Tugas Orthopedi Osteoarthritis

18
MAKALAH BEDAH OSTEOARTHRITIS DEGENERATIF Disusun oleh : KELOMPOK 3 1. Bunga Dwinugrahaning Ayurini G2A006032 2. Mutiara Medina G2A007127 3. N. Andree Satriotomo G2A007128 4. Nadia Chairunnisa G2A007129 5. Nia Astarina Setyaningsih G2A007131 6. Nila Maharani G2A007132 7. Norma Nabila G2A007133 8. Paramitha Adriyati G2A007134 9. Prasetya Yulian Nugraha G2A007135 10. Puriani Konimusliha G2A007136 11. Purwita Sari G2A007137 12. Puspita Adhi Pradini G2A007138

description

Osteoarthritis

Transcript of Tugas Orthopedi Osteoarthritis

Page 1: Tugas Orthopedi Osteoarthritis

MAKALAH BEDAH

OSTEOARTHRITIS DEGENERATIF

Disusun oleh :

KELOMPOK 3

1. Bunga Dwinugrahaning Ayurini G2A006032

2. Mutiara Medina G2A007127

3. N. Andree Satriotomo G2A007128

4. Nadia Chairunnisa G2A007129

5. Nia Astarina Setyaningsih G2A007131

6. Nila Maharani G2A007132

7. Norma Nabila G2A007133

8. Paramitha Adriyati G2A007134

9. Prasetya Yulian Nugraha G2A007135

10. Puriani Konimusliha G2A007136

11. Purwita Sari G2A007137

12. Puspita Adhi Pradini G2A007138

FAKULTAS KEDOKTERAN

UNIVERSITAS DIPONEGORO

SEMARANG

2010

Page 2: Tugas Orthopedi Osteoarthritis

KLASIFIKASI ARTHRITIS

Ada lebih dari seratus tipe klinis arthritis yang berbeda yang secara bersama – sama

mengakibatkan sepuluh juta orang di Amerika Serikat kehilangan banyak jam kerjanya

dibanding penyakit lain (1). Tiap bentuk arthritis dibedakan oleh gambaran klinis, penampilan

radiologik dan tes laboratorium. Etiologi dari arthritis kebanyakan belum diketahui. Empat pola

dasar kerusakan sendi, antara lain :

1. Arthritis peradangan merupakan penyakit membrane synovial. Proliferasi dan radang

synovial dengan pelepasan enzim lisosom kemudian menimbulkan erosi pada tepi

sendi yang terkena dan kemudian pada permukaan yang memikul berat badan.

Contoh, Arthritis rheumatoid.

2. Arthritis degenerative adalah penyakit rawan sendi. Erosi tulang rawan menyebabkan

hilangnya ruang sendi. Pembentukan osteofit pada tepi sendi merupakan tanda

radiografik. Arthritis degenerative bisa bersifat herediter (osteoarthritis), bisa

mengikuti cedera sendi ( arthritis pascatrauma) atau mengikuti radang sendi lainnya.

Page 3: Tugas Orthopedi Osteoarthritis

3. Arthritis metabolic timbul akibat penimbunan kristal dalam rawan sendi dan

sinovium. Perubahan radiografi mempunyai gambaran penyakit peradangan sekaligus

degenerative ditambah penimbunan mineral sendi. Contoh: gout, pseudogout,

okronosis.

4. Arthritis neutrofik timbul dalam respon hilangnya sensasi di dalam sendi. Perusakan

sendi yang tak nyeri tekan, ketidakstabilan sendi yang hebat, dan sublukasi atau

dislokasi merupakan gambaran radiologi dan klinisnya. Contoh: neurosifilis.

Page 4: Tugas Orthopedi Osteoarthritis

OSTEOARTHRITIS

Definisi

Osteoarthritis merupakan kelainan degenerasi non inflamasi sendi yang kebanyakan mengenai

orang tua(2). Osteoarthritis ditandai dengan kemunduran tulang rawan sendi berupa disintegrasi

dan perlunakan progresif, diikuti dengan pertumbuhan osteofit serta fibrosis pada kapsul sendi (3).

Kelainan ini bersifat local, bukan sistemik (4). Pada wanita sering mengenai sendi lutut dan

tangan, sedangkan pada laki-laki cenderung mengenai sendi panggul(5).

Insiden

Insiden OA meningkat seiring dengan proses penuaan dan terutama ditemukan pada usia > 50

tahun, tetapi dapat pula ditemukan pada usia muda akibat kerusakan pada tulang rawan sendi

oleh karena sesuatu hal.

Klasifikasi

1. Osteoarthritis primer

OA primer tidak diketahui penyebabnya dan dapat mengenai lebih dari satu sendi. OA

primer sering dijumpai pada wanita kulit putih, usia pertengahan, dan umumnya bersifat

poliartikuler. OA primer disertai dengan nyeri akut yang panas serta pembengkakan

tulang yang disebut nodus heberden (3).

Gambar nodus heberden

Page 5: Tugas Orthopedi Osteoarthritis

2. Osteoarthritis sekunder

OA sekunder dapat disebabkan oleh penyakit yang menyebabkan kerusakan pada

membrane synovial (3). Beberapa keadaan yang menimbulkan osteoarthritis sekunder :

a. Trauma / instabilitas

b. Faktor genetik

i. Dysplasia epifisial

ii. Dysplasia asetabuler

iii. Penyakit legg-calve perthes (permukaan sendi yang tidak kongruen)

iv. Dislokasi sendi panggul congenital

v. Slipped epifisis

c. Penyakit metabolik / endokrin

d. Osteonekrosis

Faktor Predisposisi

OA merupakan penyakit multifaktorial yang dapat disebabkan oleh(6):

a. Faktor sistemik

i. Umur

Pada orang lanjut usia (>50 tahun) pembentukan kondroitin sulfat sebagai

substansi dasar tulang rawan berkurang dan dapat terjadi fibrosis tulang rawan.

ii. Jenis kelamin

Wanita pasca menopause lebih banyak terkena osteoarthritis primer, sedangkan

pria lebih sering terkena OA sekunder.

iii. Hormon/faktor metabolik

Page 6: Tugas Orthopedi Osteoarthritis

Penderita obesitas, hipertensi, hiperurikemi, dan diabetes lebih rentan terkena OA.

Obesitas menjadi salah satu modifiable risk factor yang paling penting.

Berdasarkan penelitian dari Rotterdam study pada 3585 pria dan wanita berusia >

55 tahun, ditemukan bahwa BMI >27 meningkatkan insiden terjadinya OA pada

articulation cubiti (OR 3,3) dan meningkatkan progresifitas dari OA pada

articulation cubiti (OR 3,2) (6).

iv. Genetik

Faktor genetik diduga bepengaruh pada insiden terjadinya OA pada sendi tangan

dan panggul, diduga ada kaitan dengan kromosom 2 dan 11.

v. Faktor nutrisi

b. Kerentanan sendi

c. Trauma / faktor okupasi

d. Cuaca / iklim

Gejala lebih sering timbul setelah kontak dengan cuaca dingin / lembab

Patofisiologi

Target utama OA adalah kartilago sendi. Kartilago sendi normal berfungsi agar tidak terjadi

gesekan saat pergerakan sendi dan absorbsi shock. Untuk menjalankan kedua fungsi tersebut

dibutuhkan kartilago yang elastik yang didapatkan dari kolagen tipe II dan proteoglikans yang

disekresi oleh kondrosit (5).

Degenerasi merupakan suatu proses alamiah, dimana setelah umur 30 tahun akan terjadi

penurunan fungsi organ dan jaringan 1% per tahun (The Rule 1% of Andreas & Tobin).

Pembedahan sendi juga akan memberikan dampak pada perubahan bentuk anatomi dan sumbu

mekanik serta menyebabkan penyalahgunaan yang menahun (wear and tear) yang berakibat

fibrilasi, erosi, penipisan yang tidak merata, serta pemadatan tulang sehingga mempercepat

proses degenerasi (2).

Menurut Moskowitz R.M., OA adalah hasil dari suatu proses pembentukan dan pengrusakan

tulang rawan oleh enzim proteolitik dan kolagenolitik dan meningkatkan reaksi inflamasi.

Menurut Abraham S., reaksi inflamasi jaringan synovial dan kegiatan sel kondrosit adalah akibat

dari produksi sitokin yang berlebihan, mediator inflamasi, dah GF. Produksi IL -1b dan TNF

menyebabkan kondrosit dan sel synovial membuat IL-8, IL-6, LIF dan merangsang protease,

Page 7: Tugas Orthopedi Osteoarthritis

nitritoksid dan prostaglandin. NO dan PGE2 terbentuk spontan sebagai akibat tulang rawan yang

nekrosis. Excess NO akan mengurangi sintesis matriks dan terjadilah degenerasi. Reaksi oksidan

seperti super oxide union, NO akan menyebabkan kematian (apoptosis) akibat sitokin. Secara

biokimia terjadi peninggian produksi AGES (Advances Glucation End Product) yang

menyebabkan cross-linking matriks tulang rawan sendi serta mengaktifkan sitokin dan defek

genetikan spesifik kolagen tipe II.

Eicosanoid secara khusus merubah dampak ekspresi gen dan bounding gen, menyebabkan

peningkatan osteopontin (OPN) dan fibronectin (FN). RNA pada OA yang menyebabkan

kematian OPN akan bertindak sebagai anti inflamasi yang dapat digunakan sebagai indikator

terapi pada kemudian hari.

Akibat inflamasi yang menimbulkan rasa nyeri pasien menjadi immobile yang dapat menjurus ke

arah disuse atrophy. Sendi menjadi tidak stabil sehingga terjadi gesekan – gesekan halus yang

menyebabkan terjadinya tarikan pada tepi tulang permukaan sendi kemudian terbentuklah

osteofit.

Predileksi Osteoarthritis

1. OA tulang belakang

a. Keluhan nyeri tulang belakang dan kekakuan

b. Paraesthesia, nyeri yang menjalar akibat iritasi serabut syaraf.

c. X-ray : lordosis menghilang, osteofit pada korpus vertebrae, penyempitan diskus

intervertebralis

d. CT/MRI

e. Terapi : medikamentosa, fisioterapi, joint support, pembedahan

2. OA sendi panggul dan sendi lutut

a. Kekakuan sendi, nyeri saat jalan

b. Periksa tulang belakang dan system saraf, ada atau tidak gangguan atau hanya

nyeri alih

c. Laboratorium

d. Sinar X/CT/MRI

e. Terapi : medikamentosa, fisioterapi, mengurangi berat badan dengan

menggunakan tongkat, pembedahan

Page 8: Tugas Orthopedi Osteoarthritis

Patologi

Kelainan yang dapat ditemukan pada OA:

1. Tulang rawan sendi mengalami perlunakan dan iregularitas, permukaan sendi menjadi

kasar

2. Tulang terjadi peningkatan vaskularisasi serta pembentukan osteofit pada ujung

persendian terutama pada sendi interfalangeal distal.

3. Membrana synovial mengalami hipertrofi vilus

4. Kapsul sendi terjadi fibrosis dan kontraktur pada kapsul sendi

5. Tulang rawan yang nekrosis dapat mengalami abrasi dan terlepas ke dalam tulang

rawan sendi.

6. Efusi. Cairan bersifat jernih, viskositas tinggi, kadar protein rendah. Efusi hemoragik

pada orang tua.

Progresivitas

Berdasarkan penelitian didapatkan 89 dari 133 mengalami progresifitas OA sendi siku

berdasarkan osteofit, sedangkan 51 dari 148 mengalami progresifitas berdasarkan penyempitan

ruang sendi (JSN). JSN berasosiasi dengan penyempitan ruang sendi pada diskus intervertebralis

lumbal dan ruang sendi panggul (7).

Tanda dan gejala(3)

1. Nyeri

Nyeri terutama pada sendi yang menanggung beban tubuh seperti sendi panggul dan

lutut, terutama saat digerakan atau berjalan. Nyeri yang terjadi berhubungan dengan:

a. Inflamasi yang luas

b. Kontraktur kapsul sendi

c. Peningkatan tekanan intra artikuler

2. Kekakuan

Kekakuan terutama terjadi oleh karena adanya lapisan yang terbentuk dari bahan elastik

akibat pergeseran sendi atau adanya cairan yang viscous. Keluhan berupa sulit bergerak

setelah duduk.

3. Pembengkakan

Page 9: Tugas Orthopedi Osteoarthritis

Pembengkakan terjadi karena cairan dalam sendi pada stadium akut atau oleh

pembengkakan pada tulang yang disebut osteofit atau berupa penebalan pada synovial

yang berupa kista.

4. Gangguan pergerakan

Karena fibrosis pasa kapsul, osteofit atau iregularitas permukaan sendi.

5. Deformitas

Deformitas sendi disebabkan akibat kontraktus kapsul serta instabilitas sendi karena

kerusakan pada tulang dan tulang rawan.

6. Nodus Heberden dan Bouchard

Nodus heberden ditemukan pada bagian dorsal sendi interfalangeal distal, sedangkan

nodus Bouchard pada bagian proksimal sendi interfalangeal distal. Keduanya biasa

ditemukan pada wanita dengan osteoarthritis primer.

Diagnosis

Anamnesis sangat nedukung tegaknya diagnosis. Umunya pasien datang dengan keluhan sakit

sesudah beristirahat selepas kerja. Kadang mengeluh kekakuan sendi setelah istirahat atau duduk

atau saat bangun tidur. Bila OA sendi lutut, pasien mengeluh tidak kuat naik turun tangga. Pada

OA sendi panggul keluhan justru terletak pada lutut karena lutut merupakan nyeri alih panggul.

Bila keluhan pada vertebrae selalu timbul rasa sakit dan kaku disertai paraesthesis extremitas

bagian distal. Pemeriksaan EMG dapat membantu menemukan ada tidaknya gangguan saraf

ataupu neurological deficit, baik iritasi radix maupun kompresi pada serabut saraf tepi.

Pemeriksaan laboratorium(3)

1. Laju endap darah biasanya normal

2. Serum kolesterol sedikit meninggi

3. Pemeriksaan factor rheumatoid negative

Pemeriksaan radiologis

Gambaran radiologis tidak selalu identik dengan keluhan pasien. Gambaran radiologi ini dapat

menunjukkan sebrapa lama proses degenerasi. Semakin lama proses berlangsung, osteofit yang

Page 10: Tugas Orthopedi Osteoarthritis

terbentuk semakin besar dan sela sendi semakin sempit. Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan

keterbatasan gerak dan krepitasi pada sendi lutut bila difleksikan (2).

1. Foto polos (3)

a. Densitas tulang normal atau meninggi

b. Penyempitan ruang sendi yang asimetris

c. Sklerosis subkondral

d. Kista tulang permukaan sendi terutama subkondral

e. Osteofit pada tepi sendi

2. Radionuklida scanning(3)

Dilakukan menggunakan 99m Tc-HDP danterlihat peningkatan aktivitas tulang pada

bagian distal subkondral dari sendi yang terkena OA. Dapat pula ditemukan penambahan

vaskularisasi dan pembentukan tulang baru.

Terapi (3)

1. Penanganan umum

a. Istirahat yang cukup untuk mengurangi beban pada sendi

b. Mengurangi beban dengan diet

c. Latihan statis di rumah untuk menguatkan otot

d. Fisioterapi

2. Pemberian obat-obatan

a. NSAID untuk mengurangi pembengkakan dan rasa nyeri

b. Injeksi steroid pada sinovisitis akut

c. Aspirasi cairan sendi

d. Pemasangan bidai pada nyeri stadium akut atau untuk mengurangi deformitas

3. Tindakan operasi

Dilakukan apabila :

a. Nyeri tidak dapat diatasi dengan obat-obatan

b. Sendi yang tidak stabil oleh karena sublukasi atau deformitas sendi

c. Adanya kerusakan sendi tingkat lanjut

d. Untuk mengurangi beban pada sendi agar terdistribusi rata.

Page 11: Tugas Orthopedi Osteoarthritis

Sendi lutut

Osteotomi tinggi pada tibia bila belum ada kerusakan yang menyolok

Hemiartroplasti bila ada satu kompartmen sendi yang rusak

Artroplasti total bila seluruh kompartmen sendi rusak

Artrodesis bila terdapat kerusakan sendi dan sendi tidak stabil pada orang

muda.

Page 12: Tugas Orthopedi Osteoarthritis

Sendi panggul

Osteotomi

Artroplasti total untuk mengganti sendi panggul baik caput femoris

maupun acetabulum

Artrodesis, umunya pada penderita muda dengan kelainan bersifat

unilateral

Page 13: Tugas Orthopedi Osteoarthritis

Daftar Pustaka

1. Sabiston DC, Jr. Buku Ajar Bedah. Edisi kedua. In:Petrus Adrianto, editor. Jakarta:EGC,

1994. p.414

2. Arlis Reksoprodjo. Himpunan Makalah Prof.dr.H. Soelarto Reksoprodjo, Sp.B,Sp.OT.

Jakarta:Pelangi Warna Kreasindo Printing, 2008. p. 315-331

3. Rasjad Chairuddin. Pengantar Ilmu Bedah Ortopedi. Cetakan ke-4, edisi ke-2.

Makassar:Bintang Lamumpatue,2003. p.196-201

4. Wim de Jong. Buku Ajar Ilmu Bedah. Edisi ke-2. Jakarta:EGC, 2004. p.914

5. Udadi Sadhana, Indrawijaya. Patologi Tulang Sendi. Semarang:Badan Penerbit

Universitas Diponegoro,2004.p.65-66

6. M Reijman, H A P Pols, A P Bergink, J M W Hazes, J N Belo, A M Lievense,et al. Body

mass index associated with onset and progression of osteoarthritis of the knee but not of

the hip: The Rotterdam Study. Ann Rheum Dis. 2007 February; 66(2): 158–162

7. G Hassett, D J Hart, D V Doyle, L March, and T D Spector. The relation between

progressive osteoarthritis of the knee and long term progression of osteoarthritis of the

hand, hip, and lumbar spine. Ann Rheum Dis. 2006 May; 65(5): 623–628

8. http//:www.arthritis.org/disease-center.php?disease_id=32

9. http://www.medicinenet.com/osteoarthritis/article.htm