Makalah Blok 13 Bla

34
Tumbuh Kembang yang Kurang Baik pada Bayi Jacob Benedick Sirait 102010287 (F2) Mahasiswa Fakultas Kedokteran * Alamat Korespondensi: Jacob Benedick Sirait Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana Jl. Arjuna Utara No. 06 Jakarta 11510 No Telp (021) 5694-2051 email: [email protected] Pendahuluan Pertumbuhan pada masa bayi adalah salah satu masa yang sangat penting pada suatu individu, hal ini akan sangat memengaruhi individu tersebut kelak pada hari dewasanya. Pertumbuhan pada masa bayi bisa dikatakan cukup cepat, kemudian berangsur melambat dan kemudian mengalami percepatan kembali saat masa remaja. Kurangnya perhatian terhadap masalah pertumbuhan dan perkembangan bayi dapat membawa dampak yang buruk, di mana dapat timbulnya berbagai hal-hal yang tidak diinginkan, baik itu pada fisik maupun mental individu tersebut. Karena itu, pada dasarnya ada suatu kepentingan bagi suatu profesi seperti dokter untuk memberikan penyuluhan

description

Makalah tentang tumbuh kembang pada bayi yang baru lahir

Transcript of Makalah Blok 13 Bla

Page 1: Makalah Blok 13 Bla

Tumbuh Kembang yang Kurang Baik pada Bayi

Jacob Benedick Sirait

102010287 (F2)

Mahasiswa Fakultas Kedokteran

*Alamat Korespondensi:

Jacob Benedick Sirait

Fakultas Kedokteran Universitas Krida Wacana

Jl. Arjuna Utara No. 06 Jakarta 11510

No Telp (021) 5694-2051 email: [email protected]

Pendahuluan

Pertumbuhan pada masa bayi adalah salah satu masa yang sangat penting pada suatu

individu, hal ini akan sangat memengaruhi individu tersebut kelak pada hari dewasanya.

Pertumbuhan pada masa bayi bisa dikatakan cukup cepat, kemudian berangsur melambat dan

kemudian mengalami percepatan kembali saat masa remaja. Kurangnya perhatian terhadap

masalah pertumbuhan dan perkembangan bayi dapat membawa dampak yang buruk, di mana

dapat timbulnya berbagai hal-hal yang tidak diinginkan, baik itu pada fisik maupun mental

individu tersebut. Karena itu, pada dasarnya ada suatu kepentingan bagi suatu profesi seperti

dokter untuk memberikan penyuluhan kepada para orang tua untuk menyadari pentingnya

pemberian hal-hal yang sangat dibutuhkan anak mereka demi tercapainya suatu proses

tumbuh-kembang yang optimal.

Page 2: Makalah Blok 13 Bla

Kebutuhan Dasar Bayi “ASUH, ASIH, ASAH”

Orang tua pada dasarnya wajib memberikan informasi, dukungan, makanan dan hal –

hal lainnya yang menjadi dasar bagi pertumbuhan anaknya. Usia yang berbeda akan

membutuhkan kebutuhan yang berbeda pula. Ada beberapa kategori yang dapat di pisahkan

dalam konteks kebutuhan dasar, yaitu kebutuhan akan makanan atau energy-energy yang

dibutuhakan oleh tubuh anak supaya dapat bertumbuh dengan maksimal, kebutuhan akan

perkembangan emosional dari anak, yaitu dengan memberikan kasih saying dan pelajaran-

pelajaran lainnya, dan kebutuhan untuk membimbing anak menjadi pribadi yang siap

menatap masa depannya dengan kekuatannya sendiri. Hal-hal tersebut bisa dikatakan tidak

lah gampang, tetapi tentu saja dapat dilakukan dan harus dilakukan.1

Asuh pada dasarnya berhubungan dengan hal-hal seperti memberikan kebutuhan

dasar bagi perkembangan tubuh anak secara optimal, baik dengan makanan yang bergizi

maupun dengan memberikan imunisasi bagi anak untuk membangun kekebalan terhadap

beberapa penyakit tertentu. ASIH berhubungan dengan pemberian hal-hal yang berguna

untuk merangsang pertumbuhan anak akan kebutuhan emosional, sehingga emosional anak

dapat berkembang dengan normal. Hal ini yang akan membentuk pribadi anak tersebut kelak.

Lalu “ASAH” yang merupakan pemberian bekal pembelajaran untuk mengasah anak

menggunakan kemampuan berpikir mereka. Mereka di ajak untuk mulai berpikir akan

sekelilingnya, di minta untuk mulai bisa bertindak sesuai dengan apa yang diinginkannya,

tapi tetap mengikuti kaidah yang berlaku. Hal ini tentu saja harus mendapat bimbingan yang

sangat ketat, baik dari keluarga, sekolah, bahkan dari intitusi keagamaan yang di anut.

Termpramen dan Pengaturan Diri

Salah satu peristiwa yang sering dijumpai pada praktik pediatric adalah pujian atau

kekecewaaan orang tua dalam menemukan bahwa betapa berbedanya kepribadian dan

perilaku anak pertama dan anak kedua. Pada keluarga dengan lebih dari 1 anak, satu anak

dapat sangat mudah mengalamai patah tulang, jatuh dari tempat tinggi, mengalami ruam yang

tidak lazim, atau suatu rangkaian infeksi telinga dan selesma yang tampak tidak ada habisnya.

Satu anak dapat sangat terbuka, sementara anak yang lain bersifat takut-takut dan menarik

diri. Seorang anak perempuan dapat merupakan atlet hebat, sementara anak laki-laki tidak

memiliki minat sama sekali terhadap olahraga. Dokter tentu saja mengenali adanya rentang

Page 3: Makalah Blok 13 Bla

rasa takut mulai dari tenang diam hingga rebut, yang terjadi pada dimulainya pemeriksaan

fisik atau ketidaknyamanan imunisasi.1

Apresiasi terhadap perbedaan tempramen individual merupakan sesuatu yang penting

dalam praktik pediatric, tidak hanya karena dampaknya pada perkembangan serta perilaku,

tetapi juga karena kemungkinan kaitannya dengan kesehatan mental sekaligus fisik. Sebagai

contoh, anak prasekolah dengan rasa malu ekstrem dapat berada pada risiko yang lebih tinggi

untuk mengalamai ganggauan ansietas pada masa kanak-kanak pertengahan atau untuk

mengalami gangguan panic dan agoraphobia( ketakutan berada pada ruangan yang besar atau

terbuka) sebagai orang dewasa.

Kemampuan mengenal dan mengontrol “warna” emosi pada peristiwa yang terjadi di

lingkungan merupakan prestasi kritis dini pada perkembangan. Interaksi bayi dengan

permberi perawatan, terutama dengan ibu mereka, tampaknya membimbing dan membentuk

pengalaman serta ekspresif afektif dalam bulan-bulan pertama kehidupan. Nanti seiring

berjalannya maturasi, pengaturan pengalaman emosional menjadi terlepas dari pemberi

perawatan dan lebih dapat dijangkau oleh control diri anak yang tengah muncul. Pada tahun-

tahun mendatang, perbedaan kemampuan pengaturan diri individual semacam itu muncul

sebagai sebuah penentu penting terhadap kesejahteraan mental dan fisik. Pada masa yang

dapat dikatakan sebagai masa pra-ilmiah dua setengah abad yang lalu, Sydenham menulis

bahwa penyebab “gangguan cemas” mungkin terletak pada “tempramen tubuh yang diberikan

oleh alam”.1

Kelekatan dan Individualisme

Ikatan awal dan kelekatan yang terus berkembang yang merupakan cirri khas

hubungan bayi-pemberi perawatan memiliki dasar biologi yang kuat. Seperti dijelaskan oleh

Bowlby, bayi baru lahir dan orang tua mereka telah terprogram secara genetic untuk

membentuk kelekatan yang kuat antara satu sama lain. Bayi muda lebih memilih berespons

pada bayangan wajah manusia dan pada suara bernada tinggi milik seorang ibu. Sebaliknya,

pemberi perawatan memiliki ketertarikan alami terhadap “magnetism” senyum seorang bayi

dan urgensi tangisannya. Perilaku kelekatan mendasar ini telah ditemukan dalam beragam

konfigurasi keluarga dan melewati suatu rentang budaya yang luas.1

Dengan demikian, jika seorang anak kecil dan pemberi perawatannya saling

memahami satu sama lain, interaksi mereka akan bersifat adaptif. Selama tahun-tahun awal

Page 4: Makalah Blok 13 Bla

kehidupan seorang bayi, sejumlah besar tanggung jawab untuk mendorong suatu hubungan

yang harmonis terletak pada kemampuan pemberi perawatan membaca sinyal serta respons

bayi secara benar. Apabila respon pemberi perawatan berkontak dapat diramalkan dan sejalan

dengan perasaan bayi, anak kecil tersebut akan mengalami perasaan awal berupa keamanan,

keefektifan personal, dan rasa berharga yang positif. Hal ini menghasilkan apa yang disebut

sebagai “kepercayaan dasar” oleh Erikson, atau fenomena yang kemampuan diramalakan dari

luar menyebabkan rasa pasti dari dalam. Bagi orang tua kemampuan membaca sinyal dari

bayi mereka merupakan pengalaman yang luar biasa dan tidak perlu mendapat bimbingna

dari professional, tapi adakalanya juga mengalamai kesulitan karena bayi mereka yang tidak

mampu untuk merespon atau pun susah di baca karena premature, gangguan neurologi,

penyakit kronis, maupun gaya tempramen yang ekstrem.1

Selama 6 bulan pertama kehidupan, sebagian besar bayi berespon secara positif

terhadap siapapun, pada 6 bulan kedua, mereka mulai mencari kedekatan dengan pemberi

perawatan primer mereka, dan setelah 2 tahun, anak akan mulai melakukan pelepasan secara

bertahap terhadap pemberi perawatan mereka, dan mulai menyadari keadaan terpisahnya dan

memperlihatkan berbagai derajat perilaku kecemasan terhadap keadaan terpisah ini, dan

setelah 3 tahun mereka sudah mulai dapat mentolerir ketidakadaan pemberi perwatan primer

dan mulai bisa menerima kehadiran orang dewasa yang tidak dikenal tanpa banyak kesulitan.1

ASI pada bayi sebagai makanan dasar awal

Menyusui merupakan praktik pemberian makanan pada bayi yang dipengaruhi oleh

berbagai factor social, budaya, ilmiah, dan komersial, telah sangat bervariasi selama separuh

abad ini. Ketrsediaan makanan/susu formula bayi yang dari segi gizi cukup baik telah

member orang tua lebih banyak pilihan dan keleluasaan dalam member makan bayi mereka.

Namun bagaimanapun, keunggulan gizi, imunologik, dan psikologik ASI tetap tidak

tergoyahkan. Keputusan utnuk memberikan ASI atau susu botol biasanya dibuat sebelum

bayi lahir sehingga hal ini menjadi topic yang penting untuk didikusikan selama kunjungan

prenatal. Dokter harus mempromosikan manfaat menyusui dengan memberikan informasi,

menyingkirkan kesalahan anggapan dan membatu orang tua memperjelas perasaan serta sikap

mereka mengenai pemberian makan bayi. 1

Pengisapan oleh neonates akan merangsang hipofisis ibu mengeluarkan prolaktin

serta oksitosin, yang kemudian merangsang produksi dan pelepasan ASI. Kadar prolaktin

Page 5: Makalah Blok 13 Bla

dipertahankan oleh drainase payudara yang adekuat dan mungkin dipengaruhi secara negative

oleh berbagai factor misalnya pemakaian obat tertentu, kelelahan orang tua, dan stress.

Pengeluaran oksitosin dan reflex ejeksi susu selanjutnya terjadi sebagai respons terhadapap

pengisapan oleh bayi dan ditingkatkan oleh istirahat, rasa hangat, atmosfer yang tenang, dan

kesenangan ketika menatap dan mendengar suara bayi. Pengeluaran oksitosin mungkin

dihambat oleh rasa nyeri, malu, teralihnya perhatian, dan rasa lelah.

Selama beberapa hari pertama postpartum, bayi mendapat kolostrum dalam jumlah

sedikit tetapi kaya mengandung antibody. Rutinitas menyusui yang suboptimal selama

periode ini jarang menggangu keberhasilan akhir penyusuan. Orang tua yang ingin sekali-

sekali memberikan suplementasi penyusuan dengan susu botol sebaikknya menunggu

beberapa minggu sampai pola menyusui sudah terbentuk. Gerakan mulut dan lidah yang

digunakan dalam menyusui berbeda dan lebih intensif daripada ketika meminum susu dari

dot. 1

Pemberian makanan formula, vitamin, dan peningkatan ke makanan padat

Bagi orang tua yang memilih untuk tidak menyusui anaknnya, tersedia beragam susu/

makanan formula. Orangtua harus diberi tahu mengenai kemiripan serta perbedaan di antara

berbagai formula, penyiapan , dan penyimpanan yang benar, dan apa yang diharapkan dalam

hal frekuensi serta jumlah pemberian.

Sebagian besar formula komersial yang dirancang berasal dari susu sapi, yang terdiri

dari susu skim yang direkonstruksi atau susu sapi, yang terdiri atas susu skim dengan

tambahan protein whey. Sumber karbohidrat adalah laktosa, meskipun sebagian juga

menambahkan pati, atau karbohidrat kompleks. Kandungan lemak terdiri atas campuran

minyak nabati yang dapat dicernadan diserap secara lebih baik dibandingkan lemak alami

susu. Komposisi formula ini dianggap mampu menjadi alternative gizi yang adekuat terhadap

ASI.1

Seperti menyusui, orang tua didorong untuk member makan sesuai keinginan bayi.

Sebagian besar neonates akan meminum 60-90 gram pada setiap 2-3 jam dan jangan

dibiarkan lebih dari 5 jam tanpa minum. Bayi yang mendapatkan susu formula biasanya akan

kehilangan berat badan sebanyak kurang dari 8% berat lahirnya, dan kembali memperoleh

berat mereka pada hari ke tujuh sampai kesepuluh. Bayi pada usia enam bulan setidaknya

Page 6: Makalah Blok 13 Bla

sudah meminum kurang dari 900 gram susu formula perhari dalam kombinasi dengan

makanan padat, dan kalori dari susu formula tidak boleh melebihi 65% jumlah asupan total.1

Bayi yang sehat tidak dianjurkan untuk mendapatkan suplementasi vitamin rutin

terlebih apabila bayi tersebut tidak memiliki factor risiko spesifik untuk defisiensi. Karena

formula komersial sudah diperkuat dengan vitamin dan mineral, bayi aterm yang mendapat

susu formula tidak memerlukan suplementasi tambahan. Secara alamiah, ASI kaya

mengandung vitamin A serta C. walaupun kadar vitamin D ASI rendah, rakitis jarang terjadi

pada bayi yang mendapat ASI. Suplementasi vitamin D dianjurkan pada bayi yang meminum

ASI apabila ibu kurang mengandung vitamin D atau bayi kurang terpajan pada sinar matahari

karena warna kulit yang sangat gelap atau pemajanan cahaya matahari yang tidak memadai.

Devisiensi vitamin B12 juga dapat terjadi pada bayi yang menapat ASI apabila ibu bayi

merupakan vegetarian yang ketat.1

Apabila bayi tidak mendapat besi dari makanan, bayi aterm mulai kehilangan

simpanan besi mereka pada usia 4 bulan. Bagi semua bayi kecuali yang mendapat ASI

eksklusif, suplementasi besi dari satu atau lebih sumber, misalnya formula bayi, serealia yang

diperkuat besi, atau tetes fero sulfat, harus dimulai pada usia 4 sampai 6 bulan pada bayi

aterm dan 2 bulan pada bayi premature. Walaupun kandungan besi di dalam ASI lebih rendah

daripada dalam susu formula, bayi aterm yang mendapat ASI eksklusif tidak memerlukan

tambahan sumber besi karena sumber besi di dalam ASI memiliki bioavailibilitas yang lebih

besar. Namun, saat makanan padat dimulai dan asupan ASI berkurang, diindikasikan untuk

member makanan yang kaya mengandung besi, seperti pada anak yang mendapat susu

formula. Bayi premature yang mendapat ASI harus mendapat tetes besi setelah 2 bulan.1

Pada 4 bulan pertama, pemberian makanan padat tidak dianjurkan karena enzim-

enzim dalam saluran pencernaan belum cocok mencerna karbohidrat kompleks, pati, dan

protein, dan usus imatur yang memungkinkan melintasnya makromolekul menembus sawar

usus, mungkin menyebabkan bayi mudah alergi di kemudian hari.pada usia 406 bulan kepala

dan control oromotorik bayi sudah cukup berkembang untuk secara aktif ikut serta

menunjukkan kapan mereka lapar atau kenyang. Pada awalnya jumlah makanan yang

dikonsumsi kurang penting dibandingkan pengalaman makan. Waktu untuk makan haruslah

menyenangkan, aman, santai, dan interaktif.

Page 7: Makalah Blok 13 Bla

Pada usia 6 hingga 9 bulan, sebagian bayi sudah dapat duduk, memasukkan makanan

ke dalam mulut mereka dan memeganng sendok serta cangkir. Dengan latihan, pemakaian

cangkir dan sendok yang terkontrol biasanya tercapai pada usia 15 sampai 18 bulan.

Imunisasi untuk mendapatkan/ meningkatkan imunitas tubuh

Imunisasi adalah suatu tindakan untuk memberikan kekebalan dengan cara

memasukkan vaksin ke dalam tubuh manusia. Imunisasi bertujuan untuk menurunkan angka

kematian dan kesakitan serta mencegah akibat buruk lebih lanjut dari penyakit yang dapat

dicegah dengan imunisasi. Sasaran imunisasi adalah bayi (0-11 bulan), ibu hamil, anak dan

calon pengantin wanita. Imunisasi rutin secara dramatis telah menurunkan morbiditas dan

mortalitas akibat berbagai penyakit infeksi dan telah menjadi aspek penting dalam perawatan

kesehatan pediatric pencegahan. Untuk memaksimalakan efektivitas dan meminimalkan

toksisitas, rekomendasi mengenai jadwal, dosis, rute, dan tempat pemberian setiap imunisasi

harus diikuti. Penyuntikan subkutis dan intramuskularis biasanya diberikan pada paha atas

atau anterolateral pada bayi dan, apabila massa otot kurang memadai, di daerah deltoid pada

anak dan dewasa. 1-3

Imunisasi Pasif

Imunisasi pasif terjadi apabila seseorang menerima antibodi atau produk sel dari orang lain

yang telah mendapat imunisasi aktif. Imunisasi pasif sendiri terdiri dari imunisasi pasif

alamiah dan buatan.

Imunisasi pasif alamiah:

Imunitas maternal melalui plasenta. Antibodi dalam darah ibu merupakan proteksi

pasif kepada janin. IgG dapat berfungsi sebagai antitoksik, antivirus, antibaktericial terhadap

H, influenza B atau S, agalacti B. Ibu yang mendapat vaksinasi aktif akan memberikan

proteksi pasif kepada janin dan bayi.2,3

Imunitas maternal melalui kolostrum. ASI mengandung berbagai komponen sistem

imun. Beberapa di antaranya berupa Enchancement Growth Factor untuk bakteri yang

diperlukan dalam usus atau faktor yang justru dapat menghambat tumbuhnya kuman tertentu

(lisozim, laktoferin, interferon, makrofag, sel T, sel B, granulosit). Antibodi ditemukan dalam

ASI kadarnya lebih tinggi dalam kolostrum (ASI pertama setelah partus)3

Imnunisasi pasif buatan:

Immune Serum Globulin nonspesifik (Human Normal Immunoglobulin).

Imunisasi pasif tidak diberikan secara rutin, hanya diberikan dalam keadaan tertentu kepada

Page 8: Makalah Blok 13 Bla

penderita yang terpajan dengan bahan yang berbahaya terhadapnya dan sebagai regimen

jangka panjang pada penderita dengan defisiensi antibodi.

Preparat dibuat dari plasma atau serum yang dikumpulkan dari donor sehat atau

plasenta tanpa memperhatikan sudah atau belum divaksinasi/dalam atau tidak dalam masa

konvalesen suatu penyakit. Preparat harus bersih dari virus Hepatitis dan HIV/AIDS.

ISG digunakan untuk imunisasi pasif terhadap berbagai penyakit atau perawatan

penderita imunokompromais dan keadaan tertentu. Juga diberikan kepada penderita purpura.3

Immune Serum Globulin spesifik. Plasma atau serum yang diperoleh dari donor

yang dipilih sesudah imunisasi atau booster atau konvalesen dari suatu penyakit. Preparat

dapat diperoleh dalam jumlah besar hasil dari plasmaferesis.3

Imunisasi Aktif

Imunisasi aktif adalah timbulnya antibodi sebagai respons terhadap rangsangan

antigen. 3 Dalam imunisasi aktif untuk mendapatkan proteksi dapat diberikan vaksin

hidup/dilemahkan atau yang dimatikan. Vaksin yang baik harus mudah diperoleh, murah,

stabil dalam cuaca ekstrim dan nonpatogenik. Efeknya harus tahan lama dan mudah

direaktivasi dengan suntikan booster antigen. Imunisasi aktif yang alami didapatkan setelah

sakit, sedangkan imunisasi aktif yang buatan didapatkan melalui imunisasi/vaksinasi.

Jenis-Jenis Imunisasi

BCG (Bacillus Calmette Guerin)

Manfaat imunisasi BCG adalah mencegah penyakit TBC. Merupakan kuman hidup

TBC yang sudah dilemahkan. Pemberian dilakukan pada bayi berumur 2 bulan atau lebih,

disuntikkan di intrakutan sebanyak 0,05 ml di pangkal lengan atas kanan atau pangkal paha

atas. Reaksi lokal timbul setelah 6-8 minggu berupa luka. Sembuhnya luka ini tergantung

pada berat badan dan besar luka. Kemudian luka ini akan menjadi sikatriks dan berubah

menjadi jaringan parut (scar).

DPT (Difteri-Pertusis-Tetanus)

Bermanfaat mencegah penyakit difteri, pertusis dan tetanus. Pemberian dilakukan

sebanyak 6 kali, masing-masing saat berumur 3 bulan, 4 bulan, 5 bulan, 5 tahun (DT saja),

dan 10-12 tahun. Suntikkan diberikan di intramuskular lengan atas di muskulus deltoid atau

paha, sebanyak 0,5 ml. Reaksi yang muncul adalah demam.

Polio

Page 9: Makalah Blok 13 Bla

Bermanfaat mencegah penyakit Poliomielitis. Diberikan dalam 2 macam, berupa

virus hidup yang sudah dilemahkan (vaksin sabin) diberikan secara oral 2 tt atau virus mati

(killed vaccine), disebut vaksin salk diberikan secara parenteral.

Pemberian dilakukan sebanyak 6 kali, masing-masing pada umur 2 bulan (bisa bersama

BCG), umur 3 bulan (bisa bersama DPT 1), umur 4 bulan (bisa bersama DPT 2), umur 5

bulan (bisa bersama DPT III), umur 1 tahun, umur masuk sekolah (5 tahun).

Campak/Measles/Rubella

Bermanfat untuk mencegah penyakit campak. Berupa virus hidup yang sudah

dilemahkan. Pemberian dilakukan pada bayi berusia 9 bulan. Disuntikkan di subkutan

sebanyak 0,5 ml. Reaksinya berupa demam ringan selama 5-7 hari setelah pemberian

imunisasi.

Hepatitis B (rekombinan)

Bertujuan untuk mencegah penyakit Hepatitis B. Diberikan berupa purified surfaced

virus. Disuntikkan di intamuskular sebanyak 0,5 ml. Pemberian dilakukan sebanyak 3 kali,

yang pertama adalah sesegera mungkin setelah kelahiran, yang kedua adalah 1 bulan setelah

suntikan pertama, dan yang ketiga adalah 6 bulan setelah suntikan pertama.

TIPA

Manfaatnya untuk mencegah penyakit demam tifoid dan demam paratifoid.

Disuntikkan di subkutan, dan diberikan sebanyak 3 kali. Yang pertama ketika berumur 21

bulan/lebih, yang kedua berumur 2 tahun/lebih, yang ketiga umur 5 tahun/lebih.

MMR (Measles-Mumps-Rubella)

Bermanfaat untuk mencegah penyakit campak, gondong, dan campak jerman. Usia

pemberian adalah 15-24 bulan/lebih. Disuntikkan di subkutan.

HIB

Bermanfaat untuk mencegah penyakit infeksi E.C Hemophilus influenzae tipe B

seperti meningitis, septisemia, selulitis, adtritis, epiglotis, dsb.

Diberikan pada anak usia :

0-6 bulan : 3x interval 1 bulan, buster umur 18 bulan

6-12 bulan : 2x interval 1 bulan, buster umur 18 bulan

12-60 bulan : 1x

Varicella (cacar air)

Manfaatnya untuk mencegah infeksi varisella. Disuntikkan di subkutan, diberikan

pada umur lebih dari 1 tahun, dan lakukan pengulangan di umur 18 tahun.

Page 10: Makalah Blok 13 Bla

Tabel 1. Imunisasi Wajib yang Diberikan pada Bayi (0-11 bulan)4

Vaksin Pemberian Selang Waktu

Pemberian

(Minimal)

Umur Penyakit yang Bisa Dicegah

HB 0 1 kali - 0-7 hari Mencegah kerusakan hati

BCG 1 kali - 0-11 bulan Mencegah TBC

HB 1,2,3 3 kali 4 minggu 2-11 bulan Mencegah kerusakan hati

DPT

1,2,3

3 kali 4 minggu 2-11 bulan Mencegah:

Difteri (penyumbatan jalan napas)

Pertusis (batuk rejan/batuk 100

hari)

Tetanus

Polio

1,2,3

3 kali 4 minggu 2-11 bulan Mencegah polio (lumpuh layu pada

tungkai kaki & lengan tangan)

Campak 1 kali - 9-11 bulan Mencegah campak (radang paru,

radang otak, & kebutaan)

Tabel 2. Imunisasi pada Anak Sekolah Dasar Kelas I-VI, Calon Pengantin dan Ibu Hamil

Vaksin Pemberian Selang Waktu

Pemberian

(Minimal)

Umur Penyakit yang Bisa Dicegah

DT 2 kali 4 minggu Anak SD

Kelas I

Mencegah:

Difteri (penyumbatan jalan napas)

Tetanus

TT 2 kali 4 minggu Anak SD

Kelas VI

(wanita)

Mencegah tetanus toksoid

Page 11: Makalah Blok 13 Bla

TT (Calon

pengantin)

2 kali 4 minggu Sebelum

menikah

Mencegah tetanus toksoid

TT (Ibu

hamil)

2 kali 4 minggu Mencegah tetanus toksoid

Pemeriksaan Antopometri dan Denver

Pemeriksaan Antopometri dan Pemeriksaan Denver merupakan pemeriksaan yang

sangat penting untuk memeriksa hubungan status gizi pada anak yang akan sangat

mempengaruhi baik pertumbuhan tubuh/ fisik dan pertumbuhan secara intelegensi. Keduanya

akan sangat berhubungan karena pertumbuhan fisik tentu saja secara langsung mempengaruhi

kemampuan intelegensi anak tersebut, baik itu motorik, ataupun perkembangan lainnya.

Antropometri

Secara umum antropometrik artinya ukuran tubuh manusia. ditinjau dari sudut

pandang gizi, maka antropometrik gizi berhubungan dengan berbagai macam pengukuran

dimensi tubuh dan komposisi tubuh dari berbagai tingkat umur dan tingkat gizi. Hasil

pengukuran yang spesifik mengenai ukuran dan perubahan proporsi tubuh merupakan

indicator penting bagi status gizi. Pengukuran ini meliputi :5,6

1. Berat dan tinggi badan, dimana digunakan untuk menghitung indeks massa tubuh

pada orang dewasa ( berat/ tinggi 2), dan sebagai indicator tubuh kurus (wasting)

dan tubuh pendek (stunting) pada anak.

2. Lingkar bagian tubuh, dimana Lingkar lengan atas dapat menunjukkan gizi kurang

pada anak; rasio pinggang dan rasio panggul merupakan indicator adipositas

sentral pada orang dewasa.

3. Ketebalan lipatan kulit, merupakan ukuran jaringan adipose subkutan, dan jika

diukur pada tempat yang sesuai ( dipertengahan biseps, di pertengahan triseps,

subskapula, dan suprailiaka) dapat digunakan untuk menghitung persentase lemak

tubuh.

Ada juga factor-faktor yang mempengaruhi pengukuran antropometrik, yang dibagi

menjadi factor internal, yang terdiri dari factor genetic, obstrektik, dan gender. Ada juga

factor eksternal, seperti pola makan, obat-obatan, lingkungan, maupun penyakit.

Page 12: Makalah Blok 13 Bla

Cara pengukuran Antropometri

Tinggi dan berat badan merupakan ukuran yang paling sering digunakan, karena

peralatan yang diperlukan relative sederhana dan tersedia secara luas. Timbangan badan,

stadiometer, dan alat pengukur tinggi badan jenis apapun harus dikalibrasi secara berkala.5

Pada anak, tersedia grafik pertumbuhan untuk mengeplot serangkaian hasil

pengukuran tinggi/panjang badan, berat badan, dan juga lingkar kepala selama pertumbuhan

dan perkembangan. Pertumbuhan harus mengikuti suatu persentil, dan penyimpangan yang

cukup besar perlu diselidiki lebih lanjut.

Lingkar kepala dihubungan dengan ukuran otak dan tulang tengkorak. Ukuran tak

meningkat secara cepat selama tahun pertama, tetapi besar lingkar kepala tidak

menggambarkan keadaan kesehatan dan gizi. Bagaimanapun ukuran otak dan lapisan tulang

kepala dan tengkorak dapat bervariasi sesuai dengan keadaan gizi.

Tinggi lutut erat hubungannya dengan tinggi badan. Dapat digunakan untuk

mengukur tinggi badan seseorang dengan kelainan tulang sehingga tak dapat berdiri tegak.

Hal ini dapat dilakukan untuk melakukan pengukuran terhadap anak yang belum bisa berdiri,

atau kepada lansia yang sudah tidak dapat berdiri tegak.

Panjang/rentang depa, berhubungan erat dengan tinggi badan yaitu dapat

menggantikan tinggi badan bila tinggi badan actual tidak dapat diukur. Panjang/rentang depa

terutama berguna untuk menilai tinggi badan pada usia dewasa muda .

Panjang badan & tinggi badan, diterapkan dengan cara dimana untuk mengukur

panjang badan, subjek terlentang dan kemudian menggunakan pengukur panjang pada subjek

yang berusia dibawah 2 tahun. Dan tinggi badan diukur dengan berdiri bagi subjek yang

berusia di atas 2 tahun. Namun cara ini harus diperlakukan dengan sangan hati-hati karena

ada perbedaan antara etnik dan genetic.

Berat badan, digunakan untuk menunjukkan jumlah otot, lemak, air, mineral massa

tulang. Ada baiknya pengukuran dilakukan setelah subjek buang air besar dan sebelum

makan untuk mencegah hasil yang tidak maksimal.

IMT ( Indeks Massa Tubuh) digunakan dalam komparasi internasional, tetapi

memang memiliki kelemahan:

Page 13: Makalah Blok 13 Bla

1. Hubungan antara kelebihan berat dan deposit lemak mungkin tidak berlaku bagi

individu berotot.

2. Pada subjek yang lebih tua (lansia), berkurangnya tinggi badan dapat memberikan

hasil pengukuran yang tidak tepat.

IMT digunakan cenderung terhadap orang dewasa, dengan menggunakan tinggi dan

berat badan, dengan cara membagi berat badan (kilogram) dengan tinggi6 (meter).

Kategori Kisaran IMT( kg/m2)

Berat badan kurang <18,5

Berat badan normal 18,5-22,9

Berat badan berlebih ≥23,0

Preobesitas 23,0-24,9

Obesitas 1 25,0-29,9

Obesitas 2 ≥30,0

Tabel 3. Klasifikasi IMT untuk asia pasifik (WHO IOTF 2003)

Lingkar pinggang, diukur pada titik pertengahan antara batas bawah tulang rusuk

dan Krista iliaka yang diambil pada akhir ekspirasi, mencerminkan adipositas visceral, dan

peka terhadap perubahan berat badan. Berdasarkan lingkar pinggang, telah didefinisikan

istilah level tindakan yang berkaitan dengan tingkat resiko terhadap kesehatan.

Lingkar panggul diukur pada bagian terbesar dari pantat, maka rasio antara lingkar

pinggang dan lingkar panggul dapat menunjukkan distribusi lemak tubuh antara daerah

sentral dan perifer. Rasio di atas 0,8 pada wanita dan 0,9 pada pria dijadikan sebagai patokan

obesitas abdomen diamana semakin tinggi nilainya, semakin tinggi tingkat resikonya.

Lingkar lengan atas (LiLA) adalah ukuran lingkar pada titik pertemgahan lengan

atas, yang digunakan bersama hasil pengukuran lemak tubuh subkutan ( menggunakan

ketebalan lipatan kulit pada pertengahan triseps) untuk mengukur lingkar otot lengan, dan

dengan demikian dapat menunjukkan kondisi tubuh yang kurus.5,6

Page 14: Makalah Blok 13 Bla

Level Tindakan Lingkar Pinggang Lingkar pinggang

- Wanita - Pria

Normal < 80 cm <94 cm

Level 1- tidak ada kenaikan 80- 88 cm 94-102 cm

berat badan lebih lanjut

Level 2- resiko tinggi , perlu >88 cm >102 cm

nasihat medis

Tabel 4. Level tindakan untuk penurunan berat badan, berdasarkan lingkar pinggang.

Sumber : At a Glance Ilmu Gizi

Test skrining perkembangan menurut denver (denver developmental screening

test/DDST)

Denver II (DDST II) adalah revisi utama dari standarisasi ulang dari Denver

developmental screening Test (DDST) dan Revised Denver Developmental Screening Test

(DDST-R). DDST adalah salah satu metode skrining terhadap kelainan perkembangan anak.7

Tujuan dari DDST II adalah untuk mengetahui dan mengikuti proses perkembangan anak

dan untuk mengatasi secara dini bila ditemukan kelainan perkembangan.

Manfaat dari DDST II adalah untuk mengetahui tahap perkembangan yang telah dicapai

anak, untuk menemukan adanya keterlambatan perkembangan anak sedini mungkin, dan

untuk meningkatkan kesadaran orang tua atau pengasuh anak untuk berusaha menciptakan

kondisi yang menguntungkan bagi perkembangan anak.8

DDST II terdiri dari 2 tahap, yaitu:

- Tahap pertama : secara periodic dilakukan pada semua anak yang berusia :

3 – 6 bulan

9 – 12 bulan

18 – 24 bulan

3 tahun

Page 15: Makalah Blok 13 Bla

4 tahun

5 tahun

- Tahap kedua : dilakukan pada mereka yang dicurigai adanya hambatan perkembangan

pada tahap pertama, kemudian dilanjutkan dengan evaluasi diagnostic yang lengkap.7

Ada 125 tugas perkembangan yang dinilai, yang dikelompokkan menjadi 4 sektor, yaitu :

1. Sektor personal social.

Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan mandiri bersosialisasi dan berinteraksi

dengan lingkungan.

2. Sektor gerakan motor halus.

Yaitu aspek yang berhubungan dengan kemampuan anak untuk mengamati sesuatu,

melakukan kegiatan yang melibatkan gerakan-gerakan tubuh tertentu yang dilakukan otot-

otot kecil tetapi memerlukan koordinasi yang cermat. Contohnya koordinasi mata, tangan,

memainkan, menggunakan benda-benda kecil.

3. Sektor bahasa.

Yaitu kemampuan untuk memberikan reflek terhadap suara, mengikuti perintah dan berbicara

spontan.

4. Sektor gerakan motor kasar.

Yaitu aspek yang berhubungan dengan pergerakan dan sikap tubuh dan biasanya memerlukan

tenaga karena dilakukan otot-otot besar. Contohnya duduk, melompat, berjalan, dll.

Persiapan yang dilakukan saat akan melakukan tes Denver:8

1. Usahakan test perkembangan dilakukan pada tempat yang tenang / tidak bising, dan

bersih.

Page 16: Makalah Blok 13 Bla

2. Sediakan meja tulis dengan kursinya dan matras.

3. Formulir Denver.

Sumber, images.google.com

4. Mengkaji kegiatan anak yang meliputi 4 sektor yang dinilai.

5. Dekat dengan anak.

6. Menjelaskan pada orang tua bahwa DDST bukan test IQ.

7. Lingkungan diatur supaya anak merasa nyaman dan aman selama dilakukan test.

Alat –alat yang digunakan : 8

1. Gulungan benang wol merah (diameter 10 cm)

2. Kismis/manik-manik

3. 10 buah kubus warna merah, kuning, hijau, biru 2,5 cm x 2,5 cm

Page 17: Makalah Blok 13 Bla

4. Kerincing dengan gagang yang kecil

5. Botol kaca kecil dengan diameter lubang 1,5 cm

6. Bel/lonceng kecil

7. Bola tennis

8. Pensil merah

9. Boneka kecil dengan botol susu

10. Cangkir plastic dengan gagang / pegangan

11. Kertas kosong

Prosedur yang harus dilakukan :8

1. Sapa orang tua / pengasuh anak dengan ramah.

2. Jelaskan maksud dan tujuan test DDST pada orang tua.

3. Buat komunikasi yang baik dengan anak.

4. Hitung umur anak dan buat garis umur.

- Instruksi umum : catat nama anak, tanggal lahir, dan tanggal pemeriksaan pada formulir.

- Umur anak dihitung dengan cara tanggal pemeriksaan dikurangi tanggal lahir.

5. Bila anak lahir prematur, koreksi factor prematuritas. Untuk anak yang lahir lebih dari 2

minggu sebelum tanggal perkiraan dan berumur kurang dari 2 tahun, maka harus

dilakukan koreksi.

6. Tarik garis umur dari atas ke bawah dan cantumkan tanggal pemeriksaan pada ujung atas

garis umur. Formulir Denver dapat digunakan untuk beberapa kali, gunakan garis umur

dengan warna yang berbeda.

7. Siapkan alat yang dapat dijangkau anak, beri anak beberapa mainan dari kit sesuai dengan

apa yang ingin ditestkan.

8. Lakukan tugas perkembangan untuk tiap sektor perkembangan dimulai dari sektor yang

paling mudah dan dimulai dengan tugas perkembangan yang terletak disebelah kiri garis

umur, kemudian dilanjutkan sampai ke kanan garis umur.

- Pada tiap sektor dilakukan minimal 3 tugas perkembangan yang paling dekat disebelah

kiri garis umur serta tiap tugas perkembanagan yang ditembus garis umur.

Page 18: Makalah Blok 13 Bla

- Bila anak tidak mampu untuk melakukan salah satu uji coba pada langkah i (gagal /

menolak / tidak ada kesempatan), lakukan uji coba tambahan kesebelah kiri garis umur

pada sektor yang sama sampai anak dapat ”lulus” pada 3 tugas perkembangan.

- Bila anak mampu melakukan salah satu tugas perkembangan pada langkah i, lakukan

tugas perkembangan tambahan kesebelah kanan garis umur pada sektor yang sama

sampai anak :gagal” pada 3 tugas perkembangan.

9. Beri skor penilaian dan catat pada formulir DDST.

Hal – hal yang perlu diperhatikan8

1. Selama test berlangsung, amati perilaku anak. Apakah ada perilaku yang khas,

dibandingkan anak lainnya. Bila ada perilaku yang khas tanyakan kepada orang tua /

pengasuh anak, apakah perilaku tersebut merupakan perilaku sehari-hari yang dimiliki

anak tersebut.

2. bila test dilakukan sewaktu anak sakit, merasa lapar dll, dapat memberikan perilaku yang

mengahambat test.

3. Mulai dengan menyuruh anak melakukan yang mudah untuk memberi rasa percaya diri

dan kepuasan orang tua.

4. Memberikan pujian walaupun gagal melakukan.

5. Jangan bertanya yang mengarah ke jawaban.

6. Intepretasi harus dipertimbangkan sebelum memberitahu orang tua bahwa test hasil

normal atau abnormal.

7. Tidak perlu membahas setiap item pada orang tua.

8. Pada akhir test, tanyalah orang tua apakah penampilan anak merupakan kemampuan atau

perilaku pada waktu lain.

Penilaian7,8

1. Passed atau lulus (P/L). Anak melakukan uji coba dengan baik, atau ibu / pengasuh anak

memberi laporan (tepat / dapat dipercaya bahwa anak dapat melakukannya).

2. Failure atau gagal (F/G). Anak tidak dapat melakukan uji coba dengan baik atau ibu /

pengasuh anak memberi laporan (tepat) bahwa anak tidak dapat melakukannya dengan

baik.

Page 19: Makalah Blok 13 Bla

3. Refuse atau menolak (R/M). Anak menolak untuk melakukan uji coba. Penolakan dapat

dikurangi dengan mengatakan kepada anak “apa yang harus dilakukan”, jika tidak

menanyakan kepada anak apakah dapat melakukannya (uji coba yang dilaporkan oleh

ibu / pengasuh anak tidak diskor sebagai penolakan).

4. By report berarti no opportunity (tidak ada kesempatan). Anak tidak mempunyai

kesempatan untuk melakukan uji coba karena ada hambatan. Skor ini hanya boleh dipakai

pada uji coba dengan tanda R.

Dalam pelaksanaan skrining dengan DDST ini, umur anak perlu ditetapkan terlebih

dahulu, dengan menggunakan patokan 30 hari untuk satu bulan dan 12 bulan untuk satu

tahun. Bila dalam perhitungan umur kurang dari 15 hari dibulatkan ke bawah dan sama

dengan atau lebih dari 15 hari dibulatkan ke atas.

Perhitungan umur adalah sebagai berikut:

Misalnya budi lahir pada tanggal 23 mei 1992 dari kehamilan yang cukup bulan dan tes

dilakukan pada tanggal 5 oktober 1994, maka perhitungannya sebagai berikut:

1994 – 10 – 5 (saat tes dilakukan)

1992 – 5 – 23 (tanggal lahir budi)

-------------------------- -

2 – 4 – 12

Umur budi adalah 2 tahun 4 bulan 12 hari, karena 12 hari lebih kecil dari 15 hari, maka

dibulatkan ke bawah sehingga umur budi adalah 2 tahun 4 bulan. Kemudian di tarik garis

vertical pada formulir DDST yang memotong kotak – kotak tugas perkembangan pada ke

– 4 sektor. Tugas – tugas yang terletak di sebelah kiri garis itu, pada umumnya telah dapat

dikerjakan oleh anak – anak seusia budi. Apabila budi gagal mengerjakan beberapa tugas

– tugas tersebut (F), amka berarti suatu keterlambatan pada tugas tersebut. Bila tugas –

tugas yang gagal dikerjakan berada pada kotak yang terpotong oleh garis vertical umur,

maka ini bukan suatu keterlambatan, karena pada control lebih lanjut masih mungkin

terdapat perkembangan lagi. Begitu pula pada kotak – kotak di sebelah kanan garis umur.

Pada ujung kotak sebelah kiri terdapat kode – kode R dan nomor. Kalau terdapat kode R

maka tugas perkembangan cukup ditanyakan pada orang tuanya, sedangkan bila terdapat

kode nomor maka tugas perkembangan di tes sesuai petunjuk dibaliknya formulir.

Page 20: Makalah Blok 13 Bla

Interpretasi penilaian individual :8

1. Lebih (advanced)

Bilamana seorang anak lewat pada uji coba yang terletak di kanan garis umur,

dinyatakan perkembangan anak lebih pada uji coba tersebut.

Sumber, http://isyroyhanaty.files.wordpress.com/2010/08/ddst-ii.pdf

2. Normal

Bila seorang anak gagal atau menolak melakukan tugas perkembangan di sebelah kanan

garis umur di kategorikan sebagai normal

Sumber, http://isyroyhanaty.files.wordpress.com/2010/08/ddst-ii.pdf

Demikian juga bila anak lulus (P), gagal (F) atau menolak (R) pada tugas perkembangan

dimana garis umur terletak antara persentil 25 dan 75 %, maka dikategorikan sebagai

normal.

Sumber, http://isyroyhanaty.files.wordpress.com/2010/08/ddst-ii.pdf

Page 21: Makalah Blok 13 Bla

3. Caution / peringatan

Bila seorang anak gagal (F) atau menolak (R) tugas perkembangan, dimana garis umur

terletak pada atau anatara persentil 75 dan 90 %.

Sumber, http://isyroyhanaty.files.wordpress.com/2010/08/ddst-ii.pdf

4. Delay / keterlambatan

Bila seorang anak gagal (F) atau menolak (R) melakukan uji coba yang terletak lengkap

disebelah kiri garis umur.

Sumber, http://isyroyhanaty.files.wordpress.com/2010/08/ddst-ii.pdf

5. No opportunity / tidak ada kesempatan.

Pada tugas perkembangan yang berdasarkan laporan, orang tua melaporkan bahwa

anaknya tidak ada kesempatan untuk melakukan tugas perkembangan tersebut. Hasil ini

tidak dimasukkan dalam mengambil kesimpulan.

Page 22: Makalah Blok 13 Bla

Sumber, http://isyroyhanaty.files.wordpress.com/2010/08/ddst-ii.pdf

Hasil- hasil Penilaian :8

1. Normal

- Bila tidak ada keterlambatan dan atau paling banyak satu caution.

- Lakukan ulangan pada kontrol berikutnya.

2. Suspect / di duga

- Bila didapatkan ≥ 2 caution dan / atau ≥ 1 keterlambatan.

- Lakukan uji ulang dalam 1 – 2 minggu, sambil melatih keterlambatannya.

3. Untestable / tidak dapat diuji

- Bila ada skor menolak pada ≥ 1 uji coba tertelak disebelah kiri garis umur atau menolak

pada > 1 uji coba yang ditembus garis umur pada daerah 75–90%.

- Lakukan uji ulang dalam 1 – 2 minggu.

Daftar Pustaka

1. Rudolph, AM. Buku ajar pediatric Rudolph. Jakarta : Penerbit EGC ; 2006. Hal 3-

285.

2. Efendi F, Makhfudli. Keperawatan kesehatan komunitas teori dan praktik dalam

keperawatan. Jakarta: Salemba Medika, 2009.

3. Baratawidjaja, Karnen Garna, Rengganis Iris. Imunologi dasar. Edisi VIII. Jakarta:

Balai Penerbit FK UI; 2009, 559-619.

4. Depaetemen Kesehatan RI. Buku kesehatan ibu dan anak. Departemen Kesehatan RI

dan Japan International Cooperation Agency, Jakarta 2009.

5. Barasi ME. At a glance Ilmu gizi. Jakarta: Penerbit Erlangga; 2007.h. 8-11.

Page 23: Makalah Blok 13 Bla

6. Fatmah SKM. Gizi usia lanjut. Jakarta : Penerbit Erlangga; 2010.h. 36-50.

7. Soetjiningsih, Ranuh NG. Tumbuh kembang anak. 1th ed. Jakarta: EGC;1995.p…

8. Denver Development Screening Test II, di unduh dari

http://isyroyhanaty.files.wordpress.com/2010/08/ddst-ii.pdf tanggal 15 Januari 2012.

9.