up 6 blok 19

6
 SINOPSIS TUTORIAL Blok : 19 UP : 6  Nama : WARYOTO NIM : 08/269050/KH/5990 Learning Objectives : 1. Menget ahui ten tang in tus usepsi ! 2. Menget ahu i t erap i i ntu sus eps i! Ringkasan Belajar : 1. INTUSUSEPSI Menggambarkan suatu kondisi di mana salah satu segmen dari usus (intususeptum) tele sk op atau inva gi na si ke da la m lumen da n se gmen ya ng be rdekat an da ri us us (intussuscipiens). Intussusceptions dapat terjadi pada setiap lokasi di saluran pencernaan dari lambung ke usus besar, paling sering segmen usus yang terlibat adalah jejunum (di tengah usus kecil) atau persimpangan ileocecocolic (dimana usus kecil bergabung dengan usus  besar. Umumnya intususeptum adalah bagian yang lebih proksimal dari usus (yaitu lebih dekat ke mulut) yang menjadi segmen teleskop (lebih dekat ke anus) lebih distal. Pola ini mengikuti arah gerakan peristaltik normal.

Transcript of up 6 blok 19

Page 1: up 6  blok 19

5/11/2018 up 6 blok 19 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/up-6-blok-19 1/6

 

SINOPSIS TUTORIAL

Blok : 19 UP : 6

  Nama : WARYOTO NIM : 08/269050/KH/5990

Learning Objectives :

1. Mengetahui tentang intususepsi !

2. Mengetahui terapi intususepsi!

Ringkasan Belajar :

1. INTUSUSEPSI

Menggambarkan suatu kondisi di mana salah satu segmen dari usus (intususeptum)

teleskop atau invaginasi ke dalam lumen dan segmen yang berdekatan dari usus

(intussuscipiens). Intussusceptions dapat terjadi pada setiap lokasi di saluran pencernaan dari

lambung ke usus besar, paling sering segmen usus yang terlibat adalah jejunum (di tengah

usus kecil) atau persimpangan ileocecocolic (dimana usus kecil bergabung dengan usus

 besar. Umumnya intususeptum adalah bagian yang lebih proksimal dari usus (yaitu lebihdekat ke mulut) yang menjadi segmen teleskop (lebih dekat ke anus) lebih distal. Pola ini

mengikuti arah gerakan peristaltik normal.

Page 2: up 6  blok 19

5/11/2018 up 6 blok 19 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/up-6-blok-19 2/6

 

Etiologi

Paling sering intussusceptions berhubungan dengan beberapa masalah yang

menyebabkan peradangan usus (enteritis). Penyebab umum enteritis adalah parasit usus(cacing tambang, whipworms, dan cacing gelang), protozoa, infeksi bakteri atau virus

(Giardia, Salmonella, distemper anjing, dan parvovirus), benda asing usus (tulang, mainan

 plastik, dll), perubahan pola makan tiba-tiba , massa usus (tumor) dan setiap prosedur 

 pembedahan dilakukan pada usus. Peningkatan motilitas dalam segmen usus (hipermotilitas)

yang berdekatan dengan segmen yang memiliki kekurangan motilitas (ileus) dapat

menyebabkan segmen hypermotile ke teleskop ke segmen dengan ileus, menghasilkan suatu

intususepsi.

Intussusceptions terjadi terutama pada anjing dan jarang pada kucing. Anjing

gembala Jerman mungkin memiliki insiden yang lebih tinggi dibandingkan ras lainnya

intususepsi. Lebih umum, intususepsi terjadi pada anjing muda, (kurang dari satu tahun usia)

mungkin karena insiden yang lebih tinggi masalah parasit dan virus enteritis (distemper dan

 parvovirus)

Gejala klinis

Anjing yang mengalami intussusceptions secara umum telah mengalami episode diare

atau muntah sebelum intususepsi terjadi. Volume kecil diare berdarah, nyeri perut, atau

teraba massa abdomen yang sugestif dari sebuah intususepsi. Tingkat keparahan dari tanda-

tanda klinis tergantung pada lokasi intususepsi, dengan masalah yang lebih rendah dalam

saluran usus menyebabkan tanda-tanda klinis kurang parah. Intussusceptions dapat menjadi

kronis atau intermiten.

Diagnosa

Intususepsi harus menjadi pertimbangan pada pasien dengan riwayat muntah atau

diare yang memiliki massa teraba di perut. Massa dapat dirasakan sebagai loop sosis

  berbentuk usus menebal. Kadang-kadang usus kecil dapat dirasakan memasuki massa.

Radiografi akan menunjukkan pola yang khas dari obstruksi usus dengan loop gas dan cairan

melebar penuh dari usus jika obstruksi yang disebabkan oleh intususepsi selesai. Dalam

kasus obstruksi parsial, mungkin tidak ada tanda-tanda signifikan pada radiografi polos dan

sebuah studi kontras barium mungkin diperlukan untuk mengidentifikasi masalah. Jika

 pemeriksaan USG perut tersedia, daerah intususepsi sering dapat diidentifikasi,

2

Page 3: up 6  blok 19

5/11/2018 up 6 blok 19 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/up-6-blok-19 3/6

 

 

Pengobatan

Dalam kebanyakan kasus, bagaimanapun, operasi diperlukan untuk mengobati

masalah ini. Terulangnya intussusceptions adalah umum, sehingga bahkan intususepsi dapat

dikurangi secara manual, operasi sering dianjurkan untuk melakukan prosedur yang

dirancang untuk mengurangi kejadian kekambuhan. Dalam hal ini, daerah usus yang rusak 

akan dihilangkan dan memotong ujung usus yang disambung bersama-sama dengan jahitan

(prosedur disebut anastomosis usus).

Karena kebanyakan pasien yang mengalami intussusceptions mengalami muntah dan

diare, dehidrasi dan status elektrolit pasien harus ditangani sebelum operasi jikamemungkinkan. Hal ini melibatkan beberapa analisis kimia darah dan pengobatan dengan

cairan intravena yang sesuai. Pengobatan hewan dengan intususepsi adalah sulit.

2. Penanganann intususepsi( terapi dan pencegahan)

Indikasi :

Enterotomi adalah suatu tindakan penyayatan pada usus yang bertujuan untuk 

mengangkat benda asing atau kemungkinan adanya gangren pada usus (Yusuf, 1995). Benda

asing yang ditemukan itu sangat bervariasi seperti kulit yang keras, kain, jarum besi, kawat,

seng, rambut, tulang yang keras dan lain-lain. Benda asing yang besar akan menyebabkan

gejala ileus obstruksi, sedangkan benda tajam menyebabkan  perforasi saluran cerna dengan

gejala  peritonitis. Untuk mendiagnosa adanya benda asing pada saluran pencernaan tidak 

mudah tetapi dengan pemeriksaan ronsen dapat membantu diagnosa (Ibrahim, 2000).

Persiapan :

- Persiapan alat dan bahan

- Persiapaan operator dan asisten operator 

3

Page 4: up 6  blok 19

5/11/2018 up 6 blok 19 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/up-6-blok-19 4/6

 

- Premedikasi dan anestesi

Premedikasi yang digunakan pada operasi ini adalah Atropine Sulfat dengan dosis

0,04 mg/kg berat badan secara subkutan. Hal ini dilakukan untuk mencegah terjadinya

muntah, hipersalivasi dan sebagai sedatif. Setelah sepuluh menit dilanjutkan dengan pemberian anastesi umum, diberikan Ketamin 20 mg/kg berat badan, Xylazin 3 mg/kg

 berat badan yang dikombinasikan dalam satu spuit secara intra muskulus.

Kombinasi obat anastesi dilakukan untuk mendapatkan anastesi yang sempurna,

dimana kedua obat ini mempunyai efek kerja yang antagonis atau berlawanan, sehingga

efek buruk yang ditimbulkan berkurang.

Ketamin mempunyai sifat analgesik  dan kataleptik  dengan kerja singkat. Sifat

analgesiknya sangat kuat untuk sistem somatik, tetapi lemah untuk sistem viceral. Tidak 

menyebabkan relaksasi otot lurik, bahkan kadang-kadang tonusnya meninggi. Ketamin

mimilik kekurangan yaitu sangat lemah sifat analgesik  pada visceral  karena itu tidak 

dapat diberikan secara tunggal untuk prosedur operasi (Fossum, 2002)

Sedangkan xylazin mempunyai efek sedasi, analgesi,anastesi dan relaksasi otot

 pada dosis tertentu. Xylazin mempunyai efek terhadap sistem sirkulasi, penapasan dan

 penurunan suhu tubuh. Selain itu dapat menyebabkan bradiaritmia, serta diikuti oleh

hipotensi yang berlangsung lama .

Setelah hewan benar-benar teranastesi baru dilakukan penyayatan pada linea alba

daerah abdomen dengan posisi dorso recumbency dari mulai kulit sampai menembus

lapisan peritonium. Pada saat penyayatan lapisan  peritonium hendaknya dibantu dengan

  jari tangan untuk menghindari tersayat atau tergunting organ visceral . Selama

  berlangsung stadium anastesi, cardiolog  memonitor frekuensi denyut jantung dan

 pernafasan setiap 5 menit sekali sampai pembedahan selesai (Tilley dan Smith, 1997).

Teknik operasi

Setelah pasien teranastesi, pasien diletakkan di atas meja operasi pada posisi dorsal 

recumbency, kemudian daerah yang akan diinsisi didesinfeksi dengan alkohol 70% dan

Iodium tincture 3%, pada daerah operasi dipasang drapping  untuk mencegah terjadinya

kontaminasi.

Kulit diinsisi pada linea median dari umbilicus ke caudal sepanjang kurang lebih 5-

6 cm dengan menggunakan scalpel. Preparasi tumpul dilakukan untuk mendapatkan linea

alba, kemudian bagian kanan dan kiri linea alba dijepit dengan allis forcep, kemudian

4

Page 5: up 6  blok 19

5/11/2018 up 6 blok 19 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/up-6-blok-19 5/6

 

dengan ujung gunting atau scalpel dibuat irisan kecil pada linea alba. Irisan diperpanjang

dengan menggunakan gunting lurus (sebagai pemandu, jari telunjuk dan jari tengah tangan

kiri diletakkan di bawah linea alba agar organ dalam tidak tergunting).

Kemudian usus dikeluarkan, bagian kiri dan kanan dari usus yang akan disayat diikatdengan kain kasa kemudian kain kasa tersebut diklem. Dibuat sayatan pada permukaan usus

dan benda asing dikeluarkan usahakan agar usus tetap dalam keadaan basah dengan cara

membilas dengan NaCl Fisiologis.

Kemudian mucosa dijahit dengan pola simple continous dan serosa dijahit dengan

 pola lambert  dengan menggunakan cat gut  000/0000. untuk memastikan ada tidaknya

kebocoran dilakukan uji kebocoran usus dengan menggunakan NaCl Fisiologis. Setelah

dipastikan tidak bocor, usus  dimasukkan kembali ke rongga abdomen, kemudian

 peritoneum dijahit dengan menggunakan benang cutgat kromik dengan pola  simple

interrupted, musculus dan  fascia dijahit dengan benang cat gut  pola  simple continous dan

kulit dijahit dengan benang silk pola simple interrupted (Anonymous, 2004).

Pengujian Kebocoran Usus

Pengujian terhadap kebocoran usus dapat dilakukan dengan cara:

- Menekan jari kelingking ditempat persambungan\jahitan, maka akan terasa usus

 buntu atau tidak.

- Memijat usus didekat persambungan dan melintaskan isi usus melalui persambungan,

 jika tempat persambungan bocor maka sebagian isi usus akan keluar.

- Menyuntikan larutan NaCl Fisiologis kedalam lumen sambungan usus tersebut, bila

larutan tidak keluar maka sambungan sudah baik.

- Jika sambungan usus tersebut buntu maka dapat dibuat irisan sepanjang 1 cm, kira-

kira 3 cm dari persambungan, lewat irisan tadi dimasukan hemostatik forseps untuk 

membuka persambungan yang buntu tersebut.

- Jika ada kebocoran maka pada tempat-tempat tersebut dijahit dengan menggunakan

metode cushing sampai kebocoran dapat diatasi.

Perawatan Pasca Bedah

Setelah operasi dilakukan, daerah incisi dibersihkan dan diberikan iodium, ke dalam

luka disemprotkan penisilin oil, di atas luka jahitan ditaburkan wonder dust dan dioleskan

dengan swat. Kemudian pasien diberikan procain penisilin G dengan dosis 0,5 cc secara IM.

Selama perawatan diberikan makanan yang bergizi dan makanan yang mudah dicerna.

5

Page 6: up 6  blok 19

5/11/2018 up 6 blok 19 - slidepdf.com

http://slidepdf.com/reader/full/up-6-blok-19 6/6

 

Injeksi Vitamin B compelk selama 3 hari berturut-turut. Selama masa perawatan pasca bedah

 pasien tidak diberikan keleluasaan untuk bergerak. Jahitan dibuka setelah daerah opearsi

sudah mengering dan pada bekas operasi di olesi iodium tincture 3%.

DAFTAR PUSTAKA

Anonymous (2004).   Penuntun Ilmu Bedah dan Radiology. Fakultas Kedokteran Hewan

Universitas Syiah Kuala. Banda Aceh.

Applewhite, Aric and William R. Daly. 2006.  Intususepsi. American college of veterinary

Surgeons

Fossum, T.W. (2002). Small Animal Surgery. 2nd ed. Mosby. USA.

Ibrahim, R. (2000).  Pengantar Ilmu Bedah Umum Veteriner . Syiah Kuala University Press.

Banda Aceh.

Tilley. P.L. and F.W.K. Smith. (2000). The Five Minutes Veterinary Consult Canine and 

 Feline. 2

nd

ed. Lippicont. Philadelphia.

6