MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan...

38
1 MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN Untuk memenuhi tugas matakuliah Fisiologi Lanjut Yang dibina oleh Bapak Dr. H. Abdul Ghofur, M.Si Oleh Kelompok 3 Kelas B: Husamah Purnamasari Widyastuti Komang Ayu Wirastini Fitri Rahmawati UNIVERSITAS NEGERI MALANG PROGRAM PASCASARJANA PROGRAM STUDI PENDIDIKA BIOLOGI Maret 2013

Transcript of MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan...

Page 1: MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki peranan penting pada sistem pencernaan pada

1

MAKALAH

FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN

Untuk memenuhi tugas matakuliah Fisiologi Lanjut

Yang dibina oleh Bapak Dr. H. Abdul Ghofur, M.Si

Oleh Kelompok 3 Kelas B:

Husamah

Purnamasari Widyastuti

Komang Ayu Wirastini

Fitri Rahmawati

UNIVERSITAS NEGERI MALANG

PROGRAM PASCASARJANA

PROGRAM STUDI PENDIDIKA BIOLOGI

Maret 2013

Page 2: MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki peranan penting pada sistem pencernaan pada

2

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kehadirat Allah SWT atas segala limpahan rahmat dan

karunia-Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan makalah yang berjudul

“Fisiologi Sistem Pencernaan Hewan” ini dengan seoptimal mungkin dan tepat

pada waktunya.

Melaluimakalahinipenulismencobauntukmenguraikancarahewanmemperolehmaka

nan, menjelaskansistemdan proses pencernaanmakananpadahewan, menjelaskan

proses penyerapan sari makanan,

menguraikancontohgangguanpadasistempencernaan.

Penulis menyadari bahwa penyusunan makalah ini tidak dapat

terselesaikan tanpa kerjasama, bimbingan serta bantuan dari berbagai pihak.

Untuk itu penulis sampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada:

1. Bapak Dr. H. Abdul Ghofur, M.Si selaku dosen Pembina Matakuliah Fisiologi

Lanjut.

2. Keluarga yang senantiasamenjadipenyemangat di setiapwaktu yang

penuliscurahkanuntukmenyusunmakalahini.

3. Teman-teman kelas B angkatan 2012 yang telah bekerjasama dalam mencari

bahan untuk menyusun makalah ini dan sampai akhirnya penulis dapat

menyelesaikan makalah ini.

4. Semua pihak yang telah membantu dalam penyelesaian makalah ini.

Penulis menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari

kesempurnaan.Penulisberharapsegalakekurangan-kekurangan yang

adadapatmenjadimotivasi yang

berhargauntukmelakukansegalasesuatumenjadilebihbaik di masa yang

akandatang. Akhir kata, semoga makalah sederhana ini dapat bermanfaat

untukmenambahpengetahuankitasemua.

Malang, 17 Maret 2013

Penulis

Page 3: MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki peranan penting pada sistem pencernaan pada

3

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Telah dipahami bahwa untuk mempertahankan kondisi homeostatis, hewan

memerlukan energi dalam jumlah yang cukup. Energi yang dibutuhkan dapat

dicukupi dari makanan. Salah satu ciri makhluk hidup adalah memerlukan

makanan. Makan yang masuk ke tubuh hewan seringkali masih dalam ukuran

yang terlalu besar dan sangat kompleks sehingga energi yang terkandung di

dalamnya tidak dapat langsung digunakan.

Makanan yang telah dimakan akan diuraikan dalam sistem pencernaan

menjadi sumber energi, komponen penyusun sel dan jaringan, dan nutrisi yang

dibutuhkan oleh tubuh.Salah satu sistem kompleks dalam tubuh adalah sistem

pencernaan. Sistem pencernaan merupakan sistem yang memproses mengubah

makanan dan menyerap sari makanan yang berupa nutrisi-nutrisi yang dibutuhkan

oleh tubuh. Sistem pencernaan juga akan memecah molekul makanan yang

kompleks menjadi molekul yang sederhana dengan bantuan enzim sehingga

mudah dicerna oleh tubuh.

Setiap makanan yang dikonsumsi dapat menjadi sumber energi, dalam

mengkonsumsi makananan, manusia memiliki sistem pencernaan atau sistem

gastroinstestinal agar dapat diproses oleh organ-organ yang bertugas untuk

mengolah makanan agar dapat diserap oleh sel-sel tubuh sehingga menjadi

sumber energi, secara umum sistem pencernaan manusia maupun mahluk hidup

lainnya dimulai dari mulut dan berakhir pada anus sebagai sisa metabolisme

makanan.

Setiap organ dalam sistem pencernaan manusia memiliki peranan penting

dengan fungsi yang berbeda-beda. misalnya mulut sebagai pintu masuk makanan

dimana makanan akan dikunyah secara mekanik oleh gigi dan dengan unsur

kimiawi yang dimiliki oleh ludah yang mengandung enzim Amilase (Ptyalin)

akan mempermudah proses sistem pencernaan manusia dengan menghancurkan

makanan menjadi serpihan-serpihan yang lebih kecil, pada tahap berikutnya saat

melewati mulut, tenggorokan, kerongkongan dan menuju lambung merupakan

Page 4: MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki peranan penting pada sistem pencernaan pada

4

tahap dimana makanan dipecah dan diproses menjadi zat-zat gizi yang selanjutnya

diserap oleh tubuh melalui usus dan sirkulasi darah.

Dalam sistem pencernaan tak terkecuali sistem pencernaan manusia bahwa

makanan yang dikonsumsi tak sepenuhnya menjadi zat-zat gizi yang dapat

diserap, sisa-sisa makanan inilah yang nantinya akan dikeluarkan melalui anus

sebagai proses metabolisme tubuh Selain yang telah disebutkan diatas sistem

pencernaan manusia juga memiliki organ-organ yang terletak diluar saluran

pencernaan seperti pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh

memiliki peranan penting pada sistem pencernaan pada manusia.

Sistem pencernaan pada manusia hampir sama dengan sistem pencernaan

hewan tingkat tinggi lain yaitu terdapat mulut, lambung, usus, dan mengeluarkan

kotorannya melewati anus, namun tentu berbeda dengan hewan tingkat

rendah/sederhana. Makalah ini akan menguraikan fungsi berbagai organ

pencernaan pada macam-macam hewan (mulai dari hewan sederhana sampai

tingkat tinggi) serta cara hewan mencerna bahan makanan yang kompleks menjadi

sederhana sehingga dapat diserap oleh saluran pencernaan.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan latar belakang di atas maka dapat dirumuskan permasalahan

sebagai berikut:

1. Bagaimanakah cara hewan memperoleh makanan?

2. Bagaimanakah sistem dan proses pencernaan makanan pada hewan?

3. Bagaimanakah proses penyerapan sari makanan?

4. Bagaimanakah gangguan pada sistem pencernaan?

C. Tujuan

Tujuan penyusunan makalah ini adalah untuk:

1. Menguraikan cara hewan memperoleh makanan.

2. Menjelaskan sistem dan proses pencernaan makanan pada hewan.

3. Menjelaskan proses penyerapan sari makanan.

4. Menguraikan contoh gangguan pada sistem pencernaan.

Page 5: MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki peranan penting pada sistem pencernaan pada

5

BAB II

PEMBAHASAN

A. Cara Hewan Memperoleh Makanan

Sebagian besar hewan memakan organisme lain, mati atau hidup, utuh atau

secara sepotong-sepotong. Yang merupakan pengecualian adalah hewan parasitik

tertentu, seperti cacing pita, yang menyerap molekul organik melalui permukaan

tubuhnya. Secara umum, hewan digolongkan ke dalam salah satu dari tiga

kategori berdasarkan makanannya. Herbivora, termasuk gorila, sapi, kelinci, dan

banyak keong memakan organisme autotrof (tumbuhan, alga atau ganggang).

Karnivora, seperti hiu, burung elang, laba-laba, dan ular memakan hewan lain.

Omnivora secara reguler mengonsumsi hewan dan juga tumbuhan atau alga.

Hewan omnivora meliputi kecoak, burung gagak, rakun, dan manusia yang

berkembang sebagai pemburu, pemakan bangkai dan pengumpul makanan.

Istilah herbivora, karnivora dan omnivora menggambarkan jenis makanan

yang umum dimakan oleh seekor hewan dan adaptasi yang memungkinkan

mereka untuk mendapatkan dan mengolah makanan tersebut. Akan tetapi,

sebagian besar hewan adalah oportunistik, yang memakan makanan yang berada

di luar kategori makanan utamanya ketika makanan ini tersedia. Sebagai contoh,

sapi dan rusa yang termasuk ke dalam kelompok herbivora kadang-kadang bisa

memakan hewan kecil atau telur burung bersama-sama dengan rumput dan

tumbuhan lain. Sebagian besar karnivora mendapatkan beberapa nutrien dari

bahan tumbuhan yang masih berada dalam saluran pencernaan mangsa yang

mereka makan. Semua hewan juga mengkonsumsi beberapa bakteri bersama-sama

dengan jenis makanan lain (Campbell dkk, 2004).

Hewan memerlukan senyawa organik seperti karbohidrat, lipid, dan protein

sebagai sumber energi untuk menyelenggarakan berbagai aktivitasnnya. Namun,

kemampuannya untuk menyintesis senyawa organik sangat terbatas. Oleh karena

itu, hewan berusaha memenuhi semua kebutuhannya dari tumbuhan dan hewan

lain. Organisme yang demikian dinamakan organisme heterotrof. Ada juga hewan

yang dapat menyintesis sendiri berbagai senyawa organik esensial, contohnya

Euglena. Meskipun demikian, Euglena juga memerlukan vitamin (faktor

Page 6: MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki peranan penting pada sistem pencernaan pada

6

pertumbuhan) yang tidak dapat disintesis sendiri sehingga organisme tersebut

tetap memerlukan senyawa organik dari sumber lain. Berdasarkan alasan tersebut,

Euglena disebut organisme mesotrof.

Cara makan dan jenis makanan hewan sangat bervariasi, tergantung pada

susunan alat yang dimiliki serta kemampuannya untuk mempersiapkan makanan

agar dapat diserap. Hewan primitif yang belum memiliki alat pencernaan makanan

khusus seperti protozoa, parasit (endoparasit), dan cacing pita memerlukan

makanan berupa zat organik terlarut. Hewan-hewan tersebut mengambil makanan

melalui penyerapan atau pinositosis. “alat pencernaan makanan” yang dimiliki

biasanya berupa vakuola makanan.

Hewan yang hidup menetap seperti hidra dan Coelenterata mendapatkan

makanan dengan menjerat (trapping method). Alat yang penting untuk

mendukung metode tersebut adalah knidoblas atau nematosit yang biasanya

dilengkapi dengan racun untuk menjerat mangsanya.

Beberapa hewan yang aktif seperti burung petrel, burung flamingo, ikan

hering, kepopoda, dan ikan hiu balen mencari makanan dengan cara menyaring

(filter feeding). Menyaring untuk memperoleh makanan juga dilakukan oleh

hewan yang menetap seperti Bivalvia. Filter feeding merupakan variasi dari cara

menyaring dan menjerat (trapping).

Filter feeder tidak memilih makanannya sehingga disebut non selective

feeder. Hewan seperti ini tanggap terhadap senyawa kimia atau rangsang tertentu.

Mekanisme menyaring dapat diaktifkan atau dihentikan, tergantung pada kondisi

yang ada, mereka anggap berbahaya atau tidak.

Hewan yang lain mungkin mampu memilih makanan yang diperlukan

sehingga mereka disebut selective feeder. Pada umumnya, hewan semacam ini

mendapatkan makanan dengan cara menangkap atau memangsa. Hewan-hewan

yang demikian memiliki berbagai cara untuk menangkap mangsa dan dapat

menggunakan bahan makanan secara efektif atau mengambil sari makanan dari

hewan/tumbuhan.

Annelida, echinodermata, dan hemikordata akan menyerap bahan yang

diperlukannya dan membuang bahan yang tidak diperlukannya. Selanjutnya,

bahan makanan yang terkumpul akan dihancurkan secara mekanik, apabila hewan

memiliki organ pencernanya. Apabila organ pencerna tidak dimiliki, bahan

Page 7: MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki peranan penting pada sistem pencernaan pada

7

makanan tersebut langsung dicerna secara kimia. metode yang digunakan oleh

berbagai hewan untuk memperoleh makanan makanan dapat dilihat pada Tabel 1.

Tabel 1. Metode untuk memperoleh makanan yang digunakan oleh berbagai

macam hewan, dikelompokkan berdasarkan sifat makanannya. Tipe Makanan Metode Makan Hewan yang Menggunakan Metode

Tersebut

Partikel kecil

Partikel/Massa

makanan besar

Cairan atau

jaringan lunak

Bahan organik

terlarut

Nutrien hasil

simbiosis

Pembentukan vakuola makanan

Menggunakan silia

Membentuk lendir penjerat

Menggunakan tentakel

Menggunakan seta, menyaring

Menelan massa inaktif

Mengerat, mengunyah, melubangi

Menangkap dan menelan mangsa

Mengisap getah tumbuhan, nektar

Mengisap darah

Mengisap susu atau sekret mirip

susu

Pencernaan eksternal

Penyerapan melalui permukaan

tubuh

Mengambil makanan dari cairan

Kerja dari alga simbiotik

intraseluler

Amoeba dan Radiolaria

Spons, Bivalvia, Kecebong

Ciliata, Gastropoda, Tunikata

Mentimun Laut

Crustacea kecil (misal Daphnia),

ikan hering, ikan paus balen, burung

flamingo, dan burung petrel

Cacing tanah (detritus feeder)

Landak laut, siput, insekta,

invertebrata

Coelentereta, ikan, burung,

kelelawar

Aphidae, lebah, dan burung

penghidap nektar

Lintah, insekta, kelelawar “vampire”

Mamalia muda, burung muda

Laba-laba

Parasit, cacing pita

Invertebrata akuatik

Paramaecium, spons, binatang

karang, hidra, cacing pipih dan remis

Menurut Campbell dkk (2004) adaptasi pengambilan makanan

beranekaragam telah dievolusikan oleh hewan. Mekanisme hewan menelan

makanan sangat beragam, tetapi semuanya digolongkan ke dalam empat

kelompok utama. Banyak diantara hewan akuatik adalah pemakan suspensi

(suspension feeder) yang menyaring partikel makanan kecil dari air. Remis dan

tiram, misalnya, menggunakan insangnya untuk menjerat potongan-potongan

kecil yang kemudian disapu bersama-sama dengan suatu lapisan tipis mukus ke

mulut oleh silia yang berdenyut atau bergerak. Paus baleen, hewan terbesar

diantara semua hewan yang pernah hidup, adalah juga pemakan suspensi. Mereka

berenang dengan mulut ternganga, yang menapis jutaan hewan kecil dari volume

Page 8: MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki peranan penting pada sistem pencernaan pada

8

air yang begitu besar yang dipaksa masuk melalui lempengan serupa saringan

yang bertaut dengan dengan rahangnya.

Pemakan substrat (substrate-feeder) hidup dalam atau pada makanannya.

Hewan jenis ini makan sambil menggali saluran membuat jalan di dalam

makanannya. Contohnya adalah penggali daun, yang merupakan larva berbagai

serangga yang membuat terowongan melalui bagian dalam daun. Cacing tanah,

adalah juga pemakan substrat, atau lebih spesifik pemakan deposit (deposite-

feeder). Memakan sambil membuat jalannya melalui kotoran, cacing tanah

menyelamatkan bahan organik yang telah busuk sebagian, yang dikonsumsi

bersama-sama dengan tanah.

Pemakan cairan (fluid-feeder) memperoleh makanannya dengan cara

menyedot cairan yang kaya nutrien dari inang hidup. Nyamuk dan lintah

menyedot darah dari hewan. Aphid menampung getah floem tumbuhan. Karena

hewan pemakan cairan ini membahayakan inangnya maka mereka dianggap

sebagai parasit. Sebaliknya, burung kolibri dan lebah menguntungkan tumbuhan

inangnya dengan memindahkan serbuk sari ketika mereka berpindah dari satu

bunga ke bunga lain untuk mencari nektar.

Sebagian besar hewan adalah pemakan potongan besar (bulk-feeder) yang

memakan potongan makanan dalam ukuran yang relatif besar. Adaptasinya

berupa anggota tubuh seperti tentakel, sepit, kuku, gigi taring beracun, dan rahang

dan geligi yang membunuh mangsanya atau memotong-motong daging atau

vegetasi.

Bagaimana pun cara yang dilakukan hewan untuk memperoleh makanan,

hal tersebut harus didukung oleh alat yang memadai, yaitu alat/organ pencernaan

makanan khusus. Organ/sistem pencernaan hewan melaksanakan empat macam

fungsi, yaitu memasukkan makanan ke dalam tubuh (ingesti), mengubah bahan

makanan yang kompleks menjadi sederhana (pencernaan), menyerap hasil

pencernaan serta membawanya ke dalam darah (penyerapan), dan mengeluarkan

sisa makanan yang tidak tercerna ataupun yang tidak diserap oleh tubuh

(ekskresi). Bahan makanan yang tercerna dan terserap digunakan oleh sel tubuh

sebagai sumber energi dan bahan pembangun tubuh.

Page 9: MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki peranan penting pada sistem pencernaan pada

9

B. Pencernaan Makanan

1. Pencernaan terjadi dalam Kompartemen Khusus

a. Pencernaan Intraseluler

Setelah mendapatkan makanan, hewan harus mencernanya dengan baik agar

sari-sarinya dapat diserap oleh sel-sel tubuh. Pada protozoa, proses pencernaannya

terjadi dalam vakuola. Mula-mula, lisosom menyekresikan enzim pencernaan ke

dalam vakuola makanan. Enzim tersebut menyebabkan suasana vakuola berubah

menjadi asam sehingga bahan makanan tercerna. Selanjutnya, terjadi pemisahan

berbagai garam kalsium. Hal ini akan menciptakan suasana lingkungan dengan pH

yang tepat bagi berbagai enzim untuk berfungsi secara optimal. Dalam keadaan

seperti itu, bahan makanan akan disederhanakan sehingga dapat diserap oleh

sitoplasma. Berakhirnya proses pencernaan ditandai dengan adanya perubahan

keadaan lingkungan dalam vakuola menjadi netral. Bahan makanan yang tidak

tercerna dikeluarkan melalui proses eksositosis (Isnaeni, 2006).

Menurut Campbell dkk (2004) vakuola makanan, organel seluler di mana

enzim hidrolitik merombak makanan tanpa mencerna sitoplasma sel sendiri,

adalah kompartemen yang paling sederhana. Protista heterotrofik mencerna

makanannya dalam vakuola makanan, umumnya setelah menelan makanan

melalui fagositosis atau pinositosis. Vakuola makanan menyatu dengan lisosom

yang merupakan organel yang mengandung enzim hidrolitik. Keadaa ini akan

memungkinkan makanan bercampur dengan enzim sehingga pencernaan terjadi

secara aman di dalam suatu kompartemen yang terbungkus oleh membran.

Mekanisme pencernaan ini disebut pencernaan intraseluler (lihat Gambar 1).

Gambar 1. Pencernaan Intraseluler Paramaecium

Spons berbeda dari hewan-hewan lain karena pencernaan makanannya

secara keseluruhan berlangsung melalui mekanisme intraseluler. Menurut Isnaeni

(2006) invertebrata tingkat rendah tidak mempunyai organ pencernaan khusus.

Page 10: MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki peranan penting pada sistem pencernaan pada

10

Pencernaan makanan terjadi secara intraseluler, yakni di dalam sel khusus.

Porifera tidak mempunyai rongga pencernaan tetapi mempunyai sel khusus yang

disebut koanosit.

b. Pencernaan Ekstraseluler

Pada sebagian besar hewan, paling tidak beberapa hidrolisis terjadi melalui

pencernaan ekstraseluler, yaitu perombakan makanan di luar sel. Pencernaan

ekstraseluler terjadi di dalam kompartemen yang bersambungan melalui saluran-

saluran , dengan bagian luar tubuh hewan.

Banyak hewan dengan bangun tubuh yang relatif sederhana memiliki

kantung pencernaan dengan pembukaan tunggal. Kantung ini disebut sebagai

rongga gastrovaskuler, berfungsi dalam pencernaan dan distribusi nutrien ke

seluruh tubuh. Hidra yang termasuk hewan Cnidaria merupakan contoh yang baik

mengenai bagaimana suatu rongga gastrovaskuler bekerja. Hidra adalah karnivora

yang menyengat mangsa dengan organel khusus yang disebut nematosit dan

kemudian menggunakan tentakel untuk memasukkan makanan dari mulut ke

dalam rongga gastrovaskuler (Lihat Gambar 2).

Gambar 2. Pencernaan Ekstraseluler dalam suatu rongga gastrovaskuler Hydra

Dengan adanya makanan di dalam rongga itu, sel-sel khusus gastrodermis,

lapisan jaringan yang melapisi rongga itu, mensekresikan enzim pencernaan yang

merusak atau merombak jaringan lunak pada mangsanya menjadi potongan-

potongan kecil. Sel-sel gastrodermal kemudian akan menelan partikel makanan,

dan sebagian besar hidrolisis makromolekul yang sesungguhnya terjadi secara

intraseluler seperti pada Paramaecium dan spons. Setelah hidra selesai mencerna

makanannya, bahan-bahan yang tidak tercerna yang masih tetap berada di dalam

rongga gastrovaskuler, seperti eksoskeleton Crustacea kecil, dikeluarkan melalui

sebuah pembukaan tunggal, yang berfungsi ganda sebagai mulut dan anus.

Page 11: MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki peranan penting pada sistem pencernaan pada

11

Alat pencernaan pada Coelenterata berupa gastrovaskuler, yaitu ruang yang

berfungsi untuk proses pencernaan sekaligus untuk sirkulasi. Sel yang membatasi

rongga gastrovaskuler disebut gastrodermis. Sel ini mampu menyekresikan enzim

ke ruang gastrovaskuler. Oleh karena itu, pemecahan bahan makanan secara kasar

dapat berlangsung dalam saluran tersebut. Namun, pencernaan makanan secara

lengkap tetap berlangsung secara intraseluler.

Beberapa spesies cacing pipih yang hidup bebas (non parasit) sudah

mempunyai mulut, tetapi tidak mempunyai rongga pencernaan. Pada hewan

tersebut, makanan dicerna oleh sel jaringan di dekat mulut, yang belum

terorganisasi secara baik. Ada juga jenis cacing pipih yang mempunyai saluran

pencernaan makanan sederhana yang mirip dengan ruang gastrovaskuler pada

Coelenterata, tetapi biasanya bercabang-cabang. Permukaan tubuh cacing pipih

sering digunakan untuk menyerap makanan. Untuk keperluan tersebut cacing

pipih mempunyai mikrofili pada usus halus manusia.

Berlawanan dengan hewan Cnidaria dan cacing pipih sebagian besar hewan-

termasuk nematoda, anellida, moluska, artropoda, echinodermata, dan cordata-

memiliki pipa atau tabug pencernaan yang memanjang antara dua pembukaan,

mulut dan anus. Pipa atau tabung ini disebut saluran pencernaan lengkap

(complete digestive tract) atau saluran pencernaan (alimentary canal). Karena

makanan bergerak sepanjang saluran itu dalan satu arah, pipa itu dapat

diorganisasikan menjadi daerah terspesialisasi yang melaksanakan pencernaan dan

penyerapan nutrien secara bertahap (Lihat Gambar 3).

Makanan yang ditelan melalui mulut dan faring akan lewat melalui esofagus

yang menuju ke tembolok, rempela, atau lambung, bergantung pada spesies.

Tembolok dan lambung adalah organ dan umumnya berfungsi untuk

penyimpanan dan penumpukan makanan, sementara rempela akan menggerusnya.

Makanan kemudia akan memasuki usus halus, di mana enzim-enzim pencernaan

menghidrolisis molekul makanan, dan nutrien diserap melewati lapisan pipa

pencernaan tersebut ke dalam darah. Bahan buangan yang tidak tercerna akan

dikeluarkan melalui anus.

Page 12: MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki peranan penting pada sistem pencernaan pada

12

Gambar 3. Saluran Pencernaan pada cacing tanah, belalang dan burung.

2. Sistem Pencernaan Pada Manusia

Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ,

berturut-turut dimulai dari1. Rongga Mulut,2. Esofagus3. Lambung4. Usus

Halus5. Usus Besar6. Rektum dan 7. Anus.

a. Rongga Mulut

Di dalam rongga mulut, terdapat gigi, lidah, dan kelenjar air liur (saliva).

Gigi terbentuk dari tulang gigi yang disebut dentin. Struktur gigi terdiri atas

mahkota gigi yang terletak diatas gusi, leher yang dikelilingi oleh gusi, dan akar

gigi yang tertanam dalam kekuatan-kekuatan rahang. Mahkota gigi dilapisi email

yang berwarna putih. Kalsium, fluoride, dan fosfat merupakan bagian penyusun

email. Untuk perkembangan dan pemeliharaan gigi yang bai, zat-zat tersebut

harus ada di dalam makanan dalam jumlah yang cukup. Akar dilapisi semen yang

melekatkan akar pada Ada tiga macam gigi manusia, yaitu gigi seri (insisor) yang

berguna untuk memotong makanan, gigi taring (caninus) untuk mengoyak

makanan, dan gigi geraham (molar) untuk mengunyah makanan. Gambar Rongga

Mulut sebagai mana dapat dilihat pada Gambar 4.

Gambar 4. Rongga Mulut

Page 13: MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki peranan penting pada sistem pencernaan pada

13

Gambar 6. Esofagus

Terdapat pula tiga buahkelenjar saliva pada mulut, yaitu kelenjar parotis,

sublingualis, dan submandibularis (Lihat Gambar 5). Kelenjar saliva

mengeluarkan air liur yang mengandung enzim ptialin atau amilase, berguna

untuk mengubah amilum menjadi maltosa. Pencernaan yang dibantu oleh enzim

disebut pencernaan kimiawi. Di dalam rongga mulut, lidah menempatkan

makanan di antara gigi sehingga mudah dikunyah dan bercampur dengan air liur.

Makanan ini kemudian dibentuk menjadi lembek dan bulat yang disebut bolus.

Kemudian bolus dengan bantuan lidah, didorong menujufaring.

Gambar 5. Kelenjar pada Mulut

b. Faring dan esophagus

Setelah melalui rongga mulut, makanan yang berbentuk bolus akan masuk

kedalam tekak (faring). Faring adalah saluran yang memanjang dari bagian

belakang rongga mulut sampai ke permukaan

kerongkongan (esophagus). Pada pangkal faring terdapat

katup pernapasan yang disebut epiglottis. Epiglotis

berfungsi untuk menutup ujung saluran pernapasan

(laring) agar makanan tidak masuk ke saluran pernapasan.

Setelah melaluifaring, bolus menuju ke esophagus; suatu

organ berbentuk tabung lurus, berotot lurik, dan

berdidnding tebal (Lihat Gambar 6). Otot kerongkongan

berkontraksi sehingga menimbulkan gerakan meremas

yang mendorong bolus ke dalam lambung. Gerakan otot

kerongkongan ini disebut gerakan peristaltik.

Page 14: MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki peranan penting pada sistem pencernaan pada

14

c. Lambung

Lambung adalah kelanjutan dari esophagus, berbentuk seperti kantung.

Lambung dapat menampung makanan 1 liter hingga mencapai 2 liter. Dinding

lambung disusun oleh otot-otot polos yang berfungsi menggerus makanan secara

mekanik melalui kontraksi otot-otot tersebut (Lihat Gambar 7). Ada 3 jenis otot

polos yang menyusun lambung, yaitu otot memanjang, otot melingkar, dan otot

menyerong.

Selain pencernaan mekanik, pada lambung terjadi pencernaan kimiawi

dengan bantuan senyawa kimia yang dihasilkan lambung. Senyawa kimiawi yang

dihasilkan lambung adalah :

Asam HCl, mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Sebagai disinfektan,

serta merangsang pengeluaran hormon sekretin dan kolesistokinin pada

usus halus

Lipase, memecah lemak menjadi asam lemak dan gliserol. Namun lipase

yang dihasilkan sangat sedikit

Renin, mengendapkan protein pada susu (kasein) dari air susu (ASI).

Hanya dimiliki oleh bayi.

Mukus, melindungi dinding lambung dari kerusakan akibat asam HCl.

Gambar 7. Lambung

Otot lambung berkontraksi mengaduk-aduk bolus, memecahnya secara

mekanis, dan mencampurnya dengan getah lambung. Getah lambung mengandung

HCl, enzim pepsin, dan renin. HCl berfungsi untuk membunuh kuman-kuman

yang masuk berasama bolus akan mengaktifkan enzim pepsin. Pepsin berfungsi

untuk mengubah protein menjadi peptone. Renin berfungsi untuk menggumpalkan

protein susu. Setelah melaluipencernaan kimiawi di dalam lambung, bolus

Page 15: MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki peranan penting pada sistem pencernaan pada

15

menjadi bahan kekuningan yang disebut kim atau kimus (bubur usus). Kimus

akan masuk sedikit demi sedikit ke dalam usus halus.

d. Usus halus

Usus halus merupakan kelanjutan dari lambung (Gambar 8). Usus halus

memiliki panjang sekitar 6-8 meter. Usus halus terbagi menjadi 3 bagian yaitu

duodenum (± 25 cm), jejunum (± 2,5 m), serta ileum (± 3,6 m). Pada usus halus

hanya terjadi pencernaan secara kimiawi saja, dengan bantuan senyawa kimia

yang dihasilkan oleh usus halus serta senyawa kimia dari kelenjar pankreas yang

dilepaskan ke usus halus.Suatu lubang pada dinding duodenum menghubungkan

usus 12 jari dengan saluran getah pancreas dan saluran empedu. Pankreas

menghasilkan enzim tripsin, amilase, dan lipase yang disalurkan menuju

duodenum. Tripsin berfungsi merombak protein menjadi asam amino. Amilase

mengubah amilum menjadi maltosa. Lipase mengubah lemak menjadi asam

lemakdan gliserol. Getah empedu dihasilkan oleh hati dan ditampung dalam

kantung empedu. Getah empedu disalurkan ke duodenum. Getah empedu

berfungsi untuk menguraikan lemak menjadi asam lemak dan gliserol.

Gambar 8. Usus Halus

Selanjutnya pencernaan makanan dilanjutkan di jejunum. Pada bagian ini

terjadi pencernaan terakhir sebelum zat-zat makanan diserap.Zat-zat makanan

setelah melalui jejunum menjadi bentuk yang siap diserap. Penyerapan zat-zat

makanan terjadi di ileum. Glukosa, vitamin yang larut dalam air, asam amino, dan

mineral setelah diserap oleh vili usus halus; akan dibawa oleh pembuluh darah

dan diedarkan ke seluruh tubuh. Asam lemak, gliserol, dan vitamin yang larut

Page 16: MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki peranan penting pada sistem pencernaan pada

16

dalam lemak setelah diserap oleh vili usus halus; akan dibawa oleh pembuluh

getah bening danakhirnya masuk ke dalam pembuluh darah.

Senyawa yang dihasilkan oleh usus halus adalah :

Disakaridase Menguraikan disakarida menjadi monosakarida

Erepsinogen Erepsin yang belum aktif yang akan diubah menjadi erepsin.

Erepsin mengubah pepton menjadi asam amino.

Hormon Sekretin Merangsang kelenjar pancreas mengeluarkan senyawa

kimia yang dihasilkan ke usus halus

Hormon CCK (Kolesistokinin) Merangsang hati untuk mengeluarkan

cairan empedu ke dalam usus halus.

Selain itu, senyawa kimia yang dihasilkan kelenjar pankreas adalah :

Bikarbonat Menetralkan suasana asam dari makanan yang berasal dari

lambung

Enterokinase Mengaktifkan erepsinogen menjadi erepsin serta

mengaktifkan tripsinogen menjadi tripsin. Tripsin mengubah pepton

menjadi asam amino.

Amilase Mengubah amilum menjadi disakarida

Lipase Mencerna lemak menjadi asam lemak dan gliserol

Tripsinogen Tripsin yang belum aktif.

Kimotripsin Mengubah peptone menjadi asam amino

Nuklease Menguraikan nukleotida menjadi nukleosida dan gugus pospat

Hormon Insulin Menurunkan kadar gula dalam darah sampai menjadi

kadar normal

Hormon Glukagon Menaikkan kadar gula darah sampai menjadi kadar

normal

Pencernaan makanan secara kimiawi pada usus halus terjadi pada suasana

basa. Prosesnya sebagai berikut:

o Makanan yang berasal dari lambung dan bersuasana asam akan dinetralkan

oleh bikarbonat dari pancreas.

o Makanan yang kini berada di usus halus kemudian dicerna sesuai

kandungan zatnya. Makanan dari kelompok karbohidrat akan dicerna oleh

Page 17: MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki peranan penting pada sistem pencernaan pada

17

amylase pancreas menjadi disakarida. Disakarida kemudian diuraikan oleh

disakaridase menjadi monosakarida, yaitu glukosa. Glukaosa hasil

pencernaan kemudian diserap usus halus, dan diedarkan ke seluruh tubuh

oleh peredaran darah.

o Makanan dari kelompok protein setelah dilambung dicerna menjadi pepton,

maka pepton akan diuraikan oleh enzim tripsin, kimotripsin, dan erepsin

menjadi asam amino. Asam amino kemudian diserap usus dan diedarkan ke

seluruh tubuh oleh peredaran darah.

o Makanan dari kelompok lemak, pertama-tama akan dilarutkan

(diemulsifikasi) oleh cairan empedu yang dihasilkan hati menjadi butiran-

butiran lemak (droplet lemak). Droplet lemak kemudian diuraikan oleh

enzim lipase menjadi asam lemak dan gliserol. Asam lemak dan gliserol

kemudian diserap usus dan diedarkan menuju jantung oleh pembuluh limfe.

e. Usus Besar (Kolong)

Bahan makanan yang sudah melalui usus halus akhirnya masuk ke dalam

usus besar (Gambar 9). Usus besar terdiri atas usus buntu (appendiks), bagian

yang menaik (ascending colon), bagian yang mendatar (transverse colon), bagian

yang menurun (descending colon), dan berakhir pada anus.

Gambar 9. Usus Besar Manusia dan Bagiannya

Bahan makanan yang sampai pada usus besar dapat dikatakan sebagai bahan

sisa. Sisa tersebut terdiri atas sejumlah besar air dan bahan makanan yang

Page 18: MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki peranan penting pada sistem pencernaan pada

18

tidakdapat tercerna, misalnya selulosa. Usus besar berfungsi mengatur kadar air

pada sisa makanan. Bil kadar iar pada sisa makanan terlalu banyak, maka dinding

usus besar akan menyerap kelebihan air tersebut. Sebaliknya bila sisa makanan

kekurangan air, maka dinding usus besar akan mengeluarkan air dan mengirimnya

ke sisa makanan. Di dalam usus besar terdapat banyak sekali mikroorganisme

yang membantu membusukkan sisa-sisa makanan tersebut. Sisa makanan yang

tidak terpakai oleh tubuh beserta gas-gas yang berbau disebut tinja(feses) dan

dikeluarkan melalui anus.

f. Rektum dan Anus

Merupakan lubang tempat pembuangan feses dari tubuh. Sebelum dibuang

lewat anus, feses ditampung terlebih dahulu pada bagian rectum. Apabila feses

sudah siap dibuang maka otot spinkter rectum mengatur pembukaan dan

penutupan anus. Otot spinkter yang menyusun rektum ada 2, yaitu otot polos dan

otot lurik (Gambar 10).

Gambar 10. Rektum dan Anus

3. Sistem Pencernaan Mamalia secara Umum

Pada hewan tingkat tinggi, makanan dicerna dalam saluran khusus yang

pada umumnya sudah berkembang dengan baik. Jadi, pencernaan makanan pada

hewan ini berlangsung di dalam organ gastrointestinal (secara ekstraseluler).

Sistem gastrointestinal tersusun atas berbagai organ yag secara fungsional dapat

dibedakan menjadi empat bagian, yaitu daerah penerimaan makanan, daerah

penyimpanan, daerah pencernaan dan penyerapan nutrien, serta daerah

penyerapan air dan ekskresi.

Page 19: MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki peranan penting pada sistem pencernaan pada

19

1. Daerah Penerimaan

Daerah untuk menerima makanan adalah mulut. Mulut biasanya dilengkapi

dengan gigi dan kelenjar ludah, yang membantu proses mengunyah dan menelan

makanan. Dalam ludah terkandung berbagai substansi seperti amilase (enzim

pencerna karbohidrat pada beberapa mamalia), toksin (pada ular berbisa), dan

antikoagulan (pada insekta pengisap darah). Esofagus juga dikelompokkan

sebagai daerah penerimaan makanan. Organ ini bertugas membawa makanan dari

mulut ke lambung dengan gerakan peristaltik.

Gambar 11. Struktur gigi pada bebera jenis hewan

2. Daerah Penyimpanan

Daerah penyimpanan makanan terdiri atas empedal (gizzard) dan lambung.

Organ tersebut merupakan pelebaran saluran gastrointestinal pada bagian depan,

yang memiliki fungsi utama sebagai penyimpan makanan. Sebagai proses

pencernaan makanan sudah terjadi di bagian ini.

Empedal merupakan kantong berotot yang berperan dalam pencernaan

mekanik. Organ ini dapat ditemukan pada vertebrata maupun invertebrata. Pada

artropoda, empedal dapat menggerus dan menyaring makanan yang berukuran

tertentu. Sementara, partikel makanan yang ukurannya melebihi ukuran

“saringan” akan tetap dipertahankan di dalam empedal, tidak akan diangkut ke

Page 20: MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki peranan penting pada sistem pencernaan pada

20

organ berikutnya. Empedal akan terus mencernanya secara mekanik dan

mengubahnya menjadi partikel partikel kecil yang mudah disaring. Pada burung,

pencernaan makanan secara mekanik yang terjadi di empedal dilakukan oleh

kontraksi otot empedal, dibantu oleh kerikil yang ditelannya.

Lambung berfungsi sebagai tempat menyimpan khim, yaitu makanan yang

telah dicerna sebagian. Lambung akan meloloskan khim ke usus (duodenum)

dengan jeda waktu tertentu. Lambung juga berfungsi untuk mencerna protein

dengan menyeksresikan enzim protease (zimogen) dan asam lambung. Asam

lambung menyebabkan kondisi lambung vertebrata menjadi asam, dengan pH

sekitar 1-2. Kondisi ini sangat penting untuk mengaktifkan enzim protease yang

disimpan dan dikeluarkan oleh sel lambung dalam bentuk belum aktif.

Pada sejumlah herbivora, misalnya lembu dan domba, lambung telah

dikhususkan untuk mencerna selulosa. Pada hewan ini, lambung memiliki

beberapa ruang. Hewan seperti itu dikenal dengan nama ruminansia. Dalam

mencerna selulosa, ruminansia bersimbiosis dengan bakteri dan protozoa yang

hidup pada rumen dan retikulum di lambungnya.

Selama makan, ruminansia mengunyah rerumputan dan bebijian secara

singkat, lalu menelannya hingga makanan masuk ke rumen. Dalam rumen terjadi

pencernaan makanan secara biologis oleh adanya aksi bakteri. Selanjutnya,

makananakan diteruskan ke retikulum yang akan mengubah bahan makanan

tersebut menjadi gumpalan/bongkahan (cud) yang siap dimuntahkan lagi untuk

dikunyah kedua kalinya. Setelah dikunyah untuk kedua kalinya, makanan ditelan

lagi. Pada tahapan ini, makanan langsung masuk ke dalam omasum tanpa melalui

rumen dan retikulum.

3. Daerah Pencernaan dan Penyerapan

Proses pencernaan secara lebih sempurna dan penyerapan sari

makananberlangsung di dalam usus. Di usus, bahan makanan (karbohidrat, lipid,

dan protein) dicerna lebih lanjut dengan bantuan enzim dan diubah menjadi

berbagai komponen penyusunnya agar dapat diserap dan digunakan secara

optimal oleh hewan. Secara garis besar, enzim pencernaan pada hewan dapat

dikelompokkan menjadi tiga yaitu enzim pemecah karbohidrat, pemecah lemak,

dan pemecah protein.

Page 21: MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki peranan penting pada sistem pencernaan pada

21

Apabila proses pencernaan telah mencapai maksimal, bahan makanan

berubah untuk menjadi bahan sederhana yang siap diserap. Perlu diingat bahwa di

usus juga terdapat berbagai nutrien lain yang diperlukan hewan, seperti vitamin

dan mineral.

Bagian berikut membahas proses pencernaan makanan karbohidrat, lipid

dan protein.

a. Pencernaan Karbohidrat

Enzim yang bertanggung jawab dalam pencernaan karbohidrat ialah

karbohidrase. Enzim ini memutuskan ikatan glikosidik pada karbohidrat sehingga

dapat dihasilkan disakarida, trisakarida, dan polisakarida lain yang memiliki rantai

lebih pendek. Berdasarkan jumlah unit sakarida penyusunnya, karbohidrat dapat

dibedakan menjadi dua, yaitu polisakarida dan oligosakarida.

Di dalam mulut, karbohidrat dalam makanan akan dicerna secara mekanik

(dengan bantuan gigi) dan secara enzimatik (oleh enzim ptialin/amilase ludah).

Selain mengandung enzim amilase, air ludah juga berperan penting untuk

membasahkan makanan sehingga mudah ditelan.

Amilase ludah menguraikan karbohidrat dengan cara memutus ikatan -1,4

glikosidik pada pati dan glikogen sehingga dihasilkan campuran maltosa, glukosa,

dan oligosakarida. Enzim amilase juga disekresikan oleh pankreas. Amilase

pankreas dialirkan ke usus halus bagian atas (duodenum, usus 12 jari) dan akan

memecahkan pati menjadi dekstrin, maltotriosa, dan maltosa.

Enzim lain yang penting ialah disakarase datau glukosidase yang akan

memecah disakarida seperti maltosa, laktosa dan sukrosa menjadi glukosa,

galaktosa dan fruktosa. Pada invertebrata, amilase disekresikan oleh kelenjar

ludah atau jaringan kelenjar pada usus (usus tengah). Oligosakaridase adalah

enzim yang memecah disakarida atau trisakarida menjadi subunit penyusunnya.

Pada vertebrata, enzim oligosakaridase yang biasanya disekresi oleh usus, terdiri

atas enzim sukrase, maltase, trehalase, dan laktase.

Karbohidrat yang banyak ditemukan pada dinding sel tumbuhan ialah

selulosa. Selulosa tersusun atas komponen dasar penyusunnya selulosa

(monomer) yang saling berikatan dengan ikatan glikosidik. Padahal hewan tidak

memiliki enzim yang berfungsi untuk memecah ikatan glikosidik. Oleh karena itu,

Page 22: MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki peranan penting pada sistem pencernaan pada

22

untuk mencerna selulosa, hewan memerlukan bantuan mikroorganisme (bakteri

dan protozoa) yang memiliki enzim pemutus ikatan beta glikosidik.

Peristiwa penting yang terjadi pada saluran pencernaan (khususnya pada

lambung) ruminansia ditunjukkan pada Gambar 12.

Gambar 12. Peristiwa yang terjadi dalam lambung ruminansia (Sumber: Isnaeni, 2006).

b. Pencernaan protein

Enzim yang berperan penting untuk mencerna protein adalah protease.

Protease dieksresikan dalam bentuk inaktif (zimogen), yang dapat segera

teraktifkan. Penyimpanan protease dalam bentuk inaktif sangat penting untuk

menghindari terjadinya self digestion (mencerna sel/jaringannya sendiri). apabila

disimpan dalam bentuk aktif, protease dapat me mencerna sel lambung, yang juga

banyak mengandung protein.

Apabila dalam lambung terdapat protein, sel dinding lambung akan

menghasilkan gastrin yaitu senyawa kimia yang merangsang lambung untuk

mengeluarkan HCl dari sel parietal, dan pepsinogen dari sel kepala (Chief cells).

Selanjunya, enzim pemecah protein (proteolitik) akan menguraikan protein

dengan cara memutuskan ikatan peptida pada protein sehingga dihasilkan asam

amino (lihat Gambar 13).

Page 23: MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki peranan penting pada sistem pencernaan pada

23

Gambar 13. (a) Ikatan glikosidik pada karbohidrat dan (b) ikatan peptida pada protein

(Sumber: Isnaeni, 2006).

Enzim proteolitik dapat dibedakan menjadi dua, yaitu endopeptidase dan

eksopeptidase. Keduanya diperlukan dalam pencernaan intraseluler maupun

ekstraseluler. Endopeptidase bertanggung jawab untuk memecah ikatan peptida

spesifik pada bagian tengah rantai protein (ikatan peptida yang jauh dari kedua

ujung rantai protein). Kelompok enzim ini terdiri atas pepsin, tripsin dan

kimotripsin. Tripsin berasal dari tripsinogen yang diaktivasi oleh enterokinase

(yang disekresikan oleh sel mukosa usus) atau oleh tripsin yang telah aktif. Proses

pengaktifan tripsinogen menjadi tripsin oleh tripsin aktif dinamakan autokatalisis.

Tripsin akan memecah ikatan peptida yang berdekatan dengan asam amino basik

di antara residu arginin dan lisin. Kimotripsin dapat diaktivasi oleh tripsin, dan

selanjutnya akan memecah ikatan peptida yang mengandung asam amino

aromatik.

Pada krustasea dan insekta juga ditemukan adanya enzim yang cara kerjanya

mirip dengan tripsin dan kimotripsin. Pada hewan tersebut, enzim pepsin akan

memecah ikatan peptida yang terdapatdi dekat asam amino aromatik, seperti

tirosin dan fenilalanin.

Eksopeptidase berfungsi untuk memutuskan ikatan peptida di bagian ujung

rantai polipeptida, baik di ujung yang mengandung gugus amino maupun dekat

ujung yang mengandung gugus karboksil (lihat gambar 3). Pemutusan ikatan

peptida di dekat ujung yang mengandung gugus amino terjadi dengan bantuan

Page 24: MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki peranan penting pada sistem pencernaan pada

24

enzim aminopeptidase. Sementara, pemutusan ikatan peptida di dekat ujung yang

mengandung gugus karboksil terjadi dengan bantuan enzim karboksipeptidase.

Gambar 14. Rumus bangun umum oligopeptida, memperlihatkan ikatan-ikatan peptida

(Sumber: Isnaeni, 2006).

Tampaknya, semua jenis hewan paling tidak memiliki tiga jenis enzim

proteolitik, yaitu tripsin (golongan endopeptidase) dan aminopeptidase serta

karboksipeptidase (dari golongan eksopeptidase). Ketiga jenis enzim ini sudah

dapat memenuhi semua kebutuhan hewan untuk menyelenggarakan pencernaan

protein.

c. Pencernaan lipid

Pencernaan lipid baru dimulai pada saat bahan makanan sampai di usus.

Pencernaan ini terjadi dengan bantuan enzim lipase usus, lipase lambung dan

lipase pankreas. Lipase akan menghidrolisis lipid dan trigliserida, monogliserida,

gliserol dan asam lemak bebas. Lipase pankreas lebih mudah bereaksi dengan

trigliserida berantai panjang, yang biasanya berlangsung pada pH 7-9. Lipase

dalam bentuk zimogen (prolipase) akan diaktifkan oleh protein khusus dari sel

epitel usus (disebut kolipase) sehingga dapat memecah lipid menjadi asam lemak

(lihat Gambar 15).

Gambar 15. Garis besar pencernaan lipid oleh enzim lipase (Sumber: Isnaeni, 2006).

Page 25: MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki peranan penting pada sistem pencernaan pada

25

Pencernaan lemak dipermudah oleh adanya garam empedu, yang mampu

menurunkan tegangan permukaan dan mengemulsikan tetes lemak berukuran

besar menjadi butiran yang lebih kecil.

C. PENYERAPAN SARI MAKANAN

Agar dapat digunakan oleh sel, hasil pencernaan seperti asam amino,

monosakarida, asam lemak bebas, dan gliserol harus diserap. Pada vertebrata,

penyerapan sari makanan terutama berlangsung dalam usus halus, kemudian

menembus vili usus dan masuk ke pembuluh darah atau ke pembuluh limfe.

Susunan usus beserta pembuluh darah dan pembuluh limfe digambarkan pada

Gambar 16. berikut ini. Gambar menujukkan susunan jaringan pada usus,

termasuk susunan sirkulasi darah dan sistem pembuluh limfe pada dindingnya.

Gambar 16. Irisan Melintang Dinding Usus Halus Mamalia

Sari makanan yang masuk ke pembuluh darah akan beredar melalui vena

mesenterika dan vena porta, kemudian ke hati. Apabila zat yang diserap masuk ke

pembuluh limfe, zat tersebut akan masuk ke duktus torasikus, dan kemudian ke

sistem venosus di dekat jantung, yaitu pada pembuluh vena subklavia kiri.

Penyerapan sari makanan dari saluran gastrointestinal terjadi dengan cara

transpor pasif (difusi dan osmosis) atau dengan difusi dipermudah. Transpor pasif

berlangsung menurut gradien konsentras, agar dapat terjadi transpor pasif,

konsentrasi zat di lumen usus harus lebih tinggi daripada di dalam sel penyerap

(sel epitel usus). Difusi dipermudah pada dasarnya sama seperti difusi biasa, yaitu

Page 26: MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki peranan penting pada sistem pencernaan pada

26

transpor zat dari daerah berkonsentrasi lebih tinggi ke daerah yang berkonsentrasi

lebih rendah. Bedanya, difusi dipermudah memerlukan molekul karier pada

membran sel penyerap, sedangkan difusi biasa tidak demikian.

1. Penyerapan Karbohidrat/ Gula

Penyerapan gula (glukosa dan galaktosa) dari lumen usus terjadi melalui

difusi dipermudah atau transpor aktif dengan bantuan ion natrium. Dalam hal ini,

glukosa sebenarnya diserap dengan difusi dipermudah sedangkan transpor aktif

diperlukan untuk memompakan natrium dari dalam ke luar sel epitel usus agar

kondisi homeostasis tetap terjaga. Fruktosa juga diserap dengan cara difusi

dipermudah. Proses penyerapan gula dari lumen usus ke sel epitel usus kemudian

ke pembuluh darah disajikan pada Gambar 17. berikut (Isnaeni, 2006).

Gambar 17. Proses Penyerapan Glukosa Melintasi Sel Epitel Mukosa Usus, melibatkan

Molekul Pengemban Khusus dan Natrium

2. Penyerapan Lipid

Lipid dicernakan akan membentuk monogliserida dan asam lemak bebas,

kedua zat hasil akhir pencernaan ini terutama larut dalam bagian lipid misel asam

empedu (Adrianto, 1996). Ukuran molekul misel ini dan muatannya sangat besar

di bagian luar, mereka larut dalam kimus. Dalam bentuk ini, monogliserida dan

asam lemak ditranspor ke permukaan sel epitel. Waktu mengadakan kontak

Page 27: MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki peranan penting pada sistem pencernaan pada

27

dengan permukaan ini, monogliserida dan asam lemak dengan cepat berdifusi

melalui membran epitel, meninggalkan misel asam empedu tetap dalam kimus.

Misel ini kemudian berdifusi kembali ke dalam kimus dan terus mengabsorpsi

monogliserida dan asam lemak, dan hal yang sama juga mentranspor zat-zat ini ke

sel epitel. Jadi asam empedu melakukan fungsi sebagai “pengangkut), yang sangat

penting untuk absorpsi lipid. Dengan adanya banyak asam empedu, kira-kira 97

persen lemak diabsorpsi, tanpa adanya asam empedu, hanya 50 sampai 60 persen

yang diabsorpsi dalam keadaan normal.

Mekanisme absorpsi monogliserida dan asam lemak sangat larut dalam

lemak sehingga larut dalam membran dan berdifusi ke bagian dalam sel. setelah

masu ke dalam sel epitel, banyak monogliserida dicernakan lebih lanjut menjadi

gliserol dan asam lemak oleh lipase sel epitel. Kemudian asam lemak bebas

dibentuk kembali oleh retikulum endoplasma menjadi trigliserida. Hampir semua

gliserol yang digunakan untuk tujuan ini disintesis de-novo dari alfa-gliserofosfat.

Akan tetapi sejumlah kecil gliserol asli dari monogliserida terdapat dalam

trigliserida yang baru disintesis (Isnaeni, 2006).

Setelah terbentuk, trigliserida terkumpul dalam butiran bersama dngan

kolesterol yang diabsorpsi, fosfolipid yang diabsorpsi, dan fosfolipid yang baru

disintesis. Masing-masing zat tersebut diliputi oleh selubung protein, β lipoprotein

yang digunakan juga disintesis oleh retikulum endoplasma. Massa berbutir ini

bersama dengan selubung protein, dikeluarkan dari sisi sel epitel masuk ruang

intersel dan dari sini berjalan masuk lakteal sentral vili. Butiran seperti ini

dinamakan kilomikron. Selubung protein kilomikron membuat mereka hidrofilik,

memungkinkan stabilitas suspensi yang layak dalam cairan ekstrasel.

Dari bawah sel epitel, kilomikron masuk ke dalam lakteal sentralis vili dan

didorong bersama limfe oleh pompa pembuluh limfe ke atas melalui duktus

torasikus untuk dimasukkan ke vena-vena.

Proses penyerapan lipid dapat terjadi melalui pembentukan misel atau

tidak. A. lipase menempel pada misel; B: hasil pencernaan lipid berdifusi ke

dalam sel mukosa. C, D: lipid yang diserap dimetabolisasi dan dikemas menjadi

kilomikron. E: kilomikron masuk ke pembuluh lakteal di duodenum dan jejenum.

F: asam lemak rantai pendek dan rantai sedang serta monogliserida langsung

Page 28: MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki peranan penting pada sistem pencernaan pada

28

masuk ke dalam darah. G: di ileum, garam empedu masuk ke sel mukosa, lalu ke

pembuluh darah.

Gambar 18. Mekanisme Penyerapan Lipid

3. Penyerapan Protein

Pencernaan protein dimulai di lambung yaitu oleh bantuan enzim pepsin

dan disekresi dalam bentuk tidak aktif yaitu pepsinogen. Kondisi lambung yang

asam akan mengaktifkan pepsinogen menjadi pepsin. Pepsin memecah protein

menjadi polipeptida. Pencernaan protein berlanjut di usus halus atau duodenum.

Enzim-enzim pankreas yaitu tripsin, kimotripsin, dan karbosipeptidase disekresi

dalam bentuk tidak aktif. Enzim enterokinase akan mengubah tripsinogen menjadi

tripsin. Selanjutnya, tripsin akan mengubah enzim-enzim lain ke bentuk aktif.

Enzim-enzim tersebut akan mencerna polipeptida menjadi peptide. Enzim brush

border seperti karbosipeptidase, aminopeptidase, dan dipeptidase memecah

peptide dan dipeptida menjadi asam amino.

Page 29: MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki peranan penting pada sistem pencernaan pada

29

Penyerapan asam amino berlangsung di usus halus yang dapat dibagi

menjadi 2 fase, fase dari lumen ke sel epitel dinding usus dan asam amino keluar

dari sel epitel ke cairan intersisial. Pada fase yang pertama, transport dapat

digolongkan menjadi transpor aktif sekunder yang dependen Na+, transpor pasif

melalui difusi dengan fasilitasi, dan melalui transpor yang melibatkan siklus γ

glutamat untuk asam amino tertentu.

Fase kedua, asam amino keluar dari sel epitel ke cairan intersisial

memasuki pembuluh darah kapiler dengan transport terfasilitasi untuk kemudian

mencapai vena porta. Pada fase pertama, asam amino terutama melalui transpor

semispesifik yang dependen Na+

dan asam amino dari bagian luar membran apikal

ke bagian dalam sel didorong oleh konsentrasi Na+

intrasel yang rendah. Na+

intrasel yang rendah akibat pemompaan Na+

keluar sel oleh pompa Na-K di

membran serosa. Proses ini memungkinkan sel mengkonsentrasikan asam amino

dari lumen usus

Paling sedikit terdapat 6 macam jenis transporter dependen Na+

yang

terdapat di membran brush border apikal sel epitel. Pembawa ini memiliki

spesifisitas yang tumpang tindih untuk berbagai jenis asam amino. Transporter

yang satu cenderung mengangkut asam amino netral, yang lain mengangkut prolin

dan hidroksiprolin, yang ketiga cenderung mengangkut asam amino asam, yang

keempat membawa asam amino basa (lisin, arginin, zat siklus aurea ornitin) dan

sistin. Transpor yang lain adalah transpor terfasilitasi, namun kebanyakan asam

amino ditranspor oleh lebih dari satu sistem transpor.

Bagian khusus pada penyerapan protein adalah penyerapan melalui siklus

γglutamil. Asam amino bereaksi dengan glutation (γglutamil-sisteinil-glisin)

dalam reaksi yang dikatalis transpeptidase yang terdapat di membran sel.

Terbentuk sebuah γglutamil, yang melintasi membran sel dan melepaskan asam

aminonya dalam sel. Proses penyerapan protein di dalam usus digambarkan pada

Gambar 19 di bawah ini.

Page 30: MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki peranan penting pada sistem pencernaan pada

30

Gambar19. Peptide Absorption

Setelah sampai di dalam sel, sari makanan akan dimetabolisasi lebih lanjut

dan digunakan untuk menghasilkan ATP, terutama melalui siklus Krebs.

Metabolisme bahan makanan menjadi ATP dilukiskan pada Gambar 20. Gambar

menunjukkan bahwa makanan yang masuk ke tubuh hewan akan mengalami

berbagai proses, yang secara ingkas dapat diuraikan sebagai berikut. Pada

mulanya, bahan makanan yang terdiri atas karbohidrat, lipid, dan protein dicerna

menjadi gula, asam amino, asam lemak, dan gliserol. Hasil-hasil pencernaan

tersebut selanjutnya diserap oleh sel epitel mukosa usus, dan diteruskan ke darah

(langsung ke pembuluh darah atau melalui pembuluh lakteal terlebih dahulu)

hingga akhirnya sampai ke sel tubuh (Isnaeni, 2006).

Page 31: MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki peranan penting pada sistem pencernaan pada

31

Gambar 20. Metabolisme Bahan Makanan setelah Sampai di dalam Sel

Dalam sel, asam amino mengalami deaminasi, glukosa/ gula dan gliserol

mengalami glikolisis, dan asam lemak mengalami oksidasi beta. Deaminasi,

glikolisis, dan oksidasi beta tersebut menghasilkan berbagai bahan yang

dibutuhkan untuk menyelenggarakan siklus asam sitrat (siklus Krens) dan zat lain.

Deaminasi asam amino menghasilkan zat lain berupa NH3, yang dapat diubah

lebih lanjut menjadi urea. Glikolisis menghasilkan zat lain berupa lemak, yang

kemudian disimpan sebagai cadangan makanan. Sementara, oksidasi beta

menghasilkan zat lain berupa badan-badan keton.

Siklus asam sitrat berlangsung dalam matriks mitokondria. Proses ini

berlagsung secara aerob dan menggunakan bahan pokok berupa asetil Ko-A untuk

menghasilkan NADH dan FADH2, NADH dan FADH2 merupakan senyawa

tereduksi yang dibutuhkan dalam proses fosforilasi oksidatif (sistem transpor

elektron), yaitu proses yang dapat menghasilkan sejumlah besar ATP dan panas

(sebagai hasil utama) serta CO2 dan air (sebagai zat sisa).

Page 32: MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki peranan penting pada sistem pencernaan pada

32

4. Penyerapan Ion dan Air

Sekitar 9 liter air masuk ke dalam saluran pencernaan setiap hari, sekitar

92% diabsorbsi oleh usus halus, dan lainnya 6-7% diserap di usus besar. Air dapat

bergerak secara langsung menembus dinding dari usus halus. Gradien osmotik

secara langsung berkaitan terhadap difusi ini. Ketika kim mencair, air diserap

dengan osmosis melewati dinding usus menuju darah. Ketika kim sangat padat

dan sedikit mengandung air, air dipindahkan dengan osmosis menuju lumen dari

usus halus. Nutrisi diserap oleh usus halus, tekanan osmotik diturunkan sebagai

akibatnya air bergerak dari usus menuju sekitar cairan ekstraseluler. Air dalam

cairan ekstraseluler kemudian dapat masuk peredaran darah. Karena gradien

osmotik dihasilkan sebagaimana nutrisis diserap di usus halus, 92% dari air yang

masuk usus halus dengan jalan rongga mulut, perut atau secresi usus akan diserap.

Mekanisme trasnpor aktif untuk ion sodium dilakukan dalam sel epitel dari

usus halus. Potasium, kalsium, magnesium dan phospat juga menggunakan

trasnpor aktif. Ion Klorida bergerak pasif disepanjang dinding usus dari

deudonum dan jejenum melanjutkan tugas ion sodium. Tetapi klorida ditranspor

secara aktif di ileum. Meskipun kalsium ditranspor secara aktif pada sepanjang

permukaan usus halus. Vitamin D dibutuhkan dalam transpor tersebut.

Penyerapan kalsium dibawah kendali hormonal, jumlah yang disekresikan dan

disimpan. Hormon paratiroid, kalsitonin dan vitamin D semua berperan dalam

mengatur konsentrasi kalsium dalam darah pada sistem peredaran darah

5. Sekresi dan Penyerapan Cairan dan Elektrolit

Silverthorn (2001) menjelaskan bahwa usus besarbertanggung jawab

untukmenyerapsebagian besarair yangmasuk dalam bentukkim yang

menghancurkan makanan. Rata-rata1,5L/ harimemasukiusus besar, tetapi hanya

sekitar0,1litersetiap harihilangdalam tinjadalam kondisi normal.

PermukaanmukosamenyerapNaClmenggunakan berbagaitransportermembran.

Padasaat yang sama, beberapaK+disekresidimembranapikal. Proses inidipengaruhi

olehaldosteron, yang mempromosikanNa+reabsorpsidansekresiK

+, seperti

halnyadi ginjal. Sel-sel diusus besar(dan juga usus kecil) mensekresikanClke

lumen. Kloridamemasukisel dengantranspor aktifsekunder, kemudian

keluarmelalui saluranCFTRapikal. Natriumdan airdiikutiolehjalurparacellular.

Page 33: MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki peranan penting pada sistem pencernaan pada

33

Cairandisekresikanbercampur denganlendirdisekresikan olehsel gobletuntuk

membantumelumasiisiusus.

SekresidanpenyerapandigambarkanpadaGambar21berikut.

Gambar 21. Sekresi NaCl oleh CFTR

D. GANGGUAN PADA SISTEM PENCERNAAN

1. Radang lambung atau gastritis pada anjing

Radang lambung atau biasa disebut gastritis pada anjing adalah suatu

kondisi yang terjadi bila lapisan lambung menjadi meradang. Ini adalah kondisi

yang relatif umum dan dapat terjadi dalam bentuk akut atau kronis. Gastritis

anjingakutdapatdisebabkanolehberbagai hal, tapi biasanya berkembang karena

keracunan makanan, makan sesuatu yang mengganggu sistem pencernaan, atau

makan terlalu banyak pada satu waktu. Infeksi virus atau bakteri dan lapisan juga

dapat menyebabkankondisi tersebut. Anjing memakan makarian kotor yang

bersumber dan sampah atau bangkai hewan yang mati dan membusuk dapat

dengan mudah menyebabkan radang lambung. Pengunaan Obat-obat tertentu

untuk pengobatan penyakit tertentu juga dapat menyebabkan gastritis. Anjing

yang menderita penyakit hati, pankreatitis, atau hiperkalsemia juga akan memiliki

peningkatan nisiko. Akhirnya, menyebabkan masalah di usus dan dapat berakibat

timbulnya gastritis tersebut (Burhan, 2012).

a. Gejala Klinis Gastritis

Burhan (2012) Gejala Gastritis pada anjing menyebabkan anjing tersebut

mengalami sakit perut yang parah. Anjing akan sering mengalarni muntah yang

mungkin mengandung cairan empedu atau darah. Tanda-tanda umum lainnya dan

Page 34: MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki peranan penting pada sistem pencernaan pada

34

kondisi ini termasuk hilangnya nafsu makan, kehilangan berat badan, diare,

lemah, lesu, dan kusam pada bulu anjing tersebut. Diagnosis penyakit gastritis

pada anjing memang agak sedikit sulit. Hal yang akan dilakukan Dokter hewan

pertama kali adalah menyingkirkan kemungkinan penyebab lain dan gejala ini.

Untukmelakukan ini, kami membutuhkan niwayat kesehatan anjing Anda serta

akan memeniksanya secara menyeluruh. Pengujian sampel darah dan kotoran

akan membantu menyingkirkan penyebab lain.

b. Pengobatan Gastritis

Hal pertama yang dokter hewan akan lakukan untuk mengobati gastritis

pada anjing adalah untukmenahan semua makanan selama paling sedikit 24 jam.

Hal ¡ni akan memberikan saluranpencernaan waktu yang cukup untuk

beristirahat.Jika obstruksi yang disebabkan oleh benda asing yang masuk kedalam

lambung atau perut anjing,maka perlu dilakukan operasi.Jika gastritis disebabkan

obat yang digunakan untuk penyakit tertentu yang dapat menyebabkangastritis

anjing, maka obat tersebut penlu dihentikan.Anjing yang mendenita maag

biasanya minum dalam jumlah yang berlebihan dan hal tersebutharus dicegah.

Untuk menghindani asupan air yang berlebihon, pengunaan infus intravena

atausubkutan dapat diberikan.

2. Apendisitis Akut

Apendisitis (radang usus buntu) adalah peradangan pada apendiks

vermiformis (umbai cacing/ usus buntu).Umumnya apendisitis disebabkan oleh

infeksi bakteri, namun faktor pencetusnya ada beberapa kemungkinan yang

sampai sekarang belum dapat diketahui secara pasti. Di antaranya faktor

penyumbatan (obstruksi) pada lapisan saluran (lumen) apendiks oleh timbunan

tinja/feces yang keras (fekalit), hiperplasia (pembesaran) jaringan limfoid,

penyakit cacing, parasit, benda asing dalam tubuh, kanker dan pelisutan (Ferri,

2009).

Faktor kebiasaan makan makanan rendah serat dan konstipasi /susah buang

air besar (BAB) menunjukkan peran terhadap timbulnya apendisitis. Konstipasi

akan meningkatkan tekanan lumen usus yang berakibat sumbatan fungsional

apendiks dan meningkatnya pertumbuhan flora normal usus.

Tipe apendisitis:

Page 35: MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki peranan penting pada sistem pencernaan pada

35

1. Apendisitis akut (mendadak).

Gejala apendisitis akut adalah demam, mual-muntah, penurunan nafsu

makan, nyeri sekitar pusar yang kemudian terlokalisasi di perut kanan bawah,

nyeri bertambah untuk berjalan, namun tidak semua orang akan menunjukkan

gejala seperti ini, bisa juga hanya bersifat meriang, atau mual-muntah saja.

2. Apendisitis kronik.

Gejala apendisitis kronis sedikit mirip dengan sakit asam lambung dimana

terjadi nyeri samar (tumpul) di daerah sekitar pusar dan terkadang demam yang

hilang timbul. Seringkali disertai dengan rasa mual, bahkan kadang muntah,

kemudian nyeri itu akan berpindah ke perut kanan bawah dengan tanda-tanda

yang khas pada apendisitis akut.

Penyebaran rasa nyeri akan bergantung pada arah posisi/letak apendiks itu

sendiri terhadap usus besar, Apabila ujung apendiks menyentuh saluran kemih,

nyerinya akan sama dengan sensasi nyeri kolik saluran kemih, dan mungkin ada

gangguan berkemih. Bila posisi apendiks ke belakang, rasa nyeri muncul pada

pemeriksaan tusuk dubur atau tusuk vagina. Pada posisi usus buntu yang lain, rasa

nyeri mungkin tidak spesifik.

Perjalanan penyakit apendisitis:

Apendisitis akut fokal (peradangan lokal)

Apendisitis supuratif (pembentukan nanah)

Apendisitis Gangrenosa (kematian jaringan apendiks)

Perforasi (bocornya dinding apendiks )

Peritonitis (peradangan lapisan rongga perut); sangat berbahaya, dan mengancam

jiwa

Ada beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan oleh Tim Kesehatan untuk

menentukan dan mendiagnosis adanya Apendisitis, diantaranya adalah

pemeriksaan fisik, pemeriksaan laboratorium dan pemeriksaan radiologi :

1. Pemeriksaan fisik.

Page 36: MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki peranan penting pada sistem pencernaan pada

36

Pada apendisitis akut, dengan pengamatan akan tampak adanya

pembengkakan (swelling) rongga perut dimana dinding perut tampak mengencang

(distensi). Pada perabaan (palpasi) didaerah perut kanan bawah, seringkali bila

ditekan akan terasa nyeri dan bila tekanan dilepas juga akan terasa nyeri

(Blumberg sign). Dengan tindakan tungkai kanan dan paha ditekuk kuat / tungkai

di angkat tinggi-tinggi, maka rasa nyeri di perut semakin parah. Kecurigaan

adanya peradangan apendiks semakin bertambah bila pemeriksaan dubur dan atau

vagina menimbulkan rasa nyeri juga. Suhu dubur yang lebih tinggi dari suhu

ketiak, lebih menunjang lagi adanya radang usus buntu.

2. Pemeriksaan Laboratorium.

Pada pemeriksaan laboratorium darah, yang dapat ditemukan adalah

kenaikan dari sel darah putih (leukosit) .

3. Pemeriksaan radiologi.

Foto polos perut dapat memperlihatkan adanya fekalit. Namun pemeriksaan

ini jarang membantu dalam menegakkan diagnosis apendisitis. Ultrasonografi

(USG) cukup membantu dalam penegakkan diagnosis apendisitis (71-97 %),

terutama untuk wanita hamil dan anak-anak. Tingkat keakuratan yang paling

tinggi adalah dengan pemeriksaan CT scan (93-98 %). Dengan CT scan dapat

terlihat jelas gambaran apendiks.

Bila diagnosis sudah pasti, maka penatalaksanaan standar untuk penyakit

apendisitis (radang usus buntu)adalah operasi. Pada kondisi dini apabila sudah

dapat langsung terdiagnosis kemungkinan pemberian antibiotika dapat saja

dilakukan, namun demikian tingkat kekambuhannya mencapai 35%.

Pembedahan dapat dilakukan secara terbuka atau semi-tertutup

(laparoskopi). Setelah dilakukan pembedahan, harus diberikan antibiotika selama

7 -10 hari. Selanjutnya adalah perawatan luka operasi yang harus terhindar dari

kemungkinan infeksi sekunder dari alat yang terkontaminasi.

Page 37: MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki peranan penting pada sistem pencernaan pada

37

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. Metode untuk memperoleh makanan yang digunakan oleh berbagai macam hewan,

dikelompokkan berdasarkan sifat makanannya yaitu partikel kecil, partikel/massa

makanan besar, cairan atau jaringan lunak, bahan organik terlarut, nutrien hasil

simbiosis.

2. Pencernaan pada hewan meliputi pencernaan intraseluler dan pencernaan

ekstraseluler. Sistem pencernaan makanan pada manusia terdiri dari beberapa organ,

berturut-turut dimulai dari 1. Rongga Mulut, 2. Esofagus 3. Lambung 4. Usus Halus

5. Usus Besar 6. Rektum dan 7. Anus.

3. Pada vertebrata, penyerapan sari makanan terutama berlangsung dalam usus

halus, kemudian menembus vili usus dan masuk ke pembuluh darah atau ke

pembuluh limfe.Penyerapan sari makanan dari saluran gastrointestinal terjadi

dengan cara transpor pasif (difusi dan osmosis) atau dengan difusi

dipermudah.

4. Beberapa gangguan pada sistem pencernaan antara lain adalah gastritis dan

apendicitis.

Page 38: MAKALAH FISIOLOGI SISTEM PENCERNAAN PADA HEWAN€¦ · pencernaan seperti pankreas, hati dan kandung empedu. Organ-organ tubuh memiliki peranan penting pada sistem pencernaan pada

38

DAFTAR PUSTAKA

Andrianto, Petrus. 1996. Fisiologi Manusia dan Mekanisme Penyakit. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Burhan, Wulanto. 2012. Penyakit Lambung atau Gastritis Pada Anjing. Online :

http://penyakitanjing.blogspot.com/2012/04/radang-labung-atau-gastritis-

pada.html. Diakses tanggal 10 Maret 2013.

Campbell, N.A., Reece, J.B., & Mitchell, L.G. 2004. Biologi. Edisi Kelima Jilid 3.

Jakarta: Erlangga.

Ferri, FF. 2009. Appendicitis Acute. In: Ferri FF. Ferri's Clinical Advisor 2009:

Instant Diagnosis and Treatment. Philadelphia, Pa.: Mosby

Elsevier;.http://www.mdconsult.com/das/book/body/147002427-

2/0/1701/0.html. Diakses tanggal 10 Maret 2013

Isnaeni, Wiwi. 2006. Fisiologi Hewan. Yogyakarta: Penerbit Kanisius.

Silverthorn. 2001. Human Psysiology an Integrated Approach 2nd

Edition. New

York: Prentice Hall Inc.