Makalah Fieldtrip

14

Click here to load reader

description

Makalah Fieldtrip

Transcript of Makalah Fieldtrip

Page 1: Makalah Fieldtrip

MAKALAH KULIAH LAPANG

FIELDTRIP ANALISIS KIMIA 48

PT Coca-Cola Amatil Indonesia dan Bio Farma

ANALISIS KIMIA B-P2

Disusun oleh :

Elza Safitri J3L111098

PROGRAM KEAHLIAN ANALISIS KIMIA

PROGRAM DIPLOMA

INSTITUT PERTANIAN BOGOR

BOGOR

2013

Page 2: Makalah Fieldtrip

1 PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

PT Coca-Cola Amatil Indonesia adalah sebuah perusahaan manufaktur

yang memproduksi minuman ringan terkemuka di Indonesia. Perusahaan ini

memproduksi berbagai macam minuman ringan di bawah lisensi perusahaan The

Coca-Cola Company yang berpusat di kota Atlanta, provinsi Georgia, Amerika

Serikat.sebagai perusahaan minuman ringan terbesar di dunia, pihak Coca-Cola

tentunya menggunakan cara-cara produksi dan distribusi yang berbeda dengan

perusahaan yang lain. Bio Farma adalah sebuah Badan Usaha Milik Negara di

Bandung, Indonesia yang memproduksi vaksin dan sera untuk mendukung

program imunisasi di Indonesia maupun di negara-negara lainnya. Bio Farma

telah masuk ke dalam daftar prakualifikasi Badan Kesehatan Dunia (WHO).

Vaksin yang diproduksi Bio Farma terdiri dari vaksin virus (vaksin campak,

vaksin polio oral, dan vaksin hepatitis B), dan vaksin bakteri (vaksin DTP, vaksin

TT, vaksin DT, dan Vaksin BCG). Sejak tahun 1997 hingga saat ini, Bio Farma

memasok vaksin ke banyak negara melalui UNICEF, PAHO dan pembeli lainnya.

Perusahaan tersebut merajai pasaran dunia tentunya dengan menggunakan

metode-metode atau cara-cara khusus. Analisis Kimia Diploma IPB sebagai salah

satu jurusan kimia ingin mengetahui cara pengelolaan yang digunakan perusahaan

tersebut sehingga menjadi perusahaan raksasa di dunia. Maka diadakan sebuah

kegiatan yang yang bertajuk "Kunjungan Industri" di PT Coca-Cola Amatil

Indonesia yang bercabang di Bekasi dan Bio Farma yang berlokasi di Bandung.

1.2 Tujuan

Tujuan dari kunjungan industri antara lain memperoleh wawasan dan

pengetahuan baru dari obyek yang dituju, menghantarkan mahasiswa menjadi

tenaga profesional yang berkualitas, membuka pikiran untuk menjadi tenaga

profesional yang berkualitas, membuat gambaran akan adanya industri bagi para

mahasiswa, membandingkan ilmu yang diterima di kampus dengan aplikasinya di

dunia kerja

Page 3: Makalah Fieldtrip

1.3 Tempat dan Waktu

PT Coca-Cola Amatil IndonesiaHari, Tanggal : Selasa, 22 Januari 2013Waktu : 09.00-11.30 WIBAlamat : Jl. Teuku Umar Km 46, Cibitung-Bekasi 17520

PT BIOFARMA (Persero)Hari, Tanggal : Kamis, 23 Januari 2013Waktu : 10.00-12.00 WIBAlamat : Jl. Pasteur No.28 Bandung 40162

Page 4: Makalah Fieldtrip

2 ISI

2.1 PT Coca-Cola Amatil Indonesia

2.1.1 Sejarah Coca Cola

Air berkarbonasi telah dikenal sejak ribuan tahun yang lalu. Pada tahun

1500an, desa Spa di Belgia menjadi resort pertama yang terkenal dengan sumber

mineral panas dan menjadi inspirasi nama “spa” untuk menyebut resort sehat

serupa. Spa menarik perhatian orang dengan menggunakan air berkarbonasi yang

berasal dari alam dan karena air tersebut diyakini dapat menyembuhkan gangguan

pencernaan. Pengembangan minuman berkarbonasi pertama kali dilakukan oleh

seorang ilmuwan Inggris, Joseph Priestly yang kemudian menemukan

gelembung-gelembung yang dapat bertahan lama. Ini merupakan proses aerasi

dasar, Dr. Priestly sebenarnya meng-aerasi air, mirip dengan proses aerasi adonan

roti. Di pertengahan 1800an, ilmuwan makanan mulai menambahkan gula, jus

buah dan berbagai rasa ke dalam air berkarbonasi untuk menambah kenikmatan

dan kesegaran.

Coca-Cola pertama kali diperkenalkan pada tanggal 8 Mei 1886 oleh John

Styth Pemberton, seorang ahli farmasi dari Atlanta, Georgia, Amerika Serikat.

Dialah yang pertama kali mencampur sirup karamel yang kemudian dikenal

sebagai Coca-Cola. Frank M. Robinson, sahabat sekaligus akuntan John,

menyarankan nama Coca-Cola karena berpendapat bahwa dua huruf C akan

tampak menonjol untuk periklanan. Kemudian, ia menciptakan nama dengan

huruf-huruf miring mengalir, Spencer, dan lahirlah logo paling terkenal di dunia.

Dr. Pemberton menjual ciptaannya dengan harga 5 sen per gelas di apotiknya dan

mempromosikan produknya dengan membagi ribuan kupon yang dapat ditukarkan

untuk mencicipi satu minuman cuma-cuma. Pada tahun tersebut ia menghabiskan

US$46 untuk biaya periklanan. Pada tahun 1892, Pemberton menjual hak cipta

Coca-Cola ke Asa G. Chandler yang kemudian mendirikan perusahaan Coca-Cola

pada 1892. Chandler piawai dalam menciptakan perhatian konsumen dengan cara

membuat berbagai macam benda-benda cinderamata berlogo Coca-Cola. Gaya

periklanan yang inovatif, seperti desain warna-warni untuk bus, lampu gantung

hias dari kaca, serta serangkaian cinderamata seperti kipas, tanggalan dan jam

dipakai untuk memasyarakatan nama Coca-Cola dan mendorong penjualan.

Page 5: Makalah Fieldtrip

Upaya mengiklankan merek Coca-Cola ini pada mulanya tidak mendorong

penggunaan kata Coke, bahkan konsumen dianjurkan untuk membeli Coca-Cola

dengan kata-kata berikut: "Mintalah Coca-Cola sesuai namanya secara lengkap;

nama sebutan hanya akan mendorong penggantian produk dengan kata lain".

Tetapi konsumen tetap saja menghendaki Coke, dan akhirnya pada tahun 1941,

perusahaan mengikuti selera popular pasar. Tahun itu juga, nama dagang Coke

memperoleh pengakuan periklanan yang sama dengan Coca-Cola, dan pada tahun

1945, Coke resmi menjadi merek dagang terdaftar.

2.1.2 Sejarah PT Coca Cola Amatil Indonesia

Coca-Cola Bottling Indonesia merupakan salah satu produsen dan

distributor minuman ringan terkemuka di Indonesia. Perusahaan ini memproduksi

dan mendistribusikan produk-produk berlisensi dari The Coca-Cola Company. PT

Coca Cola Amatil Indonesia memproduksi dan mendistribusikan produk Coca-

Cola ke lebih dari 400.000 outlet melalui lebih dari 120 pusat penjualan. Coca-

Cola Bottling Indonesia merupakan nama dagang yang terdiri dari perusahaan-

perusahaan patungan (joint venture) antara perusahaan-perusahaan lokal yang

dimiliki oleh pengusaha-pengusaha independen dan Coca-Cola Amatil Limited,

yang merupakan salah satu produsen dan distributor terbesar produk-produk

Coca-Cola di dunia. Coca-Cola Amatil pertama kali berinvestasi di Indonesia

pada tahun 1992. Mitra usaha Coca-Cola saat ini merupakan pengusaha Indonesia

yang juga adalah mitra usaha saat perusahaan ini memulai kegiatan usahanya di

Indonesia. Produksi pertama Coca-Cola di Indonesia dimulai pada tahun 1932 di

satu pabrik yang berlokasi di Jakarta. Produksi tahunan pada saat tersebut hanya

sekitar 10.000 krat. Saat itu perusahaan baru memperkerjakan 25 karyawan dan

mengoperasikan tiga buah kendaraan truk distribusi. Sejak saat itu hingga tahun

1980-an, berdiri 11 perusahaan independen di seluruh Indonesia guna

memproduksi dan mendistribusikan produk-produk The Coca-Cola Company.

Pada awal tahun 1990-an, beberapa diantara perusahaan-perusahaan tersebut

mulai bergabung menjadi satu. Tepat pada tanggal 1 Januari 2000, sepuluh dari

perusahaan-perusahaan tersebut bergabung dalam perusahaan-perusahaan yang

kini dikenal sebagai Coca-Cola Bottling Indonesia.

Page 6: Makalah Fieldtrip

2.1.3 Cara Distribusi Produk

Produk-produk didistribusikan melalui lebih dari 120 pusat penjualan yang

tersebar di seluruh Indonesia. Produk-produk tersebut diangkut oleh truk

berukuran besar, kemudian didistribusikan ke pedagang-pedagang eceran dengan

kendaraan yang lebih kecil. Sekitar lebih dari 80% produk-produk dijual melalui

para pengecer dan grosir, dan 90% diantaranya berasal dari kategori pengusaha

usaha kecil, dan mereka mempekerjakan kurang dari lima karyawan dengan omset

penjualan per tahun kurang dari Rp. 1 milyar. Tim sales tak hanya menjual

produk-produk kepada para pelanggan tetapi juga memberikan tips dalam

menempatkan produk Coca-Cola. Sales supervisor juga teratur mengunjungi para

pelanggan, memberikan bimbingan, serta menampung masukan yang disampaikan

para pelanggan. Saat ini, dengan jumlah karyawan sekitar 10.000 orang, jutaan

krat produk kami didistribusikan dan dijual melalui lebih dari 400.000 gerai

eceran yang tersebar di seluruh Indonesia.

2.1.4 Informasi yang didapat

PT Coca Cola Amatil Indonesia yang terletak di Bekasi mempunyai

laboratorium untuk analisis kontrol kualitas dan jaminan pangan (quality control

and quality assurance). Produk-produk yang dihasilkan yaitu Coca-Cola, Fanta,

Sprite, Minute Maid, Ades, A&W Root Beer, Powerade, dan Frestea. Proses

pengemasan produk menggunakan kemasan PET (Poly Ethylene Terephthalate)

yang masih setengah jadi (preform) sehingga perlu adanya pengolahan preform

hingga menjadi botol. Pembentukan preform menjadi botol menggunakan sistem

tiup dan cetak. Blow mould merupakan mesin untuk pembentukan preform, sistem

kerjanya adalah memanasi preform hingga preform menjadi lunak dilanjutkan

dengan peniupan dengan pipa dan pembentukan botol, pembentukan botol ini

didalam cetakan botol. tahap terakhir dari sistem kerja blow mould adalah rinse,

yaitu menyemprotkan air pada dasar botol bertujuan menjadikan botol kuat saat

pengisian. PET memiliki sifat tembus pandang, bersih dan jernih, permeabilitas

uap air dan gas sangat rendah, memiliki sifat beradaptasi terhadap suhu tinggi

(300°C) yang sangat baik, tahan terhadap pelarut organik seperti asam-asam dari

buah-buahan, sehingga dapat digunakan untuk mengemas produk sari buah, tidak

tahan terhadap asam kuat, fenol dan benzil alkohol, kuat, tidak mudah sobek.

Page 7: Makalah Fieldtrip

Botol plastik yang menggunakan PET mampu menahan tekanan yang berasal dari

minuman berkarbonat. Penyimpangan produk dapat dilihat dari perubahan produk

secara mekanis, kimiawi, dan secara mikroorganisme. Untuk penyimpangan

produk secara mekanis pada produk yaitu botol pecah dan botol peyok. Untuk

penyimpangan produk secara kimia yaitu perubahan rasa dan berkurangnya CO2

sedangkan perubahan secara mikroorganisme yaitu produk terkontaminasi oleh

bakteri patogen dan salmonella sp.

2.2 Biofarma

2.2.1 Sejarah Bio Farma

Pada masa pemerintahan Gubernur Jenderal J.P. Graaf Van Limburg

Stirum (1916 - 1921), timbul gagasan untuk memindahkan Ibukota Hindia

Belanda dari Batavia ke Bandung. Karena faktor kondisi alam dan udara yang

segar, maka Tuan H. F. Tilema merekomendasikan agar Kota Bandung dipilih

sebagai Ibukota Wilayah Hindia Belanda. Usulan tersebut secara berangsur mulai

dilaksanakan oleh pemerintah kolonial Belanda pada tahun 1920, setelah

mendapat dukungan dari Prof.Ir.J.Kolopper, rektor Magnificus dari

Bandoengeche Techniseche Hoogeschool (ITB), maka berbagai pihak menyambut

ide pemindahan tersebut dengah memindahkan fungsi dan bangunan umum ke

Bandung, seperti Kantor Pusat Dagang Perusahaan- perusahaan asing, Tentara

Bala Keselamatan (Leger des Hells). Instasi Pemerintah kemudian menyusul

pindah ke Bandung, kemudian pindah pula sebagian dari Departemen

Perdagangan dari Bogor, Kantor Keuangan, dan Lembaga Penelitian Cacar yang

bergabung dengan Institut Pasteur yang telah berada di Bandung, atau sekarang

lebih dikenal dengan Bio Farma.

Institut Pasteur juga didirikan untuk mengatasi wabah penyakit tropis,

sejak tahun 1895 di Bandung mulai dirintis pembangunan kompleks bangunan

Institut Pasteur. Bio Farma merupakan Badan Usaha Milik Negara, di bawah

pengawasan Menteri Kesehatan dan bertanggung jawab dalam memproduksi

produk produk biologis, terutama vaksin, serum dan diagnostika. Pada mulanya

merupakan bagian dari rumah sakit Militer di Batavia dan hanya memproduksi

vaksin cacar. Vaksin yang diproduksi terus berkembang. Pada tahun 1985

memberikan perawatan Rabies. Nyland (salah satu pimpinan Bio Farma

Page 8: Makalah Fieldtrip

terdahulu) memperkenalkan vaksin baru yang mengandung vaksin rabies.

Dilanjutkan dengan produksi vaksin kolera dan tipus. Institut Pasteur secara

resmi ditugaskan oleh Pemerintah untuk memproduksi vaksin dan sera pada

tahun 1913, pembuatan tetanus dan difteri formol toksoid secara statistik. Lalu

memproduksi serum anti tetanus yang pertama, mulai digalakan imunisasi di

lingkungan Angkatan Darat terhadap Kolera, Typus dan Paratypus A pada tahun

1915. Pada tahun 1923 Institut Pasteur memulai kegiatannya di Bandung dan

dilengkapi dengan Labotarium Diagnostik. Tahun 1925 penelitian dalam bidang

Bio Kimia klinik dimulai. Pembuatan vaksin terus berlanjut, Otten

memperkenalkan Vaksin Cacar Kering (room dried smallpox vaccine). Maria Van

Stockum berhasil membuat vaksin rabies yang diinaktifasi dengan formalin dan

berasal dari otak kera pada tahun 1930, sedangkan pada tahun 1934 Otten berhasil

membuat Vaksin sampan (Pes) hidup yang berasal dari suku Pasteurella pesits

Ciwidey yanga virulen (natural attenuated).

Labotarium virus dan kultur jaringan didirikan pada tahun 1957 digunakan

WHO dalam mendiagnosa cacar untuk negara- negara Asia Tenggara pada tahun

1969. Produksi vaksin terus berkembang, seperti produksi vaksin BCG yang

dimulai dengan menggunakan primary seed lot dari Pasteur Instituut Paris, vaksin

cacar beku kering diperkenalkan tahun 1968. Tahun 1971 didirikan Bagian

Pengawasan Mutu dan Labotarium Mycology, sedangkan perkembangan

pembuatan vaksin juga terus berkembang. Pada tahun 1982 digunakan mesin

fermentor 1000 yang berasal dari Shinko Pflauder, yang dilengkapi dan dipasang

oleh Commonwealth Serum Labotary (CSL) untuk produksi tetanus. Pada bulan

November 1986 pabrik cairan infus diresmikan, dilanjutkan dengan pembangunan

Sarana Produksi dan Pengawasan Mutu Vaksin Polio dan Campak yang

diresmikan menteri kesehatan saat itu (1990), Bpk Dr. Adhityatma MPH, dan

selesai pada akhir 1991. Sejak didirikan seabad yang lalu Bio Farma telah

mengalami beberapa kali pergantian nama.

2.2.2 Informasi yang didapat

Bio Farma mempunyai laboratorium yang berfungsi sebagai tempat

memproduksi vaksin. Vaksin yang diproduksi Bio Farma terbagi menjadi dua

yaitu tradisional dan modern. Vaksin tradisional terdiri dari inactivated vaccine,

Page 9: Makalah Fieldtrip

live attenuated vaccine, dan vaksin toksoid. Vaksin modern terdiri dari vaksin

konjugat dan vaksin rekombinan. Vaksin yang diproduksi adalah vaksin virus

seperti vaksin oral polio, vaksin campak kering, dan vaksin hepatitis B

rekombinan. Vaksin bakteri seperti vaksin TT, vaksin DT, vaksin DTP, vaksin

BCG kering, dan vaksin Td. Vaksin kombinasi seperti vaksin DTP-HB. Anti sera

juga diproduksi oleh Bio Farma seperti serum anti tetanus, serum anti difteri, dan

serum anti bisa ular. Produk-produk tersebut diekspor ke 110 negara.

Page 10: Makalah Fieldtrip

3 PENUTUP

3.1 Simpulan

Berdasarkan hasil kegiatan dapat disimpulkan bahwa kegiatan fieldtrip ke

PT Coca-Cola Amatil Indonesia dan Bio Farma dapat menambah wawasan

tentang ilmu kimia yang diaplikasikan ke dalam dunia kerja, menyadari tentang

pentingnya sikap disiplin terhadap pekerjaan dan waktu, serta mengetahui tugas

seorang analis pada suatu perusahaan.