Makalah psikologi konsumen
Click here to load reader
Transcript of Makalah psikologi konsumen
PSIKOLOGI KONSUMEN
Psikologi Industri dan Organisasi
Dosen Pengampu :
Laila Meiliyandrie Indah Wardani, M.Psi, Dr
Disusun Oleh:
Andriani Ayu Ekawati (46113310021)
JURUSAN PSIKOLOGI FAKULTAS PSIKOLOGI
UNIVERSITAS MERCUBUANA
CIBUBUR
2014
DAFTAR ISI
1
BAB I Pendahuluan....................................................................................................... 3
BAB II Isi ....................................................................................................................... 4
2.1 Pengertian................................................................................................................. 5
2.2 Penemukenalan keperluan dan kebutuhan konsumen ....................................... 5
2.3 Aspek kepribadian .................................................................................................. 7
2.4 Proses pengambilan keputusan .............................................................................. 11
2.5 Proses penawaran.................................................................................................... 13
BAB III Penutup .......................................................................................................... 17
Daftar Pustaka ...............................................................................................................
PENDAHULUAN
2
Manusia dipandang sebagai satu sistem yang berinteraksi dengan sistem
industri, khususnya dengan sistem industri yang menghasilkan produk-produk dalam
bentuk barang-barang dan jasa-jasa konsumen. Setiap orang dalam hidupnya berperan
sebagai tenaga yang menghasilkan sesuatu (barang, jasa dan uang), sebagai tenaga
kerja dan sebagai tenaga yang menggunakan sesuatu (barang, jasa dan uang).
Peran tenaga kerja dan konsumen merupakan dua sisi dari kehidupan manusia.
Kerja diartikan secara luas sebagai serangkaian kegiatan yang harus dilakukan untuk
dapat mempertahankan, merawat, meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan
kehidupan serta mengembangkan potensi-potensinya. Dengan bekerja, seseorang
memperoleh imbalan uang. Uang penghasilan ini merupakan masukan utama dari
sistem manusiauntuk digunakan agar kesehatan dan kesejahteraan dirinya dapat
dipelihara atau ditingkatkan.
Membelanjakan uang penghasilan berarti membeli dan menggunakan atau
mengabsorpsi produk dalam bentuk barang dan / atau jasa yang dihasilkan oleh sistem
industri. Psikologi Konsumen membantu kita mengenai : Bagaimana konsumen
mengetahui, mengenali barang dan jasa yang ditawarkan, bagaimana konsumen
sampai pada keputusan untuk membeli barang dan jasa yang dianggap bermanfaat.
BAB II
3
ISI
2.1. Pengertian
Psikologi konsumen memandang manusia sebagai konsumen dari barang dan
jasa. Karena itu sasaran utama adalah menjelaskan perilaku konsumen, maka selain
“psikologi konsumen” juga digunakan istilah “perilaku konsumen”. Katona (1980)
memandang perilaku konsumen sebagai cabang ilmu dari perilaku ekonomika
(behavioral economics). Perilaku konsumen adalah " Bagaimana konsumen datang
untuk belajar tentang , keinginan , memperoleh, menggunakan , dan membuang
barang, jasa , dan kegiatan yang tersedia di pasar untuk memenuhi kebutuhan
mereka”.
Dalam perkembangan psikologi konsumen, terjadi kecenderungan perubahan
fokus yang sangat mencolok, yaitu yang semula pandangannya dipusatkan kepada
konsumen sebagai pembeli saja, fokusnya menjadi konsumen sebagai konsumen,
dalam arti yang lebih luas dari pada pembeli (Jacoby, 1976; Perloff, 1968). Ciri-
cirinya ialah:
Perhatian meluas sampai pada hal-hal di luar kegiatan membeli. Perilaku
konsumen diberi batasan yang lebih luas, yaitu sebagai acquisition, use and
disposition of products, service, time and idea.
Meningkatnya kecenderungan untuk mendekati masalah dari sudut pandang
konsumen. Dapat dilakukan melalui survey.
Perilaku konsumen dikaji dengan tujuan ilmiah murni. Jacoby (1975)
mengemukakan bahwa psikologi sosial diperkaya dengan hasil-hasil
penelitian dari perilaku konsumen, khususnya tentang komunikasi dan
persuasi, proses informasi pengambilan keputusan, motivasi, pembentukan
sikap, norma-norma sosial, konformitas, dan reaksi-reaksi interpersonal.
Makin besarnya perhatian terhadap isu-isu sosial. Perkembangan psikologi
konsumen sekarang berfokus pada konsumen sebagai konsumen, hasil-hasil
penelitiannya dapat berarti bagi kedua belah pihak.
Kajian dalam perilaku konsumen terdiri dari analisis dari proses pembelanjaan
keperluan sehari-hari. Proses pembelanjaan terdiri dari tiga macam proses, yaitu:
4
Proses Penawaran.
Proses menarik perhatian, memberitahu, menimbulkan minat, untuk
membeli barang / jasa.
Proses pengambilan keputusan yang meliputi proses membeli
berdasarkan kebiasaan dan pertimbangan.
Proses penetapan keperluan dan kebutuhan konsumen dengan
melakukan penelitian-penelitian antara lain tentang : motif-motif
membeli sekelompok orang, harapan-harapan ekonomis, images dari
produk.
Menurut Katona ada lima perangkat ubahan (variabel) yang menentukan dan
mempengaruhi perilaku konsumen, yaitu:
Kondisi-kondisi yang memungkinkan (enabling conditions). Menetapkan
batas-batas kemampuannya sebagai konsumen, misalnya penghasilannya,
asetnya, dapat diperolehnya kredit.
Keadaan-keadaan yang mempercepat (precipitating circumstances). Seperti
peningkatan dan penurunan daya beli (dapat hadiah uang, tiba-tiba di PHK),
perubahan status keluarga (menikah), pindah ke rumah baru.
Kebiasaan memainkan peran yang penting. Misal dalam membeli makanan,
rokok, dsb.
Kewajiban-kewajiban perjanjian (Contactual obligations) dari orang, seperti
bayar cicilan mobil, asuransi jiwa, pajak.
Keadaan psikologikal konsumen.
2.2. Penemukenalan Keperluan Kebutuhan Konsumen
2.2.1 Metode Pengumpulan Data
Mc. Cormick & Tiffin (1974) menjelaskan beberapa metode pengumpulan
data sebagai berikut :
Panel Konsumen
5
Panel adalah sekelompok orang yang merupakan satu sampel dalam penelitian
konsumen. Panel digunakan untuk berbagai tujuan seperti mendapatkan
pandangan tentang berbagai produk dan pengepakan, pengujian selera produk-
produk makanan, dsb.
Metode Survey Kuesioner
Metode ini terdiri dari serangkaian pertanyaan yang harus dijawab oleh sampel
penelitian.
Metode Skala dan Pengharkatan
Biasanya digunakan dalam penelitian konsumen untuk mengukur pandangan
dan sikap konsumen terhadap suatu produk.
Wawancara
Ada tiga jenis wawancara, yaitu:
Wawancara Berstuktur.
Menyerupai bentuk kuesioner dengan perbedaan bahwa petanyaan-
pertanyaan ditanyakan secara lisan.
Wawancara Tidak Berstuktur
Bertujuan untuk mendapatkan informasi dari konsumen yang
mencerminkan sesuatu tentang pengaruh dari iklan-iklan tertentu
terhadap terjadinya pembelian.
Wawancara Dalam
Digunakan untuk memperoleh pemahaman tentang motivasi manusia
berkaitan dengan penggunaan produk-produk. Peran pewawancara
adalah membuat hubungan kepercayaan dengan penjawab untuk
mengungkap diri secara bebas.
Teknik-Teknik Proyeksi
Adalah teknik-teknik yang menimbulkan jawaban-jawaban orang terhadap
rangsang yang secara sengaja bersifat ambigu dan tidak berstruktur. Teknik
yang pernah digunakan dalam penelitian konsumen adalah teknik asosiasi
(penjawab, terhadap rangsang kata tertentu, memberikan jawaban kata-kata
yang timbul dalam ingatannya)
Mengamati Perilaku Konsumen
6
Pengamatan ditujukan pada apa yang dikerjakan, bukan pada apa yang
dibicarakan. Pengamatan dimulai dari pengunjung memasuki gang dagangan
dengan tujuan membeli dan berakhir ketika mereka meninggalkan tempat
tersebut.
2.2.2 Penelitian Pemasaran
Beberapa penelitian, survei, kajian yang pernah dilakukan adalah sebagai
berikut:
Survei Pendapat Konsumen
Dilakukan untuk menemukenali keinginan dan kebutuhan konsumen terhadap
barang dan jasa. Tujuan survei adalah mendapatkan petunjuk dalam
merancang produk baru, memodifikasi produk yang telah ada, atau
menyiapkan iklan yang lebih sesuai.
Pengujian Produk
Tujuan pengujian produk adalah dapat diketahuinya sejauh mana produk dapat
diterima oleh para konsumen potensial. Dalam kajian yang dilakukan oleh
Harris, yang dikutip oleh McCormick & Tiffin, ditemukan bahwa terdapat
korelasi yang berarti antara indeks pilihan dari sampel kajian dengan
penjualan aktual dari produk-produk.
Pengepakan
2.3. Aspek Kepribadian
Dalam pengambilan keputusan untuk membeli atau menggunakan barang
dan / atau jasa, konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor dari dalam
(kognitif, afeksi, dan ciri-ciri kepribadian) dan faktor dari luar (kebudayaan, keluarga,
status sosial, kelompok acuannya). Faktor dari dalam yaitu:
Proses Kognitif
Semua proses kognitif yang terlibat dalam perolehan dan penyimpanan dari
informasi, meliputi perhatian, persepsi dan ingatan. Proses kognitif dimulai
dari : Seleksi → Persepsi.
7
Dalam proses pembelajaran ada dua aspek yang perlu diperhatikan, yaitu
aspek recall dan recognation. Pada recall, isi ingatan “dipanggil” kembali
dari memory storage. Sedangkan pada recognition isi ingatan “dikenali”.
Status Afektif
Motivasi
Motivasi berfungsi untuk mepengaruhi setiap langkah. Motivasi dalam
hal ini diartikan sebagai kefaedahan. Jika untuk satu produk, misalnya
kopi, kita tahu ada tiga faedahnya. Misalnya mutu, harga, aroma.
Apabila mutu dianggap paling tinggi nilai faedahnya, maka tidak ada
gunanya menawarkan kopi yang harga murah. Ia akan membeli kopi
yang mutunya sesuai dengan yang diinginkan dan kurang
memperhatikan harga dan / atau aromanya.
Sikap
Sikap mempunyai acuan objek yang jelas dan melibatkan afek positif
atau negatif. Sikap diukur dengan salah satu alat dalam bentuk
pelaporan diri.
Ciri-Ciri Kepribadian
Pemangsaan Pasar
Pemangsaan pasar merupakan penggolongan dari konsumen
berdasarkan ciri-ciri perbedaan yang diperkirakan mempunyai kaitan
dengan kebiasaan membeli atau belanja. Pendekatan yang dapat
dilakukan adalah Pendekan “Konsumen Produk” yaitu penemukenalan
kelompok-kelompok dengan pola pembelanjaan yang secara umum
sama, dan “Produk Konsumen” yaitu berdasarkan berdasarkan
kategori produkberusaha mengenali ciri-ciri dari penggunaan produk
yang membedakan mereka dari yang tidak menggunakan produk.
Ada juga penggolongan berdasarkan kecenderungan konsumen untuk
innovate atau mencoba produk baru.
Kelompok Demografis
Ciri-ciri dari kelompok konsumen yang digolongkan berdasarkan ciri-
ciri demografis :
8
o Konsumen Pria
Mudah terpengaruh bujukan penjual
Sering tertipu, karena tidak sabaran untuk memilih
sebelum membeli.
Punya perasaan kurang enak jika memasuki toko tanpa
membeli sesuatu.
o Konsumen Wanita
Lebih tertarik pada warna, bentuk, dan gejala mode
bukan pada kegunaannya.
Mementingkan status sosial.
Senang berbelanja sehingga seringkali sukar untuk
cepat menentukan barang yang akan dibelinya.
o Konsumen Remaja
Mudah terpengaruh rayuan penjual.
Mudah terbujuk iklan.
Tidak berpikir hemat
o Konsumen Lanjut Usia
Tidak bisa mengikuti perkembangan zaman.
Tidak terburu-buru membeli barang.
Bersikap tenang.
Kelompok Psikografis
Gaya hidup memiliki dua aspek bagi konsumen. Pertama berfungsi
sebagai pendorong, motivator (keinginan untuk mempertahankan atau
menunjang gaya hidup sekarang) untuk berbagai kegiatan membeli.
Artinya keputusan membeli timbul dari siapa kita, apa kita dan
masalah-masalah dan peluang-peluang yang kita hadapi. Aspek kedua
adalah gaya hidup dapat berubah sebagai hasil dari proses pengambilan
keputusan konsumen.
Gaya hidup adalah manifestasi dari konsep diri / citra diri. Konsep diri
menggambarkan keseluruhan dari sikap, perasaan, persepsi dan
evaluasi seseorang tentang dirinya sendiri.
9
Psycograpics (Psikografika) adalah satu cara untuk
menguraikan gaya hidup dari konsumen dengan menafsirkan dimensi-
dimensi gaya hidup. Sistem Value and Lifestyles (VALS)
dikembangkan oleh Stanford Research Institute, menemukan adanya
sembilan gaya hidup di Amerika Serikat, yang digunakan oleh para
pemasar (Hawkins dan Rekan, 1983).
The Integrated
Mereka dewasa sepenuhnya dalam arti psikologis,
toleran, beraktualisasi diri dan memiliki perspektif
dunia.
Achievers
Mereka pimpinan perusahaan, para profesional,
pimpinan pemerintahan. Ciri-cirinya: Efisien,
termasyur, berstatus, memiliki hidup yang baik.
Emulators
Mereka ambisius, sadar akan status, kompetitif.
Belongers
Mereka tradisional, konservatif, dan unexperimental.
Para belongers adalah “pasar massa” tradisional dan
“mayoritas diam” yang lebih mau menyesuaikan diri
dari pada menonjol.
Societally Concious
Mereka memiliki rasa tanggung jawab sosial yang
tinggi yang mengarah kedukungan mereka terhadap
konservasi, lingkungan hidup. Mereka tertarik untuk
hidup sederhana, mengharapkan kehidupan yang
menyimpan, melindungi, dan mengobati.
Experientials
Mereka adalah orang-orang berseni, suka
bereksperimen, dan partisipatif.
I-am-me
Mereka zippy, dramatis, impulsif, sangat individualistis,
dan sangat inventif. Mereka menjadi inovator mode.
Sustainers
10
Sangat ingin maju, berjuang untuk dapat bertahan
hidup. Kelompok ini hidup dalam batas kemiskinan.
Survivors
Kelompok ini miskin dan jauh dari arus utama budaya.
2.4. Proses Pengambilan Keputusan
Tahapan – tahapan proses pengambilan keputusan konsumen:
Pengenalan Masalah (Problem Recognition)
Masalah konsumen ialah perbedaan antara keadaan yang ada dengan satu
keadaan yang diinginkan. Sejumlah faktor dapat mempengaruhi pengenalan
masalah, keadaan yang diinginkan dipengaruhi oleh:
Kebudayaan/golongan sosial
Kelompok-kelompok acuan
Ciri-ciri keluarga
Status/harapan finansial
Keputusan yang diambil sebelumnya
Perkembangan individual
Pencarian Informasi
Konsumen dapat melakukan pencarian informasi yang ekstensif internal dan
eksternal. Informasi konsumen internal diperoleh secara aktif melalui
pencarian-pencarian sebelumnya dan pengalaman pribadi. Sedangkan
informasi eksternal diperoleh dari empat macam sumber, yaitu:
Sumber-sumber pribadi. Seperti teman, kenalan dan keluarga.
Sumber-sumber bebas. Seperti profesional bayaran, badan-badan
pemerintah.
Sumber-sumber pemasaran
Sumber-sumber pengalaman langsung.
Informasi dapat dicari tentang:
11
Kriteria penilaian yang sesuai untuk memecah masalah.
Adanya berbagai macam alternatif pemecahan.
Unjuk-kerja dari setiap pemecahan alternatif terhadap setiap kriteria
evaluasi merupakan langkah terakhir.
Penilaian dan Seleksi dari Alternatif
Strategi pemasaran yang efektif dapat dikembangkan berdasarkan
pengetahuan tentang:
Kriteria penilaian mana yang digunakan oleh konsumen
Bagaimana konsumen mempersepsikan berbagai alternatif terhadap
setiap kriteria.
Kepentingan relatif dari setiap kriteria.
Sejumlah kriteria penilaian seperti harga, mutu, ketahanan, dapat dijadikan
pertimbangan. Ada aturan-aturan keputusan yang digunakan, yaitu:
Konjunktif
Produk harus memenuhi nilai minimal dari seluruh kriteria penilaian.
Misalnya kriteria penilaian kopi adalah mutu, harga dan aroma.
Disjunktif
Produk harus memenuhi nilai minimal yang cukup tinggi untuk salah
satu kriteria dari kriteria penilaian yang digunakan. Misalnya merek
kopi memenuhi nilai minimal untuk kriteria mutu.
Eliminasi
Produk harus memenuhi semua kriteria yang digunakan pada tingkat
yang dapat diterima.
Leksikografis
Kriteria berdasarkan prioritas kepentingannya, dari kriteria yang
terpenting ke kriteria yang paling kurang penting. Misalnya untuk kopi
kriteria prioritas pertama mutu, kedua aroma, ketiga harga. Jika kopi
merek “BC” dinilai mutunya baik, aromanya memuaskan dan dinilai
harganya juga tepat, maka kipi merek “BC” akan dicadangkan untuk
membeli.
Kompensatoris
12
Kriteria penilaian memiliki nilai kepentingan yang berbeda-beda.
Seleksi Saluran Distribusi dan pelaksanaan Keputusan.
Kebanyakan produk konsumen diperoleh melalui salah satu bentuk
saluran distribusi atau penyalur eceran. Konsumen harus menyeleksi saluran
distribusi sebagaimana mereka menyeleksi produk. Keputusan dapat
dilakukan dengan tiga cara: (1) Secara simultan, bersama-sama (2) Produk
dulu, penyalur kemudian (3) Penyalur dulu, produk kemudian.
Proses Pasca Pembelian
Setelah melakukan pembelian, beberapa konsumen mengalami
kesangsian / kecemasan tentang pembeliannya (pertentangan pasca-
pembelian). Pada umumnya terjadi
Antara individu-individu dengan kecenderungan mengalami
kecemasan
Setelah satu pembelian yang tidak dapat ditiadakan
Jika penting bagi konsumen
Jika melibatkan pilihan yang sulit antara dua atau lebih alternatif.
2.5. Proses Penawaran
Cara penawaran dilakukan melalui iklan diberbagai media massa, atau
penyabaran brosur, buku kecil atau para wiraniaga.
2.5.1 Iklan
Iklan dikenal dengan sebutan advertensi yang merupakan penyesuaian dari
kata dalam bahasa Belanda advertentie. Iklan memiliki fungsi informatif, maka iklan
menekankan komunikasi, memberitahukan informasi tentang produk kepada
konsumen. Yang dipengaruhi ialah kognitif konsumen. Konsumen mempersepsikan,
memahami, dan mengolah data untuk kemudian disimpan atau tidak disimpan, sesuai
kebutuhan konsumen.
13
Untuk menawarkan produk secara efektif, perlu fungsi persuasif digunakan
dalam periklanan. Konsumen tersentuh status afektifnya dan terjadi proses
pengambilan keputusan yang dimulai dengan pengenalan masalah sampai pada
keputusan membeli atau tidak. Tujuan mengiklankan adalah merangsang
konsumenmemutuskan untuk membeli produk yang ditawarkan.
2.5.2 Efektivitas Iklan
Faktor-faktor yang dianggap ikut menentukan tingkat efektivitas iklan ialah:
Attention
Iklan harus menarik perhatian konsumen.
Interest
Setelah konsumen tertarik, diharapkan ia berminat untuk membaca iklannya.
Penting disini adalah jenis huruf dan kata-kata yang digunkan.
Desire
Isi iklan hendaknya memberi keyakinan bahwa produk yang ditawarkan akan
memenuhi kebutuhan dan harapannya.
Action
Diharapkan informasi yang diberikan dalam iklan mengarahkan calon
konsumen untuk sadar akan masalahnya dan mulai dengan pengambilan
keputusan.
Berbagai cara digunakan oleh produsen pemasang iklan untuk dapat menarik
perhatian dari para calon konsumen. Beberapa hal yang dapat menarik perhatian ialah:
Penempatan iklan
Bentuk dan besarnya iklan
Iklan bergambar atau cerita bergambar
Penggunaan warna
Kepala berita
Penggunaan kata-kata yang tepat
Untuk dapat menimbulkan keinginan pada calon konsumen, maka pesan yang
disampaikan dalam iklan harus merupakan apa yang menjadi keinginan, kebutuhan
dan harapan konsumen.
14
2.5.3 Penelitian Periklanan
Penelitian periklanan meliputi penelitian mengenai efektivitas periklanan dan
penelitian tentang berbagai aspek dari periklanan cetak, televisi, radio dan media
lainnya.
Pengujian Efektivitas Periklanan
Teknik-teknik yang digunakan ialah:
Simulasi eksperimental. Salah satu jenisnya melalui dummy magazine,
majalah tiruan dari majalah yang beredar. Tujuannnya ialah menguji
efek ukuran iklan terhadap perhatian dan ingatan.
Peralatan mekanikal. Salah satu jenisnya ialah alat tombol,
instruksinya ialah menekan tombol warna hijau untuk program yang
disukai dan menekan tombol merah jika program tidak disukai.
Survei pembaca dan pendengar. Untuk mengukur pengenalan kembali
tehedap iklan-iklan yang spesifik, sikap mereka terhadap iklan-iklan
tertentu.
Pembelian dan pencarian keterangan dengan pemesanan pos. Cara ini
digunakan untuk mengukur efektivitas penjualan berdasarkan
penawaran melalui surat yang dikirimkan melalui pos dibandingkan
penawaran lewat iklan-iklan yang lain.
Efektivitas dikategorikan sebagai berikut :
Paparan yang efektif, sumber informasi yang paling penting.
Paparan yang membantu, sumber memainkan peranan, tetapi tidak
paling penting.
Paparan yang tidak efektif, sumber tidak memainkan peranan dalam
pengambilan keputusan.
Yang digunakan sebagai sumber adalah radio, televisi, majalah, surat kabar,
dan wiraniaga. Hasilnya menunjukan urutan “paparan efektif” sebagai berikut: Paling
tinggi wiraniaga, kontak pribadi, majalah, surat kabar dan televisi, radio.
15
Citra dari beberapa Media Massa
Surat kabar, dibandingkan dengan radio dan televisi, dianggap unggul
dalam sifat-sifat intelligence, kredibilitas, morlitas.
Dibandingkan dengan radio dan televisi, surat kabar dinilai paling
rendah dalam sifat “tidak berprasangka”
Televisi dibandingkan dengan radio dan surat kabar, dinilai paling
unggul dalam “kehangatan”, tetapi dinilai paling rendah untuk
“moralitas”.
Dibandingkan dengan radio, televisi lebih unggul dalam sifat-sifat
intellegence dan “kemenarikan”.
16
BAB III
PENUTUP
Psikologi konsumen memandang manusia sebagai konsumen dari barang dan
jasa. Karena itu sasaran utama adalah menjelaskan perilaku konsumen, maka selain
“psikologi konsumen” juga digunakan istilah “perilaku konsumen”. Katona (1980)
memandang perilaku konsumen sebagai cabang ilmu dari perilaku ekonomika
(behavioral economics). Perilaku konsumen adalah proses yang dilalui oleh seseorang
dalam mencari, membeli, menggunakan, mengevaluasi, dan membuang produk atau
jasa setelah dikonsumsi untuk memenuhi kebutuhannya.
Dalam pengambilan keputusan untuk membeli atau menggunakan barang
dan / atau jasa, konsumen dipengaruhi oleh beberapa faktor. Faktor dari dalam ialah
faktor kognitif, afeksi, dan ciri-ciri kepribadian. Sedangkan faktor dari luar ialah
kebudayaan, keluarga, status sosial, kelompok acuannya.
Tahapan – tahapan proses pengambilan keputusan konsumen:
Pengenalan Masalah (Problem Recognition)
Pencarian Informasi
Penilaian dan Seleksi dari Alternatif
Sejumlah kriteria penilaian seperti harga, mutu, ketahanan, dapat dijadikan
pertimbangan. Ada aturan-aturan keputusan yang digunakan, yaitu:
Konjunktif
Produk harus memenuhi nilai minimal dari seluruh kriteria penilaian.
Misalnya kriteria penilaian kopi adalah mutu, harga dan aroma.
Disjunktif
Produk harus memenuhi nilai minimal yang cukup tinggi untuk salah
satu kriteria dari kriteria penilaian yang digunakan. Misalnya merek
kopi memenuhi nilai minimal untuk kriteria mutu.
Eliminasi
Produk harus memenuhi semua kriteria yang digunakan pada tingkat
yang dapat diterima.
17
Leksikografis
Kriteria berdasarkan prioritas kepentingannya, dari kriteria yang
terpenting ke kriteria yang paling kurang penting.
Kompensatoris
Kriteria penilaian memiliki nilai kepentingan yang berbeda-beda.
Seleksi Saluran Distribusi dan pelaksanaan Keputusan.
Proses Pasca Pembelian
Iklan memiliki fungsi informatif dan persuasif, dalam fungsi informatif maka
iklan menekankan komunikasi, memberitahukan informasi tentang produk kepada
konsumen. Yang dipengaruhi ialah kognitif konsumen. Konsumen mempersepsikan,
memahami, dan mengolah data untuk kemudian disimpan atau tidak disimpan, sesuai
kebutuhan konsumen.
Untuk menawarkan produk secara efektif, perlu fungsi persuasif digunakan
dalam periklanan. Konsumen tersentuh status afektifnya dan terjadi proses
pengambilan keputusan yang dimulai dengan pengenalan masalah sampai pada
keputusan membeli atau tidak. Tujuan mengiklankan adalah merangsang konsumen
memutuskan untuk membeli produk yang ditawarkan.
18
DAFTAR PUSTAKA
Munandar,Sunyoto. (2001), Psikologi Industri dan Organisasi. Jakarta :UI
Press.
Jurnal : Michel Tuan Pham. (2013), The Seven Sins of Consumer Psychology.
Columbia University.
Jurnal : Joel B. Cohen. (2013) , Evolutionary psychology and consumer
behavior: A constructive critique. University of Florida, Gainesville, USA.
19
Narrow Scope
Saya menduga bahwa alasan utama mengapa lapangan secara historis
difokuskan pada pembelian perilaku adalah asumsi luas bahwa itu adalah
yang paling relevan dari sudut pandang manajerial .Setelah
menghabiskan cukup banyak waktu mengajar dan menasihati pemasaran
dan bisnis profesional selama bertahun-tahun , saya berpikir bahwa
asumsi ini agak salah kaprah . Bisnis tidak tertarik hanya dalam perilaku
( tahap akuisisi ) membeli , mereka juga tertarik apa yang dibutuhkan
konsumen dan ingin ( tahap keinginan ) dan bagaimana produk dan jasa
yang benar-benar digunakan dan dikonsumsi dalampasar ( penggunaan
dan tahap konsumsi ) . Demikian pula , para pembuat kebijakan biasanya
kurang tertarik pada tindakan pembelian dari dalam tindakan konsumsi
sendiri ( misalnya , makan berlebihan , merokok ,mengemudi sembrono ,
kecanduan digital -teknologi ) ,
faktor-faktor yang memotivasi konsumsi di tempat pertama , dan
divestasi atau pelepasan dari konsumsi ( misalnya , mengatasi obat atau
kecanduan alkohol , atau benar daur ulang ) . Oleh karena itu , banyak
kesempatan untuk membuat bermakna kontribusi untuk dunia bisnis dan
dunia kebijakan kebohongan konsumen di luar studi
membeli perilaku dan proxy nya .
Kebutuhan dan Ingin .
Sebagian besar penelitian pada penilaian konsumen dan pengambilan
keputusan mengasumsikan bahwa kebutuhan konsumen dan keinginan
yang diberikan dan eksogen ( misalnya , " Bayangkan bahwa Anda perlu
membeli
kamera , mana yang akan Anda pilih ? " ) . Namun dalam kenyataannya ,
kebutuhan konsumen dan keinginan yang tidak diberikan dan sebenarnya
menarik substantif besar untuk pemasar . Kebanyakan bisnis ingin
memahami apa yang membuat konsumen ingin ( atau tidak mau ) produk
dan jasa mereka dalam pertama tempat .
Mengapa konsumen ingin merenovasi dapur mereka ? Kapan konsumen
ingin mengganti mobil mereka ? Demikian pula , para pembuat kebijakan
berkaitan dengan perilaku terkait dengan konsumsi ( misalnya,
20
anoreksia ) perlu memahami dasar-dasar motivasi dari perilaku tersebut
( misalnya , mengapa remaja pesta- makan ? ) . Oleh karena itu,
memahami kebutuhan, keinginan , dan keinginan konsumen adalah
penting dalam dirinya sendiri . Setelah kita menyadari hal ini , pertanyaan
menarik muncul .
Sebagai contoh,salah satu keberhasilan pemasaran yang hebat sepanjang
masa adalah posisi De Beers ' dan menjual berlian sebagai komponen
penting dari ritual keterlibatan dan simbol cinta di Amerika Serikat dan
banyak bagian lain dari dunia . Bagaimana kebutuhan konsumsi , seperti
kebutuhan untuk berlian yang sebaliknya akan tampak fiktif , direkayasa "
dari udara tipis " oleh pemasar ? Atau ,bagaimana kebutuhan yang
dirasakan tertentu, seperti kebutuhan untuk secara digital terhubung
setiap saat , menjadi ditekan ? Bagaimana bisa kurang diakui kebutuhan
diaktifkan , seperti kebutuhan untuk safe- sex praktek dan persiapan
makanan higienis ? Apa psikologi kebutuhan konsumsi
perampasan (karena , misalnya , kemiskinan , pembatasan diri
dikenakan , atau larangan eksternal ) ? Ini adalah pertanyaan yang baik
secara teori kaya dan substantif yang relevan , namun masih menunggu
Studi yang memadai di lapangan.
Penggunaan dan Konsumsi .
Mode lainnya Akuisisi . Kita tidak boleh lupa bahwa pembelian hanya
salah satu dari beberapa
mode akuisisi produk / jasa . Bentuk lain dari akuisisi termasuk pinjaman ,
berbagi , menyewa , penerimaan hadiah , barter , dan bahkan mencuri .
Ada juga pengetahuan penting yang bisa diperoleh dari
tahap pembuangan dan divestasi perilaku konsumen . Perilaku
pembuangan , buang tersebut dan daur ulang , memiliki dampak yang
besar terhadap lingkungan . Mengatasi kecanduan berbagai bentuk
konsumsi ( misalnya , alkohol, rokok , obat-obatan , perjudian )
merupakan prioritas kebijakan publik utama . Sumbangan dan menjual
kembali sangat mempengaruhi perekonomian dan kesejahteraan sosial
( seperti yang digambarkan oleh keberhasilan perusahaan seperti eBay
dan Craigslist ) .
21
Divestasi produk merupakan penentu utama dari penggantian barang-
barang konsumen . Penimbunan kompulsif adalah masalah kesejahteraan
konsumen yang serius ,terutama di kalangan orang tua . Oleh karena itu ,
bahkan jika pada permukaan pembuangan dan perilaku divestasi tidak
muncul sebagai memikat sebagai perilaku pembelian , itu tetap kaya
potensi substantif kontribusi .
Narrow Lensa
Dalam 40 tahun terakhir , sebagian besar dari kami penelitian telah
didominasi oleh tiga paradigma teoritis : ( 1 ) psikologi kognitif , ( 2 )
sosial psikologi ( dengan penekanan kuat pada kognisi sosial ) , dan (3)
teori keputusan perilaku ( BDT ) . Konstruksi yang meliputi teori kami
meliputi perhatian , persepsi , kategorisasi ,memori , pencarian informasi ,
inferensi keputusan, sikap , heuristik dan bias , mental akuntansi , dll
lensa teoritis tertentu telah menghasilkan agak sempit dan pandangan
mekanistik konsumen : " Jika kita melakukan X kepada konsumen , proses
P akan dipicu , dan maka hasil Y akan terjadi . " Pandangan yang
mekanistik dari konsumen gagal untuk menangkap benar Tujuh Dosa
Konsumen Psikologi kekayaan bagaimana konsumen benar-benar
beroperasi . Hal ini juga bertentangan dengan cara bisnis dan profesional
pemasaran berpikir tentang konsumen .
Seseorang dapat berpikir tentang kekuatan dalam lapisan afektif ini
sebagai membentuk apa yang terjadi dalam inti mekanik dari luar ke
dalam : perasaan mempengaruhi penilaian , mood mempengaruhi memori
, emosi mempengaruhi waktu diskon , dll Tepat di luar lapisan afektif
adalah motivasi tanah : ini adalah di mana tujuan konsumen , motif ,
kebutuhan , dan nilai-nilai berada . Sekali lagi , kita bisa berpikir pasukan
di dalam tanah ini sebagai motivasi membentuk apa yang terjadi di dalam
lebih internal lapisan afektif , dan dengan demikian apa yang terjadi di
dalam inti mekanik . Sebagai contoh, tujuan dan kebutuhan konsumen
sebagian besar menentukan perasaan dan emosi yang kita alami , yang
22
pada gilirannya mempengaruhi bagaimana kita memproses informasi dan
membuat penilaian .
NarrowEpistemologi
Lapangan kami juga terlalu sempit dalam cara mendefinisikan apa
pengetahuan konsumen dan bagaimana harus maju . Sebagian besar
pengetahuan yang kita hasilkan dalam psikologi konsumen dari tipe
relasional , dimana kita menghubungkan konstruksi teoritis satu sama lain
( misalnya , keahlian dan kedalaman pencarian , harapan - diskonfirmasi ,
dan loss aversion ) dan menggunakan teori yang dihasilkan hubungan
untuk menjelaskan beberapa fenomena substantif bunga ( misalnya ,
sensitivitas harga online, ketidakpuasan dari produk gagal ) . Dua jalur
utama ilmiah telah mendominasi kami epistemologi sejauh ini: ( a) jalur
hipotetis- deduktif , dan ( b ) jalur induktif . Bidang ini akan sangat
manfaat dari mempertimbangkan dua jalur tambahan : ( c ) jalur
deskriptif , dan ( d ) suatu " Validasi teori eksternal " jalan . The hipotetis-
deduktif , " Teori -driven " Path. Sejauh ini, jalur ilmiah yang dominan di
bidang kita telah jalan hipotetis- deduktif ( Lynch et al . , 2012) .
Dalam jalur ini , Pertama konstruksi yang terkait satu sama lain untuk
menghasilkan beberapa hipotesis teoritis ( misalnya , promosi fokus
meningkatkan ketergantungan pada mempengaruhi ) , maka hipotesis
diuji dengan data empiris yang dimaksudkan untuk menangkap fenomena
yang menarik.
Industri pemasaran penuh konsultan yang menghasilkan sendiri " teori "
mereka tentang konsumen perilaku - teori yang secara khusus dirancang
untuk menarik dan dilihat sebagai relevan oleh eksekutif perusahaan atau
pembuat kebijakan . Namun, sebagian besar dari apa yang disebut " teori
" bukan teori-teori ilmiah yang nyata dalam arti yang didukung oleh bukti
empiris yang ketat dan literatur ilmiah sebelumnya. Sebaliknya , mereka
sebagian besar spekulasi tentang perilaku konsumen yang bisnis atau
pembuat kebijakan kebetulan menemukan menarik dan bisa dipercaya .
Spekulasi ini merupakan harta karun hipotesis yang menarik dan
substantif relevan yang kita , sebagai sebuah bidang , harus bersedia
23
untuk menguji . Pengujian ketat adalah sesuatu yang kita sangat baik di -
sesuatu untuk yang kita memiliki keunggulan kompetitif yang kuat
dibandingkan dengan industri . Oleh karena itu, baru jalur ilmiah yang
saya usulkan adalah satu di mana generasi bisnis atau kebijakan yang
relevan " Teori " secara efektif " outsourcing " untuk pakar industri dan
konsultan , sementara kita , akademisi , memikul tanggung jawab untuk
memvalidasi ( atau membatalkan ) yang " teori " dengan mengirimkan
mereka ke tes empiris yang ketat . Meskipun kita mungkin tidak pencetus
hipotesis , kita akan melakukan misi penting sebagai ilmuwan konsumen :
yaitu memastikan pahala ilmiah secara luas diadakan industri "
Mengabaikan Konten
David McClelland , psikolog motivasi mencatat , pernah menulis , "
Psikolog digunakan untuk tertarik pada apa yang terjadi di kepala orang "
( McClelland , 1955, p . 297 ) . dalam hal ini Psychological artikel Review,
McClelland meratapi langkah radikal psikologi jauh dari studi isi mental
untuk studi proses - mental langkah yang dimulai pada paruh pertama
20th abad , dipicu oleh revolusi behavioris , diikuti oleh revolusi kognitif ,
dan tekanan yang kuat untuk membangun psikologi sebagai suatu disiplin
ilmu.
Demikian pula , kita bisa mempelajari bagaimana diagnosticity dirasakan
perasaan moderat ketergantungan pada perasaan ( Pham , 2004) , namun
isi perasaan akan menjadi tidak terlalu menarik perhatian . Berkali-kali ,
apa yang penting bagi kita dalam konsep kami perilaku - apakah
konsumen melalui pengolahan informasi , BDT , mempengaruhi , atau
motivasi – adalah proses psikologis .
Perilaku konsumsi adalah fenomena sangat substantif . hal kontendalam
perilaku konsumen . Mencoba untuk menjelaskan perilaku konsumsi tanpa
mengacu padaisi motif konsumen , perasaan , tindakan , keyakinan , dan
pikiran sangat memiskinkan . Ketika perusahaan atau pembuat kebijakan
ingin memahami konsumen , mereka benar-benar
ingin tahu apa yang konsumen lakukan, apa yang konsumen berpikir , apa
24
yang konsumen inginkan , dan apa yangkonsumen merasa - yaitu ,
mereka ingin tahu tentang isi benak konsumen . Mereka tidak benar-
benar ingin tahu tentang mekanisme internal benak konsumen . Oleh
karena itu kita akan sangat meningkatkan relevansi pekerjaan kami untuk
konstituen eksternal dengan mempelajari Isi psikologis perilaku
konsumsi .
Sebagian besar kertas ini dampak datang bukan dari menunjukkan
bagaimana intuisi tertentu beroperasi , melainkan dari menunjukkan
bahwa ( a) itu ada , ( b ) itu meresap di pasar , dan ( c ) itu mempengaruhi
konsumsi substansial . Kertas berpengaruh lain mengungkapkan , melalui
percobaan lapangan pintar , yang meminta untuk handuk reuse Hotel
yang dibingkai dalam hal norma-norma sosial (misalnya , " Sebagian
besar tamu menggunakan kembali handuk mereka " ) secara signifikan
lebih efektif daripada bentuk-bentuk lain dari permintaan biasanya
digunakan oleh hotel.
25