PBL Blok 18 TB Paru Pada Anak

40
Latar Belakang Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Organisme ini disebut pula sebagai basil tahan asam. Penularan terjadi melalui udara (airborne spreading) dari droplet infeksi. Sumber infeksi adalah penderita TB paru yang membatukkan dahaknya, dimana pada pemeriksaan hapusan dahaknya umumnya di temukan BTA positif. 1,2 Di Indonesia, TB merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Jumlah pasien TB di Indonesia merupakan ke-3 terbanyak di dunia setelah India dan Cina dengan jumlah pasien sekitar 10% dari total jumlah pasien TB di dunia. Diperkirakan pada tahun 2004, setiap tahun ada 539.000 kasus baru dan kematian 101.000 orang. 1,2 Angka kesakitan tuberkulosis anak merupakan parameter berhasil tidaknya pemberantasan tuberkulosis di suatu daerah. Dan perlu diingat pula bahwa tuberkulosis anak merupakan penyakit sistemik. 1,2 Shaw dkk.(1954) mendapatkan bahwa 65,2% anak sekitar penderita TB dewasa dengan pemeriksaan sputum direk positif akan terinfeksi tuberkulosis (tuberkulin positif). Sedangkan Guerin dkk.(1975) mengemukakan bahwa setiap penderita TB menulari 5 orang sekitarnya terutama anak. Timbul suatu pertanyaan apakah TB dewasa merupakan kelanjutan TB anak (endogenous reinfektion) ataukah infeksi baru (eksogenous infektion)? Horwitz (1973) menyatakan bahwa 90% dari TB dewasa merupakan reaktivasi tuberkulosis anak (endogenous 1

Transcript of PBL Blok 18 TB Paru Pada Anak

Page 1: PBL Blok 18 TB Paru Pada Anak

Latar Belakang

Tuberkulosis merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium

tuberculosis. Organisme ini disebut pula sebagai basil tahan asam. Penularan terjadi melalui

udara (airborne spreading) dari droplet infeksi. Sumber infeksi adalah penderita TB paru yang

membatukkan dahaknya, dimana pada pemeriksaan hapusan dahaknya umumnya di temukan

BTA positif. 1,2

Di Indonesia, TB merupakan masalah utama kesehatan masyarakat. Jumlah pasien TB di

Indonesia merupakan ke-3 terbanyak di dunia setelah India dan Cina dengan jumlah pasien

sekitar 10% dari total jumlah pasien TB di dunia. Diperkirakan pada tahun 2004, setiap tahun

ada 539.000 kasus baru dan kematian 101.000 orang. 1,2

Angka kesakitan tuberkulosis anak merupakan parameter berhasil tidaknya

pemberantasan tuberkulosis di suatu daerah. Dan perlu diingat pula bahwa tuberkulosis anak

merupakan penyakit sistemik. 1,2

Shaw dkk.(1954) mendapatkan bahwa 65,2% anak sekitar penderita TB dewasa dengan

pemeriksaan sputum direk positif akan terinfeksi tuberkulosis (tuberkulin positif). Sedangkan

Guerin dkk.(1975) mengemukakan bahwa setiap penderita TB menulari 5 orang sekitarnya

terutama anak.

Timbul suatu pertanyaan apakah TB dewasa merupakan kelanjutan TB anak (endogenous

reinfektion) ataukah infeksi baru (eksogenous infektion)? Horwitz (1973) menyatakan bahwa

90% dari TB dewasa merupakan reaktivasi tuberkulosis anak (endogenous reinfektion). Dengan

demikian tuberkulosis anak akan merupakan titik tolak sumber penularan dan TB manifest di

hari kemudian.

Anamnesis

Anamnesis yaitu pemeriksaan yang pertama kali dilakukan yaitu berupa rekam medik

pasien. Dapat dilakukan pada pasiennya sendiri (auto) atau pada keluarga terdekat (allo). Dalam

kasus pasien batita, dapat digunakan allo anamnesis. Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam

anamnesis adalah sebagai berikut : 1,4

Identitas

Nama

Umur

1

Page 2: PBL Blok 18 TB Paru Pada Anak

Jenis kelamin

Alamat

Agama dan suku bangsa

Riwayat penyakit

Keluhan utama, anamnesis tentang penyakitnya sendiri diawali dengan keluhan

utama, ialah keluhan atau gejala yang menyebabkan pasien dibawa berobat.

Riwayat penyakit sekarang, pada bagian ini penyakit disusun secara kronologis,

terinci dan jelas mengenai keadaan kesehatan penderita sejak sbelum ada keluhan sampai

anak dibawa berobat. Bila pasien telah mendapat pengobatan sebelumnya, hendaklah

ditanyakan kapan berobat, kepada siapa, serta apa saja yang telah diberikan dan

bagaimana hasil pengobatan tersebut.

Pada umumnya, hal-hal yang perlu diketahui mengenai suatu keluhan atau gejala

mencakup;

a. Onset: untuk mengetahui sejak kapan gejala seperti ini dialami dan apakah ini

merupakan gejala berulang atau pertama kalinya.

b. Perilaku menjaga kebersihan: sangat penting menanyakan perilaku higienitas

pasien

Riwayat penyakit yang pernah diderita, penyakit yang pernah diderita sebelumnya

perlu diketahui, karena kadang-kadang ada hubungannya dengan penyakit yang sekarang,

atau setidak-tidaknya member informasi untuk membantu pembuatan diagnosis dan

penatalaksanaannya sekarang.

Latar belakang sosial dan pekerjaan, riwayat sosial penderita yang perlu

diketahui adalah keadaan ekonomi keluarga serta lingkungannya dan juga kebiasaan-

kebiasaan lain seperti peminum alkohol. Sedangkan pekerjaan perlu diketahui karena ada

pekerjaan-pekerjaan tertentu yang dapat menimbulkan cedera yang khusus atau kelainan-

kelainan yang khusus pula.

Pada pasien dengan masalah saluran pernapasan, hendaknya anamnesa mengenai

saluran pernapasan ditanyakan, antara lain mengenai:

Rokok

2

Page 3: PBL Blok 18 TB Paru Pada Anak

Riwayat TBC atau riwayat kontak dengan pasien TBC

Trauma dada

Operasi dada

Serangan pneumonia sebelumnya (pneumonia berulang pada bagian paru yang sama

menunjukkan adanya bronkiektasis atau lesi obstruktif)

Kejadian campak yang berat atau batuk rejan pada masa kanak-kanak (keduanya

dapat meninggalkan gejala sisa berupa kerusakan paru)

Jenis pekerjaan tertentu dapat menjadi predisposisi bagi penyakit saluran

pernapasan, misalnya penyakit yang berhubungan dengan debu yang terjadi pada:

Penambang batu bara

Pekerja pabrik penuang logam atau gelas

Tukang batu

Pekerja asbes

Pemeriksaan

Pemeriksaan fisik

Pemeriksaan fisik pada penderita tuberkulosis secara umum: 1-4

Inspeksi : Karena adanya penurunan berat badan drastis dan kehilangan nafsu

makan, biasanya penderita akan mengalami anemia. Dapat dilihat dari warna mata dan

wajah yang pucat. Bila mengenai pleura, dapat terjadi effusi pleura. Pada inspeksi, paru

yang sakit terlihat tertinggal dalam pernapasan.

Perkusi : Pada daerah infeksi terdengar suara redup. Biasanya ditemukan di bagian

apeks paru ataupun dengan infeksi yang memiliki infiltrat luas. Apabila sudah berlanjut

memiliki cavitas maka akan terdengar suara hipersonor. Pada effusi pleura ditemukan

perkusi pekak.

Palpasi : sulit menilai dari palpasi dinding dada. Palpasi pada paru dapat di periksa secara

statis dan dinamis, yakni :

statis : memeriksa adanya nyeri tekan dan kelainan dinding dada

(massa,tumor,krepitasi)

3

Page 4: PBL Blok 18 TB Paru Pada Anak

dinamis : dengan melakukan fremitus taktil, dengan penilaian melemah,

mengeras, atau normal.

Auskultasi : Bila ada infiltrat yang luas, juga ditemukan suara nafas yang bronkovesikuler.

Selain itu terdengar suara krepitasi halus di bagian atas pada satu atau kedua paru. Terdengar

khususnya pada saat menarik nafas dalam ataupun setelah batuk. Kemungkinan juga terdapat

perkusi pekak atau pernapasan bronkial pada bagian atas kedua paru. kadang etrdapat

wheezing terlokaliasai disebabkan oleh bronkitis TB atau tekanan kelenjar limfe pada

bronkus. Terdengar bunyi pleural friction rub juga. Keadaan effusi pleura pada auskultasi

terdapat bunyi nafas melemah sampai tidak terdengar. 1-4

Perasaan subjektif lain : mual, tidak nafsu makan, kelihatan sakit, berat badan menurun,

kelihatan kurus, demam subfebris, anemia.

Pemerikasaan Penunjang

Pemeriksaan penunjang merupakan pemeriksaan yang dilakukan di laboratorium untuk

mendapatkan gambaran penyakit dengan mendalam dan mencakup antara lain beberapa tes

seperti Uji tuberkulin, pemeriksaan radiologis dan pemeriksaan bakteriologis serta

pemeriksaan patologi anatomi:1-8

Pemeriksaan Bakteriologis

Merupakan diagnosis pasti bila ditemukan kuman basil tahan asam, tetapi sulit pada bayi dan

anak. Bahan pemeriksaan dapat diambil dari sputum (pada anak besar), bilasan lambung pagi

hari atau dari cairan lain : LCS, Cairan pleura, cairan pericard. 1,2,5,7,8

Pemeriksaan sputum mikroskopik

Cara yang paling dapat diandalkan untuk menegakkan diagnosis adalah menemukan TB

pada pemeriksaan dahak pada sediaan langsung. Pemeriksaan dilakukan dengan metode

pewarnaan Ziehl-Neelsen (ZN) atau di pusat-pusat kesehatan yang lebih lengkap dengan

menggunakkan fluoroskopi modern menggunakan sinar ultraviolet. Untuk pemeriksaan

TB paru, semua pasien suspek TB diperiksa 3 spesimen dahak dalam waktu 2 hari,

yaitu :3

1. dahak setempat pertama : dahak dikumpulkan pada saat suspek TB datang

berkunjung pertama kali.

4

Page 5: PBL Blok 18 TB Paru Pada Anak

2. dahak pagi hari : dahak diumpulkan di umah pada pagi hari kedua, segera setelah

bangun tidur atau terkumpul selama 1-2 jam pertama.

3. dahak setempat kedua : ketika pasien kembali membawa dahak pagi hari.

Bila kuman BTA dijumpai 2 kali dari 3 kali pemeriksaan penderita disebut BTA +

menular. Jumlah kuman yang ditemukan merupakan informasi yang sangat penting

karena berhubungan dengan derajat penularan penderita maupun dengan beratnya

penyakit.

Pencatatan hasil pembaca berdasarkan skala IUATLD (International Union Against

Tuberculosis and Lung Disease) tahun 2000 adalah sebagai berikut :2,8

1. Tidak ditemukan BTA dalam 100 lapang pandang disebut negatif.

2. Ditemukan 1-9 BTA dalam 100 lapang pandang, hasilnya meragukan.

3. Ditemukan 10-99 BTA dalam 100 lapang pandang disebut + atau (1+).

4. Ditemukan 1-10 BTA dalam 1 lapang pandang disebut ++ atau (2+).

5. Ditemukan > 10 BTA dalam 1 lapang pandang disebut +++ atau (3+).

Uji tuberculin:

Merupakan alat diagnostik penting dalam menegakkan diagnosis tuberkulosis. Pada anak

di bawah umur 5 tahun dengan uji tuberculin positif, proses tuberculosis biasanya masih aktif

meskipun tidak menunjukkan kelainan klinis dan radiologis,demikian pula halnya kalau terdapat

konversi uji tuberkulin. Uji tuberculin dilakukan berdasarkan timbulnya hipersensitivitas

terhadap tuberkuloprotein karena adanya infeksi. Sampai sekarang, cara Mantoux dianggap

cara paling tepat dapat dipertanggungjawabkan karena jumlah tuberculin yang dimasukkan dapat

diketahui banyaknya. Reaksi lokal pada uji Mantoux terdiri atas:1,2,5,7,8

Eritema karena vasodilatasi primer

Edema karena reaksi antara antigen yang disuntikkan dengan antibodi.

Indurasi yang dibentuk oleh sel mononukleus.

Pembacaan uji tuberculin dilakukan 48-72 jam setelah penyuntikan dan diukur diameter

melintang dari indurasi yang terjadi. Tuberkulin yang biasanya dipakai ialah Old

Tuberkulin(OT) dan Purified Protein Derivative Tuberculin(PPD).

5

Page 6: PBL Blok 18 TB Paru Pada Anak

Dosis baku tuberculin uji Mantoux ialah 0.1 ml PPD-RT 23 2TU.PPD-S 5TU atau OT

1/2000 yang disuntikkan intrakutan. Jika dosis ini hasilnya negative maka pemeriksaan

harus diulang dengan PPD-RT23 100TU atau OT 1/100 untuk memastikan uji tuberculin

itu negative(juga jika pasien ada kontak dengan penderita TBC aktif,keadaan umum yang

jelek dan kemungkinan ada anergi). Ukuran indurasi:

o <5mm: Tes (-)

o 5-9mm: Ragu-ragu

o >10mm: tes(+) infeksi TB

o BCG(+)indurasi>15mm

Gambar 1. Uji tuberculin. 9

Uji tuberculin akan menjadi negative untuk sementara pada penderita

Tuberkulosis(anergi) dengan:

Malnutrisi energi protein

Tuberkulosis berat

Morbili,Varisela

Pertusis,Difteri,Tifus abdominalis

Pemberian kortikosteroid yang lama

Vaksin virus misalnya poliomyelitis

6

Page 7: PBL Blok 18 TB Paru Pada Anak

Penyakit ganas,misalnya penyakit Hodgkin

Pemeriksaan radiologis

Pada anak dengan uji tuberculin positif dilakukan pemeriksaaan radiologis. Secara rutin

dilakukan foto rontgen paru dan atas indikasi juga dibuat foto rontgen alat tubuh

lain,misalnya foto tulang punggung pada spondilitis. Gambaran radiologis paru yang

biasanya dijumpai pada tuberculosis paru ialah: 1,2,5,7,8

- Kompleks primer dengan atau tanpa perkapuran

- Pembesaran kelanjar paratrakeal

- Penyebaran milier

- Penyebaran bronkogen

- Atelektasis

- Pleuritis dengan efusi

Gambar 2. Gambaran radiologi TB paru.10

Diagnosis Kerja

Permulaan tuberculosis sukar diketahui karena gejalanya tidak jelas dan tidak khas,tetapi

kalau terdapat panas yang naik turun dan lama dengan atau tanpa batuk dan pilek,anorexia,

7

Page 8: PBL Blok 18 TB Paru Pada Anak

penurunan berat badan dan anak lesu, harus difikirkan kemungkinan tuberculosis. Petunjuk lain

untuk diagnose tuberculosis ialah adanya kontak dengan penderita tuberculosis dewasa.

Diagnosis ditegakkan berdasarkan gejala klinis, uji tuberculin positif dan kelainan radiologis

pada paru. Pada anak,biasanya basil tuberculosis tidak selalu dapat ditemukan.1,2,5,7,8

Berdasarkan kasus, didapatkan anak berusia 2 tahun tampak kurus dibanding rakannya

dan ada riwayat kontak dengan neneknya yang batuk kronis. Gejala lain tidak jelas dan pada

anak sememangnya gejala klinis tidak khas,maka diagnose pasti ditegakkan melalui pemeriksaan

penunjang seperti uji tuberculin, kultur basil BTA serta kelainan radiologis paru.

Jadi,diagnosa sementara yang didapatkan ialah anak ini menderita Tuberkulosis paru.

Untuk diagnosa pasti, dilihat hasil pemeriksaan penunjang.

Terdapat beberapa sistem untuk mendiagnosis TBC pada anak seperti sistem Nilai

Stegen, Smith & Marquis serta diagnosis menurut WHO. Tabel di bawah menunjukkan dasar

diagnosis TBC anak dimana untuk negara berkembang dengan fasilitas kurang

lengkap,seseorang anak didiagnosa mengidap TB apabila memenuhi 2 dari 6 kriteria yang

ditetapkan. 1,2,5,7,8

Tabel 1: Dasar diagnosis TB anak

1. Riwayat kontak erat dengan TB aktif dewasa

2. Batuk lama dengan penurunan BB,demam lama dan keringat

3. Foto rontgen paru

4.Uji Mt: PPD RT 23 2TU(+)>10mm ; BCG (+) dengan indurasi >15mm

5. Pemeriksaan mikrobiologis: Bilasan lambung

6. Respon terhadap terapi OAT Berat badan naik, gejala/tanda non spesifik

berkurang.

Diagnosis Banding

Malaria

Etiologi

Plasmodium adalah parasit yang termasuk vilum Protozoa, kelas sporozoa. Terdapat empat

spesies Plasmodium pada manusia yaitu : Plasmodium vivax menimbulkan malaria vivax

8

Page 9: PBL Blok 18 TB Paru Pada Anak

(malaria tertiana ringan). Plasmodium falcifarum menimbulkan malaria falsifarum (malaria

tertiana berat), malaria pernisiosa dan Blackwater faver. Plasmodium malariae menimbulkan

malaria kuartana, dan Plasmodium ovale menimbulkan malaria ovale. 6,8

Morfologi dan Daur Hidup

Daur hidup keempat spesies Plasmodium pada manusia umumnya sama. Proses tersebut

terdiri atas fase seksual eksogen (sporogoni) dalam badan nyamuk Anopheles dan fase aseksual

(skizogoni) dalam badan hospes vertebrata. 6,8

Fase aseksual mempunyai 2 daur, yaitu:

1) daur eritrosit dalam darah (skizogoni eritrosit)

2) daur dalam sel parenkim hati (skizogoni eksoeritrosit) atau stadium jaringan dengan

a) skizogoni praeritrosit (skizogoni eksoeritrosit primer) setelah sporozoit masuk dalam sel

hati

b) skizogoni eksoeritrosit sekunder yang berlangsung dalam hati.

Hasil penelitian pada malaria primata menunjukkan bahwa ada dua populasi sporozoit

yang berbeda, yaitu sporozoit yang secara langsung mengalami pertumbuhan dan sporozoit yang

tetap "tidur" (dormant) selama periode tertentu (disebut hipnozoit), sampai menjadi aktif kembali

dan mengalami skizogoni. Pada infeksi P.falciparum dan Pmalariae hanya terdapat satu generasi

aseksual dalam hati sebelum daur dalam darah dimulai; sesudah itu daur dalam hati tidak

dilanjutkan lagi. Pada infeksi P.vivax dan P.ovale daur eksoeritrosit berlangsung terus sampai

bertahun- tahun melengkapi peijalanan penyakit yang dapat berlangsung lama (bila tidak

diobati) disertai banyak relaps. 6,8

Gejala Klinik

Gejala dan tanda yang dapat ditemukan adalah:

1. Demam

Demam periodik yang berkailan dengan saat pecahnya skizon matang (sporulasi). Pada malaria

tertiana ( P . v i v a x dan P. Ovale), pematangan skizon tiap 48 jam maka periodisitas demamnya

setiap hari ke-3. sedangkan malaria kuartana (P. malariae) pematangannya tiap 72 jam dan

9

Page 10: PBL Blok 18 TB Paru Pada Anak

periodisitas demamnya tiap 4 hari. Tiap serangan ditandai dengan beberapa serangan demam

periodik. Demam khas malaria terdiri atas 3 stadium, yaitu menggigil (15 menit-1 jam), puncak

demam (2-6 jam), dan berkeringat (2-4 jam). Demam akan mereda secara bertahap karena tubuh

dapat beradaptasi terhadap parasit tubuh dan ada respons imun. 6,8

2 Splenomegali

Splenomegali merupakan gejala khas malaria kronik. Limpa mengalami kongesti, menghitam,

dan menjadi keras karena timbunan pigmen eritrosit parasit dan jaringan ikat yang bertambah.

3. Anemia

Derajat anemia tergantung pada spesies penyebab, yang paling berat adalah anemia karena

P.falciparum. Anemia disebabkan oleh :

a. penghancuran eritrosit yang berlebihan

b. eritrosit normal tidak dapat hidup lama (reduced sunival time)

c. gangguan pembentukan eritrosit karena depresi eritropoesis dalam sumsum tulang

(diseritropoesis).

4. Ikterus

Ikterus disebabkan karena hemolisis dan gangguan hepar. Malaria laten adalah masa pasien di

luar masa serangan demam. Periode ini terjadi bila parasit tidak dapat ditemukan dalam darah

tepi. tetapi stadium eksoeritrosit masih bertahan di dalam jaringan hati.

Relaps adalah timbulnya gejala infeksi setelah serangan pertama. Relaps dapat bersifat:

a. Relaps jangka pendek (rekrudesensi). dapat timbul 8 minggu setelah serangan pertama

hilang karena parasit dalam eritrosit yang berkembang biak.

b. Relaps jangka panjang (rekurens). dapat muncul 24 minggu atau lebih setelah serangan

pertama hilang karena parasit eksoeritrosit hati masuk ke darah dan berkembang-biak.3,4

Penatalaksanaan

Berdasarkan pemeriksaan, baik secara langsung dari keluhan yang timbul maupun lebih berfokus

pada hasil laboratium maka dokter akan memberikan beberapa obat-obatan kepada penderita.

Diantaranya adalah pemberian obat untuk menurunkan demam seperti paracetamol, vitamin

untuk meningkatkan daya tahan tubuh sebagai upaya membantu kesembuhan.Selain itu untuk

menurunkan demam tanpa obat juga dapat dilakukan dengan pengompresan.8

10

Page 11: PBL Blok 18 TB Paru Pada Anak

Berdasarkan suseptibilitas berbagai macam stadium parasit malaria terhadap obat

antimalaria, maka obat antimalaria dapat juga dibagi dalam 5 golongan yaitu :

1 Skizontisida jaringan primer yang dapat membunuh parasit stadium praeritrositik dalam hati

sehingga mencegah parasit masuk dalam eritrosit, jadi digunakan sebagai obat profilaksis kausal.

Obatnya adalah proguanil, pirimetamin.8

2 Skizontisida jaringan sekunder dapat membunuh parasit siklus eksoeritrositik P. vivax dan P.

ovale dan digunakan untuk pengobatan radikal sebagai obat anti relaps, obatnya adala primakuin. 1,8

3 Skizontisida darah yang membunuh parasit stadium eritrositik, yang berhubungan dengan

penyakit akut disertai gejala klinik. Obat ini digunakan untuk pengobatan supresif bagi keempat

spesies Plasmodium dan juga dapat membunuh stadium gametosit P. vivax, P. malariae dan P.

ovale, tetapi tidak efektif untuk gametosit P. falcifarum. Obatnya adalah kuinin, klorokuin atau

amodiakuin; atau proguanil dan pirimetamin yang mempunyai efek terbatas. 8

4 Gametositosida yang menghancurkan semua bentuk seksual termasuk gametosit P. falcifarum.

Obatnya adalah primakuin sebagai gametositosida untuk keempat spesies dan kuinin, klorokuin

atau amodiakuin sebagai gametositosida untuk P. vivax, P. malariae dan P. ovale. 8

5 Sporontosida yang dapat mencegah atau menghambat gametosit dalam darah untuk

membentuk ookista dan sporozoit dalam nyamuk Anopheles. Obat – obat yang termasuk

golongan ini adalah primakuin dan proguanil.8

Obat anti malaria yang tersedia di Indonesia antara lain klorokuin, sulfadoksin-pirimetamin,

kina, primakuin, serta derivat artemisin. Klorokuin merupakan obat antimalaria standar untuk

profilaksis, pengobatan malaria klinis dan pengobatan radikal malaria tanpa komplikasi dalam

program pemberantasan malaria, sulfadoksin-pirimetamin digunakan untuk pengobatan radikal

penderita malaria falciparum tanpa komplikasi. Kina merupakan obat antimalaria pilihan untuk

pengobatan radikal malaria falciparum tanpa komplikasi. Selain itu kina juga digunakan untuk

pengobatan malaria berat atau malaria dengan komplikasi. Primakuin digunakan sebagai obat

antimalaria pelengkap pada malaria klinis, pengobatan radikal dan pengobatan malaria berat.

Artemisin digunakan untuk pengobatan malaria tanpa atau dengan komplikasi yang resisten

multidrug. 8

11

Page 12: PBL Blok 18 TB Paru Pada Anak

Demam Tifoid

Etiologi

demam tifoid adalah Salmonella typhi. Sedangkan demam paratifoid disebabkan oleh

organisme yang termasuk dalam spesies Salmonella enteritidis, yaitu S. enteritidis bioserotipe

paratyphi A, S. enteritidis bioserotipe paratyphi B, S. enteritidis bioserotipe paratyphi C. kuman-

kuman ini lebih dikenal dengan nama S.paratyphi A, S. schottmuelleri, dan S.hirschfeldii. 6,8

Gambaran Klinis

Penegakan diagnosis sedini mungkin sangat bermanfaat agar bias terapi yang tepat dan

meminimalkan komplikasi. Pengetahuan gambaran klinis penyakit ini penting unutk membantu

mendeteksi secara dini.Walaupun pada kasus tertentu di butuhkan pemeriksaan tambahan untuk

membantu menegakkan diagnosis. 6,8

\masa tunas demam tifoid berlansung anara 10-14 hari. Gejala-gejala klinis yang timbul

sangat bervariasi dari ringan sampai berat, dari asimtomatik hingga gambaran penyakit yang

khas disertai komplikasi hingga kematian.

Pada minggu pertama gejala klinis penyakit ini ditemukan keluhan dan gejala serupa dengan

penyakit infeksi akut pada umumnya yaitu demam, nyeri kepala, pusing, nyeri otot,

anoreksi,mual, muntah, obstipasi atau diare, perasaan tidak enak di perut, batuk, dan epiktasis.

Pada pemeriksaan fisik hanya didapatkan suhu badan meningkat. Sifat deman adalah meningkat

perlahan-lahan dan terutama pada sore dan malam hari. Dalam minggu kedua gejala-gejala

semakin jelas berupa demam, bradikardia relative (peningkatan suhu 10 C tidak diikuti

peningkatan denyut nadi 8 kali permenit), lidah yang berselaput ( kotor di tengah, tepid an ujung

merah serta tremor), hepatomegali, splenomegali, meteroismus, ganguan mental berupa

somnolen, stupor, koma, delirium, atau psikosis. Roseolae jarang ditemukan pada orang

Indonesia. 6,8

Patofisiologi

Masuknya kuman salmonella thypi ke dalam tubuh manusia terjadi melalui makan yang

terkontaminasi kuman. Sebagian kuman dimusnahkan dalam lambung, sebagian lolos ,asuk

dalam usus dan selanjutnya berkembang biak. Bila respon imunitas humoral mukosa (IgA) usus

kurang baik maka kuman akan menembus sel-sel epitel (terutama sel-M) dan selanjutnya ke

12

Page 13: PBL Blok 18 TB Paru Pada Anak

lamina propria. Di lamina propria kuman berkembang biak dan difagosit oelh sel-sel fagosit

terutama makrofag. Kuman dapat hidup dan berkembang biak dalam makrofag. Dan selanjutnya

di bawa ke plak peyeri ileum distal dan kemudian ke kelenjar getah bening

mesenterika.Selanjutnya melalui duktus torasikus kuman yang terdapat di dalam makrofag ini

masuk ke dalam sirkulasi darah (mengakibatkan bakteremia pertama) yang asimtomatik) dan

menyebar ke seluruh organ retikulo endothelial tubuh terutama hati dan limpa. Di organ-organ

ini kuman meninggalkan sel-sel fagosit dan kemudian berkembakbiak di luar sel atau ruang

sinusoid dan selanjutnya masuk ke dalam sirkulasi darah lagi mengakibatkan bakteremia yang

kedua kalinya dengan desertai tanda-tanda dan gejala penyakit infeksi sistemik.

Di dalam hati, kuman masuk ke dalam kandung empedu, berkembang biak, dan bersama

cairan empedu diekskresikan secara intermiten ke dalam lumen usus. Sebagian kuman

dikeluarkan melalui feses dan sebagian masuk lagi kedalam sirkulasi setelah menembus usus.

Proses yang sama terulang kembali, berhubung makrofag telah teraktifasi dan hiperaktif maka

saat fagositosis kuman salmonella terjadi pelepasan beberapa mediator inflamasi sistemik seperti

demam,malaise,mialgia, sakit kepala, sakit perut, instabilitas vascular, gangguan mental, dan

koagulasi.

Di dalam plak peyeri makrofag hiperaktif menimbulkan reaksi hyperplasia jaringan (s.thypi

intra makrofag menginduksi reaksi hipersensitivitas tipe lambat, hyperplasia jaringan dan

nekrosis organ).Perdarahan saluran cerna dapat terjadi akibat erosi pembuluh darah sekitar plak

peyeri yang sedang mengalami nekrosis dan hyperplasia akibat akumulasi sel-sel mononuclear di

dinding usus. Proses patologis jaringan limfoid ini dapat berkembangbhingga ke lapisan otot,

serosa usus, dan dapat mengakibatkan perforasi. Endotoksin dapat menempel di reseptor sel

endotel kapiler dengan akibat timbulnya komplikasi seperti gangguan neuropsikiatrik,

kardiovaskular, pernapasan, dan gangguan organ lainnya.

Salmonella typhi masuk tubuh manusia melalui makanan dan air yang tercemar. Sebagian

kuman dimusnahkan oleh asam lambung dan sebagian lagi masuk ke usus halus dan mencapai

jaringan limfoid plak Peyeri di ileum terminalis yang hipertrofi. Bila terjadi komplikasi

perdarahan dan perforasi intestinal, kuman menembus lamina propia, masuk aliran limfe

mencapai kelenjar limfemesenterial, dan masuk aliran darah melalui duktus torasikus. 4

Salmonella typhi lain dapat mencapai hati melalui sirkulasi portal dari usus. Salmonella typhi

bersarang di plak Peyeri, limpa, hati, dan bagian-bagian lain sistem retikuloendotelial.

13

Page 14: PBL Blok 18 TB Paru Pada Anak

Endotoksin Salmonella typhi berperan dalam proses inflamasi lokal pada jaringan tempat kuman

tersebut berkembang biak. Salmonella typhi dan endotoksinnya merangsang sintesis dan

pelepasan zat pirogen dan leukosit pada jaringan yang meradang, sehingga terjadi demam. 6,8

Penatalaksanaan

Sampai saat ini masih dianut trilogi penatalaksanaan demam tifoid, yaitu : 6,8

1. Pemberian antibiotik untuk menghentikan dan memusnahkan penyebaran kuman. Antibiotik

yang dapat digunakan :

a. Kloramfenikol. Dosis yang diberikan adalah 4 x 500 mg per hari dapat diberikan secara per

oral atau intravena. Diberikan sampai dengan 7 hari bebas panas.

b. Dosis dan efektivitas tiamfenikol pada demam tifoid hampir sama dengan kloramfenikol,

akan tetapi komplikasi hematologi seperti kemungkinan terjadinya anemia aplastik lebih

rendah dibandingkan dengan kloramfenikol. Dosis tiamfenikol adalah 4 x 500 mg, demam

rata-rata turun pada hari ke 5 sampai ke 6.

c. Ampisilin/Amoksisilin. Kemampuan obat ini untuk menurunkan demamlebih rendah

dibandingkan dengan kloramfenikol, dosis yang dianjurkan berkisar antara 50-150 mg/kg

BB dan berikan selama 2 minggu.

d. Kotrimoksazol’ efektivitas obat ini dilaporkan hampir sama dengan kloramfenikol

e. Sefalosporin generasiIII. Hingga saat ini golongan sefalosporin generasi ke 3 yang terbukti

efektif untuk demam tifoid adalah sefriakson, dosis yang dianjurkan adalah anatara 3-4

garam dalam dekstrosa 100 cc diberikan selama ½ jam paerinfus sekali sehari, diberikan

selama 3 sampai 5 hari.

f. Golongan fluorokuinolon. Golongan ini beberap jenis bahan dan sediaan dan aturan

pemberiannya:

Ceftriaxone 4 gr / hari selama 3 hari

Norfloxacin dosis 2 x 400 mg/hari selama 14 hari

siprofloksacin dosis 2 x 500 mg/hari selama 6 hari

Ofloxacin dosis 600 mg/hari selama 7 hari

Pefloxacin 400 mg/hari selama 7 hari

Fleroxacin 400 mg/hari selama 7 hari

14

Page 15: PBL Blok 18 TB Paru Pada Anak

2. Istirahat dan perawatan profesional, bertujuan mencegah komplikasi dan mempercepat

penyembuhan. Pasien harus tirah baring absolut sampai minimal 7 hari bebas demam atau

kurang lebih selama 14 hari. Mobilisasi dilakukan bertahap, sesuai dengan pulihnya kekuatan

pasien. Dalam perawatan perlu sekali dijaga higiene perseorangan, kebersihan tempat tidur,

pakaian dan peralatan yang dipakai oleh pasien. Paien dengan kesadaran menurun, posisinya

perlu diubah-ubah untuk mencegah dekubitus dan pneumonia hipostatik. Defekasi dan buang

air kecil perlu diperhatikan, karena kadang-kadang terjadi obstipasi dan retensi urin. 4

3. Diet dan terapi penunjang (simtomatis dan suportif). Pertama pasien diberi diet bubur saring,

kemudian bubur kasar, dan akhirnya nasi sesuai tingkat kesembuhan pasien. Namun beberapa

penelitian menunjukkan bahwa pemberian makanan padat dini, yaitu nasi dengan lauk pauk

rendah selulosa (pantang sayuran dan serat kasar) dapat diberikan dengan aman. Juga

diperlukan pemberian vitamin dan mineral yang cukup untuk mendukung keadaan umum

pasien. Diharapkan dengan menjaga keseimbangan dan homeostasis, sistem imun akan tetap

berfungsi dengan optimal. Jika pasien tidak dapat makan, Lakukan managemen cairanRL +

TRIOFUSIN 1000. Pemberian cairan RL + TRIOFUSIN 1000 mengandung 500 kalori.4

Pada kasus perforasi dan renjatan septik diperlukan perawatan intensif dan nutrisi parenteral

total. Spektrum antibiotik maupun kombinasi beberapa obat yang bekerja secara sinergis

dapat dipertimbangkan. Kortikosteroid selalu perlu diberikan pada renjatan septik. Prognosis

tidak begitu baiuk pada kedua keadaan di atas. 4

Etiologi

Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis

dan Mycobacterium bovis(sangat jarang disebabkan oleh Mycobacterium avium).1-8

Mycobacterium tuberculosisDitemukan oleh Robert Koch dalam tahun 1882. Basil TBC

dapat hidup dan tetap virulen beberapa minggu dalam keadaan kering, tetapi dalam cairan mati

pada suhu 60˚C dalam 15-20 menit. Fraksi protein tuberculosis nekrosis jaringan,

lemaksifat tahan asam dan merupakan faktor penyebab terjadinya fibrosis dan terbentuknya

sel epitaloid dan tuberkel. Basil TBC tidak membentuk toksin(baik endotoksin maupun

eksotoksin).1,2,7,8

15

Page 16: PBL Blok 18 TB Paru Pada Anak

M.tuberculosis merupakan kuman obligat aerob dan dapat tumbuh pada media buatan sederhana

dengan gliserol atau senyawa lain sebagai sumber karbon serta garam ammonium sebagai

sumber nitrogen. Basilnya tumbuh lambat dengan waktu generasi 12-14 jam, tumbuh paling baik

pada suhu 37˚C dan 41˚C, bentuk koloni bakteri khas, tidak berpigmen serta memiliki aktivitas

katalase dan peroksidase. 1,2,7,8

Penularan:

Melalui udara hingga sebagian besar fokus primer dalam paru.

Selain melalui udara,penularan dapat peroral misalnya minum susu yang mengandung

basil tuberculosis, biasanya Mycobacterium bovis.

Kontak langsung luka atau lecet di kulit.

Tuberkulosis congenital sangat jarang dijumpai.

Epidemiologi

TBC masih merupakan penyebab utama penyakit dan kematian di negara berkembang. Di

Amerika Serikat telah terjadi penurunan besar dalam insiden penyakit ini. Pada tahun 1991,

dilaporkan adanya infeksi baru sebanyak 26.283, termasuk 1662 infeksi baru pada anak di bawah

19 tahun. Angka ini menunjukkan suatu peningkatan yang berjalan lama pada total infeksi baru

dan infeksi pada anak. 1,2,7,8

Data memperlihatkan penyakit ini paling terkonsentrasi di pusat-pusat kota metropolitan,

disini persentase bermakna penduduk yang tinggal di lingkungan miskin yang memudahkan

penularan penyakit ini.

Di Indonesia, WHO memperkirakan terdapat 583.000 kasus baru dengan 140.000

kematian terjadi setiap tahun (1,5,8). Perkiraan jumlah penderita TBC paru dengan Bakteri

Tahan Asam ( BTA ) positif adalah sebesar 1,3 per 1000 penduduk. Sekitar 75 % penderita

adalah angkatan kerja yaitu golongan usia produktif (1,5). Dengan jumlah penduduk yang besar,

Indonesia merupakan penyumbang terbesar ke-3 penyakit tuberkulosis di dunia (1,2,3). Menurut

hasil Survei Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 1995 TBC paru merupakan penyebab

kematian ke 3 setelah penyakit jantung & pembuluh darah dan penyakit saluran pernafasan.

Secara epidemiologi penyakit TBC paru di Kalimantan Selatan tahun 2002 berada pada posisi ke

3 dari 10 penyakit terbanyak dengan angka kesakitan TBC BTA positif sebesar 113 per 100.000

16

Page 17: PBL Blok 18 TB Paru Pada Anak

penduduk. (9). Di Kabupaten Banjar tahun 2002 ditemukan sebanyak 250 orang penderita baru

TBC Paru BTA positif (59,07 per1000 penduduk) dengan angka konversi 81,1 % dan angka

kesembuhan 79,5 %.1,2,7,8

Gambar 3. Epidemiologi TB di dunia.11

Patofisiologi

Masuknya basil TBC dalam tubuh tidak selalu menimbulkan penyakit. Terjadinya infeksi

dipengaruhi oleh virulensi dan banyaknya basil tuberculosis serta daya tahan tubuh manusia.

Infeksi primer biasanya terjadi dalam paru. Pada infeksi tuberculosis,kompleks primer terdiri

dari penyakit lokal di tempat masuk basil tuberkel dan dalam nodus limfatikus regional

yang mengaliri daerah fokus primer. Infeksi bisa terjadi di setiap tempat di tubuh,tetapi pada

manusia, paru merupakan tempat yang paling lazim. Waktu antara terjadinya infeksi sehingga

terbentuknya kompleks primer disebut inkubasi.1-8

Setelah terhirup Basil tuberkel bermultiplikasi di dalam parenkim paru, dengan respons

eksudat peradangan yang mengandung leukosit polimorfonuklear. Secara bersamaan, beberapa

basil diangkut dari tempat inokulasi melalui aliran limfe kelompok nodus limfatikus regional

yang mengaliri fokus primer.

Leukosit Diganti oleh Macrofag membentuk fokus longgar jaringan yang terinfiltrasi

dimulai pada hari kedua dan keadaan ini menetap selama 6-12 hari atau lebih. Macrofag yang

berinfiltrasi secara progresif menjadi lebih padat dan akhirnya cenderung memanjang dan

sebahagian bersatu satu sama lain membentuk tuberkel sel epitaloid yang khas.

17

Page 18: PBL Blok 18 TB Paru Pada Anak

Hipersensitivitas timbul setelah 4-8 minggu dan reaksi kulit terhadap tuberculin menjadi

positif terjadi nekrosis di bagian tengah lesi dan menetap sebagai massa seperti keju

kekuningan disebut bahan kaseosa. Lesi ini dibatasi oleh penumpukan kolagen oleh fibrosit dan

pembentukan kapsul. Pada bulan berikutnya,lesi tuberculosis sering sembuh dengan

resolusi(kembali ke normal), fibrosis, atau dengan perkapuran dalam 6 bulan sampai beberapa

tahun.

Komponen nodus dari kompleks primer memperlihatkan kurangnya kecenderungan

sembuh sempurna dibandingkan dengan fokus parenkim. Bahkan setelah terjadi

perkapuran,perkijuan dan basil tuberkel yang hidupmenetap selama bertahun-tahun. Nodus

limfatikus merupakan faktor yang penting dalam perkembangan primer penyakit karena

cenderung menjadi besar dan lunak melewati batas atau memasuki visera di dekatnya seperti

bronkus,pembuluh darah, perikardium atau esofagus. 1-8

TBC primer cenderung sembuh sendiri,tetapi sebagian akan menyebar lanjut dan

menimbulkan komplikasi. TBC dapat meluas dalam jaringan paru sendiri,basilnya dapat masuk

ke aliran darah secara langsung atau melalui KGB. Melalui aliran darah,basil TBC dapat

mencapai bagian paru lain,selaput otak,otak,tulang,hati,ginjal dan lain-lain.

Manifestasi Klinik

Ada beberapa klasifikasi TBC. Ranke membagi tuberculosis dalam 3 stadium yaitu:

1. Kompleks primer dengan penyebaran limfogen.

2. Pada waktu terjadi penyebaran hematogen.

3. Tuberkulosis paru menahun(chronic pulmonary TBC).

Klasifikasi lain dari TBC ialah:

1. Tuberkulosis primer: Merupakan infeksi pertama dari tuberculosis.

2. Tuberkulosis subprimer: Merupakan komplikasi tuberculosis primer.

3. Tuberkulosis pascaprimer: Merupakan reinfeksi yang dapat terjadi endogen atau eksogen

setelah infeksi primer sembuh.

Sekarang, dipakai klasifikasi yang membagi tuberculosis menjadi 2 stadium, yaitu:

1. Tuberkulosis primer yang merupakan kompleks primer serta komplikasinya.

2. Tuberkulosis pascaprimer.

18

Page 19: PBL Blok 18 TB Paru Pada Anak

Tuberkulosis primer adalah penyakit yang terjadi akibat infeksi primer oleh basil tuberkel

dan mencakup kompleks primer(lesi parenkim dan nodus limfatikus regional) serta

perluasan komponennya secara langsung. Masa inkubasi penyakit ini ialah 2-8 minggu

dan saat inkubasi ini reaksi kulit belum positif terhadap tuberculin. Bentuk awitan yang

biasa adalah perlahan-lahan dan sukar diketahui secara klinis,kadang tidak ditemukan

keluhan pada anak.

Gejalanya dapat berupa panas yang naik turun selama 1-2 minggu dengan atau tanpa

batuk pilek, anoreksia dan berat badan yang menurun. Pada akhir masa inkubasi,

hipersensitivitas lambat terlihat berupa reaksi tuberculin positif, kadang-kadang disertai

demam jangka pendek dan eritema nodosum. Tanda radiologi sering tampak saat

ini,walaupun tidak ada gejala pernafasan.

Kadang-kadang dijumpai panas yang menyerupai tifus abdominalis atau malaria yang

disertai dengan atau tanpa hepatosplenomegali. Oleh karena itu,bila dijumpai panas

seperti tifus abdominalis pada bayi atau anak kecil, harus dipikirkan juga kemungkinan

tuberculosis sebagai penyebab panas tersebut.

Tuberkulosis dapat juga menunjukkan gejala seperti bronkopneumonia, sehingga pada

anak dengan gejala bronkopneumonia yang tidak menunjukkan perbaikan dengan

pengobatan bronkopneumonia yang adekuat harus difikirkan kemungkinan tuberculosis.

Konjungtivis fliktenularis dapat juga dijumpai pada anak dengan tuberculosis,terutama

tuberculosis tonsil, adenoid dan telinga tengah. Flikten pada mata diduga sebagai gejala

hipersensitivitas dan dalam flikten tidak terdapat basil tuberculosis. Selama tuberculosis

atau focus tuberculosis masih ada,flikten sering tetap timbul dan sering disertai infeksi

sekunder biasanya oleh Staphylococcus hemolyticus. Hal lain yang dapat juga

menyebabkan flikten ialah benda asing, trakoma dan askariasis.

Eritema nodosum jarang dijumpai di Indonesia,tetapi bila terdapat di kulit menunjukkan

bahawa penyakit masih aktif.

Tabel 2: Gejala mungkin pada anak yang menderita tuberkulosis6

Berat badan tidak naik atau turun selama lebih dari 4 minggu.

Kehilangan gairah dan mungkin juga berat badan selama 2-3 bulan.

Kehilangan berat badan disertai mengi atau batuk yang sesekali menyerupai batuk rejan.

19

Page 20: PBL Blok 18 TB Paru Pada Anak

Demam atau meriang selama lebih dari satu minggu tanpa penyebab yang jelas.

Perut membuncit,terutama bila teraba benjolan dan yang tetap bertahan setelah pemberian

obat cacing.

Jalan timpang,punggung kaku sukar membungkuk.

Pembengkakan lutut atau pergelangan kaki,siku atau bahu,iga atau tulang atau sendi yang

manapun yang tidak disebabkan cedera.

Pembengkakan kelenjar getah bening yang keras atau lembut,tidak nyeri,terkadang dengan

beberapa kelenjar getah bening kecil di dekatnya dan terkadang melekat tak teratur.

Abses kelenjar getah bening yang mungkin mengenai atau menembus kulit.

Sinus(luka) yang mengeluarkan secret di dekat sendi yang manapun.

Sakit kepala,mudah tersinggung terkadang disertai muntah,anak lebih suka ditinggal sendiri

dan lambat-laun semakin sulit untuk dibangunkan dalam jangka waktu 2-3 minggu.

Komplikasi

Sebagian besar komplikasi tuberculosis primer terjadi dalam 12 bulan setelah terjadinya

penyakit. Penyebaran hematogen atau milier dan meningitis biasanya terjadi dalam 4

bulan, tetapi jarang sekali sebelum 3-4 minggu setelah terjadinya kompleks primer.

Efusi pleura dapat terjadi 6-12 bulan setelah terbentuknya kompleks primer,kalau efusi

disebabkan oleh penyebaran hematogen,maka dapat terjadi lebih cepat.

Komplikasi pada tulang dan kelenjar getah bening permukaan(supefisial) dapat terjadi

akibat penyebaran hematogen hingga dapat terjadi dalam 6 bulan setelah terbentuknya

kompleks primer.

Komplikasi pada traktus urogenitalis dapat terjadi setelah bertahun-tahun.

Menurut Wallgren komplikasi berupa penyebaran milier dan meningitis tuberkulosa

dapat terjadi dalam 3 bulan,pleuritis dan penyebaran bronkogen dalam 6 bulan dan TBC

tulang dalam 1-5 tahun setelah terbentuknya kompleks primer.

Pembesaran kelenjar getah bening yang terkena infeksi dapat menyebabkan atelektasis

karena menekan bronkus hingga tampak sebagai perselubungan segmen atau lobus,

sering lobus tengah paru kanan. Selain itu, atelektasis dapat terjadi karena konstriksi

20

Page 21: PBL Blok 18 TB Paru Pada Anak

bronkus pada tuberculosis dinding bronkus, tuberkuloma dalam lapisan otot bronkus atau

sumbatan oleh gumpalan kiju dalam lumen bronkus.

Penatalaksanaan

1. Medika mentosa

Pengobatan tuberculosis ditentukan berdasarkan 2 pertimbangan bakteriologis. 1-8

Pertama adalah mutan yang resisten terhadap obat. Diduga mutan yang resisten terjadi

dengan kecepatan 1x1096 terhadap 1 obat dan 1x10-6x1x10-6--1x10-12 terhadap tiap obat

jika dipakai 2 obat dan ini dapat diabaikan. Jadi,dengan pemakaian 2 obat atau lebih,

dapat dicegah terjadinya resistensi yang berarti.

Adanya basil tuberculosis yang hidup karena pertumbuhannya yang lambat dan

intermitten. Hal ini biasanya ditanggulangi dengan memperpanjang masa pengobatan

sampai 18 bulan atau lebih. Kalau tidak ada masalah resistensi terhadap rifampisin dan

INH, maka pemberian kombinasi INH dan rifampisin dikatakan cukup berhasil dalam 9

bulan.

Dalam tubuh penderita TBC aktif,diduga terdapat 3 macam populasi basil tuberculosis yang

masih dapat diobati yaitu:

1. Sebagian besar adalah basil yang berkembang aktif dan terdapat ekstraseluler. Basil ini

cepat resisten dan memerlukan sedikitnya dua obat bakterisid.

2. Kemudian basil yang tumbuh lambat atau intermiten dan terdapat di dalam makrofag

dengan pH asam.

3. Populasi lainnya ialah basil yang tumbuh lambat atau intermiten dalam daerah kaseosa

dengan pH netral.

Tabel 3: Obat antituberkulosis

Obat

Antituberkulos

is

Mekanisme kerja Efek samping Dosis

Isoniazid(INH) Belum diketahui pasti.

Menghambat biosintesa asam

Neuritis perifer

akibat inhibisi

10-20mg

/kgBB/hari peroral

21

Page 22: PBL Blok 18 TB Paru Pada Anak

mikolat dan mencegah

perpanjangan rantai asam

lemak sangat panjang.

INH mudah menembus cairan

serebrospinal,meskipun tiada

peradangan, dan ke dalam

jaringan perkijuan.

INH bekerja bakterisidal

terhadap basil yang

berkembang aktif ekstraseluler

dan basil di dalam makrofag.

kompetitif

metabolisme

piridoksin dan

hepatitis.

Hepatotoksisitas(usia

>35)

selama 18-24

bulan.

Rifampisin Menghambat DNA-dependent

RNA polymerase dari

mikrobakterium dan

mikroorganisme lain.

Bakterisidal.

Jarang serius

Flu like syndrome,

nefritis interstitialis.

Intermitten

Hepatorenal

syndrome.

10-15mg/

kgBB/hari peroral

selama 6-9 bulan.

Streptomisin Bakterisidal

Menekan pertumbuhan kuman.

Nefrotoksik,

gangguan N. VII.

30-50mg/ kgBB/

hari dengan

maksimum

750mg/hari selama

1-3 bulan

kemudian dilanjut

2-3x seminggu

selama 1-3 bulan.

Pirazinamid Belum diketahui

Bakterisidal.

Ikterus SGOT

SGPT .⬆

30-35mg/

kgBB/hari peroral

2x sehari selama 4-

6 bulan.

22

Page 23: PBL Blok 18 TB Paru Pada Anak

Etambutol Menghambat sintesis

metabolisme selkuman mati.

Neuritis retrobulbar. 20mg/ kgBB/hari

peroral pada waktu

lambung kosong 1x

sehari selama 1

tahun.

Kombinasi obat terbaik saat ini adalah kombinasi INH dengan rifampisin. Secara rutin

kombinasi yang banyak dipakai adalah INH dan etambutol dengan atau tanpa Streptomisin

tergantung pada berat ringannya penyakit.

Regimen dasar pengobatan TBC ialah kombinasi PZA: 2 bulan pertama dengan

INH+Rifampisin:6 bulan.

TB yang berat dan ada resiko resistensi, awal pengobatan diberi etambutol. Selama 2

bulan pertama,4-5 OAT dan selanjutnya INH+ Rifampisin saja selama 4-6 bulan.

2. Non medika mentosa

Tuberkulosis,termasuk tuberculosis paru,diobati dengan tuberkulostatik. Hanya kadang

diperlukan tindakan bedah setelah mendapat pengobatan secara teratur,terutama pada pasien

dengan sputum yang positif menetap. Tindak bedah dalam hal ini mempunyai dua tujuan:

Mempercepat konversi sputum sehingga menghilangkan sumber penularan terhadap

keluarga dan masyarakat sekitarnya.

Mencegah penyebaran secara bronkogenik bagi penderita itu sendiri.

Pada penderita dengan sputum negatif sering ditemukan kerusakan pada paru dengan

komplikasinya, seperti infeksi sekunder atau perdarahan, yang juga dicegah dengan operasi

mengeluarkan sarang penyulit itu.

Pencegahan

- Imunisasi/Vaksinasi BCG:

Imunisasi BCG diberikan pada usia sebelum 2 bulan. Dosis untuk bayi sebesar 0,05 ml

dan untuk anak 0,10 ml, diberikan secara intrakutan di daerah insersi otot deltoid kanan

(penyuntikan lebih mudah dan lemak subkutis lebih tebal, ulkus tidak menganggu struktur otot

dan sebagai tanda Baku). Bila BCG diberikan pada usia >3 bulan, sebaiknya dilakukan uji

23

Page 24: PBL Blok 18 TB Paru Pada Anak

tuberkulin terlebih dahulu. Insidens TB anak yang mendapat BCG berhubungan dengan kualitas

vaksin yang digunakan, pemberian vaksin, jarak pemberian vaksin, dan intensitas pemaparan

infeksi. Manfaat BCG telah dilaporkan oleh beberapa peneliti, yaitu antara 0-80%. Imunisasi

BCG efektif terutama untuk mencegah TB milier, meningitis TB, dan spondilitis TB pada anak.

Imunisasi ini memberikan perlindungan terhadap terjadinya TB milier, meningitis TB, TB sistem

skeletal, dan kavitas. Fakta di klinik, sekitar 70% TB berat dengan biakan positif telah

mempunyai parut BCG. 1-8

- Menghindari penyakit / sumber penyakit.

- Profilaksis infeksi.

Dipakai INH dengan dosis10mg/kgBB/hari selama 1 tahun. Kemoprofilaksis primer

diberikan untuk mencegah terjadinya infeksi pada anak dengan kontak tuberculosis dan uji

tuberculin masih negatif yang berarti masih belum terkena infeksi atau masih dalam masa

inkubasi.

Kemoprofilaksis sekunder diberi untuk mencegah berkembangnya infeksi menjadi

penyakit, misalnya pada anak umur kurang dari 5 tahun dengan uji tuberculin positif tanpa

kelainan radiologis paru dan pada anak dengan konversi uji tuberculin tanpa kelainan radiologis

paru. Selain itu,diberi pada anak dengan uji tuberculin positif tanpa kelainan radiologis paru atau

yang telah sembuh dari tuberculosis tapi mendapat pengobatan dengan kortikosteroid yang lama,

menderita penyakit morbili atau pertusis, mendapat vaksin virus misalnya vaksin morbili atau

pada masa akil balik(adolesen). Selanjutnya juga diberikan pada konversi uji tuberculin dari

negative menjadi positif dalam 12 bulan terakhir tanpa kelainan klinis dan radiologis. 1-8

Prognosis

Dipengaruhi oleh banyak faktor seperti umur anak, berapa lama telah mendapat infeksi,

luasnya lesi, keadaan gizi, keadaan sosial ekonomi keluarga, diagnosis dini, pengobatan adekuat

dan adanya infeksi lain seperti morbili,pertusis, diare yang berulang dan lain-lain. Jika deteksi

cepat,penanganan yang benar dan pasien memberikan kerjasama yang baik dalam pengobatan,

maka prognosisnya adalah baik. 1-8

24

Page 25: PBL Blok 18 TB Paru Pada Anak

Kesimpulan

Tuberkulosis,penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosis dan

Mycobacterium bovis masih merupakan penyebab utama penyakit dan kematian di negara

berkembang termasuk Indonesia. Penyebaran pada anak sering karena kontak dengan pasien

tuberculosis dewasa. Penanganan dan pencegahan yang benar dapat mengurangkan insidens

penyakit dan jumlah kematian.

TB masih merupakan masalah mortalitas dan morbilitas di Negara-negaa berkembang.

TB merupakan penyakit infeksi yg dapat dicegah dengan pemberian imunisasi BCG pada anak

dan pengobatan super infeksi, yaitu penderita TB dewasa. Diagnosis TB pada anak sering sulit

karena gambaran klinis nya tidak terlalu khas dan sedangkan penemuan basil TB sulit dilakukan.

25

Page 26: PBL Blok 18 TB Paru Pada Anak

Daftar Pustaka

1) Hassan R, Alatas H. Tuberkulosis pada anak. Buku Kuliah Ilmu Kesehatan Anak. Vol II.

11th ed. Bagian Ilmu Kesehatan Anak Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia:2007.h.

573-84.

2) Rahajoe N N, Supriyatno B, Setyanto D B. Buku ajar respirologi. Jakarta: Badan

penerbit IDAI; 2008. h. 51-226.

3) Gleadle J. Tuberkulosis. At A Glance;Anamnesis dan Pemeriksaan Fisik. Erlangga

Medical Series:2007.

4) Mantondang C.S., Wahidiyat I., Sastroasmoro S. Dada. Diagnosis Fisis Pada Anak. 2nd

ed. CV Sagung Seto. Jakarta. 2009.

5) Grossman M. Tuberkulosis. Buku Ajar Pediatri Rudoplh. Vol.I. 20th ed. Buku

Kedokteran. Jakarta: EGC : 2006.h. 688-97.

6) Widoyono. Tuberkulosis paru. Penyakit Tropis Epidemiologi, Penularan, Pencegahan &

Pembanterasannya. Penerbit Erlangga:2008.

7) Behrman R E, Kliegman R M. Esensi pediatric Nelson. Edisi ke -5. Jakarta: EGC; 2010.

h.431-49.

8) Alwi I, Setiyohadi B, Setiati S, Simadibarata MK, Sudoyo AW. Buku ajar ilmu penyakit

dalam. Edisi ke-4. Jakarta: Interna Publishing; 2009.h.988-1000.

9) Gambar uji tuberculin. Diunduh dari :http://medicom.blogdetik.com/files/2009/03/clip-

image00210.jpg . pada tanggal 03 Juli 2012.

10) Gambar radiologi TB paru. Diunduh dari :

http://putraprabu.wordpress.com/2008/12/23/diagnosis-tuberkulosis-tbc/ .pada tanggal 03

Juli 2012.

11) Diunduh dari : http://scitechdaily.com/images/WHO-new-MDR-TB.jpg . pada tanggal 03

Juli 2012.

26