Makalah PBL Blok 6

41
Mekanisme dan Gangguan pada Pendengaran Pendahuluan Pada manusia, organ pendengaran atau telinga merupakan salah satu bagian dari tubuh yang mempunyai fungsi sensoris ganda yaitu untuk mempertahankan keseimbangan dan mendengar(stato- akustik). 1 Gangguan yang terjadi pada pendengaran manusia dapat diakibatkan karena beberapa hal yang berhubungan dengan fungsi organ pendengaran itu sendiri ataupun proses dan mekanisme pendengaran yang terjadi dalam tubuh manusia. Dengan memahami struktur dan fungsi organ-organ yang berhubungan dengan pendengaran, beserta mekanisme yang terjadi didalamnya pembaca diharapkan dapat memahami secara lebih dalam tentang penyebab terjadinya gangguan pendengaran yang seringkali dialami oleh manusia. Pembahasan A. Struktur Makroskopik dan Mikroskopik 1

description

Makalah tentang gender

Transcript of Makalah PBL Blok 6

Page 1: Makalah PBL Blok 6

Mekanisme dan Gangguan pada Pendengaran

Pendahuluan

Pada manusia, organ pendengaran atau telinga merupakan salah satu bagian dari tubuh yang

mempunyai fungsi sensoris ganda yaitu untuk mempertahankan keseimbangan dan

mendengar(stato-akustik).1 Gangguan yang terjadi pada pendengaran manusia dapat

diakibatkan karena beberapa hal yang berhubungan dengan fungsi organ pendengaran itu

sendiri ataupun proses dan mekanisme pendengaran yang terjadi dalam tubuh manusia.

Dengan memahami struktur dan fungsi organ-organ yang berhubungan dengan pendengaran,

beserta mekanisme yang terjadi didalamnya pembaca diharapkan dapat memahami secara

lebih dalam tentang penyebab terjadinya gangguan pendengaran yang seringkali dialami oleh

manusia.

Pembahasan

A. Struktur Makroskopik dan Mikroskopik

1. Organ Telinga

Organ telinga (auris) atau yang disebut dengan aparatus vestibulokoklearis merupakan

salah satu bagian dari tubuh yang mempunyai fungsi sensoris ganda yaitu untuk

mempertahankan keseimbangan dan mendengar(stato-akustik). Berdasarkan strukturnya,

sistem ini dapat dibagi dalam 3 bagian yaitu : (1) Telinga Luar, yang menerima gelombang

suara, (2) Telingan Tengah, dimana gelombang suara dipindahakan dari udara ke

1

Page 2: Makalah PBL Blok 6

tulanngdan oleh tulang dipindahkan ke telinga dalam, dan (3) Telinga Dalam, dimana

getaran diubah menjadi impuls saraf spesifik yang berjalan melalui nervus akustikus ke

susunan saraf pusat.1-5 Selain tiga bagian telinga tersebut, terdapat membrana tympanica

yang memisahkan telinga luar dan telinga tengah sehingga telinga tengan disebut juga

dengan cavum tympani. Sedangkan tuba auditiva menghubungkan telinga tengah dengan

nasopharynx.2

Reseptor sensoris khas bagi gerakan dan suara terletak dalam struktur bermembran di

telinga dalam, sementara telinga tengah dan luar berhubungan dengan resepsi,transmisi dan

penggandaan gelombang suara yang masuk.1 Pada telinga dalam, juga terdapat vestibuler

yang berfungsi untuk mempertahankan keseimbangan.3

(1) Telinga Luar

Bagian telinga luar atau yang disebut dengan auris externa ini berfungsi untuk menerima

gelombang suara yang disalurkan pada gendang telinga (membran timpani). Telinga luar ini

terdiri atas auricularia yang menghimpun bunyi dan meatus akustius externus yang

menghantar bunyi ke membran timpani.

Auricula

Auricula yang berfungsi mengumpulkan getaran udara mempunyai bentuk khas yang

dibentuk dari tulang rawan elastis tipis dan dilapisi oleh kulit pada kedua permukaannya.

Kelenjar sebasea dan beberapa kelenjar keringat terdapat pada dermis kulitnya.1,3,4,5

Auricula mempunyai otot intrinsik dan ekstrensik, Auricula ini menyempit menjadi

meatus akustikus externus.4

Meatus Akustikus Externus

Meatus akustikus externus merupakan tabung berkelok yang menghubungkan auricula

dengan membrana tympani. Tabung ini berfungsi menghantarkan gelombang suara dari

auriculasampai ke membran tympani. Meatus ini meluas dari concha auricularis ke

membrana tympanica.3,4 Pada meakus akustikus ini tampak sebagian saluran yang sedikit

sempit dengan dindin yang kaku.3 Sepertiga bagian terluar meatus akustikus ini disokong

oleh tulang rawan elastis yang merupakan lanjutan dari auricula telinga luar, dan sisanya

dibentuk oleh tulang temporal. Meatus dibatasi oleh kulit dengan sejumlah rambut,

kelenjar sebasea , dan modifikasi kelenjar keringat apokrin tubuler yang berkelok-kelok

yang mensekresi zat lemak setengah padat berwarna kecoklat-coklatan yang dinamakan

2

Page 3: Makalah PBL Blok 6

serumen. Rambut dan serumen merupakan barier lengket untuk mencegah masuknya

benda asing.1-4

Membrana Tympanica

Makroskopik :

Membrana tympanica yang berbentuk bulat berdiameter lebih kurang 1cm adalah

selembar selaput yang tipis,jorong, dan setengah tembus pandang, terentang pada ujung

medial tuba auditoria. Selaput ini merupakan sekat antara bagian eksternal telinga

terhadap bagian tengahnya. Pinggir membrana tympani ini tebal dan melekat di dalam

alur pada tulang. Alur itu, yaitu sulcus tympanicus, diatasnya beebentuk incisura. Dari

sisi-sisi incisura ini berjalan dua plica yaitu plica malearis anterior dan posterior, yang

menuju ke proccesus lateralis mallei. Daerah segitiga kecil pada membrana tympanica

yang dibatasi oleh plica-plica tersebut lemas dan disebut pars flaccida.4 Disebelah luar

membrana tympanica dilapisi oleh kulit yang tipis dan disebelah dalam oleh membran

mukosa. Ke arah meatus acusticus externus, membrana tympanica adalah cekung dengan

bagian tengah yang lebih rendah, dikenal sebagai umbo membranae tympanica. Dari

umbo membrana typanicae memancar daerah yang cerah ke antero-inferior, yakni kerucut

cahaya. Membrana tympanica bergerak sebagai reaksi terhadap getaran udara yang

sampai padanya melalui meatus akustikus externus. Gerak membrana tympanica

diteruskan oleh ossicula auditoria (malleus,incus, dan stapes) melalui telinga tengah ke

telinga dalam.2

Mikroskopik :

Pada malleus yang melekat di membrana tympani dan stapes membran dari foramen

seperti semua struktur dari rongga tersebut , mereka diliputi oleh epitel selapis gepeng. Di

sebelah luar membrana tympani ini tertutup oleh kulit yang melapisi meatus dan di bagian

dalan oleh suatu lapisan epitel pipih.

(2) Telinga Tengah

Makroskopik

3

Page 4: Makalah PBL Blok 6

Telinga tengah adalah ruang berisi udara yang terletak pada pars petrosa os temporal yang

dilapisi oleh membrana mucosa dan dipisahkan dari meatus akustikus externus oleh

membran tympani.1-5 Telinga tengah ini merupakan rongga tak teratur yang memisahkan

membrana tympani dan telinga luar dari permukaan tulang telinga dalam.3 Ruang ini berisi

tulang-tulang pendengaran yang berfungsi meneruskan getaran membrana tympani

(gendang telinga) ke perilympha telinga dalam.4 Telinga tengah ini terdiri atas cavum

tympani, tuba Eustachii, dan rongga mastoid.2,4

a. Cavum Tympani

Cavum tympani berbentuk celah sempit yang miring dengan sumbu panjang terletak lebih

kurang sejajar dengan bidang membran tympani. Di depan, ruang ini berhubungan dengan

nasopharynx melalui tuba auditiva dan dibelakang dengan antrum mastoideum. Cavum

tympani memiliki 4 dinding, satu atap dan sebuah dasar.2,4

a. Atapnya atau yang disebut dengan dinding tegmental dibentuk oleh selembar tulang

yang tipis, yakni tegmen tympani, yang memisahkan cavum tympani dari dura meter

pada dasar fossa cranii media.

b. Dasar atau lantainya dibentuk oleh selapis tulang yang memisahkan cavum tympanica

dari bulbus superior vena jugularis interna.

c. Dinding anterior(karotid) dibentuk oleh lempeng tipis tulang yang memisahkan

cavum tympani dari canalis carotis interna. Pada bagian atas dinding ini terdapat

ostium pharyngeum tubae auditoriae dan terusan untuk musculus tensor tympani.

d. Dinding posterior (mastoid) dihubungkan dengan antrum mastoiddeum melalui

auditus dan selanjutnya dengan cellulae mastoideae di dalam processus mastoideus.

Kearah anteroinferior antrum mastoideum berhubungan dengan canalis facialis.

Dibawah nya terdapat penonjolan yang berbentuk kerucut ,sempit dan kecil disebut

pyramis, dari puncak pyramis ini muncul musculus stapedius.

e. Dinding medial atau dinding labirintal memisahkan cavum tympanica dari telinga

dalam.

f. Dinding lateral yang merupakan bagian berupa selaput ini dibentuk hampir

seluruhnya oleh membrana tympanica.

Dalam dinding tulang telinga tengah bagian medial terdapat 2 daerah bujur yang tidak

mengandung tulang dan diliputi oleh membran, bujur ini adalah foramen ovale dan foramen

rotunda.3,4 Membrana tympani akan dihubungkan dengan foramen ovale oleh 3 tulang

pendengaran yang disebut dengan ossicula auditoria yang terdiri dari malleus,incus, dan

4

Page 5: Makalah PBL Blok 6

stapes yang membentuk serangkaian tulang yang teratur melintang di dalam cavitas

tympanica.1-5

1. Malleus adalah tulang pendengaran terbesar dan terdiri atas bagian superior yang agak

membulat disebut caput mallei dan terletak di dalam recessus epitympanicus, kemudian

collum mallei terapat pada bagian membrana tympanica yang kendur, dan manubrium

mallei tertanam di dalam membrana tympanica dan bergerak bersamanya. Proccesus

anterior adalah tonjolan tulang kecil yang dihubungkan dengan dindin anterior cavum

tympani oleh sebuah ligamen. Proccesus laterlas menonjol ke lateral dan melekat pada

plica mallearis anterior dan posterior membrana tympani.

2. Incus memiliki corpus yang yang berbentuk bulat yang terletak di dalam recessus dan

bersendi di anterior dengan caput mallei. Crus longum nya berjalan ke bawah di

belakang dan sejajar dengan manubrium mallei. Ujung bawahnya melengkung ke

medial dan bersendi dengan caput stapedis. Sedangkan crus brevisnya menonjol ke

belakang berhubungan dengan dinding posterior cavum tympanica melalui sebuah

ligamentum.

3. Stapes yang merupakan tulang pendengaran terkecil dan menempati fenestra vestibuli

pada dinding medial cavum tympani. Caput stapedis kecil dan bersendi dengan crus

longum incudis. Collumnya berukuran sempit dan merupakan tempat insersio musculus

stapedis. Selain itu, stape memiliki dua lengan dan sebuah basis. Kedua lengan berjalan

divergen dari collum dan melekat pada basis yang lonjong.

Terdapat dua otot yang menggerakkan ossicula auditoria dan dengan demikian

mempengaruhi membrana tympanica.1-5

1. Musculus Tensor Tympani

Origo : Cartilago tuba auditiva dan dinding tulang salurannya sendiri.

Insersio : Otot langsing ini berjalan ke belakang dan berakhir sebagai teno bulat

yang membelok ke lateral di sekitar processus cochleariformis dan berinsersio pada

manubrium mallei.

Fungsi : Secara refleks meredam getaran malleus dengan lebih menegangkan

membrana tympani.

2. Musculus Stapedius

Origo : Pyramis , penonjolan tulang pada dinding posterior cavum tympanica.

5

Page 6: Makalah PBL Blok 6

Insersio : Tendo muncul dari puncak pyramis an berinsersio pada bagian belakang

collum stapedis.

Fungsi : Secara refleks meredam getaran stapes dengan menarik collumnya.

b. Tuba Auditiva (Eustachii)

Tuba auditiva ini menghubungkan cavum tympanica dengan nasopharynx. Sepertiga

bagian posteriornya adalah tulang dan dua pertiga anterior sisanya adalah cartilago tulang

rawan. Tuba auditiva ini memungkinkan penyelarasan tekanan dengan lingkungan luar, dan

dengan demikian menjamin bahwa membrana tympanica dapat bergerak secara bebas.

Dengan memungkinkan udara memasuki dan meninggalkan cavitas tympanica saat menelan,

tekanan di kedua sisi membrana tympanica disamakan. Tuba auditiva ini berhubungan

dengan nasopharynx dengan berjalan melalui pinggir atas musculus contrictor pharynges

superior.1-4

c. Antrum Mastoideum

Antrum mastoideum ini terletak di belakang cavum tympani di dalam pars petrosa ossis

temporalis dan berhubungan dengan telinga tengah melalui auditus. Iameter auditus lebih

kurang 1cm.

Dinding anterior berhubungan dengan telinga tengah dan berisi aditus adantrum.

Dinding posterior memisahkan antrum dari sinus sigmoideus dan cerebellum.

Dinding lateral tebalnya 1,5cm dan membentuk dasar trigonum suprameatus.

Dinding medial berhubungan dengan canalis hemicularis poterior.

Dinding superior merupakan lempeng tipis tulang, yaitu tegmen timpani, yang

berhubungan dengan meninges pada fossa cranii media dan lobus temporalis cerebri.

Dinding inferior berlubang lubang , menghubungkan antrum dengan cellulae mastoideae.

Cellulae Mastoideae : Processus mastoideus mulai berkembang pada tahun kedua

kehidupan. Cellulae mastoideae adalah suatu seri rongga yang saling berhubungan dalan

processus mastiodeus, yang diatas berhubungan dengan antrum dan cavum tympani. Rongga-

rongga ini dilapisi oleh membrana mukosa.4

Mikroskopik

Pada struktur mikroskopik telinga tengah, pada umumnya tersusu seperti struktur

makroskopiknya. Hanya saja, pada mikroskopik tambahan yaitu keseluruhan telinga tengah

dan rongga mastoid dilapisi epitel selapis gepeng atau cuboid, sedangkan pada bagian

6

Page 7: Makalah PBL Blok 6

dalamnya dilapisi dengan epitel pipih yang terletak pada periosteum tulang yang

mengelilinginya. Epitel juga menutupi periosteum ossikula-ossikula.1,5

(3) Telinga Dalam

Telinga dalam atau organum vestibulocochleare berhubungan dengan penerimaan bunyi

dan pemeliharaan keseimbangan. Telinga tengah yang tertanam di pars petrosa

merupakan salah satu bagian tulang temporale dan terletak medial terhadap telinga

tengah. Telinga dalam ini terdiri atas.1-5

1. Labyrinthus Osseus

Labyrinthus osseus ini terdiri dari 3 bagian yaitu Cochlea,vestibulum,dan canales

semisirculares. Labyrinthus ooseus ini menempati hampir seluruh bagian lateral pars

petrosa pada os temporale.2,4

Makroskopik

Cochlea. Bagian ini berbentuk seperti rumah siput berisi ductus cochlearis yang

berhubungan dengan pendengaran., dan bermuara ke dalam bagian anterior vestibulum.

Umumnya cochlea ini teriri atas satu pilar yaitu modiolus cochlea, dan modiolus cochlea

ini di kelilingi tabung tulang yang sempit sebanyak dua setengah putaran. Setiap putaran

berikutnya mempunyai radius yang lebih kecil sehingga bangunan keseluruhannya

berbentuk kerucut. Apex menghadap ke lateral dan basis nya menghadap ke postmedial.

Putaran basal pertama dari cochlea inilah yang tampak sebagai promontorium pada

dinding medial telinga tengah.2,4

Modiolus mempunyai basis yang lebar, terletak pada dasar meatus acusticus internus.

Modiolus ditembus oleh cabang-cabang n.cochlearis. Pinggir spiral yaitu lamina spiralis,

mengelilingi modiolus dan menonjol ke dalam canalis dan membagi canalis ini.

Membrana basilaris terbentang dari pinggir bebas lamina spiralis sampai ke dinding luar

tulang, sehingga membelah canalis cochlearis menjadi scala vestibuli di sebelah atas dan

scala tympani di sebelah bawah. Perilympha di dalam scala tympani dipisahkan dari

cavum tympani oleh membrana tympani secundaria pada fenestra.4

Vestibulum. Merupakan rongga tengah labyrinthus oseus yang yang mengandung dua

komponen dari labirin membranosa yaitu utriculus dan sacculus, bagian-bagian dari

piranti keseimbangan yang dihubungkan oleh duktus pendek berbentuk Y tempat

7

Page 8: Makalah PBL Blok 6

bermulanya duktus endolimfatik.Vestibulum terletak posterior terhadapap cochlea dan

anterior terhadapa canalis semisircularis. 1,2,4

Canalis Semisircular. Ketiga canalis semisircularis yaitu canalis semisircularis superior,

posterior dan lateral bermuara ke bagaian posterior vestibulum. Setiap canalisnya

mempunyai pelebaran di daerah ujungnya disebut dengan ampulla. Canalis bermuara ke

vestibulum ke dalam vestibulum melalui 5 lubang,salah satunya dipergunakan bersama

oleh dua canalis yaitu canalis semisircularis anterior dan posterior. Ductus semisircularis

terbenam didalam canalis semisirculares ossei.2,4

Mikroskopik

Cochlea. Kanal membranosa pada cochlea berbentuk segitiga pada potongan

melintang dan melekat pada dinding tulang cochlea sedemikian rupa sehingga membagi

ruang aseosa menjadi tiga kompartement spiral. Kompartemen tengah,skala

media,mengandung enolimfe, dan kompartemen atas dan bawah mengandung perilimfe.

Pada dasar cochlea,kompartement perilimfe atas dihubungkan secara langsung dengan

perilimfe vestibulum dan via ruang ini,disebut skala vestibuli,getaran melewati perilimfe

apex cochlea. Pada apex skala vestibuli berhubungan langsung dengan ruang perimfaltik

bawah dari spiral cochlea melalui lubang kecil yang disebut helikotrema. Ruang bawah

ini berakhir pada membrana tympani sekunder yang akhirnya menutup foramen rotundum

dan meredam getaran ruang perimfaltik bawah, sehingga dikenal sebagai skala tympani.1,5

Vestibulum. Dinding utriculus dan sacculus pada vestibulum masing masing

mengandung area khusus dengan sel-sel reseptor sensoris yang dikenal sebagai makula,

tempat asal akson menuju ke nervus vestibular sebagai bagian dari masukan sensoris

untuk mempertahankan keseimbangan. Sebelah lateral, vestibulum dipisahkan dari telinga

tengah oleh dua fenestra, satu berbentuk lonjong dan satu berbentuk bulat. Foramen ovale

ditutupi oleh dasar tulang stapes berbentuk sanggurdi dan ligamen anulare sekitarnya

dengan jalan mana getaran diteruskan ke perilimfe dari membran tympani via rantai

osikel. Foramen rotundum tertutup membran yang serupa dengan membran tympani dan

karenanya kadang disebut sebagai membran tympani sekunder. Membran ini

memungkinkan meredam getaran yang sampai pada reseptor sensoris untuk suara.

Canalis Semisircularis. Pada seiap ampula yang terletak di canalis semisircularis ini

terdapat tabung yang disebut dengan krista ampularis, yang mengandung reseptor

sensoris dengan akson yang menyatu pada nervus vestibular. Bersama reseptor dari

8

Page 9: Makalah PBL Blok 6

makula utrikulus dan sacculus, reseptor ini membentuk aferen sensoris untuk

mempertahankan keseimbangan.1,3,5

2. Labyrinthus Membranaceus

Labyrithus membranaceus terdiri dari urut-urutan kantong-kantong dan pipa-pipa yang

saling berhubungan dan terbenam di dalam labyrithus osseus. Di dalam labyrithus

membraneceus terdapat endolimfe, cairan menyerupai air komposisinya berbeda dari

perilimfe dalam labyrithus osseus yang meliputinya. Labyrithus membraneceus

terbenam dalam labyrinthus osseus. Sebuah penebalan berulir pada pelapis periostal

canaliculus cochleae, yakni crista spiralis menambatkan ductus cochlearis pada

canaliculus cochleae.. terdiri dari tiga bagian utama.1-5

1. Utriculus dan Sacculus, dua kantong kecil di dalam vestibulum labyrinthii ossei

yang saling berhubungan. Utriculus dan sacculus masing-masing mempunyai daerah

khusus dengan epitel sensoris yang disebut dengan macula uticuli dan macula

sacculi. Neuron sensoris primer terletak di ganglion vestibulare yang terdapat di

dalam meatus acusticus internus. Ductus enolypathicus meninggalkan tulang fossa

cranii poeterior dan melebarmenjadi kantong yang buntu,dikenal sebagai saccus

endolympathicus. Kantong ini terletak pada permukaan posterior pars petrosa,di

bawah durameter. Kantong ini berguna sebagai tempat penyimpanan endolimfe

berlebih yang dibentuk oleh pembuluh darah dalam labyrinthus membranaceus.

2. 3 Ductus semicicularis di dalam canales semiserculares ossei,masing masing ductus

pada satu ujungnya mempunyai sebuah ampula atau pelebaran dengan daerah

sensori yakni crista ampularis. Rigi tersebut berfungsi sebagai sensor yang mencatat

gerak endolimfe dalam ampulla sebagai akibat rotasi kepala dalam bidang pipa

tersebut. Sel rambut pada crista ampullaris berhubungan dengan neuron sesoris

primer yang badan sel nya terdapat pada ganglion vestibulare.

3. Ductus cochleares, di dalam cochlea, adalah sebuah pipa buntu yang berbentuk ulir

dan terikat erat pada dining luar dan dalam canaliculus cochleae oleh crista spiralis.

Bagian bagian labyrithus membraneceus membentuk suatu sistem kantong dan sistem

pipa tertutup dan berhubungan satu dengan yang lain. Ductus semicirculares bermuara

pada utriculus melalui 5 lubang dan utriculus berhubungan dengan sacculus melalui

ductus utriculosaccularis yang melepaskan ductus endolymphaticus. Sacculus

9

Page 10: Makalah PBL Blok 6

berhubungan dengan ductus cochlearis melalui penghubung yang sempit, dikenal

sebagai ductus reuniens.

Organ Corti

Organ Corti yang terletak di telingan bagian dalam terdiri atas sel-sel penyokong dan sel-

sel rambut. Sel-sel yang terdapat di organ Corti adalah1,3,5

1. Sel tiang dalam merupakan sel berbentuk kerucut yang ramping dengan bagian basal

yang lebar mengandung inti, berdiri di atas membran basilaris serta bagian leher yang

sempit dan agak melebar di bagian apeks.

2. Sel tiang luar mempunyai bentuk yang serupa dengan sel tiang dalam hanya lebih

panjang. Di antara sel tiang dalam dan luar terdapat terowongan dalam.

3. Sel falangs luar merupakan sel berbentuk silindris yang melekat pada membrana

basilaris. Bagian puncaknya berbentuk mangkuk untuk menopang bagaian basal sel

rambut luar yang mengandung serat-serat saraf aferen dan eferen pada bagian

basalnya yang melintas di antara sel-sel falangs dalam untuk menuju ke sel-sel rambut

luar. Sel-sel falangs luar dan sel rambut luar terdapat dalam suatu ruang yaitu

terowongan Nuel. Ruang ini akan berhubungan dengan terowongan dalam.

4. Sel falangs dalam terletak berdampingan dengan sel tiang dalam. Seperti sel falangs

luar sel ini juga menyanggah sel rambut dalam.

5. Sel batas membatasi sisi dalam organ corti

6. Sel Hansen membatasi sisi luar organ Corti. Sel ini berbentuk silindris terletak antara

sel falangs luar dengan sel-sel Claudius yang berbentuk kuboid. Sel-sel Claudius

terletak di atas sel-sel Boettcher yang berbentuk kuboid rendah.

Permukaan organ Corti diliputi oleh suatu membran yaitu membrana tektoria yang

merupakan suatu lembaran pita materi gelatinosa. Dalam keadaan hidup membran ini

menyandar di atas stereosilia sel-sel rambut.3,5

10

Page 11: Makalah PBL Blok 6

Gambar 1.1 Struktur Telinga

Sumber : www.picture.google.com

2. Saraf Pendengaran

1. Sel Saraf (Neuron)

Sistem saraf terdiri atas sel-sel saraf yang disebut neuron. Neuron bergabung

membentuk suatu jaringan untuk mengantarkan impuls (rangsangan). Satu sel saraf

tersusun dari badan sel, dendrit, dan akson.1,3

a. Badan sel saraf merupakan bagian yang paling besar dari sel saraf Badan sel berfungsi

untuk menerima rangsangan dari dendrit dan meneruskannya ke akson. Pada badan sel

saraf terdapat inti sel, sitoplasma, mitokondria, sentrosom, badan golgi, lisosom, dan

badan nisel. Badan nisel merupakan kumpulan retikulum endoplasma tempat

transportasi sintesis protein.

b. Dendrit adalah serabut sel saraf pendek dan bercabang- cabang. Dendrit merupakan

perluasan dari badan sel. Dendrit berfungsi untuk menerima dan mengantarkan

rangsangan ke badan sel.

c. Akson disebut neurit. Neurit adalah serabut sel saraf panjang yang merupakan

perjuluran sitoplasma badan sel. Di dalam neurit terdapat benang-benang halus yang

disebut neurofibril. Neurofibril dibungkus oleh beberapa lapis selaput mielin yang

banyak mengandung zat lemak dan berfungsi untuk mempercepat jalannya rangsangan.

11

Page 12: Makalah PBL Blok 6

Selaput mielin tersebut dibungkus oleh sel- selsachwann yang akan membentuk suatu

jaringan yang dapat menyediakan makanan untuk neurit dan membantu pembentukan

neurit. Lapisan mielin sebelah luar disebut neurilemma yang melindungi akson dari

kerusakan. Bagian neurit ada yang tidak dibungkus oleh lapisan mielin. Bagian ini

disebut dengan nodus ranvier dan berfungsi mempercepat jalannya rangsangan.

Gambar 2.1 Struktur Sel Saraf

Sumber : www.picture.google.com

Ada tiga macam sel saraf yang dikelompokkan berdasarkan struktur dan fungsinya yaitu.1-

3

a. Sel saraf sensorik, adalah sel saraf yang berfungsi menerima rangsangan dari reseptor

yaitu alat indera.

b. Sel saraf motorik, adalah sel saraf yang berfungsi mengantarkan rangsangan ke efektor

yaitu otot dan kelenjar. Rangsangan yang diantarkan berasal atau diterima dari otak dan

sumsum tulang belakang.

c. Sel saraf penghubung, adalah sel saraf yang berfungsi menghubungkan sel saraf satu

dengan sel saraf lainnya. Sel saraf ini banyak ditemukan di otak dan sumsum tulang

belakang. Sel saraf yang dihubungkan adalah sel saraf sensorik dan sel saraf motorik

12

Page 13: Makalah PBL Blok 6

Sedangkan saraf berdasarkan jumlah prosesusnya6

1) Neuron multipolar memiliki satu akson dan dua dendrit atau lebih.

Sebagian besar neuron motorik, yang ditemukan dalam otak dan medulla spinalis

masuk dalam golongan ini.

2) Neuron bipolar memiliki satu akson dan satu dendrit. Neuron ini

ditemukan pada organ indera seperti mata, telinga, dan hidung.

3) Neuron unipolar (pseudounipolar) keliatannya memiliki sebuah

prosesus tunggal tetapi neuron ini sebenarnya bipolar.

a) Kedua prosesus (akson dan dendrit) berfusi selama perkembangan menjadi

satu batang tunggal yang bercabang untuk membuat bentuk Y.

b) Semua neuron sensorik (aferen) pada ganglia spinal termasuk dalam

pseudounipolar.

c) Prosesus neuron psedounipolar yang membawa pesan sensasi ke badan sel

terlihat secara struktural seperti akson, tetapi secara fungsional berperan

seperti dendrit.

d) Neuron unipolar memilki sebuah prosesus tunggal. Neuron ini terdapat pada

embrio dan dalam fotoreseptor mata.

Sel neuroglial. Biasanya disebut glia, sel neuroglial adalah sel penunjang tambahan pada

SSP yang berfungsi sebagai jaringan ikat. Tidak seperti neuron, sel glia dapat menjalani

mitosis selama rentang kehidupannya dan bertanggung jawab atas terjadinya tumor sistem

saraf.1,6

a. Astrosit adalah sel berbentuk bintang yang memiliki sejumlah prosesus panjang,

sebagian besar melekat pada dinding kapiler darah melalui pedikel atau kaki vaskular.

Sel ini memberikan penopang struktural dan mengatur transpor materi di antara darah

dan neuron.

Kaki vaskular dipercaya berkontribusi terhadap barier darah-otak atau tingkat

kesulitan makromolekul tertentu pada plasma darah untuk masuk ke jaringan otak.

Astrosit fibrosa terletak di substansi putih otak dan medulla spinalis; astrosit

protoplasmatis ditemukan pada substansi abu-abu.

b. Oligodendroglia (oligodendrosit) menyerupai astrosit, tetapi badan selnya

kecil dan jumlah prosesusnya lebih sedikit dan lebih pendek.

13

Page 14: Makalah PBL Blok 6

1) Oligodendrosit dalam SSP analog dengan sel Schwann pada saraf

perifer.

2) Bagian ini membentuk lapisan mielin untuk melapisi akson dalam

SSP.

c. Mikroglia ditemukan dekat neuron dan pembuluh darah dan dipercaya

memiliki peran fagositik. Sel glia berukuran kecil dan prosesunya lebih sedikit dari

jenis sel glia yang lain.

d. Sel ependimal membentuk membran epithelial yang melapisi rongga serebral

(otak) dan rongga medulla spinalis.

2. Susunan Sistem Saraf 1,2,4,6

Susunan sistem saraf manusia tersusun dari sistem saraf pusat dan sistem saraf tepi.

Sistem saraf pusat terdiri atas otak dan sumsum tulang belakang. Sedangkan sistem saraf tepi

terdiri atas sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom.

a. Sistem saraf pusat

Otak merupakan alat tubuh yang sangat penting dan sebagai pusat pengatur dari

segala kegiatan manusia. Otak terletak di dalam rongga tengkorak, beratnya lebih kurang

1/50 dari berat badan. Bagian utama otak adalah otak besar (Cerebrum), otak kecil

(Cerebellum), dan batang otak.

Otak besar merupakan pusat pengendali kegiatan tubuh yang disadari. Otak besar

dibagi menjadi dua belahan, yaitu belahan kanan dan belahan kiri. Masing-masing

belahan pada otak tersebut disebut hemister. Otak besar belahan kanan mengatur dan

mengendalikan kegiatan tubuh sebelah kiri, sedangkan otak belahan kiri mengatur dan

mengendalikan bagian tubuh sebelah kanan.

Otak kecil terletak di bagian belakang otak besar, tepatnya di bawah otak besar. Otak

kecil terdiri atas dua lapisan, yaitu lapisan luar berwarna kelabu dan lapisan dalam

berwarna putih. Otak kecil dibagi menjadi dua bagian, yaitu belahan kiri dan belahan

kanan yang dihubungkan oleh jembatan varol. Otak kecil berfungsi sebagai pengatur

keseimbangan tubuh dan mengkoordinasikan kerja otot ketika seseorang akan melakukan

kegiatan.

14

Page 15: Makalah PBL Blok 6

Batang otak tersusun dari medula oblongata, pons, dan otak tengah. Batang otak

terletak di depan otak kecil, di bawah otak besar, dan menjadi penghubung antara otak

besar dan otak kecil. Batang otak disebut dengan sumsum lanjutan atau sumsum

penghubung. Batang otak terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan dalam dan luar

berwarna kelabu karena banyak mengandung neuron. Lapisan luar berwarna putih, berisi

neurit dan dendrit. Fungsi dari batang otak adalah mengatur refleks fisiologis, seperti

kecepatan napas, denyut jantung, suhu tubuh, tekanan, darah, dan kegiatan lain yang tidak

disadari.

Sumsum tulang belakang terletak memanjang di dalam rongga tulang belakang, mulai

dari ruas-ruas tulang leher sampai ruas-ruas tulang pinggang yang kedua. Sumsum tulang

belakang terbagi menjadi dua lapis, yaitu lapisan luar berwana putih dan lapisan dalam

berwarna kelabu. Lapisan luar mengandung serabut saraf dan lapisan dalam mengandung

badan saraf. Di dalam sumsum tulang belakang terdapat saraf sensorik, saraf motorik, dan

saraf penghubung. Fungsinya adalah sebagai penghantar impuls dari otak dan ke otak serta

sebagai pusat pengatur gerak refleks.

b. Sistem Saraf Tepi

Sistem saraf tepi tersusun dari semua saraf yang membawa pesan dari dan ke sistem

saraf pusat. Kerjasama antara sistem pusat dan sistem saraf tepi membentuk perubahan

cepat dalam tubuh untuk merespon rangsangan dari lingkunganmu. Sistem saraf ini

dibedakan menjadi sistem saraf somatis dan sistem saraf otonom. Karena telinga

merupakan organ yang dapat digerakkan menurut kehendak kita, maka telinga masuk ke

dalam sistem saraf somatis.

Sistem saraf somatis

Sistem saraf somatis terdiri dari 12 pasang saraf kranial dan 31 pasang saraf sumsum

tulang belakang. Kedua belas pasang saraf otak akan menuju ke organ tertentu, misalnya

mata, hidung, telinga, dan kulit. Saraf sumsum tulang belakang keluar melalui sela-sela

ruas tulang belakang dan berhubungan dengan bagian-bagian tubuh, antara lain kaki,

tangan, dan otot lurik. Saraf-saraf dari sistem somatis menghantarkan informasi antara

kulit, sistem saraf pusat, dan otot-otot rangka. Proses ini dipengaruhi saraf sadar, berarti

kamu dapat memutuskan untuk menggerakkan atau tidak menggerakkan bagian-bagian

tubuh di bawah pengaruh sistem ini.

15

Page 16: Makalah PBL Blok 6

Nervus Vestibulocochlearis

Nervus vestibulocochlearis (acusticus atau auditivus) yaitu saraf cranial ke VIII pada

hakekatnya merupakan dua saraf. Nervus cochlearis yang bersangkutan dengan

pendengaran dan nervus vestibularis berhubungan dengan keadaan keseimbangan dan

orientasi dalam ruang 3 dimensi. Kedua-duanya ialah komponen aferen somatik khusus.

Sel bipolar saraf cochlear mempunyai badan sel dalam ganglion yang terletak di dalam

kanal spiral pada modiolus, dan badan sel neuron saraf vestibular terdapat dalam ganglion

vestibulare yang terletak di dalam bagian distal meatus acusticus interna.

Setalah keluar dari aspek lateral sambungan pons-medula oblongata, akar vestibular dan

akar cochlear bergabung dan berjalan ke lateral dan kemudian melalui meatus acusticus

internus, untunk sebagiaannya, ditemani oleh saraf facial murni, dan nervus intermedius.

Pada ujung distal meatus, saraf membagi menjai saraf cochlear dan saraf vestibular. Saraf

cochlear berjalan ke dalam sel-sel ganglion pada ganglion spirale yang terletak di dalam

canal spiral modiolus.serabut-serabut sel ganglion spiral bipolar yang menuju ke perifer

(dendrit) berjalan melalui canal-canal kecil dan dalam lamina spiral dari tulang, untuk

membentuk suatu lembar serabut dengan bentuk spiral, yang mempersarafi sel-sel rambut

pada organ spiral corti. Serabut-serabut saraf di dalam organ spiral,tidak bermyelin. Saraf

vestibular membagi menjadi dua bagian, masing masing dengan ganglionnya sendiri,

yaitu bagian superior dan inferior ganglion vestibular. Serabut-serabut sel vestibular

bipolar (dendrit) yang menuju ke distal disebarkan sebagai berikut :

1. Serabut-serabut superior berakhir dalam sel reseptor pada ampula di canal

semisircular lateral dan anterior, meculla utriculi, dan sebagian macula sacculi;

2. serabut-serabut bagiaan inferior berkahir dalam sel reseptor ampula canal

semisirkular posterior dan 3 cabang kecil ari bagian inferior berjalan ke ganglion

spiral cochlea. Saraf vestibulo cochlear merupakan satu-satunya saraf yang berakhir

seluruhnya di dalam tulang (pars petrosa ossis temporalis); semua saraf-otak lain

keluar dari rongga tengkorak.2,4,6

3. Otak (Lobus temporal)6

Lobus temporal ini terletak di sebelah ventral sulcus lateralis dan pada permukaan

lateralnya terdapat 3 gyri yang membentang miring,yaitu

1. Gyrus Temporalis Superior

2. Gyrus Temporalis Medial

16

Page 17: Makalah PBL Blok 6

3. Gyrus Temporalis Inferior

Pada sisi dalam dari sulcus lateralis terdapat beberapa lipatan penek miring disebut gyrus

temporales transversal dari Heschi yang erupakan cortex auditoris primer. Facies inferior

lobus temporalis terletak pada fossa cranii media. Pada daerah ini terdapat gyrus

temporalis inferior, gyrus occipitotemporalis membentuk lobus pyriformis yang

merupakan cortex olfactoris primer.

B. Fungsi (Organ-Organ Pendengaran)

No Struktur Fungsi

1 Telinga Luar Mengumpulkan dan memindahkan gelombang suara ke

telinga tengah

Pinna Mengumpulkan gelombang suara dan menyalurkannya ke

saluran telinga, berperan dalam lokalisasi suara

Meatus Akustikus

Eksternus

Mengarahkan gelombang suara ke membran tympani

2 Membran Tympani Menyebabkan tulang pendengaran telinga tengah

bergetar

3 Telinga Tengah Memindahkan getaran membrana tympani ke cairan di

cochlea, memperkuat energi suara

Malleus, Incus, Stapes Menimbukan gerakan seperti gelombang di perilimfe

cochlea dengan frekuensi sama

4 Telinga Dalam,

cochlea

Tempat sistem sensosik untuk mendengar

Jendela Oval Bergetar bersama gerakan stapes, menyebabkan perilimfe

cochlea bergerak

17

Page 18: Makalah PBL Blok 6

Skala Vestibuli Mengandung perilimfe yang dibuat bergerak oleh gerakan

jendela oval yang didorong oleh getaran tulang telinga

tengah

Skala Tympani

Ductus Cochlearis

Skala Media

Mengandung endolimfe tempat membrana basilaris

Membran Basilaris Bergetar bersama getaran perilimfe, menganung organ corti

Organ Corti Mengandung sel rambut, reseptor untuk suara yang

mengeluarkan potensial reseptor sewaktu tertekuk akibat

gerakan cairan di cochlea

Membran tektorial Membentuk potensial reseptor ketika membran basilaris

bergetar terhadap membran tektorial yang stasioner

Jendela Bundar Bergetar bersama dengan gerakan cairan yang ada di

perilimfe untuk meredam tekanan di dalam cochlea

5 Telinga Dalam,

Aparatus Vestibularis

Tempat sistem sensorik untuk keseimbangan dan

penerimaan masukan yang penting untuk

mempertahankan postur dan keseimbangan.

Canalis Semisirkularis Mendeteksi akselerasi atau deselerasi,rotasional atau angular.

Utrikulus Mendeteksi (1) perubahan posisi kepala menjauhi sumbu

vertikal (2) mengarahkan akselerasi dan deselerasi linear

secara horizontal

Sacculus

Mendeteksi (1) perubahan posisi kepala menjauhi sumbu

horizontal (2) mengarahkan akselerasi dan deselerasi linear

secara vertikal.

Tabel 2.1 Struktur dan Fungsi Organ Telinga7

18

Page 19: Makalah PBL Blok 6

C. Mekanisme Pendengaran

Telinga mengubah gelombang bunyi dalam lingkungan luar ke dalam potensial aksi di

dalam saraf pendengaran. Gelombang di ubah oleh gendang telinga dan tulang pendengaran

menjadi gerakan basis stapedis. Gerakan ini membentuk gelombang di dalam cairan telinga

dalam. Kerja gelombang atas organ Corti membentuk potensial aksi di dalam serabut saraf.8

Proses pendengaran dimulai dari masuknya gelombang suara melalui pinna lalu

dibawa ke dalam meatus auditus eksterna hingga mencapai membrana timpani. Gelombang

suara yang mencapai membrane timpani akan menggetarkan membrane timpani. Telinga

tengah akan memindahkan gerakan bergetar membrane timpani ke cairan telinga dalam.

Perpindahan ini dipermudah dengan adanya rantai yang terdiri dari tulang – tulang

pendengaran ( maleus, incus, stapes) yang berjalan melintasi telinga tengah. Ketika membran

timpani bergetar maka rantai tulang tersebut akan melanjutkan gerakan dengan frekuensi

yang sama ke jendela oval. Tekanan di jendela oval akibat setiap getaran yang dihasilkan

menimbulkan getaran seperti gelombang pada cairan telinga dalam frekuensi yang sama

dengan frekuensi gelombang suara semula. Namun, karena dibutuhkan tekanan yang lebih

besar untuk menggerakkan cairan terdapat dua mekanisme yang berkaitan dengan system

tulang pendengaran untuk memperkuat tekanan gelombang suara dari udara untuk

menggetarkan cairan di koklea. Pertama, karena luas permukaan membran timpani jauh lebih

besar dibandingkan luas permukaan dari jendela oval, terjadi peningkatan tekanan ketika

gaya yang bekerja di membrane timpani disalurkan ke jendela oval (tekanan=gaya/luas

permukaan). Kedua, efek pengungkit tulang-tulang pendengaran menghasilkan keuntungan

mekanis tambahan. Kedua mekanisme ini bersama-sama meningkatkan gaya yang timbul

pada jendela oval sebesar dua puluh kali lipat dari gelombang suara yang langsung mengenai

jendela oval.

19

Page 20: Makalah PBL Blok 6

Gambar 3.1 Hantaran Bunyi ke Telinga

Sumber : www.picture.google.com

Stapes yang bergetar oleh karena gelombang suara akan menggetarkan jendela oval

lalu cairan perilimfe akan bergerak menuju jendela bundar melewati helikotrema dan pada

saat stapes tertarik dari jendela oval maka cairan akan kembali menuju jendela oval dari

jendela bundar. Gelombang tekanan frekuensi yang berkaitan dengan penerimaan suara

mengambil jalan pintas. Gelombang tekanan di skala vestibule akan menembus membrane

Reissner masuk ke dalam duktus koklearis dan kemudian melalui membrane basiliaris ke

skala timpani, tempat gelombang tersebut menyebabkan jendela bundar menonjol keluar

masuk bergantian. Perbedaan utama jalur ini adalah bahwa transmisi gelombang tekanan

melalui membrane basiliaris menyebabkan membrana ini bergerak naik turun.7

Pada saat membran basiliaris bergerak naik, maka akan membuka saluran-saluran ion

gerbang mekanis di sel-sel rambut terbuka sehingga akan menyebabkan Ca2+ dan K+ masuk

ke dalam sel sehingga terjadi depolarisasi sedangkan pada saat membran basiliaris bergerak

turun, maka akan menutup saluran-saluran ion gerbang mekanis di sel – sel rambut tertutup

sehingga akan menyebabkan Ca2+ dan K+ tidak dapat masuk ke dalam sel sehingga terjadi

hiperpolarisasi.Adanya gerakan naik turun dari membrana basiliaris akan menyebabkan

depolarisasi hiperpolarisasi secara bergantian sehingga timbullah aksi potensial berjenjang

pada sel – sel reseptor yang akan menghasilkan neourotansmitter yang bersinaps pada ujung

– ujung serat saraf aferen yang membentuk saraf koklearis. Saraf koklearis akan bergabung

dengan saraf vestibularis menjadi saraf vestibulokoklearis( N.VII), dari sini aksi potensial

akan disalurkan sebagian ke inferior kollikulus dan sebagian lagi diteruskan ke medulla

oblongata lalu ke lemniskus lateralis selanjutnya ke mesensefalon dan terakhir ke korteks

pendengaran pada lobus temporalis area broadman 41. Di lobus temporalis, informasi dari

saraf akan diterjemahkan menjadi persepsi suara.8

Kelainan atau Gangguang Pendengaran9

20

Page 21: Makalah PBL Blok 6

Pada penderita dengan vestibuler swannoma, penderita mengalami kehilangan

kemampuan untuk lokalisasi suara, berkurangnya kemampuan diskriminasi bahasa dan

menurunnya refleks stapedius.

Tuli sensorineural dapat disebabkan oleh toksin dan antibiotika yang dapat merusak

cochlea. Sedangkan tuli konduktif terjadi apabila ada kerusakan di dalam telinga tengah.

Biasanya test weber dan test rhinne digunakan untuk memeriksa gangguan sistem auditori ini.

Pemeriksaan telinga9

Uji pendengaran di lakukan dengan memakai garputala dan dari hasil pemeriksaan

dapat di ketahui jenis ketulian apakah tuli konduktif atau perseptif ( sensorineural ). Untuk

memeriksa pendengaran di perlukan pemeriksaan hantaran melalui udara dan melalui

telinga dengan memakai garputala atau audiometer nada murni.

Kelainan hantar melalui udara menyebabkan tuli konduktif, berarti ada kelainan telinga

luar atau telinga tengah. Secara fisiologik telinga dapat mendengar nada antara 20-18.000

Hz. Untuk pendengaran sehari-hari yang paling efektif antara 500-2000Hz. Oleh karena itu

untuk memeriksa pendengaran di pakai garputala 512,1024 dan 2048 Hz. Penggunaan ke

tiga garputala ini penting untuk pemeriksaan secara kualitatif. Bila salah satu frekuensi ini

terganggu penderita akan sadar adanya gangguan pendengaran. Bila tidak menggunakan

ketiga garputala ini, maka di ambik 512 Hz karena penggunaan garputala ini tidak terlalu

di pengaruhi suara bising di sekitarnya.

Pemeriksaan pendengaran di lakukan secara kualitatif dengan mempergunakan

garputala dan kuantitatif dengan mempergunakan audiometer.

Tes Penala

Pemeriksaan ini merupakan tes kualitatif. Terdapat berbagai macam tes penala seperti tes

Rinne, tes Weber,dan Schwabach.

- Tes Rinne, ialah tes untuk membandingkan hantaran melalui udara dan hantaran

melalui tulang pada telinga yang di periksa.

- Tes Weber, ialah tes pendengaran untuk membandingkan hantaran tulang telinga kiri

dengan telinga kanan

- Tes Schwabach : membandingkan hantaran tulang orang yang di periksa dengan

pemeriksa yang pendengarannya normal.

21

Page 22: Makalah PBL Blok 6

Cara pemeriksaannya

- Tes Rinne

Penala di getarkan, tangkainya di letakkan di prosesus mastoid, setelah di terdengar

penala di pegang di depan telinga kira-kira 2 cm.bila masi terdengar disebut Rinne

positif ( + ), bila tidak terdengar lagi di sebut Rinne negatif (-).

- Tes Weber

Penala di getarkan dan tungkai penala di letakkan di garis tengah kepala ( di

vertex,dahi, pangkal hidung, di tengah-tengah gigi seri atau di dagu ). Apabila bunyi

penala terdengar lebih keras pada salah satu telinga di sebut weber lateralisasi ke

telinga tersebut. Bila tidak dapat di bedakan ke arah telinga mana bunyi terdengar

lebih keras di sebut Weber tidak ada lateralisasi.

- Tes Schwabach

Penala di getarkan, tangkai penala di latakkan pada prosesus mastoideus sampai tidak

terdengar bunyi. Kemudian tungkai penala segera di pindahkan pada prosesus

mastoideus telinga pemeriksa yang pendengarannya normal. Bila pemeriksa masih

dapat mendengar di sebut Schwabach memendek,bila pemeriksa tidak dapat

mendengar, pemeriksaan di ulang dengan cara sebaliknya yaitu penala di letakkan

pada prosesus mastoideus pemeriksa lebih dulu. Bila pasien masih dapat mendengar

bunyi tersebut Schwabach memanjang dan bila pasien dan pemeriksa kira-kira sama-

sama mendengarnya di sebut dengan Schwabach sama dengan pemeriksa.9

D. NEUROTRANSMITTER

Informasi yang dijalarkan di dalam system saraf pusat terutama dalam bentuk potensial

aksi saraf disebut impuls saraf, yang melewati serangkaian neuron-neuron, dari satu

neuron ke neuron berikutnya. Sinyal-sinyal saraf dijalarkan dari satu neuron ke neuron

berikutnya melalui batas antar neuron (interneuronal junctions) yang disebut sinaps.

Terdapat dua macam sinaps, yaitu sinaps kimia dan sinaps listrik.

Hampir semua sinaps yang dipakai untuk menjalarkan sinyal pada system saraf pusat

manusia adalah sinaps kimia. Pada sinaps kimia ini, neuron pertama yang mensekresi

bahan kimia disebut sebagai neurotransmitter pada sinaps, dan bahan transmitter ini akan

bekerja pada reseptor protein dalam membran neuron berikutnya sehingga neuron

tersebut akan terangsang, menghambatnya atau mengubah sensitifitasnya dalam berbagai

22

Page 23: Makalah PBL Blok 6

cara. Sampai saat ini telah ditemukan lebih dari 40 substansi transmitter. Beberapa

diantaranya adalah asetilkolin, norepinefrin, histamine, asam gamma aminobutirat

(GABA), glisin, serotonin, dan glutamate.

Sebaliknya sinaps listrik ditandai oleh adanya saluran langsung yang menjalarkan aliran

listrik dari satu sel ke sel berikutnya. Kebanyakan saluran ini terdiri atas struktur tubuler

protein kecil yang disebut taut celah (gap junction) yang memudahkan pergerakan ion-

ion secara bebas dari bagian satu sel ke sel berkutnya. Di dalam system saraf pusat hanya

dijumpai sedikit taut celah, dan artinya secara umum belum diketahui. Sebaliknya pada

otot polos visceral, dengan melewati taut celah dan taut lain yang serupa,sial aksi itu

dapat dijalarkan dari satu serabut otot polos ke serabut berikutnya dan juga pada otot

jantung, dari satu sel otot jantung ke sel otot jantung lainnya.

Sinaps kimia mempunyai sifat yang penting, sehingga sangat disukai sebagai tempat

penjalaran sinyal sistem saraf: sinaps ini selalu menjalarkan sinyal dalam satu arah, yakni

dari neuron yang menyekresi transmitter, yang disebut neuron prasinaps, ke neuron

dimana bahan transmitter tadi bekerja, yang disebut neuron postsinaps. Hal ini dikenal

sebagai prinsip konduksi satu arah pada sinaps kimia, dan penjalaran ini sungguh

berbeda dengan penjalaran melewati sinapa listrik yang dapat menjalarkan sinyal secara

dua arah.

Mekanisme ini memungkinkan penjalaran sinaps ke arah satu tujuan yang khas. Tentu

saja, hal ini merupakan penjalaran sinaps yang berciri tersendiri dan ada daerah yang

sangat tepat di dalam sistem saraf yang mempermudah sistem saraf itu melaksanakan

fungsinya yang sangat banyak seperti sensasi, pengaturan motorik, memori, dan banyak

lainnya.9

a. Asetilkolin (ACH) dilepas oleh neuron motorik yang berakhir di otot rangka

(sambungan neuron muskular). ACH juga dilepas oleh neuron parasimpatis dalam

SSO dan neuron tertentu di otak.

1. Sebagian ACH disintesis sebagian dari kolin dan koenzim asetil A dalam badan

neuron motorik; kemudian ditranspor ke terminal akson dan disimpan dalam

vesikel sinaptik.

2. Setelah dilepas: ACH dipecah oleh enzim asetilkolinesterase menjadi asetat dan

kolin. Kolin kemudian ditarik terminal akson dan disiklus ulang.

23

Page 24: Makalah PBL Blok 6

3. Asetilkolinesterase; seperti asterin dan prostigmin, dipakai secara terapeutik pada

kasus miastenia gravis, penyakit yang ditandai dengan melemahnya otot karena

penurunan daya respons sel-sel otot rangka terhadap ACH.

b. Katekolamin meliputi norepinefrin (NE), Epinefrin (E) dan dopamin (DA).

Katekolamin mengandung nukleus katekol dan merupakan derivat dari asam amino

tirosin.

1. Katekolamin digolongkan sebagai monoamina karena memiliki 1 gugus tunggal

amina.

2. Ketiganya merupakan neurotransmitter dalam SSP: NE dan E juga berfungsi

sebagai hormon yang disekresi kelenjar adrenal.

3. Katekolamin terinaktivasi setelah pelepasan karena

a. Penyerapan ulang oleh terminal akson,

b. Degradasi enzimatik oleh monoamina oksidase (MAO) terjadi pada ujung

neuron presinapsik.

c. Degradasi enzimatik oleh katekolamin –O-metil transfersa (COMT) terjadi

pada neuron postsinasik.

c. Seratonin termasuk monoamina, tetapi tidak mengandung nukleus katekol. Seratonin

merupakan derivat dari asam amino triptofan yang ada dalam SSP dan pada sel-sel

tertentu dalam darah dan sistem pencernaan.

d. Beberapa asam amino, seperti glisin, asam glutamat, asam aspartat, dan asam amino

butirat gamma, berfungsi sebagai neurotransmitter.

e. Sejumlah neuro peptida, berkisar dari dua sampai 40 asam amino dalam setiap rantai

panjang, telah diidentifikasi dalam organ tubuh. senyawa seperti substansia P

enkefalin bradikinin dan kolesistokinin berperan sebagai neurotransmitter atau

sebagai neuromodulator untuk mempengaruhi pelepasan respons terhadap transmitter

aksual. Semuanya memiliki efek nonsaraf dan saraf.9

E. SINAPS DAN INTEGRASI NEURON

Cara utama suatu neuron berinteraksi langsung dengan neuron lain adalah melalui suatu

sinaps. Sebuah potensial aksi di neuron prasinaps mencetuskan pengeluaran suatu

neurotransmitter yang berikatan dengan reseptor di neuron pascasinaps. Pengikatan ini

mengubah pascasinaps melalui salah satu dari dua cara:

24

Page 25: Makalah PBL Blok 6

1. Respons paling khas adalah terbukanya saluran-saluran gerbang-perantara kimia.

Apabila saluran Na+ dan K+ terbuka, fluks-fluks ion yang terjadi menyebabkan EPSP,

suatu depolarisasi kecil yang membawa sel pascasinaps mendekati ambang. Dipihak

lain, kemudian bahwa neuron pascasinaps akan mencapai ambang lenyap apabila

timbul IPSP, suatu hiperpolarisasi kecil akibat terbukanya saluran K+ atau Cl-, atau

keduanya.

2. Pada mekanisme sinaps alternatif, suatu sistem perantara kedua intrasel, misalnya

AMP siklik, diaktifkan oleh pengikatan neurotransmitter-reseptor. AMP siklik dapat

menyebabkan pembukaan saluran atau menimbulkan efek yang lebih lama bertahan

pada sel, termasuk mengubah ekspresi genetik sel. Walaupun terdapat sejumlah

neurotransmitter yang berbeda-beda, setiap sinaps selalu mengeluarkan

neurotransmitter yang sama untuk menimbulkan respons tertentu apabila berikatan

dengan reseptor tertentu. Respons selesai apabila neurotransmitter dibersihkan dari

celah sinaps oleh cara-cara yang spesifik untuk sinaps tersebut.

Banyak neuron juga mengeluarkan neuropeptida berukuran lebih besar dan bekerja lebih

lambat dibandingkan neurotransmitter. Neuropeptida berfungsi dibagian-bagian

nonsinaps baik di neuron prasinaps maupun neuron pascasinaps untuk meningkatkan atau

menekan efektivitas sinaps.

Jalur-jalur sinaps yang menghubungkan berbagai neuron sangatlah rumit akibat adanya

konvergensi masukan neuron dan divergensi keluarannya. Biasanya banyak masukan

prasinaps berkonvergensi ke sebuah neuron dan secara bersama-sama mengontrol tingkat

ekstabilitas neuron tersebut. Sebaliknya, neuron ini melakukan divergensi untuk bersinaps

dengan dan mempengaruhi eksitabilitas banyak neuron lain. Dengan demikian setiap

neuron memiliki tugas untuk menghitung keluaran ke banyak sel lain dari serangkaian

masukan kompleks yang datang kepadanya. Pada setiap saat, bergantung pada kombinasi

sinyal yang ia terima dari berbagai masukan prasinaps, suatu neuron dapat bereaksi

dengan,

a. Melepaskan potensial aksi disepanjang akson,

b. Tetap berada dalam keadaan istirahat dan tidak meneruskan sinyal, atau

c. Mengalami penurunan tingkat eksitabilitas.

25

Page 26: Makalah PBL Blok 6

Apabila aktivitas dominan berada pada masukan eksitatorik, sel pascasinaps

kemungkinan akan terbawa ke ambang dan mengalami potensial aksi. Hal ini dapat

terjadi melalui penjumlahan temporal (EPSP-EPSP dari sebuah masukan prasinaps yang

terus-menerus datang dalam waktu yang hampir bersamaan sehingga saling memperkuat)

atau penjumlahan spatial (menambahkan EPSP-EPSP yang timbul secara simultan dari

beberapa masukan prasinaps yang berbeda). Karena axon hillock memiliki ambang

terendah, potensial aksi tercetus disini. Frekuensi potensial aksi mencerminkan besarnya

penjumlahan EPSP. Apabila masukan inhibitorik yang dominan, potensial pascasinaps

akan dibawa semakin menjauhi ambang. Apabila aktivitas aksitatorik dan inhibitorik ke

neuron pascasinaps seimbang, membran akan tetap berada dalam keadaan istirahat.

Banyak faktor yang dapat mengubah efektivitas sinaps; sebagian adalah mekanisme-

mekanisme built-in yang bertujuan untuk memperluas responsivitas neuron, sebagian

adalah manipulasi farmakologis dengan sengaja untuk mencapai hasil yang diinginkan,

dan sebagian adalah ketidaksengajaan (kecelakaan) yang disebabkan oleh racun atau

proses penyakit.10

Kesimpulan

Gangguan pendengaran dapat diakibatkan oleh beberapa faktor, selain adanya kelainan

dan faktor usia yang sering menjadi akibat adanya gangguan pendengaran, adanya

gangguan pada organ pendengaran yang berpengaruh pada fungsinya dapat turut

mempengaruhi gangguan pendengaran.

Daftar Pustaka

1. Burkitt HG, Young B, Health JW. Tambajong J,alih bahasa. Histologi fungsional.

Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC;2003.p.115-398

2. Moore KL, Agur AMR. Laksman H,alih bahasa. Anatomi klinis dasar. Jakarta :

Penerbit Buku Kedokteran EGC;2002.p.401-8

26

Page 27: Makalah PBL Blok 6

3. Junqueira LC,Carneiro J. Dharma A, alih bahasa. Histologi dasar. Edisi 5. Jakarta:

Penerbit Buku Kedokteran EGC;2001.p.212-8

4. Snell RS. Sugiharto L,alih bahasa. Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran. Jakarta

: Penerbit Buku Kedokteran EGC;2006.p.782-92

5. Bevelander G, Ramaley JA. Gunarso W,alih bahasa. Dasar-dasar histologi. Edisi 8.

Jakarta : Penerbit Erlangga;2001.p.433-41

6. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC, 2003.h.151-174

7. Sherwood L. Fisiologi Manusia. Edisi 6.Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran

EGC;2011.p.176-88

8. Ganong F.W. Fisiologi Kedokteran. Edisi 22 jakarta : Penerbit Buku Kedokteran;2006

9. Soepardi A.Efiaty, Iskandar N.H. Buka ajar ilmu kesehatan telinga-hidung-

tenggorok.Jakarta:Fakultas Kedokteran Indonesia EGC;2003

10. Watson R. Anatomi dan fisiologi untuk perawat. Edisi ke-10. Jakarta: Penerbit Buku

Kedokteran EGC;2002.h. 132-203

27