Makalah PBL BLOK 14 Fraktur Terbuka_AS

28
Fraktur Terbuka pada Ekstremitas Bawah Andyno Sanjaya 102013313 Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara No. 06 Jakarta Barat 11510 email : [email protected] Pendahuluan Fraktur atau patah tulang merupakan masalah yang sangat menarik perhatian masyarakat. Banyak kejadian yang tidak terduga yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur, baik itu fraktur tertutup maupun fraktur terbuka. Terjadinya kecelakaan secara tiba-tiba yang menyebabkan fraktur seringkali membuat orang panik dan tidak tahu tindakan apa yang harus dilakukan. Ini disebabkan tidak adanya kesiapan dan kurangnya pengetahuan terhadap fraktur tersebut. Seringkali untuk penanganan fraktur ini tidak tepat, mungkin dikarenakan kurangnya informasi yang tersedia. Contohnya ada seseorang yang mengalami fraktur. Tetapi, karena kurangnya pengetahuan dalam penanganan pertolongan pertama terhadap fraktur, ia pergi ke dukun pijat karena mungkin ia menganggap bahwa gejala fraktur mirip dengan gejala orang yang terkilir. Olehnya itu, kita harus mengetahui paling tidak bagaimana penanganan pada korban fraktur. Membahas tentang fraktur terbuka pada regio cruris 1/3 dextra tengah yang di alami seorang laki-laki berusia 30

description

Fraktur terbuka

Transcript of Makalah PBL BLOK 14 Fraktur Terbuka_AS

Page 1: Makalah PBL BLOK 14 Fraktur Terbuka_AS

Fraktur Terbuka pada Ekstremitas BawahAndyno Sanjaya

102013313

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara No. 06 Jakarta Barat 11510

email : [email protected]

Pendahuluan

Fraktur atau patah tulang merupakan masalah yang sangat menarik perhatian masyarakat. Banyak kejadian yang tidak terduga yang dapat menyebabkan terjadinya fraktur, baik itu fraktur tertutup maupun fraktur terbuka.

Terjadinya kecelakaan secara tiba-tiba yang menyebabkan fraktur seringkali membuat orang panik dan tidak tahu tindakan apa yang harus dilakukan. Ini disebabkan tidak adanya kesiapan dan kurangnya pengetahuan terhadap fraktur tersebut. Seringkali untuk penanganan fraktur ini tidak tepat, mungkin dikarenakan kurangnya informasi yang tersedia. Contohnya ada seseorang yang mengalami fraktur. Tetapi, karena kurangnya pengetahuan dalam penanganan pertolongan pertama terhadap fraktur, ia pergi ke dukun pijat karena mungkin ia menganggap bahwa gejala fraktur mirip dengan gejala orang yang terkilir. Olehnya itu, kita harus mengetahui paling tidak bagaimana penanganan pada korban fraktur.

Membahas tentang fraktur terbuka pada regio cruris 1/3 dextra tengah yang di alami

seorang laki-laki berusia 30 tahun. Fraktur terbuka merupakan suatu keadaan darurat yang

memerlukan penanganan yang terstandar untuk mengurangi resiko infeksi. selain

mencegah infeksi juga diharapkan terjadi penyembuhan fraktur dan restorasi fungsi

anggota gerak. beberapa hal yang penting untuk dilakukan dalam penanggulangan fraktur

terbuka yaitu operasi yang dilakukan dengan segera, secara hati-hati, debrideman yang

berulang-ulang, stabilisasi fraktur, penutupan kulit dan bone grafting yang dini serta

pemberian antibiotik yang adekuat.

Page 2: Makalah PBL BLOK 14 Fraktur Terbuka_AS

Pembahasan

Anamnesis

Anamnesis adalah wawancara terhadap pasien. Hal pertama yang perlu ditanyakan

kepada pasien adalah mengenai identitas pasien (tanyakan nama lengkap dan cocokkan

dengan tabel nama, tanyakan tanggal lahir atau umur, jenis kelamin, nama orang tua atau

suami atau istri atau penanggung jawab, pendidikan, pekerjaan, alamat, suku bangsa dan

agama) dan pastikan bahwa setiap rekam medis, catatan, hasil tes, dan sebagainya memang

milik pasien tersebut. Tahap berikutnya adalah anamnesis keluhan utama. Anamnesis keluhan

utama biasanya memberikan informasi terpenting untuk mencapai diagnosis banding, dan

memberikan wawasan vital mengenai gambaran keluhan yang menurut pasien paling

penting.1

Riwayat penyakit sekarang juga sangat penting untuk ditanyakan kepada pasien.

Riwayat penyakit sekarang merupakan cerita yang kronologis yang berkaitan dengan keadaan

kesehatan pasien sejak sebelum keluhan utama sampai pasien datang berobat. Anamnesis

selanjutnya mengenai riwayat penyakit dahulu, obat dan alergi. Anamnesis bagian ini

memberikan kita informasi mengenai semua masalah medis yang pernah timbul sebelumnya

dan terapi yang pernah diberikan terhadap pasien, obat apa yang sedang atau sudah

dikonsumsi pasien, apakah pasien alergi terhadap sesuatu, dan apakah pasien merokok

ataupun mengkonsumsi alkohol. Setelah itu, seorang dokter juga penting untuk menanyakan

riwayat pribadi pasien yang mencakup data-data sosial, ekonomi, pendidikan, dan kebiasaan.

Selain riwayat pribadi, riwayat keluarga dan sosial serta riwayat bepergian juga sangat

penting untuk ditanyakan kepada pasien. Anamnesis ini membuat kita mendapat informasi

mengenai penyakit apa saja yang pernah diderita oleh kerabat pasien, latar belakang pasien

serta pengaruh penyakit yang mereka derita terhadap hidup dan keluarga mereka.1

Identitas : Seorang laki-laki umur 30 tahun

Keluhan utama : Fraktur terbuka pada region cruris dextra 1/3 tengah bagian ventra

Pemeriksaan fisik

Page 3: Makalah PBL BLOK 14 Fraktur Terbuka_AS

Dibagi menjadi dua: satu pemeriksaan umum (status generalisata) untuk mendapatkan

gambaran umum dan kedua pemeriksaan setempat (status lokasi). Hal ini perlu untuk dapat

melaksanakan Total Care karena ada kecenderungan di mana spesialisasi hanya

memperhatikan daerah yang lebih sempit tetapi lebih mendalam.

a. Gambaran umum:

Perlu menyebabkan:

i. Keadaan umum (K.U): baik/buruk, yang dicatat adalah tanda-tanda vital yaitu:

Kesadaran penderita; apatis, soporus, koma, gelisah.

ii. Kemudian secara sistemik diperiksa dari kepala, leher, dada, perut, kelenjar getah

bening serta kelamin.

iii. Kemudian: ekstremitas atas dan bawah serta punggung.1

b. Keadaan lokal:

Harus dipertimbangkan keadaan proksimal serta distal dari anggota terutama yang

mengenai status neurovaskuler. Pada pemeriksaan orthopedi yang penting adalah:

i. Look (inspeksi)

ii. Feel (palpasi)

iii. Move (pergerakan terutma mengenai lingkup gerak)

Di samping gerak perlu dilakukan pengukuran bagian yang penting untuk membuat

kesimpulan kelainan apakah suatu pembengkakan atau atrofi serta melihat adanya selisih

panjang (discrepancy).1

a. Look (inspeksi

-Fistulae, warna kemerahan/kebiruan/ hiperpigmentasi

-benjol/ pembengkakan/ cekungan

-posisi serta bentuk dati ekstremitas (deformitas)

b. Feel (palpasi)

-pada waktu mau meraba, terlebih dulu posisi penderita diperbaiki agar dimulai dari

posisi anatomi. Pada dasarnya ini merupakan pemeriksaan yang memberikan

informasi dua arah, baik si pemeriksa maupun si sakit, karena itu perlu selalu

diperhatikan wajah si sakit atau menanyakan perasaan sisakit. Yang dicatat adalah:

Page 4: Makalah PBL BLOK 14 Fraktur Terbuka_AS

i. perubahan suhu terhadap sekitarnya serta kelembapan kulit.

ii. apabila ada pembengkakan, apakah terdapat fluktuasi atau hanya oedema,

terutama daerah persendian

iii. Nyeri tekan, krepitasi, catat kelainannya

c. Move (gerak)

Setelah memeriksa feel pemeriksaan diteruskan dengan menggerakkan anggota gerak

dan dicapai apakah terdapat keluhan nyeri pada pergerakan. Pada anak periksalah

bagian yang tidak sakit dahulu, selain untuk mendapatkan kooperasi anak pada waktu

pemeriksaan. Apabila terdapat fraktur tentunya akan terdapat gerakan yang abnormal

di daerah fraktur (kecuali pada incomplete fracture). Gerakan sendi dicatat dengan

ukuran derajat gerakan dari tiap arah pergerakan mulai dari titik 0 atau dengan ukuran

metric. Pencatatan ini penting untuk mengetahui apakan ada gangguan geraj.

Kekakuan sendi disebut ankylosis dan hal ini dapat disebabkan oleh faktor intra

articuler atau extra articuler.

Selain diperiksa susuk, berbaring juga perlu dilihat waktu berdiri dan jalan. Jalan

perlu dinilai untuk mengetahui apakah pincang disebabkan karena:

-instability

-nyeri

-Discrepancy

-Fixed deformity

Tes Khusus- Tes stabilitas sendi lutut yaitu:

Anterior Drawer design

Posterior Drawer design

Test Mc-Murray: Pada posisi tungkai bawah rotasi eksterna 15°, bunyi snap yang

teraba atau terdengar pada waktu tungkai bawah pasien digerakkan dari posisi

ekstensi ke fleksi 90° menunjukkan adanya robekan meniskus medial. Bunyi yang

sama terdengar pada waktu tungkai bawah dirotasi internal 30° & digerkkan dari

fleksi ke ekstensi, menunjukkan robekan pada meniskus lateral2

Page 5: Makalah PBL BLOK 14 Fraktur Terbuka_AS

Gambar 1: Anterior dan Posterior Drawer Test

Gambar 2: Tes Mc-Murray

Pemeriksaan penunjang

Sinar-X

Pemeriksaan sinar-X penting untuk mengevaluasi kelainan musculoskeletal. Sinar-X

menggambarkan kepadatan tulang, tekstur, erosi dan perubahan hubungan tulang. Sinar-X

multiple di perlukan untuk pengkajian paripurna struktur yang sedang diperiksa. Sinar-X

korteks tulang dapat menunjukan adanya pelebaran, penyempitan dan tanda iregularitas.

Sinar-X sendi dapat menunjukan adanya cairan, iregularitas, penyempitan dan perubahan

struktur sendi. Pemeriksaan sinar-X tulang tidak memerlukan persiapan khusus bagi pasien. 3

dilakukan pemeriksaan X-Ray mengikut Rules of Two:

2 posisi (Antero posterior dan Lateral)-lihat gambar 3

Page 6: Makalah PBL BLOK 14 Fraktur Terbuka_AS

2 Sendi( Sendi atas& bawah tulang yang patah)

2 Ekstremitas (kanan & kiri)- Anak-anak

Gambar 3: Radiologi foto cruris dextra AP lateral

Pemeriksaan penunjang yang lain ialah MRI dan CT scan. MRI jarang dipakai untuk

deteksi awal penyakit tetapi sangat berguna menunjukkan kondisi penyakit karena ia

memperlihatkan jaringan lunak di sekitar sendi.

CT Scan

Computed tomography (CT scan) merupakan prosedur yang menunjukan rincian

bidang tertentu dari tulang yang sakit dan dapat memperlihatkan tumor jaringan lunak atau

cedera ligament atau tendon. Pemeriksaan ini di gunakan untuk mengidentifikasi fikasi lokasi

dan panjangnya patah tulang di daerah yang sulit di evaluasi misalnya asetabulum.

Pemeriksaan dilakukan dengan atau tanpa zat kontras dan berlangsung sekitar 1 jam. Pasien

perlu diberikan penjelasan bahwa akan terdengar suara mesin CT scan, dan bunyi ini tidak

berbahaya sehingga pasien tidak merasa takut saat pemeriksaan dilakukan. 3

MRI

Page 7: Makalah PBL BLOK 14 Fraktur Terbuka_AS

Magnetic resonance imaging (MRI) adalah teknik pencitraan khusus yang non-

invasif, menggunakan medan magnet, gelombang radio dan computer untuk melihat

abnormalitas berupa tumor atau penyempitan jalur jaringan lunak, seperti otot, tendon dan

tulang rawan. Oleh karena yang di gunakan electromagnet, pasien yang mengenakan implant

logam, brace atau pacemaker tidak dapat menjalanin pemeriksaan ini. Perhiasan harus di

lepas, pasien yang menderita klaustrofobia biasanya tidak mampu menghadapi rungan

tertutup pada peralatan MRI tanpa penerangan.2,3

Working diagnosis

Berdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang,didapatkan diagnosa pasti kondisi

pasien yaitu adanya Fraktur Terbuka Os Tibia 1/3 tengah ventral.

Fraktur adalah patah tulang, putusnya kontinuitas dari tulang, tulang rawan sendi atau

tulang rawan epifisis. Pasien datang dengan keluhan nyeri pada tungkai bawah kanan di

bawah sendi lutut dan setelah pemeriksaan fisik dilakukan,didapatkan status lokalis pada

pasien di regio cruris dextra 1/3 tengah bahagian ventral, ada deformitas, kelihatan

memendek, ukuran 10x2 cm, tepi luka tidak rata, sudut luka tumpul, tampak jembatan ringan

dan adanya penonjolan fragmen tulang. Diagnosis diperkukuh dengan foto Rontgen di bagian

sendi yang sakit dan jelas terlihat adanya fraktur di os tibia 1/3 ventral dextra pasien(Gambar

3). Fraktur ini dikatakan sebagai terbuka karena terdapat luka pada kulit di atasnya disebut

fraktur terbuka (compound fracture) yang berukuran 10x2 cm.

Epidemiologi

Fraktur tulang panjang yang paling sering terjadi adalah fraktur pada tibia. Pusat

Nasional Kesehatan di luar negeri melaporkan bahwa fraktur ini berjumlah ±77.000 orang,

dan ada di 569.000 rumah sakit tiap hari /tahunnya. Pada fraktur tibia, dapat terjadi fraktur

pada bagian diafisis, kondiler, dan pergelangan kaki. Penanganan patah tulang terbagi

menjadi dua macam yaitu secara konsevatif atau dilakukan tanpa pembedahan dan dilakukan

dengan pembedahan. Dalam hal ini akan dibahas penanganan fraktur dengan pembedahan

dan pemasangan plate and screw sebagai alat fiksasi atau penyambung tulang yang patah.

Dengan tujuan agar fragment dari tulang yang patah tidak terjadi pergeseran dan dapat

sambung lagi dengan baik. Terjadinya fraktur akan berpengaruh besar terhadap aktifitas

penderita khususnya yang berhubungan dengan gerak dan fungsi anggota yang mengalami

cedera akibat fraktur. Berbagai tingkat gangguan akan terjadi sebagai suatu dampak dari

Page 8: Makalah PBL BLOK 14 Fraktur Terbuka_AS

jaringan yang cedera, baik yang disebabkan karena patah tulangnya maupun dikarenakan

kerusakan jaringan lunak disekitar fraktur atau karena luka bekas infeksi saat dilakukan

pembedahan. Akibatnya adanya cedera akan terlihat adanya tanda – tanda radang meliputi

dolor (rasa nyeri), kalor (suhu yang meningkat), tumor (bengkak), rubor (warna merah), dan

function laesa (fungsi yang terganggu). Tingkat gangguan akibat terjadinya fraktur seperti

diatas dapat digolongkan kedalam berbagai fase atau tingkat dari impairment atau sebatas

kelemahan misalnya : adanya nyeri, bengkak yang mengenai sampai menyebabkan

keterbatasan Lingkup Gerak Sendi (LGS), dan terjadi kelemahan otot. Dampak lebih lanjut

adalah adanya suatu bentuk functional limitation atau fungsi yang terbatas, misalnya fungsi

dari tungkai untuk berdiri dan berjalan menjadi berkurang atau bahkan hilang dalam kurun

waktu tertentu. Disamping itu akan timbul permasalahan berupa disabilitas atau

ketidakmampuan melakukan kegiatan tertentu seperti perawatan diri, seperti berpakaian,

mandi, ke toilet, dan sebagainya. Dalam kasus ini peran Fisioterapi dibutuhkan yang

bertanggung jawab menangani dan mengantisipasi timbulnya gangguan gerak fungsional

untuk mengatasi masalah tersebut modalitas fisioterapi yang digunakan adalah terapi latihan.

Dalam penanganan permasalahan gerak dan fungsi Fisioterapi bekerjasama dengan tim medis

lain seperti Dokter, Perawat, Okupasi terapi, Orthotik prostetik, dan Pekerja sosial Medis.4

Etiologi

Sebagian besar patah tulang merupakan akibat dari cedera (trauma), seperti

kecelakan mobil, olah raga atau karena jatuh. Patah tulang terjadi jika tenaga yang melawan

tulang lebih besar daripada kekuatan tulang. Sebagian besar fraktur disebabkan oleh kekuatan

yang tiba – tiba dan berlebihan, yang dapat berupa benturan, pemukulan, penghancuran,

penekukan atau terjatuh dengan posisi miring, pemuntiran, atau penarikan. Jenis dan beratnya

patah tulang dipengaruhi oleh:

o Arah, kecepatan dan kekuatan dari tenaga yang melawan tulang.

o Usia penderita

o Kelenturan tulang

o Jenis tulang.

Bila terkena kekuatan langsung tulang dapat patah pada tempat yang terkena dan

jaringan lunak juga pasti rusak. Pemukulan (pukulan sementara) biasanya menyebabkan

Page 9: Makalah PBL BLOK 14 Fraktur Terbuka_AS

fraktur melintang dan kerusakan pada kulit diatasnya sedangkan penghancuran kemungkinan

akan menyebabkan fraktur komunitif disertai kerusakan jaringan lunak yang luas.

Bila terkena kekuatan tak langsung tulang dapat mengalami fraktur pada tempat yang

jauh dari tempat yang terkena kekuatan itu jadi kerusakan jaringan lunak di tempat fraktur

mungkin tidak ada.

Tekanan yang berulang-ulang atau trauma ringan(fraktur kelelahan) pada

tulang menyebabkan tulang menjadi retak, seperti halnya pada logam dan benda lain, akibat

tekanan berulang-ulang.

Kelemahan abnormal pada tulang (Fraktur patologik) Fraktur dapat terjadi oleh

tekanan yang normal kalau tulang itu lemah (misalnya oleh tumor) atau kalau tulang itu

sangat rapuh (misalnya pada penyakit paget ). Dengan tenaga yang sangat ringan, tulang yang

rapuh karena kelainan seperti osteoporosis, osteomyelitis atau tumor seperti Ewing’s sarcoma

atau metastase myeloma bisa mengalami patah tulang.

Berdasarkan kasus,fraktur terjadi karena kecelakaan sepeda motor sehingga pasien

tidak dapat berjalan atau berdiri.4

Patofisiologi

Mekanisme Trauma:

Page 10: Makalah PBL BLOK 14 Fraktur Terbuka_AS

Trauma yang dapat menyebabkan patah tulang dapat berupa trauma

langsung,misalnya benturan pada tungkai bawah menyebabkan patahnya tulang tibia dan

dapat juga berupa trauma tidak langsung, misalnya jatuh bertumpu pada tangan yang

menyebabkan tulang klavikula atau radius distal patah. Akibat trauma pada tulang tergantung

pada jenis trauma, kekuatan dan arahnya. Trauma tajam yang langsung atau trauma tumpul

yang kuat dapat menyebabkan tulang patah dengan luka terbuka sampai ke tulang(fraktur

terbuka).5,7

Ketika patah tulang, akan terjadi kerusakan di korteks, pembuluh darah, sumsum

tulang dan jaringan lunak. Akibat dari hal tersebut Terjadi perdarahan, kerusakan

tulang dan jaringan sekitarnya.

Keadaan ini menimbulkan hematom pada kanalis medullaris antara tepi tulang

dibawah periostium dengan jaringan tulang yang mengatasi fraktur. Terjadinya respon

inflamasi akibat sirkulasi jaringan nekrotik yang ditandai: vasodilatasi dari plasma

dan leukosit.

Ketika terjadi kerusakan tulang, tubuh mulai melakukan proses penyembuhan untuk

memperbaiki cedera, tahap ini menunjukkan tahap awal penyembuhan tulang.5

Hematom yang terbentuk bisa menyebabkan peningkatan tekanan dalam sumsum

tulang yang kemudian merangsang pembebasan lemak dan gumpalan lemak tersebut

masuk ke dalam pembuluh darah yang mensuplai darah pada organ-organ yang lain.

Hematom menyebabkan dilatasi kapiler di otot, sehingga meningkatkan tekanan

kapiler, kemudian menstimulasi histamin pada otot yang iskemia dan menyebabkan

protein plasma hilang dan masuk ke interstitial. Hal ini menyebabkan terjadinya

edema. Edema yang terbentuk akan menekan ujung saraf, yang bila berlangsung lama

bisa menyebabkan Compartment Syndrome.

Page 11: Makalah PBL BLOK 14 Fraktur Terbuka_AS

Gambar 4: Fasciotomy with the skin graft

Tulang yang mengalami fraktur,jaringan lunak di sekitarnya mengalami

kerusakan,periostium terpisah dari tulang,terjadi pendarahan dan membentuk bekuan

darah sehingga terbentuk jaringan granulasi,sel osteogenik berdiferensiasi menjadi

kondroblas dan osteoblas. Terjadi pembentukan kalus di sekitar lokasi fraktur dan

kembali membentuk tulang yang intak.5

Klasifikasi Fraktur:

1. Menurut Depkes RI (1995), berdasarkan luas dan garis fraktur meliputi:

Fraktur Komplit- Adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang yang luas

sehingga tulang terbagi menjadi dua bagian dan garis patahnya menyeberang dari

satu sisi ke sisi lain serta mengenai seluruh korteks.5

Fraktur Inkomplit-Adalah patah atau diskontinuitas jaringan tulang dengan garis

patah tidak menyeberang, sehingga tidak mengenai korteks (masih ada korteks yang

utuh).

2. Menurut Black dan Matassarin(1993), fraktur berdasarkan hubungan dengan dunia luar

meliputi:

Page 12: Makalah PBL BLOK 14 Fraktur Terbuka_AS

Fraktur tertutup yaitu fraktur tanpa adanya komplikasi,kulit masih utuh dan tulang

tidak menonjol melalui kulit.

Fraktur terbuka yaitu fraktur yang merusak jaringan kulit karena ada hubungan

dengan dunia luar,maka berpotensi mendapat infeksi.5

3. Menurut Long(1996) fraktur dibagi menurut garis patah tulang yaitu:

Tabel 2: Jenis Fraktur Menurut Garis Patah Tulang

Gambar 5: Jenis Fraktur Tulang

Jenis Fraktur Penjelasan

Linier Fraktur berbentuk 1 garis lurus biasanya pada antebrachii, cruris

atau cranium. Fraktur yang tegak lurus terhadap sumbu panjang

tulang. Pada fraktur ini mudah dikontrol dengan bidai gips.

Cominutiva Biasa pada trauma hebat atau terkena peluru. Terputusnya keutuhan

jaringan dengan lebih dari dua fragmen tulang.

Spiral dan

oblique

Traumanya bersifat rotary dan diikuti interposisi dengan jaringan

sekitarnya, biasa pada antebrachii dan cruris. Yang oblique, garis

patahnya membentuk sudut terhadap tulang.

Avulsi Fraktur yang disertai dengan robekan ligament, tendon, dan otot

(memisahkan fragmen tulang pada tempat insersi tendon ataupun

ligament)

Epifise Merupakan pure cartilaginous fraktur yang mengenai epifise.

Salter&Harris membagikan fraktur ini kepada 5 tipe.

Impresi/

Kompresi

Fraktur berbentuk linier atau kominutiva dimana ada fragmen yang

menekan ke dalam. Fraktur Kompresi biasa terjadi pada columna

vertebralis.

Greenstick Fraktur tidak sempurna, sering terjadi pada anak- anak, Korteks

tulangnya sebagian masih utuh begitu juga periosteumnya. Fraktur

ini akan segera sembuh dan mengalami remodeling ke bentuk dan

fungsi normal.

Segmental Dua fraktur berdekatan pada satu tulang yang menyebabkan

terpisahnya segmen sentral dari suplai darah. Sulit ditangani karena

biasanya salah satu ujung yang tidak memiliki pembuluh darah

menjadi sulit untuk menyembuh sehingga perlu proses pembedahan.

Page 13: Makalah PBL BLOK 14 Fraktur Terbuka_AS

Gejala Fraktur Tulang:

1) Nyeri: Dirasakan langsung setelah terjadi trauma. Hal ini dikarenakan adanya spasme

otot, tekanan dari patahan tulang atau kerusakan jaringan sekitarnya.5

2) Bengkak/oedema: Edema muncul lebih cepat dikarenakan cairan serosa yang

terlokalisir pada daerah fraktur dan daerah di jaringan sekitarnya.

3) Memar : Disebabkan karena pendarahan dibawah kulit.

4) Spasme Otot: Kontraksi otot involunter yang terjadi di sekitar fraktur.

5) Penurunan sensasi: Akibat kerusakan saraf, terkenanya saraf karena oedema.

6) Gangguan fungsi: Terjadi karena ketidakstabilan tulang yang fraktur,nyeri atau

spasme otot paralysis.

7) Mobilitas abnormal: Kebanyakannya terjadi pada fraktur tulang panjang.

8) Krepitasi: Rasa gemetar yang terjadi jika bagian-bagian tulang digerakkan.

9) Deformitas: Abnormalitas dari tulang hasil trauma dan pergerakan otot yang

mendorong fragmen tulang ke posisi abnormal.

10) Shock hipovolemik: Terjadi sebagai kompensasi jika terjadi pendarahan hebat.

Komplikasi

Komplikasi

Segera

(Komplikasi yang

terjadi saat

fraktur atau

segera setelahnya)

Lokal:

-Kulit abrasi,laserasi,penetrasi

-Pembuluh darah robek

-Sistem saraf: Sumsum tulang belakang,saraf tepi motorik dan

sensorik.

-Otot

-Organ dalam: Jantung,paru,hepar,limpa dan kandung kemih(fraktur

pelvis)

Umum:

Page 14: Makalah PBL BLOK 14 Fraktur Terbuka_AS

-Rudapaksa/fraktur multiple

-Syok: Hemoragik,neurogenik

Komplikasi Dini

(Komplikasi yang

terjadi beberapa

hari setelah

kejadian)

Lokal:

-nekrosis kulit,gangren,compartment syndrome,thrombosis

vena,infeksi sendi, osteomyelitis.

Umum:

-Acute Respiratory Distress Syndrome,emboli paru,tetanus.

Komplikasi Lama

(Komplikasi

terjadi setelah

fraktur tulang

lama)

Lokal:

-sendi: ankilosis fibrosa,ankilosis osal.

-tulang: gagal taut/salah taut.distrofi reflex,osteoporosis

pascatrauma,gangguan pertumbuhan,osteomielitis dan fraktur

berulang.

-Otot/tendo: penulangan otot,rupture tendon.

-Saraf: kelumpuhan saraf lambat

Umum:

-Batu ginjal akibat imobilisasi lama di tempat tidur.

Tabel 3: Komplikasi Patah Tulang

Komplikasi umum post operasi5

1) Infeksi

Infeksi dapat terjadi karena penolakan tubuh terhadap implant berupa internal fiksasi yang

dipasang pada tubuh pasien. Infeksi juga dapat terjadi karena luka yang tidak steril.

2) Delayed union

Delayed union adalah suatu kondisi dimana terjadi penyambungan tulang tetapi terhambat

yang disebabkan oleh adanya infeksi dan tidak tercukupinya peredaran darah ke fragmen.

3) Non union

Non union merupakan kegagalan suatu fraktur untuk menyatu setelah 5 bulan mungkin

disebabkan oleh faktor seperti usia, kesehatan umum dan pergerakan pada tempat fraktur .

Page 15: Makalah PBL BLOK 14 Fraktur Terbuka_AS

4) Avaskuler nekrosis

Avaskuler nekrosis adalah kerusakan tulang yang diakibatkan adanya defisiensi suplay darah.

5) Mal union

Terjadi penyambungan tulang tetapi menyambung dengan tidak benar seperti adanya

angulasi, pemendekan, deformitas atau kecacatan.

Komplikasi yang berhubungan dengan tindakan operasi yaitu kerusakan jaringan dan

pembuluh darah pada daerah yang dioperasi karena incisi. Pada luka operasi yang tidak steril

akan terjadi infeksi yang dapat menyebabkan proses penyambungan tulang dan penyembuhan

tulang terlambat.

Penatalaksanaan

Prinsip umum penanganan fraktur terdiri dari 4R:

Recognition-Membuat diagnosis yang benar berdasarkan anamnesis,waktu kejadian

dan lokalisasi yang cedera.6

Reposition-Mengembalikan tulang yang patah ke arah/alignment yang benar,

pengembalian fragment distal terhadap proksimal dan memastikan kedudukan serta

neurovascular terjamin baik.

Retaining-Tindakan mempertahankan kedudukan hasil reposisi, fiksasi luar dengan

gips dan dalam dengan implant seperti K-wire,plate&screw.

Rehabilitation-Mengembalikan fungsi alat atau anggota gerak karena penyambungan

fraktur butuh waktu yang lama.

Tujuan pengobatan fraktur adalah mengembalikan fungsi tulang yang patah dan

ekstremitasnya dalam keadaan normal, dalam jangka waktu sesingkat mungkin dengan

cara konservatif atau operatif6:

Konservatif:

1. Dengan proteksi saja.

2. Dengan imobilisasi dengan memasang gips atau bidai pada fraktur yang inkomplit

atau fraktur dengan keadaan baik.

3. Traksi- manual- fiksasi externa

4. Perbaikan gizi atau asupan calcium yang lebih untuk memperkuat tulang.

5. Pengobatan dari segi farmakologis.

Page 16: Makalah PBL BLOK 14 Fraktur Terbuka_AS

Operatif :

1. Reposisi tertutup dengan bimbingan radiologis.

2. Reposisi terbuka (ORIF)-menggunakan plate & screw serta Intramedullary rod untuk

menstabilkan tulang yang mengalami fraktur.

3. Fiksasi externa

o Peranti fiksasi luaran yang melekat pada tulang dengan menggunakan pin atau

kabel dan terdiri daripada frame luaran. Alat fiksasi eksterna terdiri dari pelbagai

jenis dari frame uniaksial sederhana hingga ke frame lingkaran kompleks untuk

masalah fraktur yang lebih sukar.

o Keuntungan utama adalah operasi minimal invasif dan aplikasi lebih fleksibel.

Kekurangan menggunakan fiksasi externa adalah infeksi pada pin-track,

penerimaan pasien yang rendah dan tahap yang lebih tinggi untuk timbulnya

malunion.

o Alat ini sangat sesuai untuk digunakan dalam situasi di mana pelaksanaan fiksasi

dalaman mungkin sukar atau berisiko. Contohnya termasuk fraktur metafisis distal

tulang di mana telah ada sebelumnya osteomyelitis, fraktur multipel atau

kerosakan kulit luas dan pembengkakan berikutan trauma energy tinggi. Fiksasi

luaran boleh digunakan untuk sementara dalam situasi ini sampai fiksasi dalaman

dianggap selamat.6

o Antara indikasi untuk fiksasi luaran adalah:

Fraktur tertutup dengan cedera jaringan lunak di sekitarnya.

Beberapa fraktur terbuka

Fraktur Juxta-artikular dimana nail&plate secara teknikal sukar.

Stabilisasi sementara fraktur tulang panjang pada multipel trauma

Kaki memanjang selepas pemendekkan pasca-trauma

Koreksi deformitas sudut / putaran kompleks pasca-trauma.

Page 17: Makalah PBL BLOK 14 Fraktur Terbuka_AS

Gambar 6: External Fixation

4. Fiksasi Interna

o Peranti fiksasi dalaman terbahagi dalam dua kategori utama: peranti intramedulla

dan plate. Variasi lain yang digunakan, seperti skru atau teknik pengkabelan.

Intramedulla nail banyak digunakan dalam rawatan patah tulang tungkai bawah

tulang panjang pada orang dewasa. Implant ini boleh dimasukkan dengan operasi

minimal invasif dan sangat baik untuk memulihkan keselarasan panjang dan

putaran. Peranti ini mempunyai tahap potensi yang sangat rendah terhadap

malunion serta komplikasi lain, seperti jangkitan.6

o Fiksasi interna merupakan pilihan rawatan menggantikan fraktur tidak stabil di

mana reduksi yang lemah akan lebih compromise untuk penyembuhan dan

memberikan hasil yang fungsional. Hal ini sering digunakan dalam patah tulang

terbuka high energy trauma dan patah tulang dengan saraf yang berkaitan

kecederaan pembuluh darah, untuk menghasilkan persekitaran/lingkungan luka

yang stabil.

Gambar 7: Contoh Operasi Plate&Screw

Indikasi dilakukannya operasi adalah :

o Fraktur yang tidak bisa dengan terapi konservatif atau timbulnya bahaya avaskuler

nekrosis tinggi.

Page 18: Makalah PBL BLOK 14 Fraktur Terbuka_AS

o Fraktur yang tidak bisa direposisi tertutup.

o Fraktur yang dapat direposisi secara tertutup tapi sulit dipertahankan.

o Fraktur yang berdasarkan pengalaman, memberi hasil yang lebih baik dengan operasi.

o Excisional arthroplasty (membuang fragmen yang patah yang membentuk sendi) dan

eksisi fragmen.7

Prognosis

Prognosis tergantung pada jenis dan lokasi usia dan status kesehatan individu serta

adanya cedera secara bersamaan. Pemulihan umumnya memang sudah dijangka, namun,

individu-individu di atas usia 60 dengan fraktur femur tertutup memiliki tingkat kematian

17%. Tingkat non-union adalah sekitar 1%. Masalah permanen dengan gaya berjalan

mungkin terjadi, dan kecacatan/defromitas dapat diakibatkan dari cedera lain yang

berkelanjutan pada saat fraktur.

Kesimpulan

Fraktur tulang panjang yang paling sering terjadi adalah fraktur pada tibia yang bisa

disebabkan oleh benturan keras oleh kecelakaan. Fraktur terbuka pada tibia termasuk luka

kompleks, sehingga tentunya penanganannya juga tidak sederhana. Sebagai dokter umum,

anamnesis dan pemeriksaan fisik yang lengkap diperlukan jika terjadi fraktur. Selain itu,

pemeriksaan radiologis juga penting .Penatalaksanaan dari fraktur tergantung dari kondisi

frakturnya, bisa dengan operatif maupun non operatif.

Dan pada kasus laki-laki 30 tahun tersebut mengalami kecelakaan sepeda motor dan

didapati mengalami luka terbuka pada regio kruris dextra 1/3 tengah ventral dengan ukuran

10x2 cm, tepi luka tidak rata, sudut luka tumpul, tampak jembatan jaringan, tidak tampak

adanya pendarahan aktif dan adanya penonjolan fragmen tulang.

Page 19: Makalah PBL BLOK 14 Fraktur Terbuka_AS

Daftar Pustaka

1. Gleadle J. At a glance anamnesis dan pemeriksaan fisik. Jakarta: Erlangga, 2007.h.11-

6.

2. Suratun, Heryati, Manurung S. Klien gangguan sistem musculoskeletal. Jakarta. EGC.

Cetakan 1; 2008. h. 18-26.

3. Patel RP. Radiologi. Jakarta. Penerbit Erlangga. Edisi kedua; 2006. h. 222

4. Corwin EJ. Patofisologi. Jakarta. EGC. Edisi 3. Cetakan 1; 2009. h. 336-8

5. Anwar R,Tuson K, Khan SA. Tibial fracture. Classification and Diagnosis in

Orthopaedic Trauma. Cambridge University Press;2008. h. 188

6. David C. Buku ajar bedah. Jakarta. EGC. Cetakan pertama; 2005. h. 385

7. Kowalak JP, Welsh W, Mayer B. Buku ajar patofisiologi. Jakarta, EGC, Cetakan pertama; 2011. h. 403-6