Makalah Psikologi Komunikator dan Psikologi Pesan
-
Upload
riska-nurakhidah-sari -
Category
Education
-
view
438 -
download
10
Transcript of Makalah Psikologi Komunikator dan Psikologi Pesan
PSIKOLOGI KOMUNIKATOR
DAN PSIKOLOGI PESAN
MAKALAH
Dibuat untuk Memenuhi Tugas
Mata Kuliah Psikologi Komunikasi
Dosen Pembimbing: Jaja Suteja, M.Pd.I
Disusun Oleh:
Riska Nur’Akhidah Sari 050311.1011
PROGRAM STUDI BIMBINGAN KONSELING
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS NAHDLATUL ULAMA CIREBON
2012
KATA PENGANTAR
Alhamdulillah puji syukur saya panjatkan atas kehadirat Allah SWT, karena
atas rahmat dan Inayah-Nya saya dapat menyelesaikan makalah ini dengan baik
dan lancar.
Saya juga mengucapkan terimakasih kepada Bapak Jaja Suteja, M.Pd.I,
selaku dosen mata kuliah Psikologi Komunikasi yang telah membimbing saya
dan semua pihak yang telah membantu dalam pembuatan makalah ini, baik itu
secara material ataupun spiritual, karena tanpa bantuan pihak yang telah
membantu dalam pembuatan makalah ini maka makalah ini tidak akan selesai
dengan baik.
Dalam penyusunan makalah ini saya merasa masih banyak kekurangan baik
pada teknik penulisan maupun materi. Oleh karena itu saya mengharapkan kritik
& saran dari pembaca yang bersifat membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Akhir kata, semoga makalah ini dapat bermanfaat dan berguna bagi
pembaca dan generasi penerus bangsa Indonesia.
Cirebon, Juni 2012
Penyusun
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI......................................................................................................... iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang .................................................................................. 1
B Perumusan Masalah ........................................................................... 2
C. Tujuan Penulisan ............................................................................... 2
D. Manfaat .............................................................................................. 2
BAB II PEMBAHASAN
A. Psikologi Komunkator ....................................................................... 5
1. Faktor-faktor yang Memengaruhi Efektivitas Komunikator ......... 5
2. Pengaruh Komunikasi .................................................................... 6
B. Psikologi Pesan .................................................................................. 9
1. Bentuk Komunikasi ....................................................................... 9
2. Faktor-faktor yang Memengaruhi Efektivitas Pesan .....................12
BAB III KESIMPULAN .....................................................................................15
DAFTAR PUSTAKA............................................................................................16
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Hubungan kita dengan orang lain akan menentukan kualitas hidup kita.
Bila orang lain tidak memahami apa yang kita katakan. Itu artinya kita telah
gagal dalam komunikasi. Komunikasi yang kita berikan tidak efektif.
Sebagai ilustrasi, suatu saat anda berada di masjid. Di mimbar, berdiri
seseorang yang mengkhotbahkan pentingnya memelihara kebersihan moral
dan menjauhi perbuatan dosa. Yang berkhotbah memakai jins yang sudah
lusuh, berambut gondrong dan kusut, memakai kalung hitam dengan gantulan
tengkorak kecil, dan berjaket hitam dengan lukisan apel merah yang besar.
Anda masih dapat melihat akar bahar menghias lengannya yang kekar. Ia
mengutif ayat-ayat suci dan ia serius. Dengan melihat penampilannya yang
seperti itu, anda pasti akan menganggapnya sebagai orang yang gila dan
tersesat karena masuk masjid.
Itulah psikologi komunikator. Artinya, ketika seorang komunikator
berkomunikasi dengan komunikan yang berpengaruh tidak hanya apa yang ia
katakan, tetapi juga memerlukan ”penampilan” yang meyakinkan. He doesn’t
communicate what he says, he communicates what he is. Artinya ia tidak
dapat menyuruh pendengar hanya memperhatikan apa yang ia katakan.
Pendengar juga akan memperhatikan siapa yang mengatakan atau
menyampaikan semua pesan-pesan tersebut. Dalam psikologi komunikator
unsur siapa yang berbicara lebih penting dari apa yang dibicarakan.
Pesan merupakan salah satu unsur yang penting dalam berkomunikasi,
sehingga makna dari pesan itu sendiri memperlancar interaksi social antar
manusia. Sementara tujuan dari komunikasi akan tercapai bila makna pesan
yang disampaikan komunikator sama dengan makna yang diterima
komunikan. Maka untuk mencapai tujuan itu, pesan yang disampaikan
biasanya diungkapkan melalui bahasa.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalah berdasarkan latar belakang di atas adalah
sebagai berikut:
1. Apa faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas komunikator?
2. Apa saja pengaruh dari komunikasi?
3. Apa saja bentuk-bentuk pesan dalam psikologi pesan?
4. Apa faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas pesan?
C. Tujuan Penulisan
Adapun tujuan penulisan dari pembuatan makalah ini adalah untuk:
1. Mengetahui faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas komunikator
2. Mengetahui pengaruh dari komunikasi
3. Mengetahui jenis-jenis pesan
4. Mengetahu faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas pesan
D. Manfaat
Adapun manfaat dari pembuatan makalah ini yaitu:
1. Sebagai referensi dari psikologi komunikator dan psikologi pesan
2. Sebagai pemahaman tugas psikologi komunikasi
3. Sebagai bahan pertimbangan nilai
BAB II
PEMBAHASAN
A. Psikologi Komunikator
Psikologi komunikator. Artinya, ketika seorang komunikator
berkomunikasi dengan komunikan yang berpengaruh tidak hanya apa yang ia
katakan, tetapi juga memerlukan ”penampilan” yang meyakinkan. He doesn’t
communicate what he says, he communicates what he is. Artinya ia tidak
dapat menyuruh pendengar hanya memperhatikan apa yang ia katakan.
Pendengar juga akan memperhatikan siapa yang mengatakan atau
menyampaikan semua pesan-pesan tersebut. Dalam psikologi komunikator
unsur siapa yang berbicara lebih penting dari apa yang dibicarakan.
Dalam konsep psikologi komunikator, proses komunikasi akan sukses
apabila berhasil menunjukkan source credibility atau menjadi sumber
kepercayaan bagi komunikan.
Aritoteles menyebutkan karakter komunikator sebagai ethos. Ethos
terdiri atas pikiran baik (good sense), akhlak yang baik (good moral
character), dan maksud yang baik (good will).
Sedangkan Holand dan Weiss menyebut ethos sebagai credibility yang
terdiri atas dua unsur, yaitu keahlian (expertise) dan dapat dipercaya
(Trustworthinnes).
1. Faktor-Faktor yang Memengaruhi Efektivitas Komunikator
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunikator
adalah sebagai berikut:
a. Kredibilitas
Kredibilitas adalah seperangkat persepsi komunikan tentang sifat-
sifat komunikator. Dalam diri ini terkandung dua hal : (1) kredibilitas
adalah persepsi komunikan; jadi tidak inheren dalam diri komunikator
(2) Kredibilitas berkenaan dengan sifat-sifat komunikator, yang
selanjutnya disebut sebagai komponen-komponen kredibilitas.
Kredibilitas itu masalah persepsi. Kredibiltas tidak ada pada diri
komunikator, tetapi terletak pada diri komunikan. Selain pelaku
persepsi dan topik yang di bahas, faktor situasi, dan interaksi di antara
faktor juga mempengaruhi kredibilitas.
Menurut (Jalaluddin, 2011:254) Kredibilitas terdiri dari beberapa
komponen penting, diantaranya adalah keahlian dan kepercayaan.
Keahlian adalah kesan yang dibentuk komunikan tentang kemampuan
komunikator dalam hubungannya dengan topik yang dibicarakan.
Kepercayaan adalah kesan komunikan tentang komunikator yang
berkaitan dengan wataknya. Aristoteles menyebutnya good moral
character. Quintillianus menulis, A good man speaks well; orang baik
berbicara baik.
Sementara itu koehler, anator dan appllbaum menambahkan 4
komponen kredibilitas yaitu:
(1) Dinamisme. Dinamisme bila dia dipandang sebagai orang yang
bergairah, bersemangat, aktif, tegas dan berani
(2) Sosiabilitas. Sosiabilitas kesan komunikan tentang komunikator
sebagai orang periang dan seang bergaul.
(3) Koorientasi, kesan komunikan tentang komunikator sebagai orang
yang mewakili kelompok ang kita senangi, yanng mewakili nilai-
nilai kita.
(4) Kharisma, sifat luar biasa yang dimilikikomunikator yanng menarik
dan mengendalikan komunikan, seperti magnet-magnet menarik
benda-benda disekitarnya.
b. Atraksi
Atraksi (attractiveness) adalah daya tarik komunikator yang
besumber dari fisik. Seorang komunikator akan mempunyai
kemampuan untuk melakukan perubahan sikap melalui mekanisme
daya tarik (fisik), misalnya, komunikator disenangi atau dikagumi yang
memungkinkan komunikan menerima kepuasan. Daya tarik fisik adalah
salah satu yang dapat menyebabkan pihak lain (komunikate) merasa
tertarik kepada komunikator. Misalnya, kita menyenangi orang-orang
yang cantik atau tampan, atau mungkin kita akan menyenangi orang-
orang yang memiliki banyak kesamaan dengan kita, atau mungkin juga
kita akan menyenangi orang-orang yang memiliki kemampuan yang
lebih tinggi dari kita. Hal-hal itu terkait dengan daya tarik fisik,
ganjaran, kesamaan, dan kemampuan. Komunikator yang menarik
secara fisik akan memiliki daya tarik tersendiri yang memungkinkan ia
memiliki pesona persuasif.
c. Kekuasaan
Kekuasaan adalah kemampuan dalam menimbulkan ketundukan.
Seperti kredibilitas dan atraksi, ketundukan timbul dari interaksi antara
komunikator dan komunikate. Kekuasaan menyebabkan seorang
komunikator dapat “memaksakan” kehendaknya kepada orang lain,
karena ia memiliki sumber daya yang sangat penting. Berdasarkan
sumber daya yang dimilikinya, French dan Raven menyebutkan jenis-
jenis kekuasaan. Klasifikasi ini dimodifikasikan Raven (1974) dan
menghasilkan 5 jenis kekuasaan, yaitu:
1. Kekuasaan Koersif (coersive power): menunjukkan kemampuan
komunikator untuk mendatangkan ganjaran atau mendatangkan
hukuman bagi komunikan. Misalnya hukuman yang bersifat
personal: benci atau kasih sayang.
2. Kekuasaan Keahlian (Expert Power): berasal dari pengetahuan,
pengalaman, keterampilan, atau kemampuan yang dimiliki
komunikator. Seorang dosen memiliki kekuasaan keahlian, sehingga
ia dapat menyuruh mahasiswanya menafsirkan suatu teori sesuai
dengan pendapatnya.
3. Kekuasaan Informasional (Informational Power): berasal dari isi
komunikasi tertentu atau pengetahuan baru yang dimiliki oleh
komunikator. Seorang ahli mesin dapat menyarankan manajernya
untuk membeli mesin jenis/keluaran baru yang lebih baik cara
kerjanya.
4. Kekuasaan rujukan (Referent Power): Komunikan menjadikan
komunikator sebagai kerangka rujukan untuk menilai dirinya.
Misalnya: menjadikan komunikator sebagai teladan, karena
perilakunya yang baik.
5. Kekuasaan Legal (Legitimate Power): berasal dari seperangkat aturan
atau norma yang menyebabkan komunikator berwewenang untuk
melakukan suatu tindakan. Misalnya: seorang manajer bisa saja
mengeluarkan pegawainya yang melanggar aturan
Penelitian psikologis tentang penggunaan kekuasaan
menunjukkan bahwa orang memilih jenis kekuasaan yang dimilikinya
tidak secara rasional. Orang menggunakan kekuasaan koersif sering
hanya karena ingin memenuhi kepuasan diri atau menunjang harga diri.
Berikut ini disampaikan berbagai hasil penelitian yang berkenan dengan
penggunaan kekuasaan dalam mempengaruhi perilaku orang lain :
1. Komunikan akan lebih baik diyakini untuk melakukan perilaku yang
tidak disukai dengan dijanjikan ganjaran daripada diancam dengan
hukuman. Ancaman yang kuat bahkan dapat menimbulkan efek
boomerang—alih-alih tunduk malah melawan (Heilman dan Garner,
1975).
2. Efektifitas ancaman dapat ditingkatkan bila komunikator
memberikan alternative perilaku ketundukan, sehingga komunikan
masih dapat melakukan pilihan walaupun terbatas ( Heilman dan
Garner, 1975)
3. Kekuasaan informasional sering kali digunakan bila komunikator
memandang prestasi jelek bawahannya disebabkan oleh kurangnya
motivasi. (Kipnis, 1974)
4. Bila atasan melihat bahwa prestasi jelek bawahannya disebabkan
kekurangan dalam kemampuannya, ia akan menggunakan kekuasaan
keahlian (kipnis, 1974).
5. Kekuasaan koersif umumnya digunakan bila pemimpin
(komunikator) menganggap komunikan tidak melakukan anjuran
dengan baik karena ia bersikap negatif atau mempunyai
kecenderungan melawan pemimpin (goodstadt dan Hjelle, 1973).
6. Kekuasaan kooersif juga sering digunakan oleh komunikator yang
kurang percaya pada diri sendiri, yang merasa tidak berdaya
(Goodstadt dan Hjelle, 1973), atau oleh orang-orang yang merasa
tertekan, tertindas, dan teraniaya (Raven, 1974)
Tetapi apapun jenis kekuasaan yang dipergunakan, ketundukan
adalah pengaruh yang paling lemah dibandingkan dengan identifikasi
dan internalisasi. Dengan begitu, kekuasaan sepatutnya digunakan
setelah kredibilitas dan atraksi komunikator.
2. Pengaruh Komunikasi
Menurut Herbert C. Kelman (1975) pengaruh komunikasi kita pada
orang lain terdiri atas 3 hal, antara lain:
a. Internalisasi
Internalisasi terjadi bila orang menerima pengaruh karena perilaku
yang dianjurkan itu sesuai dengan sistem nilai yang dimilikinya. Kita
menerima gagasan, pikiran, atau anjuran orang lain karena gagasan,
pikiran, atau anjuran orang lain itu berguna untuk memecahkan
masalah, penting dalam menunjukkan arah, atau dituntut oleh sistem
nilai kita. Internalisasi terjadi ketika kita menerima anjuran orang lain
atas dasar rasional. Misalnya kita berhenti merokok, karena kita ingin
memelihara kesehatan kita karena kita tahu bahwa merokok tidak sesuai
nilai-nilai yang kita anut.Dimensi ethos yang paling relevan dalam hal
ini adalah kredibilitas, yaitu keahlian yang dimiliki oleh komunikator
atau kepercayaan kita pada komunikator
b. Identifikasi
Identifikasi terjadi bila individu mengambil perilaku yang berasal
dari orang atau kelompok lain karena perilaku itu berkaitan dengan
hubungan yang mendefinisikan diri secara memuaskan (satisfying self-
defining relationship) dengan orang atau kelompok itu. Hubungan yang
mendefinisikan diri artinya memperjelas konsep diri. Dalam
identifikasi, individu mendefinisikan perannya sesuai dengan peranan
orang lain. Dengan perkataan lain, ia berusaha seperti atau benar-benar
menjadi orang lain. Dengan mengatakan apa yang ia katakan,
melakukan apa yang ia lakukan, mempercayai apa yang ia percayai,
individu mendefinisikan dirinya sesuai dengan orang yang
mempengaruhinya.Identifikasi terjadi ketika anak berperilaku
mencontoh ayahnya, murid meniru tindak tanduk gurunya, atau
penggemar bertingkah dan berpakaian seperti bintang yang
dikaguminya. Dimensi ethos yang paling relevan dengan identifikasi
ialah atraksi (daya tarik komunikator)
c. Ketundukan (compliance)
Ketundukan terjadi bila individu menerima pengaruh dari orang
atau kelompok lain karena ia berharap memperoleh reaksi yang
menyenangkan dari orang atau kelompok lain tersebut. Ia ingin
memperoleh ganjaran atau menghindari hukuman dari pihak yang
mempengaruhinya. Dalam ketundukan, orang menerima perilaku yang
dianjurkan bukan karena mempercayainya, tetapi karena perilaku
tersebut membantunya untuk menghasilkan efek sosial yang
memuaskan.
Bawahan yang mengikuti perintah atasannya karena takut dipecat,
pegawai negeri yang masuk parpol tertentu karena kuatir diberhentikan,
petani yang menanam sawahnya karena ancaman pamong desa adalah
contoh-contoh ketundukan, Dimensi ethos yang berkaitan dengan
ketundukan ialah kekuasaan.
B. Psikologi Pesan
Dalam ilmu psikologi pesan terdapat konsep yang berupa teknik
pengendalian perilaku orang lain yang disebut bahasa. Dengan bahasa yang
merupakan kumpulan kata, komunikator dapat mengatur perilaku orang lain.
Berbicara atau berkomunikasi dengan menggunakan bahasa. Dan selanjutnya,
bahasa adalah pesan dalam bentuk kata-kata dan kalimat, yang disebut pesan
linguistik.
Manusia mengucapkan kata-kata dan kalimat dengan cara-cara tertentu.
Setiap cara berkata memberikan maksud tersendiri. Cara-cara ini kita sebut
pesan paralinguistic. Tetapi manusia juga menyampaikan pesan dengan cara-
cara lain selain dengan dengan bahasa, misalnya dengan isyarat; ini kita sebut
pesan ekstralinguistik. Kita akan membicarakan pesan linguistic dengan
menguraikan ihwal bahasa, hubungan bahasa dengan persepsi dan berfikir,
makna dan teori general sematic dari Korzyski yang menganalisa proses
penyandian (encoding).
Pesan merupakan salah satu unsur yang penting dalam berkomunikasi,
sehingga makna dari pesan itu sendiri memperlancar interaksi social antar
manusia. Sementara tujuan dari komunikasi akan tercapai bila makna pesan
yang disampaikan komunikator sama dengan makna yang diterima
komunikan. Maka untuk mencapai tujuan itu, pesan yang disampaikan
biasanya diungkapkan melalui 2 bentuk, yaitu:
1. Pesan Verbal
Pesan verbal atau pesan linguistik adalah pesan yang digunakan
dalam komunikasi yang menggunakan bahasa sebagai media. Pesan
verbal ditransmisikan melalui kombinasi bunyi-bunyi bahasa dan
digunakan untuk menyatakan pikiran, perasaan dan maksud. Dengan kata
lain, pesan verbal adalah pesan yang diungkapkan melalui bahasa yang
menggunakan kata-kata sebagai media penyampaian gagasa, ide,
informasi.
Bahasa memevahkan persoalan, dan menarik kesimpulan. Bahasa
memungkinkan kita untuk menyandi (code) peristiwa-peristiwa dan objek-
objek dalam bentuk kata-kata. Dengan bahasa, kita dapat
mengabstraksikan pengalaman kita, dan mengomunikasikan kebanyakan
pemikiran kita kepada orang lain dan menerima pemikiran lainnya.
2. Pesan Nonverbal
Pesan non verbal adalah pesan yang digunakan dalam komunikasi
yang menggunakan isyarat sebagai media komunikasi. Menurut Mark L.
Knapp (1972: 9-12) fungsi pesan non-verbal terbagi menjadi 5 diantaranya
adalah:
a. Repetisi, mengulang kembali gagasan yang sudah disajikan secara
verbal
b. Substitusi, menggantikan lambang-lambang verbal
c. Kontradiksi, memberikan makna lain terhadap pesan verbal
d. Komplemen, melengkapi dan memperkaya pesan verbal
e. Aksentuasi, menegaskan pesan verbal
Dale G. Leathers (1976: 4-7), penulis Nonverbal Communication
Systems menyebutkan enam alasan mengapa pesan non verbal sangat
pentinga dalam melancarkan atau menghambat efektivitas komunikasi.
Berikut enam alasan tersebut:
a. Faktor-faktor nonverbal sangat menemukan makna dalam komunikasi
interpersonal
b. Perasaan dan emosi lebih cermat disampaiakn lewat pesan nonverbal
c. Pesan nonverbal menyampaikan makna dan maksud yang relative
bebas dari penipuan, distorsi, dan kerancuan
d. Pesan nonverbal berfungsi metakomunikatif yang sangat diperlukan
untuk mencapai komunikasi yang berkualitas tinggi
e. Pesan nonverbal merupakan cara komunikasi yang lebih efisien
1) Klasifikasi Pesan Nonverbal
Menurut ducan pesan nonverbal terdiri atas enam macam,
yaitu kinesik atau gerak tubuh, paralinguistic atau suara, prosemik
atau penggunaan ruangan personal, olfaksi atau penciuman,
sensitivitas kulit dan faktor artifaktual seperti pakaian dan kosmetik.
Sedangkan menurut Jalaluddin Rakhmat pesan nonverbal terbagi atas
tiga kelompok besar, yaitu pesan nonverbal visual yang meliputi
kinesik, proksemik, dan artifaktual. Pesan nonverbal auditif yang
terdiri atas pesan paralinguistic. Dan pesan nonverbal nonvisual
nonauditif meliputi sentuhan dan ciuman.
Pesan kinesik yaitu penyampaian pesan dengan menggunakan
gerakan tubuh. Terdiri atas tiga komponen utama yaitu pesan fasial
yang menggunakan mimik muka untuk menyampaiakn makna
tertentu, pesan gesturalyang menggunakan gerakan sebagian anggota
badan seperti mata dan tangan untuk mengomunikasikan berbagai
makna, pesan postural berkenaan dengan keseluruhan anggota badan.
Pesan proksemik disampaikan melalui pengaturan jarak dan
ruang. Pesan proksemik juga diungkapkan dengan mengatur ruangan
objek dan rancangan interior. Pesan proksemik dapat mengungkapkan
status sosial-ekonomi, keterbukaan dan keakraban.
Pesan artifaktual diungkapkan melalui penampilan tubuh,
pakaian dan kosmetik. Pakaian dipakai untuk menyampaiakan
perasaan, kosmetik menurut M.S Wetmore Cosmetic Studio di
Encino, California dan mengungkapkan kesehatan, dan kehangatan.
Pesan paralinguistic adalah pesan nonverbal yang berhubungan
dengan cara mengucapkan pesan verbal. Secara keseluruhan pesan
paralinguistic adalah alat yang paling cermat untuk menyampaiakn
perasaan kita kepada orang lain. Pesan paralinguistic terdiri atas nada
yang dapat mengungkapkan gairah, ktakutan, kesedihan, kasih saying
dan sebaginya. kualitas suara mengungkapkan identitas dan
kepribadian seseorang. Volume menunjukan tinggi-rendahnya suara.
Dan kecepatan dan ritme dapat mengungkapkan perasaan.
Pesan sentuhan dan bau-bauan termasuk pesan nonverbal,
nonvisual, dan nonvokal. Alat penerima sentuhan adalah kulit, yang
mampu menerima dan membedakan berbagai emosi yang
disampaikan orang melalui sentuhan. Penciuman adalah indera
penciuman yang dapat bekerja setiap saat baik yang digunakan dengan
sadar maupun tidak sadar.
3. Faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas pesan
Adapun faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas pesan adalah
sebagai berikut:
a. Organisasi Pesan
Pesan yang diorganisasikan dengan baik lebih mudah dimengerti
daripada pesan yang tidak diorganisasikan dengan baik.
Sejak lama retorika menunjukan cara-cara menyusun pesan
mengikuti pola yang disarankan Aristoteles. Retorika mengenal enam
macam organisasi pesan yaitu urutan deduktif yang dimulai dengan
menyatakan gagasan utama terlebih dahulu, kemudian
memperjelasnya dengan keterangan penunjang, penyimpulan dan
bukti. Sebaliknya dalam urutan induktif terlebih dahulu
mengemukakan perincian-perincian dan kemudian menarik
kesimpulan. Urutan kronologis pesan disusun berdasarkan sebab ke
akibat atau akibat ke sebab. Urutan special pesan disusun berdasarkan
tempat. Sedangkan urutan topical pesan disusun berdasarkan topic
pembicaraan, dari yang penting kepada yang kurang penting, dari
yang kudah kepada yang sukar, dari yang dikenal kepada yang asing
(Rakhmat, 1982:46).
Sesudah urutan-urutan pesan di atas, psikologi komunikasi
menambahkan satu urutan pesan yang disebut dengan urutan
psikologis. Urutan ini mengikuti sistem berpikir manusia seperti yang
dipolakan oleh John Dewey.
Alan H. Monroe pada akhir tahun 1930-an menyarankan lima
langkah dalam penyusunan pesan atau yang lebih dikenal dengan
motivated sequence. Adapun lima langkah penyusunan pesan tersebut
adalah:
1) Attention (Perhatian)
2) Need (Kebutuhan)
3) Satisfaction (Pemuasan)
4) Visualization (Visualisasi)
5) Action (Tindakan)
Bila ingin mempengaruhi orang lain, rebutlah lebih dahulu
perhatiannya, selanjutnya bangkittkan kebutuhannya, berikan petunjuk
bagaimana caranya memuaskan kebutuhan itu, gambarkan dalam
pikirannya keuntungan dan kerugian apa yang akan diperolehnya bila
ia menerapkan atau tidak menerapkan gagasan tersebut. Dan akhirnya
doronglah ia untuk bertindak.
b. Struktur Pesan
Penyajian informasi, dan argumen dalam sebuah pesan akan
memengaruhi pandangan terhadap komunikator dan respons yang
diberikan oleh komunikan.
Koehler et al (1978: 170-171) dengan mengutif Cohen
menyebutkan kesimpulan tahap menyampaiakn informasi dan
argumen sebagai berikut:
1) Bila pembicara menyajikan dua sisi persoalan, tidak ada
keuntungan untuk pembicara yang pertama, karena berbagai
kondisi akan menentukan pembicara yang paling berpengaruh
2) Penempatan persoalan
3) Penempatan gagasan
4) Mengubah posisi akan membuat orang kelihatan tidak konsisten,
mudah dipengaruhi dan bahkan tidak jujur
5) Urutan pro-kontra lebih efektif daripada urutan kontra-pro bila
digunakn oleh sumber yang memiliki otoritas dan dihormati oleh
khalayak
6) Argument yang didengar akan lebih efektif bial ada jangka
waktu cukup lam diantara dua pesan, dan pengujian terjadi setelah
pesan kedua
c. Imbauan Pesan
Untuk mempengaruhi orang lain kita harus menyentuh motif yang
menggerakan atau mendorong perilaku komunikan. Dengan perkataan
lain, kita secara psikologis menghimbau khalayak untuk menerima
dan melaksanakn gagasan kita. Imbauan terdiri dari beberapa macam
yaitu sebagai berikut:
1) Imbauan rasional, berarti meyakinkan orang lain dengan
pendekatan logis . Imbauan rasional biasanya menggunakan
silogisme
2) Imbauan emosional, menggunakn bahasa yang menyentuh emosi
komunikan yang dipengaruhi oleh pengalaman sebelumnya
3) Imbauan takut, menggunakan pesan yang mencemaskan,
mengancam atau meresahkan
4) Imbauan ganjaran, menggunakn rujukan yang menjanjikan
komunikan sesuatu yang mereka perlukan atau inginkan
5) Imbauan motivasional, menggunakn imbauan motif yang
menyentuh konsi intern dalam diri manusia
BAB III
KESIMPULAN
1. Faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas komunikator
Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi efektivitas komunkator adalah:
a. Kredibilitas, Seperangkat persepsi komunikan tentang sifat-sifat
komunikator
b. Atraksi, Daya tarik komunikator yang bersumber dari fisik
c. Kekuasaan, kemampuan dalam menimbulkan ketundukan
2. Pengaruh komunikasi
Adapun pengaruh dari komunikasi adalah sebagai berikut:
a. Internalisasi, terjadi bila individu menerima anjuran dari orang lain
b. Identifikasi, terjadi bila individu mendefinisikan pernanannya sesuai
dengan peranan orang lain
c. Ketundukan, terjadi bila individu menerima pengaruh dari seseorang atau
kelompok lain karena ia berharap hal tersebut menghasilkan efek sosial
yang memuaskan bagi dirinya
3. Bentuk-bentuk pesan dalam psikologi pesan
Adapun bentuk-bentuk pesan adalah sebagai berikut:
a. Pesan verbal, pesan yang menggunakan bahasa sebagai media komunikasi
b. Pesan nonverbal, pesan yang menggunakan isyarat untuk berkomunikasi
4. F actor-faktor yang memengaruhi efektivitas pesan dalam psikologi pesan
Adapun faktor-faktor yang memengaruhi efektivitas pesan adalah:
a. Organisasi pesan, cara penyajian pesan
b. Struktur pesan, cara penyusunan informasi dalam pesan
c. Imbauan Pesan, gagasan yang diberikan kepada komunikan agar menerima
dan melaksanakan gagasan yang diberikan oleh komunikator
DAFTAR PUSTAKA
Rakhmat, Jalaluddin. 2011. Psikologi Komunikasi. Bandung: PT Remaja
Rosdakarya