makalah pbl blok 21

download makalah pbl blok 21

of 15

description

metabolik endokrin

Transcript of makalah pbl blok 21

Perawakan Pendek pada Anak Usia 8 Tahun dengan Defisiensi Hormon PertumbuhanCandy Novia Agustini102011292Mahasiswi Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacanajl. Arjuna Utara No.6 Jakarta 11510 E-Mail: candy_novia@rocketmailPendahuluan Pertumbuhan seorang anak setelah lahir hingga dengan dewasa sangat penting, dalam pertumbuhan seorang anak terlihat berbagai perubahan baik secara fisik yang dapat terlihat maupun perkembangan mental seseorang. Hal ini pengaruhi oleh beberapa faktor, salah satu nya yang sangat berperan adalah hormone pertumbuhan. Hormone pertumbuhan (growth hormone) adalah sejenis hormone protein, yang mengendalikan pertumbuhan seluruh sel tubuh yang mampu memperbesar ukuran dan jumlah, disertai efek utama pada pertumbuhan tulang dan massa otot rangka. 1Bila terjadi abnormalitas dari sekresi GH dapat menyebabkan kerdil, gigantisme, akromegali. Kerdil merupakan hiposekresi GH selama masa kanak-kanak mengakibatkan pertumbuhan terhenti. Gigantisme merupakam hipersekresi GH selama masa remaja dan sebelum penutupan lempeng epifisis mengakibatkan pertumbuhan tulang panjang yang berlebihan. Akromegali merupakan hipersekresi setelah penutupan lempeng epifisis tidak menyebabkan penambhana panjang tulang panjangm tetapi menyebabkan pembesaran yang tidak proporsional pada jaringan, penambahan ketebalan tulang pipih pada wajah, dan memperbesar ukuran tangan dan kaki. 1

Pembahasan Berdasarkan dengan kasus Seorang Ibu dari seorang anak laki-laki berusia 8 tahun mengeluh bahwa anaknya memiliki perawakan yang paling pendek di kelasnya. Kurva TB dan BB terlampir pada kurva dibawah ini. Menurut Ibunya, pasien lahir normal cukup bulan, tidak ada riwayat penyakit yang berarti, dan perkembangannya sesuai dengan usia. Selain kecil dan pendek, semua pemeriksaan fisik normal. Rasio segmen badan atas dan bawah didapatkan proporsional. Tinggi Ayahnya 180 cm; dan mengalami pubertas pada usia 13 tahun. Tinggi Ibunya 170 cm; dan mengalami menarke pada usia 14 tahun.Anamnesis Anamnesis adalah pengambilan data yang dilakukan oleh seorang dokter dengan cara melakukan serangkaian wawancara dengan pasien (autoanamnesis), keluarga pasien atau dalam keadaan tertentu dengan penolong pasien (aloanamnesis). Berbeda dengan wawancara biasa, anamnesis dilakukan dengan cara yang khas, yaitu berdasarkan pengetahuan tentang penyakit dan dasar-dasar pengetahuan yang ada di balik terjadinya suatu penyakit serta bertolak dari masalah yang dikeluhkan oleh pasien. Identitas : nama, usia, jenis kelamin, orang tua (nama, alamat, umur, pekerjaan, pendidikan), agama dan suku bangsa. Riwayat penyakit : keluhan utama (keluhan / gejala yang menyebabkan pasien datang berobat, tidak harus sejalan dengan diagnosis utama. Riwayat penyakit sekarang: untuk mengetahui apakah ada keluhan lain atau ada gejala gejala lain yang timbul Riwayat penyakit dahulu : kelainan neurologis, penyakit jantung bawaan, kelainanendokrin (hipotiroid, hipertiroid, defisiensi hormonpertumbuhan, demam sebagai gambaran infeksi, hipermetabolisme Riwayat imunisasi Riwayat kehamilan dan nutrisi : pertumbuhan janin terlambat atau PJT, keracunan obat pada kehamilan, BBLR, ASI tidak adekuat, kesalahan pembuatan formula makanan, masukan nutrisi pokok tidak adekuat, mitos dan kepercayaan mengenai makanan. Anak dengan hipopituarisme umumnya lahir dengan keadaan ukuran dan berat badan normal. Riwayat keluarga : untuk mengetahui apakah ada dalam keluarga yang memiliki keluhan yang sama atau mengalami penyakit yang sama dengan pasien. Riwayat ekonomi-sosial dari keluarga anak tersebut.

Pemeriksaan fisik Pertama dilakukan pemeriksaan tanda-tanda vital anak, antar lain suhu, frekuensi nafas, tekanan darah, dan denyut nadi. Lalu lakukan pemeriksaan antropometri. Pengukuran antropometri merupakan bagian dari pemeriksaan klinis dan dapat meliputi pengukuran berat badan, tinggi badan, lipatan kulit, serta lingkar berbagai bagian tubuh.Dalam pengukuran antropometri terdapat 2 cara, yaitu pengukuran berdasarkan usia dan tidak berdasarkan usia. Pengukuran berdasarkan usia misalnya berat badan berdasarkan usia, tinggi badan berdasarkan usia, dan lain-lain. Sedangkan pengukuran tidak berdasarkan usia misalnya pengukuran berat badan berdasarkan tinggi badan, lingkar lengan atas berdasarkan tinggi badan, dan lain-lain.

Pengukuran Berat Badan Pengukuran berat badan digunakan untuk menilai hasil peningkatan atau penurunan semua jaringan pada tubuh sehingga diketahui status keadaan gizi atau tumbuh kembang anak. Berat badan juga digunakan sebagai dasar perhitungan dosis dan makanan yang diperlukan dalam tindakan pengobatan.2Penilaian berat badan berdasarkan tinggi badan menurut WHO yaitu menggunakan persentase dari median sebagai berikut: antara 80-100% dikatakan sebagai malnutrisi sedang dan kurang dari 80% dikatakan malnutrisi akut. Penilaian berat badan berdasarkan tinggi badan menurut NCHS yaitu menggunakan persentil sebagai berikut: 75-25 dikatakan normal, persentil 10-5 dikatakan malnutrisi sedang, dan kurang dari persentil 5 dikatakan malnutrisi berat. Selain penggunaan standar baku NCHS juga dapat digunakan KMS.2Pengukuran Tinggi Badan Pengukuran ini digunakan untuk menilai status perbaikan gizi. Pengukuran ini dapat dilakukan dengan sangat mudah dalam menilai gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak. Penilaian tinggi badan berdasarkan usia menurut WHO dengan standar baku NCHS yaitu menggunakan persentase dari median sebagai berikut: lebih atau sama dengan 90% dikatakan normal, sedangkan kurang dari 90% dikatakan malnutrisi kronis (abnormal). 2

Pemeriksaan penunjangPemeriksaan penunjang yang dapat dilakukan antara lain:31) Tiroksin dan thyroid-stimulating hormone (TSH)Untuk memastikan bahwa hipotiroid sebagai salah satu penyebab gagal tumbuh, dan perawakan pendek. Nilai normal untuk tiroksin adalah 0.8-1.5 ng/dL.2) Insulin-like Growth Factor 1 (IGF-1)Growth hormone menstimulasi hepar dan jaringan lain untuk mensekresi IGF-1. IGF-1 akan menstimulasi proliferasi kondrosit, yang berujung pada pertumbuhan tulang. Growth hormone sendiri memiliki efek direk pada pertumbuhan tulang dalam menstimulasi diferensiasi kondrosit.Nilai normal IGF-1 pada anak laki-laki usia 8 tahu adalah 49-351ng/mL.Pemeriksaan IGF-1 ini hasilnya tidaklah mutlak. Apabila ternyata pasien memiliki defisiensi hormon pituitari lain (ACTH), nilai IGF-1 juga dapat turun. Sehingga dibutuhkan pemeriksaan lebih lanjut. Pemeriksaan lanjut yang dianjurkan yaitu Insulin Tolerance Test (ITT) atau GHRH-arginin Test. 3) Insulin Tolerance Test (ITT) Pada ITT ini, insulin disuntikan secara intravena dengan dosis 0.1 U/kg (menit 0) untuk menurunkan kadar glukosa serum