.

b. Satu exsemplar dari statulen

4. Surat penawaran supaya dibuat rangkap 3 (tiga) lengkap dengan lampiran-

lampirannya dan surat penawaran yang asli diberi materai Rp. 6000,- dan

materai supaya diberi tanggal terkena tanda tangan dan cap perusahaan.

5. Surat penawaran termasuk lampiran-lampiran supaya dimasukkan ke dalam

satu amplop sampul surat penawaran yang tertutup.

6. Dokumen penawaran ialah :

a. Foto Kopi Surat Undangan

b. Surat Penawaran

c. RAB dan Rekapitulasi

d. Daftar Harga Satuan Bahan dan Upah Kerja

e. Daftar Analisa

f. Daftar Harga Satuan Pekerjaan

g. Jadwal Kerja Pelaksanaan/Time Schedule

h. Foto copy Akte Pendirian Perusahaan lengkap dengan perubahannya

i. Foto copy SIUJK

j. Foto copy NPWP dan PKP

k. Foto copy Sertifikasi yang telah diregistrasi

l. Foto copy Anggota KADIN yang masih berlaku

96

m. Referensi Bank Pemerintah khusus untuk proyek ini serta rekening koran

dengan saldo tiap akhir bulan min. 10 % dari nilai proyek untuk 3 bulan

terakhir.

n. Foto copy Neraca Perusahaan yang dikeluarkan Akuntan Publik

o. Daftar Susunan Pemilik Modal

p. Daftar Susunan Pengurus Perusahaan

q. Daftar Tenaga Ahli yang ditugaskan untuk proyek ini

r. Daftar Peralatan yang digunakan

s. Foto copy domisili perusahaan

t. Surat kesanggupan tunduk kepada Peraturan Daerah Setempat

u. Surat kesanggupan bekerjasama dengan golongan ekonomi lemah

setempat

v. Surat Kesanggupan melaksanakan dan membayar asuransi tenaga kerja

pada perum Astek dan IMB

w. Surat Kesanggupan mengadakan jaminan pelaksanaan sebesar 5 % dari

nilai kontrak

x. Foto copy bukti referensi pekerjaan 5 tahun terakhir disertai foto-foto

y. Foto copy Surat Jaminan Penawaran (Tender Garansi)

Yang menggunakan kertas kop perusahaan :

1). Surat Penawaran

2). Surat Pernyataan/Kesanggupan

3). RAB dan Rekapitulasi Halaman Pernyataan

4). Analisa Harga Satuan Pekerjaan halaman pertama

97

5). Daftar Harga Satuan Bahan dan Upah Tenaga halaman pertama

6). Daftar Harga Satuan Pekerjaan halaman pertama

7). Daftar Susunan Pemilik Modal Perusahaan

8). Daftar Susunan Pengurus Perusahaan

9). Daftar Personil yang ditugaskan untuk proyek ini

10). Daftar Peralatan

11). Surat Kuasa jika diperlukan

7. Bagi Pemborong yang sudah memasukkan surat penawaran, tidak dapat

mengundurkan diri dan terikat untuk melaksanakan dan menyelesaikan

pekerjaan tersebut, bilamana pekerjaan diberikan kepadanya menurut

penawaran yang diajukan.

8. Bagi Pemborong yang mengundurkan diri setelah ditunjuk akan dikenakan

sanksi yaitu :

a. Dicatat dalam Konduite

b. Tender Garansi dinyatakan hilang dan milik negara.

9. Kontrak dibuat ….. ganda.

PASAL 11. PEMBERIAN/PELULUSAN PEKERJAAN

1. Pemberi Tugas akan memberikan pekerjaan kepada Pemborong sesuai dengan

peraturan yang berlaku.

2. SPK (GUNNING) akan diberikan kepada Pemborong yang telah ditunjuk

paling cepat dalam waktu 6 (enam) hari, paling lambat dalam waktu 10 hari

setelah pengumuman pemenang.

98

PASAL 12. PELAKSANA PEMBORONG

1. Bilamana akan dimulai di lapangan, pihak Pemborong supaya

memberitahukan secara tertulis kepada Pemberi Tugas.

2. Pemborong supaya menempatkan seorang kepala pelaksana yang ahli (S1

Sipil) dan diberi kuasa oleh Direktur Pemborong untuk bertindak atas

namanya.

3. Kepada Pelaksana yang diberi kuasa penuh harus selalu ditempat pekerjaan

agar pekerjaan dapat berjalan dengan lancar sesuai dengan apa yang telah

ditugaskan oleh direksi.

4. Kepala Pelaksana supaya yang berpengalaman dalam pekerjaan gedung

bertingkat dan pembantu-pembantunya minimal memahami bestek dan

mengerti gambar.

PASAL 13. SYARAT-SYARAT PELAKSANAAN

1. Kontraktor sebelum mulai melaksanakan pekerjaan diharuskan mengadakan

penelitian antara lain :

a. Lapangan/bahan yang tersedia

b. Gambar-gambar secara menyeluruh

Pekerjaan harus dilaksanakan antara lain menurut :

a. RKS dan gambar-gambar detail untuk pekerjaan ini.

b. RKS dan segala perubahan-perubahannya dalam aanwijzing (berita acara

Aanwijzing).

c. Petunjuk-petunjuk pelaksanaan dari pemberi tugas/pengawas.

99

PASAL 14. PENETAPAN UKURAN-UKURAN & PERUBAHAN-

PERUBAHAN

1. Pemborong harus bertanggung jawab atas tepatnya pekerjaan menurut ukuran-

ukuran yang tercantum dalam gambar dan bestek.

2. Pemborong berkewajiban mencocokkan ukuran satu sama lain dan apabila ada

perbedaan ukuran dalam gambar dan RKS segera dilaporkan kepada Pemberi

Tugas/Manajemen Konstruksi lapangan.

3. Bilamana ternyata terdapat selisih atau perbedaan ukuran dalam gambar dan

RKS, maka petunjuk pemberi tugas yang dijadikan pedoman.

4. Bilamana dalam pelaksanaan pekerjaan terdapat perubahan-perubahan, maka

pemborong tidak berhak minta ongkos kerugian kecuali bilaman pihak

pemborong dapat membuktikan bahwa dengan adanya perubahan-perubahan

tersebut pemborong menderita kerugian.

5. Bilamana dalam pelaksanaan pekerjaan diadakan perubahan-perubaha, maka

perencana harus membuat gambar perubaha (refisi) dengan tanda garis

berwarna di atas gambar aslinya. Kesemuanya atas biaya perencana, gambar

perubahan tersebut harus disetujui oleh Pemberi Tugas (tertuang dalam berita

acara perubahan pekerjaan).

6. Di dalam pelaksanaan., Pemborong tidak boleh menyimpang dari ketentuan

RKS dan ukuran-ukuran gambar, kecuali seizin dan sepengetahuan pemberi

tugas.

100

PASAL 15. PENJAGAAN DAN PENERANGAN

1. Pemborong harus mengurus penjagaan di luar jam kerja (siang dan malam)

dalam kompleks pekerjaan termasuk bangunan yang sedang dikerjakan,

gudang dan lain-lain.

2. Untuk kepentingan keamanan dan penjagaan perlu diadakan

penerangan/lampu pada tempat tertentu, satu sama hal lain tersebut atas

kehendak Direksi.

3. Pemborong bertanggung jawab sepenuhnya atas bahan dan alat-alat lainnya

yang disimpan dalam gudang dan halaman pekerjaan, apabila terjadi

kebakaran dan pencurian, maka harus segera mendatangkan gantinya untuk

kelancaran pekerjaan.

4. Pemborong harus menjaga jangan sampai terjadi kebakaran sabotase di tempat

pekerjaan, alat-alat kebakaran atau alat-alat bantu lain untuk keperluan yang

sama harus selalu berada di tempat pekerjaan.

5. Segala resiko dan kemungkinan kebakaran yang menimbulkan kerugian dalam

pelaksanaan pekerjaan dan bahan-bahan materi juga gudang dan lain-lain

sepenuhnya.

PASAL 16. KESEJAHTERAAN DAN KESELAMATAN KERJA

1. Bilamana terjadi kecelakaan, Pemborong harus segera mengambil tindakan

penyelamatan dan segera memberitahukan kepada pemberi tugas.

101

2. Pemborong harus memenuhi atau mentaati peraturan-peraturan tentang

perawatan korban dan keluarganya.

3. Pemborong harus menyediakan obat-obatan yang tersusun menurut syarat-

syarat palang merah.

4. Pemborong selain memberikan pertolongan kepada pekerjanya, juga selalu

memberikan bantuan pertolongan kepada pihak ketiga dan menyediakan air

minum yang memenuhi syarat kesehatan.

5. Pemborong diwajibkan mentaati undang-undang keselamatan kerja.

PASAL 17. PENGGUNAAN BAHAN BANGUNAN

1. Semua bahan-bahan untuk pekerjaan ini sebelum digunakan harus mendapat

persetujuan dari Pemberi Tugas/ Pengawas Lapangan.

2. Semua bahan-bahan bangunan yang disahkan yang telah dinyatakan oleh

Pemberi Tugas tidak dapat dipakai (afkeur) harus segera disingkirkan keluar

lapangan pekerjaan dan hal ini menjadi tanggung jawab Pemborong.

3. Melanjutkan pekerjaan dengan bahan-bahan yang telah ditolak, maka Pemberi

Tugas/Pengawas Lapangan berhak memerintahkan membongkar dengan

perintah tertulis dan harus diganti dengan bahan-bahan yang telah memenuhi

syarat atas resiko/ tanggung jawab Pemborong.

4. Bilamana Pemberi Tugas ragu/ sanksi terhadap mutu (kualitas) bahan

bangunan yang akan digunakan, Pemberi Tugas berhak meminta kepada pihak

pemborong untuk memeriksa bahan-bahan bangunan tersebut di laboratorium

bahan-bahan bangunan atas biaya Pemborong.

102

PASAL 18. KENAIKAN HARGA DAN FORCE MAJEURE

1. Semua kenaikan harga akibat kebijaksanaan pemerintah Republik Indonesia

dibidang moneter yang bersifat nasional dapat mengajukan klaim sesuai

dengan keputusan pemerintah dan pedoman resmi dari pemerintah Republik

Indonesia.

2. Semua kenaikan harga yang bersifat biasa tidak dapat mengajukan klaim.

3. Semua kerugian akibat force majeure berupa bencana alam antara lain; gempa

bumi, angin topan, hujan lebat, pemberontakan, perang dan lain-lain, kejadian

tersebut dapat dibenarkan oleh pemerintah, bukan menjadi tanggungan

Pemborong.

PASAL 19. LAIN-LAIN

Hal-hal yang belum tercantum dalam RKS ini akan dijelaskan di dalam

aanwijzing, bilamana terdapat pekerjaan yang sifatnya menunjang penjelasan fisik

dan belum dijelaskan dalam RKS maupun gambar serta penjelasan pekerjaan,

kontraktor harus melaksanakan atas biaya Pemborong.

1. Bilamana jenis pekerjaan yang telah tercantum di dalam contoh daftar RAB

ternyata terdapat kekurangannya tersebut dapat ditambahkan menurut pos-

posnya dengan cara menambah huruf alphabet pada nomor terakhir dari pos

yang bersangkutan, misalnya pos persiapan nomor terakhir 4, maka

perubahannya tidak nomor 5, tetapi nomor 4a, 4b dan seterusnya.

103

2. Contoh volume pekerjaan (BQ) yang diberikan tidak mengikat, Pemborong

harus menghitung sendiri.

3. Surat permohonan IMB (jika diperlukan) dari Pemberi Tugas, sedang

pengurusan dan pembiayaannya kepada Pemborong dan dilaksanakan segera

setelah dilakukan penandatanganan.

B. SYARAT – SYARAT ADMINISTRASI

PASAL 1. JAMINAN PENAWARAN

1. Jaminan Penawaran (tender garansi) berupa surat jaminan Bank milik

pemerintah atau Bank Umum lain yang ditetapkan oleh Menteri Keuangan, 24

Februari 1988. Nomor : 205 / KMK / 013 / 1988 sebesar Rp……..

2. Bagi Pemborong yang ditetapkan menjadi pemenang Penunjukan Langsung,

jaminan lelang diberikan kembali pada saat jaminan pelaksanaan diterima oleh

pemberi tugas sekaligus menandatangani surat perjanjian Pemborongan.

3. Masa berlaku Jaminan Penawaran selama 3 bulan (90 hari), terhitung mulai

tanggal penawaran.

4. Jaminan Penawaran ditujukan kepada Panitia Lelang.

PASAL 2. JAMINAN PELAKSANAAN

1. Jaminan Pelaksanaan ditetapkan sebesar 5 % (lima persen) dari nilai kontrak.

2. Jaminan Pelaksanaan diterima oleh pemberi tugas pada saat penandatanganan

surat perjanjian Pemborongan.

104

3. Jaminan Pelaksanaan dapat dikembalikan bilamana prestasi yang mencapai

penyelesaian 100 % dan pekerjaan sudah diserahkan yang pertama kalinya dan

diterima baik oleh pemberi tugas (disertai berita acara penyerahan 1).

4. Jaminan uang muka:

a. Besarnya sesuai dengan peraturan yang masih berlaku sebesar 20 % dari

kontrak.

b. Uang muka dibayarkan setelah Pemborong menyerahkan Jaminan Uang

Muka dan setelah Pemborong menandatangani kontrak.

c. Pengembalian uang muka secara berangsur-angsur akan diperhitungkan

dalam tahap pembayaran yang akan diatur dalam kontrak.

d. Jaminan uang muka menjadi milik negara apabila Pemutusan Perjanjian

dan dapat dicairkan oleh Pemimpin Bagian Proyek secara langsung.

PASAL 3. RENCANA KERJA (TIME SCHEDULE)

1. Pemborong harus membuat Rencana Kerja Pelaksanaan kerja berupa Time

Schedule dan kurva S yang disetujui oleh Pemberi Tugas atau Pengawas

Lapangan selambat-lambatnya satu minggu setelah SPK diterbitkan, serta

daftar nama pelaksanan dan struktur organisasi pelaksanaan yang

ditandatangani Direktur, diserahkan untuk menyelesaikan proyek ini.

2. Pemborong diwajibkan melaksanakan pekerjaan menurut Rencana Kerja

tersebut.

105

PASAL 4. LAPORAN HARIAN DAN MINGGUAN

1. Pemborong wajib membuat laporan harian yang diketahui Pengawas dan Tim

Teknis.

2. Konsultan Pengawas tiap minggu diwajibkan membuat dan mengirimkan

laporan kepada Pemberi Tugas mengenai prestasi pekerjaan yang dilegalisir

oleh yang berwenang.

3. Penilaian prestasi kerja atas dasar pekerjaan yang sudah dikerjakan, tidak

termasuk adanya bahan-bahan pekerjaan dan tidak atas dasar besarnya

pengeluaran uang oleh Pemborong.

4. Contoh blangko harian dan mingguan dapat berkonsultasi dengan pemberi

tugas.

PASAL 5. PEMBAYARAN

1. Pembayaran akan dilakukan sebagai berikut :

a. Pembayaran angsuran dapat dilakukan berangsur-angsur maksimum sesuai

prestasi yang dicapai dengan pentahapan minimal 5 % dari harga borongan

dengan ketentuan maksimum sebanyak 4 kali angsuran, dan dinyatakan

dengan berita acara kemajuan pekerjaan (BAKP) yang disetujui oleh pihak

pertama. Pembayaran angsuran tersebut diatas akan diatur di dalam

kontrak. Kontraktor berhak mengajukan uang muka pekerjaan sebesar 20

% dengan mengembalikan jaminan uang muka pekerjaan tiap tahap

pembayaran.

106

b. Setelah pembayaran mencapai 100 %, pihak kedua menyerahkan surat

jaminan sisa uang kontrak sebesar 5 % dari harga borongan, yang masa

berlakunya sampai dengan masa pemeliharaan berakhir dinyatakan dengan

berita acara penyerahan kedua dari pihak kedua kepada pihak pertama.

2. Tiap mengajukan pembayaran angsuran (termijn) dan penyerahan pertama

harus disertai berita acara pemeriksaan (BAP), dilampiri daftar hasil kemajuan

pekerjaan dan foto berwarna.

3. Kontraktor berhak mengajukan uang muka sebesar 20 % dengan menyerahkan

jaminan uang muka sebesar nilai uang muka yang diajukan dari bank

pemerintah/ bank umum yang diakui pemerintah.

4. Pengambilan uang muka dialkukan sesuai angsuran pada tiap tahap

pembayaran.

PASAL 6. SURAT PERJANJIAN PEMBORONGAN (KONTRAK)

1. Surat perjanjian pemborongan (kontrak) seluruhnya dibubuhi materai Rp.

6000,- atas biaya pemborong.

2. Surat perjanjian pemborong (kontrak) dibuat rangakap …. (….) atas biaya

pemborong.

3. Konsep kontrak dibuat oleh Pemberi Tugas, sedangkan lampiran dan seluruh

kontrak disiapkan oleh Pemborong antara lain :

a. Bestek dan Voorwaarden/ RKS yang disahkan.

b. Berita Acara Aanwijzing yang disahkan.

c. Berita Acara Pembukaan Penawaran.

107

d. Berita Acara Evaluasi.

e. Usulan Penetapan pemenang.

f. Penetapan Pemenang.

g. Pengumuman Pemenang SPK (Gunning).

h. Surat Penawaran beserta lampiran-lampirannya.

i. Foto copy Jaminan Pelaksanaanya.

j. Gambar Pelaksanaan, semua buku kontrak gambar lengkap.

PASAL 7. PERMULAAN PEKERJAAN

1. Selambat-lambatnya dalam waktu satu minggu terhitung dari satu SPK

(Gunning) dikeluarkan dari Pemberi Tugas, pekerjaan harus sudah dimulai.

2. Bilamana ketentuan seperti diatas tidak dipenuhi, maka jaminan pelaksanaan

dinyatakan hilang dan menjadi milik Pemerintah.

3. Apabial akan memulai pekerjaan, Pemborong wajib memberitahukan secara

tertulis kepada Pemberi Tugas.

4. Pemborong waji melakukan pemotretan dari 0 % sampai 100 % dan dicetak

menurut petunjuk dari Konsultan Pengawas.

PASAL 8. PENYERAHAN PEKERJAAN

1. Jangka waktu pelaksanaan pekerjaan selama …… (……) hari kalender

termasuk hari minggu, hari besar dan hari raya.

2. Pekerjaan dapat diserahkan pertama kalinya bilamana pekerjaan sudah selesai

100 % dan dapat diterima denagn baik oleh Pemberi Tugas denagn disertai

Berita Acara dan dialmpiri daftar kemajuan pekerjaan, pada penyerahan

108

pertama untuk pekerjaan ini, keadaan bangunan serta halaman harus dalam

keadaan rapi dan bersih.

3. Dalam memudahkan suatu penelitian sewaktu diadakan suatu pemeriksaan

teknis dalam penyerahan ke 1 (pertama) maka surat permohonan pemeriksaan

teknis yang diajukan kepada Pemberi Tugas supaya dilampiri :

a. Daftar kemajuan pekerjaan.

b. Satu (1) album berisi foto berwarna yang menyatakan prestasi kerja.

4. Surat permohonan pemeriksaan teknis dikirim kepada Pemberi Tugas harus

sudah dikirimkan selambat-lambatnya 7 (tujuh) hari sebelum batas waktu

penyerahan pertama kalinya berakhir.

5. Dalam penyerahan pekerjaan pertama kalinya bilamana terdapat pekerjaan

instalasi listrik, maka pihak pemborong harus menunjukkan kepada proyek

surat pernyataan bahwa instalasi listrik tersebut telah terdaftar di PLN dengan

meterai Rp. 6000,-

PASAL 9. MASA PEMELIHARAAN

1. Jangka waktu pemeliharaan adalah ……….. (……) hari kalender terhitung

sejak penyerahan pertama.

2. Bilamana dalam masa pemeliharaan (Onderhoud terjmin) terjadi kerusakan

akibat kurang sempurnanya dalam pelaksanaan atau kurang baiknya mutu

bahan-bahan yang digunakan, maka pemborong harus segara memperbaiki

dan menyempurnakannya.

109

3. Meskipun pekerjaan telah diserahkan yang kedua kalinya, namun pemborong

masih terikat pada pasal 1. 609 KUHP (selama 5 – 10 tahun).

PASAL 10. PERPANJANGAN WAKTU PENYERAHAN

1. Surat permohonan waktu penyerahan pertama yang diajukan kepada pemberi

tugas harus sudah diterima selambat-lambatnya 15 (lima belas) hari sebelum

batas waktu penyerahan pertama kalinya berakhir dan surat tersebut supaya

dilampiri :

a. Data yang lengkap.

b. Time Schedule baru yang sudah disesuaikan dengan sisa pekerjaan.

2. Surat Permohonan Perpanjangan Waktu Penyerahan tanpa data yang lengkap

tidak akan dipertimbangkan.

3. Permintaan Perpanjangan Waktu Penyerahan pekerjaan yang mana dapat

diterima oleh Pemberi Tugas bilamana :

a. Adanya pekerjaan tambahan atau pengurangan (meer of minderwerk) yang

tidak dapat dielakkan lagi setelah atau sebelum kontrak ditandatangani

oleh kedua belah pihak yang dinyatakan dalam Berita Acara.

b. Adanya Surat Perintah tertulis oleh Pemberi Tugas tentang pekerjaan

tambahan.

c. Adanya perintah tertulis dari pemberi tugas, pekerjaan untuk sementara

waktu dihentikan.

d. Adanya force majeure (bencana alam, gangguan keamanan, pemogokan,

perang) kejadian mana ditangguhkan oleh yang berwenang.

110

e. Adanya gangguan curah hujan yang terus menerus di tempat pekerjaan

secara langsung mengganggu pekerjaan yang dilaporkan oleh Konsultan

Pengawas.

f. Pekerjaan tidak dapat dimulai tepat pada waktu yang telah ditentukan

karena lahan yang akan dipakai untuka bangunan masih ada masalah.

PASAL 11. SANKSI / DENDA

1. Bilamana batas waktu penyerahan pekerjaan pertama kalinya dilampaui/tidak

dipenuhi, maka pemborong dikenakan denda/diwajibkan membayar denda

sebesar 1 0/00 (satu permil) tiap hari, dengan denda maksimal 5 % dari nilai

kontrak.

2. Menyimpang dari Pasal 49A V terhadap segala kelainan mengenai peraturan

atau tugas yang tercantum dalam bestek ini, maka sepanjang bestek ini tidak

ada ketetapan denda lainnya, pemborong dapat dikenakan denda sebesar 1

0/00 (satu permil) tiap terjadi kelainan dengan tidak diperlukan suatu

pengecualian.

3. Bilamana terjadi perintah untuk mengerjakan pekerjaan tambahan dan tidak

disebutkan jangka waktu pelaksanaannya, maka jangka waktu pelaksanaan

tidak akan diperpanjang.

PASAL 12. PEKERJAAN TAMBAHAN DAN PENGURANGAN

1. Harga pekerjaan tambahan yang diperintahkan secara tertulis oleh Pemberi

Tugas, pemborong dapat mengajukan pembayaran tambahan.

111

2. Sebelum pekerjaan tambahan dikerjakan, pemborong supaya mengajukan

kepada Pemberi Tugas agar diperhitungkan pembayarannya.

3. Untuk memperhitungkan pekerjaan tambah – kurang harga satuan yang telah

dimasukkan dalam daftar penawaran/kontrak.

4. Bilamana harga satuan belum tercantum dalam surat penawaran yang

diajukan, maka akan diselesaikan secara musyawarah.

PASAL 13. DOKUMENTASI

1. Sebelum pekerjaan dimulai, keadaan lapangan atau tempat pekerjaan masih 0

% supaya diadakan pemotretan di tempat yang dianggap penting dengan

ukuran 9 x 14 cm sebanyak 4 stel.

2. Setiap permintaan pembayaran terjmin (angsuran) dan penyerahan harus

diadakan pemotretan yang menunjukkan prestasi pekerjaan (satu titik yang

tetap) masing-masing menurut pengajuan terjmin dengan ukuran 9 x 14 cm

sebanyak 4 stel.

3. Sedangkan ukuran foto berwarna untuk penyerahan pekerjaan yang pertama

kalinya 19 x 24 cm sebanyak 4 stel.

PASAL 14. PENCABUTAN PEKERJAAN

1. Pemberi Tugas berhak membatalkan atau mencabut pekerjaan dari tangan

pemborong apabila ternyata pihak pemborong telah menyerahkan pekerjaan

seluruhnya atau sebagian kepada pemborong lain semata-mata hanya mencari

keuntungan saja dari pekerjaan tersebut.

112

2. Pada pengabutan pekerjaan tersebut, pemborong hanya dapat dibayar untuk

pekerjaan yang telah selesai dan telah diperiksa serta disetujui oleh Pemberi

Tugas sedangkan harga bahan bangunan yang berad di tempat menjadi resiko

pemborong sendiri.

3. Penyerahan bagian-bagian seluruh pekerjaan kepada pemborong lain (onder

eanemer) tanpa izin tertulis dari pihak Pemberi Tugas tidak diizinkan.

4. Bilamana terjadi pihak kedua menyerahkan seluruhnya maupun sebagian

pekerjaan kepada pihak ketiga tanpa seizin dari pihak pertama, maka akan

diperingatkan oleh pihak ke satu secara tertulis.

PASAL 15. PENDAFTARAN GEDUNG NEGARA

Konsultan Pengawas wajib membantu dan membuat Berkas Pendaftaran Gedung

Negara untuk mendapatkan Himpunan Daftar Nomor (HDNo) dari Biro

Perlengkapan Sekda yang terdiri dari :

1. Foto copy DIP/Pembiayaan.

2. Foto copy Sertifikat /Bukti Pemilikan/Hak Atas Tanah.

3. Foto copy Surat Perjanjian Pemboromgan.

4. Foto copy Berita Acara Serah Terima ke 1 dan 2.

5. Gambar Situasi, Gambar Denah dan Gambar Tampak yang sudah sesuai

dengan pelaksanaan di lapangan ( As Built Drawing ) disertai gambar legger.

6. Foto copy IMB.

CONTOH SURAT PENAWARAN :

113

KERTAS KOP PERUSAHAAN

Nomor :

Lamp :

Perihal : Surat Penawaran Kepada

Pekerjaan ……………………..

Jl. ………………….

SEMARANG

Untuk mengikuti penunjukan langsung terbatas yang di adakan pada

hari….tanggal……

bulan….tahun…. dengan mengambil tempat di…….yang bertanda tangan di

bawah ini:

Nama : ……………….

Jabatan : ……………….

Alamat : ……………….

Berkedudukan : ……………….

Dengan ini menyatakan :

1. Akan tunduk pada pedoman penunjukan langsung untuk pelaksanaan

pekerjaan bangunan-bangunan negara.

2. Mengindahkan syarat-syarat dan keterangan-keterangan di dalam

dokumen lelang dan perubahan-perubahan atau tambahan-tambahan yang

tercantum dalam berita acara aanwijzing, pada tanggal ……..

3. Memperhitungkan pekerjaan pengurangan atau penambahan yang

mungkin ada atas dasar bestek.

114

4. Penawaran tersebut mengikat sampai pekerjaan selesai sesuai kontrak.

5. Telah menyerahkan surat jaminan penawaran berupa surat jaminan Bank

sebesar Rp …………

6. Penawaran tersebut mengikat sampai pekerjaan selesai sesuai dengan

kontrak.

7. Sanggup dan bersedia melaksanakan, menandatangani bahan-bahan

bangunan dan peralatan yang diperlukan untuk :

a. Pekerjaan :

b. Lokasi :

c. Denagn harga borongan : Rp (terbilang)

d. Jangka waktu pelaksanaan : ( ) hari kalender

e. Jangka waktu pemeliharaan : selama : ( ) hari

kalender

Semarang,

2004

Hormat Kami,

CV/ PT.

Materai Rp. 6000,-

Cap perusahaan

Nama Terang

Direktur

115

C. SPESIFIKASI TEKNIK DAN BANGUNAN

BAGIAN PEKERJAAN PERSIAPAN

1. Mobilisasi Peralatan

Kontraktor harus mempersiapkan seluruh peralatan yang akan dipergunakan di

tempat kerja untuk melaksanakan pekerjaannya dan memperhitungkan biaya

pengangkutannya baik peralatan tersebut milik Kontraktor maupun sewa.

2. Pembersihan Halaman

Selama dan setelah proyek berlangsung (sebelum penyerahan pekerjan kepada

pemilik) Kontraktor harus membersihkan seluruh site dan kotoran-kotoran,

puing-puing dan segala macam peralatan yang sudah tidak digunakan lagi/

dibuang/dikeluarkan dari Site, setiap hari setelah jam kerja.

3. Direksi Keet

Kontraktor membuat bangunan Direksi Keet dan menyediakan peralatan/

perlengkapan kantor yang digunakan pada Direksi Keet selama

berlangsungnya proyek hingga selesai masa pemeliharaan antara lain :

a. Menyediakan 1 (satu) set komputer dan menyediakan sarana

penunjangnya selama berlangsungnya proyek hingga selesainya masa

pemeliharaan pekerjaan.

b. Jamuan rapat dan tamu selama berlangsungnya proyek.

c. KM atau WC khusus untuk Direksi dan tamu.

d. 2 (dua) set meja 1 biro setaraf ligna.

e. 1 (satu) buah filling cabinet dan white board.

116

f. Peralatan lapangan antara lain sepatu lapangan, jas hujan, helm, meteran

untuk masing-masing pengawasan.

4. Gudang, Barak Kerja dan Los Kerja

Kontraktor diharuskan membuat gudang yang diperlukan untuk melindungi

material-material dan peralatan-peralatan dari gangguan cuaca (hujan dan lain-

lain) serta menjamin terhadap adanya pencurian. Untuk memudahkan

pemeriksaan semua proses keluar masuknya barang (material atau peralatan)

harus diatur dengan baik. Untuk mengeluarkan barang harus mendapatkan ijin

dari Direksi Lapangan, kecuali hal-hal khusus, selain itu Kontraktor juga harus

membuat Los Kerja, Barak Kerja dan WC umum untuk keperluan para

pekerja, sehingga tidak mengganggu aktifitas masyarakat di sekitar proyek.

5. Pengukuran dan Pengujian Kualitas

Untuk pelaksanaan pengujian atau pembuktian kwalitas hasil pekerjaan

Kontraktor dilakukan oleh badan-badan yang berwenang setelah mendapat

persetujuan Direksi Lapangan, termasuk biaya untuk mengirim contoh-contoh

atau mendatangkan pengujian ke lapangan, mengadakan pengukuran letak

serta ketinggian konstruksi bangunan, jalan dan saluran, pembuatan patok-

patok beton/ kayu untuk keperluan pengukuran tersebut ditanggung

Kontraktor dan harus sudah diperhitungkan. Pengukuran harus dilakukan

dengan menggunakan Theodolite atau Waterpass dan Kontraktor diharuskan

menyediakan peralatan tersebut dengan petugas yang melayaninya untuk

kepentingan pemeriksaan oleh Direksi Lapangan. Kontraktor harus

117

menyerahkan hasil-hasil pengukurannya tersebut kepada Pemberi Tugas

melalui Direksi Lapangan.

6. Keamanan Proyek

Kontraktor harus menjamin keamanan proyek untuk barang-barang milik

Kontraktor dan berpartisipasi aktif untuk keamanan lingkungan sekitar proyek

secara keseluruhan.

7. Asuransi Pekerjaan

Kontraktor harus mengasuransikan semua pekerjaan-pekerjaan yang

dilaksanakan terhadap segala aspek kemungkinan yang tidak terduga asuransi

jenis (C. A. R) (Contractors all Risk).

8. Jamianan Sosial Pekerja atau Keselamatan Kerja

Kontraktor harus mengadakan jaminan sosial untuk semua pekerja proyek

sesuai dengan peraturan perburuhan. Kontraktor harus menjamin keselamatan

kerja buruh-buruhnya sesuai dengan peraturan-peraturan perburuhan dan

persyaratan-persyaratan yang diwajibkan untuk masing-masing bidang

pekerjaan. Untuk hal tersebut di atas, Kontraktor harus menyediakan peralatan

yang diperlukan, obat-obatan (P3K) bagi keselamatan kerja tersebut.

9. Fasilitas Pengadaan Air Kerja

Kontraktor harus menyediakan air kerja selama proyek berlangsung. Air yang

dimaksud adalah air bersih, baik yang berasal dari PAM atau sumur pompa

serta pemasangan dan pengadaan pipa-pipa distribusi untuk supply air yang

memenuhi syarat bagi keperluan pelaksanaan pekerjaan. Karena adanya

keterbatasan sumber air yang tersedia di lahan sekitar proyek, maka

118

Kontraktor tidak boleh menggunakan sumber air yang dipakai untuk aktifitas

harian masyarakat sekitar.

10. Fasilitas Penerangan (Listrik Kerja)

Kontraktor harus mengadakan listrik selama proyek berlangsung. Biaya-biaya

yang timbul selama jangka waktu pelaksanaan tersebut menjadi beban dan

tanggung jawab Kontraktor. Penggunaan sumber tenaga listrik tidak boleh

mengganggu aktifitas masyarakat dan harus dikoordinasikan dengan petugas

teknisi dari PLN ( Perusahaan Listrik Negara ).

11. Keamanan terhadap Kebakaran

Kontraktor harus menyediakan alat-alat pemadam kebakaran selama proyek

berlangsung yaitu; tabung-tabung gas atau zat kimia untuk pemadam api

dengan kapasitas minimal 10 kg keadaan baru secukupnya, penempatan akan

diatur oleh Direksi Lapangan. Kontraktor diharuskan mengamankan proyek

terhadap segala kemungkinan timbulnya bahaya kebakaran.

12. Dokumen Foto Proyek

Atas petunjuk Perencana atau Direksi Lapangan Kontraktor harus

mengadakan foto-foto dokumentasi proyek lengkap dengan albumnya, dan

menyediakan kamera lengkap dengan filmnya atau menggunakan kamera

digital. Dokumen/ Pemotretan dilakukan oleh Kontraktor pada setiap tahap

pekerjaan dimulainya proyek hingga selesainya proyek. Kontraktor harus

menyerahkan dokumentasi tersebut kepada Pemberi Tugas sebanyak 2 (dua)

set setiap bulan untuk semua pemotretan lengkap dengan albumnya.

13. Papan Nama Proyek

119

Papan nama proyek harus dipasang sedemikian rupa sehingga jelas terbaca

dari luar batas daerah kerja dan penempatannya atas persetujuan Direksi

Lapangan.

14. Pagar Proyek

Kontraktor harus membuat pagar sementara untuk keperluan pengamanan

proyek serta tidak mengganggu kegiatan masyarakat sesuai dengan peraturan

yang ada. Konstruksi pagar harus dapat menutup secara pencapaian dan

visual, sehingga tidak mengganggu aktivitas masyarakat yang harus tetap

berlangsung.

15. PPPK

Penyediaan kotak obat lengkap beserta isinya, minimal kapas pembalut cepat,

perban, plester dan obat-obat antara lain mercurocrom, revanol, tensoplast

atau sejenisnya, obat gosok, diaform, boorwater, cawan cuci mata, obat tetes

mata dan lain-lain serta gunting kecil yang tajam untuk pertolongan pertama

jika terjadi kecelakaan selama berlangsungnya proyek.

16. Foto copy Lichdruck (cetak)

Kontraktor harus menyediakan fasilitas biaya untuk keperluan foto copy dan

lichdruck (cetak atau blueprint) selama berlangsungnya proyek.

17. Gangguan Lingkungan

Dengan memperhatikan fungsi Rumah Sakit dengan aktivitas penuh 24 jam

sehari dengan kebutuhan aspek ketenangan dan kesehatan lingkungan, maka

120

Kontraktor harus mempersiapkan dan mengatur manajemen proyek agar

seminimal mungkin terjadi gangguan terhadap lingkungan di sekitar tempat

kerja.

BAGIAN PEKERJAAN SIPIL

PASAL 1. PEKERJAAN TANAH

1. Penjelasan Umum

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan penggalian (cuting), pengangkutan ke luar

lokasi, penimbunan kembali dan pemadatan tanah untuk halaman, serta

penggalian dan pemadatan lantai dasar atau pondasi sesuai dengan peil yang

telah ditentukan.

2. Ruang Lingkup

Penggalian tanah dan pengeluaran dari lokasi proyek untuk persiapan lahan,

penimbunan dan pemadatan lapis perlapis dengan peil sesuai dengan

ketentuan dalam gambar.

3. Ketentuan-ketentuan dalam Melaksanakan Pekerjaan

Termasuk minimal seperti yang akan dijelaskan sebagai berikut;

a. Pembongkaran dan pemindahan semua benda yang mungkin akan

mengganggu pelaksanaan pekerjaan.

b. Melindungi benda-benda berharga yang di lapangan dan benda-benda

berfaedah lainnya.

c. Penyaluran dan pemeriksaan drainase.

d. Penggalian, penimbunan dan pembuangan keluar lokasi proyek.

121

e. Pemadatan.

f. Pindahan material-material yang tak berguna dan puing-puing ke luar

proyek.

g. Menyediakan material-material pengisi yang baik dan memenuhi syarat,

jika diperlukan.

4. Syarat-syarat Umum

a. Pemeriksaan Lapangan

Sebelum melaksanakan pekerjaan Kontraktor harus mengadakan

pemeriksaan/ pengukuran dan pengecekan langsung ke lapangan guna

menentukan dengan pasti kondisi lapangan, bahan-bahan yang kelak

dijumpai dan keadaan lapangan sekarang yang nanti mungkin akan

mempengaruhi kelancaran pekerjaan.

b. Pemeriksaan Pekerjaan Tanah

Pekerjaan pemadatan tanah akan diperiksa oleh laboratorium mekanika

tanah yang akan dipilih atau ditentukan oleh Pemberi Tugas bersama-sama

dengan Direksi Lapangan.

Laboratorium mekanika tanah yang diminta oleh Direksi Pelaksana

meliputi;

1). Pengawasan penimbunan

2). Test pemadatan untuk seluruh penimbunan

3). Memberikan laporan tes kepada Direksi Lapangan, jika tes ini gagal

dalam syarat-syarat yang telah ditentukan untuk pemadatan maka

122

Kontraktor harus membayar ongkos-ongkos pekerjaan laboratorium

tersebut.

5. Pembongkaran dan Pembersihan

a. Seluruh perintang yang berada dalam lapangan harus disingkirkan, dan

dibersihkan dari lapangan, kecuali hal-hal yang dijelaskan dalam gambar

harus dibiarkan tetap. Perlindungan harus tetap diberikan kepada hal-hal

seperti itu.

b. Pelaksanaan pekerjaan pembongkaran tersebut haruslah sedemikian rupa

sehingga menjamin barang-barang berharga yang berada di lapangan tidak

akan rusak.

c. Perbaikan kerusakan pada benda-benda milik kepentingan umum, atau

pribadi di dalam atau di luar lapangan pekerjaan bukanlah tanggung jawab

Pemberi Tugas dan semuanya dipikul oleh Kontraktor.

d. Pemindahan semua material-material akibat pembongkaran puing-puing

dan semua yang merintangi pekerjaan, harus menuruti dan tunduk pada

peraturan-peraturan pemerintah setempat.

e. Seluruh pohon-pohon, semak-semak, rumput-rumput dan tumbuh-

tumbuhan harus dipindahkan seluruhnya dari daerah yang akan ditimbun,

kecuali pohon-pohon yang dinyatakan harus tetap berada di situ.

6. Perlindungan terhadap benda-benda berfaedah

a. Kecuali ditunjukkan untuk dipindahkan, seluruh mesin-mesin, pompa-

pompa, alat listrik dan barang-barang berharga lainnya harus dilindungi

dari kerusakan dan bila sampai menderita kerusakan direparasi atau

123

diganti oleh Kontraktor dari tanggungan biaya sendiri. Bila suatu alat atau

pekerjaan atau pelayanan dinas yang sedang bekerja ditemui di lapangan

dan hal tersebut tidak dijumpai pada gambar, atau dengan cara lain dapat

diketahui oleh Kontraktor dan ternyata diperlukan

perlindungan/pemindahan, Kontraktor harus bertanggung jawab untuk

mengambil setiap langkah apapun untuk menjamin bahwa pekerjaan yang

sedang berlangsung tersebut tidak mengganggu. Bila pekerjaan terganggu

sebagai akibat pekerjaan kontraktor, Kontraktor harus segera mengganti

kerugian-kerugian yang terjadi yang dapat berupa perbaikan dari barang

ayng rusak akibat pekerjaan Kontraktor, dan sama sekali bukan tanggung

jawab dari Pemberi Tugas.

b. Sarana (utilities) eksisting yang ditemukan di bawah tanah dan terletak di

dalam lapangan pekerjaan harus dipindahkan ke luar lapangan ke tempat

yang disetujui Pemberi Tugas.

7. Pekerjaan Galian Tanah

a. Semua galian tanah harus dilaksanakan sesuai gambar dan syarat-syarat

yang sudah ditentukan.

b. Dasar dari semua galian harus horizontal dan jika terdapat akar-akar

pohon atau bagian-bagian tanah yang gembur, maka bagian-bagian

tersebut harus digali dan disingkirkan. Selanjutnya lubang-lubang yang

terjadi akibat penggalian tersebut diisi kembali dengan pasir kemudian

disiram dan dipadatkan sehingga didapat dasar galian yang padat.

124

c. Untuk menjaga kemungkinan kemungkinan tergenangnya air di dalam

galian, baik pada saat penggalian maupun pada saat pekerjaan lainnya

dilakukan, pemborong harus menyediakan pompa air atau lumpur yang

dapat bekerja secara terus menerus sesuai kebutuhan.

d. Kontraktor harus menyediakan pengaman dinding-dinding galian terhadap

bahaya longsor, dengan memasang suatu sistem dinding penahan tanah

atau penunjang-penunjang sementara.

e. Kontraktor harus mengambil tindakan pengamanan terhadap pondasi/

bangunan-bangunan yang lain yang letaknya cukup dengan galian hingga

bangunan-bangunan tersebut dijamin tidak akan mengalami kerusakan

(misalnya; terjadi retak-retak, miring, amblas dan lain-lain). Adanya

kerusakan-kerusakan yang terjadi akibat kelalaian Kontraktor adalah

tanggung jawab Kontraktor untuk biaya perbaikannya.

f. Pemeriksaan permukaan tanah dari air, Kontraktor diminta untuk

mengawasi hal-hal seperti di bawah ini;

1). Tidak diperkenankan air tergenang di dalam/di luar/di sekitar lapangan

pekerjaan selama pelaksanaan pekerjaan.

2). Melindungi semua penggalian bebas dari seepage, overflow dan

genangan air, juga oleh sumur-sumur pompa, saluran pembuang dan

hal-hal lain yang mungkin terjadi.

8. Pekerjaan Pembuangan atau Pengangkutan Tanah ke luar Lokasi Proyek

a. Besarnya volume penggalian dan terbatasnya jangka waktu pelaksanaan

Kontraktor harus menggunakan alat-alat berat untuk proses-proses

125

penggalian, pembuangan dan penimbunan dalam dalam jumlah yang

cukup. Hal ini menuntut Kontraktor untuk melakukan manajemen proyek

yang baik sehingga dampak pengaruh bagi aktivitas masyarakat dapat

dibatasi.

b. Sisa tanah galian yang tidak digunakan lagi harus dibuang ke luar lokasi

proyek. Lokasi pembuangan tanah harus dipilih dan dipersiapkan oleh

Kontraktor dengan mempertimbangkan aspek gangguan lingkungan.

c. Mobilisasi, operasional dan demobilisasi alat-alat berat (seperti baghoe,

buldoser, truk dan lain-lain) yang diguankan Kontraktor harus

memperhatikan kemampuan dan kapasitas sarana lingkungan seperti jalan,

talud, bangunan dan lain-lain, sehingga tidak merusak sarana yang telah

ada. Semua kerusakan yang terjadi akibat hal tersebut di atas menjadi

tanggung jawab Kontraktor untuk memperbaikinya seperti kondisi dan

fungsi semula.

d. Kontraktor harus melakukan pengaturan sirkulasi kendaraan secara baik

dan aman serta tidak mengganggu sirkulasi internal secara umum.

Rencana perubahan atau pengaturan demi kelancaran pekerjaan harus

selalu dikoordinasikan dengan owner dan konsultan pengawas.

e. Untuk mengurangi dampak debu yang ditimbulkan dalam proses

pengangkutan material, maka semua muatan tanah dalam truk harus

ditutup dengan penutup yang memadai (terpal atau plastik).

f. Pengaruh dan keamanan sirkulasi keluarmasuk kendaraan proyek dari dan

ke lokasi harus diatur secara aman.

126

9. Bahan Pengisi

Bahan pengisi harus cukup baik dan disetujui oleh Perencana maupun Direksi

Lapangan, yang diambil dari daerah lapangan (setempat) dan bahan yang telah

disetujui yang diambil dari daerah di luar lapangan pekerjaan (didatangkan)

dan merupakan bahan yang kaya dengan tanah berbatu kerikil (granulat soils)

dan bersih dari akar-akar tumbuhan dan humus.

10. Pekerjaan Pengurugan Kembali

a. Seluruh pengurugan harus di bawah Pengawasan Direksi Lapangan, yang

harus menyetujui seluruh bahan pengisi lebih dahulu sebelum digunakan.

Direksi Lapangan juga akan mempersiapkan macam-macam tes yang

diperlukan. Kontraktor tidak diperkenankan melakukan pengurugan tanpa

seizin dari Direksi Lapangan.

b. Kontraktor harus menempatkan bahan penimbun di atas lapisan tanah

yang ditimbun, kemudiaan digilas sampai tercapai kepadatan yang

diinginkan. Pemadatan lapis demi lapis dengan ketebalan 15 cm.

c. Penggilasan seluruh daerah lapangan harus dapat mencapai 90 % dari

derajat kepadatan maksimum. Derajat kepadatan maksimum harus

menuruti syarat-syarat dan ketentuan-ketentuan yang dijelaskan pada

ASTM D 1557 Test Methode, kecuali bila ada kebikjasanaan lain yang

disetujui oleh Direksi Lapangan.

d. Alat pemadat yang digunakan sesuai dengan jenis tanah maupun lokasi

pemadatan.

e. Urugan pasir dilakukan di daerah :

127

1). Di bawah semua lantai bangunan sesuai gambar.

2). Di bawah saluran pembuangan, trench kabel/pipa sesuai dengan

gambar.

11. Penyelesaian Akhir

a. Seluruh daerah lapngan dari proyek, termasuk penggalian dan

penimbunan, haruslah daerah yang betul-betul seragam dan halus butiran-

butirannya dan bebas dari permukaan yang tak rata.

b. Seluruh lapisan akhir (finish grade) termasuk lapisan bawah (sub. Grade)

harus digilas sampai tercapai derajat kepadatan sebesar 90 % dari derajat

kepadatan maksimum.

12. Pembersihan

Seluruh sisa penggalian yang tida memenuhi syarat/kualitas sebagai tanah

urugan/ urugan kembali atau kelebihan tanah dari yang diperlukan untuk

urugan, juga seluruh sisa-sisa puing-puing reruntuhan-reruntuhan, sampah-

sampah harus disingkirkan dari lapangan pekerjaan, mengikuti petunjuk

Direksi Lapangan dan Pemberi Tugas. Seluruh biaya untuk ini adalah

tanggung jawab Kontraktor.

PASAL 2. PEKERJAAN PAPAN BANGUNAN (BOUW PLANK)

1. Sebelum pekerjaan papan bangunan dimulai, tanah harus diratakan dan bersih

dari semak-semak dan kotoran-kotoran lain dalam areal bangunan.

128

2. Papan bangunan dipasang pada patok-patok dari kayu kelas II, ukuran 5/7

lurus dan kuat tertancap di tanah sehingga tidak bisa digerakkan atau diubah-

ubah.

3. Papan banguanan dipakai kayu meranti ukuran 3/20 lurus dan diserut pada

bagian atasnya (satu sisi). Keseluruhan tinggi papan bangunan ini harus sama.

4. Papan banguanan harus dipasang sedemikian rupa (jaraknya dari dinding ke

luar bangunan karena tempat yang tidak memungkinkan) di mana as-as dari

kolom-kolom bangunan ditandai dengan jelas sehingga mudah untuk

pengecekan.

5. Karena kondisi topografi tapak yang sangat bervariasi, maka penggunaan

theodolit dan waterpass wajib digunakan oleh Kontraktor pada saat

pemasangan bouwplank.

PASAL 3. PEKERJAAN PONDASI

1. Kriteria pondasi plat beton setempat.

a. Pondasi utama kolom utama terdiri dari pondasi plat beton setempat

dengan mutu beton K-225.

b. Baja tulangan yang digunakan sesuai spesifikasi ini dan gambar.

c. Tanah dasar pondasi harus didapatkan sampai mengapai 90 % dari

kepadatan maksimum menurut standar AASHTA T 10 – 74 atau ASTM d

1557 – 70.

d. Bahan bekisting : kayu, logam, multiplex atau pasangan bata.

2. Pelaksanaan pondasi setempat

129

a. Penggalian harus dilaksanakan terlebih dahulu sampai elevasi tanah yang

ditentukan/ ditunjuk sesuai dengan gambar, tanah dasar galian kemudian

dipadatkan.

b. Setelah tanah dasar siap, maka dilakukan pengurugan pasir setebal 10 cm

dan selanjutnya dibuat lantai kerja dengan adukan 1 : 3 : 5.

c. Setelah lantai kerja dipasang dengan tebal 5 cm dengan persetujuan

Direksi dan Konsultan Pengawas. Selanjutnya dipasang/disetel besi

tulangan sesuai gambar dengan dipasang beton decking setebal 5 cm.

Setelah itu segera pengecoran pondasi dilaksanakan dalam keadaan kering

atau aman dari basahnya air, jika terdapat air didalamnya harus dipompa

keluar (dewatering). Pemborong harus menyediakan pompa air yang siap

pakai dalam jumlah yang cukup. Dewatering harus terus dilakukan selama

pengecoran sampai 5 jam setelah selesai pengecoran.

d. Mutu beton untuk pondasi adalah K-225.

PASAL 4. BEKISTING DAN LANTAI KERJA

1. Semua bagian-bagian konstruksi beton bertulang yang lansung di atas tanah

harus duduk di atas lantai kerja, yang merupakan lapisan setebal 5 cm dari

adukan beton dengan campuran 1 pc : 3 ps : 5 kr.

2. Pengadukan dari campuran untuk lantai kerja tersebut harus menggunakan

mesin pengaduk beton.

3. Pembuatan bekisting secara umum harus memenuhi syarat-syarat pada SK

SNI 1989 mengenai Konstruksi Beton.

130

4. Syarat tambahan untuk pembuatan bekisting :

a. Sebelum pengecoran dilakukan, bekisting harus dikontrol, yaitu supaya

poer/ sloof setelah beton mengeras tidak melendut ke bawah.

b. Dudukan dari penunjang harus diperiksa, apakah sudah cukup padat/ stabil

untuk menahan beban-beban tambahan waktu cor beton dilakukan.

c. Pelepasan bagian atau seluruhnya dari bekisting dan penunjang-

penunjangnya harus ada persetujuan dari Direksi Lapangan.

PASAL 5. PEKERJAAN BETON BERTULANG

1. Seluruh pekerjaan beton harus memenuhi syarat-syarat seperti terperinci

dalam beton umum, kecuali ditentukan lain oleh Direksi Lapangan dan

disetujui oleh Konsultan Perencana sehubungan dengan keadaan lapangan.

2. Seluruh pekerjaan beton harus memenuhi bentuk-bentuk dan ukuran-ukuran

seperti terdapat dalam gambar-gambar rencana pelaksanaan, kecuali

ditentukan lain oleh Direksi Lapangan, dan disetujui oleh Konsultan

Perencana.

3. Mutu beton ditentukan K-300 untuk beton struktur atas dan bawah.

4. Sebelum pengecoran semua bagian yang akan dicor dibersihkan dahulu dari

kotoran-kotoran, jika besi tulangan berkarat dibersihkan dan disiram sampai

bersih.

131

PASAL 6. PEKERJAAN SLOOF, KOLOM, BALOK DAN KOLOM

PRAKTIS

1. Pekerjaan sloof, kolom, balok dan plat dalam pekerjaan ini meliputi pekerjaan

struktur di mana bentuk ukuran-ukurannya sesuai dengan gambar.

2. Sebelum pengecoran sloof, bagian atas pondasi harus dibersihkan dari

kotoran-kotoran, Lumpur dan di siram sampai bersih, serta disiram dengan air

semen.

3. Pengecoran kolom-kolom harus dilakukan bertahap, tiap tahap dengan tinggi

jatuh 150 cm.

4. Kolom praktis (15 x 15) dipasang setiap luas dinding max. 12 meter persegi

dan dilokasi penempatan kusen.

PASAL 7. PEKERJAAN PASANG BATU

1. Pekerjaan Pasangan Batu Kali.

a. Lingkup Pekerjaan:

Meliputi semua pekerjaan batu kali seperti tercantum dalam gambar

rencana.

b. Referensi:

Seluruh pekerjaan pasangan batu kali harus mengikuti ketentuan-

ketentuan yang berlaku.

c. Material:

1). Batu Kali

132

Batu kali yang digunakan adalah batu kali dengan kualitas baik,

ukuran minimum 20 – 30 cm dan berupa batu pecah (tidak bulat).

2). Adukan

Bahan yang dipergunakan untuk adukan harus memenuhi syarat-syarat

yaitu;

a) Pasir harus bersih, tajam dan bebas dari tanah liat ataupun kotoran

lain.

b) Semua PC yang digunakan harus berasal dari satu merk.

c) Air yang digunakan harus bersih, segar, tawar dan bebas dari

benda-benda yang merusak seperti; minyak, asam, basa, zat

organic dan lainnya.

d. Pemasangan

1. Semua bahan-bahan yang dipakai dan cara pengerjaannya harus atas

persetujuan Direksi Lapangan.

2. Batu kali sebelum dipasang harus dibasahi dengan air dan bersih dari

kotoran.

3. Air yang dipergunakan untuk pekerjaan pasangan harus air bersih dan

air tawar.

4. Pekerjaan pasangan harus mempunyai ikatan yang baik, lubang-

lubang di antara batu-batu besar harus diisi dengan adukan dan batu-

batu pecahan kecil.

5. Tidak boleh sekali-sekali memukul batu kali dengan martil besar pada

waktu pemasangan.

133

6. Perbandingan bahan dalam adukan harus 1 pc : 3 ps untuk pasangan

batu kali kedap air, serta 1 pc : 6 ps untuk pasangan tidak kedap air.

2. Pekerjaan Pasangan Batu Bata.

a. Lingkup Pekerjaan:

Meliputi semua pekerjaan pasangan batu bata seperti tercantum dalam

gambar rencana.

b. Referensi:

Dalam pelaksanaan pekerjaan ini harus mengikuti ketentuan NI-8.

c. Material:

1) Batu Bata:

Batu bata harus berukuran sama dan mempunyai kualitas kelas 1,

harus terbakar matang dan tidak retak/ pecah.

2) Adukan:

Adukan terdiri dari bahan-bahan yang memenuhi syarat sebagai

berikut:

• Pasir harus bersih, tajam, bebas dari tanah liat ataupun kotoran-

kotorannya.

• Semua PC yang dipergunakan harus berasal dari satu merk.

• Air yang dipakai harus bersih, segar, tawar dan bebas dari benda-

benda asing yang merusak.

• Campuran bahan spesi 1 pc : 3 ps untuk pasangan dinding kedap

air.

d. Pemasangan:

134

1. Bata sebelum dipasang harus dibasahi terlebih dahulu dan dibersihkan

dari kotoran dengan cara merendam dalam air hingga buihnya habis.

2. Bahan-bahan perekat sebelum diaduk harus diayak dengan ayakan

kawat kasa dengan ukuran renggang 0,5 cm dan diletakkan dengan

sudut paling kecil 50 derajat terhadap bidang horizontal.

3. Pekerjaan dapat dimulai hanya bila aligment horizontal atau vertical

dari pondasi mempunyai kesalahan tidak lebih dari 2,5 cm bila

dijumlahkan. Bila lebih, cara memperbaiki permukaan pondasi harus

diajukan untuk mendapatkan persetujuan Perencana/Direksi

Lapangan.

4. Tiap unit batu bata harus diletakkan secara benar, rata air, utuh dan

tertb.

5. Tiap unit harus dipotong dengan tepat dan rapi, bila digunakan lubang

untuk saluran-saluran plumbing, elektrikal dan lain-lain lubang ini

nantinya harus ditutup dengan rapi.

6. Pada daerah pengecoran adukan pasangan batu bata harus disusun

berselang-seling ke atas hingga tidak membentuk satu garis vertikal.

PASAL 8. PEKERJAAN CAT BESI

1. Cat besi dipakai untuk bagian-bagian bangunan yaitu pada bagian-bagian

yang terbuat dari besi, sesuai yang disebutkan/tertera dalam gambar rencana.

135

2. Sebelum pengecatan, maka komponen-komponen dari besi yang akan di cat

harus dibersihkan dan dimeni dahulu dengan meni jenis alkyd Primer dari

Patana atau yang setara atas persetujuan Perencaan/Direksi Lapangan.

3. Hasil akhir dari pekerjaan pengecatan besi, harus benar-benar rapi, tidak

bergelombang, rata dan tidak ada cacat-cacat. Apabila diketahui pekerjaan

tidak mencapai sebagaimana yang disebutkan dalam buku spesifikasi teknik,

maka kontraktor berkewajiban mengganti dan mengulangi pekerjaan tersebut,

sampai dinyatakan oleh Perencana/ Direksi Lapangan diterima baik.

PASAL 9. BAHAN UMUM 1 (semen)

1. Penjelasan Umum

Semua semen harus semen portland yang disesuaikan dengan persyaratan

dalam standar Indonesia NI-8 atau ASTM 150 Type 1 atau standar Inggris B.S

1,2 dan diusahakan agar satu merk saja yang digunakan untuk seluruh

pekerjaan beton.

2. Pemeriksan dan Pengujian

a. Contoh pemeriksaan dan pengujian dari semua semen harus dilaksanakan

oleh Kontraktor dan contoh pemeriksan dan pengujian demikian harus

sesuai dengan NI-8 atau ASTM 150 atau sebagaimana ditentukan oleh

Direksi Lapangan. Kontraktor harus memberitahukan kepada Direksi

Lapangan kapan dan di mana semen itu dihasilkan dan Direksi Lapangan

senantiasa berhak untuk memeriksa bahan-bahan, hasil pemeriksaan

analisa di laboratorium dan pemeriksaan yang diadakan di tempat

136

penimbunan semen dan mengambil contoh-contoh dari semen untuk

pemeriksaan. Kontraktor harus bersedia untuk memberikan bantuan yang

diperlukan bagi Direksi Lapangan untuk mengambil contoh.

b. Perencana/Direksi Lapangan dapat memeriksa semen yang disimpan

dalam gudang setiap waktu sebelum digunakan. Semen yang tidak dapat

diterima oleh pemeriksa harus tidak dipergunakan atau diafkir. Jika semen

yang dinyatakan tidak memuaskan dan telah dipergunakan untuk beton,

spesi atau spesi injeksi, maka spesi atau spesi injeksi demikian harus

diperintahkan untuk dibuang dan diganti dengan memakai semen yang

telah disetujui atas beban Kontraktor. Kontraktor harus menyediakan

semua semen dan beton yang dibutuhkan untuk pemeriksaan tanpa

pembebanan biaya pada Pemberi Tugas. Semen dapat diafkir atas

kebikjasanaan Perencana/Direksi Lapangan apabila tidak sesuai dengan

spesifikasi yang diperlukan. Semen dapat diterima berdasarkan hasil

penyelidikan selama 7 hari, disertai riwayat kualitas dari penghasil semen

selama 12 bulan yang terakhir atau hasil penyelidikan selama 28 hari pada

daftar penyelidikan biasa.

3. Tempat Penyimpanan

a. Kontraktor harus menyediakan tempat penyimpanan yang sesuai untuk

semen untuk tempat-tempat yang baik, untuk memudahkan pekerjaan

pada pekerjaan dan semen tiap saat harus dengan cermat terlindung

terhadap kelembaban dan angin.

137

b. Gudang-gudang semen harus tahan terhadap iklim, harus berlantai kuat

dibuat dengan jarak minimal 30 cm dari tanah, harus cukup untuk memuat

semen dalam jumlah cukup besar untuk mencegah kelambatan atau

kemacetan dalam pekerjaan dan harus mempunyai ruang lantai yang

cukup untuk menyimpan tiap muatan truk semen secara terpisah-pisah dan

memberi jalan yang mudah untuk mengambil contoh, menghitung zak-zak

dan memindahkannya. Hendaknya semen dalam zak jangan ditumpuk

lebih dari 2 meter.

c. Untuk mencegah semen dalam zak disimpan terlalu lama sesudah

penerimaan. Kontraktor hendaknya mempergunakannya menurut

kronologis yang diterima di lapangan. Semua zak kosong harus disimpan

dengan rapi atau diberi tanda yang telah disetujui oleh Perencana/Direksi

Lapangan.

d. Untuk semen yang diragukan mutunya dan terjadi kerusakan akibat salah

penyimpanan dan dianggap sudah rusak/membantu dapat ditolak

pemakaiannya tanpa melalui pengetesan lagi. Bahan yang tidak dipakai

harus dibuang dari lapangan paling lambat 2 x 24 jam.

e. Kontraktor harus mengambil pengelola gudang yang cakap, yang

mengawasi gudang-gudang semen dan mengadakan catatan-catatan yang

cocok dari penerimaan dan pemakaian semen seluruhnya. Tindasan dari

catatan-catatan harus disediakan untuk direksi lapangan bila dikehendaki

yaitu jumlah dari semen yang dipergunakan selama hari itu ditiap bagian

pekerjaan.

138

4. Pengukuran dan Pembayaran

Harga-harga satuan yang ditawarkan Bill Of Quantity untuk jenis pekerjaan

yang perlu, termasuk semen, harus menurut harga pembelian dari

pengangkutan, pembongkaran, penyimpanan dan penempatan pada tempat-

tempat dari pemakaian terakhir untuk beton, spesi pasangan siaran atau jenis

pekerjaan.

PASAL 10. BAHAN UMUM II

1. Agregat dan Bahan-bahan Bangunan Pasangan/Plesteran Umum

a. Lingkup Pekerjaan:

Semua bahan pasir, kerikil dan bahan-bahan bangunan pasangan/

plesteran dinding yang dipakai yang dipakai untuk semua bangunan dan

pekerjaan yang akan dilaksanakan termasuk dalam dokumen kontrak, dan

untuk semua tujuan yang bersangkutan dan yang mungkin dikehendaki

oleh Direksi Pelaksana harus sesuai dengan berkas permintaan yang

diajukan dan berlaku sebelumnya, kecuali ada perjanjian permintaan yang

dirubah sendiri oleh Direksi Pelaksana unttuk jenis pekerjaan tertentu.

b. Penjelasan Umum:

Semua agregat yang terdiri dari bahan pasir, kerikil, batu dan bahan-bahan

bangunan untuk plesteran yang akan digunakan sesuai dengan Dokumen

Kontrak untuk semua tujuan yang dikehendaki oleh Direksi Lapangan.

c. Pengangkutan dan Penyimpanan

139

1. Kontraktor harus mengangkut, membongkar, mengerjakan dan

menimbun semua pasir, kerikil dan bahan plesteran dan bahan

plesteran dan pasangan sebagaimana diminta untuk melaksanakan

pekerjaan yang terperinci di sini, dengan mendapatkan persetujuan

dari Pengawas/ Direksi Lapangan.

2. Tempat dan pengaturan dari semua daerah penimbunan harus

mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan.

3. Kontraktor harus membersihkan dan memperbaiki saluran buangan

dan semua tempat untuk penimbunan dan harus mengatur semua

pekerjaan penimbunan bahan-bahan tersebut, agar sedikit mungkin

bahan yang tercampur tanah atau bahan lain pada waktu banjir

maupun air rembesan.

4. Kontraktor harus menanggung sendiri segala biaya untuk pengolahan

kembali pasir, kerikil maupun bahan pasangan batu yang terpisah atau

kotor karena penimbunaan yang tidak sempurna.

5. Kontraktor harus mengatur semua pekerjaan penimbunan sehingga

ketinggian penimbunan tidak lebih dari 1,25 m. Semua bahan

timbunan itu tidak boleh dipindahkan dari timbunan, kecuali oleh truk

untuk menempatkan lapisan-lapisan berikutnya.

6. Kontraktor harus menyediakan alat-alat yang efektif untuk mencegah

pecahnya batu yang disebabkan oleh truk-truk yang melalui timbunan.

2. Pasir

140

a. Di dalam spesifikasi ini dipakai bermacam-macam jenis pasir untuk

pekerjaan bangunan yang ditetapkan sebagai berikut:

1). Pasir buatan : pasir yang dihasilkan oleh mesin pemecah batu.

2). Pasir alam : pasir yang disediakan oleh Kontraktor yang berasal yang

dari sungai atau pasir alam yang didapat atas persetujuan Direksi

Lapangan.

a). Pasir paduan : paduan pasir dari buatan dan pasir alam dengan

perbandingan campuran tertentu sehingga didapat gradasi

(susunan butiran) yang terperinci seperti dalam ayat 3.

b. Semua pasir alam yang dibutuhkan untuk pekerjaan pembangunan harus

disediakan oleh Kontraktor dan dapat diperoleh dari sungai atau dari

tempat lain sumber alam yang disetujui. Jika pasir alam didapat dari

sumber-sumber yang tidak dimiliki atau tidak dikuasai oleh Kontraktor,

maka Kontraktor harus mengadakan persetujuan yang perlu dengan

pemiliknya dan harus membayar sewa/biaya lain yang bersangkutan

dengan hal tersebut.

c. Persetujuan untuk sumber-sumber pasir alam tidak dimaksudkan sebagai

persetujuan keseluruhan untuk semua bahan yang diambil dari alam

tersebut, dan Kontraktor harus bertanggung jawab untuk kualitas satu

demi satu dari bahan sejenis yang dipakai dalam pekerjaan. Kontraktor

harus menyerahkan kepada Direksi Lapangan untuk pemeriksaan

pendahuluan, contoh yang cukup seberat 15 kg dari pasir alam yang

diusulkan untuk dipakai paling sedikit 14 hari sebelum diperlukan.

141

d. Timbunan pasir alam harus dibersihkan oleh Kontraktor dari semua

tumbuh-tumbuhan dan dari bahan-bahan lain yang tidak dikehendaki dan

segala macam tanah yang dapat dipakai. Bahannya harus diayak dan

dicuci sebagaimana diperlukan untuk menghasilkan pasir alam sesuai

dengan ketentuan-ketentuan yang ditetapkan disini.

e. Kebersihan dan kualitas

Pasir harus bersih dan bebas dari Lumpur atau tanah liat, dan hal-hal yang

dapat merusak substansi yang merugikan beratnya tidak boleh lebih dari 5

%

f. Gradasi untuk beton

Semua pasir yang akan dipakai untuk produksi beton dalam spesifikasi ini

harus pasir alam dan bila terpaksa dikehendaki harus campuran dalam

proporsi perbandingan yang tepat antara pasir buatan dan pasir alam. Pasir

harus mempunyai “Modulus kehalusan butir” antara 2 sampai 3,2 atau jika

diselidiki dengan standar, sesuai dengan standar Indonesia untuk beton

PBI 1971 pasal 3.5 dan disetujui oleh Direksi Lapangan.

g. Pengukuran dan pembayaran

Harga satuan yang ditawarkan dalam Bill of Quantity untuk jenis

pekerjaan dengan pasir, kerikil, batu pasangan batukosong maka harga

tersebut meliputi harga pembelian, pengolahan (processing),

pengangkutan, penimbunan/penyimpanan, menyaring dan mencuci

kembali bila dikehendaki, dan menempatkan pada tempat-tempat dan

pemakaian-pemakaian terakhir. Semua biaya untuk menyediakan pasir,

142

kerikil dan bahan-bahan pasangan harus dimasukkan dalam harga satuan,

yang diajukan dalam daftar penawaran untuk jenis-jenis pekerjaan yang

dikehendaki.

3. Agregat Kasar

a. Agregat kasar harus didapat dari sumber yang telah disetujui, yang terdiri

dari batu pecah atau bahan pengisi atau kombinasinya.

b. Kebersihan dan Mutu

Agregat kasar haurus bersih dan bebas dari bagian-bagian yang halus dan

mudah pecah, tipis atau panjang-panjang serta bersih dari alkali dan

bahan-bahan organis atau substansi yang merusak dalam jumlah yang

merugikan. Besarnya prosentase dari semua subtansi yang tidak boleh

mencapai 3 % dalam beratnya. Agregat kasar harus berbentuk baik, keras,

padat, awet dan tidak berpori-pori.

c. Gradasi

Agregat kasar harus bergradasi baik dengan ukuran butir berada dalam

batas-batas sebagaimana terperinci untuk pekerjaan-pekerjaan khusus.

Agregat kasar harus menpunyai modulus kehalusan butir antara 6 – 7,5

atau bila diselidiki dengan saringan standar harus sesuai dengan standar

Indonesia untuk beton SK SNI 1989.

d. Agregat kasar harus sesuai dengan spesifikasi ini dan jika diperiksa oleh

Direksi Lapnagan tidak sesuai dengan ketentuan gradasi, maka Kontraktor

harus menyaring kembali atas beban sendiri, untuk menghasilkan agregat

sampai disetujui Direksi Lapangan.

143

Tabel presentase saringan agregat

Saringan No. Presentase Satuan Timbangan Tertinggal di Saringan

4 0 – 15

8 6 - 12

16 10 - 25

30 10 - 30

50 15 - 35

100 12 - 20

PAN 3 - 7

Jika prosentase satuan tertinggal dalam saringan no. 16 adalah 20 % atau

kurang, batas maksimal untuk prosentase satuan dalam saringan no. 8

dapat naik sampai 20 %.

e. Gradasi untu Pasangan Batu

Pasir untuk spesi/mortal yang digunakan untuk lapisan batu atau batu bata,

plesteran, pasangan batu atau batu bata harus pasir alam, bila diselidiki

dengan standar harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan berikut :

Tabel presentase saringan agregat

Saringan No. Presentase Satuan Timbangan Tertinggal di

Saringan

8 100

100 15 (maksimum)

144

f. Segala pasir alam dan pasir campuran harus disediakan untuk

penyelidikan oleh Direksi Lapangan Untuk ditetapkan apakah pasir yang

digunakan sesuai dengan permintaan dalam spesifikasi ini. Kontraktor

harus menyediakan bantuan tersebut tanpa memungut biaya, bila Direksi

Lapangan memutuskan untuk melakukan percobaan.

4. Bahan Pasangan Batu

a. Batu harus didapat dari tempat pengambilan/gunung batu yang telah

disetujui. Batu yang akan dipergunakan adalah batu pecah berasal dari

gunung batu atau batu-batu besar yang bermutu baik, mempunyai berat

jenis minimal 2,4. Kekuatan tekanan tidak boleh kurang dari 400 kg/cm2

(40 Mpa).

b. Kualitas

Untuk dipakai di dalam pekerjaan pasangan, pasangan batu kosong dan

sebagai perkerasan jalan, batu harus keras kekar, berisi (kompak), awet

bebas dari cacat dan celah.

c. Batu untuk pasangan batu kosong (pitching) harus mempunyai berat

antara 10 kg sampai 25 kg sebuah , dan dibelah paling tidak pada satu sisi.

d. Batu untuk pasangan batu harus dibuat menurut ukuran dan bentuk

sebagaimana ditunjukkan dalam gambar atau sebagaimana disetujui oleh

Perencana/Direksi Lapangan.

PASAL 11. BAHAN UMUM III (Beton Umum)

1. Lingkup Pekerjaan

145

Semua beton yang dikehendaki untuk digunakan pada semua bangunan yang

akan dikerjakan dengan spesifikasi ini dan semua maksud yang berhubungan

dan sebagaimana diminta oleh Direksi Lapangan harus terdiri dari bahan-

bahan yang terperinci disini dan harus dicampur dengan perbandingan yang

sesuai, dicor dan dituang sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang tersebut

disini.

2. Bahan

a. Semen portland harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan yang

ditetapkan dalam bahan umum.

b. Semua besi beton harus sesuai dengan syarat-syarat dan ketentuan yang

ditetapkan dalam bahan umum.

c. Semua pasir dan agregat kasar yang digunakan dalam beton spesi/mortar

dan spesi injeksi dalam spesifikasi ini, disediakan oleh Kontraktor sesuai

dengan syarat-syarat dan ketentuan untuk pasir dan agregat kasar yang

ditetapkan dalam bahan umum.

d. Air yang dipakai harus sesuai dengan syarat-syarat yang dan ketentuan-

ketentuan yang ditetapkan sebelumnya untuk bahan umum.

3. Spesi Injeksi (grout)

Semua spesi injeksi yang diperlukan digunakan untuk pengangkutan mesin-

mesin/alat-alat lain dan pekerjaan baja atau sebagai yang dikehendaki oleh

Direksi Lapangan harus disediakan oleh Kontraktor. Kecuali bila ditentukan

lain, semua bahan untuk grout harus sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang

146

terperinci untuk beton. Spesi injeksi terdiri dari campuran 1 pc : 3 psr dengan

air yang cukup untuk mendapatkan kekentalan yang tepat.

4. Kelas dan Mutu Beton

Kelas dan mutu beton hasur sesuai dengan standar beton Indonesia NI 2 - PBI

1971 menurut tabel berikut ini :

Tabel kelas dan mutu beton

Klas

Mutu σ bk

(kg/cm2)

σ bm

dengan

S=46

(kg/cm2)

Kategori

dari

Bangunan

(tujuan)

Pengawasan

terhadap

Kualitas

Agregat

Pengawasan

terhadap

Kekuatan

Tekan

I B 0 -- -- Non

strukturil

Pemeriksan

dengan

mata

Tidak ada

pengujian

II B 1 -- -- Strukturil Pemeriksaa

n dengan

teliti

Tidak ada

pengujian

K 125 125 200 Strukturil Pengujian

dengan

mendetail

dengan

mengadaka

n analisa

Pengujian

akan

diadakan

kontinu

K 175 175 250 Strukturil Pengujian

dengan

mendetail

dengan

mengadaka

n analisa

Pengujian

akan

diadakan

kontinu

147

K 225 225 300 Strukturil Pengujian

dengan

mendetail

dengan

mengadaka

n analisa

Pengujian

akan

diadakan

kontinu

III K>125 >125 >300 Strukturil Pengujian

dengan

mendetail

dengan

mengadaka

n analisa

Pengujian

akan

diadakan

kontinu

Keterangan:

σ bk : kekuatan tekan karakteristik yang ditentukan melalui pengujian

benda-benda uji. Hanya 5 % dari hasil percobaan yang diijinkan berada di

bawah harga tersebut.

σ bm : Adalah harga kekuatan tekan rata-rata. Bilamana tidak ditentukan

lain kekuatan tekan dari beton adalah selalu kekuatan hancur dari contoh

kubus yang bersisi 15 cm diuji pada umur 28 hari.

Rumus untuk kalkulasi adalah sebagai berikut :

σbk= S64,1bm

bk−σσ

S= ∑ −−N

1 1N2)bmb( σσ

148

∑=N

1 Nbbm σσ

dimana :

N : jumlah benda uji minimum 20

σ b : kekuatan tekan beton yang didapat dari masing-masing benda uji

σ bm : kekuatan beton rata-rata (kg/cm2)

S : standar deviasi (kg/cm2)

Kriteria yang umumnya diterima oleh Bureu of Reclamation USA untuk

menentukan kelas kekuatan ialah persyaratan bahwa 80 % dari hasil pengujian

sejumlah benda-benda uji harus lebih besar dari kelas kekuatan tekan yang

ditentukan benda tersebut.

Kelas kekuatan yang ditentukan adalah :

a. Kelas I : 160 kg/cm2 dengan benda uji kubus 15 x 15 cm pada umur 28

hari

b. Kelas II : 200 kg/cm2 dengan benda uji kubus 15 x 15 cm pada umur 28

hari

c. Kelas III : 225 kg/cm2 dengan benda uji kubus 15 x 15 cm pada umur 28

hari

5. Komposisi/Campuran Beton

a. Beton harus dibentuk dari semen portland, pasir, kerikil/batu pecah, air

yang ditentukan sebelumnya. Semuanya dicampur dalam perbandingan

yang tepat dan diubah sebaik-baiknya sampai pada kekentalan yang

baik/tepat.

149

b. Spesi injeksi (grout) harus terdiri dari semen portland, pasir,air dan suatu

bahan pengisi yang tidak susut yang disetujui oleh Direksi Lapangan

semua dicampur dengan perbandingan yang sesuai dan kekentalan yang

disetujui oleh Direksi Lapangan.

6. Pengujian dan Konsistensi Beton dan Benda Uji Beton

a. Pengujian dari konsistensi beton dan benda uji beton, banyaknya air yang

dipakai untuk beton mempunyai konsisitensi yang baik dan untuk

menyesuaikan variasi kandungan butir atau gradasi dari agregat waktu

masuk dalam mesin pengaduk (mixer). Penambahan air untuk mencairkan

kembali beton beku hasil pengadukan yang terlalu lama atau yang menjadi

kering sebelum dipasang adalah tidak diperkenankan. Konsistensi beton

untuk setiap kali pengadukan harus seragam. Nilai slump dari beton (

pengujian kerucut slump), untuk berbagai pekerjaan beton harus sesuai SK

SNI T – 15 – 1991 – 03. Direksi Lapangan berhak menuntut niali slump

yang lebih kecil bila hal tersebut dapat dilaksanakan (praktis) dan akan

menghasilkan beton berkualitas lebih tinggi atau alasan penghematan.

b. Kekuatan tekan dari beton harus ditetapkan Direksi Lapangan melalui

pengujian biasa dengan silinder diameter 150 mm dan tinggi 300 mm,

apabila digunakan kubus 15 x 15 cm hasil ujinya harus dikonversikan

dengan rumus :

fc' = {0,76 + 0,210 log(vs

'fck )}fck’

keterangan :

fc’ : kuat tekan beton yang disyaratkan (Mpa)

150

fck’ : kuat tekan beton (Mpa) yang didapat dari pengujian desak

kubus beton dengan sisi 15 cm.

Dibuat dan diuji sesuai dengan SK SNI T – 15 – 1991 – 03.

Kontaktor harus menyediakan fasilitas yang baik yang diperlukan untuk

mengerjakan contoh-contoh pemeriksaan/pengujian. Frekuensi

pemeriksaan akan ditetapkan oleh Direksi Lapangan berdasarkan pada

tingkat pengecoran struktur untuk mendapatkan kepastian bahwa beton

yang dipasang adalah sesuai dengan spesifikasi dan ketentuan

perencanaan.

7. Perlengkapan Mengaduk

Kontraktor harus menyediakan peralatan dan perlengkapan yang mempunyai

ketelitian cukup untuk menetapkan dan mengawasi jumlah dari masing-

masing bahan pembentuk beton. Perlengkapan-perlengkapan tersebut dan cara

pengerjaannya harus mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan.

8. Mengaduk

a. Bahan-bahan pembentuk beton harus dicampur dan diaduk dalam mesin

pengaduk beton yaitu Batch Mixer atau Portable Continous Mixer selama

sedikitnya 1,5 menit sesudah semua bahan (kecuali untuk air dalam

jumlah yang penuh) ada dalam mixer. Waktu pengadukan ditambah

apabila mesin pengaduk berkapasitas lebih besar dari 1,5 m3. Direksi

Lapangan bertambah waktu pengadukan jika pemasukan bahan dan cara

pengadukan gagal untuk mendapatkan hasil adukan dengan susunan

kekentalan dan warna yang seragam/merata. Beton harus seragam dalam

151

komposisi dan konsistensi dari adukan ke adukan, kecuali bila dimintakan

adanya perubahan dalam komposisi. Air harus dituang lebih dulu selama

pekerjaan mencampur. Pengadukan dengan waktu yang terlalu lama

sehingga membutuhkan penambahan air untuk mendapatkan konsistensi

beton yang dikehendaki tidak diperkenankan.

b. Truk pengaduk (truk mixer) hanya diperkenankan jika tiap kali

pengadukan mempunyai konsistensi dan mutu yang merata dan sama.

Beton yang tertinggal dalam truk pengaduk sekian lama yang memerlukan

tambahan air yang cukup untuk memungkinkan pemasangan yang

memuaskan harus atas tanggungan Kontraktor. Jika pengadukan

memproduksi hasil yang tidak memuaskan harus diperbaiki. Mesin

pengaduk yang disentralisir (batching, mixing plant) harus diatur

sedemikian hingga pekerjaan mengaduk dapat diawasi dengan mudah daru

stasiun operator. Mesin pengaduk tidak boleh dibebani melebihi dari

kapasitas yang telah ditentukan kecuali telah nyata-nyata diperkenankan.

Tiap mesin pengaduk dilengkapi dengan alat mekanis untuk mengatur dan

menghitung jumlah adukan.

9. Suhu

Suhu beton sewaktu dicor/dihitung tidak boleh kurang dari 320 C tidak lebih

dari 450 C. Bila suhu dari beton yang ditaruh berada antara 270 C dan 320 C,

beton harus diaduk ditempat pekerjaan untuk kemudian langsung dicor pada

waktu iklim sedemikian sehingga suhu dari beton melebihi 320 C, sebagai

yang diatur oleh Direksi Lapangan. Kontraktor harus mengambil langkah-

152

langkah yang efektif, umpamanya mendinginkan agregat, mencampur air dan

mengecor pada waktu malam hari, bila perlu mempertahankan suhu beton,

untuk dicor pada suhu di bawah 320 C.

10. Rencana Cetakan

Cetakan haruslah sesuai dengan berbagai bentuk, bidang-bidang, batas-batas

dan ukuran dari hasil beton yang diinginkan sebagaimana pada gambar-

gambar atau seperi ditetapkan oleh Direksi Lapangan. Bahan yang dipakai dan

gambar rencana cetakan dimulai, tetapi persetujuan yang demikian tidak akan

mengurangi tanggung jawab Kontraktor terhadap keserasian bentuk maupun

terhadap perlunya perbaikan kerusakan-kerusakan yang mungkin dapat timbul

waktu pemakaian. Sewaktu-waktu Direksi Lapangan dapat mengafkir sesuatu

bagian dari bentuk yang tidak dapat diterima dalam segi apapun dan

Kontraktor harus segera mengambil bentuk yang diafkir dan menggantinya

atas beban biaya sendiri.

11. Konstruksi Cetakan

a. Cetakan untuk mencetak beton menurut model yang ditentukan harus

digunakan cetakan yang dibuat dari logam atau lembaran plywood atau

papan kayu yang dipres atau dari papan yang dipasah ahlus dlam keadaan

baik sebagaimana dikehendaki untuk menghasilkan permukaan yang

sempurna.

b. Cetakan harus kuat dan kaku pada tempatnya serta tetap bentuknya selama

pembebanan dan selama berlangsungnya pekerjaan fibrasi pemadatan

beton. Semua cetakan kayu pada permukaan harus diketam rata/digosok

153

dengan kertas pasir untuk menghilangkan tanda-tanda bekas cetakan.

Usaha-usaha harus dikerahkan dalam pekerjaan cetakan untuk

menguatkan bagian pinggir dan ujung untuk menghindari terbentuknya

penggelembungan sisi-sisi pinggiran atau kerusakan-kerusakan

permukaan beton yang telah diselesaikan.

c. Semua cetakan yang dibangun harus teguh. Alat-alat yang sesuai dan

cocok untuk membuka cetakan tanpa merusak permukaan beton yang

telah dicetak harus tersedia dan digunakan hanya setelah disetujui oleh

Diireksi Lapangan. Sebelum beton dicor, permukaan dari cetakan

sebaiknya diminyaki dengan minyak yang biasanya diperdagangkan.

Penggunaan minyak untuk cetakan harus berhati-hati untuk mencegah

kontak dengan besi beton dan mengakibatkan kurangnya daya lekat.

Champer Strip harus ditempatkan di sudut dari cetakan-cetakan untuk

menghasilkan tepi-tepi yang melereng pada permukaan beton yang selalu

kelihatan.

d. Sambungan-sambungan cetakan harus rapat sehingga dapat mencegah

kebocoran-kebocoran adukan selama pengecoran.

e. Cetakan harus betul-betul teliti dan aman pada kedudukannya sehingga

dapat dicegah pengembangan atau lain gerakan selama penuangan beton.

Cetakan dapat disangga selama pengecoran beton pada pilar-pilar beton,

kaki-kaki logam (tetal pedestal) atau oleh cara-cara lain yang disetujui.

Penyangga cetakan (perancah) harus diberi jarak antara yang tepat

154

sehingga tidak akan ada kemungkinan penurunan cetakan selama

pelaksanaan.

f. Khusus untuk pondasi dibuatkan permanen terbuat dari pasangan batu

bata setengah batu seperti yang terlihat pada gambar.

12. Pengecoran

a. Beton tidak boleh dicor sebelum semua pekerjaan cetakan, baja tulangan

beton, pemasangan instalasi-instalasi yang harus ditanam, penyokong,

pengikat dan penyiapan permukaan-permukaan yang berhubungan dengan

pengecoran telah disetujui Direksi Lapangan. Beton tidak boleh dicor

dalam air tanpa ijin tertulis dari Direksi Lapangan dan cara mengecor

beton harus menurut persetujuan. Beton tidak boleh berhubungan dengan

air yang mengalir sebelum beton tersebut cukup keras. Semua permukaan

cetakan dan material tertanam yang dilekati spesi/mortar adukan beton

yang lebih dahulu dicor harus dibersihkan dari adukan-adukan tersebut

sebelum pengecoran dilanjutkan.

b. Sesaat sebelum pengecoran beton, semua permukaan pada tempat

pengecoran beton (cetakan, lantai kerja) harus bersih dari air yang

menggenang, reruntuhan atau bahan lepas, permukaan dengan bahan yang

menyerap pada tempat yang akan dicor, harus dibasahi dengan rata

sehingga kelembaban (air) dari beton yang baru dicor tidak akan diserap.

c. Semua bagian beton yang berhubungan dengan tanah sebagai dasarnya

harus diberikan pasir 5 cm dengan adukan 1 : 3 : 5 di bawah konstruksi

tersebut. Lantai kerja harus dihamparkan secara merata di atas tanah dasar

155

pondasi dan dibiarkan mengeras selama sedikitnya 24 jam baru beton

sebenarnya dicor.

d. Permukaan-permukaan construction joints harus bersih dan lembab ketika

ditutup dengan beton atau adukan. Pembersihan harus berupa pembuangan

semua kotoran, beton yang mengelupas atau rusak, bahan-bahan asing

yang menutupinya. Permukaan construction joints harus dibersihkan

dengan cara-cara yang disetujui dan kemudian dicuci seluruhnya dengan

penyemprotan air dengan tekanan udara segera sebelum pengecoran beton

baru. Pencucian harus segera dilaksanakan pada kesempatan terakhir dari

pengecoran beton. Semua genangan-genangan air harus segera dibuang

dari permukaan construction joints sebelum beton baru dicor dan disiram

air semen.

e. Semua construction joints atau expension joints (siar muai) seperti

ditunjukkan pada gambar harus dibersihkan seluruhnya dari kelebihan-

kelebihan beton/material lain dengan penggaruk (scraving), memahat atau

cara lain yang disetujui Direksi Lapangan.

f. Cara-cara dan alat-alat yang digunakan untuk pengangkutan beton harus

sedemikian sehingga beton dengan komposisi dan kekentalan yang

diinginkan dapat dibawa ke tempat pekerjaan tanpa adanya pemisahan

antara kerikil dan spesinya, yang menyebabkan perubahan nilai slump.

Dalam segala hal, beton yang akan dicor harus melalui jarak yang

terpendek ke tempat terakhir.

156

g. Beton dicor hanya waktu Direksi Lapangan atau wakilnya yang ditunjuk

serta pengawas Kontraktor yang setaraf ada di tempat kerja. Setelah

permukaan disiapkan, permukaan construction joints yang akan dicor,

harus dilapisi dengan penutup yang terbuat dari air semen setelah itu

ditutup dengan lapisan spasi/mortal kira-kira setebal 2 cm dan harus

mempunyai perbandingan semen dan pasir seperti campuran beton yang

bersangkutan kecuali ditentukan lain, demikian juga konsistensinya.

Adukan harus dihamparkan merata dan juga pada permukaan yang tidak

teratur.

h. Penyampuran kembali beton yang sudah mengeras tidak diperkenankan.

Dalam semua hal, beton yang akan dituang/dicor harus diusahakan agar

pengangkutannya ke tempat posisi terakhir sependek mungkin.

i. Pemisahan yang berlebihan dari agregat kasar dalam beton yang

disebabkan jatuh bebas dari tempat yang cukup tinggi atau sudut-sudut

yang cukup besar atau bertumbuk dengan baja tulangan, baik diizinkan

dan di mana pemisahan yang mungkin terjadi. Kontraktor harus

mempersiapkan drop chutes dan baffles atau alat lain yang cocok untuk

mengontrol jatuhnya beton.

j. Kecuali ada penyetopan/pemotongan oleh hubungan (joints), semua

penuangan beton harus selalu kira-kira berlapis-lapis horizontal dan

umumnya tebalnya tidak lebih dari 50 cm. Direksi Lapangan mempunyai

hak untuk mengurangi tebal tersebut apabila pengecoran dengan tebal

lapisan 50 cm tidak dapat memenuhi spesifikasi-spesifikasi ini.

157

k. Dalam mengecor beton pada daerah terbuka yang luas dan tebal,

Kontraktor harus menjaga agar daerah beton baru yang terbuka

seminimum mungkin, dengan cara pertama-tama menuang beton menurut

lebar yang penuh dan sampai tinggi yang penuh pada daerah yang terbatas

pada ujung bangunan dan kemudian melanjutkan pada tahap berikutnya

dengan cara yang sama sampai seluruh daerah dari bangunan. Lereng

yang terbentuk oleh pinggiran pengecoran yang tidak dibatasi dengan

cetakan (masih akan dilanjutkan) harus dijaga agar berbentuk lereng yang

terjal (securam mungkin) supaya luasnya tetap minim. Beton disekitar tepi

lereng ini tidak boleh digetar (dengan vibrator) sebelum beton yang

berdampingan terhadapnya dituang, kecuali jika kondisinya sudah

mengeras sedemikian sehingga beton berikutnya tidak sempurna

penyatuannya dengan beton yang lebih dahulu dituang. Setiap tahap

penuangan beton harus dipadatkan betul-betul (dengan vibrator atau alat

lain) seluruhnya sebelum tahap berikutnya dimulai.

l. Pengecoran beton tidak diperkenankan selama hujan atau waktu lama

berakibat spesi/mortel terpisah dari agregat kasar. Selama hujan, air semen

atau spesi tidak boleh dihamparkan pada construction joints dan air semen

atau spesi yang hanyut dan terhampar harus dibuang dan diganti sebelum

pekerjaan dilanjutkan. Suatu pengecoran yang sudah dimulai pada suatau

bagian bangunan, tidak boleh terputus sebelum bagian tersebut selesai.

m. Ember-ember/broket beton yang dipakai harus sanggup menuang dengan

tepat slump yang rendah dan memenuhi syarat-syarat campuran pada

158

waktu penuangan dan harus dibuat dengan kapasitas sedikitnya 0,35 m3

sekali tuang. Ember beton harus mudah untuk diangkat/dilekatkan dengan

alat lainnya dimana diperlukan terutama bagi lokasi-lokasi yang terbatas.

n. Keadaam construction joints harus mendekat horizontal jika tidak ada

ketentuan lain dari yang ditunjukkan pada gambar atau diperintahkan oleh

Direksi Lapangan, jika beton dicor menjadi satu kesatuan (monolithically)

di sekitar celah-celah yang mempunyai dimensi-dimensi vertikal lebih dari

60 cm, beton pada deck, plat lantai berbagai lantai, berbagai balok (beams,

girders) atau satu kesatuan suatu bangunan dicor setara dengan

pendukungnya.

o. Setiap lapisan beton harus dipadatkan sampai kepadatan yang mungkin,

sehingga bebas dari kantong-kantong kerikil, dan menutup rapat-rapat

pada semua permukaan-permukaan dari cetakan dan material yang

dilekatkan.

13. Waktu dan Cara-cara Pembukaan Cetakan

a. Waktu dan cara pembukaan pemindahan cetakan harus seperti petunjuk

dari Direksi Lapangan dan pekerjaan ini harus dikerjakan dengan hati-hati

untuk menghindarkan kerusakan pada beton. Beton yang masih muda

tidak dijinkan untuk dibebani. Segera sesudah cetakan-cetakan dibuang,

permukaan beton harus diperiksa dengan teliti dan permukaan-permukaan

yang tidak beraturan harus segera diperbaiki sampai disetujui Direksi

Lapangan.

159

b. Bagian struktur beton vertikal boleh dibongkar bekistingnya setelah 7 hari

dengan syarat bahwa betonnya sudah cukup keras. Bagian struktur beton

yang disangga dengan penumpu tidak boleh dibongkar sebelum betonnya

mencapai kekuatan yang cukup untuk menyangga beratnya sendiri dan

beban-beban pelaksanaan atau beban-beban lain yang akan menimpa

struktur beton tersebut. Dalam hal apapun bekisting pada jenis struktur ini

tidak boleh dibongkar sebelum berumur 21 hari, demikian juga bekisting

yang dipakai untuk curing beton tidak boleh dibongkar sebelum beton

ditentukan matang.

14. Perawatan (curing)

a. Semua beton harus dirawat (cured) dengan air sebelum ditentukan disini.

Direksi Lapangan berhak menentukan cara perawatan bagaimana yang

harus digunakan.

b. Beton yang dirawat (cured) dengan air harus tetap basah paling sedikit 14

hari terus menerus segera sesudah beton cukup keras untuk mencegah

kerusakan, dengan cara penyiraman mekanis, atau cara-cara yang disetujui

yang akan menjaga permukaan selalu basah. Air yang digunakan dalam

perawatan (curing) harus memenuhi maksud spesifikasi air untuk

campuran beton.

15. Perlindungan (protection)

160

Kontraktor harus melindungi semua beton terhadap kerusakan-kerusakan

sebelum penerimaan oleh Direksi Lapangan. Permukaan beton yang terbuka

harus dilindungi terhadap sinar-sinar matahari yang langsung paling sedikit 3

hari sesudah pengecoran. Perlindungan semacam ini harus dilakukan

secepatnya dapat dilakukan sesudah pengecoran beton tanpa cetakan atau

sesudah pembukaan cetakan-cetakan.

16. Penyempurnaan Permukaan Beton

a. Penyempurnaan permukaan-permukan beton harus dilaksanakan oleh

tukang yang ahli dan disaksikan oleh Direksi Lapangan. Kontraktor harus

membersihkan semua permukaan beton yang terbuka, dan kerak-kerak

dan karat kecuali bila ditentukan lain oleh Direksi Lapangan.

b. Permukaan atap yang biasanya datar, harus dibuat miring untuk drainage.

Permukaan yang sempit, misalnya puncak tembok dan pinggiran trotoir

harus dimiringkan kira-kira 2 mm tiap meter, lebar permukaan yang lebih

luas seperti lantai dan atap harus dimiringkan kira-kira 1 mm tiap meter.

17. Perbaikan Permukaan Beton

a. Pembukaan cetakan pada beton yang tidak terletak sesuai gambar atau di

luar garis atau tidak vertikal atau tidak waterpass dan ternyata ada

permukaan yang rusak, maka hal itu dianggap sebagai tidak sesuai dengan

spesifikasi ini dan harus diafkir/dibuang dan diganti oleh Kontraktor atas

bebannya sendiri kecuali bila Direksi Lapangan memberikan izinnya

untuk menambah tempat yang rusak, di mana penambahan harus

dikerjakan seperti yang telah tercantum dalam pasal berikut.

161

b. Kerusakan yang memerlukan pembongkaran dan perbaikan adalah yang

terdiri dari sarang kerikil, kerusakan karena cetakan, lubang-lubang karena

kropos, lubang-lubang baut, ketidakrataan karena pengaruh sambungan

cetakan dan bergeraknya cetakan. Ketidakrataan dan bengkak harus

dibuang dengan pemahatan atau dengan alat lain dan seterusnya digosok

dengan batu gerinda. Sarang kerikil harus dipahat dan dibuang. Lubang-

lubang pahatan harus diberi pinggiran yang tajam dan dicor sedemikian

sehingga pengisian akan terikat (terkunci) di tempatnya. Semua lubang

harus terus menerus dibasahi selama 24 jam sebelum dicor dan seterusnya

disempurnakan.

c. Cacat lubang baut angker dan tempat cungkilan dari sarang kerikil, diisi

dengan spesi/mortel tambalan yang kering. Spesi penambal harus

dikerjakan dengan lapisan-lapisan yang tipis dan selalu dipadatkan dengan

alat yang tepat. Ketelitian diharapkan pada pengisian baut-baut angker dan

lubang-lubang pipa hingga seluruhnya dapat diisi penuh dengan spesi

yang padat.

18. Penyekat-penyekat

a. Penyekat-penyekat air (water stops) dari karet atau polyvynyl harus

ditempatkan pada sambungan-sambungan struktur bangunan terutama

pada pengecoran (karena adanya dilatasi) dan batas antara lantai dan

dinding basement. Komtraktor harus menyiapkan semua penyekat air,

termasuk lem karet, rubber semen, pasak, mur dan bahan penyambung

lainnya. Kontraktor harus membuat semua sambungan, penyatuan, dan

162

lengkungan (joints and bends), pasak untuk penyekat air, pertemuan

perpotongan-perpotongan yang dibuat secara khusus sesuai dengan

gambar atau seperti ditunjukkan oleh Direksi Lapangan. Semua penyatuan

sambungan harus diletakkan sesuai dengan petunjuk pabrik pembuat dan

penggunaan material yang disahkan oleh pabrik dan harus dibentuk

sedemikian sehingga menghasilkan sambungan yang kuat dan kedap air.

Penyekat air dengan lebar 23 cm haruslah penyekat air karet alam tiga

gelembung (three bulb natural water stop), dengan tebal minimum 0,85

cm seperti yang dihasilkan oleh cates rubber company, denver, colorado,

USA atau penyekat air terbuat dari PVC Lucky Water Stop type LW 9.

b. Kontraktor harus melaksanakan pemeliharaan yang cocok untuk

menunjang dan melindungi penyekat air selama pekerjaan berlangsung.

19. Additive

Penggunaan additive untuk campuran beton boleh dilakukan jika sudah

disertai percobaan laboratorium guna mendapatkan hasil yang baik. Jenis

additive digunakan POZZOLITH 300 R atau yang setaraf. Dalam segala hal

bahan additive harus memenuhi persyaratan ASTM atau JIS.

20. Pengukuran dan Pembayaran

Semua beton dan spesi injeksi yang diminta untuk pekerjaan dalam

spesifikasi-spesifikasi ini harus tercakup dalam harga satuan yang ditawarkan.

Dalam Bill of Quantities untuk bagian-bagian yang sesuai di mana beton dan

spesi injeksi dipergunakan. Harga satuan yang ditawarkan untuk pekerjaan

semacam itu kerikil/batu pecah, bahan penambah (admixture), non shrink

163

compound, cetakan-cetakan minyak, cetakan pengolahan, pemeliharaan suhu,

pengangkutan, persiapan untuk pengecoran, pembukaan cetakan-cetakan,

perawatan (curing) perlindungan, penyempurnaan dan perbaikan permukaan

beton serta semua pekerjaan-pekerjaan lainnya, sesuai persyaratan-persyaratan

dan keperluan-keperluan yang termaktub di sini.

PASAL 12. BAJA TULANGAN BETON

1. Bahan (material) dan Ukuran Batang

Semua baja tulangan beton harus baru dengan mutu baja U24 untuk tulangan

plat lantai dan U39 Ulir (BJTD 40) untuk tulangan balok, kolom dan pondasi

dengan θ>12 mm sedangkan untuk θ<12 mm dipergunakan U24 polos (BJTP

24), ukuran sesuai standar Indonesia untuk beton SK SNI T – 15 – 1991 – 03

atau ASTM Designation A. 15 dan harus disetujui oleh Direksi Lapangan.

Kontraktor dapat diminta untuk memberikan surat keterangan tentang

pengujian oleh pabrik dari semua baja tulangan beton yang disediakan untuk

disetujui oleh Direksi Lapangan. Diameter baja tulangan beton harus sesuai

dengan gambar, bila kemungkinan karena keadaan lapangan harus diadakan

penggantian/penyesuaian diameter harus terlebih dahulu disetujui oleh

Konsultan Perencana dan Direksi Lapangan.

2. Tulangan

Khusus untuk tulangan beton struktur plat/lantai atap harus menggunakan

tulangan jaringan besi dengan ukuran/diameter yang sesuai dengan kebutuhan

164

yang disyaratkan dalam perhitungan dan disetujui oleh Konsultan Perencana

dan Direksi Lapangan.

3. Pembongkaran/pembentukan dan Pembersihan

Baja tulangan beton sebelum dipasang, harus bersih dari serpihan, karat,

minyak, dan pelapis yang akan merusak atau mengurangi daya rekatnya. Baja

tulangan beton harus dibengkok/dibentuk dengan teliti sesuai dengan bentuk

dan ukuran-ukuran yang tertera pada gambar konstruksi yang diberikan oleh

Kontraktor. Baja tulangan beton tidak boleh diluruskan atau dibengkokkan

kembali dengan cara yang dapat merusak bahan. Baja tulangan dengan

bengkokan yang tidak ditunjukkan dengan gambar tidak boleh dipakai. Semua

batang harus dibengkokkan dalam keadaan dingin, pemasangan dari besi

beton hanya dapat diperkenankan bila seluruh cara-cara pengerjaan disetujui

oleh Direksi Lapangan.

4. Pemasangan

a. Besi beton harus dipasang dengan teliti sesuai dengan gambar/perhitungan

dan dipastikan tidak terjadi pergeseran dengan pemakain kawat pengikat

tulangan beton atau alat klem yang sesuai pada perpotongan/pertemuan

tulangan. Rangka tulangan harus didukung oleh ganjal blok beton,

perenggang (speser) atau logam gantungan (metal hangers) sebagaimana

dibutuhkan. Dalam segala hal untuk besi beton yang horizontal harus

digunakan penunjang yang tepat, sehingga tidak ada bagian yang turun.

165

b. Jarak terkecil antara batang yang pararel tidak boleh kurang dari diameter

pengenal batang terbesar dan tidak boleh kurang dari 4/3 kali ukuran

terbesar agregat kasar.

c. Pada permukaan dari pondasi plat, dinding penahan tanah dan lain bagian-

bagian srtuktural yang prinsip di mana beton dituang langsung pada tanah,

tulangan harus diselubungi dengan beton (selimut beton) setebal paling

sedikit 5 cm.

PASAL 13. AIR UNTUK BETON

1. Air yang dipakai untuk semua beton, spesi/mortel, dan spesi injeksi harus

bebas dari lumpur, minyak, asam dan bahan organik basa, garam dan kotoran

lainnya dalam jumlah yang dapat merusak. Air tesebut harus diuji oleh Direksi

Lapangan untuk menetapkan sesuai tidaknya dengan ketentuan ini.

2. Apabila terdapat keragu-raguan mengenai air, dianjurkan untuk mengirimkan

contoh air itu ke lembaga pemeriksaan bahan yang diakui, diselidiki sampai

seberapa jauh air itu mengandung zat yang dapat merusak beton/tulangan.

3. Apabila pemeriksaan contoh air tersebut di atas tidak dapat dilakukan, maka

dalam hal adanya keraguan mengenai air harus diadakan percobaan

perbandingan antara kekuatan tekan mortel semen dan pasir dengan memakai

air itu dibandingkan dengan air suling. Air tersebut dapat dipakai apabila

kekuatan tekan mortel dengan memakai air tersebut pada umur 7 dan 21 hari

paling sedikit 90 % dari kekuatan mortel dengan memakai air suling pada

umur yang sama.

166

PASAL 14. PEKERJAN FINISHING BETON

1. Limgkup Pekerjaan

Yang teramsuk pekerjaan ini adalah pekerjaan waterproofing untuk atap,

reservoir, basement dan yang ditunjukkan dalam gambar rencana.

2. Referensi

Semua pekerjaan ini harus mengikuti semua petunjuk dari pabrik yang

bersangkutan.

3. Material

Menggunakan lapisan waterproofing dari SEALCOTE produksi ACUM atau

yang setara dan mempunyai sertifikat ex Eropa/ Australia/ Amerika dan lain-

lain.

PASAL 15. PEKERJAAN HALAMAN

1. Penjelasan

Pekerjaan pembuatan dan perbaikan halaman yang rusak akibat pelaksanaan

pekerjaan, dimana Kontraktor menerima keadaan level tanah sesuai dengan

keadaan lapangan, serta pekerjaan Kansteen sesuai dengan spesifikasi yang

ditentukan.

2. Ruang Lingkup

Pekerjaan ini meliputi pekerjaan penggalian/ pengurugan, pembuatan badan

jalan, pemadatan dan finishing dengan Hotmix/ Interblock untuk jalan dan

parkir dan pembuatan kanstin, sesuai gambar rencana atau yang ditunjukkan

oleh Perencana/ Direksi Lapangan.

167

a. Pekerjaan Halaman

1) Material

- Sirtu

- Pasir ekstra beton

- Interblock (8 cm untuk parkir, 6 cm untuk pendestrian dan plaza)

2) Pelaksanaan

a. Umum :

Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan

meneliti kondisi lapangan atau sesuai petunjuk Perencana/Direksi

Lapangan. Seluruh material yang masuk ke dalam site dan

material yang akan digunakan harus atas persetujuan

Perencana/Direksi Lapangan. Interblock yang digunakan harus

dalam satu merk dan mempunyai bentuk dan type yang sama

sesuai gambar rencana atau atas persetujuan Perencana/Direksi

Lapangan.

b. Sub Grade

Tanah yang sudah digali/ diurug sampai sesuai elevasinya

kemudian dipadatkan dengan steel roller 6 – 8 ton sampai

mencapai kepadatan yang optimum. Permukaan tanah yang masih

labil harus dipadatkan apabila ternyata masih labil, harus segera

digali dan diganti dengan material lain yang memenuhi syarat dan

dipadatkan kembali. Tanah yang sudah dipadatkan harus dites

168

hingga mencapai minimal CBR 3%. Tes laboratorium harus atas

sepengetahuan/ persetujuan Perencana/Direksi Lapangan.

c. Sub Base

• Terdiri atas lapisan sirtu dengan kualitas baik ketebalan

minimum mencapai 20 cm jadi/padat.

• Semua material sirtu yang masuk ke dalam site harus yang

telah disetujui Perencana/Direksi Lapangan, apabila tidak

memenuhi syarat harus segera dikeluarkan dari site.

• Hamparan sirtu harus merata di atas permukaan tanah yang

sudah dipadatkan, kemudian dipadatkan dengan steel roller 6

– 8 Ton.

• Kepadatan sirtu harus dilakukan pengetesan, dan harus

mencapai minimal CNR 10 %, atau atas petunjuk

Perencana/Direksi Lapangan.

• Permukaan sirtu yang masih labil, harus terus dipadatkan, dan

apabila ternyata tetap labil maka permukaan sirtu harus digali

dan diganti dengan material yang baru dan memenuhi syarat,

kemudian dipadatkan kembali.

• Pelaksanaan pemadatan harus disertai dengan air agar dapat

dicapai keadaan yang optimal.

• Apabila diketahui ada bagian yang kurang pasirnya, harus

segera ditambah dan sebaliknya apabila terlalu banyak batunya

169

harus dikurangi sampai benar-benar mendapat komposisi yang

disyaratkan.

• Pekerjaan lapisan berikutnya baru boleh dikerjakan apabila

seluruh pekerjaan sub base dapat diterima baik oleh

Perencana/ Direksi Lapangan.

• Gradasi Sub Base Klas A, seperti di bawah ini :

Tabel saringan presentase agregat

Macam Saringan Prose Lolos dari Berat

ASTM (mm) Inchi Klas A

50 2 100

25 1 65 – 90

9,5 3/8 40 – 60

4,75 No. 4 25 – 45

2,0 No. 10 12 – 30

0,425 No. 40 6 – 16

0,075 No. 200 0 - 8

• Lapisan pasir :

1. Pasir yang dihamparkan adalah pasir ekstra beton dengan

kualitas baik, tidak mengandung lumpur, kotoran, dan

material lain.

2. Pasir extra beton dihampar rata setebal 5 cm jadi/ padat.

• Inter block

1. Interblock yang digunakan adalah yang sesuai dengan

standar pabrik dan sudah dialkukan pengetesan.

170

2. Interblock yang digunakan adalah type S dan minimal

tebal 8 cm untuk halaman parkir dan 6 cm untuk plaza dan

pedestrian.

3. Kansteen pemmisah antara pinggir hotmix dengan pinggir

interblock parkir yang dipakai adalah beton tepi precast

dengan ukuran 20 x 5 x 60 cm dengan bahan yang dengan

interblock, yang satu dengan yang lain saling mengkait.

Kansteen pemisah tersebut di atas termasuk dalam

pekerjaan lapangan parkir.

4. Interblock dipasang di atas permukaan pasir yang telah

padat dan diratakan.

5. Perataan permukaan pasir yang kering harus menggunakan

papan yang lurus dan rata.

6. Celah-celah atau nat pada pasangan interblock tidak boleh

lebih besar dari 4 mm dan kemudian dipadatkan dan

diratakan dengan stamper dorong khusus untuk interblock,

apabila ada celah atau tidak rata, maka harus distamper

ulang.

7. Material interblock yang dipasang harus sama ukurannya

dan tipenya harus sesuai dengan gambar atau spesifikasi

serta tidak cacat (retak, gompal, kotor, dan warnanya

berubah).

171

b. Pekerjaan Kansteen

1). Kansteen sebagai pembatas antara pinggir jalan dengan jalur hijau dan

antara pinggir parkir dengan jalur hijau.

2). Kansteen dibuat dari beton bertulang dengan campuran 1 : 2 : 3, dibuat

exspos dengan model berbentuk huruf L.

3). Ukuran bentuk dan tulangnya sesuai dengan gambar rencana.

4). Pertemuan antara kansteen dengan pinggir jalan maupun pinggir

parkir, elevasinya harus sama atau rata sesuai gambar.

5). Pada daerah-daerah tikungan, kansteen dibuat sesuai keadaan

setempat.

6). Kansteen yang retak, gompal, permukaannya kasar, tidak rata dan

kotor terkena bahan lain, tidak boleh dipasang dan harus dikeluarkan

dari site.

c. Seluruh Pekerjaan Jalan Hotmix, Lapangan Parkir, Pedestrian, dan

Kansteen serta Bagian-bagian lain yang menunjang harus dikerjakan

sesuai dengan prosedur dan standar-standar Pelaksanaan untuk Pekerjaan

dimaksud. Hasil akhir dari pekerjaan tersebut harus benar-benar dapat

berfungsi dengan baik, tidak cacat dan dapat diterima dengan baik oleh

Perencana atau Direksi Lapangan.

SPESIFIKASI TEKNIK PEKERJAN ARSITEKTUR

PASAL 1. PEKERJAN PASANGAN BATU KALI

1. Lingkup Pekerjaan

172

1.1 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan

dan alat-alat yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjan ini untuk

mendapatkan hasil yang baik.

1.2 Pekerjaan pemasangan batu kali meliputi seluruh detail yang dinyatakan

atau disebutkan dalam gambar rencana atau sesuai petunjuk Pengawas

atau Direksi Lapangan.

2. Referensi atau Persyaratan Bahan

2.1 Batu Kali

Batu kali yang digunakan adalah batu kali dengan kualitas baik

ukuran minimum 20 – 30 cm dan berupa batu pecah (buka bulat).

2.2 Adukan

Bahan yang digunakan untuk adukan harus memenuhi syarat

sebagai berikut :

a. Pasir harus bersih, tajam dan bebas dari tanah liat maupun kotoran

lainnya.

b. Semua PC yang digunakan harus berasal dari satu merk.

c. Air yang digunakan harus bersih, segar, tawar dan bebas dari benda-

benda yang merusak (minyak, asam, basa, dan zat organik lainnya).

d. Perbandingan bahan dalam adukan harus 1 pc : 3 kp : 10 ps, untuk

semua pasangan batu kali.

3. Pemasangan atau Syarat-syarat Pelaksanaan

3.1 Seluruh pekerjaan pasangan pondasi batu kali harus mengikuti

ketentuan-ketentuan yang berlaku.

173

3.2 Semua bahan yang dipakai cara penerjaannya harus atas persetujuan

Perencana/ Direksi Lapangan.

3.3 Batu kali sebelum dipasang harus dibasahi dengan air dan dibersihkan

dari kotoran.

3.4 Pekerjaan pasangan harus mempunyai ikatan yang baik, kokoh sehingga

tidak retak ataupun turun. Jika terjadi keretakan/penurunan dinding yang

diakibatkan oleh penurunan pondasi, harus diperbaiki/diganti atas biaya

Kontraktor.

3.5 Tidak boleh memukuli batu kali dengan martil di tempat pemasangan.

PASAL 2. PEKERJAAN PEMASANGAN BATU BATA

1. Lingkup Pekerjaan

1.1 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan

dan alat-alat yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk

mendapatkan hasil yang baik.

1.2 Pekerjaan pemasangan batu bata meliputi seluruh detail yang

dinyatakan/ disebutkan dalam gambar rencana atau sesuai petunjuk

Pengawas/Direksi Lapangan.

2. Referensi/Pesyaratan Bahan

2.1 Dalam pelaksanaan pekerjaan ini harus mengikuti ketentuan :

Batu abta harus memenuhi N – 10.

Semen Portland harus memenuhi NI – 8

Pasir harus memenuhi NI – 3 pasal 14 ayat 2

174

Air harus memenuhi PVB – 1 – 1982 pasal 9

2.2 Batu bata harus berukuran sama 110 x 220 x 60 mm dan mempunyai

kualitas kelas 1 (ex lokal), harus terbakar matang dan tidak retak/pecah.

2.3 Adukan

Adukan terdiri dari bahan-bahan yang memenuhi syarat sebagiai berikut

a. Pasir harus bersih, tajam dan bebas dari tanah liat maupun kotoran

lainnya.

b. Semua PC yang digunakan harus berasal dari satu merk.

c. Air yang digunakan harus bersih, segar, tawar dan bebas dari benda-

benda yang merusak (minyak, asam ,basa, dan zat organik lainnya).

d. Perbandingan bahan dalam adukan harus 1 pc : 3 kp : 10 ps, untuk

semua pasangan batu kali.

3. Pemasangan/ Syarat-syarat Pelaksanaan

3.1 Pasangan batu bata dengan menggunakan adukan campuran 1 pc : 3 ps

untuk semua pasangan mulai dari sloof sampai dengan 20 cm di atas

permukaan lantai 0.00 dan dinding di sekeliling toilet dan daerah-daerah

basah sampai +_ 240 cm di atas permukaan lantai 0.00 sedangkan

adukan campuran 1 pc : 3 kp : 10 ps untuk pasangan batu bata yang

tidak termasuk point di atas.

3.2 Bahan-bahan perekat sebelum adukan harus diayak dengan ayakan

kawat kasa dengan ukuran renggang 0,5 cm dan diletakkan dengan

sudut paling kecil 50 derajat dengan bidang horizontal.

3.3 Stegger tempat berpijak tidak boleh menembus tembok.

175

3.4 Untuk semua dinding luar, semua dinding lantai dasar mulai dari

permukaan sloof sampai ketinggian +_ 30 cm di atas permukaan lantai

dasar, dinding di daerah basah sampai ketinggian +_ 200 cm dari

permukaan lantai serta semua dinding yang menggunakan simbol/ aduk

trasram/kedap air digunakan aduk rapat air dengan campuran 1 pc : 3 ps.

3.5 Sebelum digunakan batu bata harus direndam dalam bak air hingga

jenuh sehingga buihnya habis.

3.6 Setelah batu bata terpasang dengan adukan, nad/ siar-siar harus dikerok

sedalam 1 cm dan dibersihkan dengan sapu lidi dan kemudian disiram

dengan air.

3.7 Pasangan dinding batu bata sebelum diplester harus dibasahi dengan air

terlebih dahulu dan siar-siar telah dikerok serta dibersihkan.

3.8 Pemasangan dinding batu bata dilakukan bertahap, setiap tahap terdiri

maksimum 24 lapis setiap ahrinya, diikuti dengan cor kolom praktis.

3.9 Bidang dinding 0,5 batu yang luasnya lebih besar dari 12 m2 tambahan

kolom dan balok penguat (kolom praktis) dengan ukuran 12 x 12 cm,

dengan tulangan pokok θ 6 mm jarak 20 cm.

3.10 Pembuatan lubang pada pemasangan untuk perancah/stegger sama

sekali tidak dibenarkan.

3.11 Pembuatan lubang pada pemasangan batu bata yang berhubungan

dengan setiap bagian pekerjaan beton (kolom) harus diberi penguat stek-

stek besi beton θ 6 mm jarak 75 cm, yang terlebih dahulu ditanam

176

dengan pasangan batu batu sekurang-kurangnya 30 cm kecuali

ditentukan lain atas persetujuan Perencana/Direksi Lapangan.

3.12 Tidak diperkenankan memasang batu bata yang patah dua melebihi 5 %.

Batu bata yang patah jadi 2 bagian tidak boleh digunakan.

3.13 Pasangan batu bata untuk dinding ½ bata harus menghasilkan dinding

finish setebal 15 cm dan untuk dinding 1 bata finish adalah 25 cm,

pelaksanaan pasangan harus cermat, rapi dan benar-benar tegak lurus.

3.14 Pekerjaan dapat dimulai hanya aligment horizontal atau vertikal dari

pondasi mempunyai kesalahan tidak melebihi 2,5 cm bila dijumlahkan,

bila melebihi cara memperbaiki permukaan pondasi harus diajukan

untuk mendapatkan persetujuan dari Pengawas/Direksi Lapangan.

3.15 Tiap unit harus dipotong dengan tepat dan rapi, bila dipergunakan

lubang untuk saluran plumbing, elektrikal dan lainnya lubang ini

nantinya harus ditutup kembali dengan rapi.

3.16 Pada daerah pengecoran adukan pasangan batu bata harus disusun

berselang-selang dari bawah ke atas hingga tidak membentuk satu garis

vertikal.

3.17 Tebal dinding hasil akhir pasangan dinding bata dengan ketebalan 15

cm, rata dan tidak bergelombang, dengan sudut yang membentuk siku.

PASAL 3. PEKERJAAN PLESTERAN DINDING

1. Lingkup Pekerjaan

177

1.1 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan,

dan alat-alat yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk

mendapatkan hasil yang baik.

1.2 Pekerjaan plesteran dinding dikerjakan pada permukaan dinding bagian

dalan dan luar serta seluruh detail yang disebutkan dalam gambar.

2. Material/Persyaratan Bahan

2.1 Semen portland harus memenuhi NI-3 (dipilih untuk satu product untuk

seluruh pekerjaan)

2.2 Pasir harus memenuhi NI-3 pasal 14 ayat 2

2.3 Air harus memenuhi NI-3 pasal 10

2.4 Penggunaan adukan plesteran:

a. Adukan 1pc : 3ps dipakai untuk plesteran rapat air.

b. Adukan 1:3:10 dipakai untuk seluruh plesteran di dinding lainnya.

c. Seluruh permukaan plesteran diberi acian dari bahan PC.

3. Pemasangan/Persyaratan Pelaksanaan

3.1 Plesteran dilaksanakan sesuai standar spesifikasi dari bahan yang

digunakan sesuai dengan petunjuk dan persetujuan Perencanaan/Direksi

Lapangan, dan persyaratan tertulis dalam uraian dan syarat pekerjaan

ini.

3.2 Pekerjaan plesteran dapat dilaksanakan bilamana pekerjaan bidang beton

atau pasangan batu bata telah disetujui oleh Perencana/Direksi Lapangan

sesuai uraian dan syarat-syarat pekerjaan yang tertulis dalam buku ini.

178

3.3 Dalam melaksanakan pekerjaan ini, harus mengikuti semua petunjuk

dalam gambar arsitektur terutama pada gambar detail dan gambar

potongan mengenai ukuran tebal/peil dan bentuk profilnya.

3.4 Campuran adukan perekat yang dimaksud adalah campuran dalam

volume, cara pembuatannya menggunakan mixer selama 3 menit dan

memenuhi persyaratan sebagai berikut:

a. Untuk bidang kedap air, beton, pasangan dinding batu bata yang

berhubungan dengan udara luar, dan senua pasangan batu bata di

bawah permukaan tanah sampai ketinggian + 30 cm dari

permukaan lantai dan +200 cm dari permukaan lantai untuk kamar

mandi, WC / toilet dan daerah basah lainnya dipakai aduk

plesteran 1pc:3ps.

b. Untuk aduk kedap air, harus ditambah dengan daily bond, dengan

perbandingan 1 bagian pc : 1 bagian daily bond.

c. Untuk bidang lainnya diperlukan plesteran campuran

1pc:3kp:10ps.

d. Plesteran halus (acian) dipakai campuran PC dan air sampai

mendapatkan campuran yang homogen, acian dapat dikerjakan

sesudah plesteran berumur 8 hari (kering benar), untuk adukan

plesteran finishing harus ditambah dengan additive plamix dengan

dosis 200-250 gram plamix untuk setiap 40 kg semen.

e. Semua jenis adukan perekat tersebut di atas harus disiapkan

sedemikian rupa sehingga selalu dalam keadaan baik dan belum

179

mengering. Diusahakan agar jarak waktu pencampuran adukan

tersebut dengan pemasangannya tidak melebihi 30 menit terutama

unuk adukan kedap air.

3.5 Pekerjaan plesteran dinding hanya diperkenankan setelah selesai

pemasangan instalasi pipa listrik dan plumbing untuk seluruh bangunan.

3.6 Untuk beton sebelum dipleter permukaannya harus dibersihkan dari sisa-

sisa bekisting dan kemudian dikretek (scrath) terlebih dahulu dan semua

lubang-lubang bekas pengikat bekisting atau form tie harus ditutup aduk

plester.

3.7 Untuk bidang pasangan dinding batu bata dan beton bertulang yang

akan dicat dipakai plesteran halus (acian) di atas permukaan

plesterannya.

3.8 Untuk dinding tertanam dalam tanah harus diberaben dengan memakai

spesi kedap air.

3.9 Semua bidang yang akan menerima bahan pada permukaannya diberi

alur–alur garis horizontal atau dikorek (scrath 0 untuk memberi ikatan

yang lebih baik terhadap bahan finishing, kecuali yang menerima cat.

3.10 Pasangan kepala plesteran dibuat pada jarak 1m, dipasang tegak dan

menggunakan keping plywood setebal 9mm untuk patokan keratan

bidang.

3.11 Ketebalan plesteran harus mencapai ketebalan permukaan

dinding/kolom yang dinyatakan dalam gambar, atau sesuai peil-peil

yang diminta gambar. Tebal plesteran minimum 2,5 cm, jika ketebalan

180

melebihi2,5 cm harus diberi kawat ayam untuk membantu dan

memperkuat daya lekat dari plesterannya pada bagian pekerjaan yang

diijinkan oleh Perencana/Direksi Lapangan.

3.12 Ketebalan setiap permukaan bahan yang berada jenisnya yang bertemu

dalam satu bidang datar, harus diberi naat (tali air) dengan ukuran lebar

0,7 cm dalamnya 0,5 cmm kecuali bila ada petunjuk lain di dalam

gambar.

3.13 Untuk permukaan yang datar, harus mempunyai toleransi lengkung atau

cembung bidang tidak melebihi 5mm untuk setiap jarak 2m. Jika

melebihi, Kontraktor berkewajiban memperbaikinya dengan biaya atas

tanggungan Kontraktor.

3.14 Kelembaban plesteran harus dijaga sehingga pengeringan berlangsung

wajar tidak terlalu tiba-tiba, dengan membasmi permukaan plesteran

setiap kali terlihat kering dan melindungi dari terik matahari langsung

dengan bahan penutup yang bisa mencegah penguapan air lebih cepat.

3.15 Jika terjadi keretakkan akibat pengeringan yang tidak baik plesteran

harus dibongkar kembali sampai dinyatakan diterima oleh

Perencana/Direksi Lapangan dengan biaya atas tanggungan Kontraktor.

Selama 7 hari setelah pengacian selesai Kontraktor harus selalu

menyiram dengan air sampai jenuh sekurang-kurangnya 2 kali setiap

hari.

3.16 Selama pemasangan dinding batu bata/beton bertulang belum finish,

Kontraktor wajib memelihara dan menjaganya terhadap kerusakan-

181

kerusakan dan pengotoran bahan lainnya. Setiap kerusakan yang terjadi

menjadi tanggungjawab Kontraktor dan wajib diperbaiki dengan biaya

dari Kontraktor sendiri.

3.17 Tidak dibenarkan pekerjaan finishing permukaan dilakukan sebelum

plesteran berumur lebih dari 2 (dua) minggu.

PASAL 4. PEKERJAAN DINDING KERAMIK

1. Lingkup Pekerjaan

1.1 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan

dan alat-alat yang dibutuhkan dalam terlaksananya pekerjaan ini untuk

mendapatkan hasil yang baik.

1.2 Pekerjaan dinding keramik ini meliputi seluruh detail yang disebutkan /

ditunjukkan dalam gambar atau sesuai petunjuk Perencana/Direksi

Lapangan.

2. Material/Persyaratan Bahan

2.1 Keramik Dinding

2.2 Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan

ASTM, Peraturan Keramik Indonesia (NI-19), PVBB 1970 dan PVBI

1981.

2.3 Bahan-bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus

diserahkan contohnya untuk mendapatkan persetujuan dari perencana.

2.4 Kontraktor harus menyerahkan 2 copy ketentuan dan persyaratan teknis

operatif dari pabrik sebagai informasi bagi Perencana/Direksi Lapangan.

182

2.5 Material lain yang tidak terdapat pada daftar tersebut tetapi dibutuhkan

untuk penyelesaian/penggantian pekerjaan dalam bagian ini, harus baru,

kualitas terbaik dari jenisnya dan harus disetujui Perencana/Direksi

Lapangan.

3. Pemasangan/Syarat-syarat Pelaksanaan

Pada permukaan dinding beton/batu bata yang ada, keramik dapat langsung

diletakkan, dengan permukaan perekat spesi 1pc:3ps, diaduk baik memakai

larutan supercement (additive) jumlah pemakaian adalah 10% dari berat

semen yang dipakai dengan tebal adukan tidak lebih dari 1,5 cm atau bahan

perekat khusus, dengan memperhatikan sehingga mendapatkan ketebalan

dinding seperti tertera dalam gambar.

Keramik yang dipasang adalah yang telah diseleksi dengan baik, warna, motuf

tiap keramik harus menggunakan alat potong khusus untuk itu sesuai dengan

petunjuk pebrik.

Pola keramik harus memperhatikan ukuran/letak dan semua peralatan yang

akan terpasang di dinding: Exhaust, panel, stop kontak, lemari gantung dan

lain-lain yang tertera digambar.

Ketinggian peil tepi atas pola keramik disesuaikan gambar.

Awal pemasangan keramik pada dinding dan ke mana sisi ukuran harus

ditentukan, dibicarakan terlebih dahulu dengan Pengawasan/Direksi Lapangan

sebelum pekerjaan dimulai.

183

Bidang dinding keramik harus benar-benar rata, garis siar harus benar-benar

lurus. Siar arah horizontal pada dinding yang berbeda ketinggian peil lantainya

harus merupakan satu garis lurus.

Keramik harus disusun menurut garis-garis lurus dengan naad serapat

mungkin, maksimi, 1mm (tanpa naad) serta membentuk pola seperti pada

gambar.

Pembersihan permukaan ubin dari sisa-sisa adukan semen hanya boleh

dilakukan dengan menggunakan cairan pembersih untuk keramik. Yang telah

disetujui oleh Perencana/Direksi Lapangan.

PASAL 5. PEKERJAAN WATER PROOFING

1. Lingkup Pekerjaan

1.1 Yang termasuk pekerjaan ini adalah penyediaan tenaga kerja, bahan-

bahan peralatan dan alat bantu lainnya termasuk pengangkutannya yang

diperlukan untuk menyelesaikan pekerjaan ini sesuai dengan yang

dinyatakan dalam gambar.

1.2 Bagian yang dibuat anti karat (water proofing) :

- Plat atap dan overstek

- Daerah WC kamar mandi dan daerah basah lainnya.

- Bagian luar dari groundtank

- Bagian-bagian lain yang dinyatakan dalam gambar.

2. Material/Persyaratan Bahan

2.1 Persyaratan standar mutu bahan

184

Standar dari bahan dan produksi yang ditentukan oleh pabrik dan

standar-standar lainnya seperti:

- ASTM D 36

- ASTM D 5

- ASTM D 146

- ASTM D 1228

- ASTM D 4073

Kontraktor tidak dibenarkan merubah standar dengan cara apa pun tanpa

izin dari Perencana/Direksi Lapangan.

2.2 Jaminan Pemeliharaan dan Tenaga Ahli

Pekerjaan ini harus dilaksanakan oleh tenaga ahlinya yang ditunjuk

penyalur dan pekerjaan ini harus mendapat sertifikat jaminan

pemeliharaan cuma-cuma selama 10 (sepuluh) tahun berupa:

- Jaminan ketepatan pemakaian bahan (Producer’s Proses

Performance Warranty)

- Jaminan ketepatan aplikasi (Aplikator’s Workmanship Warranty)

2.3 Water Proofing untuk Atap

a. Bagian-bagian yang diberi water proofing adalah plat-plat beton

yang berfungsi sebagai atap dan diberi talang.

b. Lapisan water proofing dengan sistem Membrane Torching merk

Sintopol 3mm ex coper itali yang dengan tulangan non woven

Poliestae 200 gr/m2.

185

c. Sebelum pasangan dimulai, Kontraktor harus memastikan bahwa

kemiringan plat beton sudah cukup untuk mengalirkan air hujan ke

pipa pembuangan (kemiringan minimal 2%).

d. Semua cara pemasangan, cara-cara pelapisan dengan perlindungan

permukaan setelah pemasangan harus mengikuti petunjuk-petunjuk

yang dikeluarkan pabrik/produsen.

e. Warna bahan water proofing akan ditentukan kemudian oleh

Perencana/Direksi Lapangan.

2.4 Water proofing untuk reservoir dan STP dengan sistem Semen penetrasi

merek Green Seal-200 Ex East Malaysia yang setara dengan dosis 1,50

kg/m2.

2.5 Water proofing pada sparing pipa pembuangan air dengan sistem Semen

penetrasi Merek Green Seal-200 Ex East Malaysia dengan dosis 1,50

kg/m2 terutama pada areal toilet/kamar mandi. Pemasangan harus

mengikuti petunjuk yang dikeluarkan oleh pabrik.

2.6 Pengujian

Kontraktor diwajibkan melakukan percobaan-percobaan dengan cara

memberi air di atas permukaan yang diberi lapisan kedap air dan

pelaksanaan pekerjaan dapat dilakukan setelah mendapat persetujuan

dari Perencana/Direksi Lapangan.

2.7 Pengiriman dan Penyimpanan Bahan

186

a. Bahan harus didatangkan ke tempat pekerjaan dalam keadaan baik

dan tidak bercat. Beberapa bahan tertentu harus masih bersegel

dan berlabel pabriknya.

b. Bahan harus disimpan di tempat terlindung, tertutup, tidak lembab,

kering dan bersih, sesuai dengan persyaratan yang telah

ditentukan.

c. Tempat penyimpanan harus cukup, bahan ditempatkan dan

dilindungi sesuai dengan jenisnya.

d. Kontraktor bertanggungjawab atas kerusakan bahan-bahan yang

disimpan, baik sebelum atau selama pelaksanaan.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

3.1 Gambar Detail Pelaksanaan

a. Kontraktor wajib membuat shoft drawing (gambar detail

pelaksanaan) berdasarkan pada gambar dokumen kontrak dan

telah disesuaikan dengan keadaan di lapangan.

b. Kontraktor wajib membuat shoft drawing untuk detrail-detail

khusus yang belum tercakup lengkap dalam gambar

kerja/dokumen kontrak.

c. Dalam shoft drawing harus jelas dicantumkan Direksi Lapangan

semua data yang diperlukan termasuk keterangan produk, cara

pemasangan atau persyaratans khusus yang belum tercakup secara

lengkap di dalam gambar kerja/dokumen kontrak sesuai dengan

spesifikasi pabrik.

187

d. Shoft drawing sebelum dilaksanakan harus mendapat persetujuan

terlebih dahulu dari Direksi Lapangan.

3.2 Semua bahan sebelum dikerjakan harus ditunjukkan kepada

Perencana/Direksi Lapangan untuk mendapatkan persetujuan, lengkap

dengan ketentuan/persyaratan pabrik yang bersangkutan.

3.3 Sebelum pekerjaan ini dimulai, permukaan bagian yang diberi lapisan

ini harus dibersihkan sampai keadaan yang dapat disetujui Direksi

Lapangan. Peil dan ukuran harus sesuai dengan gambar.

3.4 Cara-cara pelaksanan pekerjaan harus mengikuti petunjuk dan ketentuan

dari pabrik yang bersangkutan dan atas persetujuan Pengawas/Direksi

Lapangan.

3.5 Bila ada perbedaan dalam hal apapun antara gambar, spesifikasi dan

lainnya, Kontraktor harus melaporkan segera kepada Direksi Lapangan

sebelum pekerjaan dimulai. Kontraktor tidak dibenarkan memulai

pekerjaan di suatu tempat dalam hal ada kelainan/perbedaan di tempat

itu, sebelum kelainan itu diselesaikan.

3.6 Cara Pelaksanaan

Pelaksanaan pemasangan harus dikerjakan oleh ahli berpengalaman

(ahli dari pihak pemberi garansi pemasangan) dan terlebih dahulu harus

mengajukan “metode pelaksanaan” sesuai dengan spezifikasi pabrik

untuk mendapatkan persetujuan dari Direksi Lapangan. Khusus untuk

bahan water proofing yang dipasang di tempat yang berhubungan

langsung dengan matahari tetapi tidak mempunyai lapis pelindung

188

terhadap ultraviolet atau apabila disyaratkan dengan gambar

pelaksanaan atau spesifikasi arsitektur, maka dibagian lapisan atas dari

lembar water proofing harus diberi lapisan pelindung sesuai gambar

pelaksanaan.

3.7 Memberi Contoh

a. Kontraktor wajib mengajukan contoh dari semua bahan, brosur

lengkap dan jaminan dari pabrik.

b. Bilamana didinginkan, Kontraktor wajib membuat mock-up

sebelum pekerjaan dimulai.

3.8 Pengamanan Pekerjaan

a. Kontraktor wajib mengadakan perlindungan terhadap pemasangan

yang telah dilakukan, terhadap kemungkinan pergeseran, lecet

permukaan atau kerusakan lainnya.

b. Kalau terdapat kerusakan yang bukan disebabkan oleh tindakan

pemilik atau pemakai pada waktu pekerjaan ini

dilakukan/dilaksanakan maka kontraktor harus memperbaiki atau

mengganti sampai dinyatakan dapat diterima oleh

Perencana/Direksi Lapanagn. Biaya yang timbul untuk pekerjaan

ini tanggung jawab Kontraktor.

PASAL 6. PEKERJAAN PELAPIS LANTAI

A. Pekerjaan Sub Lantai/Rabat Beton

1. Lingkup Pekerjaan.

189

1.1 Meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan peralatan dana alat

bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga

dapat diperoleh hasil pekerjaan yang baik.

2.1 Pekerjaan sub lantai ini meliputi seluruh detail yang disebutkan

dalam gambar sebagai alas finishing.

2. Referensi/Persyaratan Bahan

2.1 Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai denagn persyaratan

PBI 1971 (NI-21) PVBB 1956 dan NI-8.

2.2 Bahan –bahan yang dipakai, sebelum dipasang terlebih dahulu harus

diserahkan contohnya kepada Perencana/Direksi Lapangan dan

disetujui.

3. Pemasangan/Syarat-syarat Pelaksanaan

3.1 Untuk pemasangan yang langsung di atas tanah, tanah harus

dipadatkan. Untuk mendapatkan tanah yang maksimum

pemadatannya dipergunakan alat trimbis.

3.2 Pasir urug bawah lantai yang disyaratkan harus merupakan

permukaan yang keras, bersih dan bebas alkali, asam maupun bahan

organik lainnya yang dapat mengurangi mutu pasangan. Tebal

lapisan pasir urug yang disyaratkan minimal 10 cm atau sesuai

gambar, disiram air dan ditrimbis sehingga memperoleh kepoadatan

yang maksimal.

3.3 Di atas pasir urug dilakukan pekerjaan sub lantai setebal 7 cm atau

sesuai dengan gambar detail dengan campuran 1PC:3Pasir:5Koral.

190

3.4 Untuk pasangan diatas palt beton (lantai tingkat), palt beton diberi

lapisan plester (screed) campuran 1PC:3PS setebal minimum 2 cm

dengan memperhatikan kemiringan lantai, terutama di daerah basah

dan teras.

3.5 Sub lantai beton tumbuk di atas lantai dasar permukaan harus dibuat

benar-benar rata, dengan memperhatikan kemiringan lantai,

terutama di daerah basah dan teras.

B. Pekerjaan Lantai Keramik

1. Lingkup Pekerjaan.

1.1 Meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat

bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga

dapat diperoleh hasil pekerjaan yang baik.

2.1 Pasangan lantai keramik tiles ini dipasang pada seluruh permukaan

lantai dan bagian lain yang disebutkan atau ditunjukkan dalam

gambar, berikut plint dan nosing tangga, atau atas petunjuk

Perencaan/Direksi Lapangan.

2. Referensi/Persyaratan Bahan

2.1 Keramik yang digunakan:

2.2 Pengendalian seluruh pekerjaan ini harus sesuai dengan peraturan

ASTM, Peraturan Keramik Indonesia (NI-19), PVBB 1970 dan

PVBI 1982.

191

2.3 Semen Portland harus memenuhi NI-8, pasir dan air harus

memenuhi syarat-syarat yang ditentukan dalam PVBB 1970 (NI-

3)dan PBI 1971 (NI-2) dan ASTM.

2.4 Bahan-bahan yang digunakan sebelum dipasang terlebih dahulu

harus diserahkan contohnya kepada Perencana dan Direksi

Lapangan untuk mendapatkan persetujuan.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

3.1 Sebelum dimulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan membuat shop

drawing mengenai pola keramik dan disetujui oleh Perencana dan

Direksi Lapangan.

3.2 Keramik yang terpasang harus dalam keadaan baik, tidak retak,

cacat, dan bernoda.

3.3 Material yang dikirim ke lapangan harus dalam keadaan tertutup

dan bersegel baik.

3.4 Keramik sebelum dipasang harus direndam dalam air sampai

jenuh.

3.5 Pemasangan tidak boleh dimulai sebelum pekerjaan-pekerjaan

instalasi dan lainnya tertutup oleh keramik selesai dipasang.

3.6 Hasil pemasangan lantai keramik harus memperhatikan kemiringan

bidang permukaan yang benar-benar rata, tidak bergelombang,

dengan memperhatikan kemiringan di daerah basah dan keras.

192

3.7 Permukaan yang dipasang keramik harus bebas dari kotoran,

minyak, lemak, oli, dan harus dalam keadaan benar-benar rata, kasar

dan keras.

3.8 Adukan pasangan/pengkat dengan adukan dan bahan yang telah

ditentukan atau dengan PC murni, setelah disetujui oleh

Perencana/Direksi Lapangan.

3.9 Jarak antara unit-unit pemasangan keramik satu sama lainnya (siar-

siar), harus sama lebarnya maksimum 1mm, yang membentuk garis-

garis sejajar dan lurus yang sama lebarnya dan dalamnya untuk siar-

siar yang berpotongan harus membentuk sudut siku yang saling

berpotongan tegak lurus sesamanya.

3.10 Harus dipersiapkan dan diperhatikan dengan baik untuk akhiran,

belokan-belokan, sudut, lubang instalasi, drainase/bak kontrol

sebelum pekerjaan dimulai.

3.11 Pemotongan keramik harus menggunakan alat pemotong masinal

yang baik dan harus memberikan permukaan potongan yang lurus,

baik dan rapi, dan menggunakan alat pemotong keramik khusus

sesuai dengan persyaratan dari pabrik.

3.12 Plesteran untuk pemasangan keramik harus kedap air (campuran

1:2).

3.13 Keramik yang sudah lepas-lepas tidak boleh dipasang lagi, siar-siar

diisi dengan bahan yang telah ditentukan paling cepat sehari setelah

193

perekatannya mengeras, setelah diisi langsung dibersihkan dengan

lap basah.

3.14 Keramik yang sudah terpasang harus dibersihkan dari segala noda

pada permukaan keramik, hingga betul-betul bersih dan harus

dihindarkan dari sentuhan/beban selama 3x24 jam dan dilindungi

dari kemungkinan cacat dari pekerjan lain.

3.15 Pemasangan keramik harus oleh tenaga ahli dan sudah

perpengalaman.

3.16 Contoh dan pengujian, Kontraktor harus menyediakan contoh untuk

masing-masing jenis keramik yang akan digunakan minimal 30 hari

sebelum pekerjaan pemasangan untuk disetujui Perencana. Tiap

3.000 buah keramik diambil 10 buah dan diuji menurut peraturan

yang terdapat dalam NI pasal 33.

PASAL 7. PEKERJAAN KUSEN, JENDELA, PINTU DAN PARTISI

A. Pekerjaan Kusen, Daun Pintu Kayu Bengkirai.

1. Lingkup Pekerjaan

1.1 Meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan alat

bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga

dapat diperoleh hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

1.2 Pekerjaan ini meliputi pembuatan kusen, daun pintu jenis bengkirai

seperti yang dinyatakan dalam gambar.

2. Reperensi atau Persyaratan Bahan

194

2.1 Bahan panel daun pintu

a. Mutu dan kualitas kayu yang dipakai sesuai persyaratan NI-5

PKKI

b. Kayu harus cukup tua, kering dengan permukaan rata bebas dari

cacat seperti mata kayu, retak-retak dan cacat lainnya.

c. Kelembaban bahan rangka daun pintu disyaratkan 12-14 %

d. Tebal daun pintu jadi adalah 4 cm.

2.2 Tebal kusen adalah 12 cm (ukuran 6/12).

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

3.1 Daun pintu dipasang dengan menggunakan engsel 3 buah

3.2 Daun pintu harus mempunyai jarak bebas 1,6 mm pada bagian sisi

dan bagian atas, untuk bagian bawah disesuaikan dengan penutup

lantai.

3.3 Sambungan-sambungan kayu rangka pintu harus menggunakan pasak

dari kayu yang sama, secara teknis harus kuat dan rapi, sesuai

dengan peraturan konstruksi yang berlaku.

3.4 Kayu yang digunakan harus utuh dan tidak boleh cacat.

3.5 Pemotongan kayu harus utuh sesuai dengan bentuk kusen.

3.6 Sebelum pemasangan, Kontraktor harus menyerahkan shop drawing

kepada Perencana/Direksi Lapangan untuk diperiksa shop drawing

tersebut minimal harus memperhatikan detail-detail pemasangan

serta deskripsi bahan yang dipakai. Gambar-gambar tersebut harus

195

dibuat dalam skala yang cukup besar untuk memudahkan

pemeriksaan.

3.7 Setelah pemasangan, Kontraktor wajib memberikan perlindungan

terhadap benturan, benda lain dan kerusakan akibat kelalaian

pekerjaan, semua kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab

Kontraktor sampai pekerjasn selesai.

B. Pekerjaan Kusen, Daun Pintu Alumunium

1. Lingkup Pekerjaan

1.1 Meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan alat

bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga

dapat diperoleh hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

1.2 Pekerjaan ini meliputi pembuatan kusen, daun pintu jenis bengkirai

seperti yang dinyatakan dalam gambar.

2. Referensi/Persyaratan Bahan

2.1 Seluruh pekerjaan pintu besi harus mengikuti persyaratan standar

NI-3 dan NI-5.

2.2 Material :

a. Kusen terbuat dari Alumunium dengan kualitas profil Alexindo

Indal.

b. Engsel terbuat dari besi.

c. Floor hinges untuk pintu utama digunakan merk DORMA.

d. Kunci pintu dan handel yang digunakan, khusus untuk pintu

alumunium.

196

2.3 Kontraktor harus mengajukan contoh bahan, untuk disetujui oleh

Perencana/Direksi Lapangan.

3. Syarat-syarat pelaksanaan

3.1 Kusen pintu dipasang pada tembok dengan menggunakan angkur

besi.

3.2 Sisa-sisa las-lasan harus dibersihkan, sehingga didapat hasil yang

baik.

3.3 Engsel dipasang 3 buah setiap daun pintu dan membuka lebar.

3.4 Sebelum pemasangan, Kontraktor harus menyerahkan shop drawing

kepada Perencana/Direksi Lapangan untuk diperiksa shop drawing

tersebut minimal harus memperlihatkan detail-detail pemasangan

disertai deskripsi bahan yang dipakai. Gambar-gambar tersebut

harus dibuat dalam skala besar untuk memudahkan pemeriksaan.

3.5 Setelah pemasangan, kontraktor wajib memberikan perlindungan

terhadap benturan, benda lain dan kerusakan akibat kelalaian

pekerjaan, semua kerusakan yang timbul adalah tanggung jawab

Kontraktor sampai pekerjaan selesai.

C. Partisi Multipleks

1. Lingkup Pekerjaan

1.1 Meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan dan peralatan alat

bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga

dapat diperoleh hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

197

1.2 Pekerjaan ini meliputi pembuatan kusen, daun pintu jenis bengkirai

seperti yang dinyatakan dalam gambar.

2. Referensi/Persyaratan Bahan

2.1 Bahan rangka

2.2 Bahan pelapis. Bahan yang digunakan adalah multipleks tebal 6 mm,

sesuai dengan gambar.

2.3 Bahan finishing. Cat tembok dengan warna yang telah disetujui oleh

Perencana.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

3.1 Sebelum melaksanakan pekerjaan, Kontraktor diwajibkan untuk

meneliti gambar-gambar yang ada dan kondisi di lapangan (ukuran-

lubang) termasuk mempelajari bentuk, pola lay-out/penempatan,

cara-cara pemasangan, mekanisme dan detail-detail sesuai gambar.

3.2 Kontraktor diwajibkan membuat shop drawing sesuai

ukuran/bentuk/mekanisme kerja yang telah ditentukan oleh

Perencana/Direksi Lapangan.

3.3 Bilamana diinginkan, Kontraktor wajib membuat mock-up sebelum

pekerjaan dimulai dan dipasang.

3.4 Sebelum pemasangan, penimbunan bahan/material yang lain ditempat

pekerjaan harus diletakkan pada ruang atau tempat dengan sirkulasi

udara yang baik, tidak terkena cuaca langsung dan terlindungi dari

kerusakan dan kelembaman.

198

3.5 Harus diperhatikan semua sambungan dalam pemasangan klos-klos,

baut, angkur-angkur dan penguat lain yang diperlukan hingga

terjamin kekuatannya dengan memperhatikan kerapian terutama

untuk bidang-bidang tampak tidak boleh ada lubang-lubang atau

cacat bekas penyetelan.

3.6 Pemasangan partisi tidak boleh menyimpan dari ketentuan-ketentuan

gambar rencana.

3.7 Desai produksi dari sistem partisi harus mendapat persetujuan dari

Perencana/Direksi Lapangan.

3.8 Urutan dan cara kerja ahrus mengikuti persyratan dan ketentuan

Perencana/Direksi Lapangan.

3.9 Semua rangka harus terpasang siku, tegak, rata, sesuai peil dan

gambar dan lurus (tidak melebihi batas toleransi kemiringan yang

diijinkan) dari masing-masing bahan yang digunakan.

3.10 Perhatikan semua sambungan dengan material lain, sudut-sudut

pertemuan dengan bidang lain. Bilamana tidak ada kejelasan pada

gambar, maka Kontraktor wajib menanyakan hal ini kepada

Perencana/Direksi Lapangan.

3.11 Semua partisi yang terpasang sesuai dengan, dalam hal ini type dan

lay-out.

3.12 Setelah pemasanagn, Kontraktor wajib memberikan perlindungan

terhadap benturan, banda lain dan kerusakan akibat kelalaian

199

pekerjaan, semua kerusakan yang timbul adalah atnggung jawab

Kontraktor sampai pekerjaan selesai.

PASAL 8. PEKERJAAN KACA

1. Lingkup Pekerjaan

1.1 Meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat bantu

yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga dapat

diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

1.2 Pekerjaan ini meliputi pekerjaan kaca jendela, kaca bouvenlight, kaca

partisi dan bagian lain seperti yang dinyatakan dalam gambar.

2. Referensi/ Persyaratan Bahan

2.1 Kaca yang digunakan mempunyai ketebalan yang sama, mempunyai sifat

tembus cahaya, dapat diperoleh dari proses tarik, gilas dan

pengambangan (float glass).

2.2 Toleransi lebar dan panjang:

Ukuran lebar dan panjang tidak boleh melampaui toleransi seperti yang

disyaratkan pabrik.

2.3 Kesikuan

Kaca lembaran yang berbentuk segi empat, harus mempunyai sudut

serta tep potongan yang rata dan lurus, toleransi kesikuan maksimum

yang diperkenankan adalah 1,5 mm per meter.

2.4 Cacat-cacat:

200

a. Kaca yang digunakan harus bebas dari gelembung (ruang yang

berisi gas yang terdapat pada kaca).

b. Kaca yang digunakan harus bebas dari komposisi kimia yang dapat

mengganggu pandangan.

c. Kaca harus bebas dari keretakan (garis-garis pecah dari kaca, baik

sebagian atau seluruh tebal kaca).

d. Kaca harus bebas dari gumpilan tepi (tonjolan pada sisi panjang dan

lebar ke arah ke luar/masuk).

e. Harus bebas dari benang (string) dan gelombang (wave), benang

adalah cacat garis timbul yang tembus pandangan, gelombang

adalah permukaan kaca yang berubah dan mengganggu pandangan.

f. Harus bebas dari bintik-bintik (spots), awan (cloud) dan goresan

(scratch).

g. Bebas lengkungan (lembaran kaca yang bengkok).

h. Mutu kaca lembaran yang digunakan mutu AA.

i. Ketebalan kaca lembaran yang digunakan tidak boleh melebihi

toleransi yang ditentukan pabrik. Untuk ketebalan kaca 5 mm kira-

kira 0,3 mm.

2.5 Bahan Kaca.

a. Kaca yang dipakai adalah kaca ray band tebal 6 mm tinted float

glass ex ASAHI MAS atau atas persetujuan Perencana.

b. Kaca ray band tebal 10 mm tempered glass untuk pintu dengan

sistem frameless.

201

c. Bahan kaca dan cermin, harus sesuai SII 0189/78 dan PB VI 1982.

2.6 Semua bahan kaca sebelum dan sesudah terpasang harus mendapat

persetujuan Perencana/Direksi Lapangan.

2.7 Sisa kaca yang tampak maupun yang tidak tampak akibat pemotongan,

harus digurinda/dihaluskan hingga membentuk tembereng.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

3.1 Semua pekerjaan dilaksanakan dengan mengikuti petunjuk gambar,

uraian, dan syarat-syarat dalam buku ini.

3.2 Semua bahan yang telah terpasang harus yang disetujui oleh Perencana/

Direksi Lapangan.

3.3 Bahan yang telah terpasang harus dilindungi dari kerusakan dan

benturan serta diberi tanda agar mudah diketahui, tanda-tanda tidak

boleh menggunakan kapur, tanda harus dibuat dari potongan kertas yang

direkatkan dengan menggunakan lem aci.

3.4 Pemotongan kaca harus rapi dan lurus, diharuskan menggunakan alat

pemotong kaca lurus.

3.5 Pemotongan kaca harus sesuai dengan ukuran rangka, minimal 10 mm

masuk ke dalam alur kaca pada kusen.

3.6 Pembersihan akhir dari kaca harus menggunakan kain katun yang lunak

dengan menggunakan cairan pembersih.

3.7 Hubungan kaca dengan kaca atau dengan material lain tanpa melalui

kusen, harus diisi dengan lem silikon transparan, cara pemasangan dan

202

persiapan pemasangan harus mengikuti petunjuk yang dikeluarkan oleh

pabrik.

3.8 Kaca harus terpasang rapi, sisi tepi harus lurus dan rata, tidak

diperkenankan retak dan pecah pada tepinya, bebas dari segala noda dan

bekas goresan.

3.9 Dalam keadaan tertutup atau dibuka, kaca tidak boleh bergetar, yang

menandakan kurang sempurnanya pemasangan seal.

3.10 Pemasangan seal harus menjamin bahwa tidak akan terjadi kebocoran

yang diakibatkan oleh air maupun udara.

3.11 Pemasangan kaca harus dari arah dalam bangunan.

3.12 Seluruh hasil pemasangan harus benar-benar rapi, bersih dan tidak ada

cacat/noda.

PASAL 9. PEKERJAAN ALAT PENGGANTUNG DAN KUNCI

1. Lingkup Pekerjaan

1.1 Meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat Bantu

yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga dapat diperoleh

hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

1.2 Pemasangan alat penggantung dan alat pengunci meliputi seluruh

pemasangan pada daun pintu kayu, daun pintu alumunium, daun jendela,

bouvenlight alumunium, dan bagian lain seperti yang

dinyatakan/ditunjukkan dalam gambar.

2. Referensi/Persyaratan Bahan

203

2.1 Semua bahan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang

tercantum dalam buku spesifikasi teknis. Bila terjadi perubahan atau

penggantian bahan akibat pemilihan merek, Kontraktor wajib melaporkan

hal tersebut kepada Perencana/Direksi Lapangan untuk mendapatkan

persetujuan.

2.2 Semua anak kunci harus dilengkapi dengan tanda pegenal dari plat

alumunium berukuran 3 x 6 cm dengan tebal 1 mm. Tanda pengenal ini

dihubungkan dengan cincin nikel ke setiap anak kunci.

2.3 Harus disediakan lemari penyimpanan anak kunci dengan Backed Enamel

Finish yang dilengkapi kaitan untuk anak kunci lengkap dengan nomor

pengenalnya. Lemari berukuran lebar x tinggi adalah 40 x 50 cm, dengan

tebal 15 cm berdaun pintu tunggal memakai engsel piano dan handle

alumunium.

2.4 Kunci- kunci pintu dan pegangan pintu serta accesoriesnya untuk semua

jenis pintu menggunakan produk Yale atau yang setara.

2.5 Door Closer merk Dorma, door stopper, dan door holder menggunakan

produk Colombo atau yang setara.

2.6 Engsel untuk semua jenis pintu dan jendela menggunakan produk lokal.

Untuk pintu alumunium menggunakan engsel lantai (floor hinges) double

action. Untuk pintu-pintu besi dipakai engsel kupu-kupu dibuat khsusus

untuk keperluan masing-masing pintu.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

204

3.1 Kontraktor wajib membuat shop drawing berdasarkan gambar dokumen

kontrak yang telah disetujui dengan keadaan di lapangan. Dalam shop

drawing harus jelas dicantumkan Direksi Lapangan semua data yang

diperlukan termasuk keterangan produk, cara pemasangan atau detail-

detail khusus yang belum tercakup secara lengkap dalam gambar

dokumen kontrak, sesuai dengan standar spesifikasi pabrik. Shop drawing

sebelum dilaksanakan harus disetujui oleh perencana/Direksi Lapangan.

3.2 Kontraktor wajib mengajukan contoh bahan, warna, dan elemen-elemen

pendukungnya dari pekerjaan ini, untuk mendapatkan persetujuan

Perencana/ Direksi Lapangan.

3.3 Pemasangan

a. Seluruh daun pintu (kecuali ditentukan lain) dipasang engsel 3 (tiga)

engsel atau dipasang lebih kurang 28 cm (as) dari permukaan atas

pintu.

b. Engsel di bawah dipasang lebih kurang 32 cm (as) dari permukan

bawah pintu. Engsel tengah dipasang ditengah-tengah antara kedua

engsel tersebut.

c. Penarik pintu (doorpull) dipasang 90 cm (as) dari lantai

d. Semua kunci tanam harus terpasang dengan kuat pada rangka daun

pintu dan dipasang setinggi 90 cm (as) dari lantai.

e. Pemasangan lockcase, handle dari backplate serta door closer harus

rapi, lurus dan sesuai dengan letak posisi yang telah ditentukan oleh

205

Perencana/Direksi Lapangan. Apabila hal tersebut tidak tercapai,

Kontraktor wajib memperbaiki tanpa biaya tambah.

f. Door stopper dipasang pada lantai, letaknya diatur agar daun pintu

dan kunci tidak membentur tembok pada saat dibuka.

g. Door holder didasar daun pintu dipasang 6 cm dari tepi daun pintu.

Pemasangan harus baik sehingga pada dasar ditekan ke bawah, karet

holder akan menekan lantai pada posisi yang dikehendaki. Door

holder dipasang hanya pada pintu yang tidak menggunakan door

closer.

h. Seluruh perangkat kunci harus bekerja dengan baik, untuk itu harus

diadakan pengujian secara kasar dan halus.

i. Tanda pengenal anak kunci harus dipasang sesuai dengan kunci

pintunya.

PASAL 10. PEKERJAAN PLAFOND

1. Lingkup Pekerjaan

1.1 Meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan atau alat

bantu yang diperlukan dalam pelaksanaan pekerjaan ini sehingga dapat

diperoleh hasil pekerjaan yang bermutu baik dan sempurna.

1.2 Penyediaan bahan Gypsum/Asbes Plat, Accessoris, dan konstruksi

penggantungnya.

1.3 Pemasangan pada bidang-bidang langit yang ditentukan pada gambar.

1.4 Pekerjaan finishing hingga disetujui oleh Perencana/Direksi Lapangan.

206

1.5 Termasuk pekerjaan plafond overstek.

2. Referensi/Persyaratan Bahan

2.1 Semua bahan yang digunakan harus sesuai dengan ketentuan yang

tercantum dalam buku spesifikasi teknis. Bila terjadi perubahan atau

penggantian hardware akibat pemilihan merk, Kontraktor wajib

melaporkan hal tersebut kepada Perencana/Direksi Lapangan untuk

mendapatkan persetujuan.

a. Rangka plafond menggunakan kayu 5/7 dan 6/12 sebagai rangka

induk.

b. Jarak antar rangka adalah 30 x 30 untuk gypsum dan 100 x 100 cm

untuk asbes plat.

2.2 Bidang plafond dan list plafond:

a. Bahan yang digunakan adalah asbes plat dengan ketebalan 4 mm,

produksi eternity Gresik atau setara, dipasang pada rangka kayu.

b. Asbes plat yang digunakan harus bebas dari cacat atau noda serta

benar-benar mempunyai permukaan yang rata.

c. List plafond yang dipakai adalah list profil kayu dengan ukuran sesuai

gambar.

d. List profil harus benar-benar lurus, tidak cacat dan noda-noda lainnya.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

3.1 Sebelum memulai pelaksanaan Kontraktor wajib meneliti gambar-gambar

rencana dan membuat shop drawing untuk disetujui Perencana/Direksi

Lapangan.

207

3.2 Kontraktor wajib memberikan contoh bahan atas semua komponen

pekerjaan plafond, untuk dapat disetujui Perencana/ Direksi Lapangan.

3.3 Pemasangan rangka plafond:

a. Rangka plafond dipasang sesuai dengan ketentuan yang tertera dalam

gambar.

b. Kayu rangka plafond harus diserut halus, minimal pada permukaan

yang tampak.

c. Untuk tulangan induk, pada bagian ujungnya harus diberi klos sebagai

penguat.

d. Penggantung plafond harus dari bahan besi beugel diameter minimal 8

mm, dipasang pada jarak minimal 1,5 x 1,5 m dan terpasang harus

kuat.

e. Pada pertemuan antara rangka yang satu dengan rangka yang lain ,

sambungannya harus benar-benar kokoh dan kuat, membentuk rangka-

rangka sesuai dimensi yang telah ditentukan dengan sudut siku-siku

(90 derajat).

f. Hasil akhir dari pemasangan rangka plafond, harus benar-benar rapi,

rata, kuat, kokoh dan stabil.

3.4 Pemasangan bidang plafond dan list plafond:

Pemasangan bidang plafond dan list plafond:

a. Pemasangan asbes mengikuti pola yang telah ditentukan pada gambar.

b. Naad-naad pada pertemuan plafond ditutup dengan dempul, diamplas

halus hingga rata.

208

c. Permukaan plafond harus benar-benar rapih, rata, lurus, tidak boleh

melendut.

d. List pada plafond dipasang segera setelah bidang plafond dinyatakan

selesai dan mendapat persetujuan dari Perencana/ Direksi Lapangan.

e. List of plafond terpasang sesuai dengan gambar rencana atau atas

petunjuk Perencana/Direksi Lapangan.

f. List of plafond sebelum dipasang harus sudah halus dan tidak boleh

ada yang rusak maupun cacat-cacat lainnya.

g. Pemasangan list plafond harus- benar-benar lurus, rata dan rapat ke

bidang plafond maupun bidang tepinya/ dinding.

h. Hubungan list plafond pada sudut harus dengan sambungan sudut

(sambungan manis) dan pertemuan antara list yang satu dengan yang

lainnya harus sedemikian rupa rapih.

i. Bekas permukaan maupun sambungan sudut dan bukan sudut, harus

ditutup dengan dempul, diamplas halus dan rata.

j. Hasil akhir dari pekerjaan pemasangan bidang plafond dan list plafond,

harus benar- benar rapih, lurus rata dan tidak ada noda maupun cacat-

cacat lainnya.

3.5 Bila dipandang dan diteliti tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan di

dalam gambar maupun spesifikasi teknik untuk pekerjaan plafond, maka

Kontraktor harus membongkar dan menggantinya kembali dengan seluruh

komponen-komponen bahan yang baru sesuai dengan spesifikasi teknik

209

dan gambar, atas beban biaya Kontraktor sendiri, sampai disetujuinya

pekerjaan tersebut oleh Perencana/Direksi Lapangan.

PASAL 11. PENGECATAN

1. Lingkup Pekerjaan

1.1 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan,

perlengkapan dan alat-alat Bantu lainnya, untuk melaksanakan pekerjaan

hingga tercapainya hasil pekerjaan yang baik dan sempurna.

1.2 Yang dimaksud dengan pekerjaan pengecatan adalah seluruh pekerjaan cat

tembok, kayu, besi/logam, lengkap dengan persiapan dan cat dasarnya.

Pengecatan semua permukaan dan area yang ada gambar tidak disebutkan

secara khusus dengan warna dan bahan yang sesuai dengan petunjuk

Perencana/Direktur Lapangan.

2. Standar Pengerjaan (Mock Up)

2.1 Sebelum pengecatan dimulai, Kontraktor harus melakukan pengecatan

pada satu bidang untuk tiap warna dan jenis cat yang diperlukan. Bidang-

bidang tersebut akan dijadikan contoh pilihan warna, texture material dan

cara pengerjaan. Bidang-bidang yang akan dipakai sebagai mock-up

(standar pengerjaan) ini akan ditentukan oleh Perencana/Direksi

Lapangan.

2.2 Jika masing-masing bidang tersebut telah disetujui oleh Perencana/

Direksi Lapangan, bidang-bidang ini akan dipakai sebagai standar

minimal keseluruhan pekerjaan pengecatan.

210

3. Contoh Bahan untuk Perawatan

3.1 Kontraktor harus menyiapkan contoh pengecatan tiap warna dan jenis cat

pada bidang-bidang transparan ukuran 30 x 30 cm2 dan pada bidang-

bidang tersebut harus dicantumkan dengan jelas warna, formula cat,

jumlah lapisan (dari cat dasar sampai dengan lapisan akhir).

3.2 Semua bidang contoh tersebut harus diperlihatkan kepada Perencana/

Direksi Lapangan, barulah Kontraktor melanjutkan dengan pembuatan

mock-up seperti tercantum pada gambar.

3.3 Kontraktor harus menyerahkan kepada Direksi Lapangan, untuk

kemudian akan diteruskan kepada pemberi tugas, minimal 5 galon tiap

warna dan jenis cat yang dipakai. Kaleng-kaleng cat tersebut harus

tertutup rapat dan mencantumkan dengan jelas identitas cat yang ada di

dalamnya. Cat ini akan dipakai sebagai cadangan untuk perawatan, oleh

pemberi tugas.

4. Persyaratan Bahan

4.1 Cat harus masih tersimpan baik di dalam kaleng yang tersegel dan

keadaan segel baik. Sebelum dipergunakan harus jelas terlihat merk,

formula atau spesifikasi teknik, warna, tanggal pembuatan, nama pabrik.

4.2 Cat yang dipergunakan harus buatan satu pabrik, dengan jenis dan mutu

yang sama untuk jenis pekerjaan yang sama. Cat dasar harus

menggunakan bahan dasar yang sesuai dengan spesifikasi teknik bahan

yang digunakan.

a. Cat tembok

211

- Harus tahan terhadap jamur dan dapat dicuci.

- Menggunakan cat yang setara dengan Cathylac.

b. Cat besi/logam

- Jenis cat kering udara yang taha terhadap karat, alat bersih dan

bahan-bahan pembersih.

- Menggunakan cat yang setara dengan Emco.

c. Cat kayu

- Jenis cat kering udara yang tahan terhadap air dan bahan-

bahan pembersih.

- Menggunakan cat yang setara Emco, Beebrand.

d. Meni kayu dan meni besi warna merah dan residu kayu warna

hitam.

4.3 Semua jenis, type dan warna cat ditentukan kemudian oleh Perencana.

5. Pesyaratan Pelaksanaan

5.1 Pekerjaan cat dinding

a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh permukaan

tembok, beton dan bagian-bagian lain yang ditentukan dalam gambar.

b. Untuk dinding-dinding luar bangunan (exterior) digunakan cat khusus

luar jenis water shield.

c. Untuk dinding-dinding dalam bangunan (interior) digunakan cat jenis

emulsi acrylic dengan lapisan dasar.

d. Plamur yang digunakan adalah plamur tembok.

212

e. Sebelum dinding diplamur, plesteran harus sudah betul-betul kering,

tidak ada retak-retak dan Kontraktor meminta persetujuan dari

Perencana/ Direksi.

f. Pekerjaan plamur dilaksanakan dengan pisau plamur dari plat baja tipis

dan lapisan plamur dibuat setipis mungkin sampai membentuk bidang

yang rata.

g. Sesudah 7 (tujuh) hari plamur terpasang dan kering betul, lalu

diamplas hingga halus, licin dan rata, kemudian dibersihkan debunya

dengan bulu ayam sampai bersih betul, selanjutnya dinding dicat

dengan menggunakan roller.

h. Lapisan pengecatan dinding dalam terdiri dari satu lapisan alkali

emulsion dengan kekentalan cat sebagai berikut:

- Lapisan satu encer (tambahan 20 % air)

- Lapisan dua kental

- Lapisan tiga encer

Pengecatan lapis perlapis tersebut (3 lapis) dilakukan dengan selang

waktu minimal 24 jam.

i. Untuk warna-warna yang sejenis, Kontraktor diharuskan menggunakan

kaleng-kaleng dengan nomor campuran (batch number) yang sama

dengan merk yang sama pula.

j. Setelah pekerjaan cat selesai, bidang dinding merupakan bidang yang

utuh, rata, licin, tidak ada bagian belang dan dinding dijaga terhadap

pengotoran-pengotoran.

213

k. Apabila terdapat retak-retak pada bidang cat, harus diperbaiki dengan

plamur, kemudian dicat kembali sampai mendapat hasil yang baik.

5.2 Pekerjaan cat besi/logam

a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bagian-bagian

besi railing tangga, balustrade besi, kosen-kosen besi dan pintu-pintu

besi pekerjaan besi lain yang telah ditentukan dalam gambar.

b. Pekerjaan cat dilakukan setelah bidang yang akan dicat, selesai

diamplas halus dan bebas dari debu, oli, minyak, karat dan kotoran

lain.

c. Sebelum pengecatan dimulai, permukaan yang sudah dibersihkan

tersebut harus diberi lapisan cat dasar sesuai spesifikasi teknik dari

bahan yang digunakan.

d. Pengecatan baru boleh dilakukan setelah lapisan dasar benar-benar

telah kering, minimal dengan selang waktu 24 jam.

e. Pengecatan dilakukan harus dengan menggunakan semprot dengan

compressor minimal 3 lapis. Dilakukan lapis perlapis dengan selang

waktu minimal 24 jam.

f. Hasil akhir dari pengecatan, bidang cat harus rata, licin, utuh,

mengkilap, tidak ada gelembung-gelembung, dan dijaga terhadap

pengotoran-pengotoran.

5.3 Pekerjaan finishing Melamic

a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh bidang-

bidang pekerjaan kayu yang terlihat di atas bangunan termasuk kusen,

214

panil-panil, lis-lis, railing kayu, pekerjaan interior dan meubel, serta

bagian-bagian lain yang ditentukan gambar.

b. Semua permukaan kayu yang akan dilapisi melamic, dibersihkan dari

debu, minyak dan kotoran yang melekat.

c. Sesudah bersih, digosok dengan amplas kayu, agar seluruh permukaan

kayu datar dan licin, tidak ada lagi terdapat serat yang tidak rata pada

permukaan kayu tersebut.

d. Apabila permukaan kayu sudah licin, pori-pori kayu harus ditutup

dengan melamic wood filler secukupnya,kemudian digosok dengan

kain sampai halus dan rata.

e. Permukaan kayu yang telah diplamur dengan wood filler tersebut,

dihaluskan dengan amplas duco yang halus, kemudian debu bekas

amplas tersebut dibersihkan.

f. Sebelum pengecatan finishing, harus dilakukan pengecatan dasar

minimal 2 lapis dan harus diamplas halus kemudian dibersihkan

sampai mendapatkan permukan yang benar-benar bersih, halus dan

rata.

g. Pekerjaan pengecatan finishing hanya boleh dilakukan dengan alat

semprot compressor dan pengecatan minimal 3 lapis, dengan selang

waktu 18 jam.

h. Hasil akhir dari pengecatan, bidang cat harus rata, licin, utuh,

mengkilap, tidak ada gelembung-gelembungdan dijaga terhadap

pengotoran-pengotoran.

215

5.4 Pekerjaan meni kayu/residu kayu

a. Yang termasuk pekerjaan ini adalah pengecatan seluruh rangka

plafond, rangka-rangka pintu dan bagian-bagian lain yang termasuk

pekerjaan kayu.

b. Semua kayu hanya boleh dimeni di dalam proyek dan mendapat

persetujuan dari Perencana/Direksi Lapangan.

c. Sebelum pekerjaan meni dilakukan, bidang kayu kasar harus

diamplas dengan amplas kayu kasar dan dilanjutkan dengan amplas

halus sampai permukaan bidang licin dan rata.

d. Pekerjaan meni dilakukan dengan menggunakan kuas dilakukan lapis

demi lapis, sedemikian rupa sehingga bidang kayu tertutup sempurna

dengan lapisan meni.

PASAL 12. PEKERJAAN SANITAIR

1. Lingkup Pekerjaan

1.1 Termasuk dalam pekerjaan pemasangan sanitair ini adalah penyediaan

tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan dan alat banttu lainnya yang

digunakan dalam pekerjaan ini sehingga tercapai hasil pekerjaan yang

bermutu dan sempurna dalam pemakaian dan operasinya.

1.2 Pekerjaan pemasangan sanitair ini harus sesuai dengan yang ditunjukkan

dalam detail gambar dan syarat-syarat dalam buku ini.

2. Reference/Persyaratan bahan

216

2.1 Semua material harus memenuhi ukuran, standar dan mudah didapatkan

dipasaran, kecuali ditentukan lain.

2.2 Semua peralatan dalam keadaan lengkap dengan segala perlengkapannya,

sesuai dengan yang telah disediakan oleh pabrik untuk masing-masing

type yang dipilih.

2.3 Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disediakan oleh pabrik

untuk masing-masing type yang dipilih.

2.4 Barang yang dipakai adalah dari produk yang telah disyaratkan dalam

uraian dan syarat-syarat yang telah ditentukan.

2.5 Jenis dan produk yang dipakai adalah:

a. Bak mandi bahan beton lapis keramik

b. Affur bak mandi bahan kuningan

c. Closet duduk/jongkok merk KIA

d. Wastafel merk KIA

e. Kitchen zink bahan stainless steal

f. Floor drain/kran air merk Kakudai, San Ei

g. Bak fiber glass merk Pelican

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

3.1 Semua bahan sebelum dipasang harus ditunjukkan kepada

Perencana/Direksi Lapangan beserta persyaratan/ketentuan pabrik untuk

mendapatkan persetujuan.

217

3.2 Jika dipandang perlu diadakan penukaran/penggantian bahan, bahan

pengganti harus disetujui Perencana/Direksi Lapangan berdasarkan contoh

yang diajukan Kontraktor.

3.3 Sebelum pemasangan dimulai, Kontraktor harus meneliti gambar-gambar

yang ada dan kondisi lapangan, termasuk mempelajari bentuk, pola,

penempatan, pemasangan sparing-sparing, cara pemasangan dan detail-

detail.

3.4 Bila ada kelainan dalam hal ini apapun antara gambar dengan gambar,

gambar dengan spesifikasi dan sebagainya, maka Kontraktor harus segera

melaporkan kepada Perencana/Direksi Lapangan.

3.5 Kontraktor tidak dibenarkan memulai pekerjaan di suatu tempat bila ada

kelainan atau perbedaan di tempat itu sebelum kelainan tersebut

diselesaikan.

3.6 Selama pelaksanaan harus diadakan pengujian/pemeriksaan untuk

kesempurnaan hasil pekerjaan dan fungsinya.

3.7 Kontraktor wajib memperbaiki/mengulangi/mengganti bila ada kerusakan

yang terjadi selama masa pelaksanaan dan masa pemeliharaan, atas biaya

Kontraktor, selama kerusakan bukan disebabkan oleh tindakan pemilik.

3.8 Seluruh pekerjaan sanitair dan perlengkapannya harus dipasang sesuai

letak, ketinggian, konstruksi dan prosedur pemasangan yang dikeluarkan

oleh produsennya.

3.9 Seluruh pekerjaan sanitair harus berfungsi dengan baik, rapih, tidak ada

cacat dan tidak ada kebocoran-kebocoran.

218

PASAL 13. PEKERJAAN MEJA BETON

1. Lingkup Pekerjaan

1.1 Pekerjaan ini meliputi penyediaan tenaga kerja, bahan-bahan, peralatan

dan alat-alat bantu lainnya untuk melaksanakan pekerjaan dimaksud,

sehingga dapat dicapai hasil pekerjaan yang bermutu baik.

1.2 Meliputi seluruh meja beton dan komponen-komponen yang berhubungan

dengan meja beton, seperti yang ditunjukkan/disebutkan dalam gambar

atau atas petunjuk Perencana/Direksi Lapangan.

2. Persyaratan Bahan

2.1 Meja beton

Konstruksi meja adalah beton bertulang

2.2 Finishing meja

Seluruh permukaan meja finish dengan lapisan keramik KIA atau yang

setara atas persetujuan Perencana/Direksi Lapangan.

2.3 Perlengkapan meja beton

Meliputi bak cuci, zink, kran air dan perlengkapan-perlengkapan lainyang

menunjang, atau sesuai dengan yang ditunjukkan Perencana/Direksi

Lapangan, dipakai produk lokal.

3. Syarat-syarat Pelaksanaan

3.1 Sebelum memulai pekerjaan Kontraktor diwajibkan meneliti gambar-

gambar dan membuat shop drawing yang memperlihatkan tata letakmeja,

219

pola finishing keramik, tata letak perlengkapan meja dan detail-detail

yang menunjukkan seluruh bagian pekerjaan dimaksud.

3.2 Kontraktor harus mengajukan contoh bahan seluruh komponen bahan dan

perlengkapan-perlengkapannya untuk dimintakan persetujuan Perencana/

Direksi Lapangan.

3.3 Pekerjaan konstruksi meja beton bertulang harus sesuai dengan syarat-

syarat pelaksanaan beton bertulang Indonesia.

3.4 Pekerjaan finishing keramik harus sesuai dengan syarat-syarat

pelaksanaan pekerjaan keramik.

3.5 Kontraktor harus mempertimbangkan kemungkinan adanya sparing-

sparing/ pipa-pipa mekanikal, elektrikal, gas dan outlet-outlet pada meja

beton.

3.6 Hasil akhir dari pekerjaan ini harus berfungsi dengan baik, tidak adanya

kebocoran dan cacat-cacat lainnya.

3.7 Kontraktor wajib membongkar dan mengganti atas beban biaya sendiri,

bila pekerjaan dimaksud tidak sesuai dengan ketentuan-ketentuan yang

ditunjukkan dalam gambar dan spesifikasi teknik dalam buku ini.

PASAL 14. PEKERJAAN PLUMBING

PASAL 14.1. UMUM

1. Di dalam pelaksanaan pekerjaan system dan instalasi penyediaan air bersih,

plumbing, pembuangan air kotor dan drainase ini berlaku peraturan-peraturan:

a. Pedoman Plumbing Indonesia Departemen PU 1979

220

b. Pemeriksaan Umum untuk pemeriksaan bahan-bahan bangunan NI-3

(PUBE) 1969 NI-3 1963, PUBB-1969

c. Peraturan Beton Bertulang Indonesia 1971

d. Peraturan Umum Instalasi Listrik (PUIL 1987)

e. Peraturan Perusahaan Air Minum Kota Semarang

f. Peraturan Standar Air Buangan Daerah Kota Semarang

g. Pedoman Pelaksanaan dan Alat Pemadam Api Ringan (Depnaker Tran

1978)

h. Pedoman Penanggulangan Bahaya Kebakaran dengan menggunakan air

(Sistem Spiringker Otomatis) Departemen PU 1980

Dalam perhitungan biaya perawatan harus sudah termasuk:

a. Biaya perincian untuk pengetesan dan bahan-bahan serta peralatan yang

dipasang.

b. Biaya keluar dan biaya tanggungan instalasi (selama tiga bulan).

c. Biaya administrasi, pengurusan dan penyambungan (biaya penyambungan

tidak termasuk).

d. Semua instalasi, peralatan-peralatan yang terpasang, sebelum diserahkan

harus dites mengenai kemampuan pekerjaannya sesuai dengan ketentuan-

ketentuan yang disyaratkan.

e. Kontraktor harus menyerahkan brosur-brosur dari semua peralatan yang

ditawarkan dengan menyebutkan merk dan type/model yang jelas.

2. Lingkup Pekerjaan

221

Yang termasuk dalam pekerjaan system plumbing meliputi: penyediaan air

bersih, pengolahan air kotor drainase air hujan untuk bangunan meliputi

penyediaan material, pemasangan, pembangunan, pengujian material dan

sistem, trial dan run untuk seluruh system tersebut di bawah ini sehingga

dapat berjalan dengan baik, sesuai dengan gambar dan spesifikasi yang

ditentukan.

Sistem dan unit-unit tersebut meliputi:

a. Jaringan pipa air bersih di luar dan di dalam bangunan, termasuk fixtures

unit, pompa-pompa dan valves.

b. Jaringan pipa air kotor dan air buangan di luar dan di dalam bangunan.

c. Jaringan pipa dan saluran, talang-talang tegak, talang mendatar untuk

membuang air hujan dari atap dan halaman kemudian disalurkan menuju

saluran drainase kota/sungai.

d. Jaringan pipa-pipa vent untuk system pemipaan air kotor dan air buangan

serta instalasi pengolah air kotor.

e. Reservoir atas (yang diletakkan pada bangunan atap tertinggi) terbuat dari

fiber glass dengan kapasitas 0,75 m3 lengkap dengan pipa-pipa pengisi,

penguras, vent, elektroda pengontrol muka air, manhole, pelapung, tangga.

Reservoir atas harus tertutup.

f. Penyambung pipa untuk menyalurkan air bersih.

g. Unit pengolahan air kotor dan bidang peresapan.

h. Penyambungan instalasi pipa air bersih dengan membuat jaringan dari

sumber air.

222

PASAL 14. 2. SISTEM

1. Air Bersih

Air bersih diperoleh dari sumber air yang sudah ada (RS) diambilkan dari pipa

air terdekat yang mencukupi khusus untuk bangunan UGD (3 lantai), air

bersih dari sumber ditampung di bak tandon kapasitas 4 m3, kemudian

disuplay ke tandon atas dan dialirkan ke kran-kran dengan cara gravitasi.

2. Air Buangan (air bekas)

Air buangan dari bak cuci tangan dan pengering lantai, disalurkan dengan

pipa-pipa menuju ke saluran drainase halaman.

3. Air Kotor Domestik

Air kotor yang berasal dari kakus (WC), peturasan (urinal), dialirkan dengan

pipa tersendiri menuju ke instalasi pengolahan air kotor (septictank) yang

terletak di luar bangunan, untuk diolah secara biologis dengan kotoran padat

yang sudah tidak septic dapat diambil dan kotoran cair dialirkan ke bidang

peresapan. Saluran air kotor tiap lantai ditiap fixture unit dilengkapi dengan

leher angsa untuk mencegah bau. Dan untuk semua saluran air buangan dan

air kotor tiap lantai dilengkapi dengan pipa sirkulasi udara.

4. Air Hujan dan Drainase

- Air hujan dari atap bangunan dialirkan secara gravitasi ke saluran drainase

halaman bergabung menjadi satu dengan yang jutuh di halaman.

Pengaliran dengan system gravitasi melalui saluran-saluran terbuka dan

223

kemudian dikumpulkan pada saluran induk kota untuk selanjutnya

dibuang ke perairan bebas/drainase kota/sungai.

- Air wastafel dan kamar mandi di lantai 1 dari bangunan 3 lantai disalurkan

pada peresapan, sedang air buangan yang dari kamar mandi disalurkan ke

saluran pembuangan gedung (drainase).

PASAL 14. 3. MATERIAL

Material yang dipakai harus baru serta memenuhi persyaratan spesifikasi

serta gambar pelaksanaan dari jenis material berkwalitas bai. Untuk Kontraktor

harus menyediakan contoh-contoh sebelum pemasangan guna mendapatkan

persetujuan dari Perencana/Direksi Lapangan dan Standar Industri Indonesia yang

ditetapkan oleh Departemen Industri RI dan juga sesuai dengan mutu dan standar

yang berlaku (SII) atau standar internasional seperti; BS, JIS, ASA, dan DIN.

Material-material yang dipakai meliputi;

1. Perpipaan dan saluran:

a. Untuk pipa-pipa air bersih, digunakan material GIP (Galvanized Iron

Pipe), medium class, British Standar 1387 dengan sambungan ulir dengan

perlindungan tambahan terhadap pengkaratan (corotion protection).

Uliran terlebih dahulu harus diberi seal tape atau Teflon tape.

b. Untuk pipa-pipa air kotor, air buangan digunakan dari PVC/ pipa plastik,

yang memenuhi ISO, JIS, kelas dengan tahan tekanan +_ 8 kg/cm2 dengan

sambungan TS (solvent cement). Sebelum penyambungan permukaan-

224

permukaan yang berkontak harus dibersihkan dengan amplas dan atau lap

kering, setelah itu baru boleh dilapisi dengan solvent cement.

c. Untuk pipa ventilasi (sirkulasi udara) digunakan pipa plastik (PVC)

dengan tahan tekanan +_ 5 kg/cm2.

d. Untuk pipa talang tegak air hujan digunakan pipa PVC tahan tekanan +_ 8

kg/cm2 dengan sambungan sovent cement pemasangannya di dalam

kolom.

2. Alat-alat Bantu (accessories)

Alat Bantu untuk semua pipa harus digunakan bahan-bahan sesuai pada pipa

galvanized guna memudahkan dalam perbaikan.

3. Katup Penutup (gate valve)

Katup penutup untuk pipa dengan diameter sampai 2” dapat menggunakan

bahan kuningan atau bronze dengan kualitas luar negeri. Untuk diameter yang

lebih besar lagi menggunakan bahan cast iron. Air relief valve terbuat dari

besi tuang (cast iron) dengan satu pelampung dapat bekerja sampai tekanan

maksimum 6 atm.

4. Jenis pompa meliputi untuk pemakaian:

a. Pompa air bersih direservoir ke atas gedung. Dipergunakan 1 unit pompa

Booster yang dapat bekerja secara otomatis, khusus dipergunakan untuk

melayani toilet.

Spesifikasi pompa air bersih:

Kapasitas : 20 – 30 liter/ menit

Head : 30 m

225

Power : 1 – 2 HP 220 V – 50 Hz

Model : Centrifugal

Ø Pipa inlet/outlet : Standar pabrik

Material of Construction : All cast iron with gland mecanic seal

Merk : Hitachi – Granpas

b. Alat-alat plumbing

- Alat-alat peturasan/ urinal dari type valve

- Water closet (WC) yang dipakai dari type wash down/closet

duduk/jongkok harus dari kwalitas yang baik.

- Bak cuci tangan harus dari kwalitas yang baik.

- Ketentuan bias lihat gambar dan rencana arsitek atau ditentukan lain

oleh Direksi Lapangan.

PASAL 14. 4. PEMASANGAN

1. Pemasangan Pipa

a. Pemasangan pipa dan perlengkapannya serta peralatan lainnya harus

sesuai dengan gambar, penyambungan kedap air dilengkapi dengan

sealing tape.

b. Pada tempat-tempat tertentu dilengkapi dengan sambungan ekspansi

(wash out dan air valve).

c. Setiap belokan, valve dan pencabangan harus dilengkapi dengan anker

beton.

d. Harus dilengkapi dengan wash out dan air valve.

226

e. Pipa ditanam di dalam tanah, untuk dasar galian perlu dihampar dengan

pasir yang dipadatkan setebal 10 cm.

f. Pada tempat-tempat persilangan dengan tempat perkerasan, jalan atau

tempat parkir, maka semua pipa harus diperkuat dengan mantel agar pipa

terhindar dari tekanan beban langsung.

g. Semua jaringan pipa dilengkapi dengan:

- Valve, air valve, wash out, untuk air bersih dan jaringan pemadam

kebakaran.

- Clean out, vent, valve wash out untuk jaringan pipa air kotor.

h. Sambungan pipa pada umumnya digunakan sambungan ulir/screwed

untuk diameter kurang dari 4”, menggunakan flange untuk diameter lebih

dari 4. Penyambungan ulir ini terlebih dahulu harus dilapisi seal tape.

Pada tempat-tempat khusus, sambungan dapat dilakukan dengan flange

dan dilengkapi ring type gasket pada tempat-tempat tertentu lainnya kalau

perlu dilengkapi dengan sambungan ekspansi.

i. Semua ujung akhir yang tidak dianjurkan lagi harus ditutup dengan dog/

plug untuk blank flanged.

j. Pipa-pipa sebelum disambungkan ke fixture harus dites dulu dari

kebocoran-kebocoran (test–preasure) 12 atm untuk instalasi air bersih dan

15 atm untuk instalasi pemadam kebakaran.

k. Kedalaman ulir pada pipa harus dibuat sehingga fitting dapat masuk pada

pipa dengan diputar tangan sebanyak 3 ulir.

227

l. Semua pemotong pipa harus memakai pipa cutter dan harus rapi

(diamplas).

m. Semua pipa besi harus dipasang lurus sejajar dengan dinding/ bagian

bangunan pada arah horizontal ataupun vertikal.

n. Sebelum pipa dipasang, support harus dipasang dulu dalam keadaan

sempurna. Sebelum dipasang support harus dicat dengan zinkchromate

primer paint. Semua pemasangan harus rapi dan sebaik mungkin.

o. Semua pipa besi yang ditanam dalam tanah harus dicat dengan flicote

sebelum ditanam.

p. Warna pipa dalam shiff dicat 5 m ke atas dan 5 m ke bawah atau ujung

yang terlihat warna:

- Pipa air bersih : biru

- Pipa air kotor : kuning

- Pipa air buangan : coklat

- Pipa vent : hijau.

q. Pada ujung pipa-pipa air bersih (supplay) dan pengisi, air kotor, hanya

diujung terbawah dipasang penahan tekanan dari atas terbuat dari besi

yang dianker pada beton penahan. Dianjurkan memakai longelbow 90 0

terbuat dari besi tuang.

r. Untuk pintu shaft sedemikian rupa hingga mampu untuk lalu lintas

pemasukan dan pengeluaran pipa-pipa pada waktu pasangan maupun

pemeliharan dan sebagainya.

2. Pompa

228

a. Pompa harus dipasang sesuai dengan petunjuk pabrik pembuatnya.

b. Alat-alat lain agar pompa dapat bekerja sebaik-baiknya.

c. Pengkabelan dan alat-alat Bantu switch board, electrode water level

control, alarm dan lain sebagainya, harus lengkap terpasang dan dijamin

bahwa system bekerja dengan baik.

3. Reservoir Atas

a. Tanki air terbuat dari Fibre Glass sekualitas pelican dengan kapasitas

sesuai gambar.

b. Pemasangan harus memperhatikan ketinggian terhadap lantai dasar, harus

waterpass serta memperhatikan perlengkapan-perlengkapan lainnya

seperti lubang-lubang man-hole, tangga, water level control, pipa peluap,

pipa vent, pipa inlet dan outlet, pipa penguras.

c. Sebelum dipakai harus dicoba terhadap kebocoran.

4. Saluran Air Hujan dan Drainase

a. Saluran-saluran drainase dan air hujan dipasang dengan kemiringan 0,1 %

sampai 0,2 % untuk itu Kontraktor diwajibkan mengkontrol

peil/ketinggian dasar saluran, bagian-bagian saluran, bak kontrol sesuai

dengan gambar.

b. Semua talang tegak dan datar dipasang sesuai dengan gambar, baik letak

maupun kemiringan.

c. Untuk saluran tertutup yang melintas perkerasan jalan, parkir harus diberi

penguat, mantel/casing untuk menahan beban di atasnya. Untuk saluran

terbuka di tempat yang sama harus dilengkapi dengan grill dari besi baja.

229

d. Untuk saluran tertutup, maksimal dalam jarak lurus 20 m dilengkapi

dengan manhole/bak kontrol atau kantung pasir sehingga memudahkan

pemeliharaan.

PASAL 14. 5. PEKERJAAN DAN PENGUKURAN

1. Semua perijinan yang diperlukan untuk melaksanakan instalasi plumbing,

drainase, pemadam kebakaran, pembuangan air kotor dilaksanakan dan diurus

oleh Kontraktor dan disetujui/diketahui oleh Pemberi Tugas.

2. Demikian pula biaya-biaya yang timbul untuk pengurusan izin-izin tersebut

dibebankan kepada Kontraktor.

3. Pengukuran terhadap ketinggian site terutama untuk kemiringan saluran, peril

banjir menjadi beban dan tanggung jawab Kontraktor.

4. Semua laporan/catatan hasil pengukuran tersebut di atas harus disetujui

Pengawas.

PASAL 14. 6. PENGUJIAN

1. Umum

a. Sistem perpipaan harus dites dengan tekanan hidrostatis sebesar 121 kali

tekanan kerja atau sekurang-kurangnya 120 psi atau 8 atm absolut selama

2 jam terus menerus.

b. Testing pemipaan harus dilaksanakan sebelum pipa-pipa tersebut diplester

apabila pipa-pipa tersebut di lokasi bangunan dan untuk lokasi di luar

bangunan dilakukan dilakukan sebelum pipa-pipa tersebut diurug.

230

c. Testing harus dilaksanakan sebelum fixtures unit terpasang.

d. Pengetesan harus dilaksanakan dengan disaksikan oleh Pengawas

Lapangan.

e. Semua biaya dan peralatan yang digunakan untuk melakukan pengujian

disediakan oleh Kontraktor.

f. Kontraktor harus memberitahukan Direksi Lapangan selambat-lambatnya

3 (tiga) hari kerja sebelum hari pelaksanaan pengujian.

g. Di dalam hal masih ada kebocoran atau belum berjalannya suatu system

dengan baik, maka Kontraktor diwajibkan memperbaiki peralatan tersebut

dan mengulangi lagi pengujiannya.

h. Alat-alat Bantu untuk pengujian antara lain: manometer, pompa-pompa

harus dalam keadaan baik dan ditera secara resmi.

i. Untuk pipa air kotor, air buangan dan ventilasi pengujian dilakukan

dengan memakai asap yang keluar dari bangunan selama 2 x 60 menit

tanpa ada kebocoran disemua sambungan. Bila terdapat kebocoran-

kebocoran, tes dengan air sabun sebelum pengujian dilakukan trap seal

(leher angsa) diisi air dan clean out pipa ventilasi dalam keadaan tertutup.

2. Pipa dan Jaringan Pipa

a. Untuk pipa air bersih

Pengujian jaringan pipa dilakukan dengan ketentuan 2 (dua) kali tekanan

kerja selama 2 x 60 menit tanpa ada penurunan tekanan uji.

Dalam hal ini tekanan uji saluran air bersih = 8 atm.

231

Sebelum pipa dan jaringan pipa siap untuk pertama kali dioperasikan,

maka Kontraktor wajib melakukan desinfektasi terlebih dahulu (kaporit).

pada prinsipnya pengetesan dilakukan dengan cara bagian demi bagian

atau panjang pipa maksimum 100 meter.

b. Untuk pipa air kotor, air buangan dan vent

Pengujian dilakukan dengan memakai asap yang keluar dari bangunan

selama 2 x 60 menit tanpa ada kebocoran disemua sambungan. Bila ada

kebocoran, tes dilakukan air sabun. Sebelum pengujian dilakukan, trap

seal (leher angsa) diisi air dan clean out pipa ventilasi dalam keadan

tertutup/ drop.

3. Reservoir

Reservoir harus dijui terhadap kebocoran dan semua pealatan harus dapat

berfungsi dengan baik.

PASAL 14. 7. KETENTUAN TAMBAHAN

1. Masa Pemeliharaan

Selama masa pemeliharaan Kontraktor diwajibkan:

a. Menyelesaikan dan memperbaiki kekurangan-kekurangan yang ada

(bukan diakibatkan oleh kesalahan operator).

b. Melakukan pengawasan dan pemeriksaan berkala.

c. Menyerahkan gambar-gambar instalasi terpasang, buku pedoman cara

operasinya dan pemeliharaan kepada Perencana/Direksi Lapangan.

2. Ketentuan Tambahan/Preview

232

Segala sesuatu yang belum cukup dalam spesifikasi teknik ini wajib

dikonsultasikan dengan Perencana/Direksi Lapangan terlebih dahulu, agar

dapat dikeluarkan ketetapannya.

PASAL 15. PEKERJAAN LAIN-LAIN

1. Selain persyaratan teknik yang tercantum diatas, pemborong diwajibkan pula

mengadakan pengurusan-pengurusan antara lain:

2. Sebelum penyerahan pertama, pemborong wajib meneliti semua bagian

pekerjaan yang belum sempurna harus diperbaiki, semua ruangan harus bersih

dipel, halaman harus ditata rapi dan semua yang tidak bergunaharus

disingkirkan dari proyek.

3. Meskipun telah ada pengawas dan unsur-unsur lainnya, semua penyimpanan

dari ketentuan bestek dan gambar menjadi tanggungan pelaksana, untuk itu

pelaksana harus menyelesaikan pekerjan sebaik mungkin.

4. Selama masa pemeliharaan, pemb

5. orong wajib merawat, mengamankan dan memperbaiki segala cacat yang

timbul, sehingga sebelum penyerahan ke-2 dilaksanakan pekerjaan benar-

benar telah sempurna.

6. Semua yang belum tercantum peraturan ini (RKS) akan ditentukan kemudian

dalam rapat penjelasan (aanwijzing).

230

BAB V

RENCANA ANGGARAN BIAYA

A. Rekapitulasi

REKAPITULASI AKHIR

RENCANA ANGGARAN BIAYA

PERENCANAAN PEMBANGUNAN RUMAH SAKIT ORTHOPEDI

“ORTHO SATRIA MEDIA” SOKARAJA-PURWOKERTO

No Jenis Pekerjaan Harga Pekerjaan

1 Pekerjaan Persiapan Rp. 159.066.837,-

2 Pekerjaan Tanah dan Urugan Rp. 17.062.378,- 3 Pekerjaan Pasangan dan Plesteran Rp. 727.374.035,- 4 Pekerjaan Beton Rp.2.568.641.058,- 5 Pekerjaan Kayu, Aluminium Rp. 435.208.638,- 6 Pekerjaan Cat / Plitur Rp. 204.181.021,- 7 Pekerjaan Perkerasan Jalan Rp. 40.497.632,- 8 Pekerjaan Instalasi Listrik Rp. 65.315.000,- 9 Pekerjaan Instalasi Sanitasi Air Rp. 67.720.640,-

10 Pekerjaan Lain – Lain Rp. 20.830.610,- Jumlah A Rp.4.305.897.850,- PPN 10 % Rp. 430.589.785,-

IMB Rp. 112.500.000,-

Jumlah B Rp.4.848.987.635,-

Dibulatkan Rp.4.848.987.700,-

Terbilang : Empat Milyard Delapan Ratus Empat Puluh Delapan Juta Sembilan

Ratus Delapan Puluh Tujuh Ribu Tujuh Ratus Rupiah.

231

232

233

234

235

236

237

238

239

240

241

242

243

244

245

246

E. Perhitungan Volume Pekerjaan

1. Pekerjaan Persiapan

a. Pagar sementara dari seng gelombang per 1 m' (tinggi 2 m).

Diketahui :

Kililing lahan : 50m + 80m + 50m + 80m

: 260 m’

80 m

50 m 50 m

80 m

b. Membersihkan lahan per 1m2

Diketahui : panjang lahan : 80 m'

Lebar lahan : 50 m'

Volume pekerjaan : 80 m' x 50 m' = 4000 m2

247

c. Pemasangan bouwplank per 1m'

Diketahui : panjang bangunan : 75 m'

Lebar bangunan : 47 m'

Volume pekerjaan adalah : (75 m' x 47 m') = 3525 m2

d. Pembuatan Kantor Sementara per m2

3 m

5 m 5 m

Diketahui : panjang : 10 m'

Lebar : 3 m'

Volume pekerjaan : 10 m' x 3 m' = 30 m2

e. Pembuatan Gudang Semen dan Alat-alat per m2

Diketahui : panjang : 7 m'

Lebar : 4 m'

Volume pekerjaan : 7 m' x 4 m' = 28 m2

2. Pekerjaan Tanah dan Urugan

a. Galian tanah keras sedalam 1m per 1m3

- Galian tanah pondasi batu kali

248

Diketahui : tinggi galian : 1,20 m

Lebar bawah galian : 0,60 m

Panjang galian : 101,5 m'

Volume pekerjaan : 1,20 m x 0,6 m x 101,5 m' = 73,08 m3

- Galian tanah pondasi foot plat (Pondasi kolom rectangular).

Diketahui :

4,20 m

1,50 m

Jumlah pondasi (Σ ) = 63 buah

Panjang pondasi (L) = 1,50 m

Lebar pondasi (B) = 1,50 m

249

Tinggi pondasi (t) = 4,20 m

Volume (V) galian = Σ . (L . B . t)

= 63. ( 1,50 . 1,50 . 4,20 )

= 595,35 m 3

- Volume pekerjaan galian tanah pondasi adalah :

73,08 m 3 +595,35 m 3 = 668,43 m 3

b. Urugan tanah kembali pondasi.

Diketahui : Volume galian tanah : 668,43 m3

Volume pekerjaan : 1/3 x 668,43 m3 = 222,81 m3

Urugan tanah bawah lantai, tebal 40 cm

Luas lantai = 1121 + 14,14 m2 (1/4 x π x 18)

= 1135,14 m2

V = 1135,14 m2 x 0,40 m = 454,056 m3

V total urugan = 390,09 m3 + 454,056 m3 = 844,146 m3

c. Urugan Pasir

- Urugan pasir bawah pondasi footplat

Jumlah pondasi = 63 buah

Ukuran pondasi = 1,5 x 1,5 m

Tebal urugan = 0,1 m

Volume urugan = 63 x 1,5 x 1,5 x 0,1 = 14,18 m3

- Urugan pasir bawah pondasi batu kali

Panjang pondasi = 101,5 m

250

Lebar pondasi = 0,60 m

Tebal urugan = 0,10 m

Volume urugan = 101,5 x 0,60 x 0,10 = 6,09 m3

- Urugan pasir bawah lantai

Luas lantai dasar = 1135,14 m2

Tebal urugan = 0,10 m

Volume urugan = 1135,14 x 0,10 = 113,51 m3

- Volume total urugan

Volume total = 14,18 + 6,09 + 113,51 = 113,78 m3

3. Pekerjaan Pasangan dan Plesteran

a. Pasangan batu kosong

Diketahui: tinggi : 0,3 m

Lebar : 0,6 m

Panjang pondasi : 101,5 m'

Volume pekerjaan : 0,3 x 0,6x 101,5 m

sloof 20/30

pas batu kali

aanstam ping

pasir u rug

251

: 18,27 m3

b. Pasangan batu kali

Diketahui: tinggi pondasi : 0,8 m

Lebar atas pondasi : 0,3 m

Lebar bawah pondasi : 0,4 m

Panjang pondasi : 101,5 m'

Volume pekerjaan : ( )2

4,0 3,0 mm + x 0,80 m x 101,5 m

: 28,42 m3

c. Pasangan tembok 1:2 dengan tebal ½ bata

- Pasangan batu bata lantai 1

Diketahui panjang pasangan batu bata : 343,96 m

Tinggi pasangan : 3,6 m

Luas tembok : 343,96 x 3,6 = 1238,30 m2

- Pasangan batu bata lantai 2

Diketahui panjang pasangan batu bata : 529,45 m

Tinggi pasangan : 3,6 m

Luas tembok : 529,45 x 3,6 = 1906 m2

- Pasangan batu bata lantai 3

Diketahui panjang pasangan batu bata : 25,76 m

Tinggi pasangan : 3,6 m

Luas tembok : 225,76 x 3,6 = 812,74 m2

252

- Pasangan batu bata teras

Diketahui panjang pasangan batu bata : 44,4 m

Tinggi pasangan : 0,85 m

Luas tembok : 44,4 x 0,85 = 37,74 m2

- Luas total = 1238,3 + 1906 + 812,74 + 37,74

= 3994,48 m2

Luas kusen = 245,12 m2

Luas pasangan batu bata = 3394,48 – 245,48 = 3149,36 m2

Pasangan tembok 1:2 ada pada bagian kamar mandi

Panjang total kamar mandi = 219,8 m

Tinggi = 1,5 m

Luas pasangan tembok 1:2 = 219,8 x 1,5 = 329,70 m2

d. Pasangan Tembok 1:3 tebal ½ bata

Luas pasangan tembok = 3149,36 m2

Luas pasangan tembok 1:2 = 329,70 m2

Luas pasangan 1:4 = 3149,36 – 329,70 = 2819,66 m2

e. Plesteran dinding 1:3

Volume pekerjaan plesteran adalah 2 kali luas pekerjaan pasangan

bata.

Volume plesteran = 3149,36 x 2 = 6298,72 m2

253

f. Pasangan keramik dinding kamar mandi

Volume pasangan keramik = volume pasangan bata 1:2 = 329,70 m2

g. Pasangan Lantai Keramik

Pasangan keramik Lt.dasar

• Kamar mandi

Diketahui : panjang kamar mandi : 2 m, 3m

Lebar kamar mandi : 2 m

Luas bak mandi : 0,30 m2

Jumlah kamar mandi : (2x2) = 3 unit

(2x3) = 1 unit

Volume pekerjaan : ((3(2m x 2m) + 1(2m x 3m)) – (0,30) 4

= 16,8 m2

• Lantai ruangan

Volume Pekerjaan : 1135,14 – 16,8 = 1118,34 m3

• Selasar depan

Diketahui : panjang selasar : 12,6 m

Lebar selasar : 1 m

Volume pekerjaan : 12,6 m x 1 m = 12,6 m2

• Tangga Ramp Lt.dasar ke Lt.1

Volume pekerjaan : 100,48 m3

Pasangan keramik LT.1

• Kamar mandi

254

Diketahui : panjang kamar mandi : 2 m, 5m

Lebar kamar mandi : 2 m

Luas bak mandi : 0,30 m2

Jumlah kamar mandi : (2x2) = 20 unit

(2x5) = 1 unit

Volume pekerjaan : ((20(2m x 2m) + 1(2m x 5m)) – (0,30) 20

= 84 m2

• Lantai ruangan

Volume pekerjaan : 1121 – 84 = 1037 m3

• Selasar depan

Diketahui : panjang selasar : 15,62 m

Lebar selasar : 5 m

Volume pekerjaan : 15,62 m x 5 m = 78,1 m3

• Tangga Ramp Lt.1 ke Lt.2

Volume pekerjaan : 100,48 m2

Pasangan keramik Lt.2

• Kamar mandi

Diketahui : Bentuk setiga : (3.9+3.5+1+3) = 11,4 m2

Bentuk trapezium : (3+2.5+3.9+5) = 14,4 m2

Panjang kamar mandi : 3 m

Lebar kamar mandi : 2 m

Luas bak mandi : 0,30 m2

Jumlah kamar mandi : 3 unit

255

Volume pekerjaan : (1(2 m x 3 m) + 11,4 + 14,4)) – (0,30) 3

= 30,9 m2

• Lantai ruangan

Vulume pekerjaan : 1061 – 30,9 = 1030,1 m3

• Selasar depan

Diketahui : panjang selasar : (15,62m x 5m) = 78,1 m2

(11,71m + 78,1m) = 89,81 m2

Lebar selasar : 5 m

Volume pekerjaan : 5 m x (78,1 m + 89,81 m) = 839,55 m3

Volume pasangan keramik keseluruhan adalah :

Lt.dasar + Lt.1 + Lt.2 = 1248,22 + 1299,58 + 1900,55

= 4448,35 m3

h. Pekerjaan Acian

Luas pekerjaan acian = luas pekerjaan plesteran 1:4 + pasangan bata

1:2

= 6298,73 + 329,70 = 6628,42 m2

i. Pekerjaan Sponengan

Kusen pintu ukuran 1,80 x 2,20 (type P1)

Dimensi kayu = 8 / 15 cm = 0,08 / 0,15 m

Lebar pintu = 1,80 m

256

Tinggi pintu = 2,20 m

Jumlah kusen = 8 buah

Panjang kusen = (2x2,20) + 1,80 = 6,20

Panjang sponengan = 8x2x6,20 = 99,20 m

Kusen pintu ukuran 1,20 x 2,20 (type P2)

Dimensi kayu = 8 / 15 cm = 0,08 / 0,15 m

Lebar pintu = 1,20 m

Tinggi pintu = 2,20 m

Jumlah pintu = 39 buah

Panjang kusen = (2x2,20) + 1,20 = 5,60

Panjang sponengan = 39x2x5,60 = 436,80 m

Kusen jendela ukuran 1,60 x 2,20 (type J1)

Dimensi kayu = 8 / 15 cm = 0,08 / 0,15 m

Lebar jendela = 1,60 m

Tinggi jendela = 0,80 m

Jumlah jendela = 47 buah

Panjang kusen = (2x0,80) + (2x1,60) = 4,80

Panjang sponengan = 47x2x4,80 = 451,20 m

Kusen jendela ukuran 2,40 x 0,80 (type J2)

Dimensi kayu = 8 / 15 cm = 0,08 / 0,15 m

Lebar jendela = 3,20 m

Tinggi jendela = 0,80 m

Jumlah jendela = 7 buah

257

Panjang kusen = (2x0,80) + (2x2,40) = 6,40

Panjang sponengan = 7x2x6,40 = 89,60 m

Total pekerjaan sponengan = 99,20+436,8+451,2+89,6

= 1076,8 m’

4. Pekerjaan Beton Bertulang

a. Beton rabat 1:3:5

Jumlah pondasi = 63 buah

Ukuran pondasi = 1,5 x 1,5 m

Tebal rabat beton = 0,15 m

Volume beton = 63 x 1,5 x 1,5 x 0,15 = 21,2618 m3

b. Pondasi footplat

- Telapak pondasi

Dimensi pondasi = (1,50 x 1,50) m2

Tebal Telapak = 0,50 m

Jumlah pondasi = 63 buah

Volume telapak = 1,5 x 1,5 x 0,5 x 63 = 70,78 m3

- Kolom 60/60

Tinggi kolom = 3,70 m

Dimensi = (0,6 x 0,6) m2

Jumlah = 8 buah

Volume = 8 (0,6 x 0,6 x 3,7) = 10,67 m3

258

- Kolom 45/60

Tinggi kolom = 3,70 m

Dimensi = (0,45 x 0,6) m2

Jumlah = 55 buah

Volume = 55 (0,45 x 0,6 x 3,7) = 54,95 m3

Volume total pekerjaan pondasi = 70,78 + 10,67 + 54,95 m3

= 136,4 m3

- Pembesian

a) Telapak Pondasi

Untuk tulangan pondasi dipaka tulangan D20-300

Jumlah pondasi = 63 buah

Jumlah tulangan arah x = arah y = 61300

1500=+ buah

Panjang total tulangan = (6+6) x 1,5 = 18 m

Berat tulangan telapak pondasi = (18x63)x2,470 = 2800,98 kg

b) Kolom pondasi (60x60)

Jumlah kolom = 8 buah

Dimensi kolom = 60x60

Tulangan pokok = 8 D25

Tulangan sengkang = D10-150

Tinggi kolom = 4,2 m

Jumlah tulangan = 8x8 = 64 m

Panjang tulangan = 64x4,2 =268,8 m

Panjang sengkang = (4x0,50)+(2x0,05) = 2,1 m

259

Jumlah sengkang tiap 1 kolom = 2911504200

=+ buah

Panjang total sengkang = 2,1x29x8 = 487,2 m

Berat tulangan = 268,8x3,850 = 1034,88 kg

Berat sengkang = 68,9x0,617 = 300,60 kg

Berat total tulangan = 1034,88+300,60 = 1335,48 kg

c) Kolom pondasi (45x60)

Jumlah kolom = 55 buah

Dimensi kolom = 45x60

Tulangan pokok = 8 D22

Tulangan sengkang = D10-150

Tinggi kolom = 4,2 m

Jumlah tulangan = 8x55 = 440 m

Panjang tulangan = 440x4,2 =1848 m

Panjang sengkang = (2x0,50)+(2x35)+(2x0,05) = 1,8 m

Jumlah sengkang tiap 1 kolom = 2911504200

=+ buah

Panjang total sengkang = 1,8x29x55 = 2871 m

Berat tulangan =1848x2,980 = 5507,04 kg

Berat sengkang = 2871x0,617 = 1771,41

Berat total tulangan = 5507,04+1771,41 = 20278,45

d) Berat Total Tulangan = 2800,98+1335,48+20278,45

= 24414,91 kg

260

- Kebutuhan besi per m3 beton untuk pondasi adalah

= 24414,91/136,4

= 178.99 kg/m3

- Bekisting

Jumlah pondasi = 63 buah

Bekisting pondasi = 63x4x0,5 = 126 m2

Bekisting kolom (60x60) = 8x4x0,6x3,7 = 71,04 m2

Bekisting kolom (45x60) = 55x2x(0,6+0.45)x3,7 = 427,35 m2

Volume total bekisting = 126+71,04+427,35

= 624,39 m2

Volume Bekisting per m3 beton = 624,39/136,40 = 4,578 m2

c. Sloof

Dimensi sloof = (0,2 x 0,3) m2

Panjang sloof = 761 m

Volume Sloof = 0,2 x 0,3 x 761 = 45,66 m3

Pembesian

Dimensi sloof = (0,2 x 0,3) m2

Panjang sloof = 761 m

Tulangan tumpuan = 6 D12

Tulangan lapangan = 6 D12

Tulangan sengkang = D8-200

Panjang tul. = 6x761 = 4566 m

261

Panjang sengkang = (2x0,20)+(2x0,15)+(2x0,05) = 0,8 m

Jumlah sengkang = 38061200

761000=+ buah

Panjang sengkang = 0,8x3806 = 3044,8 m

Berat tulangan = 4566x0,888 = 4054,60 kg

Berat sengkang = 3044,8x0,395 = 1202,70 kg

Berat total tulangan = 4054,60+1202,70 = 5257,30 kg

Kebutuhan besi per m3 beton adalah = 5257,30/45,66

= 115,14 kg/m3

Bekisting

Volume bekisting = 761x2x0,3 = 456,60 m2

Volume bekisting per m3 beton = 456,60/45,66

= 10 m2

d. Balok

- Balok 25x50

Dimensi balok = (0,25 x 0,38) m2

Panjang balok = 838,40 m

Volume balok = 0,25 x 0,38 x 838,40 = 79,65 m3

Pembesian

Dimensi balok = (0,25 x 0,50) m2

Panjang balok = 838,40 m

Tulangan tumpuan = 9 D16

Tulangan lapangan = 6 D16

262

Tulangan sengkang = D10-200

Panjang tul. tump. = 9x(0,5x838,4) = 3772,8 m

Panjang tul. lap. = 6x(0,5x838,4) = 2515,2 m

Panjang tulangan = 3772,8 + 2515,2 = 6288 m

Panjang sengkang = (2x0,40)+(2x0,15)+(2x0,05) = 1,2 m

Jumlah sengkang = 41931200

838400=+ buah

Panjang sengkang = 1,2x4193 = 5031,6 m

Berat tulangan = 6288x1,580 = 9935,04 kg

Berat sengkang = 5031,6x0,617 = 3104,50kg

Berat total tulangan = 13039,54 kg

Berat tulangan per m3 beton = 13039,54/79,65 = 163,71 kg

Bekisting

Panjang Balok = 838,40 m

Volume bekisting = (2x0,38x 838,40)+(0,25x838,40)

= 846,78 m2

Volume bekisting per m3 beton = 846,78/79,65 = 10,63 m2

- Balok 20x40

Dimensi balok = (0,20 x 0,28) m2

Panjang balok = 205,10 m

Volume balok = 0,20 x 0,28 x 205,10 = 11,49 m3

Pembesian

Dimensi balok = (0,20 x 0,40) m2

263

Panjang balok = 205,10 m

Tulangan tumpuan = 5 D16

Tulangan lapangan = 5 D16

Tulangan sengkang = D10-200

Panjang tulangan = 5x205,10 = 1025,5 m

Panjang sengkang = (2x0,30)+(2x0,15)+(2x0,05) = 1,0 m

Jumlah sengkang = 10271200

205100=+ buah

Panjang sengkang = 1,0x1027 = 1027 m

Berat tulangan = 1025,5x1,58 = 1620,29kg

Berat sengkang = 1027x0,617 = 633,66 kg

Berat total tulangan = 1620,29+633,66 = 2253,95 kg

Berat tulangan per m3 beton = 2253,95/11,49 = 196,17 kg

Bekisting

Panjang Balok = 205,10 m

Volume bekisting = (2x0,28x 205,10)+(0,20x205,10)

= 155,88 m2

Volume bekisting per m3 beton = 155,88/11,49 = 13,40 m2

- Balok 17,5x25

Dimensi balok = (0,175 x 0,13) m2

Panjang balok = 101,70 m

Volume balok = 0,175 x 0,13 x 101,70 = 2,31 m3

264

Pembesian

Dimensi balok = (0,175 x 0,25) m2

Panjang balok = 101,70 m

Tulangan tumpuan = 4 D10

Tulangan lapangan = 4 D10

Tulangan sengkang = D6-200

Panjang tulangan = 4x101,7 = 405,6 m

Panjang sengkang = (2x0,15)+(2x0,12)+(2x0,05) =0,65 m

Jumlah sengkang = 5101200

101700=+ buah

Panjang sengkang = 0,65x510 = 331,5 m

Berat tulangan = 405,6x0,617 = 250,26 kg

Berat sengkang = 331,5x0,222 = 73,59 kg

Berat total tulangan = 250,26+73,59 = 323,85 kg

Berat tulangan per m3 beton = 323,85/2,31 = 140,19 kg

Bekisting

Panjang Balok = 101,70 m

Volume bekisting = (2x0,13x 101,70)+(0,175x101,70)

= 44,24 m2

Volume bekisting per m3 beton = 44,24/2,31 = 19,15 m2

- Balok 30x60

Dimensi balok = (0,30 x 0,48) m2

Panjang balok = 604,40 m

Volume balok = 0,30 x 0,48 x 604,40 = 87,03 m3

265

Pembesian

Dimensi balok = (0,30 x 0,60) m2

Panjang balok = 604,40 m

Tulangan tumpuan = 16 D16

Tulangan lapangan = 9 D16

Tulangan sengkang = D10-150

Panjang tul. tump. = 16x(0,5x604,4) = 4835,2 m

Panjang tul. lap. = 9x(0,5x604,4) = 2719,8 m

Panjang tulangan = 4835,2 + 2719,8 = 6288 m

Panjang sengkang = (2x0,50)+(2x0,25)+(2x0,05) = 1,6 m

Jumlah sengkang = 40311200

604400=+ buah

Panjang sengkang = 1,6x4031 = 5031,6 m

Berat tulangan = 6288x1,580 = 6289,58 kg

Berat sengkang = 5031,6x0,617 = 3104,49 kg

Berat total tulangan = 6289,58+3104,49 = 9394,07 kg

Berat tulangan per m3 beton = 9394,07/87,03 = 107,94 kg

Bekisting

Panjang Balok = 604,40 m

Volume bekisting = (2x0,48x604,40)+(0,175x101,70)

= 761,54 m2

Volume bekisting per m3 beton = 44,24/87,03 = 8,75 m2

266

- Balok 20x30

Dimensi balok = (0,20 x 0,18) m2

Panjang balok = 292,40 m

Volume balok = 0,20 x 0,18 x 292,40 = 10,53 m3

Pembesian

Dimensi balok = (0,20 x 0,30) m2

Panjang balok = 292,40 m

Tulangan tumpuan = 6 D12

Tulangan lapangan = 6 D12

Tulangan sengkang = D8-200

Panjang tul. = 6x292,4 = 1754,4 m

Panjang sengkang = (2x0,20)+(2x0,15)+(2x0,05) = 0,8 m

Jumlah sengkang = 14631200

292400=+ buah

Panjang sengkang = 0,8x1463 = 1170,4 m

Berat tulangan = 1754,4x0,888 = 1549,52kg

Berat sengkang = 1170,4x0,395 = 462,31 kg

Berat total tulangan = 1549,52+462,31 = 2011,83 kg

Berat tulangan per m3 beton = 2011,83/10,53 = 191,06

Bekisting

Panjang Balok = 292,40 m

Volume bekisting = (2x0,18x 292,40)+(0,2x292,40)

= 163,74 m2

Volume bekisting per m3 beton = 163,74/10,53 = 15,55 m2

267

e. Kolom

− Kolom 60x60

Dimensi kolom = (0,60 x 0,60) m2

Panjang balok = 3,60 m

Jumlah kolom = 24

Volume kolom = 24 x 0,60 x 0,60 x 3,60 = 31,10 m3

Pembesian

Jumlah kolom = 24 buah

Dimensi kolom = 60x60

Tulangan pokok = 8 D25

Tulangan sengkang = D10-150

Tinggi kolom = 3,6 m

Jumlah tulangan = 8x24 = 192 buah

Panjang tulangan = 192x3,6 = 691,2 m

Panjang sengkang = (4x0,50)+(2x0,05) = 2,1 m

Jumlah sengkang = 2511503600

=+ buah

Panjang total sengkang = 2,1x25x24 = 1260 m

Berat tulangan = 691,2x3,850 = 2661,12 kg

Berat sengkang = 420x 0,617 = 777,42 kg

Berat total tulangan = 3438,54 kg

Berat tulangan per m3 beton = 3438,54/31,10 = 110,56

268

Bekisting

Dimensi kolom = 0,60 x 0,60 m

Jumlah kolom = 24 buah

Tinggi kolom = 3,60 m

Volume bekisting = 24x4x0,6x3,6

= 207,36 m2

Volume bekisting per m3 beton = 207,36/31,10 = 6,67 m2

− Kolom 45x60

Dimensi kolom = (0,45 x 0,60) m2

Panjang balok = 3,60 m

Jumlah kolom = 145

Volume kolom = 145 x 0,45 x 0,60 x 3,60 = 140,94 m3

Pembesian

Jumlah kolom = 145 buah

Dimensi kolom = 45x60

Tulangan pokok = 8 D22

Tulangan sengkang = D10-150

Tinggi kolom = 3,6 m

Jumlah tulangan = 8x145 = 1160 m

Panjang tulangan = 1160x3,6 = 9280 m

Panjang sengkang = (2x0,50)+(2x35)+(2x0,05) = 1,8 m

Jumlah sengkang = 2511503600

=+ buah

269

Panjang total sengkang = 1,8x25x55 = 2475 m

Berat tulangan = 9280x2,98 = 27654,40 kg

Berat sengkang = 2475x0,617 = 1527,08 kg

Berat total tulangan = 29181,48 kg

Berat tulangan per m3 beton = 29181,48/190,94 = 152,63 kg

Bekisting

Dimensi kolom = 0,45 x 0,60 m

Jumlah kolom = 145 buah

Tinggi kolom = 3,60 m

Volume bekisting = 145x[(2x0,6x3,6)+(2x0,45x3,6)]

= 1096,2 m2

Volume bekisting per m3 beton = 1096,2/190,94 = 5,74 m2

f. Kolom praktis

Panjang balok = 3,60 m

Jumlah kolom = 106

Volume kolom = 106 x 3,60x0,11x0,11= 4,62 m3

Pembesian

Jumlah kolom = 106 buah

Dimensi kolom = 11x11

Tulangan pokok = 4D8

Tulangan sengkang = D6-150

Tinggi kolom = 3,6 m

270

Jumlah tulangan = 4x106 = 424 m

Panjang tulangan = 424x3,6 =1526,4 m

Panjang sengkang = (4x0,08)+(2x0,05) = 0,42 m

Jumlah sengkang = 2511503600

=+ buah

Panjang total sengkang = 0,42x25x106 = 1113 m

Berat tulangan =1526,4x0,395 = 602,93 kg

Berat sengkang = 1113x0,222 = 247,09 kg

Berat total tulangan = 850,02 kg

Kebutuhan besi per m3 beton = 850,02/4,62 = 183,99 kg/m3

Bekisting

Dimensi kolom = 0,11 x 0,11 m

Jumlah kolom = 106 buah

Tinggi kolom = 3,60 m

Volume bekisting = 106x(2x0,15x3,6)

= 114,48 m2

Volume bekisting per m3 beton = 114,48/4,62 = 24,78 m2

g. Tangga Ramp

1) Plat Tangga

Jari-jari luar = 9 m

Jari-jari dalam = 7 m

Luas lingkaran luar =

= 3,14 x 9 x 9 =254,34 m2

271

Luas lingkaran dalam =

= 3,14 x 7 x 7 = 153,86 m2

Luas 1 tangga ramp =

= 254,34 – 153,86 = 100,48 m2

Tebal tangga = 0,12 m

Volume plat tangga = 2 x 0,12 x 100,48 = 24,12 m3

2) Balok Tangga

a) Balok 30x60

Dimensi = 0,30 x 0,48

Panjang = 113,04 m

Volume = 113,04 x 0,30 x 0,48 = 16,27 m3

b) Balok 20x30

Dimensi = 0,20 x 0,18

Panjang = 2 m

Jumlah = 16 buah

Volume = 16 x 2x 0,20 x 0,18 = 1,02 m3

c) Volume balok tangga = 16,27 + 1,02 = 17,29 m3

Volume total pekerjaan tangga ramp = 24,12 + 17,29 = 41,41 m3

Pembesian

- Plat tangga

Diambil pias 1m2

Penulangan plat tangga

Arah x = tumpuan (D10-100), lapangan =(D10-100)

272

Arah y = tumpuan (D10-200), lapangan =(D10-200)

Jumlah tul arah x = 1111001000

=+ buah

Jumlah tul. arah y = 61200

1000=+ buah

Panjang total tulangan tiap 1m2 = 11+6 = 17 m

Berat tulangan tiap 1m2 = 17x0,617 = 10,49kg

Berat total tulangan = 10,49x200,96 = 2108,07 kg

- Balok tangga

a) Balok (30x60)

Dimensi balok = (0,30 x 0,60) m2

Panjang balok = 113,04 m

Tulangan tumpuan = 16 D16

Tulangan lapangan = 9 D16

Tulangan sengkang = D10-150

Panjang tul. tump. = 16x(0,5x113,04) = 904,32 m

Panjang tul. lap. = 9x(0,5x113,04) = 508,68 m

Panjang tulangan = 904,32 + 508,68 = 1013,36 m

Panjang sengkang = (2x0,50)+(2x0,25)+(2x0,05)=1,6 m

Jumlah sengkang = 5671200

113040=+ buah

Panjang sengkang = 1,6x2545 = 40720 m

Berat tulangan = 1013,36x1,580 = 1600,11 kg

Berat sengkang = 567x0,617 = 349,84 kg

273

Berat total tulangan = 9935,04+3104,50 =1949,95 kg

b) Balok (20x30)

Dimensi balok = (0,20 x 0,30) m2

Panjang balok = 32 m

Tulangan tumpuan = 6 D12

Tulangan lapangan = 6 D12

Tulangan sengkang = D8-200

Panjang tul. = 6x292,4 = 1754,4 m

Panjang sengkang = (2x0,20)+(2x0,15)+(2x0,05)=0,8 m

Jumlah sengkang = 14631200

292400=+ buah

Panjang sengkang = 0,8x1463 = 1170,4 m

Berat tulangan = 1754,4x0,888 = 1557,90 kg

Berat sengkang = 1170,4x0,395 = 462,30 kg

Berat total tulangan = 1557,90+642,30 = 2020,20 kg

c) Berat total tulangan = 2108,07+1949,95+2020,20

= 6078,22 kg

- Kebutuhan besi tiap m3 beton adalah = 6078,22/41,41

= 146,78 kg/m3

Bekisting

Bekisting balok 30x60

Panjang balok = 113,04 m

Volume bekisting = 113,04x(0,60+0,30+0,48) = 156,00 m2

274

Bekisting balok 20x30

Panjang balok = 2 m

Jumlah balok = 16 buah

Volume bekisting = 16x2x(0,20+0,18+0,18) = 17,92 m2

Plat tangga

Luas plat = luas bekisting = 200,96 m2

Volume total bekisting = 156+17,92+200,96 = 374,88 m2

Volume bekisting per m3 beton = 374,88/41,41 = 9,05 m2

h. Plat lantai

- Plat lantai 1

Luas = 1121 m2

Tebal = 0,12 m

Volume = 1121 m2 x 0,12 m = 134,52 m3

- Plat lantai 2

Luas = 1061 m2

Tebal = 0,12 m

Volume = 1061 m2 x 0,12 m = 127,32 m3

- Plat lantai 3 ( atap )

Luas = 746 m2

Tebal = 0,12 m

Volume = 746 m2 x 0,12 m = 89,52 m3

Volume total plat = ( 134,52 + 127,32 + 89,52 ) = 351,36 m3

275

- Volume pekerjaan plat = 351,36 m3

- Pembesian

Diambil pias 1m2

Penulangan plat lantai

Arah x = tumpuan (D10-100), lapangan =(D10-150)

Arah y = tumpuan (D10-200), lapangan =(D10-150)

Jumlah tul arah x = 811501000

=+ buah

Jumlah tul. arah y = 811501000

=+ buah

Panjang total tulangan tiap 1m2 = 8+8 = 16 m

Berat tulangan tiap 1m2 = 16x0,617 = 9,97 kg

Berat total tulangan = 9,87x2928 = 28899,36 kg

- Berat tulangan per m3 beton = 9,97x(1/0,12)

= 83,05 kg/m3

- Bekisting

Volume bekisting = luas plat = 1121+1061+746 = 2928 m2

Volume plat per m3 beton = 2928/351,36 = 8,33 m2

276

h. Pekerjaan Kayu dan Aluminium

1) Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela.

Kusen Pintu Type 1

Kusen pintu ukuran 1,80 x 2,20 (type P1)

Dimensi kayu = 8 / 15 cm = 0,08 / 0,15 m

Lebar pintu = 1,80 m

Tinggi pintu = 2,20 m

Jumlah pintu = 8 buah

Volume = 8 . [(0,08. 0,15. 1,80) +(2 x 0,08. 0,15. 2,20)]

= 0,595 m3

Kusen Pintu Type 2

Kusen pintu ukuran 1,20 x 2,20 (type P2)

277

Dimensi kayu = 8 / 15 cm = 0,08 / 0,15 m

Lebar pintu = 1,20 m

Tinggi pintu = 2,20 m

Jumlah pintu = 39 buah

Volume = 39 . [(0,08. 0,15. 1,20) + (2 x 0,08. 0,15. 2,20)]

= 2,621 m3

Kusen Jendela Type 1

Kusen jendela ukuran 1,60 x 0,80 (type J1)

Dimensi kayu = 8 / 15 cm = 0,08 / 0,15 m

Lebar jendela = 1,60 m

Tinggi jendela = 0,80 m

Jumlah jendela = 47 buah

Vol = 47 . [(2 x 0,08. 0,15. 1,60) + (3 x 0,08. 0,15. 0,80)]

= 3,158 m3

Kusen Jendela Type 2

Kusen jendela ukuran 2,40 x 0,80 (type J2)

Dimensi kayu = 8 / 15 cm = 0,08 / 0,15 m

278

Lebar jendela = 3,20 m

Tinggi jendela = 0,80 m

Jumlah jendela = 7 buah

Volume = 7 . [(2 x 0,08. 0,15. 3,20) + (5 x 0,08. 0,15. 0,80)]

= 0,874 m3

Volume pekerjaan kusen pintu dan jendela adalah =

= 0,595 + 2,621 + 3,158 + 0,847 = 7,221 m3

Kayu terbuang = 7,221 m3 x 10% = 0,722 m3

Total volume pekerjaan kusen pintu dan jendela : 7,221 + 0,722

= 7,943 m3

2) Pekerjaan Daun Pintu dan Jendela

- Daun Pintu Type 1

Lebar pintu = 1,80 m

Tinggi pintu = 2,20 m

Jumlah pintu = 8 buah

Luas = 8 . (1,80 x 2,20)

= 31,68 m2

- Daun Pintu Type 2

Lebar pintu = 1,20 m

Tinggi pintu = 2,20 m

Jumlah pintu = 39 buah

Luas = 39 . (1,20 x 2,20)

= 102,96 m2

279

- Daun Jendela Kaca Type 1

Lebar jendela = 1,60 m

Tinggi jendela = 0,80 m

Jumlah pintu = 47 buah

Luas = 47 . (1,60 x 0,80)

= 60,16 m2

- Daun Jendela Kaca Type 2

Lebar jendela = 3,20 m

Tinggi jendela = 0,80 m

Jumlah pintu = 7 buah

Luas = 7 . (3,20 x 0,80)

= 17,92 m2

- Luas total pekerjaan daun pintu dan jendela

= 31,68 + 102,96 + 60,16 + 17,92

= 212,72 m2

3) Rangka Plafond

- Luas lantai 2 = 1121 m2

- Luas lantai 3 = 1061 m2

- Luas atap = 746 m2 +

Jumlah total = 2928 m2

280

4) Pekerjaan pintu aluminium

Lebar pintu = 0,60 m

Tinggi pintu = 2,00 m

Jumlah = 27 buah

Luas = 27 (0,6 x 2,0)

= 32,40 m2

i. Pekerjaan Cat

1) Pengecatan tembok baru

Pekerjaan cat tembok = pekerjaan plesteran dinding = 6298,72 m2

2) Pengecatan kayu

Mencat kayu yang kelihatan

Mencat Kusen :

3sisi

Panjang kusen yang menyentuh pasangan = 460,2 m

Keliling = (2 x 0,08) + 0,15 = 0,31 m

Luas = 460,2 x 0,31 = 142,662 m

4 sisi

Panjang

P type 1 = 8 x 1,80 = 14,4 m

P type 2 = 39 x 1,20 = 46,8 m

P aluminium = 27 x 0,60 = 16,2 m

J type 1 = 47 x 1,60 = 75,2 m

281

J type 2 = 7 x 3,20 = 22,4 m +

Volume = 175 m

Keliling = 2 x (0,08 + 0,15) = 0,46 m

Luas = 175 x 0,46 = 80,5 m2 +

= 683,672 m2

Mencat Pintu

Luas daun pintu = 134,64 m2

Luas cat = 2 X 134,64 = 269,28 m2

j. Pekerjaan Perkerasan Jalan

1) Pekerjaan Paving Block (tempat parkir).

Diketahui : panjang halaman : 52,69 m

Lebar halaman : 33,32 m

Volume pekerjaan : 52,69 m x 33,32 m : 400 m2

k. Pekerjaan Instalasi Listrik

Pekerjaan Instalasi Listrik (LT 1, 2 dan 3)

1) Pasangan Instalasi Dalam

Lampu TL 2 x 20 = 235 titk

Lampu Pijar = 78 titik +

Volume = 313 titik

2) Skakelar Seri Inbow

Diketahui : jumlah saklar tunggal = 57 buah

282

Jumlah saklar ganda = 105 buah +

Volume pekerjaan = 162 buah

3) Zekering 2 Group (Fuse Box 2 Group)

Volume = 2 buah

4) Stop kontak

Volume = 119 buah

5) Pekerjaan Instalasi Penangkal Petir

Diketahui : jumlah Penangkal petir = 1 buah

Volume pekerjaan : 1 buah (plus komponennya)

6) Daya Listrik (LT.1, LT.2 dan LT.3)

Diketahui : Daya Listrik : 22000 Watt

Jumlah : 1

Volume pekerjaan : 22000 Watt x 1 = 22000 Watt

l. Pekerjaan Instalasi Sanitasi Air

1) Closed duduk

Diketahui : jumlah closed : 1 buah / kapling

Jumlah kapling : 8 buah

Volume pekerjaan : 1 buah x 8 = 8 buah

2) Closed jongkok

Diketahui : jumlah closed : 1 buah / kapling

Jumlah kapling : 26 buah

283

Volume pekerjaan : 1 buah x 26 = 26 buah

3) Pipa PVC 4” (saluran air kotor)

Diketahui : panjang PVC : 15 m / kapling

Jumlah kapling : 27

Volume pekerjaan : 15 m x 27 = 405 m'

4) Pipa PVC 4” (Saluran air hujan)

Diketahui : panjang PVC : 37 m / kapling

Jumlah kapling : 15

Volume pekerjaan : 37 m x 15 = 555 m'

5) Bus beton ∅ 20 cm (Saluran Pembuangan)

Diketahui : panjang Bus Beton : 35 m / kapling

Jumlah kapling : 15

Volume pekerjaan : 35 m x 15 = 525 m'

6) Pipa PVC 2” (Saluran Air Mandi)

Diketahui : panjang PVC : 12 m / kapling

Jumlah kapling : 27

Volume pekerjaan : 12 m x 27 = 324 m'

7) Pipa PVC ¾” (Saluran Air Bersih)

Diketahui : panjang PVC : 30 m' / kapling

Jumlah kapling : 15

Volume pekerjaan : 30 m x 15 = 450 m'

8) Tanki Air (1100 L)

284

Volume = 2 buah

9) Flour Drain

Volume = 34 buah

10) Kran Air

Volume = 45 buah

11) Wastafel

Volume = 9 buah

12) Septictank + peresapan

Volume = 3 buah

m. Pekerjaan Lain – Lain (Tambahan)

1) Engsel dan Grendel Pintu

Diketahui : jumlah Engsel dan Grendel pintu : 6 buah / kapling

Jumlah kapling : 47

Volume pekerjaan : 6 buah x 47 = 282 buah

jumlah Engsel dan Grendel pintu : 8 buah / kapling

Jumlah kapling : 7

Volume pekerjaan : 8 buah x 7 = 56 buah

Total pekerjaan engsel dan grendel pintu = 338 buah

2) Engsel dan Grendel Jendela

jumlah Engsel dan Grendel jendela : 4 buah / kapling

285

Jumlah kapling : 47

Volume pekerjaan : 4 buah x 47 = 188 buah

3) Pompa Air

Diketahui : jumlah pompa air : 1 buah / lantai

Jumlah kapling : 3

Volume pekerjaan : 1 buah x 3 = 3 buah

4) Bak mandi (fiber)

Diketahui : jumlah bak mandi : 1 buah / KM

Jumlah KM : 27

Volume pekerjaan : 1 buah x 27 = 27 buah

5) Tempat sabun tanam

Diketahui : jumlah tempat sabun : 1 buah / KM

Jumlah KM : 27

Volume pekerjaan : 1 buah x 27 = 27 buah

287

BAB VI

PENUTUP

Dalam penyusunan Tugas Akhir “Perencanaan Pembangunan Rumah Sakit

Orthopedi “Ortho Satria Media” Sokaraja-Purwokerto” ini penulis menemui

banyak hambatan. Semua ini disebabkan karena keterbatasan pengetahuan dan

pengalaman penulis dalam merencanakan dan melaksanakan proyek.

Meskipun demikian penulis mencoba mengatasi dengan teori yang diterima

di bangku kuliah dan berbagai literarur tentang perencanaan dan pelaksanaan

suatu proyek, khususnya untuk proyek pembangunan gedung. Sehingga hambatan

di atas dapat diatasi.

Pada bagian akhir penyusunan Tugas Akhir ini penulis dapat mengambil

beberapa kesimpulandan saran dalam perencanaan dan pelaksanaan pembangunan

suatu gedung.

A. Kesimpulan

1. Dalam perencanaan suatu struktur bangunan diperlukan ketelitian dan

kecermatan yang tinggi, sehingga perhitungan yang dihasilkan benar-

benar akurat dan sesuai dengan harapan.

2. Dengan rencana kerja yang baik akan membantu pelaksanaan dan

penghematan dalam hal pengunaan sumber daya tenaga, material,

peralatan dan biaya yang diperlukan.

288

3. Gambar kerja meruapakan pedoman yang sangat menentukan dalam

pelaksanaan dan perhitungan anggaran biaya pelaksanaan pekerjaan di

samping rencana kerja dan syarat-syarat.

B. Saran

1. Pelaksanaan proyek harus disesuaikan dengan rencana kerja dan syarat-

syarat yang telah ditentukan agar menghasilkan bangunan yang sesuai

dengan harapan maupun persyaratan.

2. Pembangunan suatu proyek harus diusahakan tepat dengan time schedule

yang telah dibuat dengan tetap memperhatikan mutu dan kualitas bahan-

bahan yang dipergunakan.

3. Agar dapat berjalan dengan lancar, maka dalam pelaksanaan proyek

membutuhkan kerja sama yang baik antara berbagai pihak yang terlibat.

4. Dalam pelaksanaan suatu proyek diperlukan pengawasan yang baik untuk

menghindari kesalahan yang dapat berakibat fatal, baik dalam pelaksanaan

proyek maupun setealah bangunan tersebut dapat digunakan.

5. Perlunya pengontrolan terhadap mutu bahan sebelum siap digunakan

untuk menguji kualitas bahan, bilamana perlu dilakukan pengujian ulang,

seperti halnya uji teken beton dan uji tarik tulangan.

6. Perlu adanya kepedulian terhadap keselamatan kerja baik pada alat

maupun pada pekerja.

288

DAFTAR PUSTAKA

Apriyatno, Henry. Drs. M.T. Diktat Struktur Beton Gedung. Semarang : UNNES

Ibrahim, Bachtiar. H. 2003. Rencana dan Estimate Real of Cost. Jakarta : Bumi Aksara.

Kusuma, Gideon Takim Andriono. Desain Struktur Rangka Beton Bertulang di

Daerah Rawan Gempa Seri Beton 3. Jakarta : Erlangga. Pedoman Perencanaan Ketahanan Gempa untuk Rumah dan Gedung 1987. 1987.

Bandung : DPU Peraturan Muatan Indonesia 1970. 1980. Bandung: DPU Petunjuk Perencanaan Beton Bertulang dan Struktur Dinding Bertulang Untuk

Rumah dan Gedung 1987. 1987. Jakarta: DPU

REKAP PENULANGAN PLAT LANTAI

ARAH X ARAH Y NO TIPE PLAT TUMPUAN LAPANGAN TUMPUAN LAPANGAN

1 PLAT TIPE 1 D10 - 200 D10 - 200 D10 - 150 D10 - 200 2 PLAT TIPE 2 D10 - 120 D10 - 140 D10 - 150 D10 - 200 3 PLAT TIPE 3 D10 - 200 D10 - 200 D10 - 200 D10 - 200 4 PLAT TANGGA D10 - 120 D10 - 200 D10 - 200 D10 - 200

REKAP PENULANGAN BALOK TUMPUAN LAPANGAN NO TIPE BALOK

ATAS BAWAH ATAS BAWAH SENGKANG

1 350/200 (B1) 5 D 12 3 D 12 2 D 12 3 D 12 ∅ 8 - 200 2 500/250 (B2) 5 D 16 4 D 16 2 D 16 4 D 16 ∅ 10 - 200 3 600/300 (B3) 10 D 16 6 D16 3 D 16 6 D 16 ∅ 10 - 150 4 300/200 (B4) 4 D 12 2 D 12 2 D 12 4 D 12 ∅ 8 - 200 5 400/200 (B5) 3 D 16 2 D 16 2 D 16 3 D 16 ∅ 10 - 200 6 250/175 (B6) 2 D 10 2 D 10 2 D 10 2 D 10 ∅ 6 - 200

REKAP PENULANGAN KOLOM

NO TIPE KOLOM TULANGAN UTAMA SENGKANG 1 450/600 8 D 22 ∅ 10 - 150 2 600/600 8 D 25 ∅ 10 - 150

B. Rekapitulasi Awal

RENCANA ANGGARAN DAN BIAYA

Harga Satuan Jumlah Harga Jumlah Harga No Uraian Pekerjaan Volume Satuan

(Rp) (Rp) (Rp) 1 2 3 4 5 6 7

1 Pekerjaan Persiapan a Pagar Sementara 260.00 m' 85,517.75 22,234,615.00 b Membersihkan Lahan 4000.00 m2 4,000.00 16,000,000.00 c Pemasangan Bouwplank 3525.00 m' 27,619.00 97,356,975.00 d Pembuatan Kantor Sementara 30.00 m2 432,887.45 12,986,623.50 e Pembuatan Gudang Semen dan Alat-alat 28.00 m2 374,593.69 10,488,623.32 159,066,836.82

2 Pekerjaan Tanah dan Urugan a Galian Tanah Keras 668.43 m3 10,400.00 6,951,672.00 b Urugan Tanah Kembali 222.81 m3 4,985.00 1,110,707.85 c Urugan Pasir 113.78 m3 79,100.00 8,999,998.00 17,062,377.85

3 Pekerjaan Pasangan dan Plesteran a Pasangan Batu Kosong 18.27 m3 171,325.00 3,130,107.75 b Pasangan Batu Kali 1:3 28.42 m3 373,400.00 10,612,028.00 c Pasangan Tembok 1:2 dengan Tebal ½ Bata 329.70 m2 41,620.63 13,722,321.71 d Pasangan Tembok 1:3 Tebal ½ Bata 2819.66 m2 38,422.88 108,339,457.82 e Plesteran Dinding 1:3 6298.72 m2 24,167.50 152,224,315.60 f Pasangan Keramik Dinding Kamar Mandi 329.70 m2 74,078.75 24,423,763.88

g Pasangan Lantai Keramik 4448.35 m2 84,656.05 376,579,740.02 h Pekerjaan Acian 6628.42 m2 5,000.00 33,142,100.00 i Sponengan 1076.80 m' 4,829.31 5,200,201.01 727,374,035.78

4 Pekerjaan Beton Bertulang a Beton Rabat 1:3:5 21.26 m3 403,350.00 8,575,221.00

b Pondasi Beton Bertulang 136.40 m3 2,098,727.33 286,266,407.68 c Sloof Beton Bertulang 45.66 m3 1,915,026.99 87,440,132.36 d Balok 25x50 Beton Bertulang 79.65 m3 3,273,668.65 260,747,707.90 e Balok 20x40 Beton Bertulang 11.49 m3 3,888,449.73 44,678,287.41 f Balok 17,5x25 Beton Bertulang 2.31 m3 4,319,166.15 9,977,273.80

g Balok 30x60 Beton Bertulang 87.03 m3 2,625,183.62 228,469,730.72 h Balok 20x30 Beton Bertulang 10.53 m3 4,157,933.91 43,783,044.08 i Kolom 60x60 Beton Bertulang 31.10 m3 2,600,024.07 80,860,748.58 j Kolom 45x60 Beton Bertulang 140.94 m3 2,721,571.13 383,578,234.36

k Kolom Praktis 4.62 m3 3,027,838.14 13,988,612.18 l Tangga Ramp 41.41 m3 2,999,068.01 124,191,406.09

m Plat Lantai 351.36 m3 2,834,939.24 996,084,251.37 2,568,641,057.52 5 Pekerjaan Kayu dan Aluminium

a Pekerjaan Kusen Pintu dan Jendela 7.94 m3 12,325,500.00 97,864,470.00 b Pekerjaan Daun Pintu dan Jendela 212.72 m2 251,400.00 53,477,808.00 c Rangka Plafond 2928.00 m2 80,087.50 234,496,200.00 d Pasang Plafond 2928.00 m2 13,757.50 40,281,960.00 e Pekerjaan Pintu Aluminium 32.40 m2 280,500.00 9,088,200.00 435,208,638.00

6 Pekerjaan Cat a Pengecatan Tembok 6298.72 m2 19,234.50 121,152,729.84 b Pengecatan Plafond 2928.00 m2 27,142.00 79,471,776.00 c Pengecatan Kayu 269.28 m2 13,207.50 3,556,515.60 204,181,021.44

7 Pekerjaan Perkerasan Jalan a Perkerasan Jalan dengan Daving Block 400.00 m2 101,244.08 40,497,632,00 40,497,632.00

8 Pekerjaan Instalasi Listrik a Pasangan Instalasi Dalam 313.00 unit 125,000.00 39,125,000.00 b Skakelar Seri Inbow 162.00 buah 25,000.00 4,050,000.00 c Zekering 2 Group (Fuse Box 2 Group) 2.00 buah 35,000.00 70,000.00 d Stop Kontak 119.00 buah 30,000.00 3,570,000.00 e Pekerjaan Instalasi Penangkal Petir 1.00 unit 3,500,000.00 3,500,000.00

f Daya Listrik (LT.1, LT.2 dan LT.3) 1.00 unit 15,000,000.00 15,000,000.00 65,315,000.00 9 Pekerjaan Instalasi Sanitasi Air

a Kloset Duduk 8.00 unit 404,590.00 3,236,720.00 b Kloset Jongkok 26.00 unit 193,425.00 5,029,050.00 c Saluran Air Kotor (D 3") 405.00 m' 17,196.84 6,964,720.20 d Saluran Air Hujan (D 3") 555.00 m' 17,196.84 9,544,246.20 e Saluran Pembuangan (D 20 cm) 525.00 m' 34,314.63 18,015,180.75 f Saluran Air Mandi (D 2") 324.00 m' 13,602.84 4,407,320.16

g Saluran Air Bersih (D 1/2") 450.00 m' 8,729.84 3,928,428.00 h Tangki Air 2.00 buah 500,000.00 1,000,000.00 i Flour Drain 34.00 buah 9,300.00 316,200.00 j Kran Air 45.00 buah 8,815.00 396,675.00

k Wastafel 9.00 buah 986,900.00 8,882,100.00 l Septictank dan Peresapan 3.00 unit 2,000,000.00 6,000,000.00 67,720,640.31

10 Pekerjaan Lain-lain a Engsel dan Grendel Pintu 338.00 buah 10,913.75 3,688,847.50 b Engsel dan Grendel Jendela 188.00 buah 6,600.00 1,240,800.00 c Pompa Air 3.00 unit 300,000.00 900,000.00 d Bak Mandi 27.00 buah 543,091.20 14,663,462.40 e Tempat Sabun Tanam 27.00 buah 12,500.00 337,500.00 20,830,609.90

Total 4,305,897,849.63

Terbilang : Empat Milyard Tiga Ratus Lima Juta Delapan Ratus Sembilan Puluh Tujuh Ribu Delapan Ratus Lima

Puluh Rupiah