Makalah Psikologi

22
Tugas-tugas dan Tahap-tahap Perkembangan Siswa 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Masalah Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-8 tahun. Para ahli memandang masa usia dini adalah masa yang paling fundamental bagi perkembangan selanjutnya. Selain itu masa ini juga dipandang sebagai masa keemasan (golden age), masa sensitif atau masa peka, masa inisiatif dan berprakarsa, dan masa pengembangan diri. Begitu pentingnya masa ini maka para ahli memandang perlunya stimulasi yang bermakna agar anak dapat berkembang secara optimal. Perkembangan yang dialami anak bersifat progresif, sistematis dan berkesinambungan dan perkembangan pada masa usia ini mengikuti berbagai prinsip perkembangan. Perkembangan anak menyangkut aspek fisik-motorik, kognitif, bahasa, dan sosial emosional. Perkembangan aspek-aspek tersebut tidak berkembang sendiri-sendiri tetapi saling berintegrasi satu sama lain. Bagaimana upaya pendidikan mampu membantu berkembangnya seluruh aspek perkembangan anak seoptimal mungkin. Sekolah Dasar sebagai lembaga pendidikan formal merupakan sarana yang disiapkan masyarakat untuk membantu anak melaksanakan dan menyelesaikan tugas-tugas perkembangan pada periode masa anak akhir (6-12 tahun). Oleh karena itu, sekolah dasar tidak hanya memfasilitasi anak untuk mempelajari kemampuan dasar membaca, menulis, dan menghitung (calistung) tetapi juga memfasilitasi anak agar dapat menyelesaikan tugas-tugas perkembangan lainnya. Misalnya, guru mengajarkan cara-cara yang dapat digunakan dalam pergaulan sehari-hari yang berhubungan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan masyarakat sekitarnya.

Transcript of Makalah Psikologi

Page 1: Makalah Psikologi

Tugas-tugas dan Tahap-tahap Perkembangan Siswa

1

BAB I

PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang Masalah

Anak usia dini adalah anak yang berada pada rentang usia 0-8 tahun. Para

ahli memandang masa usia dini adalah masa yang paling fundamental bagi

perkembangan selanjutnya. Selain itu masa ini juga dipandang sebagai masa

keemasan (golden age), masa sensitif atau masa peka, masa inisiatif dan

berprakarsa, dan masa pengembangan diri. Begitu pentingnya masa ini maka para

ahli memandang perlunya stimulasi yang bermakna agar anak dapat berkembang

secara optimal. Perkembangan yang dialami anak bersifat progresif, sistematis

dan berkesinambungan dan perkembangan pada masa usia ini mengikuti berbagai

prinsip perkembangan. Perkembangan anak menyangkut aspek fisik-motorik,

kognitif, bahasa, dan sosial emosional. Perkembangan aspek-aspek tersebut tidak

berkembang sendiri-sendiri tetapi saling berintegrasi satu sama lain. Bagaimana

upaya pendidikan mampu membantu berkembangnya seluruh aspek

perkembangan anak seoptimal mungkin.

Sekolah Dasar sebagai lembaga pendidikan formal merupakan sarana yang

disiapkan masyarakat untuk membantu anak melaksanakan dan menyelesaikan

tugas-tugas perkembangan pada periode masa anak akhir (6-12 tahun). Oleh

karena itu, sekolah dasar tidak hanya memfasilitasi anak untuk mempelajari

kemampuan dasar membaca, menulis, dan menghitung (calistung) tetapi juga

memfasilitasi anak agar dapat menyelesaikan tugas-tugas perkembangan lainnya.

Misalnya, guru mengajarkan cara-cara yang dapat digunakan dalam pergaulan

sehari-hari yang berhubungan dengan nilai-nilai yang berlaku dalam kehidupan

masyarakat sekitarnya.

Page 2: Makalah Psikologi

Tugas-tugas dan Tahap-tahap Perkembangan Siswa

2

1.2. Rumusan Masalah

Adapun rumusan masalah yang ada dalam makalah ini antara lain :

1. Apa pengertian tugas-tugas perkembangan anak/siswa?

2. Apa saja yang menjadi sumber tugas-tugas perkembangan anak/siswa?

3. Apa saja tugas-tugas perkembangan siswa SD?

4. Apa saja faktor yang mempengaruhi perkembangan?

5. Bagaimana implikasi perkembangan siswa terhadap proses pembelajaran?

6. Apa saja tahap-tahap perkembangan siswa?

1.3. Tujuan Penulisan Makalah

Adapun tujuan penulisan makalah ini agar memahami tentang:

1. Pengertian tugas-tugas perkembangan anak/siswa.

2. Sumber tugas-tugas perkembangan anak/siswa.

3. Tugas-tugas perkembangan siswa SD.

4. Faktor yang mempengaruhi perkembanngan.

5. Implikasi perkembangan siswa terhadap proses pembelajaran.

6. Tahap-tahap perkembangan siswa.

Page 3: Makalah Psikologi

Tugas-tugas dan Tahap-tahap Perkembangan Siswa

3

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Tugas-Tugas Perkembangan Anak/Siswa

1. Pengertian Tugas-Tugas Perkembangan

Robert J. Havighurst (1953) mengemukakan bahwa perjalanan hidup

seseorang itu ditandai oleh adanya tugas-tugas yang harus dipenuhi, Abu

Ahmadi 2005.

Tugas-tugas perkembangan menurut Havighurst yang penulis kutip dari

buku Psikologi pendidikan yang ditulis oleh Sudarwan (2010) adalah:

”Tugas-tugas yang muncul pada saat atau suatu periode tertentu dari

kehidupan individu”. Tugas perkembangan adalah tugas-tugas khusus yang harus dilakukan

individu sebab didorong oleh kemasakan pribadi, dan didorong oleh tekanan

sosial (norma-norma sosial), agar individu yang bersangkutan bisa

mempertahankan perkembangan yang normal sebagai makhluk sosial di

tengah masyarakat, Kartini Kartono 2007.

Jadi, bisa dikatan bahwa tugas-tugas perkembangan adalah tugas yang

muncul pada atau sekitar periode tertentu dalam kehidupan individu

,pencapaian (tugas perkembangan) yang sukses berperan penting untuk

kebahagiaannya dan untuk pencapaian tugas-tugas selanjutnya,sedangkan

kegagalan (pencapaian tugas-tugas perkembangan) mengarah timbulnya

ketidak bahagiaan dalam diri individu itu,dan sulit untuk mencapai tugas

perkembangan selanjutnya.

2. Pengertian Tugas-Tugas Perkembangan Anak Menurut Para Ahli

a. Munandar

Salah satu dasar untuk menentukan apakah seorang anak telah

mengalami perkembangan dengan baik adalah memulai apa yang disebut

dengan tugas-tugas perkembangan atau Development Task. Tugas

perkembangan masa anak menurut Munandar (1985) adalah belajar

berjalan, belajar mengambil makanan yang padat, belajar berbicara, toilet

Page 4: Makalah Psikologi

Tugas-tugas dan Tahap-tahap Perkembangan Siswa

4

training, belajar membedakan jenis kelamin dan dapat kerja kooperatif,

belajar mencapai stabilitas fisiologis, pembentukan konsep-konsep yang

sederhana mengenai kenyataan sosial dan fisik, belajar untuk

mengembangkan diri sendiri secara emosional dengan orang tua, sanak

saudara dan orang lain serta belajar membedakan baik dan buruk.

b. Robert J. Havighurts

Menurut Havighurst (dalam Hurlock, 1980) tugas perkembangan pada

masa anak-anak adalah sebagai berikut:

Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan-

permainan yang umum.

Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai mahluk

yang sedang tumbuh.

Belajar menyesuaikan diri dengan teman-teman seusianya

Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita yang tepat

Mengembangkan ketrampilan-ketrampilan dasar untuk membaca,

menulis dan berhitung

Mengembangkan pengertian-pengertian yang diperlukan untuk

kehidupan sehari-hari

Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, dan tata dan tingkatan

nilai

Mengembangkan sikap terhadap kelompok-kelompok sosial dan

lembaga-lembaga

Mencapai kebebasan pribadi.

Tugas perkembangan tiap anak seperti yang telah terurai di atas, tidak

hanya terbatas pada perkembangan fisik saja tetapi juga pada

perkembangan psikologisnya : mental, sosial dan emosional. Tugas-tugas

pada masa setiap perkembangan adalah satu tugas yang timbul pada suatu

periode tertentu dalam hidup seseorang, dimana keterbatasan dalam

menyelesaikan tugas ini menimbulkan perasaan bahagia serta keberhasilan

pada tugas berikutnya, sedangkan kegagalan akan menimbulkan ketidak

bahagiaan dan kesulitan atau hambatan dalam menyelesaikan tugas.

Page 5: Makalah Psikologi

Tugas-tugas dan Tahap-tahap Perkembangan Siswa

5

3. Sumber Tugas Perkembangan Anak

Menurut Havighurts (dalam Gunarsa, 1986) tugas-tugas perkembangan pada

anak bersumber pada tiga hal, yaitu : kematangan fisik, rangsangan atau tuntutan

dari masyarakat dan norma pribadi mengenai aspirasi-aspirasinya.

Tugas-tugas perkembangan yang bersumber dari kematangan fisik

diantaranya adalah belajar berjalan, belajar melempar menangkap dan

menendang bola, belajar menerima jenis kelamin yang berbeda dengan dirinya,.

Beberapa tugas perkembangan terutama bersumber dari kebudayaan seperti

belajar membaca, menulis dan berhitung, belajar tanggung jawab sebagai warga

negara. Sementara tugas-tugas perkembangan yang bersumber dari nilai-nlai

kepribadian individu diantaranya memilih dan mempersiapkan untuk bekerja.

Tugas-tugas perkembangan tersebut adalah sebagai berikut: tugas-tugas

perkembangan anak usia 0-6 tahun, meliputi belajar memfungsikan visual

motoriknya secara sederhana, belajar memakan makanan padat, belajar bahasa,

kontrol badan, mengenali realita sosial atau fisiknya, belajar melibatkan diri

secara emosional dengan orang tua, saudara dan lainnya, belajar membedakan

benar atau salah serta membentuk nurani. Tugas-tugas perkembangan anak usia

6-12 tahun adalah menggunakan kemampuan fisiknya, belajar sosial,

mengembangakan kemampuan-kemampuan dasar dalam membaca, menulis, dan

menghitung, memperoleh kebebasan pribadi, bergaul, mengembangkan konsep-

konsep yang dipadukan untuk hidup sehari-hari, mempersiapkan dirinya sebagai

jenis kelamin tertentu, mengembangkan kata nurani dan moral, menentukan

skala nilai dan mengembangkan sikap terhadap kelompok sosial atau lembaga.

Hurlock (1981) menyebut tugas – tugas perkembangan ini sebagai social

expectations yang artinya setiap kelompok budaya mengharapkan anggotanya

menguasai keterampilan tertentu yang penting dan memperoleh pola perilaku

yang disetujui oleh berbagai usia sepanjang rentang kehidupan.

Faktor sumber munculnya tugas – tugas perkembangan :

1. Adanya kematangan fisik tertentu pada fase perkembangan tertentu

(biologis).

2. Tuntutan masyarakat secara kultural : membaca, menulis,

berhitung, dan organisasi(sosiologis).

Page 6: Makalah Psikologi

Tugas-tugas dan Tahap-tahap Perkembangan Siswa

6

3. Tuntutan dari dorongan dan cita – cita individu sendiri yang sedang

4. berkembang (psikologis).

5. Tuntutan norma agama

Tugas-tugas perkembangan penting bagi pendidikan hal ini disebabkan

karena dapat membantu memperjelas tujuan yang akan dicapai sekolah.

Pendidikan dapat di mengerti sebagai usaha masyarakat melalui sekolah, dalam

membantu individu mencapai tugas-tugas perkembangan tertentu. Kedua,

konsep ini dapat digunakan sebagai pedoman waktu untuk melaksanakan usaha-

usaha pendidikan. Bila individu telah mencapai kematangan, siap untuk

mencapai tahap tugas tertentu serta sesuai dengan tuntutan masyarakat, maka

dapat dikatakan bahwa saat untuk mengajar individu yang bersangkutan telah

tiba. Bila mengajarnya pada saat yang tepat maka hasil pengajaran yang optimal

dapat dicapai.

4. Tugas-Tugas Perkembangan Siswa SD

a. Menanamkan sikap dan kebiasaan dalam beriman dan bertaqwa terhadap

Tuhan yang Maha Esa.

b. Mempelajari keterampilan fisik yang diperlukan untuk permainan –

permainan yang umum.

c. Membangun sikap yang sehat mengenai diri sendiri sebagai makhluk yang

sedang tumbuh.

d. Belajar menyesuaikan diri dengan teman – teman seusianya.

e. Mulai mengembangkan peran sosial pria atau wanita dengan tepat.

f. Mengembangkan keterampilan – keterampilan dasar untuk membaca,

menulis dan berhitung.

g. Mengembangkan pengertian – pengertian yang diperlukan untuk kehidupan

sehari-hari.

h. Mengembangkan hati nurani, pengertian moral, serta tata dan tingkatan

nilai.

i. Mengembangkan sikap terhadap kelompok – kelompok sosial dan lembaga

– lembaga.

j. Mencapai kebebasan.

Page 7: Makalah Psikologi

Tugas-tugas dan Tahap-tahap Perkembangan Siswa

7

Jadi, kesimpulan dari pendapat tersebut bahwa tugas-tugas perkembangan

siswa SD yakni dimulai dengan menanamkan sikap dalam hal keagamaannya,

mempelajari keterampilan – keterampilan yang bersifat fisik/jasmani untuk dapat

melakukan permainan, belajar mengembangkan sikap kebiasaan untuk hidup

sehat, belajar memberi dan menerima dalam kehidupan sosial antar teman sebaya,

dan belajar membina persahabatan dengan teman sebaya, termasuk juga bergaul

dengan musuhnya, belajar dan bertindak sesuai dengan peran seksnya yaitu

sebagai anak laki – laki atau anak perempuan, belajar mengembangkan tiga

keterampilan dasar yaitu membaca, menulis dan berhitung yang diperlukan untuk

hidup di masyarakat, mempelajari berbagai konsep agar dapat berpikir efektif

mengenai permasalahan sosial di sekitar kehidupan sehari – hari, mengembangkan

moral yang bersifat batiniah yaitu hati nurani, serta mengembangkan pemahaman

dan sikap moral terhadap peraturan dan tata nilai yang berlaku dalam kehidupan

anak, mengembangkan sikap sosial dan menghargai orang lain, dan anak mulai

menjadi individu yang otonom atau bebas, dalam arti dapat membuat rencana

untuk masa sekarang dan masa yang akan datang, bebas dari pengaruh orang tua

atau orang lain.

5. Factor-Faktor yang Mempengaruhi Perkembangan

Dalam menentukan factor-faktor yang mempengaruhi perkembangan siswa,

para ahli berbeda pendapat karena sudut pandang yang mereka gunakan tidak

sama. Pendapat yang bermacam-macam itu dapat digolongkan kedalam 3 macam

yaitu:

a. Aliran Nativisme

Perkembangan individu semata-mata ditentukan oleh factor-faktor yang

dibawa sejak lahir (natus artinya lahir), tokohnya adalah Scopenhaeur,

Plaato, Descartes, Lombroso dll.ex: jika orang tua pintar dalam computer

maka anak akan pintar computer. Aliran ini sudah tidak terlalu berpengaruh

seperti zaman dahulu.

b. Aliran Empirisme

Aliran ini merupakan kebalikan dari aliran nativisme. Perkembangan itu

semata-mata bergantung pada factor lingkungan, sedangkan keturunan tidak

Page 8: Makalah Psikologi

Tugas-tugas dan Tahap-tahap Perkembangan Siswa

8

berperan sama sekali. Tokoh utama John Locke. Doktrin yang terkenal

adalah tabula rasa bahasa latin yang berarti batu tulis kosong atau lembaran

kosong. Menekan pada arti penting pengalaman, lingkungan, dan

pendidikan. Ex : anak orang kaya atau orang pandai mengecewakan orang

tuanya karena kurang berhasil di dalam belajar walaupun fasilitas-fasilitas

sangat luas, sedangkan ada anak orang miskin atau kurang mampu sangat

berhasil dalam belajar, walaupun fasilitas yang mereka perlukan sangat jauh

dari mencukupi, jadi aliran empirisme tidak tahan uji.

c. Aliran Konvergensi

Didalam perkembangan individu baik dasar atau bawaaan maupun

lingkungan memainkan peranan penting. Bakat yang sudah ada di dalam

masing-masing individu, perlu adanya lingkungan yang sesuai supaya dapat

berkembang dengan baik.ex: manusia mempunyai kaki untuk berdiri tegak

jika dia berada di lingkungan manusia, akan tetapi jika dia di asuh oleh

srigala kemungkinan dia akan berdiri seperti srigala.

6. Implikasi Pertumbuhan/Perkembangan/Kematangan SiswaTerhadap Proses

Pembelajaran

Sebagai individu yang sedang tumbuh dan berkembang, maka proses

pertumbuhan dan perkembangan peserta didik tersebut sangat dipengaruhi

oleh adanya interaksi antara dua faktor yang sama-sama penting

kedudukannya yaitu faktor hereditas dan faktor lingkungan. Keberadaan dua

faktor tersebut tidak bisa dipisakan satu sama lainnya karena kenyataannya

kedua faktor tersebut tidak bekerja sendiri-sendiri dalam operasionalnya.

Dari pernyataan di atas, maka dapatlah ditarik beberapa butir

implikasi pertumbuhan/perkembangan/kematangan peserta didik terhadap

penyelenggaraan pendidikan sebagai berikut:

a. Pertumbuhan dan perkembangan manusia sejak lahir berlangsung

dalam lingkungan sosial yang meliputi semua manusia yang berada

dalam lingkungan hidup itu.

b. Interaksi manusia dengan lingkungannya sejak lahir menghendaki

penguasaan lingkungan maupun penyesuaian diri pada lingkungan.

Page 9: Makalah Psikologi

Tugas-tugas dan Tahap-tahap Perkembangan Siswa

9

c. Dalam interaksi sosial, manusia sejak lahir telah menjadi anggota

kelompok sosial yang dalam hal ini ialah keluarga.

d. Atas dasar keterikatan dan kewajiban sosial para pendidik terutama

orang tua, maka anak senantiasa berusaha menciptakan lingkungan

fisik, lingkungan sosial, serta lingkungan psikis yang sebaik-baiknya

bagi proses pertumbuhan dan perkembangannya.

e. Setelah umur kronologis mencapai lingkungan tertentu, anak telah

mencapai berbagai tingkat kematangan intelektual, sosial, emosional,

serta kemampuan jasmani yang lain.

f. Kematangan sosial merupakan lkitasan bagi kematangan intelektual,

karena perkembangan kecerdasan berlangsung dalam lingkungan

sosial tersebut.

g. Kematangan emosional meliputi kematangan sosial dan kematangan

intelektual, karena sebagian besar tingkah laku manusia dikuasai atau

ditentukan oleh kondisi perasaannya.

h. Kematangan jasmani merupakan dasar yang meliputi semua

kematangan.

i. Pendidik yang berkecimpung dalam pengasuhan anak dalam

perkembangan di masa kanak-kanak hendaklah memperhatikan

keterkaitan antara berbagai segi kematangan jasmani dan rohani anak

dalam menciptakan lingkungan belajar yang efektif.

j. Hasil-hasil belajar yang mendasari hidup bermasyarakat banyak

dicapai oleh anak dalam keluarga terutama semasa masih kanak-

kanak, yaitu sikap dan pola tingkah laku terhadap diri sendiri dan

terhadap orang lain.

k. Iklim emosional yang menjiwai keluarga itu meliputi: hubungan

emosional antara keluarga, kadar kebebasan menyatakan diri dan

tanggung jawab dalam pengambilan keputusan.

l. Seorang anak dimana anak sekolah adalah seorang realis yang hendak

mengenal kenyataan di sekitarnya menurut keadaan senyatanya atau

objektif apa adanya.

m. Pada umumnya anak masa sekolah dan masa remaja mengalami

Page 10: Makalah Psikologi

Tugas-tugas dan Tahap-tahap Perkembangan Siswa

10

pertumbuhan jasmani yang semakin kuat dan sehat. Sedangkan dalam

segi rohani ia mengalami perkembangan pengetahuan dan

kemampuan berpikir yang pesat pula karena ditunjang oleh hasrat

belajar yang sehat serta ingatan yang kuat.

n. Pemahaman guru terhadap minat dan perhatian peserta didik akan

sangat bermanfaat dalam perencanaan program-program pendidikan

maupun pengajaran.

o. Karakteristik umum pertumbuhan/perkembangan peserta didik ialah

diikuti dengan kegelisahan, pertentangan, keinginan mencoba segala

sesuatu, menghayal dan aktivitas berkelompok.

2.2. Tahap-Tahap Perkembangan Anak/Siswa

Tahap-tahap perkembangan siswa/anak meliputi:

a. Masa Bayi 0-2 bulan

Bayi adalah masa tahapan pertama kehidupan seorang manusia

setelah terlahir dari rahim seorang ibu. Pada masa ini, perkembangan

otak dan fisik bayi selalu menjadi perhatian utama, terutama pada bayi

yang terlahir prematur maupun bayi yang terlahir cukup bulan namun

memiliki berat badan rendah.

b. Masa Kanak – kanak

Masa ini berlangsung mulai dari umur 2 tahun sampai 6 tahun.

Tugas ibu kini adalah mendorong pola – pola kelakuan yang

memungkinkan anak mengambil tempat dalam masyarakat manusia.

Masa ini pun kita akan melihat bagaimana bayi yang sebelumnya sangat

tergantung penuh pada sang ibu, kini mereka harus berusaha bergerak

untuk melepaskan kemandiriannya secara perlahan – lahan, tetapi tidak

dipungkiri seorang ibu akan selalu membantunya walaupun tidak secara

penuh. Pada masa kanak-kanak awal, rata-rata anak bertambah tinggi

6,25 cm setiap tahun, dan bertambah berat 2,5 – 3,5 kg setiap tahun.

Pada usia 6 tahun berat harus kurang lebih mencapai tujuh kali berat

pada waktu lahir.

Page 11: Makalah Psikologi

Tugas-tugas dan Tahap-tahap Perkembangan Siswa

11

c. Praremaja

Akhir masa kanak-kanak yang berlangsung dari enam tahun

sampai sepuluh tahun sampai dengan anak mengalami kematangan

seksual yaitu sekitar tiga belas tahun bagi anak perempuan dan empat

belas tahun agi anak laki-laki, oleh oang tua disebut sebagai ‘usia yang

menyulitkan’, ‘tidak rapi’, atau ‘usia bertengkar’, oleh para pendidik

disebut sebagai ‘usia berkelompok’, ‘usia penyesuaian’, atau ‘usia

kreatif’. Pertumbuhan fisik yang lambat pada ahir masa kanak-kanak

dipengaruhi oleh kesehatan, gizi, imunisasi, sex , dan intelegensi.

d. Masa Remaja

Adalah masa ketika seorang anak mengalami perubahan fisik,

psikis, dan pematangan fungsi seksual. Masa pubertas dalam kehidupan

kita biasanya dimulai saat berumur delapan hingga sepuluh tahun dan

berakhir lebih kurang di usia 15 hingga 16 tahun.Masa puber memiliki

fase negatif yang berarti mengambil sikap “anti” terhadap kehidupan

atau kelihatannya kehilangan sifat-sifat baik yang sebelumnya sudah

berkembang.

e. Pemuda

Adalah suatu periode transisi dari masa awal anak anak hingga

masa awal dewasa, yang dimasuki pada usia kira kira 10 hingga 12

tahun dan berakhir pada usia 18 tahun hingga 22 tahun. Masa remaja

bermula pada perubahan fisik yang cepat, pertambahan berat dan tinggi

badan yang dramatis, perubahan bentuk tubuh, dan perkembangan

karakteristik seksual seperti pembesaran buah dada, perkembangan

pinggang dan kumis, dan dalamnya suara. Pada perkembangan ini,

pencapaian kemandirian dan identitas sangat menonjol (pemikiran

semakin logis, abstrak, dan idealistis) dan semakin banyak

menghabiskan waktu di luar keluarga.

f. Masa Dewasa

Santrock (2002) mengatakan masa dewasa awal adalah masa

untuk bekerja dan menjalin hubungan dengan lawan jenis, terkadang

menyisakan sedikit waktu untuk hal lainnya. Masa dewasa pertengahan

Page 12: Makalah Psikologi

Tugas-tugas dan Tahap-tahap Perkembangan Siswa

12

(madya) atau yang disebut juga usia setengah baya dalam terminologi

kronologis yaitu pada umumnya berkisar antara usia 40 - 60 tahun,

dimana pada usia ini ditandai dengan berbagai perubahan fisik maupun

mental (Hurlock,1980:320). Berdasarkan defenisi secara umum,

seseorang dikatakan lanjut usia (lansia) apabila usianya 65 tahun ke atas.

Lansia adalah keadaan yang ditandai oleh kegagalan seseorang untuk

mempertahankan keseimbangan terhadap kondisi stres fisiologis.

Kegagalan ini berkaitan dengan penurunan daya kemampuan untuk

hidup serta peningkatan kepekaan secara individual (Efendi, 2009).

1. Tahap-tahap Perkembangan Menurut Papila, Olds, dan Feldman

a. Masa Pra-Natal (Pranatal Stage)

Masa pra-natal ditandai dengan proses pembentukan sistem jaringan

dan struktur organ-organ fisik. Proses pertumbuhan dan perkembangan

dimulai sejak terjadinya pertemuan antara spermatozoon dengan sel telur

(ovum) yang berubah menjadi embrio. Proses perubahan tersebut

berlangsung sangat cepat yakni 9 bulan 10 hari atau 42-43 minggu.

b. Masa Bayi dan Anak Bawah Tiga Tahun (Batita/Toddler)

Setelah bayi dilahirkan dengan baik, seorang bayi akan segera

menangis yang menandakan berfungsinya perasaan dan panca-indera bayi

dalam proses penyesuaian diri untuk menghadapi lingkungan hidup yang

baru. Setelah lahir, seorang bayi akan terus mengalami pertumbuhan dan

perkembangan selama masa pengasuhan, pemeliharaan, dan bimbingan dari

kedua orang tuanya. Si anak akan belajar mengembangkan segenap

potensinya (kognitif, afektif, psikomotorik, maupun psikososial).

Selain itu, ciri yang spesifik pada masa bawah tiga tahun ini, si anak

masih memiliki kelekatan emosi dengan orang tua (emotional attachement).

Anak benar-benar merasa nyaman dan aman berada dekat secara fisik

maupun emosional dengan orang tuanya. Anak akan merasa takut berpisah

dengan orang tuanya (separation anxiety). Hal ini adalah wajar karena anak

masih dalam proses pengembangan kelekatan emosi yang nyaman (secure)

dengan orang tuanya. Berkaitan dengan proses perkembangan kognitif,

Page 13: Makalah Psikologi

Tugas-tugas dan Tahap-tahap Perkembangan Siswa

13

seorang anak terkadang mengembangkan cerita-cerita khayalan dan tidak

masuk akal. Membuat cerita-cerita khayalan bukanlah bentuk perilaku

berbohong, namun sebagai konsekuensi perkembangan daya imajinasi yang

tidak terbendung. Selain itu, ada karakteristik berpikir yang egosentris yaitu

cara berpikir dalam menghadapi sesuatu hal dengan pandangan diri-sendiri.

Anak belum mampu memahami sesuatu dari pandangan orang lain.

c. Masa Anak-anak Awal (Early Childhood)

Secara kronologis usia, yang tergolong anak-anak awal ialah mereka

yang berada pada usia 4-5 tahun, 11 bulan. Anak awal memiliki karakteristik

perubahan fisik yang relatif lebih cepat dibandingkan masa anak tengah.

Baik anak laki-laki maupun perempuan relatif memiliki tinggi badan yang

sama, namun berat badan anak laki-laki lebih berat dibandingkan anak

perempuan.

Dalam perkembangan psikososial, anak-anak awal masih terikat dan

memfokuskan diri pada hubungan dengan orang tua atau keluarga. Meskipun

demikian, masa anak ini ditandai dengan kemandirian, kemampuan control

diri (self-control) dan hasrat untuk memperluas pergaulan dengan anak-anak

yang sebaya. Pergaulan yang makin meluas ini akan mengurangi sifat

egosentrisme, mengurangi kelekatan emosi dengan orang tua, dan

mengurangi sifat irasionalnya. Hal ini dipengaruhi oleh perubahan

lingkungan sosial dari keluarga dan makin bertambah luas karena anak-anak

mulai memasuki kegiatan di kelompok bermain atau taman kanak-kanak.

d. Masa Anak Tengah (Middle Childhood)

Papilla, Olds, dan Feldman (2009) menyebutkan secara umum bahwa

masa anak tengah ini berada pada rentangan usia 6-12 tahun. Anak tengah

awal kira-kira berumur 7-9 tahun dan mereka duduk di bangku kelas 1,2, atau

3 sekolah dasar. Sedangkan anak tengah akhir berusia 10-12 tahun dan berada

di kelas 4,5, atau 6 sekolah dasar. Anak tengah akhir ini mulai menunjukkan

perilaku yang mengarah ke pacaran, walaupun tidak/belum serius. Mereka

memiliki rasa ketertarikan secara seksual terhadap lawan jenis. Hal ini

mendorongnya untuk mengadakan hubungan pergaulan lintas jenis kelamin

(heterosexual relationship).

Page 14: Makalah Psikologi

Tugas-tugas dan Tahap-tahap Perkembangan Siswa

14

Kehidupan psikososial anak-anak tengah diwarnai dengan kekompakkan

kelompok teman sebaya yang sejenis kelamin. Anak akan mengembangkan

peran gender artinya anak-anak akan melakukan peran tugas dan tanggung-

jawab sesuai dengan jenis kelaminnya.

e. Masa Remaja (Adolescence)

Masa remaja dianggap sebagai masa transisi (peralihan) diri dari masa

anak tengah yang bertumbuh-kembang memasuki masa-masa dewasa muda.

Secara umum yang tergolong remaja adalah mereka yang berusia 13-21 tahun.

Masa remaja memiliki ciri pertumbuhan fisik yang relatif cepat dibanding

masa anak tengah. Organ-organ fisik remaja mencapai taraf kematangan

maksimal yang memungkinkan berfungsinya sistem reproduksi dengan

sempurna. Sementara itu, remaja mulai merasa tidak mau dikekang atau

dibatasi secara kaku oleh aturan keluarga. Mereka ingin memperoleh

kesempatan untuk mengembangkan diri guna mewujudkan jati diri (self

identity). Hanya saja cara berpikir mereka cenderung egosentris dan sulit

untuk memahami pola pikir orang lain. Itulah sebabnya, antara orang tua dan

remaja terjadi perbedaan pandangan yang dapat menyebabkan konflik. Bila

konflik tidak terselesaikan dengan baik, maka menyebabkan masalah keluarga

antara orang tua dan anak.

f. Masa Dewasa Muda (Young Adulthood)

Umumnya yang tergolong dewasa muda ialah mereka yang berusia 22-

40 tahun. Dari sisi perkembangan kognitif, mereka telah lulus sekolah

menengah umum dan memasuki dunia perguruan tinggi, lalu segera

mengembangkan karier sesuai dengan minat-bakatnya. Apabila tidak

melanjutkan ke akademi atau universitas, biasanya mereka langsung bekerja

meniti jenjang karier. Tidak lama kemudian, mereka membina kehidupan

rumah tangga dengan pasangan hidup yang telah dijalin semasa remajanya

dulu atau yang ditemukan semasa mereka bekerja. Sambil mendidik dan

membimbing anak-anak, mereka tetap meniti puncak karier (Papila, Olds, dan

Feldman, 2004). Bahkan tidak sedikit dari mereka menduduki posisi

pimpinan, seperti manajer, direksi, atau menteri.

Page 15: Makalah Psikologi

Tugas-tugas dan Tahap-tahap Perkembangan Siswa

15

g. Masa Dewasa Tengah (Middle Adulthood)

Masa dewasa tengah merupakan masa yang penuh tantangan, karena

kondisi fisik mereka mulai mengalami penurunan. Untuk wanita mulai

mengalami menopause, ini berarti potensi untuk mengandung dan melahirkan

anak tidak memungkinkan lagi. Demikian pula bagi laki-laki merasa

menghadapi kenyataan bahwa dirinya mulai menjadi tua. Sementara itu,

tuntutan sosial agar diri mereka tampil prima tetap kuat. Kerena itu, tidak

jarang mereka yang cenderung kurang mampu menerima diri sendiri,

cenderung melakukan aktivitas eksperimen-eksperimen seksual dengan

pasangan yang lebih muda. Sebaliknya, mereka yang mampu mencapai

kepribadian yang terintregasi tidak akan menemui hambatan yang berarti.

Mereka justru akan bersikap dan bertindak bijaksana. Mereka mengakui

bahwa mereka memasuki masa tua dan akan membimbing anak-anaknya agar

dapat menjadi orang yang berhasi dan bertanggung jawab.

h. Masa Dewasa Akhir (Late Adulthood)

Dewasa akhir merupakan tahap yang dialami oleh individu yang akan

memasuki masa kematian. Hamper tidak seorangpun yang menginginkan

dirinya untuk menjadi tua namun kenyataannya yang mengharuskan untuk

mengalaminya. Sebagian besar, mereka memiliki kondisi fisik yang sehat dan

aktif dalam berkarya. Dalam melakukan kegiatan fisik, mereka cenderung

cepat merasa lelah, capai dan waktu reaksi terhadap suatu stimulus tergolong

lambat. Apalagi bagi mereka yang terbiasa bekerja dengan menggunakan

kekuatan intelektual, maka kegiatan fisik cenderung dikurangi frekuensinya.

2. Tahapan Perkembangan Kognitif

Para ahli psikologi perkembangan mengakui bahwa pertumbuhan itu

berlangsung secara terus menerus dengan tidak ada lompatan. Kemajuan

kompetensi kognitif diasumsikan bertahap dan berurutan selama masa kanak-

kanak. Piaget melukiskan urutan tersebut ke dalam empat tahap perkembangan

yang berbeda secara kualitatif yaitu :

1. Tahap sensori motor,

2. Tahap praoperasional,

Page 16: Makalah Psikologi

Tugas-tugas dan Tahap-tahap Perkembangan Siswa

16

3. Tahap operasional konkrit

4. Tahap operasional formal.

Setiap tahapan itu urutannya tidak berubah-ubah. Semua anak akan melalui

ke empat tahapan tersebut dengan urutan yang sama. Hal ini terjadi karena

masing-masing tahapan dibangun di atas, dan berasal dari pencapaian tahap

sebelumnya. Tetapi sekalipun urutan kemunculan itu tidak berubahubah, tidak

mustahil adanya percepatan seseorang untuk melewati tahap-tahap itu secara lebih

dini di satu sisi dan terhambat di sisi lainnya.

1. Tahap Sensorimotor (0 - 2 tahun)

Tahap sensorimotor ada pada usia antara 0-2 tahun, mulai pada masa bayi

ketika ia menggunakan pengindraan dan aktivitas motorik dalam mengenal

lingkungannya. Pada masa ini biasanya bayi keberadaannya masih terikat kepada

orang lain bahkan tidak berdaya, akan tetapi alat-alat inderanya sudah dapat

berfungsi. Tindakannya berawal dari respon refleks, kemudian berkembang

membentuk representasi mental. Anak dapat menirukan tindakan masa lalu orang

lain, dan merancang kesadaran baru untuk memecahkan masalah dengan

menggabungkan secara mental skema dan pengetahuan yang diperoleh

sebelumnya. Dalam periode singkat antara 18 bulan atau 2 tahun, anak telah

mengubah dirinya dari suatu organisme yang bergantung hampir sepenuhnya

kepada refleks dan perlengkapan heriditer lainnya menjadi pribadi yang cakap

dalam berfikir simbolik.

Menurut Piaget, perkembangan kognitif selama stadium sensorimotor,

intelegensi anak baru nampak dalam bentuk aktivitas motorik sebagai reaksi

stimulus sensorik. Dalam stadium ini yang penting adalah tindakan-tindakan

konkrit dan bukan tindakan-tindakan yang imaginer atau hanya dibayangkan saja,

tetapi secara perlahan-lahan melalui pengulangan dan pengalaman konsep obyek

permanen lama-lama terbentuk. Anak mampu menemukan

kembali obyek yang disembunyikan.

2. Tahap Praoperasional (2 - 7 tahun)

Dikatakan praoperasional karena pada tahap ini anak belum memahami

pengertian operasional yaitu proses interaksi suatu aktivitas mental, dimana

prosesnya bisa kembali pada titik awal berfikir secara logis. Manipulasi simbol

Page 17: Makalah Psikologi

Tugas-tugas dan Tahap-tahap Perkembangan Siswa

17

merupakan karakteristik esensial dari tahapan ini. Hal ini sering dimanefestasikan

dalam peniruan tertunda, tetapi perkembangan bahasanya sudah sangat pesat,

kemampuan anak menggunakan gambar simbolik dalam berfikir, memecahkan

masalah, dan aktivitas bermain kreatif akan meningkat lebih jauh dalam beberapa

tahun berikutnya.

Pemikiran pada tahap praoperasional terbatas dalam beberapa hal penting.

Menurut Piaget, pemikiran itu khas bersifat egosentris, anak pada tahap ini sulit

membayangkan bagaimana segala sesuatunya tampak dari perspektif orang lain.

Berkaitan dengan masalah ini Piaget dikenal dengan eksperimennya melalui Tiga

Gunung yang sering digunakan untuk

mempelajari masalah egosentrisme.

Karakteristik lain dari cara berfikir praoperasional yaitu sangat memusat

(centralized). Bila anak dikonfrontasi dengan situasi yang multi dimentional,

maka ia akan memusatkan perhatiannya hanya pada satu dimensi dan

mengabaikan dimensi lainnya. Pada akhirnya juga mengabaikan hubungannya

antara dimensi-dimensi ini. Cara berfikir seperti ini dicontohkan sebagaimana

berikut: sebuah gelas tinggi ramping dan sebuah gelas pendek dan lebar diisi

dengan air yang sama banyaknya. Anak ditanya apakah air dalam dua buah gelas

tadi sama banyaknya? Anak pada tahap ini kebanyakan menjawab bahwa ada

lebih banyak air dalam gelas yang tinggi ramping tadi karena gelas ini lebih tinggi

dari yang satunya. Jadi anak belum melihat dua dimensi secara serempak.

Berfikir praoperasional juga tidak dapat dibalik (irreversable). Anak belum

mampu untuk meniadakan suatu tindakan dengan melakukan tindakan tersebut

sekali lagi secara mental dalam arah yang sebaliknya. Dengan demikian bila

situasi A beralih pada situasi B, maka anak hanya memperhatikan situasi A,

kemudian B. Ia tidak memperhatikan perpindahan dari A ke B.

3. Tahap Operasional Konkrit (7 - 11 Tahun)

Tahap operasional konkrit dapat digambarkan pada terjadinya perubahan

positif ciri-ciri negatif tahap preoprasional, seperti dalam cara berfikir egosentris

pada tahap operasional konkrit menjadi berkurang, ditandainya oleh desentrasi

yang benar, artinya anak mampu memperlihatkan lebih dari satu dimensi secara

serempak dan juga untuk menghubungkan dimensi-dimensi itu satu sama lain.

Page 18: Makalah Psikologi

Tugas-tugas dan Tahap-tahap Perkembangan Siswa

18

Oleh karenanya masalah konservasi sudah dikuasai dengan baik. Desentrasi dan

konservasi ditunjukkan dalam eksperimen Piaget yang terkenal mengenai

konservasi, yaitu konservasi cairan. Anak diperlihatkan kepada dua gelas identik,

kedua gelas tadi berisikan jumlah air yang sama banyaknya. Setelah anak

mengetahui bahwa kedua gelas berisi air berada dalam jumlah yang sama, si

peneliti menuangkan air dari satu gelas ke dalam gelas yang lebih tinggi dan

kurus. Anak kemudian ditanya, apakah gelas yang lebih tinggi itu berisikan air

dalam jumlah yang sama, lebih banyak atau lebih sedikit dibandingkan dengan

gelas yang satunya ?. Anak-anak pada tahap operasional konkrit mengetahui

bahwa jumlah cairan tetap sama, bahwa suatu perubahan dalam satu dimensi yaitu

tinggi cairan di dalam gelas dapat diimbangi dengan perubahan yang sebanding

dalam dimensi lain yaitu lebar gelas. Sama halnya ia dapat mengerti bahwa

jumlah tanah liat pada sebuah balok tidak berubah bila bentuknya diubah.

Dalam eksperimen konservasi jumlah yang tipikal, satu barisan yang terdiri

dari 5 kancing dideretkan di atas satu barisan yang juga terdiri dari 5 kancing

sehingga kedua barisan sama panjangnya. Si anak setuju bahwa kedua barisan

memiliki jumlah kancing yang sama. Namun, apabila satu barisan dipendekkan

dengan jalan merapatkan jarak kancing-kancingnya, anak praoperasional mungkin

mengatakan bahwa barisan yang panjang mempunyai kancing lebih banyak. Anak

pada tahap operasional konkrit tahu bahwa penyusunan ulang kancing-kancing

tersebut tidak mengubah jumlahnya. Menurut Piaget, anak pada tahap ini mengerti

masalah konservasi karena mereka dapat melakukan operasi mental yang dapat

dibalikan (reversable).

Seriasi adalah satu lagi karakteristik tahap operasional konkrit yang

merupakan kemampuan menyusun obyek menurut beberapa dimensi seperti berat

atau ukuran. Seriasi mengilustrasikan penangkapan anak akan satu hal dari prinsip

logis yang penting dan disebut transivitas, yang mengatakan bahwa ada hubungan

tetap tertentu diantara kualitas-kualitas obyek. Misalnya, bila A lebih panjang dari

B, dan B lebih panjang dari C, maka A pasti lebih panjang dari C. Anak-anak

pada tahap ini tahu keabsahan kaidah itu sekalipun mereka tidak pernah melihat

obyek A, B, dan C. Kompetensi yang oleh Piaget dinamakan seriasi sangat

penting untuk pemahaman hubungan bilangan khususnya dalam matematik.

Page 19: Makalah Psikologi

Tugas-tugas dan Tahap-tahap Perkembangan Siswa

19

Pemahaman lain pada tahap operasional konkrit, dapat menalar serentak

mengenai bagian dan keseluruhan yang dikenal dengan istilah inklusi kelas.

Pemahaman mengenai inklusi kelas ini mengilustrasikan prinsip logis bahwa ada

hubungan hirarkis diantara kategori-kategori. Walaupun pada anak-anak ini lebih

pesat melampaui anak-anak praoperasional dalam penalaran, pemecahan masalah

dan logika. Pemikiran mereka masih terbatas pada operasi konkrit. Pada tahap ini

anak dapat mengkonservasi kualitas serta dapat mengurutkan dan

mengklasifikasikan obyek secara nyata. Tetapi mereka belum dapat bernalar

mengenai abstraksi, proposisi hipotesis. Jadi mereka mengalami kesulitan untuk

memecahkan masalah secara verbal yang sifatnya abstrak. Pemahaman terakhir

ini baru dicapai pada tahap oprasional formal.

4. Operasional Formal ( 11 - 16 tahun)

Pada tahap operasional formal anak tidak lagi terbatas pada apa yang dilihat

atau didengar ataupun pada masalah yang dekat, tetapi sudah dapat

membayangkan masalah dalam fikiran dan pengembangan hipotesis secara logis.

Sebagai contoh, jika A < B dan B < C, maka A < C. Logika seperti ini tidak dapat

dilakukan oleh anak pada tahap sebelumnya. Perkembangan lain pada tahap ini

ialah kemampuannya untuk berfikir secara sistematis, dapat memikirkan

kemungkinan-kemungkinan secara teratur atau sistematis untuk memecahkan

masalah. Pada tahap ini anak dapat memprediksi berbagai kemungkinan yang

terjadi atas suatu peristiwa. Misalnya ketika mengendarai sebuah mobil dan tiba-

tiba mobil mogok, maka anak akan menduga mungkin bensinnya habis, businya

atau platinanya rusak dan sebab lain yang memungkinkan memberikan dasar atas

pemikiran terjadinya mobil mogok. Perkembangan kognitif pada tahapan ini

mencapai tingkat perkembangan tertinggi dari tahapan yang dijelaskan Piaget.

Kognitif merupakan salah satu aspek yang harus dikembangkan pada anak. karena

proses kognitif banyak berhubungan dengan berbagai konsep yang telah dimiliki

anak dan berkenaan dengan bagaimana anak menggunakan kemampuan

berfikirnya dalam memecahkan suatu persoalan.

Dalam kehidupannya mungkin saja anak dihadapkan kepada

persoalanpersoalanyang menuntut adanya pemecahan. Menyelesaikan suatu

persoalan merupakan langkah yang lebih kompleks pada diri anak. Sebelum anak

Page 20: Makalah Psikologi

Tugas-tugas dan Tahap-tahap Perkembangan Siswa

20

mampu menyelesaikan persoalan, anak perlu memiliki kemampuan untuk mencari

cara penyelesaiannya.

Faktor kognitif mempunyai peranan penting bagi keberhasilan anak dalam

belajar, karena sebahagian besar aktivitas dalam belajar selalu berhubungan

dengan masalah mengingat dan berfikir. Kedua hal ini merupakan aktivitas

kognitif yang perlu dikembangkan. Piaget merupakan tokoh Psikologi Kognitif

yang memandang anak sebagai partisipan aktif di dalam proses perkembangan.

Piaget menyakini bahwa anak harus dipandang seperti seorang ilmuwan yang

sedang mencari jawaban dalam upaya melakukan eksperimen terhadap dunia

untuk melihat apa yang terjadi. Misalnya anak ingin tahu apa yang terjadi bila

anak mendorong piring keluar dari meja. Hasil dari eksperimen miniatur anak

menyebabkan anak menyusun “teori” tentang bagaimana dunia fisik dan sosial

beroperasi.

Anak membangun teori berdasarkan eksperimen yang dilakukannya. Saat

anak menemukan benda atau peristiwa baru, anak berupaya untuk memahaminya

berdasarkan teori yang telah dimilikinya. Perkembangan kognitif dapat dipandang

sebagai suatu perubahan dari suatu keadaan seimbang ke dalam keseimbangan

baru. Setiap tahap perkembangan kognitif mempunyai bentuk keseimbangan

tertentu sebagai fungsi dari kemampuan memecahkan masalah pada tahap itu. Ini

berarti penyeimbangan memungkinkan terjadinya transformasi dari bentuk

penalaran sederhana ke bentuk penalaran yang lebih kompleks sampai mencapai

keadaan terakhir yang diwujudkan dengan kematangan berfikir orang dewasa.

Page 21: Makalah Psikologi

Tugas-tugas dan Tahap-tahap Perkembangan Siswa

21

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

1. Tugas-tugas Perkembangan Anak/Siswa

Tugas perkembangan masa anak menurut Munandar adalah belajar berjalan,

belajar mengambil makanan yang padat, belajar berbicara, toilet training, belajar

membedakan jenis kelamin dan dapat kerja kooperatif, belajar mencapai stabilitas

fisiologis, pembentukan konsep-konsep yang sederhana mengenai kenyataan

sosial dan fisik, belajar untuk mengembangkan diri sendiri secara emosional

dengan orang tua, sanak saudara dan orang lain serta belajar membedakan baik

dan buruk.

Tugas-tugas perkembangan pada anak bersumber pada tiga hal, yaitu :

kematangan fisik, rangsangan atau tuntutan dari masyarakat dan norma pribadi

mengenai aspirasi-aspirasinya.

Tugas-tugas perkembangan siswa SD mencakup dalam bidang

keimanan/agama, keterampilan fisik, hidup sehat, adaptasi, sadar gender,

keterampilan dasar, konsep hidup, moral, sosialisasi dan freedom.

2. Tahap-tahap perkembangan siswa/anak

Tahapan-tahapannya meliputi:

Masa Bayi 0-2 bulan

Masa Kanak – kanak

Praremaja

Masa Remaja

Pemuda

Masa Dewasa

a. Tahap-tahap Perkembangan Menurut Papila, Olds, dan Feldman

Masa Pra-Natal (Pranatal Stage)

Masa Bayi dan Anak Bawah Tiga Tahun (Batita/Toddler)

Masa Anak-anak Awal (Early Childhood)

Page 22: Makalah Psikologi

Tugas-tugas dan Tahap-tahap Perkembangan Siswa

22

Masa Anak Tengah (Middle Childhood)

Masa Remaja (Adolescence)

Masa Dewasa Muda (Young Adulthood)

Masa Dewasa Tengah (Middle Adulthood)

Masa Dewasa Akhir (Late Adulthood)

b. Tahap-tahap Perkembangan Menurut Charlotte Bubler

Masa Pertama, Usia 0-1 tahun

Masa Kedua, Usia 2-4 tahun.

Masa Ketiga, Usia 5-8 tahun.

Masa Keempat, Usia 9-13 tahun

Masa Kelima, Usia 14-19 tahun

Piaget melukiskan urutan tersebut ke dalam empat tahap perkembangan

yang berbeda secara kualitatif yaitu :

1. Tahap sensori motor,

2. Tahap praoperasional,

3. Tahap operasional konkrit

4. Tahap operasional formal.

3.2. Saran

Dengan adanya makalah ini,mudah-mudahan dapat memacu pembaca

untuk lebih tahu tentang tugas-tugas tahap-tahap perkembangan.Dan semoga kita

semua bisa mengambil manfaat dari makalah ini.Sehingga kita semua bisa

memahami tentang tugas dan tahapan perkembangan dan bisa mengaplikasikan

dalam kehidupan kita khususnya untuk perkembangan.