Makalah Kelompok

48
MAKALAH KOMPUTER GRAFIK PROYEKSI PARALEL DAN PROYEKSI PERSPEKTIF DENGAN TRANSFORMASI VISUAL DENGAN BANTUAN KAMERA DOSEN : NAHOT FRASTIAN M. KOM DISUSUN OLEH : Kelompok 10 - Hamim Suyuti 2012 4350 1163 - Yogi Afrianto 2012 4350 1165 - Muhammad Ardiyanto 2012 4350 1167

Transcript of Makalah Kelompok

Page 1: Makalah Kelompok

MAKALAH KOMPUTER GRAFIK

PROYEKSI PARALEL DAN PROYEKSI PERSPEKTIF DENGAN

TRANSFORMASI VISUAL DENGAN BANTUAN KAMERA

DOSEN : NAHOT FRASTIAN M. KOM

DISUSUN OLEH :

Kelompok 10

- Hamim Suyuti 2012 4350 1163

- Yogi Afrianto 2012 4350 1165

- Muhammad Ardiyanto 2012 4350 1167

PROGRAM STUDI TEKNIK INFORMATIKA

FAKULTAS TEKNIK MATEMATIKA DAN ILMU PENGETAHUAN ALAM

UNIVERSITAS INDRAPRASTA PGRI

JAKARTA 2015

Page 2: Makalah Kelompok

KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami ucapkan kehadirat Allah SWT, atas segala limpahan rahmat

dan hidayah-Nya. Sehingga kami dapat menyelesaikan penyusunan makalah ini sebagai

tugas mata kuliah Komputer Grafik. Kami telah menyusun makalah ini dengan sebaik-

baiknya dan semaksimal mungkin. Namun tentunya sebagai manusia biasa tidak luput

dari kesalahan dan kekurangan. Harapan kami, semoga bisa menjadi koreksi di masa

mendatang agar lebih baik lagi dari sebelumnya.

Tak lupa ucapan terimakasih kami sampaikan kepada Dosen mata kuliah

Komputer Grafik Bpk Nahot Frastian, M.Kom atas bimbingan, dorongan dan ilmu yang

telah diberikan kepada kami. Sehingga kami dapat menyusun dan menyelesaikan

makalah ini tepat pada waktunya dan insyaAllah sesuai yang kami harapkan. Dan kami

ucapkan terimakasih pula kepada rekan-rekan dan semua pihak yang terkait dalam

penyusunan makalah ini.

Pada dasarnya makalah yang kami sajikan ini khusus mengupas tentang Proyeksi

Paralel dan Proyeksi Perspektif dengan Transformasi Visual Dengan Bantuan Kamera.

Untuk lebih jelas simak pembahasannya dalam makalah ini. Mudah-mudahan makalah

ini bisa memberikan sumbang pemikiran sekaligus pengetahuan bagi kita semuanya.

Amin.

Jakarta,  29 Oktober  2015

Penyusun

Page 3: Makalah Kelompok

DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ................................................................................. i

DAFTAR ISI ............................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

A. Latar Belakang ................................................................................. 1

B. Tujuan .............................................................................................. 1

BAB II PEMBAHASAN

A. Proyeksi ........................................................................................... 2

B. Perspektif ........................................................................................ 10

C. Fotografi ......................................................................................... 18

D. Proyeksi Stereografi ....................................................................... 27

BAB III PENUTUP

A. Kesimpulan ..................................................................................... 29

DAFTAR PUSTAKA ................................................................................. 30

Page 4: Makalah Kelompok

BAB 1

PENDAHULUAN

A.   Latar Belakang

Di era ini kemajuan teknologi komputer semakin canggih. Apapun yang kita

lihat sekarang sebagian besar merupakan hasil dari desainer yang menggunakan

komputer dengan software-software dan hardware-hardware tertentu. Media-media

tersebut sangat berguna didalam proses pembelajaran. Oleh karena itu, pengajar

baik pebelajar dituntut agar dapat menggunakan media. Pengertian media

dalam proses belajar mengajar cenderung diartikan sebagai alat-alat grafis,

fotografis atau elektronis untuk menangkap, memproses dan menyusun kembali

informasi visual atau verbal.

B. Tujuan

Makalah ini dibuat dengan tujuan untuk meningkatkan wawasan pengetahuan

mahasiswa tentang Ilmu Teknologi Komputer khususnya tentang “Komputer

Grafik”

Page 5: Makalah Kelompok

BAB II

PEMBAHASAN

A. Proyeksi

Kata proyeksi secara umum berarti bayangan. Gambar proyeksi berarti gambar

bayangan suatu benda yang berasal dari benda nyata atau imajiner yang dituangkan

dalam bidang gambar menurut cara-cara tertentu. Cara-cara tersebut berkenaan

dengan arah garis pemroyeksi yang meliputi sejajar (paralel) dan memusat (sentral).

Arah yang sejajar terdiri atas sejajar tegak lurus terhadap bidang gambar dan sejajar

akan tetapi miring terhadap bidang gambar.

Berdasarkan arah garis pemroyeksi tersebut dikenal berbagai jenis gambar

proyeksi. Garis pemroyeksi yang sejajar tegak lurus terhadap bidang gambar

menghasilkan gambar proyeksi orthogonal yang terdiri dari proyeksi Eropa, proyeksi

Amerika, dan proyeksi Aksonometri. Garis pemroyeksi yang sejajar tetapi miring

terhadap bidang gambar menghasilkan proyeksi Oblik (miring). Sementara garis

pemroyeksi yang memusat (sentral) terhadap bidang gambar menghasilkan gambar

perspektif.

Untuk benda-benda yang memiliki dimensi tinggi perhatikan gambar di bawah

ini. Garis ketinggian benda diukur dari garis tanah tepat pada perpanjangan garis

benda di garis tanah. Ukuran garis tinggi benda diukur dengan ukuran sebenarnya

Macam-macam proyeksi:

1. Proyeksi Tidak Langsung (Gambar Oblique)

Proyeksi tidak langsung adalah cara penggambaran pandangan tunggal di mana

salah satu bidangnya (bidang muka) diletakkan sejajar bidang proyeksi dan

diproyeksikan secara ortogonal. Pada bidang ini ukuran dan bentuk sesuai dengan

benda aslinya, sedangkan yang lainnya dengan cara proyeksi sejajar (secara miring).

Page 6: Makalah Kelompok

Rusuk-rusuk a dan b digambar sesuai ukuran yang sebenamya (secara frontal).

Sementara rusuk c digambar dengan skala perbandingan 1, atau 1/3 nya. Dengan

sudut a diambil 30°, 45°, atau 60°.

Jadi, dapat dikatakan proyeksi tidak langsung adalah proyeksi sejajar di mana

bidang depannya dibuat frontal. Bila c diambil dengan skala perbandingan 1, disebut

gambar cavalier, sedangkan bila skala perbandingan 1/2, dan sudutnya adalah 45o,

disebut gambar cabinet

(sering dipakai untuk menggambarkan suatu benda pada Gambar Teknik Mesin).

2. Proyeksi/Gambar Perspektif

Proyeksi perspektif adalah cars penggambaran pandangan tunggal di mana

dalam menggambarkan gambar proyeksinya, garisgaris sejajar dalam salah satu atau

dua dimensinya, bertemu pads satu titik yang disebut titik hilang. Oleh karena itu,

gambar ini disebut jugs sebagai gambar proyeksi titik hilang. Pada proyeksi ini tidak

ada satu garis pun yang ukurannya tepat seperti bendanya. Pada Gambar Teknik Sipil

gambar perspektif ini hanya dipakai untuk memperjelas gambar.

Ada tiga macam gambar perspektif, yaitu

- perspektif dengan satu titik hilang (perspektif sudut);

- perspektif dengan dua titik hilang (perspektif miring);

- perspektif dengan titik hilang tak terhingga (proyeksi sejajar).

Page 7: Makalah Kelompok

Gb.1. Contoh  pandangan sejajar tegak

Secara umum berbagai jenis gambar proyeksi dan perspektif tersebut

difungsikan sebagai sarana komunikasi dalam bentuk pictorial. Benda kongkret yang

ada, misalnya meja atau kursi, digambarkan sedemikian rupa sehingga dipahami oleh

orang lain. Benda imajiner (khayalan penggambar), misalnya meja atau kursi yang

sebelumnya tidak ada digambarkan sedemikian rupa sehingga dipahami oleh orang

lain misalnya tukang atau pemesan. Gambar proyeksi dan perspektif lebih banyak

menampilkan benda imajiner, oleh karena itu sangat bermanfaat dalam bidang

perencanaan.

Penampilan gambar proyeksi Eropa relative sederhana dibandingkan dengan

yang lain. Gambar ini menampilkan pandangan atas, depan (muka), dan samping.

Oleh karena itu proyeksi Eropa sangat tepat digunakan untuk kepentingan

perancangan mebel atau desain produk.

Sistem gambar proyeksi Eropa dihasilkan dari pemroyeksian pada ruang atau

sudut pertama (first angel). Oleh karena itu proyeksi Eropa sering disebut proyeksi

“Kuadran Pertama” atau “Kuadran I”. Ruang atau sudut penampilan tersebut

berbentuk tiga dimensi, yang terdiri atas 3 bidang, yakni bidang I, II, dan III. Bidang

I berfungsi untuk menampilkan bayangan benada tampak dari atas, bidang II untuk

bayangan benda tampak depan, dan bidang III untuk bayangan benda tampak dari

Page 8: Makalah Kelompok

samping kiri. Oleh karena itu proyeksi Eropa sering dikelompokkan dalam proyeksi

multiview (tampak ganda).

Jika diperhatikan sistem proyeksi Eropa ini menempatkan posisi benda/obyek

yang digambar berada di antara titik pengamat (proyektor) dan proyeksi benda. Jika

diurutkan maka posisi tersebut adalah pengamat, objek, dan gambar proyeksi. Posisi

pengamat terhadap bidang gambar adalah tegak lurus. Di samping itu, masing-

masing garis pemroyeksi yang merupakan hubungan dari titik pengamat dan benda

sehingga menghasilkan proyeksi tersebut adalah sejajar sesamanya.

Ruang / sudut yang berbentuk tiga dimensi ini diubah sedemikian rupa menjadi

dua dimensi. Dengan kata lain diubah menjadi bidang datar sehingga dapat

dituangkan ke dalam bidang atau kertas gambar. Perubahan sudut / ruang tersebut

dapat dilihat dalam gambar berikut:

Page 9: Makalah Kelompok

Gb.3. Ruang dalam proyeksi Eropa yang dibentangkan menjadi bidang datar.

Page 10: Makalah Kelompok

Gb 4. Sumbu proyeksi Eropa yang terbentuk karena rebahan ruang.

Gb. 5. Contoh cara memproyeksikan sebuah titik.

Page 11: Makalah Kelompok

Gb.6. Contoh benda berupa kubus yang diproyeksikan dengan cara Eropa.

2. Proyeksi Aksonometri

Proyeksi Aksonometri tergolong jenis proyeksi sejajar (paralel) dan juga tegak

(ortogonal). Perbedaannya dengan proyeksi Eropa terutama adalah dalam

penampilan tampak. Dalam proyeksi Aksonometri diupayakan untuk penampilan

tampak atas, depan, dan samping dalam satu kesatuan gambar tidak seperti dalam

proyeksi Eropa yang terpisah oleh bidang-bidang. Gambar proyeksi Aksonometri

menampilkan objek gambar baik yang kongkret maupun imajiner ke dalam bayangan

tiga dimensi, oleh karena itu aksonometri tergolong jenis proyeksi piktorial.

Page 12: Makalah Kelompok

Jenis proyeksi Aksonometri dikelompokkan menjadi tiga, yaitu:

a. Proyeksi Isometri

Proyeksi isometri adalah jenis proyeksi aksonometri berpenampilan tiga

dimensi atau piktorial dengan besaran sudut masing-masing 120 0, dan

perbadingan masing-masing ukuran tinggi,

panjang, dan dalam yaitu 1:1:1. Besar sudut sumbu 1200 dapat digunakan

alternatif dibuat sudut 300 terhadap horisontal (baik sudut kanan maupun kiri)

Gb.7.

Tampilan gambar isometri.

b. Proyeksi Dimetri

Penggunaan isometri seringkali menyebabkan distorsi pada gambar yang

ditampilkan, dan garis-garis yang berimpit. Kelemahan ini dapat ditanggulangi

dengan proyeksi dimetri. Dimetri artinya ada dua jurusan sumbu yang sama

panjang. Pada dimetri perbandingan yang sama terdapat pada dimensi tinggi dan

panjang. Perbandingan yang lazim digunakan yaitu 2:2:1 atau 3:3:1

Perbandingan ini diikuti dengan konsekuensi pada sudut objek yang digambar

terhadap garis horizon yaitu 41,4 derajat untuk sudut sebelah kanan dan 7,2

derajat untuk sudut sebelah kiri.

Page 13: Makalah Kelompok

Gb. 8. Tampilan gambar dimetri.

c. Trimetri

Penggunaan proyeksi dimetri ternyata dirasakan banyak terjadi distorsi, oleh

karena itu ukuran kedua rusuk/sumbu salah satunya (rusuk panjang) perlu

dipendekkan, sehingga perbandingan yang sering digunakan adalah 10:9:5 atau

6:5:4.

Gb. 9. Tampilan gambar Trimetri.

B. Perspektif

Dalam penglihatan kita sehari-hari, benda-benda yang letaknya lebih dekat

dengan mata terlihat lebih besar dan benda-benda yang terletak lebih jauh dengan

mata terlihat lebih kecil. Semakin jauh letak benda dari mata kita, benda itu akan

terlihat semakin kecil hingga akhirnya hanya tampak sebagai titik saja. Demikian

juga dua benda atau lebih yang letaknya sejajar dan membujur menjauhi kita,

semakin jauh dari mata, keduanya akan terlihat semakin berdekatan hingga akhirnya

saling berimpit dan akan menjadi satu titik.

Page 14: Makalah Kelompok

Gb. 9. Konstruksi gambar perspektif

Seperti halnya dalam proyeksi Eropa maka dalam gambar perspektifpun

diupayakan agar bidang-bidang yang semula saling berpotongan harus dibentangkan

menjadi bidang datar. Pembentangan tersebut dapat dilihat seperti pada gambar di

bawah ini. Bidang mata dibentangkan ke atas menjadi sejajar dengan bidang tafrir,

begitu juga dengan bidang tanah yang dibentangkan ke bawah menjadi sejajar

dengan bidang tafrir.

Page 15: Makalah Kelompok

Gb.10. Bidang hasil pembentangan bidang mata dan bidang tanah menjadi sejajar

bidang tafrir.

Page 16: Makalah Kelompok

Selanjutnya, untuk kepentingan menggambar perspektif bidang itu menjadi

disederhanakan seperti di bawah ini

Gb.11. Posisi mata, distansi,  tinggi tafrir, garis horizon, dan garis tanah.

Gb.12. Contoh sebuah titik yang diproyeksikan dengan gambar perspektif

a. Perspektif satu titik lenyap (one point perspective)

Page 17: Makalah Kelompok

Sistem perespektif ini digunakan untuk menggambar obyek (benda) yang

terletak relatif dekat dengan mata. Karena letak obyek yang cukup dekat,

akibatnya mata memiliki sudut pandang yang sempit, sehingga garis-garis batas

benda akan menuju satu titik lenyap saja, kecuali bila sejajar dengan horizon dan

tegak lurus terhadapnya. Gambar yang demikian sering disebut dengan paralel

perspective sebab banyak menggunakan garis-garis bantu yang sejajar horizon

dan vertikal. Penerapan gambar ini banyak digunakan pada gambar rancang

bangun (desain) interior.

b. Perspektif dua titik lenyap (two point perspective)

Sistem gambar ini digunakan untuk menggambarkan benda-benda yang

letaknya relatif jauh dan letaknya tidak sejajar (serong) terhadap mata pengamat.

Karena posisi pengamat jauh dengan obyek maka sudut pandang mata melebar,

akibatnya garis-garis batas benda akan menuju titik lenyap sebelah kiri dan

kanan. Gambar ini banyak digunakan untuk desain eksterior.

c. Perspektif tiga titik lenyap (three point perspective)

Gambar perspektif ini muncul akibat benda/obyek yang diamati jauh di

bawah atau ke atas horizon. Oleh karenanya sudut pandang mata melebar ke

segala arah. Perspektif ini banyak digunakan untuk menggambar arsitektur

bangunan yang serba tinggi.

Jika kita mengamati gambar di atas, titik A pada bidang tafrir yang merupakan

titik pertemuan garis mata dengan kedudukan titik tersebut yang ditarik lurus ke

garis tanah kemudian diteruskan ke P sebagai titik hilang. Memproyeksikan titik

sebenarnya dapat melalui 4 cara seperti di bawah ini:

Cara pertama

Page 18: Makalah Kelompok

Cara kedua

Page 19: Makalah Kelompok

Cara ketiga

Cara keempat

Page 20: Makalah Kelompok

Gb.13. Proyeksi sebuah garis yang tegak lurus dengan garis tanah

C. Fotografi

A. Pengertian Fotografi

Fotografi adalah adalah seni atau proses penghasilan gambar dan cahaya pada film.

Memang benar, kebanyakan jika anda mencari pengertian fotografi jawabannya hampir

Page 21: Makalah Kelompok

sama semua yaitu proses melukis dengan menggunakan media cahaya. Fotografi adalah

sebuah kegiatan atau proses menghasilkan suatu seni gambar/foto melalui media cahaya

dengan alat yang disebut kamera dengan maksud dan tujuan tertentu

Untuk menghasilkan sebuah hasil karya yang bagus atau menarik ada beberapa factor :

faktor pencahayaan, tanpa cahaya atau pencahayaan yang baik akan terlalu sulit

untuk menghasilkan hasil karya yang bagus

Faktor kedua adalah fotografer, foktor ini juga penting, karena tanpa fotografer

proses fotografi tidak akan terjadi. Disini fotografer akan dituntut dan di uji seni

atau kreatifitas nya untuk menghasilkan subuah foto yang bagus atau menarik.

Faktor yang ketiga adalah kamera, tanpa kamera proses fotografi pun tidak 

terjadi. Kamera adalah alat pokok pada kegiatan fotografi. Faktor yang terakhir

adalah faktor pendukungm seperti lensa cadangan, alat bantu cahaya ( lampu

flash kamera), reflektor, tripod, dan lain-lainnya

B. Sejarah Fotografi

Fotografi ialah lukisan melalui cahaya. Tanpa cahaya seni foto ini tidak akan berfungsi.

Istilah Photography dicipta pada tahun 1839. Ketika teknologi seni foto terus

berkembang bersama dengan kemajuan manusia, ilmu sangat penting bagi menjamin

mutu kerja seorang seniman foto (Photografer).

Dalam buku The History of Photography karya Alma Davenport, terbitan University of

New Mexico Press tahun 1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5 Sebelum Masehi

(SM), seorang pria bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala. Apabila pada

dinding ruangan yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian dalam

ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik lewat lubang

tadi. Mo Ti adalah orang pertama yang menyadari fenomena camera obscura.

Kamera mulai diperkenalkan ketika para pelukis menghadapi masalah untuk merekam

gambar (potrait) sekitar abad 17 dan 18. Justru itu mereka telah mencipta kamera

Obscura untuk kemudahan merekam gambar.

Page 22: Makalah Kelompok

Akhirnya, pada tahun 1824, seorang seniman lithography Perancis, Joseph-Nicephore

Niepce (1765-1833), setelah delapan jam meng-exposed pemandangan dari jendela

kamrnya, melalui proses yang disebutnya Heliogravure (proses kerjanya mirip

lithograph) di atas pelat logam yang dilapisi aspal, berhasil melahirkan sebuah imaji

yang agak kabur, berhasil pula mempertahankan gambar secara 

permanent. Kemudian ia pun mencoba menggunakan kamera obscura berlensa, proses

yang disebut ”heliogravure” pada tahun 1826 inilah yang akhirnya menjadi sejarah awal

fotografi yang sebenarnya. Foto yang dihasilkan itu kini disimpan di University of

Texas di Austin, AS.

Merasa kurang puas, tahun 1827 Niepce mendatangi desainer panggung opera yang juga

pelukis, Louis-Jacques Mande’ Daguerre (1787-1851) untuk mengajaknya

berkolaborasi. Dan jauh sebelum eksperimen Niepce dan Daguerre berhasil, mereka

pernah meramalkan bahwa: “fotografi akan menjadi seni termuda yang dilahirkan

zaman.”

Sayang, sebelum menunjukkan hasil yang optimal, Niepce meninggal dunia. Baru pada

tanggal 19 Agustus 1839, Daguerre dinobatkan sebagai orang pertama yang berhasil

membuat foto yang sebenarnya: sebuah gambar permanen pada lembaran plat tembaga

perak yang dilapisi larutan iodin yang disinari selama satu setengah jam cahaya

langsung dengan pemanas mercuri (neon). Proses ini disebut daguerreotype. Untuk

membuat gambar permanen, pelat dicuci larutan garam dapur dan asir suling.

Foto pertama dibuat pada tahun 1826 selama 8 jam. Louis Jacques mande Daquerre

merupakan bapak fotografi dunia (1837). Kamera Obcura merupakan kamera yang

pertama kali yang dipakai untuk menggambar kemudian memotret.

Tahun 1900 seorang Juru gambar telah mencipta kamera Mammoth. Kamera ini amat

besar ukurannya beratnya 1,400 pound. Lens seberat 500 pound. Sewaktu mengubah

atau memindahkannya tenaga manusia sebanyaki 15 orang diperlukan! Kamera ini

menggunakan film sebesar 4 ½ x 8 kaki dengan bahan kimia sebanyak 10 gallons

digunakan ketika memprosesnya.

Kamera Kodak (Eastmant Kodak) pertama kali ditemukan oleh Snapshooter 1888 di

Amerika. Konstribusi fotografi ke dunia film pertama kali di pelopori oleh Eadward

Page 23: Makalah Kelompok

Muybridge. Flash atau lampu kilat pertama kali ditemukan oleh Harold E. Edgerton

pada tahun 1938. Memotret benda-benda mati disebut dengan still life. Penemu negative

film John Hendri Fox Talbot dari inggris. Negatif film tersebut di buat selama 40 detik

dibawah terik matahari.

Tahun 1950 mulai digunakan prisma untuk memudahkan pembidikan pada kamera

Single Lens Reflex (SLR), dan pada

tahun yang sama Jepang mulai memasuki dunia fotografi

 dengan produksi kamera NIKON. Tahun 1972 mulai dipasarkan kamera Polaroid yang

ditemukan oleh Edwin Land. Kamera Polaroid mampu menghasilkan gambar tanpa

melalui proses pengembangan dan pencetakan film.

Kemajuan teknologi turut memacu fotografi secara sangat cepat. Kalau dulu kamera

sebesar tenda hanya bisa menghasilkan gambar yang tidak terlalu tajam, kini kamera

digital yang cuma sebesar dompet mampu membuat foto yang sangat tajam dalam

ukuran sebesar koran.

C. Jenis – Jenis Fotografi

Setiap fotografer tentunya mempunyai satu aliran atau jenis fotografi yang paling

disukainya atau didalaminya berdasarkan minat yang dia punya. Berikut ini silahkan

Anda simak beberapa jenis atau aliran dalam fotografi :

- Fotografi Landscape

Fotografi Landscape adalah fotografi pemandangan alam atau dalam pengertian lain

adalah jenis fotografi yang merekam keindahan alam. Dapat juga dikombinasikan

dengan yang lain seperti manusia, hewan dan yang lainnya, namun tetap yang menjadi

fokus utamanya adalah alam. Ada beberapa sub dari fotografi landscape seperti

seascape yang lebih fokus ke laut, cityscape yang fokus ke perkotaan dan skyscape yang

fokus pada pemandangan langit.

- Fotografi Macro

Fotografi macro adalah adalah jenis fotografi dengan pengambilan gambar dari jarak

dekat dengan obyek utama benda-benda kecil. Objek fotografi makro dapat berupa

serangga, bunga, embun atau benda lain yang di close-up sehingga menghasilkan detail

yang menarik. Fotografer  umumnya menggunakan lensa macro agar hasil foto terlihat

Page 24: Makalah Kelompok

lebih tajam, tapi fotografer dengan budget terbatas bisa menggunakan close-up filter,

extension tube atau reverse ring sebagai alternatif lensa macro.

- Fotografi Hitam Putih/Black and White Photograph

. Pada awal sejarah fotografi, fotografi hitam-putih adalah satu-satunya pilihan seorang

fotografer untuk mengambil gambar. Bahkan ketika foto berwarna sudah tersedia, foto

hitam-putih pada awalnya mempunyai kualitas yang lebih baik dan lebih murah untuk

mengembangkan daripada foto berwarna. Seiring dengan kualitas foto berwarna

semakin membaik, foto berwarna menjadi pilihan yang lebih populer sehingga

menyebabkan fotografi hitam-putih kurang populer. Akan tetapi fotografi hitam-putih

untuk saat ini lebih cenderung digunakan untuk menimbulkan efek tertentu yang bisa

didapat dari berbagai aplikasi editing foto sehingga foto yang dihasilkan lebih bermakna

dan menarik.

- Fotografi Satwa/Wildlife Photography

Fotografi satwa lebih memfokuskan objek pada pengambilan gambar adalah hewan.

Kadang hewan berperilaku unik dan jika kita berada di waktu dan tempat yang tepat kita

dapat mengabadikan aksi hewan tersebut dan pastinya akan menjadi hasil karya yang

menarik.

- Fotografi Portrait/Potrait Photography

Foto portrait adalah sebuah foto yang mengedepankan detail dari obyek foto, untuk

menunjukkan karakter dari sebuah obyek foto. Apabila objek adalah manusia, maka

pada umumnya mata dari obyek akan lurus menatap kepada kamera. Hal ini

menunjukkan bahwa terjadi “komunikasi” yang intens antara obyek dengan fotografer.

Ekspresi wajah begitu dominan untuk mengungkapkan persamaan, kepribadian, bahkan

perasaan seseorang. Pada umumnya foto portrait menampilkan ekspresi alami dari objek

yang di foto. disini mata dari objek menjadi komponen penting dari sebuah foto portrait.

- Fotografi Jalanan/Street Photography

Street Photography atau fotografi jalanan adalah aliran fotografi yang menarik. Sedikit

berbeda dengan fotojurnalistik yang fokusnya mengabadikan momen puncak/klimaks .

Page 25: Makalah Kelompok

Street photography bertujuan untuk merekam kegiatan sehari-hari . Foto biasanya

diambil dari jarak dekat dan fotografer berada disekitar objek daripada dari jarak jauh.

Fotografer harus dapat mengambil gambar dengan diam-diam tapi bukan sembunyi dan

melakukannya dengan cepat dan lugas.

- Fotografi Model

Pengertiannya sebenarnya hampir sama dengan fotografi potrait namun pada fotografi

model, fotografer memutuskan bagaimana posenya, ekspresinya, arah pandangan dan

sebagainya. Model yang bagus adalah mereka tau bagaimana cara berpose untuk

mempermudah fotografer mendapatkan foto yang bagus.

- Fotografi Panning

Panning adalah salah satu teknik fotografi yang digunakan untuk membekukan gerakan

benda yang bergerak. Ide dibalik teknik panning ini adalah untuk mengatasi masalah

dalam menangkap objek yang bergerak cepat. Ciri-ciri foto dengan menggunakan teknik

panning adalah fokus dengan tajam terhadap objek yang bergerak sedangkan

background nya blur atau kabur. Foto jenis ini bisa didapat dengan memanfaatkan

shutter speed rendah.

- Fotografi Tilt Shift

Fotografi tilt shift adalah teknik fotografi yang bertujuan untuk mendapatkan hasil foto

yang tampak seperti miniatur. Teknik tilt-shift ini menggunakan lensa khusus yang

dikembangkan untuk memperbaiki perspektif dan mengatasi distorsi dengan cara

mengubah sudut lensa terhadap media (film atau sensor). Namun salah satu efek yang

paling nyata dari penggunaan lensa tilt-shift adalah menyempitnya ruang tajam (DoF -

Depth of Field) sehingga bisa menciptakan efek seperti miniatur. Seiring dengan

perkembangan teknologi digital, foto tilt shift bisa dibuat dengan memanfaatkan

aplikasi photo editor seperti Photoshop.

Page 26: Makalah Kelompok

- Fotografi Light Painting

Fotografi light painting atau melukis dengan cahaya sangatlah unik. Memotret dengan

teknik light painting adalah hal yang sangat mengasyikkan dan salah satu penggunaan

kreatif shutter speed. Dalam fotografi light painting, kita membuka shutter dalam waktu

yang cukup lama (long exposure), memotret dalam kegelapan dan mengarahkan sumber

cahaya terarah (misal lampu senter) pada beberapa titik obyek foto dalam rentang

sepanjang shutter terbuka.

D. Jenis – Jenis Kamera

Untuk mengetahui jenis jenis kamera alangkah lebih baik kalau kita mengetahui

Kategori kamera. Beberapa kategori kamera yaitu:

Jenis kamera berdasarkan media penangkap sinar/cahaya :

- Kamera Film 

Kamera ini menggunakan pita seluloid sebagai media penangkap cahaya.

-Kamera Polaroid

Kamera jenis ini menggunakan lembaran polaroid sebagai media penangkap cahaya dan

langsung memberikan gambar positif sehingga pemotret tidak perlu lagi melakukan

proses cuci cetak film

-Kamera Digital

Kamera jenis ini memakai image-sensor atau sensor gambar sebagai media penangkap

cahaya dan media penyimpanannya menggunakan memory card

Jenis kamera berdasarkan teknologi viewfinder :

-Kamera Pocket

Jenis kamera yang paling banyak digunakan orang. Kebanyakan menggunakan setelan

serba otomatis atau memiliki sedikit setelan manual. Cahaya yang melewati lensa

langsung membakar media penangkap gambar. Kelemahan dari kamera ini adalah lensa

tidak bisa diganti, selain itu adalah gambar yang terlihat oleh mata melalui

viewfinder/jendela bidik akan berbeda dengan hasil foto yang didapat, karena ada

perbedaan antara pandangan pemotret dengan pandangan lensa.

-Kamera TLR

Page 27: Makalah Kelompok

Disebut juga kamera refleks lensa ganda. Jendela bidik/viewfinder yang diberikan lensa

identik dengan lensa di bawahnya. Kesalahan paralaks masih ditimbulkan Sebab sudut

danposisi kedua lensa tidak sama

-Kamera SLR

Untuk kamera digital biasa disebut Kamera DSLR (Digital Single Lens Reflex). Kamera

jenis ini sangat populer digunakan fotografer profesional, amatir maupun yang sekedar

menyalurkan hobi. Kesalahan paralaks tidak terjadi pada kamera jenis ini karena

memiliki cermin datar dengan singkap 45 derajat di belakang lensa, sehingga apa yang

terlihat oleh pemotret dari jendela bidik sama dengan yang ditangkap oleh film.

Kelebihan lain dari kamera ini adalah lensa yang dapat diganti.

A. Kamera compact simple point and shoot

Kamera jenis ini mayoritas memiliki ukuran yang mungil agar dapat dikantongi dan

dibawa ke mana-mana tanpa harus merepotkan penggunanya. Apabila beberapa tahun

lalu, fasilitas pada kamera saku sangat terbatas juga untuk masalah resolusi sensor

lensanya masih rendah, sekarang ini, kamera poket sudah dikembangkan menjadi sangat

canggih dengan beragam fitur di dalamnya. Sayangnya, karena memang dibuat untuk

pemula, maka pengguna kamera poket hanya dapat melakukan Point and Shoot atau

dapat dikatakan mayoritas sudah diatur dalam mode auto saja tanpa dapat berkreasi

lebih tinggi lagi. Keunggulan kamera saku ini selain dapat dibawa ke mana-mana yaitu

foto yang dihasilkan sangat tertata bagus, walaupun terkadang penggunanya tidak dapat

menghindari dari 'serangan' red-eye. Mayoritas kamera saku menggunakan baterai AA

sebagai dapur pacunya, namun ada juga yang sudah menggunakan tipe Lithium Ion.

Kekurangan kamera jenis ini adalah walaupun tertera dapat dizoom dalam beberapa

kali, namun semakin tinggi zoomnya, maka semakin pecah resolusi kerapatan gambar

yang dihasilkan. Kamera jenis ini dilengkapi dengan lensa yang memiliki resolusi

beragam mulai dari 5 sampai dengan di atas 12MP. Harganya pun juga beragam, mulai

dari yang dijual dengan harga sekitar Rp 500 ribu (baru) sampai dengan yang dalam

kisaran Rp 1 jutaan.

Page 28: Makalah Kelompok

B. Kamera prosumer

Kamera prosumer atau yang biasa disebut dengan kamera compact enthusiast ini rata-

rata sudah mengadopsi teknologi yang mendekati apa yang digunakan oleh kamera-

kamera DSLR pada umumnya, hanya saja dalam bentuk mungil. Tidak seperti kamera

compact lainnya, kamera prosumer telah dilengkapi dengan settingan manual dan auto.

Sensor optik lensanya juga sangat berkualitas. Walaupun dalam keadaan tempat yang

rendah pencahayaan, foto yang dihasilkan tetap dalam kondisi yang bagus, walaupun

tidak dapat dibandingkan dengan kamera DSLR standar. Kamera jenis ini dapat

dikatakan merupakan kamera lebel mid-end yang menawarkan pengabadian gambar

atau perekaman video dengan format RAW. Tidak hanya itu saja, kamera prosumer juga

sudah dilengkapi dengan slot-slot khusus untuk aksesoris seperti viewfinder sampai

dengan blitz atau flash. Kamera prosumer cocok digunakan untuk fotografer pemula

atau juga orang-orang biasa pada umumnya. Sayangnya, ukuran yang dimiliki kamera

jenis ini sedikit lebih besar dibandingkan dengan kamera saku, sehingga tidak dapat

dimasukkan ke dalam saku. Harga dari kamera jenis ini juga masih tergolong tinggi.

C. Kamera superzoom bridge (DZLR)

Dari segi bentuk, desain dan modelnya, DZLR ini sudah hampir mirip dengan kamera-

kamera SLR atau DSLR pada umumnya. Mayoritas fotografer menjadikan kamera jenis

ini sebagai kamera cadangan yang dapat mengambil gambar dengan cepat tanpa harus

melakukan proses pengaturan. Sensor optik yang digunakan oleh kamera-kamera

superzoom ini setingkat sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan prosumer. Lensa

kameranya juga dapat melakukan zoom sampai jarak yang jauh.

Keunggulan lain dari DZLR adalah kamera ini sudah dilengkapi dengan berbagai fitur

seperti yang terdapat pada DSLR dan juga ada fasilitas High Speed Recording sampai

dengan Noise Reduction. Terdapat juga layar LCD di bagian belakang serta fasilitas

pengaturan ISO di dalamnya. Sayangnya, selain harga yang masih relatif tinggi, lensa

Page 29: Makalah Kelompok

kamera satu ini tidak dapat diganti-ganti karena sudah menyatu dengan body kamera,

serta ukurannya yang tidak seminimalis kamera poket.

D. Kamera DSLR consumer

Kamera DSLR atau Digital Single Lens Reflex consumer ini merupakan kamera yang

sangat populer dan laris manis di pasaran beberapa tahun belakangan ini. Popularitas

tersebut, selain dikarenakan semakin banyaknya orang yang menyukai fotografi,

fasilitas yang ditawarkan kamera jenis ini juga melebihi kamera-kamera jenis standar

lainnya.

Rata-rata, ketika membeli baru, maka penggunanya akan mendapatkan lensa tambahan

atau lensa kit 18-55mm yang merupakan standar dari lensa DSLR jenis consumer.

Perusahaan pembuat kamera jenis ini sudah melengkapinya dengan berbagai fasilitas

mulai dari pengaturan auto atau juga manual sampai dengan fitur layar LCD di bagian

belakangnya yang beberapa merk dapat diputar-putar untuk mencari viewfinder dan

juga telah mengadopsi teknologi touchscreen.

Tentunya bagi pemula yang benar-benar ingin mendalami dunia fotografi, DSLR

consumer ini sangat cocok digunakan sebagai media belajar. Sayangnya, harga yang

ditawarkan untuk kamera jenis ini tergolong tinggi.

E. Kamera hybrid atau mirrorless

Kamera satu ini merupakan tipe kamera yang sedang naik daun. Kamera mirrorless

dapat dikatakan juga sebagai gabungan antara DSLR consumer, DZLR dan prosumer.

Dikatakan begitu karena body utamanya relatif kecil dan compact sehingga dapat

dimasukkan ke dalam tempat apapun dengan leluasa, serta lensa kameranya dapat

diganti-ganti atau dilepas dan juga fitur di dalamnya sudah sangat canggih.

Kualitas gambar yang dihasilkan oleh sensor optik lensanya setara dengan kamera

DSLR. Bahkan terdapat banyak sekali fitur seperti filter cadangan tanpa harus

menggunakan filter fisik yang dapat digunakan untuk mengedit foto secara langsung

dengan menggunakan perangkat agar gambar yang dihasilkan nampak berbeda dan

lebih menarik.

Di bagian belakang juga terdapat layar LCD yang mayoritas dapat diputar-putar untuk

mencari viewfinder. Kamera jenis ini cocok digunakan untuk pemula, para enthusiast

dan para traveler atau pecinta street photography. Sayangnya, harga yang ditawarkan

Page 30: Makalah Kelompok

hampir setara dengan kamera DSLR consumer pada umumnya, bahkan ada yang

melebihi.

F. Kamera DSLR pro

Kamera jenis ini terkadang ada yang menyebutnya dengan nama kamera DSLR full

frame. Tentunya, kamera ini sangat berkualitas dan dilengkapi dengan segudang

fasilitas yang tidak dimiliki jenis-jenis kamera di bawahnya. Dikarenakan fasilitas yang

ditawarkan sangat banyak dan berkualitas serta menunjang para fotografer untuk

mendapatkan hasil maksimal, kamera full frame ini juga dipasarkan dengan harga yang

tidak tanggung-tanggung tingginya. Untuk sebuah kamera DSLR pro ini, hanya untuk

bodynya saja dijual dengan harga rata-rata di atas Rp 10 jutaan.

Mahalnya kamera jenis ini dikarenakan fasilitas dan fitur-fitur di dalamnya yang sangat

berkualitas. Bahkan kabarnya, sekarang ini ada beberapa perusahaan kamera dunia yang

tengah mengembangkan kamera jenis ini yang sudah support untuk menghasilkan

gambar setara format 2K sampai 4K.

G. Kamera boutique atau butik

Mengacu pada kata butik, maka kamera jenis ini bukanlah kamera kelas menengah

apalagi low-end. Kamera jenis ini memang memiliki desain retro dan terkesan kuno,

namun sensor full frame-nya setara dengan kualitas gambar yang dihasilkan kamera

DSLR semi-pro sampai profesional. Kamera dengan bentuk kecil ini menjadi icon dari

pabrikan kamera terkenal dunia yaitu Leica.Untuk harganya, pastinya Anda tidak

percaya bahwa kamera butik ini dijual dengan harga yang cukup fantastis yaitu sekitar

di atas 30 juta ke atas.

D. Proyeksi Stereografi

Sebuah proyeksi yang memproyeksikan poin  pada permukaan bola dari lingkup kutub

utara  ke titik dalam bidang bersinggungan dengan kutub selatan  (Coxeter 1969, hal

93). Dalam proyeksi yang memproyeksikan bola ke sebuah bidang datar . Proyeksi

Page 31: Makalah Kelompok

didefinisikan pada seluruh wilayah, kecuali pada satu titik – titik proyeksi. Apabila

didefinisikan, pemetaan yang halus dan bijektif . Hal ini konformal , artinya

mempertahankan sudut . Hal ini tidak isometrik: artinya, tidak menjaga jarak atau

bidang angka. Secara intuitif, proyeksi stereografik adalah cara membayangkan bola

sebagai Bidang datar, dengan beberapa aturan yang harus diikuti. Dalam prakteknya,

proyeksi dilakukan oleh komputer atau dengan tangan menggunakan jenis khusus dari

kertas grafik disebut stereonet atau Wulff net dan Schmidtt Net.

Cara Kerja Proyeksi Stereografi

Di bola tiga dimensi R-3 adalah himpunan titik (x, y, z) sedemikian rupa sehingga x 2 + y 2

+ z 2 = 1. Biarkan N = (0, 0, 1) menjadi “kutub utara”, dan biarkan M sisa bola. Bidang

datar z = 0 berjalan melalui pusat sphere, yang “khatulistiwa” adalah persimpangan

lingkup dengan Bidang datar ini.

Untuk setiap titik P di M, ada garis yang unik N dan P, dan garis ini memotong Bidang

datar z = 0 dalam tepat satu titik P ‘. Tentukan proyeksi stereografik P menjadi titik P

‘di Bidang datar.

Dalam koordinat Cartesian (x, y, z) pada bidang dan (X, Y) di Bidang datar, proyeksi dan

invers yang diberikan oleh rumus

Dalam koordinat bola (φ, θ) pada bidang (dengan φ pada sudut zenith , 0 ≤ φ ≤ π, dan θ

yang azimut , 0 ≤ θ ≤ π 2) dan koordinat polar (R, Θ) di Bidang datar, proyeksi dan

invers adalah

Di sini, φ dipahami memiliki nilai π apabila R = 0. Juga, ada banyak cara untuk menulis

ulang formula ini menggunakan identitas trigonometri . Dalam koordinat silinder (r, θ,

z) pada bola dan koordinat kutub (R, Θ) di Bidang datar, proyeksi dan invers perusahaan

Proyeksi stereografik berkaitan dengan inversi Bidang datar dengan cara yang

sederhana. Misalkan P dan Q adalah dua titik pada bola dengan proyeksi P ‘dan Q’ di

Bidang datar. Kemudian P ‘dan Q’ adalah gambar inversive satu sama lain dalam

gambar lingkaran khatulistiwa jika dan hanya jika P dan Q adalah cerminan dari satu

sama lain dalam bidang ekuator.

Dengan kata lain, jika:

P adalah titik pada bola, tapi tidak ‘a’ N kutub utara dan bukan nya antipoda ,

yang ‘kutub selatan’ S,

Page 32: Makalah Kelompok

P ‘adalah gambar dari P dalam proyeksi stereografik dengan titik proyeksi N dan

P “adalah gambar dari P dalam proyeksi stereografik dengan proyeksi titik S,

maka P ‘dan P “adalah gambar inversive satu sama lain dalam lingkaran satuan.

Page 33: Makalah Kelompok

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Dalam ilmu komputer, penerapanya bisa untuk berbagai macam bidang di

dalam kehidupan sehari-hari.Salah satu penerapanya adalah proyeksi dan teknik

Fotografi.

Kata proyeksi secara umum berarti bayangan. Gambar proyeksi berarti

gambar bayangan suatu benda yang berasal dari benda nyata atau imajiner yang

dituangkan dalam bidang gambar menurut cara-cara tertentu. Cara-cara tersebut

berkenaan dengan arah garis pemroyeksi yang meliputi sejajar (paralel) dan

memusat (sentral).

Fotografi adalah adalah seni atau proses penghasilan gambar dan cahaya pada

film. Istilah Photography dicipta pada tahun 1839. Ketika teknologi seni foto

terus berkembang bersama dengan kemajuan manusia, ilmu sangat penting bagi

menjamin mutu kerja seorang seniman foto (Photografer). Dalam buku The

History of Photography karya Alma Davenport, terbitan University of New

Mexico Press tahun 1991, disebutkan bahwa pada abad ke-5 Sebelum Masehi

(SM), seorang pria bernama Mo Ti sudah mengamati sebuah gejala. Apabila

pada dinding ruangan yang gelap terdapat lubang kecil (pinhole), maka di bagian

dalam ruang itu akan terefleksikan pemandangan di luar ruang secara terbalik

lewat lubang tadi. Mo Ti adalah orang pertama yang menyadari fenomena

camera obscura

Page 34: Makalah Kelompok

Daftar Pustaka

- Adi Kusrianto, Pengantar Desain Komunikasi Visual, (Yogyakart: Andi Offset,

2007), hal. 46

- Eko Nugroho, Pengenalan teori warna, (Yogyakarta: Andi, 2008), hal. 1

- Pujiriyanto, Desain Grafis Komputer; Teori Grafis Komputer, Yogyakarta: Andi

Offset, 2005), hal. 44-45

- Pujiriyanto, Desain Grafis Komputer; Teori Grafis Komputer, (Yogyakarta:

Andi Offset, 2005), hal. 46

- ibid, hal. 46

- http://www.tipsdesain.com/teoriwarna.html. diakses pada tanggal 23 Oktober

2009

- Ibid. Tay Vaughan, Multimedia; making it work, terj.: Theresia Arie Prabawati

& Agnes Heni Triyuliana, (Yogyakarta: Andi, 2006), hal. 2.

- Gatot Pramono, Aplikasi ComponentDisplay Theory dalam Multimedia dan

Web Pembelajaran, (Jakarta: Pustekkom-Depdiknas, 2007), hal. 8.

- ibid, hal. 13

- ibid. hal. 14.

- Lee, W.W., & Owens, D.L., Multimedia-based instructional design: computer-

based trainning, web-based training, distance broadcast training, performance-

based solutions (2nd ed.), (San Francisco: Pfeiffer, 2004), hal. 3-77

Page 35: Makalah Kelompok

- http://myweb.facstaff.wwu.edu/talbot/cdgeol/Localities/Scotland.html

- http://en.wikipedia.org/wiki/Stereographic_projection

- http://mathworld.wolfram.com/StereographicProjection.html

- http://www.matter.org.uk/stereography/

- http://en.wikipedia.org/wiki/Lambert_azimuthal_equal-area_projection