Makalah PBL blok 16

23
Infeksi Parasit Taenia saginata Makalah PBL Blok 16 – Sistem Digestivus 2 Dessy 10-2010-081 , C4 14 Mei 2012 1

description

GI

Transcript of Makalah PBL blok 16

Page 1: Makalah PBL blok 16

Infeksi Parasit Taenia saginata

Makalah PBL

Blok 16 – Sistem Digestivus 2

Dessy

10-2010-081 , C4

14 Mei 2012

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara no. 6 Jakarta Barat

Email : [email protected]

Pendahuluan1

Page 2: Makalah PBL blok 16

Helmintologi adalah ilmu yang mempelajari parasit berupa cacing. Berdasarkan

taksonomi, helmin dibagi menjadi Nemathelminthes (cacing gilik) dan Platyhelminthes (cacing

pipih). Cacing dewasa yang termasuk Platyhelminthes mempunyai badan pipih, tidak

mempunyai rongga badan dan biasanya bersifat hermafrodit.

Platyhelminthes dibagi menjadi kelas Trematoda (cacing daun) dan kelas Cestoda (cacing

pita). Beberapa spesies dari cacing Cestoda lah yang akan saya bahas di makalah ini. Cacing

Cestoda mempunyai badan berbentuk pita dan terdiri atas skoleks, leher dan badan (strobila) dan

bersegmen (proglotid). Makanan diserap melalui kulit (kutikulum) badan. Di makalah ini akan

dibahas bagaimana penularannya, perkembangan daur hidupnya, sampai ke penanganannya.

Isi

2

Page 3: Makalah PBL blok 16

Cacing pita termasuk subkelas Cestoda, kelas Cestoidea , filum Platyhelminthes. Cacing

dewasanya menempati saluran usus vertebrata dan larvanya hidup di jaringan vertebrata dan

invertebrata.

Bentuk badan cacing dewasa memanjang menyerupai pita, biasanya pipih dorsoventral,

tidak mempunyai alat cerna atau saluran vaskular dan biasanya terbagi dalam segmen-segmen

yang disebut proglotid yang bila dewasa berisi alat reproduksi jantan dan betina.

Ujung bagian anterior berubah menjadi sebuah alat pelekat, disebut skoleks, yang

dilengkapi dengan alat hisap dan kait-kait. Spesies penting yang dapat menimbulkan kelainan

pada manusia umumnya adalah : Taenia saginata dan Taenia solium, Diphyllobothrium latum,

Hymenolepis nana, Echinococcus granulosus, Echinococcus multilocularis.

Manusia merupakan bentuk hospes Cestoda ini dalam bentuk :

1. Cacing dewasa, untuk spesies Taenia saginata dan Taenia solium, Diphyllobothrium latum,

Hymenolepis nana, Hymenolepis diminuta, Dipylidium caninum.

2. Larva, untuk spesies Diphyllobothrium sp, Taenia solium, Hymenolepis nana, Echinococcus

granulosus, Multiceps.

Sifat-Sifat umum

Badan cacing dewasa terdiri atas :

1. Skoleks, yaitu kepala yang merupakan alat untuk melekat, dilengkapi dengan batil isap atau

dengan lekuk isap.

2. Leher, yaitu tempat pertumbuhan badan.

3. Strobila, yaitu badan yang terdiri atas segmen-segmen yang disebut proglotid. Tiap proglotid

dewasa mempunyai susunan alat kelamin jantan dan betina yang lengkap (hermafrodit).

Telur dilepaskan bersama proglotid atau tersendiri melalui lubang uterus. Embrio di dalam

telur disebut onkosfer berupa embrio heksakan yang tumbuh menjadi bentuk infektif dalam

hospes perantara.1

Infeksi terjadi dengan menelan larva bentuk infektif atau menelan telur. Pada Cestoda

dikenal 2 ordo : Pseudophyllidea dan Cyclophyllidea.1

Anamnesis

3

Page 4: Makalah PBL blok 16

Dalam anamnesis, perlu ditanyakan :

1. Berasal dari daerah endemis taeniasis atau sistiserkosis.

2. Gejala taeniasis

3. Riwayat mengeluarkan proglotid

4. Benjolan (nodul subkutan) pada satu atau lebih bagian tubuh

5. Gejala pada mata dan gejala sistiserkosis lainnya (±)

6. Riwayat / gejala epilepsi (-)

7. Gejala peninggian tekanan intra cranial (-)

8. Gejala neurologis lainnya (-) 2

Pemeriksaan Fisik

- Teraba benjolan / nodul subkutan atau intra muscular satu atau lebih.

- Kelainan mata (oscular cysticercosis) dan kelainan lainnya yang disebabkan oleh sistiserkosis

(±)

- Kelainan neurologis (-)

Pemeriksaan Penunjang

- Pemeriksaan tinja secara makroskopis : Proglotid (+)

- Pemeriksaan apus tinja secara mikroskopis (metode apus tebal Kato) : telur cacing Taenia sp

(±)

- Pemeriksaan serologis (ELISA) : sistiserkosis (+)

- Pemeriksaan biopsy pada nodul subkutan. Gambaran menunjukkan patologi anatomi yang

khas untuk sistiserkosis (+).

- Endoskopi

- Pengiriman spesimen serum menggunakan tabung / botol steril dan es batu (suhu ± 10C).2,3

Taenia saginata adalah salah satu cacing pita yang berukuran besar dan panjang. Terdiri

atas kepala yang disebut skoleks, leher dan strobila yang merupakan rangkaian ruas-ruas

proglotid, sebanyak 1000-2000 buah. Panjang cacing 4-12 meter atau lebih. Skoleks hanya

berukuran 1-2 milimeter, bentuk piriform, mempunyai 4 batil isap dengan otot-otot yang kuat,

tanpa kait-kait (rostelum).

4

Page 5: Makalah PBL blok 16

Gambar 1. Skoleks Taenia saginata.

Bentuk leher sempit, ruas-ruas tidak jelas dan di dalamnya tidak terlihat struktur tertentu.

Strobila terdiri atas rangkaian proglotid yang belum dewasa (imatur), dewasa (matur) dan

mengandung telur (gravid),

Pada proglotid yang belum dewasa, belum terlihat struktur alat kelamin yang jelas. Pada

proglotid dewasa terlihat struktur alat kelamin seperti folikel testis yang berjumlah 300-400

buah, tersebar di bidang dorsal. Vasa eferensnya bergabung untuk masuk ke rongga kelamin

(genital atrium) yang berakhir di lubang kelamin (genital pore).

Lubang kelamin letaknya selang-seling pada sisi kanan atau kiri strobila. Di bagian

posterior lubang kelamin, dekat vas deferens, terdapat tabung vagina yang berpangkal pada

ootip.

Ovarium terdiri atas 2 lobus, berbentuk kipas, besarnya hampir sama. Letak ovarium di

sepertiga bagian posterior proglotid. Vitelaria letaknya di belakang ovarium dan merupakan

kumpulan folikel yang eliptik.

Uterus tumbuh dari bagian anterior ootip dan menjulur ke bagian anterior proglotid.

Setelah uterus ini penuh dengan telur, maka cabang-cabangnya akan tumbuh, yang berjumlah 15-

30 buah pada satu sisinya dan tidak memiliki lubang uterus (porus uterinus). Proglotid yang

sudah gravid letaknya terminal dan sering terlepas dari strobila. Proglotid ini dapat bergerak

aktif, keluar dengan tinja atau keluar sendiri dari lubang dubur (spontan).

Gambar 2. Proglotid Gravid Taenia saginata.

Setiap harinya kira-kira 9 buah proglotid dilepas. Proglotid bentuknya lebih panjang

daripada lebar. Telur dibungkus embriofor, yang bergaris-garis radial, berukuran 30-40 x 20-30

mikron, berisi embrio heksakan atau onkosfer. Telur yang baru keluar dari uterus masih diliputi

5

Page 6: Makalah PBL blok 16

selaput tipis yang disebut lapisan luar telur. Telur Taenia saginata tidak dapat dibedakan dengan

telur Taenia soleum.1,4

Gambar 3. Telur Taenia saginata.

Waktu proglotid terlepas dari rangkaiannya dan menjadi koyak; cairan putih susu yang

mengandung banyak telur mengalir keluar dari sisi anterior proglotid tersebut, terutama bila

proglotid berkontraksi waktu gerak. Dengan demikian, pengeluaran sejumlah 100.000 telur dari

proglotid itu tidak seluruhnya tergantung pada desintegrasi.1,5

Gambar 4. Hasil Endoskopi

Working Diagnosis

Diagnosis dalam kasus ini adalah taeniasis saginata, yang disebabkan oleh cacing Taenia

saginata. Diagnosis ditegakkan dengan ditemukannya proglotid yang aktif bergerak dalam tinja,

atau keluar spontan. Juga dengan ditemukannya telur dalam tinja atau usap anus.

Proglotid kemudian diidentifikasi dengan merendamnya dalam cairan laktofenol sampai

jernih. Setelah uterus dengan cabang-cabangnya terlihat jelas, jumlah cabang-cabang dapat

dihitung. 1

6

Page 7: Makalah PBL blok 16

Differential Diagnosis

Diphyllobothrium latum (Taenia lata, Dibothriocephalus latus, broad tapeworm, fish tapeworm)

- Hospes dan nama penyakit

Manusia adalah hospes definitive, hospes reservoarnya adalah anjing, kucing dan lebih

jarang 22 mamalia lainnya, antara lain walrus, singa laut, beruang, babi dan serigala. Parasit

ini menimbulkan penyakit yang disebut difilobotriasis.

- Distribusi geografik

Parasit ini ditemukan di Amerika, Kanada, Eropa, daerah danau di Swiss, Rumania,

Turkestan, Israel, Mancuria, Jepang, Afrika, Malagasi dan Siberia.

- Morfologi dan daur hidup

Cacing dewasa yang keluar dari usus manusia berwarna gading, panjangnya dapat

sampai10 m dan terdiri atas 3000-4000 proglotid ; tiap proglotid mempunyai alat kelamin

betina dan jantan yang lengkap.

Gambar 5. Proglotid (kiri) dan Proglotid Gravid (kanan) Diphyllobothrium latum.

Telur mempunyai operculum. Berukuran 70 x 45 mikron, dikeluarkan melalui lubang

uterus proglotid gravid dan ditemukan dalam tinja. Telur menetas dalam air.

7

Page 8: Makalah PBL blok 16

Gambar 6. Telur Diphyllobothrium latum.

Larva disebut korasidium dan dimakan oleh HP 1, yaitu binatang yang termasuk

Copepoda seperti Cyclops dan Diaptomus. Dalam hospes ini larba tumbuh menjadi

proserkoid, kemudian Cyclops dimakan HP 2 yaitu ikan salem dan proserkoid berubah

menjadi larva pleroserkoid atau sparganum.

Bila ikan tersebut dimakan hospes definitif, misalnya manusia, sedangkan ikan itu tidak

dimasak dengan baik, maka sparganum di rongga usus halus tumbuh menjadi cacing dewasa.

Gambar 7. Daur hidup Diphyllobothrium latum

- Patologi dan Gejala Klinis

8

Page 9: Makalah PBL blok 16

Penyakit ini biasanya tidak menimbulkan gejala saluran cerna seperti diare, tidak nafsu

makan dan tidak enak diperut.

Bila cacing hidup di permukaan usus halus, dapat timbul anemia hiperkromakrositer,

karena cacing itu banyak menyerap vitamin B12 , sehingga timbul gejala defisiensi vitamin

tersebut. Bila jumlah cacing banyak, mungkin terjadi sumbatan usus secara mekanik atau

terjadi obstruksi usus, karena cacing-cacing itu menjadi seperti benang kusut.

- Diagnosis

Cara menegakkan diagnosis penyakit ini adalah dengan menemukan telur atau proglotid

yang dikeluarkan dalam tinja. 1

Taenia solium

- Hospes dan nama penyakit

Manusia adalah hospes definitif, sedangkan HP nya adalah babi. Manusia yang

dihinggapi cacing dewasa Taenia solium, juga menjadi HP cacing ini, nama penyakit yang

disebabkan oleh cacing dewasa adalah taeniasis solium dan yang disebabkan stadium larva

adalah sistiserkosis.

- Distribusi geografik

Parasit ini adalah kosmopolit. Cacing tersebut banyak ditemukan di Negara yang

mempunyai banyak peternakan babi dan di tempat daging bagi banyak disantap seperti

Eropa, Amerika Latin, Cina, India, Amerika Utara dan juga beberapa daerah di Indonesia

seperti Papua, Bali dan Sumatera Utara.

- Morfologi dan daur hidup

Berukuran panjang 2-4 m dan kadang-kadang sampai 8 m. cacing ini seperti Taenia

saginata, terdiri dari skoleks, leher dan strobila, yang terdiri atas 800-1000 ruas proglotid.

Skoleks yang bulat berukuran kira-kira 1 milimeter, mempunyai 4 buah batil isap dengan

rostelum yang mempunyai 2 baris kait-kait, masing-masing sebanyak 25-30 buah. Strobila

terdiri atas rangkaian proglotid yang belum dewasa (imatur), dewasa (matur) dan

mengandung telur (gravid).

9

Page 10: Makalah PBL blok 16

Gambar 8. Proglotid Taenia solium.

Gambaran alat kelamin pada proglotid matur sama dengan Taenia saginata, kecuali

jumlah folikel testis nya lebih sedikit, yaitu 150-200 buah. Bentuk proglotid gravid

mempunyai ukuran panjang hampir sama dengan lebarnya. Jumlah cabang uterus pada

proglotid gravid adalah 7-12 buah pada satu sisi.

Lubang kelamin letaknya bergantian selang seling pada sisi kanan atau kiri strobila secara

tidak beraturan.

Proglotid gravid berisi 30.000-50.000 buah telur. Telurnya keluar melalui celah robekkan

pada proglotid. Telur tersebut bila termakan oleh HP yang sesuai, maka dindingnya dicerna

dan embrio heksakan keluar dari telur, menembus dinding usus dan masuk ke saluran getah

bening atau darah.

Embrio heksakan kemudian ikut aliran darah dan menyangkut di jaringan otot babi.

Embrio heksakan cacing gelembung (sistiserkus babi), dapat dibedakan dari cacing

gelembung sapi, dengan adanya kait-kait di skoleks yang tunggal. Cacing gelembung yang

disebut sistiserkus selulose biasanya ditemukan pada otot lidah, punggung dan pundak babi.

HP lainnya selain babi adalah monyet, unta,anjing, babi hutan, domba, tikus dan manusia.

Larva tersebut berukuran 0,6-1,8cm. bila daging babi yang mengandung larva sistiserkus

dimakan setengah matang atau mentah oleh manusia, dinding kista dicerna, skoleks

mengalami evaginasi untuk kemudian melekat pada dinding usus halus seperti yeyunum.

Dalam waktu 3 bulan cacing tersebut menjadi dewasa dan melepaskan proglotid dengan

telur. 1

10

Page 11: Makalah PBL blok 16

Gambar 9. Daur Hidup Taenia solium.

- Patologi dan Gejala Klinis

Cacing dewasa, yang biasanya berjumlah seekor, tidak menyebabkan gejala klinis yang

berarti. Bila ada banyak, dapat berupa nyeri ulu hati, mencret, mual, obstipasi dan sakit

kepala. Darah tepi dapat menunjukkan eosinofilia.

Gejala klinis yang lebih berarti dan sering diderita, disebabkan oleh larva yang disebut

sistiserkosis.

Infeksi ringan biasanya tidak menunjukkan gejala, kecuali bila alat yang dihinggapi

adalah alat tubuh yang penting.

Pada manusia, sistiserkus atau larva Taenia solium sering menghinggapi jaringan

subkutis, mata, jaringan otak, otot, otot jantung, hati, paru, dan rongga perut. Walaupun

sering dijumpai, kalsifikasi (pengkapuran) pada sistiserkus tidak menimbulkan gejala, akan

tetapi sewaktu-waktu terdapat pseudohipertrofi otot, disertai gejala miositis, demam tinggi

dan eosinofilia.

Pada jaringan otak atau medula spinalis , sistiserkus jarang mengalami kalsifikasi.

Keadaan ini sering menimbulkan reaksi jaringan dan dapat mengakibatkan serangan ayan

(epilepsi), meningoensefalitis, gejala yang disebabkan oleh tekanan intracranial yang tinggi

11

Page 12: Makalah PBL blok 16

seperti nyeri kepala dan kadang-kadang kelainan jiwa. Hidrosefalus internus dapat terjadi,

bila timbul sumbatan aliran cairan serebrospinal. Sebuah sistiserkus tunggal yang ditemukan

dalam ventrikel IV otak, dapat menyebabkan kematian.

- Diagnosis

Diagnosis teniasis solium dilakukan dengan menemukan telur dan proglotid. Telur sukar

dibedakan dengan telur Taenia saginata.1

Gambar 10. Perbedaan antara Taenia saginata dengan Taenia solium.

Patofisiologi

Hospes definitif cacing pita Taenia saginata adalah manusia, sedangkan hewan

memamah biak dari keluarga Bovidae, seperti sapi, kerbau dan lainnya adalah hospes

perantaranya. Nama penyakitnya teniasis saginata.

Tiap hari kira-kira proglotid dilepas dan aktif keluar anus. Tiap proglotid dapat berisi 80-

100.000 telur. Telur mengandung onkosfer. Telur infektif waktu dikeluarkan bersama tinja, oleh

HP.

Telur melekat di rumput bersama tinja, bila orang berdefekasi di padang rumput, atau

karena tinja yang hanyut dari sungai di waktu banjir. Ternak yang makan rumput yang

terkontaminasi dihinggapi cacing gelembung. Menetasnya telur memerlukan pengolahan terlebih

dahulu oleh cairan lambung sebelum cairan usus dapat menimbulkan desintegrasi pada

embriofor dan aktivitas pada embryo. Embrio heksakan meninggalkan kulit telurnya, menembus

usus dalam waktu 10-40 menit, lalu masuk ke saluran getah bening atau darah dan ikut dengan

aliran darah ke jaringan ikat di sela-sela otot untuk tumbuh menjadi cacing gelembung, disebut

sistiserkus bovis, yaitu larva Tania saginata. Peristiwa ini terjadi setelah 12-15 minggu.

12

Page 13: Makalah PBL blok 16

Bagian tubuh ternak yang sering dihinggapi larva tersebut adalah otot maseter, paha

belakang dan punggung. Otot di bagian lain juga dapat di hinggapi. Setelah 1 tahun cacing

gelembung ini biasanya mengalami degenerasi, walaupun ada yang dapat hidup sampai 3 tahun.

Bila cacing gelembung yang terdapat di daging sapi yang dimasak kurang matang

termakan oleh manusia, skoleks nya keluar dari cacing gelembung dengan cara evaginasi dan

melekat pada mukosa usus halus, biasanya yeyunum. Cacing gelembung tersebut dalam waktu 8-

10 minggu menjadi dewasa. 1

Cacing dewasa hidup di bagian atas yeyunum. Röntgenogram menunjukkan bahwa

lokalisasi cacing biasanya adalah yeyunum bagian atas di bawah batas 40-50cm dari sambungan

duodenum dengan yeyunum, dan bahwa hanya kira-kira 6% dari cacing-cacing berada di bagian

bawah yeyunum. Cacing ini dapat hidup selama 25 tahun.4

Gambar 11.Daur hidup Taenia saginata.

13

Page 14: Makalah PBL blok 16

Manifestasi Klinis

Cacing dewasa Taenia saginata, biasanya menyebabkan gejala klinis yang ringan, seperti

sakit ulu hati , perut merasa tidak enak, mual, muntah, diare, pusing atau gugup. Gejala tersebut

disertai dengan ditemukannya proglotid cacing yang bergerak – gerak lewat dubur bersama

dengan atau tanpa tinja. Gejala yang lebih berat dapat terjadi, yaitu apabila proglotid masuk

appendix, Proglotid gravid yang menempati rongga appendix dapat menyebabkan lesi ringan

pada mukosa dan menyebabkan appendicitis sekunder. Jarang sekali terjadi obstruksi usus yang

akut disebabkan oleh satu kelompok strobila yang kusut, atau cacing menembus ke dalam ductus

Wirsungi dan mengakibatkan nekrosis pada pankreas.

Proglotid gravid yang berotot dan aktif bermigrasi keluar dari anus, memberi perasaan

pada penderita bahwa dia mengeluarkan tinja yang tidak diinginkan, sehingga menyebabkan

kebingungan bukan kepalang. Menemukan proglotid yang bergerak aktif di pakaian dalam, di

tempat tidur, atau di tinja yang baru dikeluarkan, juga mengganggu. Berat badan tidak jelas

menurun. Eosinofilia dapat ditemukan di darah tepi. 1,4

Etiologi

Cacing pita dari sapi, telah dikenal sejak dahulu ; akan tetapi identifikasi cacing tersebut

baru menjadi jelas setelah tahun 1782, karena karya Goeze dan Leuckart. Sejak itu, diketahui

adanya hubungan antara infeksi cacing Taenia saginata dengan larva sistiserkus bovis, yang

ditemukan pada daging sapi. Bila seekor anak sapi diberi makan proglotid gravid cacing Taenia

saginata, maka dagingnya akan ditemukan sistiserkus bovis. 1

Penatalaksanaan

Obat yang dapat digunakan untuk mengobati teniasis saginata:

1. Obat tradisional = biji labu merah, biji pinang.

2. Kuinakrin (Atabrine) dosis tunggal 35 mg/kgBB diberikan dalam keadaan perut kosong pada

pagi hari disusul pencahar 15-20 gram Sulfas Magnesicus 2 jam setelah obat diminum. Tinja

dikumpulkan 3 x 24 jam untuk menemukan skoleks.

3. Amodiakuin (Camoquine), niklosamid (Yomesan).

4. Prazikuantel (Biltricide) tablet 500 mg, dosis 50 mg/kgBB disusul pencahar 2 jam setelah

obat diminum.

14

Page 15: Makalah PBL blok 16

5. Bitionol (Bitin)

6. Mebendazol (Vermox) tablet 500 mg, 3 kali sehari selama 3 hari

7. Albendazol 400-1200 mg selama 3 hari berturut-turut. 1,5,6

Prognosis

Prognosis umumnya baik, kadang-kadang sulit untuk menemukan skoleksnya dalam tinja

setelah pengobatan. Kemungkinan cysticercosis (bila ada) sangat kecil.1

Pencegahan

Pencegahan dapat dilakukan antara lain dengan :

1. Menghilangkan sumber infeksi dengan mengobati orang yang mengandung parasit ini, dan

mencegah kontaminasi tanah dengan tinja manusia.

2. Pemeriksaan daging sapi akan adanya cysticercus.

3. Mendinginkan daging sampai -100 C.

4. Memasak daging sampai matang. 1,4

Cysticercus dapat dirusak dengan pendinginan sampai -100C selama 5 hari, pemanasan di

atas titik suhu kematian pada 570C, mengasinkan di dalam larutan garam 25% selama 5 hari.

Penjagaan yang paling praktis adalah memasak daging sapi baik-baik sampai warna merahnya

hilang. 4

Epidemiologi

Penyebaran cacing adalah kosmopolit, didapatkan di Eropa, Timur Tengah, Afrika, Asia,

Amerika Utara, Amerika Latin, Rusia dan juga Indonesia, yaitu Bali, Jakarta, dan lain-lain.

Taenia saginata sering ditemukan di Negara yang penduduknya banyak makan daging

sapi / kerbau. Cara penduduk memakan daging tersebut yaitu matang (well done), setengah

matang (medium) atau mentah (rare). Dan cara memelihara ternak memainkan peranan. Ternak

yang dilepas di padang rumput lebih mudah dihinggapi cacing gelembung, daripada ternak yang

dipelihara dan dirawat dengan baik di kandang.1 Di padang rumput ini telur cacing dapat hidup

selama 8 minggu atau lebih.

Manusia mendapat infeksi karena makan rumput yang terkontaminasi dengan tinja

manusia, melalui tinja sebagai pupuk atau air yang mengandung tinja. 1,4

15

Page 16: Makalah PBL blok 16

Kesimpulan

Cacing pita merupakan salah satu jenis cacing yang paling mengerikan daripada jenis

yang lain. Karena cacing ini mempunyai leher yang bisa terus menambahkan badan (strobila)nya

dan skoleks yang menempel di mukosa usus. Skoleksnya lah yang harus di keluarkan dari tubuh

agar bisa terbebas dari parasit ini. Dan cacing pita (Cestoda) ada beberapa jenis spesies. Dan

dapat dibedakan berdasarkan skoleksnya, telurnya, cara infeksi, dan gejala kliniknya. Dan jika

tidak sampai terjadi komplikasi, biasanya prognosis nya baik.

Daftar Pustaka

1. Sutanto I, Ismid IS, Sjarifuddin PK, Sungkar S. Buku ajar parasitologi kedokteran. Ed.4.

Jakarta;FKUI;2008.h.73-85.

2. Hartono A. Penyakit bawaan makanan. Jakarta; EGC;2006.h.206-8.

3. Wahab SA. Ilmu kesehatan anak. Ed.15. Vol.2. Jakarta;EGC;2002.h.1221-4.

4. Safar R. Parasitologi kedokteran. Jakarta;Yrama Widya;2010.h.194-202.

5. Hadidjaja P, Gandahusada S. Atlas parasitologi kedokteran. Jakarta;Ikrar Mandiriabadi;2010.h.70-7.

6. Magdalena LJ, Hadidjaja P. Pengobatan penyakit parasitik. Jakarta;Ikrar Mandiriabadi;2005.h.31-2.

Daftar Pustaka Gambar

Gambar 1,2,3,5,6,8 : Hadidjaja P, Gandahusada S. Atlas parasitologi kedokteran. Jakarta;Ikrar

Mandiriabadi;2010.h.70-7.

Gambar 4 : http://dongants.wordpress.com/2010/09/02/kanker-kolorektal/

Gambar 7,9,11 : Safar R. Parasitologi kedokteran. Jakarta;Yrama Widya;2010.h.194-202.

Gambar 10 : http://www.seomoz.org/dp/euclidean-taeniasis-of-galapagos

16