Makalah Blok 13

31
Pemeriksaan Tumbuh Kembang Bayi 9 Bulan Augustinus Yohanes Karni Lando 102013341 Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana Jalan Arjuna Utara, Jakarta Barat 11510 Kelompok B6 Email: [email protected] ============================================================== ==== Abstrak Penanganan pasien dewasa dan anak itu sangat berbeda , mulai dari anamnesis, pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan terapi pada pasien anak ( khususnya bayi & balita ) selain keluhan penyakit perlu ditekankan pada tumbuh kembangnya. Secara alloanamnesis harus didapatkan data lengkap dari anak tersebut. Pemeriksaan fisik dibagi menjadi pemeriksaan fisik untuk bayi dan balita, dimana salah satu tahapannya adalah antropometri, yaitu peniaian tumbuh kembang anak secara fisik. Diperlukan juga terapi berupa imunisasi untuk melindungi anak dari penyakit infeksi. Kata Kunci : bayi, balita, tumbuh kembang. Abstract Handling adult and pediatric patients was very different , ranging from the history, physical examination , investigation and treatment in pediatric patients 1

description

blok13

Transcript of Makalah Blok 13

Page 1: Makalah Blok 13

Pemeriksaan Tumbuh Kembang Bayi 9 BulanAugustinus Yohanes Karni Lando

102013341

Fakultas Kedokteran Universitas Kristen Krida Wacana

Jalan Arjuna Utara, Jakarta Barat 11510

Kelompok B6

Email: [email protected]

==================================================================

Abstrak

Penanganan pasien dewasa dan anak itu sangat berbeda , mulai dari anamnesis,

pemeriksaan fisik, pemeriksaan penunjang dan terapi pada pasien anak ( khususnya bayi &

balita ) selain keluhan penyakit perlu ditekankan pada tumbuh kembangnya. Secara

alloanamnesis harus didapatkan data lengkap dari anak tersebut. Pemeriksaan fisik dibagi

menjadi pemeriksaan fisik untuk bayi dan balita, dimana salah satu tahapannya adalah

antropometri, yaitu peniaian tumbuh kembang anak secara fisik. Diperlukan juga terapi

berupa imunisasi untuk melindungi anak dari penyakit infeksi.

Kata Kunci : bayi, balita, tumbuh kembang.

Abstract

Handling adult and pediatric patients was very different , ranging from the history,

physical examination , investigation and treatment in pediatric patients ( especially infants

and toddlers ) in addition to the complaint diseases should be emphasized on growth . In

alloanamnesis must complete the data obtained from the child. Physical examination is

divided into physical examinations for infants and toddlers , where one of the stages are

anthropometry , which peniaian physical development of the child . Also required therapy in

the form of immunization to protect children from infectious diseases .

Keywords : babies , toddlers , growth and development.

1

Page 2: Makalah Blok 13

Pendahuluan

A. Latar Belakang

Anak memiliki suatu ciri yang khas yaitu selalu tumbuh dan berkembang sejak

konsepsi sampai berakhirnya masa remaja. Hal ini yang membedakan anak dengan dewasa.

Anak bukan dewasa kecil. Anak menunjukkan ciri-ciri pertumbuhan dan perkembangan yang

sesuai dengan usianya. 

B. Tujuan

Mengetahui faktor-faktor yang akan mempengaruhi dan menentukan perkembangan

anak serta mengenali dan memahami tumbuh kembang anak yang normal.

Pembahasan

A. Anamnesis

Dalam kasus ini digunakan teknik alloanamnesis yaitu mendapatkan informasi

tentang pasien dari orang lain karena pasien tidak dapat menjelaskan keluhannya .Pasien usia

9 bulan datang ke polikilinik karena belum dapat duduk sendiri. Dari faktor ibu , riwayat

kehamilan tidak ada komplikasi, lahir dengan cara normal, tanpa komplikasi dan bayi

langsung menangis. Faktor anak yaitu: tumbuh kembang anak, RPS&RPD, imunisasi, nutrisi

& riwayat penyakit keluarga.

B. Pemeriksaan Fisik

1. Pemeriksaan Antropometri1

Antropometri menurut Hinchiliff (1999) adalah pengukuran tubuh manusia dan

bagian-bagiannya dengan maksud untuk membandingkan dan menentukan norma-norma

untuk jenis kelamin,usia, berat badan, suku bangsa dll. Antropometri dilakukan pada anak-

anak untuk menilai tumbuh kembang anak sehingga dapat ditentukan apakah tumbuh

kembang anak berjalan normal atau tidak. Ketepatan dan ketelitian pengukuran sangat

penting dalam menilai pertumbuhan secara benar. Kesalahan atau kelalaian dalam cara

pengukuran akan mempengaruhi hasil pengamatan.1

2

Page 3: Makalah Blok 13

Adapun cara pengukurannya adalah sebagai berikut :

a. Pengukuran Berat Badan1

Berat badan merupakan indikator untuk keadaan gizi anak. Gangguan pada berat

badan biasanya menggambarkan gangguan yang bersifat perubahan akut/jangka pendek.1

Alasan mengapa pengukuran berat badan merupakan pilihan utama:1

1. Parameter yang paling baik, mudah terlihat perubahan dalam waktu singkat karena

perubahan konsumsi makanan dan kesehatan

2. Memberikan gambaran status gizi sekarang, jika dilakukan periodik memberikan

gambaran pertumbuhan

3. Umum dan luas dipakai di Indonesia

4. Ketelitian pengukuran tidak banyak dipengaruhi oleh keterampilan pengukur

5. Digunakan dalam KMS

6. BB/TB merupakan indeks yang tidak tergantung umur

7. Alat ukur dapat diperoleh di pedesaan dengan ketelitian tinggi ( dacin )

Pengukuran berat badan menggunakan timbangan bayi:1

1. Untuk menimbang anak sampai umur 2 tahun

2. Letakkan timbangan pada meja datar, tidak mudah bergoyang.

3. Lihat jarum atau angka harus menunjuk ke angka 0.

4. Bayi sebaiknya telanjang

5. Baringkan bayi dengan hati-hati di atas timbangan.

6. Lihat jarum timbangan sampai berhenti.

7. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan.

8. Bila bayi terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca

angka di tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan kekiri.

3

Page 4: Makalah Blok 13

Gambar 1 & 2 : Penimbangan Berat Badan Bayi2

Pengkuran berat badan menggunakan timbangan injak :1

1. Letakkan timbangan di lantai yang datar

2. Lihat jarum atau angka harus menunjuk ke 0

3. Anak pakai baju sehari-hari yang tipis (tidak pakai alas kaki, jaket,

topi, jam tangan, kalung, dan tidak memegang sesuatu)

4. Anak berdiri di atas timbangan tanpa dipegangi

5. Lihat jarum timbangan sampai berhenti

6. Baca angka yang ditunjukkan oleh jarum timbangan atau angka

timbangan

7. Bila anak terus menerus bergerak, perhatikan gerakan jarum, baca

angka di tengah-tengah antara gerakan jarum ke kanan dan ke kiri.

Gambar 3 : Timbangan Badan2

b. Pengukuran Tinggi Badan/Panjang Badan1,3

Tinggi badan merupakan antropometri yang menggambarkan keadaan

pertumbuhan skeletal. Pada keadaan normal, tinggi badan tumbuh seiring dengan 4

Page 5: Makalah Blok 13

pertambahan umur. Pertumbuhan tinggi badan tidak seperti berat badan, relatif kurang

sensitif pada masalah kekurangan gizi dalam waktu singkat. Pengaruh defisiensi zat

gizi terhadap tinggi badan akan nampak dalam waktu yang relatif lama.1,3

Untuk bayi atau anak yang belum dapat berdiri dapat menggunakan infantometer.1,3

Cara mengukur dengan posisi berbaring yaitu :1,3

1. Sebaiknya dilakukan oleh 2 orang

2. Bayi dibaringkan telentang pada alas yang datar.

3. Kepala bayi menempel pada pembatas angka 0.

4. Petugas 1 : ke2 tangan pegang kepala bayi agar tetap menempel

pada pembatas angka 0 (pembatas kepala).

5. Petugas 2 : tangan kiri menekan lutut bayi dengan lengan kiri

bawah agar lurus, sedangkan tangan menjaga agar posisi kaki

tetap lurus (tidak fleksi ataupun ekstensi). Tangan kanan

menekan batas kaki ke telapak kaki.

6. Petugas 2 membaca angka di tepi di luar pengukur.

Gambar 4 & 5 : Cara Pengukuran Tinggi Badan (Bayi & Balita)2

Untuk anak yang sudah dapat berdiri dapat menggunakan microtoise. Cara mengukur pada

posisi berdiri yaitu :1,3

1. Anak tidak pakai sandal atau sepatu.

5

Page 6: Makalah Blok 13

2. Berdiri tegak menghadap ke depan, kedua mata kaki rapat.

3. Punggung, pantat dan tumit menempel pada tiang pengukur.

4. Turunkan batas atas pengukur sampai menempel di ubun-ubun.

5. Baca angka pada batas tersebut.

Gambar 6 : Cara Pengukuran Tinggi Badan Pada Anak-anak2

c. Pengukuran Lingkar Kepala1,3

Pengukuran lingkar kepala bertujuan untuk mengetahui lingkar kepala anak dalam

batas normal atau di luar batas normal. Lingkar kepala dihubungkan dengan ukuran otak dan

tulang tengkorak. Ukuran otak meningkat secara cepat selama tahun pertama, tetapi besar

lingkar kepala tidak menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi. 1,3

Cara mengukur lingkar kepala yaitu :1,3

1. Pita ukur diletakkan pada oksiput melingkar ke arah supraorbita dan glabela.

2. Baca angka pada pertemuan dengan angka 0.

3. Hasil dicatat pada grafik lingkar kepala menurut umur dan jenis kelamin.

4. Buat garis yang menghubungkan antara ukuran yang lalu dengan ukuran sekarang.

6

Page 7: Makalah Blok 13

Gambar 7 : Cara Pengukuran Lingkar Kepala2

d. Pengukuran Lingkar Lengan Atas1,3

Merupakan salah satu pilihan untuk penentuan status gizi karena mudah, murah dan

cepat. Tidak memerlukan data umur yang terkadang sulit diperoleh. Memberikan gambaran

tentang keadaan jaringan otot dan lapisan lemak bawah kulit. Lingkar lengan atas

mencerminkan cadangan energi, sehingga dapat mencerminkan status KEP (Kurang Energi

Protein) pada balita. Namun kelemahannya adalah :1,3

1. Baku lingkar lengan atas yang sekarang digunakan belum mendapat pengujian yang

memadai untuk digunakan di Indonesia

2. Kesalahan pengukuran relatif lebih besar dibandingkan pada tinggi badan

3. Sensitif untuk suatu golongan tertentu (prasekolah), tetapi kurang sensitif untuk

golongan dewasa.

7

Page 8: Makalah Blok 13

Gambar 8 : Cara Pengukuran Lingkar Lengan Atas2

C. Faktor – Faktor yang Mempengaruhi Tumbuh Kembang4

1. Faktor Internal (Genetik)4

Merupakan modal dasar mencapai hasil proses pertumbuhan. Melalui genetik juga

dapat ditentukan kualitas dan kuantitas pertumbuhan, yang ditandai dengan :4

(1) Intensitas dan kecepatan pembelahan

(2) Derajat sensitivitas jaringan terhadap rangsangan

(3) Umur pubertas

(4) Berhentinya pertumbuhan tulang

Yang termasuk faktor internal antara lain faktor bawaan yang normal dan patologis,

jenis kelamin, obstetrik, dan ras (suku bangsa). Jika potensi genetik dapat berinteraksi dalam

lingkungan yang baik dan optimal maka pertumbuhan juga akan optimal.4

Gangguan pertumbuhan di negara maju sering diakibatkan oleh faktor genetik, sedangkan

di negara berkembang selain disebabkan oleh faktor genetik, juga oleh lingkungan yang

tidak memungkinkan seseorang tumbuh secara optimal sehingga kematian balita di negara

berkembang cukup tinggi.4

2. Faktor Eksternal (Lingkungan)4

Faktor lingkungan sangat menentukan tercapainya potensi genetik yang optimal.

Kondisi lingkungan yang buruk berakibat kondisi genetik optimal tidak dapat tercapai. Yang

termasuk faktor lingkungan adalah bio-fisik-psikososial. Faktor ini mempengaruhi setiap

individu sejak masa konsepsi sampai akhir hayat.4

8

Page 9: Makalah Blok 13

Faktor lingkungan dibagi dua:4

a. Lingkungan Pranatal4

Mempengaruhi pertumbuhan janin sejak konsepsi hingga lahir. Meliputi gizi ibu

saat hamil, mekanisme toksin/zat kimia, endokrin, radiasi, infeksi, stres, anoksia

embrio.4

b. Lingkungan Pascanatal4

Dipengaruhi oleh lingkungan, meliputi lingkungan biologis, lingkungan fisik,

faktor psikososial, keluarga dan adat-istiadat.4

FAKTOR CONTOH

I Internal

a. Genetik Individu (keluarga)

Ras/lingkungan intrauterin (ketidakcukupan

plasenta)

b. Obstetrik Individu (keluarga)

Ras/lingkungan intrauterin (ketidakcukupan

plasenta)

c. Seks Laki-laki lebih panjang dan berat

II Eksternal

a. Gizi Fetus (diet maternal: protein, energi dan iodium)

Bayi (ASI dan susu botol)

Anak (protein, energi, iodium, zink, vitamin D dan

asam folat)

b. Obat-obatan Alkohol, tembakau dan kecanduan obat-obat

lainnya

c. Lingkungan Iklim

Daerah kumuh

d. Penyakit

1. Endokrin Hormon pertumbuhan

9

Page 10: Makalah Blok 13

2. Infeksi Bakteri akut dan kronis, virus dan cacing

3. Kongenital Anemia sel sabit, kelainan metabolisme sejak lahir

4. Penyakit kronis Kanker, malabsorpsi usus halus, jantung, ginjal dan

hati

5. Psikologis Kemunduran mental/emosi

Tabel 1 : Faktor Internal & External.5

D. Tumbuh Kembang Anak6

a. Definisi Anak6

Menurut UU RI No. 4 Tahun 1979 , yang disebut anak adalah usia 0-21 tahun dan

belum menikah. Namun, menurut UU Perlindungan Anak No. 23 Tahun 2002, anak

yaitu usia 0-18 tahun, termasuk janin dalam kandungan.6

b. Ciri Khas Anak6

o Bertumbuh dan berkembang secara kontinyu sejak konsepsi sampai dengan akhir

masa remaja

o Pola khas dan teratur yaitu sefalo-kaudal, proksimo-distal

o Tahap nya berurutan ,deferensiasi dan integrasi : inner to outer, simple to complex.

Gambar 9 : Pertumbuhan Anak2

c. Pengertian Tumbuh Kembang6

Pertumbuhan ialah proses normal pertambahan ukuran organisme sebagai

akibat pertambahan jaringan pada yang telah ada sebelumnya. Pertumbuhan berkaitan

10

Page 11: Makalah Blok 13

dengan masalah perubahan dalam besar, jumlah, ukuran atau dimensi tingkat sel,

organ maupun individu, yang bisa diukur dengan ukuran berat (gram, kilogram),

ukuran panjang (cm, meter), umur tulang dan keseimbangan metabolik (retensi

kalsium dan nitrogen tubuh).6

Perkembangan ialah proses pertumbuhan dan diferensiasi. Definisi lain dari

perkembangan ialah bertambahnya kemampuan (skill) dalam struktur dan fungsi

tubuh yang lebih kompleks dalam pola yang teratur dan dapat diramalkan, sebagai

hasil dari proses pematangan. Istilah perkembangan meliputi pertumbuhan fisik,

maupun pematangan fungsi, emosi dan perilaku sosial.6

d. Kebutuhan Dasar Anak7

Kebutuhan fisik biomedik (ASUH) meliputi :7

1. Asupan nutrisi seimbang

2. Perawatan kesehatan dasar (ASI, imunisasi)

3. Sandang, pangan, hygiene sanitasi.

Kebutuhan emosi (ASIH) meliputi :7

Kasih sayang yaitu ikatan batin (bonding) dan rasa percaya (basic trust).7

Kebutuhan stimulasi mental (ASAH) meliputi:7

Proses pendidikan, pelatihan, rekreasi.7

e. Tahapan Tumbuh Kembang8

1. Neonatus (lahir – 28 hari)8

Pada tahap ini, perkembangan neonatus sangat memungkinkan untuk dikembangkan

sesuai keinginan.8

2. Bayi (1 bulan – 1 tahun)8

Umur 0-3 bulan8

1. Mengangkat kepala setinggi 45 derajat

2. Menggerakkan kepala dari kanan/kiri ke tengah

3. Melihat dan menatap wajah orang lain

4. Mengoceh spontan atau bereaksi dengan mengoceh

5. Suka tertawa keras

6. Bereaksi terkejut terhadap suara keras11

Page 12: Makalah Blok 13

7. Membalas tersenyum ketika diajak bicara atau tersenyum

8.Mengenal ibu dengan penglihatan, pendengaran, penciuman, dan kontak

Umur 3-6 bulan8

- Berbalik dari telungkup ke terlentang

- Mengangkat kepala setinggi 90 derajat

- Mempertahankan kepala tetap tegak dan stabil

- Menggenggam pensil

- Meraih benda yang ada dalam jangkauannya

- Memegang tangannya sendiri

- Berusaha memperluas pandangan

- Mengarahkan matanya pada benda-benda kecil

- Mengeluarkan suara gembira bernada tinggi atau memekik

- Tersenyum ketika melihat gambar atau mainan yang menarik saat bermain sendiri

Umur 6-9 bulan8

- Duduk tanpa dibantu

- Tengkurap dan berbalik sendiri

- Merangkak meraih benda atau mendekati seseorang

- Memindahkan benda dari satu tangan ke tangan yang lain

- Memegang benda kecil dengan ibu jari dan jari telunjuk

- Bergembira dengan melempar benda-benda

- Mengeluarkan kata-kata tanpa arti

- Mengenal muka anggota keluarga dan takut pada orang lain

- Mulai berpartisipasi dalam permainan tepuk tangan

Umur 9-12 bulan8

- Berdiri sendiri tanpa dibantu

- Berjalan dengan dituntun

- Menirukan suara

- Mengulang bunyi yang didengarnya

- Belajar menyatakan satu atau dua kata

- Mengerti perintah sederhana atau larangan

12

Page 13: Makalah Blok 13

- Minat yang besar dalam mengeksplorasi sekitarnya

- Ingin menyentuh apa saja dan memasukkan benda-benda ke mulutnya

- Berpartisipasi dalam permainan

Todler (1-3 tahun)8

Peningkatan kemampuan psikososial dan perkembangan motorik.

Anak usia 12-18 bulan :8

- Mulai mampu berjalan dan mengeksplorasi rumah serta sekeliling rumah

- Menyusun 2 atau 3 kotak

- Dapat mengatakan 5-10 kata

- Memperlihatkan rasa cemburu dan rasa bersaing

Anak usia 18-24 bulan :8

- Mampu naik turun tangga

- Menyusun 6 kotak

- Menunjuk mata dan hidungnya

- Menyusun dua kata

- Belajar makan sendiri

- Menggambar garis di kertas atau pasir

- Mulai belajar mengontrol buang air besar dan buang air kecil

- Menaruh minat kepada apa yang dikerjakan oleh orang yang lebih besar

- Memperlihatkan minat kepada anak lain dan bermain-main dengan mereka

Anak usia 2-3 tahun :8

- Anak belajar meloncat, memanjat, melompat dengan satu kaki

- Membuat jembatan dengan 3 kotak

- Mampu menyusun kalimat

- Mempergunakan kata-kata saya atau aku

- Bertanya

- Mengerti kata-kata yang ditujukan kepadanya

- Menggambar lingkaran

- Bermain dengan anak lain

13

Page 14: Makalah Blok 13

- Menyadari adanya lingkungan lain di luar keluarganya

E. Jenis-jenis imunisasi pada anak < 1 tahun.8

BCG

HEPATITIS B

POLIO

DPT

CAMPAK

Imunisasi ada dua macam, yaitu imunisasi aktif dan pasif. Imunisasi aktif adalah

pemberian kuman atau racun kuman yang sudah dilemahkan atau dimatikan dengan tujuan

untuk merangsang tubuh memproduksi antibodi sendiri. Contohnya adalah imunisasi polio

atau campak. Sedangkan imunisasi pasif adalah penyuntikan sejumlah antibodi, sehingga

kadar antibodi dalam tubuh meningkat. Contohnya adalah penyuntikan ATS (Anti Tetanus

Serum) pada orang yang mengalami luka kecelakaan.8

Contoh lain adalah yang terdapat pada bayi yang baru lahir dimana bayi tersebut

menerima berbagai jenis antibodi dari ibunya melalui darah placenta selama masa

kandungan, misalnya antibodi terhadap campak.8

a. Jenis Imunisasi8

Sesuai dengan program pemerintah, anak-anak wajib mendapatkan imunisasi dasar

terhadap tujuh macam penyakit yaitu TBC, difteria, tetanus, batuk rejan (pertusis), polio,

campak (measles, morbili) dan hepatitis B. Sedangkan imunisasi terhadap penyakit lain

seperti gondongan (mumps), campak Jerman (rubella), tifus, radang selaput otak (meningitis),

hepatitis A, cacar air (chicken pox, varicella) dan rabies tidak diwajibkan, tetapi dianjurkan.8

Berikut ini penjelasan mengenai beberapa vaksin yang sering diberikan pada anak :8

1. Vaksin BCG8

Penularan penyakit TBC terhadap seorang anak dapat terjadi karena terhirupnya

percikan udara yang mengandung kuman TBC. Kuman ini dapat menyerang berbagai organ

tubuh, seperti paru-paru (paling sering terjadi), kelenjar getah bening, tulang, sendi, ginjal,

hati, atau selaput otak (yang terberat). Pemberian imunisasi BCG sebaiknya dilakukan pada

14

Page 15: Makalah Blok 13

bayi yang baru lahir sampai usia 12 bulan, tetapi imunisasi ini sebaiknya dilakukan sebelum,

bayi berumur 2 bulan. Imunisasi ini cukup diberikan satu kali saja. Bila pemberian imunisasi

ini "berhasil," maka setelah beberapa minggu di tempat suntikan akan timbul benjolan kecil.

Karena luka suntikan meninggalkan bekas, maka pada bayi perempuan, suntikan sebaiknya

dilakukan dipaha kanan atas. Biasanya setelah suntikan BCG diberikan, bayi tidak

menderita demam.8

2. Vaksin DPT (Difteria, Pertusis, Tetanus)8

Kuman difteri sangat ganas dan mudah menular. Gejalanya adalah demam tinggi dan

tampak adanya selaput putih kotor pada tonsil (amandel) yang dengan cepat meluas dan

menutupi jalan napas. Selain itu racun yang dihasilkan kuman difteri dapat menyerang otot

jantung, ginjal, dan beberapa serabut saraf. Racun dari kuman tetanus merusak sel saraf pusat

tulang belakang, mengakibatkan kejang dan kaku seluruh tubuh. Pertusis (batuk 100 hari)

cukup parah bila menyerang anak balita, bahkan penyakit ini dapat menyebabkan kematian.

Di Indonesia vaksin terhadap difteri, pertusis, dan tetanus terdapat dalam 3 jenis kemasan,

yaitu: kemasan tunggal khusus untuk tetanus, bentuk kombinasi DT, dan kombinasi DPT.

Imunisasi dasar DPT diberikan 3 kali, yaitu sejak bayi berumur 2 bulan dengan selang waktu

penyuntikan minimal selama 4 minggu. Suntikan pertama tidak memberikan perlindungan

apa-apa, itu sebabnya suntikan ini harus diberikan sebanyak 3 kali. Imunisasi ulang pertama

dilakukan pada usia 1-2 tahun atau kurang lebih 1 tahun setelah suntikan imunisasi dasar ke-

3. Imunisasi ulang berikutnya dilakukan pada usia 6 tahun atau kelas 1 SD. Pada saat kelas 6

SD diberikan lagi imunisasi ulang dengan vaksin DT (tanpa P). Reaksi yang terjadi biasanya

demam ringan, pembengkakan dan nyeri di tempat suntikan selama 1-2 hari. Imunisasi ini

tidak boleh diberikan kepada anak yang sakit parah dan yang menderita kejang demam

kompleks.8

3. Vaksin Polio8

Gejala yang umum terjadi akibat serangan virus polio adalah anak mendadak lumpuh

pada salah satu anggota geraknya setelah demam selama 2-5 hari. Terdapat 2 jenis vaksin

yang beredar, dan di Indonesia yang umum diberikan adalah vaksin Sabin (kuman yang

dilemahkan). Cara pemberiannya melalui mulut. Di beberapa negara dikenal pula

Tetravaccine, yaitu kombinasi DPT dan polio. Imunisasi dasar diberikan sejak anak baru lahir

15

Page 16: Makalah Blok 13

atau berumur beberapa hari dan selanjutnya diberikan setiap 4-6 minggu. Pemberian vaksin

polio dapat dilakukan bersamaan dengan BCG, vaksin hepatitis B, dan DPT. Imunisasi

ulangan diberikan bersamaan dengan imunisasi ulang DPT.8

4. Vaksin Campak (Morbili, Measles)8

Penyakit ini sangat mudah menular. Gejala yang khas adalah timbulnya bercak-bercak

merah di kulit setelah 3-5 hari anak menderita demam, batuk atau pilek. Bercak merah ini

mula-mula timbul di pipi yang menjalar ke muka, tubuh dan anggota badan. Bercak merah ini

akan menjadi coklat kehitaman dan menghilang dalam waktu 7-10 hari. Pada stadium

demam, penyakit campak sangat mudah menular. Sedangkan pada anak yang kurang gizi,

penyakit ini dapat diikuti oleh komplikasi yang cukup berat seperti radang otak

(encephalitis), radang paru atau radang saluran kencing. Bayi baru lahir biasanya telah

mendapat kekebalan pasif dari ibunya ketika dalam kandungan dan kekebalan ini bertahan

hingga usia bayi mencapai 6 bulan. Imunisasi campak diberikan kepada anak usia 9 bulan.

Biasanya tidak terdapat reaksi akibat imunisasi. Namun adakalanya terjadi demam ringan

atau sedikit bercak merah pada pipi di bawah telinga, atau pembengkakan pada tempat

suntikan.8

5. Vaksin Hepatitis B8

Cara penularan hepatitis B dapat terjadi melalui mulut, transfusi darah, dan jarum

suntik. Pada bayi, hepatitis B dapat tertular dari ibu melalui plasenta semasa bayi dalam

kandungan atau pada saat kelahiran. Virus ini menyerang hati dan dapat menjadi

kronik/menahun yang mungkin berkembang menjadi cirrhosis (pengerasan) hati dan kanker

hati di kemudian hari. Imunisasi dasar hepatitis B diberikan 3 kali dengan tenggang waktu 1

bulan antara suntikan pertama dan kedua, dan tenggang waktu 5 bulan antara suntikan kedua

dan ketiga. Imunisasi ulang diberikan 5 tahun setelah pemberian imunisasi dasar.8

6. Vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella)8

Vaksin ini masih di impor dan harganya cukup mahal. Penyakit gondongan

sebenarnya tidak berbahaya, tetapi bisa mengakibatkan komplikasi yang serius seperti radang

otak dan radang buah pelir (pada pria) atau kandung telur (pada wanita) dan dapat

mengakibatkan kemandulan. Penyakit rubella sebenarnya ringan, tetapi dapat membahayakan

karena dapat merusak janin dalam kandungan pada masa kehamilan muda. Imunisasi MMR

16

Page 17: Makalah Blok 13

diberikan satu kali setelah anak berumur 15 bulan. Imunisasi ulang dilakukan setelah anak

berusia 12 tahun.8

7. Vaksin Tifus/ Demam Tifoid8

Vaksin ini tidak diwajibkan dengan pertimbangan bahwa penyakit tifus tidak

berbahaya pada anak dan jarang menimbulkan komplikasi. Gejala penyakit yang khas adalah

demam tinggi yang dapat berlangsung lebih dari 1 minggu disertai dengan lidah yang tampak

kotor, sakit kepala, mulut kering, rasa mual, lesu dan kadang-kadang disertai sembelit atau

mencret. Ada 2 jenis vaksin demam tifoid, yaitu vaksin oral (Vivotif) dan vaksin suntikan

(TyphimVi). Vaksin suntikan diberikan sekali pada anak umur 2 tahun dan diulang setiap 3

tahun. Vaksin oral diberikan pada anak umur 6 tahun atau lebih. Kemasan vaksin oral terdiri

dari 3 kapsul yang diminum sekali sehari dengan selang waktu 1 hari.8

8. Vaksin Radang8

Selaput Otak Haemophilus influenzae tipe B (Hib) Penyakit ini berbahaya dan paling

sering menyerang anak usia 6-12 bulan. Radang selaput otak Hib sering mengakibatkan cacat

saraf atau kematian. Di Indonesia telah beredar 2 jenis vaksin Hib, yaitu ActHIB buatan

Perancis dan PedvaxHIB buatan USA. PedvaxHIB: Imunisasi dasar diberikan 2 kali pada

usia 2-14 bulan dengan selang waktu 2 bulan. Bila dosis kedua diberikan pada usia di bawah

12 bulan, maka imunisasi ulangan harus diberikan paling cepat 2 bulan setelah suntikan

kedua. Untuk anak yang baru mendapat imunisasi setelah berusia lebih dari 15 bulan, maka

imunisasi cukup diberikan satu kali tanpa ulangan. ActHIB: Imunisasi dasar diberikan pada

usia 2-6 bulan sebanyak 3 kali dengan jarak waktu 1-2 bulan. Imunisasi ulangan diberikan 12

bulan setelah imunisasi terakhir. Bila imunisasi diberikan pada usia 1-5 tahun maka cukup

diberikan satu kali tanpa ulangan.8

9. Vaksin Hepatitis A8

Walaupun gejalanya lebih nyata dan lebih berat dari hepatitis B, penyakit ini jarang

menyebabkan komplikasi atau kematian. Tanda-tandanya adalah demam, mual, lesu, mata

dan kulit kekuningan disertai warna kencing seperti air teh. Biasanya akan sembuh dalam

waktu 2-3 minggu. Imunisasi dasar dengan vaksin Havrix diberikan 2 kali dengan selang

waktu 2-4 minggu. Dosis ke-3 diberikan 6 bulan setelah suntikan pertama.8

10. Vaksin Cacar Air (Varicella)8

17

Page 18: Makalah Blok 13

Cacar air merupakan penyakit yang sangat menular, tetapi ringan. Gejalanya khas,

mula-mula timbul bintik kemerahan yang makin membesar membentuk gelembung berisi air

dan akhirnya mengering dalam waktu 1 minggu. Gejala ini mula-mula muncul di daerah

perut, dada dan punggung, kemudian menyebar ke muka, kepala dan anggota badan.

Komplikasi yang mungkin timbul adalah radang kulit, radang paru (pneumonia), radang otak

(encephalitis), atau varicella kongenital bila ibu menderita varicella pada kehamilan muda.

Harga vaksin (Varillix) masih mahal, karena itu direkomendasikan diberikan pada anak

berusia di atas 12 tahun yang belum pernah terkena varicella dan diulang 6-8 minggu

kemudian.8

b. Jadwal Pemberian Imunisasi Wajib8

1 bulan : Hepatitis B-1, BCG, OPV-1 (oral polio vaccine)

2 bulan : Hepatitis B-2, DPT-1, OPV-2

3 bulan : DPT-2, OPV-3

4 bulan : DPT-3, OPV-4

7 bulan : Hepatitis B-3

9 bulan : Campak

F. Asupan Gizi Anak.9

1. Usia 0-12 bulan (bayi/infant)9

a. Energi 9

6 bulan pertama : 115-120 kkal/kg/hari

6 bulan kedua : 105-110 kkal/kg/hari

b. Protein9

Berfungsi menyediakan asam amino yang merupakan bahan esensial untuk

pertumbuhan jaringan. Untuk bayi prematur ditambah tirosin, sistein dan taurin.9

6 bulan pertama : 2.2 g/kg/hari

6 bulan kedua : 2 g/kg/hari

c. Lemak9

18

Page 19: Makalah Blok 13

Berfungsi untuk memenuhi kebutuhan energi, penyerapan vitamin larut lemak,

kalsium dan mineral lain. Komposisi asam lemak essensial rasio asam linoleat dan

linolenat penting karena berperan dalam perkembangan susunan syaraf.9

Kebutuhan belum ada anjuran : 30 % dari total energi, 3% dari asam linoleat.

d. Karbohidrat9

Merupakan komponen terbesar dari asupan energi ( 40-50 % ), terutama laktosa.9

e. Vitamin dan Mineral9

Vit K, D, B12

Zat besi terdapat cadangan dalam tubuh bayi sampai usia 6 bulan.9

f. Air / Cairan9

Cairan dalam tubuh bayi sebanyak 70-75% BB yang terdiri dari 50%

intraseluler, 15% intertisial, dan 5% plasma. Kebutuhan ditentukan dari jumlah air

yang hilang melalui paru-paru, kulit, feses dan urin, sebagian untuk proses

pertumbuhan serta pada keadaan tertentu dapat terjadi kebutuhan cairan yang

meningkat . Rasio cairan : kalori = 1,5:1.9

2. Masa kanak-kanak (Childhood)9

Dikelompokkan dalam tiga kategori9

1-3 tahun (toddler)

4-6 tahun (prasekolah)

6-12 tahun (masa sekolah)

Toddler dan prasekolah mempunyai pola makan transisi dari bayi ke dewasa.9

a. Energi9

1-3 tahun : 100 kkal/kgBB/hari

4-6 tahun : 90 kkal/kgBBB/hari

b. Protein9

1-3 tahun : 1,2 g/kgBB/hari

4-6 tahun : 1,1g/kgBB/hari

c. Lemak9

30-35 % dari total energi, dan asam linoleat 1-2% dari total energi

d. Mineral9

Kebutuhan meningkat dengan progresif . Ada 3 kelompok mineral :9

1. Kalsium, fosfor, dan magnesium

2. Besi, iodium, dan elemen mineral19

Page 20: Makalah Blok 13

3. Zinc yang berfungsi untuk sintesis protein dan pembelahan sel

3. Pemberian Makanan Sehat Untuk Bayi dan Balita9

a. Usia 0-6 bulan9

Pada usia ini , bayi hanya diberikan ASI eksklusif. ASI diberikan sedini

mungkin dan tanpa jadwal serta tidak diberi makanan lain, walaupun hanya air putih

sampai bayi berumur 6 bulan.9

b. Usia 6-8 bulan9

Setelah melewati usia 6 bulan, maka bayi dapat diberikan makanan tambahan

yang lumat seperti bubur tepung kacang hijau, bubur beras merah, susu, biskuit

dicampur susu, buah-buahan matang yang mudah dilumat seperti pisang, alpukat,

pepaya dan sebagainya namun ASI masih tetap diberikan.9

c. Usia 8-12 bulan9

Dapat diberikan makanan lembek seperti bubur nasi, nasi tim, buah-buahan

matang yang mudah dilumat. Seperti pada usia-usia sebelumnya ASI harus tetap

diberikan.9

d. Usia 12-24 bulan9

Memberikan ASI sesuai keinginan anak. Sudah dapat diberikan nasi lembek

yang ditambah telur/ayam/ikan/tempe/tahu/wortel/bayam dan diberikan 3 kali sehari.

Diberikan juga makanan selingan 2 kali sehari diantara waktu makan seperti bubur

kacang hijau, pisang dan biskuit.9

e. Usia >2 tahun9

Diberikan makanan yang biasa dimakan oleh keluarga 3 kali sehari yang

terdiri dari nasi, lauk pauk, sayur dan buah. Diberikan juga makanan selingan 2 kali

sehari diantara waktu makan.9

Kesimpulan

Pertumbuhan dan perkembangan seorang anak dapat dipengaruhi oleh berbagai

faktor, salah satunya adalah genetik dan lingkungan. Kebutuhan dasar anak yang tercukupi

20

Page 21: Makalah Blok 13

juga akan membantu pertumbuhan anak agar optimal. Setiap anak mengalami pertumbuhan

dan perkembangan yang berbeda-beda, dalam kasus ini mungkin bayi berumur 9 bulan

tersebut mengalami pertumbuhan yang sedikit terlambat, namun dapat disimpulkan bahwa

masih dalam batas-batas normal.

Daftar Pustaka

1. Narendra MB, Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IG, Wiradisuria S. Buku Ajar

Tumbuh Kembang Jilid I. Unit Koordinasi Kerja Tumbuh Kembang-Pediatri Sosial Ikatan

Dokter Indonesia, 2009.h.175-9

2. Diunduh dari : www.images.google.com. 2 Januari 2015. Pukul 14.30

3. Narendra MB,Sularyo TS, Soetjiningsih, Suyitno H, Ranuh IG, Wiradisuria S. Buku Ajar

Tumbuh Kembang Jilid II. Unit Koordinasi Kerja Tumbuh Kembang-Pediatri Sosial

Ikatan Dokter Indonesia, 2010.h.34-8

4. Hardjono S, Sulaiman I, Moersintowarti B.N. Gagal Tumbuh (Failure To Thrive).

Continuing Education Ilmu Kesehatan Anak No.32,Oktober 2007.h 37-43

5. Schartz MW. Pedoman klinis pediatri. Jakarta : EGC:2009.h 25-31

6. Soetjiningsih. Tumbuh kembang anak. Jakarta: penerbit buku kedokteran EGC;2012.h15-721

Page 22: Makalah Blok 13

7. Cahyono JBSB, Lusi RA, Verawati, Sitorus R, Utami RCB, Dameria K. Vaksinasi , cara

ampuh mencegah penyakit infeksi. Jakarta: Kanisius;2010.h. 165-9

8. Baratawidjaja,Garna K.Imunologi Dasar Edisi Ke 7 Cetakan ke 5.Jakarta:FK UI;2011.h

24-27

9. Narendra,Moersintowati B.Tumbuh Kembang Anak dan Remaja Edisi Pertama.Jakarta:

IDAI,Sagung Seto: 2007.h. 13-18

22