Makalah Gizi Dan Produktivitas

14
MAKALAH KAJIAN GIZI KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA POLISI LALU LINTAS DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH GIZI KERJA OLEH LESTARI SRI PUSPARINI NIM.101414253003 PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJA FAKULTAS KESEHATAN MASYARAKAT UNIVERSITAS AIRLANGGA 2015

description

nutrition

Transcript of Makalah Gizi Dan Produktivitas

makalahkajian gizi kerja dengan produktivitas kerja polisi lalu lintas

DIBUAT UNTUK MEMENUHI TUGAS MATA KULIAH GIZI KERJAOLEH

LESTARI SRI PUSPARININIM.101414253003

PROGRAM STUDI MAGISTER KESEHATAN DAN KESELAMATAN KERJAFAKULTAS KESEHATAN MASYARAKATUNIVERSITAS AIRLANGGA2015

Daftar Isi

I.PENDAHULUAN31.1LATAR BELAKANG31.2TUJUAN5II.ISI62.1GIZI KERJA DAN PRODUKTIVITAS KERJA62.2HUBUNGAN GIZI KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA POLISI LALU LINTAS82.39III.KESIMPULAN10IV.DAFTAR PUSTAKA11

I. PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANGMakanan adalah salah satu hal vital dalam hidup. Untuk mendapatkan energi, menjaga fungsi seluruh sistem organ tubuh, memperoleh daya tahan tubuh terhadap serangan penyakit, meningkatkan kecerdasan dan banyak manfaat lain dapat diperoleh dari makanan. Makanan sangat terkait dengan budaya suatu daerah dan juga tergantung dari karakter alam dan sumber daya pangan yang ada di daerah tersebut. Pendidikan dan pengetahuan tentang makanan terutama apa yang terkandung dalam suatu bahan pangan juga dapat mempengaruhi bagaimana kelak bahan pangan tersebut diolah dan disajikan.Makanan yang baik tidak hanya semata dihidangkan untuk memuaskan dan menghilangkan rasa lapar semata, tetapi seyogyanya isi makanan memperhatikan kandungan gizi yang terkandung didalamnya dan apakah gizi tersebut sudah memenuhi kebutuhan nutrisi orang yang akan memakannya. Membicarakan makanan artinya tak lepas dari membicarakan gizi dari makanan tersebut. Gizi adalah nutrisi yang terkandung di dalam makanan. Gizi terdiri dari beberapa komponen yaitu karbohidrat, protein, lemak, vitamin baik yang larut dalam air yaitu B dan C serta vitamin yang larut dalam lemak yaitu A,D, E, K - , mineral, dan air.Setiap komponen gizi memiliki fungsi yang saling terkait satu sama lainnya. Namun dalam suatu penyajian ideal dan sesuai dengan kebutuhan tubuh maka suatu makanan harus terdiri dari komponen komponen yang berimbang. Makanan berimbang adalah makanan yang komposisinya terdiri atas karbohidrat (65 70 %) , protein ( 10 15 %), lemak (15 20 %) cukup vitamin dan juga cukup mineral. Jumlah kalori dari makanan yang dibutuhkan seorang anak pelajar dalam usia pertumbuhan tentu berbeda dengan jumlah kalori yang dibutuhkan seorang pekerja yang bekerja 8 jam dalam sehari. Pekerja membutuhkan makanan untuk menunjang segala aktivitas pekerjaannya. Apabila seorang pekerja terlalu sedikit ,terlalu banyak atau tidak mendapatkan asupan makanan yang tepat maka dapat mempengaruhi kualitas hasil pekerjaan yang sedang ia tekuni. Hal ini juga bergantung dari usia, jenis kelamin, genetik, jenis pekerjaan dan keadaan lingkungan. Seringkali penyediaan makanan yang tepat untuk pekerja sulit diadakan karena beberapa hal. Hal hal tersebut antara lain keterbatasan dana maupun bahan baku, tidak adanya kepedulian manajemen tentang pentingnya asupan gizi pekerja , keengganan pekerja untuk mengkonsumsi makanan yang sehat dan tepat untuknya, sulitnya mencari makanan sehat dan sesuai di tempat kerja. Dalam keseharian ,acapkali ditemukan bahwa makanan bagi pekerja hanya terpusat pada karbohidrat, dan komponen lain hanya sebagai pelengkap. Padahal seperti dikemukakan diatas bahwa makanan dan khususnya gizi yang terkandung didalam makanan tersebut menunjang seluruh kegiatan pekerja dan tentunya akan memberikan pengaruh pada hasil akhir pekerjaan tenaga kerja. Setiap jenis pekerjaan memiliki karakteristik masing masing. Baik dari lingkungan kerja, aktivitas kerja, risiko kerja yang harus ditemui, hasil akhir atau tujuan kerja, dan lain lain. Untuk mendapatkan hasil kerja yang optimal tentunya seorang tenaga kerja membutuhkan energi yang sesuai. Energi ini didapatkan dari gizi yang terkandung dalam asupan makan minum yang dikonsumsi tenaga kerja tersebut.Melalui sebuah penelitian didapatkan bahwa 35 persen tenaga kerja Indonesia telah menderita anemia zat besi, sehingga mengakibatkan menurunnya produktivitas kerja sebanyak 20 persen. Penelitian Darwin karyadi di perkebunan karet Sukamaju dan Cibungur (Jawa Barat) menunjukkan adanya perbedaan dalam hal pengumpulan jumlah lateks (getah hasil sadapan dari pohon karet) per orang per hari antara yang anemia dan tidak anemia). Perbedaan tersebut besarnya sekitar 18,7 persen. Hasil penelitian lain di perkebunan teh menunjukkan bahwa orang yang sehat dapat memetik teh lebih banyak daripada yang anemia.Kapasitas , beban dan lingkungan kerja merupakan tiga komponen utama dalam kesehatan kerja. Kapasitas kerja yang baik seperti status kesehatan kerja dan gizi kerja yang baik serta kemampuan fisik yang prima diperlukan agar seorang pekerja dapat melakukan pekerjaannya dengan baik. Kondisi atau tingkat kesehatan pekerja sebagai modal awal seseorang untuk melakukan pekerjaan harus pula mendapat perhatian. Kondisi awal seseorang untuk bekerja dapat dipengaruhi oleh kondisi tempat kerja , gizi kerja dan lain lain. Beban kerja meliputi beban kerja fisik maupun mental. Kondisi lingkungan kerja (misalnya panas, bising debu, zat zat kimia dan lain lain) dapat menjadi beban tambahan terhadap pekerja. (Ferry Efendi 2009). Polisi lalu lintas merupakan profesi kerja yang mempunyai risiko sangat besar untuk terpajan zat-zat polutan di lingkungan kerjanya yang berasal dari asap kendaraan bermotor. Ingle ST dkk, meneliti tentang pengaruh pajanan polusi udara terhadap gangguan faal paru pada polisi lalu lintas, melaporkan bahwa terdapat gangguan faal paru yang cukup bermakna pada polisi lalu lintas. (Amir Luthfi 2014)Polisi Lalu lintas yang bertugas di jalan menjadi salah satu kelompok yang rawan tercemar unsur beracun timbal (Pb) yang dikeluarkan oleh emisi gas buangan kendaraan bermotor. Akumulasi timbal (Pb) dalam jangka waktu lama akan menjadikan seseorang mengalami keracunan Timbal (Pb), yang bisa menimbulkan berbagai macam hal diantaranya adalah menghambat sintesa hemoglobin. Kegunaan hemoglobin (Hb) di dalam darah salah satunya adalah untuk mengambil oksigen dari paru-paru kemudian dibawa ke seluruh jaringan-jaringan tubuh untuk dipakai sebagai bahan bakar pembuatan tenaga/ energi. Jika suplai oksigen terus terganggu akan menyebabkan penimbunan asam laktat sehingga membatasi berfungsinya otot secara baik. sehingga akan terjadi kelelahan kerja pada Polantas karena tidak adanya suplai oksigen yang masuk ke dalam darah.

1.2 TUJUANa. Menjelaskan tentang gizi kerja b. Menjelaskan tentang produktivitas kerjac. Mengerti hubungan gizi kerja dan produktivitas kerja dengan mengambil contoh pekerja polisi lalu lintas

II. ISI

2.1 GIZI KERJA DAN PRODUKTIVITAS KERJA

III. Tabel diambil dari https://books.google.co.id/books?id=_xCLLkUQrbAC&pg=PA180&dq=nutritions+for+worker&hl=id&sa=X&ei=gFoOVcXwFYXGuASTy4GADw&ved=0CCAQ6AEwAQ#v=onepage&q=nutritions%20for%20worker&f=falseIV. Tabel diatas memperlihatkan asupan kalori yang semakin besar dan dibutuhkan oleh masing masing tingkatan beban atau keaktifan kerja dari seorang tenaga kerja. Menurut SNI 7269:2009 tentang Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Tingkat Kebutuhan Kalori Menurut Pengeluaran Energi , kerja ringan membutuhkan kalori untuk pengeluaran energi sebesar 100 200 kkal /jam, kerja sedang membutuhkan 200 350 kkal/jam, kerja berat membutuhkan 350 500 kkal/jam.Menurut Payanan Simanjutak (1985) dalam bukunya Pengantar Ekonomi Sumber Daya Manusia bahwa kualitas dan kemampuan fisik tenaga kerja dipengaruhi oleh tingkat pendidikan , pelatihan, motivasi kerja, etos kerja, mental , kesehatan dan asupan gizi tenaga kerja. Keadaan gizi dan kesehatan yang baik akan memberi kemampuan serta kesegaran fisik dan mental tenaga kerja dalam melakukan pekerjaan. Semakin tinggi keadaan gizi dan kesehatan seorang pekerja maka cenderung absensi menurun dan produktivitasnya meningkat.Indonesia telah mengikuti kecenderungan negara di dunia dalam hal beban penyakit tidak menular (PTM) dan proporsi angka kematian PTM sebagaimana ditunjukkan dengan peningkatan tajam dari 41.7 persen di tahun 1995 menjadi 59.5 persen di tahun 2007. Penyakit tidak menular meliputi penyakit jantung dan pembuluh darah, kanker, diabetes dan penyakit pernapasan kronik. Penyakit jantung dan pembuluh darah telah menempati urutan teratas sebagai penyebab utama kematian di Indonesia, dengan 26.9 persen kematian disebabkan stroke. Menurut WHO, 2008, faktor risiko umum PTM adalah pola konsumsi makanan yang tidak sehat (unhealthy diet), kurangnya aktivitas fisik (physical inactivity), merokok dan konsumsi alkohol, polusi udara, usia dan hereditas. Sedangkan faktor risiko antara (intermediate risk factors) adalah meningkatnya gula darah, hipertensi, kadar lemak darah melebihi normal, kegemukan dan obesitas. Beberapa faktor penentu yang mendasari (underlying determinant) adalah globalisasi, urbanisasi, penduduk usia lanjut dan social determinant.Dalam upaya mencegah hal diatas bagi para pekerja adalah : a. Mempromosikan pentingnya pola konsumsi makanan dan aktivitas fisik bagi pekerja agar sehat dan bugar untuk meningkatkan produktivitas kerja.b. Mendorong implementasi peraturan-peraturan yang terkait dengan kesehatan dan keselamatan pekerja.c. Mendorong tersedianya kantin sehat dan sarana latihan fisik atau olahraga di tempat kerja.Menurut Sumamur (2013) gizi kerja adalah nutrisi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan. Gizi kerja ditujukan untuk memelihara dan meningkatkan derajat kesehatan serta mengupayakan daya kerja tenaga kerja yang optimal. dengan daya kerja optimal maka diharapkan diperoleh produktivitas yang maksimal. Gizi kerja adalah gizi yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk melakukan suatu pekerjaan sesuai dengan jenis pekerjaan dan beban kerjanya. Gizi kerja sebagai salah satu aspek dari kesehatan kerja mempunyai peran penting, baik bagi kesejahteraan maupun dalam rangka meningkatkan disiplin dan produktivitas. Kekurangan gizi pada makanan yang dikonsumsi tenaga kerja sehari-hari akan membawa akibat buruk pada tubuh, seperti: pertahanan tubuh terhadap penyakit menurun, kemampuan fisik kurang, berat badan menurun, badan menjadi kurus, muka pucat, kurang bersemangat, kurang motivasi, bereaksi lamban dan lain-lain. Dalam keadaan demikian sulit tercapainya efisiensi dan produktivitas kerja yang optimalPekerja dengan keadaan gizi yang baik akan memiliki kapasitas kerja dan ketahanan tubuh yang lebih.Penelitian yang dilakukan oleh kantor Menteri Negara Urusan Peranan Wanita (1985) didapatkan 15% pekerja wanita kekurangan energi dan protein yang menyebabkan pekerja menjadi lambat berpikir, lambat bertindak dan cepat lelah.Kekurangan energi pada tenaga kerja akan menyebabkan turunnya kekuatan otot (muscular strength) dan ketetapan gerak otot yang menjadikan kerja tidak efisien. Dari hasil penelitian terbukti jika seorang dewasa wanita dengan kandungan energi dari makannya sebanyak 1800 kal setiap hari seharusnya 2200 kal, ia akan kehilangan kekuatan ototnya sebesar 30% dan efisiensi kerjanya turun 11%. Kesimpulan yang dimuat dalam FAO Series Basic Study No. 5 tahun 1962 tentang Nutrition and Work Efficiency menyatakan bahwa di negara-negara agraris dan berpenduduk padat, disamping kekurangan modal, kekurangan alat serta keahlian, ternyata juga efisiensi kerja penduduk sangat rendah. Hal itu sebagian karena keadaan gizi yang tidak baik

Produktivitas merupakan sikap mental yang selalu mempunyai pandangan bahwa mutu kehidupan hari esok harus lebih baik dari hari ini atau perbandingan antara output (keluaran/jumlah yang dihasilkan) dengan input (masukan/setiap sumber daya yang digunakan). Menurut Suhardjo (1986) dalam Nurhayani menyatakan bahwa motivasi tenaga kerja berpengaruh sangat nyata terhadap produktivitas tenaga kerja. Apabila individu yang memiliki motivasi yang kuat untuk bekerja, maka individu tersebut akan mendayagunakan potensi kerja yang dimilikinya secara maksimal untuk meningkatkan produktivitas. Hal ini disebabkan karena keinginan yang kuat untuk memenuhi kebutuhan hidup. Menurut Wisnoe (2005) produktivitas kerja dipengaruhi oleh banyak faktor, diantaranya yang mempunyai peranan sangat penting dan menentukan adalah kecukupan gizi. Faktor ini akan menentukan prestasi kerja tenaga kerja karena adanya kecukupan dan penyebar kalori yang seimbang selama bekerja.2.2 HUBUNGAN GIZI KERJA DENGAN PRODUKTIVITAS KERJA POLISI LALU LINTAS Faktor yang mempengaruhi kelelahan kerja bukan dari kadar hb dari faktor lain seperti umur, pendidikan, status gizi, lama kerja, massa kerja, kebiasaan merokok, kebiasaan olahraga, ebiasaan minum teh/kopi,riwayat anemia, serta pola makan. Dari hasil penelitian maka disarankan untuk polisi lalu lintas sebaiknya mengkonsumsi makanan yang mengandung vitamin, misalnya buah-buahan, sayursayuran dan susu atau makanan yang mengandung besi (Fe) dan kalsium (Ca)Polisi lalu lintas yang mengalami kelelahan kerja akan berdampak negatif terdapat pekerjaannya, hal yang paling fatal adalah terjadinya kecelakaan kerja. dampak dari terjadinya kelelahan kerja tersebut adalah produktivitas polantas yang menurun. Hal ini membuat mereka tidak betah untuk berlama-lama berada di jalan raya sehingga mereka memilih untuk beristirahat di pos-pos penjagaan yang telah disediakan. Faktor-faktor yang mempengaruhi kelelahan kerja bukan dari kadar hb tetapi dari faktor individu seperti umur, pendidikan, massa kerja, lama kerja, kebiasaan olahraga, kebiasaan minum teh/kopi, riwayat penyakit anemia, serta kebiasaan konsumsi makanan sehat. (Anisya Dian Soraya 2014)2.3

III. KESIMPULAN

Peningkatan mutu asupan makanan bagi pekerja sangat dibutuhkan guna peningkatan kreatifitas dan produktifitas kerja. Hal ini dapat dicapai dengan mengadakan perbaikan gizi pekerja. Upaya perbaikan gizi pekerja akan berakibat meningkatnya daya tahan tubuh, kualitas kecerdasan dan pada akhirnya produktivitas yang tinggi akan dapat dicapai oleh pekerja.

IV. DAFTAR PUSTAKA

Kementerian Kesehatan RI. Direktorat Jenderal Bina Gizi dan Kesehatan Ibu dan Anak. Strategi nasional penerapan pola konsumsi makanan dan aktifitas fisik untuk mencegah penyakit tidak menular,--Jakarta : Kementerian Kesehatan RI. 2011 Maimun Nisha. Health ,food and nutrition,Kalpaz Publication. India. 2006 (https://books.google.co.id ) SNI 7269:2009 tentang Penilaian Beban Kerja Berdasarkan Tingkat Kebutuhan Kalori Menurut Pengeluaran Energi. Badan Standarisasi Nasional. P. Bratter and V.E Negretti de Bratter. Global Prevalence of Micro nutrient Malnutrition and Impacts on The Health of Children. Impacts of Aggriculture on Human and Nutrition. Vol I. Alexander J. Stein. Global impacts of human mineral malnutrition. International Symposium. 5-7 November 2009, Bhubaneswar Jurnal Skala Husada vol 10 no 2 september 2013; 214 224 David L. Watts. Nutrient Interrelationships ;Minerals Vitamins Endocrines. Journal of Orthomolecular Medicine Vol. 5, No. 1, 1990 E. Underwood. Trace Elements in Human and Animal Nutrition. Academic press. London .1977. (https://books.google.co.id ) Modul Jadi Gizi Olahraga.pdf Sabar Surbakti. Asupan Bahan Makanan dan Gizi Bagi Atlet Renang. Jurnal Ilmu Keolahragaan Vol. 8 (2) Juli Desember 2010. Jeanne Mager Stellman.Encyclopaedia of Occupational Health and Safety, 4th ed, vol -1. International Labour Organization. 1998. (https://books.google.co.id )