blok 26.doc

22
Metodologi Penelitian Kerangka teori, kerangka konsep dan variabel Andreas Sudarmadi (10.2008.136) Claudia Merdiasi (10.2009.060) D-2 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen krida Wacana Jl.Arjuna utara No.6 Kebon Jeruk, Jakarta 11510 E-mail: [email protected] PENDAHULUAN Penelitian adalah suatu usaha penyelidikan yang hati-hati dan secara teratur terhadap suatu objek tertentu untuk memperoleh suatu kebenaran atau bukti kebenaran. Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk memahami dan memecahkan masalah secara ilmiah, sistematis dan logis. Pada penelitian kesehatan berorientasikan atau memfokuskan kegiatan pada masalah-masalah yang timbul dibidang kesehatan/kedokteran dan sistem kesehatan.Berdasarkan metode yang digunakan, penelitian kesehatan dapat digolongkan menjadi dua kelompok besar yaitu metode penelitian survei dan metode penelitian - 1 -

Transcript of blok 26.doc

Page 1: blok 26.doc

Metodologi Penelitian

Kerangka teori, kerangka konsep dan variabel

Andreas Sudarmadi (10.2008.136)

Claudia Merdiasi (10.2009.060)

D-2

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen krida Wacana

Jl.Arjuna utara No.6 Kebon Jeruk, Jakarta 11510

E-mail: [email protected]

PENDAHULUAN

Penelitian adalah suatu usaha penyelidikan yang hati-hati dan secara teratur terhadap

suatu objek tertentu untuk memperoleh suatu kebenaran atau bukti kebenaran.

Penelitian pada hakikatnya merupakan suatu upaya untuk memahami dan

memecahkan masalah secara ilmiah, sistematis dan logis. Pada penelitian kesehatan

berorientasikan atau memfokuskan kegiatan pada masalah-masalah yang timbul

dibidang kesehatan/kedokteran dan sistem kesehatan.Berdasarkan metode yang

digunakan, penelitian kesehatan dapat digolongkan menjadi dua kelompok besar yaitu

metode penelitian survei dan metode penelitian eksperimen. Penelitian survei adalah

suatu penelitian yang dilakukan tanpa melakukan intervensi terhadap subjek

penelitian. Dalam survei penelitian dilakukan pada sebagian dari populasi ( sampel ),

sedangkan penelitian eksperimen adalah peneliti melakukan percobaan terhadap

variabel independennya. Langkah-langkah dalam penatalaksanaan survei yaitu

menentukan tujuan penelitian, hipotesis, kerangka teori dan kerangka konsep,

variabel, definisi operasional, desain penelitian, subjek penelitian, alat ukur,

pengolahan data, kesimpulan dan laporan.1

- 1 -

Page 2: blok 26.doc

PEMBAHASAN

2.1 Kerangka Teori

Menurut kamus Bahasa Indonesia Poerwadarminta, teori adalah “pendapat yang

dikemukakan sebagai suatu keterangan mengenai sesuatu peristiwa (kejadian), dan

asas–asas, hukum–hukum umum yang menjadi dasar sesuatu kesenian atau ilmu

pengetahuan; serta pendapat cara –cara dan aturan–aturan untuk melakukan sesuatu”.

Kerangka teoritis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu

teori dengan faktor‐faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu.

Kerangka Teori atau Kerangka Pikir atau Landasan Teori adalah kesimpulan dari

Tinjauan Puskata yang berisi tentang konsep-konsep teori yang dipergunakan atau

berhubungan dengan penelitian yang akan dilaksanakan. Kerangka teori berisi

prinsip-prinsip teori yang memengaruhi dalam pembahasan. Prinsip-prinsip teori itu

berguna untuk membantu gambaran langkah dan arah kerja. Kerangka teori itu harus

dapat menggambarkan tata kerja teori. Penyusunan teori merupakan tujuan utama dari

ilmu karena teori merupakan alat untuk menjelaskan dan memprediksi fenomena yang

diteliti. Teori selalu berdasarkan fakta, didukung oleh dalil dan proposisi. Secara

defenitif, teori harus berlandaskan fakta empiris karena tuijuan utamanya adalah

menjelaskan dan memprediksikan kenyataan atau realitas. Suatu penelitian dengan

dasar teori yang baik akan membantu mengarahkan si peneliti dalam upaya

menjelaskan fenomena yang diteliti.1,2,3

Teori memberikan konstribusi terhadap penilitian antara lain:

- teori meningkatkan keberhasilan penelitian karena teori dapat menghubungkan

penemuan-penemuan yang nampaknya bebeda- beda kedalam suatu keseluruhan

serta memperjelas proses-proses yang terjadi didalamnya.

- 2 -

Page 3: blok 26.doc

- Teori dapat memberikan penjelasan terhadap hubungan-hubungan yang diamati

dalam suatu penelitian.

- Teori dapat memandu penelitian sehingga penelitian yang dilakukan

memberikan hasil yang diharapkan.4

2.2 Kerangka konsep

Dari hasil kerangka teori serta masalah penelitian yang telah dirumuskan tersebut

maka dikembangkan suatu kerangka konsep penelitian. Yang dimaksud dengan

kerangka konsep penelitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau kaitan

antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya atau antara variabel yang satu

dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti. Jadi variabel adalah simbol

atau lambang yang menunjukkan nilai atau bilangan dari konsep. Variabel adalah

yang bervariasi.

Konsep adalah suatu abstraksi yang dibentuk dengan menggeneralisasikan suatu

pengertian. Oleh sebab itu, konsep tidak dapat diukur dan diamati secara langsung.

Agar dapat diamati dan dapat diukur, maka konsep tersebuh harus dijabarkan ke

vriabel-variabel. Dari variabel itulah konsep dapat diamati dan diukur. Kerangka

konsep penelitian ini di diperlukan agar memperoleh gmbaran secara jelas ke arah

mana penelitian dapatberjalan, atau data apa yang dikumpulkaan.

Contoh: sehat adalah suatu konsep, isilah ini mengungkapkan sejumlah observasi

tentang hal-hal atau gejala yangmencerminkan kerangka keragaman kondisi kesehatan

seorang. Untuk mengetahui apakah seseoraang itu sehat atau tidak sehat maka

pengukuran konsep sehat tersebut harus melalui konstruk atau variabel-variabel,

misalnya tekanan darah, denyut nadi, Hb darah, kolesterol, gula darah dan sebagainya.

- 3 -

Page 4: blok 26.doc

Tekanan darah, denyut nadi, Hb dan sebagainya ini adalah variabel-varibel yang

digunakan untuk mengukur atau mengoservasi apakah seorang tersebutsehat atau

tidak sehat.

Sosial ekonomi adalah suatu konsep, dan untuk mengukur sosial ekonomi keluarga

misalnya harus melalui variabel tingkat pendidikan, pekerjaan, pendapatan keluaraga

dan sebagainya. Kerangka konsep penelitian pada dasarnya adalah kerangka

hubungan antara konsep-konsep yangt ingin diamati atau diukur melalui penelitian

yang akan dilakukan. Kerangka konsep ini dikembangkan atau diacukan ke pada

tujuan penelitian yang telah dirumuskan, serta didasari oleh kerangka teori yang telah

di sajikan dalam tinjauan kepustakaan sebelumnya. Dengan perkataan lain kerangka

konsep adalah merupakan formulasi atau simplifikasi dari kerangka teori atau teori-

teori yang mendukung penelitia tersebut. Oleh sebab itu, kerangka konsep ini terdiri

dari variabel-variabel serta hubungan variabel yang satu dengan yang lain. Dengan

adanya kerangka konsep akan mengarahkan kita untuk menganalisis hasil

penelitian.1,4,5

2.3 Variabel penelitian

Variabel didefinisikan sebagai karakteristik subyek penelitian yang berubah dari satu

subyek ke subyek lain. Yang dimaksud dengan variabel adalah karakteristik suatu

subyek, bukan subyek atau bendanya sendiri. Variabel mengandung pengertian

ukuran atau ciri yang dimiliki oleh anggota-anggota suatu kelompok yang berbeda

dengan yang dimiliki oleh kelompok lain. Variabel digunakan sebagai ciri, sifat atau

ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang suatu konsep

pengertian tertentu, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status perkawinan,

pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit dan sebagainya. Variabel juga dapat

- 4 -

Page 5: blok 26.doc

diartikan sebagai konsep yang mempunyai bermacam-macam nilai. Misalnya badan,

sosial, ekonomi, mahasiswa dan sebagainya.Selanjutnya konsep ini dapat diubah

menjadi variabel dengan cara memusatkan aspek tertentu. Misalnya:

a. Badan (konsep) berat badan, tinggi badan (variabel)

b. Mahasiswa ( konsep) jenis kelamin mahasiswa, umur mahasiswa, prestasi

mahasiswa (variabel).

c. Darah (konsep) tekanan darah.1,5,6

Berdasarkan sifatnya variabel dapat dibedakan menjadi:

a. variabel kontinu

variabel yang dapat ditentukan nilainya dengan jarak jangkau tertentu dengan desimal

yang tidak terbatas. Misalnya berat badan, tinggi badan, pendapatan dan sebagainya.

Misalnya seorang anak mempunyai tinggi 1,47 meter dengan berat badan 54,25

kilogram.1,4

b. variabel deskrit

konsep yang nilainya tidak dapat dinyatakan dalam bentuk pecahan atau desimal.

Variabel ini sering juga dinyatakan sebagai kategori.jika mempunyai dua kategori

dinamakan variabel dikotomi. Misalnya jenis kelamin, terdiri dari dari laki-laki atau

perempuan. Status perkawinan, sudah menikah dan belum menikah. Jika ada lebih

dari dua kategori disebut juga vriabel politomi. Tingkat pendidikan adalah variabel

politomi, bisa SD, SMP, SMA, perguruan tinggi dan sebagainya. Jumlah anak hanya

bisa: 3,4 atau 10. tidak mungkin ada jumlah anak 4,4 dan sebagainya.1,4,6

Berdasarkan hubungan fungsional atau perannya variabel dibedakan menjadi:

1. Variabel tunggal

Variabel ini berdiri sendiri, tidak ada variabel lain yang mendampingi. Variabel

tunggal seperti ini digunakan pada penelitian deskriptif sebagai contoh penelitian

- 5 -

Page 6: blok 26.doc

tentang “lama rawat pasien post sectio di RS jakarta” memiliki variabel tunggal yaitu

“ lama hari rawat”.1

2. Variabel bebas dan variabel tergantung

Yang dimaksud dengan variabel bebas adalah variabel yang bila ia berubah akan

mengakibatkan perubahan variabel lain; variabel yang berubah akibat perubahan

variabel bebas ini disebut sebagai variabel tergantung. Dengan perkataan lain

independent variable merupakan variabel risiko atau sebab, dan dependent variable

merupakan variabel akibat atau efek.

Contoh:

1. pemberian obat A menyebabkan penurunan tekanan darah

2. perbedaan kadar kolesterol pada siswa lelaki dan perempuan.

Pada contoh pertama pemakaian obat A merupakan variabel bebas, sedangkan

tekanan darah adalah variabel tergantung. Dalam contoh kedua, kadar kolesterol

serum adalah variabel tergantung, sedangkan jenis kelamin merupakan variabel bebas.

Dalam hubungan antar-variabel perlu dipahami bahwa satu jenis variabel dapat

berfungsi berbeda, bergantung kepada konteks penelitian. Misalnya dalam penelitian

tentang faktor resiko terjadinya hipertensi, hipertensi merupakan variabel tergantung (

dengan variabel bebas atau risiko misalnya faktor keturunan, konsumsi garam,

merokok,kegemukan, kebiasaan olahraga dan lain-lain). Akan tetapi dalam penelitian

tentang penyebab kematian pada manula, hipertensi merupakan salah satu variabel

bebas sedangkan variabel tergantung adalah kematian. Perlu ditekankan bahwa

meskipun namanya variabel “bebas -tergantung” atau variabel “prediktor-efek” atau ‘

kausa outcome’ namun perlu diingat bahwa terdapatnya hubungan antara variabel

bebas dengan variabel tergantung tidak selalu merupakan hubungan sebab-akibat.5

3. Variabel perancu( confounding )

- 6 -

Page 7: blok 26.doc

Variabel perancu adalah jenis variabel yang berhubungan dengan variabel bebas dan

variabel tergantung, tetapi bukan merupakan variabel antara. Identifikasi variabel

perancu ini amat penting oleh karena bila tidak, ia dapat membawa kita kesimpulan

yang salah misalnya disimpulkan tidak ada hubungan antar variabel padahal

sebenarnnya hubungan tersebut tidak ada atau sebaliknya, disimpulkan tidak ada

hubungan padahal sebenarnya hubungan tersebut ada. Variabel pengganggu dapat

terjadi dengan dua cara yaitu membuat suatu perbedaan tersebut tidak ada atau

menyembunyikan suatu perbedaan yang sebenarnya ada.

Sebagai contoh kita tinjau penelitian yang mencari hubungan antara kebiasaan

minum kopi dan kejadian penyakit jantung koroner; peneliti ingin menguji hipotesis

bahwa PJK lebih sering terjadi pada peminum kopi. Disini yang bertidak sebagai

variabel bebas adalah kebiaaan minum kopi dan variabel tergantungnya adalah

variabel perancu, oleh karena

- kebiasaan minum kopi berhubungan dengan kebiasaan merokok; perokok

lebih sering minum kopi daripada bukan perokok.

- Kebiasaan merokok diketahui berhubungn dengan PJK.

Jadi kebiasaan merokok memenuhi syarat sebagai perancu oleh karena ia mempunyai

hubungan dengan kebiasaan minum kopi dengan kejadian PJK. Apabila kebiasaan

merokok ini tidak diindentifikasi, mungkin akan ditemukan hubungan positif antara

kebiasaan minum kopi dengan kejadian PJK, misalnya diperoleh data bahwa subyek

yang gemar minum kopi lebih banyak yang menderita PJK dibanding dengan subyek

yang tidak gemar minum kopi dengan kejadian PJK, namun ada hubungan antara

kebiasaan merokok dengan PJK; perokok banyak yang minum kopi, jadi seolah-olah

kebiasaan minum kopi berhubungan dengan kejadian PJK, namun ada hubungan

- 7 -

Page 8: blok 26.doc

antara kebiasaan merokok dengan PJK; perokok banyak yang minum kopi, jadi

seolah-olah kebiasaan minum kopi berhubungan dengan kejadian PJK.4,5

4. variabel intervening

Variabel ini berada ditengah antara variabel bebas dan variabel terikat. Variabel ini

dipengaruhi oleh variabel bebas secara langsung dan sisi lain variabel ini

mempengaruhi variabel terikat. Sebagai dan disisi lain variabel ini mempengaruhi

variabel terikat. Sebagai contoh variabel ini pada penelitian tentang hubungan antara

pola mkan dan kadar Hb ibu hamil dipengaruhi pola makannya dan kadar Hb akan

mempengaruhi kemungkinan terjadinya perdarahan post partum.3

5. variabel pendahulu ( eksternus)

Variabel ini ada atau terjadi mendahului dua variabel yang saling berhubungan

tersebut menjadi tidak ada. Sebagai contoh dari sebuah penelitian di instalasi gawat

darurat RS cipto mangunkusumo jakarta disimpulkan bahwa kejadian KPD lebih

banyak terjadi pada primigravida dibandingkan multigravida. Benarkah demikian?

Terkesan primigravida lebih beresiko dibangdingkan multigravida. Tetapi setelah

dimasukkan variabel eksternus yaitu “ aktivitas sehari-hari”. Hasilnya multigravida

lebih berhati-hati dalam beraktivitas dibandingkan primigravida. Jadi yang

berpengaruh besar pada kejadian KPD bukan status gravida tetapi bagaimana aktivitas

sehari-hari dilakukan.1,3

6. variabel aktif

Variabel yang dimanipulaasi oleh peneliti dinamakan variabel aktif. Jika seorang

peneliti memanipulasikan metode mengajar, cara menghukum, adalah variabel-

variabel aktif, karena variabel ini dapat dimanipulasikan.

7. variabel atribut

- 8 -

Page 9: blok 26.doc

Ada juga variabel-variabel yang tidak bisa dimanipulasikan. Variabel

demikiandinamakan variabel atribut. Variabel-variabel atribut umumnya merupakan

karakteristik manusia seperti intelegensia, jenis kelamin, status sosial, pendidikan,

sikap dan sebagainya.4

Ditinjau dari segi korelasi antar variabel dalam penelitian, terdapat beberapa bentuk

korelasi antara lain:

1. Korelasi simetris, yaitu terjadi apabila antar dua variabel ada hubungan, tetapi

tidak ada mekanisme saling mempengaruhi, masing-masing bersifat mandiri.

Contohnya hubungan antara tinggi dan berat badan, merupakan variabel

tergantung dari variabel bebas pertumbuhan.

2. Korelasi asimetris, ialah korelasi antar dua variabel dengan satu variabel

(bebas bersifat mempengaruhi varibel yang lain (terikat). Contoh: tingginya

kadar lipoprotein berat jenis rendah (Low density lipoprotein) dalam darah akan

mengakibatkan aterosklerosis.

3. Korelasi timbal balik, korelasi antar dua variabel yang atar keduanya saling

mempengaruhi. Contoh:  korelasi antara malnutrisi dengan malabsorbsi. 

Malabsorbsi akan mengakibatkan malnutrisi, sementara malnutrisi

mengakibatkan atropi selaput lendir usus yang mengakibatkan malabsorbsi.7

Pada variabel dapat berskala kategorikal ( yang dibagi menjadi skala nominal dan

ordinal) dan skala numerik ( yang dapat dibedakan menjadi skala interval dan rasio).

Pembagian jenis variabel ini tidak hanya penting dalam proses melakukan pengukuran

tetapi juga dalam analisis data.

1. Skala pengukuran pada variabel kategorikal ada dua yaitu skala nominal dan skala

ordinal.

- 9 -

Page 10: blok 26.doc

a)      Skala Nominal

Pengukuran paling lemah tingkatannya, terjadi apabila bilangan atau lambang-

lambang-lambang lain digunakan untuk mengkalsifikasikan obyek pengamatan.

Misal : Jenis kelamin, hanya membedakan laki-laki dan perempuan tanpa melihat

tingkatan atau urutan tertentu.4,5

b)     Skala Ordinal

Pengukuran ini tidak hanya membagi objek menjadi kelompok-kelompok yang tidak

tumpang tindih, tetapi antara kelompok itu ada hubungan (rangking). Jadi dari

kelompok yang sudah ditentukan dapat diurutkan menurut besar kecilnya. Dengan

kata lain, data skala ordina mempunyai urutan kategori yang bermakna, tetapi tidak

ada jarak yang terukur diantara kategori.

Misal: Tingkat pendidikan.4,5,6 

2. variabel dengan skala pengukuran numerik umumnya disajikan dalam bentuk tabel

dan grafik. Skala pengukuran pada variabel numerik ada dua yaitu skala interval dan

ratio.

a)      Skala Interval

Kalau di dalam skala ordinal kita hanya dapat menentukan urutan dari kelompok

maka di dalam skala interval selain membagi objek menjadi kelompok tertentu dan

dapat diurutkan juga dapat ditentukan jarak dari urutan kelompok tersebut dan tidak

mempunyai titik nol absolut.

Misal: Suhu normal  badan Andi biasanya 32 0C. Ketika dia menderita demam, suhu

tubuhnya menjadi 37 0C.  Berarti suhu Andi lebih panas 50C daripada suhu normal.

Nol derajat celcius bukan 0 absolut, artinya walaupun nilainya 0 bukan berarti suhu

menjadi normal, tetapi tetap ada nilainya. Tetapi jika suhu tubuh dalam skala Kelvin

(0K), termasuk dalam skala rasio karena memiliki 0 absolut/mutlak.4,5

- 10 -

Page 11: blok 26.doc

b)      Skala Rasio

Dengan skala rasio kita dapat mengelompokkan data, kelompok itu pun dapat

diurutkan dan jarak antara urutan pun dapat ditentukan. Selain itu, sifat lain untuk

data dengan skala rasio kelompok tersebut dapat diperbandingkan (ratio). Hal ini

disebabkan karena skala rasio mempunyai titik ’nol mutlak’.

Misal : Usia Responden pada penelitian.1,4,5

- 11 -

Page 12: blok 26.doc

SKALA PENGUKURAN

KATEGORIKAL/KUALITATIF/DIKONTINYU

NUMERIK/NON KATEGORIKAL/KUANTITATIF/K

ONTINYU

Nominal

Jenis kelamin

Golongan darah

Status Pernikahan

Agama

Kota

Rasio

Berat badan

Umur

Tinggi badan

Kadar gula darah

Kadar kolesterol

Lama tinggal di suatu kota

Ordinal

Tingkat pendidikan

Klasifikasi kadar kolesterol

Sikap

Tingkat Pengetahuan

Derajat Keganasan Kanker

Tingkat Kesembuhan

Interval

Suhu badan (oC)

Tingkat Kecerdasan (IQ)

Tabel 1.         Skala pengukuran variabel

- 12 -

Page 13: blok 26.doc

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Langkah-langkah dalam penelitian yaitu menentukan tujuan penelitian, hipotesis,

kerangka teori dan kerangka konsep, variabel, definisi operasional, desain penelitian,

subjek penelitian, alat ukur, pengolahan data, kesimpulan dan laporan. Kerangka

teoritis adalah suatu model yang menerangkan bagaimana hubungan suatu teori

dengan faktor‐faktor penting yang telah diketahui dalam suatu masalah tertentu. Teori

dapat memandu penelitian sehingga penelitian yang dilakukan memberikan hasil yang

diharapkan. Dari hasil kerangka teori serta masalah penelitian yang telah dirumuskan

tersebut maka dikembangkan suatu kerangka konsep penelitian. Yang dimaksud

dengan kerangka konsep penilitian adalah suatu uraian dan visualisasi hubungan atau

kaitan antara konsep satu terhadap konsep yang lainnya atau antara variabel yang satu

dengan variabel yang lain dari masalah yang ingin diteliti. Variabel digunakan sebagai

ciri, sifat atau ukuran yang dimiliki atau didapatkan oleh satuan penelitian tentang

suatu konsep pengertian tertentu, misalnya umur, jenis kelamin, pendidikan, status

perkawinan, pekerjaan, pengetahuan, pendapatan, penyakit dan sebagainya.

- 13 -

Page 14: blok 26.doc

DAFTAR PUSTAKA

1. Notoatmodjo S. Metodologi penelitian kesehatan. Jakarta: Rineka Cipta; 2010.

h.83-113.

2. Arifin Z. Dasar-dasar penulisan karya ilmiah. Jakarta: Gramedia Wigiasarana

Indonesia;2008.h. 56-57.

3. Suyanto. Metodologi dan aplikasi penelitian keperawatan. Jakarta: Nuha

Medika; 2011.h.22-26.

4. Nazir M. Metode penelitian. Jakarta: Ghalia Indonesia:2009.h.25,149-160.

5. Sastroasmoro S. Dasar-dasar metodologi penelitian klinis. Ed-3. Jakarta:

Sagung seto; 2008.h. 59-61, 255-261.

6. Azwar A, Prihartono J. Metodologi penelitian kedokteran dan kesehatan

masyarakat. Jakarta: Binarupa akara;2005.h. 23-24.

7. Budiarto E. Metodologi penelitian kedokteran. Jakarta: Buku kedokteran

EGC;2002.h.29.

- 14 -