pbl blok 14-Fraktur-Tertutup-Femur-Dextra-1.docx

25
Fraktur Tertutup Femur Dextra 1/3 Proksimal Muhammad Tawfiq bin Zamri (102013525) Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jalan Arjuna Utara No 6, Jakarta 11510. [email protected] Pendahuluan Sistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggungjawab terhadap pergerakan. Komponen utama sistem muskuloskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot rangka, tendon, ligament, bursa dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur ini. Beragam jaringan dan organ sistem muskuloskeletal dapat menyebabkan terbentuknya berbagai gangguan yang berkembang terutama dalam sistem itu sendiri atau di tempat lain namun mengenai sistem muskuloskeletal. Trauma dalam muskuloskeletal termasuklah fraktur, dislokasi, sprains dan strains namun yang paling parah ialah fraktur. Gangguan ini terjadi pada tulang, sendi dan otot terjadi disebabkan kelainan metabolik, infeksi, inflamasi atau non- inflamasi atau tumor. 1 Fraktur adalah suatu patahan pada kontinuitas struktur tulang. Patahan tadi mungkin tidak lebih dari suatu retakan, suatu pengisutan atau perimpilan korteks; biasanya patahan itu

description

Fraktur-Tertutup-Femur-Dextra

Transcript of pbl blok 14-Fraktur-Tertutup-Femur-Dextra-1.docx

Fraktur Tertutup Femur Dextra 1/3 ProksimalMuhammad Tawfiq bin Zamri (102013525)Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana, Jalan Arjuna Utara No 6, Jakarta [email protected]

PendahuluanSistem muskuloskeletal merupakan penunjang bentuk tubuh dan bertanggungjawab terhadap pergerakan. Komponen utama sistem muskuloskeletal adalah jaringan ikat. Sistem ini terdiri dari tulang, sendi, otot rangka, tendon, ligament, bursa dan jaringan-jaringan khusus yang menghubungkan struktur-struktur ini. Beragam jaringan dan organ sistem muskuloskeletal dapat menyebabkan terbentuknya berbagai gangguan yang berkembang terutama dalam sistem itu sendiri atau di tempat lain namun mengenai sistem muskuloskeletal. Trauma dalam muskuloskeletal termasuklah fraktur, dislokasi, sprains dan strains namun yang paling parah ialah fraktur. Gangguan ini terjadi pada tulang, sendi dan otot terjadi disebabkan kelainan metabolik, infeksi, inflamasi atau non-inflamasi atau tumor.1Fraktur adalah suatu patahan pada kontinuitas struktur tulang. Patahan tadi mungkin tidak lebih dari suatu retakan, suatu pengisutan atau perimpilan korteks; biasanya patahan itu lengkap dan fragmen tulang bergeser. Bilamana tidak ada luka yang menghubungkan fraktur dengan udara luar atau permukaan kulit atau kulit diatasnya masih utuh ini disebut fraktur tertutup (atau sederhana), sedangkan bila terdapat luka yang menghubungkan tulang yang fraktur dengan udara luar atau permukaan kulit yang cenderung untuk mengalami kontaminasi dan infeksi ini disebut fraktur terbuka

Anamnesis

Anamnesis adalah proses tanya jawab untuk mendapatkan data pasien beserta keadaan dan keluhan-keluhan yang dialami pasien. Anamnesis dapat dibagi menjadi dua, yaitu auto anamnesis dan alloanamnesis. Autoanamnesis adalah bila tanya jawab dilakukan dengan pasien sendiri. Sedangkan alloanamnesis adalah bila tanya jawab dilakukan dengan orang lain yang dianggap mengetahui keadaan penderita.

1. Anamnesis umumDalam anamnesis umum ini berisi identitas pasien, dari anamnesis ini bukan hanya dapat diketahui siapa pasien, namun juga dapat diketahui bagaimana pasien tersebut dan permasalahan pasien. Identitas pasien terdiri dari nama pasien, umur, jenis kelamin, alamat, agama dan pekerjaan pasien.

1. Anamnesis khusus0. Keluhan utamaMerupakan keluhan atau gejala yang mendorong atau membawa penderita mencari pertolongan.Biasanya merupakan ada tidaknya nyeri, oedem, keterbatasan gerak sendi akibat fraktur.0. Riwayat penyakit sekarang Riwayat perjalanan penyakitMenggambarkan riwayat penyakit secara lengkap dan jelas. Yang biasa ditanyakan adalah kapan terjadi fraktur, mekanisme terjadinya fraktur, penanganan pertama setelah trauma, dimana letak keluhan, faktor yang memperberat dan memperingan keluhan. Riwayat pengobatanMenggambarkan segala pengobatan yang pernah didapat sebelumnya, riwayat penanganan fraktur yaitu sudah pernah berobat atau ditangani dimana sebelumnya, bagaimana cara penanganannya dan bagaimana hasilnya.

0. Riwayat penyakit dahuluRiwayat penyakit baik fisik maupun psikiatrik yang pernah diderita sebelumnya. Dapat diketahui apakah pasien dulu pernah mondok, pernah mempunyai penyakit yang serius, trauma, pembedahan.0. Riwayat keluargaPenyakit-penyakit dengan kecenderungan herediter atau penyakit menular, misalnya apakah di dalam keluarga pasien ada yang mempunyai penyakit Diabetes Melitus, apakah mempunyai penyakit pada tulang.0. Riwayat pribadiMenggambarkan hobi, olahraga, pola makan, minum alkohol, kondisi lingkungan baik di rumah, sekolah atau tempat kerja yang mungkin ada hubungannya dengan kondisi pasien.

Pemeriksaan Fisik

Pemeriksaan awal mencakup :1. Pemeriksaan tanda vital.Pemeriksaan ini meliputi pengukuran tekanan darah, denyut nadi, pernapasan, suhu tubuh, tinggi badan, berat badan. Pemeriksaan ini dapat digunakan untuk mengetahui apakah pasien menderita hipertensi, takikardi, demam ataupun obesitas. Dari pemeriksaan tanda-tanda vital yang dilakukan, nilai-nilai tersebut bagi pasien ini adalah dalam batas-batas normal.

1. Pemeriksaan fisik.Pemeriksaan fisik pada kasus fraktur utamanya mencakup dua survey yaitu:1. Primary Survey: memeriksa keadaan umum.1. Secondary Survey: memeriksa anggota gerak dan tulang belakang.2

Selain itu, pemeriksaan fisik yang lainnya dapat dilakukan dimulai saat pasien memasuki ruangan dan mencakup tiga hal yaitu: Inspeksi (Look): Pemeriksaan ini melibatkan permerhatian dan observasi cukup dengan deskripsi yang terlihat antaranya warna kulit, gambaran vaskularisasinya, pembengkakan atau massa pada bagian anterior/posterior, lateral/medial, juga diperhatikan jika terdapat luka, fistel atau ulkus dan tanda-tanda peradangan lainnya (rubor, kolor, tumor, dolor, functio lesia). Memerhatikan deformitas Circumferential skin assessment: melihat jika terdapat pendarahan di daerah luka, robekan pada kulit (laserations), atau harus diberikan perhatian pada sekitar kulit pada daerah trauma yang dapat memungkinkan terjadinya fraktur terbuka. Fracture blisters yang mungkin dapat menganggu rencana operasi.2 Palpasi (Feel): Mengukur selisih panjang ekstemitas Keadaan neurovascular Meraba pembengkakan/massa, deskripsi konsistensi dan batas-batasnya Perhatikan adanya nyeri tekan di persendian. Palpasi kelembutan dan krepitus.2 Move/ Range of Motion: Menilai gerakan sendi proximal dan distal tulang yang patah Menilai Range of Motion (ROM) dengan gerakan fleksi-ekstensi dan menyatakannya dalam derajat. (Normal : 0-120oC).3

Berdasarkan pemeriksaan yang telah dilakukan, didapati terdapat edema pada panggul kanan pasien, ekstremitas bawah kanan memendek dan berlaku eksorotasi. Pasien juga mengalami nyeri tekan dan tidak boleh menggerakkan ekstremitas bawah kanan baik secara aktif ataupun pasif.

Pemeriksaan Penunjang X-Ray imaging (Rules of Two) : 2 gambaran,anteroposterior (AP) dan lateral Memuat dua sendi di proksimal dan distal fraktur Memuat gambaran foto dua ekstremitas, yaitu ekstremitas yang cedera.Berdasarkan foto Rontgen yang telah dilakukan pada coxae dextra dengan posisi AP/lateral, ditemukan gambaran fraktur transversa femur dextra 1/3 proximal dengan soft tissue swelling.

Working DiagnosisBerdasarkan hasil pemeriksaan fisik dan penunjang,didapatkan diagnosa pasti kondisi pasien yaitu adanya fraktur femur tertutup 1/3 proximal dextra. Fraktur adalah patah tulang, putusnya kontinuitas dari tulang, tulang rawan sendi atau tulang rawan epifisis. Pasien datang dengan keluhan nyeri pada panggul kanan dan setelah pemeriksaan fisik dilakukan,didapatkan status lokalis pada pasien di regio femur dextra 1/3 proximal nyeri, ada deformitas, ekstremitas bawah memendek dan eksorotasi dan tidak boleh digerakkan baik secara aktif maupun pasif. Diagnosis diperkukuh dengan foto Rontgen di bagian sendi yang sakit dan jelas terlihat adanya fraktur di femur 1/3 proximal dextra pasien. Fraktur ini dikatakan sebagai tertutup karena kulit di atasnya utuh dan bila terdapat luka pada kulit di atasnya disebut fraktur terbuka (compound fracture).1

Differential DiagnosisBerdasarkan data-data yang diperoleh, pasien juga diduga mengalami fraktur collum femur dextra, fraktur intratrochanter femur, fraktur subtrochanter femur dan fraktur dislokasi caput femur.

EtiologiSebagian besar patah tulang pinggul terjadi pada orang lanjut usia sebagai akibat dari trauma minimal, seperti jatuh dari ketinggian berdiri. Pada pasien muda yang sehat, patah tulang ini biasanya dihasilkan dari luka-kecepatan tinggi, seperti tabrakan kendaraan bermotor atau jatuh dari ketinggian yang signifikan. Meskipun lokasi fraktur sebanding, perbedaan cedera rendah dan kecepatan tinggi pada orang tua dibandingkan pasien yang lebih muda lebih besar daripada kesamaan mereka. Cedera kecepatan tinggi lebih sulit untuk mengobati dan berkaitan dengan komplikasi lebih daripada luka trauma ringan.4Egan et al mengidentifikasi beberapa faktor risiko yang terkait dengan risiko pasien patah tulang pinggul untuk kali kedua. Pertambahan usia, gangguan kognitif, penurunan massa tulang, penurunan persepsi kedalaman, penurunan mobilitas, dan pusing semua terkait dengan peningkatan kemungkinan mengalami kejatuhan kali kedua dan dengan demikian kemungkinan patah tulang pinggul kali kedua.Beberapa penelitian baru-baru ini telah mengidentifikasi faktor risiko tambahan untuk patah tulang pinggul. Sennerby et al mengidentifikasi penyakit kardiovaskular umum sebagai faktor risiko yang signifikan untuk patah tulang pinggul, sementara Carbone et al menetapkan bahwa gagal jantung adalah risiko spesifik untuk patah tulang pinggul. Karakteristik khusus pada pria dievaluasi untuk menentukan hubungan dengan patah tulang pinggul; merokok, perawakannya tinggi, stroke, dan demensia ditemukan meningkatkan risiko patah tulang pinggul, sementara aktivitas fisik-non-kerja dan tinggi BMI ditemukan menjadi pelindung. Kettunen di al dipelajari sebelumnya atlet laki-laki elit dan menemukan bahwa orang-orang ini berkelanjutan patah tulang pinggul pada usia jauh lebih tua daripada rekan-rekan mereka yang kurang aktif.4Dua kelas obat juga telah terlibat dalam patah tulang pinggul. Pasien panti jompo pada obat-obatan antipsikotik dan pasien HIV-positif pada terapi PI lebih mungkin untuk mengalami patah tulang daripada orang-orang lain.

EpidemiologiAntara 220.000 dan 250.000 patah tulang femur proksimal terjadi di Amerika Serikat setiap tahun; 90% dari patah tulang ini terjadi pada pasien yang lebih tua dari 50 tahun. Di pasien yang lebih muda, fraktur femoralis proksimal biasanya hasil trauma fisik energi tinggi (misalnya, highspeed kecelakaan kendaraan bermotor) dan biasanya terjadi tanpa adanya penyakit. Intertrochanteric dan leher femoralis fraktur merupakan 90% dari patah tulang femur proksimal terjadi pada pasien usia lanjut. Patah tulang femoralis proksimal pada pasien usia lanjut sering patologis, biasanya dihasilkan trauma fisik dari minimal sampai sedang pada daerah tulang secara signifikan dipengaruhi oleh osteoporosis.5Semua populasi mengalami patah tulang pinggul tetapi jumlah bervariasi dengan ras, jenis kelamin, dan usia. Perempuan menderita patah tulang pinggul lebih sering daripada laki-laki. Dalam seumur hidup, laki-laki memiliki risiko diperkirakan 6% sedangkan wanita menopause memiliki risiko diperkirakan 14% menderita patah tulang pinggul. Statistik ini memberikan wawasan lebih umur dan menyimpulkan bahwa perempuan dua kali lebih mungkin menderita patah tulang pinggul. Mayoritas patah tulang pinggul terjadi pada orang kulit putih, sementara orang kulit hitam dan Hispanik memiliki tingkat yang lebih rendah dari mereka. Hal ini mungkin karena kepadatan tulang mereka umumnya lebih besar dan juga karena orang kulit putih memiliki lebih lama jangka hidup secara keseluruhan dan kemungkinan lebih tinggi mencapai usia lanjut di mana risiko mematahkan pinggul meningkat.Usia merupakan faktor yang paling dominan dalam cedera patah tulang pinggul, dengan sebagian besar kasus terjadi pada orang di atas 75. Peningkatan usia terkait dengan meningkatnya insiden patah tulang pinggul. Terjatuh adalah penyebab paling umum dari patah tulang pinggul, sekitar 30- 60% orang dewasa yang lebih tua jatuh setiap tahun. Hal ini meningkatkan risiko patah tulang pinggul dan menyebabkan risiko peningkatan kematian pada orang yang lebih tua, angka kematian dalam satu tahun terlihat 12-37%. Bagi pasien yang tersisa yang tidak menderita kematian, setengah dari mereka membutuhkan bantuan dan tidak bisa hidup mandiri. Juga, orang dewasa yang lebih tua mengalami patah tulang pinggul karena osteoporosis, yang merupakan penyakit degeneratif karena usia dan penurunan massa tulang. Usia rata-rata untuk menderita patah tulang pinggul berusia 77 tahun untuk wanita dan 72 tahun untuk laki-laki. Hal ini menunjukkan betapa dekatnya usia berhubungan dengan patah tulang pinggul.5

PatofisiologiPenyebab fraktur umumnya karena trauma. Trauma yang menyebabkan fraktur dapat berupa trauma langsung, misalnya benturan atau ditabrak pada tungkai yang menyebabkan patahnya tulang femur, dan dapat berupa trauma tidak langsung, misalnya jatuh.6Secara spesifik, fraktur kebanyakannya timbul dari dua mekanisme kecederaan yang berlainan, dan keduanya berbeda dari segi masalah terkait individu dan komplikasi yang bermungkinan terjadi.

1. Low energy trauma; Sering terjadi pada pasien lanjut usia. Kasus tersering adalah tergelincir dan jatuh dengan posisi fleksi tungkai sehingga dapat menimbulkan fraktur femur. Setelah fraktur, deformitas pemendekan femur selalunya terjadi di samping angulasi posterior dan displacement posterior pada fragmen distal utamanya disebabkan oleh ketidakstabilan penarikan otot. (muscle pull) Pada golongan usia lanjut juga, ekstrim osteoporosis

1. High energy trauma; Sering pada pasien usia muda dengan kasus kecelakaan lalu lintas Direct trauma Sering comminuted metaphyseal dan displaced intraarticular fracture Bentuk fraktur tergantung dari beratnya dan arah gaya tabrakan.Fraktur terjadi apabila ada suatu trauma yang mengenai tulang dimana trauma tersebut kekuatannya melebihi kekuatan tulang. Terdapat dua faktor yang mempengaruhi terjadinya fraktur yaitu : Ekstrinsik : kecepatan, durasi trauma yang mengenai tulang, arah dan kekuatannya. Intrinsik : kapasitas tulang mengabsorbsi energy trauma, kelenturan, kekuatan densitas tulang.6

Hantaman yang keras akibat kecelakaan yang mengenai tulan akan mengakibatkan tulang menjadi patah dan fragmen tulang tidak beraturan atau terjadi discontinuitas di tulang tersebut.5Patah tulang panggul dapat diklasifikasikan berdasarkan hubungan mereka dengan kapsul pinggul (intracapsular dan ekstrakapsular), lokasi geografis (kepala, leher, trokanterika, intertrochanteric, dan subtrochanteric), dan tingkat displacement. Displacement kelas yang lebih tinggi berarti prognosis yang lebih buruk. Fraktur kepala femoral dan leher adalah intracapsular, sedangkan yang dari trokanterika, intertrochanteric, dan daerah subtrochanteric yang ekstrakapsular. Pengobatan serta prognosis untuk sukses serikat dan pemulihan fungsi normal bervariasi dengan jenis fraktur.Patah tulang pinggul intracapsular, seperti semua patah tulang intracapsular lainnya, sering memiliki penyembuhan yang rumit. Kapsul tebal yang mengelilingi patah tulang ini memisahkan mereka dari jaringan lunak yang berdekatan dan kapiler, menyebabkan pembentukan callous terganggu. Dengan demikian, nonunion dan AVN ditambahkan komplikasi patah tulang ini.

Manifestasi KlinikGejala-gejala pasien dan hasil pemeriksaan fisik biasanya tergantung pada jenis fraktur dan tingkat displacement. Bagi sebagian besar patah tulang femur proksimal, ekimosis umumnya muncul selama beberapa hari pertama setelah terjadi fraktur. Namun, ekimosis mungkin tidak terjadi dengan patah tulang leher femur karena hematoma fraktur dapat terkandung dalam kapsul pinggul.6Fraktur femur proksimal yang tidak lengkap atau nondisplaced dapat menyebabkan rasa sakit hanya sedikit dengan gerakan dan bantalan berat. Namun, secara klinis bukti patah tulang tersebut dapat diperoleh dengan menggunakan tes Stinchfield. Dengan tes ini, pasien berbaring pada terlentang posisi dan upaya untuk mengangkat kaki yang terkena melawan gravitasi dan kemudian terhadap perlawanan berat. Jika pangkal paha atau paha rasa nyeri ditimbulkan selama salah satu dari kedua latihan, tes ini positif.4Pasien dengan fraktur proksimal femur dispalaced biasanya tidak dapat menanggung beban dan melaporkan nyeri dengan bahkan sedikit gerakan ekstremitas yang terkena. Fraktur displaced biasanya menyebabkan kaki memperpendek dan menjadi abduksi dan eksorotasi beberapa darejat. Selain itu, mungkin ada rasa sakit atau krepitasi dengan palpasi tulang paha lateral dan trokanter.5Selain itu, gejala klasik fraktur menurut Lewis (2006):1. Nyeri: nyeri dirasakan langsung setelah jadi trauma, disebabkan adanya spasme otot; tekanan dari patahan tulang atau kerusaskan jaringan sekitarnya.1. Bengkak/edema: edema muncul lebih cepat dikarenakan cairan serosa yang terlokalisir pada daerah fraktur dan ekstravasi daerah jaringan sekitarnya.1. Memar/ekimosis: merupakan perubahan warna kulit sebagai akibat dari ekstravasi daerah di jaringan sekitarnya.1. Spasme otot: merupakan kontraksi otot involunter yang terjadi di sekitar fraktur.1. Penurunan sensasi: terjadi karena kerusakan syaraf, terkenanya syaraf karena edema.1. Gangguan fungsi: terjadi karena ketidakstabilan tulang yang fraktur, nyeri/ spasme otot, paralisis dapat terjadi karena kerusakan saraf.1. Mobilitas abnormal: adalah pergerakan yang terjadi pada bagian-bagian yang pada kondisi normalnya tidak terjadi pada fraktur tulang panjang.1. Krepitasi: merupakan rasa gemertak apabila bagian-bagian tulang digerakkan.1. Deformitas: posisi tulang yang abnormal, pergerakan otot yang mendorong fragmen tulang ke posisi abnormal, menyebabkan tulang hilang bentuk normalnya.1. Shock hipovolemik: shock terjadi sebagai kompensasi dari pendarahan hebat.1. Gambaran x-ray menentukan lokasi dan tipe fraktur.2,5

Pemeriksaan PenunjangDiagnosis dari patah tulang pinggul umumnya dibuat oleh sinar-X dari pinggul dan tulang paha. Seringkali dokter dapat menentukan bahwa anda memiliki patah tulang pinggul berdasarkan gejala dan posisi abnormal pinggul dan kaki. X-ray biasanya akan mengkonfirmasi bahwa anda memiliki patah tulang dan menunjukkan persis di mana fraktur pada tulang anda. Jika X-ray anda tidak menunjukkan patah tulang tetapi anda masih memiliki rasa sakit pinggul, dokter akan melakukan pemeriksaan MRI atau scan tulang untuk mencari retak kecil.5

PenatalaksanaanSetelah diagnosis patah tulang pinggul telah dibuat, kesehatan secara keseluruhan pasien dan kondisi medis akan dievaluasi. Dalam kasus yang sangat jarang, pasien mungkin begitu sakit bahwa operasi tidak akan direkomendasikan. Dalam kasus ini, keseluruhan kenyamanan pasien dan tingkat rasa sakit harus mempertimbangkan risiko anestesi dan operasi.Kebanyakan ahli bedah setuju bahwa pasien lebih baik jika mereka dioperasi dengancepat. Hal ini, bagaimanapun, penting untuk memastikan keselamatan pasien dan memaksimalkan kesehatan medis mereka secara keseluruhan sebelum operasi. Ini mungkin berarti mengambil waktu untuk melakukan studi diagnostik jantung dan lainnya.4

Non-surgical TreatmentPasien yang mungkin dipertimbangkan untuk pengobatan non operasi termasuk mereka yang terlalu sakit untuk menjalani segala bentuk anestesi dan orang-orang yang tidak dapat berjalan sebelum cedera mereka dan mungkin telah terbatas pada tempat tidur atau kursi roda.Beberapa jenis patah tulang dapat dianggap cukup stabil untuk dikelola dengan pengobatan non operasi. Karena ada beberapa risiko bahwa fraktur "stabil" ini mungkin menjadi tidak stabil dan mengubah posisi, dokter harus mengikuti dengan sinar X-periodik daerah. Jika pasien terbatas pada istirahat sebagai bagian dari manajemen untuk patah tulang ini, mereka akan perlu dipantau secara ketat untuk komplikasi yang dapat terjadi dari imobilisasi berkepanjangan. Ini termasuk infeksi, luka tempat tidur, pneumonia, pembentukan gumpalan darah, dan wasting gizi.

Surgical treatmentAnestesi untuk operasi dapat berupa anestesi umum dengan tabung pernapasan atau anestesi spinal. Dalam keadaan sangat jarang, di mana hanya beberapa sekrup yang direncanakan untuk fiksasi, anestesi lokal dengan sedasi berat dapat dipertimbangkan. Semua pasien akan menerima antibiotik selama operasi dan untuk 24-jam sesudahnya.Tes yang sesuai darah, rontgen dada, elektrokardiogram, dan sampel urine akan diperoleh sebelum operasi. Banyak pasien lanjut usia mungkin memiliki infeksi saluran kemih yang tidak terdiagnosis yang dapat menyebabkan infeksi panggul setelah operasi. Keputusan dokter bedah bagaimana untuk memperbaiki patah tulang terbaik akan didasarkan pada daerah pinggul yang rusak dan kebiasaan dokter bedah dengan sistem yang berbeda yang tersedia untuk mengelola cedera tersebut.

Waktu operasiJika kulit di sekitar fraktur belum rusak, dokter akan menunggu sampai pasien stabil sebelum melakukan operasi. Terbuka fraktur, bagaimanapun, mengekspos situs fraktur terhadap lingkungan. Mereka sangat membutuhkan untuk dibersihkan dan memerlukan operasi segera untuk mencegah infeksi.Untuk waktu antara perawatan darurat awal dan operasi, dokter akan menempatkan kaki pasien baik dalam belat-kaki panjang atau traksi skeletal. Hal ini untuk menjaga tulang sebagai selaras mungkin dan mempertahankan panjang kaki pasien.Traksi skeletal adalah sistem katrol weights dan counterweights yang memegang pecahan tulang bersama-sama. Itu membuat kaki lurus dan sering membantu untuk menghilangkan rasa sakit. Fiksasi eksternal Dalam jenis operasi ini, pin logam atau sekrup ditempatkan ke dalam tulang atas dan di bawah fraktur. Pin dan sekrup yang melekat pada sebuah bar di luar kulit. Perangkat ini adalah kerangka stabilisasi yang memegang tulang dalam posisi yang tepat sehingga mereka dapat menyembuhkan.Fiksasi eksternal biasanya pengobatan sementara untuk patah tulang paha. Karena mereka mudah diterapkan, fixators eksternal sering diletakkan di ketika pasien memiliki banyak luka dan belum siap untuk operasi panjang untuk memperbaiki fraktur. Fixator eksternal menyediakan stabilitas sementara yang baik hingga pasien cukup sehat untuk menjalani operasi akhir. Dalam beberapa kasus, fixator eksternal dibiarkan sampai tulang paha sembuh sepenuhnya, tapi ini tidak umum. Intramedullary Nailing Saat ini, metode yang paling sering ahli bedah gunakan untuk mengobati fraktur batang femoralis adalah memaku intramedulla. Selama prosedur ini, sebuah batang logam yang dirancang khusus dimasukkan ke dalam saluran sumsum tulang paha. Batang melewati seluruh fraktur untuk tetap dalam posisi.Paku intramedulla dapat dimasukkan ke dalam kanal baik di pinggul atau lutut melalui sayatan kecil. Hal ini mengacaukan ke tulang pada kedua ujungnya. Hal ini membuat kuku dan tulang di posisi yang tepat selama penyembuhan. Paku intramedulla biasanya terbuat dari titanium. Mereka datang dalam berbagai panjang dan diameter untuk menyesuaikan tulang femur yang paling.

Plates and screws Selama operasi ini, fragmen tulang pertama posisinya (dikurangi) ke dalam keselarasan normal mereka. Mereka diikat dengan sekrup khusus dan pelat logam terpasang ke permukaan luar dari tulang. Piring dan sekrup sering digunakan ketika Intramedullary Nailing mungkin tidak dapat dilakukan, seperti untuk fraktur yang memperpanjang ke pinggul atau lutut sendi.

Sebagian besar patah tulang batang femoralis memakan waktu 4 sampai 6 bulan untuk benar-benar sembuh. Beberapa kasus bahkan mengambil waktu lebih panjang, terutama jika fraktur terbuka atau patah menjadi beberapa bagian. Weight BearingBanyak dokter menganjurkan gerakan kaki di awal periode pemulihan. Sangat penting untuk mengikuti petunjuk dokter untuk meletakkan berat badan pada kaki yang terluka untuk menghindari masalah. Dalam beberapa kasus, dokter akan menyuruh pasien untuk menempatkan sebanyak mungkin berat diperbolehkan di kaki yang cedera setelah operasi. Namun, anda mungkin tidak dapat menempatkan berat penuh pada kaki anda sampai fraktur sudah mulai sembuh. Hal ini sangat penting untuk mengikuti petunjuk dokter dengan hati-hati. Ketika mulai berjalan, pasien kemungkinan besar akan perlu menggunakan tongkat atau walker untuk dukungan. Terapi FisikKarena pasien kemungkinan besar akan kehilangan kekuatan otot di daerah luka, latihan selama proses penyembuhan yang penting. Terapi fisik akan membantu untuk mengembalikan kekuatan normal otot, gerakan sendi, dan fleksibilitas. Seorang ahli terapi fisik kemungkinan besar akan mulai mengajar latihan khusus saat pasien masih di rumah sakit. Terapis juga akan membantu pasien belajar bagaimana menggunakan tongkat atau walker.

KomplikasiNonunion- kegagalan fraktur untuk sembuh, adalah umum (20%) dalam fraktur leher femur, tapi jauh lebih jarang terjadi dengan jenis fraktur panggul lain. Tingkat nonunion meningkat jika fraktur tidak diperlakukan pembedahan untuk membuang fragmen tulang.Malunion- penyembuhan patah tulang pada posisi yang terdistorsi, adalah sangat umum. Otot-otot paha cenderung untuk menarik pada fragmen tulang, menyebabkan mereka untuk tumpang tindih dan menyatukan dengan salah. Pemendekan, deformitas varus, deformitas valgus, dan malunion rotasi semua sering terjadi karena fraktur mungkin tidak stabil dan kolaps sebelum sembuh. Hal ini mungkin tidak banyak menjadi perhatian pada pasien dengan kemandirian dan mobilitas terbatas.Avascular necrosis dari kepala femoral sering (20%) dalam fraktur leher femur yang terjadi, karena suplai darah terganggu. Hal ini jarang terjadi setelah fraktur intertrochanteric. Patah tulang panggul jarang mengakibatkan cedera neurologis atau pembuluh darah.5

PembedahanInfeksi luka dalam atau dangkal memiliki insiden perkiraan 2%. Ini adalah masalah serius karena infeksi superfisial dapat menyebabkan infeksi dalam. Hal ini dapat menyebabkan infeksi tulang yang sedang sembuh dan kontaminasi implan. Sulit untuk menghilangkan infeksi dengan adanya benda asing logam seperti implan. Bakteri di dalam implan tidak dapat diakses untuk sistem pertahanan tubuh dan antibiotik. Manajemen adalah upaya untuk menekan infeksi dengan drainase dan antibiotik sampai tulang sembuh. Maka implan harus dihapus, berikut ini yang dapat menghilangkan infeksi.Kegagalan implan dapat terjadi; sekrup logam dan piring dapat patah, kembali keluar, atau memotong secara superior dan memasuki sendi. Hal ini terjadi baik melalui penempatan implan tidak akurat atau jika fiksasi tersebut tidak tertahan dalam tulang yang lemah dan rapuh. Dalam hal kegagalan, operasi dapat diulang, atau berubah menjadi penggantian panggul total.Mal-positioning: fraktur dapat diperbaiki dan kemudian sembuh dalam posisi yang tidak benar; terutama rotasi. Ini mungkin tidak menjadi masalah berat atau mungkin memerlukan operasi osteotomy selanjutnya untuk koreksi.6

MedikalBanyak orang yang tidak sehat sebelum mengalami fraktur pinggul; adalah umum untuk fraktur tersebut berlaku karena beberapa penyakit, terutama pada orang tua. Namun demikian, stres cedera, dan operasi kemungkinan, meningkatkan risiko penyakit medis termasuk serangan jantung, stroke, dan infeksi dada.Gumpalan darah mungkin terbentuk dapat menyebabkan trombosis vena dalam (DVT) . DVT adalah ketika darah di pembuluh darah kaki mengalami gumpalan dan menyebabkan rasa sakit dan pembengkakan. Hal ini sangat umum setelah fraktur panggul karena sirkulasi darag stagnan dan hiperkoagulasi sebagai respon terhadap cedera. DVT dapat terjadi tanpa menyebabkan gejala. Sebuah emboli paru (PE) terjadi ketika gumpalan darah dari DVT terlepas dari pembuluh darah di kaki dan melewati sampai ke paru-paru. Sirkulasi ke bagian paru-paru akan terhambat dan ini adalah sangat berbahaya. PE yang fatal mungkin berlaku adalah sekitar 2% setelah fraktur panggul dan dapat berkontribusi terhadap penyakit dan kematian dalam kasus lain.Kebingungan mental sangat umum setelah fraktur panggul. Biasanya akan menghilang sepenuhnya, tapi pengalaman nyeri, imobilitas, kehilangan kemandirian, pindah ke tempat yang aneh, operasi, dan obat-obatan bergabung untuk menyebabkan delirium atau menonjolkan demensia yang sudah ada.Infeksi saluran kemih (ISK) dapat terjadi. Pasientidak dapat bergerak dan berada di tempat tidur selama berhari-hari; mereka akan dipasang kateter yang biasanya menyebabkan infeksi.5

PrognosisSebagian besar penelitian mengevaluasi prognosis fraktur proksimal femur membandingkan intertrochanteric fraktur dengan patah tulang leher femur. Setelah operasi, hilangnya fiksasi jenis apapun kurang dari 15% untuk kedua intertrochanteric dan femoral fraktur leher. Komplikasi lain perawatan bedah fraktur femur proksimal, seperti non-union dan osteonekrosis, terjadi lebih sering dengan fraktur leher femoralis dibandingkan dengan fraktur intertrochanteric.Komplikasi yang terjadi dengan hemiarthroplasty untuk patah tulang leher femur termasuk dislokasi prosthesis selain prostesis melonggar. Tingkat dislokasi terkait dengan teknik, tapi insiden keseluruhan rendah dan dapat diturunkan dengan tindakan pencegahan gerakan panggul yang ketat yang diajarkan kepada pasien oleh terapis fisik.Menginap di rumah sakit cenderung panjang untuk pasien dengan fraktur intertrochanteric, dibandingkan dengan fraktur leher femoralis. Begitu juga sebagian besar dari pasien dengan fraktur intertrochanteric membutuhkan penempatan di sebuah panti jompo. Selain itu, meskipun secara keseluruhan angka kematian 1-tahun adalah sama antara pasien dengan fraktur intertrochanteric dan orang-orang dengan fraktur leher femur, pasien dengan fraktur intertrochanteric memiliki tingkat pemulihan lebih lambat dan tingkat kematian besar di rumah sakit pada bulan kedua dan pada bulan keenam.Orang-orang tua dua kali lebih berkemungkinan untuk meninggal segera setelah fraktur panggul daripada wanita lanjut usia. Dalam sebuah studi dari 804 pasien yang tinggal di komunitas, 31% dari laki-laki meninggal dalam waktu 1 tahun setelah mengalami fraktur panggul dan 42% dalam waktu 2 tahun. Sebagai perbandingan, hanya 15% wanita di penelitian meninggal dalam waktu 1 tahun dan 23% dalam waktu 2 tahun.6

EdukasiSebagai seorang dokter yang berdedikasi, kita perlulah memberikan segala edukasi yang berkait kepada pasien. Pasien seharusnya mendapatkan kalsium dan juga vitamin D yang mencukupi. Mereka juga perlulah memperbanyak latihan untuk memperkuat tulang serta menghindari rokok atau mengkomsumsi alcohol secara berlebihan. Selain itu, pasien juga perlulah sentiasa memperhatikan obatan yang diperoleh. Dalam aktivitas fisik, pasien juga haruslah berdiri secara perlahan-lahan dan menggunakan tongkat atau walker yang sesuai.6KesimpulanPatah tulang pinggul adalah cedera umum dan melemahkan yang memerlukan perawatan di rumah sakit. Dokter rumah sakit harus memiliki pemahaman yang jelas tentang ruang lingkup masalah ini, serta jenis dasar fraktur dan pilihan pengobatan. Perawatan dan rehabilitasi pasien tua dengan patah tulang pinggul mengangkat isu-isu sosial dan ekonomi yang melampaui manajemen ortopedi dan melibatkan banyak bagian yang berbeda dari tim perawatan kesehatan.

Daftar Pustaka1. Bickley S. Buku saku pemeriksaan fisik dan riwayat kesehatan Bates. 5th ed. Jakarta: EGC; 2006.2. Jon C. Thompson, Anatomy of Leg/knee, Netters concise orthopaedic anatomy, 2010; 9: 297-303.3. Mansjoer Arif,Suprohaita,Wardhani Ika Wahyu,Setiowulan Wiwiek.Kapita Selekta Kedokteran.Ed 3 jilid 2,FKUI.2000.4. Bickley L.S. Anamnesis. Bates Guide to physical examination and history taking. International edition. 10th edition. Lippincott Williams & Wilkins. Wolters Kluwer Health. 2009.5. Canale,. Beaty. Campbell's operative orthopaedics, 11th ed,2007;145-1476. Smith BA, Livesay GA, Woo SL. Biology and biomechanics of the anterior cruciate ligament. Clin Sports Med 1993; 12:637670.