MAKALAH PENCERNAAN

14
STUDI KASUS VII Tn M, 38 tahun di rawat hari ke 2 di ruang penyakit dalam RS Syifa. Tn M datang dengan keluhan demam, mengeluh perut terasa begah dan nyeri abdomen kurang lebih 4 hari yang lalu. Saat pengkajian didapatkan S 38,7 0C, TD 110/80mmHg, FP 22X/mnt vesikuler, FN 80X/mnt. Pada pemeriksaan fisik ditemukan pembengkakan pada hati, sclera ikterik. Selain itu keluarga mengatakan urin tampak berwarna gelap dan feses berwarna hitam kemerahan. Pada pemeriksaan HbsAg, konsentrasi IgM, dan tingkat IgG meningkat. Lingkup diskusi : 1. Kemungkinan diagnosa pada kasus ini adalah? 2. Jelaskan patofosiologi kasus di atas sampai munculnya gejala-gejala tersebut? 3. Komplikasi apa saja yang dapat terjadi pada kasus diatas? 4. Pemeriksaan penunjang apa saja yang sebaiknya dilakukan untuk mengevaluasi pasien tersebut? 5. Sebutkan jenis obat-obatan yang digunakan untuik mengatasi masalah utama dan manfaat pada kasus ini? 6. Bagaimana pengendalian dan pencegahan pada kasus di atas?

description

BERBAGI

Transcript of MAKALAH PENCERNAAN

Page 1: MAKALAH PENCERNAAN

STUDI KASUS VII

Tn M, 38 tahun di rawat hari ke 2 di ruang penyakit dalam RS Syifa. Tn M

datang dengan keluhan demam, mengeluh perut terasa begah dan nyeri abdomen

kurang lebih 4 hari yang lalu. Saat pengkajian didapatkan S 38,7 0C, TD

110/80mmHg, FP 22X/mnt vesikuler, FN 80X/mnt. Pada pemeriksaan fisik

ditemukan pembengkakan pada hati, sclera ikterik. Selain itu keluarga

mengatakan urin tampak berwarna gelap dan feses berwarna hitam kemerahan.

Pada pemeriksaan HbsAg, konsentrasi IgM, dan tingkat IgG meningkat.

Lingkup diskusi :

1. Kemungkinan diagnosa pada kasus ini adalah?

2. Jelaskan patofosiologi kasus di atas sampai munculnya gejala-gejala

tersebut?

3. Komplikasi apa saja yang dapat terjadi pada kasus diatas?

4. Pemeriksaan penunjang apa saja yang sebaiknya dilakukan untuk

mengevaluasi pasien tersebut?

5. Sebutkan jenis obat-obatan yang digunakan untuik mengatasi masalah

utama dan manfaat pada kasus ini?

6. Bagaimana pengendalian dan pencegahan pada kasus di atas?

7. Tuliskan diagnosa keperawatan yang sering muncul pada kasus di atas dan

tuliskan 1 ranpra untuk diagnosa yang utama saja!

Page 2: MAKALAH PENCERNAAN

JAWAB :

1. Berdasarkan dari manifstasi klinis yang terdapat pada kasus diatas

seperti pembengkakan pada hati, sclera ikterik, urin tampak berwarna

gelap, feses berwarna hitam kemerahan kemungkinan diagnosa pada

kasus ini adalah Hepatitis-B

2. Patofisiologi Hepatitis-B. Virus hepatitis mengganggu fungsi liver

sambil terus beranak pinak di sel-sel liver. Akibat gangguan ini, sistem

kekebalan tubuh bekerja untuk memerangi virus tersebut. Dalam proses

itu, bisa terjadi kerusakan yang berujung pada gangguan liver.

Perubahan morfologik pada hati seringkali serupa untuk berbagai virus

yang berlainan. Pada kasus yang klasik, ukuran dan warna hati tampak

normal, tetapi kadang-kadang sedikit edema, membesar dan berwarna

seperti empedu. Secara histologik, terjadi asupan hepato selular menjadi

kacau, cidera dan nekrosis sel hati, serta peradangan perifer. Perubahan

ini reversibel sempurna bila fase akut penyakit mereda pada beberapa

kasusus nekrosis submasif atau masif dapat mengakibatkan gagal hati

yang berat dan kematian.

3. Menurut Hembung Wijayakusuma (2008) Pada perkembangannya,

penyakit hepatitis terutama yang menetap atau kronis, sering

mengalami komplikasi, seperti sirosis hati dan kanker hati (hepatoma).

1). Sirosis hati

Merupakan peyakit hati kronis yang ditandai dengan kerusakan

sel–sel oleh jaringan ikat, diikuti dengan parut sering di iringi

pembentukan ratusan nodules (benjolan). Penyakit ini mengubah

struktur hati dari jaringan hati normal menjadi benjolan–benjolan keras

yang abnormal yang mengubah pembuluh darah. Hati yang mengalami

sirosis kelihatan berbenjol–benjol, penuh parut, berlemak, dan berwarna

kuning jingga, hati menjadi keras.

Page 3: MAKALAH PENCERNAAN

Gejala awal sirosis mirip dengan hepatitis. Namun, pada sirosis

yang telah lanjut, gejala berkembang sesuai dengan kerusakan hati

berikut ini:

a) Pembentukan zat–zat pembekuan darah menurun sehingga mengakibatkan

kecenderungan mudah luka, perdarahan pada hidung, perdarahan gusi,

dan kurang darah.

b) Perut menjadi buncit akibat akumulasi cairan dalam perut (ascites) dan

pembengkakan kaki (edema), serta varises.

c) gemetar, lesu, paranoid, sulit konsentrasi, dan halusinasi.

d) Skrotum mengecil (atropi testis), berkurangnya bulu dada atau rambut

ketiak pada pria, serta haid tidak teratur pada wanita.

e) Gatal–gatal yang hebat, bintik merah pada kulit.

f) Bau napas tidak sedap dan pembesaran hati atau limpa.

2) Kanker hati primer (karsinoma hepatoseluler).

Karsinoma hepatoseluler atau hepatoma merupakan tumor hati

primer yang berasal dari jaringan hati sendiri. Penyakit ini lebih banyak

menyerang laki–laki (terutama 60 tahun ke atas) dibandingkan pada

wanita. Hepatoma belum diketahui secara pasti penyebabnya, tetapi

berikut ini ada beberapa faktor resiko yang dapat meningkatkan

terjadinya kanker:

a) Penderita sirosis hati dan penyakit hati degeneratif.

b) Hepatitis B dan C (hepatitis kronis). Sekitar 80% dari kanker hati terjadi

dari hepatitis B kronis.

c) Infeksi cacing hati (clonorchis sinersis).

Gejala yang timbulkan kanker hati bervariasi, berikut ini gejalanya:

a) Lemah, tidak nafsu makan, berat badan menurun drastis dan demam.

b) Perut terasa penuh dan adanya massa disebelah kanan atas perut.

c) Rasa nyeri pada perut tengah atau bagian kanan atas.

d) Perut membuncit karena ada pembentukan cairan dirongga perut.

e) Tangan dan kaki membengkak.

f) Kulit berwarna kuning.

g) Urin berwarna seperti teh dan buang air besar berwarna kehitam–hitaman.

Page 4: MAKALAH PENCERNAAN

Untuk mendiagnosis sirosis hati dan kanker hati yaitu dengan

melakukan biopsi hati (mengambil jaringan untuk diperiksa) sehingga

dapat diketahui keparahan dari peradangan hatinya. Selain itu, dapat

ditunjang dengan pemeriksaan CT–scan dan tes laboratorium berupa tes

darah, feses, urine.

4. Tes laboratorium yang dipakai untuk menegakkan diagnosis adalah:  

a. HBsAg. Apabila tes ini positif berarti menandakan bahwa orang tersebut

terinfeksi hepatitis B.

b. Anti-HBs. Tes ini apabila positif menandakan bahwa seseorang itu pernah

menderita hepatitis B dan sudah sembuh atau pernah diimunisasi untuk

hepatitis B.

c. Anti-HBc. Apabila tes ini positif bahwa orang tersebut menderita hepatitis

B kronik. Akan tetapi bila nilainya rendah masih bisa meragukan.

d. HBeAg. Apabila tes ini positif menandakan bahwa hepatitis virusnya

sangat infeksius. Bila seorang ibu yang hamil mempunyai HbAg positif

kemungkinan penularan sangat besar untuk anaknya.

e. Anti-HBe. Apabila tes ini positif dapat berarti bahwa replikasi virus pada

pasien tersebut sudah sangat kecil sekali dan kemungkinan penularan juga

akan sangat berkurang dan penyakit mengalami remisi. Akan tetapi

apabila anti HBe positif sedangkan HBV-DNA (hepatitis B-

deoxyribonucleic acid) masih positif berarti virus hepatitis B mengalami

mutan dan penyakit masih berjalan terus.

f. IgM anti-HBc. Apabila positif menandakan penyakitnya akut atau terjadi

eksaserbasi akut hepatitis B.

g. HBV-DNA. Apabila positif menandakan bahwa penyakitnya aktif dan

terjadi replikasi virus. Makin tinggi titer HBV-DNA kemungkinan

perburukan penyakit semakin besar.

h. Faal hati. SGOT dan SGPT dapat merupakan tanda bahwa penyakit

hepatitis B-nya aktif dan memerlukan pengobatan anti virus.

Page 5: MAKALAH PENCERNAAN

5. 1). Tindakan Medis

Tidak ada pengobatan spesifik untuk hepatitis virus. Upaya medis difokuskan

pada pemeriksaan untuk pemerikasaan untuk memperoleh diagnosis yang tepat

dan memberi terapi suportif seperti :

a. Cairan dan elektrolit

b. Vitamin K

c. Antihistamin untuk pruritus

d. Anti-emetik

e. Kortikosteroid untuk hepatitis virus fulminan

Obat-obat untuk mengurangi kegelisahan dan malaise harus dicegah karena

kebanyakan obat-obat ini mengandung sedative yang harus didetoksifikasi oleh

hepar, seperti:

1. Nukleosida analog

2. Interferon alfa

3. Terapi alternatif

Nukleosida analog yang berada di pasaran adalah:

1. Lamivudin (3TC). Dosis yang diberikan 100 mg/per hari.

2. Adefovir (Hepsera). Dosis yang diberikan adalah 10 mg/per hari.

3. Enfecavir (Baraclude). Dosis yang diberikan adalah 0,5 mg/per hari.  

Page 6: MAKALAH PENCERNAAN

6. Hepatitis B dapat di cegah dengan imunisasi aktif atau pasif. Imunisasi

aktif adalah istilah yang digunakan untuk proses dimana anda membangun

perlindungan jangka panjang terhadap infeksi yang bari dari produksi

antibodi. Antibodi ini dapat berkembang secara alami ketika anda menderita

penyakit ini, atau secara artifisial setelah menerima vaksin. Imunisasi pasif

adalah istilah yang digunakan untuk proses dimana anda mengembangkan

perlindungan jangka pendek terhadap infeksi yang baru. Perlindungan pasif

dapat berkembang ketika :

Seorang bayi yang belum lahir menerima suntikan antibodi dari ibunya.

Seorang bayi yang baru lahir menerima antibodi dari kolostrum, ASI

pertama yang dikeluarkan oleh ibu setelah persalinan.

Suatu vaksin yang mengandung antobodi yang disuntikkan ke dalam

tubuh.

7. Diagnosa yang muncul adalah :

- Resiko terjadinya gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia

- Nyeri akut berhubungan dengan Distensi epigastrium

- Resiko terjadinya infeksi berhubungan dengan masuknya mikroorganisme

patogen melalui insersi pemasangan infus

- Kurang pengetahuan tentang penyakitnya berhubungan dengan kurang

informasi.

Rencana Asuhan Keaperawatan dari Diagnosa Utama Adalah :

1) Resiko terjadinya gangguan pemenuhan kebutuhan nutrisi kurang dari

kebutuhan tubuh berhubungan dengan anoreksia

Tujuan : Kebutuhan nutrisi terpenuhi.

Page 7: MAKALAH PENCERNAAN

Kriteria Hasil : - Menunjukkan perilaku perubahan pola hidup untuk

meningkatkan/mempertahankan berat badan yang sesuai.

- Menunjukkan peningkatan berat badan mencapai tujuan dengan nilai Lab.

normal & bebas tanda malnutrisi.

Intervensi:

1. Awasi pemasukan diet. Berikan makanan sedikit dalam frekuensi sering dan

tawarkan makanan pagi.

Rasional : Makan banyak sulit untuk mengatur bila pasien anoreksia. Anoreksia

juga paling buruk selama siang hari, membuat masukan makanan yang sulit pada

sore hari.

2. Berikan perawatan mulut sebelum makan.

Rasional : Menghilangkan rasa tak enak dapat meningkatkan nafsu makan.

3. Anjurkan makan pada posisi duduk tegak.

Rasional : Menurunkan rasa penuh pada abdomen dan dapat meningkatkan

pemasukan.

4. Konsul pada ahli diet, dukungan tim nutrisi untuk memberikan diet sesuai

kebutuhan pasien dengan masukan lemak & protein sesuai toleransi.

Rasional : Untuk memenuhi kebutuhan individu. Metabolisme lemak bervariasi

tergantung pada produksi & pengeluaran empedu & perlunya pembatasan lemak

bila terjadi diare.

5. Awasi glukosa darah.

Page 8: MAKALAH PENCERNAAN

Rasional : Hiperglikemia/hipoglikemia dapat terjadi, memerlukan perubahan

diet/pemberian insulin.

6. Berikan tambahan makanan/nutrisi dukungan total bila dibutuhkan.

Rasional : Untuk memenuhi kebutuhan kalori bila tanda kekurangan terjadi/gejala

memanjang.

Page 9: MAKALAH PENCERNAAN

MAKALAH SISTEM PENCERNAAN

STUDI KASUS HEPATITIS

Disusun oleh :

M. Aditya Putra ( 12320041 )

Putu Alen Renaldo ( 12320057 )

Sinta Amalia ( 12320068 )

Taufik Nursidik ( 12320070 )

Ulil Amri ( 12320071 )

PROGRAM STUDI ILMU KEPERAWATAN

Page 10: MAKALAH PENCERNAAN

UNIVERSITAS MALAHAYATI

BANDAR LAMPUNG

2014