ok makalah gizi

download ok makalah gizi

of 27

Transcript of ok makalah gizi

BAB I PENDAHULUAN1.1 Latar BelakangPembangunan Nasional dewasa ini lebih menitikberatkan pada pembangunan ekonomi dan kualitas sumber daya manusia seutuhnya ( Soetrisno et all, 2000 ). Keberhasilan pembangunan nasional suatu bangsa ditentukan oleh ketersediaan sumber daya manusia (SDM) yang berkualtias, yaitu SDM yang memiliki fisik yang tangguh, mental yang kuat dan kesehatan yang prima disamping penguasaan terhadap ilmu pengetahuan dan teknologi. Pemanfaatan sumber daya manusia mensyaratkan peningkatan derajat status gizi dan kesehatan yang optimal ( Wiwik Susanti, 2002 ). Menurut WHO ( World Health Organization ) menyatakan bahwa gizi merupakan pilar utama dari sepanjang siklus kehidupan ( Soekirman, 2002 ). Di Amerika Serikat dua pertiga penduduknya kelebihan berat badan, per tahun, biaya pengobatan langsung mencapai sekurangnya US$ 51,6 miliar dan hilangnya produktivitas sekurangnya US$ 3,9 miliar yang tercermin dalam bentuk 39,2 juta hari kerja yang hilang, 239 juta hari dengan keterbatasan kegiatan, 89,5 juta hari di tempat tidur dan 62,6 juta kunjungan ke dokter. .

Sementara itu di negara berkembang peningkatan 1 persen kilokalori mengakibatkan kenaikan 2,27 persen dalam produktivitas kerja secara umum.

Negara berkembang harus segera memutuskan lingkaran gizi, produktivitas dan upah yang rendah. Sejumlah pekerja masih tampak kesulitan menghidupi anak-anaknya sendiri, padahal gizi buruk anak membahayakan angkatan kerja masa depan. Zat gizi adalah zat zat yang diperoleh dari bahan bahan makanan yang dikonsumsi, mempunyai nilai yang sangat penting untuk memperoleh energy guna melakukan kegiatan fisik sehari hari para pekerja. Masalah kecukupan pangan dan gizi

1

mutlak diperlukan oleh tenaga kerja, tanpa makanan dan minuman yang cukup maka kebutuhan energy untuk berkerja didapatkan dari energy cadangan makanan yang disimpan di dalam sel tubuh. Seseorang yang sehat tentunya memiliki daya pikir dan daya kesehatan fisik sehari hari yang cukup tinggi. Setiap perusahaan selalu mempunyai target untuk mendapatkan keuntungan dengan cara memproduksi barang maupun jasa yang dapat dipasarkan. Agar keuntungan dapat diperoleh, maka salah satu syarat yang penting adalah proses produksi harus produktif dan efisien. Dalam melakukan pekerjaannya, perlu disadari bahwa masyarakat pekerja yang sehat akan bekerja dengan giat, tekun, dan produktif dan teliti. Oleh karena itulah perlunya perhatian terhadap masalah asupan gizi kepada tenaga kerja sangat penting guna mendapatkan tingkat kebutuhan dan produktivitas kerja yang optimal dalam rangka memenuhi tuntutan target dari perusahaan yang telah direncanakan sebelumnya.

1.2. Tujuan Penulisan 1.2.1 Tujuan umumMampu mengungkapkan pola pikir ilmiah dalam rangka menyelesaikan tugas mata kuliah Kesehatan dan Keselamatan Kerja ( K3 ) dengan pokok bahasan gizi kerja.

1.2.2. Tujuan KhususTujuan khusus yang ingin dicapai adalah : 1. mendapat gambaran tentang gizi kerja serta hubungannnya dengan keselamatan dan kesehatan kerja ( K3 ) 2. sebagai bahan referensi agar dapat mengerti/memahami tentang cara menilai status gizi pekerja di masa mendatang.

2

1.3. Manfaat PenulisanAdapun manfaat dari penulisan makalah ini adalah : 1. Bagi penulis menambah lmu pengetahuan dalam mata kuliah keselamatan dan kesehatan kerja ( K3 ) terutama dalam hal gizi kerja. 2. Bagi Civitas akademik sebagai bahan referensi kajian lebih lanjut dalam menambah wawasan mata kuliah keselamatan dan kesehatan kerja ( K3 ) dengan pokok bahasan gizi kerja atau landasan pemikiran untuk kerangka penyempurnaan penulisan makalah selanjutnya.

3

BAB II LANDASAN TEORI

2.1. Pengertian GiziGizi merupakan proses organisme menggunakan makanan yang dikonsumsi secara normal melalui proses digesti, absobsi, transportasi, peyimpanan, metabolism, dan pengeluaran zat zat yang tidak digunakan untuk mempertahankan kehidupan, pertumbuhan dan fungsi normal dari organ organ serta menghasilkan energi . ( I Dewa Nyoman Supariasa, 2002 ) Gizi adalah kesehatan seseorang yang dihubungkan dengan makanan yang

dikonsumsinya sehari-hari. Gizi pada umumnya : mempelajari bagaimana memberikan makanan sebaik-baiknya sehingga kesehatan tubuh optimal. Makanan adalah semua bahan yang dapat dimakan oleh manusia baik dalam bentuk alamiah maupun bentuk buatan atau olahan, kecuali obat-obatan. Tubuh manusia memperoleh zat gizi dalam bentuk makanan baik yang berasal dari tumbuhan maupun dari hewan.Kebutuhan tubuh akan zat gizi tidak dapat dipenuhi hanya dengan satu atau dua macam bahan makanan saja, karena pada umumnya tidak ada satu bahan makanan yang mengandung bahan makanan secara lengkap. Gizi mempunyai nilai yang sangat penting bagi tubuh, yaitu : memelihara proses tubuh dalam pertumbuhan dan perkembangan serta memperoleh energy guna melakukan kegiatan fisik sehari hari.

2.2. Kebutuhan Gizi Tenaga KerjaKerja adalah gerak daripada badan dan pikiran sesorang untuk menghasilkan barang atau jasa guna memelihara kelangsungan hidup dan memuaskan kebutuhan.

4

Gizi kerja adalah penyediaan dan pemberian masukan zat gizi kepada tenaga kerja sesuai dengan jenis pekerjaan yang dilakukan selama berada di tempat kerja guna mendapatkan tingkat kebutuhan dan produktivitas kerja setinggi-tingginya. Gizi kerja adalah nutrisi (zat makanan) yang diperlukan pekerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan, sehingga kesehatan dan daya kerja menjadi setinggitingginya. Gizi kerja adalah nutrisi atau kalori yang diperlukan oleh tenaga kerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaannya. Kebutuhan kalori ditentukan oleh,: Metabolisme basal, Pengaruh makanan atau kegiatan tubuh ( kira-kira 10% dari metabolisme ) dan kerja otot. Dari ketiga kebutuhan itu yang mempunyai peranan penting adalah kerja otot, dan besarnya kebutuhan kalori sangat tergantung dari aktivitas / kegiatan tubuh. Tenaga kerja memerlukan makanan yang bergizi untuk pemeliharaan tubuh, untuk perbaikan termasuk pekerjaan. Gizi kerja ditujukan untuk kesehatan dan daya kerja tenaga kerja setinggitingginya. Bahan-bahan makanan pada umumnya mengandung karbohidrat, protein, lemak, vitamin, mineral dan air Sesuai dengan fungsinya zat-zat gizi dapat digolongkan menjadi tiga, yaitu, zat tenaga yang terdiri dari karbohidrat, lemak, protein. Zat pembangun yang terdiri dari protein, mineral, air. Zat pengatur yang terdiri dari vitamin, mineral, protein, air (Asmira Sutarto, 1980:9). Gizi yang baik yaitu makanan yang mengandung komposisi jenis makanan seimbang antara karbohidrat, protein dan lemak. Kalori yang dihasilkan untuk setiap 1 gram karbohidrat adalah sebesar 4 gram kalori, sedang 1 gram protein menghasilkan 4 gram kalori dan untuk setiap 1 gram lemak dapat menghasilkan kalori sebesar 9 gram kalori. Komposisi menu yang sehat berupa 50% karbohidrat yang tidak diproses (kacang-kacangan, sayur, buah, semacam gandum, dll), 30% protein (daging, susu yang rendah kadar lemaknya, keju, telur, dll) dan 20% lemak yang sehat (kacang, minyak ikan, sayuran, dll). Berikut ini adalah kegunaan dari zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh untuk metabolisme :

5

2.2.1 Karbohidrat Fungsi utama karbohidrat adalah untuk menyediakan energi bagi tubuh. seseorang yang memakan karbohidrat dalam jumlah yang berlebihan akan menjadi gemuk. Apabila karbohidrat makanan tidak mencukupi, maka protein akan digunakan untuk memenuhi kebutuhan energi, dengan mengalahkan fungsi utamanya sebagai zat pembangun . 2.2.2 Protein Protein merupakan suatu zat makanan yang sangat penting bagi tubuh, karena zat ini selain berfungsi sebagai bahan bakar dalam tubuh juga berfungsi sebagai zat pembangun dan pengatur. Protein selain akan digunakan bagi pembangunan struktur tubuh juga akan disimpan untuk digunakan dalam keadaan darurat, sehingga pertumbuhan atau kehidupan dapat terus terjamin dengan wajar, akan tetapi dalam keadaan tidak diterimanya makanan yang tidak bergizi secara terus menerus, dengan sendirinya akan terjadi gejala-gejala kekurangan protein diantaranya adalah pertumbuhan kurang, daya tahan tubuh menurun, rentan terhadap penyakit dan daya kerja merosot . 2.2.3 Lemak Seperti halnya karbohidrat dan protein, lemak merupakan sumber energi bagi tubuh. fungsi utama dari lemak adalah untuk memberi tenaga pada tubuh. disamping fungsinya sebagai sumber tenaga, lemak juga merupakan bahan pelarut dari beberapa vitamin yaitu vitamin A, D,E dan K. 2.2.4 Vitamin Vitamin merupakan zat organik yang dibutuhkan oleh tubuh dalam jumlah yang sangat sedikit, namun penting untuk mempertahankan kesehatan tubuh. menurut sifatnya vitamin digolongkan menjadi dua yaitu vitamin yang larut dalam lemak (vitamin A, D, E dan K) dan vitamin yang larut dalam air (B dan C). walaupun vitamin

6

hanya dibutuhkan dalam jumlah yang sedikit, namun akan berpengaruh besar terhadap tubuh apabila kita kekurangan vitamin. Macam macam vitamin, fungsi, serta sumbernya : 1. VITAMIN A Fungsinya: mencegah penyakit rabun senja, meningkatkan daya tahan tubuh,dan memerangi penyakit malaria, penting dalam proses oksidasi dalam tubuh. Sumbernya: hati, minyak ikan, daging, susu, wortel, dan sayur/buah yang berwarna orange. 2. VITAMIN B a.B1( thiamin ) Fungsinya : membantu proses oksidasi tubuh untuk memperoleh energy dan mencegah penyaki biri-biri, membantu penyerapan lemak di dalam tubuh.

Sumbernya : kacang hijau, daging, kulit beras, sayuran dan roti b.B2 (riboflavin) fungsinya : pernapasan dalam sel ( respirasi selular ), menjaga keutuhan jaringan syaraf, dan mempercepat pemindahan rangsang sinar ke syaraf mata sumbernya : hati, telur, susu dan ragi c.B3 (asam pantotenat) fungsi : membantu pembebasan energy dari makanan,sintesis asam lemak sumbernya : hati, telur, khamir/jamur, dan kacang tanah

7

d.B6 (pirodoksin) fungsi : membantu mencerna protein dan respirasi seluler, pembentukan sel darah merah. Sumber : telur, daging, e.B12 (kobalamin) fungsi : merangsang pembentukan eritrosit, koenzim penting dalam metabolisme asam amino dan pembelahan sel. sumbernya : daging, telur, susu, hati dan ragi (hasil fermentasi). 3.VITAMIN C Fungsi : menjaga ketahanan tubuh terhadap penyakit infeksi dan racun, menurunkan kolestrol, serta dalam dosis tinggi mencegah ( penyakit jantung, hipertensi, diabetes mellitus dan kanker). Sumber : buah-buahan, misalnya jeruk, tomat, papaya,dan sayuran hijau lainnya 4.VITAMIN D Fungsi : mencegah penyakit rakhitis. Sumber : susu, minyak ikan dan kuning telur 5.VITAMIN E Fungsi : berperan penting dalam system reproduksi dan mencegah penyakit kanker paru-paru. Sumber : biji-bijian, sayuran, telur, mentega dan susu. 6.VITAMIN K Fungi : Berperan dalam pembekuan darah dan dapat mencegah keguguran Sumber : bayam, tomat, wortel kentang dan kubis

8

Seseorang yang kekurangan vitamin dapat mengalami avitaminosis, sedang yang berlebihan vitamin dapat mengalami hipervitaminosis. Faktor-faktor yang menyebabkan kekurangan vitamin adalah : 1) Kurang memakan bahan makanan yang mengandung vitamin. 2) Tubuh kekurangan zat-zat tertentu, sehingga penyerapan vitamin dalam tubuh terganggu. 3) Akibat penyakit saluran pencernaan misalnya disentri atau typus. 4) Adanya zat-zat tertentu dalam bahan makanan atau dalam obat yang akan mengganggu penyerapan vitamin itu. 5) Dalam tubuh terjadi interaksi dari beberapa vitamin, kekurangan salah satu vitamin akan menyebabkan terganggunya fungsi vitamin lain (Asmira Sutarto, 1980:154). 2.2.5 Mineral Mineral adalah bagian dari tubuh yang memegang peranan penting dalam pemeliharaan fungsi tubuh, baik pada tingkat sel, jaringan, organ maupun fungsi tubuh secara keseluruhan (Sunita Almatsier, 2001:228). 2.2.6 Air Pada proses metabolisme tubuh sangat memerlukan sekali akan air. Kehilangan 10% dari cairan tubuh akan sangat membahayakan. Kematian biasanya terjadi biasanya bila kehilangan cairan tubuh mencapai 20% dari berat badan. Sedangkan pada orang dewasa lebih kurang 65% air berfungsi sebagai zat pembangun dan zat pengatur. Kebutuhan zat gizi bagi tenaga yang paling utama adalah karbohidrat yang akan diubah menjadi kalor, karena tenaga kerja lebih banyak menggunakan energi untuk kerja otot. Tenaga kerja dewasa tidak lagi memerlukan protein untuk pertumbuhan, tetapi diperlukan untuk memelihara fungsi tubuh, disamping sebagai sumber energi9

(Asmira Sutarto, 1980:31). Tenaga kerja hanya akan menunjukkan produktivitasnya apabila kepadanya diberikan tenaga yang berasal dari makanan, makin besar tenaga yang diberikan makin besar pula kemungkinan produktivitas kerjanya (Sumamur, 1989:84)

2.3. Status GiziStatus gizi diartikan sebagai keadaan kesehatan seseorang atau sekelompok orang yang ditentukan dengan salah satu atau kombinasi dari ukuran-ukuran gizi tertentu (Soekirman, 2002:65). Status gizi adalah hasil akhir dari keseimbangan antara makanan yang masuk kedalam tubuh (nutrient input) dengan kebutuhan tubuh (nutrient output) akan zat gizi

tersebut (I Dewa Nyoman Supariasa, 2002:88). Status gizi kurang terjadi bila tubuh mengalami kekurangan satu atau lebih zat gizi esensial, status gizi lebih terjadi karena tubuh memperoleh zat-zat gizi dalam jumlah berlebihan, sehingga menimbulkan efek toksik yang membahayakan. Baik pada status gizi kurang, maupun status gizi lebih akan mempunyai dampak negative. 2.3.1 Faktor Yang Mempengaruhi Status Gizi 1). Konsumsi makanan Seseorang yang dalam kehidupannya sehari-hari mengkonsumsi makanan yang kurang asupan zat gizi, akan mengakibatkan kurangnya simpanan zat gizi pada tubuh yang digunakan untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari, apabila keadaan ini berlangsung lama, maka simpanan zat gizi akan habis dan akhirnya akan terjadi kemerosotan jaringan (I Dewa Nyoman Supariasa, 2002:8). 2). Status Kesehatan Tingginya penyakit parasit dan infeksi pada alat pencernaan dan penyakit lain yang diderita juga akan mempengaruhi ststus gizi seseorang. Memburuknya keadaan akibat penyakit infeksi adalah akibat beberapa hal, antara lain :

10

a) Turunnya nafsu makan akibat rasa tidak nyaman yang dialaminya, sehingga masukan zat gizi kurang padahal tubuh memerlukan zat gizi lebih banyak untuk menggantikan jaringan tubuhnya yang rusak akibat bibit penyakit. b) Penyakit infeksi sering dibarengi oleh diare dan muntah yang menyebabkan penderita kehilangan cairan dan sejumlah zat gizi seperti berbagai mineral, dan sebagainya. Penyakit diare menyebabkan penyerapan zat gizi dari makanan juga terganggu, sehingga secara keseluruhan mendorong terjadinya gizi buruk.

3). Faktor Lingkungan Kerja Menurut Sugeng Budiono (2003:159) faktor lingkungan kerja menunjukkan pengaruh yang jelas terhadap gizi kerja. Beban yang berlebihan menyebabkan penurunan berat badan, sebaliknya motivasi yang kuat, kadang-kadang

meningkatkan selera makan yang menjadikan sebagai salah satu penyebab bertambahnya berat badan dan kegemukan. 4) Lean body mass - total berat otot, tulang dan organ lainnya, atau berat badan ideal dihitung berdasarkan ketinggian dan ukuran tubuh; makin tinggi lean body mass, semakin tinggi jumlah kalori yang diperlukan oleh tubuh untuk berfungsi 5) Berat badan - Jika berat badan Anda lebih tinggi dari berat badan ideal Anda, kemungkinan Anda memiliki jumlah lemak tubuh yang berlebihan; jika begitu, Anda harus semakin waspada dengan menurunkan asupan kalori, meningkatkan aktivitas olah raga dan asupan makanan yang paling sehat serta menghindari makanan dengan kadar lemak yang tinggi, diproses atau terlalu manis 6) Usia - Semakin lanjut usia semakin berkurang kebutuhan kalori Anda, karena berat otot dan metabolisme secara umum menurun jika semakin lanjut usia 7) Jenis kelamin - Laki-laki lebih sering memerlukan gizi lebih besar dari wanita karena laki-laki memiliki berat otot dan metabolisme yang lebih tinggi; kebutuhan

11

gizi secara khusus mungkin berbeda antara laki-laki dan wanita, contoh, wanita mungkin memerlukan asupan kalsium dan besi yang lebih tinggi untuk menjaga level darah dan tulang 8) Iklim dan lingkungan di tempat kerja - Bekerja di tempat yang dingin memerlukan gizi lebih besar dari tempat yang panas. Di musim hujan memerlukan zat gizi yang banyak lebih daripada di musim kemarau/panas Tabel 1. Cara menghitung/memperkirakan jumlah makanan yang akan/sudah dimakan Berikut ini ukuran rumah tangga ( urt ) yang biasa dipakai sebagai persamaan : 1 sendok makan = 3 sendok teh 1 gelas 1 cangkir = 24 sendok makan = 1 gelas = 10 ml/cc = 240 ml/cc = 240 ml/cc = 8 gram = 5 gram = 6 gram = 5 gram = 10 gram = 70 gram beras = 100 gram = 50 gram = 25 gram = 50 gram = 50 gram = 100 gram

1 sendok makan gula pasir 1 sendok makan tepung susu 1 sendok makan tepung beras/sagu 1 sendok makan tepung terigu/mazena/hunkwee 1 sdm minyak goreng./margarine 1 gelas nasi = 140 gram

1 potong pepaya ( 5x15 cm ) 1 buah pisang sedang ( 3 x 15 cm ) 1 potong sedang tempe ( 4x6x1 cm ) 1 potong sedang daging (6 x 5 x 2 cm )

1 potong sedang ikan ( 6x5x2 cm ) 1 biji besar tahu ( 6x6x2 1/2cm )

12

Tabel 2. Derajat kegiatan standart pekerja

Tabel 3. Angka kecukupan gizi rata rata yang dianjurkan untuk pekerjaAngka kecukupan gizi rata-rata yang dianjurkan untuk pekerja

GOLONGAN UMUR (thn) BERAT BADAN IDEAL TINGGI BADAN Keg. Ringan (Kkal)

ENERGI PROTEIN Keg. Sedang (Kkal) Keg. Berat (Kkal) (gr) (gr) LEMAK

(kg)

(cm)

Pria 10 - 17 18 - 30 31 - 60 < 60 Wanita 10 - 17 18 - 30 31 - 60 < 60 Hamil Menyusui : 0 - 6 bln 7-12 bln

56 62 62 62

160 165 165 165

2500 2800 2500 2200

4328 4344 4215 3491

4809 4827 4683 3879

53.76 46.5 46.5 46.5

62.5 70 62.5 55

50 54 54 54

154 156 156 154

2000 2200 2100 1850 + 285 + 700 + 500

2961 2873 2893 2499

3365 3265 3288 2975

45 40.5 40.5 40.5 +12 +16 +12

50 55 52.5 46.25

13

2.4 Penilaian Status Gizi Penilaian status gizi dapat dilakukan secara langsung dan secara tidak langsung. 2.4.1 Penilaian Status Gizi Secara Langsung 1) Indeks Antropometri Secara umum antropometri artinya ukuran tubuh manusia, maka antropometri gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi (I Dewa Nyoman Supariasa, 2002:19).

Ada beberapa indeks antropometri yang umumnya dikenal, yaitu : a) Berat badan menurut umur (BB/U) b) Tinggi badan menurut umur (TB/U) c) Berat badan menurut inggi badan (BB/TB) d) Lingkar lengan atas menurut umur (LLA/U), Indikator BB/U menunjukkan secara sensitif status gizi saat ini karena mudah berubah. Namun indikator BB/U tidak spesifik karena berat badan selain dipengaruhi oleh umur juga dipengaruhi oleh umur juga dipengaruhi oleh TB. Indikator TB/U menggambarkan status gizi masa lalu, dan indikator BB/TB menggambarkan secara sensitif dan spesifik status gizi saat ini (Soekirman, 2002:). Timbangan berat badan dan pengukur tinggi badan digunakan untuk memantau Indeks Massa Tubuh (IMT) orang dewasa. IMT atau Body Mass Tubuh (BMI) merupakan alat atau cara yang sederhana untuk memantau status gizi orang dewasa. Untuk mengetahui nilai IMT ini, dapat dihitung dengan rumus berikut :

IMT =

Berat Badan (kg) Tinggi Badan (m) Tinggi Badan (m)

14

Dengan kategori ambang batas IMT sebagai berikut : Tabel 4. Kategori ambang batas IMT Kategori IMT Kurus Kekurangan berat badan tingkat berat Kekurangan berat badan tingkat ringan Normal Gemuk Kelebihan berat badan tingkat ringan Kelebihan berat badan tingkat berat < 17,0 17,0-18,4 18,5-25,0 25,1-27,0 > 27,0

(I Dewa Nyoman Supariasa, 2002:61). 2) Klinis Metode ini didasarkan atas perubahan-perubahan yang terjadi yang dihubungkan dengan ketidakcukupan zat gizi. 3) Biokimia Penilaian status gizi dengan metode biokimia adalah pemeriksaan dengan spesimen yang diuji secara laboratoris yang dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh (I Dewa Nyoman Supariasa, 2002:19). 2.4.2 Penilaian Status Gizi Secara Tidak Langsung 1) Survei Konsumsi Makanan Survei konsumsi makanan adalah metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat jumlah dan jenis zat gizi yang dikonsumsi. 2) Statistik Vital Pengukuran status gizi dengan statistik vital adalah dengan menganalisis data beberapa statistik kesehatan seperti angka kematian berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan data lain yang berhubungan dengan gizi . (I Dewa Nyoman Supariasa, 2002:20).

15

2.4.3. Kebutuhan kalori untuk orang dewasa ditentukan oleh : 1. Metabolisme Basal (MB). 2. Kegiatan akibat pengaruh makanan (10% MB). 3. Kerja otot. Beberapa factor yang mempengaruhi energy basal metabolisme yaitu : 1. factor jaringan aktif di dalam tubuh. adanya kontraksi otot dan kelenjar yang merupakan alat alat gerak aktif menjelaskan bahwa dalam tubuh manusia terdapat jaringan akitf yang tentunya lebih tulang dan lemak yang merupakan jaringan tidak aktif. 2. komposisi tubuh energy minimal yang diperlukan oleh orang yang banyak melakukan gerakan / kegiatan fisik akan lebih besar dibanding dengan orang yang gemuk yang kurang melakukan gerakan / kegiatan fisik. 3. jenis kelamin BMR pada tubuh wanita lebih rendah dibandingkan dengan BMR pada tubuh laki laki. Biasanya energy minimal yang diperlukan wanita 10 % lebih rendah daripada yang diperlukan laki laki. 4. perbedaan usia sejak umur dewasa dengan bertambahnya umur 1 tahun, pada laki laki terjadi penurunan energy minimal sekitar 7 15 kalori, pada perempuan dengan bertambahnya umur 1 tahun terjadi penurunan sekitar 2 3 kalori. 5. sekresi ( pengeluaran hormone ). sekresi hormone yang berlebihan akan meningkatkan nilai energy dasar metabolisme.Peningkatan ini berlangsung sampai 75 %, sebaliknya bila sekresi hormone terlalu sedikit maka nilai energy dasar metabolisme menurun, berlangsung sampai 30 %.

16

6. keadaan tonus pada waktu berbaring dan tidur. pada waktu orang dewasa tidur energy minim / basal metabolism yang diperlukan 7. tonus otot otot akan bekerja secara terus menerus selama manusia hidup dan gerakannya diperlukan energy antara lain pembentukan ATP ( Adenosin Trifosfat ) 8. kondisi emosi dan mental pengaruh keadaan mental terhadap energy basal metabolisme biasanya dapat menaikkan energy sebesar 4 %. 9. gerakan tubuh yang berat. pada saat seseorang melakukan kegiatan fisik yang berat maka proses oksidasi berlangsung lebih aktif sehingga memerlukan peningkatan sejumlah energy basal metabolisme. Terjadi penurunan keperluan energy metabolisme akan terjadi pada waktu seseorang sedikit melakukan kegiatan fisik atau kegiatan yang ringan saja. 10. kehamilan terjadi peningkatan energy basal metabolisme rata rata 4 %. 11. kondisi tubuh yang tidak sehat. setiap terjadi peningkatan suhu tubuh 10C diperlukan peningkatan energy basal sekitar 13 %.

Jumlah kecukupan energy baku bagi laki laki dan wanita dewasa Indonesia menurut hasil penyesuaian dan pertimbangan dengan situasi dan kondisi di Indonesia terhadap patokan / batasan yang dikemukakan FAO / WHO tahun 1978, adalah sebagai berikut ; a. reference man, berumur 20 39 tahun, berat tubuh sekitar 55 kg, melakukan kegiatan / pekerjannya setiap hari menggunakan energy 2530 kalori, dianggap mencukupi kebutuhan energy yang baku. b. reference woman, berumur 20 39 tahun, berat tubuh 47 kg, melakukan pekerjaan atau kegiatan yang sedang, setiap harinya menggunakan energy 1880, dianggap mencukupi kebutuhan energy yang baku.

17

TABEL 5. Kecukupan Energi Baku bagi Orang Indonesia ( berdasarkan Komisi Ahli FAO / WHO 1978 ) Jenis Kelamin Laki - laki Umur ( tahun ) 0,5 1 13 46 7-9 10 - 12 13 - 15 16 - 19 20 - 39 40 - 50 >60 Wanita 10 - 12 13 - 15 16 - 19 20 - 39 40 - 59 >60 8,0 11,5 16,5 23,0 30,0 40,0 53,0 55,0 55,0 55,0 32,0 42,0 45,0 47,0 47,0 47,0 BB ( kg ) Energi ( kalori ) 900 1160 1450 1790 2130 2280 2600 2530 2470 2020 1980 2100 1940 1880 1740 1500

18

2.5 Produktivitas Kerja Produktivitas kerja adalah efisiensi proses menghasilkan dari sumber daya yang digunakan (Pandji Anoraga, 2001:52). Produktivitas seringkali juga diidentifikasikan dengan efisiensi dalam arti suatu rasio antara keluaran (output) dan masukan (input) (Sritomo Wigjo Soebroto, 2003:5). Jadi produktivitas disini adalah perbandingan secara ilmu hitung antara jumlah yang dihasilkan dari setiap jumlah sumber daya yang dipergunakan selama proses berlangsung (Sugeng Budiono, 2003:263). 2.5.1 Faktor Yang Mempengaruhi Produktivitas Kerja 1) Jenis Kelamin Ukuran dan daya tubuh wanita berbeda dengan pria. Pria lebih sanggup menyelesaikan pekerjaan berat yang biasanya tidak sedikitpun dapat dikerjakan wanita., kegiatan wanita pada umumnya lebih banyak membutuhkan ketrampilan tangan dan kurang memerlukan tenaga. Beberapa data menunjukkan bahwa tenaga kerja wanita lebih diperlukan pada suatu industri yang memerlukan ketrampilan dan ketelitian daripada tenaga kerja pria (Soeripto, 1992:36). 2) Umur Kebanyakan kinerja fisik mencapai puncak dalam umur pertengahan 20 dan kemudian menurun dengan bertambahnya umur dan akan berkurang sebanyak 20% pada usia 60 tahun (Sugeng Budiono, 2003:147). Berkurangnya kebutuhan tenaga tersebut dikarenakan telah menurunnya kekuatan fisik. 3) Status Kesehatan Seorang tenaga kerja yang sakit biasanya kehilangan produktivitasnya secara nyata, bahkan tingkat produktivitasnya menjadi nihil sekali. Keadaan sakit yang menahun menjadi sebab rendahnya produktivitas untuk relatif waktu yang panjang. Keadaan diantara sehat dan sakit juga menjadi turunnya produktivitas yang sering dapat dilihat secara nyata bahkan besar .(Sugeng Budiono, 2003:59).

19

4) Gangguan Biologis Tenaga Kerja Wanita Tenaga kerja wanita mempunyai berbagai gangguan yang berhubungan dengan fungsi kelaminnya yang akan berpengaruh terhadap produktivitas kerjannya, antara lain: Siklus haid yang tidak teratur, kehamilan, masa nifas, menopause (Sugeng Budiono, 2003:147-148) 5) Masa Kerja Adalah kurun waktu atau lamanya tenaga kerja itu bekerja disuatu tempat. Masa kerja dapat mempengaruhi kinerja baik positif maupun negatif. Akan memberikan pengaruh positif pada kinerja bila dengan semakin lamanya personal semakin berpengalaman dalam melaksanakan tugasnya (Tulus MA, 1992:12). 6) Pendidikan Pendidikan dan pelatihan membentuk dan menambah pengetahuan dan keterampilan tenaga kerja untuk melakukan pekerjaan dengan aman, selamat dalam waktu yang cepat. Pendidikan akan mempengaruhi seseorang dalam cara berfikir dan bertindak dalam menghadapi pekerjaan (Sugeng Budiono, 2003:265). 7) Gangguan Lingkungan Kerja Gangguan lingkungan juga dapat mempengaruhi para pekerja, yaitu : Gangguan Fisik yang meliputi : 1) Suhu 2) Radiasi kelembaban 3) Sinar 4) Suara dan getaran Gangguan Kimia yang meliputi : 1) Logam 2) Debu 3) Aerosol 4) Gas 5) Uap dan kabut

20

Gangguan Biologis yang meliputi : 1) bakteri 2) virus 3) Parasit (Mariyati Sukarni, 1994:67)

2.6 Penilaian Produktivitas Kerja Menurut Anto Dajan (1976:254), produktivitas kerja dapat diukur dengan menggunakan rumus : Rpo = K/M Keterangan : Rpo = rasio produktivitas dan juga dinamakan indeks produktivitas. K M = kuantitas (output) barang yang dihasilkan. = jumlah jam kerja per orang.

21

BAB III PEMBAHASAN3.1. Gizi dan produktivitas kerjaProduktifitas kerja pada hakekatnya ditentukan oleh banyak faktor, faktor manusia dan faktor di luar diri manusia. Faktor manusia dapat dibagi dalam faktor fisik dan faktor non fisik, sedangkan faktor di luar diri manusia dapat berupa tekno-struktur yang dipakai dalam bekerja, sistem manajemen perusahaan, dan lain-lain. Gizi dalam hal ini merupakan salah satu faktor penentu kapasitas kerja. Masukan gizi yang cukup kualitas dan kuantitasnya sangat diperlukan untuk pertumbuhan dan pembangunan fisik maupun mental. Energi dalam tubuh manusia dapat timbul dikarenakan adanya pembakaran karbohidrat, protein, dan lemak, dengan demikian agar manusia selalu tercukupi energinya diperlukan pemasukan zat zat makanan yang cukup pula ke dalam tubuhnya. Manusia yang kurang makan akan lemah baik daya kegiatan, pekerjaan pekerjaan fisik maupun daya pemikirannya karena kurangnya zat zat makanan yang diterima tubuhnya yang dapat menghasilkan energy. Dari berbagai penelitian yang dilakukan ternyata bahwa gizi mempunyai kaitan dengan produktifitas kerja; hal ini terbukti dari hasil-hasil penelitian yang menunjukkan bahwa secara umum kurang gizi akan menurunkan daya kerja serta produktifitas kerja. Menurut Emil Salim (2002:232) bahwa gizi kerja adalah gizi yang diterapkan pada karyawan untuk memenuhi kebutuhannya sesuai dengan jenis dan tempat kerja dengan tujuan dapat meningkatkan efisiensi dan produktivitas yang setinggi-tingginya. Sedangkan menurut Sumamur (1996:197) Gizi kerja berarti nutrisi yang diperlukan oleh para pekerja untuk memenuhi kebutuhan sesuai dengan kebutuhan sesuai dengan jenis pekerjaan. Nutrisi adalah zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh yang berupa karbohidrat, lemak, protein, vitamin, mineral dan air, keenam komponen tersebut dapat diubah menjadi energy. Energi diperlukan manusia untuk mempertahankan proses kerja tubuhnya dan menjalankan kegiatan-kegiatan fisik.

22

Dalam hubungan pekerjaan, bahan makanan yang dibutuhkan oleh tenaga kerja adalah yang memenuhi kebutuhan gizi masyarakat pada umumnya ditambah dengan keperluan keperluan untuk menambah kalori saat bekerja. Beberapa hal khusus perlu dikemukakan : 1. Pengaruh frekuensi makan dan komposisi makanan : a. pengalaman dari perusahaan menunjukkan, bahwa pemberian kesempatan untuk

makan pada saat saat istirahat membantu memperbaiki produktivitas dan meniadakan kelelahan kerja b. makan pagi mempunyai pengaruh penting kepada produktivitas kerja. c. makanan yang diberikan dalam pekerjaan harus bersifat enteng dan berfungsi menambah kalori yang diperlukan.Makanan yang berat berakibat menurunnya produktivitas kerja. d. jika nilai gizi makanan dipenuhi, tidak perlu ditambah frekuensi makan di pekerjaan, kecuali pada waktu istirahat. e. tidak diperlukan tambahan putih telur untuk kegiatan otot yang lebih besar. f. tidak diperlukan vitamin ekstra bila memenuhi jumlah yang dibutuhkan. 2. Untuk pekerjaan di tempat tempat kerja yang bersuhu tinggi, harus diperhatikan secara khusus kebutuhan air dan garam sebagai pengganti cairan untuk penguapan. 3. zat makanan dalam vitamin dapat mengurangi pengaruh zat zat racun Dalam hubungannya dengan produktivitas kerja, seseorang tenaga kerja dengan keadaan gizi yang baik akan memiliki kapasitas kerja dan ketahanan tubuh yang lebih baik (Sugeng Budiono, 2003:154). Masalahnya hanya terletak pada kekurangan gizi, khususnya

23

energi. Bagi orang dewasa yang bekerja dengan energi yang melebihi dari kewajaran (membanting tulang demi untuk memperoleh pendapatan yang lebih) umumnya ia menggunakan cadangan energi dalam tubuhnya, akibat penggunaan tersebut dan tidak adanya penggantian energi dan energi cadangan sehubungan dengan kurangnya pemasukan zat makanan ke dalam tubuhnya, tentulah dari pekerja / orang dewasa yang bersangkutan tidak dapat diharapkan adanya target / produktivitas kerja yang dikehendaki.

Kurangnya dalam tubuh akan karbohidrat, protein dan zat lemak dapat menyebabkan pembakaran ketiga unsur tersebut kurang menghasilkan energi, akibatnya tubuh menjadi lesu, kurang bergairah untuk melakukan berbagai kegiatan dan kondisi tubuh yang demikian tentunya akan banyak menimbulkan kerugian (peka akan macam-macam penyakit, kemalasan untuk mencari nafkah, produktivitas kerja sangat lemah, dan lain-lain). Derajat kesehatan yang makin baik akan meningkat produktifitas tenaga kerja, mengurangi jumlah hari-hari pekerja tidak masuk kerja karena sakit. Seseorang yang kurus dengan kekurangan berat badan tingkat berat maupun ringan, yaitu IMT < 17,0 dan IMT 17,0-18, 4 maka orang tersebut akan kurang mampu bekerja keras, sedangkan orang yang gemuk atau kelebihan berat badan , yaitu IMT 25,1-27,0 dan IMT > 27,0 maka orang tersebut kurang gesit dan lamban dalam bekerja. Sedangkan orang yang mempunyai berat badan normal dengan IMT 18,5-25,0 akan lebih lincah dalam bekerja

24

(Puslitbang, 2001). Tonny Sajimin dari Jurusan Medik, Fakultas Kedokteran Universitas Gajah Mada mengatakan bahwa status gizi mempunyai korelasi positif dengan kualitas fisik manusia. Makin baik status gizi seseorang semakin baik kualitas fisiknya. Ketahanan dan kemampuan tubuh untuk melakukan pekerjaan dengan produktifitas yang memadai akan lebih dipunyai oleh individu dengan status gizi baik. Selain itu, peranan gizi dengan produktifitas juga ditunjukkan oleh Darwin Karyadi (1984) dalam penelitiannya dimana dengan penambahan gizi terjadi kenaikan produktifitas kerja.. Pemberian diet yang mengandung sejumlah kalori yang diperlukan oleh pekerja berat dapat meningkatkan produktifitasnya.

25

BAB IV PENUTUP4.1 KesimpulanPemenuhan kebutuhan nutrisi kerja mempunya beberapa fungsi penting, termasumenyediakan sumber kekuatan untuk produktivitas kerja, menjaga pengendalian berat badan dan menjaga kesehatan. Asupan gizi kepada tenaga kerja sangat penting sesuai dengan jenis pekerjaan guna mendapatkan tingkat kebutuhan dan produktivitas kerja yang optimal. Masalah kecukupan pangan dan gizi mutlak didapatkan oleh tenaga kerja,tanpa makanan dan minuman yang cukup maka kebutuhan akan energi untuk bekerja akan diambil dari energi cadangan yang yang terdapat dalam sel tubuh. Kekurangan makanan yang terus menerus akan menyebabkan susunan fisiologis tubuh terganggu. Apabila hal ini terjadi akibatnya tenaga kerja yang bersangkutan tidak dapat melakukan pekerjaan secara baik dan produktivitas kerjanya akan menurun bahkan dapat mencapai target rendah. Untuk menjalankan perusahaan secara produktif dan efisien sangat tegantung pada manajemen perusahaan tersebut. Salah satu bidang yang harus dikelola dengan baik adalah kesehatan dan keselamatan kerja yang sering disebut dengan K3. Manajemen K3 mengelola tenaga kerja sebagai sumber daya manusia dan infra struktur serta alat-alat produksi sebagai sumber daya fisik perusahaan. Tenaga kerja yang sehat dan sarana kerja yang terpelihara dengan baik merupakan salah satu faktor penting untuk mendukung produktivitas perusahaan. Di sisi lain pelaksanaan sistem manajemen K3 merupakan tuntutan global untuk memenuhi standar-standar nasional maupun internasional yang berlaku. Dalam hal ini pemerintah melalui Departemen Tenaga Kerja mengeluarkan Peraturan Menteri tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja (Per. No. 5/Men/1996). Salah satu upaya dalam rangka menjamin kesehatan tenaga kerja secara optimal adalah dengan memperhatikan status gizi para pekerja.

26

Kekurangan makanan yang terus menerus akan menyebabkan susunan fisiologis tubuh terganggu. Apabila hal ini terjadi akibatnya tenaga kerja yang bersangkutan tidak dapat melakukan pekerjaan dengan baik, kosentrasi pekerjaan ataupun ketelitiannya dalam melakukan pekerjaan dan keadaan sekitar menurun, sehinggga menurunkan produktivitas dan ketidakwaspadaan akan keselamatan kerjanya. Apalagi kalau pekerja tersebut bekerja dengan menggunakan alat alat yang dalam penggunaannya sangat membutuhkan kosentrasi dan perhatian yang tinggi karena kalau tidak berhati hati dapat menimbulkan kecelakaan kerja. Upaya perbaikan gizi pekerja berarti meningkatkan kualitas fisik dalam artian peningkatan daya tahan tubuh, peningkatan kesanggupan kerja juga peningkatan kualitas non fisik seperti kecerdasan, aspirasi yang tinggi dan peningkatan ketrampilan yang selanjutnya dapat meningkatkan tingkat pendapatan pekerja. Dengan meningkatkan gizi pekerja, diharapkan daya tahan tubuh meraka akan meningkat, kosentrasi dan ketelitian pekerjaan meningkat, produktivitas kerja meningkat dan sasaran manajemen kesehatan dan keselamatan kerja (K3 ) akan berlangsung dengan baik.

4.2. SaranBerdasarkan kesimpulan diatas, maka saran yang dapat diberikan antara lain adalah : 1. Adanya penyelenggarakan penyediaan makanan para pekerja di tempat kerja dimana terdapat arus kerja, sistem pelayanan, susunan menu dan nilai gizi, hygiene dan sanitasi yang jelas serta dilakukan pengawasan ( monitoring ) dan penilaian terhadap sistem yang berjalan secara rutin dan berkala dalam pelaksanaannya. 2. Adanya penyuluhan gizi kerja bagi para pekerja dalam pengaturan makanan bagi kehidupan sehari hari oleh ahli tenaga gizi yang berpengalaman. 3. Adanya jaminan makan (berupa makanan bergizi) dan makanan tambahan (extra voiding) bagi karyawan yang bekerja melebihi ketentuan waktu kerja atau menjalankan pekerjaaan yang dianggap berat atau beresiko tinggi.

27