Mata Merah blok 19
-
Upload
agunk-prasetyo -
Category
Documents
-
view
288 -
download
0
description
Transcript of Mata Merah blok 19
1. Jelaskan tentang pemeriksaan mata serta interpretasinya?
Pemeriksaan pada mata:
Pemeriksaan glaucoma:
1. Pemeriksaan TIO
2. Tonometri Schiotz
3. Tonometri aplanasi
4. Tonometri digital
5. Tebal kornea
6. Tonografi
7. gonioskopi
Uji lain pada glaucoma:
1. uji kopi
2. uji minum air
3. uji steroid
4. uji variasi diurnal
5. uji kamar gelap
Pemeriksaan tajam
penglihatan:
1. uji lubang kecil
2. uji pengkabutan
3. uji celah stenopik
4. uji silinder silang
5. uji duokrom
6. uji dominan mata
7. uji crowding
phenomena
Pemeriksaan gg. Motor
sensorik:
1. uji konvergensi
2. uji reflex kornea
Pemeriksaan lapang
pandangan:
1. uji konfrontasi
2. kampimeter
3. perimeter
Pemeriksaan fungsi
kelopak:
Uji edrofonium
Pemeriksaan pada kornea:
1. uji fluoresein
2. uji fistel
3. uji sensibilitas
kornea
4. papan placid
Pemeriksaan retina:
1. elektroetinografi
2. visual evoked
response
1.
Pemeriksaan pupil:
Pemeriksaan apparatus
lakrimal:
1. Uji anel
2. Uji rasa
3. Uji schirmer I
4. Uji schirmer II
uji retina dan macula:
1. uji proyeksi sinar
2. adaptasi gelap
amsler grid/ uji kisi-kisi
amsler
3. uji defek aferen pupil
Pemeriksaan lensa:
4. uji diskriminasi 2
sinar
5. uji Maddox Rod
6. uji interferometri atau
retinometri
1. loupe dengan sentolop dan lampu celah (slitlamp): untuk melihat benda yang lebih
besar dibandingkan ukuran normalnya. Kekuatan 4-6 D. loupe 5 D maka benda yang
dilihat harus terletak 20cm (100/5) atau pada titik api lensa Loupe.
2. Tonometer: pemeriksaan TIO. Sebaiknya dilakukan pada setiap orang berusia >40
tahun pada saat pemeriksaan fisik medic secara rutin maupun umum. Ada 5 jenisnya:
tonometer digital, tonometer Schiotz, tonometer aplanasi Goldman, Noncontact air-
puff tonometer, dan Hand held applanasi.
3. Oftalmoskop: dilakukan dlm kamar gelap untuk melihat bagian dalam mata atau
fundus okuli. Dibedakan menjadi 2 yi oftalmoskop langsung (pengamatan satu mata)
dan tidak langsung (pengamatan dgn kedua mata). Perbedaan antara oftalmoskopi
langsung adalah daerah yg dilihat, paling perifer sampai daerah ekuator, tidak
stereoskopis, berdiri tegak atau terbalik, dan pembesaran 15 kali. Pada oftalmoskopi
tdk langsung akan terlihat daerah fundus okuli 8 kali diameter papil, dpt dilihat
sampai ora serata, krn dilihat dgn 2 mata maka terdapat efek stereotipik, dan dgn
pembesaran 2-4 kali.
4. Kampimeter dan perimeter: alat pengukur atau pemetaan lapang pandang terutama
daerah sentral atau para-sentral. Lapang pandang adalah bag.ruangan yg terlihat oleh
satu mata dlm sikap diam memandang lurus ke depan.
Lapang pandang normal 90 derajat temporal, 60 derajat superior, 50 derajat nasal,
dan 70 derajat inferior.
5. Fluoresein: bahan yg berwarna jingga merah yg jika disinari gel.biru akan
memberikan gel.hijau. bahan larutan ini dipakai untuk melihat terdapatnya defek
epitel kornea, fistel kornea, atau yg disuntikkan intravena untuk dibuat foto pembuluh
darah retina.
6. Uji anel: domunique anel yi pemeriksaan fungsi ekskresi lakrimal.
7. Eksoftalmometer Hertel: mengukur penonjolan bola mata dgn alat hertel untuk
menilai tingginya eksoftalmus.
8. Uji Ishihara atau buta warna: kartu dgn titik-titk berwarna yg kecerahan dan
bayangannya membentuk angka, huruf, atau lainnya. Untuk menguji daya pisah
warna mata penderita yg diuji atas kemungkinan adanya buta warna.
9. Amsler Grid, uji kisi-kisi amsler: untuk mengetahui fungsi penglihatan sentral
macula.
10. Papan placid
Sumber: Staff Pengajar FKUI, 2014. Ilmu Mata. Jakarta FKUI.
2. Jelaskan tanda dan gejala infeksi mata dan managemennya
Tanda dan gejala infeksi mata:
- Konjungtivitis: hiperemi tarsus, konjungtivitis folikular, papil (konjungtivitis alergi
dan vernal), parut (trakoma), membrane (Steven John).
- Keratitis: infiltrate, edem, vaskularisasi.
- Skleritis: benjolan hiperemi, nekrosis, sclera tipis.
- Uveitis: KP’s, sel dalam badan kaca, focus dalam koroid.
- Retina vaskulitis: perdarahan, eksudat, edem.
Laserasi kulit dan kelopak mata
Penjahitan teliti terutama bila tepi kelopak mata yang terkena. Jika satu kanalikuli
lakrimale rusak, dapat dicoba untuk memperbaikinya. Namun jika perbaikan tidak
berhasil biasanya duktus lakrimalis yang tersisa masih mampu mengalirkan semua air
mata. Jika kedua kanalikuli terkena, usaha perbaikan harus selalu dilakukan.
Abrasi kornea
Abrasi kornea umumnya sembuh dengan cepat dan harus di terapi dengan salep
antibiotik dan pelindung mata. Dilatasi pupil dengan siklopentolat 1 % dapat membantu
menghilangkan nyeri yang disebabkn oleh spasme otot siliar. Setelah cedera biasanya
akibat objel flesibel seperti kuku jari, ranting sejumlah kecil pasien mngalami episode
nyeri berulang terutama pada pagi hari atau ketika berjalan. Kondisi ini disebut erosi
kornea berulang dan disebabkan oleh adhesi defektif dari epitel sehingga profilaksisnya
dengan menggunakan salep pelumas setiap malam tetapi hasil yang lebih permanen
dengan menginduksi parut subepitel. Parut ini di induksi dengan terapi laser atau dengan
melakukan sejumlah tusukan mikro pada daerah mata yang terkena.Cedera radiasi pada
kornea memeberi respon yang cepat terhadap terapi yng sama sepeti halnya abrasi.
Benda asing pada kornea
Harus diangkat dengan jarum dengan pemberian anestesi topikal : kadang masih
tetap tersisa cincin korosi dan dapat dihilangkan dengan bur kecil. Objek subtarsal
seringkali dapat disapu cotton bud dari kelopak mata yang eversi. Pasien kemudian
diterapi seperti pada abrasi. Jika terdapat petunjuk bahwa benda asing telah menembus
bola mata, maka mata harus diperiksa secara teliti dengan dilatasi pupil sehingga lensa
dan retina dapat dilihat dengan baik. Pemeriksaan dibawah sinar x dengan melihat ke atas
dan kemudian melihat ke bawah atau CT scan mungkin juga diindikasikan jika diduga
terdapat benda asing intraokular
Trauma tembus kornea dan sclera
Letakkan penutup mata dengan lembut di atas mata dan pasien kemudian dirujuk
untuk mendapatkan tatalaksana segera. Cedera serius memerlukan penjahitan bedah
mikro yang teliti untuk mengembalikan integritas bola mata
Uveitis
Memberi respon pada tetes mata steroi dan dilator. Uveitis dapat disertai peningkatan
tekanan intraokular yang membutuhkan terapi medis tambahan.
Hifema
Biasanya membaik dengan istirahat namun dpat terjadi perdarahan kembali pada 5-6
hari pertama setelah cidera. Tetes mata steroid diberikan jangka pendek bersama dengan
dilatasi pupil.
Kerusakan retina
Komosio retina : retina keruh dan biasanya membaik dengan pemeriksaan lebih
telitimembutuhkan intervensi bedah. Perdarahan vitrous terabsopsi dalam waktu beberapa
minggu diperlukan pengankatan vitrektomi. USG untuk medeteksi ablasio retina
Sumber :
James, Bruce, 2005 , Oftalmologi, Erlangga Medical Series
Olver, Jane & Cassidy, Lorraine, 2011. At a Glance Oftalmologi. Jakarta; Erlangga.
3. Jelaskan faktor yang menyebabkan peningkatan tekanan intraocular
a) Usia
Rata-rata tekanan intraocular meningkat dengan bertambahnya usia. Berkaitan dengan
peningkatan tekanan darah dan nadi serta obesitas
b) Jenis kelamin
wanita lebih tinggi namun hal ini belum dibuktikan oleh penelitian lain
c) Ras
pada penelitian di Amerika bahwa TIO lebih tinggi pada orang kulit hitam disbanding
kulit putih
d) Keturunan
TIO dipengaruhi oleh faktor genetik
e) Variasi musim
Pada satu penelitian didapatkan bahwa TIO pada musim dingin lebih tinggi dibandingkan
musim lain. Hal ini kemungkinan terkait dengan jumlah waktu terang dan perubahan
tekanan atmosfer.
f) Tekanan darah
Perubahan besar tekanan darah selalu diiringi perubahan tekanan intraokular. Besarnya
fluktuasi TIO berhubungan dengan tingginya tekanan arterial dan okular. Beberapa
penelitian lain juga mendapatkan bahwa TIO terkait dengan denyut nadi dan kosentrasi
hemoglobin.
g) Obesitas
Orang gemuk cenderung mempunyai TIO yang tinggi.
h) Posisi tubuh
Tekanan intraokular meningkat kira-kira 6 mmHg pada perubahan posisi duduk ke
berbaring
i) Olah raga
Olah raga dapat segera menurunkan TIO. Hal ini diduga karena asidosis dan perubahan
osmolalitas serum.
j) Neural
Satu penelitian mendapatkan bahwa pelepasan katekolamin, agonis adrenergik dan
adenosin monofosfat siklik dapat menurunkan TIO.
k) Obat-obatan
Beberapa golongan obat-obatan dapat mempengaruhi TIO. Jenis obat yang dapat
menurunkan TIO antara lain: obat-obatan untuk anestesi umum, b blocker, alkohol dan
mariyuana. Jenis obat yang dapat meningkatkan TIO antara lain: kortikosteroid dan obat-
obat golongan sikloplegik.
l) Inflamasi
Tekanan intraokular pada mata yang mengalami inflamasi biasanya menurun karena
produksi cairan akuos menurun, namun bila terjadi hambatan pengeluaran akuos akibat
peradangan yang terjadi maka TIO dapat meningkat.
m) Operasi
Tekanan intraokular pasca operasi akan menurun pada kebanyakan kasus, namun pada
keadaan tertentu dapat meningkat akibat hambatan pengeluaran akuos oleh inflamasi atau
proses pada operasi tersebut.
Sumber :
Staff Pengajar FKUI, 2014. Ilmu Mata. Jakarta FKUI.
4. Penyebab mata merah dan penurunan penglihatan
Penyebab mata merah yang paling sering adalah karena pembuluh darah pada permukaan
mata meradang.
Udara yang panas/kering
Terpapar sinar matahari
Debu
Reaksi alergi
Influenza
Bakteri dan virus
Batuk.
Infeksi dapat terjadi pada struktur berbeda dari mata dan biasanya akan menimbulkan
gejala tambahan seperti nyeri, discharge (tahi mata berlebih), atau perubahan visi.
Infeksi yang bisa menyebabkan mata menjadi merah antara lain:
Peradangan pada folikel bulu mata (blepharitis)
Peradangan selaput mata (konjungtivitis/ penyakit mata menular)
Borok yang menutupi mata (ulkus kornea)
Radang pada uvea (uveitis).
Kondisi lain yang dapat menyebabkan mata merah antara lain:
Trauma atau luka pada mata
Meningkatnya tekanan bola mata yang menimbulkan rasa sakit (glaukoma akut)
Kornea tergores yang disebabkan karena iritasi atau terlalu sering menggunakan
lensa kontak
Masalah perdarahan.
Keratitis adalah radang pada kornea.
Keratitis dapat disebabkan oleh proses infeksi ataupun peradangan steril (tidak
ada kuman infeksi yang menyerang).
Infeksi pada kornea dapat disebabkan oleh bakteri, jamur, virus ataupun protozoa
(Acanthamoeba sp. atau. Riwayat trauma pada mata juga dapat menyebabkan
keratitis, seperti kemasukan benda asing atau tergores aibat penggunaaan lensa
kontak.
Penggunaan obat-obatan secara sembarangan juga dapat menyebabkan keratitis.
Terutama obat-obat golongan penekan sistem imun, seperti kortikosteroid, dan
juga obat-obat penghilang rasa nyeri. Penggunaan obat-obatan diatas harus
dengan resep dan pengawasan dokter.
Fungsi kornea sebagai jendela mata menyebabkan gangguan pada kornea
berakibat pada penurunan penglihatan. Penglihatan yang menurun merupakan
tanda dari suatu penyakit mata yang serius dan memerlukan penanganan yang
tepat. Gejala umum lain yang terjadi pada keratitis adalah nyeri pada mata,
fotofobia, dan mata berair. Nyeri pada keratitis diperberat pada saat menggerakan
kelopak mata, terutama kelopak mata atas. Fotofobia merupakan kondisi mata
yang sensitif pada cahaya, sehingga pasien akan merasa silau saat melihat cahaya.
Terdapat enam penyebab serius mata merah, yang dapat menimbulkan penurunan
penglihatan :
a. Acute angle closure glaucoma
b. Keratitis
c. Iritis
d. Scleritis
e. Penetrating eye injury or embedded foreign body
f. Acid or alkali burn to the eye
g. Infectious Corneal Ulcer
h. Non-Infectious Corneal Ulcer
i. Endophthalmitis
Mata merah, visus normal :
a. Bacterial conjunctivitis
b. Viral conjunctivitis
c. Allergic conjunctivitis
d. Infectious chronic conjunctivitis
e. Marginal keratitis
f. Recurrent corneal erosion
g. Spontaneous subconjunctival haemorrhage
h. Episcleritis
i. Scleritis
j. Contact lens problems
Sumber :
Ilyas Sidarta, 2014. Ilmu Penyakit Mata Edisi ke-5. Jakarta; FK UI
5. Keadaan yang berhubungan dengan injeksi siliaris
Mata merah yg berulang sejak 1 tahun. Injeksi siliar yi melebarnya pembuluh darah
perikornea (A. siliar anterior) akibat glaucoma, radang jaringan uvea, tukak kornea,
keratitis, endoftalmitis, panoftalmitis, benda asing pd kornea.
Sumber :
Ilyas Sidarta, 2014. Ilmu Penyakit Mata Edisi ke-5. Jakarta; FK UI.
TUGAS INDIVIDU TUTORIAL Desember, 2015
“MATA MERAH DAN KABUR”
Disusun Oleh :
NAMA : SYAVIRA ANDINA ANJAR
STAMBUK : N 101 12 168
KELOMPOK : IV(EMPAT)
PROGRAM STUDI PENDIDIKAN DOKTER
FAKULTAS KEDOKTERAN DAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS TADULAKO
PALU
2015