Makalah Kelompok Enron
-
Upload
linda-hetri -
Category
Documents
-
view
832 -
download
13
Transcript of Makalah Kelompok Enron
PENGGABUNGAN USAHA, LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI,
INVESTASI PERUSAHAAN ASOSIASI,
SPECIAL PURPOSE ENTITIES (SPE)
I. PENGGABUNGAN USAHA
1.1. Pengertian Penggabungan Usaha
Penggabungan Usaha adalah penyatuan entitas-entitas usaha. Penggabungan
entitas usaha yang terpisah adalah suatu alternatif perluasan secara internal melalui
akuisisi atau pengembangan kekayaan perusahaan secara bertahap, dan seringkali
memberikan manfaat bagi semua entitas yang bersatu dan pemiliknya.
Dunia usaha semakin lama semakin berkembang dan persaingan dalam jenis
produk, mutu produk, maupun pemasarannya semakin ramai dan ketat sehingga
seringkali timbul persaingan yang tidak sehat dan saling mengalahkan. Untuk mengatasi
adanya saling merugikan antara perusahaan yang satu dengan perusahaan yang lain,
perlu kiranya diadakan suatu bentuk kerja sama yang saling menguntungkan. Salah satu
bentuk kerjasama yang dapat ditempuh adalah dengan melalui penggabungan usaha
antara dua atau lebih perusahaan dengan perusahaan yang lain baik yang sejenis
maupun yang tidak sejenis.
Berdasarkan pernyataan standar akuntansi keuangan (PSAK) No. 22 paragraf 08
tahun 1999: ”Penggabungan usaha (business combination) adalah pernyataan dua atau
lebih perusahaan yang terpisah menjadi satu entitas ekonomi karena satu perusahaan
menyatu dengan (uniting wiith) perusahaan lain atau memperoleh kendali (control)
atas aktiva dan operasi perusahaan lain”
Dalam PSAk No 22 tidak dikenal istilah peleburan, dan dapat disimpulkan
peleburan dapat digolongkan ke dalam penggabungan usaha. Sementara istilah
penggambil alihan, dalam PSAK No.22 paragraf 8 dikenal denan akuisisi yang di
definisikan “ suatu penggabungan usaha dimana salah satu perusahaan yaitu
pengakuisisi memperoleh kendalai atas aktiva neto dan operasi perusahaan yang di
akuisis dengan memberikan aktiva tertentu, mengakui suatu kewajiban atau
mengeluarkan.
Internasional financial Reporting Standart (IFRS) No.3 “Business Combination”
Paragraf 4 memberikan definis yang lebi specifik dengan menjelaskan penggabungan
Penggabungan Usaha, Laporan Keuangan Konsolidasi, Investasi Perusahaan Asosiasi, Special Purpose Entities Page 1
usaha sebagai berikut: “A business combinations is the bringing together of separate
entities or business in to one reporting entity. The result of nearly all business combination
is that one entity, the acquirer, obtains control of one or more other business, the acquiree.
If an entity obtaines control of one or more other entities that are not busineses, the
bringing together of those busineses is not a business combination”.
IFRS No.3 menjelaskan bahwa penggabungan usaha adalah penggabungan entitas-
entitas dan bisnis bisnis terpisah kedalam suatu entitas pelapor dan hampir semua
penggabungan usaha bertujuan agar suatu entitas (pengakuisisi) dapat mengendalikan
entitas lain (perusahaan yang di akuisisi) . Dengan demikian, penggabungan usaha
dapat menyebabkan suatu hubungan induk dan anak perusahaan atau pembelian aktiva
bersih yang menghasilkan goowil.
Sifat Penggabungan Usaha
Horizontal integration
Adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dalam lini usaha atau pasar yang sama,
misalnya perusahaan consumer product bergabung dengan perusahaan consumer
product juga.
Vertical integration
Adalah penggabungan dua atau lebih perusahaan dengan operasi yang berbeda, secara
berturut-turut, tahapan produksi dan atau distribusi yang sama, misalnya Merck & Co
salah satu produsen obat terbesar, mengakuisisi Medco Containment Services, Inc,
distributor obat-obatan dokter. Penggabungan usaha secara integrasi vertikal ini
diharapkan dapat mengurangi biaya pengiriman obat-obatan ke pasar
Conglomeration
Adalah penggabungan perusahaan-perusahaan dengan produk dan atau jasa yang tidak
saling berhubungan dan bermacam-macam. Suatu perusahaan melakan diversifikasi
untuk mengurangi risiko yang ada pada lini usaha tertentu, atau untuk mengimbangi
perubahan penghasilan, seperti kegunaan akuisisi pada perusahaan manufaktur.
1.2 Alasan-Alasan Penggabungan Usaha
Jika perluasan adalah sasaran utama dari perusahaan, mengapa usaha diperluas
melalui penggabungan dan bukan dengan melakukan konstruksi fasilitas-fasilitas baru?
Penggabungan Usaha, Laporan Keuangan Konsolidasi, Investasi Perusahaan Asosiasi, Special Purpose Entities Page 2
Beberapa alasan yang mungkin untuk memilih penggabungan usaha sebagai alat
perluasan adalah:
Manfaat Biaya (Cost Adventage).
Seringkali lebih murah bagi perusahaan untuk memperoleh fasilitas yang
dibutuhkan melalui pengembangan. Hal ini benar, terutama pada periode inflasi.
Risiko Lebih Rendah (Lower Risk). Membeli lini produk dan pasar yang telah
didirikan biasanya lebih kecil risikonya dibandingkan dengan mengembangkan
produk baru dan pasarnya. Penggabungan usaha kurang berisiko terutama ketika
tujuannya adalah diversifikasi.
Penundaan Operasi Pengurangan (Fewer Operating Delays).
Fasilitas-fasilitas pabrik yang diperoleh melalui penggabungan usaha dapat
diharapkan untuk segera beroperasi dan memenuhi peraturan yang berhubungan
dengan lingkungan dan peraturan pemerintah yang lainnya.
Mencegah Pengambilalihan (Avoidance of Takeovers).
Beberapa perusahaan bergabung untuk mencegah pengakuisisian diantara mereka.
Karena perusahaan-perusahaan yang lebih kecil cenderung lebih mudah diserang
untuk diambilalih, beberapa di antara mereka memakai strategi pembeli yang
agresif sebagai pertahanan terbaik melawan usaha pengambilalihan oleh
perusahaan lain. Perusahaan-perusahaan dengan rasio hutang-terhadap ekuitas
yang tinggi biasanya bukan merupakan calon pengambilalih yang menarik. Dalam
industri perbankan, contohnya, bank-bank yang independent mengakuisisi bank-
bank tetangganya untuk memperluas pangsa pasar (market share) dan berkembang
menjadi bank regional. Bank menggunakan penggabungan sebagai suatu cara untuk
mencegah pengambilalihan oleh bank asing.
Akuisisi Harta Tidak Berwujud (Acquisition of Intangible Assets).
Penggabungan usaha melibatkan penggabungan sumber daya tidak berwujud
maupun berwujud.
1.3 Bentuk Penggabungan Usaha
Adapun bentuk-bentuk penggabungan usaha menurut Arifin S (2002 : 240-241)
dapat dibedakan ke dalam beberapa golongan, antara lain sebagai berikut :
Penggabungan Usaha, Laporan Keuangan Konsolidasi, Investasi Perusahaan Asosiasi, Special Purpose Entities Page 3
1. Ditinjau dari bentuk penggabungannya, terdapat tiga bentuk penggabungan usaha
sebagai berikut :
Penggabungan horisontal, yaitu penggabungan perusahaan-perusahaan yang
sejenis yang menjadi satu perusahaan yang lebih besar. Pada umumnya dasar
dibentuknya penggabungan usaha ini adalah untuk menghindari adanya
persaingan diantara perusahaan yang sejenis dan meningkatkan efisiensi
diantara perusahaan-perusahaan yang bersangkutan tersebut.
Penggabungan vertikal, yaitu penggabungan perusahaan yang sebelumnya,
keduanya mempunyai hubungan yang saling menguntungkan, misalnya suatu
perusahaan lain yang kemudian pemasok (supplier) bahan baku perusahaan lain
yang kemudian bergabung agar dapat terjaga adanya kepastian bahan baku dan
kontinuitas produksi.
Penggabungan konglomerat, yaitu merupakan kombinasi dari penggabungan
horisontal dan vertikal. Penggabungan konglomerat ini merupakan gabungan
dari perusahaan-perusahaan yang memiliki usaha yang berlainan misalnya
perusahaan angkutan bergabung dengan perusahaan jasa hotel dan perusahaan
makanan (catering).
2. Sedangkan dari segi hukumnya, penggabungan usaha dibagi menjadi :
Merger, yaitu penggabungan usaha dengan cara satu perusahaan membeli
perusahaan lain yang kemudian perusahaan yang dibelinya tersebut menjadi
anak perusahaannya atau dibubarkan. Perusahaan yang dibelinya sudah tidak
mempunyai status hukum lagi dan yang mempunyai status hukum adalah
perusahaan yang membelinya.
Konsolidasi, merupakan bentuk lain dari merger, yaitu penggabungan usaha
dengan cara satu perusahaan bergabung dengan perusahaan lain membentuk
satu perusahaan baru.
Afiliasi, yaitu penggabungan usaha dengan cara membeli sebagian besar saham
atau seluruh saham perusahaan lain untuk memperoleh hak pengendalian
(controlling interest). Perusahaan yang dikuasai tersebut tidak kehilangan status
hukumnya dan masih beroperasi sebagaimana perusahaan lainnya.
1.4 Metode Akuntansi untuk Penggabungan Usaha
1. Metode Penyatuan Kepemilikan (by pooling of interest method)
Penggabungan Usaha, Laporan Keuangan Konsolidasi, Investasi Perusahaan Asosiasi, Special Purpose Entities Page 4
Suatu penggabungan usaha yang memenuhi kriteria PSAK tahun 2007 No. 22
untuk penyatuan kepemilikan harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan metode
penyatuan. Dalam metode penyatuan kepemilikan, diasumsikan bahwa kepemilikan
perusahaan-perusahaan yang bergabung adalah satu kesatuan dan secara relatif tetap
tidak berubah pada entitas akuntansi yang baru. Karena tidak ada salah satupun dari
perusahaan-perusahaan yang bergabung telah dianggap memperoleh perusahaan-
perusahaan yang bergabung lainnya, tidak ada pembelian, tidak ada harga pembelian,
sehingga karenanya tidak ada dasar pertanggungjawaban yang baru.
Pada metode penyatuan, aktiva dan kewajiban dari perusahaan-perusahaan yang
bergabung dimasukkan dalam entitas gabungan sebesar nilai bukunya. Oleh karena itu
setiap goodwill pada buku masing-masing perusahaan yang bergabung akan
dimasukkan sebagai aktiva pada entitas yang masih beroperasi (disatukan). Laba
ditahan dari perusahaan-perusahaan yang bergabung juga dimasukkan dalam entitas
yang disatukan, dan pendapatan yang bergabung untuk seluruh tahun dengan
mengabaikan tanggal penggabungan usaha dilakukan.
Perusahaan-perusahaan terpisah dalam suatu penggabungan usaha masing-
masing dapat menggunakan metode akuntansi yang berbeda untuk mencatat aktiva dan
kewajiabannya. Dalam penggabungan secara penyatuan kepemilikan, jumlah yang
dicatat oleh masing-masing perusahaan dengan menggunakan metode akuntansi yang
berbeda dapat disesuaikan menjadi dasar akuntansi yang sama apabila perusahaan
tersebut diperlukan oleh perusahaan lainnya. Perubahan metode akuntansi untuk
menyesuaikan masing-masing harus berlaku surut, dan laporan-laporan keuangan yang
disajikan untuk periode-periode sebelumnya harus disajikan kembali (restated).
Prosedur Akuntansi Penggabungan usaha Metode Pooling Of Interest
a. Semua aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang bergabung dinilai pada nilai
buku saat diadakan penggabungan.
b. Besarnya nilai investasi pada perusahaan yang bergabung sebesar jumlah modal
perusahaan yang digabung atau sebesar aktiva bersih perusahaan yang digabung.
c. Bila terjadi selisih antara jumlah yang dibukukan sebagai modal saham yang
diterbitkan ditambah kompensasi pembelian lainnya dalam bentuk kas ataupun
aktiva lainnya dengan jumlah aktiva bersih yang diperoleh, maka harus diadakan
penyesuaian terhadap modal perusahaan yang akan digabung.
Penggabungan Usaha, Laporan Keuangan Konsolidasi, Investasi Perusahaan Asosiasi, Special Purpose Entities Page 5
d. Laporan keuangan gabungan adalah penjumlahan dari laporan keuangan milik
perusahaan yang bergabung.
2. Metode Pembelian ((by purchase method))
Metode pembelian didasarkan pada asumsi bahwa penggabungan usaha
merupakan suatu transaksi yang salah satu entitas memperoleh aktiva bersih dari
perusahaan-perusahaan lain yang bergabung. Berdasarkan metode ini perusahaan yang
memperoleh atau membeli mencatat aktiva yang diterima dan kewajiban yang
ditanggung sebesar nilai wajarnya.
Biaya untuk memperoleh perusahaan (biaya perolehan) ditetapkan dengan cara
yang sama seperti pada transaksi lain. Biaya ini dialokasikan pada aktiva dan kewajiban
yang dapat diidentifikasikan sesuai dengan nilai wajarnya pada tanggal penggabungan.
Menurut PSAK tahun 2007 No.19 setiap kelebihan biaya perolehan atas nilai wajar
aktiva bersih yang diperoleh dialokasikan ke goodwill dan diamortisasikan selama
maksimum 20 tahun.
Prosedur Akuntansi Penggabungan usaha Metode Purchase:
Menyesuaikan nilai aktiva dan kewajiban milik perusahaan yang akan digabung
sebesar nilai wajarnya.
Mencatat transaksi penggabungan sebesar nilai investasinya (biaya perolehan). Jika
pengakuisisi mengeluarkan saham, maka nilai wajar saham tersebut sebesar harga
pasar pada tanggal transaksi penggabunga. Bila harga pasar tidak dapat digunakan
sebagai indikator, maka diestimasi secara proporsional perusahaan pengakuisisi
atau yang diakuisisi (mana yang lebih dapat ditentukan).
Membuat jurnal pemilikan aktiva dan kewajiban dari perusahaan yang digabung.
Apabila terjadi selisih antara nilai investasi dengan aktiva bersih yang diterima
perusahaan pengakuisisi, maka selisih tersebut dicatat ke dalam rekening goodwill
pada kelompok aktiva.
1.5 Efektif Berlakunya Penggabungan Usaha
Kapankah suatu penggabungan usaha berlaku efektif ? ada beberapa ketentuan
yang dapat digunakan untuk mengetahui kapan suatu penggabungan usaha berlaku
efektif. Ketentuan tersebut di bagi menjadi dua kelompok, yaitu menurut hukum dan
menurut akuntansi. Ketentuan yang diharuskan oleh standar akuntasi keuangan bisa
Penggabungan Usaha, Laporan Keuangan Konsolidasi, Investasi Perusahaan Asosiasi, Special Purpose Entities Page 6
berbeda dengan ketentuan yang diatur oleh perundang-undangan, karena ilmu akuntasi
selalu mengutamakan subtansi dari pada syarat formal atau dikenal dengan
asa”substance over form”.
Menurut PSAK No.22 paragraf, suatu akuisisi berlaku efektif pada saat kendali atas
aktiva dan operasi suatu perusahaan yang di akuisisi secara efektif dialihkan kepada
perusahaan pengakuisisi dan saat penerapan metode pembelian dimulai. PSAK No 22
ini memberikan penjelasan atas ketentuan saat kapan suatu akuisisi berlaku efektif
namun, tidak memberikan penjelasan atas ketentuan saat kapan suatu penyatuan
kepentingan (uniti of interest) berlaku efektif. Ada pandangan yang menyatakan bahwa
suatu penyatuan kepentingan berlaku efektif pada saat pembagian resiko dan manfaat
diberlakukan .
Menurut Peraturan Pemerintah (PP) No 27. tahun 1998 tentang penggabungan,
peleburan, dan penggabil alihan perseroan terbatas” menetapkan ketentuan mengenai
berlaku efektifnya suatu penggabungan, peleburan dan penggabil alihan dengan
mengacu undang-undang No.1 tahun 1995. Suatu trandaksi penggabungan, peleburan,
pengendalian berlaku efektif dengan ketentuan sebagai berikut:
Jika transaksi penggabungan dilakukan dengan merubah anggaran dasar, maka
transaksi tersebut mulai berlaku sejak tanggal persetujuan perubahan anggaran
dasar oleh menteri kehakiman dan perundang undangan. Jika transaksi tersebut
disertai degan perbuahan anggaran dasar yang tidak memerlukan persetujuan
menteri kehakiman dan perundang-undangan, maka transaksi berlaku sejak
tanggal pendaftaran akte penggabungan dan akte perubahan anggaran dasar dalam
daftar perusahaan. Apabila penggabungan perseroan dilakukan tanpa disertai
perubahaan anggaran dasar, maka penggabungan mulai berlaku sejak tanggal
penandatanganan akte penggabungan.
Peraturan Pemerinta No 27 tahun 1998 pasal 22
Suatu tarnsaksi peleburan berlaku efektif pada saat menteri kehakiman dan
perundang-undangan mengesahkan akte pendirian perusahaan hasil peleburan.
Peraturan Pemerintah No 27 tahun 1998 pasal 26
Transaksi penggabil alihan pada dasarnya sama dengan penngabungan. Jika
transaksi pengambilalihan dilakukan dengan merubah anggaran dasar, maka
transaksi tersebut efektif berlaku sejak tanggal persetujuan perbubahan anggaran
dasar oleh menteri kehakiman dan perundang-undangan. Jika transaksi tersebut
Penggabungan Usaha, Laporan Keuangan Konsolidasi, Investasi Perusahaan Asosiasi, Special Purpose Entities Page 7
disertai dengan dengan perubahaan anggaran dasar yang tidak memerlukan
persetujuan menteri kehakiman dan perudang-undangan maka transaksi tersebut
berlaku sejak tanggal pendaftaran akte pengambil alihan dan akte perubahan
anggaran dasar dalam daftar perusahaan.Apabila pengambil alihan perseroan
dilakukan tanpa disertai perubahan anggaran dasar, maka pengambilan mulai
berlaku sejak penandatanganan akte pengambilalihan.
1.6 Standar Akuntansi Keuangan Yang Terkait
Tidak bisa dipungkiri, sejarah dan perkembangan akuntansi penggabungan usaha
di amirika serikat memberika pengaruh yang besar terhadap perkembangan teori
akuntansi penggabungan usaha . Diamirika Principle Board (ABP) Opini No 16 tentang”
business kombination” diberlakukan sejak tahun 1970 hingga awal dekade 2000-an.
ABP Opini No 16 merupakan salah satu standar yang paling lama dipaki berlaku di
Amirika Serikat.
APB Opini No 16 ini telah diadobsi oleh Internasional Standart Accounting Bord
(IASB) dengan dikeluarkannya IAS No 22”tengan business combination”. Selajutnya IAS
No.22 digantikan dengan IFRS No.3 sejak 31 Maret 2004. Kemudian IAI melakukan
pengadobsian terhadap IAS No 22 dengan dikeluarkannya PSAK No 22
tentang”akuntansi penggabungan usaha” yang berlaku sejak 1 januari 1995 hingga kini.
a. IAS No.22, PSAK No.22 DAN IFRS No.3
IFRS No.3 dikeluarkan oleh IASB untuk menggantikan IAS No.22 Dengan Beberapa
perubahan ketentuan akuntasi penggabungan usaha:
No IAS No.22 DAN PSAK
NO.22
IFRS NO.3 Dasar Perubahan
1 IAS No 22 dan PSAk No.22
memberikan ijin atas
pengguanaan metode
pembelian dan penyatuan
kepemilikan serta
menetapkan syarat-syarat
penggunaan metode
tersebut. Metode
penyatuan kepemilikan
IFRS No.3 tidak lagi
mengijinkan
penggunaan metode
penyatuan
kepemilikan dan
menyebutkan
bahwa semua
penggabungan
usaha harus
Ketentuan tersebut
ditetapkan karena,
walaupun terdapat
kreteria yang
ditetapkan oleh IAS
No.22 dalam
mengguanak metode
pembelian dan
penyatuan
Penggabungan Usaha, Laporan Keuangan Konsolidasi, Investasi Perusahaan Asosiasi, Special Purpose Entities Page 8
digunakan apabila sulit
sekali mengidentifikasi
perusahaan pengakuisisi
dan terjadi pembagian
resiko serta manfaa secara
seimbang antara
perusahaan-perusahaan
yang menggabungkan diri.
dicatatdengan
menggunakan
metode pembelian
kepemilikan ,managem
en sering mencari celah
agar dapat
menggunakan sala satu
dari dua metode
tersebut yang
menguntungkan bagi
mereka. Sehingga IFRS
No.3 mengharuskan
pengidentifikasian
perusahaan
pengakuisisi dalam
setiap transaksi
penggabungan usaha
No IAS No.22 DAN PSAK NO.22 IFRS NO.3 Dasar Perubahan
2 IAS No. 22 dan PSAK No.22
mengharuskan amortisasi
goodwill selama satu
periodeyang tidak kurang dari
20 tahun
IFRS No.3 Tidak lagi
memperkenankan
amortisasi atas
goodwil yang
berasal dari
transaksi
penggabungan
usaha. Goodwil
dianggap habis
dengan sendirinya
seiring dengan
terjadinya
penurunan nilai
aktifa yang
dilakukan
berdasarkan IAS
No.36
tenang”impairment
Pengalokasian
goodwil melalui
penurunan nilai
sianggap sebagai
perlakuan yang
paling tepat sebab
goodwil adalah
cerminan arus kas
yang diharapkan
diperoleh pada
masa yang akan
datang , sehingga
akan menurun jika
arus kas tersebut
menurun
Penggabungan Usaha, Laporan Keuangan Konsolidasi, Investasi Perusahaan Asosiasi, Special Purpose Entities Page 9
of asset”
3 Berdasarkan PSAK No.22
paragraf 82,sisa goodwil
negatif setelah dilakukan
penurunan nilai aktifa
nonmoneter, harus diakui
sebagai pendapatan
sitangguhkan dan diakui
sebagai pendapatan secara
sistimatis tidak boleh lebih
dari 20 tahun.
IFRS No.3. paragraf
56 mengharuskan
pengakuan laba atau
rugi yang berasal
dari sisa goodwil
negatif
Goodwil negatif
sebenarnya adalah
pendapatan yang
diperoleh sari
transaksi
penggabungan
usaha yang
semestinya
langsung diakui
seluruhnya pada
saat transaksi
tersebut terjadi
II. LAPORAN KEUANGAN KONSOLIDASI
2.1 Pengertian Laporan Keuangan Konsolidasi
Laporan Keuangan Konsolidasi adalah laporan keuangan gabungan antara
Pemilikan perusahaan pusat atas perusahaan cabangnya, dalam satu satuan ekonomi.
Laporan Keuangan Konsolidasi menyajikan posisi keuangan dan hasil operasi untuk
pusat perusahaan (entitas pengendali) dan satu atau lebih cabang perusahaan (entitas
yang dikendalikan) seakan – akan entitas – entitas individual tersebut merupakan satu
entitas atau perusahaan satu perusahaan atau diperlukan apabila salah satu perusahaan
yang bergabung memiliki kontrol terhadap perusahaan lain, jika tidak memiliki hak
kendali (control) yang lebih, maka mereka adalah badan usaha (entity) mandiri, artinya
mereka masing-masing akan membuat laporan keuangan yang sendiri-sendiri dan tidak
mungkin untuk digabungkan, ditambahkan atau yang sejenisnya.
Dari difinisi umum diatas, dapat kita tarik suatu pemahaman bahwa; Laporan
Keuangan Konsolidasi diperlukan apabila salah satu perusahaan yang bergabung
memiliki kontrol terhadap perusahaan lain. Otherwise, laporan keuangan konsolidasi
tidak diperlukan. Artinya; jika tidak memiliki hak kendali (control) yang lebih, maka
mereka adalah badan usaha (entity) mandiri, artinya mereka masing-masing akan
membuat laporan keuangan yang sendiri-sendiri dan tidak mungkin untuk
digabungkan, ditambahkan atau yang sejenisnya.
Penggabungan Usaha, Laporan Keuangan Konsolidasi, Investasi Perusahaan Asosiasi, Special Purpose Entities Page 10
Laporan keuangan konsolidasi harus disusun jika salah satu perusahaan yang
bergabung memiliki control (kendali) terhadap perusahaan lain. Dalam hal ini tentunya
perusahaan investor (acquirer). Pengendalian (control) diasumsikan diperoleh apabila
salah satu perusahaan yang bergabung memperoleh lebih dari 50% hak suara pada
perusahaan lain, kecuali apabila dapat dibuktikan sebaliknya bahwa tidak terdapat
pengendalian walaupun pemilikan lebih dari 50% (IAI 1994). Laporan tersebut tidak
boleh menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan dan harus didasarkan pada
substansi atas peristiwa ekonomi
2.2 Tujuan laporan keuangan konsolidasi
Adapun maksud dan tujuan Laporan Keuangan Konsolidasi disusun, yaitu: agar
dapat memberikan gambaran yang obyektif dan sesuai atas keseluruhan posisi dan
aktivitas dari satu perusahaan (economic entity) yang terdiri atas sejumlah perusahaan
yang berhubungan istimewa, dimana laporan konsolidasi keuangan diharapkan tidak
boleh menyesatkan pihak-pihak yang berkepentingan dan harus didasarkan pada
substansi atas peristiwa ekonomi juga. Konsolidasi diharuskan jika satu perusahaan
memiliki mayoritas saham beredar dari perusahaan lain.
2.3 Manfaat Laporan Keuangan Konsolidasi
Dapat memberikan gambaran yang jelas tentang total sumber daya perusahaan hasil
gabungan di bawah kendali induk perusahaan, kepada para pemegang saham,
kreditor dan peyedia dana lainnya.
Dapat memberikan informasi terkini bagi manajemen induk perusahaan, baik
mengenai operasi gabungan dari entitas konsolidasi dan juga mengenai perusahaan
individual yang membentuk entitas konsolidasi Perlu disadari; Disamping memberi
manfaat, laporan keuangan konsolidasi juga dapat menjadi ekses yang tidak baik,
antara lain:
- Dapat menyembunyikan kinerja perusahaan individu yang tidak bagus dengan
kinerja perusahaan lain yang bagus.
- Tidak semua saldo laba ditahan konsolidasi tersedia untuk dividen induk
perusahaan, begitu pula dengan aktiva.
Penggabungan Usaha, Laporan Keuangan Konsolidasi, Investasi Perusahaan Asosiasi, Special Purpose Entities Page 11
- Rasio keuangan berdasarkan laporan keuangan konsolidasi yang terbentuk tidak
mencerminkan kondisi entitas yang membentuk konsolidasi maupun induk
perusahaan.
- Beberapa akun tidak dapat seluruhnya dibandingkan, misalnya akun piutang.
- Banyaknya informasi tambahan yang dibutuhkan untuk memberikan penyajian
yang wajar.
2.4 Gambaran Umum Proses Konsolidasi
Sebagai informasi awal, secara umum prosedur dan proses pembuatan laporan
keuangan konsolidasi adalah sebagai berikut:
Laporan keuangan terpisah (dari dua entity atau lebih) digabungkan atau
ditambahkan bersama sama, setelah beberapa penyesuaian dan eliminasi, untuk
menghasilkan laporan keuangan konsolidasi. Penyesuaian dan eliminasi tersebut
terkait dengan transaksi dan kepemilkan antar perusahaan.
Proses pembuatan laporan keuangan konsolidasi akan menjadi masalah apabila
kepemilikan terhadap perusahaan anak kurang dari 100%.
2.5 Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 4
A. Ruang Lingkup Laporan Keuangan Konsolidasi
Suatu induk perusahaan yang memiliki baik langsung maupun tidak langsung
melalui anak perusahaan lebih dari 50% saham berhak suara pada perusahaan lain,
harus menyajikan laporan keuangan konsolidasi. Suatu perusahaan yang memiliki 50%
atau kurang saham berhak suara pada perusahaan lain, wajib menyusun laporan
keuangan konsolidasi apabila dapat dibuktikan bahwa pengendalian tetap ada. Laporan
keuangan konsolidasi harus mengkonsolidasikan seluruh anak perusahaan baik yang
berada di dalam negeri maupun di luar negeri. Anak perusahaan tidak dikonsolidasikan
apabila:
a) Pengendalian pada anak perusahaan bersifat sementara karena anak perusahaan
khusus diakuisisi dengan tujuan untuk dijual kembali atau dialihkan dalam jangka
pendek.
b) Anak perusahaan dibatasi oleh suatu restriksi jangka panjang sehingga tidak mampu
mengalihkan dananya kepada induk perusahaan.
Penggabungan Usaha, Laporan Keuangan Konsolidasi, Investasi Perusahaan Asosiasi, Special Purpose Entities Page 12
Penyertaan induk perusahaan pada anak perusahaan yang memenuhi salah satu
kriteria di atas harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan Pernyataan Standar
Akuntansi Keuangan No. 13 tentang Akuntansi untuk Investasi.
B. Prosedur Konsolidasi
Transaksi dan saldo resiprokal antara induk perusahaan dan anak perusahaan
harus dieliminasi. Keuntungan dan kerugian yang belum direalisasi, yang timbul dari
transaksi antara induk perusahaan dan anak perusahaan, harus dieliminasi. Untuk
tujuan konsolidasi, tanggal pelaporan keuangan anak perusahaan pada dasarnya harus
sama dengan tanggal pelaporan keuangan perusahaan induk. Apabila tanggal pelaporan
tersebut berbeda maka laporan keuangan anak perusahaan dengan tanggal pelaporan
yang berbeda tersebut dapat digunakan untuk tujuan konsolidasi sepanjang:
a. Perbedaan tanggal pelaporan tersebut tidak lebih dari 3 (tiga) bulan.
b. Peristiwa atau transaksi material yang terjadi di antara tanggal pelaporan tersebut
diungkapkan dalam catatan atas laporan keuangan konsolidasi.
Apabila laporan keuangan dengan tanggal pelaporan yang berbeda (yang lebih dari
tiga bulan) digunakan untuk tujuan konsolidasi, maka penyesuaian yang diperlukan
harus dilakukan untuk pengaruh dari setiap peristiwa atau transaksi antar perusahaan
yang signifikan, yang terjadi antara tanggal pelaporan yang berbeda tersebut.
Laporan keuangan konsolidasi disusun dengan menggunakan kebijakan akuntansi
yang sama untuk transaksi, peristiwa dan keadaan yang sama atau sejenis. Apabila tidak
mungkin digunakan kebijakan akuntansi yang sama dalam menyusun laporan keuangan
konsolidasi, maka harus diungkapkan penggunaan kebijakan akuntansi yang berbeda
tersebut dan proporsi unsur yang terkait dengan kebijakan akuntansi tersebut terhadap
unsur sejenis dalam laporan keuangan konsolidasi.
Hak minoritas (minority interest) harus disajikan tersendiri dalam neraca
konsolidasi antara kewajiban dan modal. Hak minoritas dalam laba disajikan tersendiri
dalam laporan laba rugi konsolidasi.
Investasi pada anak perusahaan harus dipertanggungjawabkan sesuai dengan
Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 13 tentang Akuntansi untuk Investasi,
terhitung sejak investasi tersebut tidak memenuhi persyaratan sebagai anak
perusahaan dan juga bukan perusahaan asosiasi berdasarkan Pernyataan Standar
Penggabungan Usaha, Laporan Keuangan Konsolidasi, Investasi Perusahaan Asosiasi, Special Purpose Entities Page 13
Akuntansi Keuangan No. 15 tentang Akuntansi untuk Investasi pada Perusahaan
Asosiasi.
2.6 Laporan Konsolidasi Pada Saat Pembelian
Laporan Konsolidasi Pada saat Pembelian hanya terdiri atas neraca konsolidasi
saja . Penyusunsan neraca konsolidasi pada saat pembelian tergantung pada:
Besarnya pemilikan modal saham anak perusahaan anak oleh perusahaan induk
Dalam hal ini ada dua kemungkina, yaitu :
a. Perusahaan Induk memiliki modal perusahaan anak
b. Perusahaan induk hanya memiliki sebagian dari modal saham perusahaan anak
Besarnya harga perolehan dibandingkan dengan nilai bukunya
Dalam hal ini terdapat 3 kemungkinan, yaitu :
a. Harga perolehan sama dengan nilai buku
b. Harga perolehan diatas nilai buku
c. Harga perolehan di bawa nilai buku
a. Neraca Konsolidasi- Harag perolehan Sama Sama Dengan Nilai Buku
Apabila perusahaan induk memiliki seluruh modal saham perusahaan anak maka
seluruh modal perusahaan anak adalah haknya perusahaan induk. Oleh karena itu
seluruh modal perusahaan anak dieliminasi. Apabila seham perusahaan anak tersebut
diperoleh dengan harga perolehan sebesar nilai buku, maka semua modal perusahaan
anak dan investasi akan habis di eleminasi.
Kadang-kadang perusahaan induk hanya memiliki sebagian dari modal saham
perusahaan anak. Dalam hal ini modal perusahaan anak yang harus dieliminasi terbatas
pada modal perusahaan anak yang menjadi hak perusahaan induk saja, yang
sebenarnya sesuai dengan persentase pemilikannya. Bagian dari modal perusahaan
anak yang menjadi hak pemegang saham minoritas akan di sajikan di dalam neraca
konsolidasi sebagai elmen modal
b. Neraca Konsolidasi- Harga Perolehan Diatas Nilai Buku
Kadang kadang perusahaan induk membeli modal saham perusahaan anak dengan
harag diatas nilai buku. Kelebihan haraga diatas nilai buku tersebut harus diperlakukan
Penggabungan Usaha, Laporan Keuangan Konsolidasi, Investasi Perusahaan Asosiasi, Special Purpose Entities Page 14
secara tepat sesuai dengan penyebab terjadinya. Secara garis besar penyebab terjadinya
kelebihan aharga perolehan di atas nilai buku dapat dikelompokkan:
Perusahaan anak menilai aktifa terlalu rendah
Apabila kelebihan harag Perolehan diatas nialai buku tersebut terjadi karena
perusahaan anak menilai aktiva terlalu rendah maka kelebihan harga perolehan di atas
nilai buku harus diberlakukan sebagai penambahaan nialai aktiva yang dinilai
terlalurendah. Apabila aktiva tersebut disusut maka selisi tersebut harus
diperhitungkan di dalam penyusutan.Demikian pula apabila kativa tersebut dibeli.
Perusahaan anak tidak mengakui goodwil yang ada.
Apabila keelebihan harga perolehan dia atas nilai buku tersebut terjadi karena
perusahaan anak tidak mengakui goodwil yang ada atau menilai goodwil terlalu rendah
ataupun dengan memiliki modal saham perusahaan anak tersebut tingkat laba akan
meningkat menjadi diatas tingkat laba normal maka kelebihan harga perolehan diatas
nilai buku harus diberlakukan sebagai goodwill.
Perusahaan Induk mau membeli dengan harga diatas nilai buku sebagai harga untuk
dapat menguasai perusahaan anak
Apabila kelebihan harga perolehan di atas nilai buku tersebut terjadi karena
perusahaan induk menganggap sebagai harga yang harus dibayar untuk dapat
menguasai perusahaan anak maka kelebihan harga pokok diatas nilai buku harus
disajikan di dalam rekening tersendiri yaitu rekening”kelebihan harga perolehan diatas
nilai buku. Rekening tersebut harus di sajikan di dalam neraca konsolidasi dalam
kelompok aktiva yaitu aktiva lain-lain
c. Neraca Kosolidasi- Harga Perolehan di Bawah Nilai Buku
Terkadang perusahaan induk membeli modal saham perusahaa anak dengan
harag dibawa nilai buku. Kelebihan niali buku di atas harga perolehan tersebut harus
diperlakukan secara tepat sesuai dengan penyebab tersajinya. Pada dasarnya penyebab
terjadinya harga perolehan dibawa nilai buku adalah merupakan kebalikan dari
penyebab terjadinya harga perolehan diatas nilai buku
Sebagai pengurang aktiva tertentu
Sebagai pengurang goodwill
Di sajikan dalam rekening tersendiri
Dalam hal ini cara perlakuannya kebalikan dari harga perolehan di atas nilai buku
Penggabungan Usaha, Laporan Keuangan Konsolidasi, Investasi Perusahaan Asosiasi, Special Purpose Entities Page 15
III. INVESTASI PERUSAHAAN ASOSIASI
3.1 Pengertian Investasi Perusahaan Asosiasi
Perusahaan asosiasi sebagai suatu perusahaan yang investornya mempunyai
pengaruh yang signifikan (memiliki wewenang untuk berpartisipasi dalam keputusan
yang menyangkut kebijakan keuangan serta operasi investee, tetapi bukan merupakan
pengendalian terhadap kebijakan tersebut) dan bukan merupakan anak perusahaan
maupun joint venture dari investornya.
Sedangkan anak perusahaan (subsidiary) didefinisikan sebagai perusahaan yang
dikendalikan oleh perusahaan lain (yang disebut induk perusahaan).
Jika investor memiliki, baik langsung maupun tidak langsung melalui anak
perusahaan, 20 % atau lebih dari hak suara pada perusahaan investee, maka dipandang
mempunyai pengaruh signifikan. Sebaliknya, jika investor memiliki, baik langsung
maupun tidak langsung melalui anak perusahaan, kurang dari 20 % hak suara, maka
dianggap tidak memiliki pengaruh signifikan. Kepemilikan substansial atau mayoritas
oleh investor lain tidak perlu menghalangi investor memiliki pengaruh signifikan.
Apabila investor mempunyai pengaruh yang signifikan, maka investasi pada investee
dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. Sebaliknya, apabila investor tidak
mempunyai pengaruh yang signifikan, maka investasi dicatat dengan menggunakan
metode biaya.”
Jadi, jika penyertaan saham perusahaan pada perusahaan asosiasi kurang dari 20
%, maka penyertaan saham perusahaan dibukukan dengan metode biaya.
3.2 Pengaruh Signifikan
Istilah "perusahaan asosiasi" digunakan untuk menggambarkan suatu
perusahaan dimana investor mempunyai pengaruh signifikan. Jika investor
memiliki, baik langsung maupun tidak langsung melalui anak perusahaan, 20%
atau lebih dari hak suara pada perusahaan investee, maka investor dipandang
mempunyai pengaruh signifikan. Sebaliknya, jika investor memiliki, baik langsung
maupun tidak langsung melalui anak perusahaan, kurang dari 20% hak suara,
dianggap investor tidak memiliki pengaruh signifikan. Kepemilikan substansial
atau mayoritas oleh investor lain tidak perlu menghalangi investor memiliki
pengaruh signifikan. Apabila investor mempunyai pengaruh yang signifikan maka
Penggabungan Usaha, Laporan Keuangan Konsolidasi, Investasi Perusahaan Asosiasi, Special Purpose Entities Page 16
investasi pada investee dicatat dengan menggunakan metode ekuitas. Sebaliknya
apabila investor tidak mempunyai pengaruh yang signifikan maka investasi
dicatat dengan menggunakan metode biaya.
3.3 Metode Akuntansi
Metode Ekuitas
Menurut metode ekuitas, investasi pada awalnya dicatat sebesar biaya perolehan
dan nilai tercatat ditambahkan atau dikurangi untuk mengakui bagian investor
atas laba atau rugi investee setelah tanggal perolehan. Distribusi laba (kecuali
dividen saham) yang diterima dari investee mengurangi nilai tercatat (carrying
amount) investasi. Penyesuaian terhadap nilai tercatat tersebut juga diperlukan untuk
mengubah hak kepemilikan proporsional investor pada investee yang timbul dari
perubahan dalam ekuitas investee yang belum diperhitungkan ke dalam laporan laba
rugi. Perubahan semacam itu meliputi perubahan yang timbul sebagai akibat dari
revaluasi aktiva tetap, perbedaan dalam penjabaran valuta asing, dan dari
penyesuaian selisih yang timbul dari penggabungan usaha.
Metode Biaya
Menurut metode biaya, investor mencatat investasinya pada perusahaan
investee sebesar biaya perolehan. Investor menyakui penghasilan hanya sebatas
distribusi laba (kecuali dividen saham) yang diterima yang berasal dari laba bersih
yang diakumulasikan oleh investee setelah tanggal perolehan. Penerimaan dividen
yang melebihi laba tersebut dipandang sebagai pemulihan investasi dan dicatat
sebagai pengurangan terhadap biaya investasi sesuai Pernyataan Standar Akuntansi
Keuangan No. 13 tentang Akuntansi untuk Investasi.
3.4 Pilihan Metode Akuntansi dalam Laporan Keuangan Konsolidasi
Pengakuan penghasilan berdasarkan dividen yang diterima tidak dapat
digunakan sebagai ukuran yang memadai untuk merefleksikan penghasilan yang
diperoleh investor dari investasi dalam suatu perusahaan asosiasi karena distribusi
yang diterima tersebut hampir tidak ada hubungannya dengan kinerja perusahaan
asosiasi. Mengingat pengaruhnya yang signifikan terhadap perusahaan asosiasi,
investor memiliki tolok ukur atas kinerja perusahaan asosiasi, yaitu imbalan
investasi (return on investment). Investor melaksanakan tanggungjawab ini
Penggabungan Usaha, Laporan Keuangan Konsolidasi, Investasi Perusahaan Asosiasi, Special Purpose Entities Page 17
dengan memperluas lingkup laporan keuangan konsolidasi sehingga mencakup
bagiannya atas hasil usaha perusahaan asosiasi dan dengan demikian menyediakan
analisis terhadap penghasilan serta investasi sehingga rasio yang lebih relevan
dapat dihitung. Dengan demikian, penerapan metode ekuitas memungkinkan
pelaporan aktiva bersih dan penghasilan bersih oleh investor dengan lebih
informatif.
Investasi di perusahaan asosiasi dipertanggungjawabkan dengan
menggunakan metode biaya jika perusahaan asosiasi beroperasi dengan
pembatasan yang ketat dalam jangka panjang sehingga secara signifikan
mempengaruhi kemampuannya untuk mengalihkan dana kepada investor. Investasi
di perusahaan asosiasi juga dipertanggung jawabkan dengan menggunakan
metode biaya jika investasi diperoleh dan dimiliki secara khusus dengan tujuan untuk
dijual dalam jangka pendek. Investor menghentikan penggunaan metode ekuitas sejak
tanggal dimana:
a) investor tidak lagi memiliki pengaruh signifikan dalam perusahaan asosiasi
tetapi menahan, seluruh atau sebagian, investasinya; atau
b) penggunaan metode ekuitas tidak lagi sesuai karena beberapa alasan
3.5 Penerapan Metode Ekuitas
Terdapat beberapa prosedur dalam penerapan metode ekuitas yang tidak
berbeda dengan prosedur konsolidasi sebagaimana dijelaskan dalam Pernyataan
Standar Akuntansi Keuangan No. 4 tentang Laporan Keuangan Konsolidasi.
Selanjutnya, konsep yang mendasari prosedur konsolidasi yang digunakan dalam
perolehan anak perusahaan digunakan dalam perolehan investasi dalam perusahaan
asosiasi.
Investasi dalam perusahaan asosiasi dipertanggungjawabkan dengan metode
ekuitas sejak tanggal pada saat investasi tersebut memenuhi definisi perusahaan
asosiasi. Selisih (baik positif maupun negatif) antara biaya perolehan (acquisition cost)
dengan bagian investor atas nilai wajar aktiva neto yang dapat diidentifikasi (net
identificable asset) pada tanggal akuisisi harus dipertanggungjawabkan sesuai
dengan Pernyataan Standar Akuntansi Keuangan No. 22 tentang Akuntansi
Penggabungan Usaha.Penyesuaian yang diperlukan terhadap bagian investor atas laba
rugi setelah akuisisi harus dilakukan untuk hal-hal berikut:
Penggabungan Usaha, Laporan Keuangan Konsolidasi, Investasi Perusahaan Asosiasi, Special Purpose Entities Page 18
a) Penyusutan aktiva tetap berdasarkan nilai wajarnya.
b) Amortisasi atas selisih antara biaya perolehan dan bagian investor atas nilai wajar
aktiva neto yang dapat diidentifikasi (investor's share of the fair value of net
identifiable assets).
Laporan keuangan perusahaan asosiasl yang paling akhir digunakan oleh
investor dalam penerapan metode ekuitas; laporan tersebut biasanya disajikan
pada tanggal yang sama dengan laporan keuangan investor. Jika tanggal
pelaporan tersebut berbeda, perusahaan asosiasi sering menyajikan, untuk digunakan
oleh investor, laporan pada tanggal yang sama dengan laporan keuangan investor.
Jika penyamaan tanggal tidak mungkin dilakukan, dapat digunakan laporan
keuangan yang disusun pada tanggal pelaporan yang berbeda, akan tetapi
prinsip konsistensi mempersyaratkan bahwa jangka waktu penggunaan tanggal
tersebut konsisten dari periode ke periode.
Jika digunakan laporan keuangan dengan tanggal pelaporan yang
berbeda, penyesuaian dilakukan terhadap dampak dari setiap transaksi atau peristiwa
signifikan yang terjadi antara investor dan perusahaan asosiasi antara tanggal
laporan keuangan perusahaan asosiasi dan tanggal laporan keuangan investor.
Laporan keuangan investor lazimnya disusun dengan menggunakan
kebijakan akuntansi untuk transaksi dan peristiwa yang sama dalam keadaan yang
serupa. Apabila perusahaan asosiasi menggunakan kebijakan akuntansi yang lain
daripada yang digunakan investor untuk transaksi dan peristiwa yang sama, maka
penyesuaian tertentu dilakukan terhadap laporan keuangan perusahaan asosiasi
apabila laporan tersebut digunakan oleh investor dalam penerapan metode ekuitas.
Jika penyesuaian semacam itu tidak dapat dilakukan, fakta adanya perbedaan tersebut
harus diungkapkan.
Jika perusahaan asosiasi memiliki saham preferen kumulatif yang dimiliki oleh
pihak luar, investor menghitung bagiannya atas laba atau rugi setelah penyesuaian
untuk dividen saham prioritas dengan mengabaikan apakah dividen tersebut telah atau
belum dideklarasikan.Jika, berdasarkan metode ekuitas, bagian investor atas kerugian
perusahaan asosiasi sama atau melebihi nilai tercatat dari investasi, maka
investasi dilaporkan nihil. Kerugian selanjutnya diakru oleh investor apabila
telah timbul kewajiban atau investor melakukan pembayaran kewajiban
perusahaan asosiasi yang dijaminnya. Jika perusahaan asosiasi selanjutnya laba,
Penggabungan Usaha, Laporan Keuangan Konsolidasi, Investasi Perusahaan Asosiasi, Special Purpose Entities Page 19
investor akan mengakui penghasilan apabila setelah bagiannya atas laba menyamai
bagiannya atas kerugian bersih yang belum diakui. Jika terjadi penurunan permanen
atas nilai investasi dalam perusahaan asosiasi, nilai tercatat dikurangkan untuk
mengakui pentrunan tersebut. Karena investasi pada perusahaan asosiasi secara
individual penting bagi investor, maka nilai tercatat ditentukan untuk setiap
perusahaan asosiasi secara individual.
IV. SPECIAL PUPURPOSE ENTITY (SPE)
Special Purpose Entity (SPE) adalah suatu entitas yang dibentuk oleh
perusahaan sponsor/perusahaan induk untuk suatu tujuan tertentu (khusus, sempit,
dan temporary), misalnya untuk membagi atau menghilangkan resiko finansial. SPV ini
merupakan salah satu bentuk off-balance-sheet-financing. Pada dasarnya, off-balance-
sheet entity ini diciptakan oleh suatu pihak (transferor atau sponsor) yang mentransfer
asset ke pihak lain (SPV) untuk melaksanakan aktivitas bisnis maupun transaksi bisnis
tertentu.
4.1 Tujuan SPE :
Mendanai aset tertentu atau layanan tertentu dan tetap membuat hutang
perusahaan induk (sponsor) off-balance-sheet.
Mengubah aset finansial tertentu, seperti hutang dagang, pinjaman, atau hipotek ke
dalam bentuk liquid.
Mengurangi besarnya pajak
4.2 Karakteristik SPE :
Memiliki modal yang terbatas
Biasanya tidak memiliki manajemen yang independen
Fungsi administratifnya sering dijalankan oleh suatu trustee yang menerima dan
mendistribusikan kas sesuai dengan persyaratan kontrak, sekaligus bertindak
sebagai perantara SPV dengan pihak yang membentuk SPV.
Jika SPV memegang aset, maka salah satu pihak akan memberikan jasa tertentu
sesuai perjanjian.
Penggabungan Usaha, Laporan Keuangan Konsolidasi, Investasi Perusahaan Asosiasi, Special Purpose Entities Page 20
4.3 Alasan pembentukan SPE :
Sekuritisasi
Risk sharing
Keuntungan kompetitif
Financial enginering
Regulatory reasons
4.4 Standar akuntansi yang berhubungan:
Accounting Research Bulletin (ARB) 51, Consolidated Financial Statement
SFAS 125 Accounting for Transfer and Servicing of Financial Assets and
Extinguishment of Liabilities
FASB Interpretation 46 (R)
SIC-12
PSAK No 4 Tahun 2002
Penggabungan Usaha, Laporan Keuangan Konsolidasi, Investasi Perusahaan Asosiasi, Special Purpose Entities Page 21
KASUS ENRON
Enron adalah sebuah perusahaan energi Amerika yang berbasis di Houston, Texas,
Amerika Serikat. Perusahaan ini didirikan pada 1930 sebagai Northern Natural Gas
Company, sebuah konsorsium dari Northern American Power and Light Company, Lone
Star Gas Company, dan United Lights and Railways Corporation. Kepemilikan
konsorsium ini secara bertahap dibubarkan antara 1941 hingga 1947 melalui
penawaran saham kepada publik. Pada 1979, Northern Natural Gas mengorganisir
dirinya sebagai perusahaan induk, Internorth, yang menggantikan Northern Natural Gas
di New York Stock Exchange. Enron sebelum tahun 2001 mempekerjakan sekitar
21.000 orang pegawai dan merupakan salah satu perusahaan terkemuka di dunia dalam
bidang listrik, gas alam, bubur kertas dan kertas, serta komunikasi (wikipedia.co.id).
Kenneth Lay, ekonom dan mantan Departemen Interior US mendirikan Enron
tahun 1985 dari hasil merger dua perusahaan gas alam yang dikombinasikan dengan
sistem perpipaan. Tahun 1987 Enron memiliki hutang sampai dengan 75% dari nilai
pasar sahamm. Tahun 1989, Lay mempekerjakan Jeffrey Skilling, seorang lulusan muda
MBA Harvard untuk menjadi kepala departemen keuangan Enron. Pemerintah US
menghapuskan beberapa peraturan yang mengarahkan pada harga tetap energi.
Dampaknya harga minyak menjadi berfluktuasi dan membuat pasar gas berisiko tinggi
baik dari sisi pembeli maupun penjual. Produsen minyak yang kecil mengalami
kesulitan dalam meningkatkan dana eksploitasi dan pengeboran karena adanya risiko
pasar. Enron memiliki ide inovatif dengan memediasi antara pembeli dan penjual yang
diharapkan dapat mengurangi risikonya. Enron menawarkan kontrak pada penjual
untuk membeli minyak mereka dengan harga tetap dalam beberapa tahun dan kontrak
pada pembeli dengan harga minyak yang sama ditambah nilai keuntungan untuk Enron.
Skilling kemudian memutuskan untuk mengaplikasikan ide perdagangan Enron ke
komoditi lainnya. Ia membuat kontrak jangka panjang di bidang perlistrikan, batu bara,
pulp kertas, alumunium, baja, obat-obatan, kayu, air, broadband, dan plastik.
Diperhitungkan terdapat 1.800 produk yang ditangani.
Tahun 1990 Skilling mempekerjakan Andrew Fastow, ahli keuangan, untuk
membantu dalam menjalankan bisnis. Mereka meminta ijin pada komisi sekuritas dan
Penggabungan Usaha, Laporan Keuangan Konsolidasi, Investasi Perusahaan Asosiasi, Special Purpose Entities Page 22
perdagangan U.S. untuk menggunakan metode “nilai pasar” atas kontrak. Sehingga, yang
dilaporkan adalah aset berdasarkan nilai pasar. Pada awalnya, Enron mengalami
permasalahan. Untuk memasuki banyak pasar perdagangan memerlukan sejumlah
uang untuk membiayai infrastruktur, transportasi, gudang, dan pengiriman komiditas.
Namun, jika Enron mengambil sejumlah hutang yang besar, kemungkinan akan
membuat pembeli atau penjual menjadi ragu untuk bekerjasama. Tingginya hutang juga
dapat mengakibatkan penurunan investasi dan memicu bank menarik dananya. Untuk
mengatasi permasalahan, Enron mencoba mencari dana pinjaman tanpa
melaporkannya dalam laporan keuangan. Andrew Fastow membuat ide untuk
menggunakan nilai kelebihan kontrak sebagai “pendapatan”. Fastow dan kantor
akuntan Arthur Anderson bekerjasama dan menyiapkan serial “limited partnership”
yang disebut “Special Purpose Entities”. Aturan akuntansi memungkinkan bahwa
perusahaan dapat tidak mencantumkan special purpose entities pada laporan keuangan
asalkan terdapat suatu pihak yang dapat mengontrol penyelenggaraannya serta
memiliki setidaknya 3 persen nilai special purpose entity.
Entitas untuk tujuan khusus ini kemudian mengajukan sejumlah besar hutang
dengan saham Enron sebagai penjaminnya. Uang yang dipinjam ini diakui sebagai
pembelian nilai lebih kontrak dan dicatat sebagai uang “pendapatan penjualan”
meskipun sebenarnya adalah hutang. Entitas ini juga mengambil alih sejumah besar
hutang Enron. Fastow juga nama fiktif seperti “Chewco, Jedi, Talon, Condor, dan Raptor”
dan yang lainnya dengan membayarkan milyar-an dolar sebagai gaji dan pendapatan
atas 3 persen kepemilikan entitas. Karena tidak dilaporkan, maka pemegang saham
percaya bahwa Enron tidak mengalami lonjakan hutang. Mereka juga percaya bahwa
Enron menghasilkan lagi yang baik serta mengalami peningkatan tiap tahunnya. Hal ini
juga dikuatkan dengan pernyataan kantor akuntan publik Arthur Anderson bahwa
laporan Enron adalah akurat.
Andrew Fastow bersama dengan asistennya membuat SPEs, alat yang digunakan
dalam jasa keuangan. SPEs memiliki dua tujuan penting, pertama; menjual aset-aset
yang bermasalah ke rekanan. Enron menghilangkan aset tersebut dari neraca,
mengurangi tekanan akibat utang dan menyembunyikan kinerja buruk investasi. Hal ini
dapat mendatangkan dana tambahan untuk membiayai kesempatan investasi baru.
Kedua; memperoleh pendapatan untuk memenuhi laba yang disyaratkan oleh Wall
Street.
Penggabungan Usaha, Laporan Keuangan Konsolidasi, Investasi Perusahaan Asosiasi, Special Purpose Entities Page 23
SPEs dibiayai dari tiga sumber; (1) ekuitas dalam bentuk saham tresuri, (2)
ekuitas dalam bentuk minimum 3% dari aset yang berasal dari pihak ketiga yang tidak
berhubungan, (3) jumlah yang besar dari utang bank. Modal ini berada pada sisi kanan
neraca SPEs, akan tetapi pada sisi kiri modal digunakan untuk membeli aset dari Enron.
Hal ini menyebabkan harga saham SPEs berkaitan dengan harga saham Enron. Saat
saham SPEs naik, maka saham Enron ter-apresiasi. Sedangkan saat harga saham SPEs
turun, maka harga saham Enron ter-depresiasi (Eiteman, dkk, 2007).
Sheron Wattkins, bekerja di Enron mulai 1993. Pada kasus Enron ini ia sebagai
wakil presiden. Dia menyadari bahwa meskipun harga saham cukup tinggi sehingga
nilai lebih dapat digunakan untuk menutupi hutang entitas khusus, namun ia tahu
bahwa ketika harga saham turun akan memicu taksolvabelnya entitas dan
mengembalikan hutang pada laporan keuangan Enron. Setelah pertengahan tahun
kedua 2001, harga saham Enron menurun dari nilai tertingginya $80 per saham.
Akuntan Enron berusaha menarik kembali hutang dan aset pada entitas khusus. Sheron
Watkins khawatir akan peningkatan risiko. Pada Juli 2001 harga saham jatuh ke nilai
$47 per saham. Skilling secara tiba-tiba mengundurkan diri sebagai president dan CEO
dengan alasan pribadi. Sherron Watikins pada 22 Agustus secara pribadi menemui Ken
Lay dan bagian hukum dan mengirimkan enam halaman surat yang menjelaskan
ketidakberesan terkait entitas khusus dan memperingatkan mereka yang kemudian ia
sebut kecurangan akuntansi “the worst accounting fraud I had ever seen”. Namun
demikian Lay dan pengacaranya hanya diam saja. Ia malah mengumumkan pada
pekerja dan investor bahwa pertumbuhan Enron di masa mendatang baik, dan
menganjurkan pada investor untuk terus menanamkan saham di Enron. Ironisnya, Lay
dan eksekutif lainnya menjual secara diam-diam saham mereka. Watkins juga
mengontak temannya di Arthur Anderson untuk mendiskusikan permasalahannya pada
kepala auditor, namun tidak dilakukan temannya itu. Ketika Watkins berusaha agar
perusahaan mengambil tindakan, saham Enron terus merosot. Pada 12 Oktober 2001,
Enron mengumumkan mengambil alih hutang dan aset entitas khusus, hal ini
menurunkan $544 juta atas laba dan mengurangi nilai ekuitas pemegang saham dengan
$1.2 milyar. Seminggu berikutnya, 22 Oktober, komisi sekuritas mengumumkan akan
menginvestigasi entitas tujuan khusus Enron. Hari berikutnya, Fastow diberhentikan. 8
November 2001 mengumumkan akan melaporkan ulang semua laporan keuangan sejak
tahun 1997. Laporan ulang tersebut diperkirakan menurunkan ekuitas pemegang
Penggabungan Usaha, Laporan Keuangan Konsolidasi, Investasi Perusahaan Asosiasi, Special Purpose Entities Page 24
saham sebesar $2.1 milyar dan meningkatkan hutang $2.6 juta. November 2001, harga
saham anjlog sampai $1 per lembar, dan perusahaan kolaps atas kebangkrutan.
Februari 2002, Sherron Watkins hadir sebelum kongress komite dan membuka pada
publik apa yang ia ketahui seputar praktik akuntansi perusahaan. Ia dilabeli
“whistlebower pemberani” oleh pers. Di sisi lain, personel Arthur Anderson kemudian
menghancurkan dokumen yang terkait dengan entitas khusus Enron. Pada bulan Juni,
kantor akuntan ini mendapat masalah dengan pengadilan terkait dengan penghancuran
bukti.
Karena praktek kotor yang berlangsung selama bertahun-tahun inilah Sherron
Watskin, yang saat itu merupakan eksekutif enron yang tak tahan lagi terlibat dalam
manipulasi itu mulai “berteriak” melaporkan praktek yang tidak terpuji itu. Keberanian
Watskin yang juga pernah bekerja di Andersen inilah yang membuat semuanya menjadi
jelas dan terbuka.
Dalam praktek manipulasi ini dapat dikatakan telah terjadi sebuah kolusi tingkat
tinggi antara majemen Enron, analis keuangan, para penasihat hukum, dan auditornya.
Komplikasi skandal ini bertambah, karena belakangan diketahui banyak sekali pejabat
tinggi gedung putih dan politisi di Senat Amerika serikat yang pernah menerima
kucuran dana politik perusahaan ini. 70 persen senator, baik dari pihak Republik
maupun partai Demokrat, pernah menerima data politik. Dalam komite yang
membidangi energi, 19 dari 23 anggota juga termasuk yang menerima sumbangan dari
perusahaan itu. Sementara itu, tercatat 35 pejabat penting pemerintah George W.Bush
merupakan pemegang saham Enron, yang telah lama merupakan perusahaan publik.
Dalam daftar perusahaan penyumbang dana politik, Enron tercatat menempati
peringkat ke-36, dan penyumbang peringkat ke-12 dalam penggalangan dana
kampanye Bush. Akibat pertalian semacam ini, banyak orang curiga pemerintahan Bush
dan politisi akan memberikan perlakuan istimewa, baik dalam bisnis maupun dalam
penyelamatan perusahaan namun pada akhirnya perusahaan ini tetap bangkrut dan
tinggal sejarah. Kontroversi lainnya dalam kasus Enron adalah terbongkarnya juga
kisah pemusnahan ribuan surat elektronik dan dokumen lainnya yang berhubungan
dengan audit Enron oleh petinggi di firma audit Arthur Andersen.
Pihak-pihak yang terkait dan bertanggung jawab atas kasus Enron:
a. Board of Director (dewan direktur, direktur eksekutif dan direktur non
eksekutif) membiarkan kegitan-kegitan bisnis tertentu mengandung unsur
Penggabungan Usaha, Laporan Keuangan Konsolidasi, Investasi Perusahaan Asosiasi, Special Purpose Entities Page 25
konflik kepentingan dan mengijinkan terjadinya transaksi-transaksi berdasarkan
informasi yang hanya bisa di akses oleh Pihak dalam perusahaan (insider
trading), termasuk praktek akuntansi dan bisnis tidak sehat sebelum hal
tersebut terungkap kepada publik.
b. Enron merupakan salah satu perusahaan besar pertama yang melakukan
outsourcing secara total atas fungsi internal audit perusahaan.
- Mantan Chief Audit Executif Enron (Kepala internal audit) semula
adalah partner KAP Andersen yang di tunjuk sebagai akuntan publik
perusahaan.
- Direktur keuangan Enron berasal dari KAP Andersen.
- Sebagian besar Staf akunting Enron berasal dari KAP Andersen
c. Auditor. Arthur Andersen (satu dari lima perusahaan akuntansi terbesar)
adalah kantor akuntan Enron. Tugas dari Andersen adalah melakukan
pemeriksaan dan memberikan kesaksian apakah laporan keuangan Enron
memenuhi GAAP (generally accepted accounting practices). Andersen, disewa
dan dibayar oleh Enron. Andersen juga menyediakan konsultasi untuk Enron,
dimana hal ini melebihi wewenang dari akuntan publik umumnya. Selain itu
Andersen mengalami konflik kepentingan akibat pembayaran yang begitu besar
dari Enron, $5 juta untuk biaya audit dan $50 juta untuk biaya konsultasi.
d. Konsultan hukum. Konsultan hukum Enron, khususnya Vinson & Elkins juga
disewa oleh Enron. Konsultan hukum ini bertanggungjawab untuk menyediakan
opini hukum atas strategi, struktur, dan legalitas umum atas semua yang
dilakukan oleh Enron. Sama dengan Andersen, saat ditanyakan mengapa tidak
ikut menghalangi ide dan aktivitas ilegal Enron, konsultan hukum ini
menjelaskan bahwa Enron tidak memberikan informasi yang lengkap, khususnya
tentang kepemilikan di SPEs.
e. Regulator. Enron sebagai perusahaan yang melakukan perdagangan di pasar
energi diawasi oleh Federal Energy Regulatory Commission (FERC), akan tetapi
FERC tidak melakukan pengawasan secara mendalam. Hal ini dikarenakan Enron
melakukan aktivitasnya dalam perdagangan listrik tidak di satu negara, yaitu
antar negara.
f. Pasar ekuitas. Sebagai perusahaan publik, Enron diharuskan mengikuti
peraturan dari SEC. Akan tetapi dalam pengawasannya SEC, tidak melakukan
Penggabungan Usaha, Laporan Keuangan Konsolidasi, Investasi Perusahaan Asosiasi, Special Purpose Entities Page 26
investigasi secara mendalam atau melakukan konfirmasi ulang terhadap Enron.
SEC hanya mengandalkan pada testimoni yang dibuat oleh lembaga lain seperti
auditor perusahaan (Arthur Andersen). Sedangkan NYSE mengharuskan Enron
memenuhi peraturan perdagangan di NYSE. Berbeda dengan SEC, NYSE tidak
hanya melakukan verifikasi firsthand.
g. Pasar hutang. Enron, seperti perusahaan lainnya menginginkan dan
membutuhkan sebuah nilai rating. Sehingga Enron membayar Standard & Poors
serta Moody’s untuk memberikan nilai rating. Rating ini dibutuhkan untuk
sekuritas hutang perusahaan yang diterbitkan dan diperdagangkan di pasar.
Yang menjadi masalah, perusahaan rating tersebut hanya melakukan analisis
sebatas pada data yang diberikan kepada mereka oleh Enron, operasional dan
aktivitas keuangan Enron. Terjadi perdebatan apakah perusahaan rating harus
memeriksa total hutang perusahaan atau tidak. Khususnya yang berkaitan
dengan SPEs.
4.5 Dampak Akibat Kasus Enron dan KAP Andersen
Kasus ini memberikan dampak di Amerika bahkan di Indonesia.
A. Seperti yang kami kutip dari sumber yang sama (blog yang Diposkan oleh Dr. Dedi
Kusmayadi, SE., M.Si., Ak di 04:47), kasus ini mempunyai implikasi terhadap
pembaharuan tatanan kondisi maupun regulasi praktik bisnis di Amerika Serikat
antara lain:
1. Pemerintah AS menerbitkan Sarbanes-Oxley Act (SOX) untuk melindungi para
investor dengan cara meningkatkan akurasi dan reabilitas pengungkapan yang
dilakukan perusahaan publik. Selain itu, dibentuk pula PCAOB (Public Company
Accounting Oversight Board) yang bertugas:
Mendaftar KAP yang mengaudit perusahaan publik
Menetapkan atau mengadopsi standar audit, pengendalian
mutu, etika, independensi dan standar lain yang berkaitan dengan audit
perusahaan publik.
Menyelidiki KAP dan karyawannya, melakukan disciplinary hearings, dan
mengenakan sanksi jika perlu.
Penggabungan Usaha, Laporan Keuangan Konsolidasi, Investasi Perusahaan Asosiasi, Special Purpose Entities Page 27
Melaksanakan kewajiban lain yang diperlukan untuk meningkatkan standar
professional di KAP.
Meningkatkan ketaatan terhadap SOX, peraturan-peraturan PCAOB, standar
professional, peraturan pasar modal yang berkaitan dengan audit
perusahaan publik.
2. Perubahan-perubahan yang ditentukan dalam Sarbanes-Oxley Act
1. Untuk menjamin independensi auditor, maka KAP dilarang memberikan jasa
non audit kepada perusahaan yang diaudit. Berikut ini adalah sejumlah jasa
non audit yang dilarang :
a) Pembukuan dan jasa lain yang berkaitan.
b) Desain dan implementasi sistem informasi keuangan.
c) Jasa appraisal dan valuation.
d) Opini fairness
e) Fungsi-fungsi berkaitan dengan jasa manajemen
f) Broker, dealer, dan penasihat investasi
2. Membutuhkan persetujuan dari audit committee perusahaan sebelum
melakukan audit. Setiap perusahaan memiliki audit committee ini karena
definisinya diperluas, yaitu jika tidak ada, maka seluruh dewan komisaris
menjadi audit committee.
3. Melarang KAP memberikan jasa audit jika audit partnernya telah
memberikan jasa audit tersebut selama lima tahun berturut-turut kepada
klien tersebut.
4. KAP harus segera membuat laporan kepada audit committee
yang menunjukkan kebijakan akuntansi yang penting yang digunakan,
alternatif perlakuan-perlakuan akuntansi yang sesuai standar dan telah
dibicarakan dengan manajemen perusahaan, pemilihannya oleh manajemen
dan preferensi auditor.
5. KAP dilarang memberikan jasa audit jika CEO, CFO, chief
accounting officer, controller klien sebelumnya bekerja di KAP
tersebut dan mengaudit klien tersebut setahun sebelumnya.
3. SOX melarang pemusnahan atau manipulasi dokumen yang dapat menghalangi
investigasi pemerintah kepada perusahaan yang menyatakan bangkrut. Selain
Penggabungan Usaha, Laporan Keuangan Konsolidasi, Investasi Perusahaan Asosiasi, Special Purpose Entities Page 28
itu, kini CEO dan CFO harus membuat surat pernyataan bahwa laporan keuangan
yang mereka laporkan adalah sesuai dengan peraturan SEC dan semua informasi
yang dilaporkan adalah wajar dan tidak ada kesalahan material. Sebagai
tambahan, menjadi semakin banyak ancaman pidana bagi mereka yang
melakukan pelanggaran ini.
4. International Federation Accountants (IFAC), pada akhir tahun 2001 merevisi
kode etik bagi para akuntan yang bekerja agar menjadi whitstleblower sebagai
berikut “ para profesional dituntut bukan hanya bersikap profesional dalam
kaidah-kaidah aturan profesi saja tetapi profesional juga dalam menyatakan
kebenaran pada saat masyarakat akan dirugikan atau ada tindakan-tindakan
perusahaan yang tidak sesuai dengan hukum yang berlaku”.
5. AICPA dan The Big Five KAP di Amerika mendukung inisiatif Reform yang
melarang KAP untuk menawarkan jasa internal audit dan jasa konsultasi lainnya
kepada perusahaan yang menjadi klien audit KAP yang bersangkutan.
6. Jhon Whitehead dan Ira Millstein, ketua bersama Blue Ribbon Committe
SEC,mengeluarkan rekomendasi tentang perlunya kongres menyusun Undang-
Undang yang mengharuskan perusahaan Go Public melaksanakan dan
melaporkan ketaatanyan terhadap pedoman corporate governance.
7. Securities Exchange Commission (SEC) dan New York Stock Exchange (NYSE),
menyerukan bahwa auditor internal harus lebih mempertajam peran dalam
pemeriksaan ketaatan, mengelola resiko, dan mengembangkan operasi bisnis,
dan setiap perusahaan diwajibkan untuk memiliki fungsi audit intern (James :
2003).
Penggabungan Usaha, Laporan Keuangan Konsolidasi, Investasi Perusahaan Asosiasi, Special Purpose Entities Page 29