Makalah tb paru

24
TUBERCULOSIS PARU [TBC PARU] Disusun Oleh: Kelompok I

Transcript of Makalah tb paru

Page 1: Makalah tb paru

TUBERCULOSIS PARU [TBC PARU]

Disusun Oleh:

Kelompok I

SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN ( STIK )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

2012

Page 2: Makalah tb paru

KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang masih memberikan kami kesehatan,

kesempatan dan keselamatam sehingga kami dapat menyelesaikan tugas makalah dengan judul

“TUBERCULOSIS PARU “ tepat pada waktunya. Oleh karena itu tak lupa kami ucapkan

terima kasih kepada Dosen pembimbing Mata Kuliah Keperawatan Medikal Bedah , Ns Abd

Madjid, yang telah memberikan kami kepercayaan serta membantu dan membimbing sehingga

makalah ini dapat terselesaikan.

Tak lupa pula kami ucapkan terima kasih kepada rekan-rekan mahasiswa dan semua

pihak yang telah membantu kami dalam penyelesaian makalah ini. Kami menyadari masih

banyak kekurangan dalam makalah kami, Olehnya itu saran dan kritik yang bersifat konstruktif

tetap kami harapkan dari para pembaca demi kesempurnaan makalah berikutnya.Semoga

makalah ini dapat bermanfaat Amin.

Wassalam……………….

Makassar, 13 Mei 2011

Page 3: Makalah tb paru

DAFTAR ISI

Kata Pengantar........................................................................................................... i

Daftar Isi.................................................................................................................... ii

BAB I Pendahuluan ................................................................................................. 1

A. Latar Belakang.............................................................................................. 1

B. Tujuan Penulisan ......................................................................................... 2

BAB II TINJAUAN TEORITIS................................................................................ 3

A. Defenisi ......................................................................................................... 3

B. Etiologi .......................................................................................................... 3

C. Patofisiologi .................................................................................................. 3

D. Klasifikasi ......................................................................................................4

E. Gejala Klinis ................................................................................................ 5

F. Pemeriksaan Penungjang .............................................................................. 5

G. Medikamentosa ............................................................................................. 6

H. Kegagalan Pengobatan ................................................................................. 8

I. Penanganan Khusus Pada Pasien ................................................................ 8

BAB III KONSEP KEPERAWATAN ..................................................................... 9

A. Asuhan Keperawatan Tuberculosis paru .................................................... 9

Pengkajian ..................................................................................... 9

Diagnosa Keperawatan ................................................................ 10

BAB IV KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 13

Page 4: Makalah tb paru

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Dalam Undang-undang nomor 23 tahun 1992 tentang kesehatan ditetapkan bahwa

kesehatan adalah keadaan sejahtera dari badan, jiwa dan sosial yang memungkinkan

setiap orang hidup produktif secara sosial dan ekonomi. Sedangkan dalam konstitusi

Organisasi Kesehatan Sedunia (WHO) tahun 1948 disepakati antara lain bahwa

diperolehnya derajat kesehatan yang setinggi-tingginya adalah hak yang fundamental

bagi setiap orang tanpa membedakan ras, agama, politik yang dianut dan tingkat sosial

ekonomi.

Tujuan pembangunan kesehatan menuju Indonesia Sehat 2015 adalah

meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup bagi setiap orang agar

terwujud derajat kesehatan masyarakat yang optimal melalui terciptanya masyarakat,

bangsa dan negara Indonesia yang ditandai oleh penduduknya hidup dalam lingkungan

dan dengan perilaku yang sehat, memiliki kemampuan untuk menjangkau pelayanan

kesehatan yang bermutu secara adil dan merata, serta memiliki derajat kesehatan yang

optimal di seluruh wilayah Republik Indonesia (Depkes RI, 1999).

Untuk mencapai tujuan pembangunan kesehatan maka salah satu upaya

kesehatan adalah peningkatan kesehatan lingkungan. Kesehatan lingkungan perlu

diselenggarakan untuk mewujudkan kualitas lingkungan yang sehat, yaitu keadaan

lingkungan yang bebas dari risiko yang membahayakan kesehatan dan keselamatan hidup

manusia. Upaya ini perlu untuk meningkatkan mutu lingkungan hidup dan meningkatkan

kemauan dan kemampuan pemerintah dan masyarakat dalam merencanakan dan

melaksanakan pembangunan berwawasan kesehatan. Pengendalian penyebab, pembawa

serta sumber penyakit perlu dilakukan untuk terciptanya lingkungan yang sehat bagi

segenap penduduk .

(Depkes RI, 1999).

Faktor lingkungan dapat mempengaruhi kesehatan seseorang. Lingkungan fisik

dapat merugikan kesehatan meliputi udara yang berdebu, tanah yang tandus, iklim yang

Page 5: Makalah tb paru

buruk, air rumah tangga yang buruk, perumahan yang tidak memenuhi syarat kesehatan

serta pembuangan sampah dan kotoran yang tidak teratur (Entjang Indan, 2000).

Salah satu penyakit yang menjadi masalah kesehatan individu dan masyarakat

akibat sanitasi lingkungan yang buruk pada saat ini adalah TB. Insiden TB yang terus

meningkat, menjadi masalah kesehatan masyarakat.

B. Tujuan Penulisan

Untuk mengetahui ; defenisi ,etiologi, patofisiologi Tb

Untuk mengetahui penularan Tb

Untuk mengetahui jenis dan pengobatan Tb

Memberikan asuhan keperawatan yang tepat pada penderita Tb

Page 6: Makalah tb paru

BAB II

TINJAUAN TEORITIS

A. Pengertian

Tuberculosis adalah penyakit yang disebabkan Mycobacterium tuberculosis yang

hampir seluruh organ tubuh dapat terserang olehnya, tapi yang paling banyak adalah

paru-paru (IPD, FK, UI).

Tuberculosis adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh Mycobacterium

Tuberculosis dengan gejala yang sangat bervariasi ( Mansjoer , 1999).

B. Etiologi

Etiologi Tuberculosis Paru adalah Mycobacterium Tuberculosis yang berbentuk batang

dan Tahan asam ( Price , 1997 )

Penyebab Tuberculosis adalah M. Tuberculosis bentuk batang panjang 1 – 4 /m

Dengan tebal 0,3 – 0,5 m. selain itu juga kuman lain yang memberi infeksi yang sama

yaitu M. Bovis, M. Kansasii, M. Intracellutare.

Page 7: Makalah tb paru

C. Patofisiologi

Kuman dibatukkan / bersin (droplet nudei inidinborne)

Terisap organ sehat

Menempel di jalan nafas / paru-paru

Menetap / berkembang biak

Sitoplasma makroflag

Membentuk sarang TB Pneumonia kecil

(sarang primer / efek primer)

Radang saluran pernafasan

(limfangitis regional)

Komplek primer

Sembuh Sembuh dengan bekas Komplikasi

Page 8: Makalah tb paru

D. Klasifikasi

Klasifikasi Kesehatan Masyarakat (American Thoracic Society, 1974)

- Kategori 0 = - Tidak pernah terpapar / terinfeksi

- Riwayat kontak negatif

- Tes tuberkulin

- Kategori I = - Terpapar TB tapi tidak terbukti ada infeksi

- Riwayat / kontak negatif

- Tes tuberkulin negatif

- Kategori II = - Terinfeksi TB tapi tidak sakit

- Tes tuberkulin positif

- Radiologis dan sputum negatif

- Kategori III = - Terinfeksi dan sputum positif

Di Indonesia Klasifikasi yang dipakai berdasarkan DEPKES 2000 adalah Kategori 1

:

- Paduan obat 2HRZE/4H3R3 atau 2HRZE/4HR atau 2HRZE/6HE

Obat tersebut diberikan pada penderita baru TB Paru BTA Positif, penderita

TB Paru BTA Negatif Roentgen Positif yang “sakit berat” dan Penderita TB

ekstra Paru Berat.

Kategori II :

- paduan obat 2HRZES/HRZE/5H3R3E3

Obat ini diberikan untuk : penderita kambuh (relaps), pendrita gagal (failure)

dan penderita dengan pengobatan setelah lalai ( after default)

Kategori III :

- paduan obat 2HRZ/4H3R3

Obat ini diberikan untuk penderita BTA negatif dan roentgen positif sakit

ringan, penderita ekstra paru ringan yaitu TB Kelenjar Limfe (limfadenitis),

pleuritis , TB Kulit, TB tulang , sendi .

Page 9: Makalah tb paru

Adapun tambahan dari pengobatan pasien TB obat sisipan yaitu diberikan bila pada akhir

tahap intensif dari suatu pengobatan dengan kategori 1 atua 2, hasil pemeriksaan dahak

masih BTA positif, diberikan obat sisipan ( HRZE ) setiap hari selama satu bulan.

E. Gejala Klinis

Gejala umum Tb paru adalah batuk lebih dari 4 minggu dengan atau tanpa sputum ,

malaise , gejala flu , demam ringan , nyeri dada , batuk darah .

( Mansjoer , 1999)

Gejala lain yaitu kelelahan, anorexia, penurunan Berat badan

( Luckmandkk,93)

- Demam : subfebril menyerupai influensa

- Batuk : - batuk kering (non produktif) batuk produktif (sputum)

- hemaptoe

- Sesak Nafas : pada penyakit TB yang sudah lanjut dimana infiltrasinya

sudah ½ bagian paru-paru

- Nyeri dada

- Malaise : anoreksia, nafsu makan menurun, sakit kepala, nyeri otot,

keringat malam

F. Pemeriksaan Penunjang

1. Darah : - Leokosit sedikit meninggi

2. Sputum : BTA

Pada BTA (+) ditermukan sekurang-kurangnya 3 batang

kuman

3. Test Tuberkulin : Mantoux Tes (PPD)

4. Roentgen : Foto PA

G. Medikamentosa

Jenis obat yang dipakai

- Obat Primer - Obat Sekunder

1. Isoniazid (H) 1. Ekonamid

2. Rifampisin (R) 2. Protionamid

Page 10: Makalah tb paru

3. Pirazinamid (Z) 3. Sikloserin

4. Streptomisin 4. Kanamisin

5. Etambutol (E) 5. PAS (Para Amino Saliciclyc Acid)

6. Tiasetazon

7. Viomisin

8. Kapreomisin

Pengobatan TB ada 2 tahap menurut DEPKES.2000 yaitu :

Tahap intensif

Penderita mendapat obat setiap hari dan diawasi langsung untuk mencegah terjadinya

kekebalan terhadap rifampisin. Bila saat tahap intensif tersebut diberikan secara tepat,

penderita menular menjadi tidak menular selama 2 minggu. Sebagian besar penderita

TB BTA positif menjadi negatif (konversi) pada akhir pengobatan intensif.

Pengawasan ketat dalam tahap intensif sangat penting untuk mencegah terjadinya

kekebalan obat.

Tahap lanjutan

Pada tahap lanjutan penderita mendapat obat jangka waktu lebih panjang dan jenis

obat lebih sedikit untuk mencegah terjadinya kekambuhan. Tahap lanjutan penting

untuk membunuh kuman persisten (dormant) sehingga mencegah terjadinya

kekambuhan.

Paduan obat kategori 1 :

Tahap Lama (H) / day R day Z day F day Jumlah

Hari X

Nelan Obat

Intensif 2 bulan 1 1 3 3 60

Lanjutan 4 bulan 2 1 - - 120

Paduan Obat kategori 2 :

Page 11: Makalah tb paru

Tahap Lama (H)

@300

mg

R

@450

mg

Z

@500

mg

E

@ 250

mg

E

@500

mg

Strep.

Injeksi

Jumlah

Hari X

Nelan

Obat

Intensif 2 bulan

1 bulan

1

1

1

1

3

3

3

3

-

-

0,5 % 60

30

Lanjutan 5 bulan 2 1 3 2 - 180

Paduan Obat kategori 3 :

Tahap Lama H @ 300 mg R@450mg P@500mg Hari X Nelan Obat

Intensif 2 bulan 1 1 3 60

Lanjutan 4 bulan 2 1 1 120

OAT sisipan (HRZE)

Tahap Lama H

@300mg

R

@450m

g

Z

@500mg

E day

@250mg

Nelan X

Hari

Intensif

(dosis

harian)

1 bulan 1 1 3 3 30

H. Kegagalan Pengobatan

Sebab-sebab kegagalan pengobataan :

a. Obat : - Paduan obat tidak adekuat

- Dosis obat tidak cukup

- Minum obat tidak teratur / tdk. Sesuai dengan

petunjuk yang diberikan.

- Jangka waktu pengobatan kurang dari semestinya

- Terjadi resistensi obat.

Page 12: Makalah tb paru

b. Drop out : - Kekurangan biaya pengobatan

- Merasa sudah sembuh

- Malas berobat

c. Penyakit : - Lesi Paru yang sakit terlalu luas / sakit berat

- Ada penyakit lainyang menyertai contoh : Demam,

Alkoholisme dll

- Ada gangguan imunologis

I. Penanggulangan Khusus Pasien :

a. Terhadap penderita yang sudah berobat secara teratur

- menilai kembali apakah paduan obat sudah adekuat mengenai dosis dan cara

pemberian.

- Pemeriksaan uji kepekaan / test resistensi kuman terhadap obat

b. Terhadap penderita yang riwayat pengobatan tidak teratur

- Teruskan pengobatan lama 3 bulan dengan evaluasi bakteriologis tiap-tiap bulan.

- Nilai ulang test resistensi kuman terhadap obat

- Jangka resistensi terhadap obat, ganti dengan paduan obat yang masih sensitif.

c. Pada penderita kambuh (sudah menjalani pengobatan teratur dan adekuat sesuai

rencana tetapi dalam kontrol ulang BTA ( +) secara mikroskopik atau secara biakan )

1. Berikan pengobatan yang sama dengan pengobatan pertama

2. Lakukan pemeriksaan BTA mikroskopik 3 kali.

3. Roentgen paru sebagai evaluasi.

4. Identifikasi adanya penyakit yang menyertai (demam, alkoholisme / steroid

jangka lama)

5. Evaluasi ulang setiap bulannya : pengobatan, radiologis, bakteriologis.

Page 13: Makalah tb paru

BAB III

KONSEP KEPERAWATAN

1. Pengkajian

Data Yang dikaji

A. Aktifitas/istirahat

Kelelahan

Nafas pendek karena kerja

Kesultan tidur pada malam hari, menggigil atau berkeringat

Mimpi buruk

Takhikardi, takipnea/dispnea pada kerja

Kelelahan otot, nyeri , dan sesak

B. Integritas Ego

Adanya / factor stress yang lama

Perasaan tidak berdaya / tak ada harapan

Menyangkal

Ansietas, ketakutan

C. Makanan / Cairan

Kehilangan nafsu makan

Tak dapat mencerna

Penurunan berat badan

Turgor kult buruk, kering/kulit bersisik

D. Kenyamanan

Nyeri dada

Gelisah

E. Pernafasan

Nafas Pendek

Batuk

Peningkatan frekuensi pernafasan

Pengembangn pernafasan otot tak simetris

Page 14: Makalah tb paru

F. Interaksi Sosial

Perasaan Isolasi atau penolakan

Perubahan pola biasa dalam tanggung jawab

Pemeriksaan Diagnostik

1. Pemeriksaan Sputum

2. Foto Thorak

3. Leukosit

4. Pemeriksaan fungsi Paru

II. Diagnosa Keperawatan

1. Resiko tinggi infeksi ( penyebaran / aktivasi ulang ) B.d:

- Kerusakan jaringan

- Penurunan imun

- Malnutrisi

- Terpapar lngkungan

- Kurang pengetahuan untuk menghindari pemaparan patogen

Kriteria hasil :- Pasien menyatakan pemahaman penyebab / faktor resiko individu

- mengidentifkasi untuk mencegah / menurunkan resiko infeksi

- Menunjukkan teknik , perubahan pola hidup untuk peningkatan

lingkungan yang aman

Intervensi :

1. Kaji patologi penyakit dan potensial penyebaran infeksi

2. Identifikasi orang lain yang beresiko

3. Anjurkan pasien untuk batuk /bersin dan mengeluarkan pada tissue dan

menghindari meludah

4. Kaji tindakan kontrol infeksi sementara

5. Awasi suhu sesuai indikasi

6. Identifikasi faktor resiko individu terhadap pengaktifan berulang

7. Tekankan pentingnya tidak menghentikan terapi obat

Page 15: Makalah tb paru

8. Dorong memilih makanan yang bernutrisi

9. Kolaborasi pemberian antibiotik

2. Bersihan jalan nafas tak efektif B.d

- adanya secret

- Edema tracheal

Kriteria Evaluasi : Pasien menunjukkan perbaikan ventilasi dan oksigenasi jaringan

adekuat

Intervensi :

1. Kaji fungsi pernafasan , kecepatan , irama , dan kedalaman serta penggunaan otot

asesoris

2. Beri posisi semifowler

3. Bersihkan sekret dari mulut dan trakhea

4. Pertahankan intake, min 2500 ml /hr

5. Kolaborasi pemberian oksigen dan obat – obatan sesuai dengan indikasi

3. Resiko tinggi / gangguan pertukaran gas B.d :

- Atelektasis

- Kerusakan membran alveoli – kapiler

- Sekret kental

- Edema bronchial

Kriteria Evaluasi : Pasien menunjukkan pertukaran oksigen yang adekuat dan

bebas gejala distress pernapasan

Intervensi :

1. Kaji Dipsnea,Takhipnea, menurunnya bunyi nafas ,peningkatan upaya

pernafasan .

2.Evaluasi perubahan tingkat kesadaran , catat sianosis dan atau perubahan pada

warna kulit

3. Tingkatkan tirah baring / batasi aktivitas dan atau Bantu aktivitas perawatan diri

sesuai kebutuhan

Page 16: Makalah tb paru

4. Kolaborasi oksigen

4. Perubahan nutrisi kurang dari kebutuhan B.d

- Kelemahan

- Anorexia

Kriteria hasil : Menunjukkan peningkatan BB, menunjukkan perubahan perilaku /

pola hidup untuk meningkatkan / mempertahankan BB yang tepat

Intervensi :

1. Catat status nutrisi pasien pada penerimaan , catat turgor kulit , BB, Integrtas

mukosa oral , kemampuan menelan , riwayat mual / muntah atau diare

2. Awasi intake dan out put secara periodik

4. Selidiki anorexia , mual , muntah dan catat kemungkinan hubungan dengan obat

5. Anjurkan istirahat yang cukup

6. Kolaborasi ahli diet untuk menentukan komposisi diet.

7. Kolaborasi antipiretik

5. Kurang pengetahuan B.d :

- Kurangnya informasi

Kriteria hasil : Menyatakan pemahaman, kondisi penyakit dan pengobatan serta

melakukan perubahan pola hidup dan berpartispasi dalam program

pengobatan

Intervensi :

1. Kaji sejauh mana pemahaman klien tentang TB

2. Berikan interuksi dan informasi tertulis khusus pada pasien untuk rujukan.

3. Jelaskan dosis obat, frekuensi pemberian, kerja yang diharapkan dan alasan

pengobatan lama.

4. Kaji potensial efek samping pengobatan dan pemecahan masalah

5. Kaji pemahaman klien mengenai penularan TB .

Page 17: Makalah tb paru

BAB IV

KESIMPULAN DAN SARAN

Kesimpulan

Dapat kami simpulkan bahwa insiden penderita tuberculosis paru {TBC

paru} semakin meningkat pertahunya. Ada beberapa sebab yabg berhubungan

dengan peningkatan penderita tuberculosis paru antara lain minimnya

kesadaran masyarakat dalam melakukan suspek sputum , kurangnya

pengetahuan /informasi pada masyarakat tentang penularan Tuberculosis paru

,kelalaian dalam berobat ,sehingga sebagai tenaga kesehatan harus

memberikan perhatian khusus pada masayarakat yang terpapar dengan

micobakterium tuberculosis sehingga penderita Tb dapat diminimalis jumlah

penderitanya .

Saran

Saran kami sebagai penulis kepada seluruh para pembaca ; dapat memahami

defenisi , etiologi,tanda dan gejala, serta klasifikasi Tb. Kritik dan saranya

sangat kami harapkan yang bersifat konstruktif demi kesempurnaan makalah

berikutnya .

Sekian dan terima kasih .

Page 18: Makalah tb paru

DAFTAR PUSTAKA

Doengoes Marilynn E ,Rencana Asuhan Keperawatan ,EGC, Jakarta , 2000.

Lynda Juall Carpenito, Rencana Asuhan dan Dokumentasi Keperawatan , edisi 2 ,

EGC, Jakarta ,1999.

Mansjoer dkk , Kapita Selekta Kedokteran ,edisi 3 , FK UI , Jakarta 1999.

Price,Sylvia Anderson , Patofisologi : Konsep Klinis Proses – Proses penyakit , alih

bahasa Peter Anugrah, edisi 4 , Jakarta , EGC, 1999.

Tucker dkk, Standart Perawatan Pasien , EGC, Jakarta , 1998.