makalah gizi

31
BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Konsumsi gizi yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh seorang anak karena faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal menyangkut keterbatasan ekonomi keluarga sehingga uang yang tersedia tidak cukup untuk membeli makanan. Sedangkan faktor internal adalah faktor yang terdapat didalam diri anak yang secara psikologis muncul sebagai problema makan pada anak. Anak balita memang sudah bisa makan apa saja seperti halnya orang dewasa. Tetapi merekapun bisa menolak bila makanan yang disajikan tidak memenuhi selera mereka.Kadar gizi yang baik berperan penting di dalam mencapai pertumbuhan badan yang optimal. Dan pertumbuhan badan yang optimal ini mencakup pula pertumbuhan otak yang sangat menentukan kecerdasan seseorang.Faktor yang paling terlihat pada lingkungan masyarakat adalah kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang harus dipenuhi anak pada masa pertumbuhan. Ibu biasanya justru membelikan makanan yang enak kepada anaknya tanpa tahu apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang cukup atau tidak, dan tidak Makalah gizi dalam kespro

Transcript of makalah gizi

Page 1: makalah gizi

BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Konsumsi gizi yang baik dan cukup seringkali tidak bisa dipenuhi oleh seorang

anak karena faktor eksternal maupun internal. Faktor eksternal menyangkut keterbatasan

ekonomi keluarga sehingga uang yang tersedia tidak cukup untuk membeli makanan.

Sedangkan faktor internal adalah faktor yang terdapat didalam diri anak yang secara

psikologis muncul sebagai problema makan pada anak.

Anak balita memang sudah bisa makan apa saja seperti halnya orang dewasa.

Tetapi merekapun bisa menolak bila makanan yang disajikan tidak memenuhi selera

mereka.Kadar gizi yang baik berperan penting di dalam mencapai pertumbuhan badan

yang optimal. Dan pertumbuhan badan yang optimal ini mencakup pula pertumbuhan

otak yang sangat menentukan kecerdasan seseorang.Faktor yang paling terlihat pada

lingkungan masyarakat adalah kurangnya pengetahuan ibu mengenai gizi-gizi yang harus

dipenuhi anak pada masa pertumbuhan. Ibu biasanya justru membelikan makanan yang

enak kepada anaknya tanpa tahu apakah makanan tersebut mengandung gizi-gizi yang

cukup atau tidak, dan tidak mengimbanginya dengan makanan sehat yang mengandung

banyak gizi.

B. Tujuan

Adapun tujuan dibuatnya penulisan ini yaitu :

1. Memgetahui pemenuhan kebutuhan gizi pada balita

2. Mengetahui menu makanan ideal untuk balita

3. Mengetahui faktor yang mempengaruhi status nutrisi balita

4. Mengetahui masalah-masalah yang mempengaruhi gizi balita

Makalah gizi dalam kespro

Page 2: makalah gizi

BAB II

PEMBAHASAN

A. Pemenuhan Gizi Pada Balita

1. Mengenal Balita

Balita atau anak bawah lima tahun adalah anak usia kurang dari lima tahun

sehingga bayi usia dibawah satu tahun juga termasuk dalam golongan ini. Utamanya,

makanan bayi berbentuk cair, yaitu air susu ibu (ASI), sedangkan umumnya anak usia

lebih dari satu tahun mulai menerima makanan padat seperti orang dewasa.

Anak usia 1-5 tahun dapat pula dikatakan mulai disapih atau selepas menyusu sampai

dengan prasekolah. Sesuai dengan pertumbuhan badan dan perkembangan

kecerdasannya, faal (kerja alat tubuh semestinya) tubuhnya juga mengalami

perkembangan sehingga jenis makanan dan cara pemberiannya pun harus disesuaikan

dengan keadaannya. Menurut Persagi (1992), berdasarkan karakteristiknya, balita usia 1-

5 tahun dapat dibedakan menjadi dua, yaitu anak usia lebih dari satu tahun sampai tiga

tahun yang dikenal dengan “ batita “ dan anak usia lebih dari tiga tahun sampai lima

tahun yang dikenal dengan usia “ prasekolah”. Batita sering disebut konsumen pasif,

sedangkan usia prasekolah lebih dikenal sebagai konsumen aktif.

2. Karakteristik Balita

Anak usia 1-3 tahun merupakan konsumen pasif, artinya anak menerima makanan

dari apa yang disediakan ibunya. Dengan kondisi demikian, sebaiknya anak balita

diperkenalkan dengan berbagai bahan makanan. Laju pertumbuhan masa batita lebih

besar dari masa usia prasekolah sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif lebih

besar. Namun, perut yang masih lebih kecil menyebabkan jumlah makanan yang mampu

diterimanya dalam sekali makan lebih kecil daripada anak yang usianya lebih besar. Oleh

karena itu, pola makan yang diberikan adalah porsi kecil dengan frekuensi sering.

3. Karakteristik Usia Prasekolah

Pada usia prasekolah, anak menjadi konsumen aktif, yaitu mereka sudah dapat

memilih makanan yang disukainya. Masa ini juga sering dikenal sebagai “ masa keras

Makalah gizi dalam kespro

Page 3: makalah gizi

kepala “. Akibat pergaulan dengan lingkungannya terutama dengan anak-anak yang lebih

besar, anak mulai senang jajan. Jika hal ini dibiarkan, jajanan yang dipilih dapat

mengurangi asupan zat gizi yang diperlukan bagi tubuhnya sehingga anak kurang gizi.

Perilaku makan sangat dipengaruhi oleh kedaan psikologis, kesehatan, dan sosial anak.

Oleh karena itu, kedaan lingkungan dan sikap keluarga merupakan hal yang sangat

penting dalam pemberian makan pada anak agar anak tidak cemas dan khawatir terhadap

makanannya. Seperti pada orang dewasa, suasana yang menyenangkan dapat

membangkitkan selera makan anak.

4. Peran Makanan Bagi Balita

a. Makanan sebagai sumber zat gizi

Didalam makanan terdapat enam jenis zat gizi, yaitu karbohidrat, lemak, protein,

vitamin, mineral, dan air. Zat gizi ini diperlukan bagi balita sebagai zat tenaga, zat

pembangun , dan zat pengatur.

1) Zat tenaga

Zat gizi yang menghasilkan tenaga atau energi adalah karbohidrat , lemak, dan

protein. Bagi balita, tenaga diperlukan untuk melakukan aktivitasnya serta

pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karena itu, kebutuhan zat gizi sumber

tenaga balita relatif lebih besar daripada orang dewasa.

2) Zat Pembangun

Protein sebagai zat pembangun bukan hanya untuk pertumbuhan fisik dan

perkembangan organ-organ tubuh balita, tetapi juga menggantikan jaringan yang aus

atau rusak.

3) Zat pengatur

Zat pengatur berfungsi agar faal organ-organ dan jaringan tubuh termasuk otak dapat

berjalan seperti yang diharapkan. Berikut ini zat yang berperan sebagai zat pengatur.

a) Vitamin, baik yang larut air ( vitamin B kompleks dan vitamin C ) maupun yang

larut dalam lemak ( vitamin A, D, E, dan K ).

b) Berbagai mineral, seperti kalsium, zat besi, iodium, dan flour.

c) Air, sebagai alat pengatur vital kehidupan sel-sel tubuh.

Makalah gizi dalam kespro

Page 4: makalah gizi

5. Kebutuhan Gizi Balita

Kebutuhan gizi seseorang adalah jumlah yang diperkirakan cukup untuk

memelihara kesehatan pada umumnya. Secara garis besar, kebutuhan gizi ditentukan

oleh usia, jenis kelamin, aktivitas, berat badan, dan tinggi badan. Antara asupan zat

gizi dan pengeluarannya harus ada keseimbangan sehingga diperoleh status gizi yang

baik. Status gizi balita dapat dipantau dengan menimbang anak setiap bulan dan

dicocokkan dengan Kartu Menuju Sehat (KMS).

a. Kebutuhan Energi

Kebutuhan energi bayi dan balita relatif besar dibandingkan dengan orang

dewasa, sebab pada usia tersebut pertumbuhannya masih sangat pesat. Kecukupannya

akan semakin menurun seiring dengan bertambahnya usia.

b. Kebutuhan zat pembangun

Secara fisiologis, balita sedang dalam masa pertumbuhan sehingga

kebutuhannya relatif lebih besar daripada orang dewasa. Namun, jika dibandingkan

dengan bayi yang usianya kurang dari satu tahun, kebutuhannya relatif lebih kecil.

c. Kebutuhan zat pengatur

Kebutuhan air bayi dan balita dalam sehari berfluktuasi seiring dengan

bertambahnya usia.

6. Beberapa Hal Yang Mendorong Terjadinya Gangguan Gizi

Ada beberapa hal yang sering merupakan penyebab terjadinya gangguan gizi,

baik secara langsung maupun tidak langsung. Sebagai penyebab langsung gangguan

gizi, khususnya gangguan gizi pada bayi dan anak usia dibawah lima tahun (balita)

adalah tidak sesuainya jumlah gizi yang mereka peroleh dari makanan dengan

kebutuhan tubuh mereka.

Berbagai faktor yang secara tidak langsung mendorong terjadinya gangguan

gizi terutama pada anak Balita antara lain sebagai berikut:

a. Ketidaktahuan akan hubungan makanan dan kesehatan

Dalam kehidupan masyarakat sehari-hari sering terlihat keluarga yang

Makalah gizi dalam kespro

Page 5: makalah gizi

berpenghasilan cukup akan tetapi makanan yang dihidangkan seadanya saja. Dengan

demikian, kejadian gangguan gizi tidak hanya ditemukan pada keluarga yang

berpenghasilan kurang akan tetapi juga pada keluarga yang berpenghasilan relatif

baik (cukup). Keadaan ini menunjukkan bahwa ketidaktahuan akan faedah makanan

bagi kesehatan tubuh mempunyai sebab buruknya mutu gizi makanan keluarga,

khususnya makanan anak balita.

Masalah gizi Karena kurang pengetahuan dan keterampilan dibidang memasak

menurunkan komsumsi anak, keragaman bahan dan keragaman jenis masakan yang

mempengaruhi kejiwaan misalnya kebosanan.

b. Prasangka buruk terhadap bahan makanan tertentu

Banyak bahan makanan yang sesungguhnya bernilai gizi tinggi tetapi tidak

digunakan atau hanya digunakan secara terbatas akibat adanya prasangka yang tidak

baik terhadap bahan makanan itu. Penggunaan bahan makanan itu dianggap dapae

menurunkan harkat keluarga. Jenis sayuran seperti genjer, daun turi, bahkan daun ubi

kayu yang kaya akan zat besi, vitamin A dan protein dibeberapa daerah masih

dianggap sebagai makanan yang dapat menurunkan harkat keluarga.

c. Adanya kebiasaan atau pantangan yang merugikan

Berbagai kebiasaan yang bertalian dengan pantang makan makanan tertentu

masih sering kita jumpai terutama di daerah pedesaan. Larangan terhadap anak untuk

makan telur, ikan, ataupun daging hanya berdasarkan kebiasaan yang tidak ada

datanya dan hanya diwarisi secara dogmatis turun temurun, padahal anak itu sendiri

sangat memerlukan bahan makanan seperti itu guna keperluan pertumbuhan

tubuhnya.

Kadang-kadang kepercayaan orang akan sesuatu makanan anak kecil

membuat anak sulit mendapat cukup protein. Beberapa orang tua beranggap ikan,

telur, ayam, dan jenis makanan protein lainnya memberi pengaruh buruk untuk anak

kecil. Anak yang terkena diare malah dipuasakan (tidak diberi makanan). Cara

pengobatan seperti ini akan memperburuk gizi anak. ( Dr. Harsono, 1999).

Makalah gizi dalam kespro

Page 6: makalah gizi

d. Kesukaan yang berlebihan terhadap jenis makanan tertentu

Kesukaan yang berlebihan terhadap suatu jenis makanan tertentu atau

disebut sebagai faddisme makanan akan mengakibatkan tubuh tidak memperoleh

semua zat gizi yang diperlukan.

e. Jarak kelahiran yang terlalu rapat

Banyak hasil penelitian yang membuktikan bahwa banyak anak yang

menderita gangguan gizi oleh karena ibunya sedang hamil lagi atau adiknya yang

baru telah lahir, sehingga ibunya tidak dapat merawatnya secara baik.

Anak yang dibawah usia 2 tahun masih sangat memerlukan perawatan ibunya, baik

perawatan makanan maupun perawatan kesehatan dan kasih sayang, jika dalam masa

2 tahun itu ibu sudah hamil lagi, maka bukan saja perhatian ibu terhadap anak akan

menjadi berkurang.akan tetapi air susu ibu ( ASI ) yang masih sangat dibutuhkan

anak akan berhenti keluar.

Anak yang belum dipersiapkan secara baik untuk menerima makanan

pengganti ASI, yang kadang-kadang mutu gizi makanan tersebut juga sangat rendah,

dengan penghentian pemberian ASI karena produksi ASI berhenti, akan lebih cepat

mendorong anak ke jurang malapetaka yang menderita gizi buruk, yang apabila tidak

segera diperbaiki maka akan menyebabkan kematian. Karena alasan inilah dalam

usaha meningkatkan kesejahteraan keluarga, disamping memperbaiki gizi juga perlu

dilakukan usaha untuk mengatur jarak kelahiran dan kehamilan.

f. Sosial Ekonomi

Keterbatasan penghasilan keluarga turut menentukan mutu makanan yang

disajikan. Tidak dapat disangkal bahwa penghasilan keluarga akan turut menentukan

hidangan yang disajikan untuk keluarga sehari-hari, baik kualitas maupun jumlah

makanan.

g. Penyakit infeksi

Infeksi dapat menyebabkan anak tidak merasa lapar dan tidak mau makan.

Penyakit ini juga menghabiskan sejumlah protein dan kalori yang seharusnya dipakai

Makalah gizi dalam kespro

Page 7: makalah gizi

untuk pertumbuhan. Diare dan muntah dapat menghalangi penyerapan makanan.

Penyakit-penyakit umum yang memperburuk keadaan gizi adalah: diare, infeksi

saluran pernapasan atas, tuberculosis, campak, batuk rejan, malaria kronis, cacingan. (

Dr. Harsono, 1999).

7. Akibat Gizi yang Tidak Seimbang

a. Kekurangan Energi dan Protein (KEP)

Sebab-sebab kurangnya asupan energi dan protein.

1) Makanan yang tersedia kurang mengandung energi

2) Nafsu makan anak terganggu sehingga tidak mau makan

3) Gangguan dalam saluran pencernaan sehingga penyerapan sari makanan dalam

usus terganggu

4) Kebutuhan yang meningkat, misalnya karena penyakit infeksi yang tidak

diimbangi dengan asupan yang memadai.

Kekurangan energi dan protein mengakibatkan pertumbuhan dan perkembangan

balita terganggu.Gangguan asupan gizi yang bersifat akut menyebabkan anak kurus

kering yang disebut dengan wasting. Wasting, yaitu berat badan anak tidak sebanding

dengan tinggi badannya. Jika kekurangna ini bersifat menahun ( kronik), artinya

sedikit demi sedikit, tetapi dalam jangka waktu yang lama maka akan terjadi kedaan

stunting. Stunting , yaitu anak menjadi pendek dan tinggi badan tidak sesuai dengan

usianya walaupun secara sekilas anak tidak kurus.

KEP akut derajat berat dapat dibedakan menjadi tiga bentuk.

1) Marasmus

Pada kasus marasmus, anak terlihat kurus kering sehingga wajahnya seperti

orang tua.Bentuk ini dikarenakan kekurangan energi yang dominan.

2) Kwashiorkor

Anak terlihat gemuk semu akibat edema, yaitu penumpukan cairan di sela- sela

sel dalam jaringan. Walaupun terlihat gemuk, tetapi otot-otot tubuhnya mengalami

pengurusan ( wasting ). Edema dikarenakan kekurangan asupan protein secara akut

Makalah gizi dalam kespro

Page 8: makalah gizi

( mendadak ), misalnya karena penyakit infeksi padahal cadangan protein dalam

tubuh sudah habis.

3) Marasmik-kwashiorkor

Bentuk ini merupakan kombinasi antara marasmus dan kwashiorkor. Kejadian

ini dikarenakan kebutuhan energi dan protein yang meningkat tidak dapat terpenuhi

dari asupannya.

b. Obesitas

Timbulnya Obesitas dipengaruhi berbagai faktor, diantaranya faktor keturunan

dan lingkungan. Tentu saja, faktor utama adalah asupan energi yang tidak sesuai

dengan penggunaan. Menurut Aven-Hen (1992), obesitas sering ditemui pada anak-

anak sebagai berikut:

1) Anak yang setiap menangis sejak bayi diberi susu botol.

2) Bayi yang terlalu dini diperkenalkan dengan makanan padat.

3) Anak dari ibu yang terlalu takut anaknya kekurangan gizi.

4) Anak yang selalu mendapat hadiah cookie atau gula-gula jika ia berbuat sesuai

keinginan orangtua.

5) Anak yang malas untuk beraktivitas fisik.

8. Penyebab Balita Kurang Nafsu makan :

a. Faktor penyakit organis

b. Faktor gangguan psikologi

Anak akan kehilangan nafsu makan karena hal-hal sebagai berikut:

1) Air Susu Ibu yang diberikan terlalu sedikit sehingga bayi menjadi frustasi dan

menangis

2) Anak terlalu dipaksa untuk menghabiskan makanan dalam jumlah/ takaran tertentu

sehingga anak menjadi tertekan

3) Makanan yang disajikan tidak sesuai dengan yang diinginkan / membosankan

4) Susu formula yang diberikan tidak disukai anak atau ukuran / dosis yang diberikan

Makalah gizi dalam kespro

Page 9: makalah gizi

tidak sesuai dengan sehingga susu yang diberikan tidak dihabiskan

5) Suasana makan tidak menyenangkan/ anak tidak pernah makan bersama kedua

orang tuanya.

c. Faktor pengaturan makanan yang kurang baik

Berikut ini beberapa upaya untuk mengatasi anak sulit makan ( faktor organis,

faktor psikologis, atau faktor pengaturan makanan )

1) Jika penyebabnya faktor organis, yang harus dilakukan adalah dengan

menyembuhka penyakitnya melalui dokter.

2) Jika penyebabnya faktor psikologis, berikut beberapa hal yang dapat dilakukan.

(a) Makanan dibuat dengan resep masakan yang mudah dan praktis sehingga dapat

menggugah selera makan anak dan disajikan semenarik mungkin.

(b) Jangan memaksa anak untuk menghabiskan makanan, orangtua harus sabar

saat memberi makan anak.

(c) Upayakan suasana makan menyenangkan , sebaiknya waktu makan

disesuaikan denga waktu makan keluarga karena anak punya semangat untuk

menghabiskan makanannya dengan makan bersama keluarga (orangtua)

(d) Pembicaraan yang kurang menyenangkan terhadap suatu jenis makanan

sebaiknya dihindari dan ditanamkan pada anak memilih bahan /jenis makanan yang

baik.

Jika penyebabnya adalah faktor pengaturan makanan maka dapat dilakukan beberapa

hal berikut ini.

(a) Diusahakan waktu makan teratur dan makanan diberikan pada saat anak

benar-benar lapar dan haus

(b) Makanan selingan dapat diberikan asalkan makanan tersebut tidak membuat

anak menjadi kenyang agar anak tetap mau makan nasi.

(c) Untuk membeli makanan jajanan sebagai makanan selingan, sebaiknya

didampingi oleh orang tuanya sehingga anak dapat memilih makanan jajanan yang

baik dari segi kandungan gizi maupun kebersihannya.

(d) Kuantitas dan kualitas makanan yang diberikan harus diatur disesuaikan

dengan kebutuhan/kecukupan gizinya sehingga anak tidak menderita gizi kurang atau

gizi lebih.

Makalah gizi dalam kespro

Page 10: makalah gizi

(e) Bentuk dan jenis makanan yang diberikan harus disesuaikan dengan tahap

pertumbuhan dan perkembangan anak.

B. Menu Makanan Balita

Makanan memegang peranan penting dalam pertumbuhan fisik dan kecerdasan

anak. Oleh karenanya, pola makan yang baik dan teratur perlu diperkenalkan sejak

dini, antara lain dengan pengenalan jam-jam makan dan variasi makanan.

Gizi seimbang dapat dapat dipenuhi dengan pemberian makanan sebagai berikut :

• Agar kebutuhan gizi seimbang anak terpenuhi, makanan sehari-hari

sebaiknya terdiri atas ketiga golongan bahan makanan tersebut.

• Kebutuhan bahan makanan itu perlu diatur, sehingga anak mendapatkan

asupan gizi yang diperlukannya secara utuh dalam satu hari

Makanan Selingan Balita

Pada usia balita juga membutuhkan gizi seimbang yaitu makanan yang

mengandung zat-zat gizi yang dibutuhkan oleh tubuh sesuai umur. Makanan

seimbang pada usia ini perlu diterapkan karena akan mempengaruhi kualitas pada

usia dewasa sampai lanjut.

Gizi makanan sangat mempengaruhi pertumbuhan termasuk pertumbuhan sel otak

sehingga dapat tumbuh optimal dan cerdas, untuk ini makanan perlu diperhatikan

keseimbangan gizinya sejak janin melalui makanan ibu hamil. Pertum-buhan sel

otak akan berhenti pada usia 3-4 tahun.

Pemberian makanan balita sebaiknya beraneka ragam, menggunakan

makanan yang telah dikenalkan sejak bayi usia enam bulan yang telah diterima

oleh bayi, dan dikembangkan lagi dengan bahan makanan sesuai makanan

keluarga.

Pembentukan pola makan perlu diterapkan sesuai pola makan keluarga.

Peranan orangtua sangat dibutuhkan untuk membentuk perilaku makan yang

sehat. Seorang ibu dalam hal ini harus mengetahui, mau, dan mampu menerapkan

makan yang seimbang atau sehat dalam keluarga karena anak akan meniru

perilaku makan dari orangtua dan orang-orang di sekelilingnya dalam keluarga.

Makanan selingan tidak kalah pentingnya yang diberikan pada jam di

Makalah gizi dalam kespro

Page 11: makalah gizi

antara makan pokoknya. Makanan selingan dapat membantu jika anak tidak

cukup menerima porsi makan karena anak susah makan. Namun, pemberian yang

berlebihan pada makanan selingan pun tidak baik karena akan mengganggu nafsu

makannya.

Jenis makanan selingan yang baik adalah yang mengandung zat gizi

lengkap yaitu sumber karbohidrat, protein, vitamin dan mineral, seperti arem-

arem nasi isi daging sayuran, tahu isi daging sayuran, roti isi ragout ayam

sayuran, piza, dan lain-lain.

Fungsi makanan selingan adalah :

1. Memperkenalkan aneka jenis bahan makanan yang terdapat dalam bahan

makanan selingan.

2. Melengkapi zat-zat gizi yang mungkin kurang dalam makanan utamanya (pagi,

siang dan malam).

3. Mengisi kekurangan kalori akibat banyaknya aktivitas anak pada usia balita.

Makanan selingan yang baik dibuat sendiri di rumah sehingga sangat higienis dibandingkan jika dibeli di luar rumah. Bila terpaksa membeli, sebaiknya dipilih tempat yang bersih dan dipilih yang lengkap gizi, jangan hanya sumber karbohidrat saja seperti hanya mengandung gula saja. Makanan ini jika diberikan terus-menerus sangat berbahaya. Jika sejak kecil hanya senang yang manis-manis saja maka kebiasaan ini akan dibawa sampai dewasa dan risiko mendapat kegemukan menjadi meningkat. Kegemukan merupakan faktor risiko pada usia yang relatif muda dapat terserang penyakit tertentu.

B. Syarat pemberian Zat Gizi dan Zat Makanan Balita

Pemberian makanan untuk balita tidak boleh asal kenyang. Akan tetapi harus diperhatikan kandungan gizinya agar sang buah hati tumbuh besar dan pintar.

a. Protein.Protein dalam tubuh merupakan sumber asam amino esensial yang

diperlukan sebagai zat pembangun. Kecukupan protein yang dianjurkan untuk anak balita adalah 1,8-2 gram per kg berat badan atau setar dengan 8-10% total energi. Untuk memperoleh mutu protein yang baik, seperlima dari kebutuhan protein disuplai dari makanan hewani.

Makalah gizi dalam kespro

Page 12: makalah gizi

b. Lemak.Lemak dibutuhkan sebagai sumber lemak esensial serta sebagai zat pelarut

vitamin A,D,E, dan K. Pemberian lemak dianjurkan tidak lebih dari 8% dan pemberian lemak esensial yaitu PUFA (asam lemak tidak jenuh ganda) diutamakan ± 10%. Asam lemak esensial dibutuhkan untuk pertumbuhan, memelihara kesehatan kulit, serta mencegah terjadinya penyakit degeneratif sedini mungkin.

c. karbohidrat karbohidrat dibutuhkan sebagai sumber energi. Pemberian karbohidrat

yang dianjurkan adalah sebesar 60-65% total energi.

d. vitamin A defisiensi vitamin A merupakan masalah kesehatan yang nyata pada balita.

Diperkirakan 3 juta balita diseluruh dunia setiap tahunnya menunjukan defisiensi vitamin A sehingga menempatkan mereka pada resiko kebutaan. Vitamin A beruntung untuk penglihatan, respon kekebalan, pertumbuhan dan perkembangan mental. Kecukupan vitamin A yang dianjurkan adalah 400-450 µg RE perhari.

e. vitamin B1vitamin B1 mempunyai peranan dalam metabolisme karbohidrat.

Kekurangan vitamin B1 akan menimbulkan gejala kehilang nafsu makan dan mengganggu pertumbuhan. Kecukupan vitamin B1 yang dianjurkan adalah 0,5-0,8mg per hari.

f. vitamin B12

defisiensi vitamin B12 akan menimbulkan keadaan anemia dan hal ini dapat mengganggu regenerasi sel dan pertumbuhan jaringan. Kecukupan vitamin B12 yang dianjurkan untuk baliata adalah 0,9 -1,2µg per hari.

g. asam folat defisiensi asam folat dapat mengakibatkan anemia dan gangguan

pertumbuhan. Kecukupan asam folat yang dianjurkan adalah 150-200µg per hari.

h. kalsium balita sedang berada pada masa pertumbuhan sehingga kekurangan

kalsium dapat menyebabkan berkurangnya kepadatan dan kekerasan tulang yang sedang di bentuk.Kecukupan kalsium yang dianjurkan adalah 500mg per hari .

i. fluor (f)flour dibutuhkan tubuh untuk membuat tulang dan gigi menjadi kuat.

Pungsi utamanya adalah mencegah terjadinya karies gigi. Kecukupan fluor yang dianjurkan pada balita adalah 0,6-0,8mg per hari.

Makalah gizi dalam kespro

Page 13: makalah gizi

j. besi (fe)saat ini, sekitar 3-5% anak-anak mengalami deisiensi zat besi. Defisiensi

besi dapat menghambat dan menurunkan perkembangan kognitif, juga menurunkan daya tahan tubuh.

k. seng (zinc/zn )seng mempunyai peran dalam sebagai komponen dalam banyak enzim dan

juga sebagai sintesis protein. Oleh karena itu, defisiensi seng pada anak-anak dapat menghambat pertumbuhan, pematangan seks, fungsi kognitif, dan imunitas tubuh.

l. seratkandungan serat yang dianjurkan pada makanan balita adalah ± 7gram.

m. cairan untuk menoptimalkan pencernaan maka jumlah cairan harus mencukupi,

yaitu 100-125 cc per kg berat badan. Batasannya adalah usia 2-3 tahun membutuhkan 115-125 cairan per kg BB dan anak usia 4-5 tahun membutuhkan cairan 100-110 cairan per kg BB. Contohnya, anak usia 4 tahun dengan BB 16 kg akan membutuhkan cairan 1.600-1.760 cc atau 1,6-1,8 liter per hari atau 6-7 gelas perhari. Cairan dapat dipenuhi dari minuman, air putih, kuah sayur dan buah-buahan.

n. garam (natrium)setelah berusia 1 tahun, ginjal seorang anak mulai mature (matang)

sehingga penggunaan garam dalam jumlah moderat bias ditoleransi. Namun, penggunaan garam yang berlebihan atau bahan makanan yang mengandung garam tinggi (misalnya dalam makan instant, bumbu instans) tidak dianjurkan karena berhubungan dengan tekanan darah pada kehidupan selanjutnya.

o. gula kerusakan gizi merupakan masalah utama pada balita. Oleh karena itu,

penambahan gula yang berlebihan pada makanan tidak dianjurkan. Gula sebaiknya hanya diberikan untuk memberi rasa pada makanan.

2. Syarat Makanan Balita.

Anak balita biasanya susah untuk makan, anak balita lebih rewel saat makan dan kerap menolak makanan yang diberikan. Oleh karena itu, dalam memberi makanan balita, anda perlu taktik tersendiri.

Makalah gizi dalam kespro

Page 14: makalah gizi

a. SuhuMulut balita lebih sensitif dibandingkan dengan mulut orang dewasa. Oleh

karenanya, suhu makanan hangat-hangat kuku lebih baik dibandingkan suhu panas.

b. Waktu makanPengaturan waktu makan akan memelihara kecukupan asupan zat gizi

balita. Untuk itu, berikanlah makanan 5-6kali waktu terdiri dari 3 kali makanan utama dan 2-3 kali makanan selingan (snack)

c. Posisi makanBalita mempunyai kapasitas lambung yang kecil. Oleh karena itu, porsi

makanan yang bisa ditolerir adalah porsi kecil. Untuk melengkapi kebutuhan gizi balita, berikanlah makanan setiap 3-4 jam dengan porsi kecil, tetapi padat gizi.

d. Jenis makananPemberian makanan utama dengan diselingi camilan akan membantu

mencegah balita dari gejala kelelahan dan nafsu makan balita terkontrol dengan baik. Namun, jika camilan yang diberikan tinggi gula, selera makan anak pada saat makanan utama akan menurun.

e. Warna makananMakanan yang diberikan kepada balita harus memiliki warna yang lebih

atraktif untuk meningkatkan selera makananya. Makanan disajikan dengan warna menarik, lengkap dengan alat penyajian yang didesain dengan gambar dan bentuk yang disukai balita.

f. Tekstur makananKarena proses pengunyahan balita belum berkembang baik sehingga

makanan yang sulit dicerna seperti daging atau sayuran yang berserat tinggi tidak cocok untuk diberikan

C. Menu untuk Balita yang Sedang Sakit

Penyakit balita secara umum biasanya adalah gejala panas, diare, batuk,

muntah. Tindakan terbaik adalah berkonsultasi ke dokter supaya lekas ditangani

dengan obat yang tepat, sehingga cepat sembuh. Untuk mempercepat kesembuhan

balita, bisa diimbangi dengan pengaturan makanannya.

1. Untuk balita dengan panas tinggi

penderita penyakit yang disertai panas tinggi kebutuhan gizinya meningkat.

Hal ini disebabkan metabolisme tubuh meningkat, penyerapan zat-zat gizi menurun

dan adanya faktor lain yang berhubungan dengan penyakitnya. Nafsu makan pun

Makalah gizi dalam kespro

Page 15: makalah gizi

biasanya menurun.

Makanan hendaknya memenuhi syarat-syarat :

a. Konsistensinya lunak. Makanan pokok seperti nasi tim, kentang pure, bubur dan

lain-lain.

b. Kebutuhan kalori meningkat, sebaiknya diberikan porsi kecil dan sering.

c. Sumber protein seperti susu, daging, hati, ikan, telur, tahu, tempe, dan kacang-

kacangan diberikan lebih dari porsi normalnya.

d. Kebutuhan air diberikan lebih banyak, karena suhu lebih tinggi dari normal

sehingga banyak terjadi penguapan melalui keringat. Sari buah sangat baik karena

mengandung air, vitamin dan mineral. Berikan minuman lebih banyak dari biasanya.

e. Makanan minuman tidak boleh diberikan terlalu panas atau terlalu dingin.

2. Untuk balita dengan gejala mencret (diare)

Diare pada bayi dan anak merupakan penyakit utama di Indonesia. Diare

diartikan sebagai buang air besar tidak normal atau bentuk tinja encer dengan

frekuensi lebih banyak dari biasanya.

Penyebab diare ada beberapa faktor, yaitu:

a. Infeksi. Infeksi virus atau infeksi bakteri pada saluran pencernaan merupakan

penyebab diare pada anak.

b. Malabsorpsi. Gangguan absorpsi biasanya terhadap zat-zat gizi yaitu karbohidrat

(umumnya laktosa), lemak dan protein.

c. Makanan. Makanan basi, beracun, atau alergi terhadap makanan tertentu.

d. Faktor psikologis. Rasa takut, cemas (umumnya jarang terjadi pada anak).

Akibat diare (mencret), anak akan kehilangan banyak air dan elektrolit

(dehidrasi) yang menyebabkan tubuh kekurangan cairan, gangguan gizi sebab

masukkan makanan kurang sedang pengeluaran bertambah, dan hipoglikemia yaitu

kadar gula darah turun di bawah normal.

Pengaturan makanannya secara umum adalah:

a. Cairan harus cukup untuk mengganti cairan yang hilang, baik melalui muntah

maupun diare. Setiap kali buang air besar beri minum satu gelas larutan oralit atau

Makalah gizi dalam kespro

Page 16: makalah gizi

larutan gula garam.

b. Berikan makanan yang rendah serat, cukup energi, protein, vitamin dan mineral.

c. Suhu makanan dan minuman lebih baik dalam keadaan hangat, tidak panas atau

terlalu dingin.

d. Bentuk makanan lunak.

3. Untuk balita dengan gejala penyakit saluran pernapasan

Penyakit saluran pernapasan yang dikenal adalah bronchitis, dan umumnya

disebabkan virus, misalnya virus influenza. Selain juga karena cuaca dan polusi

udara.

Mengatur makanannya dengan :

a. Banyak diberi minum, terutama sari buah-buahan, sebaiknya diberikan dalam

keadaan hangat.

b. Makanan diberikan dalam keadaan lunak dan tidak merangsang.

c. Susu dapat diberikan dalam bentuk minuman atau campuran seperti sirup dan lain-

lain. Bisa juga dibentuk makanan kecil seperti puding.

d. Hindari makanan yang digoreng.

4. Untuk balita dengan gejala muntah

Muntah adalah gejala dari beberapa penyakit antara lain keracunan makanan,

infeksi appendiks, gula darah yang sangat rendah, dan lain-lain.

Syarat makanannya:

a. Berikan makanan lunak yang mudah dicerna, dalam porsi kecil tetapi bertahap dan

sering.

b. Banyak cairan untuk mengganti cairan yang keluar, seperti sari buah yang segar

dan susu campur buah supaya segar.

c. Cukup protein, mengingat karena penyakitnya ia membutuhkan peningkatan

protein dibandingkan dengan kebutuhan biasa. Bisa diperoleh dari telur, susu, daging,

ayam dan lain-lain.

d. Lemak perlu diberikan, untuk memberi rasa dan meningkatkan kalori. Tetapi

berikan makanan yang mudah dicerna dan secukupnya, karena kelebihan lemak akan

membuat mual.

Makalah gizi dalam kespro

Page 17: makalah gizi

5. Untuk balita dengan gejala batuk

Gejala batuk bisa bercampur dengan gejala lain, misalnya pada penyakit

bronchitis yang disertai panas, demikian juga penyakit lain seperti flu dan sebagainya.

Pengaturan makanan yang perlu diperhatikan :

a. Untuk memudahkan pengaturan makannya, berikan porsi kecil tetapi sering dan

bertahap supaya kebutuhan gizinya terpenuhi.

b. Kalau ada gejala panas, beri makanan lunak dan banyak cairan atau minum.

c. Nafsu makan yang menurun akibat batuk terus-menerus harus diimbangi makan

yang cukup supaya kondisi tubuh membaik.

d. Jangan makan gorengan atau bumbu yang merangsang agar tidak menimbulkan

batuk. Kurangi mengonsumsi yang terlalu manis dan bisa menimbulkan batuk seperti

cokelat, permen, manisan dan minuman manis.

e. Cukup protein karena penyakit dengan gejala batuk membutuhkan protein lebih

tinggi dari biasanya.

f. Setelah anak sembuh, kalau berat badannya turun perlu ditingkatkan konsumsi

makanannya.

D. Kebutuhan Energi Dan Zat Gizi Balita

• Perhitungan Berat Badan Ideal

Berat badan ideal anak umur 1 tahun = 3 X BB lahir

Berat badan ideal anak umur 2 tahun = 4 X BB lahir

Makalah gizi dalam kespro

Page 18: makalah gizi

BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

1. . Menu makanan yang baik seperti 4 sehat 5 sempurna sangat mempengaruhi kesehatan

dan kecerdasan bagi otak balita..

2. Pengeluarannya asupan makanan harus ada keseimbangan sehingga diperoleh status

gizi yang baik.

3. Pemenuhan gizi balita dapat dilihat dari karakteristik anak itu sendiri.

4. Pemberian asupan zat makanan seperti zat tenaga, zat pembangun, dan zat pengatur

sangat diperlukan bagi balita

5. Faktor yang mempengaruhi status nutrisi untuk balita yaitu serat makan dan

kemudahan dalam mencerna makanan dari sumber makanan yang ia makan,

vitamin serta pengaruh obat yang diminum dan faktor endokrin dan emosional.

B. Saran

1. Pengetahuan ibu harus lebih luas mengenai pemahaman tentang anak-anaknya.

2. Sebaiknya seorang ibu harus bisa mengatur / memilah-milah makanan untuk

balita.

3. ibu selalu menberikan asupan makanan yang mengandung 4sehat 5sempurna.

Dan ibu jangan lupa pemberian makanan yang sehat serta suplemen yang teratur

untuk pertumbuhan dan kecerdasannya.

Makalah gizi dalam kespro

Page 19: makalah gizi

DAFTAR PUSTAKA

Santosa, Sugeng. 2004. Kesehatan dan Gizi. Jakarta: PT.Rieneka Cipta.

Emawati F . , Yuniar R , Susilawati , Herman . 2000 . Kebutuhan Ibu Hamil Akan

Tablet Besi Untuk Pencegahan Anemia . Penelitian Gizi dan Makanan . Jilid 23 : 92

Libuae P . Perbaikan Gizi Anak Sekolah Sebagai Investasi SDM . dalam Kompas 9

September 2002 .

Syamsuri, Istamar. 2004. Biologi SMA kelas XI. Jakarta: Erlangga.

Sudiyanto. Dalam membina anak dalam mencapai cita-citanya. Tumbuh kembang

anak, Fakultas Kedokteran UI.

Nasution, A.H., dkk. 1988. Gizi untuk Kebutuhan Fisiologis Khusus. Terjemahan. PT

Gramedia. Jakarta.

Almasyhuri . 1998 . Survey Tingkat Prevalensi Anemia pada Ibu Hamil . Penelitian

Gizi dan Makanan . Jilid 21 : 15

Makalah gizi dalam kespro

Page 20: makalah gizi

KATA PENGANTAR

Segala puji bagi Tuhan yang telah menolong hamba-Nya menyelesaikan makalah

ini dengan penuh kemudahan. Tanpa pertolongan Dia mungkin penyusun tidak akan

sanggup menyelesaikan dengan baik.

Makalah ini dibuat agar dapat dipergunakan bagi pemula di bidang kesehatan

terutama mahasisiwi kebidanan dan diharapkan dapat bermanfaat bagi semua pihak

yang membutuhkannya.

Makalah ini tidak akan terwujud tanpa adanya bantuan dari berbagai pihak .oleh

karena itu, kami ingin mengucapkan terima kasih kepada :

1. Dra. Rosmida selaku dosen gizi dan kesehatan reproduksi

2. Teman-teman, Orang tua kami dan pihak lain yang tidak dapat kami

sebutkan sati persatu

Semoga makalah ini dapat memberikan wawasan yang lebih luas kepada

pembaca. Walaupun makalah ini memiliki kelebihan dan kekurangan. Penyusun

mohon untuk saran dan kritiknya supaya penulis dapat memperbaiki kesalahan dalam

membuat makalah. Terima kasih.

Jakarta, 26 Maret 2010

Penyusun

Makalah gizi dalam kespro