MAKALAH psikologi

37

Click here to load reader

Transcript of MAKALAH psikologi

Page 1: MAKALAH psikologi

MAKALAH FAKTOR-FAKTOR YANG MEMPENGARUHI KEBERHASILAN BELAJAR MENGAJAR

Disusun untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah Strategi Pembelajaran PAI

Semester 6, STAI Sufyan Tsauri Kec. Majenang

Tahun 2011

BAB I

PENDAHULUAN

(Fery Anggriawan)

A. LATAR BELAKANG

Pengertian Belajar menurut C.T. Morgan dalam buku Introduction To Psychology

(1961), Belajar adalah suatu perubahan yang relatif menetap dalam tingkah laku sebagai

akibat / hasil dari pengalaman yang lalu. Ringkasnya ia mengatakan bahwa belajar adalah

setiap perubahan yang relative menetap dalam tingkah laku yang terjadi sebagai suatu hasil

dari latihan atau pengalaman.Siswa mengalami suatu proses belajar.[1]

Dalam proses belajar tesebut, siswa menggunakan kemampuan mentalnya untuk

mempelajari bahan belajar. Kemampuan-kemampuan kognitif, afektif dan psikomotorik

yang dibelajarkan dengan bahan belajar menjadi semakin rinci dan menguat. Adanya

informasi tentang sasaran belajar, adanya penguatan-penguatan, adanya evaluasi dan

keberhasilan belajar, menyebabkan siswa semakin sadar, akan kemampuan dirinya.

Pengertian Mengajar Jerome S. Brunner dalam bukunya Toward a theory of instruction

mengemukakan bahwa mengajar adalah menyajikan ide, problem atau pengetahuan dalam

bentuk yang sederhana sehingga dapat dipahami oleh setiap siswa. Ngalim Purwanto dalam

bukunya Ilmu Pendidikan Teoritis dan Praktis (1998: 150) mengemukakan yang dimaksud

dengan mengajar ialah memberikan pengetahuan atau melatih kecakapan-kecakapan atau

keterampilan-keterampilan kepada anak-anak.[2]

B. PERUMUSAN MASALAH

Sehubungan dengan latar belakang di atas, maka yang menjadi perumusan masalah di

dalam makalah ini adalah sebagai berikut :

Page 2: MAKALAH psikologi

1. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi belajar mengajar ?

2. Apa saja indikator keberhasilan belajar mengajar ?

3. Bagaimana cara mengukur atau menilai tingkat keberhasilan tersebut ?

4. Bagaimana cara program perbaikan bila tidak mencapai keberhasilan?

[1]

http://kuliahpsikologi.dekrizky.com/pengertian-belajar.html

[2] mitanggel.blogspot.com/2009/09/pengertian-mengajar.html

C. TUJUAN PENULISAN

Adapun tujuan dari penulisan makalah ini adalah selain untuk memenuhi tugas dalam

mata kuliah Strategi Pembelajaran PAI juga agar Bapak/Ibu Guru maupun Calon Guru

seperti layaknya tim penyusun makalah dapat memahami faktor – faktor yang

mempengaruhi keberhasilan proses belajar mengajar agar pembejalaran yang dilaksanakan

berhasil sesuai dengan yang diharapkan.

D. SISTEMATIKA PENULISAN

Makalah ini terdiri dari tiga bagian, yaitu Pertama: Pendahuluan, meliputi Latar

Belakang Masalah, Rumusan Masalah dan Sistematika Penulisan, Manfaat Penulisan.

Kedua: Pembahasan, meliputi : Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi belajar mengajar,

Apa saja indikator keberhasilan belajar mengajar, Bagaimana cara mengukur atau menilai

tingkat keberhasilan tersebut, Bagaimana cara program perbaikan bila tidak mencapai

keberhasilan. Ketiga : Penutup, meliputi : Kesimpulan, Saran-saran.

E. METODE PENULISAN

Dari banyak metode yang kami tim punyusun ketahui, penulisan makalah ini

menggunakan metode kepustakaan. Pada zaman modern ini metode kepustakaan tidak hanya

berarti pergi ke perpustakaan guna mencari bahan dan materi makalah tapi dapat pula

dilakukan dengan pergi ke warung internet (warnet). Kami menggunakan metode ini karena

jauh lebih praktis, efektif, efisien, serta sangat mudah untuk mencari bahan dan data–data

tentang topik ataupun materi yang kami gunakan untuk makalah ini.

F. MANFAAT PENULISAN

1. Manfaat Praktis

a. Bagi Penulis

Page 3: MAKALAH psikologi

Sebagai bahan masukan, agar penulis dapat lebih peka terhadap fenomena-

fenomena yang ada di lingkungan pendidikan terkait faktor – faktor yang

mempengaruhi keberhasilan pembelajaran, dan sebagai acuan bagi penulis untuk

terus berkarya dan menggali potensi diri.

b. Bagi Pemerintah

Sebagai bahan masukan, dalam mengentaskan persoalan pendidikan yang ada di

negeri ini, agar dapat terwujudnya masyarakat yang cerdas dan berpendidikan.

c. Bagi Masyarakat Umum

Sebagai bahan masukan terkait peran seluruh masyarakat untuk ikut berperan

aktif dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui proses pembelajaran.

2. Manfaat Teoritis

a. Bagi Akademisi

Bagi akademisi sebagai wacana untuk terus menggali ilmu pengetahuan terkait

dengan faktor – faktor keberhasilan pembelajaran.

b. Masyarakat umum

Berfungsi sebagai bahan bacaan untuk menambah wawasan terkait faktor-faktor

yang mempengaruhi proses belajar mengajar.

BAB II

PEMBAHASAN

A. FAKTOR – FAKTOR YANG MEMPENGARUHI BELAJAR MENGAJAR

Faktor – faktor yang mempengaruhi keberhasilan tersebut adalah :

1. Tujuan Pembelajaran

Tujuan pembelajaran menggambarkan bentuk tingkah laku atau kemampuan yang

diharapkan dapat dimiliki siswa setelah proses pembelajaran. Rumusan tujuan

pembelajaran dapat dibuat dalam berbagai macam cara. Seringkali terjadi, rumusan itu

menggambarkan apa yang akan dilakukan guru dalam proses pembelajaran. Jika

rumusan semacam ini dibuat, tidak memberi tuntutan kepada siswa untuk belajar

sehingga memperoleh hasil tertentu. Dengan singkat dapat dikemukakan bahwa

rumusan tujuan harus menggambarkan bentuk hasil belajar yang ingin dicapai siswa

melalui proses pembelajaran dilaksanakan.[3]

Page 4: MAKALAH psikologi

2. Guru

Peran guru di sekolah juga sangat penting dalam meningkatkan kemauan belajar

anak anak. Seorang guru dapat memotivasi dan memberikan pengarahan kepada anak

anak bagaimana cara belajar yang baik dan mengembangkan potensi lebih yang terdapat

pada anak.

Ada beberapa aspek yang menentukan keberhasilan guru dalam proses belajar

mengajar yaitu :

a. Kepribadian

Hal ini akan mempengaruhi pola kepemimpinan yang guru perlihatkan ketika

melaksanakan tugas didalam kelas

b. Pandangan terhadap anak didik

Proses belajar dari guru yang memandang anak didik sebagai mahluk individual

dengan yang memiliki pandangan anak didik sebagai mahluk sosial akan berbeda.

Karena prosesnya berbeda, hasil proses belajarnya pun akan berbeda.

[3] Drs.

Lukmanul Hakim, M.Pd. Perencanaan Pembelajaran, (Bandung, CV Wacana Prima), 91

c. Latar belakang dan Pengalaman guru

Guru pemula dengan latar belakang pendidikan keguruan lebih mudah

menyesuaikan diri dengan lingkungan sekolah, karena ia sudah dibekali dengan

seperangkat teori sebagai pendukung pengabdiannya. Tingkat kesulitan yang

ditemukan guru semakin berkurang pada aspek tertentu seiring dengan

bertambahnya pengalamannya.

Guru yang bukan berlatar belakang pendidikan keguruan dan ditambah tidak

berpengalaman mengajar , akan banyak menemukan masalah dikelas. Oleh sebab

itu, untuk menjembatinya dibuat program Akta 4 dan Akta 5.

3. Anak Didik

Aspek dari anak didik yang mempengaruhi keberhasilan belajar mengajar adalah :

a. Psikologis anak didik

b. Biologis anak didik

c. Intelektual anak didik

d. Kesenangan terhadap pelajaran

Page 5: MAKALAH psikologi

e. Cara belajar anak didik[4]

Hal diatas yang menyebabkan perbedaan karakteristik anak didik , misalnya

pendiam, aktif, keras kepala, kreatif , manja dan sebagainya. Anak yang dengan ciri-ciri

mereka masing-masing berkumpul di dalam kelas dan yang mengumpulkan tentu saja

guru atau pengelola sekolah. Banyak sedikitnya jumlah anak didik dikelas akan

mempengaruhi pengelolaan kelas.

Angka-angka dirapor menunjukkan bukti nyata dari keberhasilan belajar mengajar.

Hal ini sebagai bukti bahwa tingkat penguasaan anak terhadap bahan pelajaran yang

diberikan oleh guru, karena itu dikenalilah tingkat keberhasilan maksimal (istimewa),

Optimal (baik sekali), minimal (baik) dan kurang untuk setiap bahan yang dikuasai anak

didik.[5]

[4]

http://ustadsatria.blogspot.com/

[5] http://akta408.wordpress.com/

4. Media Pembelajaran

Media pembelajaran ini membuat konkrit konsep-konsep yang masih abstrak.

Konsep-konsep yang dirasakan masih bersifat abstrak dan sulit dijelaskan secara

langsung kepada siswa bisa dikonkritkan atau disederhanakan melalui pemanfaatan

media pembelajaran.[6]

5. Kegiatan Pengajaran

Pola umum kegiatan pengajaran adalah terjadinya interaksi antara guru dengan

anak didik dengan bahan pelajaran sebagai perantaranya. Guru yang mengajar, anak

didik yang belajar.. Gaya mengajar guru mempengaruhi gaya belajar anak didik.

Ada 3 aspek yang dapat dilihat dari kegiatan pengajaran untuk keberhasilan belajar

mengajar yaitu:

a. Gaya mengajar guru

1) Gaya mengajar klasik,

2) Gaya mengajar teknologis,

3) Gaya mengajar personalisasi dan

4) Gaya mengajar interaksional

b. Pendekatan guru

Page 6: MAKALAH psikologi

1) Pendekatan individual

Guru berusaha memahami anak didik dengan segala persamaan dan

perbedaannya

2) Pendekatan kelompok

Berusaha memahami anak didik sebagai mahluk sosial. Perpaduan kedua

pendekatan ini akan menghasilkan hasil belajar mengajar yang lebih baik.

c. Strategi penggunaan metode

Penggunaan strategi belajar dapat digunakan lebih dari 1 metode pengajaran

misalnya penggunaan metode Ceramah dengan metode Tanya jawab untuk mata

pelajaan IPS. Jarang guru menggunakan 1 metode dalam melaksanakan

pengajaran , hal ini disebabkan rumusan tujuan yang dibuat guru tidak hanya satu,

tetapi bisa lebih dari dua rumusan.

[6] Drs. Rudi Susilana, M.Si, Cepi Riyana, M.Pd, Media Pembelajaran, (Bandung, CV Wacana Prima), 10

6. Evaluasi

Faktor suasana evaluasi merupakan faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar

mengajar. Hal yang perlu dalam suasana evaluasi adalah

a. Pelaksanaan evaluasi biasanya dilaksanakan di dalam kelas

b. Semua murid dibagi menurut tingkatan masing-masing

c. Besar sedikitnya anak didik dalam kelas

d. Berlaku jujur, baik guru maupun anak didik selama evaluasi tersebut.[7]

B. INDIKATOR DAN PENILAIAN KEBERHASILAN

Indikator yang dijadikan sebagai tolak ukur dalam menyatakan bahwa suatu proses

belajar mengajar dapat dikatakan berhasil, adalah:

1. Daya serap terhadap bahan pelajaran yang diajarkan mencapai prestasi tinggi, baik secara

individu maupun kelompok,

2. Perilaku yang digariskan dalam tujuan pengajaran telah dicapai siswa baik individu

maupun klasikal.

Page 7: MAKALAH psikologi

Penilaian keberhasilan dalam belajar mengajar dapat menggunakan tes prestasi belajar

untuk mengukur dan mengevaluasi tingkat keberhasilan. Tes prestasi belajar dapat

digolongkan kedalam jenis penilaian sebagai berikut :

1. Tes Formatif

Penilaian ini digunakan untuk menguur satu atau beberapa pokok bahasan tertentu

dan bertujuan untuk memperoleh gambaran tentang daya serap anak didik terhadap

pokok bahasan tersebut. Hasil tes ini dimanfaatkan untuk memperbaiki proses balajar

mengajar bahan tertentu dalam waktu tertentu.

2. Tes Subsumatif

Tes ini meliputi sejumlah bahan pengajaran tertentu yang telah diajarkan dalam

waktu tertentu, bertujuan untuk memperoleh gambaran daya serap anak didik untuk

meningkatkan tingkat prestasi belajar anak didik. Hasil tes ini digunakan untuk

memperbaiki proses belajar mengajar dan diperhitungkan dalam menentukan nilai

rapor.

[7] http://akta408.wordpress.com/

3. Tes Sumatif

Tes ini dilakukan untuk mengukur daya serap anak didik terhadap bahan pokok-

pokok bahasan yang telah diajarkan selama satu semester atau dua tahun pelajaran, Tes

ini bertujuan untuk menetapkan tingkat atau taraf keberhasilan belajar anak didik dalam

suatu periode belajar tertentu.

Hasil tes ini digunakan untuk kenaikan kelas, menyusun rangking atau sebagai ukuran

mutu sekolah.[8]

C. TINGKAT KEBERHASILAN

Untuk mengetahui sampai dimana tingkat keberhasilan belajar siswa terhadap proses

belajar yang telah dilakukannya dan sekaligus juga untuk mengetahui keberhasilan mengajar

guru, kita dapat menggunakan tingkat acuan sebagai berikut:

1. Istimewa / maksimal: apabila seluruh bahan pelajaran yang diajarkan itu dapat dikuasai

siswa,

Page 8: MAKALAH psikologi

2. Baik sekal / optimal: apabila sebagian besar (85% s/d 94%) bahan pelajaran yang

diajarkan dapat dikuasai siswa,

3. Baik / minimal: apabila bahan pelajaran yang diajarkan hanya 75% s/d 84% dikuasai

siswa

4. Kurang : apabila bahan pelajaran yang diajarkan kurang dari 75% dikuasai siswa.[9]

D. PROGRAM PERBAIKAN

Tingkat keberhasilan proses mengajar dapat ddigunakan dalam berbagai usaha antara

lain dengan kelangsungan proses belajar mengajar itu sendiri. Ada dua point yang dapat

dilihat dari hasil tingkat keberhasilan proses belajar mengajar :

1. Apabila 75 % anak didik yang mengikuti proses belajar mengajar mencapai tingkat

keberhasilan minimal, optimal atau maksimal, maka dapat dilanjutkan ke proses belajar

untuk pokok bahasan yang baru.

2. Apabila 75 % anak didik kurang (dibawah taraf minimal ) dalam mencapai tingkat

keberhasilan , maka proses belajar mengajar berikutnya adalah perbaikan.

[8]

http://akta408.wordpress.com/

[9] http://akta408.wordpress.com/

Pengukuran tentang tingkatan keberhasilan proses mengajar sangat penting karena itu

pengukuran harus betul-betul Sahih ( Valid ), Andal ( reliable) dan Lugas (Objective). Hal

ini dapat tercapai apabila alat ukurnya disusun berdasarkan kaidah, aturan, hukum atau

ketentuan penyusunan tes. Pengajaran perbaikan mengandung kegiatan-kegiatan sebagai

berikut :

1. Mengulang pokok bahasan seluruhnya

2. Mengulang bagian dari pokok bahasan yang hendak dikuasai

3. Memecahkan masalah atau menyelesaikan soal-soal bersama

4. Memberi tugas-tugas khusus[10]

[10] Moh Uzer Usman dan Lilis Setiawati; Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar, (Bandung PT Remaja Rosdakarta), 22

Page 9: MAKALAH psikologi

BAB III

PENTUTUP

A. KESIMPULAN

Setelah kami uraikan tentang faktor-faktor yang mempengaruhi keberhasilan belajar –

mengajar, secara garis besar dapat diambil kesimpulan sebagai berikut.

1. Keberhasilan belajar mengajar dipengaruhi berbagai aspek baik guru , anak didik,

evaluasi, media pembelajaran dan suasana lingkungan belajar mengajar di sekolah.

2. Indikator keberhasilannya ditentukan berapa besar daya serap siswa terhadap bahan

pelajaran yang diajarkan.

3. Apabila 75% siswa masih dibawah taraf minimal dalam mencapai tingkat keberhasilan,

maka proses belajar mengajar berikutnya adalah perbaikan.

B. SARAN – SARAN

Setelah membaca dan menguraikan tentang makalah ini, saran yang dapat diberikan

adalah :

1. Perlunya menelaah dan mengkaji secara continue sebagai suatu perbaikan yang terus

menerus terhadap proses pembelajaran yang ada di Indonesia, agar pendidikan yang

dikembangkan, mencapai tujuan yang diharapkan.

2. Perlunya mengaplikasikan pendidikan yang berkarakter secara nyata, tidak hanya sekedar

teori yang menitik beratkan pada ujian kognitif semata.

DAFTAR PUSTAKA

http://kuliahpsikologi.dekrizky.com/pengertian-belajar.html

http://mitanggel.blogspot.com/2009/09/pengertian-mengajar.html

Drs. Lukmanul Hakim, M.Pd. Perencanaan Pembelajaran, Bandung. CV Wacana Prima : 2008

http://ustadsatria.blogspot.com/

http://akta408.wordpress.com/

Page 10: MAKALAH psikologi

Drs. Rudi Susilana, M.Si, Cepi Riyana, M.Pd, Media Pembelajaran, (Bandung, CV Wacana

Prima : 2007

Moh Uzer Usman dan Lilis Setiawati; Upaya Optimalisasi Kegiatan Belajar Mengajar,

Bandung. PT Remaja Rosdakarta : 1993

MAKALAH PSIKOLOGI BELAJAR

“ Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar ”

Semester : II

Kelas : A

Penyusun :

1.    Herly Susanti2.    Hani Yusofa3.    Fauzi Alharis4.    Haikal Syarif

5.    EtiDosen Pengampu : Amanah, S. Ag, M. SI

SEKOLAH TINGGI ILMU TARBIYAH ( STIT ) BREBES

Tahun Akademik 2011-2012KATA PENGANTAR

Page 11: MAKALAH psikologi

Puji syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Kuasa atas segala limpahan rahmat, inayah, taufik, dan

ilham-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini dalam bentuk maupun

isinya yang sangat sederhana. Semoga makalah ini dapat dipergunakan sebagai salah satu acuan,

petunjuk maupun pedoman bagi pembaca. Makalah ini disusun dalam rangka untuk

melaksanakan tugas dari dosen kami Ibu Amanah, S. Ag, M. SI selaku pengampu materi

Psikologi Belajar.

Harapan kami semoga makalah ini membantu menambah pengetahuan dan pengalaman bagi

para pembaca, sehingga kami dapat memperbaiki bentuk maupun isi makalah ini sehingga

kedepannya dapat lebih baik.

Makalah ini kami akui masih banyak banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki

sangat kurang. Oleh karena itu harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-

masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Bumiayu, 17 Februari 2012

Penyusun,

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR………………………………………………………………………..i

DAFTAR ISI…………………………………………………………………………………ii

BAB I PENDAHULUAN…………………………………………………………………

A.      Latar Belakang……………………………….…………………………………

B.      Tujuan Penulisan …….…………………………………………………………

C.      Rumusan Masalah…………………………………………………………………

Page 12: MAKALAH psikologi

BAB II PEMBAHASAN…………………………………………………………………………

  Faktor-faktor yang mempengaruhi proses dan hasil belajar

A.      Faktor Internal

         Faktor Fisiologis

         Faktor Psikologis

B.      Faktor Eksternal

         Faktor Lingkungan Sosial

         Faktor Lingkungan Non Sosial

BAB III PENUTUP……………………………………………………………………………

A.      Kesimpulan

B.      Saran

DAFTAR PUSTAKA………………………………………………………………………

BAB I

PENDAHULUAN

A.      Latar Belakang Masalah

Undang-Undang Sistem Pendidikan Nasional No. 20 Tahun 2003 menyatakan bahwa pendidikan

merupakan usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses

pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki

kekuatan spiritual- keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta

ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara (Munib,

2005:33)

Pendidikan dikatakan berkualitas bila proses belajar mengajar dapat berjalan dengan

Page 13: MAKALAH psikologi

lancar,efektif, efisien dan ada interaksi antara komponen- komponen yang terkandung dalam

sistem pengajaran yaitu tujuan pendidikan dan pengajaran, peserta didik atau siswa, tenaga

kependidikan atau guru, kurikulum, strategi pembelajaran, media pengajaran dan evaluasi

pengajaran (Hamalik,

2003:77).

Fokus utama dalam dunia pendidikan adalah manusia dalam hal ini adalah peserta didik karena

dengan adanya pendidikan peserta didik didorong untuk terlibat dalam proses mengubah

kehidupannya kearah yang lebih baik, mengembangkan kepercayaan diri sendiri,

mengembangkan rasa ingin tahu, serta meningkatkan pengetahuan dan ketrampilan yang telah

dimilikinya, sehingga dapat berfungsi untuk peningkatan kualitas hidup pribadi dan masyarakat.

B.      Tujuan Penulisan

1. Untuk mengetahui deskripsi faktor internal dan faktor eksternal yang mempengaruhi proses

dan hasil belajar.

2. Untuk mengetahui adakah pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap proses dan

hasil belajar

3. Untuk mengetahui seberapa besar pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap

proses dan hasil belajar.

Page 14: MAKALAH psikologi

C.      Rumusan Masalah

Untuk mencapai prestasi belajar yang tinggi dipengaruhi oleh faktor internal dan eksternal.

Berawal dari faktor internal dan faktor eksternal yang tidak memadai di lingkungan siswa, maka

penulis merumuskan masalah sebagai berikut:

1. Bagaimana deskripsi faktor internal dan faktor eksternal yang dapat mempengaruhi proses dan

hasil belajar.

2. Adakah pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap proses dan hasil belajar.

3. Seberapa besar pengaruh faktor internal dan faktor eksternal terhadap prose dan hasil belajar.

BAB II

PEMBAHASAN

Page 15: MAKALAH psikologi

Faktor faktor yang mempengaruhi proses belajar

Secara umum faktor-faktor yang mempengaruhi proses hasil belajar dibedakan atas dua kategori,

yaitu faktor internal dan faktor eksternal . Kedua faktor tersebut saling memengaruhi dalam

proses individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.

A. faktor internal

Faktor internal adalah faktor-faktor yang berasal dari dalam diri individu dan dapat memengaruhi

hasil belajar individu. Faktor-faktor internal ini meliputi faktor fisiologis dan faktor psikologis.

1.      Faktor fisiologis

Faktor-faktor fisiologis adalah faktor-faktor yang berhubungan dengan kondisi fisik individu.

Faktor-faktor ini dibedakan menjadi dua macam.

Pertama, keadaan tonus jasmani. Keadaan tonus jasmani pada umumnya sangat memengaruhi

aktivitas belajar seseorang . kondisi fisik yang sehat dan bugar akan memberikan pengaruh

positif terhadap kegiatan belajar individu. Sebaliknya, kondisi fisik yang lemah atau sakit akan

menghambat tercapainya hasil belajar yang maksimal. Oleh karena itu keadaan tonus jasmani

sangat memengaruhi proses belajar , maka perlu ada usaha untuk menjaga kesehatan jasmani.

Cara untuk menjaga kesehatan jasmani antara lain adalah :

a.      menjaga pola makan yang sehat dengan memerhatikan nutrisi yang masuk kedalam tubuh,

karena  kekurangan gizi atau nutrisi akan mengakibatkan tubuh cepat lelah, lesu , dan

mengantuk, sehingga tidak ada gairah untuk belajar,

Page 16: MAKALAH psikologi

b.      rajin berolah raga agar tubuh selalu bugar dan sehat;

c.      istirahat yang cukup dan sehat.

Kedua, keadaan fungsi jasmani/fisiologis. Selama proses belajar berlangsung, peran fungsi

fisiologis pada tubuh manusia sangat memengaruhi hasil belajar, terutama panca indra. Panca

indra yang berfunsi dengan baik akan mempermudah aktivitas belajar dengan baik pula . dalam

proses belajar , merupakan pintu  masuk bagi segala informasi yang diterima dan ditangkap oleh

manusia. Sehinga manusia dapat menangkap dunia luar. Panca indra yang memiliki peran besar

dalam aktivitas belajar adalah mata dan telinga. Oleh lkarena itu, baik guru maupun siswwa perlu

menjaga panca indra dengan baik, baik secara preventif maupun secara yang bersifat kuratif.

Dengan menyediakan sarana belajar yang memenuhi persyaratan, memeriksakan kesehatan

fungsi mata dan telinga secara periodic, mengonsumsi makanan yang bergizi , dan lain

sebagainya.

2. Faktor psikologis

Faktor –faktor psikologis adalah keadaan psikologis seseorang yang dapat memengaruhi proses

belajar. Beberapa faktor psikologis yang utama memngaruhi proses belajar adalah kecerdasan

siswa, motifasi , minat, sikap dan bakat.

–        kecerdasan /intelegensia siswa

Page 17: MAKALAH psikologi

Pada umumnya kecerdasan diartikan sebagai kemempuan psiko-fisik dalam mereaksikan

rangsaganan atau menyesuaikan diri dengan lingkungan melalui cara yang tepat. Dengan

dmikian, kecerdasan bukan hanya berkaitan dengan kualitas otak saja, tetapi juga organ-organ

tubuh lainnya. Namun bila dikaitkan dengan kecerdasan, tentunya otak merupakan organ yang

penting dibandingkan organ yang lain, karena fungsi otak itu sebagai organ pengendali tertinggi

(executive control) dari hamper seluruh aktivitas manusia.

Kecerdasan merupakan factor psikologis yang paling penting dalam proses belajar siswa, karena

itu menentukan kualitas belajar siswa. Semakin tinggi iteligensi seorang individu, semakin besar

peluang individu tersebut meraih sukses dalam belajar. Sebaliknya, semakin rendah tingkat

intelegensi individu, semakin sulit individu itu mencapai kesuksesan belajar. Oleh karena itu,

perlu bimbingan belajar dari orang lain, seperti guru, orang tua, dan lain sebagainya. Sebagai

factor psikologis yang penting dalam mencapai kesuksesan belajar, maka pengetahuan dan

pemahaman tentang kecerdasan perlu dimiliki oleh setiap calon guru professional, sehingga

mereka dapat memahami tingakat kecerdasannya.

Para ahli membagi tingkatan IQ bermacam-macam, salah satunya adalah penggolongan tingkat

IQ berdasarkan tes Stanford-Biner yang telah direvisi oleh Terman dan Merill sebagai berikut

((Fudyartanto  2002).

Distribusi Kecerdasan IQ menurut Stanford Revision

Tingkat kecerdasan (IQ) Klasifikasi

140 – 169 Amat superior

120 – 139 Superior

110 – 119 Rata-rata tinggi

Page 18: MAKALAH psikologi

90 – 109 Rata-rata

80 – 89 Rata-rata rendah

70 – 79 Batas lemah mental

20 — 69 Lemah mental

Dari table tersebut, dapat diketahui ada 7 penggolongan tingkat kecerdasan manusia, yaitu:

A.      Kelompok kecerdasan amat superior (very superior) merentang antara IQ 140—IQ 169;

B.     Kelompok kecerdasan superior merenytang anatara IQ 120—IQ 139;

C.     Kelompok rata-rata tinggi (high average) menrentang anatara IQ 110—IQ 119;

D.     Kelompok rata-rata (average) merentang antara IQ 90—IQ 109;

E.     Kelompok rata-rata rendah (low average) merentang antara IQ 80—IQ 89;

F.      Kelompok batas lemah mental (borderline defective) berada pada IQ 70—IQ 79;

G.     Kelompok kecerdasan lemah mental (mentally defective) berada pada IQ 20—IQ 69, yang

termasuk dalam kecerdasan tingkat ini antara lain debil, imbisil, idiot.

Pemahaman tentang tingkat kecerdasan individu dapat diperoleh oleh orang tua dan guru atau

pihak-pihak yang berkepentingan melalui konsultasi dengan psikolog atau psikiater. Sehingga

dapat diketahui anak didik berada pada tingkat kecerdasan yang mana, amat superior, superior,

rata-rata, atau mungkin malah lemah mental. Informasi tentang taraf kecerdasan seseorang

merupakan hal yang sangat berharga untuk memprediksi kamampuan belajar seseorang.

Pemahaman terhadap tingkat kecerdasan peserta didik akan membantu megarahkan dan

merencanakan bantuan yang akan diberikan kepada siswa.

Page 19: MAKALAH psikologi

-          Motivasi

Motivasi adalah salah satu factor yang memengaruhi keefektifan kegiatan belajar siswa.

Motivasilah yang mendorong siswa ingin melakukan kegiatan belajar. Para ahli psikologi

mendefinisikan motivasi sebagai proses di dalam diri individu yang aktif, mendorong,

memberikan arah, dan menjaga perilaku setiap saat (Slavin, 1994). Motivasi juga diartikan

sebagai pengaruh kebutuhan-kebutuhan dan keinginan terhadap intensitas dan arah perilaku

seseorang.

Dari sudut sumbernya motivasi dibagi menjadi dua, yaitu motivasi intrinsic dan motivasi

ekstrinsik. Motaivasi intrinsic adalah semua factor yang berasal dari dalam diri individu dan

memberikan dorongan untuk melakukan sesuatu. Seperti seorang siswa yang gemar membaca,

maka ia tidak perlu disuruh-suruh untuk membaca, karena membaca tidak hanya menjadi

aktifitas kesenangannya, tapi bisa jadi juga telah mejadi kebutuhannya. Dalam proses belajar,

motivasi intrinsic memiliki pengaruh yang efektif, karena motivasi intrinsic relaatif lebih lama

dan tidak tergantung pada motivasi dari luar(ekstrinsik).

Menurut Arden N. Frandsen (Hayinah, 1992), yang termasuk dalam motivasi intrinsic untuk

belajar anatara lain adalah:

a.      Dorongan ingin tahu dan ingin menyelisiki dunia yang lebih luas;

b.      Adanya sifat positif dan kreatif yang ada pada manusia dan keinginan untuk maju;

c.      Adanaya keinginan untuk mencapai prestasi sehingga mendapat dukungan dari orang-orang

penting, misalkan orang tua, saudara, guru, atau teman-teman, dan lain sebaginya.

Page 20: MAKALAH psikologi

d.      Adanya kebutuhan untuk menguasai ilmu atau pengetahuan yang berguna bagi dirinya, dan lain-

lain.

Motivasi ekstrinsik adalah factor yang dating dari luar diri individu tetapi memberi pengaruh

terhadap kemauan untauk belajar. Seperti pujian, peraturan, tata tertib, teladan guru, orangtua,

danlain sebagainya. Kurangnya respons dari lingkungansecara positif akan memengaruhi

semangat belajar seseorang menjadi lemah. 

-          Minat

Secara sederhana,minat (interest) nerrti kecemnderungan dan kegairahan yang tinggi atau

keinginan yang besar terhadap sesuatu. Menurut Reber (Syah, 2003) minat bukanlah istilah yang

popular dalam psikologi disebabkan ketergantungannya terhadap berbagai factor internal

lainnya, seperti pemusatan perhatian, keingintahuan, moativasi, dan kebutuhan.

Namun lepas dari kepopulerannya, minat sama halnya dengan kecerdasan dan motivasi, karena

memberi pengaruh terhadap aktivitas belajar, ia akan tidak bersemangat atau bahkan tidak mau

belajar. Oleh karena itu, dalam konteks belajar di kelas, seorang guru atau pendidik lainnya perlu

membangkitkan minat siswa agar tertarik terhadap materi pelajaran yang akan dihadapainya atau

dipelajaranya.

Untuk membagkitkan minat belajar tersebut, banyak cara yang bisa digunakan. Anatara lain,

pertama, dengan mebuat materi yang akan dipelajarai semenarik mingkin dan tidak

membosankan, baik dari bentuk buku materi, desai pembelajaran yang membebaskan siswa

mengeksplor apa yang dipelajari, melibatkan seluruh domain belajar siswa (kognitif, afektif,

Page 21: MAKALAH psikologi

psikomotorik) sehingga siswa menjadi aktif, maupun performansi guru yang menarik saat

mengajar. Kedua, pemilihan jurusan atau bidang  studi. Dalam hal ini, alangkah baiknya jika

jurusan atau bidang studi dipilih sendiri oleh siswa sesuai dengan minatnya.

  

-          Sikap

Dalam proses belajar, sikap individu dapat memengaruhi keberhasilan proses belajarnya. Sikap

adalah gejala internal yang mendimensi afektif berupa kecenderungan untuk mereaksi atau

merespons dangan cara yang relative tetap terhadap obyek, orang, peristiwa dan sebaginya, baik

secara positif maupun negative (Syah, 2003).

Sikap siswa dalam belajar dapat dipengaruhi oleh perasaan senang atau tidak senang pada

performan guru, pelajaran, atau lingkungan sekitarnya. Dan untuk mengantisipasi munculnya

sikap yang negative dalam belajar, guru sebaiknya berusaha untuk menjadi guru yang

professional dan bertanggungjawab terhadap profesi yang dipilihnya. Dengan

profesionalitas,seorang guru akan berusaha memberikan yang terbaik bagi siswanya; berusaha

mengambangkan kepribadian sebagai seorang guru yang empatik, sabar, dan tulus kepada

muridnya; berusaha untuk menyajikan pelajaranyang diampunya dengan baik dan menarik

sehingga membuat siswa dapat mengikuti pelajaran dengan senang dan tidak menjemukan;

meyakinkansiswa bahwa bidang studi yang dipelajara bermanfaat bagi ddiri siswa.

-          Bakat

Page 22: MAKALAH psikologi

Faktor psikologis lain yang memengaruhi proses belajar adalah bakat. Secara umum, bakat

(aptitude) didefinisikan sebagai kemampuan potensial yang dimiliki seseorang untuk mencapai

keberhasilan pada masa yang akan dating (Syah, 2003). Berkaitan dengan belajar, Slavin (1994)

mendefinisikan bakat sebagai kemampuan umum yang dimiliki seorang siswa untuk belajar.

Dengan demikian, bakat adalah kemampuan seseorang menjadi salah satukomponen yang

diperlukan dalam proses belajar seseorang. Apabila bakat seseorang sesuai dengan bidang yang

sedang dipelajarinya, maka bakat itu akan mendukung proses belajarnya sehingga kemungkinan

besar ia akan berhasil.

Pada dasarnya setiap orang mempunyai bakat atau potensi untuk mencapai prestasi belajar sesuai

dengan kemampuannya masing-masing. Karena itu, bakat juga diartikan sebagai kemampuan

dasar individu untuk melakukan tugas tertentu tanpa tergantung upaya pendidikan dan latihan.

Individu yang telah mempunyai bakat tertentu, akan lebih mudah menyerap informasiyang

berhungan dengan bakat yang dimilkinya. Misalnya, siswa yang berbakat dibidang bahasa akan

lebih mudah mempelajari bahasa-bahasa yang lain selain bahasanya sendiri.

Karena belajar jug dipengaruhi oleh potensi yang dimilki setiap individu,maka para pendidik,

orangtua, dan guru perlu memerhatikan dan memahami bakat yang dimilki oleh anaknya atau

peserta didiknya, anatara lain dengan mendukung,ikut mengembangkan, dan tidak memaksa

anak untuk memilih jurusan yang tidak sesuai dengan bakatnya.

B. Faktor eksogen/eksternal

Selain karakteristik siswa atau faktor-faktor endogen, faktor-faktor eksternal juga dapat

memengaruhi proses belajar siswa.dalam hal ini, Syah (2003) menjelaskan bahwa faktor-faktor

Page 23: MAKALAH psikologi

eksternal yang memengaruhi balajar dapat digolongkan menjadi dua golongan, yaitu faktor

lingkungan sosial dan faktor lingkungan nonsosial.

1).   Lingkungan sosial

a.      Lingkungan sosial sekolah, seperti guru, administrasi, dan teman-teman sekelas dapat

memengaruhi proses belajar seorang siswa. Hubungan harmonis antra ketiganya dapat menjadi

motivasi bagi siswa untuk belajar lebih baikdisekolah. Perilaku yang simpatik dan dapat menjadi

teladan seorang guru atau administrasi dapat menjadi pendorong bagi siswa untuk belajar.

b.      Lingkungan sosial masyarakat. Kondisi lingkungan masyarakat tempat tinggal siswa akan

memengaruhi belajar siswa. Lingkungan siswa yang kumuh, banyak pengangguran dan anak

terlantar juga dapat memengaruhi aktivitas belajarsiswa, paling tidak siswa kesulitan ketika

memerlukan teman belajar, diskusi, atau meminjam alat-alat belajar yang kebetulan belum

dimilkinya.

c.      Lingkungan sosial keluarga. Lingkungan ini sangat memengaruhi kegiatan belajar. Ketegangan

keluarga, sifat-sifat orang tua, demografi keluarga (letak rumah), pengelolaankeluarga,

semuannya dapat memberi dampak terhadap aktivitas belajar siswa. Hubungan anatara anggota

keluarga, orangtua, anak, kakak, atau adik yang harmonis akan membantu siswa melakukan

aktivitas belajar dengan baik.

 

2)                  Lingkungan non sosial.     

 Faktor-faktor yang termasuk lingkungan non sosial adalah:

Page 24: MAKALAH psikologi

a.      Lingkungan alamiah, seperti kondisi udara yang segar, tidak panas dan tidak dingin, sinar yang

tidak terlalu silau/kuat, atau tidak terlalu lemah/gelap, suasana yang sejuk dantenang.

Lingkungan alamiah tersebut mmerupakan factor-faktor yang dapat memengaruhi aktivitas

belajar siswa. Sebaliknya, bila kondisi lingkungan alam tidak mendukung, proses belajar siswa

akan terlambat.

b.      Faktor instrumental,yaitu perangkat belajar yang dapat digolongkan dua macam. Pertama,

hardware, seperti gedung sekolah, alat-alat belajar,fasilitas belajar, lapangan olah raga dan lain

sebagainya. Kedua, software, seperti kurikulum sekolah, peraturan-peraturan sekolah, buku

panduan, silabi dan lain sebagainya.

c.      Faktor materi pelajaran (yang diajarkan ke siswa). Faktor ini hendaknya disesuaikan dengan usia

perkembangan siswa begitu juga denganmetode mengajar guru, disesuaikandengan kondisi

perkembangan siswa. Karena itu, agar guru dapat memberikan kontribusi yang postif terhadap

aktivitas belajr siswa, maka guru harus menguasai materi pelajaran dan berbagai metode

mengajar yang dapat diterapkan sesuai dengan kondisi siswa.    

Page 25: MAKALAH psikologi

BAB III

PENUTUP

A.      Kesimpulan

Jadi dapat disimpulkan bahwa, faktor-faktor yang mempengaruhi proses hasil belajar dibedakan

atas dua kategori, yaitu faktor internal dan faktor eksternal . Kedua faktor tersebut saling

memengaruhi dalam proses individu sehingga menentukan kualitas hasil belajar.

B.      Saran

Makalah ini kami akui masih banyak banyak kekurangan karena pengalaman yang kami miliki

sangat kurang. Oleh karena itu harapkan kepada para pembaca untuk memberikan masukan-

masukan yang bersifat membangun untuk kesempurnaan makalah ini.

Page 26: MAKALAH psikologi

DAFTAR PUSTAKA