makalah blok 6.doc

26
1 Pengaruh Sistem Saraf pada Sistem Sensoris dan Motoris Lengan Mohammad Harun Bin Wahab 102015202 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Alamat Korespondensi: Jalan Arjuna Utara, No 6, Jakarta Barat 11510 Indonesia. Email: [email protected] Abstrak Sistem saraf bertanggung jawab untuk mengkoordinasi respon sensoris dan motorik yang cepat dan cermat . Sensasi sensoris atau motorik yang dibawa oleh sistem saraf kepada otak akan diproses menghasilkan suatu impuls respon yang tepat dan sesuai dengan reseptor atau sensasi yang dirangsang supaya tubuh manusia dapat mengetahui sensasi apa yang diterima dan perubahan apakah yang akan terjadi. Cara kerja ini menyebabkan komunikasi saraf berlangsung cepat dan cermat. Jaringan sasaran saraf bagi sistem saraf adalah otot-otot dan kelenjar, terutama kelenjar eksokrin. Kegagalan atau terjadinya gangguan pada sistem saraf ini menyebabkan sasaran ini tidak dapat berfungsi dengan normal karena impuls respons yang dihasilkan tidak dapat dihantar kepada sasaran menyebabkan tiada respons yang diberikan. Kata Kunci: Sistem saraf, respon, sensasi sensoris, komunikasi saraf.

Transcript of makalah blok 6.doc

Page 1: makalah blok 6.doc

1

Pengaruh Sistem Saraf pada Sistem Sensoris dan Motoris Lengan

Mohammad Harun Bin Wahab

102015202

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Alamat Korespondensi: Jalan Arjuna Utara, No 6, Jakarta Barat 11510 Indonesia.

Email: [email protected]

AbstrakSistem saraf bertanggung jawab untuk mengkoordinasi respon sensoris dan motorik yang

cepat dan cermat. Sensasi sensoris atau motorik yang dibawa oleh sistem saraf kepada

otak akan diproses menghasilkan suatu impuls respon yang tepat dan sesuai dengan

reseptor atau sensasi yang dirangsang supaya tubuh manusia dapat mengetahui sensasi

apa yang diterima dan perubahan apakah yang akan terjadi. Cara kerja ini menyebabkan

komunikasi saraf berlangsung cepat dan cermat. Jaringan sasaran saraf bagi sistem saraf

adalah otot-otot dan kelenjar, terutama kelenjar eksokrin. Kegagalan atau terjadinya

gangguan pada sistem saraf ini menyebabkan sasaran ini tidak dapat berfungsi dengan

normal karena impuls respons yang dihasilkan tidak dapat dihantar kepada sasaran

menyebabkan tiada respons yang diberikan.

Kata Kunci: Sistem saraf, respon, sensasi sensoris, komunikasi saraf.

AbstractThe nervous system responsibles for coordinating response of sensory and motor quickly

and carefully. Sensory or motor sensations brought by the nervous system to the brain to

be processed to generate an impulse response which is appropriately targeted to the

receptor or the sensation stimulated so that the human body can know what kind of

sensation accepted and what changes occur. Its work has led to nerve communication

takes place quickly and carefully. Neural target of the nervous system are the muscles

and glands, especially the exocrine glands. Failures or disruptions of the nervous system

causes this target can not function normally because of the resulting impulse response

can not be sent to the target causing no response is given.

Keywords: Nervous system, response, sensory sensastion, nerve communication.

Page 2: makalah blok 6.doc

2

Pengenalan

Sistem saraf adalah sistem koordinasi (pengaturan tubuh) berupa penghantaran impul

saraf ke susunan saraf pusat, pemprosesan impul saraf dan perintah untuk memberi

tanggapan rangsangan. Unit terkecil pelaksanaan kerja sistem saraf adalah sel saraf atau

neuron. Secara umumnya, sistem saraf manusia terbahagi kepada 2 tipe yaitu sistem saraf

pusat dan sistem saraf perifer. Sistem saraf sangat berperan dalam iritabilitas dan motorik

tubuh. Iritabilitas memungkinkan makhluk hidup dapat menyesuaikan diri dan

menanggapi perubahan-perubahan yang terjadi di lingkungannya. Jadi, iritabilitas adalah

kemampuan menanggapi rangsangan. Sistem saraf berfungsi untuk menerima informasi

dalam bentuk rangsangan atau stimulus dan memproses informasi yang diterima pada

badan neuron serta memberi tanggapan (respon) terhadap rangsangan.1 Saraf yang

mempersarafi otot tubuh manusia akan berperan dalam setiap gerakan yang akan

dilakukan seperti fleksi dan ekstensi. Justeru, lesi atau gangguan pada saraf ini akan

menhambat otot tersebut untuk berfungsi normal sesuai dengan fungsinya pada waktu

fisiologis.2

Medula Spinalis

Medulla spinalis adalah saraf yang tipis yang merupakan perpanjangan dari sistem

saraf  pusat dari otak dan melengkungi serta dilindungi oleh tulang belakang. Fungsi

utama medula spinalis adalah transmisi pemasukan rangsangan antara perifer dan otak.3

Medulla spinalis merupakan bagian dari susunan saraf pusat. Terbentang dari foramen magnum

sampai dengan L1, di L1 melonjong dan agak melebar yang disebut conus terminalis atau

conus medullaris. Terbentang dibawah cornu terminalis serabut-serabut bukan saraf yang

disebut filum terminale yang merupakan jaringan ikat. Terdapat 31 pasang saraf spinal; 8

pasang saraf servikal; 12 pasang saraf thorakal; 5 pasang saraf lumbal; 5 pasang saraf

sacral dan 1 pasang saraf coccygeal. Akar saraf lumbal dan sacral terkumpul yang disebut

dengan cauda equina. Setiap pasangan saraf keluar melalui intervertebral foramina. Saraf

spinal dilindungi oleh tulang vertebra dan ligamen dan juga oleh meninges dan cairan

cerebrospinalis.1,4

Pleksus Brakhialis

Page 3: makalah blok 6.doc

3

Pleksus brakhialis merupakan saraf-saraf yang keluar dari vertebra servikalis dan

menuju ke pundak dan tangan. Terdapat lima saraf yang mencakup dalam pleksus

brachialis berupa C5, C6, C7, C8, dan T1.5,6 Plexus brachialis berada dalam region colli

posterior, dibatasi di sebelah caudal oleh clavicula dan terletak di sebelah posterolateral

m. sternocleidomastoideus, berada di sebelah cranial dan dorsal a. subclavia, disilangi

oleh m. omohyoideus venter inferior. Struktur yang berada di superficial adalah m.

platysma myoides, n. supraclavicularis, v. jugularis externa, venter inferior m.

omohyoideus, m. scalaneus anterior, dan a. transversa colli.6,7 Plexus brachialis masuk ke

dalam fossa axillaris bersama-sama a. axillaris, pada sisi inferolateral m. pectoralis minor,

di sebelah ventral m. subscapularis, tampak percabangan terminal dari plexus ini.7 Ramus

anterior nervus spinalis C5-C6 bersatu membentuk truncus superior. Truncus medius

hanya dibentuk oleh nervus spinalis C7, dan truncus inferior dibentuk oleh nervus

spinalis C8 dan T1. Setiap truncus terbagi dua menjadi cabang anterior dan cabang dorsal

yang masing-masing mempersarafi bagian anterior dan posterior eksteremitas superior. 3,6

Cabang anterior dari truncus superior dan truncus medius bersatu membentuk

fasciculus lateralis, terletak di sebelah lateral arteri axillaris. Cabang anterior dari truncus

inferior membentuk fasciculus medialis, terletak di sebelah medial arteri axillaris. Dan

cabang posterior dari ketiga truncus tersebut membentuk fasciculus posterior, berada di

sebelah posterior a. axillaris.6,7 Ketiga fasciculus plexus brachialis terletak di atas dan

lateral terhadap bagian pertama a. aksillaris ( bagian pertama a. aksillaris terletak dari

pinggir lateral iga 1 sampai batas atas m. pectoralis minor, dan bagian III terletak dari

pinggir bawah m. pectoralis minor sampai pinggir bawah m. teres major). Fasciculus

medialis menyilang di belakang arteri untuk mencapai sisi medial bagian II arteri.

Fasciculus posterior terletak di belakang bagian kedua arteri, dan fasciculus lateralis

terletak bagian II arteri. Jadi fasciculus pleksus membatasi bagian kedua a. axillaris yang

dinyatakan seperti namanya. Sebagian besar cabang fasciculus yang membentuk trunkus

saraf utama ekstremitas superior melanjutkan hubungan dengan bagian kedua a.

aksillaris.7

Page 4: makalah blok 6.doc

4

Gambar 1: Komponen-komponen nervus brakhialis antara C4-T1.8

Pleksus brachialis menerima komponen simpatis melalui ganglion stellatum untuk nervus

spinalis C6-7-8, dan melalui ganglion paravertebra T1-T2 untuk nervus spinalis T1-dan

T2. Terdapat enam saraf penting yang keluar dari pleksus brachialis, saraf-saraf tersebut

adalah :5,6,7

1. N. aksillaris merupakan cabang yang besar dari fasciculus posterior. Berada di

sebelah dorsal a. aksillaris. Meninggalkan fossa aksillaris tanpa memberi persarafan

di sisi n. aksillaris berjalan di antara m. subscapularis dan m. teres minor, berada di

sebelah lateral caput longum m. triceps brachii, berjalan melaui fissure aksillaris

lateralis bersama-sama dengan arteri circumflexa humeri posterior, n aksillaris

terletak bersandar pada column chirurgicum humeri.

2. N. radialis merupakan lanjutan langsung fasciculus posterior pleksus brachialis dan

terletak di belakang a. aksillaris. N. radialis adalah cabang terbesar pleksus brachialis.

Sebelum meninggalkan aksilla, saraf ini mempercabangkan saraf untuk caput longum

dan caput medial m. triceps dan n. cutaneus brachii posterior.

Page 5: makalah blok 6.doc

5

3. N. musculocutaneus merupakan cabang dari fasciculus lateralis dan berpusat pada

medulla spinalis segmen C5-C7, mempersarafi m. coracobrachialis, dan

meninggalkan aksilla dengan menembus otot tersebut. Saraf ini meninggalkan tepi

lateral m. biceps brachii, menembus fascia dan melanjutkan diri sebagai n. cutaneus

antebrachii lateralis, yang mempersarafi permukaan lateral region antebrachium.

4. N. medianus dibentuk oleh radiks superior dan fasciculus lateralis dan radiks inferior

dan fasciculus medialis, berada di sebelah lateral a. aksillaris. Menerima serabut-

serabut yang berpusat pada medulla spinalis segmen C5-T1. Sepanjang brachium, n.

medianus berjalan berdampingan dengan a. brachialis, mula-mula di sebelah lateral,

lalu menyilang di sebelah ventralarteri tersebut kira-kira pada pertengahan brachium,

selanjutnya memasuki fossa cubiti dan berada di sebelah medial a brachialis. Nervus

ini tidak member percabangan di daerah brachium. Memasuki daerah antebrachium,

nervus ini berjalan di antara kedua kaput m. pronator teres, berjalan ke distal di

bagian mediana (tengah-tengah) antebrachium, oleh karena itu disebut n. Medianus.

5. N. Ulnaris adalah cabang utama dari fasciculus medialis, berjalan turun antara a.

aksillaris dan v. aksillaris. Pada pertengahan brachium saraf ini berjalan kea rah

dorsal menembusi septum intermusculare mediale, berjalan terus ke caudal dan

berada pada permukaan dorsal epicondylus medialis humeri, yaitu di dalam sulcus

nervi ulnaris. Di tempat ini n. ulnaris ditutupi oleh kulit sehingga dapat dipalpasi. Di

daerah brachium, n ulnaris tidak member percabangan.

Page 6: makalah blok 6.doc

6

Gambar 2: Pensarafan di regio antebrachii dan regio scapulae.6

Page 7: makalah blok 6.doc

7

Gambar 3: Pensarafan nervus radialis di daerah punggung lengan atas.6

Indera Somatik

Indera somatik adalah mekanisme saraf yang mengumpulkan informasi sensorik dari

tubuh. Sensasi ini berlawanan dengan indera khusus,yaitu indera penglihatan,

pendengaran, penciuman, rasa, dan keseimbangan. Indera somatik dapat diklasifikasikan

menjadi tiga tipe fisiologis yaitu:3,9

1. Indera somatik mekanoreseptif, yang meliputi sensasi taktil dan posisi

(proprioseptif) yang dapat dirangsang oleh pemindahan secara mekanis

Page 8: makalah blok 6.doc

8

berberapa jaringan tubuh.

2. Indera termoreseptif, yang berguna untuk mengetahui atau mendeteksi

peningkatan atau penurunan suhu.

3. Indera rasa nyeri, yang berguna untuk mendeteksi jaringan atau pelepasan

molekul-molekul perantara nyeri.

Indera taktil meliputi indera raba, tekan , getaran, dan gatal, sedangkan indera posisi

meliputi indera posisi statis dan kecepatan pergerakan. Klasifikasi lain sensasi somatik.

Sensasi somatik juga sering dikelompokkan bersama dalam kelas lain yang tidak saling

terpisah satu sama lain, yakni sebagai berikut:9,10

1. Sensasi eksteroreseptif yaitu sensasi yang berasal dari permukaan tubuh atau

stimulasi terhadap struktur permukaan tubuh , misanya kulit dan jaringan

subkutis, serta struktur yang lebih dalam termasuk otot, fasia dan tendon.

2. Sensasi propioseptif yang berhubungan dengan keadan fisik tubuh, meliputi

modalitas sensorik yang disalurkan mencakup perabaan diskriminatif (halus,

terlokalisasi secara jelas), perabaan kasar (lokalisasi kurang jelas), tekanan,

getaran, sensasi posisi, sensasi tendon dan otot, sensasi tekan yang berasal dari

tapak kaki, dan sensasi keseimbangan tubuh, yang umumnya ditentukan sebagai

suatu sensasi “khusus” dari pada suatu sensai somatik.

3. Sensasi viseral yaitu sensasi yang berasal dari rangsangan visera tubuh, secara

khusus istilah ini sering dipakai untuk menyatakan sensasi yang berasal dari organ

dalam (struktur yang berasal dari endoderm).

Deteksi dan Penjalaran Sensasi Taktil

Walaupun sensasi raba, tekan dan getaran seringkali digolongkan secara terpisah,

namun semua sensasi ini dapat dideteksi oleh jenis reseptor yang sama. Terdapat tiga

prinsip yang berbeda diantara ketiganya yaitu:3,9,10

1. Sensasi raba, umumnya disebabkan oleh perangsangan reseptor taktil yang

terdapat di kulit.

2. Sensasi tekan, umumnya disebabkan oleh adanya perubahan pada jaringan yang

Page 9: makalah blok 6.doc

9

lebih dalam.

3. Sensasi getaran, umumnya disebabkan oleh sinyal sensorik yang datang berulang-

ulang, tapi beberapa dari reseptor yang sama digunakan juga untuk rasa raba dan

tekan, khususnya jenis reseptor yang beradaptasi cepat.

Dari semua jenis reseptor taktil, paling sedikit dikenal lima jenis reseptor

(mekanoreseptor), tapi sebenarnya masih banyak reseptor taktil yang serupa. Beberapa

sifat-sifat khususnya adalah sebagai berikut:1,9

1. Ujung saraf bebas (free nerve endings), yang dapat dijumpai di semua bagian

kulit dan jaringan-jaringan lainya, dapat mendeteksi rabaan dan tekanan.

Contohnya, kontak dengan cahaya pada kornea mata, yang tidak mengandung

jenis ujung saraf lain kecuali ujung saraf bebas, namun demikian dapat

merasakan sensasi raba dan sensasi tekan.

2. Badan Meissner merupakan juluran saraf bermielin yang dapat merangsang

serabut saraf besar bermielin (jenisAβ). Didalam selaput ini terdapat banyak

percabangan ujung flament saraf. Badan Meissner adalah reseptor berkapsul

yang dapat beradaptasi dan ditemukan di bagian kulit tak berambut (glabrosa)

misalnya ujung jari dan bibir yang merupakan bagian-bagian yang sangat peka

bahkan terhadap ransang sentuh yang paling ringan, serta daerah kulit lain

sehingga orang mampu membedakan sifat-sifat ruang dari sensasi raba yang

sangat berkembang. Badan Meissner dapat beradaptasi dalam waktu

seperdetik sesudah dirangsang, yang berarti bahwa reseptor ini terutama sekali

peka terhadap gerakan objek yang sangat sedikit di atas permukaan kulit,

seperti juga terhadap getaran berfrekuensi randah.

3. Diskus Merkel (yang dikenal sebagai expanded tip receptor) merupakan

reseptor taktil yang ujungnya meluas atau melebar. Bagian kulit yang

berambut juga mengandug cukup banyak ujung reseptor yang melebar,

walaupun bagian kulit ini hampir sama sekali tak mengandung badam

meissner. Jenis reseptor ini berbeda dengan badan meissner karena jenis

reseptor ini menjalarkan sinyal yang pada mulanya kuat namun daya

adaptasinya hanya sebagian, dan untuk senjutnya sinyal yang dijalarkan itu

Page 10: makalah blok 6.doc

10

lebih lemah namun daya adaptasinya lambat. Oleh karena itu, reseptor ini

berperan dalam menjalarkan sinyal tetap yang dapat menyebabkan orang

dapat terus-menerus menentukan macam perabaan suatu objek pada kulitnya.

4. Ujung organ Ruffini (End-organ Ruffini), dimana ujung saraf berkapsul yang

terletak di kulit dan jarigan yang lebih dalam, ujung organ ruffini bercabang

banyak, ujungnya bermielin. Adaptasi organ ini sangat kecil, sehingga

reseptor ini berguna untuk menjalarkan sinyal perubahan bentuk kulit dan

jaringan yang lebih dalam yang datang terus-menerus, misalnya sinyal panas

dan tekan yang besar dan datang terus-menerus. Reseptor ini juga dapat

dijumpai pada seaput sendi dan membantu menjalarkan sinyal tentang besar

derajat rotasi sendi.

5. Badan Paccini, terletak tepat di bawah kulit dan juga di jaringan fasia tubuh.

Reseptor ini hanya dapat diransang oleh pergerakan jaringan yang cepat

karena reseptor ini dapat beradaptasi dalam waktu sepersekian ratus detik.

Oleh karena itu, reseptor ini terutama berguna untuk mendeteksi getaran

jaringan atau perubahan mekanis yang cepat pada jaringan.

Jaras Sensoris Untuk Menjalarkan Sinyal Somatik ke Sistem Saraf Pusat

Hampir seluruh informasi sensorik yang berasal dari segmen somatik tubuh

memasuki medula spinalis melalui saraf-saraf spinal pada radiks dorsalis (dengan

pengecualian beberapa serabut kecil dengan kepentingan yang masih dipertanyakan yang

memasuki radiks ventaralis). Biarpun begitu, dari titik masuk pada medula spinalis ini

dan kemudian ke otak, sinyal sensorik akan dibawa memalui salah satu dari dua jaras

sensorik bolak balik yaitu sistem kolumna dorsalis-lemniskus medialis dan sistem

anterolateral. Kedua sistem ini akan bersilangan lagi di setinggi thalamus.

Sistem kolumna dorsalis-lemniskus medialis, sesuai dengan namanya, terutama

menjalarkan sinyal dalam kolumna dorsalis medula spinalis dan selanjutnya, setelah

bersinaps dan menyilang ke sisi berlawanan dalam medula akan naik melalui lemniskus

medialis di batang otak menuju talamus. Sebaliknya, sinyal dalam sistem anterolateral,

setelah keluar dari radiks dorsalis substansia grisea medula spinalis, akan menyilang ke

sisi yang berlawanan dan naik melalui substansia alba anterior dan lateral medula spinalis

untuk berakhir pada batang otak disemua ketinggian dan juga di talamus.

Page 11: makalah blok 6.doc

11

Sistem kolumna dorsalis-lemniskus medialis terdiri atas serabut-serabut saraf

besar bermielin yang menjalarkan sinyal ke otak dengan kecepatan 30 sampai 110

m/detik, sedangkan sistem anterolateral terdiri atas serabut saraf bermielin yang lebih

kecil yang akan menjalarkan sinyal dengan kecepatan beberapa meter per detik sampai 40

m/detik.

Perbedaan lain antara kedua sistem ini adalah bahwa serabut-serabut saraf dalam

sistem kolumna dorsalis-lemniskus medialis mempunyai sifat orientasi ruang yang sangat

tinggi sesuai dengan asal serabut saraf itu, sedangkan sistem anterolateral mempunyai

sifat orientasi ruang yang jauh lebih kecil.

Perbedaaan ini akan mempengaruhi jenis informasi sensorik apa yang dapat

dijalarkan oleh kedua sistem di atas. Yakni informasi sensorik yang harus dijalarkan

dengan cepat dan dalam waktu yang singkat terutama akan dijalarkannya oleh sistem

kolumna dorsalis-lemniskus medialis, sedangkan informasi yang tak perlu dijalarkan

dengan cepat atau dengan tempo yang lama terutama dijalarkan oleh sistem anterolateral.

Sistem anterolateral mempunyai kemampuan khusus yang tidak dimiliki oleh sistem

dorsalis, yakni kemampuan untuk menjalarkan modalitas sensasi yang sangat luas,

misalnya sensasi nyeri, hangat, dingin dan taktil yang kasar. Jenis-jenis sensasi yang

dapat dijalarkan oleh kedua sistem tersebut antara lain:1,3,9,20

Sistem Kolumna Dorsalis-Lemniskus Medialis

1. Sensasi raba membutuhkan rangsangan dengan derajat lokalisasi tinggi.

2. Sensasi raba membutuhkan penjalaran impuls dengan intensitas gradiasi yang

halus.

3. Sensasi fasik, misalnya sensasi getaran.

4. Sensasi tehadap sinyal gerakan pada kulit.

5. Sensasi posisi tubuh,

6. Sensasi tekan yang berkaitan derajat penentuan intensitas tekanan.

Sistem Anterolateral

1. Rasa nyeri.

2. Sensasi termal, meliputi sensasi hangat dan dingin.

3. Sensasi raba dan tekan kasar yang mampu menetukan tempat perabaan dan

Page 12: makalah blok 6.doc

12

tempat penekananya pada tubuh.

4. Sensasi geli dan gatal.

5. Sensasi seksual.

Jaras Perjalanan Sistem Anterolateral

Serabut-serabut anterolateral medulla spinalis terutama berasal dari kornu dorsalis

lamina I, IV, V, dan VI. Lamina ini merupakan tempat berakhirnya sebagian besar

serabut-serabut saraf sensorik radiks dorsalis setelah memasuki medulla spinalis.

Selanjutnya, serabut-serabut anterolateral akan menyilang tepat pada komisura anterior

medulla spinalis menuju kolumna alba anterior dan lateral sisi yang berlawanan, tempat

serabut-serabut itu akan naik ke otak melalui jalur traktus spinotalamikus anterior dan

traktus spinotalamikus lateral.

Ujung-ujung atas dua traktus spinotalamikus tersebut terutama ada dua: (1) melalui

nuclei retikulas batang otak, dan (2) dalam kedua macam kompleks nuclei talami yang

berbeda, yakni kompleks ventrobasal dan nuclei intralaminar. Pada umumnya, sinyal

taktil akan dijalarkan terutama ke dalam kompleks ventrobasal berakhir pada beberapa

nuclei talami yang sama, tempat sinyak taktil kolumna dorsalis berakhir. Dari sini sinyal

taktil akan dijalarkan ke korteks somatosensorik bersama dengan sinyal-sinyal yang

berasal dari kolumna dorsalis.

Sebaiknya, hanya sebagian sangat kecil sinyal nyeri yang diproyeksikan langsung

pada kompleks ventrobasal talami. Justru sebagian besar sinyal nyeri berakhir di nuclei

retikularis batang otak dan dari sini akan di sebarkan ke nuclei intralaminar talami,

tempat sinyal rasa nyeri akan diolah lebih lanjut.1,3,9,10

Jaras Perjalanan Sistem Lemniskal Medialis

Serabut-serabut saraf yang memasuki kolumna dorsalis akan melewati kolumna naik

menuju medulla dorsalis, tempat serabut-serabut ini akan bersinaps pada nuclei kolumna

dorsalis (nuclei grasilis dan nuclei kuneatus). Dari nuclei tersebut, neuron tingkat kedua

akan segera menyilang ke sisi yang berlawanan batang otak dana akan naik melewati

lemniskus medialis ke thalamus. Dalam jaras yang melewati batang otak ini, setiap

Page 13: makalah blok 6.doc

13

lemniskus medialis bergabung dengan serabut-serabut tambahan yang berasal dari

nucleus sensorik utama nervus trigeminal; serabut-serabut ini akan membantu fungsi

sensorik yang sama untuk kepala seperti serabut kolumna dorsalis membantu untuk

tubuh.

Di thalamus serabut lemniskus medialis berakhir pada daerah penyiaran sensorik

thalamus, dikenal sebagi kompleks ventrobasal ini, ada penjuluran serabut saraf tingkat

ketiga. Yakni yang terutama menuju girus postsentralis dari korteks serebri yang disebut

srea somatosensorik I, serabut-serabut ini juga menjulur ke area yang lebih kecil pada

korteks parietal lateralis yang disebut area somatosensorik II.1,3,11

Jaras Motorik

Sistem motorik merupakan sistem yang mengatur segala gerakan pada manusia. Gerakan

diatur oleh pusat gerakan yang terdapat di otak, diantaranya yaitu area motorik di korteks,

ganglia basalis, dan cerebellum. Sistem saraf somatis secara umum melibatkan tiga

tingkat neuron yang disebut neuron descendens. Neuron tingkat satu sistem saraf somatis

berada di sistem saraf pusat tempat impuls tersebut berasal. Neuron tingkat pertama

memiliki badan sel di dalam cortex cerebri atau berada di tempat asal impuls. Neuron

tingkat kedua adalah sebuah neuron internuncial (interneuron) yang terletak di medulla

spinalis. Akson neuron tingkat kedua pendek dan bersinaps dengan neuron tingkat ketiga

di columna grisea anterior.3,11

Tractus Corticospinal

Serabut tractus corticospinal berasal dari sel pyramidal di cortex cerebri. Dua pertiga

serabut ini berasal dari gyrus precentralis dan sepertiga dari gyrus postcentralis. Serabut

desendens tersebut lalu mengumpul di corona radiata, kemudian berjalan melalui crus

posterius capsula interna. Pada medulla oblongata tractus corticospinal nampak pada

permukaan ventral yang disebut pyramids. Pada bagian caudal medulla oblongata

tersebut 85% tractus corticospinal menyilang ke sisi kontralateral pada decussatio

pyramidalis sedangkan sisanya tetap pada sisi ipsilateral walaupun akhirnya akan tetap

bersinaps pada neuron tingkat tiga pada sisi kontralateral pada medulla spinalis. Tractus

corticospinalis yang menyilang pada ducassatio akan membentuk tractus corticospinal

lateral dan yang tidak menyilang akan membentuk tractus corticospinal anterior.10

Page 14: makalah blok 6.doc

14

Gambar 4: Jaras Motorik.1

Page 15: makalah blok 6.doc

15

Mekanisme Kerja Neurotransmitter

Bagian yang menghubungkan satu neuron dengan neuron yang lain disebut

sinaps. Sinaps ini terdiri dari 2 bagian, yaitu presinaps dan post sinaps. Neurotransmitter

adalah suatu zat kimia yang dilepaskan oleh bagian presinaps ke bagian post sinaps untuk

menghantarkan impuls dari suatu neuron ke neuron lain. Ketika impuls mencapai bagian

sinapsis, maka gerbang kalsium akan terbuka dan ion-ion kalsium akan masuk ke dalam

presinaps. Ion kalsium ini akan merangsang vesikel di dalam presinaps untuk

mengeluarkan neurotransmitter secara eksositosis. Setelah keluar, neurotransmitter akan

menuju ke bagian postsinaps dan akan menempel pada reseptornya sehingga gerbang ion

akan terbuka di bagian post sinaps. Dengan terbukanya gerbang ion tersebut, maka ion

yang ada diluar serabut saraf akan masuk sehingga terjadi impuls pada saraf selanjutnya.

Berikut beberapa neurotransmitter :6,11

1. Asetilkolin

Merupakan neurotransmitter yang dilepaskan oleh saraf-saraf parasinapsis dan

saraf preganglionik.

2. Norepinefrin

Merupakan neurotransmitter yang hanya dikeluarkan oleh saraf-saraf simpatis.

Selain itu norepinefrin juga dihasilkan sebagai hormone pada kelenjar adrenal.

3. Serotonin

Merupakan neurotransmitter pada bagian otak yang fungsinya sebagai

penghambat nafsu makan dan menimbulkan rasa tenang.

4. Dopamine

Juga terdapat di dalam otak, tetapi fungsinya berlawanan dengan serotonin.

Dopamine biasanya disekresi ketika kita dalam keadaan stress, depresi dan

khawatir

5. GABA ( Gamma Amino Butiric Acid)

Merupakan neurotransmitter inhibitor, artinya akan menghalangi penghantaran

impuls di serabut saraf. GABA akan membuka gerbang ion chlorine yang

bermuatan negatif sehingga serabut saraf akan bermuatan sangat negatif. Dengan

demikian impuls sulit untuk dihantarkan melalui serabut saraf. 6

Page 16: makalah blok 6.doc

16

Kesimpulan

Medula spinalis adalah salah satu bahagian dari sistem saraf pusat yang penting

untuk mekanisme fungsi sensoris dan motoris tubuh manusia. Struktur ini bersama otak

akan mengawal dan menerima impuls saraf dari pelbagai bahagian untuk diolah dan

diproses untuk menghasilkan efektor. Saraf yang berhubungan dengan medulla spinalis

seperti pleksus brakhialis dan pleksus lumbosakralis adalah sangat penting untuk

pergerakan ekstrimenitas tubuh manusia. Justeru, lesi dan gangguan pada pensarafan ini

akan menghambat fungsi normal saraf untuk membawa impuls kepada otot-otot dan dari

reseptor-reseptor yang ada pada regio yang bersangkutan. Kegagalan otot-otot pada regio

yang bersangkutan untuk berfungsi secara normal akan menghambat seseorang untuk

beraktivitas dengan lebih banyak. Gangguan pada pensarafan pada reseptor juga akan

menghalang seseorang untuk respon terhadap rangsangan yang diberikan sesuai dengan

mekanisme kerja neurotransmitter walaupun dalam keadaan sadar.

Daftar Pustaka

1. Sherwood L. Human and physiology. 7th Edition. Canada: Lengage learning; 2007.

2. Mutaqqin A. Buku ajar asuhan keperawatan klien dengan gangguan sistem

persarafan. Jakarta: Penerbit Salemba Medika; 2008.

3. Kasim Y. I, Salim D, Winata H, Sumadikarya I. K. Neuroscience. Jakarta: FK

UKRIDA; 2015.

4. Corwin J.E. Buku saku patofisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC; 2007.

5. Foster M. Traumatic brachial plexus injuries. United state: Emedicine; 2011. p. 1-4.

6. Putz R, Pasbt R. Upper limb. In: Atlas of human anatomy. Volume 1. Germany:

Elsivier Inc; 2006. p 215-44.

7. Snell R, Ekstremitas superior. Dalam: Anatomi klinik untuk mahasiswa kedokteran,

J. Oswari, Editor. Penerbit Buku Kedokteran EGC: Jakarta; 1998. h. 132-253.

8. Moore K, Agur A. Essential Clinical Anatomy. 3rd Edition. Baltimore: Lippincott

Williams & Wilkins; 2007.

9. Sherwood L. The peripheral nervous system: afferent division; special senses. In: Human

physiology: from cells to system. 9th Edition.Canada: Lengage learning; 2013. p 182-4.

Page 17: makalah blok 6.doc

17

10. Hall J. E, Guyton C. Guyton and hall textbook of medical physiology. Philadelphia:

Elsivier Inc; 2016.

11. Khurana I. Nervous system. In: Medical physiology for ungergraduate student. India:

Elsevier Inc; 2012. p 800-14.

12. Guyton C. Buku ajar fisiologi kedokteran. Jakarta: EGC; 2007. h.145-6.