PBL 14 MUSKULOSKELETAL.docx

download PBL 14 MUSKULOSKELETAL.docx

of 26

Transcript of PBL 14 MUSKULOSKELETAL.docx

Diagnosis dan Penatalaksanaan Terhadap Berbagai Penyakit SendiErik Susanto102011104 / E6Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Krida WacanaJl. Terusan Arjuna No.6 Jakarta Barat 11510 Telp. 021-56942061 Fax. [email protected]

PendahuluanMuskuloskeletal berasal dari kata muscle (otot) dan skeletal (tulang). Rangka merupakan bagian tubuh yang terdiri dari tulang, sendi dan tulang rawan (kartilago), sebagai tempat menempelnya otot dan memungkinkan tubuh untuk mempertahankan sikap dan posisi. Baik anak-anak maupun orang tua, tidak terhindar dari masalah muskuloskeletal. Mengingat tulang merupakan penumpu berat tubuh, adanya kelainan muskuloskeletal ini, dapat menyulitkan aktivitas seseorang. Penyakit ini seringkali menyerang sendi yang menyebabkan kesulitan dalam bergerak, seperti osteoartritis, rheumatoid artritis, dan lainnya.Artritis adalah peradangan pada persendian, baik yang terjadi secara mendadak (akut) atau menahun (kronis). Artritis ini dapat menyerang satu sendi atau beberapa sendi sekaligus. Penyakit ini biasanya disertai dengan pembengkakan dan rasa nyeri pada sendi yang terkena. Bila penyakitnya kronis, kadang hanya timbul rasa nyeri saja.Artritis bakterialis merupakan arthritis septic akut akibat infeksi nonmikobakterial. Dengan adanya penulisan ini, maka diharapkan penulis dan pembaca dapat mengetahui gejala, pemeriksaan dan penatalaksanaan terhadap berbagai penyakit sendi.

PembahasanI. AnamnesisAnamnesa merupakan suatu bentuk wawancara antara dokter dan pasien dengan memperhatikan petunjuk-petunjuk verbal dan non verbal mengenai riwayat penyakit pasien. Terdapat 2 jenis anamnesa, yaitu autoanamnesis dan alloanamnesis.Autoanamnesis yaitu bertanya langsung kepada pasien itu sendiri untuk mendapatkan diagnosis yang tepat, sedangkan alloanamnesis yaitu anamnesis yang dilakukan terhadap keluarga dan kerabat dekat pasien. Alloanamnesis dilakukan jika pasien yang bersangkutan tidak memungkinkan kondisinya untuk dianamnesis.1Pada anamnesis terhadap penyakit sendi perlu ditanyakan beberapa hal seperti : Ada nyeri? bengkak? kekakuan?Tanyakan lokasi, onset, durasi, dan faktor yang memperberat. Monoartikular atau poliartikular? Tanyakan gejala seperti demam? Mudah lelah? Susah tidur? Adakah penyakit yang mendasarinya seperti diabetes? Penyakit ginjal? Tanyakan riwayat penyakit keluargaSaudara di rumah, kakek nenek, mama papa, pernah ada penyakit sendi seperti sebelumnya? Tanyakan riwayat sosial-ekonomiAnda bekerja sebagai apa? Bekerja dengan berjalan kaki? Naik kendaraan? Motor/mobil? Penurunan ROM (Range Of Motion)?Pada kasus, didapatkan keluhan dengan nyeri pada lutut dan paha atas kirinya sejak 1 minggu lalu, ada pembengkakan yang semakin sakit dan demam sejak 5 hari yang lalu.

II.Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik yang harus dilakukan adalah kesadaran, tanda-tanda vital, corpulmoabdomen, dan ekstremitas (inspeksi, palpasi, dan move).21. Kesadarana) ComposMentis (conscious), yaitu kesadaran normal, sadar sepenuhnya, dapat menjawab semua pertanyaan tentang keadaan sekelilingnya.b) Apatis, yaitu keadaan kesadaran yang segan untuk berhubungan dengan sekitarnya, sikapnya acuh tak acuh.c) Somnolen (Obtundasi, Letargi), yaitu kesadaran menurun, respon psikomotor yang lambat, mudah tertidur, namun kesadaran dapat pulih bila dirangsang (mudah dibangunkan) tetapi jatuh tertidur lagi, mampu memberi jawaban verbal.d) Delirium, yaitu gelisah, disorientasi (orang, tempat, waktu), memberontak, berteriak-teriak, berhalusinasi, kadang berhayal.e) Stupor (soporo koma), yaitu keadaan seperti tertidur lelap, tetapi ada respon terhadap nyeri.f) Coma (comatose), yaitu tidak bisa dibangunkan, tidak ada respon terhadap rangsangan apapun (tidak ada respon kornea maupun reflek muntah, mungkin juga tidak ada respon pupil terhadap cahaya).2. Tanda Tanda Vitala) TEKANAN DARAH Tekanan Sistol mmHgTekanan Diastol mmHg

NormalHipotensi120=100

b) DENYUT NADINormal : 60-100 x/menitTakikardi : >100 x/menitBradikardi < 60x/menit

c) RESPIRASINormal : 14 20 x/menitpada keadaan istirahat 14-18 x/menitPada bayi bisa : 44 x/menitd) SUHU Normal : 36,6-37,2 COral : 0,2-0,5 C lebih rendah dari suhu rectalAxilla : 0,5 C lebih rendah dari suhu oral3. CorpulmoabdomenPemeriksaan pada jantung, paru-paru, dan daerah perut (abdomen).4. Ekstremitas (tangan dan kaki)Pada pemeriksaan orthopedi / musculoskeletal yang penting ialah:a) Look (Inspeksi)b) Feel (Palpasi)c) Move ( pergerakan, terutama mengenai lingkup gerak)Disamping gerak perlu dilakukan pengukuran bagian yang penting untuk membuat kesimpulan kelainan, apakah suatu pembengkakan atau atrofi, serta melihat adanya selisih panjang (discrepancy).a) Look (Inspeksi)Perhatikan apa yang dapat dilihat, antara lain : Sikatrik (jaringan parut, baik yang alamiah maupun yang buatan (bekas pembedahan)) Caf au lait spot (birth mark) Fistulae Warna (kemerahan / kebiruan (livide) / hiperpigmentasi) Benjolan / pembengkakan / cekukan dengan hal hal yang tidak biasa, misalnya adanya rambut diatasnya, dst. Posisi serta bentuk dari ekstremitas (deformitas). Jalan pasien (gait, waktu masuk kamar periksa)

b) Feel ( Palpasi)Pada waktu ingin palpasi, terlebih dahulu posisi penderita diperbaiki agar dimulai dari posisi netral / posisi anatomi. Pada dasarnya ini merupakan pemeriksaan yang memberikan informasi dua arah, baik bagi pemeriksa maupun bagi penderita. Karena itu perlu selalu diperhatikan wajah penderita atau menanyakan perasaan penderita. Yang dicatat adalah : Perubahan suhu terhadap sekitarnya serta kelembaban kulit. Apabila ada pembengkakan, apakah terdapat fluktuasi atau hanya oedema, terutama daerah persendian. Nyeri tekan (tenderness), krepitasi, catat letak kelainannya (1/3 proksimal / medial / distal) Otot, tonus pada waktu relaksasi atau kontraksi. Benjolan yang terdapat dipermukaan tulang atau melekat pada tulang. Sifat benjolan perlu dideskripsikan permukaannya, konsistensinya dan pergerakan terhadap permukaan atau dasar, nyeri atau tidak dan ukurannya.

c) Move / GerakSetelah memeriksa feel, pemeriksaan diteruskan dengan menggerakan anggota gerak dan dicatat apakah terdapat keluhan nyeri pada pergerakan. Pada pemeriksaan Move, periksalah bagian tubuh yang normal terlebih dahulu, selain untuk mendapatkan kooperasi dari penderita, juga untuk mengetahui gerakan normal penderita. Apabila ada fraktur, tentunya akan terdapat gerakan yang abnormal didaerah fraktur (kecuali fraktur incomplete). Gerakan sendi dicatat dengan ukuran derajat gerakan dari tiap arah pergerakan, mulai dari titik 0 (posisi netral) atau dengan ukuran metric. Pencatatan ini penting untuk mengetahui apakah ada gangguan gerak. Kekakuan sendi disebut ankylosis dan hal ini dapat disebabkan oleh factor intraarticuler atau ekstraarticuler. Pergerakan yang perlu dilihat adalah gerakan aktif (apabila penderita sendiri yang menggerakan karena disuruh oleh pemeriksa) dan gerak pasif (bila pemeriksa yang menggerakan).Pada kasus, didapatkan keluhan dengan nyeri pada lutut dan paha atas kirinya sejak 1 minggu lalu, ada pembengkakan yang semakin sakit dan demam sejak 5 hari yang lalu.

III.Pemeriksaan PenunjangPada umumnya pemeriksaan yang dilakukan adalah:21. Pemeriksaan Laboratoriuma) Pemeriksaan darah Kadar Hb Hitung darah putih Kadar kalsium serum dan fosfor serum Fosfatase asam dan fosfatase alkali Kadar enzym serum kreatinin kinase (CK) dan SGOT, aspartat aminotransferase LEDb) Pemeriksaan urin: Kadar kalsium urinc) Kultur

2. Pemeriksaan radiologi Sinar-X CT scan MRI Angiogradi Venogram Mielografi Discografi Artrografi Scintigrafi Biopsi

IV. DiagnosisArthritis Bakterialis NonGonokokal (Septic arthritis)Diagnosa septic arthritis seringkali ditegakkan berdasarkan gejala yang khas dan hasil pemeriksaan dalam sendi.Hasil AnamnesisTerdapat nyeri dan pembengkakan, monoartikular, terutama pada sendi lutut, ada penyakit yang mendasari, ada demam dan penurunan ROM.Hasil Pemeriksaan Penunjang1. Analisis dan Kultur Cairan SendiCairan sendi harus segera dikultur di lab mikrobiologi. Lakukan uji pewarnaan gram. Kadar leukosit >50.000, PMN > 80%, total protein & LDH meningkat, dan glukosa menurun.2. RadiologisPada stadium awal hanya sebagai data dasar awal pembanding. Tetapi pada stadium lanjut mungkin ditemukan erosi, osteoporosis periartikuler, penyempitan celah sendi.3. ScintigrafiDeteksi inflamasi pada jam jam awa, namun tidak bias tentukan infeksi atau bukan.4. MRIGambaran pembengkakan dan pendesakan jaringan lunak sendi.

V. Differential DiagnosisA. Arthritis Gonoroika (DGI = Disseminated Gonococcal Infection)AnamnesisHal yang perlu ditanya untuk diagnosa adalah: Terjadi poliartralgia yang berpindah-pindah? Adakah demam mengigil? Terdapat tenosinovitis (umunya dorsum manus, pergelangan tangan dan kaki, lutut)? Adanya kelainan kulit (ptekie, papula, bula hemoragik, lesi nekrotik)? Adanya efusi sendi?

Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik yang harus dilakukan adalah kesadaran, tanda-tanda vital, corpulmoabdomen, dan ekstremitas (inspeksi, palpasi, dan move).

Pemeriksaan Penunjang1. Analisis dan kultur cairan sendiTerdapat efusi purulen (25-50% kasus). Jumlah hitung leukosit (35.000-70.000/uL). Pada kultur MOR ditemukan kuman gonokokal (10-25%). Dan pada pewarnaan Gram (positif pada 40 tahun.3

PatogenesisManifestasi kulit dan sendi pada DGI dimediasi oleh kompleks imun yang bersirkulasi dan proliferasi langsung bakteri. Infeksi muksa oleh N. gonorrhoeae selalu mendahului terjadinya DGI.3

KomplikasiKomplikasi yang mungkin terjadi adalah:3a) parutan atau bintik-bintik pada traktus reproduksi atas pada wanita dengan PID (penyakit radang panggul) kemungkinan mengarah ke infertilitas, nyeri pelvis kronik dan kehamilan ektopikb) adanya kemungkinan lahir prematur, infeksi neonatal dan keguguran akibat infeksi gonokokkus pada wanita hamilc) adanya parutan pada kornea dan kebutaan permanen akibat infeksi gonokokkus pada matad) adanya sepsis pada bayi baru lahir karena gonore pada ibue) adanya kelainan neurologik lanjut akibat gonokokkal meningitisf) destruksi permukaan sendi artikularg) destruksi katup jantungh) kematian karena CHF atau meningitis

PenatalaksanaanAntibiotika Sangat efektif untuk DGI. Pilihan : penisilin atau sefalosporin 24-48 jam demam mereda drastic Beberapa hari kelainan kulit hilang Pada pasien efusi cairan sendi purulen sering resisten terhadap penisilin makan beri sefalosporin generasi III iv 7-10 hari + flucloxacilin atau cephalosporin p.o selama 6 minggu.

PrognosisPrognosis pada penderita dengan gonore tergantung cepatnya penyakit dideteksi dan diterapi. Penderita dapat sembuh sempurna bila dilakukan pengobatan secara dini dan lengkap. Tetapi jika pengobatan terlambat diberikan, maka kemungkinan besar dapat menyebabkan komplikasi lebih lanjut.3

B. Arthritis GoutAnamnesisHal yang perlu ditanyakan ialah: Poliartikuler atau tidak? Terdapat benjolan (tofus)? Hiperurikemia? Biasa sering banyak makan makanan yang mengandung protein tinggi (tempe, kacang-kacangan, daging, dll)? Sendi nyeri, bengkak, kemerahan?Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik yang harus dilakukan adalah kesadaran, tanda-tanda vital, corpulmoabdomen, dan ekstremitas (inspeksi, palpasi, dan move).

Pemeriksaan Penunjang- Kadar asam urat serum meningkat.- Laju sedimentasi eritrosit (LED) meningkat.- Kadar asam urat urine dapat normal atau meningkat.- Analisis cairan sinovial dari sendi terinflamasi atau tofi menunjukan kristal urat monosodium yang membuat diagnosis.- Sinar X sendi menunjukan massa tofaseus dan destruksi tulang dan perubahan sendi.4

DiagnosisDiagnosa gout seringkali ditegakkan berdasarkan gejala yang khas dan hasil pemeriksaan dalam sendi. Ditemukannya kadar asam urat yang tinggi dalam darah dapat memperkuat diagnosis. Tetapi sewaktu serangan akut, seringkali kadar asam urat normal.Pada pemeriksaan di bawah mikroskop terhadap cairan sendi didapatkan kristal asam urat. Gout biasanya menyerang jari jari kaki, terutama ibu jari kaki, pergelangan tumit, lutut, jari jari tangan dan siku.4

EtiologiGambaran klasik artritis gout yang berat dan akut ada kaitan langsung dengan hiperurisemia (asam urat serum tinggi lebih dari 7,0 ml/dl). Gout mungkin primer atau sekunder. Gout primer merupakan akibat langsung pernbentukan asam urat tubuh yang berlebihan atau akibat penurunan ekskresi asam urat. Gout sekunder disebabkan an karena pembentukan asam urat yang berlebihan atau ekskresi asam urat yang berkurang akibat proses penyakit lain atau pemakaian obat tertentu.4

EpidemiologiDominan pada pria dewasa. Prevalensi di AS 13,6/1000 pria dan 6,4/1000 wanita. Prevalensi bertambah dapat meningkatkan taraf standar hidup. Indonesia, Jawa Tengah tahun 1935 terdapat 15 pasien arthritis gout hingga cacat dan lumpuh. Prevalensi arthritis gout meningkat seiring dengan meningkatnya kadar sodium urat serum.4

PatogenesisBanyak faktor yng berperan dalam mekanisme serangan gout. Salah satunya yang telah diketahui peranannya adalah kosentrasi asam urat dalam darah. Mekanisme serangan gout akut berlangsung melalui beberapa fase secara berurutan.41. Presipitasi kristal monosodium urat.Presipitasi monosodium urat dapat terjadi di jaringan bila kosentrasi dalam plasma lebih dari 9 mg/dl. Presipitasi ini terjadi di rawan, sonovium, jaringan para- artikuler misalnya bursa, tendon, dan selaputnya. Kristal urat yang bermuatan negatif akan dibungkus (coate) oleh berbagai macam protein. Pembungkusan dengan IgG akan merangsang netrofil untuk berespon terhadap pembentukan kristal.2. Respon leukosit polimorfonukuler (PMN)Pembentukan kristal menghasilkan faktor kemotaksis yang menimbulkan respon leukosit PMN dan selanjutnya akan terjadi fagositosis kristal oleh leukosit.3. FagositosisKristal difagositosis olah leukosit membentuk fagolisosom dan akhirnya membram vakuala disekeliling kristal bersatu dan membram leukositik lisosom.4. Kerusakan lisosomTerjadi kerusakn lisosom, sesudah selaput protein dirusak, terjadi ikatan hidrogen antara permukan kristal membram lisosom, peristiwa ini menyebabkan robekan membram dan pelepasan enzim-enzim dan oksidase radikal kedalam sitoplasma.5. Kerusakan selSetelah terjadi kerusakan sel, enzim-enzim lisosom dilepaskan kedalam cairan sinovial, yang menyebabkan kenaikan intensitas inflamasi dan kerusakan jaringan.Penatalaksanaan Penatalaksanaan non medik4a) Diet rendah purinHindarkan alkohol dan makanan tinggi purin (hati, ginjal, ikan sarden, daging kambing) serta banyak minum.b) Tirah baring.Merupakan suatu keharusan dan di teruskan sampai 24 jam setelah serangan menghilang. Gout dapat kambuh bila terlalu cepat bergerak. Penatalaksanaan medik4a) Fase akut.Obat yang digunakan :1. Colchicine (0,6 mg)2. Indometasin ( 50 mg 3 X sehari selama 4-7 hari)3. Fenilbutazon.b) Pengobatan jangka panjang terhadap hyperuricemia untuk mencegah komplikasi.1. Golongan urikosurik- Probenasid, adalah jenis obat yang berfungsi menurunkan asam urat dalam serum.- Sulfinpirazon, merupakan dirivat pirazolon dosis 200-400 mg perhari.- Azapropazon, dosisi sehari 4 X 300 mg.- Benzbromaron.2. Inhibitor xantin (alopurinol).Adalah suatu inhibitor oksidase poten, bekerja mencegah konversi hipoxantin menjadi xantin, dan konversi xantin menjadi asam urat.

Komplikasi Gout kronik bertofusPenyakit gout kronik yang ditandai dengan adanya tofus. Nefropati gout kronikpenyakit ginjal kronik yang disebabkan oleh kerusakan pada pembuluh darah kecilatau glomeruli. Nefrolitiasi asam uratAdanya timbunan zat padat yang membatu pada ginjal, mengandung komponen kristal,dan matriks organik. Zat padat tersebut ialah asam urat.Pencegahan Hindari berbagai faktor pencetusnya yaitu, alcohol, cedera, makanan kaya protein, dll. Banyak minum air Mengurangi berat badan Mengkonsumsi obat dan terapi dengan tepat

PrognosisBaik bila diterapi dengan tepat.4

C. Artritis PseudogoutAnamnesisHal yang perlu ditanyakan ialah: Poliartikuler atau tidak? Sendi nyeri, bengkak, kemerahan? Terdapat benjolan (tofus)? Tofi berisi kristal kalsium pirofosfat?

Pemeriksaan FisikPemeriksaan fisik yang harus dilakukan adalah kesadaran, tanda-tanda vital, corpulmoabdomen, dan ekstremitas (inspeksi, palpasi, dan move).

Pemeriksaan PenunjangPada foto rontgen terlihat kalsifikasi tulang rawan. Pemeriksaan laboratorium dilakukan untuk identifikasi kalsium pirofosfat dari aspirasi sendi. Kadar asam urat normal dan nyeri tidak membaik secara dramatis dengan pemberian kolkisin.5

DiagnosisDiagnosis pseudogout sama seperti gout hanya saja pada pseudogout terjadi penimbunan kalsium pirofosfat pada sendi bukan kristal monosodium urat pada gout. Serangan akut mirip gout, paling sering pada lutut, jarang pada ibu jari kaki.5EtiologiPseudogout merupakan penimbunan kristal kalsium pirofosfat pada sendi, terutama pada orang lanjut usia yang menimbulakn artritis akut atau kronik.5KomplikasiDapat menyebabkan persendian rusak sehingga menjadi pincang, peradangan tulang, kerusakan ligament dan otot (tendon), batu ginjal (kencing batu), dan bahkan gagal ginjal.

PenatalaksanaanDapat diberikan berbagai OAINS. Pemeberian kolkisin 2 x 0,6 mg/hari berguna sebagai profilaksis. Dapat dilakukan aspirasi sendi yang meradang dan disuntikan triamsinolon 10-40mg, tergantng besarnya sendi.5

D. OsteoarthritisAnamnesisPada anamnesis perlu ditanyakan beberapa hal seperti : Adakah nyeri sendi? Adanya hambatan gerakan sendi? Kekakuan pada pagi hari? Krepitasi (bunyi kretek-kretek)? Pembesaran sendi (deformitas)? Perubahan gaya berjalan?

Pemeriksaan FisikPemeriksaan ini terdiri atas:6 Pemeriksaan gaya jalanPemeriksaan ini dilakukan dengan cara inspeksi. Mula-mula analislah gaya jalan pasien ketika memasuki kamar periksa. Ayunan ekstensi/fleksi lutut harus halus dan mantap. Lihatlah pasien ketika berdiri tegak. Lutut yang sedikit difleksikan pada satu sisi mengarah ke arah Osteoarthritis. Pemeriksaan efusi patelaEfusi merupakan pengeluaran cairan menuju suatu jaringan sebagai eksudat. Efusi lutut lazim terjadi pada cedera dan arthritis. Jika efusinya besar, maka dengan infeksi saja sudah kelihatan. Efusi sedang harus dibedakan dengan penebalan sinovial. Kapsul sendi lutut memanjang sampai ke atas patela sebagai kantong suprapatela. Cairan mengalir dengan bebas sampai ke dalam kantong ini. Tekanlah daerah ini dengan satu tangan dan lakukan ballotement patela. Jika ada cairan maka akan timbul ketukan patela sebagai bunyi krek. Urutlah kantong suprapatela ke bawah dan akan terbentuk tonjolan yang bergerak turun naik pada kedua sisi patela jika ada cairan. Hambatan gerakPerubahan Ini seringkali sudah ada meskipun pada OA yang sudah dini. Biasanya bertambah berat dengan semakin beratnya penyakit sampai sendi hanya bisa digoyangkan dan menjadi kontraktur. Hambatan gerak dapat kosentris (keseluruh arah gerakan) maupun eksentrik (salah satu arah gerakan saja). KrepitasiGejala ini lebih berarti untuk pemeriksaan klinis OA lutut. Pada awalnya hanya berupa perasaan akan adanya suatu yang patah atau remuk oleh pasien atau dokter yang memeriksa. Dengan bertambah beratnya penyakit, krepitasi dapat terdengar samapai jarak tertentu. Gejala ini mungkin timbul karena gesekan kedua permukaan tulang pada saat sendi digerakkan atau secara pasif di manipulasi. Pembengkakan sendi yang seringkali asimetrisPembengkan sendi pada OA dapat timbul karena efusi pada sendi yang biasanya tidak banyak (< 100 cc). Penyebab lain dari pembengkakan tersebut adalah karena adanya osteofit yang dapat mengubah permukaan sendi. Ini terlihat dari gambar 1.

Gambar 1. Hipertrofi dan erosi kartilago.6 Tanda-tanda peradanganTandatanda adanya peradaangan sendi (nyeri tekan, gangguan gerak, rasa hangat yang merata, dan warna kemerahana) mungkin dijumpai pada OA karena adanya sinovitis. Biasanya tanda-tanda ini tak menonjol dan timbul belakangan, seringkali dijumpai di lutut, pergelangan kaki, dan sendi kecil tangan dan kaki. Perubahan deformitas sendi yang permanenPerubahan ini dapat timbul karena kontraktur sendi yang lama, perubahan permukaan sendi, berbagai kecacatan dan gaya berdiri dan perubahan pada tulang dan permukaan sendi. Ini dapat dilihat pada gambar 2.

Gambar 2. Deformitas tungkai dan Heberdens nodule and Boucards nodulePada gambar di sebelah kiri merupakan gambaran dari deformitas sendi.6

Pemeriksaan PenunjangHasil pemeriksaan laboratorium pada OA biasanya tak banyak berguna. Darah tepi (hemoglobin, leukosit, laju endap darah) dalam batas- batas normal, kecuali OA generalisata yang harus dibedakan dengan artritis peradangan. Pemeriksaan imunologi (ANA, faktor reumatoid dan komplemen) juga normal. Pada OA yang disertai peradangan, mungkin didapatkan penurunan viskositas, pleositosis ringan sampai sedang, peningkatan ringan sel peradangan (50%)2. Penyebaran dari infeksi kulit sekitar sendi3. Penyebaran dari infeksi tulang sekitar sendi4. Inokulasi langsungBakteri mencapai ruang sendi sehingga infeksi pada sinovium dan terjadi proliferasi dan infiltrasi PMN dan sel inflamasi lain pada membran synovial sehingga terjadi respon inflamasi yang memicu degradasi kartilago diperantarai sitokin dan reaksi enzimatik, neovaskularisasi, dan pembentukan jaringan granulasi.Bila tidak diterapi secara tepat dapat terjadi keadaan irreversible, yaitu subchondral bone loss dan destruksi kartilago.7

IX.Penatalaksanaan1. AntibiotikaMulai diberikan bila cairan sendi purulen dan ditemukan bakteri pada pewarnaan gram.Pemilihan antibiotika: Sesuai hasil kultur cairan sendi Sebelum hasil kultur ada, pilihan antibiotik:a) Umumnya karena S.aureus penisilin G/klindamisin/kloksasilinb) Gram (+) vankomisinc) Gram (-) imun turun aminoglikosida/antipseudomonal/penisilin/cephalosporin generasi III.d) Gram (-) imun baik penisilin/ceftriaksonee) Usia lanjut broad spectrum antibiotic2. Joint drainageDengan aspirasi jarum/artroskopi/artrotomi3. Tindakan bedahDipertimbangkan pada keadaan:a) Infeksi koksae anakb) Sendi yang sulit dilakukan joint drainagec) Bersamaan dengan osteomielitisd) Infeksi berkembang ke jaringan lunak sekitar

X.Komplikasi OsteomielitisInfeksi tulang yang disebabkan oleh bakteri. Infeksi rekuren/persisten Nyeri persisten Ankilosing (sendi bersatu) Penurunan mobilitas sendi

XI.Pencegahan Hindari terjadinya infeksi bakteri. ATS 1500 unit + TT 0,5 cc

XII.PrognosisBergantung pada: Durasi berlangsung penyakit sebelum inisiasi terapi Usia dan daya tahan tubuh Virulensi dan jenis organism patogen Jumlah sendi yang terkena Bagian sendi yang terkenaInfeksi group streptococcal 70-85% pulih tanpa gejala sisa infeksi S.aureus / batang gran (-) 50% terdapat kerusakan sendi.7

KesimpulanBerbagai penyakit sendi dapat timbul karena berbagai faktor seperti genetik, umur, pekerjaan, penyakit penyerta, dll. Keluhan dengan nyeri pada lutut dan paha atas kirinya sejak 1 minggu lalu, ada pembengkakan yang semakin sakit dan demam sejak 5 hari yang lalu merupakan arthritis bacterial nongonokokkal (arthritis septik) karena mempunya gejala yang sama. Prognosis yang baik akan di dapatkan bila penatalaksanaannya dilakukan dengan cepat dan tepat.

Daftar Pustaka1. Alimul AA. Dokumentasi kebidanan. 1st ed. Jakarta; Salemba Medika; 2008; 34-5.2. Hidayat AA. Ketrampilan dasar praktik klinik kebidanan. 2nd ed. Jakarta; Salemba Medika; 2008; 153-9.3. Arvin BK. Ilmu kesehatan anak. 1st ed. Jakarta; EGC; 2000; 949-55.4. Misnadiarly. Rematik, asam urat, hiperurisemia, arthritis Gout. 1st ed. Jakarta; Pustaka Obor Populer; 37-45.5. Sustrani L, Alam S. Asam urat. 1st ed. Jakarta; Gramedia Pustaka Utama; 2004; 21-2.6. Departemen Penyakit Dalam FKUI. Buku ajar ilmu penyakit dalam. Dalam: Joewono S, Harry I, Handono K, Rawan B, Riyardi P, penyunting. Osteoartritis. 5th ed. Jakarta: Pusat Penerbitan Penyakit Dalam; 2009.p. 2538-48.7. Davey P. At a glance medicine. 1st ed. Jakarta; Erlangga; 2003; 378-9.1