MAKALAH psikologi PRILAKU

28

Click here to load reader

Transcript of MAKALAH psikologi PRILAKU

Page 1: MAKALAH psikologi PRILAKU

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Pengertian Perilaku

Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang

mempunyai bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara,

menangis, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dari

uraian ini dapat disimpulkan bahwa yang dimaksud perilaku manusia adalah

semua kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang diamati langsung, maupun yang

tidak dapat diamati oleh pihak luar. (Notoatmodjo, 2003).

Menurut Skinner, seperti yang dikutip oleh Notoatmodjo (2003),

merumuskan bahwa perilaku merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap

stimulus atau rangsangan dari luar. Oleh karena perilaku ini terjadi melalui proses

adanya stimulus terhadap organisme, dan kemudian organisme tersebut

merespons, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus –

Organisme – Respon.

Dilihat dari bentuk respon terhadap stimulus ini, maka perilaku dapat

dibedakan menjadi dua (Notoatmodjo, 2003) :

1. Perilaku tertutup (convert behavior)

Perilaku tertutup adalah respon seseorang terhadap stimulus dalam

bentuk terselubung atau tertutup (convert). Respon atau reaksi

terhadap stimulus ini masih terbatas pada perhatian, persepsi,

pengetahuan, kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang yang

menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh

orang lain.

2. Perilaku terbuka (overt behavior)

Respon seseorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau

terbuka. Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk

tindakan atau praktek, yang dengan mudah dapat diamati atau dilihat

oleh orang lain.

Page 2: MAKALAH psikologi PRILAKU

2.2. Klasifikasi Perilaku Kesehatan

Perilaku kesehatan menurut Notoatmodjo (2003) adalah suatu respon

seseorang (organisme) terhadap stimulus atau objek yang berkaitan dengan sakit

atau penyakit, sistim pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman, serta

lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan menjadi 3

kelompok :

1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (health maintanance).

Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau

menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan

bilamana sakit.

2. Perilaku pencarian atau penggunaan sistem atau fasilitas kesehatan,

atau sering disebut perilaku pencairan pengobatan (health seeking

behavior).

Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada

saat menderita penyakit dan atau kecelakaan.

3. Perilaku kesehatan lingkungan

Adalah apabila seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik

maupun sosial budaya, dan sebagainya.

2.3. Domain Perilaku

Menurut Bloom, seperti dikutip Notoatmodjo (2003), membagi perilaku

itu didalam 3 domain (ranah/kawasan), meskipun kawasan-kawasan tersebut tidak

mempunyai batasan yang jelas dan tegas. Pembagian kawasan ini dilakukan untuk

kepentingan tujuan pendidikan, yaitu mengembangkan atau meningkatkan ketiga

domain perilaku tersebut, yang terdiri dari ranah kognitif (kognitif domain), ranah

affektif (affectife domain), dan ranah psikomotor (psicomotor domain).

Dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan dan untuk

kepentingan pengukuran hasil, ketiga domain itu diukur dari :

1. Pengetahuan (knowlegde)

Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang

melakukan penginderaan terhadap suatu objek tertentu. Tanpa

Page 3: MAKALAH psikologi PRILAKU

pengetahuan seseorang tidak mempunyai dasar untuk mengambil

keputusan dan menentukan tindakan terhadap masalah yang dihadapi.

Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang :

a. Faktor Internal : faktor dari dalam diri sendiri, misalnya

intelegensia, minat, kondisi fisik.

b. Faktor Eksternal : faktor dari luar diri, misalnya keluarga,

masyarakat, sarana.

c. Faktor pendekatan belajar : faktor upaya belajar, misalnya strategi

dan metode dalam pembelajaran.

Ada enam tingkatan domain pengetahuan yaitu :

a. Tahu (Know)

Tahu diartikan sebagai mengingat kembali (recall) terhadap suatu

materi yang telah dipelajari sebelumnya.

b. Memahami (Comprehension)

Suatu kemampuan untuk menjelaskan secara benar tentang objek

yang diketahui dan dapat menginterpretasikan materi tersebut

secara benar.

c. Aplikasi

Diartikan sebagai kemampuan untuk menggunakan materi yang

telah dipelajari pada situasi dan kondisi yang sebenarnya.

d. Analisis

Adalah suatu kemampuan untuk menjabarkan materi atau suatu

objek kedalam komponen-komponen tetapi masih dalam suatu

struktur organisasi dan ada kaitannya dengan yang lain.

e. Sintesa

Sintesa menunjukkan suatu kemampuan untuk meletakkan atau

menghubungkan bagian-bagian dalam suatu bentuk keseluruhan

baru.

Page 4: MAKALAH psikologi PRILAKU

f. Evaluasi

Evaluasi ini berkaitan dengan kemampuan untuk melaksanakan

justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi / objek.

2. Sikap (attitude)

Sikap merupakan reaksi atau respon yang masih tertutup dari

seseorang terhadap suatu stimulus atau objek. Allport (1954)

menjelaskan bahwa sikap mempunyai tiga komponen pokok :

a. Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu objek

b. Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu objek

c. Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)

Seperti halnya pengetahuan, sikap ini terdiri dari berbagai tingkatan :

a. Menerima (receiving)

Menerima diartikan bahwa orang (subyek) mau dan

memperhatikan stimulus yang diberikan (obyek).

b. Merespon (responding)

Memberikan jawaban apabila ditanya, mengerjakan, dan

menyelesaikan tugas yang diberikan adalah suatu indikasi dari

sikap.

c. Menghargai (valuing)

Mengajak orang lain untuk mengerjakan atau mendiskusikan suatu

masalah adalah suatu indikasi sikap tingkat tiga.

d. Bertanggung jawab (responsible)

Bertanggung jawab atas segala sesuatu yang telah dipilihnya

dengan segala resiko merupakan sikap yang paling tinggi.

3. Praktik atau tindakan (practice)

Suatu sikap belum otomatis terwujud dalam suatu tindakan (overt

behavior). Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang

nyata diperlukan faktor pendukung atau suatu kondisi yang

memungkinkan, antara lain adalah fasilitas dan faktor dukungan

(support) praktik ini mempunyai beberapa tingkatan :

Page 5: MAKALAH psikologi PRILAKU

a. Persepsi (perception)

Mengenal dan memilih berbagai objek sehubungan dengan

tindakan yang akan diambil adalah merupakan praktik tingkat

pertama.

b. Respon terpimpin (guide response)

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar dan

sesuai dengan contoh adalah merupakan indikator praktik tingkat

kedua.

c. Mekanisme (mecanism)

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar

secara otomatis, atau sesuatu itu sudah merupakan kebiasaan, maka

ia sudah mancapai praktik tingkat tiga

4. Adopsi (adoption)

Adaptasi adalah suatu praktik atau tindakan yang sudah berkembang

dengan baik. Artinya tindakan itu sudah dimodifikasi tanpa

mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara langsung yakni dengan

wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang telah dilakukan beberapa

jam, hari atau bulan yang lalu (recall). Pengukuran juga dapat

dilakukan secara langsung, yakni dengan mengobservasi tindakan atau

kegiatan responden.

Menurut penelitian Rogers (1974) seperti dikutip Notoatmodjo (2003),

mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru

didalam diri orang tersebut terjadi proses berurutan yakni :

a. Kesadaran (awareness)

Dimana orang tersebut menyadari dalam arti mengetahui terlebih

dahulu terhadap stimulus (objek)

b. Tertarik (interest)

Dimana orang mulai tertarik pada stimulus

Page 6: MAKALAH psikologi PRILAKU

c. Evaluasi (evaluation)

Menimbang-nimbang terhadap baik dan tidaknya stimulus tersebut

bagi dirinya. Hal ini berarti sikap responden sudah lebih baik lagi.

d. Mencoba (trial)

Dimana orang telah mulai mencoba perilaku baru.

e. Menerima (Adoption)

Dimana subyek telah berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan,

kesadaran dan sikapnya terhadap stimulus.

2.4. Asumsi Determinan Perilaku

Menurut Spranger membagi kepribadian manusia menjadi 6 macam nilai

kebudayaan. Kepribadian seseorang ditentukan oleh salah satu nilai budaya yang

dominan pada diri orang tersebut. Secara rinci perilaku manusia sebenarnya

merupakan refleksi dari berbagai gejala kejiwaan seperti pengetahuan, keinginan,

kehendak, minat, motivasi, persepsi, sikap dan sebagainya.

Namun demikian realitasnya sulit dibedakan atau dideteksi gejala

kejiwaan tersebut dipengaruhi oleh faktor lain diantaranya adalah pengalaman,

keyakinan, sarana/fasilitas, sosial budaya dan sebagainya. Proses terbentuknya

perilaku dapat diilustrasikan pada gambar berikut :

Pengalaman

Keyakinan

Fasilitas

Sosio-budaya

Pengetahuan

Persepsi

Sikap

Keinginan

Kehendak

Motivasi

Niat

2.5. Perilau Manusia menurut Berbagai Aliran

Page 7: MAKALAH psikologi PRILAKU

2.5.1. Manusia menurut aliran psikoanalisis

Manusia menurut aliran yang dipelopori oleh Sigmund Freud

ini adalah makhluk yang digerakkan oleh suatu keinginan

yang terpendam dalam jiwanya (homo Volens). Aliran

psikoanalis secara tegas memperhatikan struktur jiwa

manusia, Fokus aliran ini adalah totalitas kepribadian

manusia bukan pada bagian-bagiannya yang terpisah.

Menurut aliran ini, perilaku manusia dianggap sebagai hasil

interaksi sub sistim dalam kepribadian manusia yaitu:

1. Id, yaitu bagian kepribadian yang menyimpan dorongan-

dorongan biologis manusia merupakan pusat insting

yang bergerak berdasarkan prinsip kesenangan dan

cenderung memenuhi kebutuhannya .Bersifat egoistis,

tidak bermoral dan tidak mau tahu dengan kenyataan. Id

adalah tabiat hewani yang terdiri dari dua bagian:

1). Libido - insting reproduktif penyediaan energi dasar

untuk kegiatan – kegiatan kosntrukstif disebut juga

sebagai insting kehidupan (eros)

2). thanatos – insting destruktif dan agresif

2. Ego, berfungsi menjembatani tuntutan Id dengan realitas

di dunia luar. Ego Adalah mediator antara hasrat-hasrat

hewani dengan tuntutan rasional dan realistik. Egolah

yang menyebabkan manusia mampu menundukkan

hasrat hewaninya dan hidup sebgai wujud rasional. Ia

bergerak berdasarkan prinsip realitas

3. Super ego

yaitu unsur yang menjadi polisi kepribadian, mewakili

sesuatu yang normatif atau ideal super ego disebut juga

sebagai hati nurani,merupakan internalisasi dari norma-

norma sosial dan kultur masyarakat. Super ego

Page 8: MAKALAH psikologi PRILAKU

memaksa ego untuk menekan hasrat-hasrat yang tidak

berlainan dibawah alam sadar.

Dari hal tersebut di atas maka menurut psikoanalis

perilaku manusia adalh merupakan interaksi antara

komponen biologis / unsur hewani (id), komponen

psikologis / unsur akal rasional (ego) dan komponen

sosial / unsur moral (super ego ).

b. Manusia menurut aliran behaviorisme

Manusia menurut aliran ini adalah homo mechanicus atau

perilakunya digerakkan oleh lingkungannya. Manusia

berperilaku sebagai hasil belajar yaitu perubahan perilaku

akibat pengaruh dari lingkungannya. Dari sini timbul

“teori belajar” dan teori “tabula rasa”. Manusia dalam

teori tersebut dianggap sebagai kertas putih atau meja

lilin ketika lahir artinya manusia belum memiliki “warna

mental”. Pada perkembangannya yang menyebabkan

berubahnya dan bertambahnya warna mental tersebut

adalah pengalaman. Secara singkat maka aliran ini

menekankan bahwa perilaku manusia, kepribadian

manusia, serta tempramen didasarkan pada pengalaman

inderawi (sensory experience).

Konsep perilaku manusia di atas oleh salah tokoh aliran

ini Ivan Pavlov disempurnakan dengan metode yang

disebut pelaziman klasik . Pada metode ini perilaku

manusia disebabkan adanya stimuli yang terkondisi atau

bersifat netral dengan stimuli yang tak terkondisikan.

Hipotesis tersebut menunjukkan bahwa organisme bisa

diajar bertindak dengan pemberian sesuatu rangsangan.

Untuk menggambarkan metode ini oleh Pavlov melakukan

eksperimen dengan seekor anjing yang dikondisikan

Page 9: MAKALAH psikologi PRILAKU

dengan stimulus tertentu. Pada akhirnya didapati dalam

eksperimen tersebut bahwa apabila anjing melihat bekas

makanan maka air liur hewan itu keluar sebagai “hasil

belajar' mengaitkan bekas makanan yang dilihat dengan

makanan yang akan diberikan kelak. Sebagai contoh

illustrasi bahwa setiap kali anak membaca majalah dan

orang tuanya mengambil majlah tersebut dengan paksa

maka anak tersebut akan benci terhadap majalah.

Konsep tentang perilaku manusia ini kemudian disempurnakan oleh

Skinner dengan metode yang disebut operant conditioning (pelaziman

operan).

Metode ini menerangkan bahwa apabila organisme menghasilkan sesuatu

respon karena mengoper atas stimulus yang diterima disekitarnya.

Menurut Skinner, pelaziman operan terdiri daripada dua konsep utama

yaitu :

a) Peneguhan (reinforcement ) yang terbagi dalam peneguhan positif dan

peneguhan negatif.

Peneguhan Positif (Positive Reinforcement)

Rangsangan yang bisa menambahkan pengulangan suatu

tingkahlaku dan dilakukan berkali-kali disebut sebagai

Peneguhan Positif.

Contoh: Pekerja yang mencapai prestasi tinggi dalam kerjanya

diberikan bonus. Maka ia kan meningkatkan kinerjanya pada

masa berikutnya

Peneguhan Negatif (Negative Reinforcement)

Bila ada rangsangan yang menyakiti atau yang mewujudkan

keadaan tidak mengenakan dan akan dihindari secara berkali-

kali disebut sebagai peneguhan negatif. Organisme

kemungkinan mengulang tingkahlaku yang dapat mengelak atau

mengurangi keadaan yang negatif.

b) Denda (punishment)

Page 10: MAKALAH psikologi PRILAKU

Adalah Setiap rangsangan yang menyebabkan pengulangan suatu

respon tingkahlaku yang dikurangi atau dihapuskan sama sekali .

Contoh: Anak yang tidak membantu ibu tidak diberi peluang untuk

bermain bola dengan teman-temannya sehingga ia akan

menghapuskan perilaku yang dapat membuat dirinya tidak dapat

bermain bola lagi.

Perilaku manusia menurut aliran ini semakin diperkuat dengan

Social Learning Theori atau pembelajaran Sosial. Teori ini

dikemukankan oleh Albert Bandura yang mengatakan salah satu

sifat manusia ialah meniru (imitate) tingkahlaku atau tindak tanduk

orang lain yang diterima masyarakat (socially accepted behaviour)

dan juga tingkah laku yang tidak diterima masyarakat. Tingkahlaku

yang diterima dan tidak diterima tersebut berbentuk :

a) berbeda antara satu budaya dengan satu budaya yang lain,

b) berbeda antara individu,

c) berbeda menurut situasi.

dengan demikian, pembelajaran sosial tidak hanya melibatkan

mempelajari tingkahlaku yang diterima tetapi juga tingkahlaku

tidak diterima.

Mengapa Manusia Meniru?

Orang meniru kerana apa yang dilakukan membawa kepuasan atau

ganjaran, yaitu peneguhan. Bagaimana peneguhan terwujud terdiri

atas 3 jenis :

a. Peneguhan Secara Langsung - Individu mendapat ganjaran seperti

pujian kerana dia meniru sesuatu tingkahlaku yang diperhatikan.

Misal anak yang meniru perilaku bapaknya karena dia dipuji dan

mengulangi tingkahlaku tersebut.

b. Peneguhan Mandiri - Individu meniru bukan kerana ingin dipuji

tetapi kerana ingin mencapai cita-citanya sendiri, misal seorang

pelajar meniru cara Edwin Moses (atlit lari Amerika ; pemecah

rekor dunia) dalam berlari, ia melakukan itu bukan untuk dipuji

Page 11: MAKALAH psikologi PRILAKU

oleh pelatihnya tetapi untuk membuktikan kepada dirinya bahwa

diapun bisa berlari sama persis dengan Edwin Moses dan ini

memberi kepuasan kepadanya.

c. Peneguhan Vikarius - Individu mendapat kepuasan secara tak

langsung dengan meniru orang lain. Individu yang memperhatikan

orang lain mendapatkan kepuasan atau ganjaran karena meniru

model, iapun berbuat demikian karena ingin mendapat peneguhan

yang sama. misal. Seorang pelajar memperhatikan rekannya dipuji

oleh gurunya karena menyelesaikan tugas dengan cepat maka

mungkin pada waktu lain ia akan berbuat demikian kerana dia

menyangka akan menerima pujian yang sama.

c. Manusia menurut aliran psikologi kognitif

Manusia dalam konsepsi psikologi kognitif adalah

mahkluk yang aktif mengorganisasikan dan mengolah

stimuli yang diterimanya (homo sapiens). Artinya

manusia adalah makhluk yang berpikir dan tidak pasif

dalam merespon lingkungannya serta berusaha

memahai lingkungannya. Lebih tegasnya bahwa

manusia adalah organisme aktif yang menafsirkan dan

bahkan mendistorsi lingkungannya.

Logika dari perilaku manusia menurut aliran ini adalah

bahwa jiwa manusia menafsirkan pengalaman indrawi

secara aktif melalui proses mencipta,

mengorganisasikan, menafsirkan, mendistorsi dan

mencari makna. Jadi manusialah yang menentukan

makna stimuli dan bukan stimuli itu sendiri.

Beberapa teori perilaku menurut aliran ini adalah teori

dari Kurt Lewin yang mengatakan bahwa perilaku

manusia bukan sekedar respon dari stimulus melainkan

produk dari berbagi gaya yang mempengaruhinya

secara spontan. Gaya tersebut oleh Lewin dirumuskan

Page 12: MAKALAH psikologi PRILAKU

dalam B = f ( P. E ). Behavior adalah hasil interaksi

antara Persons ( diri orang) dengan Enviroment

(lingkungan psikologisnya).

Teori lain dari aliran ini mengatakan bahwa manusia

adalah pencari konsistensi kognitif (consistency seeker

). Manusia merupakan mahkluk yang mejaga keajegan

dalam sistem kepercayaannya dan diantara sistem

kepercayaan dengan perilaku. Asumsi ini melahirkan

teori yang disebut denga disonansi kognitif artinya

manusia akan akan mencari informasi yang mengurangi

disonansi ( ketidakcocokan antara dua kognisi).

Manusia bila bertemu dengan informasi yang disonan

dengan keyakinannya maka ia akan menolak,

meragukan sumbernya, menacri konsonan atau

mengubahnya.

F. Manusia menurut aliran psikologi humanistik

Manusia menurut konsepsi psikologi humanistik adalah

mahkluk aktif alam merumuskan strategi transaksional

sengan lingkungannya (homo ludens). Pada asumsi aliran ini

manusia dipandang berada dalam dunia kehidupan ( berupa

the I (aku), me (Ku), my self (diriku)) yang dipersepsi dan

diinterprestasi secara subjektif. Perilaku manusia berpusat

pada konsep dirinya berupa persepsi manusia tentang

identitas dirinya yang bersifat fleksibel dan berubah-ubah.

Selain itu perilaku manusia juga didasarkan pada

kebutuhannya dalam fungsi untuk mempertahankan,

meningkatkan serta mengaktualisasikan dirinya.

APLIKASI TERHADAP KEPERAWATAN

Page 13: MAKALAH psikologi PRILAKU

Aplikasi terhadap keperawatan yang disebabkan oleh faktor perilaku manusia ini

merujuk pada kesehatan jiwa manusia.

Beberapa teori lain yang telah dicoba untuk mengungkap faktor penentu yang

dapat mempengaruhi perilaku khususnya perilaku yang berhubungan dengan

kesehatan, antara lain :

1. Teori Lawrence Green (1980)

Green mencoba menganalisis perilaku manusia berangkat dari tingkat

kesehatan. Bahwa kesehatan seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu

faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non behavior

causes).

Faktor perilaku ditentukan atau dibentuk oleh :

1) Faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam

pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.

2) Faktor pendukung (enabling factor), yang terwujud dalam lingkungan fisik,

tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana

kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat steril dan sebagainya.

3) Faktor pendorong (reinforcing factor) yang terwujud dalam sikap dan

perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok

referensi dari perilaku masyarakat.

2. Teori Snehandu B. Kar (1983)

Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan bertitik tolak bahwa perilaku

merupakan fungsi dari :

1) Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau

perawatan kesehatannya (behavior itention).

2) Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (social support).

3) Adanya atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas

kesehatan (accesebility of information).

4) Otonomi pribadi orang yang bersangkutan dalam hal mengambil tindakan

atau keputusan (personal autonomy).

5) Situasi yang memungkinkan untuk bertindak (action situation).

3. Teori WHO (1984)

Page 14: MAKALAH psikologi PRILAKU

WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku tertentu

adalah :

1) Pemikiran dan perasaan (thougts and feeling), yaitu dalam bentuk

pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian seseorang terhadap

objek (objek kesehatan).

a. Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang

lain.

b. Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek.

Seseorang menerima kepercayaan berdasarkan keyakinan dan tanpa

adanya pembuktian terlebih dahulu.

c. Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek.

Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang

paling dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang

lain atau objek lain. Sikap positif terhadap tindakan-tindakan kesehatan

tidak selalu terwujud didalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat

itu, sikap akan diikuti oleh tindakan mengacu kepada pengalaman orang

lain, sikap diikuti atau tidak diikuti oleh suatu tindakan berdasar pada

banyak atau sedikitnya pengalaman seseorang.

2) Tokoh penting sebagai Panutan. Apabila seseorang itu penting untuknya,

maka apa yang ia katakan atau perbuat cenderung untuk dicontoh.

3) Sumber-sumber daya (resources), mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga

dan sebagainya.

4) Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan penggunaan sumber-sumber

didalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup (way of life)

yang pada umumnya disebut kebudayaan. Kebudayaan ini terbentuk dalam

waktu yang lama dan selalu berubah, baik lambat ataupun cepat sesuai

dengan peradapan umat manusia

Menurut Orem asuhan keperawatan dilakukan dengan keyakinan bahwa setiap

orang mempelajari kemampuan untuk merawat diri sendiri sehingga membantu

individu memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan kesejahteraan.

Teori ini dikenal dengan teori self care (perawatan diri).

Page 15: MAKALAH psikologi PRILAKU

Orang dewasa dapat merawat diri mereka sendiri, sedangkan bayi, lansia dan

orang sakit membutuhkan bantuan untuk memenuhi aktivitas self care mereka.

Orem mengklasifikasikan dalam 3 kebutuhan, yaitu:

1. Universal self care requisites (kebutuhan perawatan diri universal): kebutuhan

yang umumnya dibutuhkan oleh manusia selama siklus kehidupannya seperti

kebutuhan fisiologis dan psikososial termasuk kebutuhan udara, air, makanan,

eliminasi, aktivitas, istirahat, sosial, dan pencegahan bahaya. Hal tersebut

dibutuhkan manusia untuk perkembangan dan pertumbuhan, penyesuaian

terhadap lingkungan, dan lainnya yang berguna bagi kelangsungan hidupnya.

2. Development self care requisites (kebutuhan perawatan diri pengembangan):

kebutuhan yang berhubungan dengan pertumbuhan manusia dan proses

perkembangannya, kondisi, peristiwa yang terjadi selama variasi tahap dalam

siklus kehidupan (misal, bayi prematur dan kehamilan) dan kejadian yang

dapat berpengaruh buruk terhadap perkembangan. Hal ini berguna untuk

meningkatkan proses perkembangan sepanjang siklus hidup.

3. Health deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri penyimpangan

kesehatan): kebutuhan yang berhubungan dengan genetik atau

keturunan,kerusakan struktur manusia, kerusakan atau penyimpanngan cara,

struktur norma, penyimpangan fungsi atau peran dengan pengaruhnya,

diagnosa medis dan penatalaksanaan terukur beserta pengaruhnya, dan

integritas yang dapat mengganggu kemampuan seseorang untuk melakukan self

care.

Tiga jenis kebutuhan tersebut didasarkan oleh beberapa asumsi, yaitu:

1. Human being (Kehidupan manusia): oleh alam, memiliki kebutuhan

umum akan pemenuhan beberapa zat (udara, air, dan makanan) dan untuk

mengelola kondisi kehidupan yang menyokong proses hidup,

pembentukan dan pemeliharaan integritas structural, serta pemeliharaan

dan peningkatan integritas fungsional.

2. Perkembangan manusia: dari kehidupan di dalam rahim hingga

pematangan ke dewasaan memerlukan pembentukan dan pemeliharaan

Page 16: MAKALAH psikologi PRILAKU

kondisi yang meningkatkan proses pertumbuhan dan perkembangan di

setiap periode dalam daur hidup.

3. Kerusakan genetik maupun perkembangan dan penyimpangan dari

struktur normal dan integritas fungsional serta kesehatan menimbulkan

beberapa persyaratan/permintaan untuk pencegahan, tindakan pengaturan

untuk mengontrol perluasan dan mengurangi dampaknya.

Asuhan keperawatan mandiri dilakukan dengan memperhatikan tingkat

ketergantuangan atau kebutuhan klien dan kemampuan klien. Oleh karena itu ada

3 tingkatan dalam asuhan keperawatan mandiri, yaitu:

1. Perawat memberi keperawatan total ketika pertama kali asuhan

keperawatan dilakukan karena tingkat ketergantungan klien yang tinggi

(sistem pengganti keseluruhan).

2. Perawat dan pasien saling berkolaborasi dalam tindakan keperawatan

(sistem pengganti sebagian).

3. Pasien merawat diri sendiri dengan bimbingan perawat (sistem

dukungan/pendidikan).

APLIKASI TEORI OREM

Klien dewasa dengan Diabetes Melitus menurut teori self-care Orem

dipandang sebagai individu yang memiliki kemampuan untuk merawat dirinya

sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup, memelihara kesehatan dan mencapai

kesejahteraan.

Klien dewasa dengan Diabetes Mellitus dapat mencapai sejahtera /

kesehatan yang optimal dengan mengetahui perawatan yang tepat sesuai dengan

kondisi dirinya sendiri. Oleh karena itu, perawat menurut teori self-care berperan

sebagai pendukung/pendidik bagi klien dewasa dengan Diabetes Mellitus

terkontrol untuk tetap mempertahankan kemampuan optimalnya dalam mencapai

sejahtera.

Kondisi klien yang dapat mempengaruhi self-care dapat berasal dari faktor

internal dan eksternal, factor internal meliputi usia, tinggi badan, berat badan,

budaya/suku, status perkawinan, agama, pendidikan, dan pekerjaan. Adapun

Page 17: MAKALAH psikologi PRILAKU

factor luar meliputi dukungan keluarga dan budaya masyarakat dimana klien

tinggal.

Klien dengan kondisi tersebut membutuhkan perawatan diri yang bersifat

kontinum atau berkelanjutan. Adanya perawatan diri yang baik akan mencapai

kondisi yang sejahtera, klien membutuhkan 3 kebutuhan selfcare berdasarkan

teori Orem yaitu:

1. Universal self care requisites (kebutuhan perawatan diri

universal), kebutuhan yang umumnya dibutuhkan oleh klien

selama siklus hidupnya dalam mempertahankan kondisi yang

seimbang/homeostasis yang meliputi kebutuhan udara, air,

makanan, eliminasi, istirahat, dan interaksi sosial serta menghadapi

resiko yang mengancam kehidupan. Pada klien DM, kebutuhan

tersebut mengalami perubahan yang dapat diminimalkan dengan

melakukan selfcare antara lain melakukan latihan/olahraga, diet

yang sesuai, dan pemantauan kadar glukosa darah.

2. Development self care requisites (kebutuhan perawatan diri

pengembangan), klien dengan DM mengalami perubahan fungsi

perkembangan yang berkaitan dengan fungsi perannya. Perubahan

fisik pada klien dengan DM antara lain, menimbulkan peningkatan

dalam berkemih, rasa haus, selera makan, keletihan, kelemahan,

luka pada kulit yang lama penyembuhannya, infeksi vagina, atau

pandangan yang kabur (jika kadar glukosanya tinggi).

3. Health deviation self care requisites (kebutuhan perawatan diri

penyimpangan kesehatan), kebutuhan yang berkaitan dengan

adanya penyimpangan kesehatan seperti adanya sindrom

hiperglikemik yang dapat menimbulkan kehilangan cairan dan

elektrolit (dehidrasi), hipotensi, perubahan sensori, kejang-kejang,

takikardi, dan hemiparesis. Pada klien dengan DM terjadi

ketidakseimbangan antara kebutuhan yang harus dipenuhi dengan

kemampuan yang dimiliki. Klien DM akan mengalami penurunan

pola makan dan adanya komplikasi yang dapat mengurangi

Page 18: MAKALAH psikologi PRILAKU

keharmonisan pasangan (missal infeksi vagina dan bagian tubuh

lainnya).

Ketidakseimbangan baik secara fisik maupun mental yang dialami

oleh klien dengan DM menurut Orem disebut dengan self-care

deficit. Menurut Orem peran perawat dalam hal ini yaitu mengkaji

klien sejauh mana klien mampu untuk merawat dirinya sendiri dan

mengklasifikasikannya sesuai dengan klasifikasi kemampuan klien

yang telah kami sebutkan sebelumnya.

Setelah mengkaji dan mendapatkan informasi yang lengkap barulah perawat mulai

bekerja untuk mengembalikan kemampuan self-care klien secara optimal sesuai

dengan kondisi aktual klien yang berhubungan dengan Diabetes Mellitus yang

diderita oleh klien.

Page 19: MAKALAH psikologi PRILAKU

DAFTAR PUSTAKA

Psikologi Komunikasi

Edwi Arief Sosiawan, SIP, MSi