Makalah Pbl Blok 10

36
Struktur dan Mekanisme Kerja Ginjal Gita Puspitasari Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Abstrak Setiap senyawa yang masuk kedalam tubuh akan dikeluarkan kembali. Jumlah yang masuk sama dengan jumlah yang dikeluarkan. Ginjal salah satu organ yang memiliki peranan penting dalam kelangsungan hidup karena di didalam ginjal terdapat nephron yang menjalankan proses filtrasi, reabsorbsi, sekresi dan eksresi. Dalam ginjal terdapat sistem autoregulasi bertujuan untuk mengkompensasikan terhadap perubahan tekanan darah. Apabila ginjal mengalami gangguan maka fungsi dari ginjal akan terjadi gangguan juga, sehingga terjadi ketidakseimbangan cairan, elektrolit dan senyawa lainnya. Kata kunci : ginjal, nephron, tekanan darah Structure and Mechanism of Kidney Action Gita puspitasari Student of Faculty of Medicine, Krida Wacana Christian University Abstrac Any compound that enters the body will be release again. Number of compounds enter same as compounds exit. Kidney is one of important organ whish takes role in life survival since nephron in the kidney runs process of filtration, reabsorption, secretion, and excretion. Kidney has auto-regulation system that aims to compensate for changes in blood pressure. Impaired kidney will cause kidney’s units dysfunction causing of fluids, electrolytes, and other compounds. 1

description

ghxdf

Transcript of Makalah Pbl Blok 10

Page 1: Makalah Pbl Blok 10

Struktur dan Mekanisme Kerja Ginjal

Gita Puspitasari

Mahasiswa Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Abstrak

Setiap senyawa yang masuk kedalam tubuh akan dikeluarkan kembali. Jumlah yang masuk sama dengan jumlah yang dikeluarkan. Ginjal salah satu organ yang memiliki peranan penting dalam kelangsungan hidup karena di didalam ginjal terdapat nephron yang menjalankan proses filtrasi, reabsorbsi, sekresi dan eksresi. Dalam ginjal terdapat sistem autoregulasi bertujuan untuk mengkompensasikan terhadap perubahan tekanan darah. Apabila ginjal mengalami gangguan maka fungsi dari ginjal akan terjadi gangguan juga, sehingga terjadi ketidakseimbangan cairan, elektrolit dan senyawa lainnya.Kata kunci : ginjal, nephron, tekanan darah

Structure and Mechanism of Kidney Action

Gita puspitasari Student of Faculty of Medicine, Krida Wacana Christian University

Abstrac

Any compound that enters the body will be release again. Number of compounds enter same as compounds exit. Kidney is one of important organ whish takes role in life survival since nephron in the kidney runs process of filtration, reabsorption, secretion, and excretion. Kidney has auto-regulation system that aims to compensate for changes in blood pressure. Impaired kidney will cause kidney’s units dysfunction causing of fluids, electrolytes, and other compounds. Keywords: kidney, nephron, blood pressure

Alamat korespondensi:Gita Puspitasari, 102011327, Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana, Jalan Arjuna Barat No. 6, Jakarta Barat 11510, e-mail: [email protected]

1

Page 2: Makalah Pbl Blok 10

Pendahuluan

Ginjal merupakan salah satu sistem urinaria yaitu suatu sistem saluran dalam tubuh

manusia yang meliputi ginjal dan saluran keluarnya yang berfungsi untuk membersihkan

tubuh dari zat-zat yang tidak diperlukan. Ginjal berperanan penting dalam mempertahankan

homeostasis dengan mengatur banyak konstituen plasma terutama elektrolit, air dan

mengeiliminasi semua zat sisa metabolisme.

Di dalam ginjal terjadi proses penting untuk kelangsungan hidup dan berfungsi secara

normal bergantung pada pemeliharan konsentrasi elektrolit, air di lingkungan cairan internal.

Kemampuan ginjal untuk menjalankan fungsinya dalam membuang zat sisa metabolisme

bergantung pada unit fungsional dari ginjal yang disebut nephron. Pada nephron terdiri dari

beberapa bagian dan memiliki peranannya tersendiri seperti filtrasi, reabsorbsi, sekresi dan

eksresi.

Struktur Makroskopis

Ren atau ginjal terletak retroperitoneal yaitu diantara parietal dan fascia transversa

abdominis, pada sebelah dextra dan sinistra collumna vertebralis. Ren sisnitra bagian anterior

terletak setinggi costa XI dan dibagian posterior setinggi vertebra lumbal 2-3. Sedangkan ren

dexter bagian anterior terletak setinggi costa XI dan bagian posterior setinggi vertebra lumbal

3-4. Jarak antara extremitas superior ren dextra dan sinistra adalah 7cm, sedangkan jarak

pada extremitas inferion ren dextra dan sinistra adalah 11cm, dan jarak dari extremitas

inferior ke crista iliaca adalah 3cm pada dextra dan 5cm pada sinistra.1

Gambar 1. Letak anatomi ginjal (sumber: 911medical.blogspot.com)

Pada extremitas superior terdapat glandula suprarenalis yang dipisahkan dari ginjal

oleh perinealis. Sisi daripada ginjal ada margo medialis dan margo lateralis, pada bagian

margo medialis berbentuk konkaf sedangkan margo lateralis berbentuk konveks. Pada margo

2

Page 3: Makalah Pbl Blok 10

medialis terdapat suatu pintu yang disebut hilus renalis yaitu pintu masuknya pembuluh

darah, limfe, saraf, dan ureter. Hilus renalis ini di kelilingi oleh sinus renalis yang terdapat

pembuluh darah, saraf, limfe dan pelvis renis. Pada ginjal terdiri dari dua permukaan facies

anterior dan posterior. Facies anterior berbentuk cembung dan facies posterior sedikit datar.

Facies anterior dan posterior merupakan bagian yang berhubungan dengan organ sekitarnya

sehingga masig-masing facies anterior ren memiliki karakteristik masing-masing1 :

Facies anterior ren dextra

Facies anterior ren dextra berhubungan dengan affixa hepatis. Pada margo medialis

berhubungan dengan pars descendens duodeni yang dipisahkan oleh fascia renalis. Mendekati

extremitas inferior berhubungan dengan colon ascendens atau flexura coli dextra. Sebagian

besar facies anterior dan margo lateralis berhubungan dengan facies inferior hepar.

Mendekati extremitas inferior berhubungan dengan lengkung-lengkung ileum yang

dipisahkan oleh peritoneum.

Facies anterior ren sinistra

Facies anterior ren sinistra berhubungan dengan organ sekitarnya di bagian craniolateral

menghadap facies posteroinferior gaster yang dipisahkan oleh peritoneum. Margo lateralinya

berhubungan dengan impressio renalis dan cauda pancreatic, dan margo medialis, caudal

hilus renalis berhubungan dengan lengkung jejunum atau disebut dengan facies jejunalis.

Margomedialis dan cranial facies jejunalis bethubungan dengan corpus pancreatis dan

v.lienalis. mendekati extremitas inferior renalis berhubungan dengan flexura coli sinistra atau

colon descendens.

Facies posterior sinistra

Bagain cranialnya berhadapana dengan diaphragma dan costa XII dan sedikir costa XI.

Disebelah medial facies diaphragmatica berhadapan dengan crus diaphragmatica dan

processus transversus vertebra lumbal 1, sedangkan sebelah lateral berhadapan dengan arcus

lumbocostalis medialis dan lateralis. Daerah yang terletak cranial arcus lumbocostalis disebut

trigonum lumbocostale. Pada daerah segitiga ini sering tidak lengkap pertumbuhannya

sehingga facies posterior ginjal hanya dipisahkan oleh jaringan lemak dari pleura. Caudal

facies diaphrgamatica berhubungan berturut-turut dari medial ke lateral : M. Psoas major, M.

quadratus lumborum, Aponeurosis m. Tranversus abdominis.

Facies posterior dextra

Facies posterior dextra menyerupai facies posterior ren sinistra tapi hanya berhubungan

dengan costa XII saja karena letak ginjal kiri lebih rendah. Extremitas superior ren dextra

lebih tebal dan membulat dibandingkan extremitas inferior. Juga lebih dekat bidang median

3

Page 4: Makalah Pbl Blok 10

karena letak extremitas superior dan extremitas inferior berbeda letaknya dengan bidang

median maka axis memanjang ginjal terbentang dari mediocranial ke laterocaudal atau sesuai

dengan arah M. psoas major.

Ginjal dilapisi oleh tiga lapisan yaitu : capsula fibrosa, capsula adiposa dan fascia renalis1

Capsula fibrosa melekat pada ren dan mudah dikupas, tetapi capsula fibrosa hanya

melekat pada ginjal tidak termasuk glandula supra renalis.

Capsula adiposa mengandung banyak lemak dan membungkus ginjal beserta glandula

suprarenalis. Capsula adiposa dibagian depan relatif lebin tipis dibandingkan di

bagian belakang. Posisi ginjal dipertahankan oleh fascia adiposa. Pada keadaan

tertentu capsula adiposa sangat tipis sehingga jaringan ikat yang menghubungkan

capsula fibrosa dan capsula renalis kendor sehingga ginjal turun yang disebut

nephroptosis. Nephroptosis sering terjadi pada gran multipara (ibu sering melahirkan).

Fascia renalis terletak diluar capsula fibrosa dan terdiri dari dua lembar : fascia

prerenalis dibagian depar dan fascia retrorenalis di bagian belakang. Kedua lembar

fascia renalis ke caudal tetap terpisah, sedangkan ke cranial bersatu sehingga kantong

ginjal terbuka ke bawah oleh karena itu sering terjdi ascending infection.

Secara antomis ginjal dibagi menjadi dua bagian korteks dan medula ginjal. Kerteks

ginjal terletak lebih superfisial dan didalmnya terdapat berjuta-juta nephron. Nephron

merupaakn unit fungsional terkecil ginjal. Cortex renis terdiri dari glomelurus dan pembuluh

darah. Di dalam glomeluruss darah disaring dan disalurkan ke dalam medula. Pada medlua

saluran tersebut akan bermuara pada papila renalis sehingga tampak garis-garis pada medulla

yang disebut processus medullaris (ferheini). Medula ginjal terletak lebih profundus banyak

terdapat duktuli atau saluran kecil yang mengalirkan hasil ultrafiltrasi berupa urine. Pada

medula renis dapat dijumpai papilla renalis sesuai ujung ginjal yang berbentuk segitiga

disebut sebagai pyramid renalis. Saluran yang menembus papila disebut ductuli papillares

yaitu tempat tembus berupa ayakan yang disebut area cribriformis. Papilla renalis nantinya

akakna menonjol ke calyx minor, diantara pyiramis terdapat collumna renalis. Pada beberapa

calyx minor (2-4) membentuk calyx major. Beberapa calyx major bergabung menjadi pyleum

atau pelvis renis kemudian menjadi ureter. Ruangan tempat calyx disebut sinus renalis. 1

Pendarahan ginjal

4

Page 5: Makalah Pbl Blok 10

Arteri renalis

Arteri renalis dipercabangkan dari aorta abdominalis setinggi vertebra lumbal 1 dan 2. A.

renalis kanan lebih panjang dari A. renalis kiri karena harus menyilangh V. cava inferior

dibelakangnya. A. renalis masuk kedalam ginjal melaluui hillius renalis dan

mempercabangkan dua cabang besar. Cabang pertama berjalan ke deoan ginjal yang

memperdarahi ginjal bagian depan. Sedangkan cabagng yang kedua berjalan ke belakang

ginjal dan mendarahi ginjal bagian belakang. Kedua cabang a. renalis bagian depan dan

bagian belakang akan bertemu di lateral pada garis tengah ginjal atau yang biasa disebut garis

broedle. Pembedahan ginjal dilakukan pada garis broedel karena perdarahannya minimal. A.

renalis berjalan diantara libus ginjal dan bercanga lagi menjadi a.interlobaris. 1

Arteri interlobaris

Arteri interlobaris pada perbatasan cortex dan medula akan bercabang menjadi arteri arcuata

yang akan mengelilingi cortex dan medula sehingga disebut a. arciformis. 1

Arteri arcuata

Arteri arcuata atau arteri arciformis mempercabangkan a.interlobularis dan berjalan samapai

tepi ginjal (cortex) kemudian mempercabangkan vasa afferens pada glomerolus. Dalam

glomerolus membentuk anyaman atau pembuluh kapiler sebagai vasa efferens. 1

Pembuluh balik pada ren mengikuti nadinya mulai permukaan ginjal sebagai kapiler

dan kemudian berkumpul ke dalam v.interobularis atau Vv.stellatae (Verheyeni). Dari v.

Interlobularis v. Arcuta v. Interlobaris v. Renalis v. cava inferior. 1

Ginjal mendapatkan persarafan melalui plexus renalis, yang serata berjalan bersama

dengan arteri renalis. Input dari sistem simpatik menyebabkan vasokontriksi yang

menghambat aliran darah ke ginjal. Ginjal diduga tidak mendapat persarapan parasimpatik.

Impuls sensorik dari ginjal berjalan menuju korda spinalis segmen thoracal 10-11 dan

memberikan sinyal sesuai dengan level dermatomnya. 1

5

Page 6: Makalah Pbl Blok 10

Gambar 2. Bagian ginjal (sumber: okyishida.multiply.com)

Struktur mikroskopis

Pembagian ginjal sama seperti halnya pada struktur makroskopis terdiri dari dua

bagian korteks dan medula ginjal. Dalam jaringan korteks ginjal terdapat2 :

Glomerolus ginjal (korteks marpighi), bangunan ini bentuknya khas, bulat dengan

warna yang lebih gelap daripada sekitarnya karena sel-selnya tersusun lebih padat.

Permukaan luarnya diliputi epitel selapis gepeng yang disebut kapsula bowman pars parietal.

Kadang ditemukannya tautan antara kapsula bowman pars parietal dengan tubulus kontortus

proksimal yang membentuk polus tubularis. Dibawah kapsula bowman pars parietal terdapat

ruangan kosong yang dalam keadaan hidup terisi cairan ultrafiltrat (urine primer). Pada sisi

berlawan dengan polus tubularis terdapat polus vaskularis, tempat masuk dan keluarnya

arteriol pada glomerolus. Arteriol yang masuk disebut arteri afferen, yang kemudian

bercabang menjadi sebuah kapiler bergelung-gelung membentuk glomerolus. Pembuluh

kapiler tadi sebenarnya diliputi oleh podosit yang merupakan sel endotel kapiler bowman

pasr viseralis. Dengan mikroskop cahaya biasanya sulit membedakan sel endotel kapiler dari

podosit. Semua pembuluh kapiler tadi kemudian menjadi satu lagi membentuk arteri yang

selanjutnya keluar dari glomerolus dan disebut arteri efferen. 2

6

Page 7: Makalah Pbl Blok 10

Gambar 3. korteks ginjal (sumber: penuntun praktikum histologi ukrida)

Pada beberapa glomerolus dapat dibedakan arteri afferen dari arteri efferen karena

kebetulan terpotong pada apparatus yuxtaglomerularis. Bangunan ini terdiri atas makula

densa dan sel yuxtaglomerularis. Arteri afferen ikut membentuk bangunan ini karena sel

yuxtaglomerularis sebenarnya merupakan sel otot polos dinging arteri afferen didekat

glomerolus yang bersifat menjadi sel epiteloid. Sel-sel tersebut tampak jernih dan kadang-

kadang didalam sitoplasmanya terdapat granula. Ditempat ini, arteriol tidak mempunyai

tunika elastika interna. Sisa luar sel yuxtaglomerular berhimpit dengan sel yang menyusun

makula densa yang merupakan epitel dinidng tubulus kontortus distalis. Pada bagian ini sel

dinding tubulus tersusun lebih padat daripada bagian lain. Sel makula densa dan sel

yuxtaglomerular bersama-sama membentuk apparatus yuxtaglomerularis dan tempat

keluarnya arteri efferen glomeroluss terdapat kelompokan sel-ssel kecil yang jernih yaitu sel

mesangial atau sel polkisen.2

Tubulus kontortus proksimal. Saluran ini selalu terpotong dibagian bidang karena

jalannya berkelok-kelok. Dindingnya terdiri atas selapis sel kuboid dengan batas-batas

sel yang sukar dilihat. Intinya bulat, biru dan biasanya terletak agak berjauhan dengan

initi disebelahnya. Sitoplasma berwarna asidofil. Dinidng lateral sel tidak jelas dan

permukaan sel menghadap lumen mempunyai brus border. 2

Tubulus kontortus distal. Seperti yang proksimal, dinidngnya terdiri atas selapis sel

kuboid yang batas antar selnya agak lebih jelas dibanding yang proksimal. Inti sel

bulat berwarna biru tetapi bila diperhatikan jarak antara inti sel disebelahnya agak

berdekatan satu samalain. Sitoplasmanya berwarna basofil dan permukaan sel yang

menghadap lumen tidak mempunyai brush border. 2

7

Page 8: Makalah Pbl Blok 10

Arteri dan vena interlobularis. Pembuluh ini disebut juga arteri atau vena kortikalis

radiata. Kedua pembuluh ini sering terlihat berjalan berdampingan dan tergolong

arteriol dan venula. Bergantung pada arah potonganya, kedua pembuluh ini dapat

terpotong melintang atau memanjang tetapi selalu berada didalam jaringan korteks

ginjal. Pada daerah yang berbatasan dengan jaringan medula (pyramid) pada beberapa

sajian dapat ditemukan arteri atau vena arcuata yang tergolong arteriol dan venula

yang lebih besar daripada arteri atau vena interlobulaaris. 2

Kolumna renalis bertini. Jaringan kortek ginnjal sebagian kecil menjorok kedaerah

medula membentuk kolom mengisi celah diantasa pyramid. Jaringan medula sepertri

itulah yang disebut kolumna enalis bertini. Pada beberapa sajian di sinipun dapat

ditemukan pembuluh darah yang juga tergolong arteriol atau venula dan disebut arteri

atau vena interlobaris. 2

Medula ginjal

Jaringan medula ginjal hanya teerdiri atas saluran-saluran kurang lebih berjalan lurus.

Jaringan medula ada juga yang menjorok masuk kedalam daerah korteks, didalam korteks

ginjal jaringan medula ini membentuk berkas-berkas yang disebut processus ferreini.

Didalam berkas ini terdapat sekelompok saluran yang gambaranya berbeda dari saluran yang

ada didalam jaringan korteks. Jika berkas itu terpotong melintang biasanya tampak sejumlah

saluran lumennya lebih kecil dan dindingnyapun lebih tipis. Didalam jaringan medula ginjal,

yang terdapat pada processus ferreini maupun pada pyramid.2

Gambar 4. Medula ginjal (sumber: penuntun praktikum histologi ukrida)

8

Page 9: Makalah Pbl Blok 10

Ansa henle segmen tipis (pars ascendends) atau tubulus rectus distal gambarnya mirip

tubulus kontortus distal tetapi garis tengahnya lebih kecil

Ansa henle segmen tipis. Gambaranya mirip pembuluh kapiler darah tetapi epitelnya

hanya terdiri dari selapis sel gepeng, sedikit lebih tebal sehingga sitoplasmanya lebih

jelas terlihat selain itu lumennya tampak kosong

Ansa henle segmen tebal (pars descendens) atau tubulus rectus proksimal.

Gambaranya mirip dengan tubulus kontortus proksimal tetapi diameternya lebih kecil.

Ductus koligens. Gambarnya mirip tubulus kontortus distal tetapi dinidng sel

epitelnya jauh lebih jelas, selnya lebih tinggi dan lebih pucat. Jaringan medula yang

terdapat di dalam pyramid ga,barnnya sam dengan yang terdapat iddalam processus

ferreini. Tetapi makin dekat ke papilla renis saluran-saluran yang ada didalmnya

tampak berdiameter lebih besar, dindingnya dilapisi epitel kubis tinggi selapis torak

dan disebut ductus papilaris bellini. Saluran terakhir ini bermuara kedalam calyx

minor.

Mekanisme kerja ginjal

Ginjal memiliki tiga proses dasar yang berperan dalam pembentukan urin yaitu filtrasi

glomerulus, reabsorbsi tubulus, sekresi tubulus. Pada saat darah mengalir melalui glomerulus,

terjadi filtrasi plasma ke dalam kapsula bowman. Proses ini yang dikenal sebagai filtrasi

glomerulus, yang merupakan langkah pertama dalam pembentukan urin. Pada saat filtrasi

mengalir melalui tubulus, zat-zat yang bermanfaat bagi tubuh dikembalikan ke plasma kapiler

peritubulus. Perpindahan bahan-bahan yang bersifat selektif dari bagian dalam tubulus ke

dalam darah ini disebut reabsorbsi tubulus. Zat-zat yang direabsorbsi tidak keluar dari

tubulus melalui urin, tetapi diangkut oleh kapiler peritubulus ke sistem vena dan kemudian ke

jantung untuk kembali diedarkan.3

Proses ginjal ketiga, sekresi tubulus yang mengacu pada perpindahan selektif zat-zat

darah kapiler peritubulus ke dalam lumen tubulus, merupakan rute kedua bagi zat dari darah

untuk masuk ke dalam tubulus ginjal. Eksresi utin mengacu pada eliminasi zat-zat dari tubuh

di urin. Proses ini bukan suatu proses terpisah tetapi merupakan hasil dari ketiga proses

utama. 3

9

Page 10: Makalah Pbl Blok 10

Gambar 5. Nephron dan aktivitas ginjal (sumber: manashsubhaditya.blogspot.com)

Filtrasi Glomerulus

Cairan yang difiltrasi dari dari glomerulus ke dalam kapsula bowman harus melewati

tiga lapisan yang membentuk membrana glomerulus : dinidng kapiler glomerulus, membrana

basalis, dan lapisan dalam kapsula bowman. Ketiga lapisan tersebut berfungsi sebagai

saringan molekul halus yang menahan sel darah merah dan protein plasma tetapi melewatkan

air dan zat terlarut lain yang ukuran molekulnya cukup kecil. Pada glomerulus terdapat celah

sempit yang membentuk jalan bagi cairan untuk keluar dari kapiler glomerulus dan masuk ke

lumen kapsula bowma. Dengan demikian rute yang diambil oleh glomerulus seharusnya

bersifat ekstrasel peryama melalui pori-pori kapiler kemudian membrana basalis aseluler dan

terahir melalui celah filtrasi kapsular. 3

Untuk melaksanakan filtrasi glomerulus, harus terdapat suatu gaya mendorong

sebagain plasma dalam glomerulus menembus lubang membaran glomerulus. Filtrasi

glomerulus disebakan oleh adanya gaya fisik pasif yang serupa dengan gaya yang terdapat di

kapiler bagian tubuh lainnya. Kapiler glomerulus memiliki sifat permeabilitas yang tinggi,

sehingga untuk tekanan filtrasi yang sama lebih banyak cairan yang difiltrasi dan

keseimbangan gaya di kedua sisi membran glomerulus adalah sedemikian rupa, sehingga

filtrasi berlangsung di keseluruhan kapiler. Pada filtrasi terdapat tiga gaya fisik yang terkibat

dalam filtrasi glomerulus3 :

10

Page 11: Makalah Pbl Blok 10

Tekanan hidrostatik kapiler glomerolus

Tekanan cairan yang ditimbulkan oleh darah di dalam kapiler glomerolus. Tekanan ini

akhirnya bergantung pada kontraksi jantung dan resistensi arteriol afferen dan efferen

terhadap aliran darah. Sementara tekanan darah kapiler glomerulus mendorong

filtrasi.

Tekanan hidrostatik kapsula bowman

Tekanan ini, cenderung mendorong cairan keluar dari kapsula bowman, melawan

filtrasi cairan dari glomerulus ke kapsula bowman.

Tekanan osmotik osmotik koloid plasma

Ditimbulkan oleh distribusi protein plasma yang tidak seimbang di kedua sisi

membran glomerulus. Karena tidak dapat difiltrasi, protein plasma yang terdapat di

kapiler glomerulus tetapi tidak di temukan pada kapsula bowman. Dengan demikian

konsentrasi air di kapsula bowman lebih tinggi daripada kapiler glomerulus.

Akibatnya adalah kecenderungan air untuk berpindah secara osmostis mengikuti

penurunan gradien konsentrasi dari kapsula bowman ke kapiler glomerulus yang

melawan arah filtrasi glomerolus.

Reabsorbsi tubulus

Reabsorbsi adalah suatu proses yang sangat selektif. Di dalam filtrat glomerulus, semua

konstituen kecuali protein plasma, berada dalam konsentrasi yang sama dengan konsentrasi

plasma. Umumnya jumlah yang diperlukan untuk mempertahankan komposisi dan volume

lingkungan cairan internal yang sesuai. Di sepanjang tubulus yang dilaluinya, beberapa zat

dari filtral direabsorbsi kembali secara selektif dari tubulus dan kembali ke darah sedangkan

yang lain disekresikan dari darah ke dalam lumen tubulus. Meresapnya zat-zat pada tubulus

terjadi dengan dua cara. Gula dan asam amino melalui proses difusi, sedangkan air melalui

peristiwa osmosis. Reabsorbsi air terjadi pada tubulus proksimal dan tuulus distal. 3

a. Reabsorbsi tubulus proksimal

Banyak zat yang diperoleh melalui mikropunksi ternyata masa isoosmotik sampai ke ujung

tubulus proksimal. Pada tubuls proksimal ini, air akan keluar dari tubulus secara pasif akibat

perbedaan osmotik yang dihasilkan oleh transport aktif zat terlarut sehingga keadaan isotonik

bisa dipertahankan. Zat organik terlarut sepeerti glukosa, asam amino dan bikarbonat lebih

banyak di reabsorbsi dari pada air sehingga konsentrasi zat tersebut menurun secara nyata. 3

11

Page 12: Makalah Pbl Blok 10

Reabsorbsi glukosa

Glukosa, asam amino dan bikarbonat direabsorbsi bersamaan dengan natrium di

bagian awal tubulus proksimal. Mendekati akhir tubulus, natrium akan direabsorbsi

bersamaan dengan klorida. Glukosa direabsorbsi melalu transport aktif sekunder.

Ambang ginjal untuk glukosa ialah kadar plasma yang pertama kali menyebabkan

glukosa di temukan dalam urin dengan jumlah kecil yang biasa diekresikan, ambang

ginjal untuk glukosa adalah 375% mg/menit.4

Reabsorbsi ion natrium

Ion-ion natrium di transport secara pasif melalui difusi terfasilitasi (dengan carrier)

dari lumen tubulus kontortus proksimal ke dalam sel-sel epitel tubulus yang

konsentrasi ion natriumnya lebih rendah. Ion natrium yang ditransport secara aktif

dengan pompa natrium kalium akan keluar dari sel-sel epitel untuk masuk ke cairan

interstsial di dekat kapiler peritubular. 4

Gambar 6. Reabsorbsi natrium (sumber: medicalmusic.wordpress)

Reabsorbsi klorida

Reabsorbsi klorida dapat bersifat aktif atau pasif dan hampir selalu bersamaan dengan

transport natrium. Proses ini dipengaruhi oleh gradien listrik di tubulus. Seperti

natrium, sebagaian besar reabsorbsi klorida (65%) terjadi di tubulus di lengkung

proksimal, sedikit di lengkung henle (25%) dan sisanya (10%) diatara tubulus

lengkung distal dan siste, duktus pengumpul. 4

Reabsorbsi kalium

12

Page 13: Makalah Pbl Blok 10

Sebagian besar kalium di dalam tubuh ter;etak diintrasel. Dengan demikian, walupun

kalium plasma difiltrasi secara bebas di glomerolus, konsentrasi di kapsula bowman

rendah. Sebagian besar kalium yang difiltrasi akan direabsorbsi 50% di tubulus

proksimal, 40% di pars ascendens tebal, dan 10% dibagian akhir nefron duktus

pengumpul di medula. Sebagian besar reabsorbsi kalium adalah difusi pasif. Kalium

juga disekresikan kedalam tubulus melalui transport aktif di sel-sel tubulus proksimal,

pars descendens lengkung henle dan duktus pengumpul. Jumlah kalium yang

disekresikan bervariasi dan bergantung pada jumlah kalium yang masuk melalui

makanan. Individu yang melakukan diet rendah kalium hanya melakukan filtrasi dan

reabsorbsi, dan tidak melakukan sekresi kalium. Sekresi kalium oleh duktrus

pengumpul dirangsang oleh hormon aldosteron yang dikeluarkan oleh korteks

adrenal.4

Reabsorbsi asam amino

Asam amino difiltrasi di glomerolus secara aktif direabsorbsi di tubulus proksimal.

Semua reabsorbsi asam amino diperantarai oleh pembawa. Tm untuk pembawa

berada jauh di atas jumlah asama mino yang difiltrasi secara normal, sehingga tidak

terdapat dalam urine normal. 4

Reabsorbsi protein plasma

Hanya sedikit sekali asam amino yang difiltrasi menembus glomerolus. Protein yang

difiltrasi akan secara aktif direabsorbsi di tubulus proksimal. Karena GFR sangat

tinggi, walaupun hanya sedikit molekul protein plasma, misalnya albumin yang

difiltrasi, pengeluaran protein harian akan tinggi apabila tidak dilakukan reabsorbsi.

Sebagian kecil protein yang difiltrasi di glomerolus tidak direabsorbsi. Protien

tersebut diuraikan oleh sel tubulus dan diekresikan diurine. 4

Reabsorbsi urea

Urea dibentuk di hati sebagai suatu prosuk akhir metabolisme protein. Urea difiltrasi

secara bebas di glomerolus. Karena sangat permeabel menembus sebagian besar

nefron, urea berdifusi kembali ke kapiler peritubulus. Urea mengikuti air sewaktu air

direabsorbsi dari filtrat urine yang bergerak menembus nefron. Di ujung tubulus

proksimal, sekitas 50% urea yang difiltrasi telah direabsorbsi. Dari ujung tubulus

proksimal ke duktus pengumpul di medula, tubulus proksimal bersifat tidak

permeabel terhadap urea. Disepanjang rute ini, beberapa bagian tubulus mulai

mensekresikan urea ke dalam filtrat. Dengan demikian, pada saat mencapai duktus

pengumpul di medula, konsentrasi urea telah kembali mencapai konsentrasi seperti di

13

Page 14: Makalah Pbl Blok 10

filtrat glomerulus. Di duktus pengumpul medula, urea kembali menjadi permeabel dan

kembali mengikuti reabsorbsi air keluar tubulus. Sewaktu filtrat meninggalkan ginjal,

sekitar 40% urea yang semula difiltrasi menetap dalam filtrat dan dieksresikan. Harus

ditekankan bahwa reabsorbsi urea bergantung pada reabsorbsi air. Apabila reabsorbsi

air rendah, maka semakin banyak urea yang dieksresikan dan demikian sebaliknya. 4

Reabsorbsi bikarbonat

Reabsorbsi bikarbonat adalah suatu proses aktif yang terjadi terutama di tubulus

proksimal. Reabsorbsi berlangsung sewaktu sebuah molekul air terurai di sel tubulus

proksimal menjadi hidrogen (H+) dan sebuah molekul hidroksil (OH-). Hidrogen (H+)

secara aktif disekresikan ke dalam lumen tubulus dan bergabung dengan molekul

bikarbonat yang telah difiltrasi di glomerolus. Hidrogen (H+) ditambah bikarbonat

akan menghasilkan asam bikarbonat (H2CO3) yang, dengan adanya enzim karbonat

anhidrase, terurai menjadi karbon diaksida dan air. Keduanya berdifusi kembalu ke

dalam sel tubulus proksimal unutk digunakan kembali sewaktu siklus tersebut

berulang. Melalui proses ini, bikarbonat yang telah difiltrasi disimpan dan tidak

terjadi diekresikan melalui urine. Reaksi hidrogen (H+) dengan bikarbonat bersifat

reversibel. 4

CO2+H2O H2CO3H++HCO3-

Gambar 7. reabsorbsi bikarbonat (sumber: ivan-atjeh.blogspot.com)

Hidroksil (OH-) yang dihasilkan disel tubulus proksimal berikatan dengan molekul

karbon dioksida intasel. Dengan adanya enzim karbonat anhidrase, molekul tersebut

14

Page 15: Makalah Pbl Blok 10

juga bereaksi menjadi ion bikarbonat. Bikarbonat ini juga kembali ke dalam kapiler

peritubulus, dan enzim karbonat anhidrase mudah didaptkan. 4

b. Reabsorbsi ansa henle

Ansa henle terdiri dari tiga segmen fungsional yang berbeda : segmen tipis descendens,

segmen tipis asncendens dan segmen tebal asncendens. Bagian segmen tipis ascendens sangat

impermeabel terhadap kebanyakan zat terlarut termasuk ureum dan natrium termasuk air.

Sektar 20% dari air yang difiltrasi akan direabsorbsi di ansa henle, dan hampir semua terjadi

di lengkung tipis descendens karena lengkung tipis dan tebal ascendens impermeabel

terhadap air. Segmen tebal ansa henle, yang mereabsorbsi secara aktif natrium, klorida, dan

kalium. Segmen tipis lengkung ascendens mempunyai kemapuan reabsorbsi yang lebih

rendah daripada segmen tebal, dan lengkung tipis descendens tidak mereabsorbsi zat terlarut

ini dalam jumlah bermakna.3

c. Reabsorbsi tubulus distal

Segmen tebal ascendens ansa henle berlanjut ke dalam tubulus distal. Bagian tubulus ini

mempunyai kesamaan aktivitas reabsorbsi seperti segmen tebal ansa henle, artinya

mereabsorbis natrium, klorida, dan kalium, impermeabel terhadap air dan ureum. Oleh karena

itu, segmen ini disebut segmen pengencer. 3

d. Reabsorbsi duktus koligens

Duktus ini bagian akhir dalam pemrosesan urin sehingga memainkan peranan penting dalam

menentukan keluaran akhir dari air dan zat terlarut dari uyrin. Permeabilitas duktus koligen

bagian medula terhadap air di kontrol oleh kadar ADH. Dengan kadar ADH yang tinggi, air

banyak direabsorbsi ke dalam intestinum medula. Duktus koligen pada bagian medula

permeabel terhadap ureum. 3

Sekresi

Sekresi tibulus melibatkan transportasi transepitel seperti yang dilakukan epitel reabsorbsi

tubulus, tetapi langkah-langkahnya berlawanan arah. Seperti reabsorbsi, sekresi rubulus dapat

aktif dan pasif. Bahan yang paling penting di sekreesikan adalah ion hidrogen dan ion kalium,

anion dan kation organik, serta senyawa-senyawa asing bagi tubuh. 3

Ion hidrogen

Sekresi ion hidrogen ginjal sangatlah penting dalam pengaturan keseimbangan asam

basa tubuh. Ion hidrogen dapat ditambahkan ke cairan filtrasi melalui proses sekresi

di tubulus proksimal, distal, dan koligens. Tingkat konsentrasi hidrogen bergantung

pada kesamaan tubuh. 3

15

Page 16: Makalah Pbl Blok 10

Ion kalium

Ion kalium adalah zat yang secara selektif berpindah dengan arah berlawanan sebagai

bagian tubulus. Zat ini secara aktif direabsirbsi di tubulus proksimal dan secara aktif

diseksresikan di tubulus distal dan koligens. Sekresi ion kalium di tubulus distal dan

pengumpul digabungkan dengan reabsorbsi natrium melalui pompa NA+ K-

basolateral yang bergantung energi. Pompa ini tidak saja memindahkan natrium

keluat ke ruang lateral, tetapi juga memindahkan kalium ke dalam tubulus.

Konsentrasi kalium intrasel yang meningkat mendorong difusi kalium dari sel ke

dalam lumen tubulus. Perpindahan menembus membran luminal berlangsung secara

pasif melalui sejumlah besar kalium di sawar tersebut. Dengan menjaga kalium di

cairan interstium rendah yaitu memindahkan kalium ke dalam sel tubulus. Dari cairan

intesrstium disekitarnya, pompa basolateral mendorong difusi pasik kalium keluar

dari plasma kapiler peritubulus ke dalam cairan interstium. Kalium yang keliuar

melalui cara ini kemudian di pompakan ke dalam sel, dan dari tempat ini kalium

berdifusi ke dala lumen. Dengan cara ini, pompa basolateral secara aktif menginduksi

sekresi netto kalium dari plasma kapiler peritubulus ke dalam lumen tubulus. 3

Anion dan kation organik

Tubulus proksimal mengandung dua jenis pembawa sekretorik yang terpisah, satu

untuk sekresi anion organik dan suatu sistem terpisah untuk sekresi kation organik. 3

Gambar 8. Sekresi amonia (sumber : ivan-atjeh.blogspot.com)

Fungsi dari jalur ini :

16

Page 17: Makalah Pbl Blok 10

a. Dengan menambahkan lebih banyak ion organik tertentu ke cairan tubulus

yang sudah mengandung bahan yang bersnagkutan melalui proses filtrasi, jaur

sekretorik organik mempermudah eksresi bahan-bahan tersebut.

b. Mempermudah eliminasi ion-ion organik yang tidak dapat difilltrasi

c. Mengeliminasi senyawa asing dari tubuh

Amonia (NH3), hasil pembongkaran atau pemecahan protein. Merupakan zat yang

beracun bagi sel. Oleh karena itu, zat ini harus dikeluarkan dari tubuh. Namun

demikian, jika unutk sementara disimpan dalam tubuh zat tersebut akan di rombak

menjadi zat yang kurang beracun yaitu dalam bentuk urea. Zat warna empedu adalah

sisa hasil perombakan sel darah merah yang dilaksanakan oleh hari dan disimpan pada

kantong empedu. Zat inilah yang akan dioksidasi jadi urobilinogen tang berguna

memberi warna pada tinja dan urin. Asam urat merupakan sisa metabolisme yang

mengandung nitrogen (sama dengan amonia) dan mempunyai daya racun rendah

dibandingkan amonia, karena daya larutnya di dalam air rendah. 3

Eksresi

Dari 125 ml/menit cairan yang difiltrasi di glomerulus dalam keadaan normal hanya 1 ml/

menit yang tertinggal di tubulus dan diekresikan sebagai urin. Hanya zat-zat sisa dan

kelebihan elektrolit yang tidak diperlukan oleh tubuh dibiarkan didalam tubulus. Ginjal

mampu mengeksresikan urin dengan volume dan konsentrasi yang berbeda-beda baik untuk

menahan atau mengeluarkan H2O, masing-masing bergantung pada apakah tubuh mengalami

kelebihan H2O. 3

Sistem counter current multipilier

Terdapat di lengkung henle, suatu bagian nefron yang panjang dan melengkung dan terletak

diantara tubulus proksimal dan distal. Sistem multiplikasi tersebut memiliki lima langkah

dasar dan bergantung pada trasnport aktif natrium (dan klorida) keluar dari pars ascendens

lengkung tersebut. Sistem tersebut juga bergantung pada impermeabilitas relatif bagian

lengkung ini terhadap ait yang menjaga air tidak keluar mengikuti natrium.4 Akhirnya sistem

ini mengandalkan permeabilitas duktus pengumpul terhadap air. Langkah-langkah pada

counter current multiplier :

a) Tungkai descendens ansa henle sangat permeabel terhadap air dan relatif impermeabel

terhadap zat terlarut seperti NaCl. Tungkai ini tidak secara aktif mentrasnport setiap

zat.5

17

Page 18: Makalah Pbl Blok 10

b) Tungkai ascendens impermeabel terhadap air, tetapi permeabel terhadap NaCl. Ion

klorida secara aktif memompa filtrat keluar tungkai ascendens menuju cairan

interstisial pertibular yang diikuti dengan aliran ion natrium katena tarikan listrik ion

klorida negatif, hal ini meningkatkan konsentrasi osmotin NaCl dalam cairan

interstisial. 5

c) Akibat penigkatan osmolaritas cairan interstisial, air bergerak keluar tungkai

descendens dan lengkung menuju cairan interstisial tubular melalui proses osmosis.

Hal ini menyebabkan konsentrasi zat terlarut dalam cairan tubular lebih besar karena

zat tersebut berbalik pada lengkungan jepit ansa henle. Osmolaritas cairan ini

meningkat samapo mencapai konsentrasi maksimum 1.200 miliosmol/l. Empat kali

lebih banyak dibandingkan konsentrasi cairan normal. 5

d) Karena filtrat bergerak di sepanjang tungkai ascendens, kandungan ion natriumnya

pun semakin berkurang. NaCl berdifusi secara pasif keluar lengkung henle di awal

tungkai ascendens dan secara aktif di transport ke luar saat filtrat melewati tungkai

ascendens. Karena tungkai ascendens impermeabel terhadap air, maka air tidak ikut

keluar dan cairan tubular kemudian memnjadi lebih encer (hipoosmotik) saat

menanjak menuju korteks. 5

e) Sebagian NaCl yang keluar dari tungkai ascendens ke cairan interstisial berdifusi ke

dalam tungksi descendens. Juga NaCl baru dalam filtrat glomerolus terus bergerak ke

dalam inflow tubulus unutk dikeluarkan dari tungkai ascendens ke cairan interstisial

oeritubulat. Dengan demikian mekanisme daur ulang ini menggandakan konsentrasi

NaCl. 5

f) Akibatnya adalah cairan interstisial yang menyelubungi ansa genle mengandung

garam berkonsentrasi tinggi. Seperti halnya filtrar dalam ansa henle. Gradien

konsentrasi vertikel dari korteks (isoosmotik) ke medula (hiperosmotik) dapat

dipertahankan. 5

18

Page 19: Makalah Pbl Blok 10

Gambar 9 . sistem counter current (sumber: jw1.nwnu.edu.cn)

Sitem counter currernt exchager

Dalam pembuluh darah dan tubulus ginjal embantu mekanisme arus bolak balik ganda jika

sirkulasi darah mengeluarkan zat terlarut dari cairan ektraselular medular. Gradien

konsentrasi tidak terganggu dengan sirkulasi darah karena alasan berikut :

a) Kapiler vasa recta berfungsi sebagai penukar arus bolak balik karena arah aliran darah

disekita ansa henle berlawanan dengan arah aliran filtrat di sekita lengkung tersebut. 5

b) Dinding vasa recta permeabel terhadap NaCl dan air. Saat darah mengalir menuruni

pembuluh descendens vasa recta yang paralel terhadap tungkai ascendens tubulus,

darah menjadi hiperosmotik karena darah menarik ion natrium dan klorida serta

kehilangan sebagian air. Di dasar lengkung kapiler, osmolaritas plasma identik

dengan osmolaritas yang menyelubungi cairan interstisial. 5

c) Ketika darah mengalir balik ke pembuluh ascendens vasa recta yang paralel dengan

tungkai descendens tubulus, garam berdifusi kembali ke kapiler dan air juga ikut

masuk kembali ke pembuluh. Osmolaritas darah menurun karena darh mengalir

menuju korteks. 5

d) Karena pertukaran pasif garam dan air diantara vasa recta dan cairan interstisial

medula serta fakta yang menunjukan aliran darah dalam vasa recta relatif lambat,

darah yang meninggalkan medula hanya sedikit hiperosmotk terhadap darah arteri.

Gradien konsentrasi dalam cairan ektraselular medular dipertahankan. 5

19

Page 20: Makalah Pbl Blok 10

Autoregulasi

Perubahan GFR yang spontansebgaian besar dicegah oleh mekanisme pengaturan intrinsik

yang dicetuskan oelh ginjal itu sendiri, suatu proses yang dikenal sebagai “autoregulasi”

(auto = sendiri). Ginjal dapat, dalam batas-batas tertentu memeprtahankan aliran darah

kapiler glomerolus yang konstan (sehingga GFR mengikuti konstan) walaupun terjadi

perubahan tekanan arteri. Ginjal melakukannya dengan mengubah-ubah kaliber arteriol

afferen sehingga resistensi terhadap aliran darah melalui pembuluh ini dapat disesuaikan.

Autoregulasi dipengaruhi oleh faktor internal : mekanisme miogenik yang berespon terhadap

perubahan dan mekansime umpan balik tubuloglomerolus, yang mendeteksi perubahan aliran

melalui komponen tubulus nefron.3

a. Mekanisme miogenik

Sifat umumnya otot polos vaskular. Otot polos vaskular arteriol berkontraksisecara

inheren sebagai respon terhadap peregangan yang menyertai peningkatan di dalam

oembuluh. Dengan demikian, arteriol afferen secara otomatis berkontraksi sendiri,

jika teregang karena tekanan arteri meningkat. Respon ini membantu membatasi

aliran darah ke dalam glomerolus ke tingkat normal walaupun tekanan arteri

meningkat. Sebaliknya, arteriol afferen yang tidak teregang (karena tekanan didalam

pembuluh menurun) akan secara inheren melemas, sehingga aliran darah ke dalam

glomerulus meningkat walaupun terjadi penurunan tekanan arteri. 3

b. Mekanisme umpan baliik tubuloglomelorus

Melibatkan aparatus jukstaglomerolus. Yaitu kombinasi khusus sel-sel tubulus

dan vaskular didaerah nefron tempat tubulus, setelah melengkung terhadap dirinya,

berjalan melewati sudut yang dibentuk oleh arteriol afferen dan efferen sewaktu

keduanya menyatu menjadi glomerulus. Didalam dinding arteriol pada titik kontak

dengan tubulus, sel-sel otot polos secara khusus membentuk sel granuler, yang

disebut demikian karena sel-sel tersebut mengandung banyak granula sekrektorik.

Sel-sel tubulus khusus di daerah ini secara kolektif disebut sebagai makula densa. Sel-

sel makula densa mendeteksi perubahan kecepatan aliran cairan di dalam tubulus

yang melewati mereka, hingga akan mengaktifasi sistem RAA. Pada sistem RAA,

ginjal akan mengeksresikan hormon renin sebagai respon terhadap penurunan NaCl

atau tekanan darah arteri. Renin mengaktifkan angiotensinogen yang merupakan suatu

protein plasma yang diprosuksi oleh hati, menjadi angiotensin I . angiotensisn I

diubah menjadi angiotensin II oleh angiotensin converting enzyme yang diproduksi

20

Page 21: Makalah Pbl Blok 10

oleh paru. Angiotensin II merangsang korteks adrenal untuk mensekresikan hormon

aldosteron yang merangsang reabsorbsi natrium oleh ginjal. Retensi natrium

menimbulkan osmotik yang menahan lebih banyak air. Retensi natrium dan air

bersama-sama membantu mengkoreksi rangsangan semula yang mengaktifkan sistem

renin angiotensin aldosteron (RAA) ini. Angiotensin II juga menimbulkan efek lain

yang membantu menghilangkan rangsangan semula. 3

Gambar 10: sistem renin angiotensin aldosteron (sumber: doctorology.net)

Apabila GFR meningkat akibat peningkatan tekanan arteri , cairan yang

difiltrasi dan mencapi tubulus distal lebih banyak dari pada normal. Sebagai respon

sel-sel makula densa memicu pengeluaran zat-zat kimia vasoaktif dari aparatus

jukstaglomerulus, yang kemudian menyebabkan konstriksi arteriol afferen dan

menurunkan aliran darah glomerulus serta memu.ihkan GFR ke normal. Pada situasi

yang berlawanan pada saat sel-sel makula densa mendeteksi bahwa aliran cairan

melintasi tubulus rendah maka penurunan GFR spontan akibat penururnan tekanan

arteri, sel-sel ini menginduksi vasodilatasi arteriol afferen dengan mengubah tingkat

sekresi zat-zat kimia vasoaktif yang relevan. Peningkatan aliran glomerolus

memulihkan GFR ke normal. Dengan demikian, melalui aparatus jukstaglomerulus,

tubulus nefron mampu memantau laju perpindahan cairan didalamnya dan

menyesuaikan GFR ke seperlunya. Mekanisme umpan balik tubuloglomerulus ini

dimulai oleh tubulus unutk membantuk setiap nephron mengatur kecepatan filtrasi

melalui glomerulus masing-masing.3

21

Page 22: Makalah Pbl Blok 10

Gambar 11. mekanisme umpan balik tubuloglomerulus (sumber: sherwood L)

Mekanisme umpan balik tubuloglomerulus dan miogenik bekerja sama unutk

melakukan autoregulasi atas GFR di dalam rentang tekanan arteri yang berkisaran antara 80

samapi 180 mmHg. Di dalam rentang yang lebar ini, penyesuaian-penyesuaian autoregulasi

intrinsik resistensi arteriol afferen dapat mengkompensasikan perubahan tekanan arteri,

sehingga tidak terjadi fluktasi GFR yang tidak sesuai, walaupun tekanan glomerulus

cenderung berubah mengikuti tekanan arteri. 3

Autoregulasi sangat penting karena pergeseran GFR yang tidak di sengaja dapat

meneybabkan ketidakseimbangan caira, elektrolit, dan zat-zat sisa yang dapat membahayakan

tubuh. Karena paling tidak sebagian cairan yang dfiltrasi pastri dieksresikan, jumlah cairan

yang diekresikan pasti meningkat apabila GFR meningkat. Apabila tidak terdapat

autoregulasi, GFR akan meningkat dan air serta zat-zat terlarut akan terbuang sia-sia akibat

peningkatan tekanan darah. Dipihak lain bila tekanan darah rendah, ginjal tidak akan

mampusecara adekuat mengeliminasi zat-zat sisa, kelebihan elektrolit, dan bahan lain yang

seharusnya dieksresikan. Dengan demikian autoregulasi memperkecil efek langsung

perubahan-perubahan tekanan arteri yang seharusnya terjadi pada GFR, dan selanjutnya pada

eksresi air, dan zar terlarut, dan zat sisa. 3

Pembahasan

Skenario A : seorang laki-laki usia 58 tahun datang ke rumah sakit dengan keluhan bengkak

pada kedua kaki sejak sekitar 4 bulan yang lalu. Sejak 2 minggu terakhir bengkak yang

dirasakan semakin parah, dan perutnya mulai membuncit. Pada pemeriksaan didapatkan

tekanan darah 150/190 mmHg, pitting oedem dan asites.

22

Tekanan darah meningkat peningkatan tekanan kapiler glomerolus

GFR meningkat arus filtrasi meningkat stimulasi sel makula

densa aktivasi RAA penurunan aliran darah ke glomerolus

penurunan tekanan kapiler glomerolus penurunan GFR menjadi

normal

Page 23: Makalah Pbl Blok 10

Oedem yang disebabkan oleh penurunan eksresi garam dan air oleh ginjal

Seperti yang telah dibicarakan sebelumnya, sebagian besar natrium-klorida yang

ditambahkan ke dalam darah tetap berada di kompartemen ekstrasel, dan hanya sejumlah

kecil saja yang memasuki sel. Karenanya, pada penyakit ginjal yang menurunkan eksresi

natrium klorida dan air dalam urin, sejumlah besar natrium klorida dan air akan ditambahkan

ke ekstrasel. Sebagian besar garam dan air ini bocor dari darah masuk ke dalam rongga

interstisial, tapi sebagian masik tetap berada dalam darah. Efek utama kejadian ini adalah

menyebabkan peningkatan volume cairan intrastisial yang besar (oedem ektrasel) dan

hipertensi akibat peningkatan volume darah. Misalnya anak yang menderita

glomerulonefritis akut, dengan cedera glomerulus ginjal akiabt inflamsi berakibat gagalnya

penyaringan cairan dalam jumlah cukup, juga akan mengalami oedem cairan ektrasel yang

serius di seluruh tubuh, bersama dengan oedem, anak ini biasanya menderita hipertensi

berat.6

Kesimpulan

Dalam kehidupan sehari-hari, ginjal mempunyai berbagai fungsi. Salah satunya untuk

mengeluarkan sisa metabolisme. Dan sebenarnya ginjal memiliki fungsi jauh lebih banyak.

Ginjal penting untuk mempertahankan keseimbangan air, garam dan elektrolit dan

merupakan suatu kelenjar endokrin yang mengeluarkan paling sedikit tiga hormon. Dalam

ginjal terdapat unit fungsional ginjal yang didalamnya terjadi proses penting yaitu filtrasi,

reabsorbsi, sekresi dan eksresi. Ginjal membantu dalam mengontrol tekanan darah dan sangat

rentan mengalami kerusakan bila tekanan darah terlalu tinggi atau rendah.

Daftar Pustaka

1. Inggriani YK. Buku ajar traktus urogenitalis. Edisi 2. Jakarta: Fakultas kedokteran

Universita Kristen Krida Wacana; 2012 .h. 20- 5.

2. Junqueria LC, Carneiro J. Histologi dasar teks dan atlas. Edisi 10. Jakarta: EGC;

2007. h. 369-73.

3. Sherwood L. Fisiologi manusia. Edisi 6. Jakarta: EGC; 2011.h. 468- 79.

4. Corwin EJ. Buku saku patofisiologi. Jakarta: EGC; 2009.h. 694-8.

5. Sloane E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2003.h. 325-6.

6. Guyton AC, Hall JE. Buku ajar fisiologi kedokteran. Edisi 11. Jakarta: EGC; 2007.h.

320.

23