Makalah PBL Blok 10
-
Upload
raymond-arianto -
Category
Documents
-
view
40 -
download
1
description
Transcript of Makalah PBL Blok 10
MAKALAH PBL
OLEH : RAYMOND ARIANTO H.P
KELOMPOK : B5
NIM : 102010065
FAKULTAS KEDOKTERAN UKRIDA
PROGRAM SARJANA DOKTER
2010
J.A.K.A.R.T.A
Makalah PBL
Raymond Arianto Hendarwin Putra
Kelompok: B5
NIM : 102010065
Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana
Jalan Arjuna Utara No.6
Email: [email protected]
;Tujuan
Tujuan pembuatan makalah ini adalah untuk mengetahui tentang sistem saluran urogenitalia.
Hipotesa
Sulit buang air kecil dapat terjadi karena tekanan dari kelenjar prostat yang membesar.
Pembahasan
Skenario Kasus
Seorang laki-laki berusia 60 tahun sejak tiga bulan yang lalu sulit buang air kecil sehingga
harus mengejan. Pada akhir buang air kecil urinnya menetes. Dia memeriksakan diri ke
dokter, dan dianjurkan untuk operasi.
Struktur Makroskopis
Ureter
Ureter adalah perpanjangan tubular berpasangan dan berotot dari pelvis ginjal yang
merentang sampai kandung kemih. Setiap ureter panjangnya antara 25-30 cm dan
berdiameter 4-6 mm. Saluran ini menyempit di tiga tempat, di titk asal ureter pada
pelvis ginjal, di titik saat melewati pinggiran pelvis, dan di titik pertemuannya dengan
kandung kemih. Batu ginjal dapat tersangkut dalam ureter di ketiga tempat ini,
mengakibatkan nyeri dan disebut kolik ginjal.1
Gambar 1. Ureter
Dinding ureter terdiri atas 3 lapisan jaringan. Lapisan terluar adalah lapisan mukosa di
tengah adalah lapisan muskularis longitudinalis ke arah dalam dan otot polos sirkular
ke arah luar, dan lapisan terdalam adalah epitelium mukosa yang mensekresi selaput
mukus pelindung. Lapisan otot memiliki aktivitas peristaltik intrisik. Gelombang
peristalsis mengalirkan urine dari kandung kemih keluar tubuh. Pasokan darah ureter
atas, menerima cabang langsung dari aorta dan a.renalis. Ureter bawah menerima
cabang iliaka interna dan a.vesikalis inferior.1
Kandung Kemih (vesica urinaria)
Kandung kemih adalah organ muskular berongga yang berfungsi sebagai kontainer
penyimpanan urine. Pada laki-laki, kandung kemih terletak tepat dibelakang simfisis
pubis dan di depan rektum. Pada perempuan, organ ini terletak agak di bawah uterus
di depan vagina. Ukuran organ ini sebesar kacang kenari dan terletak di pelvis saat
kosong, organ berbentuk seperti buah pir dan dapat mencapai umbilikus dalam rongga
abdominis pelvis jika penuh berisi urine. Kandung kemih ditopang dalam rongga
pelvis dengan lipatan-lipatan peritoneum dan kondensasi fasia. Di dalam kandung
kemih terdapat suatu banguna yang disebut trigonum.1
Gambar 2. Vesica Urinaria
Trigonum sendiri adalah area halus, triangular, dan relatif tidak dapat berkembang
yang terletak secara internal di bagian dasar kandung kemih. Sudut-sudutnya
terbentuk dari tiga lubang. Di sudut atas trigonum, dua ureter bermuara ke kandung
kemih. Uretra keluar dari kandung kemih di bagian apeks trigonum.1
Uretra
Uretra mengalirkan urine dari kandung kemih ke bagian eksterior tubuh. Pada laki-
laki uretra membawa cairan semen dan urine, tetapi tidak pada waktu yang
bersamaan. Uretra laki-laki panjangnya mencapai 20 cm dan melalui kelenjar prostat
dan penis. Uretra prostatik dikelilingi oleh kelenjar prostat. Uretra ini menerima dua
duktus ejakulator yang masing-masing terbentuk dari penyatuan duktus deferen dan
duktus kelenjar vesikel seminal, serta menjadi tempat bermuaranya sejumlah duktus
dari kelenjar prostat. Uretra membranosa adalah bagian yang terpendek (1 cm
samapai 2 cm). Bagian ini berdinding tipis dan dikelilingi otot rangka sfingter uretra
eksternal. Uretra kavernosus merupakan bagian yang terpanjang. Bagian ini menerima
duktus kelenjar bulbouretra dan merentang sampai orificium uretra eksternal pada
ujung penis. Tepat sebelum mulut penis, uretra membesar untuk membentuk suatu
dilatasi kecil, fosa navicularis. Uretra kavernosus dikelilingi korpus spongiosum, yaitu
suatu kerangka ruang vena yang besar.1
Uretra pada perempuan berukuran pendek (3,75 cm). Saluran ini membuka keluar
tubuh melalui orificium uretra eksternal yang terletak dalam vestibulum antara klitoris
dan mulut vagina. Kelenjar uretra yang homolog dengan kelenjar prostat pada laki-
laki, bermuara ke dalam uretra. Panjangnya uretra laki-laki cenderung menghambat
invasi bakteri ke kandung kemih yang lebih sering terjadi pada perempuan.1
Pendarahan uretra pars prostatica berasal dari prostatici yang merupakan cabang-
cabang arteri vesikalis inferior dan arteri rektalis media. Untuk pembuluh baliknya,
vena mengkuti arteri dan memiliki nama yang sesuai. Sedangkan untuk pembuluh
limfe, melintas nodi lymphoidei iliaca interni dan beberapa pembuluh ditampung oleh
nodi lymphoidei iliaca eksterni. Saraf-saraf berasal dari nervus pudendus dari pleksus
prostaticus sistem saraf otonom. Pleksus prostaticus berasal dari bagian kaudal
pleksus hipogastricus inferior.1
Ginjal
Ginjal adalah organ berbentuk seperti kacang berwarna merah tua. Panjangnya sekitar
12,5 cm dan tebalnya 2,5 cm. Setiap ginjal memiliki berat antara 125-175 gr pada
laki-laki dan 115-155 gr pada perempuan. Ginjal terletak di area tinggi, yaitu pada
dinding abdomen posterior yang berdekatan dengan dua pasang iga terakhir. Organ ini
merupakan organ retroperitoneal dan terletak di antara otot-otot punggung dan
peritoneum rongga abdomen atas. Tiap-tiap ginjal memiliki sebuah kelenjar adrenal di
atasnya. Ginjal kanan terletak agak dibawah dibandingkan ginjal kiri karena ada hati
pada sisi kanan.
Gambar 3. Ginjal
Ren mempunyai selubung sebagai berikut
1. Capsula fiborosa : meliputi dan melekat dengan erat pada pemukaan luar ren
2. Capsula adiposa : meliputi capsula fibrosa
3. Fascia renalis : merupakan kondensasi ajringan ikat yang terletak diluar capsula
adiposa serta meliputi ren dan glandula suprarenalis. Dilateral fascia ini
melanjutkan diri sebagai fascia transversalis.
4. Corpus adiposum pararenale : terletak diluar fascia renalis dan sering didapatkan
dalam jumlah besar. Corpus adiposum pararenale membentuk sebagian lemak
retroperitoneal.
Ateri renalis berasal dari aorta setinggi vetebra L-2. Masing-masing ateri renalis
biasanya bercabang menjadi 5 a.segmentalis yang masuk kedalam hilus renalis, 4
didepan, dan 1 dibelakang pelvis renalis. Ateri ini mendarahi segmen-segmen atau
area renalis yang berbeda. Ateri lobares berasala dari a. Segmentalis, masing-masing
1 buah untuk satu piramid renalis. Sebelum masuk substansia renalis setiap a. Lobaris
mempercabangkan dua atau tiga aa. Intralobarea. A intralobares berjalan menuju
kortex di antara piramid renalis. Pada perbatasan korteks dan medula renalis, ateriae
interlobares bercabang menjadi arteriae acuarta yang melengkung diatas basis piramid
renalis. Ateriae acuarta mempercabangkan sejumlah ateriae interlobularen yang
berjalan ke atas di dalam kortex. Vena renalis keluar dari hilus renalis di depan ateria
renalis dan mengalirkan darah ke vena cava inferior.2
Prostata
Prostata adalah sebuah organ fobromuskular sebesar kemiri yang berfungsi sebagai
kelenjar aksesori dan mengelilingi pars prostatica urethra. Prostata memiliki capsula
fibrosa yang pada dan diliputi oleh sarung prostat, jaringan ikat sebagai bagian fascia
pelvis visceralis. Topografi dari prostat yaitu :
Alasnya : cervix vesicae
Puncaknya : bersandar pada diaphragma urogenitale
Ventral : lemak peritoneal yang memisahkannya dengan symphisis
pubica
Dorsal : Ampulla recti
Laterokaudal : M. Levator ani
Lobus-lobus pada prostata dibagi menjadi 5 lobus :
Lobus anterior, atau isthmus prostatae, terletak ventral urethra; bagian ini bersifat
fibromuskular dan mengandung sedikit jaringan kelenjar, mungkin juga tidak ada
sama sekali.
Lobus posterior terletak dorsal dari urethra dan kaudal terhadap kedua duktus
ujakulatorius; bagian ini dengan mudah teraba pada pemeriksaan rektal secara digital
Lobus lateral terletak pada sisi kanan dan kiri urethra; lobus-lobus ini merupakan
bagian utama dari organa prostata
Lobus medius terletak antara urethra dan duktus ejakulatorius; lobus ini berhubungan
erat dengan cervix vesicae
Untuk pendarahan pada prostata berasal dari arteri vesikalis inferior dan arteri rectalis
media, cabang arteri iliaca interna. Untuk penyaluran balik darahnya, vena-vena
bergabung membentuk plexus venosus prostaticus di sekeliling sisi-sisi dan alas dari
prostata. Plexus venosus prostaticus yang terletak antara capsula fibrosa dan sarung
prostata, ditampung oleh vena iliaca interna. Sedangkan untuk pembuluh limfe-nya,
berakhir pada nodi lymphoidei iliaci interni dan nodi lymphoidei sacrales. Persarafan dari
galndula prostata ada yang serabut parasimpatis yang berasal dari nervi splanchnici
pelvici. Serabut simpatis berasal dari plexus hypogastricus inferior.2
Struktur Mikroskopis
Ureter
Ureter adalah tabung berotot tebal yang mengantar urine dari ginjal ke vesika urinaria.
Fotomikrograf pembesaran lemah ini menampakkan seluruh potongan melintang
ureter. Mukosa ureter sangat berlipat dan dilapisi epitel transisional tebal. Di
bawahnya terdapat lamina propria jaringan ikat. Muskularis ureter mengandung dua
lapisan otot polos, yaitu lapisan otot longitudinal dalam dan lapisan otot sirkular di
tengah. Lapisan ketiga, longitudinal luar, terdapat di dinding ureter sepertiga bawah.
Di sekitar dinding otot ureter terdapat jaringan ikat adventisia. Di dalam adventisia
dan sekitarnya juga terdapat banyak pembuluh darah dan jaringan lemak.3
Vesica Urinaria
Lapisan otot polos dinding vesika urinaria serupa dengan lapisan otot di ureter,
kecuali ketebalan. Dinding vesika urinaria terdiri atas mukosa muskularis dan serosa
pada permukaan superior vesika urinaria. Permukaan inferiornya ditutupi adventisia
yang menyatu dengan jaringan struktur-struktur di dekatnya. Mukosa vesika yang
kosong tampak berlipat-lipat namun lipatan ini hilang sewaktu vesika diregangkan.
Epitel transisional mengandung lebih banyak lapisan sel dan lamina propria lebih
lebar daripada yang di ureter. jaringan ikat longgar di bagian lebih dalam
mengandung lebih banyak serat elastin.3
Muskularisnya tebal, dan ketiga lapisan di bagian leher vesika tersusun dalam berkas
yang saling beranastomosis dengan jaringan ikat longgar di antaranya. Jaringan ikat
interstisial menyatu dengan jaringan ikat serosa mesotel adalah lapisan terluar.
Pada vesika kosong, sel-sel supefisial epitel transisional berbentuk kuboid atau
silindris rendah. Bila vesika penuh dan epitel transisionalnya diregangkan, sel-selnya
menjadi gepeng Membran permukaan asidofilik sel-sel superfisial tampak jelas.
Lapisan yang lebih dalam pada epitel terdiri atas sel-sel bulat dan sel-sel basal lebih
silindris.3
Terdapat dua daerah di lamina propria (seperti pada ureter), tetapi tidak nyata. Daerah
subepitel terdiri atas serat halus dan sejumlah fibroblas (2 atas) yang lebih padat. Pada
daerah yang lebih dalam (2 bawah) terdiri atas jaringan ikat tidak teratur longgar atau
sedang yang meluas di antara serat otot sebagai jaringan interstisial.3
Uretra
Uretra merupakan tabung yang mengalirkan urin dari kandung kemih keluar tubuh.
Pada laki-laki sperma juga berjalan melalui uretra waktu ejakulasi. Pada wanita uretra
semata-mata merupakan organ urinarius. Uretra pada pria terdiri atas 4 bagian yaitu
uretra pars intramularis, pars prostatika, pars membranasea, dan pars spongiosa.
Uretra pars prostatika dibatasi oleh epitel transisional. Uretra pars membranasea
mempunyai luas hanya 1 senti dan dibatasi oleh epitel torak semu. Sekitar bagian
uretra ini terdapat sfingter otot lurik, sfingter externus uretra. Sfingter externus otot
rangka ini menambah tekanan penutupan yang ditimbulkan oleh sfingter uretra
internus yang sifatnya volunter ( otot polos) yang dibentuk sebagai lanjutan otot
longitudinal bagian dalam kandung kemih.
Uretra pars spongiosa memiliki epitel toraks berlapis semu, dengan daerah-daerah
epitel berlapis gepeng. Kelenjar litre merupakan kelenjar mukosa yang terdapat
sepanjang uretra, tetapi paling banyak pada pars spongiosa.4
Ginjal
Tiap-tiap ginjal terdiri atas 1-4 jutaunit filtrasi yang disebut dengtan nefron. Tiap-tiap
nefron terdiri atas bagian yang melebar, renal corpuscel, tubulus contortus proksimal,
bagian tipis dan tebal lengkung henle, tubulus kontortus distal. Tiap-tiap renal
corpuscel mempunyai kutub vaskuler, dimana arteriol aferen masuk dan arteriol
eferen meninggalkan renal corpuscel, dan kutub urinarius, dimana tubulus kontortus
proksimal dimulai.4
Tubulus kontortus proksimal
Struktur ini merupakan segmen awal nefron berkelok-kelok yang timbul pada kutub
urinarius badan ginjal dan selanjutnya menjadi segmen desendens lurus yang
menembus medulla dengan dangkal, dilanjutkan dengan bagian nefron yang
dinamakan lengkung henle. Ia lebih panjang dan lebih lebar daripada tubulus
kontortus distal yang membentuk bagian teminal nefron.
Tubulus kontortus proksimal, yang biasanya ditemukan pada potongan melintang
korteks dibatasi oleh epitel selapis kubis. Sel-sel epitel ini mempunyai sitoplasma
yang asidofil sebagai akibat adanya banyak mitokondria yang memanjang. Apeks sel
yang menghadap lumen tubulus menunjukkan banyak mikrofili yang panjangnya
sekitar 1µm yang membentuk apa yangg dinamakan brush border. Karena sel-0sel ini
besar, setiap potongan melintang tubulus proksimal hanya mengandung 3-4 inti
sferis, biasdanya terletak di bagian tengah sel.
Lengkung henle
Badan-badan ginjal yang lebih banyak terletak dekat medula, glomeruli jukstamedula,
mempunyai lengkung henle lebih panjang yang menembus lebih jauh ke dalam
medula daripada badan-badan ginjal yang terletak dengan kapsula yang tidak turun
jauh ke dalam medula.
Masing-masing lengkung henle berbentuk huruf U dan mampunyai segmen tipis
diikuti oleh segmen yang tebal. Bagian tipis lengkung henle yang merupakan lanjutan
dari tubulus proksimal mempunyai garis tengah eksterna sekitar 12µm, tetapi
lumennya lebar karena dindingnya terdiri atas sel gepeng yang intinya menonjol ke
dalam lumen. Peralihan antara tubulus kontortus poroksimal dan lengkung henle
mungkin mendadak atau perlahan-lahan. Pada kasus yang teakhir, sel-sel gepeng
terselip antara sel-sel kubis dengan brush border. Lengkung henle ascenden yang tebal
strukturnya sama dengan tubulus kontortus distal.
Tubulus kontortus distal
Bila bagian tebal merupakan bagian ascenden lengkung henle yang menembus
korteks, tetapi menjadi berkelok-kelok dan kemudian menjadi tubulus kontortus
distal, yang merupakan segmen terakhir nefron. Tubulus ini dibatasi oleh epitel
selapis kubis. Lumen tubulus distal lebih besar, dan karena sel-sel tubulus distal lebih
pendek dan lebih kecil daripada sel-sel tubulus proksimal, pada potongan yang sama
dinding tubulus distal terlihat lebih banyak sel dan lebih banyak inti. Sel-sel tubulus
distal kurang asidofil daripada sel-sel tubulus prokdimal, dan mereka tidak
menunjukkan brush border atau mikrovili yang banyak. Sel-sel tubulus kontortus
distal mempunyai tonjolan-tonjolan lateral, seperti yang terdapat pada bagian basal
sel-sel tubulus proksimal dan tubulus menunjukkan lamina basalis. Seperti halnya
tubulus kontortus proksimal, tidak ada batas-batas sel yang jelas.
Sepanjang perjalananya pada korteks, tubulus kontortus distal mengadakan hubungan
dengan kutub vaskuler badan ginjal dari nefronnya sendiri, dekat dengan arteriol
aferen dan eferen. Pada tempta hubungan yang dekat ini tubulus distal menunjukkan
modifikasdi bersama arteriol aferen. Sel-selnya biasanya menjadi toraks, dan intinya
menjadi satu. Sebagian besar sel-sel ini mempunyai aparatus golgi pada daerah
basalnya. Segmen dinding tubulus yang mengalami modifikasi ini disebut dengan
macula densa. Sel ini berhubungan dengan penghantaran data-data osmolaritas dalam
tubulus distal ke glomerulus.
Tubulus koligens
Tubulus koligens yang lebih kecil dibatasi oleh epitel kubis dan bergaris tengah
sekitar 40µm. Waktu mereka menebus jauh ke dalam medula dan mendekati paila,
sel-selnya menjadi lebih tinggi sampai menjadi sel toraks. Garis tengah duktus
koligens dekat papila mendekati 200 µm. Batas antar sel jelas.4
Pembentukan Urine
Filtrasi Glomerulus
Filtrat glomerulus ialah plasma tanpa protein (hanya sekitar 0,03%). Laju filtrasi glomerulus
(GFR) dalam keadaan normal adalah sekitar 125 ml/mnt, atau sekitar 20% dari aliran plasma
ginjal.
Ada beberapa hal yang mempengaruhi GFR, di antaranya ialah peningkatan tekanan kapsula
Bowman yang dapat menurunkan GFR. Dalam keadaan normal, perubahan pada tekanan
kapsula Bowman tidak mengontrol GFR, namun pada keadaan patologik tertentu, seperti
obstruksi saluran kemih, tekanan kapsula bowman dapat meningkat sedemikian tinggi
sehingga GFR menurun. Sebagai contoh, pengendapan kalsium atau asam urat dapat
menghasilkan batu yang tersambut di saluran kemih, sering di ureter dan menyumbat aliran
urin serta meningkatkan tekanan di kapsula bowman.5
Peningkatan tekanan osmotic koloid kapiler glomerulus menurunkan GFR. Dua faktor yang
mempengaruhi tekanan osmotic koloid kapiler glomerulus adalah tekanan osmotic koloid
arteri dan fraksi plasma yang disaring oleh kapiler glomerulus (fraksi filtrasi). Peningkatan
tekanan osmotic koloid arteri atau fraksi filtrasi meningkatkan tekanan osmotic koloid kapiler
glomerulus. Sebaliknya, penurunan tekanan osmotic koloid plasma arteri atau fraksi filtrasi
menurunkan tekanan osmotic koloid glomerulus. Karena fraksi filtrasi adalah rasio GFR
aliran plasma ginjal, penurunan aliran plasma ginjal akan menurunkan fraksi filtrasi. Bahkan
dengan tekanan hidrostatik glomerulus yang tetap, penurunan aliran darah ginjal cenderung
meningkatkan tekanan osmotic koloid glomerulus dan menurunkan GFR.5
Peningkatan tekanan hidrostatik kapiler glomerulus meningkatkan GFR. Tekanan hidrostatik
glomerulus ditentukan oleh beberapa variable. Yang pertama ialah tekanan arteri,
meningkatnya tekanan arteri cenderung meningkatkan tekanan hidrostatik glomerulus dan
GFR. Kedua, resistensi arteriol aferen. Meningkatnya resistensi arteriol aferen, menurunkan
tekanan hidrostatik glomerulus dan GFR. Ketiga, resistensi arteriol eferen. Peningkatan
resistensi arteriol eferen meningkatkan resistensi aliran keluar kapiler glomerulus dan tekanan
hidrostatik glomerulus sehingga cenderung meningkatkan GFR sepanjang peningkatan
resistensi eferen tidak banyak mengurangi aliran darah ginjal. Pada konstriksi eferen yang
parah, penurunan mencolok aliran darah ginjal akan melebihi peningkatan tekanan hidrostatik
glomerulus dan menurunkan GFR.5
Reabsorpsi tubulus
Sebagian besar filtrat secara selektif direabsorpsi dalam tubulus ginjal melalui difusi gradien
kimia atau listrik, transpor aktif terhadap gradien tersebut atau difusi terfasilitasi. Sekitar 85%
natrium klorida dan air serta semua glukosa dan asam amino pada filtrat glomerolus
direabsopsi dalam tubulus kontortus proksimal, walaupun reabsospsi berlangsung pada semua
bagian nefron.1
Reabsorpsi ion natrium ditranspor secara pasif melalui difusi terfasilitasi dari lumen tubulus
kontortus proksimal kedalam sel-sel epitel tubulus yang konsentrasi ion natriumnya lebih
rendah. Ion-ion natrium ditranspor secara aktif dengan pompa natrium kalium, akan keluar
dari sel-sel epitel untuk masuk ke cairan intertisial didekat kapilar peritubular.1
Reabsorpsi glukosa,fruktosa, dan asam amino carrier glukosa dan asam amino sama dengan
carrier ion natrium dan digerakan melalui kontrasnpor. Reabsorpsi air, air bergerak bersama
ion natrium melalui osmosis. Ion natrium berpindah dari area berkonsentrasi air tinggi dalam
lumen tubulus kontortus proksimal ke area berkonsentrasi air rendah dalam cairan intertisial
dan kapilar peritubular.1
Reabsorpsi urea seluruh area yang terbentuk setiap hari difiltrasi oleh glomerolus. Sekitar
50% urea secara pasif direabsorpsi akibat gradien difusi yang terbentuk saat air direabsorpsi.
Dengan demikian 50% urea yang difiltrasi akan disekresi dalam urine. Reabsorpsi ion
anorganik lain, seperti kalium, kalsium, fosfat, dan sulfat, serta sejumlah ion organik melalui
transpor aktif.1
Sekresi Tubular
Sekresi tubular adalah proses aktif yang memindahkan zat keluar dari darah dalam kapilar
peritubular melewati sel-sel tubular menuju cairan tubular untuk dikeluarkan dalam urine.
Zat-zat seperti ion hidrogen, kalium, dan amonium produk akhir metabolik kreatinin dan
asam hipurat serta obat-obatan tertentu secara aktif disekresi ke dalam tubulus. Ion hidrogen
dan amonium diganti dengan ion natrium dalam tubulus kontortus distal dan tubulus
pengumpul. Sekresi tubular yang selektif terhadap ion hidrogen dan amonium membantu
dalam pengaturan pH plasma dan keseimbangan asam basa cairan tubuh. Sekresi tubular
merupakan suatu mekanisme yang penting untuk mengeluarkan zat-zat kimia atau tidak
diinginkan.1
Kesimpulan
Kesimpulan dari makalah ini adalah bahwa telah disebutkan diatas jika ureter biasanya dapat
terjadi penyumbatan oleh batu yang mengakibatkan sulit buang air kecil. Namun jika kelanjar
prostat juga membesar juga bisa berakibat sama. Hipotesa dapat diterima.
Daftar Pustaka
1. Sloane,E. Anatomi dan fisiologi untuk pemula. Jakarta: EGC; 2004. h. 318-328
2. Moore K. Agur A. Anatomis Klinis Dasar. Jakarta: Hipokrate;, 2002. h. 125-189
3. Williams L, Wilkins. Atlas histologi di fiore. Ed. 9. Jakarta: EGC; 2003. h. 256
4. Junqueira LC, Carneiro J. Basic histology text & atlas 10th edition. USA: The Mcgraw-
Hill Companies. 2003.p.392-408
5. Guyton AC and Hall EJ. Buku ajar fisiologi kedokteran. Ed. 11. Jakarta: EGC; 2008.
h.193-207