Ppt Kuliah Blok 13

51
Pemeriksaan Hematologi Khusus, Sputum dan Faeces dr.Rini Nindela Bagian/Departemen Patologi Klinik FK UNSRI

Transcript of Ppt Kuliah Blok 13

Pemeriksaan Hematologi Khusus, Sputum dan Faecesdr.Rini Nindela Bagian/Departemen Patologi Klinik FK UNSRI

Pemeriksaan Hematologi Pem.darah rutin Pem.darah lengkap: Hb, Ht, LED, jumlah Eri, Leu, Tromb, diff.count, Indeks eritrosit (MCV, MCH, MCHC) Pem.darah khusus: retikulosit apusan sumsum tulang dan darah tepi Hb elektroforesis uji fungsi koagulasi dan evaluasi anemia defisiensi besi

Retikulosit

Pemeriksaan Retikulosit Proses pematangan RBC nukleus dikeluarkan sisa fragmen mitokondria dan rRNA Sel RBC normal beredar di sirkulasi 1-2 hari sebagai retikulosit baru berubah menjadi bentuk matang Pemeriksaan dgn pewarnaan supravital (brilliant cressyl blue atau new methylene blue) Normal bila didapat 0,5%-2,5% RBC yg beredar adlh retikulosit Meningkat bila terjadi kerusakan atau kehilangan RBC dan sumsum tulang sedang mengompensasi dgn meningkatkan produksi

Evaluasi Sitologi Sumsum Tulang Komposisi sumsum tulang: sel-sel dan lemak, dgn perbandingan 1:1 atau 2:1 Rasio sel terhadap lemak yg > 2:1 disebut hiperselularitas Jumlah sel darah putih berinti dan sel darah merah berinti dgn perbandingan 2:1-3,5:1 rasio M:E (rasio mieloid:eritroid) Penentuan urutan teratur eritropoiesis dan mielopoiesis, jumlah dan hitung jenis Setiap sel nonhematopoietik abnormal dicatat

Aspirasi dan Biopsi Sumsum Tulang

Jarum digunakan untuk menghisap sejumlah kecil cairan sumsum tulang dari crista iliaca anterior/posterior dan sternum. Biopsi sumsum tulang sering dilakukan bersamaan dengan mengambil sedikit bagian jaringan tulang

Evaluasi Sitologi Sumsum Tulang Contoh temuan abnormal: Thalassemia: hiperplasia eritroid, hemosiderosis Leukemia mielositik kronik (LMK): hiperseluler, hiperplasia granulositik dari seri basofil, eosinofil dan neutrofil Leukemia limfoblastik akut (LLA): hiperselular dengan limfoblas yang sangat banyak, lebih dari 90% sel berinti pada LLA dewasa

Apusan Darah TepiTujuan: 1. Evaluasi morfologi dari sel darah tepi (eritrosit,trombosit,dan leukosit) 2. Hitung jenis leukosit (diff.count) 3. Identifikasi parasit (misal : malaria, microfilaria, dan trypanosoma) Pengecatan: Wright/Giemsa Dibaca dgn perbesaran lensa objektif 100x

Abnormalitas Eritrosit Hipokrom dapat ditemukan pada anemia defisiensi Fe, sickle cells anemia, thalassemia, atau anemia karena penyakit kronis. Selain dari apusan, dapat juga kita lihat dari hasil pemeriksaan darah MCH 20% sel blas: leukemia

Abnormalitas Trombosit

P. falciparum

Elektroforesis Hb Analisis Elektroforesis Hb mrpkn pemeriksaan untuk mendeteksi macam-macam Hb baik Hb yg abnormal (misal HbS dan HbC) maupun komposisi Hb normal secara kualitatif atau semi-kuantitatif Manfaat: mendiagnosis hemoglobinopati dan thalassemia, dan evaluasi kondisi anemia hemolitik

Prinsip Pemeriksaan Elektroforesis Hb Elektroforesis adalah pergerakan molekul yang bermuatan listrik dalam medan listrik. Pada pH 8 (alkali), Hb akan bermuatan negatif dan akan bergerak ke anoda. Perbedaan kecepatan dari pergerakan hemoglobin berbeda, sesuai dengan besar muatan negatif yang dimiliki. Pada Hb F, muatan negatifnya lebih kecil dibanding Hb A, sehingga kecepatan bergeraknya juga lebih lambat. Perbedaan molekul Hb akan berbentuk garis/band yang tampak jelas bila diwarnai. Selanjutnya, hasil uraian dibandingkan dengan standar Hb yang sudah diketahui pada waktu penentuan yang sama

Interpretasi Hasil Elektroforesis HbPada dewasa normal: Hb A: 95%-98% Hb A2: 2%-3% Hb F: 0.8%-2% Hb S: 0% Hb C: 0%Pada bayi dan anak: Hb F (newborn): 50%-80% Hb F (6 months): 8% Hb F (over 6 months): 1%-2%

Abnormalitas pd anemia hemolitik: Thalasemia beta mayor: HbF 10-90% HbS: sickle-cell anemia HbC: Hemoglobin C disease

Uji Fungsi Koagulasi Bleeding time (BT) Platelet aggregation test Clotting time (CT) Partial thromboplastin time (PTT) Prothrombin time (PT) dan international normalized ratio/INR Thrombin time (TT) Fibrinogen D-dimer

Evaluasi Anemia Defisiensi Besi Red cell distribution width (RDW) Saturated iron (SI) Total iron binding capacity (TIBC) Ferritin serum Saturasi Transferin

Pemeriksaan Feses Orang dewasa rata2 mengeluarkan 100-300 g feses setiap hari 70% air, 30% residu sayuran, lemak, sel epitel, bakteri, debris, dll. Pemeriksaan : a. Makroskopik b. Mikroskopik c. Lainnya: misal darah samar (occult blood)

Persiapan Sampel Pengambilan: melalui defekasi spontan atau rectal touche, bersifat sewaktu Pengiriman: menggunakan wadah kaca atau bahan lain yg tdk tembus Hendaknya diperiksa dlm keadaan segar, pilihlah bagian yg paling mungkin menunjukkan kelainan, misalnya bagian yg bercampur darah/lendir

Pemeriksaan Makroskopik Warna: normal kuning-coklat krn adanya sterkobilin Bau: disebabkan oleh indol, skatol dan asam butirat Konsistensi: normal agak lunak dan mempunyai bentuk Lendir/darah seharusnya tidak ada Cacing

Pemeriksaan Mikroskopik Protozoa dan telur cacing Eritrosit Leukosit, khususnya makrofag, pada disentri basiler dan kolitis ulserosa ditemukan dlm jumlah besar Sel epitel, berasal dr dinding usus, meningkat bila terjadi iritasi/inflamasi Kristal-kristal, tdk trlalu penting scr klinis krn pada feses normal pun mgkn ditemukan kristal tripelfosfat, ca-oxalat dan asam lemak Sisa makanan, skrining efisiensi pencernaan

Pemeriksaan Darah Samar (Occult Blood Test) Tujuan: utk mendeteksi adanya perdarahan sal.cerna, perdarahan yg besar (>150 ml) dpt langsung diketahui scr makroskopik, tp bila perdarahan 0,05 mg Hb/g feses)

Metode fluorometrik: lebih sensitif (bisa mendeteksi mulai dari 0,01 mg Hb/g feses), sgt baik utk mengevaluasi anemia atau defisiensi besi krn scra kuantitatif dpt mengetahui berapa banyak darah yg keluar Metode radiolabel eritrosit: hasil kuantitatif tp pemeriksaan lama dan mahal

Pemeriksaan Feses lainnya Deteksi antigen H.pylori (penyebab tersering gastritis ulkus peptikum dan kanker lambung) dgn teknik ELISA dan Imunokromatografi Deteksi adanya C.difficile (menyebabkan diare, kolitis pseudomembranosa, kolitis ulserativa dan penyakit Crohns) melalui kultur dan pewarnaan Gram, deteksi antigen, atau antibodi terhadap toksinnya, dgn metode ELISA, serta metode PCR

Pemeriksaan Sputum Sputum adlh bahan yg disekresikan oleh saluran trakeobronkus dan dikeluarkan melalui batuk Pemeriksaan: a. Makroskopik b. Mikroskopik

Pemeriksaan Makroskopik Warna: Kuning-hijau (purulen): proses infeksi misal pada pneumonia bakterialis akut Merah-coklat: mengandung darah Bau: bau busuk dpt ditemukan pd abses paru, tumor yg nekrosis, empyema Jumlah: scra kasar setara dgn keparahan penyakit, jmlh yg besar (>100 ml/24 jam) pd abses paru, bronkiektasis (sputum 3 lapis), edema pulmonum, Tb paru lanjut

Batuk yg mengeluarkan darah: hemoptisis

Pemeriksaan Mikroskopik Pewarnaan: Papanicolau (utk sitologi), Gram: (+) violet, (-) merah (utk infeksi bakteri misal pneumonia, utk spiral Cruschmann), BTA: BTAmerah, bakteri tidak tahan asambiru (utk M. tuberculosis) Wright/Giemsa PAS (utk Pneumocystis carinii), Sudan red (utk pneumonia lipoid)