Makalah kelompok 8B
-
Upload
taufiq-anzhory -
Category
Documents
-
view
115 -
download
1
Embed Size (px)
description
Transcript of Makalah kelompok 8B

Revisi ke-2
Kelompok 8B
PENYULINGAN (DISTILASI) AIR GARAM
MAKALAH
Disusun guna memenuhi mata kuliah IPA Terpadu
Oleh
ANING ANJARWATI (070210192036)
TAUFIQ ANSORI (090210102074)
DESY HUSNIA (090210102080)
AULYA NANDA PRAFITASARI (090210102086)
PROGAM STUDI PENDIDIKAN FISIKA
JURUSAN PENDIDIKAN MIPA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS JEMBER
2010

BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar belakang
Metode pemisahan campuran merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan
atau memurnikan suatu senyawa atau skelompok senyawa yang mempunyai susunan kimia
yang berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala laboratorium maupun skala industri.
Metode pemisahan bertujuan untuk mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni dari
suatu campuran, sering disebut sebagai pemurnian dan juga untuk mengetahui keberadaan
suatu zat dalam suatu sampel (analisis laboratorium). Berdasarkan tahap proses pemisahan,
metode pemisahan dapat dibedakan menjadi dua golongan, yaitu metode pemisahan
sederhana dan metode pemisahan kompleks.
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan,
campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke
dalam bentuk cairan.Distilasi termasuk metode pemisahan sederhan, karena pemisahannya
dilakukan dengan cara yang sederhana. Jenis-jenis penyulingan yaitu penyulingan
mendapatkan air murni, air garam, air laut, air teh, minyak nilam, bahan bakar dll. Disini
dilakukan penyulingan yaitu untuk mendapatkan air yang lebih besih dan membuktikan
reaksi yang terjadi.
Penyulingan atau distilasi yang dihasilkan yaitu tergantung dari zat yang akan
disuling. Misalnya air gula menghasilkan air dan gula dan begitu juga dengan yang lainnya.
Dalam makalah ini kami akan membahas tentan penyulingan atau distilasi air garam.
1.2 Rumusan Masalah
1. Bagaimana proses penyulingan (Distilasi) air garam ?
2. Bagaimana proses Distilasi ditinjau dari Fisika ?
3. Bagaimana proses Distilasi ditinjau dari Kimia ?

1.3 Tujuan
1. Menjelaskan proses penyulingan (Destilasi) air garam.
2. Menjelaskan proses Distilasi secara fisikanya.
3. Menjelaskan proses Distilasi secara Kimianya.

BAB II
DASAR TEORI
2.1 Pengertian Penyulingan (Distilasi)
Distilasi atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan
perbedaan kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan,
campuran zat dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke
dalam bentuk cairan. Zat yang memiliki titik didih lebih rendah akan menguap lebih dulu.
Metode ini merupakan termasuk unit operasi kimia jenis perpindahan massa. Penerapan
proses ini didasarkan pada teori bahwa pada suatu larutan, masing-masing komponen akan
menguap pada titik didihnya.
Distilasi juga bisa dikatakan sebagai proses pemisahan komponen yang ditujukan
untuk memisahkan pelarut dan komponen pelarutnya. Hasil distilasi disebut distilat dan
sisanya disebut residu. Jika hasil distilasinya berupa air, maka disebut sebagai aquadestilata
(disingkat aquades).
2.2 Jenis-jenis Penyulingan (Destilasi)
Ada 4 jenis Penyulingan (distilasi), yaitu
a. Distilasi Sederhana
Pada distilasi sederhana, dasar pemisahannya adalah perbedaan titik didih yang jauh
atau dengan salah satu komponen bersifat volatil. Jika campuran dipanaskan maka
komponen yang titik didihnya lebih rendah akan menguap lebih dulu. Selain perbedaan
titik didih, juga perbedaan kevolatilan, yaitu kecenderungan sebuah substansi untuk
menjadi gas. Distilasi ini dilakukan pada tekanan atmosfer. Aplikasi distilasi sederhana
digunakan untuk memisahkan campuran air dan alkohol.
b. Distilasi Fraksionisasi

Fungsi distilasi fraksionasi adalah memisahkan komponen-komponen cair, dua atau
lebih, dari suatu larutan berdasarkan perbedaan titik didihnya. Distilasi ini juga dapat
digunakan untuk campuran dengan perbedaan titik didih kurang dari 20 °C dan bekerja
pada tekanan atmosfer atau dengan tekanan rendah. Aplikasi dari distilasi jenis ini
digunakan pada industri minyak mentah, untuk memisahkan komponen-komponen dalam
minyak mentah
c. Distilasi Uap
Distilasi uap digunakan pada campuran senyawa-senyawa yang memiliki titik didih
mencapai 200 °C atau lebih. Distilasi uap dapat menguapkan senyawa-senyawa ini
dengan suhu mendekati 100 °C dalam tekanan atmosfer dengan menggunakan uap atau
air mendidih. Sifat yang fundamental dari distilasi uap adalah dapat mendistilasi
campuran senyawa di bawah titik didih dari masing-masing senyawa campurannya.
Selain itu distilasi uap dapat digunakan untuk campuran yang tidak larut dalam air di
semua temperatur, tapi dapat didistilasi dengan air. Aplikasi dari distilasi uap adalah
untuk mengekstrak beberapa produk alam seperti minyak eucalyptus dari eucalyptus,
minyak sitrus dari lemon atau jeruk, dan untuk ekstraksi minyak parfum dari tumbuhan.
Campuran dipanaskan melalui uap air yang dialirkan ke dalam campuran dan mungkin
ditambah juga dengan pemanasan. Uap dari campuran akan naik ke atas menuju ke
kondensor dan akhirnya masuk ke labu distilat.
d. Distilasi Vakum
Distilasi vakum biasanya digunakan jika senyawa yang ingin didistilasi tidak stabil,
dengan pengertian dapat terdekomposisi sebelum atau mendekati titik didihnya atau
campuran yang memiliki titik didih di atas 150 °C. Metode distilasi ini tidak dapat
digunakan pada pelarut dengan titik didih yang rendah jika kondensornya menggunakan
air dingin, karena komponen yang menguap tidak dapat dikondensasi oleh air. Untuk
mengurangi tekanan digunakan pompa vakum atau aspirator. Aspirator berfungsi sebagai
penurun tekanan pada sistem distilasi ini.
e. Azeotrop

Azeotrop adalah campuran dari dua atau lebih komponen yang memiliki titik didih
yang konstan. Azeotrop dapat menjadi gangguan yang menyebabkan hasil distilasi
menjadi tidak maksimal. Komposisi dari azeotrope tetap konstan dalam pemberian atau
penambahan tekanan. Akan tetapi ketika tekanan total berubah, kedua titik didih dan
komposisi dari azeotrop berubah. Sebagai akibatnya, azeotrop bukanlah komponen tetap,
yang komposisinya harus selalu konstan dalam interval suhu dan tekanan, tetapi lebih ke
campuran yang dihasilkan dari saling mempengaruhi dalam kekuatan intramolekuler
dalam larutan.
2.3 Penyulingan (Distilasi) Air Garam
Campuran air garam merupakan campuran antara air (H2O) dengan garam (NaCl).
Garam sukar menguap pada saat air mendidh (1000C), sedangkan air dapat menguap saat
dipanaskan. Ketika dipanaskan air berubah wujud dari cair menjadi gas (uap air). Ketika uap
air melewati pipa, uap air wujudnya akan berubah kembali menjadi cair. Perubahan wujud
dari gas menjadi cair disebut pengembunan (kondensasi). Kondensasi disebabkan air dingin
diwadah penampang. Dengan demikian air akan mengalir ke bak penampang, sedangkan
garam akan tertinggal di labu. Cara seperti ini desebut penyulingan (distilasi).
Air dapat dipisahkan dari garam-garam laut karena adanya perbedaan titik didih
antara air dan garam. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa dasar pemisahan
penyulingan adalah perbedaan titik didih antara zat-zat yang terkandung dalam larutan.
Proses penyulinan pada air garam dibuat sangat sederhana seperti contoh gambar
dibawah. Jika menggunakan alat seperti ini, jangan sampai tertukar antara tempat air masuk
dan tempat air keluar. Dengan cara seperti ini pengembunan akan lebih mudah terjadi.
Kedalam larutran distilasi dimasukkan batu didih untuk menjegah letupan akibat panas.
Prinsip penyulingan banyak dimanfaatkan dalam industri. Contoh pemanfaatan
penyulingan diantaranya, yaitu industry minyak, pembuatan air suling, serta pembuatan kayu
putih dan minyak asiri.

BAB III
PEMBAHASAN
3.1 Penyulingan (Distilasi)
Indonesia merupakan negara kepulauan terbesar di dunia. Memiliki luas wilayah
5.193.252 km2 dua per tiga luas wilayahnya merupakan lautan, yaitu sekitar 3.288.683 km2.
Sehingga Indonesia juga memiliki julukan sebagai benua maritim atau juga negara
kepulauan. Ironinya, di tengah kepungan air laut itu ternyata masih ada beberapa tempat yang
mengalami kekurangan air, terutama mengenai ketersedian air bersih. Akibatnya, di tempat
seperti itu air menjadi barang eksklusif. Masyarakatnya harus membeli untuk mendapatkan
air bersih.
Untuk menanggulangi kekurangan air bersih tersebut, dapat digunakan cara destilasi.
Secara prinsip proses destilasi merupakan perubahan fase cair menjadi fase uap.
Dimana pada tahap akhir, air laut akan mengalami kondensasi menjadi air murni.
Proses kerja destilasi ini mulanya air laut dihisap oleh pompa ejektor yang terdapat
dipantai. Kemudian, air laut tersebut dimasukan ke dalam alat penukar gas (heat exchanger).
Pada tahap ini, air laut dipanasi oleh air panas dari panas buang diesel atau boiler limbah
biomassa pada suhu 80 derajat C. Selanjutnya, air tersebut divakumkan pada tekanan udara
kurang dari 1 atm. Pada kondisi hampa udara (vakum) yang tinggi dan suhu rendah
itulah, jelasnya lagi, sebagian dari air laut menguap. Dimana, uap bertekanan rendah
dari tempat lain mendapat pendinginan dari air laut yang dimasukkan dari cerobong
terpisah. Pada saat itulah, uap berkondensasi menjadi air tawar.
Sedangkan mengenai kadar garam dari air destilat (air yang dihasilkan dari proses
destilasi ini) secara terus menerus dipantau oleh salinity indicator. Sebuah solenoid valve
dipasang pada saluran keluar pompa air destilasi. Untuk menentukan kadar garam air
destilatnya kita bisa atur, umumnya kadar garam yang dimiliki oleh air destilat ini maksimal

sebesar 10 ppm. Artinya, kualitas air yang dihasilkan dari proses ini sangat bagus. Air tawar
yang dihasilkan dari mesin diesel bertenaga 2×250 Kw dan 2×500 Kw mampu menghasilkan
5.000 liter air dalam 24 jam.
Mengenai kualitas air tawar yang dihasilkan dari proses destilasi ini, kualitasnya
sudah terjamin. Setelah proses destilasi usai, air tawar yang dihasilkan telah siap untuk
diminum. Ini disebabkan karena air tawar ini sudah memenuhi standar air bersih yang
ditetapkan oleh Lembaga Kesehatan Dunia (WHO). Berdasarkan hasil penelitian, air
destilasi ini memiliki pH 8,5 pada suhu 25 derajat. Selain itu, tingkat alkalinitasnya sekitar 3
CaCO3 miligram per liter. Kemampuan daya hantar listriknya sebesar 4,1 mg/l. Kandungan
ion klorida, ion besi masing-masing sebanyak kurang dari 2 mg/l Cl- dan kurang dari 0,05
mg/l Fe. Sementara itu kualitas air yang ditetapkan WHO, pH yang baik berkisar antara 5,8-
8,6. Kemampuan daya hantar listriknya sebesar kurang dari 700 mg/l. Kandungan ion klorida
kurang dari 200 mg/l Cl-. Dan kandungan ion besinya adalah kurang dari 0,3 mg/l Fe. Selama
ini pemanfaatan teknologi desalinasi ini banyak digunakan pada kapal-kapal tanker.
Keberadaan desalinasi disana, untuk menyuplai air bersih bagi awak kapalnya..
Berikut adalah susunan rangkaian alat ditilasi sederhana:

Keterangan gambar :
1. wadah air 9. lubang udara
2. Labu distilasi 10. tempat keluarnya distilat
3. sambungan 13. Penangas
4. termometer 14. air penangas
5. kondensor 15. larutan
6. aliran masuk air dingin 16. wadah labu distilat
7. aliran keluar air dingin
8. labu distilat
3.2 Ditinjau dari Sisi Fisika
Standar kompetensi : Memahami wujud zat dan perubahannya.
Kompetensi Dasar : Mendeskripsikan perubahan wujud zat.
Tujuan : 1. Menjelaskan macam-macam perubahan wujud.
2. Menjelaskan wujud zat
Dasar Teori :
Air dapat berada dalam tiga wujud yaitu (es), cair (air), dan gas (uap air). Jadi baik es, air
dan uap air terdiri dari zat yang sama, hanya wujudnya yang berbeda. Perubahan ini
disebut perubahan fisika. Perubahan fisika adalah perubahan zat yang tidak menghasilkan
zat jenis baru.

Ada lima macam perubahan wujud :
1. Mencair merupakan perubahan wujud padat ke wujud cair.
2. Menguap merupakan perubahan wujud cair ke wujud gas.
3. Membeku merupakan perubahan wujud cair ke wujud padat.
4. Mengembun merupakan perubahan wujud gas ke wujud cair.
5. Menyublim merupakan perubahan wujud padat ke wujud gas atau sebaliknya.
Selain perubahan wujud, hal yang merupakan perubahan fisika adalah :
1. Perubahan bentuk
2. Perubahan panjang dan volume (pemuaian dan pengerutan)
3. Melarut (misalnya gula melarut dalam air)
Teknologi penyulingan air laut yang dikembangkan oleh tim Korea, menerapkan
metode penyaringan salinitas air laut dengan menggunakan sodium dan khlor. Apabila air
laut melewati jaringan pemisah yang berbentuk saringan didalam alat itu, kekuatan
transisi ion dapat memisahkan zat air salinitas dan zat air tawar, secara otomatis sambil
menghemat penggunaan energi. Ukuran alat penyulingan air laut hanya sebesar sebuah
tas kecil, dapat membuat 1 liter air tawar dari air laut dalam waktu 4 sampai 5 menit,
dengan membutuhkan sedikit tenaga listrik. Wakil sekretaris jenderal PBB Achim Steiner
meramalkan, apabila kita gagal untuk mengontrol limbah air, sejumlah besar umat
manusia di atas bumi ini akan menderita berbagai kesengsaraan, terutama terjangkitnya
wabah penyakit. Untuk itu, diperlukan usaha bersama untuk memelihara dan mengontrol
sumber air bukan hanya air laut tapi juga air tawar sebaik-baiknya. Dengan demikian, alat
penyulingan air laut yang dikembangkan oleh tim riset Korea Selatan kali ini, akan
menjadi suatu jawaban tepat
Desalinasi dengan Metoda Evaporasi
Penguapan (evaporasi ) adalah perubahan suatu zat cair menjadi uap pada beberapa
suhu dibawah titik didihnya. Sebagai contoh, air ketika ditempatkan pada wadah dangkal
yang terbuka keudara, tiba – tiba menghilang, kecepatan penguapan bergantung pada
sejumlah permukaan yang terbuka, kelembaban udara dan suhu. Penguapan (evaporasi)

terjadi dikarenakan diantara molekul–molekul yang dekat dengan permukaan zat cair
tersebut selalu terdapat cukup energy panas untukmengatasi gaya kohesi sesama molekul
kemudian melepas. Kecepatan penguapan bergantung pada suhu zat cair tersebut,
seberapa kuat ikatan antar molekul dalam zat cair tersebut, luas permukaan zat cair, suhu,
tekanan, dan pergerakan udara disekitar hingga penguapan tersebut dapat terjadi.
Beberapa faktor yang mempengaruhi kecepatan penguapan zat cair.
Tekanan uap adalah tekanan uap intrisik suatu zat dimana dalam kondisi setimbang
dengan bentuk zat cairnya. Air pada 25°C tekanan uapnya 25 mmHg. Pada 0°C, titik beku
air murni, tekanan uap air/es adalah sekitar 4,5 mmHg. Maka kecepatan penguapan es +
air lebih rendah daripada air pada saat keduanya bersuhu 25°C. Bertambahnya suhu,
meningkatkan tekanan uap dan akibatnya meningkatnya kecepatan penguapan (faktor
lainnya dianggap sama). Maka pada suhu 100°C, tekanan uap air adalah 760 mmHg atau
1 atmosfer.
Adanya tekanan uap suatu larutan yang rendah atau dapat siabaikan akan mengurangi
kecepatan penguapan. Maka, sebagai contoh, kecepatan penguapan air dari air garam
akan menjadi berkurang dibandingkan dari air bersih (faktor lainnya dianggap sama).
Pada kasus air, kelembaban relative, dimana persen tekanan uap pada udara diatas zat cair
dibandingkan dengan tekanan uap pada suhu tertentu, mengurangi kecepatan penguapan.
Kecepatan penguapan air diperkirakan seperti sebuah garis lurus dari titik maksimum
pada 0% kelembaban relative hingga pada titik 100 kelembaban relatif.
Faktor yang penting dalam kecepatan udara bergerak melintang pada permukaan zat cair.
Gerakan udara (angin) yang lebih cepat akan memindahkan lebih banyak uap air dan
lebih cepat kecepatan penguapannya. Tapi terdapat faktor yang bertentangan, sebagai
contoh, kecepatan udara yang sangat cepat akan endinginkan air, dimana mengurangi
tekanan uap dan kecepatan penguapan.
Tekanan Uap
Menurut Brady (1999) menjelaskan bahwa bila suatu cairan pada suatu wadah yang
terbuka menguap, semua cairan lama – lama akan hilang, sebab molekul - lmolekul yang
membentuk uap akan berdifusi ke udara. Tetapi bila wadahnya kita tutup, molekul-
molekul yang menguap ini tak dapat keluar dan akan berkumpul pada ruang uap diatas
cairan. Di sini uap akan memberikan tekanan, seperti juga molekul-molekul gas lainnya.
Tekanan yang dihasilkan oleh uap air itu disebut tekanan uap. Besarnya tekanan uap
dipengaruhi sifat dari gaya tarik cairan dan yang kedua adalah suhunya. Kedua faktor ini
akan mempengaruhi kecepatan menguap. Pada cairan dimana gaya tarik menariknya kuat

maka, kecepatan menguapnya akan rendah, dan begitu sebaliknya. Selain dipengaruhi
oleh gaya tari menarik antar molekul di dalam larutan, kecepatan menguap juga
dipengaruhi oleh suhu. Berikut ini adalah tabel yang menunjukkan hubungan antara
tekanan uap dan suhu. Keberadaan uap air di udara maka akan mempengaruhi dari
densitas udara itu sendiri. Dengan semakin banyaknya uap air maka akan semakin
meningkatkan densitas dari udara tersebut. Pada persamaan dibawah ini akan
menjelaskan hubungan antara tekanan uap air terhadap dunsitas udara.
Berdasarkan penjelasan diatas yang menunjukkan sisi fisika yaitu :
Pada kondisi hampa udara (vakum) yang tinggi dan suhu rendah itulah, jelasnya lagi,
sebagian dari air laut menguap. Dimana, uap bertekanan rendah dari tempat lain
mendapat pendinginan dari air laut yang dimasukkan dari cerobong terpisah. Pada saat
itulah, uap berkondensasi menjadi air tawar.
3.3 Ditinjau dari Sisi Kimia
Standar kompetensi : Memahami berbagai sifat dalam perubahan fisika dan kimia.
Kompetansi Dasar : Melakukan pemisahan campuran dengan berbagai cara
berdasarkan sifat kimia.
Tujuan : 1. Menjelaskan pengertian campuaran.
2. Menjelaskan pemisahan campuran berdasarkan sifat kimia.
Dasar teori :
Pemisahan campuran
Dalam Kimia dan teknik kimia, proses pemisahan digunakan untuk mendapatkan dua
atau lebih produk yang lebih murni dari suatu campuran senyawa kimia.
Sebagian besar senyawa kimia ditemukan di alam dalam keadaan yang tidak murni.
Biasanya, suatu senyawa kimia berada dalam keadaan tercampur dengan senyawa lain. Untuk
beberapa keperluan seperti sintesis senyawa kimia yang memerlukan bahan baku senyawa
kimia dalam keadaan murni atau proses produksi suatu senyawa kimia dengan kemurnian
tinggi, proses pemisahan perlu dilakukan. Proses pemisahan sangat penting dalam bidang
teknik kimia. Secara mendasar, proses pemisahan dapat diterangkan sebagai proses

perpindahan massa. Proses pemisahan sendiri dapat diklasifikasikan menjadi proses
pemisahan secara mekanis atau kimiawi. Pemilihan jenis proses pemisahan yang digunakan
bergantung pada kondisi yang dihadapi. Pemisahan secara mekanis dilakukan kapanpun
memungkinkan karena biaya operasinya lebih murah dari pemisahan secara kimiawi. Untuk
campuran yang tidak dapat dipisahkan melalui proses pemisahan mekanis (seperti pemisahan
minyak bumi), proses pemisahan kimiawi harus dilakukan.
Proses pemisahan suatu campuran dapat dilakukan dengan berbagai metode. Metode
pemisahan yang dipilih bergantung pada fasa komponen penyusun campuran. Suatu
campuran dapat berupa campuran homogen (satu fasa) atau campuran heterogen (lebih dari
satu fasa). Suatu campuran heterogen dapat mengandung dua atau lebih fasa: padat-padat,
padat-cair, padat-gas, cair-cair, cair-gas, gas-gas, campuran padat-cair-gas, dan sebagainya.
Pada berbagai kasus, dua atau lebih proses pemisahan harus dikombinasikan untuk
mendapatkan hasil pemisahan yang diinginkan.
Metode Pemisahan Campuran
Metode pemisahan merupakan suatu cara yang digunakan untuk memisahkan atau
memurnikan suatu senyawa atau skelompok senyawa yang mempunyai susunan kimia yang
berkaitan dari suatu bahan, baik dalam skala laboratorium maupun skala industri. Metode
pemisahan bertujuan untuk mendapatkan zat murni atau beberapa zat murni dari suatu
campuran, sering disebut sebagai pemurnian dan juga untuk mengetahui keberadaan suatu zat
dalam suatu sampel (analisis laboratorium).
Berdasarkan tahap proses pemisahan, metode pemisahan dapat dibedakan menjadi dua
golongan, yaitu metode pemisahan sederhana dan metode pemisahan kompleks.
1. Metode Pemisahan Sederhana
Metode pemisahan sederhana adalah metode yang menggunakan cara satu tahap. Proses
ini terbatas untuk memisahkan campuran atau larutan yang relatif sederhana.
2. Metode Pemisahan Kompleks
Metode pemisahan kompleks memerlukan beberapa tahapan kerja, diantaranya
penambahan bahan tertentu,pengaturan proses mekanik alat, dan reaksi-reaksi kimia yang
diperlukan. Metode ini biasanya menggabungkan dua atau lebih metode sederhana.
Keadaan zat yang diinginkan dan dalam keadaan campuran harus diperhatiakn untuk
menghindari kesalahan pemilihan metode pemisahan yang akan menimbulkan kerusakan
hasil atau melainkan tidak berhasil.
Beberapa faktor yang perlu diperhatikan antara lain :

1. Keadaan zat yang diinginkan terhadap campuran, apakah zat ada di dalam sel makhluk
hidup, apakah bahan terikat secara kimia, dan sebagainya.
2. Kadar zat yang diinginkan terhadap campurannya, apakah kadarnya kecil atau besar.
3. Sifat khusus dari zat yang diinginkan dan campurannya, misalnya zat tidak tahan panas,
mudah menguap, kelarutan terhadap pelarut tertentu, titik didih, dan sebagainya.
4. Standar kemurnian yang diinginkan. Kemurnian 100% memerlukan tahap yang berbeda
dengan 96%.
5. Zat pencemar dan campurannya yang mengotori beserta sifatnya.
6. Nilai guna zat yang diinginkan, harga, dan biaya proses pemisahan.
Dasar-Dasar Metode Pemisahan
Suatu zat dapat dipisahkan dari campurannya karena mempunyai perbedaan sifat.
Hal ini dinamakan dasar pemisahan. Beberapa dasar pemisahan campuran antara
lain sebagai berikut :
1. Ukuran partikel, bila ukuran partikel zat yang diinginkan berbeda dengan zat yang tidak
diinginkan (zat pencmpur) dapat dipisahkan dengan metode filtrasi (penyaringan). jika
partikel zat hasil lebih kecil daripada zat pencampurnya, maka dapat dipilih penyring atau
media berpori yang sesuai dengan ukuran partikel zat yang diinginkan. Partikel zat hasil
akan melewati penyaring dan zat pencampurnya akan terhalang.
2. Titik didih, bila antara zat hasil dan zat pencampur memiliki titik didih yang jauh berbeda
dapat dipishkan dengan metode destilasi. Apabila titik didih zat hasil lebih rendah
daripada zat pencampur, maka bahan dipanaskan antara suhu didih zat hasil dan di bawah
suhu didih zat pencampur. Zat hasil akan lebih cepat menguap, sedangkan zat pencampur
tetap dalam keadaan cair dan sedikit menguap ketika titik didihnya terlewati. Proses
pemisahan dengan dasar perbedaan titik didih ini bila dilakukan dengan kontrol suhu yang
ketat akan dapat memisahkan suatu zat dari campuranya dengan baik, karena suhu selalu
dikontrol untuk tidak melewati titik didih campuran.
3. Kelarutan, suatu zat selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya suatu zat
selalu memiliki spesifikasi kelarutan yang berbeda, artinya suatu zat mungkin larut dalam
pelarut A tetapi tidak larut dalam pelarut B, atau sebaliknya. Secara umum pelarut dibagi
menjadi dua, yaitu pelarut polar, misalnya air, dan pelarut nonpolar (disebut juga pelarut
organik) seperti alkohol, aseton, methanol, petrolium eter, kloroform, dan eter. Dengan
melihat kelarutan suatu zat yang berbeda dengan zat-zat lain dalam campurannya, maka
kita dapat memisahkan zat yang diinginkan tersebut dengan menggunakan pelarut tertentu.

4. Pengendapan, suatu zat akan memiliki kecepatan mengendap yang berbeda dalam suatu
campuran atau larutan tertentu. Zat-zat dengan berat jenis yng lebih besar daripada
pelarutnya akan segera mengendap. Jika dalam suatu campuran mengandung satu atau
beberapa zat dengan kecepatan pengendapan yang berbeda dan kita hanya menginginkan
salah satu zat, maka dapat dipisahkan dengan metode sedimentsi tau sentrifugsi. Namun
jika dalm campuran mengandung lebih dari satu zat yang akan kita inginkan, maka
digunakan metode presipitasi. Metode presipitasi biasanya dikombinasi dengan metode
filtrasi.
5. Difusi, dua macm zat berwujud cair atau gas bila dicampur dapat berdifusi (bergerak
mengalir dan bercampur) satu sama lain. Gerak partikel dapat dipengaruhi oleh muatan
listrik. Listrik yang diatur sedemikian rupa (baik besarnya tegangan maupun kuat arusnya)
akan menarik partikel zat hasil ke arah tertentu sehingga diperoleh zat yang murni. Metode
pemisahan zat dengan menggunakan bantuan arus listrik disebut elektrodialisis. Selain itu
kita mengenal juga istilah elektroforesis, yaitu pemisahan zat berdasarkan banyaknya
nukleotida (satuan penyusun DNA) dapat dilakukan dengan elektroforesis menggunakan
suatu media agar yang disebut gel agarosa.
6. Adsorbsi, merupakan penarikan suatu zat oleh bahan pengadsorbsi secara kuat sehingga
menempel pada permukaan dari bahan pengadsorbsi. Penggunaan metode ini diterapkan
pada pemurnian air dan kotoran renik atau organisme.
Pemanfaatan Metode Pemisahan
Pada proses pemisahan suatu campuran ada yang memerlukan metode pemisahan, ada
pula yang dikombinasi lebih dari satu jenis metode. Berikut ini beberapa contoh pemanfaatan
metode pemisahan dengan menggunakan metode pemisahan tertentu.
1. Pemurnian Garam Dapur
Air laut banyak mengandung mineral terutama garam dapur (NaCl). Petani garam dapur
memisahkan garam dapur dengan menjemur air laut pada sebuah bangunan yang datar dan
lapang. Garam yang diperoleh, kemudian diolah di industri untuk dicuci dan ditambah
iodium.
2. Pemurnian Air Minum
Air adalah sumber kehidupan. Air selalu diperlukan dalam setiap bidang kehidupan
kita.bagi penduduk Indonesia, tidak sulit untuk mendapatkan air tawar, namun di daerah
timur tengah sulit untuk mendapatkan air tawar. Mereka melakukan penyulingan
(destilasi) untuk memperoleh air tawar secara besar-besaran.
Beberapa jenis pemisahan campuran :

a. Penyaringan
Ukuran partikel zat padat dalam campuran mempengaruhi kelarutan zat-zat padat yang
ada didalam campuran itu. Pemisahan campuran tersebut semakin kecil.
b. Penguapan
Pada pembuatan garam, pemisahan campuran air garam dilakukan dengan menguapkan
air laut yang memiliki titik didih lebih rendah daripada garam, sehingga garam yang
diperoleh garam padat.
c. Kristalisasi
Kristalisasi adalah suatu proses pemurnian zat padat berdasarkan pada perbedaan
kelarutan dengan pelarutnya. Contoh kristalisasi dilakukan untuk memisahkan air tebu
dari ampas tebu untuk membentuk gula tebu.
d. Penyulingan (distilasi)
Penyulingan/ distilasi merupakan salah satu proses pemisahan campuran zat cair
berdasarkan perbedaan titik didih. Distilasi merupakan suatu proses pemisahan senyawa
organic cair, yakni suatu proses yang didahului dengan penguapan senyawa cair (dengan
pemanasan), kemudian mengembunkan uap cairan ditampung dalam suatu wadah yang
telah disiapkan.Bagian yang terpenting dari campuran yang terfraksinasi secara terus-
menerus yang komponennya memiliki titik didih randah akan menetes. Bagian itu
disebut distilat, yaitu cair yang terjadi dari pendinginan uap. Sedangkan zat yang
tertinggal dalam labu distilat disebur residu.
e. Sublimasi
Sublimasi merupakan cara pemisahan campuran dari zat yang dapat menyublim dengan
zat lain yang tidak dapat menyublim sehingga diperoleh zat murni. Sublimasi adalah
perubahan dari wujud padat ke gas atau sebaliknya.
f. Kromatografi
Pemisahan campuran dengan menggunakan cara kromatografi didasarkan pada
perbedaan kecepatan merambat partikel-partikel zat yang bercampur pada medium
tertentu.

Berdasarkan penjelasan diatas yang menunjukkan sisi kimia yaitu :
Proses kerja destilasi ini mulanya air laut dihisap oleh pompa ejektor yang terdapat
dipantai. Kemudian, air laut tersebut dimasukan ke dalam alat penukar gas (heat
exchanger). Pada tahap ini, air laut dipanasi oleh air panas dari panas buang diesel
atau boiler limbah biomassa pada suhu 80 derajat C.
Mengenai kualitas air tawar yang dihasilkan dari proses destilasi ini, kualitasnya
sudah terjamin. Setelah proses destilasi usai, air tawar yang dihasilkan telah siap
untuk diminum. Ini disebabkan karena air tawar ini sudah memenuhi standar air
bersih yang ditetapkan oleh Lembaga Kesehatan Dunia (WHO).

BAB IV
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dipaparkan kami dapat menyimpulkan. Distilasi
atau penyulingan adalah suatu metode pemisahan bahan kimia berdasarkan perbedaan
kecepatan atau kemudahan menguap (volatilitas) bahan. Dalam penyulingan, campuran zat
dididihkan sehingga menguap, dan uap ini kemudian didinginkan kembali ke dalam bentuk
cairan.
Air dapat dipisahkan dari garam-garam laut karena adanya perbedaan titik didih
antara air dan garam. Berdasarkan hal tersebut, dapat disimpulkan bahwa dasar pemisahan
penyulingan adalah perbedaan titik didih antara zat-zat yang terkandung dalam larutan.
Proses penyulingan pada air garam dibuat sangat sederhana. Jika menggunakan alat,
jangan sampai tertukar antara tempat air masuk dan tempat air keluar. Dengan cara seperti ini
pengembunan akan lebih mudah terjadi. Kedalam larutan distilasi dimasukkan batu didih
untuk menjegah letupan akibat panas.
Prinsip penyulingan banyak dimanfaatkan dalam industri. Contoh pemanfaatan
penyulingan diantaranya, yaitu industri minyak, pembuatan air suling, serta pembuatan kayu
putih dan minyak asiri.

DAFTAR PUSTAKA
Sutresna, Nana., Arisworo, Djoko., dan Yusa. 2006. Ilmu Pengetahuan Alam SMP Untuk
kelas VII. Bandung : Grafindo.
http://id.wikipedia.org/wiki/Garam_%28kimia%29
http://belajarkimia.com/menentukan-sifat-asam-netral-atau-basa-larutan-garam/
http://gudangmakalah.blogspot.com/2009/09/skripsi-peranan-usaha-kecil-penyulingan.html
http://www.acehprov.go.id/Berita/1.4.3122/Aceh-Andalkan-Alat-Penyulingan-Garam
http://id.wikipedia.org/wiki/Proses_pemisahan

Lampiran
Soal
1. Apakah yang harus dilakukan untuk mencegah letupan panas dalam proses destilasi ?
a. Mengurangi panas pada Bunsen
b. Memperbesar volume air pendingin
c. Memasukkan batu didih pada labu distilasi
d. Memperkecil volume air pendingin
2. Dari Distilasi larutan garam, reaksi yang tepat adalah ?
a. NaCl + Cl –
b. NaCl(aq) NaCl(s) + H2O(aq)
c. 4NaCl + H2O 2Na2HCl + O
d. 2NaCl 2Na + Cl
3. Sebanyak 58,5 gram garam NaCl dilarutkan ke dalam 250 mL air. Jika diketahui
rapatan air
adalah 990 Kg/m3, berapakah % massa NaCl dalam rapatan tersebut?
a. 19 % c. 18 %
b. 17% d. 20%
4. Zat yang tidak dapat diuraikan lagi ke bentuk sederhana melalui reaksi kimia
disebut…
a. koloid c. larutan
b. senyawa d. unsur
Jawaban :

1. C
2. B
3. A
4. D